Februari 2015 Dampak Pemenuhan Kebutuhan Spiritual pada Penderita Gagal Ginjal Tahap Akhir yang Menjalani Hemodialisis di RSUD Kota Salatiga Anggareta Rasikawati*) email : [email protected] Gipta Galih Widodo, S.Kp.,M.Kep.,Sp.KMB**), Zumrotul Choiriyah, S.Kep.,Ns.,M.Kes **) *) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran Jl. Gedongsongo-Candirejo, Ungaran, Kab. Semarang, Jawa Tengah ABSTRACT The impact of spiritual fulfillment means something that comes after the fulfillment of the spiritual needs. Religious belief can give meaning, hope, and comfort in a situation of suffering or at a terminal disease like end-stage renal disease. The purpose of this study is to determine the impact of spiritual fulfillment for patients with end-stage renal disease undergoing hemodialysis in Salatiga hospital. This study was a qualitative research with a phenomenological approach. The population in this study was the patients with end-stage renal disease undergoing hemodialysis in Salatiga hospital as many as 50 people. The samples were 3 participants. The sampling technique used snowball sampling. The study was conducted by doing interview and observation. The results showed that the impact of spiritual fulfillment in the patients with end stage-renal disease undergoing hemodialysis included verbalization distress (adaptive and maladaptive) and behavioral changes (adaptive and maladaptive). Based on the research, nurses in hemodialysis units need to provide interventions about spiritual needs to improve care for patients with end-stage renal disease who undergo hemodialysis to determine the impact of the patient’s spiritual fulfillment. Keywords : Spiritual, Distress Verbalization, Behavioral Changes, ESRD, Hemodialysis ABSTRAK Dampak pemenuhan kebutuhan spiritual merupakan sesuatu yang muncul setelah adanya pemenuhan kebutuhan spiritual tersebut. Keyakinan agama dapat memberikan makna, harapan, dan kenyamanan dalam situasi penderitaan atau pada penyakit terminal gagal ginjal tahap akhir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak spiritual pada penderita gagal ginjal tahap akhir yang menjalani hemodialisis di RSUD Kota Salatiga. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita gagal ginjal tahap akhir yang menjalani hemodialisis di RSUD Kota Salatiga sebanyak 50 orang. Sampelnya 3 orang partisipan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah snowball sampling. Penelitian dilakukan dengan wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dampak pemenuhan kebutuhan spiritual pada penderita gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis meliputi verbalisasi distres (yang adaptif dan maladaptif) dan perubahan perilaku (yang adaptif dan maladaptif). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, perawat di unit hemodialisa perlu memberikan intervensi terhadap kebutuhan spiritual untuk meningkatkan perawatan pada penderita gagal ginjal tahap akhir yang menjalani hemodialisis dengan mengetahui dampak dari pemenuhan kebutuhan spiritual pada pasien. Kata Kunci : Spiritual, Verbalisasi Distres, Perubahan Perilaku, Gagal Ginjal Tahap Akhir, Hemodialisis PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten dan irreversible. (Mansjoer, 2007). Gagal ginjal kronis termasuk salah satu penyakit terminal. Pada penderita gagal ginjal tahap akhir, pasien pasti akan meninggal kecuali bila mendapat pengobatan dalam bentuk tlansplantasi ginjal atau dialisis secara terus menerus untuk menyambung hidupnya (Wilson, 2005). Sharif Nia (2012: Vol. 5, Issue 1) menunjukkan bahwa perawatan telah terbatas pada kebutuhan fisik, sementara pembelajaran aspek spiritual dalam keperawatan dan informasi tentang spiritualitas dilupakan. Spiritualitas tidak hanya pengaruh pada jiwa kesehatan, tetapi juga meningkatkan kondisi fisik individu. Sayangnya, kebutuhan spiritual pasien di rumah sakit sering diabaikan. Spiritual adalah keyakinan dalam hubungannya dengan yang Maha Kuasa. Keyakinan eksistensial dan agama dapat memberikan makna, harapan, dan kenyamanan, bahkan dalam situasi penderitaan yang ekstrim. Pandangan spiritual membantu orang untuk menghargai diri mereka sendiri dan kehidupan mereka saat berada pada penyakit terminal gagal ginjal tahap akhir. Menderita sakit gagal ginjal tahap akhir sering kali membuat individu merasa kehilangan kebebasan pribadi. Kebiasaan hidup sehari-hari juga berubah, antara lain tidak dapat menghadiri suatu acara atau mengikuti kegiatan keagamaan. Terpisahnya klien dari ikatan spiritual dapat berisiko terjadinya perubahan terhadap kebutuhan spiritualnya. Kebutuhan spiritual yaitu mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan ada gunanya lagi untuk hidup dan memenuhi kewajiban agama untuk perilakunya tampak tertutup/ tidak mengingat Tuhan (Achir Yani, 2009). mampu berkomunikasi terbuka dengan Terdapat klien yang mempunyai orang lain ataupun perawat. ketidakpastian tentang makna kematian B. Tujuan Penelitian menjadi sangat rentan terhadap distress Untuk mengetahui dampak pemenuhan spiritual. Namun, terdapat juga klien kebutuhan spiritual pada penderita yang mempunyai rasa spiritual dengan gagal ginjal tahap akhir yang ketenangan yang memampukan mereka menjalani hemodialisis di RSUD Kota untuk menghadapi kematian tanpa rasa Salatiga. takut (Potter & Perry, 2005). Tahap C. Manfaat Penelitian kematian yang dialami pasien gagal Bagi peneliti, pelayanan keperawatan ginjal tahap akhir yang akan di unit hemodialisa dan bagi menghadapi kematian ada lima tahap perkembangan ilmu keperawatan (Gunarsa, 2004). Dampak dari pemenuhan METODE PENELITIAN kebutuhan spiritual pada penderita A. Metode Pendekatan Masalah gagal ginjal yang menjalani Desain penelitian penelitian ini adalah hemodialisis, individu dapat penelitian kualitatif dengan pendekatan memverbalisasikan distres dan dari sudut fenomenologis. perubahan perilaku yang adaptif/ B. Unit Analisis maladaptif (Achir Yani, 2009). Populasi penelitian ada 50 orang. Berdasarkan pengalaman peneliti Peneliti mengambil sampel dengan cara selama Praktik Klinik Keperawatan di snowball sampling, berjumlah 3 orang. unit hemodialisa RSUD Kota Salatiga, Peneliti meminta rekomendasi kepala telah diamati bahwa jarang perawat ruang dan perawat unit hemodialisa. yang mendiskusikan hal-hal spiritual Penelitian dilaksanakan di rumah ataupun menentukan intervensi untuk masing-masing partisipan pada 12 mempertahankan/ memenuhi sampai 20 Januari 2015. kebutuhan spiritual pada penderita C. Metode Pengumpulan Data gagal ginjal tahap akhir yang menjalani Wawancara mendalam dan observasi. hemodialisis. Teknik triangulasi sumber, pada Studi pendahuluan dilakukan pada partisipan 1 yaitu kakaknya, partisipan 16 Desember 2014 dengan 2 penderita 2 yaitu suaminya dan partisipan 3 yaitu gagal ginjal tahap akhir yang menjalani orang tua/ ibunya. hemodialisis di RSUD Kota Salatiga. Hasil studi pendahuluan dengan HASIL PENELITIAN penderita gagal ginjal tahap akhir, Pertisipan 1 (P1) adalah laki-laki pasien pertama mengatakan lebih yang berusia 54 tahun, beragama Islam. sering membaca doa selama sakit atau (P1) menjalani hemodialisis 312 kali. (P1) saat terapi dan perubahan perilakunya adalah seorang keturunan Cina dari yaitu pasien menggunakan waktu Sumatra, dulunya beragama Konghucu secara konstruktif, contohnya seperti namun telah menjadi seorang muslim dengan membaca buku-buku sejak menikah dengan istrinya yang keagamaan. Sedangan pada penderita keenam atau sudah 15 tahun memeluk gagal ginjal tahap akhir yang kedua agama Islam. Ssekarang tinggal bersama diwawancarai mengekspresikan kakaknya yang merupakan keluarga dari kebosanan dengan mengatakan tidak istrinya di Candirejo, Kab. Semarang. Wawancara dilakukan di rumah (P1) selama 1 jam 20 menit. Partisipan 2 (P2) adalah perempuan yang berusia 34 tahun, beragama Kristen. (P2) menjalani hemodialisis 356 kali. (P2) merupakan seorang pengurus tetap di sebuah gereja dan bersuami seorang majelis gereja. (P2) bertempat tinggal di Tlogo, Kab. Semarang. Wawancara di rumah (P2) selama 1 jam 30 menit. Partisipan 3 (P3) adalah laki-laki berusia 22 tahun, beragama Islam. menjalani hemodialisis 38 kali. (P3) seorang mahasiswa semester 6 sebuah perguruan tinggi swasta di Kota Salatiga. Tinggal di Kota Salatiga. Wawancara dilakukan di rumah (P3) selama 1 jam. 1. Dampak pemenuhan kebutuhan spiritual verbalisasi distres pada penderita gagal ginjal tahap akhir yang menjalani hemodialisis di RSUD Kota Salatiga. 1) Verbalisasi adaptif a. Memandang penyakit sebagai anugrah dengan merasa dekat dengan Tuhan, anugrah diberi kehidupan oleh Tuhan. b. Mengungkapkan rasa syukur, mengucap alhamdulillah. c. Merasa mendapat pertolongan dari Tuhan yaitu diberi kemudahan saat menusuk jarum untuk HD, diberi rizki berupa uang pada saat membutuhkan. Partisipan 1: “Alhamdulillah ..... jarumnya sekali masuk jadi gak meleset, pembuluh darahnya gampang, gak kaya orang 4x 5x nusuk gak metu metu..... punya saya gampangmen to..... entuk pitilungan dari Gusti Allah.....” Partisipan 2: “Kalau pas HD itu ada ada aja yang memberi aku uang mbak, kaya dapet pertolongan dari Tuhan.” Partisipan 3 :“Banyak yang nolong, banyak yang menjenguk, perhatian, temen-temen, keluarga.” d. Diberi semangat orang lain yaitu oleh kakak, suami, keluarga atau orang tua dan teman-teman. e. Mengatakan bersemangat untuk sembuh. f. Merasa yakin dengan Tuhan yaitu percaya dapat sembuh dari sakit, percaya hidup dan mati seseorang sudah ditentukan Tuhan. g. Berdoa meminta kesembuhan. h. Mengungkapkan perasaan merasa dilindungi, disayangi, dicintai oleh Tuhan, keluarga dan teman-teman. i. Berharap ada pemuka agama dengan mengungkapkan keinginan agar dikkunjungi kyai lalu diberikan siraman rohani dan doa. j. Meminta kesembuhan yaitu adanya harapan untuk sembuh dan ungkapan mohon kesembuhan. 2) Verbalisasi maladaptif a. Menyalahkan diri sendiri/ orang lain seperti menyalahkan diri sendiri karena dulu sering mabuk-mabukan, kesal sendiri karena jika minum air 2 gelas perutnya langsung membesar (asites), jengkel dengan orang lain yang ada disekitar karena membicarakan Hb yang rendah, jengkel dengan perawat karena memasang alat HD di tangan hingga tangganya tidak bisa apa-apa. b. Putus asa tidak mau hemodialisis, kehabisan uang, asites dan Hb rendah. c. Merasa sedang dihukum oleh Tuhan yaitu seperti hukum karma, dihukum tapi untuk sementara bukan untuk selamanya. 2. Dampak pemenuhan kebutuhan spiritual perubahan perilaku pada penderita gagal ginjal tahap akhir yang menjalani hemodialisis di RSUD Kota Salatiga. 1) Perilaku adaptif a. Kuat melakukan aktivitas yaitu kuat berpuasa, kuat kuliah. b. Saat hemodialisis bisa berangkat dan pulang sendiri yaitu diantar tidak mau, saat HD bisa naik angkot sendiri. c. Pasien HD saling memberi support teman-teman HD, memberikan dukungan, memberikan semangat. d. Minta ampunan Tuhan yaitu dengan bertobat, selalu mengingat Tuhan agar diampuni. e. Mencari informasi seputar kondisi kesehatan didapat melalui bergabung dengan grup facebook yang beranggotakan penderita gagal ginjal tahap akhir yang menjalani HD, informasi melalui internet dan bertanya kepada perawat. f. Beribadah diantaranya sering mujahadah, sholat dhuha, yasin, tahlil, ke gereja tiap hari Minggu, menyanyikan lagu gereja di rumah sendiri, nyanyi kor (di gereja) dan rajin sholat. g. Berserah/ pasrah pada Tuhan h. Membaca buku keagamaan yaitu baca buku agama terjemahan, baca buku harian, buku renungan dan baca-baca ayat-ayat alkitab serta baca-baca quran. i. Mengambil keputusan untuk meningkatkan kesehatan yaitu misal bengkak diurut, kasih banyu panas, dikompres, mikir pola makan, sepakat ambil keputusan (memilih tidak melakukan aborsi) dan habis kuliah langsung pulang. j. Mentukan tindakan untuk dapat beribadah diantaranya minta pindah jadwal HD, ke gereja setelah pulang HD, jadwal cuci darah menyesuaikan jadwal kuliah dan solat ashar sama magrib dijadikan satu magrib. 2) Perilaku maladaptif a. Tidak bisa melakukan ibadah selama hemodialisis yaitu tidak bisa menjalankan ibadah sholat ashar dan magrib, tidakk bisa ikut menemani suami (majelis gereja) ke gereja. Partisipan 1: “..... Sing shift kedua ..... nggak asharan, aku gak bisa jumatan.” Partisipan 2: “Suamiku kan jadi majelis. Aku sering ikut suamiku ngisi ke gereja mana-mana ..... aku nggak bisa ikut nemenin suami ke gereja.” Partisipan 3: “Waktu itu HD Selasa sama Jum’at. Jum’at itu bolong jumatan.” b. Malas untuk hemodialisis yaitu malas HD karena sakit, disuruh berangkat nggak mau, males hemodialisis karena susah mengurus, malas karena pasang alat HD di kedua tangan. PEMBAHASAN a. Verbalisasi adaptif Dari hasil penelitian melalui wawancara mendalam dengan partisipan, peneliti berpendapat bahwa dampak pemenuhan kebutuhan spiritual verbalisasi yang adaptif pasien ESRD yang menjalani hemodialisis meliputi, memandang penyakit sebagai suatu anugrah, mengungkapkan rasa syukur, mengungkapkan bahwa dirinya mendapat pertolongan, merasa diberi semangat oleh orang lain, bersemangat mencapai kesembuhan, merasa yakin pada Tuhan, berdoa, merasa dilindungi oleh Tuhan, berharap adanya pemuka agama yang memberikan siraman rohani saat menjalani hemodialisis dan selalu meminta kesembuhan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sharif Nia (2012: Vol. 5, Issue 1), bahwa keyakinan agama pada saat sedang menderita sakit gagal ginjal tahap akhir akan menjadi sangat tinggi untuk individu daripada waktu lain. Spiritualitas bersama dengan ritual keagamaan seperti doa memiliki peran penting dalam penerimaan penyakit. Berdoa akan meningkatkan toleransi individu terhadap masalah dan penyakit. Hal ini mencerminkan dampak dari pemenuhan kebutuhan spiritual verbalisasi yang dapat menyesuaikan dengan keadaan/ adaptif. b. Verbalisasi maladaptif Dari hasil penelitian melalui wawancara mendalam dengan partisipan , peneliti berpendapat bahwa dampak pemenuhan kebutuhan spiritual verbalisasi maladaptif pada pasien ESRD yang menjalani hemodialisis meliputi, menyalahkan diri sendiri/ orang lain, putus asa dan merasa sedang dihukum Sebagaimana pendapat Cukor et al. (dalam Darrell, 2014) bahwa menderita ESRD dan menjalani dialisis merupakan suatu tantangan yang sering menyebabkan kejadian seseorang mengalami depresi /atau gejala depresi seperti putus asa. Individu dihadapkan dengan kesulitan, perjuangan, dan konflik yang diciptakan oleh penyakit kronis dapat tujuan hidup melalui spiritualitas. c. Perilaku adaptif Dari hasil penelitian melalui wawancara mendalam dengan partisipan, peneliti berpendapat bahwa dampak pemenuhan kebutuhan spiritual perilaku adaptif pada pasien gagal ginjal tahap akhir yang menjalani hemodialisis meliputi, penderita gagal ginjal tahap akhir yang menjalani hemodialisis kuat dalam melakukan aktivitas, dapat berangkat dan pulang sendiri saat hemodialisis, memberikan support ke teman-teman HD, meminta ampunan Tuhan, mencari informasi kesehatan, lebih rajin beribadah, barserah pada Tuhan, membaca bukubuku keagamaan, mengambil suatu keputusan untuk menigkatkan kesehatan dan menentukan tindakan agar dapat menjalankan ibadah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Koening (dalam Sharif Nia, 2012: Vol. 5, Issue 1) bahwa agama memberikan motivasi positif pada individu terhadap dunia dan itu akan membantunya dalam menghadapi peristiwa hidup seperti penyakit gagal ginjal tahap akhir dan juga akan membuat dia berharap untuk kehidupan yang lebih baik dengan membangun energi dan rasa yakin kepada Tuhan, serta meningkatkan toleransi dan penerimaan situasi yang tidak berubah. Christensen (dalam Kaptein, 2010) dengan penelitiannya yang berjudul “Behavioural Research In Patients With End Stage Renal Disease: A Review And Research Agenda” menyebutkan bahwa perilaku adaptif menghasilkan perbaikan atau kepatuhan pasien dalam menjalani hemodialisa. Penelitian tersebut dibandingkan penelitian ini yaitu samasama meneliti tentang perilaku pada pasien gagal ginjal tahap akhir yang menjalani hemodialisis. Hal yang membedakan adalah kategorikannya. d. Perilaku maladaptif Dari hasil penelitian melalui wawancara mendalam dengan partisipan , peneliti berpendapat bahwa dampak pemenuhan kebutuhan spiritual yang dimanifestasikan dengan perilaku maladaptif pada pasien ESRD yang menjalani hemodialisis meliputi, tidak bisa melakukan ibadah selama hemodialisis dan malas hemodialisis. Sesuai dengan Fryback (dalam Olivares, 2007) bahwa klien dengan gagal ginjal tahap akhir yang menjalani hemodialisis dapat mengakibatkan klien tersebut merasa sendiri. Klien yang mempunyai penyakit terminal mempunyai persepsi dalam keadaan tidak sehat, persepsi tersebut bukan karena penyakitnya tetapi karena sedang tidak mampu menjalani hidup mereka dengan sempurna dan tidak mampu melakukan hal-hal yang mereka inginkan. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan di rumah masing-masing partisipan penderita gagal ginjal tahap akhir yang menjalani hemodialisis di RSUD Salatiga, dapat disimpulkan bahwa dampak pemenuhan kebutuhan spiritual ditunjukan dengan : 1. Verbalisasi adaptif 2. Verbalisasi maladaptif 3. Perilaku adaptif 4. Perilaku maladaptif B. SARAN Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti mengenai hal ini dengan metode penelitian yang berbeda, dengan karakteristik sampel (jenis kelamin, usia, frekuensi hemodialisis dan agama) berbeda, sehingga memungkinkan lebih terungkapnya dampak pemenuhan kebutuhan spiritual secara lengkap DAFTAR PUSTAKA Alhafidz. (2007). Fikih Kesehatan. Jakarta: Amzah. Alam, Syamsir & Hadibroto, Iwan. (2007). Gagal Ginjal. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Arif, Mansjoer, dkk. (2007). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculpalus. Baradero, Mary. (2008). Klien Gangguan Ginjal. Jakarta: EGC. -----. (2009). Seri Asuhan Keperawatan: Klien Gangguan Ginjal. Jakarta: EGC. Budiarto, Eko. (2004). Metodologi Penelitian Kedokteran: Sebuah Pengantar. Jakarta: EGC. Burton, Marti A. & Ludwig, Linda J. (2011). Fundamentals of Nursing Care: Concept, Connections & Skilss. Philadelphia: Davis Company. Cahyono, Suharjo B. (2011). Meraih Kekuatan Penyembuhan Diri yang Tak Terbatas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Darrell, Linda. (2014). Faith That God Cares: The Experience of Spirituality. (Online), (http://www.nacsw.org) diakses Februari 2015. Davidson, S. N. & Jhangri, S. (2010). Existential and Religious Dimensions of Spirituality and Their Relationship with Health-Related Quality of Life in Chronic Kidney Disease. (Online), Vol. 5 No. 11 1969-1976 (http://www.cjasn.asnjournals.org) diakses Oktober 2014. Delaune, Sue C. (2014). Fundamentals of Nursing (4th Edition). Cram 101 Textbook Reviews. Finnegan, Jennifer. (2013). The Psychosocial Experience of Patients with End-Stage Renal Disease and Its Impact on Quality of Life: Findings from a Needs Assessment to Shape a Service. (Online), (http://dx.doi.org) diakses Februari 2015. Gruendemann, Barbara J. (2006). Buku Ajar Keperawatan Perioperatif, Vol. 1. Editor Penterjemah: Egi Komara Yudha. Jakarta: EGC. Gunarsa, S. D. (2004). Bunga Rampai Psikologi Perkembangan Dari Anak Sampai Usia Lanjut. Jakarta : BPK. Hamid, Achir Yani Syuhaimie. (2009). Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC. Kaptein, Ad A. (2009). Behavioural Research in Patient with End-Stage Renal Disease: A Review and Research Agenda. (Online), Halaman 23-29 (http://www.elsevier.com) diakses Februari 2015. Lucchetti, G., Almeida, L,G. Granero, A.L. (2010). Spirituality for dialysis patients Jornal. (Online), Vol. 32, No. 1 (http://www.ncbi.nlm.nih.gov), diakses Oktober 2014. Marrelli, T.M. (2007). Buku Saku Dokumentasi Keperawatan, Edisi 3. Editor Penterjemah: Egi Komara Yudha. Jakarta: EGC. Moleong, Lexy J. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nawawi, Qalbinur. (2013). 2019, Pasien Gagal Ginjal Diprediksi Capai 100 Ribu by okezone. Retrived October 25, 2014, from http://lifestyle.okezone.com/read/201 3/06/28/482/829220/2019-pasiengagal-ginjal-diprediksi-capai-100-ribu Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2007). Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi. Jakarta: Salemba Medika. -----. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan, Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika. Olivares, Rosie. (2007). Important Considerations in Iron Management and Nutritional Status in Select Hemodialysis Populations. (Online), Vol. 34, No. 4. (http://www.annanurse.org), diakses Oktober 2014. Pawito. (2007). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LkiS. Potter, Patricia A & Perry, Anne Griffin. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Knsep, Proses, dan Praktik (Edisi 4), Vol.1. Terjemahan: Yasmin Asih. Jakarta: EGC. -----. (2009). Fundamental Keperawatan, Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika. Price, Sylvia. A & Lorraine M. Wilson. (2005). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi 6, Vol. 2. Terjemahan: Huriawati Hartanto Jakarta: EGC. Sharif Nia, S. H., Hojjati, H. Nazari, R., Qorbani, M., Akhoondzade, G. Iran Journal of Critical Care Nursing: The Effect of Prayer on Mental Health of Hemodialysis Patients Referring to Imam Reza Hospital in Amol City (2012). (Online), Vol. 5, Issue 1, Halaman: 29-34 (http://www.inhc.ir), diakses Oktober 2014. Suara Merdeka. (2014). Menikmati Hidup Meski Gagal Ginjal. 29 Juni. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC. Suparno, Paul. (2007). Riset Tindakan untuk Pendidik. Jakarta: Grasido. Wahana, Paulus. (2004). Nilai Etika Aksiologis Max Scheler. Yogyakarta: Kanisius. Walton, Joni. (2007). Prayer Warriors: A Grounded Theory Study of American Indians Receiving Hemodialysis. (Online), Vol. 34, No.4 (https://www.annanurse.org) diakses Oktober 2014. Wang, Dorothy. (2011). Best Practices in Palliative Care for Patient with End Stage Renal Disease. (Online), (http://www.dal.ca/content/dam/dalho usie/pdf/sites/nels/report_Wang2011. pdf) diakses Februari 2015. Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC. Witarko, Djoko A. (2007). Aku Hampir Lumpuh, Buta dan Gila. Jakarta: Puspa Swara. Wolf, Gunter. (2006). Obesity and The Kidney. Jena: Departement of Internal Medicine. HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL Artikel dengan judul “Dampak Pemenuhan Kebutuhan Spiritual pada Penderita Gagal Ginjal Tahap Akhir yang Menjalani Hemodialisis Di RSUD Kota Salatiga” yang disusun oleh : Nama : Anggareta Rasikawati NIM : 010111a009 Program Studi : Keperawatan Artikel ini telah dikonsulkan dan disetujui oleh dosen pembimbing utama skripsi Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran. Ungaran, Maret 2015 Pembimbing Utama Gipta Galih Widodo, S.Kp.,M.Kep.,Sp.KMB NIDN: 0619047703