BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara maju, penyakit kronik tidak menular (chronic non-communicable diseases) terutama penyakit kardiovaskular, hipertensi, diabetes melitus, dan penyakit ginjal kronik, sudah menggantikan penyakit menular (communicable diseases) sebagai masalah kesehatan masyarakat utama (Rindiastuti, 2008). Pada penyakit ginjal kronik terjadi penurunan fungsi ginjal yang memerlukan terapi pengganti yang membutuhkan biaya yang mahal. Penyakit ginjal kronik biasanya disertai berbagai komplikasi seperti penyakit kardiovaskular, penyakit saluran napas, penyakit saluran cerna, kelainan di tulang dan otot serta anemia (Rindiastuti, 2008). Terapi pengganti ginjal buatan, misalnya hemodialisis merupakan salah satu tindakan pada manajemen pasien gagal ginjal kronik (GGK). Populasi pasien GGK dengan program hemodialisis makin meningkat di setiap negara termasuk Indonesia. Kenaikan populasi hemodialisis berhubungan dengan kenaikan insiden GGK, dan keterbatasan transplantasi ginjal dengan donor hidup keluarga atau donor mayat. Khusus di Indonesia transplantasi ginjal sangat langka, bukan karena masalah teknik medik tetapi keterbatasan donor hidup keluarga, dan donor mayat (cadaver) masih belum mempunyai tempat. Kenaikan populasi pasien hemodialisis di Indonesia terutama pasien PNS juga disebabkan karena adanya dukungan biaya dari PT ASKES (Sukandar, 2006). Menurut Roesli (2008) tindakan dialisis meningkat dari 389 kali pada tahun 1980 menjadi 4487 pada tahun 1986. Sedangkan jumlah kasus dialisis yang dibiayai oleh PT ASKES terjadi peningkatan dari 481 kasus pada tahun 1989 menjadi 10.452 kasus pada tahun 2005. Di Medan angka tindakan hemodialisis meningkat dari 100 kali pada tahun 1982 menjadi 1100 pada tahun 1990. Peningkatan jumlah hemodialisis ini merupakan beban ekonomi terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia. Universitas Sumatera Utara Di masa mendatang penderita penyakit GGK digambarkan pasti akan meningkat jumlahnya. Hal ini disebabkan terjadinya suatu prediksi peningkatan insidensi yang luar biasa dari diabetes melitus dan hipertensi di dunia karena meningkatnya kemakmuran akan disertai dengan bertambahnya umur manusia, obesitas dan penyakit degeneratif. Prediksi menyebutkan bahwa pada tahun 2015, tiga juta penduduk dunia perlu menjalani pengobatan pengganti untuk GGK dengan perkiraan peningkatan 5% per tahunnya. Tahun 2030, 24 juta penduduk akan menderita GGK dengan perkembangan terbesar di daerah Asia Pasifik yaitu ratarata 10% per tahun (Roesma, 2008). Oleh karena itu, yang paling penting adalah melakukan pencegahan dini terhadap penyakit ginjal dengan cara mengenali faktor risikonya. Faktor risiko penyakit ginjal adalah faktor keturunan, infeksi, trauma, dan kista. Faktor lainnya yang meningkatkan risiko penyakit ginjal adalah merokok, mengkonsumsi obat-obatan berlebihan, dan asam urat tinggi. Faktor risiko tertinggi untuk penyakit ginjal adalah mereka yang menderita hipertensi dan diabetes. Oleh karena itu akhirakhir ini penanggulangan GGK lebih ditujukan ke arah memperlambat laju penurunan fungsi ginjal dengan berbagai upaya dan mencegah gangguan fungsi ginjal pada tahap lebih awal dengan usaha meningkatkan kesadaran masyarakat dan deteksi dini (Roesma, 2008). Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai gambaran perilaku keluarga pasien hemodialisis mengenai gagal ginjal kronik. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan keluarga pasien hemodialisis mengenai gagal ginjal kronik di Klinik Rasyida Medan? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan keluarga pasien hemodialisis mengenai gagal ginjal kronik di Klinik Rasyida Medan. Universitas Sumatera Utara 1.3.2 Tujuan Khusus Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan keluarga pasien hemodialisis mengenai gagal ginjal kronik di Klinik Rasyida Medan. b. Untuk mengetahui gambaran sikap keluarga pasien hemodialisis mengenai gagal ginjal kronik di Klinik Rasyida Medan. c. Untuk mengetahui gambaran tindakan keluarga pasien hemodialisis mengenai gagal ginjal kronik di Klinik Rasyida Medan. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: a. Dapat menginformasikan kepada masyarakat cara mencegah terjadinya gagal ginjal kronik. b. Dapat menjadi masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan dalam mengambil kebijakan lebih lanjut untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai gagal ginjal kronik. c. Dapat menambah wawasan dan sumber pustaka bagi orang lain. Universitas Sumatera Utara