Diskusi Kasus Fatigue Kelompok F Ovilliani, Lutfie, Riska, Johny, Enninurmita, Gracia, Kevin Narasumber: dr Hamzah Shatri, SpPd Identitas • • • • • • • Nama : Ny. A Usia : 65 tahun Ttl : Tangerang, 12 Mei 1948 Agama : Islam Alamat : Kp. Leles RT.003/006 Pekerjaan: Ibu rumah tangga Tanggal berkunjung : 27 Oktober 2013 Keluhan Utama • Pasien mengeluh lemas sejak 2 minggu SMRS Riwayat Penyakit Sekarang • Pada 2 bulan SMRS, pasien mengalami sesak nafas yang semakin lama semakin memberat. Sesak dirasakan saat sedang tidur, membaik dengan perubahan posisi. Sesak tidak disertai dengan bunyi ngik-ngik. Sebelumnya, pasien biasa tidur menggunakan satu bantal, terbangun di malam hari karena sesak tidak ada. Sesak yang muncul saat beraktivitas tidak ada. Pasien juga merasa kedua kakinya mulai bengkak, diikuti dengan bengkak di kedua tangan dan perut. Seminggu kemudian, pasien berobat ke bidan, lalu diinfus cairan sebanyak 2 botol dalam sehari. Pasien mengeluh kedua kaki dan tangannya semakin bengkak. Rasa sesak dirasakan semakin memberat karena perutnya membesar, sehingga membuat pasien sulit tidur malam. Riwayat Penyakit Sekarang • Pasien sempat berobat ke klinik 1 bulan SMRS, dikatakan tekanan darah pasien saat itu tinggi, 180/100 mmHg. Pasien juga diminta untuk melakukan cek darah, lalu dikatakan sakit ginjal. Dokter sudah menyarankan untuk dirujuk ke Rumah Sakit dan harus menjalani cuci darah, namun pasien tidak bersedia. Pasien hanya mendapat obat pil putih dari dokter. Setelah obat habis, pasien berhenti minum obat. Riwayat Penyakit Sekarang • Pasien mengeluh badannya terasa lemas sejak 2 minggu SMRS. Sehari-hari pasien hanya berbaring di atas tempat tidur, namun masih mampu berjalan jarak dekat, seperti ke kamar mandi atau ke dapur. Pasien juga merasa mual, tidak disertai muntah. Nafsu makan pasien menurun semenjak sakit. Sehari-hari makan 2-3 kali per hari, namun sekali makan hanya 2 suap. Buang air besar tidak ada masalah, kira-kira 1 kali sehari. BAK lancar, tapi jumlahnya sedikit dan berwarna kuning pekat sejak 2 bulan SMRS. Tidak ada demam, tidak ada batuk, saat ini keluhan sesak disangkal. Riwayat Penyakit Dahulu • Tekanan darah tinggi sejak 1 bulan SMRS tidak terkontrol • Riwayat DM, kolesterol tinggi, stroke, sakit paru, sakit maag, serangan jantung sebelumnya disangkal • Riwayat alergi disangkal Riwayat Penyakit Keluarga • Tekanan darah tinggi, DM, kolesterol tinggi, stroke, sakit paru, sakit ginjal, serangan jantung disangkal Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi, Kejiwaan, dan Kebiasaan • Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, berobat menggunakan Jamkesmas. • Pasien tinggal bersama suaminya, memiliki 7 orang anak (4 perempuan dan 3 laki-laki). Saat ini, semua anak pasien sudah berkeluarga. Beberapa anaknya tinggal tidak jauh dari rumah pasien sehingga sering datang secara bergantian untuk membantu pasien membereskan rumah dan melakukan aktivitas rumah tangga, seperti mencuci pakaian dan membersihkan lantai. • Pasien menolak untuk cuci darah karena anak kedua pasien meninggal setelah menjalani cuci darah. • Riwayat merokok, minum kopi, dan minum alkohol disangkal. Pemeriksaan Fisik • • • • • • • • • • Kesadaran : komposmentis Keadaan umum : tampak sakit sedang Tekanan darah : 160/80 mmHg Nadi : 84 x/menit Suhu : 36,50 C Pernapasan : 20 x/menit Tinggi badan : 148 cm Berat badan : 40 kg IMT : 18,2 kg/m2 Status gizi : malnutrisi ringan Pemeriksaan Fisik • Kulit : warna sawo matang, tidak tampak kelainan • Kepala : normocephal, tidak ada deformitas • Rambut: warna hitam keputihan, tidak mudah dicabut • Mata : konjungtiva anemis, sklera ikterik tidak ada • Gigi dan mulut : oral hygiene baik • Leher : JVP 5+0 cmH2O, tidak ada pembesaran KGB maupun tiroid • Jantung ▫ ▫ ▫ Inspeksi: Iktus kordis tidak terlihat Palpasi: Iktus kordis teraba pada sela iga 5, 1 jari lateral dari linea midklavikularis kiri Perkusi: ▫ Batas jantung kiri yaitu 1 jari lateral dari linea midklavikularis kiri Batas jantung kanan yaitu linea sternalis kanan Pinggang jantung yaitu sela iga 3 linea parasternalis kiri Auskultasi: bunyi jantung I-II normal, • Paru ▫ Inspeksi: gerakan dada simetris saat statis dinamis, penggunaan otot bantuan nafas tidak ada ▫ Palpasi: ekspansi dada simetris saat statis dan dinamis, fremitus kiri sama dengan kanan ▫ Perkusi: kedua paru sonor ▫ Auskultasi: bunyi napas paru kanan dan kiri vesikular, ronki dan wheezing tidak ada • Abdomen ▫ Inspeksi: Datar ▫ Palpasi: Supel, lemas, hati limpa tidak teraba, nyeri tekan tidak ada, ballottement test positif ▫ Perkusi: Timpani, shifting dullness positif ▫ Auskultasi: Bising usus dalam batas normal • Ekstremitas: Akral hangat, edema di keempat ekstremitas, CRT <2 detik Pemeriksaan Laboratorium No 1 2 Jenis 24 Oktober 2013 25 Oktober 2013 26 Oktober 2013 Darah rutin Hemoglobin 3,5 g/dL Hematokrit 28% (L) Jumlah leukosit 3.800 /uL (H) Jumlah trombosit 274.000/uL Eritrosit 1,21 juta/ul RDW 12,9% Elektrolit Natrium darah 105,48 mEq/L 115 mEq/L Kalium darah 4,57 mEq/L 4,99 mEq/L Klorida darah 74,62 mEq/L 87 mEq/L Kalsium darah 6,6 mEq/L Fosfat inorganik darah 9,8 mEq/L Magnesium darah 3 GDS 92 mg/dL 4 Albumin 2,6 5 SGPT 28 U/L 6 SGOT 12 U/L 7 Kreatinin darah 13,8 mg/dL 8 Ureum darah 216 mg/dL Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan radiografi thoraks proyeksi AP (25 Oktober 2013) • Kesan: • Corakan bronkovaskuler meningkat • CTR > 50% Pemeriksaan USG abdomen (25 Oktober 2013) • CKD dekstra dan sinistra • Kista multipel ginjal dekstra dan sinistra • Asites • Efusi pleura sinistra Pemeriksaan elektrokardiografi (25 Oktober 2013) • SR; QRS rate 80 x/menit; aksis deviasi ke kiri, P wave normal; QRS kompleks <0,12 s; T inverted (-); ST elevasi (-); LVH (-); RVH (-); BBB (-) Daftar Masalah • • • • • Anemia gravis CKD stage V HT grade II tidak terkontrol Hiponatremia Hipoalbuminemia Rencana Diagnosis • Foto toraks, urinalisa,AGD, ureum, kreatinin, DPL, elektrolit, status besi (ferritin serum, TIBC, SI, ST), indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC), morfologi darah tepi, darah samar feses Rencana Tatalaksana • • • • • • • • • • • • IVFD NaCl 3% 500cc/24 jam Transfusi PRC 500 cc Diet protein 0,6-0,8 g/kgBB/hari dan diet putih telur Restriksi cairan oral 400-500 cc/hari Pro Hemodialisis Captopril 3x25 mg Amlodipin 1x5 mg Lasix 1x40 mg AF 3x1 B12 3x1 Bicnat 3x1 CaCO3 3x1 Fatigue • Salah satu keluhan yang sering diutarakan pasien, karena mengganggu pekerjaan dan hubungan sosial. • Merupakan persepsi/pengalaman subjektif yang berhubungan dengan penyakit, emosional, dan/atau medikasi. • Gejala multidimensional yang melibatkan fisik, emosi, sosial, dan spiritual, serta menggangu kualitas hidup. 1. 2. Fauci AS, et al. Generalized Fatigue. Harrison’s Manual of Medicine. 17th ed. NY: McGrawHill; 2008. p. 288-290. Rosenthal TC, et al. Fatigue. Diunduh dari http://www.aafp.org/afp/2008/1115/p1173.html, pada 17 November 2013, pukul 00.09. Fatigue/Mengantuk/Kelemahan? • Mengantuk gangguan mekanisme siaga dengan kecenderungan untuk tertidur ; siaga dengan aktivitas ; membaik dengan tidur. • Fatigue intensitas bertambah dengan aktivitas ; merasa hilang energi, daya tahan otot yang kurang ; tidak membaik dengan tidur. • Kelemahan otot generalized / localized 1. 2. 3. Fauci AS, et al. Generalized Fatigue. Harrison’s Manual of Medicine. 17th ed. NY: McGrawHill; 2008. p. 288-290. Rosenthal TC, et al. Fatigue. Diunduh dari http://www.aafp.org/afp/2008/1115/p1173.html, pada 17 November 2013, pukul 00.09. Ferrell BR, Grant M, Dean GE, Funk B, Ly J. Bone tired: The experience of fatigue and impact on quality of life. Oncology Nursing Forum. 1996;23(10):1539-47. Kategori Penyakit Contoh Infeksi HIV, TB, penyakit Lyme, endokarditis, hepatitis, sinusitis, jamur, EBV, malaria Penyakit inflamasi RA, polimialgia reumatika, chronic fatigue syndrome, fibromialgia, sarkoidosis Kanker Paru, GI, payudara, prostat, leukemia, limfoma, metastasis Psikiatrik Depresi, alkoholisme, ansietas kronik Metabolik Hipotiroidisme, hipertiroidisme, DM, penyakit Addison, hiperparatiroidisme, hipoparatiroidisme, penyakit McArdle Ketidakseimbangan Hiperkalsemia, hipokalemia, hiponatremia, hipomagnesemia elektrolit Defisiensi nutrisi dan Starvasi, defisiensi besi, vitamin B12, asam folat, vitamin C, tiamin vitamin Neurologis Sklerosis multipel, miastenia gravis, demensia Jantung Gagal jantung, CAD, penyakit valvular, kardiomiopati Paru PPOK, hipertensi pulmonal, emboli pulmonal kronik, sarkoidosis Gangguan tidur Sleep apnea, insomnia, restless leg syndrome Gastrointestinal Penyakit Celiac, Crohn’s, kolitis ulseratif, hepatitis kronik, sirosis Hematologi Anemia Ginjal Gagal ginjal Medikasi Sedatif, antihistamin, narkotik, B-bloker Tatalaksana Fatigue • Penyebab & paliatif • Paliatif: ▫ Non farmakologis ▫ Farmakologis 1. Ferrell BR, Grant M, Dean GE, Funk B, Ly J. Bone tired: The experience of fatigue and impact on quality of life. Oncology Nursing Forum. 1996;23(10):1539-47. Penyakit Ginjal Kronik Etiologi • Data dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) tahun 2000, penyebab gagal ginjal di Indonesia: Patofisiologi Mekanisme spesifik terkait etiologi Pengurangan masa ginjal Respon hormon vasoaktif, sitokin, growth factors Sklerosis nefron Peningkatan tekanan kapiler Hiperfiltrasi Fungsi nefron menurun Aktivasi sistem RAAS Glomerulus normal dan yang mengalami hiperfiltrasi Penghitungan Nilai LFG Klasifikasi PGK Kriteria Diagnosis Manifestasi Klinis Sesuai dengan etiologi - DM, infeksi traktus urinarius, hipertensi, hiperurisemia, LES Sindrom uremia - lemah, letargi, anoreksia, mual muntah, nokturia, kelebihan volume cairan, neuropati perifer, pruritus, uremic frost, perikarditis, kejang-kejang sampai koma Gejala komplikasi - hipertensi, anemia, osteodistrofi renal, gagal jantung, asidosis metabolik, dan gangguan keseimbangan elektrolit Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium • Penurunan kadar hemoglobin, peningkatan kadar asam urat, hiper atau hinpokalemia, hiponatremia, hiper atau hipokloremia, hiperfosfatemia, hipokalsemia, asidosis metabolik • Urinalisa lengkap: proteinuria, hematuria, leukosuria, cast, dan isostenuria •Foto Tampak radioopak Polosbatu Abdomen USG Ginjal • Ukuran ginjal yang mengecil, korteks yang menipis, adanya hidronefrosis, kista, massa, kalsifikasi Biopsi Ginjal • Bila ukuran ginjal masih normal Tatalaksana Anemia pada Penyakit Ginjal Kronik • ↓ produksi eritropoeitin. • RSCM (2010) 100% pada pasien baru saat pertama kali menjalani HD (rerata Hb 7,7 g/dl) Faktor lain: defisiensi besi, umur eritrosit yang memendek, hiperparatiroid sekunder, toksisitas aluminium, defisiensi asam folat, hipotiroid, hemoglobinopati, infeksi, inflamasi • PGK skrining Hb / tahun ▫ Anemia DPL, apusan darah tepi, retikulosit, uji darah samar feses, status besi 1. Konsensus Manajemen Anemia pada Penyakit Ginjal Kronik. Jakarta: Perhimpunan Neurologi Indonesia; 2011. Tatalaksana Anemia pada Penyakit Ginjal Kronik 1. Terapi Erythropoeisis-Stimulating Agents (ESA) status besi harus dicukupi • • Indikasi : Hb < 10 g/dl dan penyebab anemia lain telah disingkirkan Target Hb 10-12 g/dl 2. Terapi besi • • Indikasi : anemia defisiensi besi absolut & fungsional, pemeliharaan status besi Kontraindikasi: hipersensitivitas, gangguan hati, ST > 50% • Transfusi darah hanya diberikan pada: ▫ Hb < 7 g/dl dengan atau tanpa gejala anemia ▫ Hb < 8 g/dl dengan gangguan fungsi, perdarahan akut, sebelum operasi. ▫ Target Hb 7 – 9 g/dl 1. Konsensus Manajemen Anemia pada Penyakit Ginjal Kronik. Jakarta: Perhimpunan Neurologi Indonesia; 2011. Hipertensi • Peningkatan TD komplikasi jangka panjang Hipertensi • Prehipertensi : modifikasi gaya hidup • Stadium 1: modifikasi gaya hidup dan diuretik thiazide • Stadium 2 : modifikasi gaya hidup + terapi inisial yang lebih agresif (kombinasi diuretik thiazide + ACE-i/ARB/CCB/beta bloker) • Modifikasi gaya hidup : penurunan BB, diet garam (2 g/hari), aktivitas fisik 30 menit 3-5 kali/minggu. Martin J. Hypertension Guidelines: Revisiting the JNC 7 Recommendations. PA: The Journal of Lancaster General Hospital; 2008. Martin J. Hypertension Guidelines: Revisiting the JNC 7 Recommendations. PA: The Journal of Lancaster General Hospital; 2008. Hiponatremia Definisi dan Etiologi Pada PJK stadium lanjut • Kadar natrium serum dibawah 135 mEq/ml • Hiponatremia berat: kadar natrium serum < 125 mEq/ml • Pada GFR < 10 ml/menit, keseimbangan glomerulotubular terganggu retensi natrium restriksi cairan hiponatremi hipervolemia ekspansi ke ekstrasel • Dipengaruhi juga oleh: ▫ asupan cairan yang berlebihan ▫ stimulasi vasopresin nonosmotik (nyeri, anestesi, hipoksemia, atau hipovolemia) Etiologi: • Gagal jantung kongestif, gagal hati, gagal ginjal, atau pneumonia Anemia Atas dasar: • Anamnesis : lemas • PF : Konjungtiva anemis • Lab : Hb 3,5 g/dl Dipikirkan pasien mengalami anemia karena penyakit ginjal kronik karena menurunnya produksi eritropoetin. Rencana diagnosis: DPL/12 jam, status besi (ferritin serum, TIBC, SI, ST), indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC), morfologi darah tepi, darah samar feses Rencana terapi: • Nonfarmakologis: edukasi perlunya transfusi dan reaksi yang dapat terjadi • Farmakologis: transfusi PRC 660 ml dengan premedikasi dexamethason 1 amp dan difenhidramin 1 amp CKD stage V Atas dasar • Anamnesis: Keluhan sesak nafas, bengkak di keempat ekstremitas dan perut sejak 2 bulan SMRS disertai lemas, mual, penurunan nafsu makan sejak 2 minggu SMRS • PF: TD 160/80 mmHg. Konjungtiva pasien terlihat anemis, shifting dullness positif, ballotement test positif, dan edema pada keempat ekstremitas • Pemeriksaan lab (24 Okt 2013): ureum 216 dan kreatinin 13,8, Ca 6,6 mEq/l, fosfat 9,8 mEq/l • Nilai eGFR pasien 2,37 ml/menit/1,73m2 CKD Stage V • Pemeriksaan penunjang: ▫ USG abdomen: gambaran CKD dekstra dan sinistra disertai kista multiple dekstra dan sinistra, asites, serta efusi pleura sinistra • Dipikirkan mengalami CKD stage V dengan GFR < 15 ml/menit/1,73m2 gangguan regulasi keseimbangan elektrolit dalam tubuh pasien serta penurunan kadar protein dalam darah rencana terapi dialisis sesuai tatalaksana CKD stage V CKD Stage V • Rencana diagnosis : ▫ Cek ureum, kreatinin, elektrolit, urinalisa lengkap, analisa gas darah • Rencana Tatalaksana ▫ Non farmakologis: Hemodialisis Diet rendah protein 0,6-0,8 g/kgBB/hari, diet lunak 1700 kal/24 jam ▫ Farmakologis: Mengontrol tekanan darah (tatalaksana di masalah hipertensi) Asam folat 3x1, vitamin B12 3x1, Bicnat 3x1, CaCO3 3x1 • Rencana edukasi: ▫ Menjelaskan tentang kondisi pasien ▫ Memberikan penjelasan mengenai hemodialisis ▫ Membatasi jumlah konsumsi air 400-600 ml/hari Hipertensi stage 2 tidak terkontrol Atas dasar: • Anamnesis : riwayat hipertensi, minum obat tidak teratur • PF: TD 160/80 mmHg, batas jantung kiri melebar • Rontgen thorax: kardiomegali • EKG: aksis deviasi ke kiri Dipikirkan hipertensi esensial pada usia lanjut tanpa penyakit yang mendasari dan terjadi kardiomegali karena hipertensi kronik. Hipertensi yang tidak terkontrol mudah menyebabkan kerusakan organ, seperti gagal ginjal. Rencana diagnosis: cek ur/cr, urinalisis, DPL, ekokardiografi, funduskopi Rencana terapi: • Nonfarmakologis: diet rendah garam, edukasi mengenai kondisi saat ini dan pentingnya minum obat dan kontrol rutin • Farmakologis: captopril 2 x 25 mg, amlodipin 1 x 5 mg Hiponatremia Atas dasar • Kadar natrium serum 115 mEq/ml • Pasien menderita CKD Stage 5 dengan GFR 2,3 ml/menit • Dipikirkan hiponatremia disebabkan akibat CKD dan adanya asupan cairan yang berlebihan, melalui riwayat pemberian infus pada pasien sebelumnya serta belum adanya edukasi pembatasan asupan cairan • Rencana diagnosis: cek elektrolit/hari. • Rencana terapi: ▫ Nonfarmakologis: edukasi restriksi cairan (10 – 15 ml/kgBB/hari) 400 – 500 ml/hari. ▫ Farmakologis : IVFD NaCl 3% 500 cc/ 24 jam Hipoalbuminemia Atas dasar: • Albumin serum 2,6 g/dl. • PF : edema keempat ekstrimitas dan shifting dullness positif Dipikirkan terjadi protein loss pada pasien. Rencana diagnosis: urinalisa Rencana terapi: • Nonfarmakologis: diet protein 0,6 – 0,8 g/kgBB hari, diet putih telur, edukasi kondisi saat ini dan kepatuhan diet, konsul gizi • Farmakologis: -