MODUL PERKULIAHAN Memahami Perbedaan-perbedaan Budaya Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Marcom & Adv. Tatap Muka 04 Kode MK Disusun Oleh MK43011 Dicky Andika, M.Si Abstract Kompetensi Membahas gambaran secara umum dari Komunikasi Antarbudaya, mulai dari pengertian Perbedaan antar budaya Setelah memperoleh materi ini mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan kembali tentang Perbedaan dalam Kebudayaan Fungsi – Fungsi Komunikasi Antarbudaya Secara umum ada empat kategori fungsi utama komunikasi, yakni : 1) fungsi informasi; 2) fungsi instruksi; 3) persuasive; dan 4) fungsi menghibur. Apabila empat fungsi itu diperluas maka akan ditemukan dua fungsi lain, yakni 1) fungsi pribadi; dan 2) fungsi social. Fungsi pribadi komunikasi dirinci ke dalam fungsi : 1. Menyatakan identitas social 2. Integrasi social 3. Kognitif 4. Melepaskan diri/jalan keluar Sedangkan fungsi social terinci atas : 1. Pengawasan 2. Menghubungkan/menjembatani 3. Sosialisasi 4. Menghibur Lihat gambar : Fungsi-fungsi Pribadi dan Sosial dari Komunikasi ‘13 2 Nama Mata Kuliah dari Modul Dicky Andika Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Fungsi Komunikasi Fungsi Pribadi 1. 2. 3. 4. 5. Fungsi Sosial Identitas Sosial Integrasi Sosial Kognitif Melepaskan diri/Jalan keluar 1. 2. 3. 4. Pengawasan Menjembatani Sosialisasi Menghibur Fungsi Pribadi Fungsi pribadi adalah fungsi-fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui perilaku komunikasi yang bersumber dari seorang individu. Fungsi pribadi meliputi : 1. Menyatakan Identitas Sosial Dalam proses komunikasi antarbudaya terdapat beberapa perilaku komunikasi komunikasi individu yang digunakan untuk menyatakan identitas diri maupun identitas social. Perilaku ini dinyatakan melalui tindakan berbahasa baik verbal dan non verbal. Dari perilaku berbahasa itulah dapat diketahui identitas diri maupun social, misalnya dapat diketahui asal usul suku bangsa, agama, maupun tingkat pendidikan seseorang. 2. Menyatakan Integrasi Sosial Inti konsep integrasi social adalah menerima kesatuan dan persatuan antarpribadi, ‘13 3 antarkelompok Nama Mata Kuliah dari Modul Dicky Andika namun tetap mengakui Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id perbedaan- perbedaan yang dimiliki oleh setiap unsure. Salah satu tujuan komunikasi adalah memberikan makna yang sama atas pesan yang dibagi antara komunikator dan komunikan. Dalam konteks komunikasi antarbudaya yang melibatkan perbedaan budaya antara komunikator dan komunikan maka integrasi social merupakan tujuan utama komunikasi. 3. Menambah Pengetahuan Seringkali komunikasi antarpribadi maupun antarbudaya dapat menambah pengetahuan bersama, saling mempelajari kebudayaan satu sama lain. 4. Melepaskan Diri / Jalan Keluar Adakalanya kita berkomunikasi untuk melepaskan diri atau mencari jalan keluar atas masalah yang sedang dihadapi. Dalam mencari teman kita mencari seseorang yang banyak memiliki persamaan dengan kita sehingga kita merasa cocok dan nyaman untuk menjalani hubungan tersebut. Tapi sebaliknya kadang kala kita juga merasa senang berteman dengan seseorang yang berbeda dengan kita karena dapat memenuhi kekurangan yang kita miliki. Pilihan komunikan seperti itu kita katakan komunikasi yang berfungsi menciptakan hubungan yang komplementer dan hubungan simetris. Fungsi Sosial Fungsi social merupakan fungsi-fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui perilaku komunikasi yang bersumber dari masyarakat. 1. Pengawasan ‘13 4 Nama Mata Kuliah dari Modul Dicky Andika Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Praktik komunikasi antarbudaya diantara komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan berfungsi saling mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antarbudaya fungsi ini bermanfaat untuk menginformasikan ‘perkembangan’ tentang lingkungan. Fungsi ini lebih banyak dilakukan oleh media massa yang menyebarluaskan secara rutin perkembangan peristiwa yang terjadi di sekitar kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam sebuah konteks kebudayaan berbeda. Dengan demikian efeknya adalah kita turut mengawasi perkembangan sebuah peristiwa itu terjadi pula dalam lingkungan kita. 2. Menjembatani Fungsi komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas perbedaan di antara mereka. Fungsi menjembatani ini dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya saling menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama. 3. Sosialisasi Nilai Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain. Jika Anda menonton pagelaran tarian Jawa yang sarat dengan makna dan nilai-nilai budaya Jawa maka secara tidak langsung tampilan dari tarian tersebut sudah menginformasikan kepada Anda beberapa hal mengenai nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tersebut. Dalam komunikasi antarbudaya seringkali tampil perilaku nonverbal yang kurang dipahami namun yang lebih penting adalah bagaimana kita menangkap nilai yang terkandung dalam gerakan tubuh, gerakan imajiner dari tari-tarian tersebut. 4. Menghibur ‘13 5 Nama Mata Kuliah dari Modul Dicky Andika Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antarbudaya. Misalnya kita sangat tertarik dengan tarian barongsay dengan berbagai gerakan yang sangat atraktif serta berbagai atribut yang menyertainya dan warna kostum yang sangat menarik. Apabila kita dapat mengurangi tingkat ketidakpastian tentang orang lain maka kita akan mempunyai peluang yang makin besar untuk memahami orang itu. Untuk mengerti dan memahami orang lain maka kita perlu memahami tiga tingkatan kemampuan untuk “mengerti” orang lain, yaitu kemampuan untuk : 1. Menggambarkan (to description) 2. Meramalkan (to prediction) 3. Menjelaskan (to explanation) (Berger, Garder, Parks, Shulman, dan Miller, 1976). Yang dimaksud dengan kemampuan untuk menggambarkan adalah kemampuan mengungkapkan secara rinci cirri-ciri seseorang, misalnya cirri fisik yang dilukiskan dengan kata-kata maupun tanda-tanda non verbal. Kemampuan untuk meramalkan dapat ditunjukkan dengan meramalkan apa yang bakal terjadi kalau anda berkomunikasi dengan dia dalam situasi tertentu, sedangkan kemampuan untuk menjelaskan adalah menjawab pertanyaan mengapa kita berkomunikasi dengan orang itu. Kecemasan adalah suatu perasaan yang kurang menyenangkan, tekanan batin, perasaan bersalah atau ragu-ragu tentang orang yang sedang dihadapi. Kecemasan mengandung suasana emosional yang tidak bersifat kognitif atau perilaku. Dengan demikian, setiap ketidakpastian merupakan hasil dari ketidakmampuan orang untuk meramalkan perilaku orang lain, sedangkan kecemasan dihasilkan oleh antisipasi kita terhadap perilaku negative yang mungkin timbul dalam komunikasi antarbudaya. Karakteristik-Karakteristik Budaya ‘13 6 Nama Mata Kuliah dari Modul Dicky Andika Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pada dasarnya manusia-manusia menciptakan budaya atau lingkungan social mereka sebagai suatu adaptasi erhadap lingkungan fisik dan biologis mereka. Kebiasaan-kebiasaan mereka, praktik-praktik, dan tradisi-tradisi untuk terus hidup dan berkembang diwariskan oleh suatu generasi ke generasi lainnya dalam suatu masyarakat tertentu. Pada gilirannya kelompok atau ras tersebut tidak menyadari dari mana asal warisan kebijaksanaan tersebut. Generasigenerasi berikutnya terkondisikan untuk menerima “kebenaran-kebenaran” tersebut tentang kehidupan di sekitar mereka, pantangan-pantangan dan nilainilai tertentu ditetapkan dan melalui banyak cara orang-orang menerima penjelasan tentang “perilaku yang dapat diterima” untuk hidup dalam masyarakat tersebut. Budaya memengaruhi dan dipengaruhi oleh setiap faset kehidupan. Komunikasi dan Bahasa Sistem komunikasi, verbal dan non verbal, membedakan suatu kelompok dari kelompok lainnya. Terdapat banyak “bahasa asing” di dunia. Sejumlah bangsa memiliki lima belas atau lebih bahasa utama (dalam suatu kelompok bahasa terdapat dialek, aksen, logat, jargon, dan lain-lain). Pakaian dan Penampilan Ini meliputi pakaian dan dandanan (perhiasan) luar, juga dekorasi tubuh yang berbeda secara cultural. Makanan dan Kebiasaan Makan Cara memilih, menyiapkan, menyajikan dan memakan makanan sering berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya. Sebagian besar orang menyukai daging sapi tetapi daging sapi dilarang bagi orang-orang Hindu, sedangkan daging babi merupakan makanan yang terlarang bagi umat muslim. ‘13 7 Nama Mata Kuliah dari Modul Dicky Andika Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Waktu dan Kesadaran Akan Waktu Kesadaran akan waktu berbeda antara budaya satu dengan budaya lainnya. Sebagian orang tepat waktu dan sebagian orang lainnya merelatifkan waktu. Umumnya orang Jerman tepat waktu, sedangkan orang Amerika Latin lebih santai. Penghargaan dan Pengakuan Suatu cara lain untuk mengamati suatu budaya adalah dengan memperhatikan cara dan metode memberikan pujian bagi perbuatan-perbuatan baik dan berani, lama pengabdian atau bentuk-bentuk lain penyelesaian tugas. Hubungan-Hubungan Budaya juga mengatur hubungan-hubungan manusia dan hubungan organisasi berdasarkan usia, jenis kelamin, status, kekeluargaan, kekayaan, kekuasaan, dan kebijaksanaan. Unite keluarga merupakan wujud paling umum hubungan manusia, dan bentuknya bisa kecil dan bisa besar, seperti dalam suatu rumah tangga beragama Hindu, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, anak-anak, orang tua, paman-paman, bibi-bibi, dan saudara-saudara sepupu. Bahkan letak ruangan seseorang dalam rumah – rumah demikian juga bisa diatur sedemikian rupa, misalnya laki-laki berada di satu sisi rumah dan wanita-wanita di satu sisi lainnya. Di beberapa Negara hubungan pernikahan yang lazim adalah monogamy, sedangkan di Negara lainnya menganut system poligami atau poliandri. Dalam budaya-budaya tertentu ada menganut system matrilineal atau patrilineal dalam hal orang yang harus dipatuhi dalam keluarga. Dalam beberapa budaya, orang-orang tua sangat dihormati, sedangkan dalam budaya-budaya lainnya mereka diabaikan. Nilai dan Norma ‘13 8 Nama Mata Kuliah dari Modul Dicky Andika Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Setiap budaya yang terbentuk, baik dalam level subkultur sampai pada tingkatan Negara memiliki nilai-nilai dan norma yang berbeda-beda. Setiap budaya menetapkan nilai dan norma perilaku bagi masyarakat yang bersangkutan. Aturan-aturan keanggotaan ini bisa berkenaan dengan berbagai hal, mulai dari etika kerja atau kesenangan hingga kepatuhan mutlak atau kebolehan bagi anakanak; dari penyerahan isteri secara kaku kepada suaminya hingga kebebasan wanita secara total. Rasa Diri dan Ruang Kenyamanan yang dirasakan orang dapat diekspresikan secara berbeda oleh budaya. Identitas diri dan pengharagaan dapat diwujudkan dengan sikap sederhana dalam suatu budaya, sementara dalam budaya lain ditunjukkan dengan perilaku agresif. Orang-orang dari budaya tertentu seperti Amerika, memiliki rasa ruang yang membutuhkan jarak lebih besar antara individu dengan individu lainnnya, sementara orang Arab, Vietnam menginginkan jarak yang lebih dekat lagi sebagai penghargaan dan penghormatan bagi orang lainnya. Proses Mental dan Belajar Beberapa budaya menekankan aspek pengembangan otak ketimbang aspek lainnya sehingga orang dapat mengamati perbedaan-perbedaan yang mencolok dalam cara orang-orang berpikir dan belajar. Orang-orang Jerman menekankan logika, sedangkan orang-orang Jepang menolak system Barat. Beberapa budaya menyukai berpikir abstrak dan konseptualisasi, sementara budaya lain lebih menyukai menghapal di luar kepala dan belajar. Apa yang tampaknya universal adalah bahwa setiap budaya mempunyai suatu proses berpikir, namun setiap budaya mewujudkan proses tersebut dengan cara yang berbeda. Kepercayaan dan Sikap ‘13 9 Nama Mata Kuliah dari Modul Dicky Andika Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dalam sejarah perkembangan manusia ada suatu evolusi yang jelas dalam bidang spiritual manusia, hingga dewasa ini banyak orang modern menggunakan istilah-istilah seperti “kesadaran kosmik” untuk menunjukkan kepercayaan mereka pada kekuatan-kekuatan transedental. Tradisi-tradisi religius dalam berbagai budaya secara disadari atau tidak disadari memengaruhi sikap-sikap kita terhadap kehidupan, kematian, dan hidup sesudah mati. Budaya Barat sangat dipengaruhi oleh tradisi Yahudi-Kristen-Islam, sementara budaya-budaya Timur dipengaruhi oleh Budhisme, Konfusianisme, Taoisme, dan Hinduisme (Deddy Mulyana,2003 : 62). Sistem Kebudayaan dalam Komunikasi Antarbudaya Suatu system dalam hal ini adalah suatu kumpulan atau kombinasi teratur dari bagian-bagian yang saling berhubungan yang merupakan satu kesatuan. Untuk mengetahui bagaimana kebudayaan sebagai sebuah system, maka : 1. Kebudayaan itu harus mempunyai objek. Sebuah objek kebudayaan di dalamnya memiliki bagian-bagian, unsure, atau variable yang membentuk objek tersebut. Objek kebudayaan bisa berbentuk fisik dan abstrak atau keduanya, tergantung dari sifat system itu. 2. Kebudayaan itu terdiri dari atribut, kualitas atau pemilik dari system dan obyek itu. 3. Kebudayaan harus memiliki relasi internal diantara objek-objek. 4. Kebudayaan juga memiliki lingkungan, dia tidak eksis dalam sebuah ruang vakum tetapi dipengaruhi oleh lingkungan sekeliling. Di sini kita dapat meletakkan komunikasi itu di dalam sebuah kebudayaan, kebudayaan sebagai system yang didalamnya mengandung empat syarat tersebut di atas. Bicara tentang system kebudayaan maka kita dapat mengemukakan bahwa setiap kebudayaan memiliki system-sistem yang bervariasi yang meliputi system ekonomi, keluarga, politik, control social, ‘13 10 Nama Mata Kuliah dari Modul Dicky Andika Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id manajemen/pengolahan kesehatan, pendidikan dan system religi (agama) dan system rekreasi. ‘13 11 Nama Mata Kuliah dari Modul Dicky Andika Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka 1. Beer, Jennifer, Intercultural Communication at Work, Washington, 1997. 2. Mulyana, Deddy dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003. 3. Rumondor, Alex dkk, Komunikasi Antarbudaya, Universitas Terbuka, Jakarta, 1996. 4. Mulyana, Deddy, Komunikasi Efektif; Suatu Pendekatan Lintasbudaya, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004. ‘13 12 Nama Mata Kuliah dari Modul Dicky Andika Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id