MODUL PERKULIAHAN KOMUNIKASI ORGANISASI Organisasi Informal dan Jaringan Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka PASCASARJANA MAGISTER ILMU KOMUNIKASI 06 Kode MK Disusun Oleh MK52004 Dr. Dadan Anugrah, M.Si Abstract Kompetensi Organisasi informal lebih cenderung ke organisasi yang sifatnya tidak mengikat dan berjalan “seadanya”. Namun demikian eksistensi organisasi informal tetap dibutuhkan sebagai cara orang-orang untuk melakukan kebersamaan untuk mencapai tujuan yang relatif berjangka waktu tertentu. Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami tentang: 1. Pengertian organisasi informal 2. Komunikasi informal 3. Jaringan komunikasi MODUL 6 ORGANISASI INFORMAL DAN JARINGAN KOMUNIKASI A. Pendahuluan Secara umum, keberadaan organisasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu organisasi formal dan informal. Baik formal maupun informal dapat dilihat dari tata cara komunikasi yang dibangun, ada atau tidaknya struktur atau hierarki, dan lain sebagainya yang menjadikan seseorang anggota organisasi memiliki tempat, kewenangan, dan tugas yang berbeda. Organisasi informal lebih cenderung ke organisasi yang sifatnya tidak mengikat dan berjalan “seadanya”. Namun demikian eksistensi organisasi informal tetap dibutuhkan sebagai cara orang-orang untuk melakukan kebersamaan untuk mencapai tujuan yang relatif berjangka waktu tertentu. Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan1. Tulisan ini akan membahas beberapa bagian yang terkait dengan informal organization, seperti penfertian, fungsi, mekanisme, dan pengelolaannya serta kaitannya dengan jaringan komunikasi. Tulisan ini pun akan lebih menitikberatkan kepada aspek komunikasi yang menjadi perspektif untuk meletakan organisasi tersebut. 1 Lihat https://faizahistiblog.wordpress.com/mata-kuliyah/manajemen-dakwah/organisasiformal-dan-informal/ ‘13 2 Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id B. Pengertian Organisasi Informal Untuk menjelaskan tentang organisasi informal, sekurang-kurangnya dapat melihat beberapa ciri sebagai berikut: 1. Organisasi informal adalah hubungan pribadi dalam organisasi yang mempengaruhi putusan di dalam organisasi tersebut tetapi ditiadakan dari skema formal dan tidak panggah dengan struktur formal organisasi. 2. Organisasi informal tumbuh karena berbagai faktor baik ekstern (pendidikan, umur, senioritas, jenis kelamin, latar belakang etnis dan kepribadian), maupun intern (jabatan, upah, jadwal kerja, mobilitas, dan simbol status) 3. Organisasi informal membentuk klik, status dan peranan, norma dan sanksi serta metode kerja sendiri lain dengan aturan formal. 4. Organisasi informal dapat bermanfaat bagi pribadi anggota dan organisasi, namun juga dapat membahayakan organisasi. 5. Organisasi informal berkembang dalam berbagai bentuk2. Organisasi infomal merupakan organisasi yang tercipta karena adanya hubungan antar pribadi yang secara tidak sadar terjadi keberadaannya tanpa didasarkan pada hubungan wewenang formal pada struktur organisasi maupun kesepakatan tujuan bersama. Dalam organisasi formal, tiap unsur organisasi mempunyai kedudukan tugas dan fungsi-fungsi yang tegas. sedangkan didaam organisasi informal, kedudukan serat fungsinya tampak kabur. Organisasi informal ini terjadi karena adanya komunikasi antar sesama karyawan yang dengan cepat menyebarkan informasi melalui desas-desus dari mulut kemulut. Adapun desas-desus itu bisa saja berlebihan, salah, kurang tepat maupun 2 Lihat https://faizahistiblog.wordpress.com/mata-kuliyah/manajemen-dakwah/organisasiformal-dan-informal/ ‘13 3 Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id merupakan kebocoran informasi dari atasan yang mungkin benar. Untuk itulah agar organisasi informal bermanfaat bagi perusahaan maka sudah sepantasnya kalau setiap atasan harus bisa menggunakan segi positif kebceradaan organisasi informal ini terutama dalam rnenyampaikan perintah. Sementara Argiyris mengemukakan empat bidang utama dimana bidang organisasi formal dan informal berbeda: 1. Hubungan-hubungan antar pribadi. Hubungan-hubungan antar pribadi didalam organisasi formal digambarkan jelas, sedangkan dalam organisasi informal tergantung pada kebutuhan-kebutuhan mereka. 2. Kepemimpinan. Para pemimpin dirancang dan ditentukan dalam formal serta muncul dan dipilih dalam informal. 3. Pengendalian perilaku. Organisasi formal mengendalikan perilaku karyawan melalui penghargaan dan hukuman, sedangkan kelompok informal mengendalikan para anggota dengan pemenuhan kebutuhan. 4. Ketergantungan. Karena kapasitas pemimpin formal terletak pada penghargaan dan hukuman, bawahan-bawahan lebih tergantung dari pada para anggota suatu kelompok informal. C. Peran dan Fungsi Organisasi informal hampir selalu terjadi dalam semua perusahaan karena adanya interaksi manusia. Organisasi informal pada dasarnya dapat melayani empat fungsi utama: 1. Memelihara dan memperkuat kesamaan norma diantara anggota 2. Memberi atau menyediakan kepuasan sosial, status, dan rasa aman bagi anggota 3. Membantu para anggotanya untuk berkomunikasi 4. Membantu memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi anggotanya ‘13 4 Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Organisasi informal muncul dari respons terhadap kebutuhan sosial sebagai kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain. Determinan penting yang memunculkan organisasi informal menurut Scott (1993) adalah lokasi, pekerjaan, kepentingan, dan isu-isu khusus (special issues). kemudian melihat beberapa asumsi karakteristik organisasi informal yang penting dan apabila dipahami maka ia akan bermanfaat bagi penerapan manajemen antara lain: 1. Organisasi informal merupakan agen kontrol sosial, dan pada organisasi formal biasanya aturan-aturan mengenai kontrol sosial tersebut tidak lengkap atau tidak diatur. 2. Bentuk-bentuk keterhubungan antar manusia pada organisasi informal memerlukan analisis yang berbeda dari hubungan manusia yang diplot atau dirancang pada organisasi formal. Metodenya biasa disebut sebagai analisa sosiometrik. 3. Organisasi informal memiliki sistem status dan komunikasi yang khusus, dan tidak selalu berasal dari sistem formal. 4. Keberlangsungan hidup organisasi informal membutuhkan stabilitas hubungan diantara orang-orang yang berada didalamnya, dengan demikian organisasi informal selalu sulit untuk berubah (resists to change). 5. Kepemimpinan merupakan salah satu aspek penting bagi organisasi informal. Diskusi terhadap aspek kepemimpinan pada organisasi informal dipumpun pada bagaimana berlangsungnya kepemimpinan informal, keistimewaan apa yang melekat padanya, dan bagaimana pemimpin informal tersebut dapat menolong para manajer mencapai tujuan-tujuan dalam organisasi formal. D. Komunikasi Informal ‘13 5 Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Komunikasi informal terjadi diantara karyawan dalam suatu organisasi yang dapat berinteraksi secara bebas satu sama lain terlepas dari kewenangan dan fungsi jabatan mereka. Biasanya komunikasi informal dilakukan melalui tatap muka langsung dan pembicaraan lewat telepon. Komunikasi informal terjadi sebagai perwujudan dari keinginan manusia untuk bergaul (sosialisasi) dan keinginan untuk menyampaikan informasi yang dimilikinya dan dianggap tidak dimiliki rekan kerjanya3. Masmuh4 merinci beberapa hal yang penting terkait komunikasi informal, yaitu: Memetakan Komunikasi Informal Komunikasi informal dalam suatu organisasi memberi petunjuk apakah saluran komunikasi formal telah berfungsi secara efektif. Dengan mempelajari komunikasi infiormal, dapat dilakukan penyesuaian-penyesuaian dalam organisasi formal guna mendudkung komunikasi dan pencapaian tujuan organisasi. Pengendalian Grapevine The grapevine, atau bisa diartikan dalam bahasa Indonesia 'Komunikasi Selentingan', istilah ini sering digunakan bergantian dengan istilah komunikasi informal. Istilah ini berawal pada tahun 1860-an saat Perang Saudara Amerika. Biasanya digunakan sebagai istilah penggambaran garis telegraf yang digantung di antara pepohonan seperti anggur. Artinya, the grapevine/komunikasi informal tidak terlalu efektif karena sistem telegraf bukan sumber ter percaya komunikasi pada saat itu. Hampir satu abad kemudian, diketahui bahwa jalur komunikasi informal/the grapevine tidak menyerupai sekelompok anggur. 3 4 Lihat masmuh, 2013, hal. 16. Lihat Masmuh, 2013, hal. 17 ‘13 6 Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Fakta nya, komunikasi selentingan atau the grapevine terjadi ketika komunikasi formal tidak cukup. Hasil penelitian telah menyimpulkan bahwa komunikasi informal sangat baik terjadi saat tidak mencukupinya informasi ambigu yang dapat ditularkan melalui komunikasi formal. Beberapa teori organisasi mengakui bahwa the grapevine atau komunikasi informal dibutuhkan dalam kehidupan berorganisasi. Metode the grapevine bekerja pada satu orang, Orang pertama mengirim pesan ke Orang kedua dan Orang ketiga. Kemudian, Orang kedua memberitahu Orang keempat dan Orang kelima. Dan orang ketiga mengatakan pada orang keenam. Tidak semua peserta dalam the grapevine mengirim pesan. Beberapa hanya menerima. Penghubung dalam organisasi biasanya membantu memfasilitasi the grapevine. Kita biasanya lebih akrab the grapevine dikenal sebagai rumor/gosip. Penggunaan the grapevine seperti ini biasanya umum antara manajer dengan karyawan subdivisi. Jenis rumor yang tersebar melalui the grapevine ini dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, spontan dan terencana. Rumor spontan tersebar ketika orang-orang dalam keadaan stres atau saat berada di lingkungan yang tidak dapat dipercaya. Rumor terencana menyebar dalam lingkungan yang sangat kompetitif. Jitendra Mishra memiliki 8 alasan the grapevine atau komunikasi informal harus ada. Beberapa alasan termasuk kebutuhan untuk komunikasi yang lebih cepat, pesan yang berguna, sarana untuk pengimajinasian dan keperihatinan, juga membantu membangun kerja sama dan identitas perusahaan. Ternyata, 75% dari semua organisasi, praktik, kebijakan, dan prosedur yang dikomunikasiakan dengan cara the grapvine. Penelitian telah menunjukkan bahwa komunikasi informal atau the grapevine lebih efektif daripada komunikasi formal dampaknya pada karyawan5. 5 Lihat http://richmondtraytor.blogspot.co.id/2010/12/komunikasi-dalam-organisasi.html ‘13 7 Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Grapevine adalah jaringan komunikasi informal yang bisa menembus seluruh lapisan organisasi. Grapevine dapat menjadi kekuatan yang dominan ketika saluran formal tertutup. Pada beberapa kasus graprvine benar-benar sangat sebuah jasa , karena informasi yang diberikan membantu memperjelas situasi yang tidak jelas dan tidak menentu. Grapevine menjadi lebih aktif selama periode perubahan, kegembiraan, kegelisahan, dan kelesuan kondisi ekonomi. Dalam banyak kasus grapevine dapat menyebabkan penyampaian informasi yang keliru atau “misinformation”, oleh karena itu dapat menimbulkan hambatan terhadap komunikasi yang telah direncanakan oleh pihak manajemen. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan ini, dapat diajukan beberapa cara pengendalian yang dapat digunakan untuk mengurangi jumlah dan kekerasan (severity) desas-desus yang disampaikan seseorang ke orang lain melalui grapevine. E. Fungsi Komunikasi Informal Ada beberapa fungsi komunikasi informal yang dapat dikemukakan seperti di bawah ini: 1. Persahabatan dan kelompok informal 2. Penyebaran informasi yang bersifat pribadi 3. Gosip 4. Desas-desus Di samping itu, komunikasi informal dapat bersifat hubungan penugasan atau kedinasan (task related). Karena jaringan komunikasi formal jarang dapat menyebarkan informasi mengenai penugasan debngan cuckup memadai, maka biasanya terjadi saluran komunikasi informal untuk mengambil alih komuniikasi formal tersebut. ‘13 8 Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id F. Jaringan Komunikasi Informal Apabila karyawan tidak mengajukan pertanyaan dalam pelaksanaan tugasnya dan tidak ada pula masalah yang akan dipecahkannya, maka pembicaraan mereka sambil bekerja tidaklah menyangkut hal-hal formal lagi, tetapi sudah dapat dikatakan informal karena sudah beralih kepada pembicaraan yang tidak relevan dengan tugas-tugasnya. “Bila karyawan berkomunikasi dengan yang lainnya tanpa memperhatikan posisi mereka dalam organisasi, maka pengarahan arus informasi bersifat pribadi. Informasi mengalir tanpa memperhatikan hubungan posisi. Jaringan komunikasi lebih dikenal dengan desas-desus (grapevine) atau kabar angin. Informasi yang diperoleh dari desas-desus adalah yang berkenaan dengan apa yang didengar atau apa yang dikatakan orang dan bukan apa yang diumumkan oleh orang yang berkuasa”. Walaupun desas-desus (grapevine) itu membawa informasi yang informal tetapi ada manfaatnya bagi organisasi. Adanya jaringan komunikasi informal pemimpin dapat mengetahui sentimen karyawan, karyawan dapat menyalurkan ekspresi emosional dari pesan-pesan yang dapat mempercepat permusuhan, dapat membantu menerjemahkan pengarhan pemimpin ke dalam bahasa yang lebih mudah dipahami oleh karyawan. Hubungan yang efektif antara atasan dan bawahan kelihatannya sangat kursial untuk mengontrol informasi informal6. Hasil penelitian mengenai desas-desus (grapevine) menemukan hal-hal sebagai berikut: 1. Grapevine sangat cepat 2. Grapevine itu tepat 3. Grapevine membawa banyak informasi 4. Grapevine tersebar menurut rantaian kelompok 6 Lihat Muhammad, 2001, hal.124. ‘13 9 Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 5. Grapevine itu umumnya berfungsi melalui interaksi ceritra dari mulut ke mulut 6. Grapevine umumnya bebas dari pengemdalian organisasi 7. Partisan dalam jaringan komunikasi informal cenderung mengambil salah satu dari tiga peranan, yaitu sebagai pengntara atau sebagai orang yang terisolasi. 8. Semakin cepet seseorang mengetahui sesuatu kejadian tertentu makin cepat dia mau menyampaikan pesan itu pada temannya yang lain. 9. Arus informasi yang lebih utama cenderung terjadi di dalam kelompok fungsional daripada antar kelompok. 10. Informasi dari komunikasi informal kurang lengkap dan menjadikan orang mungkin salah interpretasi mengenai hal itu. 11. Grapevine cenderung memberikan pengaruh kepada organisasi baik maupun kurang baik. Oleh karena itu adalah penting untuk memahamai: “grapevine”. 12. Grapevine tudak bisa ditekan atau dikontrol secara langsung meskipun grapevine itu dipengaruhi oleh cara-cara pimpinan berhubungan dengan mereka. 13. Pemimpin tidak resmi dalam organisasi sering merupakan pusat penerimaan penginterpretasian dan penyebaran informasi: “grapevine” pada orang lain. 14. Laki-laki dan perempuan sama saja aktifnya dalam komunikasi informal ini. 15. Aktivitas grapevine dalam organisasi bukanlah tanda ketidaksehatan organisasi, tetapi merupakan gejala yang normal7. Model-Model Jaringan Komunikasi Komunikasi dapat ditransmisikan dalam sejumlah arah dalam suatu organisasi: bawah atau ke atas rantai organisasi. Horizontal untuk rekan-rekan di 7 Lihat Masmuh, 2013, hal. 125-126. ‘13 10 Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dalam atau di luar unit organisasi, atau dari unit luar lokasi organisasi formal itu. Saluran komunikasi dapat bersifat formal informal, tergantung cara mereka menghubungkan jaringan. Jaringan adalah sistem jalur komunikasi yang menghubungkan pengirim dan penerima menjadi organisasi sosial yang berfungsi. Jaringan ini mempengaruhi perilaku individu yang bekerja di dalamnya, dan posisi yang ditempati individu dalam jaringan memainkan peran kunci dalam menentukan perilaku mereka dan perilaku orang-orang yang mereka pengaruhi. Jaringan komunikasi merupakan faktor dalam situasi yang dapat bervariasi secara independen dari tugas atau gaya kepemimpinan dalam kelompok, meskipun biasanya erat terkait dengan itu. Ketika tugas membutuhkan jenis tertentu dari jaringan komunikasi untuk kinerja optimal. gaya pemimpin cenderung untuk menempatkan batasan pada frekuensi, durasi, dan arah komunikasi anggota. Namun, semua tiga variabel. tugas, jaringan komunikasi, dan kepemimpinan, adalah serupa bahwa mereka adalah cara untuk memanipulasi situasi untuk kelompok dengan menetapkan norma-norma untuk bentuk dan isi interaksi. Ada beberapa cara untuk melihat jaringan komunikasi Pertama kita bisa memikirkan semua komunikasi organisasi yaitu internal, eksternal keatas, ke bawah, dan horizontal--sebagai jaringan yang dikelola dari arus informasi. Kedua kita dapat melihat sistem komunikasi organisasi sebagai jumlah dari kelompok subsistem jaringan komunikasi fungsional yang terkait dengan satu atau lebih tujuan organisasi. Ketiga, kita dapat memeriksa kategori utama untuk mengklasifikasikan tujuan yang berbeda dari anggota organisasi. Empat, Kita bisa mempertimbangkan efek jaringan komunikasi tertentu pada kinerja kelompok. Karena setiap sistem komunikasi organisasi adalah jumlah dari kelompok subsistem, akan bermanfaat untuk mengetahui sesuatu tentang empat subsistem komunikasi utama. Jaringan komunikasi fungsional adalah: Jaringan regulasi, jaringan ‘13 11 inovatif, integratif Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si (maintenance) jaringan, Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dan-informatif-edukatif jaringan. Masing-masing jaringan ini terkait dengan satu atau lebih tujuan organisasi (yaitu, kesesuaian, addictiveness, moral, dan pelembagaan) Jaringan komunikasi regulatif berkaitan dengan tujuan organisasi mengamankan kesesuaian dengan rencana. untuk menjamin produktivitas. Hal ini berkaitan dengan kontrol. Pesanan, dan bentuk lain dari arah dan umpan balik antara bawahan dan atasan dalam kegiatan tugas terkait. Contoh komunikasi regulatif adalah pernyataan kebijakan, prosedur, dan aturan. Jaringan komunikasi yang inovatif berusaha untuk menjamin kemampuan beradaptasi suatu organisasi dengan variatifnya pengaruh internal dan eksternal (teknologi, sosiologis, pendidikan, Ekonomi, politik) dan sebagainya memberikan kontribusi untuk terus produktif dan efektif. Hal ini berkaitan dengan pemecahan masalah, adaptasi terhadap perubahan, dan strategi dan pelaksanaan pengolahan ide baru. Beberapa contoh adalah sistem saran dan pertemuan pemecahan masalah partisipatif. Jaringan komunikasi Integratif (maintenance) adalah berhubungan dengan perasaan untuk diri, rekan, dan pekerjaan, dan secara langsung berkaitan dengan tujuan organisasi semangat kerja karyawan. Hal ini secara tidak langsung terkait dengan pelembagaan, yang melibatkan penerimaan organisasi dengan nonanggota seperti masyarakat dan pemerintah unit. Hal ini dimanifestasikan dengan perilaku yang mendukung dan mempertahankan diri yang berkisar dari desas-desus dan status simbol informal untuk penghargaan dan unsur-unsur realisasi diri dan manusia-pemenuhan sangat terlihat. Beberapa contoh adalah selentingan, pujian dari atasan, dan promosi. Model Rantai Metode jaringan komunikasi di sini terdapat lima tingkatan dalam jenjang hirarkisnya dan hanya dikenal komunikasi sistem arus ke atas (upward) dan ke bawah (downward), yang artinya menganut hubungan komunikasi garis langsung (komando) baik ke atas atau ke bawah tanpa terjadinya suatu penyimpangan. ‘13 12 Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Model Roda Sistem jaringan komunikasi di sini, semua laporan, instruksi perintah kerja dan kepengawasan terpusat satu orang yang memimpin empat bawahan atau lebih, dan antara bawahan tidak terjadi interaksi (komunikasi sesamanya). Model Lingkaran Model jaringan komunikasi lingkaran ini, pada semua anggota/staff bisa terjadi interaksi pada setiap tiga tingkatan hirarkinya tetapi tanpa ada kelanjutannya pada tingkat yang lebih tinggi, dan hanya terbatas pada setiap level. Model Saluran Bebas/Semua Saluran Model jaringan komunikasi sistem ini, adalah pengembangan model lingkaran, di mana dari semua tiga level tersebut dapat melakukan interaksi secara timbal balik tanpa menganut siapa yang menjadi tokoh sentralnya. Model Huruf ‘Y’ Model jaringan komunikasi dalam organisasi di sini, tidak jauh berbeda dengan model rantai, yaitu terdapat empat level jenjang hirarkinya, satu supervisor mempunyai dua bawahan dan dua atasan mungkin yang berbeda divisi/departemen8. __________________________ 8 LihatPace, 2001, hal 176 ‘13 13 Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Referensi: Masmuh, Abdullah, 2013. Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek. Malang: UMM Press. Pace, R. Wayne & Don F. Faules, 2001. Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: Rosda. Sutarto, 1991. Dasar-Dasar Organisasi. Yogyakarta: UGM Press. https://faizahistiblog.wordpress.com/mata-kuliyah/manajemendakwah/organisasi-formal-dan-informal/ http://www.manajemenn.web.id/2011/07/struktur-organisasi-informal.html http://richmondtraytor.blogspot.co.id/2010/12/komunikasi-dalam-organisasi.html ‘13 14 Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id