Modul Teori Komunikasi [TM3]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
TEORI KOMUNIKASI
Teori Didasarkan atas Pendekatan
Obyektif
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Advertising
&MarketingCommunications
Tatap Muka
03
Kode MK
Disusun Oleh
85004
Sugihantoro, S.Sos, M.Ikom
Abstract
Kompetensi
Modul ini membahas mengenai teori-
Setelah mempelajari modul ini
teori dalam pendekatan obyektif.
diharapkan mahasiswa dapat memiliki
pemahaman teori-teori dalam
pendekatan obyektif.
Teori dalam Pendekatan Obyektif
Dalam uraiannya Littlejohn & Foss (2009:10) menjelaskan bahwa sebuah awal untuk
memahami komunikasi sebagai sebuah bidang dan teori-teorinya, merupakan proses dasar
dalam penelitian itu sendiri. Penelitian adalah penyelidikan sistematis dari pengalaman yang
merujuk pada pemahaman, pengetahuan, dan teori. Orang terlibat dalam penelitian ketika
mereka mencoba untuk mengetahuai sesuatu
dengan cara yang sistematis. Proses
penelitian yang sistematis menggunakan tiga tahapan:
1) Menanyakan pertanyaan
Gerald Miller dan Henry Nicholson percaya bahwa penelitian adalah “tidak lebih
…
daripada
proses
pengajukan
pertanyaan-pertanyaan
signifikan
yang
menarik… serta memberikan jawaban-jawaban yang sistematik dan rapi bagi
mereka.
Pertanyaaan-pertanyaannya
pun
dapat
beragam.
Pertanyaan-
pertanyaan tentang definisi membutuhkan pengertian sebagai jawabannya,
mencoba untuk menjelaskan apa yang diamati atau disimpulkan. Apakah ini?
Kita akan menyebutnya apa? Pertanyaan-pertanyaan tentang fakta berhubungan
dengan kelengkapan dan hubungan dalam apa yang diamati; apa yang
terkandung di dalamnya? Bagaimana hal itu berhubungan dengan hal-hal yang
lainnya? Pertanyaan-pertanyaan tentang nilai menggali estetika, pragmatis,
kualitas etis dari yang diamati; Apakah ini indah? Apakah ini efektif? Apakah ini
baik?
2) Tahapan kedua dalam penelitian adalah pengamatan
Di sini, akademisi mencari jawaban dengan mengamati fenomena. Metodemetode pengamatan berbeda-beda darai satu tradisi ke trandisi yang lain.
Beberapa akademisi mengamatinya dengan memeriksa catatan-catatan dan
artefak-artefak, yang lainnya dengan keterlibatan pribadi, yang lainnya
menggunakan alat-alat bantu dan percobaan yang teratur, serta yang lainnya lagi
dengan wawancara ke orang-orang. Apa pun metode yang direncanakan untuk
menjawab pertanyaaan-pertanyaan yang diajukan tentang komunikasi.
3) Menyusun jawaban
Pada
tahap
ini
kaum
akademisi
menggambarkan, dan menjelaskan -
mencoba
untuk
mendefinisikan,
untuk menentukan penilaian dan
interpretasi tentang apa yang diamati. Tahap ini biasanya dikenal dengan teori.
2016
2
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Orang-orang sering berpikir tentang tahapan-tahapan penelitian sebagai sesuatu
yang lurus, hanya ada satu langkah pada setiap tahapan – pertama pertanyaan-pertanyaan,
lalu pengamatan, dan akhirnya jawaban. Akan tetapi penelitian tidak memperoleh hasil
dengan cara seperti ini. Setiap tahapan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh tahapantahapan yang lain. Pengmatan seringkali menghadirkan pertanyaan-pertanyaan baru dan
teori-teori ditantang, baik oleh pengamatan maupun oleh pertanyaan. Teori-teori
menghasilkan pertanyaan-pertanyaan baru dan sebagian pengamatan ditentukan oleh teoriteori. Jadi, penelitian lebih seperti memutari sebuah lingkaran dan berputar-putar di antara
poin-poin yang berbeda di dalamnya dan bukan menjalani sebuah garis lurus.
Selanjutnya berdasarkan uraian Littlejohn & Foss (2009:11) ilmu pengetahuan
seringkali dihubungkan dengan obyektivitas, standarisasi, dan generalisasi. Para ilmuwan
mencoba untuk melihat dunia dengan cara yang sama seperti pengamat-pengamat lain,
berlatih dengan cara yang sama, dan menggunakan metode-metode yang sama pula.
Replikasi sebuah penelitian akan memberikan hasil yang identik. Standarisasi dan replikasi
hal yang penting dalam ilmu pengetahuan karena pada ilmuwan menganggap bahwa dunia
memiliki bentuk yang dapat diamai dan gambaran tugas mereka adalah ketika menemukan
keadaan dunia seperti saat ini. Dunia menunggu penemuan dan tujuan ilmu pengetahuan
adalah untuk mengamati serta menjelaskan dunia seakurat mungkin.
Karena tidak ada cara mutlak untuk mengetahui seberapa akurat pengamatan
tersebut, para ilmuwan harus bergantung pada persetujuan di antara para pengamat. Jika
semua pengamat yang terlatih menggunakan metode yang sama dan memberikan hasil
yang sama, maka obyeknya dianggap telah benar-benar diamati. Karena tekanan pada
penemuan dunia yang dapat dikenal, metode-metode ilmiah biasanya sangat sesuai dengan
masalah-masalah keadaan alam.
Dalam fokusnya pada standarisasi dan obyektivita, ilmu pengetahuan kadang terlihat
bebas dari nilai. Namun apa yang terlihat ini dapat saja menipu realitas karena ilmu
pengetahuan didasarkan pada banyak nilai-nilai implicit. Ilmu humanis merupakan sebuah
tradisi yang mengakui posisi nilai-nilai dalam penelitian dengan bebas.
Selanjutnya Rohim (2009:27) menjelaskan bahwa pendekatan umumnya berlaku di
kalangan ahli ilmu eksakta seperti fisika, biologi, kedokteran, matematika, dan lainnya.
Pendekatan atau aliran ini ditandai beberapa hal antara lain:
a) Mengasosiasikan ilmu dengan obyektivitas.
Obyektivitas
yang
dimaksud
adalah
obyektivitas
yang
menekankan
prinsip
standarisasi observasi dan konsistensi. Landasan filosofisnya adalah bahwa dunia
dipandang dalam bentuk dan struktur. Secara individual boleh jadi peneliti berbeda
pandangan satu sama lain tentang bagaimana rupa atau macam dari bentuk dan
struktur tersebut. Namun, apabila para peneliti melakukan penelitian terhadap suatu
2016
3
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
fenomena dengan menggunakan metode yang sama, maka akan dihasilkan temuan
yang sama. Inilah hakikat dari obyektifitas dalam konteks standarisasi observasi dan
konsistensi.
b) Fokus perhatiannya pada dunia hasil penemuan (discovering world).
c) Terdapat pemisahan
yang tegas antara known (obyek atau hal yang ingin
diketahui/diteliti) dan answer (subyek pelaku atau pengamat).
d) Aliran ini lazim menggunakan metode eksperimen. Melalui metode ini si peneliti
secara sengaja melakukan suatu percobaan terhadap obyek yang ditelitinya. Tujuan
penelitian biasanya diarahkan pada upaya mengukur ada tidaknya pengaruh atau
hubungan sebab kibat di antara dua variabel atau lebih, dengan mengontrol pengaruh
dari variabel lain. Prosedur yang umum dilakukan adalah dengan cara memberikan
atau mengadakan suatu perlakuan khusus kepada obyek yang diteliti serta meneliti
dampak atau pengaruhnya.
e) Pemahaman dan kesimpulan terhadap suatu fenomena dilakukan dengan berupaya
memperoleh konsensus. Teori atau model komunikasi yang secara tegas
mencerminkan pengaruh pendekatan ini adalah model komunikasi stimulus-respons
(SR). teori ini didasarkan pada prinsip bahwa stimulus akan menciptakan efek atau
dampak. Menurut teori ini efek merupakan reaksi tertentu terhadap stimulus
(rangsang) tertentu, sehingga orang dapat menduga atau memperkirakan adanya
hubungan erat antara isi pernyataan dan reaksi audience. Model ini secara tegas
menggunakan prinsip sebab akibat. Stimulus sebagai variabel X dan respons sebagai
variabel Y.
Tradisi Kajian Teori Komunikasi dalam Perpektif Obyektif
Dalam pendekatan obyektif, ilmu pengetahuan seringkali diasosiasikan dengan
sifanya yang obyektif (obyektivity) yang artinya bahwa pengetahuan selalu mencari
standarisasi dan kategorisasi. Dalam pandangan obyektif, para peneliti memandang dunia
sedemikian rupa sehingga peneliti yang lain jika menggunakan metode yang sama, maka
akan menghasilkan kesimpulan penelitian yang sama. Dengan demikian suatu replikasi atau
penelitian yang berulang-ulang dilakukan maka akan menghasilkan kesimpulan yang sama
pula. Sifat penelitian yang menggunakan metode obyektif ini disebut dengan penelitian
empiris (scientific scholarship) atau positivis.
Selanjutnya berdasarkan klasifikasi teori oleh Robert Craig, maka dari ketujuh tradisi
teori komunikasi yang memiliki sifat paling obyektif adalah sosiopsikologi dan sibernetika.
Selanjutnya yang paling subyektif adalah fenomenologi, kritis dan sosiokultural.
1) Sosiopsikologi
2016
4
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Berdasarkan uraian Littlejohn & Foss (2009:63),
penjelasan
mengenai trandisi
sosiopsikologis merupakan hal yang penting. Mekanisme-mekanisme universal yang
menentukan tindakan dianggap dapat ditemukan melalui penelitian yang teliti.
Konsekuensinya, tradisi ini menjadi yang sering diasosiasikan dengan ilmu komunikasi
(the scientific of communication). Banyak karya komunikasi terbaru dalam tradisi ini
yang memperhatikan pada persuasi dan perubahan siakp – pemrosesan pesan,
bagaimana individu merencanakan strategi pesan, bagaimana penerima pesan
memproses informasi pesan, dan efek pesan pada individu. Bagian yang masih populer
dalam pendekatan sosiopsikologis adalah teori sifat, yang mengidentifikasi variabel
kepribadian
serta
kecenderungan-kecenderungan
pelaku
komunikasi
yang
mempengaruhi bagaimana individu-individu bertindak dan berinteraksi.
Menurut Littlejohn & Foss (2009:64), saat ini kebanyakan teori
komunikasi
sosiopsikologis lebih berorientasi pada sisi kognitif, yaitu memberikan pemahaman
bagaimana manusia memproses informasi. Dalam area ini, tradisi sibernetika dan
sosiopsikologis bersama-sama menjelaskan sistem pemrosesan
informasi individu
manusia. Input (informasi) merupakan bagian dari perhatian khusus, sedangkan output
(rencana dan perilaku) merupakan bagian dari sistem kognitif. Pertanyaan-pertanyaan
penting dalam penelitian area ini, termasuk bagaimana persepsi dipresentasikan secara
kognitif
serta
bagaimana
representasinya
diproses
melalui
mekanisme
yang
memberikan perhatian, ingatan, mekanisme yang memberikan perhatian, ingatan,
campur tangan, seleksi, motivasi, perencanaan, dan pengorganisasian.
Banyak dari karya dalam tradisi ini berasumsi bahwa mekanisme-mekanisme
pemrosesan informasi manusia berada di luar kesadaran kita. Sebagai pelaku
komunikasi, kita mungkin disadarkan akan aspek-aspek spesifik dari proses, seperti
perhatian dan ingatan serta kita akan sangat sadar akan output tertentu, seperti
rencana dan perilaku, tetapi proses internal itu sendiri berada di belakang layar. Para
ahli komunikasi mencoba untuk mencari dan menjelaskan sistem -sistem ini.
Beberapa tema yang berbeda dalam tradisi sosiopsikologis :
1. Bagaimana perilaku komunikasi individu diprediksi?
2. Bagaimana
individu
memperhitungkan
dan
mengakomodasi
situasi-situasi
komunikasi yang berbeda?
3. Bagaimaan pelaku komunikasi mengadaptasi perilaku mereka?
4. Bagaimana informasi diasimilasi, diatur, serta digunakan dalam menyusun rencana,
rendana dan strategi pesan?
5. Dengan logika apa manusia membuat keputusan tentang bentuk pesan yang hendak
digunakan?
6. Bagaimana makna direpresentasikan dalam pikiran?
2016
5
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
7. Bagaimana manusia menghubungkan penyebab-penyebab perilaku?
8. Bagaimana informasi diintegrasikan untuk membentuk sikap dan kepercayaan?
9. Bagaimana sikap berubah?
10. Bagaimana pesan-pesan diasimilasi ke dalam bentuk kepercayaan/sikap sistem?
11. Bagaimana ekspektasi dibentuk dalam interaksi dengan orang lain?
12. Apa yang terjadi ketika ekspektasi tidak tercapai?
Variasi- variasi dalam tradisi ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaaan tersebut dalam
cara yang berbeda.
Keragaman dalam Tradisi Sosiopsikologis
Berdasarkan uraian Littlejohn & Foss (2009:64), tradisi dalam sosiopsikologis dapat
dibagi dalam tiga cabang besar antara lain :
a) Perilaku
Dalam sudut pandang perilaku, teori-teori berkonsentrasi pada bagaimana manusia
berperilaku dalam situasi-situasi komunikasi. Teori-teori tersebut biasanya melihat
hubungan antara perilaku komunikasi - apa yang Anda katakana dan lakukan dalam kaitannya dengan beberapa variabel, seperti sifat pribadi, perbedaan situasi,
dan pembelajaran. Sampai sekitar tahun 1960-an, penekanan dalam psikologi
adalah bagaimana kita mempelajari perilaku dengan menghubungkan antara
stimulus dengan respons. Ketika perilaku tertentu diberi penghargaan, perilaku
tersebut akan diulang. Para ahli psikologis menyebutnya “pembelajaran (learning).”
Ketika respons diberi hukuman, perilaku tersebut akan berhenti atau “unlearned.”
Saat ini, para ahli tradisi sosiopsikologis mempercayai bahwa penggambaran ini
merupakan penjelasan sederhana bagi perilaku manusia.
b) Kognitif
Pendekatan kedua yaitu teori kognitif yang cukup banyak digandrungi saat ini.
Berpusat pada bentuk pemikiran, cabang ini berkonsentrasi pada bagaimana individu
memperoleh, menyimpan, dan memproses informasi dalam cara yang mengarahkan
output perilaku. Dengan kata lain apa yang Anda lakukan dalam situasi komunikasi
bergantung tidak hanya pada bentuk stimulus-respons, melainkan pada operasi
mental yang digunakan untuk mengelola informasi.
c) Biologis
Variasi umum yang ketiga adalah dari sudut pandang biologis. Karena kajian genetic
diasumsikan menjadi semakin penting, para ahli psikologi dan ahli teori perilaku pun
tertarik dalam efek-efek fungsi dan struktur otak, neurochemistry, dan faktor genetic
dalam menjelaskan perilaku manusia. Para ahli tersebut percaya bahwa banyak dari
sifat, cara berpikri, dan perilaku individu diikat secara biologis dan didapat bukan
2016
6
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
hanya dari pembelajaran atau faktor-faktor situasi, melainkan dari pengaruhpengaruh neurobiologist sejak lahir. Teori-teori ini yang mulai diakui pada tahun
1990-an mungkin paling baik dikatakan psikobiologis, yang mungkin berupa tradisi
yang muncul di dalamnya. Istilah communibiology mengacu pada kajian komunikasi
dari perspektif biologis. Tradisi sosiopsikologis dan sosiokultural berkenaan dengan
individu
dalam
interaksinya
dengan
yang
lain.
Tradisi
sosiopsikologis
mengedepankan individu, sedangkan sosiokultural menekankan persamaan dalam
interaksi sosial.
2) Sibernetika
Littlejohn & Foss (2009:59), berupaya menjelaskan pemahaman tradisi sibernetika
dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut; Apa yang member cirri
pada keluarga Anda? Dapatkah Anda dengan cukup penjelsan keluarga Anda dengan
menunjukkan
foto mereka? Bagaimana dengan menambahkan gambaran setiap
orang? Tidak satu pun dari pendekatan tersebut yang akan cukup memberikan
gambaran tentang bagaimana keluarga Anda. Hal ini disebakan keluarga lebih dari
sekadar kumpulan orang-orang. Agar dapat memahami kehidupan keluarga dengan
sempurna, Anda perlu melihat bagaimana anggota keluarga berinteraksi satu sama lain,
bagaimana mereka saling mempengaruhi, fungsi-fungsi
cara berkomunikasi yang
berbeda dalam keluarga, dan bagaimana keluarga berubah waktuu demi waktu.
Perspektif sibernetika diperlukan dalam memahami kedalaman dan kompleksitas
dinamika keluarga.
Sibernetika merupakan tradisi sistem-sistem kompleks yang di dalamnya banyak orang
saling berinteraksi, mempengaruhi satu sama lainnya.
Teor-teori dalam tradisi
sibernetika menjelaskan bagaimana proses fisik, biologis, sosial, dan perilaku bekerja.
Dalam sibernetika komunikasi dipahami sebagai sistem bagian-bagian atau variabelvariabel yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, membentuk, serta mengontrol
karakter keseluruhan sistem, dan layaknya organism, menerima keseimbangan dan
perubahan.
Gagasan Utama dari Tradisi Sibernetika
Ide sistem membentuk inti pemikiran sibernetika. Sistem merupakan sperangkat
komponen-komponen yang saling berinteraksi yang bersama-sama membentuk
sesuatu yang lebih dari sekadar sejumlah bagian-bagian. Kompleksitas keluarga yang
telah kita bahas sebelumnya menjadi contoh ideal sistem komunikasi. Anggota keluarga
tidak terpisah satu dengan yang lainnya dan hubungan mereka harus diperhitungkan,
supaya keluarga dapat dipahami dengan baik sebagai sebuah sistem. Layaknya
2016
7
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
keluarga, semua sistem adalah unik, yang kesemuanya diberi ciri oleh sebuah bentuk
hubungan. Bagian apapun dari sebuah sistem selalu dipaksa oleh ketergantungan
bagian-bagian lainya dan bentuk saling ketergantungan inilah yang mengatur sistem itu
sendiri. Namun, sistem tidak akan bertahan tanpa mendatangkan asupan-asupan baru
dalam bentuk input. Oleh karena itu, sebuah sistem mendapatkan input dari lingkungan,
memproses dan menciptakan timbal balik berupa hasil kepada lingkungan. Input dan
output pula berupa materi-materi nyata; atau dapat pula berupa energy dan informasi.
Karena saling ketergantungan inilah, sistem juga dicirikan dengan regulasi – diri dan
kontrol.
Dengan kata lain, monitor sistem, mengatur, dan mengontrol keluaran mereka agar
stabil serta mencapai tujuan. Thermostat (alat pengarut / pengimbang panas) dan alat
pemanas (heater) merupakan contoh sederhana kontrol sistem. Pesawat terbang
merupakan contoh sistem sangat rumit yang mampu menjaga kontrol melalui sistem
interaksi yang sangat rumit di antara bagian-bagian dalam mengantarkan muatan dan
penumpang ke tempat yang dituju. Sistem tersebut harus dapat beradaptasi dan
mampu berubah karena sistem ada dalam lingkungan yang dinamis.
Oleh karena itu, para pakar sistem tidak tertarik dengan bagaimana sistem dan fungsifungsinya, tetapi tertarik dengan bagaimana sistem itu mengatur dalam menyokong
serta mengontrol diri dari waktu ke waktu. Bagaimana pesawat terbang membuat
pengaturan dalam melawan yang gaya grativasi, arus angin, dan daya-daya lainnya
serta mengatur dirinya bersama dengan rute yang telah diatur? Hal ini hanya dapat
terjadi karena sistem di dalam sistem. Sistem ditanamkan di dalam satu dan lainnya,
seakan sistem itu merupakan bagian dari sistem yang lebih besar yang membentuk
sejumlah tingkatan dengan kompleksitas yang terus berkembang. Kita dapat melihat
dengan sangat leluasa ketika mengamati sejumlah sistem yang saling berinteraksi satu
sama lainnya dalam sistem induk yang besar atau kita dapat mengambil pandangan
yang lebih sempit dengan mengobservasi sub sistem yang lebih kecil.
Dalam sistem yang komplek, sejumlah putaran timbal balik menghubungkan semua
bagian. Putaran timbal balik ini disebut network (jaringan). Ilustrasi sederhana jaringan
sibernetika adalah contoh hipotesis seperti pada gambar di bawah ini.
2016
8
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 1.1
Hipotesis Jaringan Sibernetika
Akses masalah
kesehatan
(+)
Pendapatan
keluarga
(+)
(-)
Masalah penyakit
dalam keluarga
(-)
(+)
(-)
Kesuksesan anak di
sekolah
Kehadiran di sekolah
dan tempat kerja
(-)
Jumlah tayangan
televisi
(-)
Sumber: Littlejohn & Foss (2009:61)
Gambar tersebut diberti tanda plus (+) merepresentasikan hubungan positing,
sedangkan tanda (-) merepresentasikan hubungan negatif. Dalam hubungan positif,
variabel-variabel meningkat dan menurun secara bersamaan. Dalam hubungan negatif,
variabel-variabel berbanding terbalik, sehingga jika satu meningkat, maka yang lainnya
akan menurun. Sebagai contoh, ketika pendapatan keluarga meningkat, maka
kebutuhan akan kesehatan juga meningkat, dengan peningkatan kebutuhan akan
kesehatan, menurunlah tingkat penyakit dalam keluarga, sehingga dapat meningkatkan
kehadiran di tempat kerja dan di sekolah. Perhatikan bahwa beberapa putaran dalam
jaringan merupakan putaran timbal balik positif dan beberapa diantaranya negatif.
Ide pokok teori sistem sungguh sangat berkaitan dan konsisten, semuanya memiliki
pengaruh utama pada banyak hal, termasuk komunikasi. Luasnya penerapan sistem
dalam lingkungan nyata, fisik, dan sosial, sehingga tradisi sibernetika tidaklah monolitik.
Di sinilah kita akan membuat perbedaan di antara keempat variasi teori sistem. Yaitu:
1) Teori sistem dasar (basic system theory)
2016
9
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2) Sibernetika (cybernetics)
3) Teori sistem umum (general system theory)
4) Sibernetika tingkat kedua (second – order cybernetics)
Keragaman Tradisi Sibernetika
Berdasarkan uraian Littlejohn & Foss (2009:61), ide-ide pada bagian terdahulu yang
digarisbawahi, dapat diasumsikan sebagai teori sistem dasar. Dari bentuk yang paling
mendasar, pendekatan ini menggambarkan sistem-sistem sebagai bentuk-bentuk nyata
yang dapat dianalisis dan diobservasi dari luar. Dengan kata lain, Anda dapat melihat
bagian-bagian dari sistem dan bagaimana semuanya berinteraksi. Anda dapat
mengobservasi dan dengan obyektif mengukur kekuatan-kekuatan di antara semua
bagian dari sistem dan Anda dapat mendeteksi input dan output sebuah sistem. Lebih
jauh lagi, Anda dapat mengoperasikan atau memanipulasi sistem dengan mengubah
input sistem tersebut dan mengerjakannya dengan sembarangan dengan mekanisme
pemrosesannya. Seluruh ikatan pekerjaan, seperti para analis sistem, konsultan
manajemen dan desainer sistem, telah berkembang untuk menganalisis sistem serta
meningkatkannya.
Istilah sibernetika dapat membingungkan karena istilah tersebut dapat diaplikasikan,
baik pada tradisi umum (seperti yang telah dilakukan oleh Craig) maupun pada kajian
sibernetika yang lebih spesifik, yang merupakan satu di antara variasinya. Sibernetika
dalam kesan yang sempit dipopulerkan oleh Norbert Wiener pada tahun 1950-an.
Sebagai wilayah kajian sibernetika merupakan cabang dari teori sistem yang
memfokuskan diri pada putaran timbal balik dan proses-proses kontrol. Dengan
menekankan pada kekuatan-kekuatan yang tidak terbatas, sibernetika menantang
pendekatan linier yang menyatakan bahwa satu hal dapat menyebabkan hal lainnya.
Sebagai gantinya, konsep ini mengarahkan kita pada pertanyaan tentang bagaimana
sesuati saling mempengaruhi satu sama lainnya dalam cara yang tidak berujung,
bagaimana sistem mempertahankan kontrol, bagaimana mendapatkan keseimbangan,
serta bagaimana putaran timbal
balik dapat mempertahankan keseimbangan dan
membuat perubahan.
Cabang ketiga dari area kajian dalam teori sistem adalah teori sistem umum (general
system theory), yang awalnya diformulasikan oleh ahli biologi Ludwig on Bertalanffy
menggunakan GST sebagai pendekatan pengetahuan yang luas dan multidispliner.
Tradisi ini menggunakan prinsip-prinsip sistem yang menunjukkan bagaimana bendabenda dalam banyak kajian yang berbeda serupa satu sama lainnya, membentuk
kosakata umum bagi komunikasi dalam banyak kajian. Lebih dari itu, GST menyadari
sistem universal pada semua bentuk dan berkaitan dengan kejamakan di antara sistem
2016
10
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang tampaknya beragam, seperti pertumbuhan erkonomi, perkembangan biologis, dan
pergerakan sosial.
Dalam dekade terkini, beberapa pakar teori telah menolak ide yang menjelaskan bahwa
sistem dapat diobservasi serara obyektif. Sibernetika tingkat kedua (second-order
cybernetics) dikembangkan sebagai perspektif alternative dan merupakan variasi
terakhir dalam sibernetika. Sibernetika tingkat kedua meyakini bahwa para peneliti tidak
pernah dapat melihat bagaimana sistem bekerja dengan berada di luar sistem itu sendiri
karena peneliti selalu diikat secara sibernetika dengan sistem yang diobservasi.
Berdasarkan pada perspektif ini, kapan pun Anda mengobservasi
sistem, Anda
mempengaruhi dan dipengaruhi olehnya. Cabang ini sangat erat dikaitkan dengan
Heinz von Forester, yang juga dikenal dengan ahli sibernetika karena menunjukkan
bahwa pengetahuan merupakan hasil dari hubungan timbal balik antara orang yang
mengetahui dan yang diketahui. Apa yang kita observasi dalam sistem, ditentukan
secara terpisah oleh kategori-kategori dan metode-metode observasi yang pada
gilirannya dipengaruhi oleh apa yang dilihat.
Tradisi sibernetika menjadi bagian dalam komunikasi yang populer dan berpengaruh,
sehingga bermanfaat bagi pemahaman komunikasi secara umum, sama halnya dengan
komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Karena pengaruh-pengaruh
sistem, kosakata umum menjadikan teori-teori tersebut sesuai dan berguna sebagai
kelompok. Meskipun teori-teori tradisi sibernetika sangat bagus untuk pemahaman
terhadap sebuah hubungan,tetapi kurang efektif dalam membantu kita memahami
perbedaan-perbedaan individu di antara bagian-bagian sistem.
***
2016
11
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek. Bandung: Remaja
Rosda Karya
Litteljohn, Stephen W. 2009. Teori Komunikasi; Theories of Human Communication.
Terjemahan oleh Mohammad Yusuf Hamdan. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya.
Rohim, Syaiful. 2009. Teori Komunikasi; Perspektif, Ragam, dan
Rineka Cipta.
Wiryanto. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo.
2016
12
Teori Komunikasi
Sugihantoro, S.Sos, M.IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Aplikasi. Jakarta:
Download