MODUL PERKULIAHAN KOMUNIKASI MASSA KARAKTERISTIK DAN ELEMEN MEDIA MASSA Fakultas Program Studi Fakultas Ilmu Komunikasi Public Relations Kuliah Online 03 Kode MK Dosen MK85009 Muhamad Rosit, S.Sos, M.Si Abstract komunikasi massa memiliki karakteristik dan elemen yang berbeda dibandingkan dengan komunikasi lainnya. Perbedaan tersebut antara lain dilihat dari komunikator, isi dan audiennya. Sehingga menimbulkan keserempakan secara massif dan tersistem. Kompetensi Mahasiswa mampu memahami karakteristik dan elemen komunikasi massa Elemen komunikasi pada komunikasi secara umum juga berlaku bagi komunikasi massa. Secara ringkas proses sederhana komunikasi meliputi komunikator mengirimkan pesan melalui saluran kepada komunikan (penerima). Perbedaan komunikasi massa dengan komunikasi pada umumnya lebih berdasarkan pada jumlah pesan berlipat-lipat yang sampai pada penerima. Kadang-kadang mereka menerimanya secara serentak, langsung sebagaimana yang dilakukan oleh televisi, di waktu yang lain mereka menerimanya secara individu seperti dalam film, atau bahkan puluhan abad seperti yang dilakukan dalam buku, seperti Injil, Alquran, dan kitab suci lain. Dalam komunikasi massa pengirim sering disebut sebagai Memberi (source) atau komunikator, sedangkan penerima pesan yang berjumlah banyak disebut Audience , komunikan, pendengar, pemirsa, penonton, atau pembaca. Sementara itu, saluran dalam komunikasi massa yang dimaksud antara lain televisi, radio, surat kabar, buku, film, kaset/CD, dan internet yang juga sering disebut sebagai media massa. Ada beberapa elemen dalam komunikasi massa, antara lain komunikator, isi, Audience , umpan balik, gangguan (saluran dan semantik), gatekeeper, pengatur filter dan efek (masalah efek ini akan dijelaskan dalam bab tersendiri (Nuruddin, 2013). A. Komunikator Komunikator dalam komunikasi massa sangat berbeda dengan komunikator dalam bentuk komunikasi yang lain. Komunikator di sini meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur, dan staf teknis yang berkaitan dengan sebuah acara televisi. Jadi, komunikator merupakan gabungan dari berbagai individu dalam sebuah lembaga media massa. Saat ini kita mengenal konglomerasi pers. Dengan kata lain, sebuah media mempunyai beberapa media lain, tetapi satu manajemen bahkan satu penanam saham, misalnya Kompas atau Jawa Pos. Dalam kasus ini, bisa jadi ada satu orang yang dominan dalam menentukan aliran pesan yang disiarkan. Misalnya dalam pertunjukan televisi (David Letterman), film (George Lucas), koran (Katherine Graham), atau majalah (Hugh Herner). Akan tetapi, meskipun mereka dominan dalam media massanya, orang tersebut tidak bisa disebut komunikator. Dalam sebuah media cetak yang nama-nya komunikator antara lain reporter, copyeditor, fotografer, dan yang lain yang sedikit banyak ikut menentukan proses penyiaran. Individu bisa menjadi kekuatan dominan, tetapi tim khusus, sejumlah staf ahli merupakan komunikator dalam komunikasi massa. Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa bukan individu, tetapi kumpulan orang yang bekerja sama satu sama lain. Meskipun ada orang yang dominan, pada akhirnya ia akan terbatasi perannya oleh aturan kumpulan orang. Kumpulan orang itu bisa disebut organisasi, lembaga, institusi, atau jaringan. Jadi, ара yang dikerjakan oleh komunikator dalam komunikasi massa itu "atas nama" lembaga dan bukan atas nama masingmasing individu dalam lembaga tersebut. Ada beberapa karakteristik yang dimiliki oleh komunikator dalam komunikasi massa. Hiebert, Ungurait, dan Bohn (HUB) pernah mengemukakan setidak-tidaknya lima karakteristik: 1) daya saing (competitiveness), 2) ukuran dan kompleksitas (size and complexity), 3) industrialisasi (industrialization), 4) spesialisasi (specialization), dan 5) perwakilan (representation). B. Isi Masing-masing media massa mempunyai kebijakan sendiri-sendiri dalam pengelolaan isinya. Sebab, masing-masing, media melayani masyarakat yang beragam juga menyangkut individu atau kelompok sosial. Bagi Ray Eldon Hiebert dkk (1985) isi media setidaktidaknya bisa dibagi ke dalam lima kategori yakni; 1) berita dan informasi, 2) analisis dan inter-pretasi, 3) pendidikan dan sosialisasi, 4) hubungan masyarakat dan persuasi, 5) iklan dan bentuk penjualan lain, dan 6) hiburan. Berita dan informasi merupakan hal pokok yang harus dimiliki oleh media massa. Setiap hari media massa memberikan informasi dan berbagai kejadian di seluruh dunia kepada para Audience -nya. Televisi menyediakan laporan terkini sebagai salah satu tanggung jawab menyediakan berbagai informasi kejadian di seluruh dunia kepada penontonnya. Surat kabar menyediakan berbagai bentuk informasi agar masyarakat memahami dan lebih tahu. Media cetak tidak hanya memberitakan dengan bentuk straight news semata, tetapi juga feature, investigative reporting (laporan investigasi), tajuk rencana, dan ulasan lain. Intinya, media massa menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat. Misalnya, Anda termasuk penggemar sepak bola. Semua hasil pertandingan, ulasan, dan kejadian lain yang berhubungan dengan sepak bola tersaji dalam media massa. Media menggali semua peristiwa yang terjadi di masyarakat dan dikembalikan lagi ke masyarakat yang dilayaninya. C. Audience Khalayak memiliki sifat sifat sebagaimana yang ada pada konsep massa, namun lebih spesifik teragregat pada suatu media massa. (Burhan Bungin, 2013). Audience yang dimaksud dalam komunikasi massa sangai beragam, dari jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku, majalah, koran atau jurnal ilmiah. Masing-masing Audience berbeda satu sama lain di antaranya dalam hal berpakaian, berpikir, menanggapi pesan yang diterimanya, pengalaman, dan orientasi hidupnya. Akan tetapi, masing-masing individu bisa saling mereaksi pesan yang diterimanya. Menurut Hiebert dan kawan-kawan, Audience dalam komunikasi massa setidak- tidaknya mempunyai lima karak-iriistik sebagai berikut. 1. Audience cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial di antara mereka. Individu-individu tersebut memilih produk media yang mereka gunakan berdasarkan seleksi kesadaran. 2. Audience cenderung besar. Besar di sini berarti tersebar ke berbagai wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa. Meskipun begitu, ukuran luas ini sifatnya bisa jadi relatif. Sebab, ada media tertentu yang khalayaknya mencapai ribuan, ada yang mencapai jutaan. Baik ribuan maupun jutaan tetap bisa disebut Audience meskipun jumlahnya \ berbeda, tetapi perbedaan ini bukan sesuatu yang prinsip. \ Jadi tak ada ukuran pasti tentang luasnya Audience itu. 3. Audience cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan kategori sosial. Beberapa media tertentu mempunyai sasaran, tetapi heterogenitasnya juga tetap ada. Majalah yang dikhususkan untuk kalangan dokter, memang sama secara profesi, tetapi status sosial ekonomi, agama, dan umur tetap berbeda satu sama lain. Pembaca buku ini juga heterogen sifatnya. 4. Audience cenderung anonim, yakni tidak mengenal satu sama lain. Bagaimana mungkin Audience bisa mengenal khalayak televisi yang jumlahnya jutaan? Tidak mengenal tersebut tidak ditekankan satu kasus per kasus, tetapi meliputi semua Audience . Sebab, bisa saja sesama Audience Trans 7, antaranggota keluarga saling mengenal. Akan tetapi, saling mengenal di sini bukan seperti itu maksud-nya. 5. Audience secara fisik dipisahkan dari komunikator. Anda berada di Yogyakarta yang sedang menikmati acara stasiun televisi di Jakarta. Bukankah ia dipisahkan dengan jarak ratusan kilometer? Dapat juga dikatakan Audience dipisahkan oleh ruang dan waktu. D. Umpan Balik Ada dua umpan balik (feedback) dalam komunikasi, yakni umpan balik langsung (immediated feedback) dan tidak langsung (delayed feedback). Umpan balik langsung terjadi jika komunikator dan komunikan berhadapan langsung atau ada kemung-kinan bisa berbicara langsung. Misalnya, dalam komunikasi antarpersona yang melibatkan dua orang atau komunikasi kelompok. Di dalam komunikasi massa umpan balik biasanya terjadi tidak secara langsung. Artinya, antara komunikator dengan komunikan dalam komunikasi massa tidak terjadi kontak langsung yang memungkinkan mereka mengadakan reaksi langsung satu sama lain. Umpan balik secara tidak langsung, misalnya bisa ditunjukkan dalam letter to the editor/surat pembaca/pembaca menulis. Dalam rubrik ini biasanya sering kita lihat koreksi pembaca atas berita atau gambar yang ditampilkan media cetak. Tidak terkecuali dengan kritikan yang ditujukan pada media yang bersangkutan. Kritikan yang ditujukan pada pihak lain berdasarkan berita yang pernah dimuat juga merupakan salah satu umpan balik tidak langsung yang dimaksud. Umpan balik merupakan bahan yang direfleksikan kepada sumber/komunikan setelah dipertimbangkan dalam waktu tertentu sebelum dikirimkan. Umpan balik dari pidato politik seorang juru kampanye, misalnya, direfleksikan beberapa waktu kemudian dalam kotak suara pada hari pemungutan suara. Jadi, komunikan memberikan reaksi kepada komu-ilikator dalam jangka waktu tertentu dan tidak langsung seperti dalam komunikasi tatap muka. Bahkan bisa dikatakan, umpan lialik tidak langsung merupakan ciri asli yang dimiliki komunikasi massa. E. Gangguan 1. Gangguan Saluran Gangguan dalam saluran komunikasi massa biasanya selalu ada. Di dalam media gangguan berupa sesuatu hal, seperti kesalahan cetak, kata yang hilang, atau paragraf yang dihilangkan dari surat kabar. Hal itu juga termasuk gambar tidak jelas di pesawat televisi, gangguan gelombang radio, baterai yang sudah aus, atau langganan majalah yang tidak datang. Kenyataannya, semakin kompleks teknologi yang digunakan masyarakat, semakin besar peluang munculnya gangguan. Semakin banyak variasi program acara yang disajikan, semakin meningkat munculnya gangguan. Gangguan juga bisa disebabkan oleh faktor luar. Misalnya, sepanjang menonton acara televisi atau membaca koran ada dua pasang anak-anak yang sedang berkelahi. Interupsi orang lain ketika kita membaca majalah juga termasuk gangguan. Gangguan yang lain misalnya dering telepon yang berbunyi secara terus-menerus ketika kita sedang melihat televisi. Bahkan banyaknya sajian acara menarik pada jam yang sama dan juga banyaknya alternatif media cetak yang akan kita pilih termasuk juga dalam gangguan. Salah satu solusi untuk mengatasi adanya gangguan terhadap saluran (misalnya) adalah pengulangan acara yang disajikan. Loyalitas kita pada stasiun televisi tertentu atau pada produk iklan tertentu merupakan salah satu usaha mengatasi gangguan. Termasuk di sini, penyiar radio yang berusaha mengulangi nomor telepon yang disebutnya, atau pengulangan iklan yang disiarkan sepanjang program acara televisi, iklan department store yang dimunculkan tidak hanya pagi hari, tetapi juga sore hari merupakan usaha mengatasi gangguan pula. F. Gatekeeper Istilah gatekeeper ini pertama kali dikenalkan oleh Kurt Lewin dalam bukunya Human Relations (1947), seorang ahli psikologi dari Australia pada tahun 1947. Kata tersebut merupakan sebuah istilah yang berasal dari lapangan sosiologi, tetapi kemudian digunakan dalam lapangan penelitian komunikasi massa. Untuk memperjelas ара dan siapa gatekeeper ada baiknya disimak terlebih dahulu cerita sebagai berikut. Pada malam . Minggu diadakan acara "Jurit Malam" bagi sekelompok siswa Pramuka yang sedang mengadakan perkemahan. Untuk mengikuti acara "Jurit Malam" sekelompok regu dalam Pramuka harus melewati beberapa pos untuk mengerjakan perintah yang ada dalam masing-masing pos yang dijaga oleh penjaga pos. Kalau berhasil, regu itu bisa melanjutkan perjalanannya ke pos selanjutnya. Penjaga pos berfungsi memberi izin apakah sebuah regu layak meneruskan perjalanan atau tidak. Jadi, tanpa izin dari penjaga pos tidak mungkin mereka meneruskan ke pos selanjutnya. Pos itu bisa disebut dengan checkpoint gate, sedangkan individu atau organisasi yang memberi izin dinamakan gatekeeper (penapis informasi, palang pintu, atau penjaga gawang). Istilah ini kemudian dikembangkan tidak hanya untuk menunjuk orang atau organisasi yang memberi izin suatu kegiatan, tetapi memengaruhi keluar masuknya "sesuatu". Di dalam komunikasi massa dengan salah satu elemennya adalah informasi, mereka yang bertugas untuk memengaruhi informasi itu (dalam media massa) bisa disebut dengan gatekeeper. Hal itu juga bisa dikatakan, gatekeeper-lah. yang memberi izin bagi tersebarnya sebuah berita. G. Filter Perhatikan contoh cerita berikut. Ada dua orang wanita sebut saja namanya Yeni dan Yani. Keduanya merupakan mahasiswa di kota Yogyakarta dan tanggal dalam satu kos. Namun, keduanya memiliki perbedaan yang mencolok. Yeni adalah mahasiswa yang mengalami trauma karena pernah diperkosa, sedangkan Yani tidak pernah diperkosa. Pada suatu hari, keduanya melihat acara "Patroli" (tayangan kriminalitas di Indosiar). Kebetulan pula "Patroli" menayangkan acara perilaku kekerasan terhadap seorang wanita. Keduanya (Yeni dan Yani) terlihat santai melihat acara "Patroli" di awal acara. Akan tetapi, di pertengahan acara ada investigasi tentang kasus perkosaan. Keduanya pun merespons secara berbeda. Yeni karena pernah mengalami trauma dengan kasus perkosaan, ia kelihatan emosional baik ditunjukkan dari sikap, mimik muka atau perkataan yang dikeluarkan untuk menanggapi tayangan tersebut. Sementara itu, Yani biasa saja, sama seperti melihat acaraacara yang lain. Mengapa kedua orarig itu berbeda dalam merespons acara yang sama? Masalahnya, keduanya mempunyai filter yang berbeda. Filter tersebut bisa fisik, psikologis, ataupun budaya. Baik Yeni ataupun Yani mempunyai filter psikologis yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh peristiwa atau kejadian yang pernah dialaminya sehingga memengaruhi kondisi psikologis masing-masing. Cerita di atas adalah contoh filter psikologis yang akan ikut membedakan proses penerimaan pesan antara satu orang dengan orang yang lain. Kondisi psikologis seseorang tersebut akan ikut memengaruhi kuantitas dan kualitas pesan yang diterimanya. Seorang duda yang sudah cerai tiga kali dengan seorang kepala rumah tangga yang bahagia tentu akan berbeda dalam menang-gapi artikel sebuah media cetak tentang "Kiat Perkawinan Bahagia". Duda tersebut mungkin sangat antusias bahkan ingin mencari tahu lebih lanjut dengan mengirimkan surat ke redaksi yang bersangkutan, sedangkan yang satunya akan menanggapi atau merespons biasa saja. Ada kalanya pula respons atau penerimaan kita terhadap tayangan televisi dipengaruhi oleh kondisi ruangan. Ruangan yang panas akan mengganggu penerimaan pesan kita. Termasuk keadaan sekeliling kita, entah kursi yang keras dan tidak empuk, bola lampu ruangan yang redup, bahkan kondisi kita yang dalam keadaan sakit. Semua itu menjadi filter dalam proses penerimaan pesan. Filter tersebut akan sangat memengaruhi penerimaan pesan kita. Itulah yang disebut sebagai filter fisik. Filter adalah kerangka pikir melalui mana Audience menerima pesan. Filter ibarat sebuah bingkai kacamata tempat Audience bisa melihat dunia. Hal ini berarti dunia riil yang diterima dalam memori sangat tergantung dari bingkai tersebut. DAFTAR PUSTAKA Nuruddin, 2013, Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta, RajaGrafindo Persada Bungin, Burhan, 2013, Sosiologi Komunikasi, Jakarta, Kencana Prenada Media Group.