Teori-teori KOMUNIKASI MASSA MUHAMAD HUSNI MUBAROK, S.Pd., M.IKom Mahasiswa mampu menjelaskan teori dan model dasar komunikasi massa, menjelaskan teori dan model tentang pengaruh komunikasi massa terhadap individu dan masyarakat serta teori tentang audience dengan benar Marshall McLuhan mengatakan bahwa kita sekarang hidup dalam suatu “desa global”. Pernyataan McLuhan ini mengacu pada perkembangan media komunikasi modern yang memungkinkan terjadinya suatu penaklukan teknologis yang unik terhadap ruang dan waktu, yang mengakibatkan jarak fisik dalam komunikasi antar manusia dapat diabaikan. Pentingnya komunikasi massa dalam kehidupan manusia modern dewasa ini, terutama dengan kemampuannya untuk menciptakan publik, menentukan issue, memberikan kesamaan kerangka pikir, dan menyusun perhatian publik, pada gilirannya telah mengundang berbagai sumbangan teoretis terhadap kajian tentang komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu sendiri pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses di mana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses di mana pesan tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh audience. Pusat dari studi mengenai komunikasi massa adalah media. Media merupakan organisasi yang menyebarkan informasi berupa produk budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat. Oleh karenanya, sebagaimana dengan politik atau ekonomi, media merupakan suatu sistem tersendiri yang merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan yang lebih luas. Teori-Teori Dasar Komunikasi Massa Formula Lasswell “Who Says What In Which Channel Ti Whom With What Effect” Pendekatan Transmisional Teori ini mengadopsi proses telekomunikasi untuk diterapkan dalam konteks komunikasi manusia. Pendekatan Psikologi Sosial Pendekatan yang lebih memperhitungkan variabel lain dalam proses komunikasi massa dikemukakan oleh Mcleod dan Chaffee. Teori Ko-orientasi mereka menjelaskan adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara kekuatan politik, publik, dan media massa dalam menanggapi suatu peristiwa tertentu. Teori-Teori Komunikasi Massa Aliran Pertama Stimulus-Respons Model Jarum Hipodermik (Hypodermic Needle Model) dari Elihu Katz. Teori komunikasi satu langkah Teori ini berpendapat bahwa pengaruh media bersifat langsung dan segera. Anda membaca suratkabar, misalnya, dan diyakinkan oleh apa yang anda baca. Sebagai akibatnya, anda mengubah pemikiran dan perilaku anda sesuai dengan apa yang disuntikkan media. Teori-Teori Komunikasi Massa Aliran Kedua Two step flow theory (teori komunikasi dua tahap) dari Katz dan Lazarsfeld Teori ini berasumsi bahwa media tidak membuat orang langsung terpengaruh oleh muatan informasi yang dibawahnya. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa proses pengaruh yang biasanya diartikan sebagai perubahan sikap dan perilaku terjadi justeru melalui perantaraan orang-orang yang dikenal dengan sebutan pemuka pendapat (opinion leader). Dalam hal ini proses yang terjadi adalah pemuka pendapat memperoleh informasi dari media, dan kemudian dapat menyebarluaskannya kepada orang-orang lain di sekitarnya. Teori Difusi Inovasi (Roger dan Shoemaker) Model ini didasarkan pada asumsi bahwa paling sedikit ada 4 langkah dalam proses difusi inovasi, yaitu: a. Pengetahuan: individu dihadapkan pada kesadaran akan adanya inovasi dan memperoleh pemahaman tentang bagaimana inovasi itu berfungsi. b. Persuasi: individu-individu membentuk sikap setuju atau tidak setuju terhadap inovasi. c. Keputusan: individu melibatkan diri pada aktivitas yang mengarah pada pilihan untuk menerima atau menolak inovasi. d. Konfirmasi: individu mencari penguatan (dukungan) terhadap keputusan yang telah dibuatnya, tapi ia mungkin saja berbalik keputusan jika ia memperoleh isi pernyataan tentang inovasi yang bertentangan. Pengaruh Komunikasi Massa Terhadap Masyarakat dan Budaya Teori Agenda Setting (Shaw dan McCombs) Spiral of Silence (Spiral keheningan) Pendekatan Uses and Gratification