TUGAS MATA KULIAH KULIAH KOMUNIKASI MASSA ELEMEN-ELEMEN DALAM KOMUNIKASI MASSA OLEH I WAYAN DIKY SASTRAWAN PROGRAM PENDIDIKAN PASCA SARJANA SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU NEGERI GDE PUDJA MATARAM TAHUN 2019 KATA PENGANTAR Om Swastyastu, Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas asung kerta wara nugraha-Nyalah, tugas makalah yang berjudul “Elemen – elemen dalam Komunikasi Massa” selesai tepat pada waktunya Kami menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tugas ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah bekerjasama, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Semoga hasil makalah ini bermanfaat bagi semua pihak Om Santhi, Santhi, Santhi Om Mataram, April 2019 Penyusun DAFTAR ISI KATA PENGANTAR……………………………………………………..............………. DAFTAR ISI………………………………………………………………………...... BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG………………………………………………............. B. RUMUSAN MASALAH…………...……………………………………...... C. TUJUAN UMUM.............................................................................................. BAB II :PEMBAHASAN A. B. C. D. E. F. G. H. Komunikator.................................................................................................. Isi .................................................................................................................. Audience........................................................................................................ Umpan Balik……………………………………………………………… Gangguan ………………………………………………………………… Gate Keeper……………………………………………………………… Pengaturan……………………………………………………………… Filter……………………………………………………………………… BAB III :PENUTUP KESIMPULAN……………………………………………………………………… DAFTAR PUSTAKA………………………….……………………………………… BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Global village atau desa global sudah menjadi suatu keniscayaan kemunculannya. Kemajuan teknologi dan informasi serta internet merupakan cikal bakal dari global village. Informasi yang berada di daerah lain bahkan seluruh dunia dapat diakses tanpa harus bernajak dari tempat kita. Tentu ini tidak lain karena perkembangan teknologi informasi dan internet juga diikuti dengan perkembangan media massa. Media massa yang paling sering di konsumsi oleh masyarakat tidak lagi berupa surat kabar, radio atau TV. Saat ini internet memudahkan manusia yang selalu haus dengan informasi. Mulai baru bangun tidur sampai mau tidur lagi, manusia selalu mencari informasi di media massa melalui internet handphone-nya (Nurudin,2009). Disadari atau tidak, kemajuan teknonologi dalam media media massa juga memberikan masalah baru dalam hal penggunaan media massa. Salah satunya adalah berita palsu atau hoax. Karena inilah kita perlu untuk memahami elemenelemen apa saja yang ada dalam komunikasi massa. Pengetahuan mengenai hal ini akan bermanfaat untuk menganalisis informasi yang disampaikan oleh berita kepada masyarakat. Berdasarkan latar belakang ini lah kami merasa perlu untuk membuat suatu makalah yang berjudul “Elemen-elemen dalam Komunikasi Massa”. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam makalah ini adalah “Apa elemen-elemen dalam komunikasi massa?” C. Tujuan Makalah ini bertujuan untuk mengetahui apa saja elemen-elemen dalam komunikasi massa. BAB II PEMBAHASAN A. Elemen-elemen Komunikasi Massa 1. Komunikator Komunikator dalam komunikasi massa sangat berbeda dengan komunikator dalam bentuk komunikasi yang lain. Komunikator disini meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur, dan staf teknis yang berkaitan dengan sebuah acara televisi. Jadi komunikator merupakan gabungan dari berbagai individu dalam sebuah lembaga media massa (Baran, 2010). Dengan demikian,komunikator dalam komunikasi massa bukan individu, tetapi kumpulan orang yang bekerja sama satu sama lain. Meskipun ada orang yang dominan, pada akhirnya ia akan terbatasi perannya oleh aturan kumpulan orang. Kumpulan orang itu bisa disebut organisasi, lembaga, institusi, atau jaringan. Apapun yang dilakukan oleh komunikator adalah dalam komunikasi massa itu “atas nama” lembaga bukan atas nama masingmasing individu (Biagi, 2010). Komunikator dalam komunikasi massa bersifat mencari keuntungan material, karena lembaga atau organisasi membutuhkan dana untuk kelangsungan hidup lembaga tersebut. Ada beberapa karakteristik yang dimiliki oleh komunikator dalam komunikasi massa. Herbert, Ungurait, dan Bohn/HUB dalam Nurudin (2009) pernah mengemukakan setidak-tidaknya lima karakteristik, yaitu: a. Daya saing (competitiveness) Media massa harus mempunyai daya saing. Daya saing akan sangat ditentukan oleh peran komunikatornya. Daya saing ditumbuhkan dari kebijakan yang dikeluarkan oleh komunikator. Orientasi utamanya adalah agar lembaga media massa tidak bangkrut. Oleh karena itu, membangun daya saing adalah bagian dari tugas komunikator untuk merumuskannya. Semua ini karena karena kompetisi media mssa semakin ketat dari hari ke hari. Contoh adalah RCTI mengeluarkan dana lebih dari Rp 100 miliar pada saat membeli hak siar World Cup 2002 di Korea-Jepang. Hal yang sama dilakukan SCTV bernafsu membeli sendiri hak siar Wolrd Cup pada tahun 2006 di Jerman. Semua dilakukan untuk mendapatkan loyalitas dari komunikan (audiens) b. Ukuran dan Kompleksitas (Size and Complexity) Ukura berhubungan erat dengan jumlah orang yang dipekerjakan dalam saluran media massa. Semakin besar lembaga media massa, semakin besar pula orang yang terlibat di dalamnya. Dengan makin banyak jumlah pekerja yg ada dalam media massa, konsekuensinya pengelolah media massa semakin kompleks atau semakin rumit serta membutukan penanganan lebih profesional. Ada banyak hal yang harus diatur, misalnya dana yang dialokasikan dan kebijakan yang didistribusikan. Tidak terkecuali dengan santunan keluar karyawan yang dibutukan semakin besar, dan aturan yang lebih jelas pula. . c. Industrialisasi (industrialization) Industrilisasi merupakan salah satu konsekuensi media massa. Media massa jelas mempekerjakan banyak orang dan banyak struktur yang kompleks. Akibatnya, media ini perlu dikelola seperti halnya industri. Jadi, apa yang terjadi pada perusahaan koran atau televisi misalnya, sama seperti parusahaan pada umumnya. Jika di perusahaan umum ada peraturan tentang karyawan, kebijakan pimpinan, membuat produk, Koran pun tidak jauh barbeda. Intinya, media massa merupakan industri yang dikelola seperti industri secara umum. d. Spesialisasi (specialization) Spesialiasi itu adalah karaktaristik dari komunikator dalam komunikasi massa yang merupakan konsekunsi pembagian tugas dan wewenang internal. Di dalam sebuah media cetak ada yang namanya penjaga rubrik (Jabrik). Jabrik merupakan salah satu bentuk spesialisasi. Ada yang spesialisasi bagaian percetakan, editor, manajer, reporter, editor bahasa, translator, account executive (AE), dan lain lain. Semua wilayah ini membutukan keahlian yang terspesialisasi. Intinya adalah spesialisasi merupakan tuntunan profesionalisma pengelolaan media massa. Tanda spesialisasi, media massa tidak akan bisa mengikuti perkembangan zaman. Spesialisasi sering komunikasi massa e. Perwakilan (Representation) mutlak dimiliki komunikator dalam Ciri yang lain adalah perwakilan. Media massa yang semakin tumbuh besar membutukan perwakilan lain yang bisa menopang kehidupan media itu. Dibentuknya biro- biro atau kokoresponden diluar kota menjadi salah satu bukti munculnya perwakilan ini. Semakin besar media massa, fungsi perwakilan menjadi semakin penting kehadirannya. Bukankah tidak mungkin mengelola media langsung dari kantor atau pusatnya? Suplemen Koran yang sedang marak di tanah air sangat membutuhkan perwakilan untuk mengcover berita-berita di daerah (Vera, 2016). 2. Isi Masing-masing media massa memiliki kebijakan tersendiri dalam pengelolaan isinya. Masing-masing media melayani masyarakat yang beragam baik menyangkut individu dan sosial. Menurut Ray Eldon HIebert dkk (1985, dalam Nuruddin) isi media dibagi menjadi: a. Berita dan informasi Hal ini merupakan hal pokok yang harus dimiliki media massa. Setiap hari media massa memberikan informasi dari kejadian diseluruh dunia kepada para audience-nya. Selain itu media massa juga memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat. Misalnya anda seorang penggemar sepak bola. Maka suatu media massa tertentu akan merangkum hasil pertandingan, ulasan dan kejadian lain yang berhubungan dengan sepak bola. b. Analisis dan interpretasi Media massa tidak hanya memberitakan suatu peristiwa, tetapi juga memberikan analisis setiap kejadian tersebut.melalui keahlian dalam mengintrepretasikan pesan dan fakta-fakta dari lapangan, media massa menyajikan berita yang mudah untuk dipahami audience. c. Pendidikan dan sosialisasi Berita tidak sekedar berita, tetapi harus juga bisa menumbuhkan minat dalam masyarakat untuk membaca, tergelitik untuk mengetahui lebih lanjut, memperluas cakrawala yang merangasang kemajuan, keharmonisan manusia, dan menggerakakkan kemajuan kualitatif manusia. Ketika media massa memberikan informasi dan anilisisnya dengan detail dan tidak ceroboh maka secara tidak langsung media telah mendidik audience. Dengan kegiataan media yang yang salah satunya mendidik, secara tidak langsung juga media massa melaksanakan sosialisasi informasi dari generasi ke generasi berikutnya. d. Hubungan msayarakat dan persuasi Ketika membaca suatu berita di koran atau media massa lainya, kita dapat memberikan masukan, kritik maupun saran. Hal ini sebenarnya media sedang melaksanakan fungsi menghubungkan. Dengan kata lain, media dapat digunakan sebgai alat penghubung berbagai pihak yang menjadi sasarannya. e. Iklan dan bentuk penjualan Iklan merupakan suatu hal yang tidak bisa lepas dari media massa. Iklan berisi ajakan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dan juga untuk membeli suatu produk atau pun jasa. Dengan adanya iklan inilah media massa dapat hidup dan melangsungkan kegiatan lembaganya. f. Hiburan Saat ini media massa tidak hanya berfokus kepada berita dan informasi. Media menyadari bahwa masyarakat sebagai audience juga membutuhkan hiburan (Ardianto, dkk. 2012). 3. Audience Audience dalam komunikasi massa sangat beragam, dari jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku, majalah, atau jurnal ilmiah. Masingmasing audience memiliki perbedaan dalam hal budaya, cara perpikir, menanggapi pesan yang diterimanya. Misalnya ketika dua orang sedang menonton acara yang sama, masing-masing akan mempunyai komentar yang berbeda terhadap isi dari tayangan yang mereka tonton (Ardianto, dkk. 2012). Menurut hiebert dkk dalam Nurudin 2009, audience dalam komuniksi massa setidaknya memiliki lima karakteristik, yaitu: a. Audience cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara mereka. Individu memilih produk media sesuai kesadaran masing-masing b. Audience cenderung besar. Maksudnaya adalah melewati batas ruang dan waktu. c. Audience cenderung heterogen. Mereka berasal dari bebragai kategori soisal yang beragam. Beberapa media tertentu memiliki sasaran khusus, akan tetapi produk media tersebut juga diterima oleh audience yang sebenarnya bukan sasaran dari media massa tersebut. d. Audience cenderung anonim, yakni baik media massa dan audience yang satu dengan yang lain tidak saling kenal. e. Audience dipisahkan dengan komunikator secara fisik 4. Umpan balik Ada dua umpan balik (feedback) dalam komunikasi yaitu umpan balik langsung dan umpan balik tidak langsung. Di dalam komunikasi massa umpan balik biasanya tidak secara langsung. Artinya antar komunikator dengan komunikan dalam komunikasi massa tidak terjadi kontak langsung yang memungkinkan mereka mengadakan reaksi langsung satu sama lain. Umpan balik secara tidak langsung, misalnya bisa ditunjukan dalam letter to the editor/ surat pembaca/ pembaca menulis. Dalam rubrik ini biasanya sering kita lihat koreksi pembaca atas berita atau gambar yang ditampilkan media cetak. Tidak terkecuali dengan kritikan yang ditujukan pada pihak media yang bersangkutan. Kritikan yang ditujukan pada pada pihak lain berdasarkan berita yang pernah dimuat jugaa merupakan salah satu umpan balik tidak langsung yang dimaksud (McQuail, 1989). Umpan balik ini dapat bebrpengaruh terhadap rating suatu media massa. Selain itu juga meningkatkan popularitas pemeran dalam suatu film. Bagi media sendiri dengan tingginya rating akan berbanding lurus dengan semakin banyaknya produk yang ingin memasang iklan di media massa tersebut. Popularitas sebuah film pun akan diukur dengan banyaknya uang yang diterima dari karcis yang terjual, misalnya film itu laku keras sebelum tanggal pertunjukkan (box office). Umpan balik ini akan memungkinkan pemilik gedung bioskop memutar film diluar target waktu yang disediakan. Misalnya film yang rencananya hanya diputar satu bulan, tetapi karena laku keras dan banyak masyarakat yang menyukai bisa jadi akan diputar lebih dari sebulan (Romli. 2016). Film yang pernah mencapai box office contohnya adalah film Titanic dengan bintang Leonardo Di Caprio (jack) dan Kate Winslet (Rose). Di Indonesia, film tersebut sangat popular, sehingga ada yang menonton lebih dari sekali. Lewat film tersebut nama Kate Winslet dan Leonardo Di Caprio jadi melambung. Dua bintang utama Titanic itu terkenal lewat umpan balik tidak langsung dari film tersebut Umpan balik adalah hasil akhir dari kegiatan komunikasi, karena tujuan komunikasi adalah memberikan informasi (to inform), mendidik (to educate) dan menghibur (to entertain) , tiga tujuan ini tidak dapat kita ketahui apabila tidak ada umpan balik atau feedback dari audiens. Ada berbagai macam feedback didalam komunikasi massa 1. Internal Feedback Internal adalah umpan balik yang diterima komunikator akan tetapi bukan datang dari komunikan, melainkan dari komunikator itu sendiri 2. External Feedback adalah umpan balik yang diterima oleh komunikator dari komunikan: a. representative feedback : Mengambil contoh untuk mewakili feedback untuk mencari feedback audiens b. Indirect Feedback : Memakai jasa lembawa survey atau perusahaan rating untuk mencari feedback audiens c. Delayed Feedback : Respons komunikasi massa yang tertunda d. Cumulative feedback: Respons yang terkumpul daam periode tertentu e. Institutionalized feedback: responsnya terlembagakan (Rakhmat, 1999). 5. Gangguan a. Gangguan saluran Di dalam media gangguan berupa sesuatu hal, seperti kesalahan cetak, kata yang hilang, atau paragraf yang dihilangkan dari surat kabar. Termasuk gambar tidak jelas di pesawat TV, gangguan gelombang radio, baterai yang sudah aus, atau langganan majalah yang tidak datang. Kenyataannya, semakin kompleks teknologi yang digunakan masyarakat, semakin besar peluang munculnya gangguan. Semakin banyak variasi program acara yang disajikan, semakin meningkat pula munculnya gangguan (Devito,2011). b. Gangguan semantik Sementara gangguan semantik bisa diartikan sebagai ilmu bahasa yang mempelajari tentang tata kalimat. Oleh sebab itu, gangguan sematik merupakan gangguan yang berhubungan dengan bahasa. Gangguan semantik lebih rumit, kompleks, dan sering kali muncul. Bisa dikatakan, gangguan semantik adalah gangguan dalam proses komunikasi yang diakibatkan oleh pengirim atau penerima pesan itu sendiri (Nurudin,2009). 6. Gatekeeper Istilah gatekeeper pertama kali dikenalkan oleh kurt lewin dalam bukunya “Human Relation” (1947). Istilah ini mengacu pada (1) proses dengan mana suatu pesan berjalan melalui berbagai pintu, selain juga pada (2) orang atau kelompok yang memungkinkan pesan lewat (Devito,2011). John R, Bittner (1996) mengistilahkan gatekeeper sebagai individuindividu atau kelompok orang yang memantau arus informasi dalam sebuah aluran komunikasi (massa). Semua saluran media memiliki gatekeeper. Mereka memainkan peran dalam menghapus pesan, memodifikasi pesan yang akan disebarkan. Mereka pun bisa menghentikan informasi dan tidak membuka pintu gerbang (gate) bagi keluarnya informasi yang lain (McQuail, 1989). Palang pintu (Gatekeeper) dapat berupa seseorang atau satu kelompok yang dilalui suatu pesan dalam perjalannya dari komunikator ke audience. Setiap orang sampai batas tertentu juga berperan sebagai palang pintu. Sebagai contoh, dari sekian banyak informasi yang kita terima dalam sehari. Anda memilih hal apa saja yang yang akan anda sampaikan kepada, misalnya orang tua, teman, dosen dan sebagainya. Dalam menyampaikan pesan tersebut terkadang anda akan memodifikasi dengan berbagai cara karena berbagai alasan (Devito,2011). Secara umum, peran gatekeeper sering dihubungkan dengan berita atau surat kabar. Editor sering melaksanakan fungsi ini, seolah editor ini menjadi mata dari audience sebagaimana mereka menyortir melalui peristiwa sehari-hari ssbelum berita/informasi dikonsumsi oleh audience. Dengan demikian, paling tidak gatekeeper mempunyai fungsi sebagai berikut: (1) menyiarkan informasi; (2) untuk membatasi informasi dengan mengeditnya sebelum disebarkan; (3) untuk memperluas kuantitas informasi dengan menambahkan fakta pandangan lain; dan (4) untuk menginterpretasikan informasi (John R. Bittner, 1996 dalam Nurudin 2009). Gatekeeper mempunyai efek potensial di dalam proses komunikasi massa, khususnya jika media yang seharusnya milik masyarakat itu dikontrol dan dikendalikan oleh kekuatan “ elite minoritas” itu adalah pemilik modal. Pemilik modal berharap apa yang disiarkan sesuai dengan kebajakannya. Di Indonesia pernah ada tabloid paron. Sebelum menjadi tabloid umum, tabloid merupakan tablod tenaga kerja. isinya tentang lowongan kerja atau hal lain yang berhubungan dengan pencari kerja. kemudiam Bob Hasan yang memiliki hubungan dekat dengan keluarga “Cendana” (Soeharto) ikut memilih saham. Pada suatu saat, paron memberitakan tentang “ keluarga cendana” dengan judul di cover depan tanah cendana seluas Jakarta”. Berita ini tentu sangat meresahkan “ keluarga cendana”. Maka, tiba-tiba paron tidak terbit lagi. Salah satu sebabnya, da campur tangan “ elite minoritas” yakni Bob Hassan terhadap kebijakan media tersebut sehingga fungsi gatekeeper sebagai palang pintu terhambat sedemikian rupa untuk tidak mengatakan tidak bisa berfungsi sama sekali (Romli. 2016). 7. Pengatur Yang dimaksud pengaturan dalam media massa adalah mereka yang secara langsung ikut mempengaruhi proses aliran pesan media massa. Pengaturan ini tidak berasal dalam media tersebut, tetapi diluar media. Namun demikian, meskipun diluar media massa, kelompok itu bisa ikut menentukan kebijakan redaksional. Pengaturan tersebut antara lain pengadilan, pemerintah, konsumen, organisasi profesional, dan kelompok penekan termasuk narasumber, dan pengiklan. Semua itu berfungsi sebagai pengatur (Devito,2011). Ada pola hubungan yang saling terkait antara media massa dengan pemerintah dan masyarakat. Hubungan ketiga biasanya selalu tidak harmonis karena masing-masing memiliki tuntutan dan saling menguasai satu sama lain. Karena hal inilah ketiganya disebut sebagai hubungan trikotomi, yakni hubungan yang tidak serasi antara ketiganya (Romli. 2016). Pada pememrintahan otoriter, pemerintah menguasai masyarakat dan juga media. Akan tetapi ada kalanya otoritarianisme massa berada diatas keduanya. Salah satu contohnya adalah pergantian pemerintahan orde baru yang diwarnai demonstrasi massa yang begitu banyaknya (Vera, 2016). Pers atau lembaga media massa yang berfungsi sebagai penyalur atau jembatan antara pemerintah masyarakat memiliki kedudukan yang strategis. Namun dalam kenyataannya, pers lebih sering mengalami tarik-menarik kepentingan kedua pihak tersebut sehingga tidak bisa bersikap netral. Disisi lain, pers atau dalam hal ini lembaga media massa sering kali kehilangan otoritasnya untuk memberikan kasus-kasus yang terjadi disekitarnya (Nurudin,2009). 8. Filter Dalam komunikasi massa pesan yang disampaikan media pada umumnya ditujukan kepada massa (khalayak) yang heterogen. Khalayak yang heterogen ini akan menerima pesan melalui media sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, pendidikan, agama, usia, budaya. Oleh karena itu, pesan tersebut akan difilter (disaring) oleh khalayak yang menerimanya (Vera, 2016). Filter merupakan kerangka berpikir melalui mana audience menerima pesan. Filter ibarat sebuah bingkai kacamata tempat audience bisa melihat dunia. Hal ini berarti dunia real yang diterima dalam memori sangat tergantung dari bingkai tersebut. Ada beberapa filter antara lain fisik, psikologi, budaya dan yang berkaitan dengan informasi. Filter dibagi menjadi 3 bagian yaitu a) Filter psikologis, b) Filter Fisik, dan c) Filter Budaya (warisan budaya, pendidikan, pengalaman kerja, sejarah politik) (Romli. 2016). Semua filter tersebut akan mempengaruhi kuantitas atau kualitas pesan yang di teima dan respons yang dihasilkan. Sementara itu, audience memiliki perbedaan filter satu sama lain (Romli. 2016). Salah satu contoh, kondisi psikologis seseorang sangat berpengaruh dalam penenrimaan suatu infromasi. Misalnya ada dua orang laki-laki, yang pertama adalah duda yang telah menikah tiga kali dan satunya lagi adalah laki-laki dengan rumah tangga bahagia. Keduanya tentu akan memiliki respon yang berbeda dalam menanggapi artikel yang mengenai “kiat perkawinanan bahagia”. Lelaki duda tersebut akan menajdi sangat tertarik dengan berita tersebut, sedangkan lelaki dengan rumah tangga bahagia akan merespon dengan biasa saja (Ardianto, dkk. 2012). Selain psikologis, kondisi fisik juga mempengaruhi cara seseorang memaknai suatu informasi. Misalnya ketika seseorang sedang menonton TV dilingkungan yang bising, ada keributan yang membuat konsesntrasi tergangu atau kondisi badan yang sedang sakit juga mempengaruhi cara seseorang memaknai suatu informasi (Nurudin, 2009). Disisi lain, budaya juga mempengaruhi cara seseorang memaknai suatu informasi. Misalnya seorang anak yang besar dalam keluarga yang sering kawin cerai. Anak tersebut akan cenderung untuk selektif dalam memilih pasangan daripada naka lain yang berasal dari keluarga yang harmonis. Contoh lainnya adalah pendidikan. Anak yang dibesarkan dalam keluarga moderat yang berpendidikan tinggi akan lebih memahami perbedaan pandangan, tuntutan, dan dukungan terhadap pesan yang disiarkan media massa, sedangkan anak yang berasal dari keluarga yang otoriter dengan pendidikan rendah belum tentu demikian (Romli. 2016). BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Komunikasi massa merupakan kajian ilmu komunikasi yang kaitannya dengan media massa, komunikasi yang menggunakan media sebagai salurannya serta media sebagai komunikatornya. Media massa memainkan peranan penting dalam komunikasi massa, berfungsi sebagai komunikator. Meskipun begitu, media massa tidak begitu saja memberikan berita atau informasi. Sebelum disampaikan ke penerima, tentunya ada proses pengolahan melalaui elemen – elemen dalam komunikasi massa. Elemen tersebut berperan sangat penting satu sama lainnya. Masing – masing memiliki peranannyam sehingga ketika media massa menyampaikan berita kepada penerima, media massa mngeluarkan berita yang sudah melalui proses pengeolahan sebelumnya B. Saran Media massa harus benar – benar mengetahui elemen – elemen dalam kimunikasi massa sebelum menyampaikan sebuah berita kepada khalayak ramai. Proses pengolahan harus dilakukan dengan hati – hati sehingga berita yang disampaikan akurat, tajam, serta terpercaya danmembeikan dampak positif kepada penerima DAFTAR PUSTAKA Ardianto, dkk. 2012. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung. Simbiosa Rekatama Media Baran, Stanley J dan Davis, Dennis K. 2010, Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Salemba Humanika. Biagi, Shirley. 2010, Media / Impact Pengantar Media Massa. Jakarta : Salemba Humanika. Devito, Joseph A. 2011. Komunikasi Antar Manusia. Pamulang-Tanggerang Selatan. KARISMA Publising group Romli, M. Khomsahrial. 2016. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta: PT.Grasindo Vera, Nawiroh. 2016. Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia. McQuail, Denis. 1989, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta : Erlangga Nurudin.2007. Pengantar Komunikasi Massa. (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada) Rakhmat, Jalaludin.1999. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja rosdakarya