Uploaded by I Wayan Diky Sastrawan

TUGAS MATA KULIAH KULIAH KOMUNIKASI MASSA Dr SITA

advertisement
TUGAS MATA KULIAH KULIAH KOMUNIKASI MASSA
ELEMEN-ELEMEN DALAM KOMUNIKASI MASSA
OLEH
I WAYAN DIKY SASTRAWAN
PROGRAM PENDIDIKAN PASCA SARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU NEGERI GDE PUDJA
MATARAM
TAHUN
2019
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena
atas asung kerta wara nugraha-Nyalah, tugas makalah yang berjudul “Elemen –
elemen dalam Komunikasi Massa” selesai tepat pada waktunya
Kami menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan tugas ini.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
bekerjasama, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Semoga
hasil makalah ini bermanfaat bagi semua pihak
Om Santhi, Santhi, Santhi Om
Mataram,
April 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………..............……….
DAFTAR ISI………………………………………………………………………......
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG……………………………………………….............
B. RUMUSAN MASALAH…………...……………………………………......
C. TUJUAN UMUM..............................................................................................
BAB II :PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Komunikator..................................................................................................
Isi ..................................................................................................................
Audience........................................................................................................
Umpan Balik………………………………………………………………
Gangguan …………………………………………………………………
Gate Keeper………………………………………………………………
Pengaturan………………………………………………………………
Filter………………………………………………………………………
BAB III :PENUTUP
KESIMPULAN………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………….………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Global village atau desa global sudah menjadi suatu keniscayaan
kemunculannya. Kemajuan teknologi dan informasi serta internet merupakan
cikal bakal dari global village. Informasi yang berada di daerah lain bahkan
seluruh dunia dapat diakses tanpa harus bernajak dari tempat kita. Tentu ini tidak
lain karena perkembangan teknologi informasi dan internet juga diikuti dengan
perkembangan media massa. Media massa yang paling sering di konsumsi oleh
masyarakat tidak lagi berupa surat kabar, radio atau TV. Saat ini internet
memudahkan manusia yang selalu haus dengan informasi. Mulai baru bangun
tidur sampai mau tidur lagi, manusia selalu mencari informasi di media massa
melalui internet handphone-nya (Nurudin,2009).
Disadari atau tidak, kemajuan teknonologi dalam media media massa juga
memberikan masalah baru dalam hal penggunaan media massa. Salah satunya
adalah berita palsu atau hoax. Karena inilah kita perlu untuk memahami elemenelemen apa saja yang ada dalam komunikasi massa. Pengetahuan mengenai hal
ini akan bermanfaat untuk menganalisis informasi yang disampaikan oleh berita
kepada masyarakat.
Berdasarkan latar belakang ini lah kami merasa perlu untuk membuat
suatu makalah yang berjudul “Elemen-elemen dalam Komunikasi Massa”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah “Apa elemen-elemen dalam
komunikasi massa?”
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui apa saja elemen-elemen dalam
komunikasi massa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Elemen-elemen Komunikasi Massa
1. Komunikator
Komunikator dalam komunikasi massa sangat berbeda dengan
komunikator dalam bentuk komunikasi yang lain. Komunikator disini
meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur, dan staf teknis yang berkaitan
dengan sebuah acara televisi. Jadi komunikator merupakan gabungan dari
berbagai individu dalam sebuah lembaga media massa (Baran, 2010).
Dengan demikian,komunikator dalam komunikasi massa bukan
individu, tetapi kumpulan orang yang bekerja sama satu sama lain. Meskipun
ada orang yang dominan, pada akhirnya ia akan terbatasi perannya oleh aturan
kumpulan orang. Kumpulan orang itu bisa disebut organisasi, lembaga,
institusi, atau jaringan. Apapun yang dilakukan oleh komunikator adalah
dalam komunikasi massa itu “atas nama” lembaga bukan atas nama masingmasing individu (Biagi, 2010).
Komunikator dalam komunikasi massa bersifat mencari keuntungan
material, karena lembaga atau organisasi membutuhkan dana untuk
kelangsungan hidup lembaga tersebut. Ada beberapa karakteristik yang
dimiliki oleh komunikator dalam komunikasi massa. Herbert, Ungurait, dan
Bohn/HUB dalam Nurudin (2009) pernah mengemukakan setidak-tidaknya
lima karakteristik, yaitu:
a.
Daya saing (competitiveness)
Media massa harus mempunyai daya saing. Daya saing akan sangat
ditentukan oleh peran komunikatornya. Daya saing ditumbuhkan dari
kebijakan yang dikeluarkan oleh komunikator. Orientasi utamanya adalah
agar lembaga media massa tidak bangkrut. Oleh karena itu, membangun
daya saing adalah bagian dari tugas komunikator untuk merumuskannya.
Semua ini karena karena kompetisi media mssa semakin ketat dari hari ke
hari. Contoh adalah RCTI mengeluarkan dana lebih dari Rp 100 miliar
pada saat membeli hak siar World Cup 2002 di Korea-Jepang. Hal yang
sama dilakukan SCTV bernafsu membeli sendiri hak siar Wolrd Cup pada
tahun 2006 di Jerman. Semua dilakukan untuk mendapatkan loyalitas dari
komunikan (audiens)
b.
Ukuran dan Kompleksitas (Size and Complexity)
Ukura berhubungan erat dengan jumlah orang yang dipekerjakan dalam
saluran media massa. Semakin besar lembaga media massa, semakin
besar pula orang yang terlibat di dalamnya. Dengan makin banyak jumlah
pekerja yg ada dalam media massa, konsekuensinya pengelolah media
massa semakin kompleks atau semakin rumit serta membutukan
penanganan lebih profesional. Ada banyak hal yang harus diatur,
misalnya dana yang dialokasikan dan kebijakan yang didistribusikan.
Tidak terkecuali dengan santunan keluar
karyawan yang dibutukan
semakin besar, dan aturan yang lebih jelas pula. .
c.
Industrialisasi (industrialization)
Industrilisasi merupakan salah satu konsekuensi media massa. Media
massa jelas mempekerjakan banyak orang dan banyak struktur yang
kompleks. Akibatnya, media ini perlu dikelola seperti halnya industri.
Jadi, apa yang terjadi pada perusahaan koran atau televisi misalnya, sama
seperti parusahaan pada umumnya. Jika di perusahaan umum ada
peraturan tentang karyawan, kebijakan pimpinan, membuat produk,
Koran pun tidak jauh barbeda. Intinya, media massa merupakan industri
yang dikelola seperti industri secara umum.
d.
Spesialisasi (specialization)
Spesialiasi itu adalah karaktaristik dari komunikator dalam komunikasi
massa yang merupakan konsekunsi pembagian tugas dan wewenang
internal. Di dalam sebuah media cetak ada yang namanya penjaga rubrik
(Jabrik). Jabrik merupakan salah satu bentuk spesialisasi. Ada yang
spesialisasi bagaian percetakan, editor, manajer, reporter, editor bahasa,
translator, account executive (AE), dan lain lain. Semua wilayah ini
membutukan keahlian yang terspesialisasi. Intinya adalah spesialisasi
merupakan tuntunan profesionalisma pengelolaan media massa. Tanda
spesialisasi, media massa tidak akan bisa mengikuti perkembangan
zaman.
Spesialisasi
sering
komunikasi massa
e.
Perwakilan (Representation)
mutlak
dimiliki
komunikator
dalam
Ciri yang lain adalah perwakilan. Media massa yang semakin tumbuh
besar membutukan perwakilan lain yang bisa menopang kehidupan media itu.
Dibentuknya biro- biro atau kokoresponden diluar kota menjadi salah satu
bukti munculnya perwakilan ini. Semakin besar media massa, fungsi
perwakilan menjadi semakin penting kehadirannya. Bukankah tidak mungkin
mengelola media langsung dari kantor atau pusatnya? Suplemen Koran yang
sedang marak di tanah air sangat membutuhkan perwakilan untuk mengcover
berita-berita di daerah (Vera, 2016).
2. Isi
Masing-masing media massa memiliki kebijakan tersendiri dalam
pengelolaan isinya. Masing-masing media melayani masyarakat yang beragam
baik menyangkut individu dan sosial. Menurut Ray Eldon HIebert dkk (1985,
dalam Nuruddin) isi media dibagi menjadi:
a.
Berita dan informasi
Hal ini merupakan hal pokok yang harus dimiliki media massa. Setiap
hari media massa memberikan informasi dari kejadian diseluruh dunia
kepada para audience-nya. Selain itu media massa juga memberikan
informasi
yang dibutuhkan masyarakat. Misalnya anda seorang
penggemar sepak bola. Maka suatu media massa tertentu akan
merangkum hasil pertandingan, ulasan dan kejadian lain yang
berhubungan dengan sepak bola.
b.
Analisis dan interpretasi
Media massa tidak hanya memberitakan suatu peristiwa, tetapi juga
memberikan analisis setiap kejadian tersebut.melalui keahlian dalam
mengintrepretasikan pesan dan fakta-fakta dari lapangan, media massa
menyajikan berita yang mudah untuk dipahami audience.
c.
Pendidikan dan sosialisasi
Berita tidak sekedar berita, tetapi harus juga bisa menumbuhkan minat
dalam masyarakat untuk membaca, tergelitik untuk mengetahui lebih
lanjut,
memperluas
cakrawala
yang
merangasang
kemajuan,
keharmonisan manusia, dan menggerakakkan kemajuan kualitatif
manusia. Ketika media massa memberikan informasi dan anilisisnya
dengan detail dan tidak ceroboh maka secara tidak langsung media telah
mendidik audience. Dengan kegiataan media yang yang salah satunya
mendidik, secara tidak langsung juga media massa melaksanakan
sosialisasi informasi dari generasi ke generasi berikutnya.
d.
Hubungan msayarakat dan persuasi
Ketika membaca suatu berita di koran atau media massa lainya, kita dapat
memberikan masukan, kritik maupun saran. Hal ini sebenarnya media
sedang melaksanakan fungsi menghubungkan. Dengan kata lain, media
dapat digunakan sebgai alat penghubung berbagai pihak yang menjadi
sasarannya.
e.
Iklan dan bentuk penjualan
Iklan merupakan suatu hal yang tidak bisa lepas dari media massa. Iklan
berisi ajakan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dan juga
untuk membeli suatu produk atau pun jasa. Dengan adanya iklan inilah
media massa dapat hidup dan melangsungkan kegiatan lembaganya.
f.
Hiburan
Saat ini media massa tidak hanya berfokus kepada berita dan informasi.
Media
menyadari
bahwa
masyarakat
sebagai
audience
juga
membutuhkan hiburan (Ardianto, dkk. 2012).
3. Audience
Audience dalam komunikasi massa sangat beragam, dari jutaan
penonton televisi, ribuan pembaca buku, majalah, atau jurnal ilmiah. Masingmasing audience memiliki perbedaan dalam hal budaya, cara perpikir,
menanggapi pesan yang diterimanya. Misalnya ketika dua orang sedang
menonton acara yang sama, masing-masing akan mempunyai komentar yang
berbeda terhadap isi dari tayangan yang mereka tonton (Ardianto, dkk. 2012).
Menurut hiebert dkk dalam Nurudin 2009, audience dalam komuniksi
massa setidaknya memiliki lima karakteristik, yaitu:
a.
Audience cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi
pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara mereka.
Individu memilih produk media sesuai kesadaran masing-masing
b.
Audience cenderung besar. Maksudnaya adalah melewati batas ruang dan
waktu.
c.
Audience cenderung heterogen. Mereka berasal dari bebragai kategori
soisal yang beragam. Beberapa media tertentu memiliki sasaran khusus,
akan tetapi produk media tersebut juga diterima oleh audience yang
sebenarnya bukan sasaran dari media massa tersebut.
d.
Audience cenderung anonim, yakni baik media massa dan audience yang
satu dengan yang lain tidak saling kenal.
e.
Audience dipisahkan dengan komunikator secara fisik
4. Umpan balik
Ada dua umpan balik (feedback) dalam komunikasi yaitu umpan balik
langsung dan umpan balik tidak langsung. Di dalam komunikasi massa umpan
balik biasanya tidak secara langsung. Artinya antar komunikator dengan
komunikan dalam komunikasi massa tidak terjadi kontak langsung yang
memungkinkan mereka mengadakan reaksi langsung satu sama lain. Umpan
balik secara tidak langsung, misalnya bisa ditunjukan dalam letter to the
editor/ surat pembaca/ pembaca menulis. Dalam rubrik ini biasanya sering
kita lihat koreksi pembaca atas berita atau gambar yang ditampilkan media
cetak. Tidak terkecuali dengan kritikan yang ditujukan pada pihak media yang
bersangkutan. Kritikan yang ditujukan pada pada pihak lain berdasarkan berita
yang pernah dimuat jugaa merupakan salah satu umpan balik tidak langsung
yang dimaksud (McQuail, 1989).
Umpan balik ini dapat bebrpengaruh terhadap rating suatu media
massa. Selain itu juga meningkatkan popularitas pemeran dalam suatu film.
Bagi media sendiri dengan tingginya rating akan berbanding lurus dengan
semakin banyaknya produk yang ingin memasang iklan di media massa
tersebut. Popularitas sebuah film pun akan diukur dengan banyaknya uang
yang diterima dari karcis yang terjual, misalnya film itu laku keras sebelum
tanggal pertunjukkan (box office).
Umpan balik ini akan memungkinkan
pemilik gedung bioskop memutar film diluar target waktu yang disediakan.
Misalnya film yang rencananya hanya diputar satu bulan, tetapi karena laku
keras dan banyak masyarakat yang menyukai bisa jadi akan diputar lebih dari
sebulan (Romli. 2016).
Film yang pernah mencapai box office contohnya adalah film Titanic
dengan bintang Leonardo Di Caprio (jack) dan Kate Winslet (Rose). Di
Indonesia, film tersebut sangat popular, sehingga ada yang menonton lebih
dari sekali. Lewat film tersebut nama Kate Winslet dan Leonardo Di Caprio
jadi melambung. Dua bintang utama Titanic itu terkenal lewat umpan balik
tidak langsung dari film tersebut
Umpan balik adalah hasil akhir dari kegiatan komunikasi, karena tujuan
komunikasi adalah memberikan informasi (to inform), mendidik (to educate)
dan menghibur (to entertain) , tiga tujuan ini tidak dapat kita ketahui apabila
tidak ada umpan balik atau feedback dari audiens. Ada berbagai macam
feedback didalam komunikasi massa
1. Internal Feedback
Internal adalah umpan balik yang diterima
komunikator akan tetapi bukan datang dari komunikan, melainkan dari
komunikator itu sendiri
2. External Feedback adalah umpan balik yang diterima oleh komunikator
dari komunikan:
a. representative feedback : Mengambil contoh untuk mewakili feedback
untuk mencari feedback audiens
b. Indirect Feedback : Memakai jasa lembawa survey atau perusahaan
rating untuk mencari feedback audiens
c. Delayed Feedback : Respons komunikasi massa yang tertunda
d. Cumulative feedback: Respons yang terkumpul daam periode tertentu
e. Institutionalized feedback: responsnya terlembagakan (Rakhmat,
1999).
5. Gangguan
a.
Gangguan saluran
Di dalam media gangguan berupa sesuatu hal, seperti kesalahan cetak,
kata yang hilang, atau paragraf yang dihilangkan dari surat kabar.
Termasuk gambar tidak jelas di pesawat TV, gangguan gelombang radio,
baterai yang sudah aus, atau langganan majalah yang tidak datang.
Kenyataannya, semakin kompleks teknologi yang digunakan masyarakat,
semakin besar peluang munculnya gangguan. Semakin banyak variasi
program acara yang disajikan, semakin meningkat pula munculnya
gangguan (Devito,2011).
b.
Gangguan semantik
Sementara gangguan semantik bisa diartikan sebagai ilmu bahasa yang
mempelajari tentang tata kalimat. Oleh sebab itu, gangguan sematik
merupakan gangguan yang berhubungan dengan bahasa. Gangguan
semantik lebih rumit, kompleks, dan sering kali muncul. Bisa dikatakan,
gangguan semantik adalah gangguan dalam proses komunikasi yang
diakibatkan
oleh
pengirim
atau
penerima
pesan
itu
sendiri
(Nurudin,2009).
6. Gatekeeper
Istilah gatekeeper pertama kali dikenalkan oleh kurt lewin dalam
bukunya “Human Relation” (1947). Istilah ini mengacu pada (1) proses
dengan mana suatu pesan berjalan melalui berbagai pintu, selain juga pada (2)
orang atau kelompok yang memungkinkan pesan lewat (Devito,2011).
John R, Bittner (1996) mengistilahkan gatekeeper sebagai individuindividu atau kelompok orang yang memantau arus informasi dalam sebuah
aluran komunikasi (massa). Semua saluran media memiliki gatekeeper.
Mereka memainkan peran dalam menghapus pesan, memodifikasi pesan yang
akan disebarkan. Mereka pun bisa menghentikan informasi dan tidak
membuka pintu gerbang (gate) bagi keluarnya informasi yang lain (McQuail,
1989).
Palang pintu (Gatekeeper) dapat berupa seseorang atau satu kelompok
yang dilalui suatu pesan dalam perjalannya dari komunikator ke audience.
Setiap orang sampai batas tertentu juga berperan sebagai palang pintu.
Sebagai contoh, dari sekian banyak informasi yang kita terima dalam sehari.
Anda memilih hal apa saja yang yang akan anda sampaikan kepada, misalnya
orang tua, teman, dosen dan sebagainya. Dalam menyampaikan pesan tersebut
terkadang anda akan memodifikasi dengan berbagai cara karena berbagai
alasan (Devito,2011).
Secara umum, peran gatekeeper sering dihubungkan dengan berita
atau surat kabar. Editor sering melaksanakan fungsi ini, seolah editor ini
menjadi mata dari audience sebagaimana mereka menyortir melalui peristiwa
sehari-hari ssbelum berita/informasi dikonsumsi oleh audience. Dengan
demikian, paling tidak gatekeeper mempunyai fungsi sebagai berikut: (1)
menyiarkan informasi; (2) untuk membatasi informasi dengan mengeditnya
sebelum disebarkan; (3) untuk memperluas kuantitas informasi dengan
menambahkan fakta pandangan lain; dan (4) untuk menginterpretasikan
informasi (John R. Bittner, 1996 dalam Nurudin 2009).
Gatekeeper mempunyai efek potensial di dalam proses komunikasi
massa, khususnya jika media yang seharusnya milik masyarakat itu dikontrol
dan dikendalikan oleh kekuatan “ elite minoritas” itu adalah pemilik modal.
Pemilik modal berharap apa yang disiarkan sesuai dengan kebajakannya.
Di Indonesia pernah ada tabloid paron. Sebelum menjadi tabloid
umum, tabloid merupakan tablod tenaga kerja. isinya tentang lowongan kerja
atau hal lain yang berhubungan dengan pencari kerja. kemudiam Bob Hasan
yang memiliki hubungan dekat dengan keluarga “Cendana” (Soeharto) ikut
memilih saham. Pada suatu saat, paron memberitakan tentang “ keluarga
cendana” dengan judul di cover depan tanah cendana seluas Jakarta”. Berita
ini tentu sangat meresahkan “ keluarga cendana”. Maka, tiba-tiba paron tidak
terbit lagi. Salah satu sebabnya, da campur tangan “ elite minoritas” yakni
Bob Hassan terhadap kebijakan media tersebut sehingga fungsi gatekeeper
sebagai palang pintu terhambat sedemikian rupa untuk tidak mengatakan tidak
bisa berfungsi sama sekali (Romli. 2016).
7. Pengatur
Yang dimaksud pengaturan dalam media massa adalah mereka yang
secara langsung ikut mempengaruhi proses aliran pesan media massa.
Pengaturan ini tidak berasal dalam media tersebut, tetapi diluar media. Namun
demikian, meskipun diluar media massa, kelompok itu bisa ikut menentukan
kebijakan redaksional. Pengaturan tersebut antara lain pengadilan, pemerintah,
konsumen, organisasi profesional, dan kelompok penekan termasuk
narasumber, dan pengiklan. Semua itu berfungsi sebagai pengatur
(Devito,2011).
Ada pola hubungan yang saling terkait antara media massa dengan
pemerintah dan masyarakat. Hubungan ketiga biasanya selalu tidak harmonis
karena masing-masing memiliki tuntutan dan saling menguasai satu sama lain.
Karena hal inilah ketiganya disebut sebagai hubungan trikotomi, yakni
hubungan yang tidak serasi antara ketiganya (Romli. 2016).
Pada pememrintahan otoriter, pemerintah menguasai masyarakat dan
juga media. Akan tetapi ada kalanya otoritarianisme massa berada diatas
keduanya. Salah satu contohnya adalah pergantian pemerintahan orde baru
yang diwarnai demonstrasi massa yang begitu banyaknya (Vera, 2016).
Pers atau lembaga media massa yang berfungsi sebagai penyalur atau
jembatan antara pemerintah masyarakat memiliki kedudukan yang strategis.
Namun dalam kenyataannya, pers lebih sering mengalami tarik-menarik
kepentingan kedua pihak tersebut sehingga tidak bisa bersikap netral. Disisi
lain, pers atau dalam hal ini lembaga media massa sering kali kehilangan
otoritasnya untuk memberikan kasus-kasus yang terjadi disekitarnya
(Nurudin,2009).
8. Filter
Dalam komunikasi massa pesan yang disampaikan media pada
umumnya ditujukan kepada massa (khalayak) yang heterogen. Khalayak yang
heterogen ini akan menerima pesan melalui media sesuai dengan latar
belakang sosial, ekonomi, pendidikan, agama, usia, budaya. Oleh karena itu,
pesan tersebut akan difilter (disaring) oleh khalayak yang menerimanya (Vera,
2016).
Filter merupakan kerangka berpikir melalui mana audience menerima
pesan. Filter ibarat sebuah bingkai kacamata tempat audience bisa melihat
dunia. Hal ini berarti dunia real yang diterima dalam memori sangat
tergantung dari bingkai tersebut. Ada beberapa filter antara lain fisik,
psikologi, budaya dan yang berkaitan dengan informasi. Filter dibagi menjadi
3 bagian yaitu
a) Filter psikologis,
b) Filter Fisik, dan
c) Filter Budaya (warisan budaya, pendidikan, pengalaman kerja, sejarah
politik) (Romli. 2016).
Semua filter tersebut akan mempengaruhi kuantitas atau kualitas pesan
yang di teima dan respons yang dihasilkan. Sementara itu, audience memiliki
perbedaan filter satu sama lain (Romli. 2016).
Salah satu contoh, kondisi psikologis seseorang sangat berpengaruh
dalam penenrimaan suatu infromasi. Misalnya ada dua orang laki-laki, yang
pertama adalah duda yang telah menikah tiga kali dan satunya lagi adalah
laki-laki dengan rumah tangga bahagia. Keduanya tentu akan memiliki respon
yang berbeda dalam menanggapi artikel yang mengenai “kiat perkawinanan
bahagia”. Lelaki duda tersebut akan menajdi sangat tertarik dengan berita
tersebut, sedangkan lelaki dengan rumah tangga bahagia akan merespon
dengan biasa saja (Ardianto, dkk. 2012).
Selain psikologis, kondisi fisik juga mempengaruhi cara seseorang
memaknai suatu informasi. Misalnya ketika seseorang sedang menonton TV
dilingkungan yang bising, ada keributan yang membuat konsesntrasi tergangu
atau kondisi badan yang sedang sakit juga mempengaruhi cara seseorang
memaknai suatu informasi (Nurudin, 2009).
Disisi lain, budaya juga mempengaruhi cara seseorang memaknai
suatu informasi. Misalnya seorang anak yang besar dalam keluarga yang
sering kawin cerai. Anak tersebut akan cenderung untuk selektif dalam
memilih pasangan daripada naka lain yang berasal dari keluarga yang
harmonis. Contoh lainnya adalah pendidikan. Anak yang dibesarkan dalam
keluarga moderat yang berpendidikan tinggi akan lebih memahami perbedaan
pandangan, tuntutan, dan dukungan terhadap pesan yang disiarkan media
massa, sedangkan anak yang berasal dari keluarga yang otoriter dengan
pendidikan rendah belum tentu demikian (Romli. 2016).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Komunikasi massa merupakan kajian ilmu komunikasi yang kaitannya
dengan media massa, komunikasi yang menggunakan media sebagai salurannya
serta media sebagai komunikatornya.
Media massa memainkan peranan penting dalam komunikasi massa,
berfungsi sebagai komunikator. Meskipun begitu, media massa tidak begitu saja
memberikan berita atau informasi. Sebelum disampaikan ke penerima, tentunya
ada proses pengolahan melalaui elemen – elemen dalam komunikasi massa.
Elemen tersebut berperan sangat penting satu sama lainnya. Masing – masing
memiliki peranannyam sehingga ketika media massa menyampaikan berita
kepada penerima, media massa mngeluarkan berita yang sudah melalui proses
pengeolahan sebelumnya
B.
Saran
Media massa harus benar – benar mengetahui elemen – elemen dalam
kimunikasi massa sebelum menyampaikan sebuah berita kepada khalayak
ramai. Proses pengolahan harus dilakukan dengan hati – hati sehingga berita
yang disampaikan akurat, tajam, serta terpercaya danmembeikan dampak positif
kepada penerima
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, dkk. 2012. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung. Simbiosa
Rekatama Media
Baran, Stanley J dan Davis, Dennis K. 2010, Teori Komunikasi Massa. Jakarta :
Salemba Humanika.
Biagi, Shirley. 2010, Media / Impact Pengantar Media Massa. Jakarta : Salemba
Humanika.
Devito, Joseph A. 2011. Komunikasi Antar Manusia. Pamulang-Tanggerang Selatan.
KARISMA Publising group
Romli, M. Khomsahrial. 2016. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta:
PT.Grasindo
Vera, Nawiroh. 2016. Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia.
McQuail, Denis. 1989, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta : Erlangga
Nurudin.2007. Pengantar Komunikasi Massa. (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada)
Rakhmat, Jalaludin.1999. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja rosdakarya
Download