DRAFT TEORI PERUBAHAN UNTUK TAMAN NASIONAL

advertisement
DRAFT TEORI PERUBAHAN UNTUK TAMAN NASIONAL WAKATOBI
THEORY OF CHANGE DRAFT FOR TAMAN NASIONAL WAKATOBI
Nelayan di 3 desa
(Waitii, Waitii barat,
dan Lamanggau) SPTN
III pulau Tomia
mengetahui tentang:
 Peran dan manfaat
lokasi SPAGs bagi
perikanan
berkelanjutan
 Nelayan di 3 desa

(Waitii, Waitii barat,
dan Lamanggau)
mengetahui tanda
batas di lokasi
SPAGs zona
Pariwisata (NTZ)
SPTN III pulau
Tomia


Nelayan di 3 desa
(Waitii, Waitii barat,
dan Lamanggau)
mengetahui bahwa
zona pariwisata
adalah lokasi larang
tangkap
Nelayan di 3 desa
(Waitii, Waitii barat,
dan Lamanggau)


Nelayan di 3
desa (Waitii,
Waitii Barat,
dan
Lamanggau)
setuju tidak
menangkap
ikan di lokasi
SPAGs zona
Pariwisata
(NTZ) SPTN
III pulau Tomia
Nelayan di 3
desa (Waitii,
Waitii Barat,
dan
Lamanggau)
mendukung
tentang
pentingnya
tanda batas di
lokasi SPAGs
zona
pariwisata/NTZ
SPTN III pulau
Tomia
Nelayan di 3
Nelayan berdiskusi
tentang:
 Pentingnya tanda
batas di lokasi
SPAGs zona
pariwisata/NTZ
SPTN III pulau
Tomia
 Pentingnya
penerapan aturan
zonasi
 Pentingnya
patroli di dalam
kawasan lokasi
SPAGs zona
pariwisata/NTZ
SPTN III pulau
Tomia
 Peran dan
manfaat lokasi
SPAGs untuk
kehidupan
nelayan di 3 desa
(Waitii, Waitii
Barat, dan
Lamanggau) di
zona



Meningkatkan
patroli dengan
pelibatan nelayan
di 3 desa (Waitii,
Waitii Barat, dan
Lamanggau) di
lokasi SPAGs
zona Pariwisata
(NTZ) SPTN III
pulau Tomia.
Mengganti buoy
yang rusak atau
hilang di lokasi
SPAGs zona
Pariwisata (NTZ)
SPTN III pulau
Tomia.
Sosialisasi aturan
tentang zonasi
(UU No.5/1990
dan UU
No.41/1999)
 Nelayan 3
desa (Waitii,
Waitii Barat,
dan
Lamanggau)
menangkap
ikan di luar
lokasi SPAGs
zona
Pariwisata
(NTZ) SPTN
III Pulau
Tomia.
 Nelayan 3
desa (Waitii,
Waitii Barat,
dan
Lamanggau)
ikut serta
dalam patroli
di zona
Pariwisata
(NTZ) lokasi
SPAGs SPTN
III pulau
Tomia
Pada akhir
kampanye tahun
2014, nelayan di
3 desa (Waitii,
Waitii Barat, dan
Lamanggau)
yang menangkap
ikan di lokasi
SPAGs Zona
Pariwisata (NTZ)
site Mari Mabuk
dan site Table
Coral City SPTN
Wilayah III Pulau
Tomia menurun
sebanyak 15%
point dari
baseline data
(Resource use
monitoring)
tahun 2011.
Pada akhir masa
kampanye (2014),
jumlah ikan
(Kerapu) jenis
Epinephelus
fuscogutatus
dalam satu
agregasi tidak
berubah atau tetap
pada angka 45 ekor
di dua lokasi
SPAGs zona
Pariwisata (NTZ)
(site Mari Mabuk
dan Table Coral
City) SPTN Wil.III
Pulau Tomia
berdasarkan data
tahun 2011.
mengetahui
pentingnya kegiatan
patrol bersama di
lokasi SPAGs zona
pariwisata/NTZ
SPTN III pulau
Tomia

desa (Waitii,
Waitii Barat,
dan
Lamanggau)
mendukung
penerapam
aturan zona
pariwisata/NTZ
sebagai lokasi
SPAGs
Nelayan di 3
desa (Waitii,
Waitii Barat,
dan
Lamanggau)
mendukung
kegiatan patroli
bersama di
lokasi SPAGs
zona
pariwisata/NTZ
SPTN III pulau
Tomia
Pariwisata(NTZ)
SPTN III pulau
Tomia.
Narasi ToC / Narrative ToC:


Pada akhir kampanye di tahun 2014, jumlah ikan (Kerapu) jenis Epinephelus fuscogutatus dalam satu agregasi tidak berubah atau
tetap pada angka 45 ekor di dua lokasi SPAGs zona pariwisata (NTZ) SPTN III pulau Tomia. Hasil konservasi ini bisa dicapai bila
terjadi penurunan jumlah nelayan yang menangkap ikan di zona pariwisata sebesar 15% point dari baseline data tahun 2011.
Nelayan mau menangkap ikan di luar NTZ dapat dicapai melalui beberapa tahap yaitu peningkatkan pengamanan di daerah NTZ
(khususnya lokasi SPAGs) serta mengganti buoy yang rusak atau hilang di daerah NTZ. Untuk mendukung tahapan pengurangan
ancaman diatas diharapkan terjadi diskusi antar nelayan tentang peran dan manfaat lokasi SPAGs untuk perikanan berkelanjutan
sehingga nelayan setuju dan mau menangkap ikan di luar zona pariwisata/NTZ. Dukungan nelayan untuk tidak menangkap ikan di
zona pariwisata didapat dari peningkatan pemahaman tentang peran dan manfaat lokasi SPAGs, definisi dan fungsi daerah zona
pariwisata/NTZ bagi perikanan berkelanjutan.
Pertanyaan penelitian kualitatif :
1. Mengapa sampai saat ini nelayan di 3 desa (Lamanggau, Waitii, Waitii Barat) masih menangkap ikan di lokasi larang tangkap
(Zona Pariwisata/bank ikan) ???
2. Apakah ada kelompok nelayan lain yang masih menangkap ikan di lokasi larang tangkap (Zona Pariwisata/bank ikan) ???
3. Apakah ada seorang tokoh/panutan yang paling berperan/didengar oleh nelayan untuk tidak menangkap ikan di lokasi larang
tangkap (Zona Pariwisata/bank ikan) ???
4. Apa yang menjadi halangan oleh nelayan sehingga masih melakukan penangkapan ikan di lokasi larang tangkap (Zona
Pariwisata/bank ikan) ???
5. Apa manfaat yang nelayan lihat apabila menangkap ikan di luar kawasan tangkap ???
6. Dari mana nelayan mengetahui bahwa di Taman Nasional Wakatobi terdapat lokasi larang tangkap ???
7. Sumber informasi yang dipercaya oleh nelayan terkait lokasi larang tangkap yang ada di Taman Nasional Wakatobi di dapat
dari apa saja ???
Download