Analisis data Kuantitatif

advertisement
Analisis data Kuantitatif
Pra Kampanye di Taman Nasional Wakatobi
Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Pulau Tomia
1.1.1 Metode Pengumpulan Data Kuantitatif
Pengumpulan data kuantitatif dilakukan selama 8 hari pada tanggal 25 Desember 2012
sampai dengan 1 Januari 2013 yang dilakukan oleh 10 enumerator.
Penelitian kuantitatif dilakukan dengan target nelayan lokal yang berasal di 3 desa yakni
desa Waitii, Waitii Barat, dan desa Lamanggau, pada saat sebelum kampanye dan setelah
kampanye. Survei pra-kampanye ini telah dilaksanakan pada bulan Desember tahun 2012
sampai bulan Januari 2012 selama 8 hari. Waktu tersebut sangat sesuai karena kondisi
cuaca dalam 2 tahun terakhir ini sangat teduh. Sampel ditentukan berdasarkan jumlah
nelayan di 3 desa yakni desa Waitii, Waitii Barat, dan desa Lamanggau dengan
menggunakan tingkat keyakinan 100%. Jumlah populasi diperoleh berdasarkan data tahun
2012 dari 3 (tiga) kantor desa yaitu Waitii, Waitii Barat, dan desa Lamanggau, bahwa total
populasi di lokasi target adalah 2.249 jiwa.
Tabel di bawah ini adalah ringkasan desain sampling untuk masing-masing khalayak
sasaran kami; ukuran sampel yang direkomendasikan untuk populasi nelayan di 3 desa
(Waitii, Waitii Barat, dan desa Lamanggau) yang berjumlah 420, dengan tingkat keyakinan
100% dengan menggunakan metode sensus.
Tabel 4. Jumlah populasi dan jumlah responden
Desa
Jumlah
Populasi
(Jiwa)
Nelayan
Dewasa
Jumlah
Nelayan
%
Sasaran Jumlah
Nelayan untuk
sampel
Lamanggau
Waitii
Waitii Barat
Total
926
670
653
2.249
300
40
80
420
71,43
9,52
19,05
100
300
40
80
420
Untuk mencapai desain yang acak dan representatif, survey diselenggarakan dari rumah
ke rumah oleh enumerator yang terlatih. Proses input data juga dilakukan oleh enumerator
setelah survey dilakukan.
1.1.2
Analisis Hasil Penelitian Kuantitatif
Berdasarkan survey KAP di peroleh 420 responden (Tabel 4) yang terdiri dari 300
responden di Lamanggau, 80 responden di Desa Waitii Barat, dan 40 responden di desa
Waitii.
Kondisi Demografi
Berdasarkan hasil analisis kuantitatif di tiga desa Waitii, Waitii Barat dan Lamanggau
untuk nelayan yang melakukan aktifitas di wilayah larang ambil ZPr Marimabuk dan ZPr
Tolandona 100% adalah laki-laki.
Gambar 3. Memperlihatkan distribusi umur responden di desa Waitii. Usia 41 – 50 tahun
merupakan usia yang paling produktif berprofesi sebagai nelayan.
Gambar 4. Grafik tingkat pendidikan responden di desa Waitii.
Memperlihatkan distribusi tingkat pendidikan responden di desa Waitii. Tingkat pendidikan
responden di desa Waitii yang tertinggi adalah tamatan SMA/SMK (atau yang sederajat).
Gambar 5. Grafik Memperlihatkan distribusi umur responden di desa Waitii Barat.
Usia 41 – 45 tahun merupakan usia yang paling produktif berprofesi sebagai nelayan di
desa Waitii Barat.
Gambar 6. Grafik tingkat pendidikan responden di desa Waitii Barat.
Memperlihatkan distribusi tingkat pendidikan responden di desa Waitii Barat. Tingkat
pendidikan responden di desa Waitii Barat hampir sama dengan desa Waitii dimana
tingkat pendidikan yang tertinggi didominasi oleh tamatan SMA/SMK (atau yang
sederajat).
Gambar 7. Grafik Memperlihatkan distribusi umur responden di desa Lamanggau.
Usia 31 – 50 tahun merupakan usia yang paling produktif berprofesi sebagai nelayan.
Gambar 8. Grafik tingkat pendidikan responden di desa Lamanggau.
Memperlihatkan distribusi tingkat pendidikan responden di desa Lamanggau. Tingkat
pendidikan responden di desa Lamanggau kebanyakan hanya didominasi oleh tamat SD
(sekolah dasar) sebesar 30% dan yang tidak bersekolah 42%. Kondisi ini disebabkan
desa Lamanggau merupakan suku Bajo/laut yang kehidupan sehari-hari mereka sangat
bergantung kepada laut, sehingga keputusan untuk mencari nafka lebih besar
dibandingkan dengan mengenyam pendidikan. Ditambah dengan kurangnya fasilitas
sekolah sampai pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di desa tersebut.
Khalayak Sasaran : Nelayan lokal 3 desa (Waitii, Waitii Barat, dan Lamanggau)
Dalam program kampanye pride ini diharapkan responden dapat meningkatkan
pengetahuan, sikap dan komunikasi interpersonal responden.
Tingkat Pengetahuan nelayan.3 Desa
Dalam survey KAP di kembangkan beberapa pertanyaan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan responden.
Berdasarkan hasil analisa data kuantitatif pada tabel 5 diperoleh 54.63% nelayan lokal 3
desa (Waitii, Waitii Barat, dan Lamanggau) yang mengetahui manfaat kegiatan
pengawasan bersama di ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona SPTN Wilayah III Tomia.
Gambar 9. Grafik tingkat pengetahuan nelayan 3 desa yang mengetahui manfaat kegiatan
pengawasan bersama di kawasan larang tangkap.
Pengetahuan nelayan lokal akan fungsi tanda batas di ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona
adalah 9.27%.
Gambar 10. Grafik tingkat pengetahuan nelayan 3 desa akan fungsi tanda batas
Selain itu untuk mengetahui pengetahuan nelayan lokal terkait aturan yang berlaku di ZPr
Marimabuk dan ZPr Tolandona hanya sebesar 0,49%.
Gambar 11. Grafik tingkat pengetahuan nelayan 3 desa terkait aturan kawasan larang
tangkap
Demikian halnya dengan mengetahui pengetahuan nelayan lokal tentang fungsi dari
daerah tabungan ikan ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona hanya sebesar 0,48%.
Gambar 12. Grafik tingkat pengetahuan nelayan 3 desa terkait fungsi daerah tabungan
ikan
Tabel 1. Persentase jawaban responden terhadap pertanyaan tentang pengetahuan pada
nelayan lokal 3 desa Waitii, Waitii Barat dan Lamanggau. (n : 420 responden)
Pertanyaan
Respond yang
diinginkan
Persentase
jawaban
responden.
Q12. Sebutkan manfaat kegiatan pengawasan bersama
di zona pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk
dan ZPr Tolandona) ?
Tahu manfaat kegiatan
pengawasan bersama
di ZPr Marimabuk dan
ZPr Tolandona
54.63%
Q.13. Sebutkan fungsi tanda batas yang ada di zona
Pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan ZPr
Tolandona)?
Tahu fungsi tanda
batas di ZPr
Marimabuk dan ZPr
Tolandona
9.27%
Q15. Sebutkan aturan yang berlaku di zona
Pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan ZPr
Tolandona)
Tahu aturan yang
berlaku di ZPr
Marimabuk dan ZPr
Tolandona
0.49%
Tahu fungsi daerah
tabungan ikan
0.48%
Q11. Menurut Bapak, apa fungsi zona
pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan ZPr
Tolandona) ?
Indikator Sikap Nelayan 3 desa
Mengukur indikator sikap pada nelayan di ukur sebagai salah satu indikator dalam
perubahan prilaku. Dalam Survey KAP di kembangkan beberapa pertanyaan untuk
mengukur indikator sikap antara lain sikap tentang percaya bahwa zona tabungan
memberikan manfaat, nelayan setuju tidak menangkap di zona tabungan dan setuju jika
dibuat peraturan kampung untuk mengelola zona tabungan.
Berdasarkan hasil analisa data (Tabel 6), sebanyak 11.95% nelayan lokal 3 desa (Waitii,
Waitii Barat dan Lamanggau) mendukung terhadap kegiatan pengawasan bersama di ZPr
Marimabuk dan ZPr Tolandona SPTN Wilayah III Tomia.
Gambar 13. Grafik sikap nelayan 3 desa yang mendukung adanya kegaitan pengawasan
bersama di lokasi larang tangkap
Sedangkan nelayan lokal 3 desa percaya bahwa ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona
daerah tabungan ikan akan memberikan manfaat untuk hasil perikanan mereka sebanyak
20.73%
Gambar 14. Grafik sikap nelayan 3 desa yang percaya daerah tabungan ikan akan
memberikan manfaat untuk hasil perikanan
Dan yang setuju untuk aturan diterapkan di ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona sebesar
5.37%.
Gambar 15. Grafik sikap nelayan 3 desa yang setuju aturan untuk diterapkan di daerah
larang tangkap.
Tabel 2. Persentase jawaban responden terhadap pertanyaan tentang sikap pada nelayan
lokal 3 desa (Waitii, Waitii Barat dan Lamanggau). (n : 420 responden)
Pertanyaan
Respond yang
diinginkan
Persentase
jawaban
responden.
Q16. Bagaimana sikap Bapak terhadap kegiatan
pengawasan bersama di zona pariwisata/daerah
tabungan ikan (Marimabuk dan ZPr Tolandona)
Mendukung
11.95%
Q18. Bagaimana sikap Bapak jika ada yang
menyatakan bahwa zona pariwisata/daerah tabungan
ikan (Marimabuk dan ZPr Tolandona) akan memberikan
manfaat untuk hasil perikanan disini ?
Percaya
20.73%
Q20. Bagaimana sikap Bapak jika aturan diterapkan di
zona pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan
ZPr Tolandona) Bagaimana sikap Bapak ?
Setuju
5.37%
Komunikasi Interpersonal nelayan 3 Desa
Survey KAP juga digunakan untuk mengukur tingkat komunikasi interpersonal sesama
nelayan. Beberapa nelayan sudah berkomunikasi tentang manfaat pengawasan bersama
di ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona daerah tabungan ikan sebesar 1.71%.
Gambar 16. Grafik nelayan 3 desa yang sudah berdiskusi tentang manfaat pengawasan
bersama di daerah larang tangkap.
Nelayan 3 desa yang telah berdiskusi tentang manfaat di ZPr Marimabuk dan ZPr
Tolandona daerah tabungan ikan sebesar 11.90%
Gambar 17. Grafik nelayan 3 desa yang sudah berdiskusi tentang manfaat daerah
tabungan ikan
Dan yang berkomunikasi tentang aturan yang ada di ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona
daerah tabungan ikan sebesar 10.98%.
Gambar 18. Grafik nelayan 3 desa yang sudah berdiskusi tentang aturan yang berlaku di
daerah larang tangkap.
Tabel 3. Persentase jawaban responden terhadap pertanyaan tentang komunikasi
interpersonal pada nelayan local 3 desa (Waitii, Waitii Barat dan Lamanggau
(n : 420 responden)
Pertanyaan
Respon yang
diinginkan
Persentase
jawaban
responden.
Q22. Dalam 3 bulan terakhir apakah pernah ada orang
lain yang berdiskusi dengan Bapak tentang manfaat
pengawasan bersama di zona pariwisata/daerah
tabungan ikan (Marimabuk dan ZPr Tolandona) ?
Pernah
1.71%
Q23. Dalam 3 bulan terakhir apakah pernah ada orang
lain yang berdiskusi dengan Bapak tentang manfaat
zona pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan
ZPr Tolandona) ?
Pernah
11.90%
Q24. Dalam 3 bulan terakhir apakah pernah ada orang
lain yang berdiskusi dengan Bapak aturan yang ada di
zona pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan
ZPr Tolandona) ?
Pernah
10.98%
Perubahan Prilaku nelayan 3 desa
Perubahan prilaku yang diinginkan dalam program kampanye pride ini adalah nelayan
lokal 3 desa (Waitii, Waitii Barat dan Lamanggau) tidak melakukan penangkapan ikan di
ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona daerah tabungan ikan SPTN Wilayah III Tomia.
Berdasarkan hasil riset kuantitatif bahwa sebanyak 97.6% nelayan lokal 3 desa masih
menangkap di ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona daerah tabungan ikan SPTN Wilayah III
Tomia dan 2,4% nelayan menangkap ikan di luar ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona
daerah tabungan ikan.
Tabel 4. Hasil analisa tingkat perubahan prilaku nelayan lokal 3 desa yang menangkap ikan
dalam 3 bulan terakhir (n : 420 responden)
Q25. Dalam 3 bulan terakhir, dimanakah Bapak biasa menangkap ikan ?
Counts
Di dalam daerah perlindungan laut
(DPL)
Di luar daerah perlindungan laut
Tidak tahu
Totals
Freq Error*
Percents
410
97.6%
10
2.4%
0
0.0%
420
100.0%
Percents
0
100
±1.5%
Desa Lamanggau
Dari hasil analisis kuantitatif di desa Lamanggau/suku Bajo terlihat jelas bahwa nelayan yang
masih menangkap ikan di daerah larang tangkap ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona masih
sangat banyak sebesar 97,6%, hal ini terjadi karena rata-rata tingkat pendidikan di desa
tersebut 30% hanya mengenyam sekolah dasar 30% dan yang tak bersekolah sebanyak 42%.
Hal inilah yang membuat tingkat pengetahuan nelayan di desa Lamanggau akan pentingnya
daerah tabungan ikan sangatlah minim.
Gambar 19. Grafik nelayan desa lamanggau yang masih melakukan penangkapan ikan di
daerah larang tangkap ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona
Desa Waitii
Dari hasil analisis kuantitatif di desa Waitii terlihat jelas bahwa nelayan yang masih menangkap
ikan di daerah larang tangkap ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona sebesar 100%, hal ini terjadi
karena selain tingkat pendidikan yang masih rendah rata-rata 20% tamatan sekolah dasar, dan
diperparah dengan isu zonasi Taman Nasional yang salah diartikan oleh oknum anggota DPR
dikalangan nelayan desa Waitii membuat nelayan sulit mau menerima keberadaan daerah
larang tangkap.
Gambar 20. Grafik nelayan desa Waitii yang masih melakukan penangkapan ikan di daerah
larang tangkap ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona
Desa Waitii Barat
Dari hasil analisis kuantitatif di desa Waitii Barat terlihat jelas bahwa nelayan yang masih
menangkap ikan di daerah larang tangkap ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona sebesar 100%,
hal ini hampir sama dengan desa Waitii, dimana isu zonasi menjadi penyebab nelayan masih
melakukan kegiatan di daerah tabungan ikan ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona.
Gambar 21. Grafik nelayan desa Waitii Barat yang masih melakukan penangkapan ikan di
daerah larang tangkap ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona
Download