Dokumen Rencana Proyek Kampanye Pride di kawasan Taman Nasional Wakatobi Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Pulau Tomia Andi Subhan, S.Pi - Pengendali Ekosistem Hutan (Manajer Kampanye Pride) Balai Taman Nasional Wakatobi Bogor, Februari 2013 1 1 Deskripsi Situasional Kawasan Kerja dan Khalayak Target Taman Nasional Wakatobi (TNW) terletak di Kabupaten Wakatobi Provinsi SulawesiTenggara. Taman Nasional Wakatobi (TNW) merupakan kawasan perairan yang berfungsi utama sebagai sistem penyangga kehidupan, sebagai perwakilan ekosistem wilayah ekologi perairan laut Banda-Flores (Banda Flores Marine Ecoregion) yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Wakatobi adalah sebuah kepulauan yang namanya diambil dari kependekan nama keempat pulau utama yang ada di wilayah ini yaitu Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko. Dahulu wilayah ini dikenal dengan nama kepulauan “Tukang Besi”. Kepulauan ini termasuk pada wilayah Pusat Segitiga Karang Dunia (Coral Triangle Center) yang memiliki keanekaragaman terumbu karang dan jenis biota laut lain khususnya ikan tertinggi di dunia. Luas Taman Nasional Wakatobi adalah 1.390.000 ha. Berdasarkan SK. Menhut RI No.393/KptsVI/1996 tanggal 30 Juli 1996 tentang penunjukan Kepulauan Wakatobi dan perairan sekitarnya seluas 1.390.000 Ha sebagai Taman Nasional dan SK. Menhut RI No.7651/Kpts-II/2002 tanggal 19 Agustus 2002 Tentang Penetapan Kepulauan Wakatobi dan perairan sekitarnya seluas1.390.000 Ha sebagai Taman Nasional. Saat ini pada bulan April 2012 Kawasan Taman Nasional telah diakui oleh UNESCO PBB untuk menjadi World Heritage Site, serta merupakan bagian dari CTI – Coral Triangle Initiative. Jumlah kawasan larang ambil (NTZ) di wilayah Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Pulau Tomia yang menjadi fokus dalam kampanye perikanan berkelanjutan ini sebanyak 2 (dua) lokasi, yaitu : Zona Pariwisata Marimabuk dan Zona Pariwisata Tolandona. Jumlah total luas wilayah semua kawasan larang ambil adalah 345,39 Ha, dengan rincian sebagai berikut : 1. Zona Pariwisata Marimabuk seluas 44,78 Ha 2. Zona Pariwisata Tolandona seluas 300,61 Ha Ancaman utama dalam kawasan Taman Nasional Wakatobi adalah penangkapan ikan berlebihan (overfishing), yang disebabkan oleh penangkapan ikan di Zona Pariwisata Marimabuk dan ZPr Tolandona yang merupakan daerah tabungan ikan. Program kampanye pride ini difokuskan pada 3 desa yaitu desa Waitii (40 orang nelayan), Waitii Barat (80 orang nelayan), dan desa Lamanggau (300 orang nelayan). Jumlah khalayak target adalah 420 orang, karena jumlah nelayan di 3 desa target kampanye telah diketahui jumlah nelayannya maka teknik pelaksanaan survei menggunakan metode sensus. Dan secara umum program kampanye ini akan di dukung oleh RARE. 2 1.1 Analisis Data Kualitatif Pengumpulan data kualitatif dilakukan di tiga desa yang termasuk dalam wilayah Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Pulau Tomia Taman Nasional Wakatobi, yaitu Desa Waitii, Desa Waitii Barat, dan Desa Lamanggau (suku Bajo/laut). Metode penelitian kualitatif ini dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus kepada khalayak sasaran. Pengumpulan Data dilakukan pada tanggal 27 – 31 Oktober 2012, secara detail di sajikan dalam tabel 1. Tabel 1. Waktu pengambilan data kualitatif di SPTN Wilayah III Pulau Tomia Tanggal Desa 27-Okt-12 Lamangggau 28-Okt-12 Lamanggau 30-Okt-12 Waitii Barat 31-Okt-12 Waitii 1.1.1 Jenis pengumpulan data Jumlah peserta Diskusi Kelompok terfokus Diskusi Kelompok terfokus Diskusi Kelompok terfokus Diskusi Kelompok terfokus Segmen khalayak yang berpartisipasi 10 Nelayan lokal dari Desa Lamanggau Klp I (satu). 9 Nelayan lokal dari Desa Lamanggau Klp II (dua). 9 Nelayan lokal dari Desa Waitii Barat 9 Nelayan lokal dari Desa Waitii Metode Pengumpulan Data Kualitatif Diskusi Kelompok terfokus Diskusi kelompok terfokus merupakan bentuk wawancara dengan mengambil kelompok dari anggota masyarakat yang memahami fokus persoalan atau bagian dari permasalahan yang hendak diselesaikan. Diskusi Kelompok terarah dilakukan sebanyak 4 kali dengan total peserta yang mengikuti pertemuan yaitu 37 orang. Kegiatan ini dilakukan sebanyak 2 kali di desa Lamanggau karena jumlah nelayan yang menjadi khalayak sasaran berjumlah 300 orang yang sering melakukan aktivitas di NTZ Zona Pariwisata Marimabuk dan ZPr Tolandona maka FGD dilakukan sebanyak 2 kali, sedangkan FGD hanya dilakukan 1 kali di desa Waitii Barat karena jumlah nelayan yang melakukan aktivitas di ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona berjumlah 80 orang nelayan, demikian pula dengan di desa Waitii kegiatan FGD hanya dilakukan sebanyak 1 kali karena jumlah nelayan yang melakukan aktivitas di ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona hanya berjumlah 40 orang nelayan. Untuk memudahkan dalam melakukan kegiatan Diskusi kelompok terfokus di 3 desa target Kampanye Pride ini maka pelibatan fasilitator lokal sangat penting dalam memperoleh data yang akurat sehingga dalam kegiatan FGD masing-masing desa target di wakili oleh 1 orang fasilitator lokal yang membantu Manajer Kampanye dalam melakukan Diskusi kelompok terfokus. 3 1.1.2 Analisis hasil Penelitian Kualitatif Hasil penelitian kualitatif disajikan secara bentuk tabulasi pada tabel 2 berdasarkan pada pertanyaan-pertanyaan kunci yang dilakukan pada pengambilan data. Tabel 2. Hasil analisa data kualitatif di SPTN Wilayah III Tomia Pertanyaan penelitian Jawaban atas pertanyaan seperti yang ditemukan dalam Sikap tubuh, nada bicara kualitatif kelompok terarah dan catatan khusus Respon yang serupa Mengapa khalayak sasaran melakukan perilaku mereka saat ini? Apakah ada lebih dari satu khalayak yang perlu mengubah perilaku mereka? Apakah ada khalayak yang memiliki pengaruh besar terhadap khalayak utama Anda (misalnya pemengaruh kunci)? Apa yang oleh khalayak sasaran Anda dianggap sebagai halangan untuk Respon unik/berbeda Responden Desa Lamanggau Klp I dan II melaporkan bahwa : 1. Penghidupan suku bajo (Lamanggau) 100 persen dilaut, tidak memiliki lahan didarat 2. Karang terluar sering di bom dan bius oleh nelayan luar wakatobi (kendari, buton, Flores) akibatnya kami beralih ke lokasi yang dekat (bank ikan) yang masih banyak ikannya 3. Pemahaman tentang bank ikan (zona lindung) masih sangat kurang dimasyarakat 4. Tanda batas yang belum jelas (tidak ada) Responden Desa Lamanggau Klp I dan II melaporkan bahwa : Tidak ada, karena nelayan suku Bajo (Lamanggau) terbiasa dengan kehidupan bebas mencari ikan sejak zaman dulu Responden Desa Waitii dan Waitii Barat melaporkan Bahwa : 1. Dilokasi Mari mabuk dan Tabel Coral (bank ikan) diwaktu bulan purnama nelayan mudah mendapatkan ikan dalam jumlah yang banyak ketika memancing di waktu malam hari 2. Kami bingung dengan zonasi, karena dipolitisir oleh oknum anggota DPR yang ingin mencari popularitas di masyarakat Responden Desa Waitii dan Waitii Barat melaporkan Bahwa : Yang perlu dirubah di desa Waitii Barat dan Waitii adalah pemahaman tentang zonasi dimasyarakat, karena mereka menganggap laut di wakatobi telah dizonasi semua sehingga mereka tidak boleh lagi mencari di laut wakatobi (oleh oknum anggota DPR), sehingga masyarakat kecewa terhadap pemerintah (TNW) dan melakukan kegiatan semaunya masyarakat termasuk menangkap ikan di (ZPR) Responden Desa Waitii dan Waitii Barat melaporkan Bahwa : Di desa kami telah terdoktrin bahwa zonasi identic dengan pelarangan dan tidak memberikan ruang bagi nelayan untuk mencari ikan, semua isu ini disebarkan oleh oknum anggota DPR Wakatobi ketika mencalonkan sebagai anggota legislative dengan menggunakan isu zonasi untuk mendapatkan simpati dari masyarakat Responden Desa Lamanggau Klp I dan II melaporkan bahwa : 1. Kalau untuk nelayan pancing dasar kebanyakan sebatas untuk dijual hasilnya langsung ke pasar dan tidak tergantung pada penampung atau juragan 2. Kalau untuk nelayan jaring lamba (jaring dasar) ditentukan oleh juragan (pemilik kapal) baik hasil, lokasi penangkapan semuanya diatur oleh pemilik kapal (bodi batang) Responden Desa Lamanggau Klp I dan II melaporkan bahwa : Responden Desa Waitii dan Waitii Barat melaporkan Bahwa : 4 Catatan : pada pertanyaan ini, terlihat para peserta FGD gelisah dan agak mulai curiga, serta agak lama untuk berpikir. Kami menduga peserta menganggap CM dari mata-mata Jagawana (TNW) Catatan : Untuk kelompok jaring lamba (jaring dasar) melakukan aktifitas didaerah yang dangkal (pasang surut) kedalaman 3 meter) jauh dari tubir karang Catatan : Peserta FGD sangat mengharapkan penertiban beralih ke perilaku yang baru? 1. Pemahaman terkait manfaat Zonasi (bank ikan) masih kurang dimasyarakat 2. Masih adanya nelayan dari luar wakatobi yang membom dan membius di karang luar sehingga nelayan beralih ketempat yang dilindungi karena masih banyak ikannya 3. Program pemerintah yang terkadang tidak tepat sasaran dan kurangnya pendampingan dari pihak pemerintah (TNW, DKP) Isu politik, terkait zonasi yang harus di perjelas di tingkat masyarakat dari pihak pemerintah (TNW, DKP, Polri) terhadap nelayan-nelayan dari luar wakatobi yang mencari dengan cara merusak (bom, bius) diwaktu-waktu malam hari Apa yang oleh khalayak sasaran Anda dianggap sebagai manfaat melakukan perilaku yang baru? Responden Desa Lamanggau Klp I dan II melaporkan bahwa : Belum ada yang dianggap oleh nelayan sebagai manfaat melakukan perilaku yang baru, selama tingkat pemahaman dan keamanan belum dilakukan oleh pemerintah, maka perilaku lama masih saja terjadi Responden Desa Waitii dan Waitii Barat melaporkan Bahwa : 1. Ikan pastinya akan banyak sebagai contoh di depan WDR disitu karena dijaga menyebabkan ikan banyak datang, dan juga desa kami mendapatkan kontribusi oleh pihak WDR 2. Pengawasan perlu dilakukan dengan melibatkan masyarakat namun, perlu ada komunikasi yang jelas dengan masyarakat dan juga perlu respon yang cepat terhadap kasus pelanggaran oleh nelayan luar yang masuk kewakatobi dengan cara illegal Catatan : Peserta FGD sangat mengharapkan penertiban dari pihak pemerintah (TNW, DKP, Polri) terhadap nelayan-nelayan dari luar wakatobi yang mencari dengan cara merusak (bom, bius) diwaktu-waktu malam hari Sumber informasi mana yang dicari khalayak sasaran untuk memperoleh informasi mengenai perilaku sasaran? Responden 3 Desa (Lamanggau, Waitii, waitii Barat) melaporkan sama bahwa : Jagawana (TNW), TNC dan Coremap yang terkadang memberikan informasi terkait manfaat terumbu karang dan zonasi, dan masyarakat sangat antusius dengan pemutaran video (layar tancap) atau media Visual dan media berupa gambargambar (poster) Responden Desa Lamanggau Klp I dan II melaporkan bahwa : 10 responden mengatakan Tokoh-tokoh adat, aparat pemerintah Desa dan DPD (Dewan Pengawas desa) Siapa yang dipercaya oleh khalayak sasaran sebagai sumber informasi? Catatan : Dari hasil diskusi dengan nelayan mengatakan pemahaman/informasi yang disampaikan oleh TNW, Coremap, TNC tidak mencakup keseluruhan masyarakat 3 desa (Lamanggau, Waitii, Waitii Barat) sehingga pemahaman tentang konservasi masih sangat minim Responden Desa Waitii dan Waitii Barat melaporkan Bahwa : Jagawana (TNW), Coremap (DKP) Hasil analisa kualitatif menunjukkan bahwa prilaku masyarakat yang masih menangkap di ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona disebabkan karena tempat tersebut sudah menjadi kebiasaan mereka menangkap ikan dari sejak dahulu dan lokasi tersebut merupakan daerah yang memiliki banyak ikan (lokasi SPAGs) terutama pada 5 saat malam bulan purnama nelayan sangat mudah mendapatkan ikan di lokasi ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona. Lokasi tersebut juga sangat dekat dengan perkampungan ketiga desa tersebut (Waitii, Waitii Barat dan desa Lamanggau) sehingga akses ke lokasi tersebut sangat mudah dan murah. Kemudian dari segi pengawasan yang dilakukan oleh pihak pengelola kawasan masih sangat kurang mengingat jumlah personil yang sangat terbatas sehingga nelayan menggunakan kesempatan pada saat malam hari khususnya disaat bulan purnama. Pemahaman nelayan dari ketiga desa tersebut mengenai manfaat daerah tabungan ikan juga masih sangat minim, ditambah dengan hilangnya tanda batas zonasi yang menjadi alasan bagi nelayan dari 3 desa target untuk melakukan aktivitas di ZPr Tolandona dan ZPr Marimabuk. Selain masyarakat sendiri yang melakukan penangkapan ikan, juga dilakukan oleh nelayan yang berasal dari luar Wakatobi, yang justru menangkap hasil yang banyak di daerah-daerah karang terluar karena tempatnya yang jauh dari desa. Kurangnya pengawasan di tempat tersebut, menyebabkan nelayan merasa kecewa dan beralih ke lokasi yang terdekat yaitu ZPr Tolandona dan ZPr Marimabuk untuk menangkap ikan. Secara umum, masyarakat setuju untuk tidak melakukan penangkapan di ZPr Tolandona dan ZPr Marimabuk karena masih banyak lokasi penangkapan lain. Untuk itu tingkat pemahaman, penanda batas NTZ harus jelas dan keamanan perlu ditingkatkan dan Pengawasan perlu melibatkan masyarakat dalam merespon kasus pelanggaran oleh nelayan luar yang masuk ke Wakatobi dengan cara illegal. Informasi tentang ZPr Tolandona dan ZPr Marimabuk sebagai wilayah tabungan ikan juga sudah sering masyarakat peroleh, baik dari pemerintah, LSM Internasional maupun LSM lokal namun masyarakat lebih mempercayai informasi dari sesama masyarakat sendiri, tokoh adat, tokoh masyarakat ataupun dari para kepala desa karena mereka orang-orang yang dapat dipercaya di komunitas lingkungan mereka tinggal. 6 1.1.3 Analisis saluran komunikasi dan ketersediaan pilihan Media Hasil analisis saluran komunikasi dan ketersediaan pilihan media kegiatan yang saat ini dimanfaatkan oleh masing-masing khalayak target disajikan secara bentuk tabulasi pada tabel 3 berdasarkan pada pertanyaan-pertanyaan kunci yang dilakukan pada pengambilan data. Tabel 3. Hasil analisa saluran komunikasi dan ketersediaan pilihan media di SPTN Wilayah III pulau Tomia Tabulasi Data No Daftar Pertanyaan Desa Lamanggau Waitii Barat Waitii Keterangan (suku Bajo) 1. Media informasi Baliho, spanduk, Baliho, spanduk, Baliho, seperti apa yang poster poster spanduk, digemari? poster Bacaan: lebih banyak - - - tulisan daripada gambar? Bacaan: lebih banyak Lebih banyak Lebih banyak Lebih gambar daripada gambar dari pada gambar dari pada banyak tulisan? tulisan tulisan gambar dari pada tulisan Media yang Music melalui Hp Music melalui Hp didengarkan? Media yang ditonton? Music melalui Hp Televisi dan Televisi dan Televisi VCD/DVD Player VCD/DVD Player dan VCD/DVD Player 2. Saluran radio mana Tidak ada saluran Tidak ada Tidak ada yang banyak radio saluran radio saluran didengarkan oleh radio orang-orang di sini? Program radio apa Tidak ada Tidak ada yang disukai Tidak ada Siaran Radio sudah tidak 7 berjalan/rusa k untuk pulau Tomia Siapa penyiar radio Tidak ada Tidak ada Tidak ada Kebanyakan Kebanyakan Kebanyaka masyarakat masyarakat n mendengarkan mendengarkan masyaraka musik melalui HP musik melalui HP t yang disukai Alat apa yang digunakan untuk mendengarkan radio? (contoh: radio kecil, hp, radio di rumah, mendengar dsb) kan musik melalui HP Jam berapa orang Tidak ada Tidak ada Tidak ada Jenis film apa yang Action (perang, Action (perang, Action Kalau disukai? kungfu, horror, kungfu, horror, (perang, sinetron lebih Komedi) Komedi) kungfu, didominasi horror, oleh kaum Komedi) ibu-ibu dan sering mendengarkan radio 3. gadis-gadis desa Lokasi menonton film Di rumah Di rumah Di rumah di kampung Kecuali kalau ada pemutaran film layar tancap baru diadakan di lapangan bola/ruang terbuka Artis sinetron favorit Nadine Nadine Nadine Artis ini Candrawinata, Candrawinata, Candrawin sudah sering Nugie Nugie ata, Nugie berkunjung di Wakatobi dan sudah dikenal oleh masyarakat 8 wakatobi 4. Nama tokoh agama La ane madu La beka hadi La simuda yang dihormati di (Imam) (Imam) (Imam) Kegiatan-kegiatan Perayaan 17 Perayaan 17 Perayaan Untuk perayaan yang Agustusan, Agustusan, 17 momen adat diikuti orang ramai: pernikahan, pernikahan, Agustusan, tahunan sunatan, acara sunatan, acara pernikahan terkecuali adat tahunan adat tahunan , sunatan, dibuat acara adat khusus tahunan (dipesan) kampung 5. (contoh: ulang tahun distrik/perayaan 17 Agustus/Lebaran/perni kahan) 6. Jenis irama lagu Dangdut, pop, Dangdut, pop, Dangdut, yang sering lagu melayu lagu melayu pop, lagu terdengar di melayu kampung/pesta/kera maian nama penyanyi/grup Kamaludin musik local Kamaludin, La Kamaludin, Pemain Dade La Dade La Dade gambus asal (penyanyi (penyanyi pulau dangdut, dan dangdut, Kaledupa lagu daerah dan lagu yang sudah wakatobi) daerah terkenal wakatobi) untuk seluruh pulau Wakatobi 7. Warna-warna apa yang memiliki asosiasi dengan: kebahagiaan Putih, hijau, biru Putih, hijau, biru Putih, hijau, biru kesejahteraan ungu ungu ungu penyakit/malapetaka/ hitam hitam hitam Ungu Ungu Ungu membawa sial Rejeki 9 praktek adat sehari- Pergantian tahun, Pergantian tahun, Pergantian hari sawara (ritual sawara (ritual tahun, pergantian tahun pergantian tahun sawara yang dipimpin oleh yang dipimpin (ritual Imam dan diikuti oleh Imam dan pergantian oleh masyarakat diikuti oleh tahun yang untuk masyarakat untuk dipimpin menghormati laut) menghormati oleh Imam laut) dan diikuti oleh masyaraka t untuk menghorm ati laut) kebudayaan lokal Paleka (sarung (bisa dilihat dari warna tenun untuk kaum yg dominan pada laki-laki) motif ukiran, tenunan kain, kotak-kotak, ragi dsb) (sarung tenun untuk kaum perempuan perempuan warna loreng) 10 1.2 Model Konsep Final Gambar 1. Konsep Model Kawasan Konservasi SPTN Wilayah III Pulau Tomia. 11 Model konsep adalah langkah pertama utama untuk membuat Kampanye Pride karena hal ini menunjukkan hal-hal yang terjadi di lapangan/lokasi Proyek. Konsep Model akan membantu untuk mengidentifikasikan faktor ancaman langsung, tidak langsung, serta fator kontribusi (akar permasalahan) dari ancaman terhadap konservasi yang ada di kawasan. Dampak konservasi yang diinginkan dalam program pride di kawasan konservasi laut Taman Nasional Wakatobi Wilayah III Pulau Tomia adalah kondisi individu jumlah ikan Kakap di ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona tidak mengalami perubahan pada akhir kampanye. Namum ada beberapa ancaman yang dapat mengakibatkan jumlah individu ikan Kakap berkurang yaitu masih adanya penangkapan ikan oleh nelayan lokal dari ketiga desa (Waitii, Waitii Barat dan Lamanggau) di ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona yang merupakan wilayah larang ambil di SPTN Wilayah III Pulau Tomia. Penangkapan di ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona dilakukan oleh nelayan lokal karena mereka tidak mengetahui dimana lokasi wilayah larang ambil disebabkan karena tanda batas pada tahun 2011 yang telah dipasang oleh Balai TN.Wakatobi telah hilang/rusak karena faktor alam dan manusia serta pengawasan yang dilakukan belum rutin dilaksanakan khsususnya di saat malam bulan purnama pada saat ikan memijah, selain itu masih minimnya pengetahuan nelayan mengenai manfaat daerah tabungan ikan sehingga nelayan lokal masih melakukan penangkap di ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona. 1.3 Rantai Hasil Final untuk setiap Khalayak Target Final Rantai hasil adalah rantai sebab akibat, artinya setiap faktor merupakan akibat dari faktor sebelumnya atau setiap faktor akan menyebabkan adanya perubahan pada faktor berikutnya. Rantai hasil dikembangkan berdasarkan konsep model dan dibuat berdasarkan khalayak sasaran program pride. Berdasarkan konsep model dan hasil dari penelitian kualitatif maka khalayak sasaran pada program pride di Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Pulau Tomia adalah nelayan lokal dari 3 desa yang mendiami pulau Tomia, yaitu Waitii, Waitii Barat dan desa Lamanggau. Nelayan inilah yang paling sering mengakses no-take zone ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona daerah tabungan ikan, aktivitas nelayan kebanyakan dilakukan disaat malam bulan purnama selain tidak adanya pengawasan ikanpun sangat mudah didapatkan karena kedua lokasi tersebut merupakan lakasi SPAGs. 12 Dengan adanya program kampanye pride yang menjadikan nelayan lokal ditiga desa Waitii, Waitii Barat dan Lamanggau sebagai khalayak sasaran diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang lokasi, manfaat, kegiatan yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan di ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona. Dengan pengetahuan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan sikap mereka agar dapat percaya jika zona tabungan ikan nanti akan memberikan manfaat pada mereka sehingga mereka setuju untuk tidak melakukan penangkapan di zona tersebut. Dan juga akan sangat mendukung terhadap kegiatan pengawasan bersama yang disebut sebagai “Masyarakat Mitra Polhut”. Dengan adanya pengetahuan dan sikap tersebut akan membuat tingkat komunitas antara nelayan dan masyarakat sendiri tentang lokasi, kegiatan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan akan semakin sering mereka lakukan. Untuk mencapai hal tersebut, maka perlu daerah wilayah larang ambil ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona perlu diberi tanda dengan melibatkan semua unsur dalam suatu komunitas sehingga rasa bangga akan kepemilikan daerah tabungan ikan dapat terpelihara dengan baik. Secara ringkas rantai hasil untuk nelayan lokal di tiga desa target ini disajikan pada Gambar 2. 13 Gambar 2. Rantai Hasil untuk khalaya target nelayan local 3 desa (Waitii, Waitii Barat dan Lamanggau) 14 2 Memahami Kawasan Kerja, Khalayak Target, dan Menetapkan Target Sasaran Pride. Penelitian kuantitatif dilakukan dengan khalayak target nelayan lokal yang berasal dari 3 desa yaitu Waitii, Waitii Barat, dan Lamanggau. Penelitian kuantitatif dilakukan dengan metode survey KAP yang respondennya berdasarkan jumlah populasi. Data Jumlah populasi diperoleh berdasarkan data tahun 2012 dari 3 (tiga) kantor desa yaitu Waitii, Waitii Barat, dan desa Lamanggau, bahwa total populasi di lokasi target adalah 2.249 jiwa. 2.1 Analisis data Kuantitatif 2.1.1 Metode Pengumpulan Data Kuantitatif Pengumpulan data kuantitatif dilakukan selama 8 hari pada tanggal 25 Desember 2012 sampai dengan 1 Januari 2013 yang dilakukan oleh 10 enumerator. Penelitian kuantitatif dilakukan dengan target nelayan lokal yang berasal di 3 desa yakni desa Waitii, Waitii Barat, dan desa Lamanggau, pada saat sebelum kampanye dan setelah kampanye. Survei pra-kampanye ini telah dilaksanakan pada bulan Desember tahun 2012 sampai bulan Januari 2012. Waktu tersebut sangat sesuai karena kondisi cuaca dalam 2 tahun terakhir ini sangat teduh. Sampel ditentukan berdasarkan jumlah nelayan di 3 desa yakni desa Waitii, Waitii Barat, dan desa Lamanggau dengan menggunakan tingkat keyakinan 100%. Jumlah populasi diperoleh berdasarkan data tahun 2012 dari 3 (tiga) kantor desa yaitu Waitii, Waitii Barat, dan desa Lamanggau, bahwa total populasi di lokasi target adalah 2.249 jiwa. Tabel 3 di bawah ini adalah ringkasan desain sampling untuk masing-masing khalayak sasaran kami; ukuran sampel yang direkomendasikan untuk populasi nelayan di 3 desa (Waitii, Waitii Barat, dan desa Lamanggau) yang berjumlah 420, dengan tingkat keyakinan 100% dengan menggunakan metode sensus. Tabel 4. Jumlah populasi dan jumlah responden Desa Jumlah Populasi (Jiwa) Nelayan Dewasa Jumlah Nelayan % Lamanggau Waitii Waitii Barat Total 926 670 653 2.249 300 40 80 420 71,43 9,52 19,05 100 15 Sasaran Jumlah Nelayan untuk sampel 300 40 80 420 Untuk mencapai desain yang acak dan representatif, survey diselenggarakan dari rumah ke rumah oleh enumerator yang terlatih. Proses input data juga dilakukan oleh enumerator setelah survey dilakukan. 2.1.2 Analisis Hasil Penelitian Kuantitatif Berdasarkan survey KAP di peroleh 420 responden (Tabel 3) yang terdiri dari 300 responden di Lamanggau, 80 responden di Desa Waitii Barat, dan 40 responden di desa Waitii. Kondisi Demografi Berdasarkan hasil analisis kuantitatif di tiga desa Waitii, Waitii Barat dan Lamanggau untuk nelayan yang melakukan aktifitas di wilayah larang ambil ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona 100% adalah laki-laki. Gambar 4 Memperlihatkan distribusi umur responden di desa Waitii. Usia 41 – 50 tahun merupakan usia yang paling produktif berprofesi sebagai nelayan. Gambar 5. Grafik tingkat pendidikan responden di desa Waitii. Memperlihatkan distribusi tingkat pendidikan responden di desa Waitii. Tingkat pendidikan responden di desa Waitii yang tertinggi adalah tamatan SMA/SMK (atau yang sederajat). 16 Gambar 6. Grafik Memperlihatkan distribusi umur responden di desa Waitii Barat. Usia 41 – 45 tahun merupakan usia yang paling produktif berprofesi sebagai nelayan di desa Waitii Barat. Gambar 7. Grafik tingkat pendidikan responden di desa Waitii Barat. Memperlihatkan distribusi tingkat pendidikan responden di desa Waitii Barat. Tingkat pendidikan responden di desa Waitii Barat hampir sama dengan desa Waitii dimana tingkat pendidikan yang tertinggi didominasi oleh tamatan SMA/SMK (atau yang sederajat). Gambar 8. Grafik Memperlihatkan distribusi umur responden di desa Lamanggau. Usia 31 – 50 tahun merupakan usia yang paling produktif berprofesi sebagai nelayan. 17 Gambar 8. Grafik tingkat pendidikan responden di desa Lamanggau. Memperlihatkan distribusi tingkat pendidikan responden di desa Lamanggau. Tingkat pendidikan responden di desa Lamanggau kebanyakan hanya didominasi oleh tamat SD (sekolah dasar) sebesar 30% dan yang tidak bersekolah 42%. Kondisi ini disebabkan desa Lamanggau merupakan suku Bajo/laut yang kehidupan sehari-hari mereka sangat bergantung kepada laut, sehingga keputusan untuk mencari nafka lebih besar dibandingkan dengan mengenyam pendidikan. Ditambah dengan kurangnya fasilitas sekolah sampai pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di desa tersebut. Khalayak Sasaran : Nelayan lokal 3 desa (Waitii, Waitii Barat, dan Lamanggau) Dalam program kampanye pride ini diharapkan responden dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan komunikasi interpersonal responden. Tingkat Pengetahuan nelayan.3 Desa Dalam survey KAP di kembangkan beberapa pertanyaan untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden. Berdasarkan hasil analisa data kuantitatif pada tabel 5 diperoleh 54.6% nelayan lokal 3 desa (Waitii, Waitii Barat, dan Lamanggau) yang mengetahui manfaat kegiatan pengawasan bersama di ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona SPTN Wilayah III Tomia. Pengetahuan nelayan lokal akan fungsi tanda batas di ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona adalah 9.3%. Selain itu untuk mengetahui pengetahuan nelayan lokal terkait aturan yang berlaku di ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona hanya sebesar 0,5%. Demikian halnya dengan 18 mengetahui pengetahuan nelayan lokal tentang fungsi dari daerah tabungan ikan ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona hanya sebesar 0,5%. Tabel 3. Persentase jawaban responden terhadap pertanyaan tentang pengetahuan pada nelayan lokal 3 desa Waitii, Waitii Barat dan Lamanggau. (n : 420 responden) Respond yang diinginkan Pertanyaan Persentase jawaban responden. Q12. Sebutkan manfaat kegiatan pengawasan bersama di zona pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan ZPr Tolandona) ? Tahu manfaat kegiatan pengawasan bersama di ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona 54.6% Q.13. Sebutkan fungsi tanda batas yang ada di zona Pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan ZPr Tolandona)? Tahu fungsi tanda batas di ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona 9.3% Q15. Sebutkan aturan yang berlaku di zona Pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan ZPr Tolandona) Tahu aturan yang berlaku di ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona 0.5% Tahu fungsi daerah tabungan ikan 0.5% Q11. Menurut Bapak, apa fungsi zona pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan ZPr Tolandona) ? Indikator Sikap Nelayan 3 desa Mengukur indikator sikap pada nelayan di ukur sebagai salah satu indikator dalam perubahan prilaku. Dalam Survey KAP di kembangkan beberapa pertanyaan untuk mengukur indikator sikap antara lain sikap tentang percaya bahwa zona tabungan memberikan manfaat, nelayan setuju tidak menangkap di zona tabungan dan setuju jika dibuat peraturan kampung untuk mengelola zona tabungan. Berdasarkan hasil analisa data (Tabel 6), sebanyak 12.0% nelayan lokal 3 desa (Waitii, Waitii Barat dan Lamanggau) mendukung terhadap kegiatan pengawasan bersama di ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona SPTN Wilayah III Tomia. Sedangkan nelayan lokal 3 desa percaya bahwa ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona daerah tabungan ikan akan memberikan manfaat untuk hasil perikanan mereka sebanyak 20.7% dan yang setuju untuk aturan diterapkan di ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona sebesar 5.4%. 19 Tabel 4. Persentase jawaban responden terhadap pertanyaan tentang sikap pada nelayan local 3 desa (Waitii, Waitii Barat dan Lamanggau). (n : 420 responden) Respond yang diinginkan Pertanyaan Persentase jawaban responden. Q16. Bagaimana sikap Bapak terhadap kegiatan pengawasan bersama di zona pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan ZPr Tolandona) Mendukung 12.0% Q18. Bagaimana sikap Bapak jika ada yang menyatakan bahwa zona pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan ZPr Tolandona) akan memberikan manfaat untuk hasil perikanan disini ? Percaya 20.7% Q20. Bagaimana sikap Bapak jika aturan diterapkan di zona pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan ZPr Tolandona) Bagaimana sikap Bapak ? Setuju 5.4% Komunikasi Interpersonal nelayan 3 Desa Survey KAP juga digunakan untuk mengukur tingkat komunikasi interpersonal sesama nelayan. Beberapa nelayan sudah berkomunikasi tentang manfaat pengawasan bersama di ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona daerah tabungan ikan sebesar 1.7%, berkomunikasi tentang manfaat di ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona daerah tabungan ikan sebesar 11.9% dan yang berkomunikasi tentang aturan yang ada di ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona daerah tabungan ikan sebesar 11.0%. Tabel 5. Persentase jawaban responden terhadap pertanyaan tentang komunikasi interpersonal pada nelayan local 3 desa (Waitii, Waitii Barat dan Lamanggau (n : 420 responden) Pertanyaan Respond yang diinginkan Persentase jawaban responden. Q22. Dalam 3 bulan terakhir apakah pernah ada orang lain yang berdiskusi dengan Bapak tentang manfaat pengawasan bersama di zona pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan ZPr Tolandona) ? Pernah 1.7% Q23. Dalam 3 bulan terakhir apakah pernah ada orang lain yang berdiskusi dengan Bapak tentang manfaat zona pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan ZPr Tolandona) ? Pernah 11.9% Q24. Dalam 3 bulan terakhir apakah pernah ada orang lain yang berdiskusi dengan Bapak aturan yang ada di zona pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan ZPr Tolandona) ? Pernah 11.0% 20 Perubahan Prilaku nelayan 3 desa Perubahan prilaku yang diinginkan dalam program kampanye pride ini adalah nelayan lokal 3 desa (Waitii, Waitii Barat dan Lamanggau) tidak melakukan penangkapan ikan di ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona daerah tabungan ikan SPTN Wilayah III Tomia. Berdasarkan hasil kuantitatif bahwa sebanyak 97.6% nelayan lokal 3 desa masih menangkap di ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona daerah tabungan ikan SPTN Wilayah III Tomia. Tabel 6. Hasil analisa tingkat perubahan prilaku nelayan local 3 desa yang menangkap ikan dalam 3 bulan terakhir (n : 420 responden) Q25. Dalam 3 bulan terakhir, dimanakah Bapak biasa menangkap ikan ? Counts Di dalam daerah perlindungan laut (DPL) Di luar daerah perlindungan laut Tidak tahu Totals Freq Error* Percents 410 97.6% 10 2.4% 0 0.0% 420 100.0% ±1.5% 21 Percents 0 100 2.2 Status Khalayak Target pada Kontinuum Perubahan Prilaku, untuk setiap Khalayak Target Dalam penyusunan strategi kampanye dan pemasaran sosial nantinya, haruslah di ketahui tahapan perubahan prilaku yang berkembang di masyarakat. Menurut Kotler et al. 2002 dan Young et al. 2007 menyatakan tingkatan perubahan perilaku manusia meliputi: - Pra kontemplasi atau pra perenungan adalah tingkat niat orang dalam merubah perilaku dan umumnya menolak bahwa dirinya memiliki masalah dengan perilakunya. 3% > BC Pra Kontemplasi - Fase kontemplasi atau perenungan dicirikan kesadaran bahwa ada sebuah masalah dan mulai memikirkan secara serius untuk memecahkannya. 3% ≤ BC ≤ 15% Kontemplasi - Fase preparasi atau persiapan, dicirikan dengan penyusunan perencanaan dan praduga sementara yang ditujukan untuk mengambil tindakan dalam beberapa waktu kedepan. Pada fase aksi dicirikan dengan perilaku orang yang melakukan tindakan berhubungan perubahan perilaku yang telah direncanakan. - Fase Validasi atau aksi adalah orang sudah pernah melakukan prilaku baru yang di saat tersebut. 16% ≤ BC ≤ 83% Validasi atau Aksi - Fase pengelolaan dicirikan dengan kompromi secara individu terhadap fase yang telah maupun akan ditempuh. 84% ≤ BC Aksi atau Maintenance - Fase terminasi merupakan fase pengelolaan dimana orang telah menetapkan perilaku yang dipilih sebagai sebuah keharusan untuk dijalani. Tabel 9. Langkah menentukan tahapan perubahan perilaku khalayak target Khalayak Hasil BC dari Temuan data Temuan hasil Data TR Sasaran Survey KAP kualitatif/Observasi K,A dan IC Nelayan lokal di 3 desa (Waitii, Waitii Barat dan Lamanggau) Sekitar 97,6% yang menangkap di dalam NTZ (ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona) Sekitar 2,4% yang menangkap di luar NTZ (ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona) Penghidupan suku bajo (Lamanggau) 100 persen dilaut, tidak memiliki lahan didarat Dilokasi Mari mabuk dan Tabel Coral (bank ikan) diwaktu bulan purnama nelayan mudah mendapatkan ikan dalam jumlah yang banyak ketika memancing di waktu malam hari Pemahaman tentang bank ikan (zona lindung) masih sangat kurang dimasyarakat Tanda batas yang belum 22 K.1 Pengetahuan manfaat pengawasan bersama di lokasi NTZ hanya 54,6% saja yang tahu K.2 Pengetahuan fungsi tanda di lokasi NTZ hanya 9,3% saja yang tahu K.3 Pengetahuan mengenai Data CR Pada Tahun Pada tahun 2014, 2014, jumlah Jumlah ikan kapal nelayan Kakap dari 3 desa (Waitii, Waitii Barat, (L. bohar) yang memijah di Zona Lamanggau) Pariwisata yang Marimabuk dan beraktifitas di Tolandona, tetap Zona stabil dari data Pariwisata tahun 2011-2012 jelas (tidak ada) Kurangnya pengawasan dari pihak pengelolan kawasan konservasi Kami bingung dengan zonasi, karena dipolitisir oleh oknum anggota DPR yang ingin mencari popularitas di masyarakat sehingga nelayan masih masuk ke lokasi NTZ aturan yang berlaku di NTZ hanya 0,5% yang tahu K.4 Pengetahuan manfaat daerah tabungan ikan di NTZ hanya 0,5% yang tahu (NTZ) Mari yaitu 55 Mabuk dan ekor/bulan di Tolandona Marimabuk & 63 SPTN Wil.III ekor/bulan di Pulau Tomia Tolandona. menurun sebanyak 15% dari data di tahun 2012 yang menunjukkan: NTZ MariMabuk: - Lamanggau = 5 kapal/hari - Waiti = 5 kapal/hari - Waiti Barat = 5 kapal/hari; dan NTZ Tolandona - Lamanggau = 9 kapal/hari - Waiti = 4 kapal/hari - Waiti Barat = 4 kapal/hari A.1 Ada 27,8% tidak mendukung kegiatan pengawasan bersama di lokasi NTZ A.2 Ada 18,5% tidak percaya bahwa daerah tabungan ikan akan memberikan manfaat bagi perikanan berkelanjutan A.3 Ada 58,0% tidak setuju jika aturan diterapkan di NTZ IC.1 Dalam 3 bulan terakhir 75,6% tidak pernah berdiskusi akan manfaat pengawasan bersama di lokasi NTZ 23 IC.2 Dalam 3 bulan terakhir 46,9% tidak pernah berdiskusi tentang manfaat NTZ sebagai daerah tabungan ikan IC.3 Dalam 3 bulan terakhir 46,1% tidak pernah berdiskusi tentang aturan yang berlaku di lokasi NTZ 24 2.3 Analisis Data Ekologi 2.3.1 Protokol Threat Reduction Untuk mengetahui dampak kampanye dalam threat reduction / pengurangan ancaman dibutuhkan monitoring. TR (threat reduction) dalam penelitian ini adalah Pada akhir tahun 2014, nelayan lokal di 3 desa (Waitii, Waitii Barat, dan Lamanggau) yang menangkap ikan di wilayah larang tangkap lokasi SPAGs ZPr Mari Mabuk dan ZPr Tolandona SPTN Wilayah III Pulau Tomia menurun sebanyak 15% point dari baseline data (Resource use monitoring) tahun 2011. Monitoring yang dilakukan untuk menilai TR (threat reduction) tersebut adalah dengan melakukan pemantauan pemanfaatan sumberdaya laut. Pemantauan pemanfaatan sumberdaya laut ini mencakup survei lapangan pada suatu daerah tertentu untuk mengidentifikasi tipe-tipe pemanfaatan sumberdaya yang ada di suatu daerah tertentu dan dilaksanakan berdasarkan protokol pemantauan pemanfaatan sumberdaya laut yang sudah di kembangkan oleh The Nature Conservancy (Mous et al., 2004). Pemanfaatan sumberdaya’ di sini diartikan sebagai pemanfaatan sumberdaya laut yang dapat diperbaharui (hayati), termasuk pemanfaatan ekstraktif (misalnya: penangkapan ikan, pengambilan batu karang) dan pemanfaatan non-ekstraktif (misalnya: pariwisata, pendidikan). Pengguna sumberdaya juga bisa dibedakan berdasarkan kategori ‘bergerak’ (seperti: pemancing dan alat tangkap sejenisnya) dan pengguna ‘tetap’ (seperti: budidaya rumput laut, alat tangkap sero, rumah berlabuh). Tabel 10. Sasaran dan Protokol TR (Threat Reduction) Langkah SMART OBJEKTIF Metrik Metodologi monitoring dalam ToC Pada Tahun 2014, jumlah 15% dari data di tahun Protokol Resource use kapal nelayan dari 3 desa 2012 monitoring (TNCWWF/TNW) (Waitii, Waitii Barat, TR Lamanggau) yang beraktifitas di Zona Pariwisata (NTZ) Mari Mabuk dan Tolandona SPTN Wil.III Pulau Tomia menurun sebanyak 15% dari data di tahun 2012 yang 25 menunjukkan: NTZ MariMabuk: - Lamanggau = 5 kapal/hari - Waiti = 5 kapal/hari - Waiti Barat = 5 kapal/hari; dan NTZ Tolandona - Lamanggau = 9 kapal/hari - Waiti = 4 kapal/hari - Waiti Barat = 4 kapal/hari Data yang perlu dikumpulkan untuk mendapatkan metrik dasar atau beseline untuk sasaran TR (Threat Reduction) yakni dari data Resource use monitoring dilakukan selama 10 hari dalam sebulan dilakukan sebanyak 3 kali di tahun 2012 oleh Balai TN Wakatobi bersama mitra Komunto (Komunitas Nelayan Tomia) Untuk pengumpulan data TR (Threat Reduction) di dapat dari focus 8 sumberdaya penting yang di miliki oleh Balai TN Wakatobi dan menjadi kegiatan rutin setiap tahunnya yang mengumpulkan data TR (Threat Reduction) adalah institusi Balai TN Wakatobi dan Komunto (Komunitas nelayan Tomia). Untuk TR (Threat Reduction) monitoring pendataan nelayan digunakan data Resource use monitoring sumberdaya. Untuk TR (Threat Reduction) Resource use monitoring akan di tabulasi pada akhir tahun di bulan Desember tahun berjalan setiap tahunnnya. 2.3.2 Protokol pengambilan data untuk mengukur hasil konservasi (Conservation Result) Pada akhir masa kampanye tahun 2014, jumlah (Kakap) jenis L.bohar dalam satu agregasi tidak berubah atau tetap pada angka 55 ekor/bulan di ZPr Marimabuk dan 63 ekor/bulan di ZPr Tolandona SPTN Wil.III Pulau Tomia berdasarkan data tahun 20112012. Waktu pemantauan lokasi pemijahan ikan di Taman Nasional Wakatobi khususnya SPTN Wilayah III pulau Tomia dilaksanakan pada saat bulan purnama, tepatnya antara 2 (dua) hari sebelum dan sesudah bulan purnama. Dengan menggunakan metode Underwater Visual Census (English et al. 1997). Kegiatan pemantauan dilakukan oleh 2 (dua) orang penyelam secara berpasangan, yang memiliki keahlian tentang identifikasi spesies dalam air serta estimasi panjang total ikan. Penyelam pertama menghitung jumlah spesies target dengan sistem membuat 26 menghitung dengan tanda garis setiap ketemu ikan target. Penyelam kedua melakukan perhitungan terhadap jumlah ikan spesies target berdasarkan kelas panjang dan mencatat tingkah laku pemijahan (aggregation, courtship, gravid dan spawning). Tabel 11. Sasaran dan Protokol CR (Conservation Result) Langkah SMART OBJEKTIF Metrik Pada tahun 2014, Jumlah 55 ekor/bulan di ZPr Mari Mabuk 63 ekor/bulan di ZPr Tolandona Metodologi monitoring dalam ToC ikan Kakap (L. bohar) yang memijah CR Data hasil Monitoring daerah pemijahan ikan (SPAGS) diperoleh dengan metode Underwater Visual di Zona Pariwisata Census (UVC) untuk Marimabuk dan pemantauan lokasi Tolandona, tetap stabil pemijahan ikan kerapu dari data tahun 2011- dijelaskan secara lebih 2012 yaitu 55 ekor/bulan lengkap dalam Pet dkk di Marimabuk & 63 (2006) dan juga dalam ekor/bulan di Tolandona. protokol pemantauan lokasi pemijahan ikan di TNW (English et al. 1997) Data yang perlu dikumpulkan untuk mendapatkan metrik dasar atau beseline untuk sasaran CR (Conservation Result) yakni dari data monitoring SPAGs dilakukan selama 6 kali dalam setahun dan data ini di lakukan setiap tahunnya oleh Balai TN Wakatobi. Untuk pengumpulan data CR (Conservation Result) di dapat dari fokus 8 sumberdaya penting yang di miliki oleh Balai TN Wakatobi dan menjadi kegiatan rutin setiap tahunnya yang mengumpulkan data CR (Conservation Result) adalah institusi Balai TN Wakatobi. Untuk CR (Conservation Result) Monitoring daerah pemijahan ikan (SPAGS) metode yang digunakan adalah Underwater Fish Visual Census (English et al. 1997). Untuk CR (Conservation Result) Data Monitoring daerah pemijahan ikan (SPAGs) akan di tabulasi pada akhir tahun di bulan Desember setiap tahunnnya. 27 2.4 Rencana Penyingkiran Halangan Hasil identifikasi halangan kunci untuk implementasi efektif kawasan larang tangkap (No Take Zone-NTZ) Zona Pariwisata Marimabuk, dan Zona Pariwisata Tolandona yang ada dalam zonasi Taman Nasional Wakatobi Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Pulau Tomia, adalah sebagai berikut: Nelayan tidak mengetahui batas kawasan larang tangkap yaitu akibat rusaknya penanda batas yang memberi tahu orang di mana lokasi kawasan larang tangkap (ZPr Marimabuk dan ZPr Tolandona) dalam Zonasi Taman Nasional Wakatobi SPTN Wilayah III Tomia. Nelayan masih melanggar aturan dan belum jera dengan penerapan aturan yang ada. Hal ini dikarenakan kurang intensifnya pengawasan Kawasan Larang Tangkap dan penegakan aturan untuk pemberlakuan Wilayah Larang tangkap bagi nelayan lokal. Oleh karena itu, strategi penyingkiran halangan kami adalah: Memperjelas lokasi kawasan larang tangkap Zona Pariwisata Marimabuk, dan Zona Pariwisata Tolandona. Hal ini akan dicapai dengan pemasangan penanda batas. Penanda ini akan berupa marka pengapung yang diletakkan secara hexagonal pada titik terluar wilayah larang ambil. Implementasi sistem pengawasan dan penegakan aturan untuk pemberlakuan kawasan larang tangkap yang efektif, dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam community surveillance (Masyarakat Mitra Polhut). PELAKSANA STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN Balai Taman Nasional Wakatobi, khususnya Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah – III Tomia akan menjadi penanggung jawab utama pelaksanaan strategi penyingkiran halangan. Dengan kemitraan dengan RARE serta mitra lokal yang terdiri dari SPKP Desa Teemoane, dan KOMUNTO (komunitas nelayan Tomia). Dengan pembagian peran dan tanggungjawab sebagai berikut: 1. Dana BROP dari RARE akan digunakan untuk mendukung penyiapan dan implementasi strategi penyingkiran halangan berupa pemasangan penanda batas zonasi, dan pembentukan Masyarakat Mitra Polhut. 2. KOMUNTO akan menyediakan dukungan sumberdaya manusia dengan bantuan teknis untuk pembuatan dan pemasangan penanda batas. 28 3. Balai Taman Nasional Wakatobi akan menyiapkan anggaran operasional pengawasan dan pembuatan standar operational prosedur pengawasan wilayah larang tangkap dan community surveillance (Masyarakat Mitra Polhut). TATA WAKTU PELAKSANAAN STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN Pembuatan penanda batas wilayah larang tangkap direncanakan pada T-1 dari fase pelaksanaan kampanye. penanda batas pada T-2. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan pemasangan Perencanaan untuk pengawasan dan pemberlakuan aturan yang lebih baik akan dimulai T-1 fase pelaksanaan dengan pertemuan yang direncanakan di Kantor Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah-3 Tomia. Sistem tersebut diharapkan dapat dilaksanakan pada T-2 dan T-3. Bersamaan dengan penyelenggaraan para peserta mendapatkan training dari grup konsultan mengenai prosedur pengawasan, pengetahuan yang lebih baik mengenai Wilayah Larang tangkap, argumen yang dapat digunakan dalam pendekatan kapal-kapal yang memasuki wilayah dan proses yang harus diikuti kalau ada pelanggaran yang diperlukan bagi masyarakat yang akan masuk dalam Tim Pengawasan, dan pelaksanaan secara penuh diharapkan telah mulai pada T-3. Pertemuan masyarakat untuk rancangan peraturan akan dimulai pada awal T-2 fase pelaksanaan, dan diharapkan telah selesai pada akhir T-3. Mengapa strategi Penyingkiran Halangan ini penting di SPTN Wilayah III Tomia : Suatu halangan kunci terhadap perubahan perilaku yang diidentifikasi adalah nelayan di ketiga desa (Waitii, Waitii Barat dan Lamanggau) kurang mengetahui di mana lokasi Zona Pariwisata Marimabuk, dan Zona Pariwisata Tolandona NTZ (WLA) sehingga pelanggaran terhadap zona tersebut masih terjadi dengan melakukan aktifitas seperti mengambil ikan di zona tersebut. Dengan memasang tanda-tanda batas diharapkan dapat menyingkirkan halangan ini, sangat penting melibatkan anggota masyarakat di ketiga desa tersebut dalam mendesain dan pemasangan penanda batas. Hal ini dapat membangkitkan rasa bangga dan tanggung jawab dalam masyarakat, dan dengan menggunakan strategi sosial marketing dalam materi pemasaran kita memastikan adanya hubungan yang otomatis dalam pikiran masyarakat umum mengenai adanya tanda batas di lokasi daerah larang ambil (zona pariwisata Marimabuk dan ZPr Tolandona). Halangan lain terhadap perubahan perilaku adalah kurangnya personil pengamanan oleh Polisi Kehutanan (Polhut) yang hanya berjumlah 6 orang di Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Tomia, sehingga dalam melakukan pengawasan masih sangat terbatas mengingat luas kawasan SPTN III yang mencapai ± 828.761 Ha. 29 Sehingga sangat diperlukan dibentuknya Masyarakat Mitra Polhut (MMP) untuk membantu melakukan pengawasan terhadap lokasi larang ambil yang ada di wilayah Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Tomia. PELAKSANAAN STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN Kawasan Larang tangkap dalam Taman Nasional Wakatobi lingkup SPTN Wilayah III Tomia yang berada pada 2 (dua) lokasi yaitu ZPr Marimabuk, dan ZPr Tolandona yang tersebar di sekitar Pulau Tomia akan diperjelas dengan penanda batas, yang dibuat berdasarkan kesepakatan para perwakilan nelayan dari ketiga desa (Waitii, Waitii Barat, dan Lamanggau). 30 2.5 Sasaran SMART Final Sasaran SMART adalah tujuan-tujuan jangka pendek yang ingin dicapai selama atau setelah kegiatan kampanye Pride dijalankan agar mencapai target konservasi yang diinginkan. SMART merupakan kependekan dari Specific (sasaran harus jelas dari segala aspek), Measurable (terukur atau harus ada indikator pengukur keberhasilannya), Action Oriented (berorientasi kegiatan), Realistic (realistic atau masuk akal untuk dikerjakan dengan waktu dan dana kampanye Pride yang terbatas), Timebound (ada tenggat waktu yang ditetapkan. Sasaran SMART diperoleh dengan menganalisa hasil survey KAP pada khalayak target. Kuisioner dalam survey sendiri, disusun berdasarkan data kualitatif yang dikumpulkan sebelumnya dan juga rantai hasil di masing-masing site. Khalayak target yang menjadi sasaran adalah nelayan lokal di desa Waitii, Waitii Barat, dan desa Lamanggau. Berdasarkan hasil crosstab dan filtering dalam Survey Pro, berikut adalah Tabel Hasil Konservasi dan Pengurangan Ancaman, serta SMART Objectives untuk masingmasing khalayak target. Tabel 12. Sasaran SMART Final TOC Hasil Antara Sasaran SMART Nelayan lokal di 3 desa (Waitii, Waitii Jumlah nelayan di 3 Desa (Lamanggau, Waitii Barat, dan Lamanggau) mengetahui Barat, Waitii) yang mengetahui akan manfaat akan manfaat pengawasan bersama kegiatan pengawasan Pariwisata (NTZ) bersama Marimabuk, di zona Tolandona meningkat dari 54,6% di tahun 2012 menjadi 85% di tahun 2014 K Nelayan lokal di 3 desa (Waitii, Waitii Jumlah nelayan di 3 Desa (Lamanggau, Waitii Barat, dan Lamanggau) mengetahui Barat, Waitii) yang mengetahui fungsi tanda fungsi tanda batas di zona pariwisata batas di zona pariwisata (NTZ) Marimabuk, Marimabuk, Tolandona Tolandona meningkat dari 9,3% di tahun 2012 menjadi 80% di tahun 2014 Nelayan lokal di 3 desa (Waitii, Waitii Jumlah nelayan di 3 Desa (Lamanggau, Waitii Barat, dan Lamanggau) mengetahui Barat, Waitii) yang mengetahui aturan di zona aturan di zona pariwisata Marimabuk, Pariwisata Tolandona meningkat dari 0,5% di tahun 2012 menjadi 75% (NTZ) Marimabuk, Tolandona di tahun 2014 Nelayan lokal di 3 desa (Waitii, Waitii Jumlah nelayan di 3 Desa (Lamanggau, Waitii Barat, dan Lamanggau) mengetahui Barat, Waitii) yang mengetahui akan manfaat akan zona Pariwisata (NTZ) Marimabuk, Tolandona manfaat zona pariwisata 31 Marimabuk, Tolandona meningkat dari 0% di tahun 2012 menjadi 75% di tahun 2014 Nelayan lokal di 3 desa (Waitii, Waitii Jumlah nelayan lokal di 3 desa (Waitii, Waitii Barat, dan Lamanggau) mendukung Barat, Lamanggau) yang mendukung kegiatan kegiatan pengawasan bersama pengawasan bersama di zona Pariwisata NTZ (Marimabuk, Tolandona) meningkat dari 12,0% di tahun 2012 menjadi 80% di tahun 2014 A Nelayan lokal di 3 desa (Waitii, Waitii Jumlah nelayan lokal di 3 Desa (Lamanggau, Barat, dan Lamanggau) percaya bahwa Waitii zona pariwisata Marimabuk, Tolandona Pariwisata memberikan memberikan manfaat untuk hasil perikanan manfaat untuk hasil perikanan mereka Barat, Waitii) (NTZ) percaya Marimabuk, bahwa zona Tolandona mereka meningkat dari 20,7% di tahun 2012 menjadi 80% di tahun 2014 Nelayan lokal di 3 desa (Waitii, Waitii Jumlah nelayan lokal di 3 Desa (Lamanggau, Barat, dan Lamanggau) setuju aturan di Waitii Barat, Waitii) yang setuju aturan di NTZ zona pariwisata Marimabuk, Tolandona Zona ditegakkan ditegakkan meningkat dari 5,4% di tahun 2012 Pariwisata Marimabuk, Tolandona menjadi 75% di tahun 2014 Nelayan lokal di 3 desa (Waitii, Waitii Dalam 6 bulan terakhir persentase nelayan lokal Barat, dan Lamanggau) berdiskusi di 3 Desa (Lamanggau, Waitii Barat, Waitii) yang tentang manfaat pengawasan bersama sudah berdiskusi tentang manfaat pengawasan di zona pariwisata Marimabuk, bersama di zona pariwisata/NTZ Marimabuk, Tolandona Tolandona meningkat dari 1,7% di tahun 2012 menjadi 75% di tahun 2014 IC Nelayan lokal di 3 desa (Waitii, Waitii Dalam 6 bulan terakhir persentase nelayan lokal Barat, dan Lamanggau) berdiskusi di 3 Desa (Lamanggau, Waitii Barat, Waitii) yang tentang manfaat keberadaan zona berdiskusi tentang manfaat keberadaan zona pariwisata Marimabuk, Tolandona bisa pariwisata/NTZ Marimabuk, Tolandona bisa meningkatkan hasil perikanan mereka meningkatkan hasil perikanan mereka meningkat dari 11,9% di tahun 2012 menjadi 75% di tahun 2014 Nelayan lokal di 3 desa (Waitii, Waitii Dalam 6 bulan terakhir persentase nelayan lokal Barat, dan Lamanggau) berdiskusi di 3 Desa (Lamanggau, Waitii Barat, Waitii) yang tentang aturan zona pariwisata berdiskusi tentang aturan zona pariwisata/NTZ Marimabuk, Tolandona (Marimabuk dan Tolandona meningkat dari 11,0% di tahun 2012 menjadi 75% di tahun 2014 Pemasangan tanda batas zonasi di zona Pada Juni 2013 semua tanda batas zonasi di 2 Pariwisata Marimabuk, Tolandona zona Pariwisata NTZ (Marimabuk, Tolandona BR SPTN Wilayah III Tomia terpasang Pembentukan masyarakat mitra Polhut Pada Mei tahun 2013 kelompok Masyarakat Mitra Polhut terbentuk di 3 Desa (Lamanggau, 32 Waitii Barat, Waitii) BC Nelayan lokal di 3 desa (Waitii, Waitii Jumlah nelayan lokal di 3 desa (Waitii, Waitii Barat, yang Barat, dan Lamanggau) yang mengambil ikan di mengambil ikan di dalam lokasi zona dalam zona Pariwisata (NTZ) site Mari Mabuk pariwisata dan Tolandona menurun dari 100% ditahun 2012 dan Lamanggau) Marimabuk, Tolandona menurun menjadi 75% di tahun 2014. Aktivitas nelayan lokal dari 3 desa Pada Tahun 2014, jumlah kapal nelayan dari 3 (Waitii, desa (Waitii, Waitii Barat, Lamanggau) yang Waitii Barat, Lamanggau) menangkap ikan di zona pariwisata beraktifitas di Zona Pariwisata (NTZ) Mari Mabuk Marimabuk, Tolandona menurun dan Tolandona SPTN Wil.III Pulau Tomia menurun sebanyak 15% dari data di tahun 2012 yang menunjukkan: NTZ MariMabuk: - Lamanggau = 5 kapal/hari TR - Waiti = 5 kapal/hari - Waiti Barat = 5 kapal/hari; dan NTZ Tolandona - Lamanggau = 9 kapal/hari - Waiti = 4 kapal/hari - Waiti Barat = 4 kapal/hari Populasi jumlah ikan yang memijah (Kerapu dan kakap) di 2 zona Pariwisata Marimabuk dan Tolandona stabil Pada tahun 2014, Jumlah ikan Kakap (L. bohar) yang memijah di Zona Pariwisata Marimabuk dan Tolandona, tetap stabil dari data CR tahun 2011-2012 yaitu 55 ekor/bulan di Marimabuk & 63 ekor/bulan di Tolandona. 33 2.6 Teori Perubahan Final Ringkasan Teori perubahan Teori perubahan adalah sebuah tabel yang menunjukan tahapan-tahapan yang harus dilalui khalayak target untuk mencapai target konservasi yang diinginkan. Dalam Teori perubahan dijabarkan bagaimana perubahan pengetahuan, sikap, komunikasi interpersonal tidak serta merta merubah sikap seseorang. Perubahan perilaku dapat terjadi jika ada komponen penyingkir halangan dalam sebuah program kampanye. Perubahan perilaku dalam khalayak target akan mendorong pengurangan ancaman terhadap target konservasi, sehingga tujuan konservasi yang diharapkan bisa tercapai. Berikut tahapan dalam teori perubahan yang ada di Taman Nasional Wakatobi, khususnya Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Pulau Tomia. Tabel 13. Teori Perubahan Final bagi kampanye Pride di SPTN Wilayah III Tomia Komponen Teori Uraian Perubahan Pengetahuan Sikap Komunikasi Interpersonal Penyingkiran Halangan Perubahan Perilaku Pengurangan Ancaman Target Konservasi Nelayan lokal di 3 desa (Waitii) mengetahui akan manfaat pengawasan bersama Nelayan lokal di 3 desa (Waitii) mengetahui fungsi tanda batas di zona pariwisata Marimabuk, Tolandona Nelayan lokal di 3 desa (Waitii) mengetahui aturan di zona pariwisata Marimabuk, Tolandona Nelayan lokal 3 desa (Waitii) mengetahui akan manfaat zona pariwisata Marimabuk, Tolandona Nelayan lokal pancing dasar di 3 desa (Waitii) mendukung kegiatan pengawasan bersama Nelayan lokal pancing dasar di 3 desa (Waitii) percaya bahwa zona pariwisata Marimabuk, Tolandona memberikan manfaat untuk hasil perikanan mereka Nelayan lokal pancing dasar di 3 desa (Waitii) setuju aturan di zona pariwisata Marimabuk, Tolandona ditegakkan Nelayan lokal pancing dasar di 3 desa (Waitii) berdiskusi tentang manfaat pengawasan bersama di zona pariwisata Marimabuk, Tolandona Nelayan lokal pancing dasar di 3 desa (Waitii) berdiskusi tentang manfaat keberadaan zona pariwisata Marimabuk, Tolandona bisa meningkatkan hasil perikanan mereka Nelayan lokal pancing dasar di 3 desa (Waitii) berdiskusi tentang aturan zona pariwisata Marimabuk, Tolandona Nelayan lokal pancing dasar di 3 desa (Waitii) yang mengambil ikan di dalam lokasi zona pariwisata Marimabuk, Tolandona menurun Nelayan lokal pancing dasar di 3 desa (Waitii) yang mengambil ikan di dalam lokasi zona pariwisata Marimabuk, Tolandona menurun Aktivitas nelayan lokal dari 3 desa (Waitii, Waitii Barat, Lamanggau) menangkap ikan di zona pariwisata Marimabuk, Tolandona menurun Populasi jumlah ikan yang memijah (Kerapu dan kakap) di 2 zona Pariwisata Marimabuk dan Tolandona stabil 34 Lampiran Lampiran A: Tabel Rangkuman – Analisis Data Kualitatif Pertanyaan penelitian Jawaban atas pertanyaan seperti yang ditemukan dalam Sikap tubuh, nada bicara kualitatif kelompok terarah dan catatan khusus Respon yang serupa Mengapa khalayak sasaran melakukan perilaku mereka saat ini? Apakah ada lebih dari satu khalayak yang perlu mengubah perilaku mereka? Apakah ada khalayak yang memiliki pengaruh besar terhadap khalayak utama Anda (misalnya pemengaruh kunci)? Apa yang oleh khalayak sasaran Anda dianggap sebagai halangan untuk beralih ke perilaku yang baru? Responden Desa Lamanggau Klp I dan II melaporkan bahwa : 5. Penghidupan suku bajo (Lamanggau) 100 persen dilaut, tidak memiliki lahan didarat 6. Karang terluar sering di bom dan bius oleh nelayan luar wakatobi (kendari, buton, Flores) akibatnya kami beralih ke lokasi yang dekat (bank ikan) yang masih banyak ikannya 7. Pemahaman tentang bank ikan (zona lindung) masih sangat kurang dimasyarakat 8. Tanda batas yang belum jelas (tidak ada) Responden Desa Lamanggau Klp I dan II melaporkan bahwa : Tidak ada, karena nelayan suku Bajo (Lamanggau) terbiasa dengan kehidupan bebas mencari ikan sejak zaman dulu Responden Desa Lamanggau Klp I dan II melaporkan bahwa : 3. Kalau untuk nelayan pancing dasar kebanyakan sebatas untuk dijual hasilnya langsung ke pasar dan tidak tergantung pada penampung atau juragan 4. Kalau untuk nelayan jaring lamba (jaring dasar) ditentukan oleh juragan (pemilik kapal) baik hasil, lokasi penangkapan semuanya diatur oleh pemilik kapal (bodi batang) Responden Desa Lamanggau Klp I dan II melaporkan bahwa : 4. Pemahaman terkait manfaat Zonasi (bank ikan) masih kurang Respon unik/berbeda Responden Desa Waitii dan Waitii Barat melaporkan Bahwa : 3. Dilokasi Mari mabuk dan Tabel Coral (bank ikan) diwaktu bulan purnama nelayan mudah mendapatkan ikan dalam jumlah yang banyak ketika memancing di waktu malam hari 4. Kami bingung dengan zonasi, karena dipolitisir oleh oknum anggota DPR yang ingin mencari popularitas di masyarakat Responden Desa Waitii dan Waitii Barat melaporkan Bahwa : Yang perlu dirubah di desa Waitii Barat dan Waitii adalah pemahaman tentang zonasi dimasyarakat, karena mereka menganggap laut di wakatobi telah dizonasi semua sehingga mereka tidak boleh lagi mencari di laut wakatobi (oleh oknum anggota DPR), sehingga masyarakat kecewa terhadap pemerintah (TNW) dan melakukan kegiatan semaunya masyarakat termasuk menangkap ikan di (ZPR) Responden Desa Waitii dan Waitii Barat melaporkan Bahwa : Di desa kami telah terdoktrin bahwa zonasi identic dengan pelarangan dan tidak memberikan ruang bagi nelayan untuk mencari ikan, semua isu ini disebarkan oleh oknum anggota DPR Wakatobi ketika mencalonkan sebagai anggota legislative dengan menggunakan isu zonasi untuk mendapatkan simpati dari masyarakat Responden Desa Waitii dan Waitii Barat melaporkan Bahwa : Isu politik, terkait zonasi yang harus di perjelas di tingkat masyarakat 35 Catatan : pada pertanyaan ini, terlihat para peserta FGD gelisah dan agak mulai curiga, serta agak lama untuk berpikir. Kami menduga peserta menganggap CM dari mata-mata Jagawana (TNW) Catatan : Untuk kelompok jaring lamba (jaring dasar) melakukan aktifitas didaerah yang dangkal (pasang surut) kedalaman 3 meter) jauh dari tubir karang Catatan : Peserta FGD sangat mengharapkan penertiban dari pihak pemerintah (TNW, DKP, Polri) terhadap nelayan-nelayan dari luar dimasyarakat 5. Masih adanya nelayan dari luar wakatobi yang membom dan membius di karang luar sehingga nelayan beralih ketempat yang dilindungi karena masih banyak ikannya 6. Program pemerintah yang terkadang tidak tepat sasaran dan kurangnya pendampingan dari pihak pemerintah (TNW, DKP) Apa yang oleh khalayak sasaran Anda dianggap sebagai manfaat melakukan perilaku yang baru? Responden Desa Lamanggau Klp I dan II melaporkan bahwa : Belum ada yang dianggap oleh nelayan sebagai manfaat melakukan perilaku yang baru, selama tingkat pemahaman dan keamanan belum dilakukan oleh pemerintah, maka perilaku lama masih saja terjadi Sumber informasi mana yang dicari khalayak sasaran untuk memperoleh informasi mengenai perilaku sasaran? wakatobi yang mencari dengan cara merusak (bom, bius) diwaktu-waktu malam hari Responden Desa Waitii dan Waitii Barat melaporkan Bahwa : 3. Ikan pastinya akan banyak sebagai contoh di depan WDR disitu karena dijaga menyebabkan ikan banyak datang, dan juga desa kami mendapatkan kontribusi oleh pihak WDR 4. Pengawasan perlu dilakukan dengan melibatkan masyarakat namun, perlu ada komunikasi yang jelas dengan masyarakat dan juga perlu respon yang cepat terhadap kasus pelanggaran oleh nelayan luar yang masuk kewakatobi dengan cara illegal Responden 3 Desa Catatan : Dari hasil diskusi dengan nelayan mengatakan pemahaman/informasi yang disampaikan oleh TNW, Coremap, TNC tidak mencakup keseluruhan masyarakat 3 desa (Lamanggau, Waitii, Waitii Barat) sehingga pemahaman tentang konservasi masih sangat minim (Lamanggau, Waitii, waitii Barat) melaporkan sama bahwa : Jagawana (TNW), TNC dan Coremap yang terkadang memberikan informasi terkait manfaat terumbu karang dan zonasi, dan masyarakat sangat antusius dengan pemutaran video (layar tancap) atau media Visual dan media berupa gambargambar (poster) Siapa yang dipercaya oleh khalayak sasaran sebagai sumber informasi? Responden Desa Lamanggau Klp I dan II melaporkan bahwa : 10 responden mengatakan Catatan : Peserta FGD sangat mengharapkan penertiban dari pihak pemerintah (TNW, DKP, Polri) terhadap nelayan-nelayan dari luar wakatobi yang mencari dengan cara merusak (bom, bius) diwaktu-waktu malam hari Responden Desa Waitii dan Waitii Barat melaporkan Bahwa : Jagawana (TNW), Coremap (DKP) Tokoh-tokoh adat, aparat pemerintah Desa dan DPD (Dewan Pengawas desa) 36 Lampiran B: Kuesioner Survei Final & Hasil Survei Kuantitatif, dalam bentuk tabel untuk setiap khalayak target KUISIONER PENELITIAN KUANTITATIF PRA KAMPANYE SPTN III TOMIA TN WAKATOBI Nomor formulir kuisioner ________________ Nama/kode Enumerator ________________ Tanggal wawancara (hh/bb/tttt) ________________ Nama Desa : [ ] Lamanggau [ ] Waitii [ ] Waitii Barat Periode Survey [ ] Pra kampanye bangga [ ] Pasca kampanye bangga Jejak pendapat masyarakat tentang perikanan di kawasan konservasi perairan Seksi Pengelolaan TN Wilayah III Tomia Assalamu Alaikum Wr.Wb Selamat pagi/siang/sore/malam Perkenalkan, nama saya.........................................................., saat ini sedang melakukan penelitian tentang kehidupan masyarakat dan kondisi perikanan saat ini di wilayah Tomia. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari dan mendapatkan informasi tentang kondisi perikanan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya menurut persepsi masyarakat. untuk memperlancar penelitian ini, maka dilakukan survei di masyarakat yang nantinya digunakan untuk merancang sebuah program penjangkaun dan penyadaran masyarakat sehingga dapat bersama-sama melakukan usaha agar kondisi perikanan dapat lebih baik. Mengingat pentingnya hasil dari penelitian ini, kami berharap Bapak bersedia meluangkan waktu sekitar 20 menit untuk menjawab pertanyaan berikut ini. Kejujuran dan keterbukaan Bapak dalam memberikan jawaban sangat penting dan sangat kami hargai karena tidak ada jawaban yang benar atau pun salah. Partisipasi dalam survei ini adalah sukarela, selain itu Bapak juga tidak perlu menyebutkan nama, karena jawaban Bapak akan kami gabungkan dengan jawaban dari ratusan responden. Hasil dari wawancara ini juga hanya akan digunakan untuk tujuan dari survei ini dan tidak untuk kepentingan lainnya. Apakah sebelumnya ada rekan saya yang sudah mewawancarai Bapak ? [ ] Sudah (akhiri wawancara dan ucapkan terima kasih) [ ] Belum (Lanjutkan wawancara) 37 Apakah Bapak bersedia untuk diwawancara ? [ ] Ya (lanjutkan wawancara) [ ] Tidak (hentikan wawancara, ucapan terima kasih) Informasi Umum (1) Berapa usia [ ] < 15 tahun 31 - 35 tahun 51 - 55 tahun Bapak ? [ ] 15 - 20 tahun [ ] 21 - 25 tahun [ ] 26 - 30 tahun [ ] [ ] 36 - 40 tahun [ ] 41 - 45 tahun [ ] 46 - 50 tahun [ ] [ ] > 56 tahun (2) Apa pendidikan terakhir Bapak ? [ ] Tidak tamat SD [ ] SD (atau yang sederajat) [ ] Tidak tamat SMP [ ] SMP (atau yang sederajat) [ ] Tidak tamat SMA/SMK [ ] SMA/SMK (atau yang sederajat) [ ] D1/D3 [ ] S1 [ ] Tidak bersekolah (3) Apa pekerjaan utama Bapak ? (bisa lebih dari satu/maksimal 3 jawaban) [ ] Nelayan [ ] Karyawan perusahaan Wakatobi Dive Resort [ ] Berkebun/bertani [ ] Pegawai Negeri Sipil [ ] Pedagang [ ] Lain-lain, sebutkan ________________ (4) Apa alat tangkap yang digunakan oleh Bapak ? (jawaban bisa lebih dari satu) [ ] Pancing dasar [ ] Bubu [ ] Jaring [ ] Jaring lamba [ ] Pancing tonda [ ] Panah ikan [ ] Lain-lain, sebutkan ________________ Mengukur Indikator Pengetahuan (5) Sebutkan manfaat kegiatan pengawasan bersama di zona pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan ZPr Tolandona) ? (Enumerator mencatat respon responden) [ ] Responden menjawab benar [ ] Responden menjawab salah [ ] Responden tidak tahu (6) Sebutkan fungsi tanda batas yang ada di zona pariwisata/daerah tabungan ikan (marimabuk dan ZPr Tolandona) ? (Enumerator mencatat respon responden) [ ] Responden menjawab benar [ ] Responden menjawab salah [ ] Responden tidak tahu (7) Sebutkan aturan yang berlaku di zona pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan ZPr Tolandona) ? (Enumerator mencatat respon responden) [ ] Responden menjawab benar [ ] Responden menjawab salah [ ] Responden tidak tahu (8) Menurut Bapak, apa fungsi zona pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan ZPr Tolandona) ? (Enumerator mencatat respon responden) [ ] Responden menjawab benar [ ] Responden menjawab salah [ ] Responden tidak tahu Mengukur Indikator Sikap (9) Bagaimana sikap Bapak terhadap kegiatan pengawasan bersama di zona pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan ZPr Tolandona) ? 38 [ ] Sangat mendukung [ ] Mendukung mendukung [ ] Sangat tidak mendukung [ ] Ragu-ragu [ ] Tidak tahu [ ] Tidak (10) Kalau Bapak ragu-ragu, atau tidak mendukung atau sangat tidak mendukung apakah sebabnya ? [ ] Membahayakan keselamatan nelayan [ ] Sudah merupakan tanggung jawab Pemerintah [ ] Cukup menyita waktu nelayan [ ] Lain-lain, sebutkan ________________ (11) Bagaimana sikap Bapak jika ada yang menyatakan bahwa zona pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk, dan ZPr Tolandona) akan memberikan manfaat untuk hasil perikanan disini ? [ ] Sangat percaya [ ] Percaya [ ] Ragu-ragu [ ] Tidak percaya [ ] Sangat tidak percaya [ ] Tidak tahu (12) Kalau Bapak ragu-ragu, atau tidak percaya atau sangat tidak percaya apakah sebabnya ? [ ] Karena dari dulu sampai sekarang ikan masih tetap ada [ ] Kami belum melihat dampak berkurangnya ikan di lokasi tersebut [ ] Selama masih ada terumbu karang ikan pasti tetap ada [ ] Lain-lain, sebutkan ________________ (13) Bagaimana sikap Bapak jika aturan diterapkan di zona pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan ZPr Tolandona) bagaimana sikap Bapak ? [ ] Sangat setuju [ ] Setuju [ ] Ragu-ragu [ ] Tidak setuju [ ] Sangat tidak setuju [ ] Tidak tahu (14) Kalau Bapak ragu-ragu, atau tidak setuju atau sangat tidak setuju apakah sebabnya ? [ ] Sejak dari orang tua kami dulu, lokasi tersebut tidak memiliki aturan [ ] Lokasi tersebut tempat yang sangat mudah dijangkau [ ] Jika ingin membuat aturan cukup diberlakukan bagi nelayan luar Wakatobi saja [ ] Nelayan ingin bebas menangkap di lokasi tersebut [ ] Lain-lain, sebutkan ________________ Mengukur Komunikasi Interpersonal (15) Dalam 3 bulan terakhir apakah pernah ada orang lain yang berdiskusi dengan Bapak tentang manfaat pengawasan bersama di zona pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan ZPr Tolandona) ? [ ] Pernah [ ] Tidak pernah [ ] Tidak ingat (16) Dalam 3 bulan terakhir apakah pernah ada orang lain yang berdiskusi dengan Bapak tentang manfaat zona pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan ZPr Tolandona) ? [ ] Pernah [ ] Tidak pernah [ ] Tidak ingat (17) Dalam 3 bulan terakhir apakah pernah ada orang lain yang berdiskusi dengan Bapak tentang aturan yang ada di zona pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan ZPr Tolandona) ? [ ] Pernah [ ] Tidak pernah [ ] Tidak ingat (18) Dalam 3 bulan terakhir, dimanakah Bapak biasa menangkap ikan ? (Enumerator tidak perlu membacakan jawabannya), cukup memperlihatkan peta yang tidak ada keterangannya. [ ] Di dalam daerah perlindungan laut (DPL) [ ] Di luar daerah perlindungan laut (DPL) [ ] Tidak tahu 39 (19) Saya akan membacakan beberapa pernyataan, manakah yang akan menjadi perilaku Bapak jika ada seseorang meminta Bapak untuk berhenti menangkap ikan di zona pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan ZPr Tolandona) daerah larang tangkap ? [ ] saya tidak pernah mempertimbangkan untuk berhenti menangkap ikan di daerah zona pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan ZPr Tolandona) [ ] Saya sedang mempertimbangkan untuk berhenti menangkap ikan di zona pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan ZPr Tolandona) [ ] Saya berencana untuk berhenti menangkap ikan di zona pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan ZPr Tolandona), tetapi belum membicarakan kepada siapapun [ ] Saya sudah berbicara kepada seseorang mengenai berhenti menangkap ikan di zona pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan ZPr Tolandona) [ ] Saya telah berhenti menangkap ikan di zona pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan ZPr Tolandona) [ ] Saya sudah mulai meyakinkan orang lain untuk berhenti menangkap ikan di zona pariwisata/daerah tabungan ikan (Marimabuk dan ZPr Tolandona) [ ] Tidak tahu Saya ucapkan terima kasih untuk waktu yang telah diberikan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. semua informasi ini akan sangat bermanfaat dalam merancang program yang dapat menjaga keutuhan luat dan sumberdaya yang ada didalamnya serta memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat di Tomia Lampiran C: Dokumen lengkap BROP Lampiran D: Tabel Lengkap Saluran Komunikasi dan Pemilihan Media/Kegiatan di Kawasan Kerja Tabulasi Data No Daftar Pertanyaan Desa Waitii Barat Waitii Lamanggau (suku Bajo) 1. Media informasi seperti Baliho, Baliho, Baliho, apa yang digemari? spanduk, spanduk, spanduk, poster poster poster Bacaan: lebih banyak - - - Lebih banyak Lebih banyak Lebih banyak gambar dari gambar dari gambar dari pada tulisan pada tulisan pada tulisan Music melalui Music melalui Music melalui tulisan daripada gambar? Bacaan: lebih banyak gambar daripada tulisan? Media yang didengarkan? 40 Keterangan Hp Hp Hp Televisi dan Televisi dan Televisi dan VCD/DVD VCD/DVD VCD/DVD Player Player Player Saluran radio mana yang Tidak ada Tidak ada Tidak ada banyak didengarkan oleh saluran radio saluran radio saluran radio Tidak ada Tidak ada Tidak ada Media yang ditonton? 2. orang-orang di sini? Program radio apa yang disukai Siaran Radio sudah tidak berjalan/rusa k untuk pulau Tomia Siapa penyiar radio yang Tidak ada Tidak ada Tidak ada Kebanyakan Kebanyakan Kebanyakan masyarakat masyarakat masyarakat mendengarka mendengarka mendengarka n musik n musik n musik melalui HP melalui HP melalui HP Tidak ada Tidak ada Tidak ada Action Action Action Kalau (perang, (perang, (perang, sinetron lebih kungfu, kungfu, kungfu, didominasi horror, horror, horror, oleh kaum Komedi) Komedi) Komedi) ibu-ibu dan disukai Alat apa yang digunakan untuk mendengarkan radio? (contoh: radio kecil, hp, radio di rumah, dsb) Jam berapa orang sering mendengarkan radio 3. Jenis film apa yang disukai? gadis-gadis desa Lokasi menonton film di Di rumah Di rumah kampung Di rumah Kecuali kalau ada pemutaran film layar tancap baru diadakan di 41 lapangan bola/ruang terbuka Artis sinetron favorit Nadine Nadine Nadine Artis ini Candrawinata Candrawinata Candrawinata sudah sering , Nugie , Nugie , Nugie berkunjung di Wakatobi dan sudah dikenal oleh masyarakat wakatobi 4. Nama tokoh agama yang La ane madu La beka hadi La simuda (Imam) (Imam) (Imam) Perayaan 17 Perayaan 17 Perayaan 17 Untuk perayaan yang diikuti Agustusan, Agustusan, Agustusan, momen adat orang ramai: pernikahan, pernikahan, pernikahan, tahunan sunatan, sunatan, sunatan, terkecuali acara adat acara adat acara adat dibuat tahunan tahunan tahunan khusus dihormati di kampung 5. Kegiatan-kegiatan (contoh: ulang tahun distrik/perayaan 17 Agustus/Lebaran/pernikaha (dipesan) n) 6. Jenis irama lagu yang sering terdengar di Dangdut, pop, Dangdut, pop, Dangdut, pop, lagu melayu lagu melayu lagu melayu Kamaludin Kamaludin, Kamaludin, Pemain La Dade La La Dade gambus asal Dade (penyanyi pulau (penyanyi dangdut, dan Kaledupa dangdut, dan lagu daerah yang sudah lagu daerah wakatobi) terkenal kampung/pesta/keramaia n nama penyanyi/grup musik local wakatobi) untuk seluruh pulau 42 Wakatobi 7. Warna-warna apa yang memiliki asosiasi dengan: kebahagiaan Putih, hijau, Putih, hijau, Putih, hijau, biru biru biru kesejahteraan ungu ungu ungu penyakit/malapetaka/memb hitam hitam hitam Ungu Ungu Ungu Pergantian Pergantian Pergantian tahun, sawara tahun, sawara tahun, sawara (ritual (ritual (ritual pergantian pergantian pergantian tahun yang tahun yang tahun yang dipimpin oleh dipimpin oleh dipimpin oleh Imam dan Imam dan Imam dan diikuti oleh diikuti oleh diikuti oleh masyarakat masyarakat masyarakat untuk untuk untuk menghormati menghormati menghormati laut) laut) laut) awa sial Rejeki praktek adat sehari-hari kebudayaan lokal (bisa dilihat dari warna yg dominan pada ukiran, tenunan kain, dsb) Paleka (sarung tenun untuk kaum laki-laki) motif kotak-kotak, ragi (sarung tenun untuk kaum perempuan perempuan warna loreng) 43 Lampiran E: Dokumentasi foto pelaksanaan kegiatan perencanaan di lapangan 44