Ambil Sebagian, Simpan Untuk Hari Esok

advertisement
Ambil Sebagian, Simpan Untuk Hari Esok
Lembar Informasi Perikanan Desa Tanomeha, Edisi –1 Desember 2011
KONDISI SUMBERDAYA PERIKANAN
Seperti yang kita ketahui dan rasakan bersama, kondisi
sumberdaya
perikanan
di
sekitarnyaa
saat
dalam
Sebagaimana
ini
hasil
Pulau
survey
Kaledupa
kondisi
kepada
dan
menurun.
nelayan
dan
masyarakat umum yang dilakukan oleh Balai Taman
Nasional Wakatobi, pada akhir tahun 2010, di 26 desa
di Pulau Kaledupa. Sebagian besar ( lebih dari 50%)
nelayan dan masyarakat umum menyatakan bahwa
kondisi sumberdaya perikanan Pulau Kaledupa saat ini
dalam kondisi menurun.
Berdasarkan pengalaman para nelayan pada saat
mencari ikan selama ini ataupun masyarakat umum
Menurunnya kondisi sumberdaya perikanan tersebut jika
tidak kita atasi bersama akan semakin mengkhawatirkan.
Seperti yang diungkapkan seorang nelayan,
“Jika kondisi ikan semakin menurun dan tempat bertelurnya
ikan sudah rusak. Maka saya tidak bisa membiayai sekolah
anak saya. Nanti saya tidak bisa membeli beras, istri dan
anak saya nanti tidak makan ”
PENANGKAPAN IKAN BERLEBIHAN
Monitoring hasil tangkapan ikan karang dari 3 (tiga) jenis
alat tangkap yaitu bubu, sero dan jaring yang telah
dilakukan oleh FORKANI dan Darwin Initiative pada
tahun 2007 – 2010 menyimpulkan bahwa kondisi
perikanan ikan karang di Pulau Kaledupa dan sekitarnya
telah terjadi penangkapan ikan berlebihan (overfishing).
dalam mengkonsumsi ikan untuk memenuhi kebutuhan
makan
sehari-hari.
penurunan
Terdapat
kondisi
5
sumberdaya
(lima)
bentuk
perikanan
yang
dirasakan selama 5 (lima) tahun terakhir ini, yaitu :

Ukuran ikan lebih kecil dibandingkan 5 tahun yang
PERSEDIAAN
lalu
(STOCK)
IKAN
DI
Hasil tangkapan nelayan semakin berkurang

Semakin langka/ sulit ditemukan lagi beberapa jenis
ikan

Biaya untuk setiap kali trip mencari ikan lebih besar

Waktu yang diperlukan untuk menangkap ikan lebih
lama
Lokasi untuk menangkap ikan semakin jauh dari
1. Kondisi terumbu karang (faturumbu), bakau/mangrove,
pasir (one), dan padang lamun (rondo). Sebagai rumah
bagi ikan, tempat ikan bertelur, tempat anakan ikan
dibesarkan dan berkembang biak.
2. Jumlah nelayan dan Alat tangkap yang digunakan untuk
menangkap ikan
kampung / desa
Berbagai
bentuk
perikanan
sumberdaya
penurunan
tersebut,
kondisi
menandakan
perikanan
kita
sumberdaya
bahwa
telah
ALAM
TERGANTUNG PADA :


Penangkapan Ikan berlebihan adalah
penangkapan ikan yang melebihi jumlah
persediaan (stock) ikan yang ada di alam
kondisi
mengalami
penangkapan ikan berlebihan (overfishing).
Lembar informasi perikanan ini disusun berdasarkan hasil diskusi dengan nelayan dan masyarakat umum di 26 (dua puluh enam) Desa
di Kecamatan Kaledupa dan Kaledupa Selatan
Dari pengamatan dilapangan yang dilakukan oleh para nelayan dan masyarakat umum , beberapa penyebab
menurunnya kondisi sumberdaya perikanan yang mengakibatkan terjadinya penangkapan ikan berlebihan
(overfishing) tersebut adalah sebagai berikut :

Alat tangkap yang digunakan semakin banyak jenis dan jumlahnya

Masih adanya nelayan yang menggunakan alat tangkap yang merusak (misal: bom, bius dan akar tuba)

Masih adanya aktifitas penambangan/pencungkilan batu karang, penambangan pasir dan penebangan hutan
bakau/mangrove

Jumlah nelayan semakin banyak untuk suatu areal tangkapan yang sama

Masih lemahnya penegakan aturan bidang perikanan ( misal: mekanisme perijinan bagi nelayan dari luar
Wakatobi)
HAL-HAL YANG BISA KITA LAKUKAN BERSAMA UNTUK MEMPERBAIKI
KONDISI SUMBERDAYA PERIKANAN KITA YAITU :
1. Menangkap ikan dan hasil laut lainnya pada Zona Pemanfaatan Lokal dan Zona Pemanfaatan Umum
(laut dalam) dengan menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan / tidak merusak. Zona Pemanfaatan
Lokal merupakan lokasi istimewa yang diperuntukan khusus bagi nelayan lokal Wakatobi
2. Menghentikan penambangan/pencungkilan batu karang, penambangan pasir dan penebangan hutan bakau/
mangrove. Yang merupakan tempat bertelur dan berkembangbiaknya ikan dan biota laut lainnya.
3. Melakukan peneguran, penjagaan /pengawasan dan pelaporan secara pribadi atau kelompok kepada pihak
terkait (Pemerintah Desa, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Wakatobi, dan Taman Nasional
Wakatobi ), jika melihat :

Adanya penggunaan alat tangkap yang merusak (seperti : bom, bius, akar tuba dll)

Adanya aktifitas penambangan batu karang, pasir dan penebangan hutan bakau /mangrove

Adanya nelayan dari luar Wakatobi yang menangkap ikan di Zona Pemanfaatan Lokal. Untuk mengatur
peningkatan jumlah nelayan dan melindungi nelayan lokal
(nelayan wakatobi),
maka nelayan dari luar Wakatobi
hanya diperbolehkan mencari di Zona Pemanfaatan
Umum (laut dalam).
Undang-Undang No.5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
Pasal 33
Ayat (3) Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang tidak sesuai
dengan fungsi zona pemanfaatan dan zona lain dari taman
nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam.
4. Menghentikan penangkapan ikan dan hasil laut lainnya di Zona Perlindungan Bahari dan Zona Pariwisata.
Supaya ikan bisa bertelur dan berkembangbiak dengan baik, untuk menjamin persediaan ikan di Zona
Pemanfaatan Lokal bagi kebutuhan hidup kita sehari-hari dan simpanan ikan untuk generasi mendatang.
5. Menceritakan, mendiskusikan dan menyebarluaskan informasi yang ada pada lembar informasi ini kepada
keluarga, saudara, teman, dll
Informasi Lebih Lanjut Hubungi : Kantor Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah—II Kaledupa, Jl. Lagiwae
SMS atau Telpon : 0853 4058 8525 (La Faruli, Kepala Resort Kaledupa Selatan ,SPTNW-II Kaledupa)
Program Perikanan Berkelanjutan, didukung oleh :
Download