BANGGA MENJADI NELAYAN TELADAN Judul Lagu : Pak Nelayan Tak kan ada ikan gurih di meja makan Tanpa ada jerih-payah nelayan Daging ikan sumber gizi bermutu tinggi Diperlukan semua manusia Reff : Tiap malam mengembara di lautan Ombak badai menghadang dan menerjang Pak nelayan tak gentar dalam darmanya Demi kita yang membutuhkan pangan Terima kasih pak nelayan Begitu besarnya tanggung jawab nelayan, baik tanggung jawab terhadap diri dan keluarga, maupun tanggung jawab terhadap kelestarian alam dan sumber daya. Maka sangat pantas ketika pekerjaan sebagai nelayan ditempatkan sebagai salah satu jenis pekerjaan yang penuh tantangan dan juga sebagai pekerjaan yang sangat mulia. Para nelayan mempunyai tanggung jawab memelihara dan mengelola sumber daya alam yang tersedia di laut. Dengan kata lain, ekosistem kelautan sangat ditentukan oleh bagaimana perilaku dan tindakan para nelayan, khususnya ketika melakukan penangkapan ikan. Namun sayang, seringkali pekerjaan mulia para nelayan tersebut dicemari oleh “nelayan-nelayan gelap” yang masih melakukan cara-cara penangkapan yang merusak (misal: penggunaan bom, bius, akar tuba,dll). Belum lagi sampai saat ini masih banyak juga para “nelayan gelap” yang mencari ikan pada Zona Perlindungan Bahari dan Zona Pariwisata. Yang berakibat pada terganggunya proses pemijahan (kawin dan bertelurnya ikan) dan perkembang biakan ikan. Sehingga persediaan ikan pun terancam, sehingga kondisinya seperti yang kita alami saat ini: ikan dipasar semakin langka, ukuran ikan kecil-kecil, harga ikan semakin naik, tempat mencari ikan semakin jauh dari kampung. Padahal fungsi utama Zona Perlindungan Bahari dan Zona Pariwisata adalah sebagai penjamin persediaan ikan dan penyuplai ikan yang siap dimanfaatkan oleh para nelayan di Zona Pemanfaatan Lokal. Agar fungsi utama Zona Perlindungan Bahari dan Zona Pariwisata tersebut berjalan dengan baik, maka perlunya menghentikan segala bentuk penangkapan ikan di Zona Parlindungan Bahari dan Zona Pariwisata tersebut. Dalam kondisi hasil sumberdaya perikanan yang semakin menurun seperti saat ini dan gejala overfishing (penangkapan ikan berlebihan) semakin dirasakan dampaknya oleh para nelayan, aktifitas penangkapan ikan yang merusak serta penangkapan ikan di Zona Perlindungan Bahari dan Zona Pariwisata tersebut akan semakin memperparah kondisi perikanan kita. Semakin jelas bahwa penangkapan ikan merusak serta aktifitas penangkapan ikan di Zona Perlindungan Bahari dan Zona Pariwisata tersebut juga memberikan dampak pada kegagalan panen para petani agar-agar (rumput laut). Dengan sadar ataupun tidak disadari, para perusak sumberdaya perikanan tersebut telah merampas “hak hidup” ribuan nelayan dan keluarganya yang menggantungkan hidupnya dari laut. Untuk itu sudah saat nya bagi para “oknum nelayan” perusak dan atau yang masih melakukan penangkapan ikan di Zona Perlindungan Bahari dan Zona Pariwisata tersebut sadar dengan niat yang tulus untuk tidak mengulangi lagi aktifitasnya yang merugikan ribuan umat manusia tersebut. Para “nelayan gelap” tersebut sudah selayaknya bisa meneladani sikap-sikap para nelayan dan para petani rumput laut yang tergabung dalam Kelompok Petani Rumput Laut “Dewara” Desa Derawa. Atas dasar keprihatinan terhadap kondisi sumberdaya perikanan dan hasil panen rumput laut yang menurun, mereka berinisiatif secara mandiri untuk melakukan pengawasan terhadap para pengguna sumberdaya (nelayan), yang melakukan aktifitas penangkapan di wilayah pesisir Desa Derawa. Pengawasan tersebut bertujuan untuk mencegah dan menghindari terjadinya penangkapan ikan yang merusak baik itu dengan menggunakan bom, bius, akar tuba, ataupun pencegahan atas aktifitas pencungkilan batu karang para pencari mata tujuh. Selain itu untuk memperbaiki kondisi sumberdaya perikanan, khususnya hasil tangkapan gurita saat ini Kelompok Dewara juga mulai terlibat dalam pengawasan Zona Perlindungan Bahari Utara Derawa. Harapannya dengan adanya pengawasan tersebut, sudah tidak ada lagi penangkapan ikan pada lokasi pada Zona Perlindungan Bahari Utara Derawa. Sehingga ikan,gurita dan hasil laut lainnya dapat berkembang biak dengan sempurna dan menyebar pada Zona Pemanfaatan Lokal di wilayah pesisir Desa Derawa. Selain itu juga dengan tidak adanya aktifitas penangkapan ikan pada Zona Perlindungan Bahari, maka kesuburan rumput laut pun akan terjamin dan hasil panennya akan meningkat.