PENDEKATAN SAINTIFIK SEBAGAI SOLUSI DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI Oleh : Rahmatiah,S.Si,M.Si Widyaiswara LPMP SulSel [email protected] 1 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=360:pendekatansaintifik&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189 Daftar Isi Abstrak ........................................................................................................................................................ 3 Pendahuluan ............................................................................................................................................... 4 Pembahasan Materi ................................................................................................................................... 6 A. Esensi Pendekatan Saintifik/ Pendekatan Ilmiah ......................................................................... 6 a. Mengamati ................................................................................................................................... 7 b. Menanya ...................................................................................................................................... 7 c. Mengumpulkan informasi ............................................................................................................ 8 d. mengasosiasi/ mengolah informasi ............................................................................................. 9 e. mengkomunikasikan .................................................................................................................. 10 B. Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Biologi ........................................................................ 11 1. Meningkatkan rasa keingintahuan ............................................................................................ 12 2. Mengamati................................................................................................................................. 12 3. Menganalisis .............................................................................................................................. 12 4. Mengkomunikasikan .................................................................................................................. 12 C. Implementasi Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Biologi .............................................. 13 Simpulan .................................................................................................................................................... 17 Referensi ................................................................................................................................................... 18 2 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=360:pendekatansaintifik&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189 ‘’PENDEKATAN SAINTIFIK SEBAGAI SOLUSI DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI’’ Rahmatiah,S.Si., M. Si. Widyaiswara LPMP Prov. SulSel Abstrak Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang menggunakan pendekatan ilmiah dan inkuiri, dimana siswa berperan secara langsung baik secara individu maupun kelompok untuk menggali konsep dan prinsip selama kegiatan pembelajaran. Pendekatan saintifik memiliki hubungan erat dengan pembelajaran sains biologi karena p endekatan pembelajaran ini menekankan pada keaktifan siswa dalam belajar, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun konsep dalam pengetahuannya secara mandiri, membiasakan siswa dalam merumuskan, menghadapi, dan menyelesaiakan permasalah yang ditemukan, pembelajaran sains b i o l o g i merupakan cara mencari tahu tentang alam semesta secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah Kata Kunci : Pendekatan Saintifik, pembelajaran, sains dan biologi Abstract Scientific learning is learning to use a scientific approach and inquiry, in which students contribute directly either individually or in groups to explore the concepts and principles for learning activities. The scientific approach has a close relationship with the biological science learning because learning approach emphasizes the involvement of students in learning, and provide opportunities for students to develop the concept of the knowledge independently, familiarize students in formulating, face, and resolving problems are found, a biological science learning I find out about the universe systematically to master the knowledge, facts, concepts, principles, discovery process, and have a scientific attitude Keywords: Scientific approach, learning, science and biology 3 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=360:pendekatan -saintifik&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189 Pendahuluan Pembelajaran sains yang dimana pembelajaran yang berfungsi untuk setiap individu bisa mempelajari dirinya sendiri dengan menganalisa, mengamati diri sendiri dan lingkungan sehingga mampu membuat formulasi untuk mengembangkan kehidupan yang akan dihadapi, hal tersebut berdasarkan hakikat dari sains. Hakikat sains menurut Suastra (2009) mengatakan bahwa hakikatnya sains memiliki tiga komponen yaitu komponen produk, proses, dan sikap. Sains sebagai produk memiliki arti sebagai sekumpulan fakta-fakta, konsep, prinsip dan hukum tentang gejala alam. Sains sebagai proses merupakan suatu rangkaian terstruktur dan sistematis yang dilakukan untuk menemukan konsep, prinsip, hukum dan gejala alam. Sedangkan sains sebagai sikap diharapkan mampu membentuk karakter. Berdasarkan hakikat sains ini tersirat jelas bahwa yang diinginkan dalam pembelajaran adalah bagaimana siswa mampu bersikap serta mampu menunjukkan karakter yang dimiliki. Hal yang sama juga terjadi pada pembelajaran biologi, yang dimana biologi merupakan bagian dari sains, yang terdiri dari produk dan proses, dimana pembelajaran biologi idialnya harus mampu mengeluarkan aut put yang memiliki dikarenakan biolgi sebagai produk terdiri dari konsep, fakta, teori, karakter, hukum yang berkaitan tentang mahluk hidup, sedangkan biologi sebagai proses terdiri dari kelompok keterampilan proses yang meliputi, mengamati, membuat pertanyaan, mengunakan alat,menggolongkan atau mengelompokkan, menerapkan konsep dan melakukan percobaan pembelajaran biologi pada dasarnya harus mampu membekali siswa bagaimana cara mengetahui konsep, fakta secara mendalam, serta harus mampu memberikan kepuasan intlektual terutama dalam membangun kemampuaan berpikir. kemampuan berpikir ini akan berimplikasi terhadap pengetahuan (kognitif), Karena sikap (apektif), keterampilan (pisikomotor), tiga komponen tersebut merupakan aut put atau hasil yang harus diperoleh setelah belajar sains biologi yang disebut dengan hasil belajar. 4 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=360:pendekatan -saintifik&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189 Namun kenyataan dilapangan bahwa pembelajaran sains pada umumnya dan hususnya biologi tidak diberlakukan atau diajarkan sesuai dengan hakikat yang dimiliki, tetapi lebih kepada bagaimana mentrasper pengetahuan saja. hal ini yang menyebabkan terjadinya kesenjangan ataupun ketimpangan yang terjadi dalam pendidikan sains, sehingga hasil yang diinginkan tidak sesuai harapan, yang dimana hasil dari pembelajaran sains menghasilkan pendidikan sains yang kurang memuaskan bahkan memiliki nilai yang menurun, sehingga tingkat sumber daya manusia menjadi menurun. Karena pembelajaran sains tidak di pembelajarkan sesuai hakikat sains maka hasil belajar menjadi tidak maksimal. Djamarah (2002) hasil belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu berinteraksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik. Adapun hasil belajar dalam bentuk afektif dan pisikomotorik salah satunya dalah kemampuan keterampilan proses sains, hal ini disebabkan karena sains biologi memiliki komponen proses. Kemampuan keterampilan proses sains merupakan keseluruhan keterampilan yang terarah (baik kognitif dan psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep, prinsip atau teori untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap adanya penemuan. Dari uraian singkat diatas terdapat rumusan masalah mengenai pendekatan saintifik dalam pembelajaran biologi : 1. Apakah esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran biologi? 2. Apakah pendekatan saintifik dapat menjadi solusi dalam pembelajaran biologi? 3. Bagaimana implementasi pendekatan saintifk dalam pembelajaran Biologi? 5 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=360:pendekatan -saintifik&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189 Pembahasan Materi A. Esensi Pendekatan Saintifik/Pendekatan Ilmiah Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif (deductive reasoning). Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik.Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis. 1. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: a. mengamati; b. menanya; c. mengumpulkan informasi; d. mengasosiasi; dan e. mengkomunikasikan. 6 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=360:pendekatan -saintifik&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189 a. Mengamati Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini. - Menentukan objek apa yang akan diobservasi - Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi - Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder - Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi - Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar - Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya. b. Menanya Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara: mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Menanya dapat juga tidak diungkapkan, tetapi dapat saja ada di dalam mengungkapkannya pikiran peserta didik. Untuk guru harus member kesempatan memancing peserta didik mereka untuk mengungkapkan pertanyaan. Kegiatan bertanya oleh guru dalam pembelajaran juga sangat penting, sehingga tetap harus dilakukan. 7 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=360:pendekatan -saintifik&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189 1) Fungsi bertanya a) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran. b) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri. c) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya. d) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan. e) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. f) Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan. g) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok. h) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul. c. Mengumpulkan informasi/ Eksperimen (Mencoba) Mengumpulkan informasi/ eksperimen kegiatan pembelajarannya antara lain: - melakukan eksperimen; - membaca sumber lain selain buku teks; - mengamati objek/ kejadian/aktivitas; dan - wawancara dengan narasumber. 8 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=360:pendekatan -saintifik&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189 Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau autentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari. Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar (1) Guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan murid, (2) Guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan, (3) Perlu memperhitungkan tempat dan waktu, (4) Guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan murid, (5) Guru membicarakan masalah yanga akan yang akan dijadikan eksperimen, (6) Membagi kertas kerja kepada murid, (7) Murid melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan (8) Guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara klasikal. d. Mengasosiasi/ Mengolah informasi Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. Istilah menalar merupakan padanan dari associating; bukan merupakan terjemahan dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran. Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Bagaimana aplikasinya dalam proses pembelajaran? Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut ini 1) Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan tuntutan kurikulum. 9 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=360:pendekatan -saintifik&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189 2) Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi. 3) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan tinggi). 4) Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati 5) Seriap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki 6) Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman. 7) Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik. 8) Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan pembelajaran perbaikan. e. Mengkomunikasikan Dalam kegiatan mengkomunikasikan dapat dilakukan pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerja sama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja rupa untuk memudahkan usaha kolektif untuk mencapai tujuan bersama. Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru dan fungsi guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar. Sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif. Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah peribadi, ia menyentuh tentang identitas peserta didik terutama jika mereka berhubungan atau berinteraksi dengan yang lain atau guru. Dalam situasi kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masingmasing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman sehingga memungkin peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tntutan belajar secara bersama-sama. 10 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=360:pendekatan -saintifik&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189 B.Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran Biologi Penerapan pendekatan ilmiah atau scientific approach pada proses pembelajaran. Pendekatan saintifik termasuk pembelajaran inkuiri yang bernafaskan konstruktivisme. Sasaran pembelajaran dengan pendekatan ilmiah mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses) psikologis yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Sementara itu, keterampilan diperoleh melalui aktivitas: mengamati, menanya, menalar, menyaji, dan mencipta (Permendikbud No 65 Tahun 2013). Menurut Mc. Collum (2009) dijelaskan bahwa komponen-komponen penting dalam mengajar menggunakan pendekatan saintifik diantaranya adalah guru harus menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa keingintahuan (Foster a sense of wonder), meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation), melakukan analisis (Push for analysis) dan berkomunikasi (Require communication). Untuk mempelajari bagaimana pembelajaran Biologi berbasis pendekatan saintifik, berikut ini diuraikan dengan singkat konsep pembelajaran Biologi dan pendekatan saintifik pada pembelajaran Biologi dan implementasi pendekatan saintifik pada pembelajaran Biologi. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran Biologi diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Uraian mengenai aktivitas siswa dalam mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta dimana komponen penting dalam mengajar pendekatan saintifik menurut Mc. Collum (2009) berupa: 11 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=360:pendekatan -saintifik&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189 1. Meningkatkan rasa keingintahuan Semua pengetahuan dan pemahaman dimulai dari rasa ingin tahu dari peserta didik tentang ’siapa, apa, dan dimana‘ atau “who, what dan where” dari apa yang ada di sekitar peserta didik. peserta didik dilatih rasa keingintahuannya sampai ’mengapa dan bagaimana’atau “why”and “how”. Pada pembelajaran rasa keingintahuan ini dapat difasilitasi dalam kegiatan tanya jawab baik mulai dari kegiatan pendahuluan kegiatan inti dan penutup. Selain tanya jawab, dapat juga dengan melalui memberikan suatu masalah, fakta-fakta atau kejadian alam yang ada di sekitar peserta didik. 2. Mengamati Pembiasaan kegiatan mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik dapat menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang disajikan oleh guru (Sudarwan, 2013). Menurut Nuryani, 1995 mengamati merupakan kegiatan mengidentifikasi ciri-ciri objek tertentu dengan alat inderanya secara teliti, menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan, menggunakan alat atau bahan sebagai alat untuk mengamati objek dalam rangka pengumpulan data atau informasi. Pengamatan yang dilakukan hanya menggunakan indera disebut pengamatan kualitatif, sedangkan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur disebut pengamatan kuantitatif. Untuk meningkatkan keterampilan mengamati, maka didalam pembelajaran sebaiknya dimunculkan kegiatan yang memungkinkan siswa mengunakan berbagai panca indranya untuk mencatat hasil pengamatan. 3. Menganalisis Analisis dapat berupa analisis kuantitatif dan kualitatif. Peserta didik perlu dilatih dan dibiasakan melakukan analisas data yang sesuai dengan tingkat kemampuannya. Misalnya data pengamatan yang diperoleh sendiri. Berikan kesempatan kepada peserta untuk meninjau kembali hasil pengamatan dan mereka dilatih membuat pola-pola atau grafik dari 12 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=360:pendekatan -saintifik&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189 data yang diperolehnya. Latih peserta untuk melakukan klasifikasi, menghubungkan dan menghitung. 4. Mengkomunikasikan Pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan hal-hal yang telah pelajari melalui pembelajaran kolaboratif. C. Implementasi Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Biologi Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik khusus dalam menggunakan pendekatan pembelajaran. Pembelajaran Biologi lebih menekankan pada penerapan keterampilan proses. Aspek-aspek pada pendekatan saintifik terintegrasi pada pendekatan keterampilan proses dan metode ilmiah. Langkah-langkah metode ilmiah: melakukan pengamatan, menentukan hipotesis, merancang eksperimen untuk menguji hipotesis, menguji hipotesis, menerima atau menolak hipotesis dan merevisi hipotesis atau membuat kesimpulan (Helmenstine, 2013). Pada pembelajaran Biologi pendekatan saintifik dapat diterapkan melalui keterampilan proses. Keterampilan proses sains merupakan seperangkat keterampilan yang digunakan para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah. Menurut Rustaman (2005), keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman pembelajaran. Melalui pengalaman langsung seseorang dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan. Keterampilan yang dilatihkan sering ini dikenal dengan keterampilan proses IPA . American Association for the Advancement of Science (1970) mengklasifikasikan menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu. Klasifikasi keterampilan proses tersebut tertera pada tabel 1. Tabel 1. Keterampilan Proses Dasar dan Terpadu Keterampilan Proses Dasar Mengamati Mengukur Keterampilan Proses Terpadu Mengontrol variabel Menginterpretasikan data 13 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=360:pendekatan -saintifik&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189 Menyimpulkan Meramalkan Menggolongkan Mengkomunikasikan Merumuskan hipotesa Mendefinisikan variabel secara operasional Merancang eksperimen Pada tabel berikut ini disajikan jenis-jenis indikator keterampilan proses beserta sub indikatornya. Tabel 2. Jenis-jenis Indikator Keterampilan Proses beserta Sub indikatornya. No Indikator 1 Mengamati 2 3 4 5 6 7 8 Sub Indikator Keterampilan Proses Sains - Menggunakan sebanyak mungkin alat indera - Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan Mengelompok Mencatat setiap pengamatan secara terpisah kan - Mencari perbedaan, persamaan, Mengontraskan ciri-ciri, - Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan Menafsirkan Menghubungkan hasil-hasil pengamatan - Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan, Menyimpulkan Meramalkan - Menggunakan pola-pola hasil pengamatan - Mengungkapkan apa yang mungkin terjadi pada keadaan sebelum diamati Mengajukan Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana. pertanyaan - Bertanya untuk meminta penjelasan; Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis. Merumuskan - Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan hipotesis dari suatu kejadian. - Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah. Merencana- Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan kan percobaan - Mentukan variabel/ faktor penentu; Menggunakan alat/bahan Memakai alat/bahan - Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan, Mengetahui bagaimana menggunakan alat/bahan. 9 Menerapkan Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru konsep - Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi Melalui penerapan keterampilan proses pada pembelajaran IPA yang disajikan dengan strategi dan metode yang tepat, mudah-mudahan siswa dapat terlatih dalam keterampilan 14 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=360:pendekatan -saintifik&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189 saintifik. Hasil akhir yang diharapkan Kurikulum 2013 adalah adanya peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. CONTOH KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN SAINTIFIK Topik /Tema Sub Topik/Tema Kompetensi Dasar Tujuan Pembelajaran Alokasi Waktu Tahapan Pembelajaran Mengamati Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan 3.1. Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada Mahluk Hidup berdasarkan hasil percobaan. 4.1 Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dan melaporkan secara tertulis dengan menggunakan tata cara penulisan ilmiah yang benar - Menjelaskan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan - Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman - Memahami proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan - Memahami peran hormon dalam proses pertumbuhan pada tanaman - Melakukan percoban tentang pertumbuhan dan perkembangan tanaman - Membuat laporan hasil percobaan proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman 1x pertemuan (3 JP) Kegiatan Pada kegiatan ini guru meminta peserta mengamati gambar yang ada pada buku - Peserta didik mengamati gambar tersebut 15 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=360:pendekatan -saintifik&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189 Menanya Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya setelah mereka mengamati gambar. Contoh pertanyaan yang berkaitan dengan pengamatan peserta didik - Mengapa biji jagung bisa berkecambah? - Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan biji bisa berkecambah? Setelah kegiatan tanya jawab guru memfasilitasi siswa untuk menemukan jawaban dengan cara : - Melakukan percobaan tentang faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan - Mencatat data hasil pengamatan dari percobaan dalam kolom yang tersedia pada lembar kegiatan Mengumpulkan Informasi Dari percobaan ini peserta didik akan mengumpulkan informasi tentang pengaruh cahaya terhadap perkecambahan Setelah mengumpulkan informasi melalui pengamatan dan mencatat hasil pengamatan, peserta didik mengasosiasikan pengetahuan yang didapat dari percobaan dan buku sumber dengan cara: Mengasosiasikan - Mendiskusikan hasil pengamatan, menjawab pertanyaanpertanyaan pada lembar kegiatan berdasarkan data pengamatan dan konsep yang terkait pada buku siswa. - Menyimpulkan perbedaan panjang dan kondisi kecambah karena pengaruh cahaya terhadap perkecambahan. Setelah menemukan kesimpulan, peserta didk membuat laporan dan peserta didik dapat menyampaikan laporan hasil pengamatan Mengkomunikasikan dan kesimpulannya tentang pengaruh cahaya terhadap perkecambahan Pada kegiatan ini peserta didik dapat melakukan tanya jawab. Pada pembelajaran Biologi, penerapan pendekatan saintifik berkaitan dengan pengembangan keterampilan proses sain peserta didik. Guru dapat mengidentifikasi keterampilan proses apa saja yang dilatihkan pada suatu kegiatan pembelajaran baik eksperimen maupun non eksperimen. 16 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=360:pendekatan -saintifik&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189 Simpulan 1. Esensi pendekatan saintifik terdiri dari lima pengalaman belajar yaitu kegiatan mengamati; menanya; mengumpulkan informasi; mengasosiasi; dan mengkomunikasikan dengan lima pengalaman belajar tersebut penerapan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran Biologi bisa tercapai sesuai harapan peserta didik 2. Pendekatan saintifik dapat menjadi solusi dalam pembelajaran biologi karena biolgi pada dasarnya harus mampu membekali siswa bagaimana cara mengetahui konsep, fakta secara mendalam, serta harus mampu memberikan kepuasan intlektual terutama dalam membangun kemampuaan berpikir dan hal ini dapat dicapai dengan menerapkan lima pengalaman belajar yang merupakan esensi dari pendekatan saintifik. 3. Pembelajaran Biologi lebih menekankan pada penerapan keterampilan proses. Aspek aspek pada pendekatan saintifik terintegrasi pada pendekatan keterampilan proses dan metode ilmiah. 17 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=360:pendekatan -saintifik&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189 Referensi 1. Djamarah, Saiful, B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta 2. Nurul,H. 2013. Pengertian dan Langkah-Langkah Saintifik. http://www.nurulhidayah.net/879- pengertian-dan-langkah- pembelajaransaintifik.html#!prettyPhoto diakses tanggal 19 November 2013 3. Kemdikbud. 2013. Permendikbud 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 4. Kemdikbud. 2013. Permendikbud 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Suastra, I.W. 2009. Pembelajaran Sains Terkini. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha 5.Syah, M., 1996. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. 6. Trianto.2008. Mendesaian P embelajaranKontekstual (Contextual Teaching Learning) di kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher 18 http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=360:pendekatan -saintifik&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E-Buletin Edisi Mei 2015 ISSN. 2355-3189