MERANCANG PENCAPAIAN KOMPETENSI DASAR

advertisement
1
MERANCANG PENCAPAIAN KOMPETENSI DASAR
MELALUI PERUMUSAN INDIKATOR
Oleh: Nur Dewi
Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan
ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan memberikan informasi kepada guru tentang konsep
kompetensi dasar, konsep rumusan indikator, dan cara perumusan
indikator
untuk
pencapaian
kompetensi
dasar
yang
ditetapkan.
Perumusan indikator yang tepat terkadang tidak mendapat perhatian
serius ketika guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang
pada akhirnya bermuara pada kegagalan pencapaian kompetensi dasar
oleh peserta didik secara individu. Indikator merupakan penanda
pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perilaku peserta didik
yang terukur atau dapat diobservasi mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Perumusan indikator menggunakan kata kerja operasional
yang sesuai tingkatan kompetensi dasar. Perumusan indikator yang tepat
akan memudahkan guru dalam mengembangkan materi pembelajaran,
mendesain kegiatan pembelajaran, serta merancang dan melaksanakan
penilaian hasil belajar sehingga akhirnya mampu mendorong setiap
individu peserta didik mencapai kompetensi dasar yang diharapkan.
Keyword : Kompetensi Dasar, Indikator, Perumusan Indikator
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=361:pencapaian-kompetensiindikator&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189
2
Pendahuluan
Kegiatan
pembelajaran
merupakan
proses pendidikan
yang
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
potensi diri menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat
baik dari segi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan
dirinya untuk hidup, bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi pada
kesejahteraan
hidup
umat
manusia.
Oleh
karena
itu,
kegiatan
pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta
didik menjadi kompetensi yang diharapkan.
Untuk menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas harus
dimulai dengan perencanaan pembelajaran yang berkualitas pula. Kenyataan
di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak guru ketika menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) belum memahami dengan baik
cara merumuskan indikator pencapaian kompetensi padahal komponen
tersebut sangat penting dan merupakan target kemampuan yang harus
dikuasai peserta didik secara individu dan merupakan tolok ukur ketercapaian
kompetensi dasar dari materi pelajaran.
Hasil analisis dari beberapa RPP peserta diklat Kurikulum 2013
menunjukkan bahwa indikator yang dirumuskan dalam RPP hanya
mengulang bunyi/teks dari Kompetensi Dasar sehingga formulasi yang
tersusun bukanlah indikator karena tidak menggunakan kata kerja
operasional sesuai tingkat kompetensi dan tidak menunjukkan adanya
perilaku yang dapat diukur atau diobservasi. Rangkuman hasil analisis
RPP menunjukkan perumusan indikator tingkat penguasaan peserta diklat
berada pada kategori buruk (Hasri, 2014).
Dalam perumusan indikator diharapkan setiap kompetensi dasar
dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga indikator. Namun masih
banyak guru yang mengembangkan indikator hanya dua atau satu
indikator saja bahkan sering ditemukan RPP yang disusun guru hanya
menampilkan KD dan tujuan pembelajaran tanpa indikator pembelajaran
padahal kita pahami bersama bahwa target pencapaian indikator bersifat
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=361:pencapaian-kompetensiindikator&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189
3
individu sedangkan tujuan pembelajaran target pencapaiannya bersifat
klasikal.
Mencermati uraian di atas, maka rumusan masalah yang ditetapkan
dalam tulisan ini adalah: (1) apakah kompetensi dasar itu?; (2) apakah
rumusan indikator itu?; (2) bagaimana cara merumuskan indikator?.
Berdasarkan rumusan masalah dalam tulisan ini, maka dapat
diketahui tujuan penulisan adalah untuk memberikan informasi secara
teoritis kepada guru tentang konsep kompetensi dasar, konsep rumusan
indikator, dan cara perumusan indikator yang dapat menunjang pencapai
kompetensi dasar secara individu peserta didik.
Manfaat yang dapat diperoleh dari tulisan ini adalah: (1) bagi guru
sebagai salah satu acuan dalam perumusan indikator; (2) bagi satuan
pendidikan sebagai informasi dan masukan untuk menjadi langkah
pembinaan guru dalam perumusan indikator sesuai tingkatan kompetensi,
menggunakan kata operasional yang tepat, bersifat terukur, dapat
diobservasi, dan menjadi acuan penilaian kompetensi peserta didik; (3)
bagi peserta didik mendapat layanan dan pengalaman mengajar yang
dapat mendukung ketercapaian kompetensi dasar setiap mata pelajaran.
Konsep Kompetensi Dasar
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk berpikir, berbuat,
dan bersikap secara konsisten. Seluruh pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang dipelajari harus berwujud dalam bentuk pikiran, perbuatan, dan
perilaku yang relatif bertahan lama. Ada dua ciri kompetensi yaitu
keteramatan dan kebertahanan (Sukandi dalam Hapsari, 2010).
Kompetensi berkaitan dengan apa yang seseorang bisa lakukan,
dan bukan hanya apa yang telah mereka ketahui. Implikasinya adalah
kompetensi terkait dengan apa yang dilakukan harus memiliki konteks,
kompetensi adalah suatu hasil yang menjelaskan apa yang dapat
dilakukan oleh seseorang, mengukur kompetensi harus jelas kinerja yang
diukur dan ada standarisasi, dan pengukuran terhadap apa yang bisa
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=361:pencapaian-kompetensiindikator&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189
4
dilakukan seseorang dapat dilakukan dalam suatu waktu tertentu.Dalam
Kurikulum 2013 yang dimaksud kompetensi adalah seperangkat sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
oleh peserta didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran,
menamatkan suatu program, atau menyelesaikan suatu pendidikan
tertentu.
Untuk memahami lebih jauh mengenai Kompetensi Dasar terlebih
dahulu kita perlu mengetahui hierarki kompetensi di Kurikulum 2013
meliputi Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), dan
Kompetensi Dasar (KD).
SKL adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. SKL digunakan sebagai
acuan utama pengembangan standar isi, standar proses,standar penilaian
pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
prasarana, standar pengelolaan dan standar pembiayaan.
Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai
SKL yang harus dimiliki peserta didik pada setiap tingkatan kelas yang
menjadi landasan pengembangan KD. KI mencakup : sikap spritual, sikap
sosial,
pengetahuan,
dan
keterampilan
yang
berfungsi
sebagai
pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam
mencapai SKL. Kompetensi Inti meningkat seiring dengan meningkatnya
usia peserta didik yang dinyatakan dengan meningkatnya kelas. KI bukan
untuk diajarkan melainkan untuk dibentuk melalui pembelajaran berbagai
kompetensi dasar dari sejumlah mata pelajaran yang relevan. Tiap mata
pelajaran harus tunduk pada KI yang telah dirumuskan. Dengan kata lain
semua mata pelajaran yang diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut
harus berkonstribusi terhadap pembentukan KI.
Kompetensi Inti adalah pengikat berbagai kompetensi yang harus
dihasilkan dengan mempelajari tiap mata pelajaran serta berfungsi
sebagai integrator horizontal antar mata pelajaran. Dengan pengertian ini
kompetensi inti adalah bebas dari mata pelajaran kerena tidak mewakili
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=361:pencapaian-kompetensiindikator&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189
5
mata
pelajaran
tertentu.
Kompetensi
inti
menyatakan
kebutuhan
kompetensi peserta didik, sedangkan mata pelajaran adalah pasokan
kompetensi. Dengan demikian kompetensi inti berfungsi sebagai unsur
pengorganisasian (organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur
pengorganisasi
kompetensi inti merupakan pengikat untuk organisasi
vertikal dan organisasi horizontal kompetensi dasar. Rumusan Komptensi
Inti dalam kurikulum 2013 menggunakan notasi: KI-1 untuk kompetensi Inti
spritual, KI-2 untuk kompetensi inti sikap sosial, KI-3 untuk kompetensi inti
pengetahua, KI-4 untuk kompetensi inti keterampilan
Kompetensi
Dasar
adalah
kemampuan
untuk
mencapai
kompetensi Inti yang harus diperoleh peserta didik melalui pembelajaran
yang
mencakup
sikap
spritual,
sikap
sosial,
pengetahuan
dan
keterampilan yang dikembangkan dalam konteks muatan pembelajaran,
pengalaman belajar, mata pelajaran sesuai dengan KI. Dalam mendukung
KI, capaian pembelajaran mata pelajaran diuraikan menjadi kompetensikompetensi dasar. Pencapaian KI adalah melalui pembelajaran KD yang
disampaikan melalui mata pelajaran. Rumusannya dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri
dari suatu mata pelajaran.
Menurut
Permendiknas No.41 Tahun 2007 tentang Standar
Proses, disebutkan. Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan
minimum yang harus dikuasai peserta didik untuk standar kompetensi
tertentu dan digunakan sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi
dalam suatu pelajaran. Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat
diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi
dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran, dirumuskan
dengan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, mencakup
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.
Kompetensi Dasar (KD) dibutuhkan untuk mendukung pencapaian
SKL dan KI. Selain itu kompetensi dasar diorganisisr ke dalam berbagai
mata pelajaran yang pada gilirannya
berfungsi sebagai sumber
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=361:pencapaian-kompetensiindikator&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189
6
kompetensi. Mata pelajaran yang digunakan sebagai sumber kompetensi
tersebut harus mengacu pada ketentuan yang tercantum pada Undangundang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, khususnya
ketentuan pada pasal 37. Selain jenis mata pelajaran yang diperlukan
untuk membentuk kompetensi, juga diperlukan beban belajar perminggu
dan
persemester
didistribusikan
atau
pertahun.
Beban
belajar
ini
kemudian
ke berbagai mata pelajaran sesuai dengan tuntutan
kompetensi yang diharapkan dapat dihasilkan oleh tiap mata pelajaran.
Sebagai pendukung pencapaian Kopetensi Inti, KD dikelompokkan
menjadi 4 (empat) sesuai dengan rumusan Kompetensi Inti yang
didukungnya yaitu:
1. Kelompok KD sikap spritual (mendukung KI-1)
2. Kelompok KD sikap sosial (mendukung KI-2)
3. Kelompok KD pengetahuan (mendukung KI-3)
4. Kelompok KD keterampilan (mendukung KI-4)
Uraian KD yang rinci ini adalah untuk memastikan bahwa capaian
pembelajaran tidak berhenti sampai pada pengetahuan saja, melainkan
harus berlanjut ke keterampilan, dan bermuara pada sikap. Melalui KI tiap
mata pelajaran ditekankan bukan hanya memuat kandungan pengetahuan
saja, tetapi juga memuat kandungan proses yang berguna bagi
pembentukan keterampilannya. Selain itu juga memuat pesan tentang
pentingnya memahami mata pelajaran tersebut sebagai bagian dari
pembentukan sikap. Hal ini penting mengingat kompetensi pengetahuan
sifatnya
dinamis
karena
pengetahuan
masih
selalu
berkembang.
Kemampuan keterampilan akan bertahan lebih lama dari kompetensi
pengetahuan, sedangkan yang akan terus melekat pada dan akan
dibutuhkan oleh peserta didik adalah sikap.
Kompetensi dasar dalam kelompok Kompetensi Inti sikap (KI-1 dan
KI -2 ) bukanlah untuk peserta didik karena kompetensi ini tidak diajarkan,
tidak dihafalkan dan tidak diujikan, tetapi sebagai pengangan
bagi
pendidik bahwa dalam mengajarkan mata pelajaran tersebut ada pesanhttp://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=361:pencapaian-kompetensiindikator&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189
7
pesan spritual dan sosial sangat penting yang terkandung dalam
materinya. Dengan kata lain , KD yang berkenaan dengan sikap spritual
(mendukung KI-1) dan individual- sosial (mendukung KI-2) dikembangkan
secara inderect teaching (tidak langsung) yaitu pada waktu peserta didik
belajar tentang pengetahuan (mendukung KI-3) dan keterampilan
(mendukung KI-4). Hal ini diuraikan dalam lampiran 4 Permendikbud No.
81 A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013. Untuk
memastikan keberlanjutan penguasaan kompetensi, proses pembelajaran
dimulai dari komptensi pengetahuan, kemudian dilanjutkan menjadi
kompetensi keterampilan dan berakhir pada pembentukan sikap.
Konsep Rumusan Indikator
Dalam Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar
Proses, Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau
diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu
yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian
kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional
yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
Panduan
Pengembangan
Indikator
(Kemendiknas,
2010)
menguraikan lebih lanjut pengertian Indikator yang merupakan penanda
pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur
yang
mencakup
sikap,
pengetahuan,
dan
keterampilan.
Indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran,
satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskandalam kata kerja
operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan: (1)
tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan
dalam KD; (2) karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah; (3)
potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/daerah.
Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=361:pencapaian-kompetensiindikator&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189
8
rumusan indikator, yaitu: (1) Indikator pencapaian kompetensi yang
dikenal sebagai indikator; (2) Indikator penilaian yang digunakan dalam
menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang di kenal sebagai indikator soal.
Indikator
memiliki
kedudukan
yang
sangat
strategis
dalam
mengembangkan pencapaian kompetensi berdasarkan KD. Indikator
berfungsi sebagai berikut : (1) pedoman dalam mengembangkan materi
pembelajaran Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan
indikator yang dikembangkan. Indikator yang dirumuskan secara cermat
dapat memberikan arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang
efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan
peserta didik, sekolah, serta lingkungan; (2) pedoman dalam mendesain
kegiatan pembelajaran. Desain pembelajaran perlu dirancang secara
efektif agar kompetensi dapat dicapai secara maksimal. Pengembangan
desain
pembelajaran
hendaknya
sesuai
dengan
indikator
yang
dikembangkan, karena indikator dapat memberikan gambaran kegiatan
pembelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi. Indikator yang
menuntut kompetensi dominan pada aspek prosedural menunjukkan agar
kegiatan pembelajaran dilakukan tidak dengan strategi ekspositori
melainkan lebih tepat dengan strategi discovery-inquiry; (3) pedoman
dalam mengembangkan bahan ajar. Bahan ajar perlu dikembangkan oleh
guru guna menunjang pencapaian kompetensi peserta didik. Pemilihan
bahan ajar yang efektif harus sesuai tuntutan indikator sehingga dapat
meningkatkan pencapaian kompetensi secara maksimal; (4) pedoman
dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar Indikator
menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi
hasil belajar, Rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan
bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan indikator penilaian.
Pengembangan indikator penilaian harus mengacu pada indikator
pencapaian yang dikembangkan.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=361:pencapaian-kompetensiindikator&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189
9
Cara Perumusan Indikator
Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan
kata kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup
dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media
pencapaian kompetensi.
Langkah pertama pengembangan indikator adalah menganalisis
tingkat kompetensi dalam KD. Hal ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan
minimal kompetensi yang dijadikan standar secara nasional. Tingkat
kompetensi dapat dilihat melalui kata kerja operasional yang digunakan
dalam KD. Tingkat kompetensi dapat diklasifikasi dalam tiga bagian, yaitu
tingkat pengetahuan, tingkat proses, dan tingkat penerapan. Kata kerja
pada tingkat pengetahuan lebih rendah dari pada tingkat proses maupun
penerapan. Tingkat penerapan merupakan tuntutan kompetensi paling
tinggi yang diinginkan. Klasifikasi tingkat kompetensi untuk 3 ranah dapat
dilihat secara rinci di Taksonomi Bloom.
Dalam
merumuskan
indikator
perlu
diperhatikan
beberapa
ketentuan sebagai berikut: (1) setiap KD dikembangkan sekurangkurangnya menjadi tiga indikator; (2) keseluruhan indikator memenuhi
tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan
dalam KD. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan
dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi
dan kebutuhan peserta didik; (3) indikator yang dikembangkan harus
menggambarkan hirarki kompetensi; (4) rumusan indikator sekurangkurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi
pembelajaran; (5) indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata
pelajaran sehingga menggunakan kata kerja operasional yang sesuai; (6)
rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator
penilaian yang mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=361:pencapaian-kompetensiindikator&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189
10
Simpulan
Mencermati uraian konsep di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
(1) Kompetensi Dasar adalah Kompetensi dasar adalah sejumlah
kemampuan minimum yang harus dikuasai peserta didik untuk standar
kompetensi tertentu dan digunakan sebagai rujukan penyusunan indikator
kompetensi dalam suatu pelajaran; (2) Indikator merupakan penanda
pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur
yang
mencakup
sikap,
pengetahuan,
dan
keterampilan.
Indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran,
satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskandalam kata kerja
operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Ada
dua jenis
indikator, yaitu Indikator pencapaian kompetensi dan indikator penilaian.
Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat
kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi.; (3)
Cara merumuskan indikator
(a) setiap KD dikembangkan sekurang-
kurangnya menjadi tiga indikator; (b) keseluruhan indikator memenuhi
tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan
dalam KD. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan
dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi
dan kebutuhan peserta didik; (c) indikator yang dikembangkan harus
menggambarkan hirarki kompetensi; (d) rumusan indikator sekurangkurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi
pembelajaran; (e) indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata
pelajaran; (f) rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa
indikator penilaian yang mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=361:pencapaian-kompetensiindikator&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189
11
Daftar Pustaka
Hasri, Muhammad. 2014. Pemahaman Peserta Dalam Penyusunan RPP
Bidang Bahasa Indonesia pada Diklat Teknis Kurikulum 2013 yang
Dilaksanakan oleh LPMP Sulawesi Selatan. Makassar. LPMP
Sulawesi Selatan.
Hapsari, Utami. 2010. Indikator dan Tujuan Pembelajaran dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran. Semarang. F. MIPA UM
Kemendiknas. 2010. Panduan Pengembangan
Direktorat Pembinaan SMP Kemendiknas.
Indikator.
Jakarta.
Kemendiknas. 2007. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses. Jakarta. Kemendiknas
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Pedoman Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta. Kemendikbud.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Kerangka Dasar
Kurikulum, Struktur, Implementasi dan Evaluasi Kurikulum. Jakarta.
Kemendikbud.
Kemendikbud. 2013. Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Kemendikbud.
Kemendikbud. 2013. Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum. Jakarta. Kemendikbud.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=361:pencapaian-kompetensiindikator&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189
Download