Sedangkan daerah kutub merupakan daerah defisit

advertisement
Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia
Oleh : Ahkam Zubair
Iklim merupakan rata-rata dalam kurun waktu tertentu (standar internasional
selama 30 tahun) dari kondisi udara (suhu, kelembaban, angin, hujan, dll) pada suatu
tempat di muka bumi. Iklim ini muncul akibat dari pemerataan energi bumi yang
tidak tetap (perputaran/revolusi bumi mengelilingi matahari kurang lebih 365 hari
yang menyebabkan perpindahan pensuryaan berubah setiap setengah tahun dan rotasi
bumi selama 24 jam), dimana konsentrasi energi surya yang giat berada di sekitar
daerah tropis (23,5o Lintang Utara – 23,5o Lintang Selatan) merupakan daerah
surplus energi radiasi.
Sedangkan daerah kutub merupakan daerah defisit energi. Akibat
pemerataan energi kurang merata dan adanya lautan dan daratan
menyebabkan timbulnya proses fisis dan dinamis yang kompleks
yang menghasilkan suatu sistem peredaran udara dalam lingkup
skala global, regional dan lokal. Adanya peredaran udara yang
berlanjut dengan proses fisis dan dinamis udara tersebut
memberikan konsekuensi pada kondisi planet bumi merupakan
tempat yang layak oleh makhluk hidup yang cocok dengan kondisi
ekosistem di bumi.
Dalam perkembangan selanjutnya penghuni bumi semakin meningkat yang diikuti
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologinya. Kondisi pesatnya
perkembangan telah memberi konsekuensi dampak pada perubahan tata guna lahan,
makin naiknya gas buang ke udara akibat kemajuan industri dan sarana transportasi
serta kemajuan peradaban. Kondisi ini dapat diperhatikan dari munculnya revolusi
industri di abad 18 yang terus berkembang hingga saat ini. Seiring kemajuan Iptek
tersebut muncul juga adanya upaya untuk melakukan pemantauan lingkungan
khususnya udara dengan berkembangnya ilmu cuaca dan iklim yang disebut dengan
meteorologi dan klimatologi pada sekitar abad 19 yang kemudian makin berkembang
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=190:dampak-pemanasan-global&catid=42:widyaiswara&Itemid=206
hingga saat ini. Usaha pemantauan lingkungan dan udara ini makin marak yang
kemudian atas inisiatif dari berbagai ilmuwan di seluruh dunia memperlihatkan
adanya suatu kecenderungan bahwa bumi yang kita tempati ini suhu udaranya makin
naik yaitu sekitar pertengahan abad 20.
Atas dasar kondisi yang berpotensi mengganggu kelayakan hidup umat
manusia, atas inisiatif PBB, diadakan KTT Bumi yang pertama di tahun 1992 di Rio
de Janeiro. Dimana salah satu program untuk pembangunan berkelanjutan perlu
memperhatikan dengan indikasi pada perubahan iklim global.
Indikasi pemanasan global ini tentunya memberikan konsekuensi yang
berlanjut dengan isu perubahan iklim global yang hingga kini makin marak dan
menjadi perhatian baik dari kalangan i1muwan dan politis dunia.
Perubahan iklim global merupakan isu yang berkembang di dunia setelah
memperhatikan hasil pantuan global yang berkesinambungan dan didukung pesatnya
perkembangan i1mu pengetahuan dan teknologi, dimana simulasi model peredaran
udara atmosfera bumi dapat dipelajari dengan berbagai cara dan kondisi yang terjadi
di alam raya. Perkembangan model yang mutakhir umumnya telah dapat memberi
gambaran tentang perkembangan iklim yang berlangsung di muka bumi. Berbagai
pandangan, hipotesa dan kajian menunjukan kecenderungan pada suatu wawasan
perubahan iklim secara global. Bentuk dan wujud perubahan iklim global ini
ditunjukkan adanya gejala naiknya suhu udara di muka bumi yang disebut sebagai
“pemanasan global”. Tinjauan para ahli iklim dunia menunjukan adanya kenaikan
suhu udara muka bumi akibat naiknya konsentrasi gas buang ke atmosfer yang
bersifat a.I :
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=190:dampak-pemanasan-global&catid=42:widyaiswara&Itemid=206
a. Bertindak meneruskan radiasi gelombang pendek dari matahari dan menahan
radiasi gelombang panjang dari radiasi balik, akibat pengembalian ini energi
radiasi di bumi berlebihan dan mengakibatkan kenaikan suhu udara di bumi,
b. Bertindak merusak lapisan ozon yang ada di lapisan atmosfera sekitar 30 100 km. dari bumi, kerusakan lapisan ozon ini memberi dampak perlindungan
radiasi sinar ultra violet dari matahari tidak berlangsung dan naiknya suhu
udara di bumi terjadi.
Dua kondisi naiknya gas buang ke udara/atmosfera bumi ini merupakan
pandangan umum dan sudah menjadi masalah internasional. Data hasil Pantauan
kondisi naiknya konsentrasi gas buang ke udara akibat naiknya industrialisasi dan
naiknya jumlah penghuni di muka bumi merupakan dua kondisi yang masih akan
berkembang dari sejak awal jaman hingga kini yang berada di millennium ke 3. Dari
penilaian yang dilakukan oleh suatu Panel Antar Pemerintah tentang Perubahan Iklim
(IPCC = Intergovernmental Panel on Climate Change) yang beranggotakan negaranegara anggota PBB menunjukan adanya beberapa kecenderungan di alam seperti :
a. Meningkatnya konsentrasi gas buang di atmosfer yang menimbulkan efek
rumah kaca (Greenhouse Effect),
b. Naiknya suhu udara global dari waktu ke waktu yang terpantau sejak abad 19,
c. Terpantaunya lubang ozon di Lintang sub tropis dua belahan,
d. Turunnya ketebalan es di kutub yang didukung dengan adanya pecahan
gunung es yang terpantau sejak akhir abad 20 yang lalu,
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=190:dampak-pemanasan-global&catid=42:widyaiswara&Itemid=206
e. Dan masih banyak bukti otentik yang terkait dengan pemanasan global dan
berlanjut dengan perubahan iklim global.
Untuk lingkup nasional di Indonesia indikasi dampak perubahan iklim global
akibat naiknya suhu udara yang mungkin dapat diketengahkan antara lain :
a. Adanya bukti berkurangnya konsentrasi es yang berada di puncak Jayawijaya
Papua,
b. Kekeringan makin sering terjadi yang memberi dampak terganggunya
ketahanan pangan dan berakibat ketergantungan beras/pangan dari import
mulai tahun 1991 hingga kini,
c. Mudahnya terjadi kebakaran kawasan lahan dan hutan di kawasan gambut di
P. Sumatera dan Kalimantan akibat perubahan pola hujan,
d. Terdeteksi adanya penurunan kuantitas dan kualitas jumlah air hujan musim
kemarau (untuk musim hujan kuantitas dan kualitasnya tidak terlihat).
Indikasi ini telah memberi dampak turunya tinggi muka air D. Toba di P.
Sumatera, dan ditempat lain di Indonesia.
e. Banjir telah menimpa kawasan baru seperti kondisi yang berlangsung di
Jakarta 3 tahun terakhir dan banyak lagi daerah lain di Indonesia
Masih banyak indikasi perubahan pola iklim yang dapat disajikan dalam wacana
dampak kenaikan suhu udara dan perubahan iklim global.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=190:dampak-pemanasan-global&catid=42:widyaiswara&Itemid=206
Beberapa skenario telah disusun untuk mengurangi dampak merugikan dari
perubahan iklim di masa depan. Hal ini dapat dilihat dari upaya internasional dalam
pengendalian proses perubahan, Iklim global dengan penurunan emisi gas rumah kaca
ke udara. Bagaimana dengan perkembangan dan kondisi di Indonesia?, masalah ini
merupakan masalah yang perlu menjadi pemikiran yang serius saat ini. Adanya
dampak bencana alam dari iklim (kekeringan, kebakaran hutan dan pencemaran asap;
kelebihan hujan, banjir, banjir bandang, tanah longsor, badai) merupakan kondisi
yang terjadi sekarang. Minimnya pengetahuan dan baseline akan kondisi iklim yang
erat hubungan dengan aspek kehidupan, rendahnya perhatian pada basis data dan
kajian serta terkesan mengenyampingkan masalah alam, merupakan kondisi yang
secara umum terjadi di Indonesia. Sehingga penerapan program Pembangunan
Berkelanjutan (Sustainable Development) yang baik akan mengalami kendala dan
tentunya terganggunya upaya tujuan Pembangunan Nasional.
Kondisi perkembangan pemanasan global dan berlanjut pada perubahan iklim
global menunjukan adanya ancaman yang serius berkenaan dengan kondisi alam
sekitar kita ini.
Maka dalam konteks dengan pemanasan global telah dan akan dilaksanakan
berbagai program lingkungan yang mulai dari pengamatan, pengelolaan, penelitian
dan penyusunan kebijakan yang di koordinasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup
yang selalu melakukan koordinasi dan menyusun kebijakan baik untuk tingkat
nasional dan internasional. Berbagai program seperti Prokasih (Program Kali Bersih),
program Langit Biru, penanaman sejuta pohon dibeberapa daerah, program green
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=190:dampak-pemanasan-global&catid=42:widyaiswara&Itemid=206
cline, program sosialisasi dan lain-lain, merupakan rangkaian program dalam rangka
untuk mendukung pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Juga
terkait dengan program diklat seperti diklat Pendidikan Lingkungan Hidup. Diklat
pendidikan untuk perkembangan, pemberdayaan dan pembangunan berkelanjutan
(PuP3B) yang diadakan oleh DIT Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan (DIT PMPTK) Kementerian Pendidikan Nasional yang dilaksanakan di
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Sulawesi Selatan.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=190:dampak-pemanasan-global&catid=42:widyaiswara&Itemid=206
Download