PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ANALISIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 DI KELAS 8E SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika oleh Giovannia Esya Nirmala Bestari 101414065 PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI iii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HALAMAN PERSEMBAHAN “Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat serta keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan . Dan pengetahuan adalah hampa jika tidak diikuti pelajaran. Dan setiap pelajaran akan sia-sia jika tidak disertai cinta” Kahlil Gibran Kupersembahkan karya ini untuk: Allah Bapa di surga, Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, dan Santo Giovanni yang telah memberikan berkat dan penyertaan-Nya kepada penulis. Mama dan Papa tercinta yang dengan semangat membantu, tak pernah lupa mendoakan, dan senantiasa memberi dukungan moril dan materil. Anak tercintaku yang menjadi semangat bagi penulis menyelesaikan skripsi ini. Adikku tersayang yang dengan setia mendukung dan memberikan banyak bantuan dan doa bagi penulis. Sahabat serta teman-temanku, terima kasih atas kebersamaan, dukungan serta doanya. iv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI v PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI vi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABSTRAK Giovannia Esya Nirmala Bestari. 2015. ANALISIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013 DI KELAS 8E SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui sejauh mana kegiatan pembelajaran di kelas 8E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dilaksanakan sesuai dengan Kurikulum 2013 yakni dengan menggunakan pendekatan saintifik, (2) mengetahui apakah Buku Teks Matematika SMP Kelas VIII Pegangan Guru Kurikulum 2013 dapat mendukung pelaksanan proses pembelajaran saintifik di kelas 8E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang berupa studi kasus tentang pembelajaran yang berlangsung di kelas 8E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada materi Bangun Ruang Sisi Datar dan penggunaan Buku Matematika Kelas VIII Pegangan Guru Kurikulum 2013. Data dalam penelitian ini berupa dokumentasi hasil observasi kegiatan pembelajaran, hasil wawancara dengan guru mata pelajaran, dan hasil wawancara dengan beberapa peserta didik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas 8E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta materi Bangun Ruang Sisi Datar kurang sesuai dengan yang diidealkan dalam Kurikulum 2013 dengan persentasi 55,6% berdasarkan MPG Matematika SMP Tahun 2013. Kegiatan pembelajaran dibagi menjadi 3 tahap yaitu, (a) tahap pendahuluan pembelajaran yang dilaksanakan kurang sesuai dengan Kurikulum 2013 dengan persentase 55,6%, (b) tahap inti pembelajaran yang dilaksanakan cukup sesuai dengan Kurikulum 2013 dengan persentase 61,1%, dan (c) tahap penutup pembelajaran yang dilaksanakan kurang sesuai dengan Kurikulum 2013 dengan persentase 50,0%. (2) Rumusan masalah pada nomor 2 tidak dapat dijawab karena intensitas penggunaan Buku Matematika Kelas VIII Pegangan Guru Kurikulum 2013 sangat minim pada saat proses pembelajaran di kelas 8E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar. Faktor-faktor penyebab penggunaan buku minim yaitu (a) peserta didik mengalami kesulitan memahami materi yang ada di dalam buku, (b) tingkat kesulitan soal dalam buku cukup tinggi, (c) terdapat banyak kesalahan cetak, (d) guru menggunakan sumber belajar lain, (e) waktu yang disediakan guru kurang mencukupi untuk melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan langkahlangkah yang ada di dalam buku, (f) keterlambatan pendistribusian buku ke sekolahsekolah, dan (f) guru memilih menggunakan modul pribadi untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kata kunci: Analisis Kegiatan Pembelajaran. Pendekatan Saintifik. Buku Matematika Kelas VIII Pegangan Guru. vii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABSTRACT Giovannia Esya Nirmala Bestari. 2015. ANALYZE OF IMPLEMENTATION LEARNING WITH SCIENTIFIC APPROACH CURRICULUM 2013 IN 8E CLASS OF PANGUDI LUHUR 1 JUNIOR HIGH SCHOOL IN GEOMETRY FLAT SIDE TOPIC. Skrips. Matehmatic Education Courses. Departement of Mathematic Education and Science. Faculty of Teacher Training and Education. Sanata Dharma University. Yogyakarta. The research aims to (1) determine the extent of learning activities in 8E class of Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Junior High School are carried out in accordance with Curriculum 2013 with scientific approach, (2) determine whether the Mathematic 8th Grade teacher’s textbook Curriculum 2013 can support the learning process of scientific approach in 8E claas of Pangudi Luhur 1 Junior High School. This research is qualitative resear in the foem of case stidies about the learning that takes place in 8E class of Pangudi Luhur 1 Junior High School in Geometry Flat Side Topic and use of Mathematic 8th Grade teacher’s textbook Curriculum 2013. Datas in this research are documentation of the observation of learning activities, interviews with teachers, and interviews with several students. This result of research indicate that (1) learning activities carried out in 8E class of Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Junior High School in Geometry Flat Side topic less according to the Curriculum 2013 with a percentage of 56,6% based MPG Matematika SMP 2013. Learning activities are devided into three phases, (1) the preliminary stage of learning that was carried out less accordanced with Curriculum 2013 with a percentage 55,6%, (2) the core stage of learning that was carried out sufficient accordanced with scientific approach Curriculum 2013 with a percentage 61,1%, and (3) the closing atge of learning that was carried out out less accordanced with Curriculum 2013 with a percentage 50,0%, (2) the problem number 2 can not be answered because of the intensity of the use of Mathematic 8th Grade teacher’s textbook Curriculum 2013 is very minimal during the learning process in 8E class of Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Junior High School in Geometry Flat Side topic. Factors causing the intensity of use is minimal are (a) students have difficult to understand material in the book, (b) the difficulty level of the questions in the book is quite high , (c) there are a lot of typographical errors, (d) teachers use the other books, (e) there is insufficient time to carry out the study in accordance with the scientific approach, (f) overdue books distributed to schools, and (f) theachers chose to use handouts for learning process. Key word: Analyze of learning implementation. Scientific approach Curriculum 2013. Mathematic 8th Grade teacher’s textbook Curriculum 2013. viii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pelaksanaan Pembelajaran dan Penggunaan Buku Matematika Pegangan Guru kelas VIII Kurikulum 2013 Materi Bangun Ruang Sisi Datar Kelas 8E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada 1. Robertus Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Hongki Julie, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Chatarina Enny Murwaningtyas, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Sanatha Dharma Yogyakarta. ix PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4. Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan menyediakan waktu, tenaga, pikiran, dan kesabaran untuk membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan baik.. 5. Yosep Anton Utmiyadi, FIC, S.Pd., selaku Kepala SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang berkenan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 6. C. Peni Suryaningtyas, S.Pd., selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum yang telah membantu penulis dalam mengurus izin penelitian. 7. Fransiska Anggar Cahyanti, S.Pd., selaku Guru Mata Pelajaran Matematika SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian. 8. Peserta didik kelas 8E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian, terutama Ferdianus David Jevon, Guido Seno Danardanto, Glorika Hasiana, Marcel Ave Tetuko, dan Anja Harsanto yang telah bersedia diwawancarai penulis untuk kepentingan penelitian. 9. Segenap dosen JPMIPA, khususnya dosen-dosen Program Studi Pendidikan Matematika, yang telah mendidik dan membagi pengetahuan serta pengalaman yang sangat bermanfaat kepada penulis. 10. Segenap karyawan sekretariat JPMIPA, atas segala bantuan, keramahan, dan kerja sama yang baik selama penulis menempuh pendidikan hingga selesainya skripsi ini. 11. Mama dan Papa tersayang, Justinus Sakti Hernawan dan Vincentia Endah Tursilowati atas segala bantuan, doa, cinta, perhatian, nasihat, dan semangat x PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI yang diberikan selama ini. Semoga skripsi ini dapat menjadi hadiah kecil yang membanggakan. 12. Adik tersayang, Theodorus Cagar Binara Betananda dan sepupu tersayang, Yuliana Triwardhani, serta keluarga besar penulis, atas doa dan dukungan yang diberikan. 13. Anakku tercinta, Hillarius Rakabuming Arsenio Pratama, yang telah menjadi semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 14. Sahabat-sahabatku, Claudia Meta H., Desianty Natalia, Dewi Kartika S., Istri Candra W. yang selalu memberikan bantuan, dukungan, dan semangat selama penulis menempuh perkuliahan dan menyusun skripsi ini. 15. Semua teman Pendidikan Matematika angkatan 2010 dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun selalu penulis harapkan demi perbaikan skripsi ini pada masa yang akan datang. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi perkembangan serta kemajuan pendidikan. Yogyakarta, 13 Agustus 2015 Penulis, Giovannia Esya Nirmala Bestari xi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... ii HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN...............................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…..............................................................v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ....................................................... vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii ABSTRACT..........................................................................................................viii KATA PENGANTAR ............................................................................................ ix DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6 1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7 1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7 1.5. Batasan Istilah ........................................................................................... 8 1.5.1. Analisis. ............................................................................................. 8 1.5.2. Pendekatan Saintifik .......................................................................... 8 1.5.3. Buku Teks Matematika Pegangan Guru ............................................ 9 1.5.4. Materi Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII Semester 2. ................. 9 1.6. Sistematika Penulisan Skripsi ................................................................... 9 1.6.1. Bagian Awal ...................................................................................... 9 xii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1.6.2. Bagian Isi ......................................................................................... 10 1.6.3. Bagian Penutup ................................................................................ 10 BAB 2 LANDASAN TEORI ................................................................................ 11 2.1. Analisis ................................................................................................... 11 2.2. Belajar dan Pembelajaran ....................................................................... 11 2.3. Pendekatan Saintifik ................................................................................ 13 2.4. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran .............................................. 17 2.5. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran ................ 20 2.4.1. Mengamati (Observing)................................................................... 20 2.4.2. Menanya (Questioning) ................................................................... 22 2.4.3. Melakukan Eksperimen dan Mengumpulkan Informasi ................. 25 2.4.4. Mengasosiasikan/Mengolah Informasi/Menalar(Associating) ........ 27 2.4.5. Mengomunikasikan dan Membentuk Jejaring................................. 29 2.6. Buku Matematika Kelas VIII Pegangan Guru Kurikulum 2013 ............ 30 2.5.1. Buku Teks Kurikulum 2013 ............................................................ 31 2.5.2. Identitas Buku Teks Matematika Pegangan Guru ........................... 33 2.7. Silabus Matematika Kelas VIII............................................................... 35 2.8. Kerangka Berpikir ................................................................................... 35 BAB 3 METODE PENELITIAN .......................................................................... 38 3.1. Pendekatan Penelitian ............................................................................. 38 3.2. Subjek Penelitian .................................................................................... 38 3.3. Data dan Sumber Data ............................................................................ 39 3.4. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 40 3.5. Instrumen Penelitian ............................................................................... 41 3.5.1. Instrumen Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran Saintifik ................ 42 xiii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3.5.2. 3.6. Pertanyaan Pedoman Wawancara Guru dan Siswa ......................... 44 3.5.2.1. Pedoman Wawancara Guru ...................................................... 44 3.5.2.2. Pedoman Wawancara Siswa..................................................... 46 Metode Analisis Data .............................................................................. 46 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ......................................... 50 4.1. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................ 50 4.2. Data Penelitian ........................................................................................ 55 4.2.1. Data Hasil Observasi ....................................................................... 56 4.2.2. Data Hasil Wawancara .................................................................... 60 4.3.1. Kegiatan Pendahuluan Pembelajaran .............................................. 65 4.3.2. Kegiatan Inti .................................................................................... 68 4.3.3. Kegiatan Penutup ............................................................................. 74 4.3.4. Analisis Penggunaan Buku Pegangan Guru Kurikulum 2013 ........ 76 4.4. Pembahasan ............................................................................................ 78 4.4.1. Pembahasan Hasil Analisis Setiap Tahapan Pembelajaran ............. 79 4.4.1.1. Tahap Pendahuluan Pembelajaran ........................................... 79 4.4.1.2. Tahap Inti Pembelajaran........................................................... 81 4.4.1.3. Tahap Penutup Pembelajaran ................................................... 95 4.4.2. Pembahasan Hasil Analisis Keseluruhan Tahapan Pembelajaran ... 96 4.4.3. Pembahasan Hasil Analisis Penggunaan Buku ............................. 102 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 105 5.1. Simpulan ............................................................................................... 105 5.2. Saran ..................................................................................................... 106 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 107 LAMPIRAN ........................................................................................................ 111 xiv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Pedoman Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Saintifik…………. 38 Tabel 3.2 Kriteria Hasil Persentase……………………………………….. 44 Tabel 4.1 Tahap Pembelajaran Pertemuan 1……………………………… 51 Tabel 4.2 Aspek Apersepsi dan Motivasi…………………………………. 61 Tabel 4.3 Aspek Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan……… 61 Tabel 4.4 Perolehan Skor Kegiatan Pendahuluan………………………… 62 Tabel 4.5 Aspek Penguasaan Materi Pelajaran…………………………… 63 Tabel 4.6 Aspek Penerapan Strategi Pembelajaran yang Mendidik……… 63 Tabel 4.7 Aspek Penerapan Pendekatan Saintifik………………………... 64 Tabel 4.8 Aspek Pemanfaatan Sumber Belajar/Media dalam Pembelajaran…………………………………………………… 64 Tabel 4.9 Aspek Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran…………… 65 Tabel 4.10 Aspek Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam Pembelajaran…………………………………………………… 65 Tabel 4.11 Perolehan Skor Kegiatan Inti Pembelajaran……………………. 66 Tabel 4.12 Aspek Kegiatan Penutup Pembelajaran………………………… 67 Tabel 4.13 Perolehan Skor Kegiatan Penutup Pembelajaran………………. Tabel 4.14 Persentase Tahap Pembelajaran………………………………… 68 xv 67 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui terselenggaranya pendidikan bermutu yang diatur dalam sistem pendidikan nasional. Semua kegiatan pendidikan baik di jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Pemerintah dengan persetujuan DPR mulai melaksanakan Kurikulum 2013 pada bulan Juli tahun 2013. Pelaksanaan Kurikulum 2013 oleh pemerintah dipandang sebagai hal yang mendesak walaupun ditilik dari segi persiapan pelaksanaan Kurikulum 2013 masih belum sempurna bahkan dapat dikatakan mengkhawatirkan. Kurikulum 2013 didefinisikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran, dan cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi, dan potensi daerah, satuan pendidikan, kompetensi lulusan pada satuan pendidikan dan peserta didik. Perubahan yang diinginkan dengan diberlakukannya Kurikulum 2013 adalah sekolah sebagai keluarga dan tempat pergaulan sosial, perubahan dari kebiasaan menghafal menjadi kebiasaan berfikir, dari pasif menjadi aktif, dari IQ Fixed Mindset menjadi Growth Mindset, dari pengaruh 1 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI wibawa guru menjadi fun and enjoyment, dari paper based menjadi attitude and activity based, dari parsial sales menjadi integrated convergence, dan dari “what we have” menjadi “what we develop” (MPG SMP Matematika, 2013). Bagaimana mencapai perubahan tersebut? Hal ini menjadi pertanyaan banyak pihak yang terkait dengan diberlakukannya Kurikulum 2013 ini. Kurikulum 2013 identik dengan pelaksanaan pendekatan ilmiah (pendekatan saintifik) dalam kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Oleh karena itu, Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuwan lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) daripada penalaran deduktif (deductive reasoning). Disebutkan dalam Materi Pelatihan Guru (MPG) Matematika 2013, proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah harus dipandu dengan kaida-kaidah pendekatan ilmiah. Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah. 2 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Pendekatan ilmiah (scientific approac) dalam pembelajaran semua mata pelajaran meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya, percobaan, mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Proses belajar mengajar dalam Kurikulum 2013 merupakan inti dari pendidikan. Komponennya adalah guru, siswa, media pembelajaran dan sumber belajar. Semua komponen tersebut memiliki kaitan yang erat karena suksesnya pendidikan tergantung dari perpaduan komponen-komponen tersebut. Salah satu komponen penunjang keberhasilan proses pembelajaran adalah sumber belajar atau buku teks yang digunakan oleh siswa dan guru. Keberadaan buku teks memberikan pengaruh yang besar karena Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan ilmiah pada setiap proses pembelajarannya. Kesulitan yang dialami oleh guru adalah banyaknya materi pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa tidak bisa meyerap dengan baik materi yang disampaikan guru. Dalam proses pembelajaran guru memiliki keterbatasan waktu dalam menyampaikan materi. Salah satu strategi dalam mengatasi masalah tersebut adalah memilih dan memfasilitasi peserta didik dengan buku teks yang memadai agar hasil belajar menjadi optimal. 3 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Buku teks yang benar adalah buku teks yang dapat membantu siswa untuk memecahkan masalah yang sederhana maupun rumit, tidak menimbulkan persepsi yang salah, serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sesuai dengan kaidah keilmuan (Pusat Perbukuan, 2005). Saat ini buku teks yang dijadikan sebagai sumber belajar siswa dan buku pegangan guru adalah Buku Sekolah Elektronik (BSE) yang diterbitkan oleh pemerintah yang dianggap telah menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran Kurikulum 2013. Penulis melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Sekolah ini telah menerapkan Kurikulum 2013. Buku teks yang digunakan belum mencukupi bahkan buku-buku tersebut baru diterima pihak sekolah setelah 1 bulan proses pembelajaran berlangsung. Keterlambatan pengadaan buku teks siswa dan guru mengakibatkan persiapan pembelajaran guru mengalami kekacauan. Materi yang dirasa terlalu dipaksakan juga mengakibatkan guru terburu-buru dalam mengajar. Guru juga mengeluhkan sulit merancang proses pembelajaran Kurikulum 2013 yakni pembelajaran ilmiah atau pembelajaran saintifik. Persiapan pembelajaran erat kaitannya dengan tingkat kemampuan dan pengetahuan guru tentang Kurikulum 2013. Sebenarnya para guru telah diberi pelatihan Kurikulum 2013, namun pemahaman terhadap Kurikulum 2013 dianggap kurang memadai karena waktu pelaksanaan pelatihan juga agak terlambat. Para guru masih mengalami kesulitan dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ). Guru juga mengalami kesulitan 4 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI dalam mencari sumber belajar lain di luar buku teks. Siswa juga sulit memahami alur pembelajaran yang terdapat dalam buku siswa maupun langkah-langkah yang diterapkan oleh guru. Kadang-kadang guru harus menafsirkan sendiri materi dan pendekatan ilmiah yang harus diberikan kepada siswa karena kurangnya pelatihan dan sosialisai yang diberikan oleh pemerintah. Penelitian ini dilaksanakan untuk melihat dan menentukan hasil yang telah dicapai dalam kegiatan pembelajaran dan pelaksanaan pendekatan saintifik sesuai dengan Kurikulum 2013. Evalusi sebagai tujuan utama dalam setiap pelaksanaan kegiatan menjadi dasar pelaksanaan penelitian ini. hasil evalusi menunjukkan ketercapaian tujuan pembelajaran dengan melihat efektivitas pelaksanaan kurikulum dan melihat efektivitas penggunaan sarana penunjang dalam penelitian ini buku sumber belajar dalam menunjang pelaksanaan Kurikulum 2013. Materi yang menjadi dasar penelitian dalam skripsi ini adalah Bangun Ruang Sisi Datar. Materi Bangun Ruang Sisi Datar adalah materi Semester 2 bab keempat dengan 7 sub bab. Isi sub bab pertama sampai ketujuh adalah menentukan luas permukaan kubus dan balok, menentukan luas permukaan prisma, menentukan luas permukaan limas, menentukan volume kubus dan balok, menentukan volume prisma, menentukan volume limas, dan menafsir luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar tidak beraturan. Alasan utama penulis memillih materi ini adalah ketika 5 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI penulis melakukan penelitian, materi inilah yang sedang diajarkan di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. 1.2. Rumusan Masalah Menurut Kurikulum 2013 peran guru adalah sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih kolaborator, navigator pengetahuan, mitra belajar, dan pembimbing atau konselor. Guru dituntut memberikan lebih banyak alternatif dan tanggung jawab kepada siswa dalam proses pembelajaran. Hal yang mendukung agar peran guru tersebut dapat tercapai adalah adanya proses yang mendukung kreativitas guru dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah atau pendekatan saintifik yaitu adanya proses mengamati, menanya, menalar, mencoba, menarik kesimpulan, dan membentuk jejaring. Dalam hal ini guru berperan penting dalam perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, dan penilaian. Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Sejauh mana kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas 8E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta sesuai dengan Kurikulum 2013 yakni dengan menggunakan pendekatan saintifik? (2) Apakah Buku Teks Matematika SMP Kelas VIII Pegangan Guru Kurikulum 2013 dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran di kelas 8E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta agar sesuai dengan pendekatan saintifik? 6 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, dapat diketahui tujuan dalam penelitian ini, yaitu : (1) Untuk mengetahui sejauh mana kegiatan pembelajaran di kelas 8E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dilaksanakan sesuai dengan Kurikulum 2013 yakni dengan pendekatan saintifik. (2) Untuk mengetahui apakah Buku Teks Matematika SMP Kelas VIII Pegangan Guru Kurikulum 2013 dapat mendukung pelaksanan pembelajaran di kelas 8E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta sesuai dengan pendekatan saintifik. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak. Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Bagi guru, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan evaluasi terhadap kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan Kurikulum 2013. (2) Bagi guru, penelitian ini membantu dalam memahami peran Buku Teks Matematika Kelas VIII Pegangan Guru terhadap pembelajaran dengan pendekatan saintifik. (3) Bagi sekolah, penelitian ini memberikan masukan dalam kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan memberikan informasi tentang peran Buku Teks Matematika Kelas VIII Pegangan Guru dalam pembelajaran Kurikulum 2013. 7 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI (4) Bagi Dinas Pendidikan, penelitian ini memberikan masukan mengenai manfaat Buku Teks Matematika Kelas VIII Pegangan Guru dalam penyusunan pembelajaran yang sesuai dengan Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013. (5) Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan masukan dalam menggunakan Buku Teks Matematika Kelas VIII Pegangan Guru, khususnya pada saat penulis telah menjadi guru dan harus mengajar dengan menggunakan pendekatan saintifik. 1.5. Batasan Istilah Penegasan istilah dilakukan untuk memperoleh pengertian yang sama tentang istilah dan membatasi ruang lingkup permasalahan sesuai dengan tujuan dalam penelitian. Istilah-istilah yang perlu diberi penegasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.5.1. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. 1.5.2. Pendekatan Saintifik adalah proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah yang lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) daripada penalaran deduktif (deductive reasoning), diperlukan adanya penalaran dan sikap kritis siswa dalam rangka pencarian (penemuan), harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. 8 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1.5.3. Buku Teks Matematika Pegangan Guru adalah buku yang dijadikan pegangan guru pada jenjang tertentu, berisi bahan yang telah terseleksi, dan berkaitan dengan bidang studi tertentu. Buku teks merupakan buku standar yang disusun oleh pakar dalam bidangnya, biasanya dilengkapi sarana pembelajaran (seperti pita rekaman), dan digunakan sebagai penunjang program pembelajaran. Buku teks matematika pegangan guru tersebut harus memiliki kelayakan isi, bahasa, penyajian dan kegrafikan pada setiap jenjang pendidikan. 1.5.4. Materi Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII Semester 2 meliputi tujuh sub bab yang akan dipelajari oleh siswa. Bagian pertama adalah menentukan luas permukaan kubus dan balok, kedua menentukan luas permukaan prisma, ketiga menentukan luas permukaan limas, keempat menentukan volume kubus dan balok, kelima menentukan volume prisma, keenam menentukan volume limas, dan terakhir menaksir luas permukaan dan volume bidang sisi datar tidak beraturan. 1.6. Sistematika Penulisan Skripsi Secara garis besar penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. 1.6.1. Bagian Awal Bagian awal memuat halaman judul, halaman pengesahan, pernyataan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran. 9 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1.6.2. Bagian Isi Bagian isi terdiri dari 5 bab, yaitu: BAB I : Pendahuluan, berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, penegasan istilah, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II : Landasan teori, berisi teori-teori yang mendukung pelaksanaan penelitian dan kerangka berfikir. BAB III : Metode penelitian, berisi pendekatan penelitian, subjek penelitian, desain penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, dan analisis data. BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan, berisi deskripsi subjek penelitian dan data hasil penelitian serta pembahasannya. BAB V : Penutup, berisi simpulan hasil penelitian dan saran-saran peneliti. 1.6.3. Bagian Penutup Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka yang digunakan sebagai acuan, lampiran-lampiran yang melengkapi uraian pada bagian isi dan tabel-tabel yang digunakan. 10 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Analisis Pusat Bahasa Depdiknas (2008: 60) menyebutkan bahwa analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Sedangkan analisis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yg tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Analisis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan penelaahaan dan penilaian kegiatan pembelajaran di kelas 8E SMP Pangusi Luhur 1 Yogyakarta materi Bangun Ruang Sisi Datar dan Matematika Pegangan Guru Kelas VIII Buku Teks implementasi Kurikulum 2013 terbitan Dinas Pendidikan Nasional. 2.2. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan proses yang dilakukan manusia sepanjang hayatnya. Dengan potensi yang dimilikinya, manusia belajar untuk memperbaiki kualitas hidupnya supaya menjadi lebih baik. Hal ini senada dengan pendapat Darsono (2000 : 4) yang menyatakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif 11 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Perubahan perilaku tersebut merupakan hasil interaksi berbagai macam unsur dalam belajar. Dalam hal ini belajar dipandang sebagai suatu sistem yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yaitu: (1) pembelajar, yakni peserta didik, warga belajar, atau siswa; (2) rangsangan (stimulus) indera pembelajar, dapat berupa warna atau suara, di mana pembelajar harus fokus pada stimulus tertentu agar dapat belajar dengan optimal; (3) memori pembelajar, yakni berisi kemampuan seperti pengetahuan keterampilan, sikap, dan tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori. Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan peserta didik yang secara implisit terdapat kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan (Uno, 2006 : 2). Pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan peserta didik atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Proses pembelajaran adalah proses yang bersifat eksternal yang sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam 12 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 juga disebutkan bahwa pembelajaran merupakan usaha sengaja, terarah, dan bertujuan oleh seseorang atau sekelompok orang (termasuk guru dan penulis buku pelajaran) agar orang lain (termasuk peserta didik), dapat memperoleh pengalaman yang bermakna. Usaha ini merupakan kegiatan yang berpusat pada kepentingan peserta didik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses yang mengandung serangkaian perbuatan antara guru, peserta didik, dan sumber belajar pada suatu lingkungan yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu dan memperoleh pengalaman yang bermakna. 2.3. Pendekatan Saintifik Pada Materi Pelatihan Guru Matematika SMP Tahun 2013 (2013:185) disebutkan pendekatan saintifik adalah proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah yang lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) daripada penalaran deduktif (deductive reasoning). Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk menarik kesimpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk menarik kesimpulan secara keseluruhan. Dengan kata lain, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam hubungan ide yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk merumuskan kesimpulan umum. Untuk memperkuat pendekatan saintifik diperlukan adanya penalaran dan sikap kritis peserta didik dalam rangka pencarian (penemuan). Agar 13 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Oleh karena itu, metode ilmiah atau saintifik pada umumnya memuat rangkaian kegiatan koleksi data atau fakta melalui observasi dan eksperimen, kemudian memformulasi dan menguji hipotesis. Sebenarnya metode ilmiah merujuk pada: (1) adanya fakta, (2) sifat bebas prasangka, (3) sifat objektif, dan (4) adanya analisis. Dengan metode ilmiah ini diharapkan kita mempunyai sifat kecintaan pada kebenaran yang objektif, tidak mudah percaya pada hal-hal yang tidak rasional, ingin tahu, tidak mudah membuat prasangka, selalu optimis (Kemendikbud, 2013: 141). Menurut Annas (2014), proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah harus dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsipprinsip, dan kriteria ilmiah. Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut ini. 1. Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. 14 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif gurupeserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. 3. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran. 4. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu dengan yang lain dari substansi atau materi pembelajaran. 5. Mendorong dan menginspirasi peserta didik agar mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran. 6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. 7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan menarik sistem penyajiannya. 15 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Proses pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai nonilmiah yang meliputi intuisi, akal sehat, prasangka, penemuan melalui coba-coba, dan asal berpikir kritis seperti dituliskan dalam MPG SMP Matematika 2013 (2013:185). 1. Intuisi Istilah ini sering dipahami sebagai penilaian terhadap sikap pengetahuan, dan keterampilan secara cepat dan berjalan dengan sendirinya. Kemampuan intuitif biasanya didapat secara cepat tanpa melalui proses panjang dan tanpa disadari. 2. Akal sehat Guru dan peserta didik harus menggunakan akal sehat selama proses pembelajaran karena hal itu dapat menunjukkan ranah sikap keterampilan, dan pengetahuan yang benar. 3. Prasangka Sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang diperoleh semata-mata atas dasar akal sehat (comon sense) yang umumnya sangat kuat dan dipandu oleh kepentingan seseorang (guru, peserta didik, dan sejenisnya) yang menjadi pelakunya. 4. Penemuan coba-coba Tindakan atau aksi coba-coba seringkali melahirkan wujud atau temuan yang bermakna. Namun demikian, keterampilan dan pengetahuan yang ditemukan dengan cara coba-coba selalu bersifat 16 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI tidak terkontrol, tidak memiliki kepastian, dan tidak bersistematika baku. 5. Berpikir kritis Kemampuan berpikir kritis ada pada semua orang, khususnya mereka yang normal hingga jenius. Secara akademik diyakini bahwa pemikiran kritis pada umumnya dimiliki oleh orang yang bependidikan tinggi. 2.4. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan daripada transfer pengetahuan. Peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah. Menurut Hosnan (2014 : 34) pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hokum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi dan menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai 17 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI teknik, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah. Informasi dapat berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi dan bukan hanya diberi tahu. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memfasilitasi peserta didik agar memiliki kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karakteristik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses (Permen Nomor 65 Tahun 2013). Sehingga dari pendekatan saintifik tersebut diharapkan siswa dapat pengetahuan, dan ketrampilan. 18 membangun kompetensi sikap, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Karakteristik pembelajaran dengan metode saintifik menurut Hosnan (2014 : 36) adalah sebagai berikut : 1. Berpusat pada siswa 2. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep hukum, atau prinsip 3. Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir siswa. 4. Dapat mengembangkan karakter siswa Berikut beberapa prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik menurut Hosnan (2014: 37). 1. Pembelajaran berpusat pada siswa. 2. Pembelajaran membentuk student self concept. 3. Pembelajaran terhindar dari verbalisme. 4. Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip. 5. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa. 6. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru. 7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi. 19 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya. Langkah-langkah pendekatan ilmiah (saintific appoach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya percobaan, mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu pendekatan ilmiah tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi ini proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut bantuan guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya peserta didik atau semakin tingginya kelas. 2.5. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Langkah-langkah pendekatan saintifik menurut MPG SMP Matematika Tahun 2013, Permendikbud Nomor 81A tahun 2013, dan menurut Hosnan diuraikan sebagai berikut : 2.4.1. Mengamati (Observing) Metode mengamati pembelajaran mengutamakan kebermaknaan proses (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti : menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin 20 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI tahu peserta didik sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013, hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar, dan membaca sehingga meniscayakan keterlibatan peserta didik secara langsung. Pengamatan dalam pendekatan saintifik, khususnya pembelajaran matematika menurut MPG SMP Matematika tahun 2013 (2013: 188) adalah mengamati fakta matematika. Mengamati dapat dibagi menjadi dua pengertian: i. Pengamatan nyata fenomena alam atau lingkungan. Pengamatan ini cocok untuk pemahaman konsep yang akan diturunkan dari suatu proses induktif. ii. Pengamatan objek matematika. Pengamatan ini sangat cocok untuk peserta didik yang mulai menerima kebenaran logis sehingga mereka tidak mempermasalahkan suatu rangkaian kebenaran sebelumnya yang didapatkan dari penalaran yang benar walaupun objeknya tidak nyata. 21 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2.4.2. Menanya (Questioning) Langkah kedua dalam pendekatan ilmiah atau scientific approach adalah questioning atau menanya. Menurut Hosnan (48: 2014), kegiatan pembelajarannya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari hal yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang hal yang diamati. Kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan menanya menurut Permendikbud mengembangkan Nomor kreativitas, rasa 81A Tahun ingin 2013 tahu, adalah kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Dalam kegiatan mengamati guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai hal yang sudah dilihat, disimak, dibaca, atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak (MPG SMP Matematika 2013, 2013: 189). Fungsi bertanya dalam kegiatan pembelajaran menurut Hosnan (2014 : 50) adalah sebagai berikut : 1. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran. 22 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2. Mendorong dan mengapreasi peserta didik untuk aktif belajar serta mengembangkan pertanyaaan dari dan untuk dirinya sendiri. 3. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan rancangan untuk mencari solusinya. 4. Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan. 5. Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberikan jawaban yang logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. 6. Mendorong pertisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik kesimpulan. 7. Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosakata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok. 8. Membiasakan peserta didik berpikir spontan, cepat, dan sigap dalam merespon pertanyaan yang tiba-tiba muncul. 9. Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain. 23 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Dalam kegiatan menanya, beberapa hal perlu diperhatikan. Salah satunya adalah kriteria pertanyaan yang baik. Ada 9 kriteria pertanyaan yang baik seperti diungkapkan Hosnan (2014: 51-56) : singkat dan jelas, menginspirasi jawaban, memiliki fokus, bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, dan merangsang proses interaksi. Sedangkan tingkatan pertanyaan dapat dibagi menjadi dua yakni tingkat kognitif lebih rendah yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, dan penerapan serta tingkat kognitif lebih tinggi yang mengandung analisis, sintesis, dan evaluasi. Kelebihan dan kekurangan pertanyaan dari peserta didik adalah dapat mengaktifkan peserta didik secara penuh, melatih rasa percaya diri, melatih peserta didik untuk berbicara jujur, meningkatkan kreativitas, memperdalam penguasaan materi pelajaran, dan dapat digunakan untuk semua mata pelajaran. Kekurangannya adalah memakan waktu lama jika digunakan dalam kelas besar dan pertanyaan siswa sering tidak sesuai dengan topik yang dibahas. 24 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2.4.3. Melakukan Eksperimen atau Percobaaan dan Mengumpulkan Informasi Langkah ketiga dalam pendekatan ilmiah atau scientific approach adalah mengumpulkan informasi atau melakukan eksperimen. MPG SMP Matematika Tahun 2103 (2013: 197) menyebutkan, kegiatan mengumpulkan informasi merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Dalam Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 disebutkan aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek, kejadian, atau aktivitas wawancara dengan narasumber. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah peserta didik mempunyai sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar, dan belajar sepanjang hayat. Terdapat beberapa karakteristik mengajar dalam menggunakan metode percobaan atau eksperimen serta hubungannya dengan pengalaman belajar siswa, seperti yang dikemukakan oleh Winataputra dalam MPG SMP Matematika tahun 2013, berikut ini : ada alat bantu yang digunakan, peserta didik aktif melakukan percobaan, guru membimbing, tempat dikondisikan, ada pedoman 25 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI untuk siswa, ada topik yang dieksperimenkan, dan ada temuantemuan. Pengalaman belajar siswa yang diharapkan dari percobaan atau eksperimen tersebut adalah mengamati suatu hal, menguji hipotesis, menemukan hasil percobaan, membuat kesimpulan, membangkitkan rasa ingin tahu, dan menerapkan konsep informasi dari eksperimen. Penerapan kegiatan eksperimen dalam pembelajaran di sekolah memiliki kelebihan dan manfaat. Kelebihan tersebut berorientasi pada optimalnya kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen seperti mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan beberapa materi Matematika. Kekurangan dari metode ini adalah tidak dapat digunakan untuk semua mata pelajaran. Penyesuaian yang mungkin dilakukan adalah dengan mengaplikasikannya pada kegiatan observasi yang melibatkan pengumpulan data dan wawancara. Diungkapkan Hosnan (2014: 67), dengan melakukan eksperimen peserta didik menjadi lebih yakin atas suatu hal daripada hanya menerima dari pendidik dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sifat ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan peserta didik. 26 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2.4.4. Mengasosiasikan/Mengolah Informasi/Menalar(Associating) Langkah “mengasosiasi/ keempat pendekatan mengolah informasi/ saintifik yakni menalar”. kegiatan Sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013, kegiatan tersebut adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik informasi dari kegiatan eksperimen, mengamati, maupun dari kegiatan mengumpulkan informasi. Menurut Mulyasa (2014: 66), kemampuan mengolah informasi melalui penalaran dan berpikir rasional merupakan kompetensi penting yang harus dimiliki oleh peserta didik. Informasi yang diperoleh dari pengamatan atau percobaan yang dilakukan harus diproses untuk menemukan katerkaitan suatu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi, dan mengambil kesimpulan dari pola yang ditemukan. Pengolahan informasi yang dilakukan meliputi pengolahan informasi yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman pemahaman materi sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat berbeda dan bertentangan. Kompetensi yang diharapkan dari kegiatan pengolahan informasi adalah peserta didik memiliki sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur, dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. 27 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Kemampuan berpikir deduktif berbeda dengan induktif. Menurut Hosnan (2014: 73) penalaran induktif adalah cara menalar dengan menarik kesimpulan dari hal-hal yang bersifat nyata secara individual atau spesifik menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Sedangkan penalaran deduktif adalah penalaran yang dimulai dari menerapkan hal-hal yang umum untuk dihubungkan ke dalam bagianbagian yang khusus. Aktivitas mengumpulkan informasi menurut MPG SMP Matematika Tahun 2013 (2013: 199) juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar, yaitu proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk dimasukkan menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalamanpengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. 28 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2.4.5. Mengomunikasikan dan Membentuk Jejaring Pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengomunikasikan hal yang telah dipelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan hal yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan, dan menalar. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik secara individu maupun kelompok. Membentuk jejaring atau networking menurut Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 adalah kegiatan peserta didik untuk membentuk jejaring di kelas. Kegiatan belajarnya adalah menyampaikan hasil pengamatan atau menyampaikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetensi yang dikembangkan adalah sikap jujur, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, serta mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Pada tahap ini menurut Hosnan (2014: 77), peserta didik mempresentasikan kemampuan mereka mengenai hal yang telah dipelajari dan peserta didik yang lain menanggapi. Tanggapan peserta didik lain bisa berupa pertanyaan, sanggahan, atau dukungan tentang materi presentasi. Ada empat sifat kelas dalam metode networking atau pembelajaran kolaboratif, yaitu : guru dan peserta didik saling 29 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI berbagi informasi, guru dan peserta didik berbagi kewenangan, guru sebagai mediator, dan menumbuhkan kelompok peserta didik yang heterogen. Pendekatan saintifik adalah proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah yang lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) daripada penalaran deduktif (deductive reasoning). Dalam pendekatan saintifik diperlukan adanya penalaran dan sikap kritis siswa dalam rangka pencarian (penemuan). Agar dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Karena itu metode ilmiah atau saintifik umumnya memuat rangkaian kegiatan koleksi data atau fakta melalui observasi dan eksperimen, kemudian memformulasi dan menguji hipotesis. 2.6. Buku Matematika Kelas VIII Pegangan Guru Kurikulum 2013 Jenis buku yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran sangat beragam. Menurut Muslich (2010: 24), dilihat dari segi isi dan fungsinya buku pendidikan dapat dibedakan menjadi tujuh jenis. Salah satunya yaitu buku yang berisi uraian rinci dan teknis tentang bidang tertentu. Buku ini dipakai sebagai pegangan guru untuk memecahkan, menganalisis, dan menyikapi permasalahan yang diajarkan. 30 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2.5.1. Buku Teks Kurikulum 2013 Salah satu kelebihan Kurikulum 2013 adalah adanya buku teks. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyusun buku pegangan untuk Kurikulum 2013. Buku tersebut disusun oleh tim yang dibentuk oleh Kemendikbud. Kebijakan penyediaan buku pegangan guru dan siswa dilakukan untuk menanggulangi kesalahan penerbit-penerbit buku pelajaran. Menurut Bambang (2013), meskipun buku teks Kurikulum 2013 diterbitkan oleh pemerintah, tetap saja banyak dikeluhkan tentang isi, bahasa, dan penyajiannya. Keluhan tersebut antara lain dalam buku teks mata pelajaran Matematika SMP materinya terlalu tinggi, kurang sesuai dengan kemampuan anak-anak yang baru lulus sekolah dasar. Berdasarkan daftar pustaka yang disajikan, buku teks mata pelajaran Matematika menggunakan buku-buku referensi untuk konsumsi mahasiswa Jurusan Matematika. Contoh soal yang disajikan pun tidak berjenjang dari mudah ke sukar, namun langsung ke persoalan yang sukar dipahami oleh peserta didik. Bahkan, banyak soal latihan yang bobotnya setara dengan soal-soal untuk Olimpiade Sains Nasional (OSN). Penulis buku mestinya menyadari bahwa tidak semua siswa memiliki kemampuan matematika di atas rata-rata. Materi yang sangat sukar bisa membuat anak-anak frustasi sehingga tidak suka belajar Matematika. Jika dibandingkan dengan buku teks mata pelajaran lain, buku teks Matematika memiliki jumlah halaman paling banyak, yaitu sekitar 440 halaman. Jika materi ini mampu diselesaikan dalam waktu dua semester, ini sesuatu yang luar biasa. Dalam buku teks 31 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Matematika juga dijumpai banyak salah ketik, khususnya dalam penulisan simbol-simbol Matematika. Buku teks pegangan guru memiliki kesamaan dengan buku teks pegangan siswa. Di buku pegangan guru terdapat tambahan berupa deskripsi mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada suatu materi pembelajaran. Kesalahan yang terdapat pada buku teks siswa dan buku teks pegangan guru sama. Menurut Kemendikbud, sedikitnya ada dua faktor besar dalam keberhasilan Kurikulum 2013. Pertama, faktor penentu, yaitu kesesuaian kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) dengan kurikulum dan buku teks. Kedua, faktor pendukung yang terdiri dari tiga unsure, yaitu : (i) ketersediaan buku sebagai bahan ajar dan sumber belajar yang mengintegrasikan standar pembentuk kurikulum; (ii) penguatan peran pemerintah dalam pembinaan dan pengawasan; dan (iii) penguatan manajemen dan budaya sekolah. Buku Teks Matematika Pegangan Guru adalah buku yang dijadikan pegangan guru pada jenjang tertentu, berisi bahan yang telah terseleksi, dan berkaitan dengan bidang studi tertentu. Buku teks merupakan buku standar yang disusun oleh pakar dalam bidangnya, biasanya dilengkapi sarana pembelajaran (seperti pita rekaman), dan digunakan sebagai penunjang program pembelajaran. Buku teks matematika pegangan guru tersebut harus memiliki kelayakan isi, bahasa, penyajian dan kegrafikan pada setiap jenjang pendidikan. 32 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2.5.2. Identitas Buku Teks Matematika Pegangan Guru Kelas VIII Kurikulum 2013 Judul Buku : Buku Guru Matematika Kontributor Naskah : Abdur Rahman As’ari, Mohammad Tohir, Erik Valentino, Zainul Imron, Ibnu Taufiq, Nuniek Slamet Hariarti, dan Dana Arief Lukmana. Penelaah : Agung Lukito, Turmudi, dan Dadang Juandi. Tahun Terbit : 2014 Penerbit : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kemdikbud Tebal Buku : vii, 415 halaman Ukuran Buku : 25 cm Buku Matematika Kelas VIII SMP/MTs Kurikulum 2013 ini ditulis dengan berdasarkan pada materi dan kompetensi yang disesuaikan dengan standar internasonal. Terkait materi misalnya, sebagai tambahan, sejak kelas VII telah diajarkan tentang data dan peluang; pola dan barisan bilangan, aljabar, bangun; serta transformasi geometri. Keseimbangan antara matematika angka dan matematika pola dan bangun selalu dijaga. Kompetensi pengetahuan bukan hanya sampai memahami secara konseptual tetapi sampai kepada penerapan melalui pengetahuan prosedural dalam pemecahan masalah matematika. 33 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Kompetensi keterampilan berpikir juga diasah untuk dapat memecahkan masalah yang membutuhkan pemikiran tingkat tinggi seperti menalar, pemecahan masalah melalui permodelan, pembuktian, dan perkiraan/pendekatan. Walaupun demikian, pembahasan materi selalu didahului dengan pengetahuan konkret yang dijumpai peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan konkret tersebut digunakan sebagai jembatan untuk menuju ke dunia matematika abstrak melalui pemanfaatan simbol-simbol matekatika yang sesuai melalui permodelan. Sesampainya pada ranah abstrak, metode-metode matematika diperkenalkan untuk menyelesaikan model permasalahan yang diperoleh dan mengembalikan hasilnya pada ranah konkret. Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam Kurikulum 2013, peserta didik diberanikan untuk mencari dari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersedian kegiatan pada buku ini. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam. 34 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2.7. Silabus Matematika Kelas VIII Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015 Silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan, dan penyajian materi kurikulum yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan masing-masing sekolah (Abdul, 2008). Silabus dalam Kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 58 merupakan rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran yang mencakup Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Penilaian, Alokasi Waktu, dan Sumber Belajar. Kompetensi dasar yang diharapkan dapat dicapai siswa adalah (1) menunjukkan perilaku ingin tahu dalam melakukan aktivitas di rumah, sekolah, dan masyarakat sebagai wujud implementasi penyelidikan sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya melalui alat peraga, (2) menentukan luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas, dan (3) menaksir dan menghitung volume permukaan bangun ruang yang tidak beraturan dengan menerapkan geometri dasarnya. 2.8. Kerangka Berpikir Pendekatan saintifik sebagai inti dari Kurikulum 2013 belum diterapkan dengan maksimal di sekolah. Peneliti melaksanakan observasi di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang merupakan sekolah yang masih melaksanakan Kurikulum 2013. Masalah yang timbul adalah guru kesulitan 35 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran mengingat buku teks Kurikulum 2013 merupakan komponen yang penting dalam pembelajaran agar sesuai dengan pendekatan saintifik. Guru melaksanakan pembelajaran di kelas tidak sesuai dengan Buku Matematika Pegangan Guru Kurikulum 2013. Buku tersebut merupakan buku yang diterbitkan dan didistribusikan oleh pemerintah, dan diharapkan menjadi pedoman pelaksanaan pembelajaran saintifik. Pendekatan saintifik adalah proses kerja yang berbasis pada buktibukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik, termasuk di dalamnya makna, tujuan, dan komponen pendukung, serta peran guru. Tujuan kurikulum 2013 dicerminkan dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran di kelas dan buku matematika Kurikulum 2013 menjabarkan usaha minimal yang harus dilaksanakan guru untuk mencapai pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013. Pengamatan dan penelitian terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru melalui dokumentasi video yang telah dideskripsikan akan menghasilkan data untuk dianalisis berdasarkan Rubrik penilaian. Rubrik tersebut digunakan untuk melihat dan menghitung kesesuaian tahap pembelajaran dan sejauh mana pembelajaran yang dilaksnakan sesuai dengan Kurikulum 2013, dilihat dari nilai hasil penilaian dan kriteria hasilnya. Selain itu, analisis hasil wawancara dengan guru dan siswa membantu dalam melihat bagaimana kegiatan pembelajaran dan 36 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI penggunaan buku dalam pembelajaran dilakukan. Hasil pengamatan dirujukkkan pada tabel kriteria pelaksanaan pembelajaran apakan sudah sesuai dengan pendekaatan saintifik atau masih kurang sesuai. Dengan memperhatikan hasil wawancara, dapat diketahui faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor yang melemahkan dalam kegiatan pembelajaran. Hasil analisis yang telah didapat akan menunjukkan sejauh mana pembelajaran yang dilaksanakan di kelas 8E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta sesuai dengan pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013 dan menjadi evaluasi untuk perbaikan kedepan. 37 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Arikunto, 2006: 10). Analisis terhadap buku teks Matematika Pegangan Guru SMP Kelas VIII Kurikulum 2013 di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta meliputi dua hal. Pertama, peran buku pegangan guru dalam mendukung perencanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan yang kedua, mengenai pelaksanaan pembelajaran di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dan kesesuaiannya dengan Kurikulum 2013. Teknik kualitatif dipakai sebagai pendekatan dalam penelitian ini. Teknik ini digunakan untuk memahami realitas rasional sebagai realitas subjektif. Proses observasi dan wawancara mendalam diutamakan dalam pengumpulan data. 3.2. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini tidak dikenal istilah populasi dan sampel karena penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang berupa studi kasus tentang pembelajaran yang berlangsung di kelas 8E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada materi Bangun Ruang Sisi Datar dan penggunaan Buku 38 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Matematika Kelas VIII Pegangan Guru Kurikulum 2013. Dijelaskan oleh Sugiyono (2010: 298) bahwa dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Selain analisis terhadap penggunaan buku teks, penelitian ini juga menganalisis pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013 yakni pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Pada penelitian kualitatif responden atau subjek disebut dengan istilah informan, yaitu orang yang memberi informasi tentang data yang diinginkan berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. 3.3. Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer karena data-data yang ada diperoleh secara langsung melalui pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data utama dalam penelitian ini berupa dokumentasi kegiatan pembelajaran dengan materi Bangun Ruang Sisi Datar di kelas 8E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, hasil wawancara dengan guru mata pelajaran, dan hasil wawancara dengan beberapa siswa. Sumber lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah contoh kerangka pembelajaran saintifik dari Materi Pelatihan Guru (MPG) tentang Implementasi Kurikulum 2013 yang diterbitkan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu 39 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2013. Materi pelatihan ini relevan dengan masalah yang sedang diteliti, lembaga yang menerbitkan merupakan lembaga yang terjamin keabsahannya dan materi pelatihan yang diterbitkan dapat dipertanggungjawabkan. 3.4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mendokumentasikan kegiatan pembelajaran kelas 8E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dan metode wawancara. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data di lapangan. Deskripsi data yang diperoleh dibandingkan dengan panduan kegiatan pembelajaran menurut MPG Matematika SMP Tahun 2013. Data yang diperoleh kemudian diberi persentase skor pada setiap tahap pembelajaran yang diamati. Analisis dilakukan dengan memberikan skor pada setiap indikator untuk setiap tahapan pembelajaran yang dilaksanakan. Kriteria skor yang digunakan untuk memberikan penilaian disesuaikan dengan jumlah tahapan pembelajaran sehingga diperoleh persentase untuk melihat sejauh mana buku pegangan guru membantu persiapan dan kegiatan pembelajaran di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Kegiatan wawancara Matematika sebagai dilakukan dengan narasumber. guru mata pelajaran Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang pembelajaran yang berlangsung, tentang penggunaan buku Matematika pegangan guru, dan tentang kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik Kurikulum 40 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2013 di Kelas 8E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Untuk melengkapi data yang diperoleh dilakukan pula wawancara dengan beberapa peserta didik yang mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas 8E. 3.5. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan adalah rubrik penialaian tahapan pembelajaran yang diterbitkan MPG SMP Matematika Tahun 2013 dan panduan pertanyaan wawancara. Instrumen yang berupa rubrik penilaian digunakan untuk menilai tahapan pembelajaran yang dilaksanakan guru. Instrumen rubrik penilaian yang digunakan adalah panduan pelaksanaan kegiatan pembelajaran saintifik yang terdapat dalam Materi Pelatihan Guru (MPG) Implementasi Kurikulum 2013 SMP Matematika yang diterbitkan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2013. 41 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3.5.1. Instrumen Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran Saintifik Tabel 3.1 Rubrik Penilaian Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Saintifik Aspek yang Diamati Ya Kegiatan Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi 1 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya. 2 Mengajukan pertanyaan menantang. 3 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran. 4 Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi pembelajaran. Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan 1 Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik. 2 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi. Kegiatan Inti Penguasaan Materi Pelajaran 1 2 3 4 Kemampuan menyesuiakan materi dengan tujuan pembelajaran. Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan Iptek , dan kehidupan nyata. Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat. Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari konkrit ke abstrak) Penerapan Strategi Pembelajaran yang Mendidik 1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. 2 Menfasilitasi kegiatan yang memuat komponen eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. 3 Melaksanakan pembelajaran secara runtut. 4 Menguasai kelas. 5 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat 42 Tidak Catatan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Aspek yang Diamati kontekstual. 6 7 Ya Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect). Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan. Penerapan Pendekatan scientific 1 Memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana. 2 Memancing peserta didik untuk bertanya. 3 Memfasilitasi peserta didik untuk mencoba. 4 Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati. 5 Memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis. 6 Memberikan pertanyaan peserta didik untuk menalar (proses berfikir yang logis dan sistematis). 7 Menyajikan kegiatan peserta didik untuk berkomunikasi. Pemanfaatan Sumber Belajar/Media dalam Pembelajaran 1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar pembelajaran. 2 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran. 3 Menghasilkan pesan yang menarik. 4 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar pembelajaran. 5 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran. Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran 1 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar. 2 Merespon positif partisipasi peserta didik. 3 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik. 43 Tidak Catatan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Aspek yang Diamati Ya 4 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif. 5 Menumbuhkan keceriaan atau antuisme peserta didik dalam belajar. Tidak Catatan Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam Pembelajaran 1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar. 2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar. Kegiatan Penutup Penutup pembelajaran Melakukan refleksi atau membuat rangkuman 1 dengan melibatkan peserta didik. Memberihan tes lisan atau tulisan . 2 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan 3 portofolio. Melaksanakan tindak lanjut dengan 4 memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan. Jumlah 3.5.2. Pertanyaan Pedoman Wawancara Guru dan Siswa SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta 3.5.2.1. Pedoman Wawancara Guru 1. Sejak kapan Ibu melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis Kurikulum 2013? 2. Sejauh ini, bagaimana Ibu melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis Kurikulum 2013 sebelumnya? 44 Kurikulum 2013? Apakah berbeda dengan kurikulm PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3. Bagaimana proses penyusunan RPP materi bangun ruang sisi datar untuk semester 2 tahun ajaran 2014/2015, yang susuai dengan K-13 ? 4. Apakah Buku Matematika Pegangan Guru SMP Kelas VIII digunakan dalam penyusunan RPP materi ajar bangun ruang sisi datar yang susuai dengan K-13 ? 5. Dalam kegiatan pembelajaran materi bangun ruang sisi datar, apakah dilaksanakan mengikuti K-13 yang berlaku, yakni dengan pendekatan saintifik? Bagaimana Pembelajaran tersebut berlangsung? 6. Kesulitan apa yang dihadapi dalam menekankan makna scientific dalam pembelajaran materi bangun ruang sisi datar di kelas? Bagaimana mengatasi kesulitan tersebut? 7. Apakah peserta didik mengalami kesulitan dengan pembelajaran menggunakan pendekatan scientific di kelas ? Bagaimana mengatasinya? 8. Bagaimana peran buku Matematika Pegangan Guru Kelas VIII SMP Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran? 9. Apakah kekurangan dan kelebihan buku Matematika Pegangan Guru Kelas VIII SMP Kurikulum 2013? 10. Bagaimana pendapat Ibu mengenai Kurikulum 2013 dan pembelajaran yang selama ini yang sudah 45 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI dilaksanakan serta mengenai perangkat pendukung pembelajaran yang ada? 3.5.2.2. Pedoman Wawancara Siswa 1. Apa yang kamu ketahui tentang Kurikulum 2013? Sejak kapan kamu mengikuti kegiatan pembelajaran berbasis Kurikulum 2013? Bagaimana pendapatmu mengenai Kurikulum 2013? 2. Apakah yang kamu ketahui tentang pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran Matematika? 3. Apakah kamu mempunyai dan menggunakan buku Matematika Kurikulum 2013 saat pembelajaran materi Bangun Ruang Sisi Datar? 4. Apakah kesulitanmu dalam mengikuti pembelajaran Matematika khususnya pada materi Bangun Ruang Sisi Datar dengan pendekatan saintifik? Mengapa? 5. Berapa nilai ulanganmu untuk materi Bangun Ruang Sisi Datar? 3.6. Metode Analisis Data Hasil dari deskripsi kegiatan pembelajaran dari kegiatan dokumentasi video akan diberi skor sesuai dengan tahapan pelaksanaan pembelajaran. Pemberian skor dilihat sesuai dengan ribrik penilaian tahap pembelajaran pada tabel 3.1. Hasil wawancara dianalisis sehingga diperoleh informasi tentang penggunaan buku Matematika Pegangan Guru Kelas VIII dalam 46 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI mendukung pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan saintifik Kurikulum 2013. Kriteria pemberian skor sesuai dengan rubrik penilaian tahap pembelajaran dilihat dari tahapan pembelajaran yang dilakukan dari awal hingga akhir dalam penyampaian materi Bangun Ruang Sisi Datar yang diajarkan kepada peserta didik dalam 8 kali pertemuan. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana pembelajaran yang dilakukan guru memenuhi standar pendekatan saintifik Kurikulum 2013. Setelah dideskripsikan dan diberi skor pada setiap tahapan pembelajaran, hasil dari pemberian skor akan dihitung dengan rumus sebagai berikut. Keterangan : P : Persentase kesesuaian standar tahapan pembelajaran yang saintifik Jumlah skor : Jumlah skor yang diperoleh dari deskripsi tahapan pembelajaran Total skor : Total skor keseluruhan Perhitungan rata-rata dari tiga tahapan kegiatan pembelajaran : 47 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Keterangan : R : Rata-rata persentase dari 3 tahapan kegiatan pembelajaran P1 : Persentase tahapan kegiatan pembelajaran 1 P2 : Persentase tahapan kegiatan pembelajaran 2 P3 : Persentase tahapan kegiatan pembelajaran 3 Nilai yang telah diperoleh dalam bentuk persen selanjutnya dihitung. Pertama, dihitung menurut setiap tahapan pembelajaran. Kedua, nilai dari hasil rata-rata 3 tahapan pembelajaran tersebut didefinisikan sesuai dengan kriteria yang terlampir dalam MPG SMP Matematika Tahun 2013. Kegiatan pembelajaran dikatakan sangat sesuai dengan pendekatan saintifik Kurikulum 2013 jika hasil rata-rata persentase dari dua kriteria tersebut berada pada rentang 90% - 100%. Dikatakan sesuai jika hasil rata-rata berada pada rentang 75% - 89%. Hasil rata-rata berada pada rentang 60% 74% dikatakan cukup sesuai, dan dikatakan kurang sesuai jika hasil rata-rata berada pada rentang 0% - 59%. 48 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Kriteria kesesuaian tahapan pembelajaran yang dituliskan dalam Materi Pelatihan Guru Matematika SMP Tahun 2013 (2013: 368), ditetapkan dalam tabel berikut : Table 3.2 Kriteria Hasil Persentase Kriteria Kesesuaian Pembelajaran Sangat sesuai Sesuai Cukup sesuai Kurang sesuai Persentase (%) Keterangan 90 – 100 75 – 89 60 – 74 0 – 59 Rata-rata persentase yang diperoleh dari 3 kriteria tahapan kegiatan pembelajaran Hasil wawancara penulis dengan guru dan siswa akan diuraikan bersama dengan hasil dokumentasi yang telah dideskripsikan untuk setiap tahapan pembelajaran dan diperoleh analisis yang relevan. Hasil wawancara menjadi bagian yang penting dalam analisis penggunaan buku Matematika Pegangan Guru Kelas VIII SMP Kurikulum 2013 karena pentingnya peran guru dalam kegiatan pembelajaran dan peserta didik sebagai subjek pembelajaran. Dengan ini diharapkan dapat dianalisis peran buku pegangan guru terhadap proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Setelah dilakukan analisis data dokumentasi pembelajaran yang telah diseskripsikan, akan diketahui apakah kegiatan pembelajaran di kelas 8E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dilaksanakan sesuai dengan Kurikulum 2013 yakni dengan pendekatan saintifik. Dari wawancara akan diketahui apakah Buku Pegangan Guru Matematika SMP Kelas VIII Kurikulum 2013 dapat mendukung pelaksanan pembelajaran di kelas 8E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. 49 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur 1 Yogyakarta adalah salah satu SMP di Yogyakarta yang pembelajarannya menerapkan Kurikulum 2013. SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tetap melaksanakan Kurikulum 2013 setelah Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah mencabut penggunaan Kurikulum 2013 di sekolah-sekolah di Indonesia. Penulis melakukan penelitian di kelas 8E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Penelitian dilakukan dengan observasi dan wawancara untuk mendapatkan data mengenai tahapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan penggunaan buku Matematika Pegangan Guru SMP Kelas VIII Kurikulum 2013 di kelas 8E. Materi pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik pada saat penulis melakukan penelitian adalah Bangun Ruang Sisi Datar. Materi ini diberikan pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015. Guru yang mengampu mata pelajaran Matematika kelas 8 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta ada 2 orang, yaitu : Ibu C. Peni Suryaningtyas, S. Pd. yang biasa dipanggil Ibu Peni, dan Ibu Fransiska Anggar Cahyanti, S. Pd. yang biasa dipanggil Ibu Siska. Ibu Peni mengajar kelas 8A dan 8B, sedangkan Ibu Siska mengajar kelas 8C, 8D, 8E, 8F, dan 8G. Selain menjadi guru Matematika, Ibu Peni juga menjabat sebagai wakil kepala sekolah bidang Kurikulum. Pada saat penulis melakukan penelitian, beliau sedang 50 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI disibukkan dengan persiapan Ujian Nasional kelas 9. Olehkarena itu, beliau menolak untuk diwawancarai oleh penulis. Ibu Peni menyarankan agar penulis melakukan wawancara dan observasi di kelas dengan didampingi Ibu Siska dan Ibu Eva. Ibu Eva adalah guru baru yang mengampu mata pelajaran Matematika di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang menggantikan Ibu Peni selama Ibu Peni mengurus persiapan Ujian Nasional. Ibu Eva juga mendampingi tiga mahasiswa lain yang melakukan penelitian untuk penyusunan skripsi. Oleh karena itu, beliau menolak untuk diobservasi kegiatan pembelajarannya. Beliau hanya bersedia diawancarai. Jadi, kegiatan observasi tahapan pembelajaran hanya dilaksanakan di satu kelas, yaitu kelas 8E, dan satu guru pendamping, yakni Ibu Siska. Hal ini tidak sesuai dengan rencana penulis. Menurut rencana, penulis akan melakukan observasi kegiatan pembelajaran kepada dua orang guru di dua kelas. Karena kendala di atas, penulis hanya melakukan observasi di satu kelas dan mewawancarai dua guru mata pelajaran Matematika kelas 8 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Pembelajaran materi Bangun Ruang Sisi Datar di kelas 8E dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan untuk delapan jam pelajaran yang seharusnya enam pertemuan untuk lima belas jam pelajaran. Satu jam pelajaran terdiri dari empat puluh menit. Penulis melaksanakan observasi di kelas 8E selama tiga kali pertemuan untuk lima jam pelajaran karena waktu yang lain digunakan guru pengampu untuk mengikuti kegiatan rapat di luar sekolah. 51 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Kelas 8E adalah salah satu kelas yang diampu oleh Ibu Siska untuk mata pelajaran Matematika. Jumlah peserta didik kelas 8E ada 36 anak yang terdiri dari 19 peserta didik laki-laki dan 17 peserta didik perempuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 14 April 2015, pukul 10.00 sampai pukul 12.25 dengan jeda waktu 15 menit untuk istirahat. Pada pertemuan pertama guru (Ibu Siska) hanya mengajar 1 jam pelajaran dari total 3 jam pelajaran karena Ibu Siska harus menghadiri rapat di luar sekolah. Guru membahas materi Bangun Ruang Sisi Datar secara berkelompok. Bahan ajar mengenai kubus yang meliputi luas permukaan dan volume kubus dijadikan satu urutan. Hal ini tidak sesuai dengan buku peserta didik dan buku pegangan guru. Pada pertemuan pertama guru membahas mengenai materi kubus. Guru menambahkan materi tentang unsur-unsur bangun ruang kubus, yaitu : rusuk, sisi, diagonal sisi, bidang diagonal, diagonal ruang, dan cara penamaannya yang tidak ada di dalam buku pegangan guru maupun buku siswa. Guru melakukan hal ini untuk mengantisipasi soal-soal yang mungkin keluar pada saat Ujian Nasional. Pembelajaran berlangsung lancar. Penulis melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang berlangsung untuk dianalisis kesesuaiannya dengan pembelajaran menurut Kurikulum 2013. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, guru membawa buku siswa kelas VIII Kurikulum 2013, tidak membawa buku pegangan guru. Guru juga membawa alat tulis dan jurnal guru. Guru menguasai materi pembelajaran sehingga selama proses pembelajaran guru tidak membuka 52 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI buku siswa yang dibawa ke kelas. Pada akhir pembelajaran, guru memberikan latihan soal dari buku siswa dan menuliskannya di papan tulis untuk dikerjakan peserta didik karena guru akan mengikuti rapat. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 15 April 2015, pada pukul 10.00 sampai dengan pukul 11.30. Guru hanya mengajar 1 jam pelajaran dari total 2 jam pelajaran karena guru harus menghadiri rapat di luar sekolah. Pada pertemuan ini guru mengajar dengan cara yang sama dengan pertemuan sebelumnya, yaitu dengan cara mengelompokkan materi. Materi pada pertemuan kedua adalah balok yang meliputi luas permukaan dan volume balok. Sama seperti pada saat mengajarkan materi kubus, guru juga menambahkan materi unsur-unsur balok yaitu : rusuk, sisi, diagonal sisi, bidang diagonal, diagonal ruang, dan cara penamaannya. Materi tambahan ini tidak terdapat pada buku pegangan guru maupun buku siswa. Pada akhir pembelajaran guru memberikan latihan soal untuk dikerjakan peserta didik di dalam kelas sampai jam pelajaran berakhir. Sama seperti pertemuan sebelumnya, pembelajaran berlangsung dengan baik dan lancar. Pertemuan kedua hampir sama dengan pertemuan pertama sehingga penulis dapat menganalisis kesesuaian tahapan pembelajaran yang dilakukan guru dengan tahapan pembelajaran menurut Kurikulum 2013. Pada pertemuan kedua ini guru juga hanya membawa buku siswa, jurnal priabadi guru, dan alat tulis. Guru tidak membawa buku pegangan guru dan tidak menggunakan buku siswa selama proses pembelajaran. Hanya pada akhir pembelajaran guru menggunakan buku siswa untuk 53 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI memberikan soal yang harus dikerjakan oleh peserta didik selama guru ada keperluan di luar sekolah. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa, 21 April 2015, pada jam yang sama dengan pertemuan pertama. Berbeda dengan pertemuan minggu sebelumnya, guru dalam pertemuan ini guru mengajar 2 jam pelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Satu jam pelajaran hanya terdiri dari 35 menit karena jam mengajar pada hari itu juga digunakan untuk tryout persiapan ujian kelas 9. Materi pada pertemuan ini adalah Prisma dan Limas seperti yang telah diungkapkan oleh guru pada pertemuan sebelumnya. Guru memberikan materi tentang prisma, baru kemudian materi limas. Prisma dan limas yang dipelajari oleh peserta didik adalah prisma dan limas beraturan. Peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam memahami materi tersebut. Pada materi ini guru menitikberatkan pembelajaran pada luas permukaan dan volume limas karena waktu yang tersedia singkat. Bagian unsur-unsur bangun ruang prisma dan limas diajarkan dengan cepat dan tidak mendetail. Sebelum pembelajaran berakhir, guru meberikan latihan soal untuk dikerjakan di kelas dan peserta didik diminta mengerjakan bersama dengan teman sebangkunya. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, guru membawa buku Matematika kelas VIII Kurikulum 2013 untuk siswa, bukan buku pegangan guru. Guru juga membawa alat tulis dan jurnal guru. Guru menggunakan buku peserta didik untuk memberikan soal dan membantu peserta didik dalam membahas soal- 54 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI soal yang terdapat di buku siswa. Soal berasal dari buku siswa, tetapi pembahsan yang dilakukan guru berasal dari pengetahuan pribadi guru. Dari pertemuan pertama hingga ketiga penulis dapat menganalisis kesesuaian tahapan pembelajaran yang dilakukan guru dengan tahapan pembelajaran menurut MPG SMP 2013 dan sebaliknya. Selain analisis tahapan pembelajaran, penggunaan buku Matematika kelas VIII pegangan guru Kurikulum 2013 juga dianalisis untuk mengetahui peran buku pegangan guru dalam proses pembelajaran di kelas 8 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. 4.2. Data Penelitian Data penelitian diperoleh dengan dua cara, yakni hasil observasi kelas dan hasil wawancara. Keduanya merupakan data primer dalam penelitian ini. Data hasil observasi kelas dideskripsikan dan hasil wawancara akan dituliskan. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yakni untuk menganalisis kesesuaian tahapan pembelajaran di Kelas 8E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta untuk materi Bangun Ruang Sisi Datar dengan tahapan pembelajaran Kurikulum 2013 dan untuk mengetahui peran buku Matematika kelas VIII SMP pegangan guru Kurikulum 2013. 55 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4.2.1. Data Hasil Observasi Observasi dilakukan pada 3 kali pertemuan pembelajaran, yaitu: Selasa, 14 April 2015, Rabu, 15 April 2015, dan Selasa, 21 April 2015. Berikut ini adalah data hasil observasi kegiatan pembelajaran Matematika kelas 8E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dengan materi Bangun Ruang Sisi Datar yang dilaksanakan tanggal 14 April 2015 pada jam pelajaran ke-4 sampai dengan ke-6. Tabel 4.1 Tahapan Pembelajaran Pertemuan 1 Tahapan Pembelajaran Pendahuluan Kegiatan Guru Kegiatan Peserta didik 1. Guru mengucapkan salam dan 1. Peserta didik menjawab salam mengecek kehadiran peserta dan menyampaikan nama didik. peserta didik yang tidak hadir dengan alasannya. 2. Guru memberikan penjelasan 2. Salah satu peserta didik terhadap pertanyaan peserta bertanya tentang materi didik secara pribadi, tidak pertemuan sebelumnya secara klasikal. dengan cara maju dan membawa buku kepada guru. 3. Guru menjelaskan materi, 3. Peserta didik memperhatikan kompetensi, dan rencana penjelasan guru. pembelajaran tentang kubus yang meliputi unsur-unsur, luas permukaan, dan volume kubus. Inti 56 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1. Guru menggambar kubus di 1. Peserta didik memperhatikan papan tulis dan meminta dan menyebutkan benda- peserta didik menyebutkan benda konkret yang termasuk benda-benda kongkret yang jenis bangun ruang kubus, termasuk jenis bangun ruang yaitu : batako, kardus, cubic kubus. mainan, ruang kelas, dan almari. 2. Guru mengambil contoh ruang 2. Peserta didik memperhatikan. kelas yang berbentuk kubus untuk membantu menjelaskan bentuk kubus dan menjelaskan cara memberikan nama terhadap setiap titik sudut. 3. Guru menjawab bahwa urutan 3. Salah seorang peserta didik pemberian nama kubus selalu bertanya bagaimana jika huruf berlawanan dengan arah jarum yang digunakan acak? jam. 4. Guru meminta peserta didik 4. Peserta didik menjawab untuk menyebutkan rusuk dengan cara bersama-sama kubus yang digambar guru di sehingga jawabannya kurang papan tulis. jelas. 5. Guru mengkonfirmasi tentang 5. Peserta didik memperhatikan. rusuk dan jumlah rusuk dengan menuliskannya di papan tulis. 6. Guru menjelaskan dan 6. Peserta didik memperhatikan. menuliskan penamaan titik sudut dan jumlahnya. 7. Guru menjelaskan dan 7. Peserta didik memperhatikan. menuliskan penamaan sisi kubus dan jumlahnya. 57 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8. Guru menjelaskan definisi 8. Peserta didik memperhatikan. diagonal sisi, menuliskan penamaan dan jumlahnya. 9. Guru bertanya kepada peserta didik cara menentukan panjang 9. Peserta didik tidak dapat menjawab pertanyaan guru. diagonal sisi dengan memisalkan panjang sisi dengan huruf . 10. Guru memandu peserta didik 10. Peserta didik memperhatikan. mencari panjang diagonal sisi dengan menggunakan teorema Pythagoras sampai diperoleh panjang diagonal sisi dengan rusuk a adalah . 11. Guru bertanya kepada peserta 11. Peserta didik menjawab didik tentang diagonal ruang diagonal ruang adalah dan cara menentukan diagonal yang menyilang, panjangnya. sedangkan cara menentukan panjangnya peserta didik belum tahu. 12. Guru menjelaskan tentang 12. Peserta didik memperhatikan. diagonal ruang dan penamaannya dengan media ruang kelas. 13. Guru menunjukkan cara 13. Peserta didik memperhatikan, menentukan panjang diagonal namun masih mengalami ruang dengan bidang diagonal kesulitan dalam memahami berbentuk persegi panjang dan bidang diagonal. teorema Pythagoras sampai diperoleh panjang diagonal 58 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ruang kubus dengan rusuk a adalah . 14. Guru memberikan penjelasan 14. Empat orang peserta didik dengan meminjam dua buku yang masih mengalami peserta didik untuk membentuk kesulitan maju ke depan meja kubus sederhana, lalu guru untuk meminta memasukkan buku ketiga penjelasan ulang dari guru. menyilang untuk menunjukkan bidang diagonal. 15. Guru bertanya kepada peserta didik mengenai penamaan 15. Sebagian peserta didik menjawab dengan benar. bidang diagonal. 16. Guru menanyakan cara 16. Peserta didik menentukan luas menentukan luas permukaan kubus dengan dipandu guru. kubus dengan menggunakan clue luas sebuah sisi dan banyak sisi kubus. 17. Guru menjelaskan dan 17. Peserta didik memperhatikan menuliskan rumus luas penjelasan guru. permukaan kubus di papan tulis. 18. Guru memberikan sedikit 18. Peserta didik memperhatikan penjelasan kemudian penjelasan guru kemudian menuliskan rumus volume di menuliskan semua penjelasan papan tulis karena keterbatasan guru di buku catatatan. waktu. Penutup 1. Guru menuliskan soal latihan 1. Peserta didik membuka buku yang harus dikerjakan peserta siswa untuk menemukan didik dari buku siswa. tugas yang diberikan guru. 59 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2. Guru menyampaikan rencana 2. Peserta didik memperhatikan. pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya yakni materi balok. 3. Guru membereskan alat tulis 3. Peserta didik mulai yang digunakan, mengisi jurnal mengerjakan soal yang kelas, dan membereskan meja diberikan guru. guru. 4. Guru meninggalkan kelas 4. Peserta didik melanjutkan sebelum jam pelajaran berakhir mengerjakan soal yang karena akan mengikuti rapat. diberikan guru. Data hasil observasi tahapan pembelajaran pertemuan kedua dan ketiga terdapat pada lampiran 2 dan 3. 4.2.2. Data Hasil Wawancara Wawancara dengan Ibu Fransisika Anggar Cahyanti, S. Pd. (Ibu Siska) dilakukan setelah pertemuan kedua, pada hari Rabu, 15 April 2015 di ruang guru. Wawancara dengan Ibu Eva dilakukan pada Selasa, 21 April 2015 di ruang meeting sebagai ruang guru sementara. Berikut ini adalah data hasil wawancara dengan Ibu Siska (G1). Penulis :“Apakah Buku Matematika Pegangan Guru SMP Kelas VIII Kurikulum 2013 digunakan dalam penyusunan RPP materi ajar Bangun Ruang Sisi Datar?” G1 : “Pada saat penyusunan RPP ada beberapa buku yang digunakan. Salah satunya adalah Buku Matematika Kelas VIII Pegangan Guru Kurikulum 2013. Sebenarnya buku pegangan guru tersebut tidak jauh 60 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI berbeda dengan Buku Siswa, hanya berbeda pada bagian keterangan tambahan bagian kegiatan peserta didik. Saya menggunakan buku tersebut untuk referensi soal, bukan sebagai buku utama untuk acuan kegiatan pembelajaran. Alasannya selain karena banyak kesalahan cetak, juga keterlambatan buku pada tahun lalu, dan banyak materi yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Saya mengantisipasi UN kelas 9. Takutnya di buku tidak ada, te- tapi keluar di soal UN.” Penulis :”Apakah kegiatan pembelajaran materi Bangun Ruang Sisi Datar dilaksanakan sesuai dengan pendekatan saintifik Kurikulum 2013? Bagaimana pembelajaran tersebut berlangsung?” G1 : ”Karena materi ini ada di semester 2, banyak waktu yang terbuang untuk urusan kelas 9. Saya sendiri agak mengejar waktu saat melaksanakan pembelajaran materi Bangun Ruang Sisi Datar. Yang saya tekankan adalah peserta didik mengerti rumus dan tahu cara mengerjakan soal. Sebisa mungkin pendekatan saintifik tetap diterapkan, hanya saja kurang maksimal karena memang membutuhkan waktu lebih lama. Pembelajaran berlangsung dengan baik, seperti yang Mbak lihat. Hanya saja mungkin kurang bisa menerapkan penuh pendekatan saintifiknya.” Penulis :”Kesulitan apa yang Ibu hadapi dalam menggunakan pendekatan saintifik untuk pembelajaran materi Bangun Ruang Sisi Datar? Bagaimana Ibu mengatasi kesulitan tersebut?” G1 : ”Sebetulnya sulit atau tidak tergantung pada kesiapan peserta didik dan guru, juga waktu yang ada. Paling susah kalau sudah kejar waktu, 61 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Mbak. Pikiran sudah kepecah sana sini, ditambah tuntutan ngajar dan materi yang masih banyak. Biasanya terjadi di akhir-akhir tahun ajaran seperti ini. Sebisa mungkin jangan ada yang dikorbankan , tetapi sulit juga. Mau tidak mau, ya anak-anak kelas 8 yang jadi korban. Sebenarnya peserta didik tidak kesulitan dengan pendekatan saintifik. Sejak di kelas 7 mereka sudah menggunakan Kurikulum 2013 sampai sekarang di kelas 8, meskipun mungkin tidak banyak yang mengetahui tentang pendekatan saintifik itu sendiri. Saya mengatasi kesulitan dengan memprioritaskan pengetahuan anak agar siap untuk ujian. Bagaimanapun anak kelas 8 harus siap untuk UAS.” Penulis : “Bagaimana peran buku Matematika Pegangan Guru Kelas VIII SMP Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran?” G1 : “Saya sendiri memang mempunyai Buku Matematika Pegangan Guru Kelas VIII Kurikulum 2013. Awalnya hanya softcopy dari internet dikarenakan cetakan dari pemerintah terbit terlambat. Beberapa bulan setelah pembelajaran berlangsung, baru dibagikan beberapa buku peserta didik dan buku guru. Saat membuat RPP, saya banyak melihat dari buku tahun sebelumnya yang masih menggunakan KTSP, meskipun pada silabus ada materi yang berbeda. Baru ketika buku guru dan peserta didik sudah didistribusikan dan setiap peserta didik dipinjami buku oleh sekolah, saya menggunakan Buku Guru untuk kegiatan pembelajaran. Sebenarnya tidak banyak perbedaan antara Buku Guru dan Buku Siswa. Hanya ada tambahan pada bagian keterangan dalam tahapan kegiatan pembelajaran yang ada di 62 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI buku guru. Perannya memudahkan saya mengajar karena buku pegangan guru bisa menyesuaikan dengan peserta didik.” : “Apakah kelebihan dan kekurangan buku Matematika Penulis Pegangan Guru Kelas VIII SMP Kurikulum 2013?” G1 : “Kelebihannya membantu saya sebagai guru dalam menyusun rencana pembelajaran, membantu dalam proses pembelajaran, sebagai acuan materi ajar, dan membantu peserta didik lebih memahami materi yang diberikan guru, meskipun saya tidak memakai penuh buku guru tersebut. Kekurangannya lebih ke masalah fisik buku, yakni kesalahan cetak, terlambat pendistribusiannya, dan ada beberapa penjelasan pada buku yang sulit dipahami oleh peserta didik.” Data hasil wawancara selengkapnya ada pada lampiran 4 dan 5. Bagian selanjutnya adalah hasil wawancara penulis dengan beberapa peserta didik kelas 8 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Ada 5 peserta didik yang diwawancarai. Mereka dari kelas yang berbeda-beda. Marcel Ave Tetuko (S1), Guido Seno Danardanto (S2), Glorika Hasiana (S3), Ferdianus David Jevon (S4), Anja Natalia Harsanto (S5). Berikut ini data hasil wawancara dengan Ferdinandus David Jevon ( S4 ). Penulis : “Kapan pertama kali kamu mengenal Kurikulum 2013 sebagai Kurikulum yang diberlakukan untuk mengganti KTSP? Bagaimana pendapatmu?” S4 : “Kayaknya sejak pertama masuk SMP udah pake KURIKULUM 2013, Bu. Berarti kelas 7, ya? Kalau menurutku ada enaknya ada 63 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI enggaknya. Enaknya dari materi lebih ringkes ketimbang kurikulum sebelumnya. Kalau nggak enaknya saking ringkesnya siswa bingung memahami materi.” Peneliti : “Tahukah kamu tentangi pendekatan saintifik, khususnya dalam pembelajaran Matematika? Sejauh mana kamu tahu mengenai kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan dalam kegiatan pembelajaran Matematika?” S4 : “Tidak.” Penulis :“Apakah kamu menggunakan Buku Siswa Kurikulum 2013 saat kegiatan pembelajaran di kelas maupun saat belajar di rumah ? Apakah buku tersebut membantu?” S4 :“Pakai sih, tapi tidak terlalu membantu. Soalnya kadang melebihi kemampuan. Cara atau penjelasan yang ditunjukin bikin bingung.” Penulis :“Apakah kamu memahami materi Bangun Ruang Sisi Datar yang diajarkan oleh Ibu Siska? Apakah kesulitanmu dalam mengikuti pembelajaran?” David :“Bu Siska lebih membantu memahami pelajaran ketimbang bukunya. Kalau buku caranya sulit dipahami kalo Bu Siska langsung.” Penulis : “Berapa nilai ulanganmu tentang materi Bangun Ruang Sisi Datar?” S4 : “Kalau nggak salah 89.” Hasil wawancara selengkapnya ada di lampiran 6, 7, 8, 9, dan 10. 64 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4.3. Analisis Data Sesuai dengan panduan pelaksanaan kegiatan pembelajaran saintifik dalam Materi Pelatihan Guru (MPG) Implementasi Kurikulum 2013 SMP mata pelajara Matematika yang diterbitkan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2013, tahapan pembelajaran dibagi menjadi 3. Pertama, kegiatan pendahuluan, kedua kegiatan inti, dan ketiga, kegiatan penutup. Berikut ini adalah analisis hasil penelitian dan wawancara yang terdiri dari 3 bagian tersebut beserta aspekaspeknya. 4.3.1. Kegiatan Pendahuluan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan dalam Materi Pelatihan Guru SMP Matematika 2013 terdiri dari 2 aspek, yaitu : Pertama, apersepsi dan motivasi, kedua, penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan. Berikut ini adalah tabel pemaparan data kesesuaian antara hasil observasi dengan panduan pelaksanaan Matematika 2013 pada Kegiatan Pendahuluan. 65 pembelajaran MPG SMP PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Tabel 4.1 Aspek Apersepsi dan Motivasi Pertemuan 1 2 3 Indikator 1. Mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman peserta didik atau materi pembelajaran sebelumnya. 2. Mengajukan pertanyaan menantang. 3. Menyampaikan manfaat materi pembelajaran. 4. Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi pembelajaran. √ √ √ √ - - - - - Keterangan : √ : sesuai / ada - : tidak sesuai / tidak ada Aspek pertama pada kegiatan pendahuluan adalah Apersepsi dan Motivasi. Terdapat 4 indikator yakni, (1) mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman peserta didik atau materi pembelajaran sebelumnya, (2) mengajukan pertanyaan menantang, (3) menyampaikan manfaat materi pembelajaran, dan (4) mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi pembelajaran. Dari tabel terlihat, dari 4 indikator hanya 2 yang terpenuhi, indikator 1 pada setiap pertemuan dan indikator 3 pada pertemuan 1. 66 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Tabel 4.2 Aspek Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan Pertemuan 1 2 3 Indikator 1. Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik. 2. Menyampaikan rencana kegiatan, misalnya individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi. √ √ √ √ √ √ Keterangan : √ : sesuai / ada - : tidak sesuai / tidak ada Aspek kedua adalah Aspek Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan. Terdapat 2 indikator yaitu, (1) Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik dan (2) Menyampaikan rencana kegiatan, misalnya individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi. Semua indikator pada aspek ini sesuai dengan kegiatan pembelajaran di kelas. Tabel 4.3 Perolehan Skor Kegiatan Pendahuluan Aspek 1. Apersepsi dan motivasi 2. Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan Jumlah Skor Kesesuaian Maksimum 4 12 6 6 10 18 Pada tahapan Kegiatan Pendahuluan terdapat 10 poin skor kesesuaian dari 18 poin skor maksimal. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kesesuaian pelaksanaan Kegiatan Pendahuluan dengan kriteria yang terdapat pada MGMP SMP Matematika 2013 mencapai 55,6 %. 67 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4.3.2. Kegiatan Inti Tahapan Kegiatan Inti menurut panduan pelaksanaan pembelajaran dalam Materi Pelatihan Guru SMP Matematika 2013 terdiri dari 6 aspek. Pertama, Penguasaan Materi Pelajaran, kedua, Penerapan Strategi Pembelajaran yang Mendidik, ketiga, Penerapan Pendekatan Saintifik, keempat, Pemanfaatan Sumber Belajar/Media dalam Pembelajaran, kelima, Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran, dan keenam, Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam Pembelajaran. Berikut ini tabel pemaparan data kesesuaian antara hasil observasi dengan panduan pelaksanaan pembelajaran MPG SMP Matematika 2013 untuk Kegiatan Inti pembelajaran. Tabel 4.4. Aspek Penguasaan Materi Pelajaran Indikator 1. Kemampuan menyesuiakan materi dengan tujuan pembelajaran. 2. Kemampuan mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan Iptek , dan kehidupan nyata. 3. Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat. 4. Menyajikan materi secara sistematis (dari mudah ke sulit, dari konkret ke abstrak). Keterangan : √ : sesuai / mampu - : tidak sesuai / tidak mampu 68 Pertemuan 1 2 3 √ √ √ - - - √ √ - √ √ √ PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Pada Aspek Penguasaan Materi Pelajaran, dari 4 indikator (1) kemampuan menyesuiakan materi dengan tujuan pembelajaran, (2) kemampuan mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan Iptek , dan kehidupan nyata, (3) menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat, dan (4) menyajikan materi secara sistematis (dari mudah ke sulit, dari konkret ke abstrak), hanya 1 indikator yang tidak terpenuhi yakni indikator 2. Tabel 4.5 Aspek Penerapan Strategi Pembelajaran yang Mendidik Pertemuan 1 2 3 Indikator 1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. 2. Memfasilitasi kegiatan yang memuat komponen eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. 3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut. 4. Menguasai kelas. 5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual. 6. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect). 7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan. √ √ √ - - - √ √ √ √ √ √ - - - √ √ √ - - - Keterangan : √ : sesuai / terlaksana - : tidak sesuai / tidak terlaksana Aspek kedua adalah Aspek Penerapan Strategi Pembelajaran yang Mendidik. Terdapat 7 indikator yaitu, (1) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai, (2) memfasilitasi kegiatan yang memuat komponen eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, (3) melaksanakan 69 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI pembelajaran secara runtut, (4) menguasai kelas, (5) melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual, (6) melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect), dan (7) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan. Dari 7 indikator, guru melaksanakan 4 yakni, indikator 1, 3, 4, dan indikator 6. Tabel 4.6 Aspek Penerapan Pendekatan Saintifik Pertemuan 1 2 3 Indikator 1. Memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana. 2. Memancing peserta didik untuk bertanya. 3. Memfasilitasi peserta didik untuk mencoba. 4. Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati. 5. Memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis. 6. Memfasilitasi peserta didik untuk menalar (proses berpikir yang logis dan sistematis). 7. Memfasilitasi peserta didik untuk berkomunikasi. √ √ - √ √ √ √ √ √ - - - - - - Keterangan : √ : sesuai / terlaksana - : tidak sesuai / tidak terlaksana Aspek ketiga adalah Penerapan Pendekatan Saintifik. Terdapat 7 indikator yaitu, (1) memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana, (2) memancing peserta didik untuk bertanya, (3) memfasilitasi peserta didik untuk mencoba, (4) memfasilitasi peserta didik untuk memfasilitasi peserta didik untuk mengamati, (5) menganalisis, (6) memfasilitasi peserta 70 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI didik untuk menalar (proses berpikir yang logis dan sistematis), dan (7) memfasilitasi peserta didik untuk berkomunikasi. Dari 7 indikator, hanya 3 yang dilaksanakan yakni, indikator 1, 4, dan 5. Tabel 4.7 Aspek Pemanfaatan Sumber Belajar/Media dalam Pembelajaran Pertemuan 1 2 3 Indikator 1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar. 2. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran. 3. Menghasilkan pesan yang menarik. 4. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar. 5. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran. - - - - - - - - - √ √ √ √ √ √ Keterangan : √ : sesuai / menunjukkan - : tidak sesuai / tidak menunjukkan Aspek keempat adalah Pemanfaatan Sumber Belajar/Media dalam Pembelajaran. Terdapat 5 indikator yakni, (1) menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar, (2) menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran, (3) menghasilkan pesan yang menarik, (4) melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar, dan (5) melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran. Dari 5 indikator, hanya 2 yang ditunjukkan yaitu, indikator 4 dan 5. 71 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Tabel 4.8 Aspek Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran Indikator 1. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, dan sumber belajar. 2. Merespon positif partisipasi peserta didik. 3. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon peserta didik. 4. Menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif. 5. Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik dalam belajar. Pertemuan 1 2 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Keterangan : √ : sesuai / menunjukkan - : tidak sesuai / tidak menunjukkan Aspek kelima adalah Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran. Terdapat 5 indikator yaitu, (1) menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, dan sumber belajar, (2) merespon positif partisipasi peserta didik, (3) menunjukkan sikap terbuka terhadap respon peserta didik, (4) menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif, dan (5) menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik dalam belajar. Semua indikator pada aspek ini ditunjukkan oleh guru pada kegiatan pembelajaran. 72 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Tabel 4.9 Aspek Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam Pembelajaran Pertemuan 1 2 3 Indikator 1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar. 2. Menggunakan bahasa tulis dengan baik dan benar. √ √ √ √ √ √ Keterangan : √ : sesuai / menggunakan - : tidak sesuai / tidak menggunakan Aspek terakhir atau aspek keenam adalah Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik dalam belajar. Terdapat 2 indikator yaitu, (1) menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar dan (2) menggunakan bahasa tulis dengan baik dan benar. Semua indikator pada aspek ini ditunjukkan oleh guru pada kegiatan pembelajaran. Tabel 4.10 Perolehan Skor Kegiatan Inti Pembelajaran Aspek 1. Penguasaan Materi Pelajaran 2. Penerapan Strategi Pembelajaran yang Mendidik 3. Penerapan Pendekatan Saintifik 4. Pemanfaatan Sumber Belajar/Media dalam Pembelajaran 5. Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran 6. Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam Pembelajaran 73 Kesesuaian 8 Skor Maksimum 12 12 21 8 21 6 15 15 15 6 6 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Jumlah 55 90 Pada tahapan Kegiatan Inti Pembelajaran terdapat 55 poin skor kesesuaian dari 90 poin skor maksimal. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa Kesesuaian pelaksanaan Kegiatan Inti Pembelajaran dengan MPG SMP Matematika 2013 mencapai 61,1%. 4.3.3. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup menurut panduan pelaksanaan pembelajaran dalam Materi Pelatihan Guru SMP Matematika 2013 terdiri dari 4 indikator, pertama adalah melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik, kedua, memberikan tes lisan atau tulisan, ketiga, mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio, dan keempat adalah melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan. Berikut ini tabel pemaparan data kesesuaian antara hasil observasi dengan kriteria dalam panduan pelaksanaan pembelajaran MPG SMP Matematika 2013 untuk Kegiatan Penutup Pembelajaran. Tabel 4.11 Aspek Kegiatan Penutup Pembelajaran Indikator 1. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik. 2. Memberikan tes lisan atau tertulis. 3. Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio. 4. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan. 74 Pertemuan 1 2 3 √ √ √ - - - - - - √ √ √ PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Keterangan : √ : sesuai / terlaksana - : tidak sesuai / tidak terlaksana Pada aspek Kegiatan Penutup Pembelajaran terdapat 4 indikator yakni, (1) melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik, (2) memberikan tes lisan atau tertulis, (3) mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio, dan (4) melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan. Dari 4 indikator, guru melaksanakan hanya 2 yaitu, indikator 1 dan 4. Tabel 4.11 Perolehan Skor Kegiatan Penutup Pembelajaran Skor Indikator Kesesuaian 6 6 Penutup Pembelajaran Jumlah Maksimum 12 12 Pada tahapan Kegiatan Inti Pembelajaran terdapat 6 poin skor kesesuaian dari 12 poin skor maksimal. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kesesuaian pelaksanaan Kegiatan Inti Pembelajaran mencapai 50 %. Pada bagian sebelumnya telah diperoleh persentase dari setiap tahapan. Tahapan pertama adalah Kegiatan Pendahuluan dengan persentase 55,6%, tahapan kedua, Kegiatan Inti dengan persentase 61,1%, dan tahapan Kegiatan Penutup dengan persentase 50,0%. Tabel dari hasil tersebut adalah sebagai berikut. 75 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Tabel 4.12 Persentase Tahapan Pembelajaran Tahapan Kegiatan Pembelajaran Persentase 1. Kegiatan Pendahuluan Pembelajaran 2. Kegiatan Inti Pembelajaran 3. Kegiatan Penutup Pembelajaran Rata-rata 55,6% 61,1% 50,0% 55,6% Rata-rata dari ketiga tahapan pembelajaran tersebut adalah 55,6%. Kegiatan pembelajaran dikatakan sangat sesuai dengan Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013, jika hasil rata-rata persentase dari dua kriteria mencapai 90% - 100%. Dikatakan sesuai jika rata-ratanya mencapai 75% 89%. Hasil rata-rata antara 60% - 74% dikatakan cukup sesuai, dan dikatakan kurang sesuai jika rata-ratanya antara 0% - 59%. 4.3.4. Analisis Penggunaan Buku Matematika SMP Kelas VIII Pegangan Guru Kurikulum 2013 Penggunaan Buku Guru sebagai salah satu perangkat pembelajaran dalam Kurikulum 2013 masih kurang. Guru menggunakan buku tersebut sebagai acuan materi ajar, namun tidak sepenuhnya menggunakan buku tersebut sebagai sumber belajar. Dalam Aspek Pemanfaatan Sumber Belajar/Media dalam Pembelajaran terlihat bahwa dari 5 indikator, hanya 2 yang terpenuhi yakni melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar dan melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran. 76 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Buku Matematika Pegangan Guru tidak selalu digunakan dalam proses pembelajaran. Seperti diungkapkan Ibu Siska, “Sebenarnya Buku Pegangan Guru tersebut tidak jauh berbeda dengan Buku Siswa, hanya berbeda pada bagian keterangan kegiatan. Saya menggunakan buku tersebut untuk referensi soal, bukan buku utama untuk kegiatan pembelajaran.” Sejalan dengan hal tersebut, Ibu Eva mengatakan, “Saya menggunakan buku tersebut sebagai salah satu pedoman pembelajaran terlebih pendekatan saintifik dan panduan susunan materi ajar. Selain itu, untuk referensi soal karena Buku Guru mirip dengan Buku Siswa dan semua peserta didik dipinjami buku agar memudahkan proses pembelajaran.” Bagi peserta didik, peran Buku Siswa Matematika Kelas VIII Kurikulum 2013 adalah untuk membantu dalam berlatih soal-soal. Sewaktu ditanya mengenai Buku Siswa Matematika Kurikulum 2013, Marcel mengungkapkan, “Buku ada, Bu, dipinjami oleh sekolah. Tapi nggak enaknya beberapa buku dibagi pada semester 2, kayak buku Matematika. Aku nggak pake, tapi kadang-kadang aja aku buka buat latihan soal. Abisnya banyak yang rumit penjelasannya.” Sependapat dengan Marcel, David mengatakan, “Pakai sih, tapi tidak terlalu membantu. Soalnya kadang melebihi kemampuan. Cara atau penjelasan yang ditunjukin bikin bingung.” Sedang Guido menjawab, “Pakai, tapi sudah dikembalikan lagi. Cukup membantu kalau ada soal dari guru.” Jawaban Glorika sedikit berbeda karena disertai dengan persyaratan yaitu, “Sebenernya membantu kalau mau baca-baca penjelasannya, walau rumit masih bisa dimengerti sedikit- 77 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI sedikit.” Hampir sama dengan Glorika, Anja mengatakan, “Pakai, Bu. Membantu sebenernya, hanya kurang lengkap.” Keterlambatan pembagian buku siswa juga menjadi masalah tersendiri. Sebelum buku dibagi, pada semester 1, peserta didik menggunakan buku kurikulum sebelumnya yakni buku yang sesuai dengan KTSP. Guru menggunakan proyektor untuk menampilkan buku siswa. Pada semester 2 buku siswa baru dibagikan kepada peserta didik karena pemerintah terlambat mendistribusikan. 4.4. Pembahasan Pembahasan terhadap hasil analisis dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama adalah pembahasan terhadap hasil analisis dari tiga tahapan kegiatan pembelajaran. Bagian kedua adalah pembahasan dari hasil pemberian skor sesuai dengan MPG SMP Matematika Tahun 2013. Dari ketiga tahapan pembelajaran yang masing-masing telah dianalisis dan diketahui persentase kesesuainnya dengan Kurikulum 2013, akan dianalisis hasil persentase keseluruhan kegiatan pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar diketahui kesesuaian kegiatan pembelajaran mulai dari pendahuluan, inti, hingga penutup pembelajaran. Sub bab ketiga adalah pembahasan hasil analisis penggunaan Buku Matematika SMP Kelas VIII Pegangan Guru Kurikulum 2013 dalam kegiatan pembelajaran di kelas 8E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. 78 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4.4.1. Pembahasan Hasil Analisis Setiap Tahapan Pembelajaran Pembahasan hasil analisis tahapan pembelajaran dibagi menjadi 3 yakni, tahap pendahuluan pembelajaran, tahap inti pembelajaran, dan tahap penutup pembelajaran. 4.4.1.1. Tahap Pendahuluan Pembelajaran Tahap pertama adalah Kegiatan Pendahuluan Pembelajaran. Dari dua aspeknya, yaitu Apersepsi dan Motivasi serta Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan dari 3 pertemuan diperoleh hasil 55,6%. Kategori yang didapat adalah kurang sesuai. Pada aspek Apersepsi dan Motivasi dari 3 pertemuan, indikator pertama yaitu “Mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya” selalu dilakukan oleh guru. Hal ini memudahkan peserta didik untuk lebih memahami materi yang akan dipelajari. Indikator ketiga pembelajaran” hanya yaitu “Menyampaikan manfaat materi dilakukan guru pada pertemuaan pertama, sedangkan pada pertemuan kedua dan ketiga guru tidak melakukan. Pada pertemuan pertama manfaat yang disampaiakan guru adalah untuk menghadapi Ujian Nasional di kelas 9. Guru sebaiknya menyampaikaan manfaat yang lebih mendalam mengenai materi ini agar peserta didik lebih tertarik untuk belajar. Indikator kedua dan keempat yaitu “Mengajukan pertanyaan menantang” dan “Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan 79 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI materi pembelajaran” tidak dilaksanakan oleh guru. Indikator kedua bermanfaat untuk membangkitkan minat peserta didik untuk belajar, sedangkan indikator keempat bermanfaat untuk memberikan gambaran nyata materi dalam kehidupan sehari-hari sehingga memudahkan peserta didik untuk menalar. Sejak awal, guru meminta peserta didik untuk menyimak pembelajaran yang diberikan guru dan melarang peserta didik mencatat pada awal pelajaran agar peserta didik tidak terhambat dalam menyimak penjelasan guru. Guru tidak memberikan masalah kontekstual yang bisa dianalisis oleh peserta didik. Guru tidak memberikan pertanyaan yang membuat peserta didik ingin menjawab dan mencari tahu lebih banyak tentang materi yang diajarkan dengan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan. Dua indikator pada aspek penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan, yaitu “Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik” dan “Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi” dilaksanakan oleh guru dengan baik. Hal ini bermanfaat bagi peserta didik untuk mengetahui kemampuan yang harus dikuasai melalui metode pembelajaran. Sebelum memulai pembelajaran, guru menyampaikan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik, yaitu mampu menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang (kubus, balok, prisma, dan limas). Ini sesuai dengan yang diidealkan Kurikulum 80 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2013. Setelah menjelaskan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik, guru menyampaikan metode yang akan digunakan, yakni metode ceramah dan diskusi singkat. Guru menggunakan metode tersebut karena guru hanya mempunyai sedikit waktu untuk melaksanakan pembelajaran. Bangun Ruang Sisi Datar yang seharusnya dilaksanakan dalam 8 jam pelajaran, ini hanya dilaksanakan dalam 5 jam pelajaran. Peserta didik diminta memerhatikan setiap penjelasan guru karena guru mengajar dengan tempo yang cepat dan langsung pada inti pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Setelah penulis mengamati kegiatan pembelajaran di kelas pada 3 kali pertemuan, dapat penulis simpulkan bahwa guru pada tahapan Pendahuluan pembelajaran tidak banyak melibatkan peserta didik akan tetapi lebih fokus pada materi yang diajarkan. Waktu yang singkat setiap pembelajaran membebani guru dan berdampak pada kurang terpenuhinya aspek pada tahapan pendahuluan pembelajaran. 4.4.1.2. Tahap Inti Pembelajaran Tahapan kedua adalah Kegiatan Inti Pembelajaran. Ada 6 aspek dalam tahapan ini, yaitu : pertama, penguasaan materi pelajaran, kedua, penerapan strategi pembelajaran yang mendidik, ketiga, penerapan pendekatan saintifik, keempat, pemanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran, kelima, pelibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan keenam, penggunaan bahasa yang benar dan 81 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI tepat dalam pembelajaran. Hasil analisisnya adalah 61,1% yang berarti termasuk dalam kategori cukup sesuai dengan yang diidealkan Kurikulum 2013. 1. Aspek penguasaan materi pelajaran Dari 3 pertemuan, indikator pertama yaitu “Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran” selalu disampaikan oleh guru. Materi yang disampaikan guru sesuai dengan tujuan pembelajaran. Guru menjelaskan mengenai cara mencari luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar sehingga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dapat tersampaikan dengan baik. Indikator kedua yaitu “Kemampuan mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan Iptek , dan kehidupan nyata.” Dalam tiga pertemuan guru tidak mengungkapkan contohcontoh dari materi yang ada. Beberapa contoh yang dikemukakan kurang relevan dengan perkembangan Iptek maupun dengan pengetahuan lain, meskipun sudah sesuai dengan kenyataan. Bagi peserta didik, pelajaran akan lebih menarik jika materi yang disampaikan ada kaitannya dengan kehidupan nyata dan pengetahuan lain yang mereka miliki selain sebagai bekal untuk menghadapi ulangan atau ujian. Indikator ketiga adalah menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat. Hanya pada pertemuan pertama dan kedua guru melakukan hal ini, sedangkan pada pertemuan ketiga guru tidak 82 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI melakukan. Pembahasan materi dengan alur yang tepat sangat membantu peserta didik dalam menguasi kompetensi yang diharapkan. Pembahasan materi yang dilakukan guru dinilai tepat dan sesuai dengan materi ajar. Materi “luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar” dibahas dengan sangat jelas dan tepat. Hal ini memudahkan peserta didik menerima pelajaran dan menyiasati kurangnya waktu pembelajaran. Untuk indikator keempat yaitu menyajikan materi secara sistematis (dari mudah ke sulit, dari konkret ke abstrak) guru selalu melakukan pada 3 pertemuan. MPG Matematika 2013 menyebutkan pendekatan saintifik atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) daripada penalaran deduktif (deductive reasoning). Guru dengan cermat memberikan penjelasan dari contoh yang mudah dan nyata kemudian secara perlahan menuju ke hal yang agak sulit dan abstrak. Hal tersebut dilakukan dengan baik oleh guru walaupun guru hanya memberikan sedikit contoh. Guru menguasai materi pembelajaran dan cenderung menyajikan materi secara ringkas. Keterlibatan peserta didik yang kurang dan guru yang agak tergesa-gesa dalam mengajar mengakibatkan guru kurang mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan Iptek, dan kehidupan nyata. Akan tetapi, karena pembelajaran disajikan secara sistematis, peserta didik 83 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI tidak mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran yang disampaikan guru. 2. Aspek penerapan strategi pembelajaran yang mendidik Sebagaimana diungkapkan dalam Permendikbud No. 41 Tahun 2007, pembelajaran merupakan proses yang mengandung serangkaian perbuatan antara guru, peserta didik, dan sumber belajar pada suatu lingkungan yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu dan memperoleh pengalaman yang bermakna. Untuk mencapai tujuan tertentu dan memperoleh pengalaman yang bermakna pembelajaran harus tetap berada pada lingkar mendidik. Indikator yang ada dalam aspek ini, pertama, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai, kedua, memfasilitasi kegiatan yang memuat komponen eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, ketiga, melaksanakan pembelajaran secara runtut, keempat, menguasai kelas, kelima, melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual, keenam, melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect) dan ketujuh, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan. Dalam observasi yang dilakukan penulis di kelas 8E sebanyak 3 kali pertemuan, guru selalu melakukan indikator pertama, ketiga, keempat, dan keenam. Guru selalu melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetansi yang akan dicapai. Dalam pembelajaran guru selalau menyampaikan materi secara runtut mulai dengan kubus, 84 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI balok, prisma, dan limas. Secara umum guru dapat menguasai kelas dengan baik, walaupun peserta didik cenderung ramai karena belum memahami penjelasan guru. Guru mampu melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif, misalnya bertanya jika mengalami kesulitan, mendengarkan orang lain yang sedang berbicara, menghargai teman, memberikan pujian bagi yang berhasil, dan menghagai usaha bagi yang belum berhasil. Indikator yang masih perlu diperhatikan adalah indikator kedua, kelima, dan ketujuh. Ketiga indikator ini dari 3 kali pertemuan belum dilakukan. Guru belum memfasilitasi kegiatan yang memuat komponen eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, serta belum melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual. Kedua hal ini cenderung kurang ditunjukkan dalam proses pembelajaran karena pembelajaran masih berpusat pada guru sebagai satu-satunya sumber belajar dan kurangnya contoh yang bersifat kontekstual. Hal ini tidak selaras dengan tujuan Kurikulum 2013 yang lebih menekankan pada proses pencarian pengetahuan daripada transfer pengetahuan. Peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Guru juga belum melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan. Dalam satu pertemuan guru meninggalkan kelas 85 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI sebelum waktu pembelajaran berakhir dan waktu pembelajaran dikurangi dalam satu pertemuan. 3. Aspek penerapan pendekatan saintifik Pada aspek ini terdapat 7 indikator yang akan dikaji. Pertama, memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana. Setelah kegiatan pembelajaran kelas 8E dianalisis, dari 3 kali pertemuan guru melakukan pada pertemuan pertama dan kedua, itu pun tidak banyak, sedang pada pertemuan ketiga, guru tidak melakukan. Guru lebih banyak memberikan ceramah tentang materi pembelajaran. Dari hasil deskripsi pembelajaran, hanya beberapa kali guru bertanya kepada peserta didik. Guru menanyakan kepada peserta didik mengenai rusuk. Atau Guru menanyakan cara mencari panjang diagonal ruang kepada peserta didik dengan memberikan catatan, yang harus diperhatikan adalah panjang, lebar, dan tinggi. Pertanyaan tersebut memancing peserta didik untuk mengamati objek yang dihadirkan guru. Guru menyajikan gambar di papan tulis yang dapat menimbulkan rasa ingin tahu peserta didik. Indikator kedua adalah memancing peserta didik untuk bertanya. Dari 3 kali pertemuan, guru belum melakukan hal ini. Guru tidak membuat peserta didik banyak bertanya. Sebagian besar pertanyaan peserta didik disebabkan peserta didik kurang mendengarkan penjelasan dari guru dan kurang memahami materi, bukan pertanyaan mengenai pengembangan kreativitas, rasa ingin tahu, atau kemampuan 86 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis sesuai dengan Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013. Ketiga adalah indikator memfasilitasi peserta didik untuk mecoba. Sama seperti sebelumnya, dari 3 kali pertemuan hal ini juga belum dilakukan guru dalam proses pembelajaran. Diungkapkan M. Hosnan (2014: 67), dengan melakukan eksperimen atau mencoba, peserta didik menjadi lebih yakin atas suatu hal daripada hanya menerima dari pendidik dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sifat ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan peserta didik. Hal-hal tersebut kurang didapatkan oleh peserta didik saat kegiatan pembelajaran. Indikator keempat adalah memfasilitasi peserta didik untuk mengamati. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013, hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar, dan membaca sehingga meniscayakan keterlibatan peserta didik secara langsung. Kegiatan tersebut dalam 3 kali pertemuan telah diterapkan oleh guru. Peserta didik diajak untuk melihat guru mencontohkan proses menggambar dan memberi nama bangun ruang. Peserta didik menyimak dan mendengarkan penjelasan guru dan membaca buku siswa sebagai sumber belajar, serta membaca tulisan guru di papan tulis. 87 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Indikator kelima adalah memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis atau mengolah informasi. Menurut H. E. Mulyasa (2014: 66), kemampuan mengolah informasi atau analisis melalui penalaran dan berpikir rasional merupakan kompetensi penting yang harus dimiliki oleh peserta didik. Informasi yang diperoleh dari pengamatan atau percobaan yang dilakukan harus diproses untuk menemukan katerkaitan suatu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi, dan mengambil kesimpulan dari pola yang ditemukan. Guru mengajak peserta didik mengolah informasi dari hasil pengamatan terhadap penjelasan yang diberikan guru sehingga peserta didik mampu menangkap maksud guru dan memahami setiap pesan dan pembelajaran dari guru. Dalam 3 kali pertemuan, guru selalu melaksanakan hal ini. Hal tersebut dtunjukkan pada saat menentukan luas permukaan bangun ruang sisi datar dengan terlebih dahulu menentukan luas sisi-sisi datarnya. Memberikan pertanyaan peserta didik untuk menalar (proses berfikir yang logis dan sistematis) merupakan indikator keenam. Menalar, sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Dalam kegiatan pembelajaran, hal ini belum terlihat karena peserta didik sama sekali tidak 88 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI melaksanakan eksperimen atau percobaan sehingga sulit memunculkan proses berpikir yang logis dan sistematis. Indikator terakhir berkomunikasi. adalah memfasilitasi peserta didik untuk Berkomunikasi dan membentuk jejaring atau networking menurut Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 adalah menyampaikan hasil pengamatan atau menyampaikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik. Hal ini belum dilaksanakan oleh guru dalam 3 kali pertemuan karena tidak sekali pun peserta didik melaksanakan proses pembelajaran dengan metode diskusi. Sepenuhnya guru mengambil peran utama dalam proses pembelajaran dan tidak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengamati maupun menganalisis materi dalam diskusi kelompok. Hal ini berakibat tidak ada bahan bagi peserta didik untuk mengomunikasikan hasil pengamatan atau analisisnya. Pendapat M. Hosnan (2014: 34) bahwa pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hokum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi dan menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. 89 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi dapat berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi dan bukan hanya diberi tahu. Jika mengacu pada hal ini, maka kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan belum sesuai dengan yang diharapkan karena kurang sesuai dengan karakteristik pembelajaran dengan metode saintifik menurut M. Hosnan (2014: 36). Kegiatan pembelajaran tidak berpusat pada peserta didik, tidak melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip, kurang dalam hal melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat peserta didik, dan kurang mengembangkan karakter peserta didik karena semua dalam kendali guru. 4. Aspek keempat pemanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran. Penggunaan sumber belajar sebagai penunjang kegiatan pembelajaran adalah penggunaan buku pegangan siswa, buku pegangan guru, maupun buku lain sebagai sumber belajar. Media pembelajaran sangat beragam jenisnya. Untuk materi Bangun Ruang 90 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Sisi Datar ini beberapa media yang bisa digunakan adalah barangbarang berbentuk kubus, balok, prisma, dan limas, seperti kardus makanan, bekas bungkus coklat, atau kotak makanan. Kerangka bangun ruang kubus, balok, prisma, dan limas juga merupakan media yang mendukung proses pembelajaran. Media lainnya adalah proyektor, laptop, dan power point materi ajar. Dari lima indikator aspek keempat, hanya 2 yang terpenuhi yakni melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar dan melibatkan peserta didik dalam memanfaatkan media pembelajaran. Guru mengajar hanya berbekal pengetahuan mandirinya tanpa menggunakan media yang bermakna. Guru menggunakan papan tulis sebagai media dan menggambar bangun ruang untuk membantu pemahaman peserta didik. Guru menggunakan media ruang kelas sebagai contoh bangun ruang kubus dan balok. Guru selalu melibatkan peserta didik dalam penggunaan media ini. Sumber belajar yang dimiliki peserta didik adalah Buku Matematika Kelas VIII SMP/Mts Kurikulum 2013 yang dipinjamkan sekolah kepada seluruh peserta didik. Saat kegiatan pembelajaran berlangsung, guru jarang menggunakan buku pegangan guru. Guru menggunakan buku pegangan guru hanya pada saat memberikan soal kepada peserta didik. Guru kurang menghasilkan pesan yang menarik bagi peserta didik. 91 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Menurut Kemendikbud, sedikitnya ada dua faktor besar dalam keberhasilan Kurikulum 2013. Salah satunya yaitu kesesuaian kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) dengan kurikulum dan buku teks. Buku teks yang diterbitkan pemerintah adalah Buku Matematika Kelas VIII SMP/MTs Kurikulum 2013 yang ditulis berdasarkan pada materi dan kompetensi yang disesuaikan dengan standar internasonal. Kompetensi pengetahuan tidak hanya meliputi kemampuan memahami secara konseptual, tetapi sampai kepada penerapan melalui pengetahuan prosedural dalam pemecahan masalah matematika. Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan yang dipergunakan dalam Kurikulum 2013, peserta didik diberanikan untuk mencari dari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Akan tetapi masalah yang timbul adalah dalam buku teks mata pelajaran Matematika SMP, materinya terlalu tinggi sehingga kurang sesuai untuk anak-anak yang baru lulus sekolah dasar. Berdasarkan daftar pustaka yang disajikan pada bagian akhir buku, buku teks Matematika menggunakan buku-buku referensi untuk konsumsi mahasiswa Jurusan Matematika. Contoh soal yang disajikan pun tidak berjenjang dari mudah ke sukar, namun langsung ke persoalan yang sukar dipahami oleh peserta didik. Bahkan, banyak soal latihan yang bobotnya setara dengan soal-soal untuk Olimpiade 92 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Sains Nasional (OSN). Bukan hanya peserta didik yang mengeluhkan sulitnya memahami buku teks, guru pun demikian. Masalah yang timbul ini menjadikan buku teks Matematika jarang digunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. 5. Aspek kelima pelibatan peserta didik dalam pembelajaran. Secara keseluruhan aspek ini sudah dilaksanakan guru selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Peserta didik menikmati cara guru mengajar dan guru mampu melibatkan peserta didik dalam menjawab soal maupun menjawab pertanyaan peserta didik. Respon positif ditunjukkan saat guru memberikan pujian dan menanggapi segala bentuk pertanyaan dan komentar peserta didik dengan bijak. Ada sedikit kendala karena sumber belajar tidak begitu berperan sehingga partisipasi peserta didik terbentuk hanya pada saat guru memberikan penjelasan, tidak bisa lebih dari itu. Pelibatan peserta didik secara umum dapat dinilai baik. Hanya sedikit kurang pada bagian menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, dan sumber belajar. Interaksi antara guru dan peserta didik baik, tetapi interaksi antara guru dan peserta didik dengan sumber belajar masih kurang. Sedangkan indikator lain yakni merespon positif partisipasi peserta didik, menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik, menunjukkan hubungan antar 93 pribadi yang kondusif, dan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI menumbuhkan keceriaan atau antuisiasme peserta didik dalam belajar sudah dilaksakan dengan baik. 6. Aspek keenam penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran. Pada aspek keenam ada 2 indikator yang diamati yaitu (1) menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar dan (2) menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar. Kedua hal ini selalu dilaksanakan guru pada 3 kali pertemuan. Secara umum bahasa tulis dan bahasa lisan yang digunakan guru sudah sesuai dengan EYD Bahasa Indonesia. Namun pada beberapa kesempatan guru masih menggunakan bahasa daerah. Penggunaan bahasa daerah ini masih dapat dimengerti oleh peserta didik sehingga tidak menghambat kegiatan pembelajaran, tetapi justru memperjelas pembahasan materi pembelajaran. Setelah peneliti mengamati kegiatan pembelajaran di kelas pada 3 kali pertemuan, dapat disimpulkan bahwa guru pada tahapan inti pembelajaran cukup sesuai dengan kegiatan pembelajaran Kurikulum 2013. Untuk mencapai pembelajaran yang diidealkan dalam Kurikulum 2013, perlu pemenuhan pada 4 aspek pertama khususnya aspek pendekatan saintifik. 94 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4.4.1.3. Tahap Penutup Pembelajaran Tahap penutup pembelajaran terdiri dari 4 indikator, pertama, melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik, kedua, memberikan tes lisan atau tertulis, ketiga, mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio, dan keempat, melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan. Analisis terhadap kesesuaian tahap penutup pembelajaran dengan Kurikulum 2013 dalam tiga pertemuan diperoleh hasil 50,0%. Kategori tahapan penutup pembelajaran adalah kurang sesuai. Guru kembali menegaskan hal-hal penting yang telah dipelajari dan merangkum bersama dengan peserta didik tentang luas permukaan bangun ruang sisi datar. Guru memberikan tugas yang harus dikerjakan peserta didik serta menyampaikan materi untuk pertemuan selanjutnya. Dua hal tersebut menunjukkan bahwa guru telah melakukan indikator pertama dan keempat. Hal ini baik dilakukan agar peserta didik mengetahui hasil belajar yang diperoleh dan peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Guru belum memberikan tes lisan, tes tertulis, dan belum mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio. Tidak ada percobaan yang mengharuskan peserta didik membuat portofolio. Karena waktu yang sedikit, guru tidak sempat memberikan tes lisan maupun tes tertulis untuk peserta didik. Pada dua pertemuan pertama, 95 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI guru mengajar hanya separuh waktu karena harus mengikuti rapat di luar sekolah sebagai persiapan UN kelas 9. Kedua hal tersebut menunjukkan bahwa guru tidak melaksanakan indikator kedua dan ketiga. Tes lisan maupun tes tertulis sangat dibutuhkan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Portofolio juga dibutuhkan untuk mengetahui kemampuan dan tanggungjawab peserta didik atas tugas yang diberikan. Setelah peneliti mengamati kegiatan pembelajaran di kelas pada 3 kali pertemuan, dapat disimpulkan bahwa guru pada tahapan penutup pembelajaran kurang sesuai dengan kegiatan pembelajaran Kurikulum 2013. Guru belum sepenuhnya melaksanakan seluruh tahapan penutup pembelajaran seperti yang diidealkan dalam Kurikulum 2013. Untuk mencapai pembelajaran yang diidealkan dalam Kurikulum 2013, perlu pemenuhan pada 2 indikator yang masih kurang yakni memberikan tes lisan, tes tertulis, dan mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio. 4.4.2. Pembahasan Hasil Analisis Keseluruhan Tahapan Pembelajaran Hasil dari analisis kegiatan pembelajaran yang diperoleh adalah 55,6%. Artinya kegiatan pembelajaran Matematika yang dilaksanakan di kelas 8E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta untuk materi Bangun Ruang Sisi Datar menurut standar yang diterbitkan MPG SMP Matematika tahun 2013 dikatakan kurang sesuai dengan pendekatan saintifik yang diidealkan Kurikulum 2013. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan Ibu 96 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Siska dan Ibu Eva. “Saya sendiri agak mengejar waktu saat melaksanakan pembelajaran materi bangun ruang sisi datar, sehingga yang saya tekan kan adalah peserta didik mengerti rumus dan tahu cara mengerjakan soal. Sebiasa mungkin pendekatan saintifik tetap diterapkan meski kurang bisa maksimal karena memang membutuhkan waktu yang lebih lama.” ungkap Bu Siska. Meskipun begitu, pembelajaran yang dilaksanakan tetap sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai yakni menentukan luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas. Senada dengan hal tersebut, Ibu Eva menyampaikan, “Saya berusaha melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Kurikulum yang berlaku yakni Kurikulum 2013. Akan tetapi, pada kenyataan di kelas memang pendekatan ilmiah atau saintifik tidak dapat dilakukan secara utuh karena adanya kendala. Kendala yang paling sering dihadapi adalah waktu.” Menurut M. Hosnan (2014 : 37), terdapat 8 prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Dari pembahasan 8 prinsip ini akan menguatkan hasil analisis pembelajaran yang dilaksanakan di kelas 8E materi Bangun Ruang Sisi Datar. Pertama adalah pembelajaran berpusat pada peserta didik. Hal ini tidak tercermin dalam pembelajaran materi Bangun Ruang Sisi Datar yang dilaksanakan di kelas 8E karena sebanyak 3 kali pertemuan guru menjadi pusat dari kegiatan pembelajaran dan peserta didik hanya memperhatikan setiap kali guru mengajar. Kedua adalah pembelajaran membentuk student self concept. Yang dimaksud dengan student self concept adalah peserta didik secara aktif mengkonstruksi 97 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI konsep, hukum, atau perinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi dan menemukan masalah). Karena dari 3 pertemuan tidak ada satu pun yang menggunakan metode eksperimen, maka peserta didik tidak memiliki kesempatan untuk secara aktif mengkonstruksi konsep hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi dan menemukan masalah) dari eksperimen yang dilakukan. Ketiga adalah pembelajaran terhindar dari verbalisme. Verbalisme yang dimaksud di sini adalah terlampau banyak penjelasan yang diberikan guru dan melebihi penekanan pada proses pencarian pengetahuan oleh peserta didik. Sama seperti prinsip yang kedua, prinsip ketiga ini juga tidak dilaksanakan dengan baik. Hal ini memerlukan waktu dan kesiapan materi yang lebih banyak dari guru. Keempat dan kelima adalah pembelajaran memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip dan pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir peserta didik. Apabila peserta didik diberi kesempatan untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip maka akan terjadi peningkatan kemampuan berpikir peserta didik. Sebaliknya, jika peserta didik diberikan materi dari guru secara satu arah tanpa adanya proses mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip, maka kemampuan berpikir peserta didik tidak meningkat. Begitu pula yang terlihat selama pembelajaran. Guru hanya memberikan pertanyaan sederhana mengani hal-hal yang tidak memerlukan asimilasi atau akomodasi konsep, hukum, dan prinsip sehingga prinsip 98 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI keempat dan kelima juga kurang terpenuhi. Keenam adalah pembelajaran meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan motivasi mengajar guru. Motivasi ini timbul karena adanya ketertarikan peserta didik untuk belajar dan kepiawaian guru membawakan materi pembelajaran. Sepanjang pembelajaraan berlangsung, guru dinilai piawai membawa peserta didik ke dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik menyimak seluruh pembelajaran dengan baik meskipun sebagian besar berupa transfer ilmu dari guru kepada peserta didik. Ketujuh adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan dalam komunikasi. Menyampaikan pendapat merupakan salah satu bentuk komunikasi yang ingin dibangun dalam pendekatan saintifik Kurikulum 2013. Salah satu contoh sederhana yang dilakukan adalah dengan menjawab pertanyaan dari guru, peserta didik sudah belajar berkomunikasi. Contoh lain yang dianjurkan adalah menyampaikan pendapatnya atau hasil analisisnya mengenai suatu masalah yang diberikan guru dalam kaitannya dengan materi pembelajaran. Kedelapan adalah adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi peserta didik dalam struktur kognitifnya. Jika kembali pada prinsip ketujuh, jawaban peserta didik terhadap pertanyaan yang diberikan guru sebenarnya tidaklah cukup dikatakan sebagai kegiatan komunikasi karena sebelumnya ada serangkaian proses yang harus dilewati. Prinsip yang kedelapan adalah prinsip terakhir. Jika prinsip sebelumnya tidak tercapai, maka prinsip kedelapan ini juga tidak tercapai. Guru hanya memberikan informasi pelajaran, dalam hal ini 99 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI transfer ilmu, bukan proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi peserta didik dalam struktur kognitifnya. Setelah dilakukan pembahasan hasil analisis ketiga tahapan pembelajaran sebagaimana yang tercantum dalam MPG SMP Matematika 2013 yang diterbitkan oleh Kemendikbud dan pembahasan delapan prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik seperti yang dikemukakan oleh M. Hosnan (2014: 37) dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran di kelas 8E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dilaksanakan kurang sesuai dengan pendekatan saintifik Kurikulum 2013. Guru berperan sebagai fasilitator. Selain itu, peran peserta didik sebagai subjek pembelajaran tidak boleh dilupakan. Setiap peserta didik memiliki tanggapan terhadap Kurikulum 2013. Sebagian mengalami kesulitan dan sebagian merasa diuntungkan. Menurut mereka selalu ada kelebihan dan kekurangan yang mengikuti perubahan dalam Kurikulum. “Kurikulum 2013 itu sebenernya cukup nyaman buat anak-anak belajar. Kita juga dituntut untuk lebih aktif dalam pelajaran. Kalau Matematika ya mencari dan menemukan rumus, misalnya. Namun, karena ini adalah kurikulum yang masih baru, maka kurang dipahami oleh peserta didik maupun guru. Masih sulit untuk langsung diterima.” Hal ini diungkapkan Guido. Sependapat dengan Guido, Glorika mengatakan, “Kalo menurutku dari persiapannya masih kurang, misalnya waktu kelas 8 beberapa buku baru dikasih di semester 2. Sebelumnya masih yang softcopy. Kalau kurikulumnya sendiri lumayan, nggak terlalu banyak pelajaran, minus 100 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI akuntansi dan TIK. Soal-soalnya aja kadang tingkat dewa, susah-susah, tugasnya juga ribet, sama pelajaran isinya ppt aja. Hal-hal kayak gitu yang malah membebani murid. Tapi, dengan model yang seperti itu kita jadi lebih siap untuk jenjang selanjutnya.” Peserta didik sendiri mengungkapkan walau mereka kurang paham dengan pendekatan ilmiah atau saintifik, mereka nyaman dengan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru selama ini. Saat ditanya mengenai pendekatan saintifik, Marcel mengungkapkan, “Apa itu, Bu? Kayaknya pernah denger tapi nggak tahu maksudnya.” Hal yang sama juga diungkapkan oleh Anja, “Kayaknya sih pernah dijelasin sama Bu Siska.” Minimnya pengetahuan peserta didik mengenai Kurikulum 2013 adalah cermin dari kurangnya kesiapan pemerintah melaksnakan Kurikulum 2013. Sebaliknya peserta didik merasa terbantu dengan penjelasan yang masih berpusat pada guru seperti diungkapkan David, “Justru Bu Siska lebih membantu memahami pelajaran ketimbang bukunya. Kalau buku caranya sulit dipahami kalo Bu Siska langsung.” Sependapat dengan David, Guido mengiyakan , “Karena gurunya jelasinnya bikin mudeng, ya jadi enak. Paling kesulitannya kalau belajar di rumah dan nggak ngerti, bukunya nggak begitu bisa membantu.” Terbantunya peserta didik dengan penjelasan yang berpusat pada guru terbukti dengan nilai ulangan peserta didik yang dapat dikatakan bagus. Marcel mendapat nilai 100, Guido mendapat nilai 85, Glorika mendapat nilai 95, David mendapat nilai 89, dan Anja mendapat nilai 100. 101 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4.4.3. Pembahasan Hasil Analisis Penggunaan Buku Matematika SMP Kelas VIII Pegangan Guru Kurikulum 2013 Dari hasil analisis penggunaan buku Matematika SMP kelas VIII Pegangan Guru di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, diketahui beberapa hal mengenai buku pegangan guru tersebut. Buku Matematika SMP Kelas VIII Pegangan Guru Kurikulum 2013 hampir sama dengan Buku Matematika SMP Kelas VIII untuk siswamKurikulum 2013. Letak perbedaannya adalah pada buku pegangan guru ditambahkan pedoman langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru dalam rangka memudahkan pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan saintifik Kurikulum 2013. Meskipun memiliki Buku Matematika SMP Kelas VIII Pegangan Guru Kurikulum 2013, guru tidak selalu menggunakan buku tersebut selama kegiatan pembelajaran di kelas dari pertemuan pertama, kedua, dan pertemuan ketiga. Guru membawa buku pegangan guru, namun tidak selalu menggunakannya selama kegiatan pembelajaran dari pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga. Hal tersebut dinilai biasa oleh guru karena guru sendiri lebih berfokus terhadap terselesaikannya materi ajar daripada kesesuaian pembelajaran dengan pendekatan saintifik Kurikulum 2013. Buku Siswa Matematika SMP Kelas VIII Kurikulum 2013 menjadi salah satu pedoman dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada awal tahun pelajaran. Buku Siswa Matematika SMP Kelas VIII 102 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Kurikulum 2013 digunakan sebagai referensi soal untuk bahan latihan setiap pertemuan maupun untuk bahan ulangan peserta didik setiap akhir bab sebagai salah satu pedoman pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan panduan susunan materi ajar. Selain itu, untuk referensi soal karena buku guru mirip dengan buku siswa dan semua peserta didik dipinjami buku agar memudahkan proses pembelajaran, untuk memudahkan pembahasan soal dan pembahasan materi bersama, dan sebagai salah satu sumber belajar. Salah satu guru lebih senang menggunakan modul yang dibuat sendiri yang sudah disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran Kurikulum 2013 daripada menggunakan Buku Matematika SMP Kelas VIII Pegangan Siswa Kurikulum 2013. Menurut Bambang Ruwanto (2013), dalam buku teks mata pelajaran Matematika materinya terlalu tinggi, tidak cocok untuk anak-anak yang baru lulus sekolah dasar. Berdasarkan daftar pustaka yang disajikan pada bagian akhir buku, buku teks Matematika menggunakan buku-buku referensi untuk konsumsi mahasiswa Jurusan Matematika. Contoh soal yang disajikan pun tidak berjenjang dari mudah ke sukar, namun langsung ke persoalan yang sukar dipahami oleh peserta didik. Bahkan, banyak soal latihan yang bobotnya setara dengan soal-soal untuk Olimpiade Sains Nasional (OSN). Pada Buku Matematika SMP Kelas VIII untuk Siswa pada Kurikulum 2013 juga banyak dijumpai salah ketik, khususnya dalam penulisan simbolsimbol Matematika. Karena buku peserta didik sama dengan buku pegangan 103 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI guru dalam hal isi, kesalahan yang terdapat pada buku peserta didik juga terdapat pada buku pegangan guru. Jika dibandingkan dengan buku teks mata pelajaran lain, Buku Matematika SMP Kelas VIII untuk Siswa pada Kurikulum 2013 memiliki jumlah halaman paling banyak, sekitar 440 halaman. Jika guru berhasil menyelesaikan materi pembelajaran dalam 2 semester dengan penerapan pendekatan santifik sesuai dengan Kurikulum 2013 dinilai luar biasa. Peserta didik dan guru baru menerima hardcopy Buku Matematika SMP Kelas VIII Pegangan Guru Kurikulum 2013 dan Buku Matematika SMP Kelas VIII untuk Siswa Kurikulum 2013 pada semester kedua. Ini sangat menghambat proses pembelajaran. Bahkan materi Sistem Koordinat di Bab 1 diajarkan setelah Bab 2 Operasi Aljabar karena guru terlambat mengetahui tentang susunan materi ajar. Setelah dilakukan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Buku Matematika Kelas VIII Pegangan Guru Kurikulum 2013 kurang mendukung kegiatan pembelajaran di kelas 8E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta untuk materi Bangun Ruang Sisi Datar. Hal ini dikarenakan masih banyak kekurangan pada Buku Matematika Kelas VIII Pegangan Guru Kurikulum 2013 seperti yang diungkapkan Ruswanto (2013). Intensitas penggunaan Buku Matematika Kelas VIII Pegangan Guru Kurikulum 2013 oleh guru rendah dan keterlambatan pendistribusian Buku Siswa Matematika Kelas VIII Kurikulum 2013 berdampak pada kesesuaian materi yang harus disampaikan guru. 104 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan rumusan masalah mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan Kurikulum 2013 analisis kesesuaian di kelas 8E materi Bangun Ruang Sisi Datar dan Penggunaan Buku Matematika Pegangan Guru SMP kelas VIII Kurikulum 2013 di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, dapat disimpulkan bahwa: 1. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas 8E SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta kurang sesuai dengan Kurikulum 2013 pendekatan saintifik. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata persentase dari analisis tiga tahapan pembelajaran berdasarkan pedoman tahapan pembelajaran dalam Materi Pelatihan Guru Matematika SMP Tahun 2013, yaitu Kegiatan Pendahuluan dengan persentase 55,6%, Kegiatan Inti dengan persentase 61,1%, dan Kegiatan Penutup dengan persentase 50,0% adalah 55,6%. 2. Setelah dilaksanakan penelitian, rumusan masalah nomor 2 tidak dapat dijawab karena intensitas penggunaan Buku Matematika Kelas VIII Pegangan Guru Kurikulum 2013 dalam pembelajaran sangat minim sehingga tidak dapat diketahui apakah buku tersebut mendukung proses pembelajaran atau tidak. Guru tidak menggunakan buku tersebut sebagai acuan dalam proses pembelajaran dengan 105 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI pendekatan saintifik sesuai Kurikulum 2013, namun hanya menggunakan buku tersebut sebagai salah satu pedoman dalam penyusunan RPP, sebagai acuan materi ajar, dan pelengkap dalam pemberian latihan soal untuk peserta didik. 5.2. Saran Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, penulis mengemukakan saran sebagai berikut : 1. Hal yang perlu diperbaiki pada Kegiatan Pendahuluan Pembelajaran adalah aspek Apersepsi dan Motivasi pada indikator Mengajukan Pertanyaan Menantang dan Mendemonstrasikan Sesuatu yang Terkait dengan Materi Pembelajaran. Perbaikan ini diharapkan bermanfaat untuk membangkitkan minat peserta didik dalam belajar dan peserta didik mendapatkan gambaran nyata tentang materi pembelajaran sehingga memudahkan peserta didik untuk menalar. 2. Pada Kegiatan Inti Pembelajaran yang perlu diperbaiki adalah 4 aspek yaitu, Penguasaan Materi Pelajaran, Penerapan Strategi Pembelajaran yang Mendidik, Penerapan Pendekatan Saintifik, dan Pemanfaatan Sumber Belajar/Media dalam Pembelajaan. Perbaikan terhadap indikator dalam aspek-aspek tersebut perlu dilakukan terutama aspek Penerapan Pendekatan Saintifik karena Kegitan Inti Pembelajaran merupakan bagian pokok yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran saintifik sebagaimana 2013. 106 yang diidealkan Kurikulum PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3. Ada dua indikator aspek Kegiatan Penutup Pembelajaran yang perlu diperbaiki yaitu, memberikan tes lisan atau tes tertulis dan mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio. Perbaikan ini diperlukan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang dipelajari. 4. Perlu dilakukan evaluasi dan revisi lebih lanjut terhadap Buku Pegangan Guru Matematika Kelas VIII Kurikulum 2013 dan Buku Siswa Matematika Kelas VIII SMP/M.Ts. Kurikulum 2013. Hal ini dimaksudkan untuk melakukan perbaikan terhadap kualitas Buku Pegangan Guru maupun Buku Siswa yang digunakan dalam proses pembelajaran. 107 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Anas, Muhammad. 2014. Mengenal Metode Pembelajaran. Pasuruan: Pustaka Hulwa. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Ruwanto, B. 2013. “Buku Teks Kurikulum 2013”. Diakses dari http://kr.co.id/liputankhusus/opini/, pada tanggal 5 April 2015. Darsono, Maxx, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press. Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Peranturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Departemen Pendidikan Nasional. 2014. Peranturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Departemen Pendidikan Nasional. 2014. Peranturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2014 tentang Buku Teks Pelajaran 108 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI dan Buku Panduan Guru Kurikulum 2013. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Departemen Pendidikan Nasional. 2013. Peranturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. E. Mulyasa, H. 2014. Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Rosda. Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21 Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hudojo, H. 2003. Pengambangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Universitas Negri Malang. Immamah, Rina Nurdiana. 2014. “Analisis Buku Teks Matematika Kelas VII Kurikulum 2013”. Surabaya: UIN Sunan Ampel. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Faktor Keberhasilan Kurikulum 2013. Diakses dari http://www.divisidatalitbangdikbud.org, pada 15 Maret 2015 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SMP/MTs Matematika Tahun 2013. Jakarta: Kemeterian Pendidikan dan Kebudayaan. Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Rosda. 109 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Muslich, Masnur. 2010. Textbook Writing. Dasar-Dasar Pemahaman, Penulisan dan Pemakaian Buku Teks. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasioanal. Pusat Perbukuan. 2005. Pedoman Penilaian Buku Pelajaran untuk Sekolah Menengan Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Uno, H. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 110 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN 111 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 112 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 113 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 1 Tabel 4.1 Tahapan Pembelajaran Pertemuan 1 Tahapan Pembelajaran Pendahuluan Kegiatan Guru Kegiatan Peserta didik 4. Guru mengucapkan salam dan 4. Peserta didik menjawab salam mengecek kehadiran peserta dan menyampaikan peserta didik. didik yang tidak hadir dengan alasannya. 5. Guru memberikan penjelasan 5. Salah satu peserta didik dari pertanyaan peserta didik bertanya mengenai materi secara pribadi. pertemuan sebelumnya dengan maju membawa buku ke depan. 6. Guru menjelaskan bahwa 6. Peserta didik memperhatikan. materi pembelajaran tentang kubus yang meliputi unsurunsur, luas permukaan, dan volume. Inti 2. Guru menggambar kubus di 3. Peserta didik memperhatikan papan tulis dan meminta dan menyebutkan benda- peserta didik menyebutkan benda konkret yang benda-benda kongkret yang merupakan jenis bangun merupakan jenis bangun ruang kubus yaitu : batako, ruang kubus. kardus, cubic mainan, ruang kelas, dan almari. 114 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4. Guru mengambil contoh 10. Peserta didik memperhatikan. ruang kelas, yang dianggap kubus untuk membantu menjelaskan bentuk kubus dan menjelaskan cara pemberian nama masingmasing titik sudut. 11. Guru menjawab, urutan 11. Salah seorang peserta didik pemberian nama kubus harus bertanya baimana jika huruf selalu berbalik dengan arah yang digunakan acak? jarum jam. 12. Guru meminta peserta didik 12. Peserta didik menjawab untuk menyebutkan rusuk dengan bersama-sama kubus yang digambar di sehingga jawabannya kurang papan tulis. jelas. 13. Guru mengkonfirmasi tentang 13. Peserta didik memperhatikan. rusuk dan jumlah rusuk dengan menuliskan di papan tulis. 14. Guru menjelaskan dan 14. Peserta didik memperhatikan. menuliskan penamaan titik sudut dan jumlahnya. 15. Guru menjelaskan dan 15. Peserta didik memperhatikan. menuliskan penamaan sisi kubus dan jumlahnya. 16. Guru menjelaskan definisi 16. Peserta didik memperhatikan. diagonal sisi, menuliskan penamaan dan jumlahnya. 17. Guru bertanya kepada peserta didik cara menentukan 17. Peserta didik tidak dapat menjawab pertanyaan guru. 115 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI panjang diagonal sisi dengan memisalkan panjang sisi dengan huruf . 18. Guru memandu peserta didik 12. Peserta didik memperhatikan. mencari panjang diagonal sisi dengan menggunakan teorema Pythagoras sampai diperoleh panjang diagonal sisi dengan rusuk a adalah . 13. Guru bertanya kepada peserta 18. Peserta didik menjawab tentang diagonal ruang dan diagonal ruang adalah yang cara menentukan panjangnya. menyilang, sedang menentukan panjangnya tidak tahu. 19. Guru menjelaskan tentang 19. Peserta didik memperhatikan. diagonal ruang dan penamaannya dengan media ruang kelas. 20. Guru menunjukkan cara 20. Peserta didik yang menentukan panjang memperhatikan namun masih diagonal ruang dengan bidang mengalami kesullitan diagonal berbentuk persegi memahami bidang diagonal. panjang dan teorema Pythagoras sampai diperoleh panjang diagonal ruang kubus dengan rusuk a adalah . 21. Guru memberikan penjelasan 21. Empat orang peserta didik dengan meminjam 2 buku yang masih mengalami peserta didik dan membentuk kesulitan , maju ke depan kubus sederhana, meja guru untuk meminta 116 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI memasukkan buku ketiga menjelaskan ulang dari guru. menyilang untuk menunjukkan bidang diagonal. 22. Guru bertanya kepada peserta didik mengenai penamaan 22. Sebagian peserta didik menjawab dengan benar bidang diagonal. 23. Guru menanyakan cara 23. Peserta menentukan luas menentukan luas permukaan kubus dengan dipandu guru. kubus dengan menggunakan clue luas sebuah sisi dan banyak sisi kubus. 24. Guru menjelaskan dan 24. Peserta didik memperhatikan menuliskan rumus luas penjelasan guru. permukaan kubus di papan tulis. 25. Guru hanya memberikan 19. Peserta didik memperhatikan penjelasan sedikit kemudian penjelasan kemudian menulis menuliskan rumus volume di semua penjelasan guru di papan tulis karena buku catatatan. keterbatasan waktu. Penutup 2. Guru menuliskan latihan yang 3. Peserta didik membuka buku harus dikerjakan dari buku peserta didik untuk peserta didik meperhatikan tugas yang diberikan guru. 4. Guru memberikan rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya yakni materi 117 5. Peserta didik memperhatikan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI balok. 5. Guru membereskan alat tulis 6. Peserta didik mulai yang digunakan dan mengerjakan latihan yang membereskan meja guru diberikan guru. setelah mengisi jurnal kelas. 6. Guru meninggalkan kelas 7. Peserta didik melanjutkan sebelum jam pelajaran mengerjakan latihan yang berakhir karena akan diberikan guru. mengikuti rapat 118 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 2 Tabel 4.2 Tahapan Pembelajaran Pertemuan 2 Tahapan Pembelajaran Pendahuluan Kegiatan Guru Kegiatan peserta didik 1. Guru mengucapkan salam dan 1. Peserta didik menjawab salam mengecek kehadiran peserta dan menyampaikan peserta didik. didik yang tidak hadir dengan alasannya. 2. Guru menyampaikan rencana 2. Peserta didik mempersiapkan pembelajaran yang akan pembelajaran. dilaksanakan, kompetensi yang harus dicapai peserta didik, dan materi yang akan dipelajari yaitu balok. Kegiatan Inti 1. Guru menggambar balok di 1. Siswa membuka buku teks. papan tulis. 2. Guru mengambil contoh ruang kelas dan menjelaskan 2. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru. perbedaan antara balok dan kubus, juga menggunakan media yang sama untuk menggambarkan kubus dan balok. 3. Guru menuliskan kembali catatan kubus di papan tulis 119 3. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI untuk menjelaskan kepada peserta didik mengenai balok. 4. Guru menjelaskan unsur- 4. Peserta didik memperhatikan unsur balok berdasarkan penjelasan guru. gambar di papan tulis yang sebelumnya dibuat guru. 5. Guru memberikan pertanyaan 5. Salah sorang peserta didik panduan mencari rumus balok menjawab dengan benar dengan bantuan gambar. bagaimana mencari panjang sisi. 6. Guru meminta peserta didik 6. Peserta didik menjawab lain mengulang jawaban rumus panjang diagonal sisi peserta didik yang telah dengan memperhatikan alas menjawab. adalah 7. Guru menjelaskan mencari 7. Peserta didik kurang panjang diagonal dengan memperhatikan penjelasan menggunakan hubungan guru dan meminta guru antara panjang, lebar, dan mengulang lagi. tinggi, maka keseluruhan rumus yang diterima peserta didik adalah , , dan 8. Guru mencari menanyakan panjang cara diagonal ruang kepada peserta didik dengan memberikan catatan yang harus diperhatikan adalah panjang, lebar, dan 120 8. Seorang peserta didik menjawab kembali dengan benar. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI tinggi. 9. Guru memberikan pujian kepada peserta didik yang 9. Peserta didik menjawab rumus panjang diagonal ruang menjawab dengan benar. 11. Guru menekankan kepada peserta didik bahwa diagonal ruang berbentuk 11. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru. persegi panjang dan selalu melibatkan panjang, lebar, tinggi. 12. Guru menuliskan semua 12. Peserta didik memperhatikan rumus luas bidang diagonal, , dan penjelasan guru. , . 13. Guru menjelaskan ulang 13. Sebagian besar peserta didik semua rumus mengenai meminta guru mengulang panjang diagonal ruang dan penjelasan. luas diagonal ruang. 14. Guru menjelaskan rumus luas permukaan balok dengan 14. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru. menggunakan clue banyak sisi dan menghitung jumlah luas keseluruhannya 15. Guru menuliskan rumus luas permukaan balok. 15. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru. 16. Guru hanya memberikan 16. Peserta didik meminta guru penjelasan sedikit kemudian mengulang penjelasan rumus menuliskan rumus volume di volume dan mencatat semua papan tulis yang ditulis guru di papan karena keterbatasan waktu. tulis. Penutup Pembelajaran 121 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1. Guru menuliskan tugas yang 1. Peserta didik membuka harus dikerjakan oleh peserta halaman buku siswa untuk didik selama guru mengikuti memperhatikan tugas rapat. guru. 2. Guru memberikan rencana 2. Peserta didik pembelajaran yang akan memperhatikan dan mulai dilaksanakan pada pertemuan mengerjakan tugas yang selanjutnya yakni materi diberikan guru. prisma dan limas. 3. Guru membereskan alat tulis 3. Peserta didik yang digunakan dan mengerjakan tugas yang membereskan meja guru diberikan guru. setelah mengisi jurnal kelas. 4. Guru mengingatkna peserta didik untuk mengerjakan tugas. memperhatikan arahan guru. 5. Guru mengucapkan salam dan meninggalkan 4. Peserta didik kelas untuk mengikuti rapat. 5. Peserta didik mengucapkan salam dan mengerjakan tugas. 122 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 3 Tabel 4.3 Tahapan Pembelajaran Pertemuan 3 Tahapan Pembelajaran Pendahuluan Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik 1. Guru mengucapkan salam dan 1. Peserta didik menjawab salam mengecek kehadiran peserta dan menyampaikan peserta didik. didik yang tidak hadir dengan alasannya. 2. Guru menanyakan soal yang telah diberikan pada minggu 2. Peserta didik menyiapkan tugas yang diberikan guru. sebelumnya mengenai materi kubus dan balok. 3. Guru menjawab pertanyaan 3. Beberapa siswa bertanya peserta didik mengenai materi materi pertemuan sebelumnya sebelumnya. yang belum jelas. 4. Guru menyampaikan metode pembelajaran, kompetensi 4. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru. yang akan dicapai, dan materi yang akan dipelajari yaitu prisma dan limas. Inti Pembelajaran 1. Guru membahas soal yang 1. Sebagian peserta didik diberikan pada minggu meminta guru menjelaskan sebelumnya. cara mngerjakan soal. 2. Guru meminta beberapa 2. Sebagian besar peserta didik peserta didik maju memperhatikan dan aktif mengerjakan soal sulit dan bertanya, sebagian kecil sibuk 123 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI memberikan pembahasan dari memperhatikan hal lain dan beberapa soal banyak kurang mengikuti kegiatan ditanyakan oleh peserta didik. pembelajaran. 3. Guru menjelaskan dan 3. Peserta didik memperhatikan menuliskan setiap langkah penjelasan guru. pengerjaan di papan tulis agar peserta didik mudah mencatat. 4. Guru menanyakan kepada 4. Peserta didik menjawab tenda peserta didik mengenai kemah dan bungkus coklat. bentuk prisma, dan contoh bangun yang mempunyai bentuk prisma. 5. Guru menggambar prisma 5. Peserta didik memperhatikan. tegak segitiga dan prisma segi lima, dan menjelaskan perbedaan keduanya. 6. Guru menjelaskan dengan bantuan gambar dan contoh. 6. Beberapa peserta didik meminta guru mengukang penjelasan. 7. Guru bertanya kepada peserta didik cara mencari rumus luas 7. Seebagian besar kesulitan menjawab pertanyaan guru. permukaan prisma segitiga, seperti tenda yang mereka lihat. 8. Guru menjelaskan cara 8. Peserta didik memperhatikan mencari luas permukaan penjelasan guru. prisma dan menuliskan rumus luas permukaan prisma di papan tulis. 9. Guru meminta peserta didik 124 9. Peserta didik berdiskusi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI membayangkan jaring-jaring dengan teman sebangku. prisma. 10. Guru menuliskan rumus luas 10. Peserta didik memperhatikan. permukaan prisma di papan tulis. 11. Guru bertanya kepada peserta 11. Peserta didik menjawab didik bentuk lain prisma prisma segi-empat, segi-enam, selain prisma segi-tiga. segi-delapan. 12. Guru meminta peserta didik 12. Seorang peserta didik memperhatikan prisma yang menjawab dengan luas alas digambar di papan tulis dan dikalikan dengan tinggi, menanyakan kepada peserta tergantung bentuk alasnya. didik cara mencari rumus volumenya. 13. Guru memberikan penjelasan mengenai rumus permukaan 13. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru. prisma yang lebih mudah dengan catatan alas dan tutupnya beraturan. 14. Guru menjelaskan dasar 14. Peserta didik yang kesulitan rumus volume dan memahami meminta guru menuliskan rumus volume mengulang penjelasan. prisma di papan tulis. 15. Guru bertanya kepada peserta didik bentuk limas dan 15. Peserta didik menjawab didik mengamati piramida. menggambarkan bangun limas segi-empat di papan tulis. 16. Guru meminta siswa 16. Peserta mengamati bangun limas 125 gambar limas di papan tulis. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI segitiga dan segiempat di papan tulis. 17. Guru memberikan penjelasan 17. Peserta didik memperhatikan. rumus luas permukaan didapat dari hasil penjumlahan semua luas sisi limas. 18. Guru membahas rumus 18. Peserta didik yang kesulitan permukaan limas, luas memahami penjelasan guru segitiga alas ditambah dengan maju kedepan melihat rumus semua luas segitiga sisinya. yang ditulisan di papan tulis. 19. Guru menjelaskan apotema 19. Peserta didik memperhatikan. atau sisi tegak. Guru menekankan pengertian kembali mengenai materi phytagoras yang menjadi dasar dari materi apotema tersebut. 20. Guru mengulang penjelasan apotema atau sisi tegak. 20. Sebagian besar peserta didik belum mengerti penjelasan guru. 21. Guru meminta peserta didik 21. Seorang peserta didik lebih memperhatikan lagi menjawab, jika bangun limas bentuk kedua bangun tersebut tidak memiliki tutup hanya sebelum masuk ke rumus memiliki alas seperti halnya volume. dengan prisma. 22. Guru memuji jawaban peserta didik dan menuliskan bahwa rumus volume limas adalah , dengan t 126 22. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI adalah tinggi limas. 23. Guru bertanya kepada peserta 23. Beberapa peserta didik didik mengenai materi yang meminta guru mengulang belum dimengerti. penjelasan. 24. Guru meminta peserta didik 24. Peserta didik mencatat mencatat apa yang sudah penjelasan guru dari papan ditulis di papan tulis agar tulis. memudahkan peserta didik dalam belajar. 25. Guru memberikan 4 soal 25. Peserta didik membuka buku latihan untuk dikerjakan oleh teks matematika dan mulai peserta didik di kelas. mengerjakan. 26. Guru meminta beberapa 26. Beberapa peserta didik maju peserta didik maju mengerjakan soal di papan mengerjakan di papan tulis. tulis. 27. Guru menjelaskan cara 27. Peserta didik memperhatikan mengerjakan soal yang penjelasan guru. dianggap sulit oleh peserta didik. 28. Guru menjawab pertanyaan peserta didik. 28. Peserta didik bertanya tentang materi yang belum dimengerti. Penutup Pembelajaran Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik 1. Guru memberikan beberapa soal latihan lain dari buku dan lembar soal untuk dikerjakan di rumah sebagai latihan ulangan yang akan dilaksanakan minggu depan. 127 1. Peserta didik mencatat tugas yang diberikan guru. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari 2. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru. pertemuan selanjutnya yaitu peluang 3. Guru membereskan alat tulis yang digunakan dan 3. Peserta didik membereskan buku pelajaran. membereskan meja guru setelah mengisi jurnal kelas. 4. Guru mengucapkan salam dan meninggalkan kelas. 4. Peserta didik membalas salam guru. 128 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 4 Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Peneliti : “Sejak kapan Ibu melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis Kurikulum 2013 ?“ G1 : “Sejak pertama pemerintah menetapkan Kurikulum baru pengganti KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), yakni kurikulum 2013. SMP Pangudi Luhur sudah langsung melaksanakan sejak tahun ajaran 2013/2014.“ Peneliti : “Sejauh ini, bagaimana Ibu melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis K-13 ? Apakah berbeda dengan Kurikulum sebelumnya ?” G1 : “Pada awalnya masih kesulitan karena pengetahuan yang minim mengenai K-13, tetapi dari pemerintah mengadakan diklat dan pelatihan khusu dari yayasan sebelum tahun ajaran dimulai. Karena K-13 bukan hanya masalah pembelajarannya saja melainkan perangkat pembelajaran lainnya, perlu waktu untuk menyesuaikan dari banyak perubahan. Letak perbedaannya dari kegiatan pembelajaran dan dari perangkat pembelajaran. Kalau sudah menjelang akhir tahun seperti ini biasanya yang repot, kalau KTSP tidak serepot ini.” Peneliti : “Bagaimana proses penyusunan RPP materi bangun ruang sisi datar untuk semester 2 tahun ajaran 2014/2015, yang susuai dengan K-13 ?” G1 :”Jadi sebelum tahun ajaran baru dimulai, semua guru wajib membuat apa yang dinamakan Program Tahunan (PROTA), Program Semester (PROSEM), Silabus, RPP, dan Evaluasi Pembelajaran. Kebetulan, waktu itu saya membuat RPP Kelas 8 tidak semua materi dibuat. Materi bangun ruang sisi datar ini juga tidak dibuat.” Peneliti : “Apakah Buku Matematika Pegangan Guru SMP Kelas VIII digunakan dalam penyusunan RPP materi ajar bangun ruang sisi datar yang susuai dengan K-13 ?” G1 : “Pada saat penyusunan RPP ada beberapa buku yang digunakan, salah satunya memang Buku Matematika Kelas VIII Pegangan Guru K-13. Sebenarnya Buku Pegangan Guru tersebut tidak jauh berbeda dengan Buku Siswa, hanya berbeda pada bagian keterangantambahan bagian kegiatan dengan siswa. Saya menggunakan buku tersebut untuk refrensi soal, bukan buku utama untuk kegiatan pembelajaran. Alasannya karena selain banyak kesalahan cetak, keterlambatan buku di tahun lalu, juga banyak materi yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Saya mengantisipasi UN kelas 9 takutnya di buku tidak ada tapi keluar di soal.” 129 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Peneliti : ”Dalam kegiatan pembelajaran materi bangun ruang sisi datar, apakah dilaksanakan mengikuti K-13 yang berlaku, yakni dengan pendekatan scientific ? Bagaimana Pembelajaran tersebut berlangsung?” G1 : ”Karena ini materi ada di semester 2, banyak waktu yang terbuang untuk urusan kelas 9. Saya sendiri agak mengejar waktu saat melaksanakan pembelajaran materi bangun ruang sisi datar, sehingga yang saya tekankan adalah siswa mengerti rumus dan tahu cara mengerjakan soal. sebiasa mungkin pendekatan scientific tetap diterapkan hanya saja kurang bisa maksimal karena memang membutuhkan waktu yang lebih lama. Pembelajaran berlangsung dengan baik, seperti yang Mbak lihat. Hanya saja mungkin kurang bisa menerapkan penuh pendekatan scientificnya.” Peneliti : ”Kesulitan apa yang dihadapi dalam menekankan makna scientific dalam pembelajaran materi bangun ruang sisi datar di kelas ? bagaimana mengatasi kesulitan tersebut?” G1 : ”Sebetulnya sulit tidaknya selain karena bergantung pada kesiapan siswa dan guru, juga waktu yang ada. Paling susah kalau sudah kejar waktu, Mbak. Pikiran sudah kepecah sana sini, ditambah tuntutan ngajar dan materi yang masih banyak. Biasanya terjadi di akhir-akhir tahun ajaran seperti ini. Sebias mungkin jangan ada yang dikorbankan begitu, tapi sulit juga. Mau tidak mau, ya anak-anak kelas 8 yang jadi korban. Sebenarnya siswa tidak kesulitan dengan pendekatan scientific, sejak pertama mereka di kelas 7 sudah menggunakan K-13 sampai sekarang kelas 8, meskipun mungkin tidak banyak yang mengetahui makna scientific itu sendiri. Mengatasinya dengan mempriorotaskan pengetahuan mereka agar siap untuk ujian, bagaimanapun siswa harus siap untuk UAS.” Peneliti : “Apakah siswa mengalami kesulitan dengan pembelajaran menggunakan pendekatan scientific di kelas ? Bagaimana mengatasinya?” G1 : “Secara keseluruhan saya menilai siswa siap melaksanakan pembelajaran di kelas dengan pendekatan scientific atau sesuai dengan K-13 karena sejak kelas 7 sudah mulai dengan K-13, walau diawal banyak yang mengeluh. Keluahan siswa sendiri lebih ke buku siswa yang terlambat datang, banyaknya kesalahan cetak, materi yang menurut mereka ribet dan penjelasan yang susah dimengerti karena tidak langsung ke intinya. Namun, pelan-pelan siswa mulai terbiasa dengan materi dan cara belajar K-13, dan saya mengajar tidak penuh sesuai dengan K-13 karena seringkali masih berpusat pada saya sebagai guru.” Peneliti : “Bagaimana peran buku Matematika Pegangan Guru Kelas VIII SMP Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran ?” G1 : “Kalau saya sendiri memang mempunyai Buku Matematika Pegangan Guru Kelas VIII Kurikulum 2013. Awalnya hanya softcopy dari 130 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI internet dikarenakan cetakan dari pemerintah terbit terlambat. Beberapa bulan setelah pembelajaran berlangsung, baru dibagikan beberapa buku siswa dan buku guru. Saat membuat RPP saya banyak melihat dari buku tahun sebelumnya yang masih dengan KTSP, meskipun pada silabus ada materi yang berbeda. Baru ketika buku guru dan siswa sudah didistribusikan dan siswa masing-masing dipinjami buku oleh sekolah saya menggunakan buku guru untuk kegiatan pembelajaran. Sebenarnya tidak banyak perbedaan antara buku guru dan buku siswa, hanya ada tambahan pada bagian keterangan tahapan kegiatan pembelajaran yang ditampilkan di buku guru. Perannya memudahkan saya mengajar, karena buku pegangan bisa menyesuaikan dengan siswa.” Peneliti : “Apakah kekurangan dan kelebihan buku Matematika Pegangan Guru Kelas VIII SMP Kurikulum 2013 ?” G1 : “Kelebihannya membantu saya sebagai guru menyusun rencana pembelajaran, membantu dalam proses pembelajaran, sebagai acuhan materi ajar, dan membantu siswa lebih memahami materi yang diberikan guru, meskipun saya tidak memakai penuh buku guru tersebut. Kekurangannya lebih ke masalah fisik buku, yakni kesalahan cetak, terlambat pendistribuasiannya, dan ada beberapa penjelasan pada buku yang sulit dipahami oleh siswa.” Peneliti : “Bagaimana pendapat Ibu mengenai Kurikulum 2013 dan pembelajaran yang selama ini yang sudah dilaksanakan serta mengenai perangkat pendukung pembelajaran yang ada ?” G1 : “Saya sebagai guru, dan Mbak nantinya yang akan menjadi guru adalah pelaksana Kurikulum selain siswa. Kita diharapkan paham dengan apa yang menjadi tujuan dari masing-masing kurikulum. Ada 3 hal yang perlu diperhatikan, yang pertama adalah ketersediaan buku sebagai sumber dan penunjang belajar, kedua mengenai proses pelaksanaan pembelajaran mulai dari penyusunan RPP dan proses belajar mengajar di kelas, dan ketiga adalah kemampuan guru. Meskipun sudah jadi guru bertahun-tahun, harus terus mau belajar karena jaman berubah dan guru juga harus terus menyesuaikan.” 131 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 5 Hasil Wawancara dengan Guru Kelas Peneliti : “Sejak kapan Ibu melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis Kurikulum 2013 ?“ G2 : “Saya baru menjadi guru pengganti sejak 2 bulan lalu. Sebelumnya saya mengajar di SMP Immaculata. Ini adalah kali pertama saya melaksanakan Kurikulum 2013 meskipun dulu sudah mengikuti pelatihan, namun setelah dicabut dan kembali ke KTSP, K-13 sudah tidak digunakan.” Peneliti : “Sejauh ini, bagaimana Ibu melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis K-13 ? Apakah berbeda dengan Kurikulum sebelumnya ?” G2 : “Seharusnya memang berbeda di RPP, Silabus, Evaluasi Pembelajaran, terutama di pembelajarannya sendiri. Apalagi kita terbiasa dengan KTSP. Awalnya memang agak repot, apalagi dari pembelajaran sendiri ada banyak perubahan cara penyampaian materi dan tujuan yang dititikberatkan pada siswa. “ Peneliti : “Bagaimana proses penyusunan RPP materi bangun ruang sisi datar untuk semester 2 tahun ajaran 2014/2015, yang susuai dengan K-13 ?” G2 : “Pada saat saya masuk SMP PL 1 Jogja, RPP bangun ruang sisi datar sudah ada dari tahun sebelumnya, saya melanjutkan saja ke proses pembelajarannya.” Peneliti : “Apakah Buku Matematika Pegangan Guru SMP Kelas VIII digunakan dalam penyusunan RPP materi ajar bangun ruang sisi datar yang susuai dengan K-13 ?” G2 : “Karena saya tidak menyususn RPP secara langsung, saya menggunakan buku tersebut sebagai salah satu pedoman pembelajaran terlebih pendekatan scientific dan panduan susunan materi ajar. Selain itu, untuk referensi soal karena buku guru mirip dengan buku siswa dan semua siswa dipinjami buku agar memudahkan proses pembelajaran. Peneliti : ”Dalam kegiatan pembelajaran materi bangun ruang sisi datar, apakah dilaksanakan mengikuti K-13 yang berlaku, yakni dengan pendekatan scientific ? Bagaimana Pembelajaran tersebut berlangsung?” G2 : “Saya berusaha melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Kurikulum yang berlaku yakni K-13. Akan tetapi, pada kenyataan di kelas memang pendekatan ilmiah atau santifik tidak dapat dilakukan secara utuh karena banyak kendala. Kendala yang paling sering dihadapi adalah waktu, materi ajar yang kadangkala menjadi lebih sulit jika menggunakan pendekatan saintifik, dan buku yang kurang mendukung. Siswa sendiri 132 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI kadang kesulitan memahami penjelasan materi yang dimaksud buku, padahal buku tersebut merupakan buku terbitan pemerintah yang menerapkan K-13.” Peneliti : ”Kesulitan apa yang dihadapi dalam menekankan makna scientific dalam pembelajaran materi bangun ruang sisi datar di kelas ? bagaimana mengatasi kesulitan tersebut?” G2 : ”Kesulitannya mungkin karena materi yang banyak dan menuntut harus segera diselesaikan sedangkan waktunya mepet. Sebisa mungkin saya menerapkan pendekatan ilmiah sesuai dengan K-13 meskipun mungkin tidak bisa penuh. Mengatasinya dengan memahami kebutuhan siswa, dan mengetahui tujuan pembelajaran sehingga dapat menghemat waktu mengajar. Intinya lngsung kepada kemampuan apa yang harus di kuasai siswa pada materi tersebut, juga dengan bantuan modul yang saya buat sendiri.” Peneliti : “Apakah siswa mengalami kesulitan dengan pembelajaran menggunakan pendekatan scientific di kelas ? Bagaimana mengatasinya?” G2 : “Mata pelajaran yang ditempuh oleh siswa pada K-13 lebih sedikit daripada KTSP, ada keuntungan tersendiri untuk siswa. Khusus untuk mata pelajaran matematika, siswa berharap guru mengajar dengan ringkas dan jelas. Kesulitan yang dihadapi siswa lebih mengarah kepada penyesuaian dari pengembangan materi K-13 yang sedikit berbeda dengan tahun ajaran sebelumnya. Menjadi tugas guru untuk mengatasi kesulitan pemahaman siswa dan guru bertanggungjawab penuh. Memperbanyak latihan, walaupun makna scientific kurang dapat diterapkan, paling tidak siswa mencapai kompetensi yang diharapkan sehingga tidak menjadi korban kebingungan pendekatan ilmiah K-13.” Peneliti : “Bagaimana peran buku Matematika Pegangan Guru Kelas VIII SMP Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran ?” G2 : “Saya tidak terlalu terpaku dengan buku guru ataupun siswa memang sejak dulu mengajar. Saya lebih senang membuat modul sendiri untuk menunjang proses pembelajaran. Buku guru tersebut memang saya pakai sebagai acuan materi dan karena semua siswa memegang buku siswa yang sama dengan buku guru memudahkan dalam memberikan latihan bersama baik dikerjakan di kelas ataupun di rumah sebagai tugas.” Peneliti : “Apakah kekurangan dan kelebihan buku Matematika Pegangan Guru Kelas VIII SMP Kurikulum 2013 ?” G2 : “Sebagai penghubung antara siswa dan guru, bisa dalam hal pembelajaran, pemahaman materi, atau dalam hal pemberian tugas. Membantu guru melihat kemampuan dan pemahaman siswa dengan evaluasi. Kekurangannya ada beberapa salah cetak yang menyulitkan 133 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI siswa pada kegiatan belajar dan mengajar khususnya pada guru. Selain itu saya kurang tahu, karena tidak banyak menggunakan buku guru tersebut.” Peneliti : “Bagaimana pendapat Ibu mengenai Kurikulum 2013 dan pembelajaran yang selama ini yang sudah dilaksanakan serta mengenai perangkat pendukung pembelajaran yang ada ?” G2 : “Banyak yang megeluhkan ketidaksiapan pemerintah dalam hal ini Menteri Pendidikan M. Nuh, era presiden Susilo Bambang Yudhoyono melaksanakan K-13 serentak di seluruh sekolah di Indonesia. Selain buku penunjang, kemampuan masing-masing guru menganalisis materi, dan jam mengajar yang berubah menjadi kendala. Selain itu masih ditambah masalah intern guru seperti sertifikasi, evaluasi pembelajaran siswa, dan masalah sekolah. Mau tidak mau memang harus melaksanakan K-13 sesuai putusan pemerintah, ya mari lakukan dengan maksimal.” 134 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 6 Hasil Wawancara dengan Peserta Didik Peneliti : “Kapan pertama kali mengenal Kurikulum 2013 sebagai Kurikulum yang diberlakukan mengganti KTSP? Bagaimana pendapatmu?” S1 : “Kelas 7, Bu. Gimana ya? Susah-susah gampang. Kadang kalau pelajaran siswa suruh belajar kelompok terus, asik!” Peneliti : “Taukah kamu mengenai pendekatan scientific dalam pembelajaran khususnya matematika? Dan sejauh mana kamu tahu mengenai kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan dalam kegiatan pembelajaran matematika?” S1 : “Apa itu, Bu? Kayaknya pernah denger tapi nggak tau maksudnya.” Peneliti : “Apakah kamu menggunakan buku siswa kurikulum 2013 saat kegiatan pembelajaran di kelas maupun saat belajar di rumah ? Apakah membantu?” S1 : “Ada, Bu dipinjami dari sekolah. Tapi nggak enaknya beberapa buku baru dibagi semester 2, kayak yang buku matematika. Aku nggak pake, tapi beberapa aja aku buka buat latihan soal. Abisnya banyak yang rumit penjelasannya.” Peneliti : “Apakah kamu memahami materi bangun ruang sisi datar yang diajarkan oleh Bu Siska/Bu Eva? Apakah kesulitanmu dalam mengikuti pembelajaran?” S1 : “Paham. Kalau matematika nggak ada kesulitan.” Peneliti : “Berapa nilai ulangan materi bangun ruang sisi datar mulikmu?” S1 : “Aku dapat 100.” 135 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 7 Hasil Wawancara dengan Peserta Didik Peneliti : “Kapan pertama kali mengenal Kurikulum 2013 sebagai Kurikulum yang diberlakukan mengganti KTSP? Bagaimana pendapatmu?” S2 : “Kelas 7. K-13 itu sebenernya cukup nyaman buat anakanak belajar. Kita juga dituntut untuk lebih aktif dalam pelajaran, kalau matematika ya mencari dan menemukan rumus misalnya. Namun karena ini adalah kurikulum yang masih baru, kurang dipahami oleh siswa dan guru. Masih sulit untuk langsung diterima.“ Peneliti : “Taukah kamu mengenai pendekatan scientific dalam pembelajaran khususnya matematika? Dan sejauh mana kamu tahu mengenai kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan dalam kegiatan pembelajaran matematika?” S2 : “Pernah tau, ya sedikit-sedikit memahami lah.” Peneliti : “Apakah kamu menggunakan buku siswa kurikulum 2013 saat kegiatan pembelajaran di kelas maupun saat belajar di rumah ? Apakah membantu?” S2 : “Pakai, tapi sudah dikembalikan lagi. Cukup membantu kalau ada soal dari guru.” Peneliti : “Apakah kamu memahami materi bangun ruang sisi datar yang diajarkan oleh Bu Siska/Bu Eva? Apakah kesulitanmu dalam mengikuti pembelajaran?” S2 : “Karena gurunya jelasinnya bikin mudeng, ya jadi enak. Paling kesulitannya kalau belajar dirumah dan nggak ngerti, bukunya nggak begitu bisa membantu.” Peneliti : “Berapa nilai ulangan materi bangun ruang sisi datar mulikmu?” S2 : “Kayaknya 85, Bu.” 136 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 8 Hasil Wawancara dengan Peserta Didik Peneliti : “Kapan pertama kali mengenal Kurikulum 2013 sebagai Kurikulum yang diberlakukan mengganti KTSP? Bagaimana pendapatmu?” S3 : “Kelas 7. Kalo menurutku dari persiapannya masih kurang, misalnya waktu kelas 8 beberapa buku baru dikasih di semester 2 sebelumnya masih yang softcopy. Kalau kurikulumnya sendiri lumayan, nggak terlalu banyak pelajaran minus akuntansi dan TIK. Soal-soalnya aja kadang tingkat dewa, susah-susah, tugasnya juga ribet, sama pelajaran isisnya ppt aja. Hal-hal kayak gitu yang malah membebani murid. Tapi, dengan model yang seperti itu kita jadi lebih siap untuk jenjang selanjutnya.” Peneliti : “Taukah kamu mengenai pendekatan scientific dalam pembelajaran khususnya matematika? Dan sejauh mana kamu tahu mengenai kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan dalam kegiatan pembelajaran matematika?” S3 : “Nggak tau, Bu.” Peneliti : “Apakah kamu menggunakan buku siswa kurikulum 2013 saat kegiatan pembelajaran di kelas maupun saat belajar di rumah ? Apakah membantu?” S3 : “Sebenernya membantu, kalau mau baca-baca penjelasannya walau rumit masih bisa dimengerti sedikit-sedikit.” Peneliti : “Apakah kamu memahami materi bangun ruang sisi datar yang diajarkan oleh Bu Siska/Bu Eva? Apakah kesulitanmu dalam mengikuti pembelajaran?” S3 : “Gurunya enak kok, ngajarinnya jelas dan nggak ribet kayak bukunya.” Peneliti : “Berapa nilai ulangan materi bangun ruang sisi datar mulikmu?” S3 : “95” 137 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 9 Hasil Wawancara dengan Peserta Didik Peneliti : “Kapan pertama kali mengenal Kurikulum 2013 sebagai Kurikulum yang diberlakukan mengganti KTSP? Bagaimana pendapatmu?” S4 : “Kayaknya sejak pertama masuk SMP udah pake K-13, Bu. Berarti kelas 7 ya ? Kalau menurutku ada enaknya ada enggaknya. Enaknya dari materi lebih ringkes ketimbang kurikulum sebelumnya, kalau nggak enaknya saking ringkesnya siswa bingung memahami materi.” Peneliti : “Taukah kamu mengenai pendekatan scientific dalam pembelajaran khususnya matematika? Dan sejauh mana kamu tahu mengenai kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan dalam kegiatan pembelajaran matematika?” S4 : “Tidak.” Peneliti : “Apakah kamu menggunakan buku siswa kurikulum 2013 saat kegiatan pembelajaran di kelas maupun saat belajar di rumah ? Apakah membantu?” S4 : “Pakai si, tapi tidak terlalu membantu. Soalnya kadang melebihi kemampuan dan cara atau penjelasan yang ditunjukkin bikin bingung.” Peneliti : “Apakah kamu memahami materi bangun ruang sisi datar yang diajarkan oleh Bu Siska/Bu Eva? Apakah kesulitanmu dalam mengikuti pembelajaran?” S4 : “Bus Siska lebih membantu memahami pelajaran ketimbang bukunya. Kalau buku caranya sulit dipahami kalo Bu Siska langsung.” Peneliti mulikmu?” S4 : “Berapa nilai ulangan materi bangun ruang sisi datar : “Kalau nggak salah 89.” 138 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 10 Hasil Wawancara dengan Peserta Didik Peneliti : “Kapan pertama kali mengenal Kurikulum 2013 sebagai Kurikulum yang diberlakukan mengganti KTSP? Bagaimana pendapatmu?” S5 : “Kelas 7, Bu. Ya, aku seneng aja soalnya kan kalau K-13 gak ada akuntansi, TIK, dll, jadi lebih sedikit. Cuma, terlalu banyak aktivitas jadi ngurangin waktu belajarnya gitu.” Peneliti : “Taukah kamu mengenai pendekatan scientific dalam pembelajaran khususnya matematika? Dan sejauh mana kamu tahu mengenai kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan dalam kegiatan pembelajaran matematika?” S5 : “Kayaknya si pernah dijelasin sama Bu Siska.” Peneliti : “Apakah kamu menggunakan buku siswa kurikulum 2013 saat kegiatan pembelajaran di kelas maupun saat belajar di rumah ? Apakah membantu?” S5 : “Pakai, Bu. Membantu sebenernya, hanya kurang lengkap.” Peneliti : “Apakah kamu memahami materi bangun ruang sisi datar yang diajarkan oleh Bu Siska/Bu Eva? Apakah kesulitanmu dalam mengikuti pembelajaran?” S5 : “Paham si sejauh ini. Soalnya Bu Siska perhatian kalo bener-bener belum ngerti.” Peneliti mulikmu?” S5 : “Berapa nilai ulangan materi bangun ruang sisi datar : “100 kayaknya, Bu.” 139 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 140