plagiat merupakan tindakan tidak terpuji plagiat

advertisement
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK METANOLIK DAUN
ROSEMARY (Rosmarinus officinalis L.) TERHADAP SEL KANKER
PAYUDARA T47D MELALUI REGULASI EKSPRESI RESEPTOR
ESTROGEN-! (ER!)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Disusun Oleh:
Clara Dewi Anggraeni
118114122
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2015
!
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK METANOLIK DAUN
ROSEMARY (Rosmarinus officinalis L.) TERHADAP SEL KANKER
PAYUDARA T47D MELALUI REGULASI EKSPRESI RESEPTOR
ESTROGEN-! (ER!)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Disusun Oleh:
Clara Dewi Anggraeni
118114122
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2015
!
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Persetujuan Pembimbing
AKTIYITAS SITOTOKSIK EKSTRAK METAIYOLIK DAUN
ROSEMARY (Rosmarinus ofJieinarrs L.) TERIIADAP SEL KAIIKER
PAYI]DARA T47D MELALUI REGULASI EKSPRESI RESEPTOR
ESTROGEN-c (ERcr)
Skripsi yang diajukan oleh
Clara Dewi Anggraeni
MM : ll8ll4l22
telah disetujui oleh
Pembimbing
(Agustina Setiawati, M.Sc., Apt.)
tanggal 2Maret2015
:
:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Pengesahan Skripsi Beriudul
AKTTVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK METAI\IOLIK DAT]N
ROSEMARY (Rosmarinus offtcinalis L.) TERIIADAP SEL KAIIKER
PAYI]DARA T47D MELALTJI REGULASI EKSPRESI RE,SEPTOR
ESTROGEN-cI @Rc)
Oleh:
Clara Dewi Anggraeni
NIM: ll8ll4122
Diperhhankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Padatanggal: 10 Maret 2015
Metgetahui
FakrdAs Farmasi
itas Sanata Dharma
(Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt.)
Panitia Penguji Skripsi
l.
Agustina Setiawati, M.Sc., Apt.
2.
Enade Perdana Istyastono, Ph.D., Apt.
3.
Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc.
lll
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Wherever your heart is, there you will find your treasure.”
Paulo Coelho – The Alchemist
Kupersembahkan karya ini kepada:
Papa Alyosius Bekti Subagyo dan Mama Ambrosia Sariningsih
Mbak Maria Erika Sariputranti dan Mas Christian J.P. Willy Resubun
Kakak Felisitas Kanyamurti
Cyrillus Dirga Sakti Adhyastha Resubun
!
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERNYATAAI\ KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa slaipsi yang telah saya
tulis ini, tidak memuat karya atau bagian karya orang laiq kecuali yang
sudatr
disebutkan dalarn hrtipan dan daftar pustakq seperti layalrrya karya ilmiah.
Apabila dikennrdian hari ditemukan indikasi plagirisme dalam naskah
tersebut, saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan per,undangundangan yang berlaku.
Yogyakarta, 2 Maret 2015
Penulis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAI\ PERSETUJUAI\
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAI\ AKADBMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Clara Dewi Anggraeni
NIM : ll8ll4l22
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta,karya ilmiah saya yang berjudul:
AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK METANOLIK DAUN
ROSEMARY (Rosmarinus officinalk L.) TERIIADAP SEL KANKER
PAYUDARA T4TD MELALUI REGULASI EKSPRESI RESEPTOR
ESTROGEN-a (ERc)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
internet dan media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 2 Maret 2015
Yang menyatakan
(ClaraDewi Anggraeni)
VI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PRAKATA
Puji syukur pada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan rahmat-Nya yang
melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Aktivitas
Sitotoksik Ekstrak Metanolik Daun Rosemary (Rosmarinus officinalis L.)
terhadap Sel Kanker Payudara T47D melalui Regulasi Ekspresi Reseptor
Estrogen-α (ERα)” dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) program studi Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini tidak
lepas dari bantuan dan campur tangan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan yang indah ini penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma.
2.
Ibu Agustina Setiawati, M.Sc., Apt. selaku Dosen Pembimbing dan
Dosen Penguji Skripsi ini serta selaku Kepala Laboratorium
Fakultas Farmasi, atas bimbingan, bantuan, dukungan, kesabaran,
dan motivasi selama pelaksanaan dan penyusunan skripsi juga ijin
yang diberikan sehingga penulis dapat menggunakan sarana dan
prasarana untuk kepentingan skripsi ini.
3.
Bapak Enade Perdana Istyastono, Ph.D., Apt. selaku Dosen Penguji
Skripsi dan telah memberikan saran kepada penulis.
4.
Ibu Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc. selaku Dosen Penguji
Skripsi dan telah memberikan saran kepada penulis.
5.
Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang sudah memberi dukungan dengan sabar selama
saya menempuh studi.
6.
Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma atas ilmu, arahan, dan bimbingan yang dibagikan.
!
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7.
Prof. dr. Supargiyono, Ibu Rumbi dan Ibu Juju selaku Supervisor
dan Teknisi Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Umum
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang telah membantu dan
membimbing selama pelaksanaan penelitian penulis dengan sabar.
8.
Keluarga terkasih, Papa Aloysius Bekti Subagyo, Mama Ambrosia
Sariningsih, Mbak Erika Sariputranti, Mas Christian John Phillips
Willy Resubun, Kakak Felisitas Kanyamurti, Cyrillus Dirga Sakti
Adhyastha Resubun atas segala bantuan dalam bentuk materi dan
moril, kepercayaan, dukungan dan doa yang tiada henti sehingga
penulis dapat menyelesaikan studi dengan tepat waktu dan dapat
membanggakan keluarga.
9.
Sahabat dari Tim Skripsi Pasti Sukses yaitu Andung Panjalu dan
Winda Sekarjati yang telah mengerahkan segala pikiran dan usaha
dengan penuh semangat agar dapat mengenakan toga bersama tepat
waktu.
10.
Teman-teman FSM C 2011 dan FST B 2011 atas kebersamaan
yang indah dalam perjuangan ini.
11.
Rekan, kerabat, dan sahabat yang tidak dapat saya sebutkan satu
per satu sejak bangku sekolah hingga saat ini atas bantuan dan
penghiburannya yang hangat.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, sehingga membutuhkan saran dan kritik yang membangun untuk perubahan
yang lebih baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 2 Maret 2015
Penulis
!
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................................v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................... vi
PRAKATA ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
INTISARI ............................................................................................................ xvii
ABSTRACT ......................................................................................................... xviii
BAB I. PENGANTAR .............................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................................1
1. Rumusan Masalah ............................................................................3
2. Keaslian Penelitian ...........................................................................3
3. Manfaat Penelitian ...........................................................................4
B. Tujuan Penelitian .........................................................................................4
1. Tujuan Umum ..................................................................................4
2. Tujuan Khusus .................................................................................4
!
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA......................................................................5
A. Kanker dan Karsinogenesis ..........................................................................5
B. Kanker Payudara ..........................................................................................7
C. Model Sel Kanker Payudara ........................................................................8
D. Reseptor Estrogen-α dan Tamoxifen ...........................................................9
E. Apoptosis dan Nekrosis..............................................................................11
F. Uji Sitotoksik .............................................................................................15
G. Annexin V Fluos ........................................................................................17
H. Imunositokimia ..........................................................................................18
I. Tanaman Rosemary dan Ekstrak Metanol Daun Rosemary ......................19
J. Landasan Teori ...........................................................................................21
K. Hipotesis .....................................................................................................22
BAB III. METODE PENELITIAN........................................................................23
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................................23
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................................23
1. Variabel Utama ..............................................................................23
2. Variabel Pengacau ..........................................................................23
3. Definisi Operasional.......................................................................24
C. Bahan Penelitian.........................................................................................25
D. Alat Penelitian ............................................................................................25
E. Tata Cara Penelitian ...................................................................................26
1. Pengumpulan Tanaman ..................................................................26
2. Determinasi Tanaman ....................................................................26
!
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3. Penyiapan Simplisia .......................................................................26
4. Ekstraksi Simplisia Daun Rosemary ..............................................27
5. Panen Sel ........................................................................................28
6. Preparasi Larutan Uji .....................................................................28
7. Pengujian Viabilitas Sel dengan Metode MTT ..............................28
8. Pengujian Apoptosis Sel dengan Metode Annexin V Fluos ..........29
9. Pengujian Ekspresi ERα dengan Metode Imunositokimia ............30
F. Tata Cara Analisis Hasil.............................................................................31
1. Analisis Nilai IC50 .........................................................................31
2. Analisis Apoptosis Sel ...................................................................31
3. Analisis Ekspresi ERα ..................................................................31
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................33
A. Determinasi Tanaman dan Ekstraksi Daun Rosemary ...............................33
B. Uji Sitotoksik Ekstrak Metanol Daun Rosemary dengan Metode MTT ....35
C. Pengujian Apoptosis Sel dengan Metode Annexin V Fluos ......................39
D. Pengujian Ekspresi ERα dengan Metode Imunositokimia .......................42
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................48
A. Kesimpulan ................................................................................................48
B. Saran ...........................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................49
LAMPIRAN ...........................................................................................................54
BIOGRAFI PENULIS ...........................................................................................61
!
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Hasil Uji Sitotoksik .............................................................................36
Tabel 2.
Hasil Uji Apoptosis Dengan Metode Annexin V Fluos ......................40
Tabel 2.
Hasil Uji Imunositokimia ....................................................................43
!
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Skema signaling ERα ....................................................................10
Gambar 2.
Tiga jalur utama apoptosis ..............................................................12
Gambar 3.
Proses apoptosis..............................................................................13
Gambar 4.
Proses nekrosis ...............................................................................14
Gambar 5.
Mekanisme reaksi pada pembentukan kristal formazan .................16
Gambar 6.
Tanaman rosemary .........................................................................19
Gambar 7.
Skema ekstraksi simplisia daun rosemary ......................................27
Gambar 8.
Struktur senyawa dalam ekstrak dan ligan ERα .............................34
Gambar 9.
Kristal formazan yang terbentuk pada uji MTT .............................35
Gambar 10.
Hasil uji sitotoksik ..........................................................................37
Gambar 11.
Hasil uji Annexin V Fluos ..............................................................40
Gambar 12.
Hasil uji imunositokimia ................................................................43
!
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Sertifikat determinasi tanaman rosemary .......................................55
Lampiran 2.
Seri kadar ekstrak metanol daun rosemary dan tamoxifen .............56
Lampiran 3.
Hasil analisis IC50 ekstrak dengan Program R ..............................57
Lampiran 4.
Hasil analisis IC50 tamoxifen dengan Program R ...........................58
Lampiran 5.
Lapang pandang preparat ekstrak dan tamoxifen ...........................59
Lampiran 6.
Lapang pandang preparat kontrol sel..............................................60
!
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
INTISARI
Kanker payudara merupakan penyakit yang kompleks dan heterogen.
Penyakit ini terus berkembang dan diperkirakan dalam 20 tahun ke depan
insidensinya meningkat. Kanker payudara memiliki karakter ekspresi berlebih
reseptor estrogen alfa (ERα) yang dapat dihambat dengan pengobatan standar
yaitu tamoxifen. Dewasa ini muncul efek samping dan resistensi terhadap
pengobatan tamoxifen. Oleh sebab itu dibutuhkan agen kemoprevensi kanker
payudara yang selektif terhadap ERα.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak
metanol daun rosemary (Rosmarinus officinalis L.) terhadap model sel kanker
payudara T47D yang dapat mengekspresikan ERα. Pengujian awal dilakukan
untuk mengetahui viabilitas sel dengan metode 3-[4,5-Dimethylthiazol-2-Yl]-2,5
Diphenyl Tetrazolium Bromide (MTT). Kemampuan apoptosis ekstrak diuji
dengan metode Annexin V Fluos dan uji imunositokimia untuk mengetahui
kemampuan penekanan ekstrak terhadap ekspresi ERα sel T47D.
Ekstrak metanol daun rosemary menunjukkan efek sitotoksik dengan
nilai IC50 13,95 !g/mL yang dihitung secara statistik dengan Program R. Ekstrak
metanol daun rosemary dapat menginduksi apoptosis 19,68%, nekrosis 77,33%,
dan dapat menekan ekspresi ERα 91-93% pada sel T47D.
Kata kunci:
!
Daun rosemary, Rosmarinus officinalis L., kanker payudara,
T47D, ERα.
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
Breast cancer is a complex and heterogeneous disease. This disease is
rapidly grow and predicted in the next 20 years the incidence increases. Breast
cancer has overexpression of estrogen receptor alpha (ERα) characteristic that can
be inhibited by a standard treatment, tamoxifen. Today tamoxifen treatment arises
side effect and resistance problem. Therefore chemoprevention agent for breast
cancer selective ERα is highly needed.
This study was conducted to determine the effect of the methanol extract
of rosemary (Rosmarinus officinalis L.) against T47D breast cancer cells model
that express ERα. Preliminary study was conducted to determine cell viability by
3-[4,5-dimethylthiazol-2-Yl]-2.5 Diphenyl Tetrazolium Bromide (MTT).
Furthermore, apoptosis cells were assayed by Annexin V Fluos and
immunocytochemistry to know suppression abilty of rosemary methanol extract
againts ERα expression.
Methanol extract of rosemary leaves showed a cytotoxic effect with IC50
13,95 !g/mL which calculated statistically by R program. Rosemary methanol
extract induced apoptosis 19,68%, necrosis 77,33%, and suppressed ERα
expression to 91-93%.
Keywords:
!
Rosemary leaves, Rosmarinus officinalis L., breast cancer, T47D,
ERα.
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A.
Latar Belakang
Kanker payudara merupakan keganasan non-kulit yang sering terjadi
pada wanita. Wanita yang hidup hingga usia 90 tahun memiliki kemungkinan satu
dari delapan mengidap kanker payudara. Pada tahun 2001, hampir 240.000 wanita
didiagnosis kanker payudara, dan lebih dari 40.000 meninggal akibat penyakit ini.
Jumlah wanita penderita kanker payudara diperkirakan meningkat tiga kali lipat
dalam 20 tahun ke depan (Kumar, dkk., 2004).
Pengobatan kanker payudara yang berkembang dewasa ini terbagi atas
terapi locoregional, kemoterapi dan kanker payudara triple negatif, dan terapi
bertarget reseptor estrogen (Sledge, dkk., 2014). Pengobatan kanker payudara
tidak selalu berhasil pada tiap subjek dikarenakan faktor heterogenisitas tingkat
genetik. Semakin kompleksnya arah perkembangan kanker payudara dapat
memunculkan resistensi terhadap pengobatan yang tersedia (Roche dan Vahdat,
2010). Maka dibutuhkan agen kemoprevensi untuk mencegah berkembangnya
kanker payudara sedini mungkin.
Perilaku pencegahan penyakit melalui makanan, bahan tambahan,
mikronutrien dan senyawa alami terus dikembangkan. Perilaku ini disebut
kemoprevensi dan substansi yang digunakan disebut agen kemopreventif.
Kemoprevensi
merupakan
penggunaan
1
agen
alami
atau
sintesis
yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
! 2
membalikkan, menghambat, atau mencegah perkembangan kanker. Tujuan utama
dari kemoprevensi adalah menunda terjadinya kanker dan juga menurunkan angka
kejadiannya. Kemopreventif yang berhasil membutuhkan penggunaan agen yang
mampu menghambat tahapan molekuler spesifik pada jalur karsinogenesis. Studi
selama empat dekade terakhir menunjukkan bahwa agen kemopreventif alami dan
sintetis mampu menghambat karsinogenesis melalui dua jalur utama yaitu
menginhibisi aktivasi karsinogen dan induksi enzim pemetabolisme xenobiotik
sehingga dapat melindungi dari efek toksik lingkungan. Di samping itu, agen
kemopreventif memiliki target molekuler seperti protein yang terlibat dalam
progresi dan proliferasi siklus sel, protein anti apoptosis, transport obat; multi
drug resistance (MDR); multi-drug resistance-related protein (MRP), jalur faktor
pertumbuhan, jalur aktivasi NF-!B, angiogenesis, protein inflamasi seperti COX2 (Sharma, 2012).
Daun
rosemary
berpotensi
untuk
dikembangkan
sebagai
agen
kemopreventif pada kanker payudara. Abe dkk. (2002) berhasil mengekstraksi
daun rosemary menggunakan pelarut metanol dan menganalisis kandungan
kimianya antara lain asam betulinat, asam oleanolat, dan asam ursolat. Menurut
hasil studi penelitian Bishaye dkk. (2011) asam betulinat pada T47D dan asam
ursolat pada MCF-7 memiliki aktivitas antiproliferatif dan induksi apoptosis, dan
menurut Liu dkk. (2014) asam oleanolat pada MCF-7 juga memiliki efek yang
sama. Beberapa penelitian telah membuktikan aktivitas antikanker komponen
dalam ekstrak metanol daun rosemary pada MCF-7 atau T47D akan tetapi uji
aktivitas sitotoksik ekstrak metanol daun rosemary pada sel T47D sebagai model
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
kanker payudara belum pernah dilakukan.
Pada penelitian ini, dilakukan penelusuran mekanisme molekuler
aktivitas sitotoksik ekstrak metanol daun rosemary terhadap sel T47D. Sel kanker
payudara T47D yang merupakan golongan luminal A banyak digunakan karena
mengekspresikan ER α yang berlebih, sehingga ideal untuk penelitian ini
(Holliday dan Speirs, 2011). Dengan demikian, diharapkan penelitian ini dapat
memberikan kontribusi dalam penemuan agen kemopreventif bagi kanker
payudara.
1.
Rumusan masalah
Apakah ekstrak metanol daun rosemary (Rosmarinus officinalis L.)
mempunyai aktivitas sitotoksik, induksi apoptosis, dan berpengaruh terhadap
ekspresi protein ERα terhadap sel kanker payudara T47D serta berapa IC50
ekstrak tersebut?
2.
Keaslian penelitian
Penelitian ekstrak metanol daun rosemary (Rosmarinus officinalis L.)
yang pernah dilakukan adalah “Inhibitory Effects of Rosemary Extracts, Carsonic
Acid and Rosmarinic Acid on the Growth of Various Human Cancer Cell Lines”
oleh Ozlem Yesil-Celiktas, Canan Sevimli, Erdal Bedir, Fazilet Vardar-Sukan
(2010). Daun rosemary diekstraksi dengan supercritical CO2 menggunakan
metanol, senyawa aktif yang ditemukan adalah asam karsonik dan asam
rosmarinik diujikan pada NCI-H82, DU-145, Hep-3B, K-562, MCF-7, PC-3,
MDA-MB-231 dengan metode MTT. Ekstrak metanol daun rosemary dinyatakan
berpotensi sebagai kandidat antikanker.
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan peneliti, penelitian tentang
Uji Aktivitas Ekstrak Metanolik Daun Rosemary (Rosmarinus Officinalis L.)
terhadap Sel Kanker Payudara T47D melalui Regulasi Ekspresi Reseptor
Estrogen-α (ERα) belum pernah dilakukan.
3.
Manfaat penelitian
a.
Manfaat
Teoretis.
Penelitian
ini
dapat
bermanfaat
bagi
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu kefarmasian mengenai
informasi tentang kemopreventif terkait ekstrak metanol daun rosemary
(Rosmarinus officinalis L.), sehingga dapat pula menjadi sumber acuan yang
dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
b.
Manfaat Praktis. Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan
secara ilmiah khasiat dari ekstrak metanol daun rosemary (Rosmarinus officinalis
L.) yang berpengaruh pada viabilitas, induksi apoptosis, dan mendeteksi ekspresi
protein sel kanker payudara T47D.
B. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan ekstrak metanol daun
rosemary
(Rosmarinus officinalis
L.)
memiliki
aktivitas
sebagai
agen
kemopreventif.
2.
Tujuan khusus
Mengetahui kemampuan ekstrak metanol daun rosemary (Rosmarinus
officinalis L.) untuk menginduksi sitotoksik, apoptosis, dan mempengaruhi
ekspresi ERα sel kanker payudara T47D, serta nilai IC50 ekstrak tersebut.
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
!
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A.
Kanker dan Karsinogenesis
Kanker dikarakterisasi oleh pertumbuhan yang tidak terkontrol dan
akuisisi metastatik. Pada banyak kasus, aktivasi onkogen dan atau deaktivasi gen
tumor supresor mengarah pada progresi siklus sel yang tidak terkendali dan
mekanisme inaktivasi apoptosis. Pada tumor ganas terjadi penurunan afinitas
antar jaringan spesifik ikatan sel-sel dengan reseptor dan peningkatan jumlah
reseptor pergerakan sel. Aktivasi membran metalloprotease membuka jalur fisik
metastatik persebaran sel kanker yang semakin lebar. Perubahan genetik yang
terjadi antara lain mutasi, translokasi dan delesi kromosom, disregulasi ekspresi
atau aktivitas jalur sinyal. Studi terkini menyebutkan bahwa perubahan epigenetik
merupakan ciri kanker karena sifatnya sebagai sel pencetus kanker dan inisiator
karsinogenesis (Sarkar, dkk., 2013).
Proses karsinogenesis diawali dengan tahap inisiasi neoplasia di mana
perubahan yang tidak terbalikan terjadi pada sel somatik. Inisiasi terjadi karena
adanya ketidakstabilan sel yang disebabkan oleh paparan karsinogen sehingga
terjadi mutasi pada gen dan terbentuk neoplastik. Aktivasi onkogen berperan
penting dalam transformasi neoplastik, seperti mutasi gen tumor menyebabkan
perubahan respon seluler yang mengacu pada disregulasi gen pada jalur kontrol
sinyal
biokimia
sehingga
terjadi
gangguan
5!
proses
alami
komunikasi,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
perkembangan, dan diferensiasi sel. Sel yang mengalami transformasi akan terus
membelah diiringi dengan mutasi lanjutan sebelum manifestasi lesi ganas (Devi,
2005).
Tahap kedua karsinogenesis adalah promosi di mana sel yang mengalami
transformasi terstimulasi untuk melakukan proliferasi lebih lanjut hingga muncul
ketidakseimbangan seluler. Tahap ini membutuhkan transformasi yang didorong
oleh paparan karsinogen dalam jangka panjang. Ketiga adalah progresi, atau biasa
disebut konversi sel pre-neoplastik. Sel pre-neoplastik bertransformasi ke tahap
perkembangan keganasan, diikuti oleh akumulasi mutasi gen dan luasnya klon sel
pre-neoplastik (Devi, 2005).
Tahap keempat adalah angiogenesis tumor, pertumbuhan tumor perlu
didukung oleh faktor pertumbuhan dan pembuangan molekul toksik yang efisien
juga asupan darah yang mencukupi. Faktor pendukung tersebut disalurkan oleh
pembuluh darah, akan tetapi pembuluh darah pada jaringan normal dan tumor
berbeda. Pembuluh tumor sering melebar, saccular dan berliku-liku dapat pula
mengandung sel-sel tumor dalam lapisan endotel pembuluh. Aliran darah di tumor
mungkin lebih lambat dibandingkan dengan jaringan normal yang berdekatan dan
mikrovaskuler tumor dapat menunjukkan hiperpermeabilitas protein plasma.
Tahap kelima adalah metastasis tumor, ketika progresi tumor terus berkembang,
sel akan terlepas dari massa tumor dan menginvasi jaringan terdekat. Sel yang
lepas tersebut juga akan masuk ke dalam sirkulasi darah dan limfa sehingga
masuk ke jaringan atau organ lain kemudian berkembang. Hal ini menyebabkan
metastase yang jauh, menghasilkan kanker yang menyebar luas (Devi, 2005).
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
B.
7
Kanker Payudara
Kanker payudara dapat muncul akibat akumulasi kerusakan genetik.
Beberapa gen bertanggung jawab terhadap sebagian besar kanker payudara
herediter, tapi banyak gen predisposisi bertanggung jawab terhadap kasus
sporadik. Mutasi yang terjadi pada gen predisposisi seperti p53, BRCA1 dan
BRCA2 yang cenderung bertindak melalui perbaikan DNA mempengaruhi
kestabilan gen. Studi mengenai kanker sporadis menyatakan bahwa abnormalitas
genetik yang luas terlibat dalam perkembangan penyakit kanker payudara
(Mallon, dkk., 2000).
Subtipe molekuler kanker payudara yang dikenal baik adalah luminal,
dengan cirinya yaitu sensitif terhadap hormon estrogen maupun progesteron.
Subtipe luminal dapat dibagi menjadi dua yaitu luminal A dan luminal B. Secara
prognosis subtipe luminal B dapat dikenali dengan ko-ekspresi HER2 selain ER
dan PR, berlawanan dengan luminal A yang HER2 negatif. Subtipe molekuler
berhubungan dengan tumor lokal yang kambuh, respon terhadap pengobatan
sistemik neoadjuvant, pola metastatik dan kelangsungan hidup sel kanker. Subtipe
molekuler dapat dihubungkan dengan perbedaan faktor resiko, sehingga dapat
mengidentifikasi perbedaan biologis proses neoplastik dengan bermacam tindakan
klinis dan reaksi pengobatan. Faktor molekuler yang memiliki peran pada
perkembangan sel kanker payudara yang telah diketahui dan berpotensi menjadi
target pengobatan adalah fascin, matrix metalloproteinase-1, cyclooxygenase-2,
interleukin, p53, p27, dan apoptosis-related factors seperti Bcl-2 (Strumfa, dkk.,
2012).
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
C.
8
Model Sel Kanker Payudara
Model sel kanker yang dikulturkan memberikan keuntungan pada
penelitian kanker yaitu populasi yang relatif homogen dan mampu bereplikasi
pada media kultur standarnya. Profil kanker payudara dengan ekspresi gen dan
imunohistokemikal reseptor estrogen alfa (ERα), reseptor progesteron (PR), dan
HER2 dapat diklasifikasikan menjadi beberapa subtipe yaitu luminal A (MCF-7,
T47D), luminal B (BT474, ZR-75), HER2 (SKBR3, MDA-MB-453), basal
(MDA-MB-468) dan normal (MDA-MB-231) (Holliday dan Speirs, 2011).
Kultur sel kanker payudara manusia mampu memberikan pedoman yang
sangat baik untuk penelitian kanker payudara dalam perkembangan dan
pengobatan tumor. Model sel kanker payudara yang dapat mengekspresikan ERα
adalah MCF-7 dan T47D. Sel ini biasa digunakan untuk uji in vitro dan in vivo
pada analisis gen, protein fungsional, dan uji efektivitas inhibitor. MCF-7
menggunakan media kultur DMEM, sifatnya resisten terhadap doxorubicin,
mengekspresikan Bcl-2 berlebih akan tetapi tidak mengekspresikan caspase 3
(Adjo Aka and Lin, 2012).
Sel kanker payudara T47D mengekpresikan reseptor estrogen nukleus,
yang diperlukan bagi sel untuk mengaktifkan gen penting tertentu dalam
pertumbuhan dan replikasi. Estrogen termasuk dalam hormon seks yang terdiri
dari estradiol, estriol, dan estrone. Hormon-hormon ini mampu menembus
membran sel sehingga dapat berdifusi langsung ke nukleus. Estrogen yang masuk
ke nukleus berikatan dengan reseptor estrogen membentuk reseptor dimer. Sisi
aktif reseptor kemudian berikatan dengan sisi spesifik pada DNA yang dapat
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
menaikkan atau menurunkan ekspresi gen tergantung pada peran faktor transkripsi
sisi aktif. T47D mengekspresikan protein p53 yang termutasi akan tetapi sel ini
sensitif terhadap doxorubicin (Neumann dan Rossi, 2012).
D.
Reseptor Estrogen-! dan Tamoxifen
Kanker payudara adalah penyakit heterogen, akan tetapi hampir 70% dari
penyakit ini adalah reseptor estrogen positif. Reseptor estrogen (ER) mendorong
pertumbuhan tumor dalam rangka respon terhadap ligannya yaitu estrogen.
Ekspresi ER mengindikasikan tingkat estrogen dependence dari kanker payudara.
Terapi endokrin merupakan terapi efektif kanker payudara ER-positif, yang
dicapai dengan antagonisasi ligan yang berikatan dengan ER (tamoxifen dan
selective estrogen receptor modulator lainnya), menurunkan regulasi ER
(fulvestrant) atau menghentikan biosintesis estrogen (inhibitor aromatase dan
luteinizing hormone-releasing hormone agonists) (Tokunaga, dkk., 2014).
Ada dua bentuk reseptor estrogen yang dibedakan berdasarkan kode
genetiknya yaitu ERα dan ERβ. ERα bertanggung jawab pada proses estrogeninduces mitogenic signaling sel epitel pada payudara, uterus, dan ovarium, selain
itu juga berperan dalam inisiasi dan progresi kanker payudara (Tokunaga, dkk.,
2014). Tamoxifen telah banyak digunakan sebagai pengobatan kanker payudara,
melalui kemampuannya menghambat ikatan antara estrogen dengan reseptornya
sehingga proliferasi sel yang diinduksi oleh mekanisme ini dapat dihambat
(Jordan, 2006). Tamoxifen bekerja sebagai inhibitor kompetitif ikatan estrogen
dengan ERα, selain itu secara langsung dapat menginduksi apoptosis (Criscitiello,
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
dkk., 2011). Pada awalnya tamoxifen digunakan sebagai pengobatan tambahan
setelah tindakan medis seperti pembedahan , tapi seiring berkembangnya waktu
juga digunakan sebagai pengobatan kanker payudara (Jordan, 2006).
Gambar 1. Skema signaling ER! (Tokunaga, dkk., 2014)
Gambar 1 memaparkan estradiol berikatan dengan ERα sehingga ERα
mengalami perubahan konformasi dan membentuk dimer. Dimer ER α ini
berikatan dengan rangkaian estrogen response element (ERE) dalam promoter gen
target dan menarik kompleks ko-faktor (ko-aktivator dan ko-represor). Fungsi
klasik ERα adalah fungsi nukleusnya, yang disebut dengan aktivitas genomik.
Gambar 1 juga menjabarkan ER α dapat langsung berikatan dengan faktor
transkripsi lain seperti activator protein-1 (AP-1) dan specificity protein-1 (SP-1)
pada situs spesifiknya di DNA. Jalur sinyal ERα juga diregulasi oleh reseptor
membran tirosin kinase (RTK). RTK mengaktivasi jalur sinyal seperti jalur
PI3K/Akt dan jalur mitogen-activated protein kinase (MAPK) yang kemudian
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
menyebabkan fosforilasi ERα dan mengarah pada aktivasi ERα (Tokunaga, dkk.,
2014). Mekanisme lain diungkapkan oleh Liao dkk. (2014) di mana ekspresi ERα!
yang tinggi dan ikatan 17-β-estradiol (E2) dengan ERα!menginduksi penekanan
p53/p21 dan meningkatkan proliferating cell nuclear antigen (PCNA) dan
proliferation-related Ki-67 antigen (Ki-67) yang berguna dalam induksi
proliferasi sel kanker payudara. ERα memediasi proliferasi sel kanker payudara
dengan meningkatkan miR-17 hingga membungkam ekspresi p21.
E.
Apoptosis dan Nekrosis
Kematian sel terprogram atau programmed cell death (PCD) merupakan
bagian dari apoptosis yang diperlukan sebagai mekanisme pelengkap pada
proliferasi untuk memastikan homeostasis seluruh jaringan. Proses ini harus
diregulasi dengan baik karena kegagalan pada apoptosis dapat mempengaruhi
kelangsungan hidup sel dan dapat berkontribusi pada perkembangan sel
neoplastik. Pengaruh pada kelangsungan hidup sel dapat menyebabkan
ketidakstabilan gen dan akumulasi mutasi (Andreeff, dkk., 2000).
Kematian sel yang terprogram dapat distimulasi oleh beberapa faktor
seperti kurangnya asupan nutrisi, aktivasi reseptor kematian pada permukaan sel,
senyawa kimia, radiasi ionisasi, kerusakan fisik secara langsung, dan karena sel T
sitotoksik (Gambar 2). Berbagai macam stimulus dapat menyebabkan beberapa
macam jalur apoptosis, akan tetapi mengarah pada satu jalur umum yaitu aktivasi
caspase. Caspase adalah kelompok enzim yang terlibat dalam regulasi apoptosis.
Dua jalur aktivasi caspase yang berbeda telah teridentifikasi. Pertama adalah jalur
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
ekstrinsik yang diinisiasi oleh aktivasi reseptor kematian yang terletak pada
transmembran. Kedua adalah jalur intrinsik yang diaktivasi oleh stress seluler dan
secara umum melibatkan pelepasan protein mitokondrial seperti sitokrom C.
Ketiga adalah jalur perforin atau granzim (Bali, dkk., 2013).
Gambar 2. Tiga jalur utama apoptosis (Bali, dkk., 2013)
Apoptosis terhadap respon kerusakan DNA dapat diinduksi dalam jalur
p53-dependent atau independent. DNA awal yang rusak menerjemahkan sinyal ke
nukleus untuk melibatkan ataxia telangiectasia mutated (ATM) dan ataxia
telangiectasia RAD3 related (ATR) protein kinases. Jalur sinyal p53-dependent
menginduksi aktivasi transkripsional dari gen proapoptik seperti Bcl-2 associated
X (BAX)
dan
Fas.
Jalur
sinyal
p53-independent
melibatkan
aktivasi
transkripsional p73 dan procaspases melalui faktor transkripsi E2F-1 dan aktivasi
caspase-2 (Bali, dkk., 2013).
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
Reseptor kematian sel pada permukaan dari kelompok tumor necrosis
factor-receptor (TNFR), seperti TNFR-1 dan kelompok diferensiasi Fas 95
(CD95) dapat mentranduksi sinyal apoptosis dengan melibatkan masing-masing
ligannya atau antibodi spesifik. Stimulasi oleh Fas ligand (FASL) atau TNF-α
menyebabkan trimerise reseptor kematian dan daerah sitoplasmik yang mati
menarik protein adaptor sitoplasmik. Protein adaptor FAS adalah FAS associated
death domain (FADD) dan untuk TNFR1 adalah TNFR associated death domain
(TRADD). FADD dan TRADD menarik dan mengaktifkan caspase-8 sehingga
dapat menginduksi caspase lainnya dan mengarah ke apoptosis (Bali, dkk., 2013).
Gambar 3. Proses apoptosis (Schulze-Osthoff, 2008)
Gambar 3 memaparkan apoptosis ditandai dengan perubahan morfologi
nukleus, termasuk kondensasi kromatin dan fragmentasi. Secara keseluruhan sel
mengalami pengerutan, blebbing membran plasma, dan terakhir akan membentuk
badan apoptosis yang mengandung nukleus atau materi sitoplasmik (SchulzeOsthoff, 2008). Proses nekrosis (Gambar 4) secara morfologis ditandai dengan
terjadinya
pembengkakan
sitoplasmik
kemudian
dilatasi
organela
yang
menyebabkan vakuolisasi seluler dan rupturnya membran plasma, menghasilkan
kebocoran proinflamator dari konten intraseluler (Schulze-Osthoff, 2008).
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
Disintegrasi*
Gambar 4. Proses nekrosis (Schulze-Osthoff, 2008)
Kondisi sel yang mengalami nekrosis mirip dengan sel yang mengalami
apoptosis, tetapi terdapat perbedaan yaitu sel mengkerut dan menggerombol. Sel
yang mengalami nekrosis akan membentuk fragmen dan terjadi pembengkakan,
selain itu matriks mitokondria membentuk kumpulan agregat dan mengganggu
membran sel bersamaan dengan pembentukan mielin. Nukleus terdegradasi
terlebih dahulu, kemudian terjadi gumpalan kromatin dan mengarah pada
kariolisis (Trump, dkk., 1997).
Mekanisme yang terjadi pada proses nekrosis sel ada beberapa macam,
pertama adalah jalur ATP. Penurunan jumlah ATP menyebabkan kerusakan sel
secara cepat yang mengarah pada onkosis sehingga tidak ada pasokan energi
untuk mengaktifkan kanal Na+K+ATPase pada membran sel yang menyebabkan
peningkatan ion Na+ dan Cl- dan masuknya air sehingga sel membengkak, selain
itu jumlah ion Ca+ meningkat cepat (Trump, dkk., 1997). Pada apoptosis jumlah
ATP masih dapat dijaga lebih lama di tahap reversibel sehingga pompa Na+ dan
pembengkakan sel dapat dihambat. Pengkerutan yang terjadi dapat disebabkan
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
oleh hilangnya ion K+ dan Cl- tapi terjadi peningkatan Ca2+ sehingga kanal K+
yang diaktivasi Ca+ dapat bekerja (Trump, dkk., 1997).
Mekanisme nekrosis lainnya melalui regulasi volume dan ion sel yang
ditandai dengan peristiwa onkosis di mana kendali pengaturan volume cairan
hilang, hal ini dapat terjadi karena defisiensi ATP juga kerusakan langsung pada
membran plasma. Telah disebutkan sebelumnya bahwa peningkatan ion Ca2+
dapat menyebabkan onkosis tapi pada beberapa sel dapat pula terjadi apoptosis,
selain itu ion Ca2+ mempengaruhi transkripsi gen juga fungsi sitoskeletal (Trump,
dkk., 1997).
F.
Uji Sitotoksik
Kinerja, reprodusibilitas, dan kemampuan studi untuk diperbandingkan
memerlukan kuantifikasi sel. Metode klasik yang dapat digunakan adalah
perhitungan langsung menggunakan haemocytometer, dihubungkan dengan
pewarnaan seperti triptan biru untuk membedakan sel hidup dan mati. Metode
klasik ini memang mudah, murah, dengan jumlah sel yang sedikit akan tetapi
masih bersifat subjektif. Dewasa ini telah banyak metode yang dikembangkan dan
lebih sesuai seperti deteksi dengan pelabelan radiokromium, ATP selular, volume
intraselular, pewarnaan spesifik, potensi redoks, uji turbiditas, kalorimetri, dan
monitoring biomassa (Doyle dan Griffiths, 2000). Dalam penelitian ini digunakan
metode pewarnaan spesifik yaitu 3-[4,5-Dimethylthiazol-2-Yl]-2,5 Diphenyl
Tetrazolium Bromide (MTT).
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
Garam tetrazolium telah dikembangkan sebagai alat pengukuran warna
secara kuantitatif untuk menentukan proliferasi dan kemampuan bertahan
hidupnya sel. Uji ini mengukur jumlah sel yang hidup bukan sel yang mati, dan
sinyal berasal dari derajat keaktifan masing-masing sel. Hasilnya dapat dibaca
pada multiwell scanning spetrophotometer (ELISA reader) dan menunjukkan
hasil dengan presisi tinggi. Metode ini dapat mengurangi proses pencucian yang
tidak diperlukan sehingga mampu mengurangi waktu dan jumlah sampel yang
diperlukan. Kelebihan metode ini adalah keakuratan dan kepresisiannya, juga
minimnya gangguan radioisotop (Mosmann, 1983).
!
Gambar 5. Mekanisme reaksi pada pembentukan kristal formazan (Talupula, 2011)
MTT adalah uji reduksi tetrazolium untuk uji viabilitas sel homogen
yang dikembangkan pada wadah dengan 96 lubang yang cocok untuk hasil
pemilahan yang baik. Substrat MTT disiapkan dalam larutan pada kondisi
fisiologis, ditambahkan ke dalam kultur sel, biasanya pada kadar 0,2–0,5 mg/mL,
dan diinkubasi selama satu sampai empat jam. Jumlah formazan (yang sebanding
langsung dengan jumlah sel yang hidup) diukur menggunakan spektrofotometer
pada panjang gelombang 570 nm. Sel yang hidup dengan metabolisme akif dapat
mengubah MTT ke formazan berwarna ungu yang dapat dibaca absorbansinya.
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
Ketika sel mati tidak dapat mengubah MTT menjadi formazan, sehingga
intensitas warna yang muncul spesifik untuk sel hidup (Riss, dkk., 2014).
G. Annexin V Fluos
Apoptosis tahap awal ditandai dengan tersebarnya sel tunggal sehingga
tidak dapat dikenali lagi, dan pada tahap akhir badan apoptosis mengalami
fagositosis cepat, proses ini terjadi hanya dalam beberapa jam. Perubahan pada
permukaan sel apoptik seperti ekspresi sisi ikatan trombospondin, hilangnya
residu asam sialik, dan paparan fosfatidilserin menjadi sulit dikenali.
Fosfatidilserin adalah fosfolipid yang bermuatan negatif, yang biasanya muncul
pada ujung membran berhadapan dengan sitosol. Paparan fosfatidilserin pada
permukaan sel mengaktivasi platelet dan eritrosit tua, sel yang akan hancur oleh
apoptosis (Vermes, dkk., 1995).
Annexin V ditemukan sebagai protein pembuluh darah yang memiliki
aktivitas kuat antikoagulan, sebagai keluarga multigen protein yang memiliki
urutan yang berulang yang disebut loop endoxin. Annexin dapat berikatan dengan
fosfolipid dengan bantuan Ca+. Annexin V berikatan secara spesifik terhadap
fosfolipid seperti fosfatidilserin, yang biasanya tidak ada di luar permukaan
membran plasma, dan menunjukkan ikatan minim dengan fosfolipid lain seperti
fosfatidilkolin dan spingomielin yang ada di permukaan membran plasma
(Vermes, dkk., 1995).
Ketika kematian sel terjadi, fosfatidilserin berpindah ke permukaan
membran (bagian terluar sel). Ini terjadi pada fase awal dari kematian sel akibat
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
apoptosis di mana membran sel masih utuh. Nekrosis di sisi lain, mengalami
penurunan integritas membran dan kebocoran selular dari dalam sel ke
lingkungan. Oleh sebab itu, pengukuran ikatan Annexin V diikuti dengan
pewarnaan dapat memberikan pengukuran yang tepat untuk mendeteksi sel yang
mengalami apoptosis dan membedakannya dari yang mengalami nekrosis
(Vermes, dkk., 1995).
H. Imunositokimia
Imunohistokimia merupakan teknik untuk mendeteksi protein, antigen
dalam jaringan dengan mendeteksi reaksi antigen antibodi dengan bantuan
penanda. Pewarna fluoresen dan enzim adalah yang paling banyak digunakan.
Metode pewarnaan jaringan ini disebut immunostaining. Proses yang mirip untuk
mendeteksi
antigen
pada
sel
disebut
imunositokimia.
Langkah-langkah
pengerjaan dalam imunositokimia ini adalah aktivasi antigen, blocking
peroksidasi endogen, inkubasi antibodi primer, inkubasi antibodi sekunder,
deteksi antibodi, counter stainning, dan penutupan slide. Blocking peroksidase
endogen dapat mencegah reaksi tidak spesifik saat pewarnaan, larutan yang
dipakai adalah hidrogen peroksidase. Pencucian dengan Phosphate Buffer Saline
(PBS) penting dilakukan agar tidak ada reagen tersisa dari perlakuan sebelumnya.
Inkubasi antibodi primer dilakukan untuk memberi waktu reaksi antara antibodi
primer tidak berlabel dengan antigen, selanjutnya dilakukan inkubasi antibodi
sekunder berlabel dapat memberikan warna pada reaksi yang terjadi di antigen
antibodi jaringan atau sel. Counterstain menggunakan pewarna Mayer
Hematoxylin yang memberi warna biru pada nukleus. Penutupan slide dilakukan
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
agar preparat yang sudah jadi bisa lebih tahan lama dengan menggunakan lem
khusus antara kaca preparat, cover slip, dan penutup preparatnya. Pengamatan
preparat dilakukan dengan menggunakan mikroskop (Prabin, dkk., 2009).
I. Tanaman Rosemary dan Ekstrak Metanol Daun Rosemary
Gambar 6. Tanaman Rosemary (Deymos, 2010)
Rosemary merupakan herba dari famili Lamiaceae yang berasal dari
daerah Mediterania. Klasifikasi rosemary adalah sebagai berikut:
Kingdom
: Plantae
Subkingdom
: Tracheobionta
Superdivision
: Spermatophyta
Division
: magnoliophyta
Class
: Magnoliopsida
Subclass
: Asteridae
Order
: Lamiales
Family
: Lamiaceae
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Genus
: Rosmarinus L.
Species
: officinalis
Binominal name
: Rosmarinus officinalis L.
20
(Begum, dkk., 2013).
Tanaman
rosemary
terutama
bagian
daunnya
dapat
diekstraksi
menggunakan pelarut metanol, menurut Abe dkk. (2002) dengan metode refluks
sehingga dihasilkan empat fraksi yang telah dianalisis kandungan kimianya.
Fraksi ketiga dianalisis lebih lanjut dan didapatkan hasil kandungan tiga jenis
triterpen yaitu asam betulinat, asam oleanolat, dan asam ursolat.
Asam ursolat yang dapat diisolasi dari daun rosemary (Rosmarinus
officinalis L.) diketahui dapat menginduksi apoptosis melaui TNF-related
apoptosis-inducing ligand (apoptosis diinduksi TRAIL) pada sel kanker dan JNKmediated upregulation of death receptor (DR) dan penurunan decoy receptor-2
(DcR2) sehingga mampu mempengaruhi kelangsungan hidup sel (Prasad, dkk.,
2011). Asam ursolat pernah diujikan secara in vitro pada sel kanker payudara
MCF-7 yang menunjukkan kemampuan sitostatik asam ursolat pada fase G1.
Mekanisme yang diketahui mempengaruhi sinyal Ca2+ intrasel untuk menurunkan
proliferasi sel (Neto, 2011).
Asam betulinat yang diujikan secara in vitro pada sel kanker payudara
MCF-7 menunjukkan aktivitas sitotoksik kemudian diujikan pada tikus athymic
tanpa bulu yang dipapari dengan kanker payudara MCF-7 adenokarsinoma juga
menunjukkan terjadinya penghambatan pembentukan tumor dan penurunan
signifikan pada ukuran tumor. Pada analisis hispatologi tumor juga menunjukkan
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
penurunan angiogenesis, proliferasi dan invasi sel kanker pada hewan yang diberi
perlakuan (Damle, dkk., 2013).
Asam oleanolat dapat menekan glikolisis aerobik. Bentuk dimer pyruvate
kinase muscle isoenzyme 2 (PKM2) mengakumulasi intermediet glikolitik dan
menghubungkan ke biosintesis nukleotid dan asam amino, yang berkontribusi
pada pertumbuhan sel. PKM2 banyak diekspresikan pada sel yang berproliferasi,
seperti sel tumor. Dalam penelitian Liu dkk. (2014) pada sel kanker PC3 dan
MCF-7 yang diberi asam oleanolat, dapat menurunkan ekspresi PKM2.
J.
Landasan Teori
Kanker payudara terjadi akibat akumulasi kerusakan genetik, salah
satunya adalah ekspresi berlebih ERα yang dapat mempengaruhi kestabilan gen
ko-aktivator dan ko-supresor. Penelitian ini menggunakan model sel kanker
payudara T47D karena kemampuannya mengekspresikan ERα. Ketika ERα
berikatan dengan substratnya (estradiol) membentuk dimer yang dapat masuk ke
nukleus dan berikatan dengan ERE untuk mempengaruhi ko-aktivator dan kosupresor. Kelebihan ekspresi ERα dapat menyebabkan penurunan transkripsi
genetik untuk regulasi kematian sel dan meningkatkan gen penginduksi
proliferasi.
Tamoxifen merupakan pengobatan yang sering digunakan dalam terapi
kanker payudara karena sifatnya selektif terhadap ER α . Tamoxifen dapat
menghambat proliferasi sel sekaligus menginduksi apoptosis secara langsung,
akan tetapi timbul permasalahan resistensi dan efek samping pada penderita
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
kanker payudara. Saat ini diperlukan solusi untuk mengatasi permasalahan dari
pengobatan tamoxifen, maka dibutuhkan agen kemoprevensi yang diharapkan
dapat mengatasinya, selain itu agar dapat menekan insidensi kanker payudara.
Rosmarinus officinalis L. tanaman yang biasa disebut dengan rosemary
telah lama dikenal dan diuji kemampuannya dalam mengatasi kanker payudara.
Bagian yang digunakan adalah daun yang dapat diekstraksi menggunakan metanol
dan diharapkan mengandung asam betulinat, asam oleanolat, dan asam ursolat.
Ketiga senyawa tersebut
ini telah diteliti terutama pada model sel kanker
payudara MCF-7 yang juga mampu mengekspresikan ERα. Asam betulinat, asam
oleanolat, dan asam ursolat dapat menghambat proliferasi dan menginduksi
apoptosis sel kanker payudara MCF-7. Dengan demikian, daun rosemary
berpotensial dikembangkan sebagai agen antikanker.
Ekstrak metanol daun rosemary dalam penelitian ini diujikan ke model
sel kanker payudara T47D dengan metode MTT untuk kuantifikasi kemampuan
sitotoksik didukung oleh komputasi statistik Program R agar didapatkan nilai IC50
dari ekstrak. Kemampuan induksi apoptosis ekstrak metanol daun rosemary
dikuantifikasi dengan metode Annexin V Fluos menggunakan alat flowcytometry
dan dilakukan penelusuran mekanisme molekuler ekstrak pada ERα sel melalui
uji semi kuantitatif imunositokimia.
K.
Hipotesis
Ekstrak metanol daun rosemary (Rosemarinus officinalis L.) memiliki
aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker payudara T47D melalui induksi apoptosis
dan regulasi ekspresi protein ERα.
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
!
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimental murni
dengan rancangan penelitian acak lengkap pola searah.
B.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel-variabel yang terdapat pada penelitian ini, yaitu:
1.
Variabel utama
a. Variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi
konsentrasi dalam pemberian ekstrak metanol daun rosemary (Rosmarinus
officinalis L.)
b. Variabel tergantung. Variabel tergantung dalam penelitian ini
adalah viabilitas sel (IC50), persentase sel apoptosis, dan level ekspresi
protein ERα.
2.
Variabel pengacau
a. Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali dalam
penelitian ini adalah kondisi sel uji, yaitu sel kanker payudara T47D. Bahan
uji yang digunakan berupa daun rosemary, didistribusikan oleh Dipokusumo
Farm (Rasamala A4, Semarang Kota 50189, Jawa Tengah, Indonesia)
berasal dari kebun di Malang, Jawa Timur dipanen pada bulan Juni 2014.
23!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
b. Variabel pengacau tak terkendali. Variabel pengacau tak terkendali
dalam penelitian ini adalah usia tanaman, kondisi lingkungan, kontaminasi
lingkungan, dan lama inkubasi.
3.
Definisi operasional
a.
Ekstrak metanol daun rosemary (Rosmarinus officinalis L.) adalah
serbuk hasil ekstraksi total daun rosemary menurut metode Abe dkk.
(2002).
b.
Uji sitotoksik MTT adalah metode yang digunakan untuk mengetahui
viabilitas sel atau jumlah sel yang masih hidup setelah pemberian
ektrak metanol daun rosemary pada sel kanker payudara T47D.
c.
IC50 adalah konsentrasi ekstrak yang dapat mematikan 50% dari
populasi sel kanker payudara T47D.
d.
Metode induksi apoptosis Annexin V adalah pengujian yang
dilakukan untuk menginduksi apoptosis ekstrak metanol daun
rosemary pada sel kanker payudara T47D.
e.
Imunositokimia adalah metode pengujian untuk mengetahui level
ekspresi protein ER α pada sel kanker payudara T47D setelah
pemberian ekstrak metanol daun rosemary.
f.
Level ekspresi ERα adalah persentase sel yang berwarna coklat pada
sitoplasma dan atau nukleus sel kanker payudara T47D dalam tiga
lapang pandang.
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
C.
25
Bahan Penelitian
Senyawa uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak metanol
daun Rosmarinus officinalis L. Sel yang digunakan dalam pengujian ini adalah sel
kanker payudara T47D yang didapat dari Laboratorium Parasitologi Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Bahan kimia yang digunakan adalah
metanol pro analis (Merck), FBS (Fetal Bovine Serum) 10%, FBS 0.5%, Media
Kultur Medium RPMI (Rosewell Park Memorial Institute) 1640 (Gibco), media
kultur medium 199 (Gibco), Tripsin EDTA 0.25%, PBS (Phosphat Buffer Saline),
Fungison (Gibco), Penisilin Streptomisin 1% v/v, akua bidestilata, etanol 96%,
natrium bikarbonat, HEPES (N-2-Hidroxy Ethyl Piperazine-N-Ethane Sulfonic
Acid), SDS (Sodium Dodecyl Sulfate) 10% dalam HCl 0.01 N, DMSO (Merck)
0.5%, biru tripan, eter, etanol (CV. Labora), akuades, Nolvadex 20 mg (tablet
kontrol tamoxifen), metanol 70%, reagen Annexin V Fluos (Roche), reagen MTT
5 mg/mL, primary monoclonal antibody antiER! (Thermo Fisher Scientific),
biotinylated universal secondary antibody (Biocare), Mayer Hematoxylin (Dako),
xylol, substrat DAB.
D.
Alat Penelitian
Peralatan refluks, alat-alat gelas, mantel heater, waterbath, blender,
rotary evaporator, incubator CO2, autoklaf, tangki nitrogen cair, alat-alat gelas
steril, laminar air flow cabinet (LAF), mikroskop fase kontras, tissue culture
flask, blue tip, yellow tip, neraca digital, mikropipet, mikroplate 96 sumuran, 24
sumuran, coverslip, ELISA reader, tabung conical 15 mL, tissue culture cluster
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
96, haemocytometer, mikroskop fluoresensi, kamera digital, mikroskop cahaya,
sentrifuge, neraca digital, flowcytometry.
E.
1.
Tata Cara Penelitian
Pengumpulan Tanaman
Tanaman rosemary (Rosmarinus officinalis L.) didistribusikan oleh
Dipokusumo Farm (Rasamala A4, Semarang Kota 50189, Jawa Tengah,
Indonesia) berasal dari kebun di Malang, Jawa Timur dipanen pada bulan Juni
2014. Bagian yang digunakan hanya bagian daunnya. Daun yang dipilih adalah
daun yang segar, berwarna hijau, dan bentuk yang masih utuh.
2.
Determinasi Tanaman
Tanaman rosemary ini didapatkan melalui distributor komersil maka
diperlukan pemastian akan kebenaran tanaman yang digunakan. Sampel daun
rosemary dideterminasi di Laboratorium Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi,
Universitas Gadjah Mada.
3.
Penyiapan Simplisia
Daun rosemary dipetik kemudian dicuci bersih dibawah air mengalir.
Daun dipotong-potong, dikeringkan di atas tampah ditutupi kain hitam diberi
sirkulasi udara yang cukup dengan sinar matahari. Pengeringan pertama dilakukan
dalam waktu tujuh hari, setelah tujuh hari daun rosemary dipilah, daun yang
sudah kering (berwarna hijau kecoklatan dan mudah rapuh saat diremas) dari yang
masih kurang kering. Daun yang kurang kering dilanjutkan dengan pengeringan
dingin di dalam kulkas selama tujuh hari. Daun rosemary yang sudah kering,
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
dihaluskan menggunakan blender, serbuk disimpan dalam plastik clip yang diberi
silika penjerap lembab dalam wadah tertutup di suhu ruang (Alfredo, 2012).
4.
Ekstraksi Simplisia Daun Rosemary
7,3 g serbuk simplisia daun rosemary
1.
2.
3.
4.
Ditambahkan metanol absolut 30 mL.
Direfluks selama 30 menit.
Proses refluks diulang tiga kali dengan penggantian pelarut.
Campuran disaring lalu digabungkan.
Gabungan ekstrak
1. Dipekatkan menggunakan rotary evaporator selama 5 menit.
2. Dikeringkan di atas waterbath pada suhu 800C hingga mencapai
bobot tetap.
Residu serbuk hijau tua
Diambil 0,5 g
1.
2.
3.
4.
Ditambahkan 10 mL metanol 60%.
Divortex selama 1 menit.
Disentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
Disaring, endapan yang tertahan dikumpulkan.
Endapan
1. Ditambahkan 10 mL metanol absolut.
2. Disaring kemudian cairan dikumpulkan dan dipekatkan dengan
rotary evaporator.
3. Dilanjutkan dengan pengeringan dengan waterbath pada suhu
800C sampai mencapai bobot tetap.
Serbuk ekstrak metanol daun rosemary
!
Gambar 7. Skema ekstraksi simplisia daun rosemary (Abe, dkk., 2002).
!
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5.
28
Panen Sel
Pada awalnya sel ditanam dan diinkubasi dalam cawan petri hingga
konfluen, kemudian media kultur dibuang terlebih dahulu menggunakan
mikropipet. Ke dalam cawan petri ditambahkan PBS untuk mencuci kemudian
dibuang dan ditambahkan 0,5 mL tripsin secara merata dalam cawan petri, setelah
itu ditutup dan didiamkan selama 3 menit hingga sel terlepas di dalam inkubator.
Setelah 4 menit ditambahkan media RPMI lengkap, dicuplik sedikit diamati di
bawah mikroskop dengan haemocytometer untuk menghitung jumlah sel yang
diperlukan selama pengujian dengan:
jumlah!sel!kuadran!1 + 2 + 3 + 4 10!
×
mL
4
Sejumlah sel terhitung yang diperlukan ditambahkan media RPMI hingga
10 mL dan dimasukkan sebanyak 100 !L ke dalam 96 well-plate untuk uji MTT,
2 mL ke dalam 6 well-plate untuk uji Annexin V Fluos, dan 1 mL ke dalam 24
well-plate dengan cover slip untuk uji imunositokimia, diinkubasi selama 24 jam
hingga konfluen (CCRC, 2009).
6.
Preparasi Larutan Uji
Sepuluh miligram sampel dilarutkan dalam 100 !L DMSO kemudian
dilakukan pengenceran ke seri konsentrasi yang diinginkan. Pada tahap
pengenceran sampel, digunakan media kultur sebagai pelarutnya (CCRC, 2009).
7.
Pengujian Viabilitas Sel dengan Metode MTT
Sel yang telah diinkubasi selama 24 jam di dalam well-plate dan didapati
telah konfluen dapat segera diberi perlakuan. Pertama media kultur dibuang
terlebih dahulu kemudian diberi 100 !L!PBS, lalu dibuang. Ke dalam tiap lubang
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
diberi 100 !L sampel yang telah diencerkan, pada kolom kontrol sel cukup diberi
media kultur sedangkan pada kolom kontrol media dapat dikosongkan saja, lalu
diinkubasi selama 24 jam dalam inkubator CO2. Setelah inkubasi 24 jam,
disiapkan larutan MTT yang telah dicampur dengan media kultur terlebih dahulu
kemudian media kultur dalam well-plate dapat dibuang lalu diberi 100 !L PBS
dan dibuang, ke dalam tiap lubang diberi 110 !L larutan MTT dan diinkubasi
selama 4 jam. Setelah 4 jam ke dalam tiap lubang diberi 100 !L reagen stopper
SDS kemudian diinkubasi di ruang selama 24 jam. Setelah inkubasi, dilakukan
pembacaan absorbansi menggunakan ELISA Reader pada panjang gelombang 595
nm (CCRC, 2009).
8.
Pengujian Apoptosis Sel dengan Metode Annexin V Fluos
Uji apoptosis sel menggunakan metode annexin dilakukan dengan
menanam sel (dengan populasi 500.000-1.000.000 sel/mL) sejumlah 2 mL
kemudian diinkubasi selama 24 jam. Setelah konfluen, media kultur dibuang
kemudian diberi 100 !L PBS lalu dibuang. Tiap lubang diberi sampel sebanyak 2
mL dan diinkubasi selama 24 jam. Setelah inkubasi, sel dalam tiap lubang diambil
dengan mikropipet dipindahkan ke conical tube. Pada well-plate diberi 1 mL PBS,
kemudian diambil lagi dan dimasukkan ke conical tube. Pada well-plate diberi
200 !L tripsin diinkubasi selama 3 menit, lalu dilihat dengan mikroskop apabila
sel sudah terlepas diberi 1 mL media kultur dan ditampung lagi ke dalam conical
tube. Conical tube disentrifugasi selama 4 menit dengan kecepatan 4000 rpm.
Supernatan dibuang, sisa endapan diberi PBS dingin 1 mL kemudian resuspensi
campuran dan dipindahkan ke dalam eppendorf sebanyak 1 mL. Campuran dalam
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30
eppendorf disentrifugasi (5 menit, 5000 rpm). Tahap selanjutnya adalah preparasi
reagen annexin pada eppendorf yang dibalut alumunium foil diisi dengan 550 !L
buffer dan diberi 10 !L!annexin juga 10 !L propidium iodida. Eppendorf yang
berisi sampel dibuang supernatannya kemudian diberi reagen 100 !L lalu
diinkubasi 10 menit. Setelah inkubasi 10 menit diberi 300 !L buffer, dan sampel
dianalisis mengunakan flowcytometry (CCRC, 2009).
9.
Pengujian Ekspresi ER! dengan Metode Imunositokimia
Pengujan imunositokimia dilakukan dengan menanam sel dalam 24 well-
plate diberi cover slip (jumlah sel 500.000 sel/mL) sejumlah 1 mL. Setelah
inkubasi 24 jam dan sel sudah konfluen, media kultur dibuang lalu diberi 500 !L
PBS dan dibuang. Sel diberi perlakuan dengan memberikan 1 mL sampel dan
diinkubasi 24 jam, setelah inkubasi cover slip diangkat dan dipindahkan ke kaca
preparat. Cover slip diberi PBS lalu dibuang, dilakukan dua kali kemudian
difiksasi menggunakan metanol 300 !L lalu dibuang dan diberi PBS. Cover slip
diberi aquadest lalu dibuang (dilakukan dua kali), diberi hidrogen peroksida 100
!L!selama 10 menit lalu dibuang dan diberi PBS. Cover slip diberi larutan
blocking 100 !L selama 10 menit lalu dibuang, diberi antibodi primer (ERα) 100
!L selama 1 jam setelah itu dibuang dan diberi PBS. Cover slip diberi antibodi
sekunder 100 !L selama 20 menit lalu dibuang dan diberi PBS. Cover slip diberi
HRP sebanyak 100 !L selama 10 menit kemudian dibuang dan diberi PBS, lalu
diberi larutan DAB 100 !L diinkubasi 3 menit dan diberi aquadest lalu dibuang.
Cover slip diberi 100 !L Hematoxylin selama 5 menit dan diberi aquadest lalu
dibuang. Cover slip digenangi etanol absolut dan segera dibuang juga xylol dan
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31
segera dibuang, preparat dikeringkan terlebih dahulu lalu diawetkan. Pengamatan
dilakukan dengan mikroskop (CCRC, 2009).
F.
1.
Tata Cara Analisis Hasil
Analisis nilai IC50
Menurut Doyle dan Griffiths (2000) nilai IC50 adalah konsentrasi
yang menghambat pertumbuhan 50% populasi sel untuk mengetahui
potensi sitotoksisitasnya. Data hasil ELISA reader berupa absorbansi
(Abs) tiap sumuran dikonversikan dalam persentase kehidupan sel.
Absorbansi kontrol pelarut dianggap sama dengan absorbansi kontrol sel
maka persentase sel hidup dihitung dengan rumus:
%viabilitas!sel =
Abs!sel!dengan!perlakuan − Abs!kontrol!media
×100%
Abs!kontrol!sel − Abs!kontrol!media
Kemudian dihitung besar IC50 menggunakan program R antara log
konsentrasi dengan persen viabilitas sel.
2.
Analisis apoptosis sel
Pengamatan kuantitatif dapat dilakukan dengan mengolah data
hasil pembacaan flowcytometry dengan metode cellquest dan alat FACS
Calibur.
3.
Analisis ekspresi ER!
Pengamatan semi kuantitatif dilakukan dengan mengambil foto tiga
lapang pandang sel di bawah mikroskop. Tiga subjek independen
menghitung sel yang berwarna coklat sebagai sel yang mengekspresikan
ERα (positif) dan sel yang berwarna biru tidak mengekspresikan ERα
(negatif). Sistem semi kuantifikasi mengikuti Vang dkk. (2006).
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
%ekspresi!ERα =
sel!berwarna!coklat
×100%
total!sel!satu!lapang!pandang
Level ekspresi ERα ditentukan dengan:
a. 0
= kurang dari 5%
b. 1+
= 6% - 25%
c. 2+
= 26% - 50%
d. 3+
= 51% - 75%
e. 4+
= 76% - 100%
!
32
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
!
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
aktivitas
sitotoksik,
kemampuan induksi apoptosis, dan ekspresi reseptor estrogen alfa (ERα) ekstrak
metanol daun rosemary (Rosmarinus officinalis L.) pada sel kanker payudara
T47D. Parameter aktivitas sitotoksik ekstrak metanol daun rosemary dievaluasi
secara kuantitatif berdasarkan uji MTT dengan penurunan viabilitas sel dan
didapatkan nilai IC50 ekstrak pada sel T47D. Kemampuan ekstrak metanol daun
rosemary menginduksi apoptosis dikuantifikasi dengan uji Annexin V Fluos dan
hasil didapat dengan menggunakan flowcytometry. Regulasi ekspresi ER α
diidentifikasi dengan imunositokimia ditandai dengan jumlah sel yang positif
(berwarna coklat), dengan metode semi kuantitatif didapatkan level ekspresi ERα.
Penelitian ini menggunakan tamoxifen sebagai pembanding, karena dewasa ini
digunakan sebagai terapi hormonal spesifik ERα untuk kanker payudara.
A.
Determinasi Tanaman dan Ekstraksi Daun Rosemary
Penelitian ini menggunakan bahan uji berupa serbuk daun rosemary
(Rosmarinus officinalis L.). Determinasi daun rosemary pada penelitian ini
bertujuan untuk membuktikan bahwa tanaman yang digunakan memang benar
tanaman yang dimaksud, yaitu tanaman Rosmarinus officinalis L. (Lampiran 1).
Bagian tanaman yang digunakan untuk determinasi berupa daun. Hasil dari
33!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
determinasi membuktikan bahwa tanaman tersebut benar merupakan tanaman
Rosmarinus officinalis L. dan hasil determinasi terlampir.
Penulis menggunakan metode ekstraksi refluks yang diambil dari jurnal
Abe dkk. (2002). Metode ekstraksi dengan refluks biasa digunakan untuk
mengekstraksi solid (pada penelitian ini adalah serbuk simplisia daun rosemary).
Metode ini adalah cara alternatif yang cepat menggunakan pemanasan, sehingga
pelarut yang dibutuhkan tidak terlalu banyak dan kehilangan substansi dapat
dikendalikan karena pelarut yang diuapkan akan berkondensasi dan kembali
mengekstrak simplisia. Pelarut yang digunakan harus dapat melarutkan senyawa
yang diharapkan, memiliki titik didih lebih rendah dari senyawa target sehingga
kerusakan senyawa target dapat dihindari. Metode refluks dapat digunakan pada
metode ekstraksi daun rosemary karena senyawa target memiliki titik lebur yang
tinggi yaitu sekitar 292-3000C dan metanol digunakan karena memiliki titik didih
64,50C sehingga dapat menguap dalam sistem refluks selain itu metanol diketahui
dapat melarutkan senyawa target dengan baik.
A
B
C
D
Gambar 8. Struktur senyawa dalam ekstrak (Abe, dkk., 2002) dan ligan ER!
A. Asam Betulinat, B. Asam Oleanolat, C. Asam Ursolat, D. 17-!-Estradiol
Penulis mengekstraksi 7,3 g serbuk daun rosemary dengan metanol dan
didapatkan serbuk ekstrak metanol daun rosemary sebanyak 0,1507 g. Abe dkk.
(2002) menyatakan bawah di dalam ekstrak ini didapatkan tiga komponen yaitu
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
asam betulinat, asam oleanolat, dan asam ursolat. Ekstrak metanol daun rosemary
memiliki aktivitas antiproliferatif pada T47D diperkirakan disebabkan oleh
kandungan asam betulinat, asam oleanolat, dan asam ursolat tersebut (Gambar 8).
Gambar 8 menunjukkan kesamaan antara ketiga senyawa yang terdapat di dalam
ekstrak metanol daun rosemary dengan ligan ERα, yaitu cincin aromatis satu; dua;
tiga; dan gugus fungsi hidroksil pada cincin satu.
B.
Uji Sitotoksik Ekstrak Metanol Daun Rosemary dengan Metode MTT
3-[4,5-Dimethylthiazol-2-Yl]-2,5 Diphenyl Tetrazolium Bromide atau
MTT adalah metode kolorimetrik standar yang digunakan untuk mengukur
perubahan warna pada analisis proliferasi sel dan sitotoksik sel terhadap agen
dengan kemampuan toksik dan medis. MTT adalah larutan berwarna kuning yang
dapat berubah ke bentuk formazan yang tidak larut (Gambar 9). MTT direduksi
oleh sel yang metabolismenya aktif ke formazan ungu oleh suksinat tetrazolium
reduktase ke dalam enzim rantai pernapasan pada mitokondria. Formazan ungu
dapat larut ketika diberi SDS sehingga dapat dibaca absorbansinya dan dihasilkan
kurva yang berguna untuk mengetahui IC50 sampel.
Gambar 9. Kristal formazan yang terbentuk pada uji MTT.
(A). Sel T47D tanpa perlakuan, (B). Dengan pemberian tamoxifen 1 !", dan (C). Dengan
pemberian ekstrak metanol daun rosemary (Rosmarinus officinalis L.) 30 !"/!"
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36
Kelebihan metode ini adalah tidak bersifat radioaktif, bisa digunakan
untuk berbagai jenis sel, dan analisis yang lengkap juga banyak dengan metode
scanning spektrofotometer. Kekurangan metode ini adalah kurang sesuai untuk
banyak jenis sel dalam satu waktu, beberapa sel yang tidak berproliferasi dapat
memetabolisme MTT dan memberikan hasil, dan dapat memberikan hasil yang
salah jika sel terkontaminasi oleh mikoplasma (Talupula, 2011). Atas dasar
prinsip, kekurangan, dan kelebihannya metode ini sesuai untuk digunakan dalam
analisis viabilitas sel kanker T47D yang diberi ekstrak metanol daun rosemary
(Rosmarinus officinalis L.).
No.
1
2
3
4
5
6
7
No.
1
2
3
4
5
6
Konsentrasi
Ekstrak Daun
Rosemary
(!g/mL)
1
10
18
30
100
178
300
Konsentrasi
Tamoxifen (!M)
0,01
0,1
1
10
100
1000
Tabel 1. Hasil Uji Sitotoksik
% Viabilitas Sel
1
2
3
Rata2
Rata2±SD
98,643 118,323 123,413 113,460 113,460±13,082
91,687 89,651 85,918 89,085
89,085±2,925
33,494 34,681 32,645 33,607
33,607±1,023
10,420 10,590
8,723
9,911
9,911±1,032
-0,269 -0,608
-0,438
-0,438
-0,438±0,170
4,991
1,258
1,258
2,502
2,502±2,155
8,045
7,027
7,027
7,366
7,366±0,588
% Viabilitas Sel
1
2
3
Rata2
Rata2±SD
4,233
5,163
4,698
4,698
4,698±0,465
1,910
2,375
2,530
2,272
2,272±0,322
107,537 106,736 102,891 105,731 105,731±2,489
105,834 100,568 92,514 99,639 99,639±6,708
103,201 105,524 104,440 104,388 104,388±1,162
88,952 100,258 93,908 94,373 94,373±5,667
SD = Standar Deviasi
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
Pengukuran viabilitas sel T47D dilakukan untuk mengetahui jumlah sel
yang masih hidup setelah pemberian ekstrak metanol daun rosemary. Data
pengujian tersaji pada Tabel 1. Berdasarkan data yang disajikan di atas terlihat
terjadi penurunan jumlah sel yang hidup seiring dengan bertambahnya konsentrasi
ekstrak metanol daun rosemary, hal serupa juga terjadi pada sel kanker payudara
T47D yang diberi tamoxifen. Kendala yang dialami selama penelitian adalah
semakin besar konsentrasi sampel dapat mempengaruhi pembacaan absorbansi,
dikarenakan kepekatan larutan sampel menyebabkan pembacaan yang salah
sehingga yang terbaca bukan absorbansi jumlah sel yang masih hidup tetapi
absorbansi sampel itu sendiri.
A
B
sel mati
C
sel hidup
D
Gambar 10. Hasil uji sitotoksik.
(A). Sel T47D yang normal tanpa perlakuan. (B). Sel T47D yang diberi tamoxifen 1 !",
(C). Sel T47D yang diberi ekstrak metanol daun rosemary 30 !"/!" dan (D) 1 !"/!"
!
!
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38
Sel kanker dapat diamati di bawah mikroskop dan terlihat bentuk sel
kanker payudara T47D adalah elips. Kepadatan populasi antara sel yang diberi
dengan yang tidak diberi perlakuan dapat dibandingkan yaitu antara kontrol sel
dan perlakuan. Gambar 13 menunjukkan populasi sel pada konsentrasi sampel 1
!g/mL kepadatannya mendekati kontrol sel yang menandakan viabilitas sel masih
tinggi. Pada konsentrasi 30!!g/mL populasi sel nampak berkurang kepadatannya.
Perbedaan lain yang dapat ditemui adalah perubahan morfologi sel kanker T47D
saat diberi perlakuan dengan tamoxifen dan ekstrak metanol daun rosemary. Sel
T47D ketika diberi tamoxifen terbentuk gelembung-gelembung di dalam sel dan
beberapa diantaranya berbentuk bulat gelap, dan pada sel kanker T47D yang
diberi ekstrak metanol daun rosemary berbentuk bulat gelap. Sel yang mati akan
berbentuk bulat dengan warna yang lebih gelap (Gambar 10).!
Tujuan dari penentuan IC50 adalah untuk mendapatkan konsentrasi
ekstrak metanol daun rosemary yang dapat mematikan setengah dari populasi sel
yang ada. Penentuan IC50 menggunakan Program R, didapatkan hasil IC50 dari
ekstrak metanol daun rosemary sebesar 13,95 !g/mL sedangkan untuk tamoxifen
sebesar 37,64 !M (13,98 !g/mL). Hal ini menunjukkan kemampuan sitotoksik
ekstrak metanol daun rosemary sama dengan tamoxifen. Penelitian ini
menggunakan kurva sigmoid karena dapat menggambarkan fenomena yang terjadi
di mana perubahan sekecil apapun terlihat sebagai respon terhadap rangsangan,
sampai ambang tercapai yang menandai terjadinya transformasi dramatis hingga
keadaan stabil tercapai dan tampak tidak responsif lagi atau tidak ada lagi
perubahan yang berarti (Stock dan Bialy, 2003). Kurva sigmoid cocok digunakan
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
dalam penelitian ini agar interaksi yang terjadi antara sel kanker T47D dengan
bahan uji terlihat jelas pengaruhnya hingga tercapai titik konstan dimana tidak ada
lagi perubahan yang berarti. Program R merupakan sistem analisis komputasi
dengan sumber yang terbuka gratis, bahasa program yang sederhana, dan dapat
digunakan pada berbagai jenis komputer (Paula dan Arhipova, 2012).
C.
Pengujian Apoptosis Sel dengan Metode Annexin V Fluos
Kultur sel kanker payudara T47D diberi ekstrak metanol daun rosemary
(Rosmarinus officinalis L.) dan terbukti dapat menyebabkan kematian sel, akan
tetapi mekanisme kematian yang terjadi belum diketahui. Metode Annexin V
Fluos ini dapat digunakan untuk mengetahui mekanisme kematian sel akibat
pemberian ekstrak metanol daun rosemary pada kadar IC50. Pengujian ini
menggunakan flowcytometry sehingga didapatkan hasil yang disajikan pada
Gambar 11 dan Tabel 2. Metode Annexin V Fluos digunakan untuk menganalisis
secara kuantitatif sel yang mengalami apoptosis atau pun nekrosis secara cepat,
akan tetapi memerlukan sampel sel uji yang segar. Metode ini memanfaatkan jalur
perubahan membran pada proses apoptosis sehingga dapat membedakan sel yang
mengalami apotosis dengan nekrosis di mana reagen Annexin V Fluos berikatan
dengan sel yang mengalami apoptosis dan propidium iodida berikatan dengan sel
yang mengalami nekrosis.
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40
Tabel 2. Hasil Uji Apoptosis dengan Metode Annexin V Fluos
Total Sel (%)
Radian 1
Radian 2
Radian 3
Radian 4
Perlakuan
Awal
Akhir
Hidup
Nekrosis
Apoptosis
Apoptosis
Kontrol Sel
91,85
6,24
1,75
0,21
Tamoxifen (37,64 !M)
4,55
65,61
27,62
2,38
Ekstrak Metanol Daun
3,21
2,22
17,46
77,33
Rosemary (13,95 !g/mL)
A
B
C
Gambar 11. Hasil uji Annexin V Fluos.
(A). Kontrol sel, (B). Sel kanker T47D yang diberi tamoxifen 37,64 !" dan (C) diberi
ekstrak metanol daun rosemary 13,95 !g/mL
Dapat dilihat dari hasil di Tabel 2 jumlah sel yang masih hidup pada
kontrol sel sebesar 91,85% sehingga masih dianggap cukup baik (lebih dari 90%),
karena pada dasarnya sel dapat mengalami apoptosis dan nekrosis secara natural.
Pada uji ini jumlah sel pada kontrol sudah cukup baik sehingga proses dapat
dilanjutkan. Pada sel T47D yang diberi tamoxifen (konsentrasi IC50 = 37,64 !M)
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41
sebagai obat yang bekerja sebagai inhibitor kompetitif ERα memiliki kemampuan
induksi apoptosis yang tinggi, didukung oleh hasil sebesar 93,23%. Sel T47D
yang diberi ekstrak metanol daun rosemary (konsentrasi IC50 = 13,95 !g/mL)
dapat menginduksi apoptosis sebesar 19,68% tapi cenderung menyebabkan
nekrosis pada sel yaitu sebesar 77,33% dapat diakibatkan oleh durasi inkubasi sel
dengan ekstrak yang terlalu lama sehingga terjadi kerusakan membran sel dan
terjadi nekrosis.
Radian satu pada hasil pembacaan flowcytometry menunjukkan sel yang
masih hidup sehingga tidak ada reagen annexin dan reagen propidium iodida yang
berikatan dengan sel. Radian kedua menunjukkan sel yang mengalami apoptosis
awal di mana reagen annexin akan berikatan dengan fosfatidilserin pada sel yang
mengalami apoptosis. Radian ketiga menunjukkan sel yang mengalami apoptosis
akhir di mana reagen annexin berikatan dengan fosfatidilserin sel yang mengalami
apoptosis, akan tetapi ada beberapa badan apoptosis yang mengandung bagian
nukleus mengalami kerusakan membran sehingga dapat berikatan dengan
propidium iodida. Radian keempat menunjukkan ikatan propidium iodida dengan
sel yang mengalami nekrosis.
Berdasarkan data ini ekstrak metanol daun rosemary dapat menyebabkan
kematian sel lebih besar dari tamoxifen dilihat dari jumlah sel yang masih hidup
pada sel yang diberi ekstrak hanya tersisa 3,21% sedangkan pada tamoxifen
sebesar 4,55%. Kemampuan induksi apoptosis ekstrak metanol daun rosemary
lebih rendah dari tamoxifen, dan cenderung menyebabkan kematian sel melalui
jalur nekrosis. Kematian dengan jalur nekrosis diharapkan tidak terjadi karena
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42
dapat menyebabkan respon inflamasi. Sel yang mengalami apoptosis akan
cenderung dihadapkan pada peristiwa fagositosis tetapi sel yang mengalami
nekrosis dapat memicu sinyal tubuh untuk melepaskan mediator inflamasi ke
daerah kerusakan (Schulze-Osthoff, 2008). Pada tabel terlihat jumlah sel yang
mati lebih dari 50% padahal pengujian ini dilakukan pada kadar IC50 ekstrak
metanol daun rosemary. Hal ini dapat terjadi karena inkubasi sel dengan sampel
yang terlalu lama ataupun ketika pereaksian dengan reagen Annexin V Fluos
sehingga kematian sel semakin banyak terjadi.
D.
Pengujian Ekspresi ER! dengan Metode Imunositokimia
Tujuan dari imunositokimia adalah menentukan level ekspresi reseptor
estrogen alfa (ERα) pada sel T47D setelah pemberian sampel. Imunositokimia
merupakan teknik untuk mendeteksi protein atau antigen dalam sel dengan
mendeteksi reaksi antigen antibodi dengan bantuan penanda, dalam penelitian ini
menggunakan pewarna sehingga teknik ini lebih cocok disebut dengan
immunostaining. Kelebihan metode ini adalah morfologi sel dapat diawetkan
sehingga pola pewarnaan sel dapat diamati secara berkesinambungan dan
berbagai jenis antibodi dapat digunakan untuk pendeteksian, akan tetapi
kekurangan dari metode ini adalah proses yang cukup lama dan rumit juga mahal
dan terbatas pada penilaian semi kuantitatif karena menggunakan sudut pandang
subjektif, oleh sebab itu diperlukan metode standar untuk mengkuantifikasi level
ekspresi protein yang sebenarnya.
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Subjek
1
2
3
ΣSel
%
Level
43
Tabel 3. Hasil Perhitungan Ekspresi ER!
Ekspresi Reseptor Estrogen Alfa pada Sel Kanker Payudara T47D
KS No-Ab
KS Ab
Tamoxifen
Rosemary
LP1 LP2 LP3 LP1 LP2 LP3 LP1 LP2 LP3 LP1 LP2 LP3
0
0
0 175 101 177 0
0
0
8
11
10
0
0
0 175 101 177 0
0
0
10
15
11
0
0
0 175 101 177 0
0
0
8
14
8
514 365 193 175 101 177 56 80 63 138 154 126
0
0
0 100 100 100 0
0
0 6,28 8,66 7,67
0
0
0
4+ 4+ 4+
0
0
0
1+
1+
1+
A
B
C
D
tidak mengeskpresikan ERa
mengeskpresikan ERa
Gambar 12. Hasil uji imunositokimia.
(A). Kontrol sel T47D yang diberi antibodi ER!. (B). Kontrol sel yang tidak diberi antibodi
ER!. (C). Sel T47D yang diberi tamoxifen 37,64 !" dan (D). Sel T47D yang diberi ekstrak
metanol daun rosemary (Rosmarinus officinalis L.) 13,95 !"/!".
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44
Hasil perhitungan menunjukkan ekspresi ERα pada sel T47D yang diberi
tamoxifen adalah 0% sehingga tidak ada ERα yang diekspresikan. Pada sel T47D
yang diberi ekstrak metanol daun rosemary hasil ekspresi ERα adalah sebesar
6,28%; 8,66%; dan 7,67% sehingga level ekspresi ERα adalah 1+ (Tabel 3).
Dapat dinyatakan di sini bahwa ekspresi ERα pada sel kanker payudara T47D
dapat ditekan oleh ekstrak metanol daun rosemary. Pada awal pembahasan telah
disebutkan komponen senyawa yang diprediksi ada di dalam ekstrak dan memiliki
kemiripan cincin aromatis satu; dua; tiga; dan gugus fungsi hidroksil pada cincin
satu yang menyebabkannya dapat berinteraksi dengan baik untuk mempengaruhi
ekspresi ERα (Gambar 8).
Mekanisme kematian sel yang terjadi pada sel T47D yang diberi ekstrak
metanol daun rosemary dapat disebabkan jalur regulasi yang diinduksi ERα. Sel
kanker payudara yang mengekspresikan ERα secara berlebih akan memiliki sisi
aktif yang banyak untuk berikatan dengan estrogen, ikatan ini dapat menginduksi
proliferasi sel berlebih dan menekan regulasi kematian sel. Sel T47D yang
mengekspresikan ERα dapat dihambat setelah pemberian ekstrak metanol daun
rosemary. Ketika ERα tidak dapat berikatan dengan estrogen maka tidak akan
terbentuk dimernya yang akan berikatan dengan estrogen response element (ERE)
dan menginduksi ko-aktivator dan ko-supresor pada nukleus sel sehingga
proliferasi sel dapat ditekan.
Penelitian lain menggunakan asam betulinat, asam oleanolat, dan asam
ursolat sebagai komponen tunggal pada model sel kanker payudara MCF-7 yang
memiliki kesamaan dengan T47D, yaitu dapat mengekspresikan ERα berlebih.
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45
Perbedaan MCF-7 dengan T47D terletak pada MCF-7 yang memiliki ekspresi
Bcl-2 berlebih (Adjo Aka dan Lin, 2012) sedangkan T47D mengalami mutasi
pada p53 (Neumann dan Rossi, 2012). Penelitian Liao dkk. (2014) menyatakan
bahwa ekspresi tinggi ERα diduga berkorelasi erat dengan proliferasi sel kanker
payudara. ERα mengatur siklus sel dengan menekan p53/p21 dan meningkatkan
regulasi proliferating cell nuclear antigent (PCNA) proliferation-related Ki–67
antigen (Ki-67) untuk meningkatkan proliferasi sel MCF-7, selain itu, 17-βestradiol (E2) ligan dari ER meningkatkan proliferasi sel MCF-7 diinduksi ER
dengan merangsang ekspresi dari PCNA dan Ki-67. Penekanan ERα secara
signifikan mempengaruhi PCNA/Ki-67 dan p53/p21 selain itu, ERα menghambat
aktivitas transkripsional p53/p21 melalui ERE. ERα memediasi proliferasi MCF-7
dengan meningkatkan regulasi miR-17 untuk membungkam ekspresi p21.
Jalur kematian sel lain yang mungkin terjadi karena kandungan senyawa
dalam ekstrak metanol daun rosemary (asam betulinat, asam oleanolat, dan asam
ursolat) pernah diteliti secara in vitro pada sel kanker payudara oleh Bishaye dkk.
(2011). Asam betulinat (Gambar 8) merupakan triterpen pentasiklik diketahui
memiliki efek sitotoksik yang sangat baik saat diujikan ke sel kanker payudara
T47D dan dapat menginduksi apoptosis dengan menurunkan Bcl-2 dan cyclin D1
juga meningkatkan ekspresi gen Bax. Pada sel kanker SKBR3, asam betulinat
dapat menginduksi apoptosis awal dengan meningkatkan ekspresi fosfatidilserin
ke bagian luar lamela membran plasma. Jalur mitokondrial diperkirakan sebagai
jalur utama apoptosis yang disebabkan oleh asam betulinat.
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46
Asam oleanolat (Gambar 8) dapat diisolasi dan diujikan pada MCF-7
akan tetapi substansi ini hanya memiliki kemampuan sitotoksik yang lemah
sekalipun memiliki daya antioksidan yang tinggi (Bishaye, dkk., 2011). Berbeda
halnya dengan yang dikemukakan Liu dkk. (2014) bahwa asam oleanolat dapat
menghambat aktivitas glikolisis aerobik sel kanker MCF-7. Aerobik glikolisis
ditandai dengan peningkatan penyerapan glukosa dan produksi laktat. Sel kanker
membutuhkan oksigen lebih banyak dalam proses ini. Melalui parameter ini Liu
dkk. (2014) mengukur penurunan kadar konsumsi glukosa pada beberapa jenis sel
kanker yang diberi asam oleanolat diikuti dengan penurunan kadar asam laktat
yang dihasilkan. Di sini asam oleanolat dapat menekan glikolisis aerobik.
Pyruvate kinase muscle isoenzyme 2 (PKM2) yang kurang aktif dibandingkan
dengan PKM1 bertanggung jawab terhadap konversi fosfopirufat ke piruvat pada
proses glikolisis. Bentuk dimer PKM2 mengakumulasi intermediet glikolitik dan
menghubungkan ke biosintesis nukleotid dan asam amino, yang berkontribusi
pada pertumbuhan sel. PKM2 banyak diekspresikan pada sel yang berproliferasi,
seperti sel tumor. Dalam penelitian Liu dkk. (2014) dilihat perubahan ekspresi
PKM1 dan PKM2 pada sel kanker PC3 dan MCF-7 yang diberi asam oleanolat.
Dari hasil analisis, asam oleanolat dapat menurunkan ekspresi PKM2 dan
meningkatkan ekspresi PKM1. Ekspresi pirufat kinase (PK) juga meningkat
bersamaan dengan perubahan PKM2 ke PKM1. Peningkatan ekpresi PK
diperlukan untuk mengubah bentuk PKM2 ke PKM1 sehingga glikolisis aerob
dapat dihambat.
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47
Asam ursolat (Gambar 8) yang telah dipelajari sejak tahun 1996
diketahui mampu menghambat proliferasi model sel kanker payudara MCF-7
dengan respon sitostatik pada fase G1 siklus sel yang diikuti dengan kematian sel,
menginduksi apoptosis dan inhibisi konsumsi oksigen pada McaIV dan BT-20.
Dari berbagai studi yang dilakukan, diketahui bahwa asam ursolat dapat
menginduksi apoptosis diperkuat dengan alasan kemampuannya untuk pemutusan
poly ADP ribose polymerase (PARP) juga menurunkan Bcl-2 pada MCF-7 (jalur
mitokondria). Selain itu ditemukan bahwa asam ursolat dapat berikatan dengan
reseptor glukokortikoid dan memindahkannya ke nukleus sehingga berpotensi
menjadi agen antikanker payudara yang dimodulasi oleh reseptor glukokortikoid
(Bishaye, dkk., 2011).
Ekstrak metanol daun rosemary memiliki efek sitotoksik pada sel kanker
payudara T47D dengan IC50 13,95 !g/mL. Pada IC50 ekstrak metanol daun
rosemary dapat menginduksi apoptosis sebesar 19,68% dan nekrosis sebesar
77,33%, dan mampu menekan ekspresi ERα hingga 91-93%. Kemampuan ekstrak
rosemary untuk menginduksi apoptosis dan menekan ERα lebih lemah dari
tamoxifen tapi kemampuan sitotoksiknya lebih baik. Ekstrak metanol dapat
menginduksi kematian sel diprediksi tidak hanya pada regulasi ERα, tapi juga
mekanisme molekuler lainnya. Hal ini dapat disebabkan oleh kandungan senyawa
dalam ekstrak yang cukup kompleks. Pemastian perlu dilakukan untuk penelitian
selanjutnya dengan menguji kandungan kimia, uji selektivitas terhadap sel
normal, dan pengujian target molekuler lain ekstrak metanol daun rosemary ini.
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
!
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang didapat dan analisis yang dilakukan, maka dapat
disimpulkan ekstrak metanol daun rosemary (Rosmarinus officinalis L.)
berpotensi sebagai agen kemoprevensi dengan kemampuan sitotoksik IC50 sebesar
13,95 !g/mL dan dapat menginduksi apoptosis sebesar 19,68% dan menyebabkan
nekrosis sebesar 77,33% dan dapat menekan level ekspresi ERα sebesar 91% 93% sel kanker payudara T47D.
B.
SARAN
1. Perlu dilakukan uji kandungan senyawa kimia dalam ekstrak metanol daun
rosemary (Rosmarinus officinalis L.).
2. Perlu dilakukan uji selektifitas ekstrak metanol daun rosemary terhadap sel
normal.
3. Perlu dilakukan uji ekstrak metanol daun rosemary pada target molekuler
lainnya.
48!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49
DAFTAR PUSTAKA
Abe, F., Tatsuo, Y., Tsuneatsu, N., Juneu, K., Hikaru, O., Hiroo, H., Hiroshige,
A., 2002, Ursolic Acid as a Tripanocidal Constituent in Rosemary, Biol.
Pharm. Bull., 25 (11) 1485-1487.
Adjo Aka, J., dan Sheng-Xiang, L., 2012, Comparison of Functional Proteomic
Analyses of human Breast Cancer Cell Lines T47D and MCF-7, PLoS
ONE, 7(2): 1-9.
Alfredo, C.B., 2012, Aktivitas Sitotoksik Fraksi Etil Asetat Daun Mulwo (Annona
refticulata L.) terhadap Sel Kanker Kolon Widr, Skripsi, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
Andreeff, M., David, W. G., Arthur, B. P., 2000, Holland-Frei Cancer Medicine:
Cell Proliferation, Differentiation, and Apoptosis, , 5th ed., BC Decker
Inc., diakses dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK20860/#A194
pada tanggal 23 Maret 2014.
Anonim, 17-β-Estradiol, diakses dari http://images.ddccdn.com/drp/images/17/72
804101.jpg , pada tanggal 20 Februari 2015.
Bali, R., Chandra, A., dan Verma, R., 2013, Apoptosis In Normal Oral Tissues
and Odontogenesis, Eur J Gen Dent, 2:195-198.
Begum, A., Subarda, S., Syed, S. A., Kombath, R. V., Swapna, R., dan David, B.,
2013, An In-Depth Review on The Medicinal Flora Rosmarinus
officinalis (Lamiaceae), Acta Sci. Pol. Technol. Aliment., 12(1):61-73.
Bishayee, A., Shamima, A., Nikoleta, B., dan Marjorie, P., 2011, Triterpenoids as
Potential Agents for The Chemoprevention and Therapy of Breast
Cancer, Front Biosci, 16: 980-996.
Cancer Chemoprevention Research Centre, 2009, Prosedur Tetap: Panen Sel,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Cancer Chemoprevention Research Centre, 2009, Prosedur Tetap: Preparasi
Sampel, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Cancer Chemoprevention Research Centre, 2009, Prosedur Tetap: Preparasi
Sampel untuk Flowcytometry, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
Cancer Chemoprevention Research Centre, 2009, Prosedur Tetap:Pengamatan
Ekspresi Protein dengan Metode Imunositokimia, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Cancer Chemoprevention Research Centre, 2009, Prosedur Tetap:Uji Sitotoksik
Metode MTT, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Damle, A. A., Yogita, P. P., dan Archana, A. N., 2013, Anticancer Activity of
Betulinic Acid on MCF-7 Tumors in Nude Mice, Indian J. Exp. Biol.,
51(7): 485-491.
Devi, P.U., 2005, Basics of Carcinogenesis, Health Administrator, 16 (1): 16-24.
Deymos, 2010, diakses dari http://thumbs.dreamstime.com/z/rosemary-plantlight-yellow-pot-white-background-34182816.jpg,
pada
tanggal
31
Januari 2015.
Doyle, A., dan Bryan, G., 2000, Cell and Tissue Culture: Laboratory Procedure
in Biotechnology, John Wiley and Sons, Singapore, pp. 62-64.
Hidayati, D. N., Ibrahim, A., Sri, S., 2011, Uji Sitotoksisitas Fraksi Etil Asetat
Ekstrak Etanol Herba Alfalfa (Medicago sativa L.) Terhadap Sel Kanker
Payudara T47D dan Sel Kanker Leher Rahim (Sel HeLa) Serta Uji
Kandungan Senyawa Kimianya, Universitas Wahid Hasyim, Semarang.
Holliday, D. L., dan Valerie, S., 2011, Choosing The Right Cell Line for Breast
Cancer Research, Breast Cancer Research, 13: 215.
Jordan, V. C., 2006, Tamoxifen (ICI46,474) As A Targeted Therapy To Treat
And Prevent Breast Cancer, British Journal of Pharmacology, 147:
S269-S276.
Kumar, V., Abbas, A. K., Fausto, N., 2004, Robbins and Cotran Pathologic Basis
of Disease, 7th ed., Elsevier Saunders, Philadelphia, pp. 1129-1130.
Liao, X., Da-Lin, L., Nan, W., Long-Yue, L., Yue, W., Yan-Qi, L., Ting-Bao, Y.,
Xue-Guang, S., Peng Hu, Tong-Cun, Z., 2014, Estrogen Receptor a
Mediates Proliferation of Breast Cancer MCF-7 Cells Via a
p21/PCNA/E2F1-dependent Pathway, The FEBS Journal, 281(3): 927942.
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
Liu, J., Ning, W., Leina, M., Ming, L., Ge, L., Yuyan, Z., dan Xiukun, L., 2014,
Oleanolic Acid Suppresses Aerobic Glycolysis in Cancer Cells by
Switching Pyruvate Kinase Type M Isoforms, Plos One, 9(3): 1-9.
Majno, G., dan Isabelle, M., 1995, Apoptosis, Oncosis, and Necrosis An
Overview of Cell Death, American Journal of Pathology, 146 (1): 3-15.
Mallon, E., Pinchas, O., Nasar, N., Iain, B., Beatrice, H., Barry, G., 2000, The
Basic Pathology of Human Breast Cancer, Journal of Mamary Gland
Biology and Neoplasia, 5(2): 139-163.
McGahon, A. J., Seamus, J. M., Reid, P. B., Artin, M. Y. S., Rona, J. M., Walter,
K. N., Douglas, R. G., 1995, Chapter 9 The End of the (Cell) Line:
Methods for the Study of Apoptosis In Vitro, Elsevier, Philadelphia, pp.
153-185.
Mosmann, T., 1983, Rapid Colorimetric Assay for Cellular Growth and Survival:
Application to Proliferation and Cytotoxicity Assays, Journal of
Immunological Methods Elsevier, 63: 55-63.
Neto, C. C., 2011, Berries and Cancer Prevention: Ursolic Acid and Other
Pentacyclic Triterpenoids Anticancer Activities and Occurrence in
Berries, Springer Science, USA, pp. 41-47.
Neumann, B. C., dan Michael, J. S., 2012, Effects of Exemestane on TwoDimensional and Three-Dimensional T47D Breast Cancer Cell Cultures,
Department of Biology and Environmental Science, University of New
Haven West Haven.
Novonty, L., Vachalkova, A., Biggs, D., 2001, Ursolic Acid: an anti-tumorgenic
and chemopreventive activity. Minireview, Neoplasma, 48 (4): 241-246.
Nurani, L. H., 2012, Uji Sitotoksitas dan Antiproliferatif Sel Kanker Payudara
T47D dan Sel Vero Biji Nigella sativa L., Jurnal Ilmiah Kefarmasian
2(1): 17-29.
Paula, L., dan Irina, A., 2012, Advantages and Disadvantages of Professional and
Free Software for Teaching Statistics, Information Technology and
Management Science, 15: 9-64.
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
Prabin, S., Shrestha, I., dan Kurisu, K., 2009, Immunohistochemistry: A Review
of Practical Procedure. Nepal Journal of Neuroscience. 6: 38-41.
Prasad, S., Yadav, V.R., Kannappan, R., Aggarwal, B.B., 2011, Ursolic Acid, a
Pentacylic Triterpene, Potentiates TRAIL-Induced Apoptosis through
p53-independent Regulation of Death Receptor: Evidence for The Role
of Reactive Oxygen Species and JNK, J. Biol. Chem., 286(7): 55465557.
Riss, T.L., Richard, A.M., Andrew, L.N., Helene, A.B., Tracy, J.W., Lisa, M.,
2013, Assay Guidance Manual: Cell Viability Assays [Internet], diakses
dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK144065/ pada tanggal 18
Februari 2015.
Roche, H., dan Vahdat, L.T., 2010, Treatment of metastatic cancer: second line
and beyond, Annals of Oncology, 22: 1000-1010.
Sarkar, W., Garrick, H., Kimberly, M., Anuja, O., Shannon, B., Shannon, K., dan
McKenna, L., 2013, Cancer Development, Progression, and Therapy: An
Epigenetic Overview, International Journal of Molecular Sciences, 14:
21087-21113.
Schulze-Osthoff, K., 2008, Apoptosis, Cytotoxicity, and Cell Proliferation, 4th
Edition, Roche Diagnostics GmbH, pp. 2-16.
Sharma, R., 2012, Cancer Chemoprevention: Prevention is Better than Cure,
Cancer Science Therapy, S3: e001.
Sledge, G. W., Eleftherios, P. M., Gabriel, N. H., Harold, J. B., Pamela, J. G., dan
Antonio, C. W., 2014, Past, Present, and Future Challenges in Breast
Cancer Treatment, Journal of Clinical Oncology, 32 (19): 1980-1986.
Stock, R. P., dan Harvey, B., 2003, The Sigmoidal Curve of Cancer, Nature
Biotechnol, 21: 13-14.
Strumfa, I., Andrejs, V., Arnis, A., Janis, G., 2012, Pathology of Breast Cancer:
from Classic Concepts to Molecular Pathology and Pathogenesis, Acta
Chirurgica Latviensis, 10.2478(10163-012-0012-x):59-66.
Talupula, B. K., 2011, Cytotoxic of PBN Spin Trap on A204 Cells, Journal of
Advanced Pharmaceutical Research, 2 (1): 9-17.
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
Tokunaga, E., Yuichi, H., Kimihiro, T., Nami, Y., Hiroshi, S., Eiji, O., Hiroyuki,
K., dan Yoshihiko, M., 2014, Molecular Mechanism Regulating The
Hormone Senitivity of Breast Cancer, Cancer Sci, 105: 1377-1383.
Trump, B. J., Irene, K. B., Seung, H. C., dan Patricia, C. P., 1997, The Pathway of
Cell Death: Oncosis, Apoptosis, Necrosis, Toxicologic Pathology, 25 (1):
82-88.
Vermes, I., Clemens, H., Helga, S., dan Chris, R., 1995, A Novel Assay for
Apoptosis Flow Cytrometric Detection of Phospatidylserine Expression
on early Apoptic Cells Using Fluorescein Labelled Annexin V, Journal
of Immunological Methods, 184: 39-51.
Williams, C., dan Chin-Yo, L., 2013, Oestrogen Receptors in Breast Cancer:
Basic Mechanism and Clinical Implication, Ecancer Medical Science, 7:
370.
Yesil-Celiktas, O., Canan, S., Erdal, B., Fazilet, V., 2010, Inhibitory Effects of
Rosemary Extracts, Carsinic Acid and Rosmarinic Acid on the Growth of
Various Human Cancer Cell Lines, Plant Foods Hum Nutr, 65: 158-163.
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
LAMPIRAN
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 1. Sertifikat Determinasi Tanaman Rosemary
!
55
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56
Lampiran 2. Seri Kadar Ekstrak Metanol Daun Rosemary Dan Tamoxifen
Rosemary
Tamoxifen
10 mg + 100 !L DMSO = 100.000!g/mL
10 mg + 100 !L DMSO + 900 !L
intermediet = 500 !g/mL = 5 !L bulk +
MK = 2000 !M
995 !L MK
Konsentrasi
Intermediet
MK
Konsentrasi
Sampel
MK
500
500 !L
300!g/mL
300!!L
200!!L
1000 !M
bulk
!L
450
178!g/mL
178!!L
322 !L
100!!M
50 !L C1
!L
450
100!g/mL
100!!L
400 !L
10 !M
50 !L C2
!L
450
30!g/mL
30!!L
470 !L
1 !M
50 !L C3
!L
450
18!g/mL
18!!L
482 !L
0,1!!M
50 !L C4
!L
450
10!g/mL
50!!L
450 !L
0,01!!M
50 !L C5
!L
1!g/mL
50!!L
450 !L
-
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 3. Hasil Analisis IC50 Esktrak Dengan Program R
!
57
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 4. Hasil Analisis IC50 Tamoxifen Dengan Program R
!
58
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59
Lampiran 5. Lapang Pandang Preparat T47D Yang Diberi (A). Ekstrak
Metanol Daun Rosemary Dan (B) Tamoxifen
A
B
A
B
B
A
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60
Lampiran 6. Lapang Pandang Kontrol Sel (A). Tanpa Antibodi Dan (B).
Dengan Antibodi Pada Preparat T47D
B
A
B
A
A
B
!
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
61
BIOGRAFI PENULIS
Penulis Skripsi berjudul “Aktivitas Sitotoksik
Ekstrak
Metanolik
(Rosmarinus
officinalis
Daun
L.)
Rosemary
terhadap
Sel
Kanker Payudara T47D melalui Regulasi
Ekspresi
Reseptor
Estrogen- ! (ER !! )”
memiliki nama lengkap Clara Dewi Anggraeni,
merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara
pasangan Bapak Aloysius Bekti Subagyo dan Ibu
Ambrosia Sariningsih. Penulis dilahirkan di Jakarta, 10 Agustus 1993. Pendidikan
formal yang ditempuh yaitu TK Mater Dei (1997-1999), tingkat sekolah dasar di
SD Santa Ursula (1999-2005), tingkat sekolah menengah pertama di SMP Mater
Dei (2005-2008), dan tingkat sekolah menengah atas di SMA Mater Dei (20082011). Pada tahun 2011, penulis melanjutkan studi di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Semasa studinya, penulis aktif mengikuti
kegiatan keorganisasian dan kepanitiaan diantaranya adalah Ketua Dewan
Perwakilan Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma (2013),
Kordinator Divisi Publikasi dan Informasi Dewan Perwakilan Mahasiswa
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma (2012), Anggota Divisi Hubungan
Masyarakat Panitia Komisi Pemilihan Umum Gubernur BEMF dan Ketua DPMF
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma (2011).
!
Download