perbedaan regulasi emosi pada mahasiswa yang

advertisement
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERBEDAAN REGULASI EMOSI PADA MAHASISWA YANG
BERSUKU KARO DAN BERSUKU JAWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Alvia Esra Natalia
099114017
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
TAKUT AKAN TUHAN ADALAH PERMULAAN PENGETAHUAN
AMSAL 1 : 7A
IA MEMBUAT SEGALA SESUATU INDAH PADA WAKTUNYA
PENGKHOTBAH 3 : 11
APABILA KAMU MENJADI MARAH, JANGANLAH KAMU BERBUAT
DOSA; JANGANLAH MATAHARI TERBENAM, SEBELUM PADAM
AMARAHMU
EFESUS 4 : 31
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
KARYA INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK
TUHAN YESUS YANG MENJADI KEKUATANKU DAN
PEMBIMBINGKU
ORANGTUAKU BAPAK DAN MAMAK YANG SELALU
MENDUKUNGKU DALAM SITUASI APAPUN
ADIK-ADIKKU PEBRIAN DAN AGIKA YANG SELALU
MENJADI PENYEMANGATKU
SAHABAT-SAHABATKU TEMPATKU BERBAGI DAN
KECERIAAN
ALMAMATERKU UNIVERSITAS SANATA DHARMA
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERBEDAAN REGULASI EMOSI PADA MAHASISWA YANG
BERSUKU KARO DAN BERSUKU JAWA
Studi Pada Mahasiswa Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Alvia Esra Natalia
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif komparatif yang bertujuan untuk
mengetahui perbedaan regulasi emosi pada mahasiswa yang bersuku Karo dan
mahasiswa yang Jawa. Regulasi emosi seorang dewasa awal diukur dengan menggunakan
skala regulasi emosi terdiri dari beberapa model regulasi emosi yaitu seleksi situasi,
modifikasi situasi, penyebaran atensi, perubahan kognitif, dan modulasi respon.
Penelitian ini menggunakan 162 orang yang terdiri dari 81 mahasiswa yang bersuku Karo
dan 81 mahasiswa yang bersuku Jawa. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan
skala regulasi emosi dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,863.
Data kemudian
dianalisis menggunakan Independent Samples Test pada SPPS 16.0 For Windows. Hasil
analisis memperlihatkan bahwa ada perbedaan yang signifikan (0,027 (P< 0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa ada perbedaan regulasi emosi pada mahasiswa yang bersuku Karo
dan
mahasiswa yang Jawa.
Kata kunci : regulasi emosi, dewasa awal, suku Karo dan suku Jawa
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
THE DIFFERENCE OF EMOTION REGULATION BETWEEN KARONESE
UNIVERSITY STUDENT AND JAVANESE UNIVERSITY STUDENT
Alvia Esra Natalia
ABSTRAK
This is quantitative komparative study to exemine the difference of karonese and javanese
student's emotion regulation. Data is taken with make emotion regulation scale consist of
situation selection, situation modification, attentional deployment, cognitive change and
response modulation. This research use 162 people, consists of 81 karonese's student and
81 Javanese's student. Data is taken with scale of emotion regulation and reliability
coefficient is 0,863. Data analysed for Independent Samples Test in SPPS 16.0 For
Windows. Result of analysis showed there are difference that significant (0,027 (P< 0,05).
This show there are difference of karonese and javanese student's emotion regulation.
Keyword : emotion regulation, student, karonese and Javanese
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul "Perbedaan Regulasi Emosi Pada Mahasiswa
yang bersuku Jawa dengan Mahasiswa yang bersuku Karo".
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak pihak-pihak yang
luarbiasa berperan penting dalam membantu, membimbing, memotivasi, menginspirasi
penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, izinkanlah
penulis dengan kerendahanhati berterimakasih sedalam-dalamnya kepada :
1.
Yesus Kristus yang menjadi tempat sandaran dalam menjalani proses yang Di
izinkan terjadi pada penulis.
2.
Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto,M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma
3.
Ibu Ratri Sunar A.,M.Si selaku Kaprodi Psikologi Universitas Sanata Dharma
4.
Ibu Dr. Tjipto Susana selaku dosen pembimbing akademik atas dukungannya selama
perkuliahan.
5.
Bapak C. Wijoyo Adinugroho,S.Psi.,M.Psi selaku dosen pembimbing skripsi yang
selalu membimbing, membantu, memberi saran, serta memberi waktu kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
6.
Romo Priyono Marwan selaku dosen pembimbing skripsi yang pernah membantu,
memberi motivasi serta memberi banyak ilmu kepada penulis dalam penulisan
skripsi ini.
7.
Seluruh dosen dan staf fakultas Psikologi yang telah membantu dan membimbing
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
penulis selama menjalani studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
8.
Seluruh staf Perpustakaan Sanata Dharma yang telah menyediakan keperluan penulis
dalam mengerjakan skripsi ini
9.
P2TKP yang menjadi tempat belajar banyak hal, tempat berkarya, dan mendapat
teman-teman yang sangat luarbiasa
10. Teman-teman kelas A angkatan 2009 atas kebersamaannya, berproses bersama
11. Bapak dan mamak yang terus membimbing, memberi semangat dan doa.
12. Adikku Pebrian Tarigan dan Agika Tarigan yang selalu menjadi kesayangan.
Terkhusus buat adikku Pebrian, terimakasih atas pinjaman laptopnya dan
perhatiannya selama penulis berproses.
13. Seluruh keluarga besar yang senantiasa mendukung penulis dalam doa, semangat
serta motivasi
14. Permata Runggun Yogyakarta yang menjadi tempat curhat, ber-alay dan telah
memberikan semangat buat penulis dalam berproses.
15. Seluruh teman-teman yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi dan kepada
subjek yang telah berpartisipasi.
16. Sahabat-sahabatku semua (Anggi, Hana, Bang Ditz, Nasib, Raisa, Tika) yang
menjadi tempatku berkeluh kesah serta menjadi tempat sampahku kalau otakku udah
mulai penat. Terimakasih buat doa, telinga yang disediakan serta kekuatan
menghadapi penulis yang sedikit ribet...hehehe
17. Seluruh keluarga besar kontrakan ijo (mbak Adis, Anggi, Berta, Mery, dan Nona)
yang menjadi saudara yang selalu bersama dalam menjalani hidup dalam perantauan.
18. Teman-teman SMA yang menjadi sahabat-sahabatku (Tika, Olet, Rika, Emi,
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Elov)
19. GBKP Runggun Yogyakarta yang menjadi tempat penulis bertumbuh dalam
menjalani setiap proses
20. Semua pihak yang telah mendoakan, memotivasi, dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis
meminta maaf atas kelalaian dalam yang dilakukan dalam penulisan ini. Penulis
mengharapkan kritik dan saran sehingga penelitian ini menjadi lebih sempurna.
Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.
Penulis,
Alvia Esra Natalia
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………….
i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .........................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................
iii
HALAMAN MOTTO................................................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................................
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................
vi
ABSTRAK.................................................................................................................
vii
ABSTRACT………………………………………………………………………….
viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH…………………...
ix
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….
x
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..
xiii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………..
xvii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………..
xviii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
8
C. Tujuan Penelitian............................................................................................ 9
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................... 9
1. Manfaat Teoritis........................................................................................
9
2. Manfaat Praktis......................................................................................... 9
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................
10
A. Emosi..............................................................................................................
10
B. Regulasi Emosi...............................................................................................
11
1.Definisi Regulasi Emosi..............................................................................
11
2. Proses Regulasi Emosi................................................................................ 13
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Regulasi Emosi..................................
15
C. Dewasa Awal....................................................................................................
15
1. Ciri- ciri dewasa awal.................................................................................
16
2. Perkembangan Emosi Dewasa Awal........................................................... 19
D.Kebudayaan....................................................................................................... 21
1. Suku Karo....................................................................................................
22
2. Suku Jawa....................................................................................................
26
E. Perbedaan Regulasi Emosi Mahasiswa Bersuku Karo Dan Jawa...................
29
F. Hipotesis..........................................................................................................
33
G.Skema...............................................................................................................
34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................................................................
35
A. JENIS PENELITIAN..................................................................................... 35
B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN.................................................. 35
1. Variabel Bebas.............................................................................................. 35
2. Variabel Tergantung.....................................................................................
35
C. DEFINISI OPERASIONAL...........................................................................
36
1. Regulasi Emosi............................................................................................
36
2. Suku Jawa dan Suku Karo...........................................................................
37
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
D. SUBJEK PENELITIAN.................................................................................. 37
E. PENGUMPULAN DATA................................................................................... 38
F.ALAT PENGUMPULAN DATA...................................................................... 39
1. Skala Regulasi Emosi...............................................................................
39
G. Validitas, Reliabilitas, Dan Seleksi Item.........................................................
41
1. Validitas....................................................................................................
41
2. Reliabilitas................................................................................................
41
3. Seleksi Item............................................................................................... 42
H. METODE ANALISIS DATA.......................................................................... 47
1. Uji Asumsi.......................................................................................................
47
a. Uji Normalitas........................................................................................... 47
b. Uji Homogenitas.......................................................................................
47
2. Uji Hipotesis....................................................................................................
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................................ 49
A.
PELAKSANAAN PENELITIAN................................................................. 49
B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN.......................................................... 50
C. HASIL PENELITIAN.................................................................................. 51
1. Deskripsi Data Penelitian.......................................................................... 51
2. Uji Asumsi................................................................................................
53
a.Uji Normalitas....................................................................................... 53
b.Uji Homogenitas...................................................................................
54
3. Uji Hipotesis.............................................................................................
54
D. ANALISIS DATA TAMBAHAN.................................................................... 56
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
E. PEMBAHASAN.............................................................................................
58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................... 64
A. KESIMPULAN............................................................................................... 64
B. KETERBATASAN PENELITIAN.................................................................. 64
B. SARAN............................................................................................................. 64
1. Bagi Peneliti Selanjutnya........................................................................... 64
2. Bagi Individu yang bersuku Jawa dan bersuku Karo................................. 65
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pemberian skor skala Regulasi Emosi……………………………………..
40
Tabel 2. Blue Print skala Regulasi Emosi…………………………………………… 40
Tabel 3. Distribusi item skala Regulasi Emosi……………………………………… 43
Tabel 4. Distribusi item skala Regulasi Emosi yang telah di seimbangkan………… 45
Tabel 5. Deskripsi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin……………………………..
50
Tabel 6. Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia……………………………………….. 50
Tabel 7. Deskripsi Subjek Penelitian………………………………………………..
52
Tabel 8. Hasil uji normalitas………………………………………………………… 53
Tabel 9. Hasil uji homogenitas……………………………………………………… 54
Tabel 10. Tabel Hasil Uji-t………………………………………………………….. 55
Tabel 11. Deskripsi untuk setiap Model Regulasi Emosi…………………………… 56
Tabel 12. Tabel Hasil Uji-t untuk setiap Model Regulasi Emosi................................ 57
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1………………………………………………………………………….. 67
Lampiran 2…………………………………………………………………………..
81
Lampiran 3…………………………………………………………………………..
88
xviii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Setiap manusia membutuhkan orang lain dalam menjalani
hidupnya. Keadaan ini menimbulkan interaksi sosial dan akan terusmenerus terjadi antar manusia. Dalam berinteraksi akan terjadi hubunganhubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar
perorangan, antar kelompok manusia atau pun antara perorangan dengan
kelompok (Soekanto, 1982). Interaksi sosial pada masyarakat mempunyai
suatu derajat dinamika tertentu yang menyebabkan pola-pola perilaku
yang berbeda, tergantung dari masing-masing situasi yang dihadapi
(Soekanto, 1982).
Psikologi adalah kajian ilmiah mengenai perilaku dan prosesproses mental. Tujuan ilmu psikologi menggambarkan, meramaikan dan
menjelaskan perilaku. Perilaku (behavior) adalah segala sesuatu yang kita
lakukan yang dapat diamati secara langsung (King, 2010). Proses mental
(mental process) adalah berbagai pikiran, perasaan, dan motivasi yang
dialami oleh manusia secara pribadi, namun tidak dapat diamati secara
langsung. Perilaku dan proses mental memiliki hubungan yaitu proses
mental seseorang seperti berpikir atau merasakan sesuatu ditunjukkan
dengan perilaku individu tersebut. Dalam hal ini, permasalahan manusia
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
dalam berinteraksi sosial tidak lepas dari perilaku manusia tersebut.
Dalam berperilaku, manusia tidak terlepas dari emosi-emosi yang
membentuk perilaku tersebut.
Indonesia memiliki suku bangsa yang beragam, keberagaman suku
bangsa ini menjadi salah satu hal yang membuat terbentuknya kelompok
yaitu kelompok suku. Suku merupakan sekelompok orang yang memiliki
persamaan budaya, bahasa, tradisi, leluhur. Suku berbeda dengan ras, ras
merupakan sekelompok orang yang memiliki persamaan fisik yang
diturunkan secara genetik seperti ras Kaukasoid (Eropa), ras Mongoloid
(Asia),dll. Keadaan yang berbeda-beda tersebut menuntut setiap individu
untuk memahaminya sehingga kehidupan bersosial akan berjalan terus
dengan harapan-harapan ke depannya. Emosi berperan penting dalam
kehidupan setiap manusia terutama mempengaruhi interaksi sosial antar
manusia. Di zaman sekarang, banyak orang yang memiliki masalah
dengan hukum dan lingkungan sosial. Kekerasan terjadi diman-mana,
tanpa terkecuali di dalam keluarga. Kasus kekerasan yang sering
terdengar di lingkungan kita antara lain kekerasan di sekolah antar teman
sebaya, kekerasan di lingkungan keluarga antar orangtua dan anak serta
masih banyak lagi kasus kekerasan yang terjadi di Indonesia yang
berhubungan dengan perbedaan suku. Keberagaman suku di Indonesia
tidak terlepas dari masalah. Adapun beberapa masalah terjadi akibat
perbedaan pendapat antarsuku yaitu koflik Lampung, konflik Sampit pada
tahun 2001, konflik Papua pada tahun 2013, konflik Flores dan konflik
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Sigi
3
(http://www.anneahira.com/perang-antarsuku-di-indonesia.htm).
Konflik-konflik
tersebut
mengakibatkan
hal
yang
fatal
seperti
pembunuhan massal, pembakaran kampung dan rumah-rumah warga.
Penyebab utama terjadinya konflik diatas adalah karena kesalahpahaman
antar warga dan akibat tidak mampu meregulasi emosi dengan baik.
Kekerasan-kekerasan itu tidak terlepas dari emosi yang berperan di
dalamnya.
Dalam psikologi, emosi dapat didefinisikan sebagai proses
menetapkan, memelihara, atau mengganggu relasi antar individu dan
lingkungan sosial. Emosi memiliki beberapa komponen yaitu respon
tubuh secara internal yang melibatkan sistem saraf otonomik, keyakinan
atau penilaian kognitif bahwa telah terjadi keadaan positif atau negatif
tertentu, ekspresi wajah dan reaksi terhadap emosi (Atkinson, Atkinson,
Smith & Bem, 2010). Proses terjadinya emosi karena adanya keterlibatan
personal dengan stimulus, penilaian kognitif seseorang terhadap suatu
stimulus, atau perubahan perilaku terhadap stimulus (Frijda, 1988 dalam
Djohan, 2009).
Emosi pada dasarnya merupakan dorongan untuk bertindak,
rencana untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara
berangsur-angsur oleh evolusi (Golemen,1997). Emosi dibagi menjadi
dua bagian yaitu emosi primer dan emosi sekunder. Emosi primer
meliputi rasa takut (fear), marah (anger), sedih (sadness), senang (joy),
terkejut (surprise), jijik (disgust) dan sebal (contempt). Emosi sekunder
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
adalah semua variasi dan campuran berbagai emosi antara satu
kebudayaan dengan kebudayaan lainnya serta berkembang secara
bertahap sesuai tingkat kedewasaan kognitif (Wade & Tavris, 2008).
Pada dasarnya, emosi manusia dibagi menjadi dua kategori umum
jika dilihat dari dampak yang ditimbulkan. Kategori pertama adalah emosi
positif yaitu emosi yang memberikan dampak yang menyenangkan dan
menenangkan. Kategori kedua adalah emosi negatif yang memberikan
dampak negatif yaitu tidak menyenangkan dan menyusahkan (Gohm &
Clore,2002 dalam Safaria & Saputra, 2009).
Biasanya setiap orang menghindari dan berusaha menghilangkan
emosi negatif, mereka berusaha mengendalikan emosi negatif tersebut
atau menyeimbangkan emosi negatif tersebut (Safaria & Saputra, 2009).
Kesejahteraan psikologis dan kebahagiaan seseorang lebih ditentukan
oleh perubahan atau pengalaman emosional yang sering dialaminya
(Gohm & Clore,2002 dalam Safaria & Saputra,2009). Tercapainya
kesejahteraan psikologis, kebahagiaan, dan kesehatan jiwa individu
didorong oleh pemahaman, penerimaan diri akan suasana emosi,
mengetahui secara jelas makna dari perasaan, mampu mengungkapkan
perasaan secara konstruktif. Individu yang mampu memahami emosi yang
dialami dan dirasakan akan lebih mampu mengelola emosinya secara
positif (Safaria & Saputra,2009).
Regulasi emosi adalah suatu proses yang terdiri dari proses
ekstrinsik dan intrinsik yang bertanggugjawab utuk mengawasi,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
mengevaluasi, dan memodifikasi reaksi emosi untuk menyelesaikan suatu
tujuan (Thompson,1997). Kemampuan individu dalam meregulasi emosi
menjadi salah satu kekuatan dalam menghadapi lingkungan dan
berkomunikasi yang membuat individu tersebut diterima secara sosial.
Kemampuan individu dalam mengatur emosi juga akan mendukung
individu tersebut menyelesaikan masalah-masalahnya. Emosi yang lebih
diharapkan diregulasi adalah emosi negatif yaitu seperti marah, kecewa,
sedih, takut, dan sebagainya.
Kemampuan individu meregulasi emosinya menjadi berkembang
sesuai dengan lingkungan sekitar yang membentuknya. Terbentuknya
regulasi emosi tersebut tidak terlepas juga dari budaya didalamnya.
Individu akan mempelajari pola komunikasi dan ini berhubungan dengan
budaya yang hidup di sekitar individu tersebut. Seseorang akan
mempelajari pola komunikasi dari budaya yang hidup didalamnya. Emosi
merupakan hasil manifestasi dari kondisi fisiologis dan kognitif manusia,
serta merupakan cermin dari kultur budaya dan sistem sosial (Barret &
Fossum, 2001 dalam Kurniawan & Hasanat, 2010). Hal ini juga
membentuk regulasi emosi seseorang itu juga, bagaimana cara
menunjukkan emosi, tata cara berkomunikasi menurut budaya masingmasing. Menurut pandangan evolusioner, regulasi emosi sangat
diperlukan karena beberapa bagian dari otak manusia menginginkan
untuk melakukan sesuatu pada situasi tertentu, sedangkan bagian lainnya
menilai bahwa rangsangan emosional tidak sesuai dengan situasi saat itu,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
sehingga membuat individu melakukan sesuatu atau melakukan apapun
(Gross,1999 dalam Nisfiannur & Yuni, 2004).
Penelitian yang dilakukan oleh Matsumoto, Nakagawa & Yoo
(2008) menunjukkan bahwa budaya yang dianut seseorang dan diterima
seseorang dari lingkungan tertentu memiliki perbedaan dalam meregulasi
emosi. Penelitian ini mengatakan budaya yang ditanamkan pada negara
yang menekankan pemeliharaan tatanan sosial memiliki skor yang lebih
tinggi dalam meregulasi emosi daripada negara yang pemeliharaan
ketertiban sosial yang minim, budaya individualisme dan egalitarianisme.
Salah satu fungsi utama budaya yaitu untuk memelihara ketentraman
sosial, pedoman, dan norma mengenai regulasi emosi karena emosi-emosi
menjalankan sebagai motivator utama perilaku dan memiliki fungsi sosial
yang penting (Keltner, dkk, 2003 dalam Matsomoto,Nakagawa, & Yoo,
2008).
Penelitian diatas menunjukkan bahwa faktor budaya menjadi salah
satu hal penting untuk mengetahui cara seseorang tersebut meregulasi
emosinya. Dengan kata lain, perbedaan budaya memiliki peranan penting
untuk mengetahui cara seseorang meregulasi emosinya.
Indonesia sangat lekat dengan budaya yang beragam yang dikenal
dengan lebih dari seribu suku bangsa didalamnya. Hal ini membuat
banyak orang menunjukkan identitas budaya pada suku bangsa yang
dianut, lahir dan berkembang didalam kepribadiannya. Suku yang sangat
dikenal oleh kebanyakan orang Indonesia adalah suku Jawa dan suku
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
Batak. Hal ini dapat dikenal karena kekhasan yang terlihat dari cara
berkomunikasi, Jawa dikenal dengan cara berbicara yang halus dan Batak
dikenal dengan cara bicara yang keras dan tegas. Perbedaan ini menjadi
salah satu hal yang unik yang terdapat diantara budaya yang berbeda
tersebut. Orang-orang Jawa dan Sunda beranggapan bahwa mereka halus
dan sopan, mereka membandingkannya dengan orang-orang Batak yang
kasar, nekad, suka berbicara keras, pemberang, dan suka berkelahi. Di sisi
lain, orang Batak sendiri menganggap bahwa mereka pemberani, terbuka,
suka berterus-terang, pintar, rajin, kuat dan tegar sedangkan mereka
menganggap orang Jawa dan Sunda lebih halus dan sopan, tetapi lemah
dan tidak suka berterus-terang. Apa yang orang Jawa dan Sunda anggap
kekasaran, bagi orang Batak justru kejujuran. Apa yang orang Jawa
anggap kehalusan, bagi orang Batak adalah kemunafikan dan kelemahan
(Mulyana, 1996).
Pada penelitian ini, peneliti mengambil subjek mahasiswa Jawa
dan mahasiswa Karo. Peneliti tertarik untuk melihat perbedaan regulasi
emosi antara kedua suku yang memiliki budaya berbeda tersebut. Peneliti
mengambil subjek mahasiswa karena memiliki tingkat usia yang sama
sehingga dapat melihat perbedaan regulasi emosi hanya dari perbedaan
budaya. Hal ini juga disebabkan karena usia juga berpengaruh dalam gaya
regulasi emosi seseorang (Silvers, Gabrieli, McRae & Gross, 2012).
Kedua suku bangsa ini dipilih karena memiliki beberapa cara pandang
yang sama namun ada juga yang berbeda. Sebagai contoh hal yang sama
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
adalah orang Karo dan Orang Jawa memiliki cara berkomunikasi yang
sama yaitu mengutamakan kesopansantunan terutama jika berbicara
kepada orang yang lebih tua. Walaupun Karo termasuk rumpun Batak
yang dikenal dengan gaya komunikasi yang keras dan tegas. Karo
memiliki perbedaan yang sangat terlihat dari cara komunikasinya yaitu
cenderung halus.
Suku Karo adalah salah satu rumpun Suku Batak yang ada di
Indonesia. Suku bangsa dikategorikan ke dalam Batak adalah suku
Mandailing, Suku Angkola, Suku Toba, Suku Pakpak, Suku Simalungun,
dan Suku Karo. Daerah-daerah yang menjadi wilayah Batak secara turun
temurun adalah Tapanuli dan sebagian wilayah Sumatera Timur
(Bangun,1986). Mayoritas orang Batak beragama Kristen dan sisanya
beragama Islam. Orang Karo banyak ditemui di daerah dataran tinggi
Karo, Sumatera Utara.
Orang Jawa memiliki daerah asal di pulau Jawa yang panjangnya
lebih dari 1200 km dan lebarnya 500 km. Letak pulau Jawa di tepi sebelah
selatan kepulauan Indonesia dan hanya merupakan tujuh persen dari
seluruh daratan Kepulauan Indonesia. Orang Jawa hanya mendiami
bagian tengah dan timur dari seluruh pulau Jawa.
B. RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang diungkap pada penelitian ini adalah apakah
ada perbedaan regulasi emosi antara mahasiswa suku karo dengan
mahasiswa suku jawa?
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan regulasi
emosi pada budaya Karo dan Jawa?
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
bidang psikologi budaya dan psikologi sosial tentang regulasi emosi
pada budaya di Indonesia. Dari penelitian ini juga diharapkan dapat
menjadi acuan penelitian selanjutnya akan regulasi emosi pada
budaya-budaya di Indonesia.
2. Manfaat Praktis
Bagi subyek penelitian, hasil penelitian ini diharapkan dapat
menambah informasi dan pemahaman akan regulasi emosinya.
Informasi ini diharapkan dapat menjadi evaluasi akan regulasi
emosinya dan bagi yang memiliki regulasi emosi maladaptif akan
belajar meregulasi emosi secara adaptif serta bagi yang adaptif bisa
lebih memahami dan melakukannya lebih baik lagi. Kemampuan ini
nantinya diharapkan menjadi modal untuk pribadi yang lebih sehat
dan diterima secara sosial.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. EMOSI
Emosi berasal dari kata e yang berarti energi dan motion yang
berarti getaran. Emosi bisa dikatakan sebagai sebuah energi yang terus
bergerak dan bergetar (Chia,1985 dalam Safaria & Saputra, 2009).
Menurut Golemen (1997), emosi pada dasarnya merupakan dorongan
untuk bertindak, rencana untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan
secara berangsur-angsur oleh evolusi.
Emosi merupakan situasi stimulasi yang melibatkan perubahan
pada tubuh dan wajah, aktivasi pada otak, penilaian kognitif, perasaan
subjektif, dan kecenderungan melakukan suatu tindakan, yang dibentuk
seluruhnya oleh peraturan-peraturan yang terdapat di suatu kebudayaan.
Emosi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu emosi primer dan emosi
sekunder. Emosi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu emosi primer dan
emosi sekunder. Emosi primer meliputi rasa takut (fear), marah (anger),
sedih (sadness), senang (joy), terkejut (surprise), jijik (disgust), dan sebal
(contempt). Emosi sekunder adalah semua variasi dan campuran berbagai
emosi antara satu kebudayaan dengan kebudayaan lainnya serta
berkembang secara bertahap sesuai tingkat kedewasaan kognitif (Wade &
Tavris, 2008).
10
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
B. REGULASI EMOSI
1. Definisi Regulasi Emosi
Menurut Thompson (1994), regulasi emosi terdiri dari proses
ekstrinsik dan intrinsik yang bertanggungjawab untuk mengawasi,
mengevaluasi, dan memodifikasi reaksi emosi untuk menyelesaikan
suatu tujuan.
Menurut
Reivich
dan
Shatte
(2002),
regulasi
adalah
kemampuan untuk tenang di bawah tekanan. Ketenangan (calming)
dan fokus (focusing) merupakan bagian dari kemampuan tersebut.
individu yang mampu mengelola kedua keterampilan ini mampu
membantu meredakan emosi, memfokuskan pikiran-pikiran yang
mengganggu dan mengurangi stress.
Menurut Gross (Gross, Thompson, 2006), regulasi emosi
adalah proses individu mengatur emosinya, bagaimana mengalaminya
dan mengungkapkannya. Regulasi emosi adalah strategi yang
dilakukan secara sadar dan di bawah sadar untuk meningkatkan,
mempertahankan, atau mengurangi satu atau lebih komponen dari
respon
emosional.
Komponen-komponen
tersebut
terdiri
dari
perasaan, perilaku, dan respon fisiologis yang membentuk emosi
(Gross, 1999). Menurut Gross (1999), regulasi emosi memiliki tiga
aspek. Pertama, regulasi emosi dilakukan pada emosi negative
maupun positif. Kedua, regulasi emosi dilakukan secara sadar maupun
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
tidak sadar. Terakhir, regulasi emosi mampu mengurangi stress atau
mengubah stressor.
Regulasi emosi menurut Gross dan Thompson (2006)
merupakan kumpulan berbagai proses tempat emosi diatur. Proses
regulasi emosi dapat berlangsung secara otomatis atau dikontrol,
disadari atau tidak disadari. Proses regulasi emosi berefek pada satu
atau lebih proses yang membangkitkan emosi.
Regulasi emosi terdiri dari dua tipe yaitu regulasi emosi
intrinsik dan regulasi emosi ekstrinsik (Gross, Thompson, 2006).
Regulasi emosi instrinsik adalah individu berusaha untuk menutupi
emosi kita misalnya tidak ingin terlihat seperti marah. Pada
pengaturan emosi ekstrinsik adalah saat kita berusaha mengatur emosi
seseorang misalnya kita berusaha menghilangkan rasa sedih anak
dengan memberikan mainan.
Dari definisi-definisi yang dijelaskan maka dapat disimpulkan
regulasi emosi adalah kemampuan mengatur emosi dengan cara
meningkatkan, mempertahankan atau mengurangi komponen dari
respon emosi sehingga mampu membantu meredakan emosi,
memfokuskan pikiran-pikiran yang mengganggu dan mengurangi
stress.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
2. Proses Regulasi Emosi
Menurut Gross (1999), terbentuknya regulasi emosi dilihat
melalui proses serangkaian model. Adapun model-model regulasi
emosi adalah:
a. Seleksi Situasi
Seleksi situasi mengacu pada pilihan dari keadaan dengan
mempertimbangkan konsekuensi ke depannya untuk respon emosional
yang akan terjadi. Individu seringkali menyadari lintasan emosi yang
cenderung dipakai selama periode waktu tertentu (misalnya sehari).
Kesadaran ini dapat memotivasi individu untuk mengambil langkahlangkah untuk mengubah kegagalan lintasan emosional melalui
seleksi situasi. Contoh seleksi situasi adalah ketika seseorang yang
berusaha keras untuk menghindari situasi yang akan membawanya
berhadapan dengan mantan pasangan atau mantan kekasih. Contoh
lain adalah individu secara aktif mencari situasi yang akan
memberikan kontak dengan teman-teman ketika membutuhkan
kesempatan untuk melampiaskan dan / atau berbagi emosi positif.
b. Modifikasi Situasi
Modifikasi situasi adalah mengatur situasi di sekitar untuk
memunculkan
emosi
yang
diharapkan.
Memodifikasi
situasi
dilakukan secara eksternal atau pada lingkungan sekitarnya. Sebagai
contoh, jika seseorang ingin membuat situasi makan malam yang
romantis maka dia akan meyediakan lilin, musik yang membuat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
suasana romantis, memilih tempat makan yang romantis juga. Hal ini
akan mempengaruhi emosi menjadi merasakan hal yang romantik.
c. Penyebaran Atensi
Penyebaran
atensi
mempengaruhi
tanggapan
emosional
dengan mengalihkan perhatian dalam situasi tertentu. Penyebaran
atensi mencakup penarikan perhatian fisik (misalnya, meliputi mata
atau telinga), pengalihan internal perhatian (misalnya, melalui
gangguan),
dan
menanggapi
pengalihaan
eksternal
perhatian
(misalnya, pengalihan orangtua dari seorang anak lapar dengan
menceritakan anak cerita yang menarik).
d. Perubahan kognitif
Perubahan kognitif mengacu pada perubahan satu atau lebih
dari penilaian ini dengan cara mengubah makna emosional situasi itu.
Mengubah cara orang berpikir baik tentang situasi itu sendiri atau
sekitar kapasitas seseorang untuk mengelola tuntutan sikap itu.
e. Modulasi respon (pengalaman, perilaku dan fisiologis)
Modulasi respon mempengaruhi fisiologis, pengalaman, atau
respon perilaku relative langsung. Bentuk respon pada modulasi
respon terjadi dengan melibatkan penghambatan perilaku ekspresif
emosional berlangsung.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Regulasi Emosi
a. Usia
Perbedaan usia mempengaruhi keberhasilan regulasi emosi
seseorang. Sebuah penelitian menyatakan usia yang lebih tua
memiliki regulasi emosi lebih baik daripada usia yang lebih muda, hal
ini dikarenakan pengalaman (Silvers, Gabrieli, McRae & Gross,
2012).
b. Budaya
Budaya menciptakan dan memelihara ketertiban sosial dengan
menciptakan sistem nilai yang memfasilitasi norma untuk mengatur
emosi (Matsomoto,Nakagawa, & Yoo, 2008).
Salah satu fungsi
utama budaya yaitu untuk memelihara ketentraman sosial, pedoman,
dan norma mengenai regulasi emosi karena emosi-emosi menjalankan
sebagai motivator utama perilaku dan memiliki fungsi sosial yang
penting (Keltner, dkk, 2003 dalam Matsomoto,Nakagawa, & Yoo,
2008).
C. DEWASA AWAL
Menurut Hurlock (1980), masa dewasa awal dimulai dari usia 18
tahun sampai kira-kira usia 40 tahun. Orang yang dikatakan dewasa
adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap
menerima kedudukan didalam masyarakat bersama dengan orang dewasa
lainnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
Rentang masa dewasa muda kira-kira di antara usia 18 sampai 25
tahun. Pada perkembangan ini, individu biasanya masih mencari jalur
karier yang diinginkan, identitas seperti apa yang ingin dimiliki dan gaya
hidup seperti apa yang ingin dianut (King, 2010).
1.
Ciri- Ciri Dewasa Awal
Menurut Hurlock (1980), terdapat beberapa ciri-ciri yang
terlihat pada diri individu yang sudah mengalami masa dewasa awal,
yaitu :
a. Masa pengaturan
Pada masa ini, individu akan mencari pola-pola kehidupan yang
sesuai pada dirinya yang akan menjadi tanggungjawab dalam
menjalani hidupnya seperti pekerjaan yang sesuai, pasangan,
profesi, usia menikah.
b. Usia reproduktif
Pada masa ini, jika seorang wanita yang menikah pada usia
muda dan memiliki anak maka dia akan menunda untuk berkarir
sehingga saat masa itu telah selesai, dia akan kembali
melanjutkan kehidupannya dengan karirnya. Begitu juga bagi
orang yang belum siap untuk menikah ataupun punya anak, dia
akan meningkatkan karirnya sebelum menikah ataupun memiliki
anak.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
c. Masa bermasalah
Pada masa ini, individu pada awal masa dewasa akan berhadapan
dengan
berbagai
masalah
yang
harus
dihadapi
seperti
penyesuaian diri dengan kehidupan perkawinan, peran sebagai
orang tua dan karier mereka. Pada usia 30 tahun sampai 40 tahun,
penyesuaian diri akan lebih berpusat pada hubungan dalam
keluarga. Dalam menghadapi masalah-masalah tersebut, biasanya
orang dewasa tidak memperoleh bantuan dalam memecahkan
masalah ini karena sudah dianggap mampu menyelesaikannya.
d. Masa ketegangan emosional
Pada masa mengawali dewasa, individu akan mengalami
keresahan emosional dan saat tidak menyukai apa yang mereka
lihat, mereka akan berusaha untuk mengubahnya. Setelah usia
tiga
puluhan
maka
mereka
telah
masalahnya dengan baik sehingga
mampu
memecahkan
menjadi stabil dan tenang
secara emosional. Apabila ketegangan emosi masih berlanjut
pada usia tiga puluhan, hal ini biasanya terlihat dalam bentuk
keresahan yaitu kekhawatiran dalam menjalani pekerjaan,
hubungan dalam perkawinan yang tidak berjalan dengan baik.
e. Masa keterasingan sosial
Keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan
hasrat
untuk
maju
dalam
karir.
Dengan
demikian
keramahtamahan masa remaja diganti dengan persaingan dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
masyarakat dewasa. Mereka lebih mencurahkan tenaga kepada
pekerjaan
sehingga
menyisihkan
sedikit
waktu
untuk
bersosialisasi secara akrab. Hal ini meyebabkan mereka menjadi
egosentris serta menambah kesepian mereka.
f. Masa komitmen
Pada masa dewasa, individu akan mengalami perubahan
tanggungjawab menjadi mandiri. Mereka menentukan pola hidup
baru, memikul tanggungjawab baru dan membuat komitmenkomitmen baru.
g. Masa ketergantungan
Pada masa dewasa, tidak sedikit individu yang masih memilih
bergantung dengan orang tua, lembaga pendidikan ataupun
pemerintah dalam hal keuangan untuk pendidikan mereka.
Terkadang individu tersebut meragukan kemampuan mereka
untuk mandiri secara ekonomi sehingga ketergantungan bisa
mencapai usia tigapuluhan.
h. Masa perubahan nilai
Pada masa dewasa, nilai-nilai yang sebelumnya dianggap tidak
penting berubah menjadi penting seperti kesadaran pentingnya
ilmu yang menjadi batu loncatan untuk meraih karir, keberhasilan
sosial serta kepuasan pribadi. Orang dewasa juga belajar
menerima nilai-nilai dari luar untuk menyesuaikan diri dengan
masyarakat tertentu.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
i. Masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru
Pada masa awal dewasa, individu akan menghadapi cara hidup
yang
berbeda
tanggungjawab
dengan
yang
masa
berbeda
remaja.
membuat
Kehidupan
orang
dan
dewasa
menyesuaikan dirinya dengan peran-peran baru yang akan
dihadapinya.
j. Masa kreatif
Masa dewasa akan cenderung mengembangkan kreatifitasnya
yang terlihat dari minat dan bakat seseorang tersebut. Kreatifitas
tersebut disalurkan melalui hobby manupun melalui pekerjaan.
Puncak kreatifitas baru tercapai pada usia setengah baya karena
pada usia tersebut seharusnya telah dapat mengatasi hambatanhambatan untuk mencapai prestasi optimal sesuai kemampuan
mereka.
2. Perkembangan Emosi Dewasa Awal
Masa dewasa memiliki sifat atau ciri yang menunjukkan
kematangan seseorang tersebut secara psikologis dan dinyatakan
dewasa. Anderson (Mappiare, 1983) memaparkan tujuh ciri
kematangan secara psikologis pada masa dewasa :
a. Berorientasi pada tugas
Seseorang yang dikatakan dewasa akan berorientasi pada tugastugas yang menjadi tanggungjawabnya bukan pada perasaanperasaan diri sendiri atau kepentingan pribadi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
b. Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan kerja yang efisien
Seseorang yng dikatakan matang secara psikologis akan melihat
tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas. Tujuan-tujuan
tersebut didefinisikan secara cermat dan mengetahui yang mana
yang pantas dilakukan serta bekerja secara terbimbing secara
terarah.
c. Mengendalikan perasaan pribadi
Seseorang yang matang mampu menyetir perasaan sendiri dan
tidak
dikuasai
oleh
perasaan-perasaannya
sendiri
dalam
mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain.
Individu tersebut tidak mementingkan dirinya sendiri namun
mempertimbangkan perasaan-perasaan orang lain.
d. Keobjektifan
Seseorang yang matang mampu bersikap objektif yaitu berusaha
mencapai keputusan dalam keadaan yang sesuai dengan
kenyataan
e. Menerima kritik dan saran
Individu yang matang, mampu bersikap realistik, terbuka
terhadap kritik-kritik dan saran-saran dari orang lain demi
peningkatan dirinya.
f. Bertanggungjawab terhadap usaha-usaha pribadi
Sebagai individu yang matang mampu memberi kesempatan pada
orang-orang lain membantu usaha-usahanya untuk mencapai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
tujuan. Dia bersedia menerima bantuan untuk usah-usahanya dari
orang lain dan tetap bertanggungjawab terhadap usaha-usahanya
tersebut.
g. Penyesuaian realistis terhadap situasi-situasi baru
Sebagai individu dewasa yang matang harus mampu fleksibel dan
dapat menempatkan diri seiring dengan kenyataan-kenyataan
yang dihadapinya dalam situasi-situasi baru.
D. KEBUDAYAAN
Budaya adalah suatu kesatuan dari sikap, perilaku, dan simbolsimbol
yang
dimiliki
bersama
oleh
manusia
dan
biasanya
dikomunikasikan dari satu generasi ke generasi berikutnya (Shiraev &
Levy,2010 dalam Sarwono, 2014). Dalam membahas budaya, terdapat
beberapa istilah yaitu masyarakat, ras dan etnik. Masyarakat dapat
diartikan suatu kelompok yang memiliki persamaan tempat dan waktu.
Ras adalah sekelompok orang yang memiliki persamaan fisik yang
diturunkan secara genetik seperti ras Kaukasoid (Eropa), ras Mongoloid
(Asia),dll. Terakhir adalah etnik atau suku bangsa yang merupakan
sekelompok orang yang memiliki persamaan budaya, bahasa, tradisi,
leluhur.
Keberagaman etnik di Indonesia menghasilkan keberagaman juga
dalam sikap dan perilaku yang diturunkan ke masing-masing orang sesuai
etnik yang dianutnya. Seseorang yang diajarkan etnik tertentu akan hidup
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
sesuai budaya yang ditanamkan oleh etnik tersebut. Salah satu tempat
budaya ini terus diajarkan adalah didalam keluarga atau pola asuh. Karena
melalui budaya yang ditanamkan akan membuat seseorang tersebut
mampu mendefinisikan nilai, membentuk kepribadian, membentuk polapola perilaku, membingkai pandangan hidup (Liliweri, 2014). Dibawah
ini akan dipaparkan lebih jelas tentang etnik atau suku bangsa Karo dan
Jawa yang akan menjadi fokus subyek dalam penelitian ini.
1. Suku Karo
Suku Karo adalah salah satu bagian Rumpun Batak di
Sumatera Utara. Masyarakat Karo memiliki keterikatan pada adat
istiadatnya. Keterikatan ini terjadi sepanjang hari secara turun
temurun. Menurut Bangun (1986), adat istiadat Suku Karo dilakukan
di setiap kegiatan sosial budaya masyarakat. Keterikatan ini membuat
orang-orang karo yang berada di perantauan tidak akan melepaskan
adat-istiadat tersebut. Pengenalan masyarakat akan orang karo dilihat
dari marga yang melekat pada setiap nama mereka.
Pengenalan masyarakat akan sifat-sifat seseorang atau
kelompok tertentu, salah satunya dilihat dari sukunya. Menurut
Tamboen (1952) terdapat beberapa sifat orang karo:
a. Pendendam
Orang Karo adalah pendendam disaat seseorang membohonginya
atau tidak jujur kepadanya dan juga orang disaat orang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
mempermalukannya. Orang karo akan membalas dendam pada
orang yang memperlakukannya demikian.
b. Lemah lembut
Apabila diperlakukan dengan sopan santun maka orang karo akan
menjadi lemah lembut, pemurah, penurut serta pengertian.
Bangun (1986) menguraikan sifat-sifat Orang Karo yaitu :
a. Tegas
Orang Karo memiliki sifat tegas, cepat berpikir dan bertindak.
Mereka tidak
lembut dalam menghadapi masalah, sehingga
terkadang mengabaikan pertimbangan dan menimbulkan resiko
bagi diri ataupun keluarganya.
b. Jujur
Orang Karo memiliki sifat jujur karena keterikatan satu dengan
yang lain yang membuat mereka terbuka. Orang karo saling
menjaga dalam hal harta ataupun hal lain dan tidak membutuhkan
penjagaan ketat karena kepercayaan kepada warga sekitarnya.
c. Berani
Keberanian orang karo terlihat dari keluwesan menempatkan diri
di
tengah
masyarakat
saat
merantau.
Orang
karo
juga
menunjukkan sikap beraninya dengan mengaku salah jika
melakukan kesalahan dan berani menunjukkan kebenaran.
d. Percaya diri
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
Orang karo melandasi kebutuhan hidup beserta keluarga dengan
percaya diri mereka dengan bekerja keras. Orang karo jarang
menggantungkan nasib kepada orang lain.
e. Mandiri
Orang
karo
memiliki
sifat
pemalu,
dalam
artian
malu
menggantungkan diri pada belas kasihan orang lain dalam
mempertahankan hidupnya. Sifat ini melandasi sikap orang karo
untuk selalu bersaing satu antar lainnya. Persaingan ini
menimbulkan rasa iri dan dengki. Orang karo juga tidak senang
dipermalukan karena itu menyangkut harga diri dan kehormatan.
f. Tidak serakah
Orang karo tidak serakah dan tamak, mereka memang
mendambakan hidup sejahtera namun bukan berarti serakah.
Orang karo gigih mempertahankan haknya jika hal tersebut
diyakini merupakan haknya seperti mempertahankan hak waris.
g. Mudah tersinggung dan pendendam
Orang karo mudah tersinggung jika dirinya atau keluarganya
diceritakan secara negatif. Hal ini yang membuat mereka akan
mendatangi orang tersebut dan menyelesaikannya, jika belum
diselesaikan maka dendamnya tidak akan hilang.
h. Berpendirian teguh
Sifat orang karo yang berpendirian teguh membuat orang karo
sukar untuk mengubah pendiriannya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25
i. Sopan
Orang karo menjaga sopan santun dalam bergaul, hal ini dilandasi
dengan pemikiran bahwa dalam bermasyarakat harus saling
menghargai. Dalam berbicara, Orang karo sukup demokratis, tidak
memonopoli pembicaraan dan lebih berperan sebagai pendengar.
j. Rasional dan kritis
Orang karo rasional dan kritis dalam menanggapi masalah serta
dalam menghadapi masalah tidak langsung terbawa emosi.
k. Mampu menyesuaikan diri
Orang karo mudah menyesuaikan diri dimana pun berada, mampu
bersosialisasi dengan baik terhadap masyarakat baru.
l. Iri dan cemburu
Orang karo memiliki sifat iri dan cemburu yang membuat
kebiasaan ini menjadi mendarah daging.
Pendapat
yang
berbeda
sifat-sifat
orang
karo
diklasifikasikan menjadi 3 dimensi (Tarigan,2008), yaitu :
a. Dimensi Psikologis
Dimensi psikologis menyatakan Orang Karo adalah pemarah,
pendendam, mudah tersinggung serta mengutamakan harga diri.
Orang Karo dulunya tidak mengenal bermaafan secara pribadi,
pernyataan maaf hanya dilakukan secara kolektif yang dikenal
dengan purpursage. Pernyataan maaf secara kolektif maksudnya
kedua belah pihak keluarga dari orang yang bersengketa akan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
berkumpul dan saling memaafkan. Hal ini yang menjadi landasan
orang karo menjadi pendendam.
b. Dimensi Sosiologis
Dimensi sosiologis menyatakan orang karo adalah pengasih, suka
menolong.
c. Dimensi Ekonomi
Dimensi ekonomi menyatakan Orang Karo memiliki sifat kikirhemat dan berjuang mengumpulkan uang dan harta demi
kepentingan prestise.
2.
Suku Jawa
Suku Jawa adalah suku yang banyak dikenal banyak orang di
Indonesia. Orang Jawa adalah penduduk asli bagian tengah dan timur
Pulau Jawa yang menggunakan bahasa Jawa (Suseno, 1985). Dalam
menjalani hubungan sosial, masyarakat Jawa sangat erat dengan kata
“hormat”. Hormat (urmat,aji) adalah suatu unsur dalam setiap situasi
sosial di Jawa. Penghormatan dapat ditunjukkan dari berbagai cara
seperti sikap badan, tangan, nada suara, istilah menyapa, dan tata
bahasa yang digunakan (Geertz,1983).
Menurut Hildren Geertz (dalam Suseno,1985), masyarakat
Jawa memiliki dua prinsip yang dipakai dalam pola pergaulan yaitu :
(1) prinsip rukun dan (2) prinsip hormat. Prinsip rukun adalah prinsip
yang bertujuan untuk mempertahankan keadaan harmonis dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
bermasyarakat. Rukun berarti berada dalam keadaan selaras, tenang,
tentram, tanpa perselisihan, tanpa pertentangan, dan bersatu dalam
maksud untuk saling membantu. Kata rukun juga dapat dikatakan
cara bertindak yaitu menghilangkan ketegangan dalam masyarakat
atau antar pribadi sehingga hubungan sosial tetap kelihatan selaras
dan baik-baik.
Untuk mencapai kerukunan, masyarakat Jawa membuat
norma-norma kelakuan yang diharapkan mencegah terjadinya emosiemosi yang bisa menimbulkan konflik atau agar emosi-emosi tidak
ditunjukkan dalam masyarakat. Pada masyarakat Jawa ada beberapa
perilaku yang dipelajari untuk menghindari perselisihan. Pertama
adalah berhati-hati dalam mengungkapkan keinginan atau harapan
yang berlawanan atau tidak sesuai dengan orang lain (contoh :
menolak keinginan seseorang secara tidak langsung).
Kedua, kemampuan untuk mengkomunikasikan hal yang tidak
menyenangkan bagi orang lain dengan cara yang baik sehingga tidak
menyakiti hati orang tersebut (contohnya : menegur perilaku buruk
orang dengan cara basa-basi namun pesan yang disampaikan diterima
dengan baik).
Selanjutnya, teknik untuk menghindari kekecewaan adalah
kebiasaan untuk berpura-pura. Orang Jawa mengenalnya dengan
istilah ethok-ethok, yaitu kemampuan untuk tidak memperlihatkan
perasaan-perasaan sebenarnya terutama perasaan negatif (contohnya :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28
menunjukkan sikap tersenyum ramah pada orang yang dibenci,
tersenyum walaupun dalam keadaan sedih). Ketiga bentuk ini
diharapkan
dapat
mengesampingkan
menciptakan
keinginan
kerukunan
pribadi.
bersama
yang
rukun
yang
Berlaku
dimaksudkan diatas berarti sanggup untuk membawa diri dengan
terkontrol dan dewasa dalam masyarakat.
Prinsip hormat adalah prinsip yang menyatakan setiap orang
harus bersikap dan cara berbicara yang menunjukkan hormat kepada
orang lain sesuai derajat dan kedudukannya. Derajat atau kedudukan
yang dimaksudkan adalah bagi yang muda harus memberi hormat
kepada yang lebih tua dan yang lebih tua harus bersikap kebapaan
atau keibuan dan rasa tanggungjawab terhadap yang lebih muda.
Terdapat tiga hal yang dipelajari oleh Orang Jawa dalam situasisituasi yang menuntut sikap hormat yaitu wedi, isin, dan sungkan.
Wedi berarti takut dalam hal ancaman fisik ataupun akibat kurang
enak terhadap suatu tindakan. Isin berarti malu yaitu malu-malu,
merasa bersalah dan malu karena tidak bersikap pantas terhadap
orang yang dihormati. Sungkan memiliki arti dekat dengan isin
namun memiliki pengertian yang lebih positif yaitu rasa hormat yang
sopan terhadap atasan atau sesama yang belum dikenal.
Orang Jawa mengembangkan tiga sikap yang merupakan tanda
kematangan moral yaitu sabar, nrima, dan ikhlas. Sabar berarti
sanggup menunggu sesuatu sampai saatnya tiba dengan tenang,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
dalam keyakinan apa yang akan terjadi sudah ditentukan dan tak
perlu didesak-desak. Nrima adalah sikap orang yang kuat menerima
nasib yang buruk tanpa dengan emosi-emosi yang ditunjukkan
dengan berlebihan serta tetap mampu menjalankan kehidupannya
dalam keadaan tersebut. Ikhlas berarti bersedia untuk merelakan apa
yang
berharga
dan
sadar
bahwa
dengan
keinginan
untuk
mempertahankan itu merupakan pemikiran yang kurang matang.
Ketiga sikap diatas membantu seseorang dalam melaksanakan
prinsip-prinsip yang menekankan kepentingan orang banyak dan
tidak berfokus pada kepentingan pribadi. Sikap tersebut juga
membantu seseorang untuk menenangkan emosi dalam diri seseorang
tersebut dalam menjalankan prinsip rukun dan hormat dengan baik
dan tidak berpura-pura.
E. PERBEDAAN REGULASI EMOSI MAHASISWA BERSUKU
KARO DAN JAWA
Dalam kehidupan sosial, interaksi sosial menyebabkan perilakuperilaku yang berbeda (Soekanto, 1982). Salah satu interaksi sosial adalah
interaksi antar perorangan dalam kelompok yang salahsatunya adalah
kelompok suku atau etnis. Suku atau etnis tertentu memiliki cara perilaku
yang khas termasuk didalamnya adalah gaya regulasi emosi (Matsumoto,
dkk,2008). Suku yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suku Karo
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30
dan suku Jawa yang memiliki karakteristik berbeda-beda dalam
berinteraksi dan meregulasi emosinya.
Suku karo cenderung lebih terbuka dan menunjukkan emosinya.
Orang Karo memiliki sifat-sifat yang menunjukkan ekspresi emosi-emosi
yang dirasakannya. Hal ini dilihat dari kecenderungan sifat yang tegas,
berani, percaya diri, mandiri, mudah tersinggung, berpendirian teguh,
kritis, iri dan cemburu. Saat emosi yang dirasakan tidak diungkapkan
maka orang Karo cenderung menyimpan emosi tersebut sehingga
mengakibatkan munculnya sifat pendendam. Dibalik sifat-sifat tersebut,
saat melakukan kesalahan, orang Karo memiliki kebiasaan memberi
pernyataan maaf secara kolektif atau lebih dikenal dengan "Purpursage".
Sifat-sifat yang ekspresif ini mengandung emosi positif dan emosi negatif.
Emosi orang Karo yang ditunjukkan secara ekspresif terjadi karena
mereka melindungi harga dirinya dan keluarganya dari hal-hal yang
negatif atau pandangan orang yang buruk. Oleh karena itu, orang Karo
mempertahankan pendapatnya akan sesuatu dengan emosi yang ekspresif
tersebut. Dalam penguraian berikut, terlihat bahwa dalam suku Karo,
ditekankan akan pentingnya menjaga harga diri dan nama baik keluarga.
Orang Karo juga dididik agar menjadi orang yang bisa diandalkan dan
tidak lemah. Hal ini menjadi bagian dalam pola pikir yang ditanamkan
dalam lingkungan suku Karo sehingga sifat-sifat ini menjadi mendarah
daging dalam kehidupan orang Karo.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31
Mahasiswa yang bersuku Karo memiliki latar belakang budaya
yang mementingkan harga diri dan nama baik keluarga dalam
bersosialisasi. Hal ini yang menyebabkan mahasiswa Karo
dalam
bersosialisasi lebih cenderung ekspresif menunjukkan emosinya dengan
maksud agar terlihat tidak lemah dan mandiri. Keadaan ini diduga akan
menyebabkan mahasiswa Karo berfokus pada masalah yang dihadapi
serta emosi yang dirasakan. Hal ini akan berkaitan dengan stress yang
akan dirasakan serta hubungan sosial dengan orang lain terutama orang
yang tidak bersuku sama. Hal ini juga diduga orang Karo memiliki
regulasi emosi yang kurang baik sehingga mempengaruhi hal-hal yang
disebutkan diatas menjadi kurang baik juga.
Berbeda dengan suku Jawa yang cenderung tertutup serta emosi
yang tidak ditunjukkan, baik itu emosi positif maupun negatif. Hal ini
karena orang Jawa memiliki rasa toleransi yang tinggi terhadap
lingkungan. Orang Jawa lebih mengedepankan prinsip hormat yaitu
prinsip dalam bersosialisasi dan menunjukkan sikap menghargai orang
lain dalam bertutur kata dan berkomunikasi sehingga tidak menimbulkan
perselisihan. Orang Jawa juga berfokus pada kerukunan dalam
bermasyarakat sehingga terkadang mengalah demi kepentingan orang
banyak. Prinsip ini juga diharapkan dilakukan secara baik dengan adanya
sikap yang sabar, nrima, dan ikhlas. Sehingga dengan adanya sikap ini,
masyarakat Jawa cenderung berpikir positif dalam melakukan sesuatu dan
dalam bersosialisasi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32
Dari sisi mahasiswa Jawa, budaya yang diajarkan memiliki latar
belakang yang mementingkan prinsip hormat dan prinsip rukun. Hal ini
menyebabkan mahasiswa Jawa tidak mengekspresikan emosinya secara
berlebihan. Keadaan ini juga dilatarbelakangi prinsip yang mementingkan
kepentingan masyarakat. Keadaan ini diduga akan menyebabkan
mahasiswa Jawa berfokus pada pandangan orang lain serta kerukunan
antar manusia. Hal ini juga berkaitan dengan emosi yang dirasakan tidak
ditunjukkan agar tidak menyakiti ataupun mempengaruhi perasaan orang
lain. Keadaan ini juga dibantu dengan pengajaran sikap nrima,sabar, dan
ikhlas sehingga tidak memunculkan stress yang berlebih dan juga tetap
hubungan sosial yang baik. Hal ini diduga orang Jawa memiliki regulasi
emosi yang baik sehingga mempengaruhi hal-hal yang disebutkan diatas
menjadi baik.
Sebagai mahasiswa, akan memiliki banyak kegiatan yang
menuntut untuk berkomunikasi dan menghadapi banyak hal terutama
menghadapi tugas-tugas, ujian dan kehidupan sosial. Dalam menghadapi
hal-hal diatas dibutuhkan kematangan emosi sehingga kualitas hidup
seperti kesehatan serta hubungan sosial terjaga dengan baik. Salahsatu
kematangan emosi adalah bagaimana seseorang tersebut memiliki regulasi
emosi yang baik. Regulasi emosi yang baik sangat penting karena dengan
cara meregulasi emosi yang baik maka seseorang tersebut akan mampu
mengendalikan emosi negatif serta mampu mengenali emosi yang harus
digunakan dalam bersosialisasi dengan orang yang berbeda-beda dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
lingkungan yang berbeda juga. Dengan adanya kemampuan ini, maka
akan membuat kesehatan jiwa dan fisik semakin baik serta kualitas
interaksi sosial semakin baik juga. Regulasi emosi pada penelitian ini
berdasarkan pada pemikiran Gross (1999),model-model regulasi emosi
yaitu seleksi situasi, modifikasi situasi, penyebaran atensi, pengubahan
kognitif serta modulasi respon.
Berdasarkan ajaran hidup dari kedua etnis diatas, tampaknya
terdapat perbedaan antara mahasiswa karo dengan mahasiswa jawa yang
menghidupi budayanya dalam pengajaran pola bermasyarakat dan
menanggapi stressor yang dipengaruhi budaya yang dianut oleh masingmasing mahasiswa tersebut. Dari perbedaan budaya yang dianut dalam
diri seseorang akan memiliki gaya regulasi emosi yang berbeda pula.
Diduga terdapat perbedaan regulasi emosi mahasiswa yang bersuku Karo
dan mahasiswa yang bersuku Jawa. Berdasarkan model-model regulasi
emosi yang dikemukakan oleh Gross, maka peneliti menduga bahwa
mahasiswa bersuku Karo yang masih menghayati budayanya akan
memiliki tingkat regulasi emosi yang rendah. Sementara pada mahasiswa
bersuku Jawa yang masih menghayati budayanya akan memiliki tingkat
regulasi emosi yang tinggi.
F. HIPOTESIS
Berdasarkan uraian diatas, hipotesis pada penelitian ini adalah
mahasiswa yang bersuku Jawa memiliki tingkat regulasi emosi lebih
tinggi daripada mahasiswa yang bersuku Karo.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
G. SKEMA
KEBUDAYAAN PADA SUKU
Suku Karo
Suku Jawa

Terbuka akan emosinya

Tertutup akan emosinya

Dendam terhadap perilaku
orang yang menyakiti
hatinya

Berpikir positif terhadap
perilaku orang yang negatif

Mengedepankan
kepentingan orang banyak

Mengedepankan harga diri
sendiri dan keluarga
REGULASI EMOSI
REGULASI EMOSI

Kesulitan menyeleksi situasi

Mudah menyeleksi situasi

Kesulitan memodifikasi
situasi

Mudah memodifikasi situasi

Mudah menyebarkan atensi

Mudah mengubah kognitif

Mudah memodulasi respon

Kesulitan menyebarkan
atensi

Kesulitan mengubah kognitif

Kesulitan memodulasi
respon
TINGKAT REGULASI EMOSI RENDAH
TINGKAT REGULASI EMOSI TINGGI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif komparatif.
Penelitian
kuantitatif
komparatif
merupakan
penelitian
yang
membandingkan dua kelompok atau lebih dengan mengumpulkan data
dalam bentuk angka yang kemudian dianalisis secara statistik.
Berdasarkan pengertian diatas, peneliti ini bertujuan untuk melihat
perbedaan regulasi emosi mahasiswa yang bersuku Karo dengan
mahasiswa yang bersuku Jawa.
B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan adalah
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang variasinya mempengaruhi
variabel lain (Azwar, 2012). Variabel bebas pada penelitian ini adalah
suku jawa dan suku Karo.
2. Variabel Tergantung
Variabel tergantung adalah variabel penelitian yang diukur
untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain (Azwar,
2012). Variabel tergantung pada penelitian ini adalah regulasi emosi.
35
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36
C. DEFINISI OPERASIONAL
1. Regulasi Emosi
Regulasi emosi merupakan cara individu yang dikatakan
dewasa awal dalam mengatur emosinya dengan meningkatkan,
mempertahankan serta menghilangkan emosi yang ada didalam
dirinya sehingga mampu meredakan stress, menghadapi sosial dengan
baik serta menyelesaikan tujuan dengan baik.
Regulasi emosi seorang dewasa
awal diukur dengan
menggunakan skala regulasi emosi terdiri dari beberapa strategi
regulasi emosi yaitu seleksi situasi, modifikasi situasi, penyebaran
atensi, perubahan kognitif, dan modulasi respon.
Pada setiap strategi regulasi emosi tersebut, akan diuraikan
definisi operasional masing-masing strategi regulasi emosi.
Pertama , seleksi situasi yaitu
diharapkan
sehingga
menimbulkan
memilih situasi yang
emosi
yang
diharapkan,
menghindari situasi yang diprediksi akan menimbulkan emosi yang
tidak diinginkan serta secara
aktif mencari situasi untuk berbagi
emosi positif.
Kedua, modifikasi situasi yaitu mengubah situasi dengan
mempertimbangkan
konsekuensi
ekspresi
emosi
sosial
serta
menanggapi emosi oranglain dengan cara positif.
Ketiga, penyebaran atensi yaitu mempengaruhi emosi dengan
mengalihkan perhatian dalam situasi tertentu.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Pada
37
strategi yang selanjutnya mengubah kognitif yaitu
mengubah makna emosional pada situasi tertentu.
Strategi terakhir, modulasi respon yaitu mempengaruhi
fisiologis, pengalaman atau respon perilaku yang relatif langsung serta
bentuk respon yang melibatkan penghambatan ekspresi emosi secara
langsung.
2. Suku Jawa dan Suku Karo
Suku Jawa adalah sebuah suku di daerah pulau Jawa tepatnya
di daerah Jawa Tengah, DI Yogyakarta serta Jawa Timur. Individu
yang dikategorikan bersuku Jawa adalah orang yang mampu
berbahasa Jawa, memiliki orangtua yang keduanya bersuku Jawa.
Suku Karo adalah suku yang berasal dari pulau Sumatera
tepatnya di Sumatera Utara yang daerahnya dikenal dengan "Taneh
Karo" . Individu yang dikategorikan bersuku Karo adalah individu
yang mampu berbahasa Karo dan memiliki orangtua yang keduanya
bersuku Karo.
D. SUBJEK PENELITIAN
Penelitian
ini
menggunakan
jenis
pengambilan
sampel
nonprobabilitas. Jenis pengambilan sampel ini merupakan pengambilan
sampel yang besarnya peluang anggota populasi untuk terpilih sebagai
sampel tidak diketahui (Azwar,1998). Pengambilan sampel akan
dilakukan pada mahasiswa yang bersuku Karo dan yang bersuku Jawa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38
disekitar Jogja dan Jawa Tengah. Jenis kelamin subjek yang dipakai
adalah laki-laki dan perempuan dari kedua suku tersebut.
Subjek penelitian akan dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu
mahasiswa yang bersuku Jawa dan mahasiswa yang bersuku Karo.
Penelitian ini akan membandingkan regulasi emosi pada kedua kelompok
subjek ini.
Subjek yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa yang
bersuku Karo dan yang bersuku Jawa dengan karakteristik sebagai
berikut:
1. Mahasiswa yang berusia minimal 18 tahun yaitu mencakup usia
dewasa awal.
2. Memiliki orangtua yang keduanya memiliki suku yang sama.
3. Subjek mampu menggunakan bahasa dari suku yang dimilikinya.
E. PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala regulasi
emosi. Pengambilan sampel pada penelitian ini disesuaikan dengan
karakteristik subjek yang telah ditentukan yaitu mahasiswa yang memiliki
latarbelakang suku Karo dan suku Jawa. Peneliti akan menggunakan
sampel 120 orang yang dibagi dua yaitu 60 mahasiswa yang bersuku Karo
dan 60 mahasiswa yang bersuku Jawa.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
F. ALAT PENGUMPULAN DATA
1. Skala Regulasi Emosi
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan
cara menyebarkan skala kepada subjek. Penelitian ini menggunakan
alat ukur skala Regulasi Emosi yang disusun oleh peneliti sendiri
berdasarkan model-model regulasi emosi yang diuraikan oleh Gross.
Skala ini mencakup pernyataan favorable dan pernyataan
unfavorable. Pernyataan favorable adalah pernyataan yang berisi
konsep keperilakuan yang sesuai atau mendukung atribut yang diukur,
sedangkan
pernyataan
unfavorable
adalah
pernyataan
yang
bertentangan dengan konsep perilaku yang dikehendaki oleh indikator
keperilakuannya (Azwar, 2012). Dalam menentukan kategori pada
skala ini, peneliti menggunakan empat kategori pilihan jawaban skala
regulasi emosi. Jenis skala ini merupakan skala Likert. Empat kategori
jawaban tersebut adalah Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju
(TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
Skala regulasi emosi ini terdiri dari 120 pernyataan yang dibagi
menjadi dua yaitu 60 item merupakan pernyataan favorable dan 60
item merupakan pernyataan unfavorable.
Pemberian skor pada pernyataan favorable bergerak dari angka 4
sampai 1, sementara pada pernyataan unfavorable bergerak dari angka
1 sampai 4. Pemberian skor ini diuraikan pada tabel dibawah ini :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40
Tabel 1.
Pemberian skor skala Regulasi Emosi
Pernyataan
Kategori Jawaban
Favorable
Unfavorable
Sangat Setuju (SS)
4
1
Setuju (S)
3
2
Tidak Setuju (TS)
2
3
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
4
Tabel 2.
Blue Print skala Regulasi Emosi
No.
1.
2.
Aspek
Seleksi Situasi
Pernyataan
Favorable
Unfavorable
Jumlah
7, 23, 35, 41, 1, 8, 11, 13, 20,
24
43, 52, 55, 74, 31, 33, 44, 48,
(20%)
80, 89, 91, 107,
68, 73, 95
(10%)
(10%)
Modifikasi
17, 18, 26, 34, 14, 25, 45, 46,
24
Situasi
47, 58, 59, 63, 50, 57, 60, 70,
(20%)
88, 104, 106, 71, 77, 112, 114
113 (10%)
3.
4.
(10%)
Menyebarkan
4, 6, 30, 56, 78, 5, 9, 54, 61, 62,
24
Perhatian
82, 84, 98, 99, 75, 92, 93, 97,
(20%)
108, 109, 111
115, 117, 118
(10%)
(10%)
Mengubah
2, 22, 28, 36, 10, 12, 15, 21,
24
Kognitif
51, 53, 69, 72, 24, 29, 49, 65,
(20%)
81, 85, 102, 110 83, 87, 90, 116
(10%)
(10%)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5.
Modulasi respon
41
16, 32, 38, 40, 3, 19, 27, 37,
24
42, 66, 67, 79, 39, 64, 76, 86,
(20%)
94, 96, 100,103
101, 105, 119,
(10%)
120
(10%)
Total
60
60
120
(50%)
(50%)
(100%)
G. VALIDITAS, RELIABILITAS, DAN SELEKSI ITEM
1. Validitas
Validitas adalah pengujian untuk mengetahui apakah skala
mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya
(Azwar,2012). Pada penelitian ini, pengujian validitas yang digunakan
oleh peneliti adalah validitas isi. Validitas isi adalah validitas yang
melihat alat ukur tersebut dapat dievaluasi melalui nalar dan akal sehat
serta kesepakatan dengan penilai yang kompeten (expert judgement)
(Azwar,2012). Dalam penelitian ini yang menjadi expert judgement
adalah dosen pembimbing skripsi peneliti serta empat orang mahasiswa
psikologi. Mereka menilai sesuai tidaknya setiap item dengan kawasan
ukur regulasi emosi.
2. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi
subjek dalam menjawab pernyataan-pernyataan dalam skala (Sujarweni
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42
& Endrayanto, 2012). Koefisien reliabilitas berada dalam rentang
angka dari 0 sampai dengan 1,00. Saat nilai koefisien mendekati 1,00
maka pengukuran semakin reliabel (Azwar,2012).
Untuk menilai apakah skala regulasi emosi yang disusun
peneliti reliabel maka peneliti mengujinya dengan menggunakan teknik
Alpha Cronbach yang dihitung melalui SPSS versi 16.0. Melalui
pengukuran ini, maka dihasilkan koefisien reliabilitas skala sebelum
seleksi aitem sebesar 0,863. Dari hasil pengukuran yang dihasilkan
maka skala yang digunakan pada penelitian ini memiliki reliabel yang
baik.
Kemudian setelah dilakukannya seleksi aitem menjadi 25, nilai
koefisien reliabilitas mencapai angka 0,867. Hal ini menunjukkan skala
memiliki reliabilitas yang cukup baik.
3. Seleksi Item
Kualitas skala psikologi sangat ditentukan oleh kualitas itemitem di dalamnya (Azwar,2012). Oleh karena itu, hal yang sangat
penting dalam penyusunan skala adalah dengan dilakukannya seleksi
item. Kriteria pemilihan item menggunakan batasan rix > 0,30. Semua
aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya bedanya
dianggap memuaskan. Item yang memiliki harga rix kurang dari 0,30
dapat diinterpretasikan sebagai item yang memiliki daya beda rendah
(Azwar,2012).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43
Tabel 3.
Distribusi item skala Regulasi Emosi
Pernyataan
No
Aspek
Jumlah
Favorable
1.
Seleksi Situasi
Unfavorable
7*, 23*, 35, 1*, 8*, 11*, 13,
41*, 43, 52*, 20*, 31*, 33*,
55, 74*, 80*, 44*, 48*, 68*,
89, 91*, 107*
2.
73*, 95
6
Modifikasi
17*, 18, 26*, 14, 25, 45, 46*,
Situasi
34, 47, 58, 59, 50*, 57*, 60,
14
63, 88*, 104, 70*, 71*, 77,
106, 113*
3.
6,
112, 114*
Menyebarkan
4*,
30*, 5*, 9, 54*, 61,
Perhatian
56*, 78*, 82, 62*, 75, 92*,
84*, 98*, 99*, 93,
108, 109, 111
4.
97,
115,
117*, 118*
Mengubah
2*, 22, 28*, 10*, 12*, 15,
Kognitif
36,
51,
53, 21, 24*, 29, 49,
69*, 72, 81*, 65, 83, 87, 90,
85, 102, 110*
11
116
16
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5.
Modulasi respon
16*, 32*, 38*, 3*, 19*, 27*,
44
5
40*, 42*, 66*, 37, 39*, 64*,
67*, 79*, 94*, 76*, 86, 101*,
96*,
100*, 105, 119, 120
103*
Jumlah
52
Keterangan : *) Item yang gugur karena rix < 0,30
Pada skala regulasi emosi, peneliti merancang 120 item
berdasarkan strategi regulasi emosi. Sebanyak 60 item menjadi
kategori favorable dan 60 item menjadi kategori unfavorable. Setelah
dilakukan pengambilan data, maka diperoleh 52 item yang lolos. Hal
ini karena item-item tersebut termasuk dalam nilai rix > 0,30. Item
yang gugur 68 item karena memiliki daya diskriminasi rendah yaitu
kurang dari 0,30.
Pada aspek seleksi situasi, terdapat delapan belas (18) item
yang gugur yaitu item yang bernomor 7, 23, 41, 52, 74, 80, 91, 107, 1,
8, 11, 20, 31, 33, 44, 48, 68, 73. Pada aspek modifikasi situasi, terdapat
sepuluh (10) item yang gugur yaitu item yang bernomor 17, 26, 88,
113, 46, 50, 57,70, 71, 114. Selanjutnya pada aspek menyebarkan
perhatian, aspek yang gugur yaitu tiga belas (13) item yang mencakup
nomor 4, 30, 56, 78, 84, 98, 99, 5, 54, 62, 92, 117, 118. Pada aspek
mengubah kognitif, item yang gugur delapan (10) yaitu yang bernomor
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45
2, 22, 28, 69, 81, 102, 110,10, 12, 24. Terakhir, pada aspek modulasi
respon, terdapat sembilan belas (19) item yang gugur yaitu item yang
bernomor 16, 32, 38, 40, 42, 66, 67, 79, 94, 96, 100, 103, 3, 19, 27, 39,
64, 76, 101.
Tabel 4.
Distribusi item skala Regulasi Emosi yang telah di seimbangkan
Pernyataan
No
Aspek
Jumlah
Favorable
1.
Seleksi Situasi
7*,
23*,
Unfavorable
35, 1*, 8*, 11*, 13,
5
41*, 43, 52*, 20*, 31*, 33*,
55**, 74*, 80*, 44*, 48*, 68*,
89, 91*, 107*
2.
73*, 95
Modifikasi
17*, 18**, 26*, 14**,
Situasi
34, 47, 58**, 45, 46*, 50*,
59**, 63, 88*, 57*,
104**,
113*
3.
25**,
60**,
106**, 70*, 71*, 77,
112**, 114*
Menyebarkan
4*, 6**, 30*, 5*, 9**, 54*,
Perhatian
56*, 78*, 82, 61, 62*, 75,
84*, 98*, 99*, 92*, 93, 97**,
108**,
5
109, 115**,
117*,
5
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
111**
4.
46
118*
Mengubah
2*, 22**, 28*, 10*,
12*,
Kognitif
36**, 51**, 53, 15**,
21**,
5
69*, 72**, 81*, 24*, 29, 49**,
85, 102**, 110*
65**,
83**,
87, 90, 116**
5.
Modulasi
16*, 32*, 38*, 3*, 19*, 27*,
respon
40*, 42*, 66*, 37, 39*, 64*,
5
67*, 79*, 94*, 76*, 86, 101*,
96*, 100*, 103*
Jumlah
Keterangan : *)
**)
105, 119, 120
25
Item yang gugur
Item yang sengaja digugurkan untuk menyeimbangkan
item per-aspek
Item yang di Bold adalah item yang lulus seleksi
Dari perbandingan jumlah item yang memiliki perbedaan yang
sangat signifikan, maka peneliti menyeimbangkan jumlah item untuk
setiap aspek sehingga memiliki proporsi yang sama. Hal ini karena
setiap item dalam setiap aspek adalah independen, dengan kata lain
setiap item tidak terikat serta bobot yang ditentukan secara teori untuk
setiap aspek adalah sama sehingga peneliti menyeimbangkan bobot
item untuk setiap aspek. Peneliti memilih lima item untuk setiap aspek
yang memiliki nilai rix > 0,30 yang paling tinggi. Pada aspek seleksi
situasi, item yang dipilih adalah item yang bernomor 35, 43, 89, 13,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47
dan 95. Pada aspek modifikasi situasi, item yang dipilih adalah item
yang bernomor 34, 47, 63, 45 dan 77. Item yang dipilih pada aspek
menyebarkan perhatian adalah 82, 109, 61, 75, dan 93. Kemudian pada
aspek mengubah kognitif, item yang dipilih adalah 53, 85, 29, 87, dan
90. Terakhir pada aspek modulasi respon, item yang dipilih adalah 37,
86, 105, 119, dan 120. Dari jumlah item yang dipilih tersebut, maka
keseluruhan jumlah item adalah 25 item.
H. METODE ANALISIS DATA
1. Uji Asumsi
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dan menganalisis data
menggunakan t-test, maka dilakukan pengujian asumsi untuk
mengetahui teknik analisis yang tepat. Uji asumsi mencakup uji
normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji normalitas
Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk
mengecek apakah data penelitian berasal dari populasi dengan
sebarannya normal (Santoso,2010). Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan One-Sample Kolmogorov - Smirnov Test.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah untuk melihat apakah varian antar
kelompok bersifat homogen atau tidak ada perbedaan varian
antarkelompok (Santoso,2010). Varian adalah rata-rata dari kuadrat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48
jarak skor individu dari mean kelompoknya (Santoso, 2010).
Asumsi homogenitas dinyatakan dipenuhi jika Sig. (nilai p) lebih
besar dari 0,05 (Santoso,2010).
2. Uji Hipotesis
Uji
hipotesis
adalah
pengujian
yang
dilakukan
untuk
mengetahui apakah hipotesis awal dengan hasil penelitian memiliki
kesesuaian. Hipotesis pada peneliti adalah mahasiswa Jawa memiliki
regulasi emosi yang lebih tinggi dari mahasiswa Karo. Analisis
pengukuran menggunakan teknik analisis Independent Samples Test
pada SPPS 16.0 For Windows.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PELAKSANAAN PENELITIAN
Pengambilan data pada penelitian ini kurang lebih dilakukan dua
minggu, sejak tanggal 13 Juli sampai dengan 29 Juli 2014. Waktu
pengambilan data termasuk lama karena peneliti kesulitan mendapatkan
subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria dan kesediaan subjek
sendiri. Peneliti menggunakan sistem Tryout terpakai karena keterbatasan
subjek yang bisa ditemukan di sekitar Yogyakarta pada saat peneliti
mengambil data.
Subjek penelitian adalah mahasiswa yang berusia 18-26 tahun dari
berbagai angkatan, baik laki-laki maupun perempuan yang bersuku Karo
dan Jawa serta disertai kontrol lainnya. Cakupan mahasiswa yang menjadi
subjek adalah mahasiswa dari Universitas di sekitar Yogyakarta dan
Salatiga yaitu dari Universitas Sanata Dharma, Universitas Atmajaya,
Universitas Gajah Mada, Universitas Kristen Duta Wacana, Universitas
Kristen Satya Wacana.
Penelitian dilakukan dengan cara menyebar 215 skala regulasi
emosi yang disusun oleh peneliti. Peneliti memberi secara langsung
kepada subjek dan peneliti juga meminta bantuan teman untuk menjadi
jembatan antara peneliti dengan subjek penelitian. Skala yang kembali
kepada peneliti sebanyak 200 skala dan skala yang memenuhi kriteria
49
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
subjek dalam penelitian ini sebanyak 162 skala, sedangkan 38 skala lain
tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkan pada penelitian ini.
B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian ini terdiri dari 81 mahasiswa yang bersuku Karo
dan 81 mahasiswa yang bersuku Jawa. Berikut ini merupakan tabel
deskripsi subjek berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 5.
Deskripsi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
Suku
Jenis Kelamin
Total
Jawa
Karo
Laki-laki
27
38
65
Perempuan
54
43
97
Total
81
81
162
Selain itu, subjek yang digunakan dalam penelitian ini mencakup
usia yang beragam, berikut deskripsi subjek berdasarkan usia.
Tabel 6.
Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia
Usia
Etnis
Total
Persentase
15
18
11,11%
19
19
38
23,46%
20
11
19
30
18,52 %
21
11
9
20
12,35%
22
14
11
25
15,43%
Jawa
Karo
18
3
19
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
23
19
5
24
14,81%
24
1
2
3
1,85%
25
1
0
1
0,62%
26
2
1
3
1,85%
Total
81
81
162
100%
C. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data penelitian dilakukan
untuk mengetahui
gambaran kecenderungan subjek menjawab dan untuk mengetahui
apakah subjek penelitian memiliki regulasi emosi yang tinggi atau
rendah. Hal tersebut dilakukan dengan membandingkan Mean Teoritis
(MT) dan Mean Empiris (ME).
Penelitian ini menggunakan 162 subjek yang terbagi menjadi
81 subjek mahasiswa yang bersuku Jawa dan 81 mahasiswa yang
bersuku Karo. Rerata empiris regulasi emosi mahasiswa yang bersuku
Jawa adalah 74,63 dan rerata empiris regulasi emosi mahasiswa yang
bersuku Karo adalah 71,85. Sedangkan rerata teoritis kedua kelompok
ini adalah 62,5. Hal ini menyatakan terdapat perbedaan antara rerata
empiris dengan rerata teoritis.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
Tabel 7.
Deskripsi Subjek Penelitian
Deskripsi
Kelompok Mahasiswa
Jawa
Karo
81
81
74,63
71,85
Nilai Minimal (Minimum)
52
46
Nilai Maksimal (Maximum)
93
97
7,070
8,725
Jumlah Data (N)
Rerata (Mean)
Standar Deviasi (SD)
Berdasarkan data diatas, diketahui rerata regulasi emosi
mahasiswa yang bersuku Jawa adalah 74,63 dan standar deviasi
sebesar 7,070. Dari nilai standar deviasi, maka kategori yang
diperoleh sebagai berikut; kategori rendah (X < 68) berjumlah 7
orang, kategori sedang (68 < X < 82) berjumlah 62 orang, dan
kategori tinggi (X > 82) berjumlah 12 orang. Dari pengkategorian
yang dilakukan, maka diperoleh tingkat regulasi emosi mahasiswa
yang bersuku Jawa mayoritas sedang.
Demikian juga pada mahasiswa yang bersuku Karo memiliki
rerata 71,85 dan standar deviasi sebesar 8,725. Dari nilai standar
deviasi, maka kategori yang diperoleh sebagai berikut; kategori
rendah (X < 63) berjumlah 10 orang, kategori sedang (63 < X < 81)
berjumlah 61 orang, kategori tinggi (X > 81) berjumlah 10 orang. Dari
pengkategorian ini, diperoleh tingkat regulasi emosi mahasiswa yang
bersuku Karo mayoritas sedang.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
2. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Dalam menguji normalitas data pada penelitian ini, peneliti
melakukan pengujian menggunakan SPPS 16.0 For Windows
dengan menggunakan teknik One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Test. Data yang dikatakan memiliki distribusi normal jika nilai
Asymp.Sig.(2-tailed) lebih besar dari 0,05 (P>0,05). Sebaliknya,
jika P< 0,05 maka sebaran data memiliki distribusi yang tidak
normal.
Tabel 8.
Hasil uji normalitas
Kolmogorov-
Asymp.Sig.
Smirnov Test
(2-tailed)
81
1.090
0.186
Normal
81
0.807
0.533
Normal
Kelompok
N
Jawa
Karo
Keterangan
Dari tabel diatas, diketahui bahwa nilai Asymp.Sig.(2tailed) pada kelompok Jawa diatas 0,05 yaitu 0.186 yang berarti
sebaran data normal. Demikian juga pada kelompok Karo yang
memiliki nilai Asymp.Sig.(2-tailed) diatas 0,05 yaitu 0.533 yang
berarti memiliki sebaran data yang normal juga.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
b. Uji Homogenitas
Untuk menguji homogenitas data, peneliti melakukan
penghitungan dengan menggunakan SPPS 16.0 For Windows
dengan teknik Levene's Test. Sebaran data yang dikatakan
memiliki varians yang sama apabila nilai sig. lebih besar dari 0,05
(P>0,05). Demikian sebaliknya, jika nilai sig. lebih kecil atau
sama dengan 0,05 maka sebaran data dikatakan tidak memiliki
varians yang sama.
Tabel 9.
Hasil uji homogenitas
Levene's Test for Equality of Variances
Equal variances
F
Sig.
asummed
1.657
0.200
Pada tabel diatas telah dijabarkan hasil uji homogenitas
data pada penelitian ini yang memiliki nilai Sig. lebih besar dari
0,05 (P>0,05) yaitu 0,200. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran
data memiliki varians yang sama atau dapat dikatakan homogen.
3. Uji Hipotesis
Berdasarkan uji homogenitas, ditemukan bahwa data memiliki
homogenitas varians sehingga perbedaan rerata tingkat regulasi emosi
kedua kelompok dapat dilihat melalui asumsi varians yang sama.
Tabel dibawah ini memaparkan apakah kedua kelompok
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55
memiliki rata-rata yang sama, dengan hipotesis :
Ho
: kedua kelompok memiliki rata-rata tingkat regulasi
emosi yang sama (tidak ada perbedaan tingkat regulasi emosi antara
mahasiswa yang bersuku Jawa dengan mahasiswa yang bersuku Karo)
HI
: kedua kelompok memiliki rata-rata tingkat regulasi
emosi yang tidak sama (ada perbedaan tingkat regulasi emosi antara
mahasiswa yang bersuku Jawa dengan mahasiswa yang bersuku Karo)
Tabel 10.
Tabel Hasil Uji-t
Kelompok
N
Mean
Mean
T
P
2.226
0,027
Keterangan
Difference
Jawa
81
74.63
Karo
81
71.85
2.778
P < 0,05
Signifikan
Berdasarkan data diatas, diperoleh nilai p sebesar 0,027 (P<
0,05) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan tingkat regulasi
emosi antara mahasiswa yang bersuku Jawa dengan mahasiswa yang
bersuku Karo. Dari penghitungan diperoleh mahasiswa Jawa memiliki
regulasi emosi yang lebih tinggi (M=74,63) daripada mahasiswa Karo
(M=71,85).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56
D. ANALISIS DATA TAMBAHAN
Pada
analisis
data
tambahan,
akan
menampilkan
data
perbandingan mean empiris dengan mean teoritis untuk setiap model
regulasi emosi serta melihat perbedaan tingkat regulasi emosi
berdasarkan model-model regulasi emosi yang dipakai. Setelah dilakukan
penghitungan, diperoleh mean teoritis (MT) untuk setiap model regulasi
emosi sebesar 12,5. Nilai mean empiris (ME) untuk setiap model regulasi
emosi dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 11.
Deskripsi untuk setiap Model Regulasi Emosi
Skor Empiris
Aspek
Subjek
Min
Maks
x
SD
Jawa
11
20
15,7
1,654
Karo
12
20
15,7
1,654
Modifikasi
Jawa
12
20
15,7
1,654
situasi
Karo
10
20
15,7
1,654
Menyebarkan
Jawa
5
19
15,7
1,654
perhatian
Karo
8
20
15,7
1,654
Mengubah
Jawa
10
20
15,7
1,654
kognitif
Karo
5
20
15,7
1,654
Modulasi
Jawa
10
19
15,7
1,654
respon
Karo
5
20
15,7
1,654
Seleksi situasi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
57
Dari data mean empiris (ME) diatas, diperoleh data bahwa semua
data mean empiris memiliki nilai yang lebih besar dari mean teoritis. Hal
ini mengungkapkan bahwa setiap kelompok suku pada setiap model
regulasi emosi memiliki regulasi emosi yang cenderung tinggi.
Untuk melihat perbedaan tingkat regulasi emosi berdasarkan model
regulasi emosi dianalisis menggunakan teknik Independent Samples Test
pada SPPS 16.0 For Windows. Berikut tabel yang memaparkan
perbedaan tingkat regulasi emosi berdasarkan model-model regulasi
emosi :
Tabel 12.
Tabel Hasil Uji-t untuk setiap Model Regulasi Emosi
Mean
Model
Kelompok Mean
Difference
Seleksi Situasi Mahasiswa
Jawa
Mahasiswa
Karo
Modifikasi
Mahasiswa
Situasi
Jawa
Mahasiswa
Karo
Menyebarkan
Mahasiswa
Perhatian
Jawa
Mahasiswa
Karo
Mengubah
Mahasiswa
Kognitif
Jawa
t
Sig(2-tailed)
0,383
1,402
0,163
0,160
0,569
0,570
0,272
0,712
0,477
0,901
2,807
0,006
15,70
15,32
15,25
15,09
13,90
13,63
15,26
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
58
Mahasiswa
Karo
Modulasi
Mahasiswa
respon
Jawa
Mahasiswa
Karo
14,36
14,52
1,062
3,010
0,003
13,46
Dari tabel diatas, diketahui bahwa perbedaan tingkat regulasi emosi
berdasarkan model regulasi emosi terdapat tiga model regulasi emosi yang
memiliki nilai Sig.(2-tailed) diatas 0,05 yaitu seleksi situasi (0,163),
modifikasi situasi (0,570), menyebarkan perhatian (0,477). Hal ini
menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan regulasi emosi yang signifikan
pada ketiga model tersebut. Sedangkan pada dua model lainnya, nilai Sig.(2tailed) dibawah 0,05 yaitu mengubah kognitif (0,006) dan modulasi respon
(0,003). Dari pernyataan diatas, maka terdapat perbedaan yang signifikan
antara kedua kelompok pada model regulasi emosi mengubah kognitif dan
modulasi respon.
E. PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rerata tingkat regulasi
emosi pada mahasiswa bersuku Jawa adalah senilai 74,63. Sementara itu,
pada mahasiswa yang bersuku Karo memiliki rerata tingkat regulasi
emosi senilai 71,85. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan tingkat
regulasi emosi mahasiswa yang bersuku Jawa dan mahasiswa yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59
bersuku Karo (0,027; p < 0,05).
Hipotesis dalam penelitian ini, yaitu ada perbedaan tingkat regulasi
antara mahasiswa yang bersuku Jawa dan mahasiswa yang bersuku Karo
terbukti. Hipotesis terarah yang menyatakan bahwa tingkat regulasi
mahasiswa yang bersuku Jawa lebih tinggi (M=74,63) daripada
mahasiswa yang bersuku Karo (M=71,85) juga terbukti.
Hal ini terbukti karena pada suku Jawa diajarkan untuk bersikap
sedemikian rupa agar tidak menimbulkan konflik, dan cara bicara serta
pembawaan diri menunjukkan sikap hormat terhadap orang lain (Suseno,
1984). Prinsip yang diajarkan ini membuat mahasiswa yang bersuku Jawa
terbiasa dengan menjaga sikap dalam bersosial yang dalam artian
diajarkan untuk meregulasi emosi. Emosi yang tidak diekspresikan
menjadi salahsatu cara yang sangat ditekankan pada masyarakat suku
Jawa, hal ini menjadi dasar orang Jawa bersosialisasi dengan baik dan tak
menimbulkan konflik dengan orang lain. Dasar utama sabar, nrima, dan
iklas
juga menjadi bagian dalam regulasi emosi yaitu sama dengan
pengubahan kognitif sehingga regulasi emosi nyatanya telah diajarkan
dalam budaya Jawa sejak turun temurun.
Prinsip yang melekat pada suku Karo adalah mengutamakan harga
diri serta sifat yang terdapat pada suku Karo adalah pemarah, pendendam
serta mudah tersinggung (Tarigan,2008). Keadaan ini mempengaruhi cara
bersosial yang kurang adaptif sehingga cara tersebut menunjukkan kurang
mampu meregulasi dengan baik. Prinsip masyarakat Karo akan kehidupan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60
yang mengutamakan harga diri membuat orang Karo cenderung fokus
kepada diri sendiri dan keluarga atau kerabatnya sehingga pada saat ada
orang asing yang mengganggu atau dengan kata lain melakukan hal buruk
maka orang Karo cenderung langsung menyerang dengan emosi yang
dimilikinya. Keadaan ini yang membuat orang Karo cenderung memiliki
regulasi emosi yang rendah.
Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan ternyata rerata tingkat
regulasi emosi yang memiliki perbedaan yang signifikan hanya terdapat
pada model regulasi emosi model regulasi emosi mengubah kognitif
(0,006) dan modulasi respon (0,003). Pada model mengubah kognitif,
rerata pada mahasiswa Jawa lebih tinggi (15,26) daripada mahasiswa
Karo (14,36). Rerata pada model modulasi respon, mahasiswa Jawa juga
memiliki nilai yang lebih tinggi (14,52) daripada mahasiswa Karo
(13,46). Sedangkan pada model regulasi emosi lainnya tidak terdapat
perbedaan yaitu pada seleksi situasi (0,163), modifikasi situasi (0,570)
dan menyebar perhatian (0,477).
Pada kedua model ini terdapat perbedaan karena pada suku Jawa
cenderung memiliki regulasi emosi model modulasi respon yang tinggi
karena pengajaran di suku Jawa mengajarkan untuk tidak menunjukkan
emosi serta menyimpan emosi yang dirasakan. Hal ini dikarenakan cara
pandang yang diajarkan untuk menerima dengan sabar segala keadaan
yang terjadi. Keadaan ini diduga,
pada orang Jawa menyalurkannya
kearah kegiatan fisik. Sedangkan pada orang Karo, memiliki tingkat rerata
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
61
cenderung rendah karena pada orang Karo cenderung mengekspresikan
setiap emosinya sehingga tidak membuat orang Karo memendam
emosinya
serta
cenderung
tidak
mempengaruhi
fisik
serta
pengalamannya. Keadaan ini juga membuat orang Karo mengekspresikan
emosinya berlebihan karena tidak mampu menyalurkan emosinya pada
aktifitas fisik ataupun hal lainnya.
Mahasiswa Jawa memiliki tingkat rerata regulasi emosi pada model
mengubah kognitif yang tinggi karena orang Jawa diajarkan untuk
berpikir positif terhadap perilaku orang lain ataupun cara seseorang
berbicara sehingga hal ini membuat orang Jawa mampu mengubah
kognitif dengan baik.
Pada orang Karo memiliki tingkat rerata mengubah kognitif yang
rendah karena pada orang Karo memiliki sikap yang kritis dalam
menghadapi masalah serta tegas dalam dalam bertindak. Hal ini terkadang
menjadi bumerang karena orang Karo terkadang tidak berpikir
konsekuensi dan resikonya.
Pada model regulasi emosi seleksi situasi, mahasiswa Jawa dan
mahasiswa Karo memiliki rerata regulasi emosi yang cenderung tinggi
yaitu 15,70 (Jawa) dan 15,51 (Karo). Dari kedua data tersebut, kedua
kelompok tidak ada perbedaan yang signifikan. Hal ini karena pada
budaya Jawa mengajarkan untuk menghindari perselisihan ataupun
dengan kata lain menghindari masalah (dalam Suseno,1985). Hal ini
diduga bahwa mahasiswa yang bersuku Jawa sudah mampu menghindari
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
62
masalah dan juga mampu memilah sumber masalah yang harus dihadapi
dan yang harus dihindari. Pada budaya Karo, pada model seleksi situasi
juga memiliki rerata yang tinggi karena orang Karo memiliki penyesuaian
diri yang bagus serta mampu menempatkan diri dalam masyarakat
(Bangun, 1986). Keadaan ini diduga membuat orang Karo belajar dari
pengalamannya dalam bersosial sehingga mampu memilah situasi yang
harus dihadapi serta yang dihindari.
Pada model regulasi emosi modifikasi situasi juga, kedua kelompok
memiliki rerata yang sama-sama tinggi yaitu 15,25 (Jawa) dan 15, 09
(Karo). Hal ini terjadi karena pada suku Jawa mampu berbahasa dengan
halus untuk menyampaikan keinginan serta pada suku Jawa menggunakan
prinsip
agar
tidak
terjadinya
ketegangan
dalam
berkomunikasi
(Suseno,1985). Kemampuan inilah membuat orang Jawa mampu
memodifikasi situasi yaitu dengan cara mengubah situasi yang negatif
dengan cara berbahasa yang halus sehingga keadaan menjadi lebih baik.
Pada budaya Karo juga mampu memodifikasi situasi karena terdapat
pengajaran tentang kesopanan dalam berbicara. Orang Karo, dalam
berkomunikasi memiliki sikap menghargai yang tinggi. Saat berbicara
dengan orang lain, orang Karo cukup demokratis, tidak memonopoli
pembicaan serta berperan menjadi pendengar yang baik (Bangun, 1986).
Hal ini menjadi dasar orang Karo mampu menguasai komunikasi dengan
cara menjadi pendengar yang baik dan memberi kesempatan yang besar
pada lawan bicara untuk menyampaikan pendapat sehingga membuat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63
lawan bicara merasa dihargai. Hal ini yang membuat orang Karo juga
dapat dikatakan mampu memodifikasi situasi dengan baik.
Pada model regulasi emosi selanjutnya yaitu menyebarkan
perhatian, kedua kelompok memiliki rerata yang hampir sama yaitu 13,90
(Jawa) dan 13,63 (Karo). Dari nilai rerata yang diperoleh, memiliki nilai
yang lebih rendah diantara keempat model regulasi emosi lainnya. Hal ini
terjadi karena pada suku Jawa lebih berfokus pada kesejahteraan orang
lain tanpa berfokus pada dirinya dan emosi yang dimilikinya. Hal ini yang
menyebabkan ketidakmampuan untuk berpikir menyebarkan perhatian
pada hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang dialami. Sedangkan
pada orang Karo lebih memikirkan harapan-harapan pribadi sehingga
memaksakan pemikirannya harus diterima orang lain sehingga tidak
berpikir terhadap cara menyebarkan perhatian yang baik.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diambil dari analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini
adalah tingkat regulasi emosi mahasiswa yang bersuku Jawa lebih tinggi daripada
mahasiswa yang bersuku Karo.
B. KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian ini memiliki keterbatasan pada Inform Consent yang terdapat pada
skala regulasi emosi yang dibuat oleh peneliti. Pada Inform Consent yang dibuat,
peneliti tidak menjelaskan maksud dari penelitian ini, peneliti juga tidak
mencantumkan konsekuensi yang terjadi pada subjek yang mengisi skala regulasi
emosi tersebut.
C . SARAN
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi para peneliti yang berminat untuk meneliti mengenai regulasi emosi
pada suku tertentu, disarankan untuk mendalami lagi peran budaya dan
nilai-nilainya berkontribusi pada regulasi emosi seseorang.
64
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
65
2. Bagi Individu yang bersuku Jawa dan bersuku Karo
Bagi yang bersuku Jawa, diharapkan untuk mempertahankan prinsip yang
diajarkan dalam budayanya dengan baik. Pada mahasiswa yang bersuku Jawa
sudah melakukan dengan baik pada strategi regulasi emosi seleksi situasi,
modifikasi situasi serta mengubah respon. Hal ini diharapkan terus dipertahankan
dengan baik karena kecakapan ini dapat menjadi bekal untuk menghadapi situasi
sosial dan mengurangi stres. Sedangkan pada strategi regulasi emosi
menyebarkan perhatian dan modulasi respon, mahasiswa yang bersuku Jawa
diharapkan untuk selalu melatihnya agar kecakapan regulasi emosi semakin baik.
Bagi yang bersuku Karo, pada strategi regulasi emosi seleksi situasi dan
modifikasi situasi sudah mampu melakukannya dengan baik. Diharapkan untuk
mempertahankan kecakapan tersebut. Sedangkan pada strategi regulasi emosi
penyebaran perhatian, pengubahan kognitif serta modulasi respon, diharapkan
mahasiswa yang bersuku Karo bisa melatihnya lebih banyak lagi. Hal ini
diharapkan agar menghasilkan kecakapan yang lebih baik dalam berhubungan
sosial serta lebih baik dalam menghadapi stres.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson, R. L., Atkinson, R. C., Smith, E. E., & Bem, D. J. (2010). Pengantar
Psikologi Jilid Dua. Tangerang : Interaksara.
Azwar, S. (1998). Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi (Ed.2). Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Bangun, T. (1986). Manusia Batak Karo. Jakarta : Inti Idayu Press.
Berbagai Kasus Perang Antarsuku di Indonesia dan Penyelesaiannya
http://www.anneahira.com/perang-antarsuku-di-indonesia.htm
Djohan. (2009). Psikologi Musik (cet.III). Yogyakarta: Penerbit Best Publisher.
Geertz, H. (1983). Keluarga Jawa. Jakarta : Grafiti Press.
Goleman, D. (1996). Emotional Intelligence : Kecerdasan Emosional. Jakarta :
PT. SUN.
Gross, J. J. (1999). Emotion and Emotion Regulation.In.L.A.Pervin & O.P.John,
Handbook of Personality : Theory and Research (Ed.2), 525-552. New York :
Guilford.
Gross, J. J., & Thompson, R. A. (2006). Emotion regulation: Conceptual
foundations. In J.J.
Gross (Ed.), Handbook of emotion regulation. New York: Guilford Press.
Hurlock, E. B . (1980).Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.
Kaplan, R. M., & Saccuzzo, D. P. (2012). Pengukuran Psikologi : Prinsip,
Penerapan, Dan Isu (Ed.7). Jakarta :Salemba Humanika.
King, L. A., (2010). Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif .Jakarta :
Salemba Humanika.
64
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
65
Kountour, R. (2003). Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis.
Jakarta : Penerbit PPM.
Kurniawan, A. P., & Hasanat, N. (2010) Ekspresi Emosi Pada Tiga Tingkatan
Perkembangan Pada Suku Jawa di Yogyakarta : Kajian Psikologi Emosi dan
Kultur Pada Masyarakat Jawa. Jurnal Psikologi Indonesia,7(1) , 50-64.
Mappiare, A. (1983). Psikologi Orang Dewasa. Surabaya : Usaha Nasional.
Matsumoto, D.,Nakagawa, S., & Yoo,S.H. (2008).Culture, Emotion Regulation,
and Adjustment. Journal of Personality and Social Psychology, 94(60),925-937.
Nisfiannoor, M., & Kartika, Y. (2004). Hubungan Antara Regulasi Emosi Dan
Penerimaan Kelompok Teman Sebaya Pada Remaja. Jurnal Psikologi,2(2).
Penulisan Daftar Pustaka Berdasarkan Harvard Format Apa Style website :
http://starbpkp.unsoed.ac.id/uploads/files/format%20daftar%20pustaka.pdf
Reivich, K., & Shatte, A. (2002). The Resilience Factor. New York : Broadway
Books.
Safaria, T., & Saputra, N. E., (2009) Manajemen Emosi : Sebuah Panduan Cerdas
Bagaimana Mengelola Emosi Positif Dalam Hidup Anda. Jakarta : Bumi.
Santoso, A. (2010). Statistika Untuk Psikologi : Dari Blog Menjadi Buku.
Yogyakarta : Penerbit Universitas Sanata Dharma.
Sarwono, S. W. (2014). Psikologi Lintas Budaya. Jakarta : PT.RajaGrafindo
Persada.
Silvers, J. A., Gabrieli, J. D. E., McRae, K. J., & Gross, J.( 2012). Age-Related
Differences in Emotional Reactivity, Regulation, and Rejection Sensitivity in
Adolescence. Emotion, 12(6), 1235–1247.
Soekanto, S. (1982). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT.RajaGrafindo
Persada.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
66
Sujarweni, V. W., & Endrayanto, P. (2012). Statistika untuk Penelitian (Ed.1).
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Suseno, F. M. (1985). Etika Jawa : Sebuah Analisa Falsafi tentang Kebijaksanaan
Hidup. Gramedia.
Tamboen, P., (1952). Adat Istiadat Karo. Jakarta : Balai Pustaka.
Thompson, R. A., (1994). Emotion Regulation : A Theme In Search Of Definition.
Monographs Of The Society for Research in Child Development, 59, 25-52.
Wade, C., & Tavris, C. (2007). Psikologi (Ed.9). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Widi, R.K. (2010). Asas Metodologi Penelitian: Sebuah Pengenalan Dan
Penuntun Langkah Demi Langkah Pelaksaan Penelitian.Yogyakarta : Graha Ilmu.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 1
SKALA PENELITIAN
67
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh :
Alvia Esra Natalia Br Tarigan
099114017
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
68
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
69
Yogyakarta, Juli 2014
Kepada :
Yth.Saudara yang turut berpartisipasi
Dalam penelitian ini.
Dengan hormat, saya Alvia Esra Natalia br Tarigan dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Sehubungan dengan penelitian untuk tugas akhir (skripsi) yang sedang saya kerjakan,
perkenankanlah saya meminta bantuan dari saudara sekalian untuk meluangkan waktu mengisi
skala berikut ini. Saya memohon kepada saudara untuk memberikan tanggapan terhadap
pernyataan-pernyataan yang telah tersusun di dalam skala ini. Semua tanggapan yang anda
berikan akan dijaga kerahasiaannya. Oleh sebab itu, saya mengharapkan anda untuk menjawab
sesuai keadaan yang sebenarnya. Pada jawaban anda, tidak ada penilaian benar atau salah
dan usahakan untuk menanggapi semua pernyataan. Sebelumnya saya mengucapkan
terimakasih atas ketersediaan anda untuk mengisi skala penelitian ini.
Hormat saya,
Alvia Esra Natalia br Tarigan
09/PSI/USD
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
70
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala ini dengan tidak di
bawah tekanan atau paksaan dari pihak tertentu akan tetapi dengan sukarela demi membantu
terlaksananya penelitian ilmiah ini.
Semua jawaban yang saya berikan, murni dari apa yang saya alami bukan berdasarkan
pada pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga mengijinkan bahwa dengan tidak
mencantumkan identitas diri saya maka jawaban saya tersebut dapat dipergunakan sebagai data
untuk penelitian ilmiah ini.
Yogyakarta, Juli 2014
(……………………….)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
71
PETUNJUK PENGERJAAN
Berikut ini akan disajikan beberapa pernyataan. Bacalah setiap pernyataan dengan cermat dan
teliti. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan kondisi anda dengan memberikan tanda checklist (√)
pada kotak yang telah telah tersedia, yaitu :
SS
: bila pernyataan tersebut “Sangat Sesuai” dengan diri anda.
S
: bila pernyataan tersebut “Sesuai” dengan diri anda.
TS
: bila pernyataan tersebut “ Tidak Sesuai” dengan diri anda.
STS
: bila pernyataan tersebut “ Sangat Tidak Sesuai” dengan diri anda.
Anda bebas untuk menentukan pilihan yang sesuai dengan diri anda sendiri, tidak ada jawaban
yang benar ataupun salah.
IDENTITAS DIRI
Inisial / nama :
Usia
:
Jenis Kelamin : L / P *
Asal
:
Etnis
:
karo (kedua orangtua karo)
Jawa (kedua orangtua Jawa)
Campuran / lain-lain…………………………………….*
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan mencoret yang tidak sesuai :
Apakah anda dapat menggunakan bahasa daerah etnis anda? Ya / Tidak
NB :
*coret yang tidak sesuai / jika memilih campuran atau lain-lain mohon diisi
Pilih salah satu dan beri tanda silang pada kotak (
)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No.
1.
Pernyataan
Saya kurang meluangkan waktu bersenang-senang dengan temanteman.
2.
Saya merasa semua hal yang terjadi pada saya adalah sesuatu yang
harus saya terima terutama hal yang buruk.
3.
Saya akan menceritakan semua keberhasilan saya kepada orang
lain.
4.
Saya akan menonton film kegemaran saya untuk menghilangkan
kesedihan saya.
5.
Saya akan terus menerus mengingat ketakutan saya akan sesuatu.
6.
Disaat saya merasa sedih, saya akan mencari kegiatan yang
menyenangkan.
7.
Saya berharap bisa menceritakan kegembiraan yang saya alami
kepada teman disaat yang tepat.
8.
Saya akan mengkhawatirkan ujian yang saya hadapi esok hari
sehingga saya tidak bisa tidur nyenyak.
9.
Disaat saya sedih, saya akan menonton film menyedihkan.
10.
Ketika saya melakukan kesalahan, saya akan merasa sedih.
11.
Disaat teman saya bahagia, saya tetap pada emosi saya
sebelumnya.
12.
Saya merasa kecewa ketika orang lain mengabaikan sapaan saya.
13.
Saya akan tetap berada dalam situasi yang membuat emosi saya
tidak terkontrol.
72
Pilihan Jawaban
SS S TS STS
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14.
Saya hanya diam walaupun saya melihat teman saya sedih.
15.
Saya merasa setiap orang ingin menyakiti perasaan saya.
16.
Disaat saya cemas, saya akan menunjukkannya dengan
menggoyangkan kaki.
17.
Saya mengajak teman untuk melakukan hal yang menyenangkan
disaat dia sedih.
18.
Ketika saya sedih, saya berusaha membahas yang memunculkan
hal positif.
19.
Disaat saya marah, saya akan mengungkapkannya kepada orang
lain.
20.
Saya akan tetap menghadapi situasi yang membuat saya takut.
21.
Saya akan tersinggung akan teguran orang.
22.
Ketika orang lain mengabaikan sapaan saya, saya tidak akan sakit
hati.
23.
Disaat saya sibuk, saya akan tetap meluangkan waktu untuk
melakukan hobby saya.
24.
Kemarahan saya terhadap sesuatu tidak akan mempengaruhi
kegiatan saya.
25.
Ketika saya sedih, saya akan tetap berlarut-larut dalam kesedihan
saya.
26.
Saya akan berusaha memberi motivasi bagi teman-teman disaat
berkompetisi.
27.
Disaat saya sedih, saya akan menangis tersedu-sedu di depan orang
lain.
28.
Kemarahan saya terhadap sesuatu tidak akan mempengaruhi
kegiatan saya.
73
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29.
Saya kurang mampu menerima hal-hal buruk yang terjadi dalam
hidup saya.
30.
Saya akan mengalihkan percakapan di saat teman saya membahas
hasil ujian saya yang jelek.
31.
Saya akan mengikuti ajakan teman walaupun saya tahu bahwa itu
akan mempengaruhi emosi saya.
32.
Disaat saya marah kepada orang lain, saya akan menjauhinya.
33.
Saya kurang meluangkan waktu melakukan hobby saya karena
saya sibuk dengan pekerjaan saya.
34.
Saya berusaha menenangkan teman yang sedang sedih.
35.
Saya akan lebih memilih menghibur diri sejenak daripada
mengkhawatirkan ujian yang akan saya hadapi esok hari.
36.
Saya akan termotivasi untuk mencoba lagi disaat saya gagal.
37.
Saya marah akan teguran orang lain terhadap kesalahan saya.
38.
Saya akan menyimpan kesedihan saya sendiri.
39.
Saat saya cemas, saya tidak mampu menahan diri saya dan
membuat saya hampir menangis.
40.
Disaat saya marah kepada seseorang, saya akan memendamnya.
41.
Saya akan mengurangi berkomunikasi dengan orang yang
membuat emosi saya bergejolak.
42.
Saya akan menutupi keberhasilan saya terhadap orang lain.
43.
Saya akan meluangkan waktu untuk bersenang-senang dengan
teman-teman.
74
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44.
Saya jarang datang ke rumah ibadah untuk mencari ketenangan
jiwa.
45.
Saya merasa terganggu dengan usaha orang lain menghibur saya di
saat saya sedih.
46.
Saya hanya diam disaat teman saya membahas kegagalan saya
sehingga saya sedih.
47.
Saya akan memberi semangat kepada teman yang akan
menghadapi ujian.
48.
Saya tetap bersama teman-teman walaupun mereka membahas hal
yang tidak saya senangi.
49.
Saya tidak terima jika orang memarahi saya disaat saya melakukan
kesalahan.
50.
Saya akan menertawakan teman yang melakukan hal memalukan.
51.
Saya merasa kehidupan saya mendapat perhatian positif dari orang
lain.
52.
Saya akan berusaha untuk mengurangi intensitas bertemu dengan
teman-teman yang membuat saya sedih.
53.
Saya merasa wajar jika orang marah kepada saya disaat saya
melakukan kesalahan.
54.
Saya akan tetap merasakan kemarahan saya disaat kapanpun.
55.
Saya memilih menenangkan diri ke tempat yang saya senangi.
56.
Disaat menunggu orang yang datangnya terlambat, saya akam
bermain game untuk mengurangi kebosanan.
57.
Saya akan menagih tugas di waktu yang telah disepakati walaupun
teman dalam keadaan sakit.
58.
Saya berusaha rileks dan menanggapi dengan positif disaat situasi
panik.
75
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59.
Saya menghargai usaha orang lain menghibur saya di saat saya
sedih.
60.
Saya hanya berdiam diri saat melihat kesedihan teman saya.
61.
Disaat saya takut, saya tetap akan memikirkan ketakutan itu
sehingga mempengaruhi aktivitas saya.
62.
Kesedihan yang saya rasakan mempengaruhi konsentrasi saya
dalam melakukan kegiatan lainnya.
63.
Ketika orang lain marah kepada saya, saya mencoba untuk
menanggapinya dengan cara positif.
64.
Saya akan mencari orang lain untuk mengungkapkan kesedihan
saya.
65.
Ketika teman menjauhi saya, saya akan membencinya.
66.
Wajah saya akan terasa memerah ketika saya merasa malu.
67.
Saya cenderung menyimpan perasaan sakit hati saya sendiri.
68.
Saya akan tetap berkomunikasi dengan orang yang membuat emosi
saya bergejolak.
69.
Ketika teman menjauhi saya, saya akan mencoba introspeksi diri.
70.
Saya akan cemas melihat teman yang akan menghadapi ujian.
71.
Saya akan cemas disaat berkompetisi bersama teman-teman.
72.
Disaat saya mengalami musibah, saya yakin dibalik itu semua akan
ada hikmahnya.
73.
Saya cenderung akan menceritakan kegembiraan saya kepada
kepada siapa saja walaupun sudah larut malam.
76
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
74.
Saya datang ke rumah ibadah untuk mencari ketenangan jiwa.
75.
Saya akan terus-menerus merasakan kegugupan saya sehingga saya
semakin gugup.
76.
Saya akan salah tingkah, saat saya merasa malu.
77.
Saya ikut panik bersama orang-orang mengalami kepanikan.
78.
Saya akan mengalihkan ketakutan saya dengan menonton video
lucu.
79.
Disaat saya marah, saya akan melampiaskannya dengan
berolahraga.
80.
Saya lebih memilih menyendiri daripada membahas hal yang tidak
saya senangi bersama teman-teman.
81.
Ketika saya melakukan kesalahan, saya menyadarinya dan
berusaha belajar untuk memperbaikinya.
82.
Disaat saya marah, saya akan berusaha melupakan kemarahan saya
dengan bercerita lucu.
83.
Musibah yang saya alami membuat saya sedih dan frustasi.
84.
Saya akan mengajak teman melakukan liburan untuk mengurangi
rasa sedih saya.
85.
Saya akan terima teguran orang lain dengan baik.
86.
Disaat saya sakit hati, saya akan menunjukkannya kepada orang
lain.
87.
Saya merasa kesal ketika orang lain memarahi saya.
88.
Saya berusaha untuk tidak menertawakan teman saya yang
melakukan hal memalukan.
77
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
89.
Disaat teman saya bahagia, saya akan berusaha mengikuti
kebahagiannya itu.
90.
Saya merasa orang-orang tidak menghargai saya.
91.
Saya akan menolak ajakan teman yang menurut saya akan
mempengaruhi emosi saya menjadi tidak terkontrol.
92.
Saya akan merasa cemas / marah disaat menunggu teman yg
datangnya terlambat.
93.
Saya akan berlarut-larut dalam kesedihan saya yang belum
terselesaikan.
94.
Saya akan cuek saja dengan teguran orang lain akan kesalahan
saya.
95.
Saya akan tetap berada pada situasi yang membuat saya sedih.
96.
Disaat saya sedih, saya tidak berselera makan.
97.
Saya akan marah atau sedih disaat teman saya membahas hasil
ujian saya yang jelek.
98.
saya akan mengalihkan pandangan saya ke hal lain di saat teman
saya menunjukkan gambar yang menakutkan.
99.
Saya akan bernyanyi atau bercerita dengan teman disaat melewati
tempat yang menakutkan.
100. Disaat saya diejek, saya akan diam dan menutupi kekesalan saya.
101. Disaat saya sedih, saya akan menyalahkan diri saya akan kesedihan
saya.
102. Saya yakin bahwa orang lain tidak bermaksud menyakiti hati saya.
103. Disaat saya sedih, saya akan melampiaskannya dengan bernyanyi.
78
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
104. Saya berusaha menghibur teman-teman disaat situasi tegang.
105. Disaat saya marah, saya akan mengeluarkan kemarahan saya
kepada orang tersebut.
106. Saya akan mengkondisikan diri agar tidak bercerita yang
menimbulkan tawa disaat melayat.
107. Saya akan berusaha untuk menghindari sesuatu yang membuat
saya takut.
108. Disaat saya takut, saya akan mencoba memikirkan hal
menyenangkan sehingga mengurangi ketakutan saya.
109. Saya akan mengingat hal lucu sehingga menghilangkan rasa gugup.
110. Disaat orang lain marah terhadap saya, saya akan introspeksi diri.
111. Saya akan mengalihkan kekesalan karena menunggu sesuatu terlalu
lama dengan bercerita lucu.
112. Ketika orang lain marah kepada saya, saya mencoba membalas
balik.
113. Saya berusaha menjelaskan kepada teman saya agar tidak
membahas kegagalan yang saya alami.
114. Saya akan bingung untuk mencari solusi dalam suasana tegang.
115. Saya akan lari terbirit-birit saat melewati tempat yang menakutkan.
116. Saya merasa sedih dan merasa putus asa di saat saya gagal.
117. Saya ikut kesal saat menunggu sesuatu terlalu lama.
118. Saya akan berteriak ketakutan di saat teman saya menunjukkan
79
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
gambar yang menakutkan.
119. Disaat saya marah dengan orang lain, saya akan menunjukkannya.
120. Saya mengungkapkan kekesalan saya pada orang-orang yang
mengejek saya.
***PERIKSA KEMBALI JAWABAN ANDA, JANGAN SAMPAI ADA TERLEWATKAN***
TERIMA KASIH
80
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 2
UJI RELIABILITAS DAN UJI KUALITAS
81
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
A. HASIL UJI RELIABILITAS (Sebelum Item Deleted)
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
%
162
100.0
0
.0
162
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
B. TABEL HASIL UJI KUALITAS ITEM (Sebelum Seleksi Item)
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item
Deleted
a1
332.64
395.896
.140
.862
a2
332.73
397.761
.065
.863
a3
333.20
396.635
.118
.862
a4
332.48
397.059
.077
.863
a5
332.91
390.246
.298
.860
a6
332.20
391.911
.311
.861
a7
332.33
394.135
.247
.861
a8
333.06
393.842
.178
.862
a9
332.57
388.631
.343
.860
a10
333.70
399.467
.020
.863
a11
332.83
392.380
.275
.861
a12
333.62
392.534
.232
.861
a13
332.60
389.060
.437
.859
a14
332.48
392.301
.340
.860
a15
332.30
390.458
.386
.860
a16
333.25
401.690
-.065
.865
a17
332.49
393.866
.264
.861
82
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
a18
332.44
391.378
.348
.860
a19
333.14
391.265
.252
.861
a20
333.40
402.652
-.097
.865
a21
332.72
391.171
.322
.860
a22
333.20
390.719
.306
.860
a23
332.66
393.008
.240
.861
a24
333.40
401.062
-.047
.864
a25
332.61
387.693
.417
.859
a26
332.40
394.714
.240
.861
a27
332.28
393.506
.223
.861
a28
333.21
390.900
.289
.861
a29
333.00
387.814
.415
.859
a30
333.14
405.837
-.211
.866
a31
333.09
392.303
.296
.861
a32
333.06
405.991
-.200
.866
a33
332.91
392.055
.245
.861
a34
332.45
391.454
.473
.860
a35
332.65
389.445
.344
.860
a36
332.39
389.929
.394
.860
a37
332.70
389.194
.444
.859
a38
333.01
405.453
-.186
.866
a39
333.12
395.612
.116
.863
a40
332.96
399.141
.018
.864
a41
332.76
401.016
-.046
.864
a42
333.38
401.169
-.054
.864
a43
332.35
390.888
.379
.860
a44
332.61
392.028
.218
.861
a45
332.67
387.787
.442
.859
a46
333.01
401.286
-.055
.864
a47
332.29
390.630
.434
.860
a48
333.50
405.034
-.214
.865
a49
332.70
391.179
.345
.860
a50
333.11
397.565
.066
.863
83
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
a51
332.63
392.073
.344
.860
a52
332.95
404.991
-.190
.865
a53
332.35
389.246
.411
.860
a54
332.68
392.294
.280
.861
a55
332.35
391.248
.318
.860
a56
332.67
391.563
.244
.861
a57
332.83
397.171
.086
.863
a58
332.70
389.415
.397
.860
a59
332.30
391.850
.354
.860
a60
332.53
391.393
.383
.860
a61
332.94
383.984
.507
.858
a62
333.46
393.728
.233
.861
a63
332.58
389.872
.437
.860
a64
333.51
404.835
-.181
.865
a65
332.68
392.865
.309
.861
a66
332.79
399.819
-.006
.864
a67
332.91
402.755
-.104
.865
a68
333.31
408.031
-.318
.866
a69
332.41
394.281
.246
.861
a70
332.99
395.770
.152
.862
a71
333.41
394.665
.176
.862
a72
332.25
390.436
.356
.860
a73
333.00
391.379
.253
.861
a74
332.51
391.643
.282
.861
a75
333.01
385.888
.470
.859
a76
333.69
393.395
.260
.861
a77
333.08
387.205
.429
.859
a78
332.75
394.386
.178
.862
a79
333.22
394.729
.146
.862
a80
332.90
402.860
-.106
.865
a81
332.34
394.027
.264
.861
a82
332.94
387.884
.434
.859
a83
332.96
390.265
.338
.860
84
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
a84
332.57
394.570
.206
.862
a85
332.51
389.134
.514
.859
a86
332.77
389.270
.412
.860
a87
333.01
388.118
.438
.859
a88
332.92
394.397
.199
.862
a89
332.48
393.009
.347
.861
a90
332.57
386.817
.503
.859
a91
332.87
398.759
.032
.863
a92
333.52
394.748
.190
.862
a93
332.94
385.332
.501
.858
a94
333.59
402.952
-.123
.865
a95
332.64
388.107
.492
.859
a96
333.33
407.963
-.246
.867
a97
332.96
389.905
.338
.860
a98
332.88
399.794
-.010
.864
a99
332.66
398.362
.045
.863
a100
332.99
406.174
-.234
.866
a101
333.12
394.208
.186
.862
a102
332.62
392.584
.300
.861
a103
332.85
392.454
.241
.861
a104
332.56
393.354
.312
.861
a105
332.93
389.380
.364
.860
a106
332.51
389.605
.366
.860
a107
332.64
399.413
.013
.863
a108
332.50
392.699
.348
.860
a109
332.64
389.436
.401
.860
a110
332.46
393.765
.263
.861
a111
332.87
390.971
.328
.860
a112
332.74
390.467
.324
.860
a113
332.99
400.286
-.019
.864
a114
333.41
394.790
.185
.862
a115
333.09
389.389
.308
.860
a116
333.20
388.673
.364
.860
85
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
a117
333.69
397.730
.090
.863
a118
332.89
390.832
.273
.861
a119
332.91
389.886
.346
.860
a120
332.94
391.481
.304
.861
C. HASIL UJI RELIABILITAS (Sesudah Item Deleted)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.867
25
D. TABEL HASIL UJI KUALITAS ITEM (Sesudah Seleksi Item)
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item
Deleted
a13
70.20
59.762
.462
.861
a29
70.59
58.504
.502
.860
a34
70.04
61.408
.417
.863
a35
70.25
61.057
.254
.868
a37
70.29
59.835
.468
.861
a43
69.94
61.009
.346
.865
a45
70.27
59.637
.424
.862
a47
69.88
60.974
.395
.863
a53
69.94
60.282
.386
.864
a61
70.53
57.070
.583
.857
a63
70.17
60.541
.413
.863
a75
70.60
58.663
.472
.861
a77
70.67
59.340
.415
.863
a82
70.53
59.903
.394
.863
86
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
a85
70.10
59.854
.542
.860
a86
70.36
60.295
.387
.864
a87
70.60
59.260
.471
.861
a89
70.07
62.349
.251
.867
a90
70.17
59.009
.513
.860
a93
70.54
58.350
.513
.860
a95
70.23
59.348
.524
.860
a105
70.52
59.617
.404
.863
a109
70.23
60.727
.338
.865
a119
70.50
59.879
.379
.864
a120
70.54
60.089
.380
.864
87
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 3
ANALISIS DATA
88
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
A. STATISTIK ANALISIS DESKRIPTIF DATA PENELITIAN
Descriptive Statistics
N
Minimum
regulasi
162
Valid N (listwise)
162
Maximum
46
Mean
97
Std. Deviation
73.24
8.038
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Jawa
81
52
93
74.63
7.070
Karo
81
46
97
71.85
8.725
Valid N (listwise)
81
B. UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Jawa
N
Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
Karo
81
81
Mean
74.63
71.85
Std. Deviation
7.070
8.725
Absolute
.121
.090
Positive
.121
.090
Negative
-.094
-.076
1.090
.807
.186
.533
89
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
90
C. UJI HOMOGENITAS DAN UJI HIPOTESIS
Group Statistics
kelompok
regulasi
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
jawa
81
74.63
7.070
.786
karo
81
71.85
8.725
.969
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Sig. (2-
F
Sig.
t
df
tailed)
Mean
Std. Error
Difference Difference
Difference
Lower
Upper
regulasi Equal
variances
1.657
.200 2.226
160
.027
2.778
1.248
.314
5.242
2.226 153.408
.027
2.778
1.248
.313
5.243
assumed
Equal
variances
not
assumed
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
91
D. ANALISIS DATA TAMBAHAN
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Interval of the
Sig. (2-
F
aspek1
Equal variances
assumed
.827
Sig.
.364 1.402
Equal variances
not assumed
aspek2
Equal variances
assumed
.713
.400
Equal variances
not assumed
aspek3
Equal variances
assumed
.422
Equal variances
not assumed
aspek4
Equal variances
assumed
.643
Equal variances
not assumed
aspek5
Equal variances
assumed
2.808
Equal variances
not assumed
Keterangan :
1. Aspek1 : Seleksi Situasi
2. Aspek2 : Modifikasi Situasi
3. Aspek3 : Menyebarkan Perhatian
t
.517
df
tailed)
Mean
Std. Error
Difference
Difference Difference Lower Upper
160
.163
.383
.273
-.156
.922
1.402 158.635
.163
.383
.273
-.156
.922
160
.570
.160
.282
-.397
.717
.569 154.491
.570
.160
.282
-.397
.718
.712
160
.477
.272
.381
-.481
1.025
.712 159.956
.477
.272
.381
-.481
1.025
160
.006
.901
.321
.267
1.535
2.807 156.693
.006
.901
.321
.267
1.536
160
.003
1.062
.353
.365
1.758
3.010 151.926
.003
1.062
.353
.365
1.759
.569
.424 2.807
.096 3.010
4.
5.
Aspek4 : Perubahan Kognitif
Aspek5 : Modulasi Respon
Download