PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KETERLAKSANAAN DAN HAMBATAN-HAMBATAN PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI (Studi Evaluatif Keterlaksanaan dan Hambatan-hambatan Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Disusun oleh: St. Saturninus Adven Yora Dinata NIM: 111114060 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI iii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI MOTTO DAN PERSEMBAHAN Seorang pelajar bertanya kepada saya,”Mau jadi apa kak kelak?”, jawab saya,”Ingin menjadi orang baik dek ”. Menjadi orang baik adalah visi hidup saya, baik dalam berbuat baik, baik dalam kematangan pribadi, baik menjalin relasi, baik dalam mengambil keputusan, baik dalam pilihan cita, cinta, dan karir, serta baik dalam memperjuangkan segala sesuatu yang ingin saya capai” Suatu waktu, dalam sebuah kegiatan pelatihanGnC-M seorang mahasiswa menuliskan pesan kepada saya, “Supel adalah dirimu, cerdas dan humanis adalah bentuk kepribadianmu, setia kawan itulah caramu menunjukan kesetiaanmu, berwibawa dan berjiwa seorang pemimpin yang baik adalah wujud nyata matang kepribadianmu” Dan terakhir, saya yakin dan percaya bahwa ketika Tuhan menempatkan saya di awal perjalanan ini, Dia jugalah yang akan menuntun saya hingga ke akhirnya. Saya yakin bahwa Dia tidak akan membawa saya sejauh ini hanya untuk kegagalan” Karya ini saya persembahkan kepada: Sang Pembuat Karya Terbesar dalam hidup saya, Tuhan Yesus Tempat terindah saat bersandar dalam segala hal, Ibu saya Ceacilian Satirah Adik saya Epy Vanny Yori Yudis Tiara Supporter yang tak jemu memberikan semangat, keluarga besar saya “Pengagum Rahasia” dan Anugerah Terindah, Fransisca Ratna Widiasih Kawan-kawan seperjuangan 2011 yang membuat hidupku semakin bewarna Dan semua orang yang ikut dalam karya hidup saya iv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI v PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI vi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABSTRAK KETERLAKSANAAN DAN HAMBATAN-HAMBATAN PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI (Studi Evaluatif Keterlaksanaan dan Hambatan-hambatan Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015) St. Saturninus Adven Yora Dinata Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2015 Pelaksanaan pendidikan karakter di SMP saat ini belum menunjukan hasil yang memuaskan. Sebagian besar guru masih memusatkan perhatian pada tataran kognitif, sedangkan muatan nilai-nilai karakter yang diintegrasikan pada berbagai mata pelajaran sifatnya hanya “tempelan” semata. Tidak hanya itu, sebagian guru mata pelajaran yang memiliki peranan dalam pendidikan karakter memiliki keterbatasan kemampuan mendeskripsikan, mengaktualisasikan, dan mensosialisasikan tugas ini. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara lebih komprehensif mengenai keterlaksanaan dan hambatan-hamabatan pendidikan karakter terintegrasi, khususnya di SMP. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Tempat penelitian adalah di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Sumber data dalam penelitian ini adalah wakil kepala sekolah, dan guru mata pelajaran. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi dokomentasi, dan angket. Teknik analisis data kualitatif adalah dengan mencari dan menyusun data yang diperoleh secara sistematis, mereduksi, melakukan coding, dan membuat perbandingan antardata. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan ke bagian-bagian yang lebih kecil, melakukan sintesa, menyususun ke dalam pola, memilah dan mempelajari, serta membuat kesimpulan data penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan beberapa hal mengenai keterlaksanaan dan hambatan-hamabatan pendidikan karakter terintegrasi di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, yaitu: 1) perencanaan pendidikan karakter terintegrasi di SMP tersebut baik diawali dengan penyusunan RKS dan RKAS, 2) pengintegrasian pendidikan karakter di dalam pembelajaran dilakukan mulai dari tahap perkenalan, pelaksanaan, dan evaluasi melalui silabus, RPP, dan bahan ajar, 3) pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi juga dilakukan pada manajemen sekolah, pembelajaran di kelas, dan kegiatan pengembangan diri, 4) kesesuaian pelaksanaan pendidikan karakter dengan silabus dan RPP belum berjalan secara optimal, 5) ada beberapa hambatan pelaksanaan pendidikan karakter, yaitu sistem penilaian yang dirasa masih sulit, tenaga dan waktu mengajar yang semakin tinggi, terbatasnya buku ajar, dan tuntutan kurikulum yang tinggi. Kata Kunci: Karakter, Pendidikan Karakter, Keterlaksanaan Pendidikan Karakter, Hambatan-hambatan Pendidikan Karakter vii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABSTRACT IMPLEMENTATION AND CONSTRAINTS CHARACTER EDUCATION INTEGRATED (The Evaluative Study of Implementation and Constraints Character Education Integrated In Pangudi Luhur 1 Junior High School, Yogyakarta Academic Year 2014/2015) St. Saturninus Adven Yora Dinata Sanata Dharma University Yogyakarta 2015 Implementation of character education in junior high school has yet to show satisfactory results. Most teachers are still focused on the cognitive level, while charge character values that are integrated on a variety of subjects it is only "patch" alone. Not only that, some teachers of subjects who had a role in character education has limited competence to describe, actualize, and disseminating this task. Therefore, the purpose of this study was to determine more comprehensively about the feasibility and constraints integrated character education, especialy in junior high school. This type of research is qualitative research. The place of this research is Pangudi Luhur 1 Yogyakarta junior high school. Source of data in this study is the principal and teachers. Data collection methods used were interviews, observation, documentation study, and questionnaires. Qualitative data analysis technique is to find and collate data obtained systematically, reducing, coding, and make comparisons each of the data. Data analysis was performed by organizing the data, describe the parts into smaller, synthesize, compiled into a pattern, sorting and learn, and make conclusions of research data. Based on the results of the study, the researchers conclude several things about the feasibility and constraints integrated character education in Pangudi Luhur 1 Yogyakarta junior high school, namely: 1) planning the integrated character education in school is good begins with the preparation of RKS and RKAS, 2) the integration of character education in learning is done starting from the introduction, implementation, and evaluation through the syllabus, lesson plans and teaching materials, 3) implementation of the integrated character education was also carried out on school management, classroom learning and self-development activities, 4) the suitability of the implementation of character education in the syllabus and RPP has not run optimally, 5) there are some obstacles implementation of character education, which is a rating system that it is still difficult, effort and time that the higher teaching, lack of textbooks, and the high demands of the curriculum. Keywords: Character, Character Education, Immplementation Education Character, Character Education Constraints viii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KATA PENGANTAR Puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karya mengagumkan yang diperbuat dalam penyelesaian tugas akhir skripsi ini. Sebuah karya ilmiah yang memberikan pengalaman baru dan berharga bagi penulis untuk terus berkarya dan mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya dalam pendampingan karakter bangsa, mencerdaskan, dan memanusiakan manusia. Karya ilmiah ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendididkan, Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan mendampingi penulis. Oleh karena itu, secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling sekaligus dosen pembimbing penulisan skripsi, yang merupakan salah satu dosen hebat, penuh kesabaran, senantiasa memberikan semangat, dan menjadi sumber inspirasi bagi penulis. 2. Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling yang senantiasa membantu, memberikan arahan yang positif, dan memberikan semangat tersendiri kepada penulis. ix PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3. Br. Yoseph Anton Utamiyadi, FIC. S.s. selaku Kepala Sekolah SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang berkenan menerima dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah. 4. Bapak/ibu guru SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, yang telah bersedia menyediakan waktu menjadi responden di sela-sela kesibukan sebagai seorang guru dan berkenan memberikan informasi sebagai data yang mendukung penelitian ini. 5. Bapak/ibu dosen dan karyawan Program Studi Bimbingan dan Konseling yang senantiasa mendukung, penuh kesabaran, memberikan semangat, dan membagikan ilmunya dalam penyelesaian penelitian ini. 6. Ibu Ceacilia Satirah dan EpyVanny Yori Yudis Tiara, keluarga penulis yang senantiasa menjadi kekuatan terbesar dan memberikan dukungan serta motivasi lahir dan batin. 7. Keluarga Bpk Joni Ong dan Ibu Frensisca, atas segala dukungan dan kebaikan, dan kepercayaan yang diberikan selalu kepada penulis hingga saat ini. 8. Fransisca Ratna Widiasih, yang senatiasa memberikan semangat yang besar, menemani, mendampingi, dan menjadi partner dalam berbagi banyak hal, terkhusus dalam penyelesaian laporan skripsi. 9. Keluarga besar penulis, yang selalu menjadi sumber kekuatan dan motivasi untuk mewujudkan segala cita-cita dan harapan. x PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI xi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... iii HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................ iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................... v HALAMAN PERNYATAAN PERSTUJUAN PUBLIKASI .......................... vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii ABSTRACT ....................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii DAFTAR DIAGRAM ..................................................................................... xix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 5 C. Fokus Penelitian ...................................................................................... 7 D. Rumusan Masalah .................................................................................... 7 E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8 F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 10 G. Batasan Istilah .......................................................................................... 12 xii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP 1. Pengertian Karakter ......................................................................... 13 2. Pengertian Pendidikan Karakter ...................................................... 15 3. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter di SMP ...................... 17 4. Dasar Hukum Pembinaan Pendidikan Karakter ............................... 18 5. Nilai-nilai Karakter untuk SMP ...................................................... 19 6. Urgenitas Pendidikan Karakter di SMP .......................................... 23 7. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter ................................................ 25 8. Kebutuhan Pengembangan Pendidikan Karakter di SMP ............... 26 9. Tujuan Pendidikan Karakter di SMP .............................................. 27 B. Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP 1. Pendidikan Karakter Secara Terpadu di SMP ................................. 29 2. Langkah Pendidikan Karakter di SMP ............................................ 33 3. Perencanaan Pembelajaran Terintegrasi Pendidikan Karakter di SMP.............................................................................................. 38 4. Kegiatan Pengembangan Diri Terintegrasi Pendidikan Karakter .... 45 5. Prinsip Pembelajaran Pendidikan Karakter di SMP.......................... 65 6. Pendekatan Experiential Learning ................................................... 72 7. Hambatan-hambatan Pendidikan Karakter Terintegrasi .................. 74 C. Konsep Kurikulum 2013, Manajemen dan Proses Manajemen 1. Konsep Pengembangan Kurikulum 2013 ......................................... 75 2. Manajemen dan Proses Manajemen ................................................. 76 D. Kajian Penelitian yang Relevan ................................................................. 80 E. Kerangka Pikir ...................................................................................... 85 xiii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 88 B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 89 C. Subyek Penelitian ................................................................................ 91 D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ......................................... 91 1. Wawancara .................................................................................... 91 2. Observasi ....................................................................................... 94 3. Dokumentasi ................................................................................. 100 4. Angket .......................................................................................... 100 5. Alat perekam ................................................................................. 101 E. Keabsahan Data .................................................................................... 101 F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 102 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Terkait Pendidikan Karakter .......................................................................................................... 107 1. Letak dan Keadaan Geografis .......................................................... 108 2. Sejarah Berdiri dan Perkembangannya ............................................ 108 3. Visi dan Misi .................................................................................... 113 4. Struktur Organisasi .......................................................................... 114 5. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa .............................................. 116 6. Sarana dan Prasarana ........................................................................ 117 7. Kurikulum ........................................................................................ 119 B. Perencanaan Integrasi Pendidikan Karakter SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta ..................................................................................................... 121 xiv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI C. Pelaksanaan Integrasi Pendidikan Karakter SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta ..................................................................................................... 132 1. Pengintegrasian dalam Pembelajaran .............................................. 133 2. Pengintegrasian dalam Muatan Lokal .............................................. 139 3. Pengintegrasian melalui Kegiatan Pengembangan Diri ................... 140 4. Pengintegrasian dalam Seluruh Aktivitas Pembiasaan di Sekolah 145 D. Model Pembelajaran Pendidikan Karakter Terintegrasi ........................ 154 E. Teknik dan Instrumen Penilaian Pendidik Karakter ............................... 157 F. Supervisi, Monitoring dan Evaluasi Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP Pangudi Luhur 1Yogyakarta ............................................................. 16O G. Faktor Penghambat Pelaksanaan Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP Pangudi Luhur 1Yogyakarta ..................................................................... 167 H. Usaha-usaha Sekolah untuk Mengatasi Pelaksanaan Pendidikan Karakter ........................................................................................................ 170 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ........................................................................................... 173 B. Saran-saran ............................................................................................. 179 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN xv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel 1. Jadwal Penelitian Pendidikan Karakter ............................................. 90 Tabel 2. Subyek Wawancara dan Angket Penelitian ...................................... 91 Tabel 3. Panduan Wawancara Terstruktur ..................................................... 92 Tabel 4. Panduan Pelaksanaan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter dalam Mata Pelajaran dan Pembelajaran ............................................................. Tabel 5. 95 Panduan Pelaksanaan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter Melalui Kegiatan Pengembangan Diri .......................................................... Tabel 6 95 Panduan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter Melalui Kegiatan Rutin ............................................................................................... 96 Tabel 7. Panduan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter Melalui Kegiatan Spontan ............................................................................................. 97 Tabel 8. Panduan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter Melalui Kegiatan Keteladanan ...................................................................................... 98 Tabel 9. Panduan Penilaian Keberhasilan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter Melalui Evaluasi dan Monitoring ................................................... 99 Tabel 10. Panduan Penilaian Keberhasilan Sarana dan Prasarana Penunjang Pelaksanaan Pendidikan Karakter ................................................... 99 Tabel 11. Interpretasi Hasil Wawancara Perencanaan Pendidikan Karakter . 122 Tabel 12. Interpretasi Hasil Wawancara Pengertian Pendidikan Karakter ... 123 Tabel 13. Interpretasi Hasil Wawancara Perencanaan Silabus, RPP, dan Bahan Ajar ............................................................................................... Tabel 14. Interpretasi Hasil Wawancara Pelaksanaan Pendidikan Karakter di xvi 124 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Kelas .............................................................................................. Tabel 15. 134 Interpretasi Hasil Wawancara Kesesuaian Pelaksanaan Pendidikan Karakter ......................................................................................... 135 Tabel 16. Hasil Pelaksanaan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter dalam Mata Pelajaran dan Pembelajaran .......................................................... 136 Tabel 17. Interpretasi Hasil Wawancara Pelaksanaan Pendidikan Karakter dalam Kegiatan Pengembangan Diri ..................................................... 141 Tabel 18. Hasil Pelaksanaan Pengintegrasian Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Pengembangan Diri ....................................................... 143 Tabel 19. Pengintegrasian Nilai Karakter Melalui Kegiatan Rutin .............. 146 Tabel 20. Pengintegrasian Nilai Karakter Melalui Kegiatan Spontan .......... 150 Tabel 21. Pengintegrasian Nilai Karakter Melalui Kegiatan Keteladanan ... 152 Tabel 22. Interpretasi Hasil Wawancara Metode Ajar Guru ........................ Tabel 23. Interpretasi Hasil Wawancara Pengukuran Keterlaksanaan Pendidikan Karakter ........................................................................................ 156 159 Tabel 24. Interpretasi Hasil Wawancara Indikasi Perubahan Karakter ........ 160 Tabel 25. Interpretasi Hasil Wawancara Hambatan Pendidikan Karakter .... 168 Tabel 26. Interpretasi Hasil Wawancara Solusi Pendidikan Karakter .......... 171 xvii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Mendikbud Anies untuk Guru ........................................... 184 Lampiran 2. Pedoman Wawancara Pelaksanaan Pendidikan Karakter ............ 187 Lampiran 3. Panduan Observasi Pelaksanaan Pendidikan Karakter ................ 194 Lampiran 4. Angket Pelaksanaan Pendidikan Karekter ................................... 201 Lampiran 5. Verbatim Pelaksanaan Pendidikan Karakter ............................... 205 Lampiran 6. Interpretasi Hasil Wawancara Antarguru .................................... 215 Lampiran 7. Analisis Butir Aspek Wawancara ................................................ 223 Lampiran 8. Hasil Observasi Pelaksanaan Pendidikan Karakter ...................... 231 Lampiran 9. Analisis Hasil Angket Pelaksanaan Pendidikan Karakter ............ 241 Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta ............ 242 xviii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR DIAGRAM Diagram 1. Model Pembelajaran Kontekstual Guru ........................................ 154 Diagram 2. Teknik Instrumen Penilaian Guru ................................................. 157 xix PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB I PENDAHULUAN Bab ini memaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah. Ketujuh sub-bagian tersebut merupakan bagian-bagian dari pendahuluan yang menggambarkan sebuah penelitian yang bersifat komprehensif. Masingmasing sub-bagian akan dijabarkan secara singkat, padat, dan jelas. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini sejalan dengan tuntutan Pasal 3 Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN). Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, saleh, sabar, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Salah satu lembaga pendidikan adalah sekolah. Sekolah menjadi lembaga formal yang menyelenggarakan proses belajar mengajar untuk membimbing, mendidik, melatih, dan mengembangkan kemampuan peserta 1 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2 didik dalam mencapai tujuan pendidikan. Sekolah menjadi tempat berlangsungnya pendidikan karakter, dimana peserta didik belajar dan berkembang menjadi pribadi yang memiliki nilai-nilai karakter positif. Dalam perkembangan pendidikan Indonesia, pendidikan karakter hilang dari kurikulum sekolah dan digantikan oleh mata pelajaran lainnya, seperti PPKn, budi pekerti, dan yang tetap ada dari dulu yaitu pendidikan agama. Beberapa mata pelajaran tersebut memuat nilai-nilai karakter, namun fokus utamanya adalah pengenalan nilai-nilai secara kognitif semata. Meskipun sampai ke penghayatan nilai-nilai secara afektif, namun tidak dalam pengaplikasiannya. Krisis karakter dan nilai bangsa saat ini terkait erat dengan semakin tidak adanya harmoni di dalam sekolah. Banyak sekolah mengalami disorientasi. Fokus pembelajaran sekolah berhenti pada tataran kognitif, tanpa mengindahkan nilai-nilai karakter dan perkembangan pada potensi peserta didik. Hal tersebut menunjukkan bahwa pendidikan karakter di sekolah khususnya SMP, baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilainilai, dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari (Suyanto, 2011). Perlu dilakukan evaluasi komprehensif tentang keterlaksanaan dan hambatan-hambatan pendidikan karakter yang telah berlangsung dengan sistem terintegrasi di SMP. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3 Melihat permasalahan yang dialami remaja dalam praktik pendidikan di SMP, tampaknya perlu adanya pendampingan dan perhatian serius. Meskipun ada jam mata pelajaran agama, hal itu hanyalah sebagai pengetahuan bukan untuk diamalkan dengan baik. Padahal pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengalaman nilai secara nyata. Hal tersebut terkait dengan karakteristik perkembangan peserta didik di usia SMP yang merupakan masa yang rentan bagi remaja. Usia remaja merupakan masa peralihan. Masa yang sulit dan banyak masalah terjadi di dalamnya, masa dimana remaja mencari jati dirinya. Remaja akan melakukan berbagai macam bentuk pemberontakan dan mencari kesenangan sesuai yang diinginkan. Pada tahun 2013, kementrian pendidikan memberlakukan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013. Muatan dalam kurikulum ini nampaknya lebih komprehensif, mengharuskan setiap mata pelajaran memuat nilai-nilai karakter yang mengarah pada tindakan nyata peserta didik. Guru perlu menggunakan pendekatan experiential learning, sehingga peserta didik memperoleh pengalaman langsung dalam pembelajarannya di kelas, dan akhirnya menjadi karakter yang ditampakkan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kurikulum 2013 diharapkan perkembangan sistem pendidikan di bangsa ini semakin baik dan mengembalikan nilai-nilai karakter yang telah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4 hilang. Namun nampaknya harapan ini belum terlaksana dengan baik. Hampir setiap pergantian menteri, kurikulum pun ikut berganti. Namun pergantian ini tidak menunjukkan perubahan yang signifikan bagi pendidikan di Indonesia, khususnya di SMP. Diberlakukannya kurikulum baru 2013 yang kembali mengarahkan sistem pendidikan pada pengembangan nilai karakter peserta didik, nampaknya perlu perjuangan yang keras. Sekolah perlu mengintegrasikan nilai karakter pada perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum. Guru perlu menyusun sedemikian rupa Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat nilai karakter melalui pendekatan experiential learning. Nampaknya semua ini masih sulit dalam pengaplikasiannya. Guru masih mengalami kesulitan dalam memberikan penilaian para peserta didik. Nilai-nilai karakter yang terdapat di RPP hanya sekedar menjadi paparan belaka dan sulit diintegrasikan dalam proses pembelajaran. Hal ini juga dialami oleh tenaga pembimbing sekolah. Guru BK mengalami banyak kesulitan mengimplementasikan muatan karakter di sekolah. Padahal, peran guru BK terkait penanaman nilai karakter ke peserta didik sangat besar. Guru BK mengalami kesulitan dalam penyusunan perencanaan Satuan Layanan Bimbingan (SLB). Layanan bimbingan klasikal di kelas pun belum dapat digunakan secara efektif. Guru BK masih menggunakan pendekatan lama, yang memaksakan anak untuk menyerap informasi melalui nasihat-nasihat, ceramah, dan hukuman. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5 Dari berbagai permasalahan yang timbul dengan diberlakukannya sistem baru ini, maka perlu dikaji lebih mendalam mengenai keterlaksanaan dan hambatan-hambatan pendidikan karakter terintegrasi di SMP. Hal ini penting dilakukan untuk memperbaiki pendidikan karakter di sekolah. B. Identifikasi Masalah Pendidikan karakter, saat ini dan untuk beberapa tahun ke depan akan booming. Itu tidak lepas dari gencarnya sosialisasi yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta “Revolusi Mental” yang barubaru ini disampaikan oleh Presiden baru terpilih sebagai upaya perbaikan sistem pendidikan dan karakater generasi muda. Pemerintah berusaha mencari solusi dari situasi dan kondisi bangsa saat ini, seperti tawuran antarpelajar, putus sekolah, praktik-praktik korupsi, kekerasan orang tua terhadap anak, perilaku bullying, membolos, kabur saat pelajaran berlangsung, geng motor, bahkan penyimpangan-penyimpangan seksualitas yang dilakukan oleh pelajar SMP. Hal semacam ini nampaknya masih marak mewarnai sistem pendidikan bangsa ini, dan ini hanya sebagian kecil cerminan moralitas dan karakter generasi muda yang rapuh. Mochtar Buchori (2007) menegaskan, “Masalah character building masih merupakan suatu isu besar, bahkan amat besar. Semua kebobrokan yang kita rasakan kini lahir dari tidak adanya watak yang cukup kokoh pada diri kita bersama. Watak bangsa rapuh dan watak manusia Indonesia mudah goyah. Saya kira jumlah orang yang jujur masih cukup banyak di Indonesia, tetapi mereka tidak berdaya menghadapi kelompok kecil manusia Indonesia yang korup, yang mempunyai kekuasaan atau membonceng pada kekuasaan. Ungkapan character building kini sudah klise kosong, nyaris tidak bermakna. Diucapkan para politisi, birokrat pendidikan, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6 pemimpin organisasi pendidikan, ungkapan ini tidak meninggalkan bekas apa-apa”. (http://www.kompas.co.id/) Mochtar Buchori (2007) melanjutkan, “Jadi apa yang salah dengan pendidikan karakter kita? Banyak sekali! “Pendidikan watak” diformulasikan menjadi pelajaran agama, pelajaran kewarganegaraan, atau pelajaran budi pekerti, yang program utamanya ialah pengenalan nilai-nilai secara kognitif semata. Palingpaling mendalam sedikit sampai ke penghayatan nilai secara afektif. Padahal pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata”. Pelaksaanaan pendidikan karakter di SMP saat ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Selain hanya berhenti dalam tataran kognitif, muatan nilai-nilai karakter yang diintegrasikan ke berbagai mata pelajaran sifatnya hanya “tempelan” semata. Nilai-nilai karakter sekedar di tulis di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tanpa menampakkan konkritisasinya dalam proses pembelajaran. Pada kenyataannya, sebagian besar guru mata pelajaran yang memiliki peranan dalam pendidikan karakter memiliki keterbatasan kemampuan mendeskripsikan, mengaktualisasikan, dan mensosialisasikan tugas ini. Kesulitan-kesulitan seperti ini tentu menjadi masalah tersendiri dalam pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah. Pada sisi lain, kehadiran dan peran Guru BK yang secara khusus dibekali keterampilan menginternalisasikan nilai-nilai karakter, kurang menunjukkan keterlibatan yang besar. Hal ini nampak pada sebagian besar SMP yang belum mendapatkan jam layanan klasikal. Guru BK mengalami kesulitan untuk bertemu secara langsung dengan peserta didik. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7 C. Fokus Penelitian Melihat berbagai bentuk permasalahan yang ditampilkan pada latar belakang dan identifikasi masalah diatas, menjadi penting bahwa sistem pendidikan karakter perlu terus-menerus dikaji secara lebih mendalam, khususnya dalam penerapan kurikulum 2013. Oleh karena itu, penelitian ini memfokuskan kajian evaluatif pada keterlaksanaan dan hambatan-hambatan pendidikan karakter terintegrasi di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Sebuah studi evaluasi mengenai kebijakan pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi yang diberlakukan oleh pemerintah untuk SMP. D. Rumusan Masalah Masalah utama yang diharapkan terpecahkan melalui penelitian ini, diformulasikan secara spesifik menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran umum keadaan SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta terkait dengan pendidikan karakter terintegrasi? 2. Bagaimana perencanaan pendidikan karakter terntegrasi di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta? 3. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta? 4. Bagaimana pelaksanaan pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam mata pelajaran dan pembelajaran di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta? PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8 5. Bagaimana pelaksanaan pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam manajemen sekolah di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta? 6. Bagaimana pelaksanaan pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam muatan lokal di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta? 7. Bagaimana pelaksanaan pengintegrasian nilai-nilai karakter melalui kegiatan pengembangan diri di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta? 8. Bagaimana pelaksanaan supervisi, monitoring, dan evaluasi keberhasilan pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta? 9. Metode pembelajaran apa sajakah yang digunakan para guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta? 10. Teknik dan instrumen penilaian apa sajakah yang digunkan para guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta? 11. Faktor apa sajakah yang menghambat pelaksanaan pendidikan karakter pada kurikulum 2013 di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta? 12. Usaha-usaha apa sajakah yang dilakukan sekolah untuk mengatasi hambatan-hambatan pelaksanaan pendidikan karakter? E. Tujuan Penelitian Berikut ini merupakan beberapa tujuan yang didasarkan pada masalah yang ingin peneliti pecahkan, yaitu: 1. Memperoleh gambaran umum keadaan SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta terkait dengan pendidikan karakter terintegrasi. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9 2. Mengetahui perencanaan pendidikan karakter terintegrasi di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. 3. Diperolehnya data kualitatif mengenai pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. 4. Diperolehnya data kualitatif mengenai pelaksanaan pengintegrasian nilainilai karakter dalam mata pelajaran dan pembelajaran di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. 5. Diperolehnya data kualitatif mengenai pelaksanaan pengintegrasian nilainilai karakter dalam manajemen sekolah di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. 6. Diperolehnya data kualitatif mengenai pelaksanaan pengintegrasian nilainilai karakter dalam muatan lokal di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. 7. Diperolehnya data kualitatif mengenai pelaksanaan pengintegrasian nilainilai karakter melalui kegiatan pengembangan diri di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. 8. Mengetahui pelaksanaan supervisi, monitoring, dan evaluasi keberhasilan pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. 9. Mengetahui metode-metode pembelajaran yang digunakan para guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. 10. Mengetahui teknik dan instrumen penilaian yang digunkan para guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10 11. Mengetahui faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan pendidikan karakter pada kurikulum 2013 di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. 12. Mengetahui usaha-usaha yang dilakukan sekolah untuk mengatasi hambatan-hambatan pelaksanaan pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini memberikan sumbangan pengetahuan, khususnya dalam bidang penerapan bimbingan dan konseling terkait peran guru BK dalam pelaksanaan pendidikan karakter, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya pada kajian yang sama tetapi pada ruang lingkup yang lebih luas dan mendalam. 2. Manfaat Praktis a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi sumber inspirasi dan bahan evaluatif untuk membenahi atau menata ulang kebijakan pelaksanaan pendidikan karakter secara komprehensif, terpadu, dan tepat sasaran. b. Bagi guru pendidik karakter (Guru BK dan guru mata pelajaran) di SMP, hasil penelitian ini dapat menjadi pemahaman baru dan refleksi mendalam bagi sekolah, agar seluruh anggota sekolah dapat mengaplikasikan pendidikan karakter secara tepat dan berdaya guna mencerdaskan peserta didik. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11 c. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu menumbuhkan kerja sama kemitraan profesional kolaborasi semua guru dalam mengembangkan, melaksanakan, dan mengevaluasi program pendidikan karakter yang reintegrasi dengan pembelajaran. d. Bagi lembaga pendidikan konselor sekolah, prosedur dan hasil penelitian pengembangan ini dapat digunakan sebagai bahan referensi alternatif untuk mengembangkan konsep bimbingan dan konseling karakter, pengembangan kurikulum program studi BK, kajian pendidikan karakter, dan terapan ilmu bimbingan dan konseling dalam optimalisasi pendidikan karakter di sekolah, khususnya di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. e. Bagi Penulis 1) Penulis memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru mengenai pelaksanaan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaborasi dengan model pembelajaran kontekstual, mengkaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. 2) Sebagai calon guru BK, penulis mendapat pengalaman dan keterampilan baru untuk semakin peka melihat dan mengkaji permasalahan konkrit yang sedang terjadi di sekitar dan mampu mengembangkan secara ilmiah di kemudian hari. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12 3) Penulis mendapat kesempatan pembelajaran dan mengalami praktik langsung melakukan prosedur penelitian dan pengembangan secara ilmiah. G. Batasan Istilah 1. Karakter Karakter dalam penelitian ini merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. 2. Pendidikan karakter Pendidikan karakter yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi pribadi yang utuh dan berdaya guna. 3. Pendidikan Karakter Terintegrasi Pendidikan karakter terintegrasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penanaman nilai-nilai karakter dalam tiga hal pokok, yaitu kegiatan pembelajaran siswa, manajemen sekolah, dan kegiatan pengembangan diri. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13 4. Keterlaksanaan Pendidikan Karakter Keterlaksanaan pendidikan karakter yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sistem pelaksanaan penanaman nilai-nilai karakter kepada seluruh warga sekolah melalui kegiatan pembelajaran siswa, manajemen sekolah, dan kegiatan pengembangan diri siswa. 5. Hambatan-hambatan Pendidikan Karakter Terintegrasi Hambatan-hambatan pendidikan karakter terintegrasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hambatan-hambatan yang dialami oleh para pelaku pendidik karakter di sekola, yaitu kepala sekolah dan guru. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini memaparkan kajian teori, kajian penelitian yang relevan, dan kerangka pikir. Ketiga sub-bagian tersebut merupakan bagian-bagian dari kajian pustaka yang berisikan teori-teori pendukung dan penelitan relevan yang diperoleh dari berbagai sumber dan jurnal ilmah. Setiap pengertian dan penjabaran didasarkan pada pemahaman logis, ilmiah, dan dapat dipertanggungjawabkan. Masing-masing sub-bagian akan dijabarkan secara singkat, padat, dan komprehensif. Berikut merupakan penjabaran dari masing-masing sub-bagian. A. Hakikat Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP 1. Pengertian Karakter Menurut Thomas Lickona (1992:22), karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral. Sifat alami itu dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati orang lain, dan karakter mulia lainnya. Pengertian yang dikemukakan Lickona ini, mirip dengan apa yang diungkapkan oleh Aristoteles, bahwa karakter itu erat kaitannya dengan “habit” atau kebiasaan yang terus menerus dilakukan. Menurut Suyanto (2010), karakter adalah cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat 13 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14 keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang dibuatnya. Menurut Pusat Bahasa Depdiknas (dalam Suyanto, 2010), karakter adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak. Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara, serta dunia internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi, dan motivasinya (perasaannya). Menurut Kemendiknas (2010), karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Karakter ini akan menjadikan seseorang memiliki kekhasan yang berbeda dengan yang lainnya. Dari berbagai definisi yang diuraikan di atas, karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral; cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara; dan merupakan sebuah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15 pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Beberapa definisi sebagaimana diuraikan memang memiliki sudut pandang yang berbeda pula. Meski demikian, dari berbagai definisi itu terdapat kesamaan bahwa karakter itu mengenai sesuatu yang ada dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut disifati. 2. Pengertian Pendidikan Karakter Menurut Thomas Lickona (1992), pendidikan karakter merupakan pendidikan yang menekankan tiga hal dalam mendidik, yaitu knowing, loving, and acting the good. Menurutnya keberhasilan pendidikan karakter dimulai dengan pemahaman karakter yang baik, mencintainya, dan pelaksanaan atau peneladanan atas karakter baik itu. Menurut Suyanto (2010), Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif. Menurut Kemendiknas (2010), pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada peserta didik, sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16 dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif, dan kreatif. Berdasarkan grand design yang dikembangkan Kemendiknas (2010), secara psikologis dan sosial kultural pembentukan karakter dalam diri individu merupakan fungsi dari seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik) dalam konteks interaksi sosial kultural (dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dapat dikelompokan dalam: Olah Hati (Spiritual and emotional), Olah Pikir (Intellectual development), Olah Raga dan Kinestetik (Physical and kinesthetic development), dan Olah Rasa Karsa (Affective and Creativity development) yang secara diagramatik dapat di gambarkan sebagai berikut. OLAH PIKIR Cerdas OLAH RAGA (KINESTETIK) Bersih, Sehat, Menarik OLAH HATI Jujur Bertanggung Jawab OLAH RASA DAN KARSA Peduli dan Kreatif Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditegaskan bahwa pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk menanamkan nilai-nilai perilaku PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17 peserta didik yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangasaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. 3. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter di SMP Suyanto (2010; 9), menegaskan bahwa keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui terutama melalui pencapaian butirbutir Standar Kompetensi Lulusan oleh peserta didik yang meliputi sebagai berikut: (1) Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja; (2) Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri; (3) Menunjukkan sikap percaya diri; (4) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas; (5) Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional; (6) Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif; (7) Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif; (8) Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya; (9) Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari; (10) Mendeskripsikan gejala alam dan sosial; (11) Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab; (12) Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia; (13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18 Menghargai karya seni dan budaya nasional; (14) Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya; (15) Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik; (16) Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun; (17) Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat; Menghargai adanya perbedaan pendapat; (18) Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana; (19) Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana; (20) Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah; (21) Memiliki jiwa kewirausahaan. Pada tataran sekolah, kriteria pencapaian pendidikan karakter adalah terbentuknya budaya sekolah. Budaya sekolah yang dimaksud yaitu perilaku keseharian, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah yang harus berlandaskan pada nilai-nilai tersebut. 4. Dasar Hukum Pembinaan Pendidikan Karakter Suyanto (2010; 10), menunjukkan bahwa dasar hukum dalam pembinaan pendidikan karakter antara lain: (1) Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen; (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; (3) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan; (4) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19 Pendidikan; (5) Permendiknas No 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan; (6) Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi (7) Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan; (8) Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional 2010-2014; (9) Renstra Kemendiknas Tahun 2010-2014; (10) Renstra Direktorat Pembinaan SMP Tahun 2010 – 2014. 5. Nilai-nilai Karakter untuk SMP Pada tingkat SMP dipilih 20 nilai karakter utama yang disarikan dari butir-butir SKL SMP (Permendiknas no. 23 tahun 2006) dan SK/KD (Permendiknas no. 22 tahun 2006). Berikut ini adalah daftar 20 nilai utama yang dimaksud dan diskripsi singkatnya. a. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan (religius). Pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan ajaran agamanya. b. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri 1) Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain. 2) Bertanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20 terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. 3) Bergaya hidup sehat Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. 4) Disiplin Tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 5) Kerja keras Perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar atau pekerjaan) dengan sebaik-baiknya. 6) Percaya diri Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya. 7) Berjiwa wirausaha Sikap dan perilaku mandiri dan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21 8) Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif Berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki. 9) Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. 10) Ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. 11) Cinta ilmu Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan. c. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama 1) Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik atau hak diri sendiri dan orang lain serta tugas atau kewajiban diri sendiri serta orang lain. 2) Patuh pada aturan-aturan sosial Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan umum. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22 3) Menghargai karya dan prestasi orang lain Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, dan menghormati keberhasilan orang lain. 4) Santun Sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang. 5) Demokratis Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. d. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. e. Nilai kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23 1) Nasionalis Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya. 2) Menghargai keberagaman Sikap memberikan respek atau hormat terhadap berbagai macam hal, baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku, dan agama. 6. Urgenitas Pendidikan Karakter di SMP Trend global yang menyeruak di penghujung abad 20 dan perlu disikapi oleh kalangan pendidik adalah menguatnya isu atau gerakan demokratisasi, hak asasi manusia, kesadaran ekologi, pluralisme agama dan budaya, globalisasi dan pasar bebas, serta ancaman bahaya-bahaya pola pikir-sikap-tindak, liberalistik-kapitalistik-materialistik, dan konsumtif-hedonistik yang mendikte kehidupan bermasyarakat (Waras Kamdi, 2005). Sementara itu, pada awal abad 21 ini muncul kesadaran reflektif berbagai pihak untuk melakukan koreksi terhadap kesalahankesalahan dalam dunia pendidikan. Munculnya kesadaran ini telah menandai babak baru kebangkitan pendidikan yang lebih manusiawi dan berkarakter. Pendidikan karakter menjadi sebuah kebutuhan dan pilihan untuk mengantarkan bangsa ini ke arah kehidupan yang nyaman dan lebih tenteram. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24 Saat ini pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional tengah menggalakkan kembali pembangunan karakter bangsa. Undangundang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, sejatinya telah mengamanatkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Suyanto, 2010). Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No.20, 2003). Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang, termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Pengembangan manusia sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional tersebut menunjuk pada pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun, menghargai nilai-nilai kemanusiaan, dan mampu berinteraksi dengan masyarakat. Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000), ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25 kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan. 7. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter Suyanto (2010; 23), menegaskan bahwa pendidikan karakter harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: (1) Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter; (2) Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku; (3) Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun karakter; (4) Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian; (5) Memberi kesempatan kpeada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang baik; (6) Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses; (7) Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik; (8) Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama; (9) Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter; (10) Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26 karakter; (11) Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi 8. Kebutuhan Pengembangan Pendidikan Karakter di SMP Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan pada Pasal 17 Ayat (3) menyebutkan bahwa pendidikan dasar, termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang (a) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; (b) berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; (c) sehat, mandiri, dan percaya diri; (d) toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggungjawab. Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa tujuan pendidikan di setiap jenjang, termasuk SMP sangat berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik. Menyadari pentingnya karakter, dewasa ini banyak pihak menuntut peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan pendidikan karakter pada lembaga pendidikan formal. Tuntutan tersebut didasarkan pada fenomena sosial yang berkembang, yakni meningkatnya kenakalan remaja dalam masyarakat, seperti perkelahian massal, premanisme, tindak kekerasan, penipuan, pencurian, dan berbagai kasus dekadensi moral lainnya. Bahkan di kota-kota besar tertentu, gejala tersebut telah sampai pada taraf yang sangat meresahkan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan formal sebagai wadah resmi pembinaan generasi muda diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pembentukan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27 kepribadian peserta didik melalui peningkatan intensitas dan kualitas pendidikan karakter. 9. Tujuan Pendidikan Karakter di SMP Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik SMP mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari (Suyanto, 2010). Jika dicermati secara jeli, terdapat tautan yang saling mutual antara tujuan-tujuan pendidikan karakter dengan tujuan-tujuan pelayanan bimbingan (dan konseling) di sekolah. Mengingat bimbingan merupakan bagian integral dalam pendidikan, maka tujuan pelaksanaan bimbingan merupakan bagian tak terpisahkan dari tujuan pendidikan tingkat nasional maupun tujuan pendidikan dasar (SD dan SMP). Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling berfokus pada pengembangan nilainilai kehidupan (karakter) peserta didik sebagai pribadi, sekurangkurangnya mencakup upaya untuk: (1) memperkuat dasar keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) membiasakan diri untuk berperilaku yang baik, (3) memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar, (4) memelihara kesehatan jasmani dan rohani, (5) menanamkan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28 kesadaran berbudaya belajar dan melatih kemampuan untuk terampil belajar, dan (6) membentuk kepribadian yang mantap dan mandiri (Suyanto, 2010). Pengembangan sebagai anggota masyarakat mencakup upaya untuk: (1) memperkuat kesadaran hidup beragama dan toleransi keberagamaan dalam masyarakat, (2) menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam lingkungan hidup, dan (3) memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat. Pengembangan sebagai warga negara mencakup upaya untuk: (1) mengembangkan perhatian dan pengetahuan menyangkut hak dan kewajiban sebagai warga negara RI, (2) menanamkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa dan negara, (3) memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk berperan serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pengembangan sebagai umat manusia mencakup upaya untuk: (1) meningkatkan harga diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat, (2) meningkatkan kesadaran tentang HAM, (3) memberi pengertian tentang ketertiban dunia, (4) meningkatkan kesadaran tentang pentingnya persahabatan antarbangsa, dan (5) mempersiapkan peserta didik untuk menguasai isi kurikulum (Ahman, 1998). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29 B. Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP 1. Pendidikan Karakter Secara Terpadu di SMP Suyanto (2010; 24) menegaskan bahwa pendidikan karakter secara terpadu di SMP dilaksanakan melalui proses pembelajaran, manajemen sekolah, dan kegiatan pembinaan kesiswaan. Berikut merupakan uraian dari tiga hal tersebut. a) Pendidikan karakter secara terpadu dalam pembelajaran Pendidikan karakter secara terpadu di dalam pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai, diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasikan nilai-nilai dan menjadikannya perilaku. Dalam struktur kurikulum SMP, pada dasarnya setiap mata pelajaran memuat mater-materi yang berkaitan dengan karakter. Secara subtantif, setidaknya terdapat dua mata pelajaran yang terkait langsung dengan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia, yaitu pendidikan Agama dan pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Kedua PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30 mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran yang secara langsung (eksplisit) mengenalkan nilai-nilai, dan sampai taraf tertentu menjadikan peserta didik peduli dan menginternalisasi nilai-nilai. Integrasi pendidikan karakter pada mata mata-mata pelajaran di SMP mengarah pada internalisasi nilai-nilai di dalam tingkah laku seharihari melalui proses pembelajaran dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. b) Pendidikan karakter secara terpadu melalui manajemen sekolah Menurut H. Koontz & O’Donnel (Suyanto, 2010), manajemen berhubungan dengan pencapaian suatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang lain. Hampior senada dengan pendapat Siregar 1987 (dalam Panduan Pendidikan Karakter di SMP, 2010), menyatakan bahwa manajemen adalah proses yang membeda-bedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerkan pelaksanaan dan pengendalian, dengan memanfaatkan ilmu dan seni, agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Manajemen juga didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang memiliki tujuan bersama dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam manajemen terkandung pengertian pemanfaatan sumberdaya untuk tercapainya tujuan. Sumberdaya adalah unsurunsur dalam mnajemen, yaitu manusia (man), bahan (materials), mesin/peralatan (machines), metode/cara kerja (methods), modal uang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31 (money), informasi (information). Sumberdaya bersifat terbatas, sehingga tugas manajer adalah mengelola keterbatasan sumber daya secara efesien dan efektif agar tujuan tercapai. Proses manajemen adalah proses yang berlangsung terus menerus, dimulai dari membuat perencanaan dan pembuatan keputusan (planning), mengorganisasikan sumberdaya yang dimiliki (organizing), menerapkan kepemimpinan untuk menggerakan sumberdaya (actuating), melaksanakan pengendalian (controlling). Proses diatas sering disebut POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling). Dalam konteks dunia pendidikan yang dimaksud dengan manajemen pendidikan/sekolah adalah suatu proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan dalam upaya untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan itu sendiri. Sebagai suatu sistem pendidikan, maka dalam pendidikan karakter juga terdiri dari unsur-unsur pendidikan yang selanjutnya akan dikelola melalui bidang-bidang perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Unsur-unsur pendidikan karakter yang akan dikendalikan tersebut antara lain meliputi: (a) nilai-nilai karakter kompetensi lulusan, (b) muatan kurikulum nilai-nilai karkakter, (c) nilai-nilai karakter dalam pembelajaran, (d) nilai-nilai karakter pendidik dan tenaga kependidikan, (e) nilai-nilai karakter pembinaan kepesertadidikan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32 Beberapa contoh bentuk kegiatan pendidikan karakter yang terpadu dengan manajemen sekolah antara lain: (a) pelanggaran tata tertib yang berimplikasi pada pengurangan nilai dan hukuman/pembinaan, (b) penyedian tempat-tempat pembuangan sampah, (c) penyelenggaraan katin kejujuran, (d) penyediaan kotak saran, (e) penyediaan sarana ibadah dan pelaksanaan ibadah, (f) jabat tangan setiap pagi saat siswa memasuki gerbang sekolah, dan bentukbentuk kegiatan lainnya. c) Pendidikan karakter secara terpadu melalui kegiatan pembinaan kesiswaan Kegiatan pembinaan kesiswaan adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidikan dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Visi kegitan pembinaan kesiswaan adalah berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Misi kegiatan pembinaan kesiswaan adalah (1) menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka; (2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33 menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik mengekspresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok. Fungsi kegiatan pembinaan kesiswaan meliputi: a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan pembinaan kesiswaan untuk mengembangkan kemampuan dan kreatifitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat, dan minat mereka. b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan pembinaan siswa untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik. c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan pembinaan siswa untuk mengembangkan suasana rileks, menggembirrakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan. d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan pembinaan siswa untuk mengembangkankesiapan karir peserta didik. 2. Langkah Pendidikan Karakter di SMP Berikut merupakan langkah-langkah dalam pendidikan karakter di SMP, meliputi perencanaan, implementasi, evaluasi, dan tindak lanjut. a. Perencanaan Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam tahap penyusunan rancangan, antara lain: PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34 1) Mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat merealisasikan pendidika karakter, yaitu nilai-nilai/perilaku yang perlu dikuasai, dan direalisasikan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, program pendidikan karakter peserta didik direalisasikan dalam tiga kelompok kegiatan, yaitu (a) terpadu dengan pembelajaran pada mata pelajaran, (b) terpadu dengan pembelajaran pada manajemen sekolah, (c) terpadu melalui kegiatan pembinaan kesiswaan. 2) Mengembangkan materi pendidkan karakter untuk setiap jenis kegiatan di sekolah. 3) Mengembangkan rancangan pelaksanaan setiap kegiatan di sekolah (tujuan, materi, fasilitas, jadwal, pengajar/fasilitator, pendektatan pelaksanaan, evaluasi). 4) Menyediakan fasilitas pendukung pelaksanaan program pendidikan karakter di sekolah. Perencanaan kegiatan program pendidikan karakter di sekolah mengacu pada jenis-jenis kegiatan, yang setidaknya memuat unsurunsur tujuan, sasaran kegiatan, substansi kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan pihak-pihak yang terkait, mekanisme pelaksanaan, keorganisasian, waktu dan tempat, serta fasilitas pendukung. b. Implementasi 1) Pembentukan karakter yang terpadu dengan pembelajaran pada semua mata pelajaran PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35 Berbagai hal yang terkait dengan karakter (nilai-nilai, norma, iman dan ketaqwaab, dll) diimplementasikan dalam pembelajaran mata pelajaran-mata pelajaran yang terkait, seperti Agama, PKn, IPS, IPA, Penjas Orkes, dan lain-lainnya. Hal ini dimulai dengan pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara nyata oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. 2) Pembnentukan karakter yang terpadu dengan manajemen sekolah Berbagai hal yang terkait dengan karakter (nilai-nilai, norma, iman dan ketaqwaan, dll) diimplementasikan dalam aktivitas manajemen sekolah, seperti pengelolaan siswa, regulasi/peraturan sekolah, perpustakaan, pembelajaran, penilaian, dan informasi, serta pengelolaan lainnya. 3) Pembentukan karakter yang terpadu dengan kegiatan pembinaan kesiswaan. Beberapa kegiatan pembinaan kesiswaan yang memuat pembentukan karakter antara lain: 1. Olah raga (spak bola, bola voli, bulu tangkis, tenis meja, futsal, dll), 2. Keagamaan (baca tulis Al Qur’an, kajian hadis, ibadah, kebaktian, perayaan ekaristi/misa, dll), 3. Seni budaya (menari, menyanyi, melukis, teater, dll), 4. KIR, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36 5. Kepramukaan, 6. Latihan Dasar Kepemimpinan Peserta Didik (LDKS), 7. Palang Merah Remaja (PMR), 8. Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRA) 9. Kesehatan, dan lain-lainnya. c. Monitoring dan Evaluasi Monitoring merupakan serangkaian kegiatan untuk memantau proses pelaksanaan program pembinaan pendidikan karakter. Fokus kegiatan monitoring adalah pada kesesuaian proses pelaksanaan program pendidikan karakter berdasarkan tahapan atau prosedur yang telah ditetapkan. Evaluasi cenderung untuk mengetahui sejauhmana efektifitas program pendidikan karakter berdasarkan pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Hasil monitoring digunakan sebagai umpan balik untuk menyempurnakan proses pelaksanaan program pendidikan karakter. Monitoring dan evaluasi secara umum bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas program pembinaan pendidikan karakter sesuai dengan perencanaan yamg telah ditetapkan. Lebnih lanjut secara rinci tujuan monitoring dan evaluasi pembentukan karakter adalah sebagai berikut: 1) Melakukan pengamatan dan pembimbingan secara lansung keterlaksanaan program pendidikan karakter di sekolah. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37 2) Memperoleh gambaran mutu pendidikan karakter di sekolah secara umum. 3) Melihat kendala-kendala yang terjadi dalam pelakanaan program dan mengidentifikasi masalah yang ada, dan selanjutnya mencari solusi yang komprehensif agar program pendidikan karakter dapat tercapai. 4) Mengumpulkan dan menganalisis data yang ditemukan di lapangan untuk menyusun rekomendasi terkait perbaikan pelaksanaan program pendidikan karakter ke depan. 5) Memberikan masukan kepada pihak yang memerlukan untuk bahan pembinaan dan peningkatan kualitas program pembentukan karakter. 6) Mengetahui tingkat keberhasilan implementasi program pembinaan pendidikan karakter di sekolah. d. Tindak lanjut Hasil monitoring dan evalusi dari implementasi program pembinaan pendidikan karakter digunakan sebagai acuan untuk menyempurnakan program, mekanisme pelaksanaan, dukungan fasilitas, sumber daya manusia, dan manajemen sekalah yang terkait dengan implementasi program. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38 3. Perencanaan Pembelajaran Terntegrasi Pendidikan Karakter di SMP Pada tahap ini silabus, RPP, dan bahan ajar disusun. Baik silabus, RPP, dan bahan ajar dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya memfasilitasi/berwawasan pendidikan karakter. Cara yang mudah untuk membuat silabus, RPP, dan bahan ajar yang berwawasan pendidikan karakter adalah dengan mengadaptasi silabus, RPP, dan bahan ajar menambahkan/mengadaptasi yang kegiatan telah dibuat/ada pembelajaran yang dengan bersifat memfasilitasi dikenalnya nilai-nilai, disadarinya pentingnya nilai-nilai, dan diinternalisasinya nilai-nilai. Berikut adalah contoh model silabus, RPP, dan bahan ajar yang telah mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalamnya. a. Silabus Silabus dikembangkan dengan rujukan utama Standar Isi (Permendiknas nomor 22 tahun 2006). Silabus memuat SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dirumuskan di dalam silabus pada dasarnya ditujukan untuk memfasilitasi peserta didik menguasai SK/KD. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Agar juga memfasilitasi terjadinya pembelajaran 39 yang membantu peserta didik mengembangkan karakter, setidak-tidaknya perlu dilakukan perubahan pada tiga komponen silabus berikut: (1) penambahan dan/atau modifikasi kegiatan pembelajaran sehingga ada kegiatan pembelajaran yang mengembangkan karakter, (2) penambahan dan/atau modifikasi indikator pencapaian sehingga ada indikator yang terkait dengan pencapaian peserta didik dalam hal karakter, (3) penambahan dan/atau modifikasi teknik penilaian sehingga ada teknik penilaian yang dapat mengembangkan dan/atau mengukur perkembangan karakter. Penambahan dan/atau adaptasi kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, dan teknik penilaian harus memperhatikan kesesuaiannya dengan SK dan KD yang harus dicapai oleh peserta didik. Kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, dan teknik penilaian yang ditambahkan dan/atau hasil modifikasi tersebut harus bersifat lebih memperkuat pencapaian SK dan KD tetapi sekaligus mengembangkan karakter. b. RPP RPP disusun berdasarkan silabus yang telah dikembangkan oleh sekolah. RPP secara umum tersusun atas SK, KD, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkahlangkah pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian. Seperti yang terumuskan pada silabus, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI metode pembelajaran, 40 langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian yang dikembangkan di dalam RPP pada dasarnya dipilih untuk menciptakan proses pembelajaran untuk mencapai SK dan KD. Oleh karena itu, agar RPP memberi petunjuk pada guru dalam menciptakan pembelajaran yang berwawasan pada pengembangan karakter, RPP tersebut perlu diadaptasi. Seperti pada adaptasi terhadap silabus, adaptasi yang dimaksud antara lain meliputi: (1) Penambahan dan/atau modifikasi kegiatan pembelajaran sehingga ada kegiatan pembelajaran yang mengembangkan karakter, (2) Penambahan dan/atau modifikasi indikator pencapaian sehingga ada indikator yang terkait dengan pencapaian peserta didik dalam hal karakter, (3) Penambahan dan/atau modifikasi teknik penilaian sehingga ada teknik penilaian yang dapat mengembangkan dan/atau mengukur perkembangan karakter. c. Bahan/buku ajar Bahan/buku ajar merupakan komponen pembelajaran yang paling berpengaruh terhadap apa yang sesungguhnya terjadi pada proses pembelajaran. Banyak guru yang mengajar dengan sematamata mengikuti urutan penyajian dan kegiatan-kegiatan pembelajaran (task) yang telah dirancang oleh penulis buku ajar, tanpa melakukan adaptasi yang berarti. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41 Melalui program Buku Sekolah Elektronik atau buku murah, dewasa ini pemerintah telah membeli hak cipta sejumlah buku ajar dari hampir semua mata pelajaran yang telah memenuhi kelayakan pemakaian berdasarkan penilaian BSNP dari para penulis/penerbit. Guru wajib menggunakan buku-buku tersebut dalam proses pembelajaran. Untuk membantu sekolah mengadakan buku-buku tersebut, pemerintah telah memberikan dana buku teks kepada sekolah melalui dana BOS. Walaupun buku-buku tersebut telah memenuhi sejumlah kriteria kelayakan - yaitu kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan grafika – bahan-bahan ajar tersebut masih belum secara memadai mengintegrasikan pendidikan karakter di dalamnya. Apabila guru sekedar mengikuti atau melaksanakan pembelajaran dengan berpatokan pada kegiatan-kegiatan pembelajaran pada buku-buku tersebut, pendidikan karakter secara memadai belum berjalan. Oleh karena itu, sejalan dengan apa yang telah dirancang pada silabus dan RPP yang berwawasan pendidikan karakter, bahan ajar perlu diadaptasi. Adaptasi yang paling mungkin dilaksanakan oleh guru adalah dengan cara menambah kegiatan pembelajaran yang sekaligus dapat mengembangkan karakter. Cara lainnya adalah dengan mengadaptasi atau mengubah kegiatan belajar pada buku ajar yang dipakai. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 42 Sebuah kegiatan belajar (task), baik secara eksplisit atau implisit terbentuk atas enam komponen. Komponen-komponen yang dimaksud adalah: (1) tujuan, (2) input, (3) aktivitas, (4) pengaturan (setting), (5) peran guru, (6) peran peserta didik.Dengan demikian, perubahan/adaptasi kegiatan belajar yang dimaksud menyangkut perubahan pada komponen-komponen tersebut. Secara umum, kegiatan belajar yang potensial dapat mengembangkan karakter peserta didik memenuhi prinsip-prinsip atau kriteria berikut. 1) Tujuan Dalam hal tujuan, kegiatan belajar yang menanamkan nilai adalah apabila tujuan kegiatan tersebut tidak hanya berorientasi pada pengetahuan, tetapi juga sikap. Oleh karenanya, guru perlu menambah orientasi tujuan setiap atau sejumlah kegiatan belajar dengan pencapaian sikap atau nilai tertentu, misalnya kejujuran, rasa percaya diri, kerja keras, saling menghargai, dan sebagainya. 2) Input Input dapat didefinisikan sebagai bahan/rujukan sebagai titik tolak dilaksanakannya aktivitas belajar oleh peserta didik. Input tersebut dapat berupa teks lisan maupun tertulis, grafik, diagram, gambar, model, charta, benda sesungguhnya, film, dan sebagainya. Input yang dapat memperkenalkan nilai-nilai adalah yang tidak hanya menyajikan materi/pengetahuan, tetapi yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI juga menguraikan nilai-nilai yang terkait 43 dengan materi/pengetahuan tersebut. 3) Aktivitas Aktivitas belajar adalah apa yang dilakukan oleh peserta didik (bersama dan/atau tanpa guru) dengan input belajar untuk mencapai tujuan belajar. Aktivitas belajar yang dapat membantu peserta didik menginternalisasi nilai-nilai adalah aktivitasaktivitas yang antara lain mendorong terjadinya autonomous learning dan bersifat learner-centered. Pembelajaran yang memfasilitasi autonomous learning dan berpusat pada siswa secara otomatis akan membantu siswa memperoleh banyak nilai. Contoh-contoh aktivitas belajar yang memiliki sifat-sifat demikian antara lain diskusi, eksperimen, pengamatan/observasi, debat, presentasi oleh siswa, dan mengerjakan proyek. 4) Pengaturan (Setting) Pengaturan (setting) pembelajaran berkaitan dengan kapan dan di mana kegiatan dilaksanakan, berapa lama, apakah secara individu, berpasangan, atau dalam kelompok. Masing-masing setting berimplikasi terhadap nilai-nilai yang terdidik. Setting waktu penyelesaian tugas yang pendek (sedikit), misalnya akan menjadikan peserta didik terbiasa kerja dengan cepat sehingga menghargai waktu dengan baik. Sementara itu kerja kelompok PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44 dapat menjadikan siswa memperoleh kemampuan bekerjasama, saling menghargai, dan lain-lain. 5) Peran guru Peran guru dalam kegiatan belajar pada buku ajar biasanya tidak dinyatakan secara eksplisit. Pernyataan eksplisit peran guru pada umumnya ditulis pada buku petunjuk guru. Karena cenderung dinyatakan secara implisit, guru perlu melakukan inferensi terhadap peran guru pada kebanyakan kegiatan pembelajaran apabila buku guru tidak tersedia. Peran guru yang memfasilitasi diinternalisasinya nilai-nilai oleh siswa antara lain guru sebagai fasilitator, motivator, partisipan, dan pemberi umpan balik. Mengutip ajaran Ki Hajar Dewantara, guru yang dengan efektif dan efisien mengembangkan karakter siswa adalah mereka yang ing ngarsa sung tuladha (di depan guru berperan sebagai teladan/memberi contoh), ing madya mangun karsa (di tengah-tengah peserta didik guru membangun prakarsa dan bekerja sama dengan mereka), tut wuri handayani (di belakang guru memberi daya semangat dan dorongan bagi peserta didik). 6) Peran peserta didik Seperti halnya dengan peran guru dalam kegiatan belajar pada buku ajar, peran siswa biasanya tidak dinyatakan secara eksplisit juga. Pernyataan eksplisit peran siswa pada umumnya PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45 ditulis pada buku petunjuk guru. Karena cenderung dinyatakan secara implisit, guru perlu melakukan inferensi terhadap peran siswa pada kebanyakan kegiatan pembelajaran. Agar peserta didik terfasilitasi dalam mengenal, menjadi peduli, dan menginternalisasi karakter, peserta didik harus diberi peran aktif dalam pembelajaran. Peran-peran tersebut antara lain sebagai partisipan diskusi, pelaku eksperimen, penyaji hasilhasil diskusi dan eksperimen, pelaksana proyek, dsb. 4. Kegiatan Pengembangan Diri Terintegrasi Pendidikan Karakter Kegiatan pembinaan kesiswaan merupakan bagian dari proses pendidikan karakter di sekolah dan peningkatan mutu pendidikan. Kegiatan pembinaan kesiswaan dirancang dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang memperkuat penguasaan kompetensi dan memperkaya pengalaman belajar peserta didik dengan tetap membentuk nilai-nilai yang sesuai dengan karakter bangsa. Dengan demikian, pembinaan kesiswaan di SMP perlu didukung oleh sumber daya yang relevan dengan situasi dan kondisi sekolah serta perkembangan peserta didik. Artinya, pembinaan kesiswaan dalam rangka membentuk karakter akan sangat bergantung kepada faktor-faktor seperti: (a) pemahaman pendidik terhadap kondisi obyektif peserta didik; (b) tingkat penguasaan kompetensi pendidik; (c) tujuan yang akan dicapai; (d) proses pelaksanaan yang direncanakan; (e) materi kegiatan yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46 dikembangkan; dan (f) dukungan kelembagaan sekolah, baik berupa tenaga, dana, maupun sarana/prasarana pembinaan karakter. Bagian berikut akan mendiskusikan implementasi pendidikan karakter melalui pembinaan kesiswaan dengan berbagai kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh sekolah. a. Pembinaan Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia sebagai karsa sila pertama Pancasila tidak dapat terwujud secara tiba-tiba. Manusia yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia akan terbentuk melalui proses kehidupan, terutama melalui proses pendidikan, khususnya kehidupan beragama dan pendidikan agama. Proses pendidikan ini terjadi dan berlangsung seumur hidup baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun di masyarakat. Melalui proses pendidikan, setiap warga negara Indonesia dibina dan ditingkatkan keimanan dan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulianya. Dengan demikian, meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan berakhlak mulia, sebagai salah satu unsur tujuan pendidikan nasional mempunyai makna dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang kita dambakan. Upaya pendidikan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, memberikan makna perlunya pengembangan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47 seluruh dimensi aspek kepribadian secara serasi, selaras, dan seimbang. Konsep manusia seutuhnya harus dipandang memiliki unsur jasad, akal, dan kalbu serta aspek kehidupannya sebagai makhluk individu, sosial, susila, dan agama. Kesemuanya harus berada dalam kesatuan integralistik yang bulat. Pendidikan agama perlu diarahkan untuk mengembangkan iman, akhlak, hati nurani, budi pekerti serta aspek kecerdasan dan keterampilan sehingga terwujud keseimbangan. Dengan demikian, pendidikan agama secara langsung akan mampu memberikan kontribusi terhadap seluruh dimensi perkembangan manusia. Tujuan dari pembinaan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah: 1) Memberikan pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman melaksanakan pembiasaan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari-hari, 2) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia, 3) Menanamkan akhlak mulia kepada peserta didik melalui kegiatan pembiasaan positif, 4) Mengamalkan nilai-nilai ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah, di rumah maupun di masyarakat. Contoh Kegiatan Pembinaan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 adalah: 1) Melaksanakan peribadatan sesuai dengan ketentuan agama masing-masing, 2) Memperingati hari hari besar keagamaan , PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 48 3) Melaksanakan perbuatan amaliah sesuai dengan norma agama, 4. Membina toleransi kehidupan antar umat beragama, 5) Mengadakan kegiatan lomba yang bernuansa kegamaan, 6) Mengembangkan dan memberdayakan kegiatan keagamaan di sekolah. Adapun nilai karakter yang dibentuk dengan berbagai contoh kegiatan di atas adalah nilai “religius‟ (misalnya iman, takwa, tawakkal, sabar, ikhlas). b. Masa Orientasi Siswa (MOS) Hari-hari pertama masuk sekolah merupakan bagian dari hari efektif belajar yang perlu diarahkan dan diisi kegiatan yang bermanfaat, namun tetap dalam suasana gembira dan menyenangkan serta bernilai positif bagi segenap warga sekolah. Kegiatan hari-hari pertama masuk sekolah ini diberi nama Masa Orientasi Siswa (MOS). MOS merupakan serangkaian kegiatan pertama masuk sekolah pada setiap awal tahun pelajaran baru yang berlangsung selama 3 hari. Penyelenggaraan MOS di setiap wilayah, dapat direncanakan dan diatur sesuai dengan kondisi dan situasi sekolah masing-masing. Fungsi Masa Orientasi Siswa untuk Sekolah Menengah Pertama adalah sebagai berikut: 1) Mempersiapkan siswa sebagai warga sekolah yang baik melalui pengenalan sekolah dan lingkungannya, serta peraturan yang berlaku di sekolah. Selanjutnya diharapkan siswa dapat bersikap dan bertingkah laku PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 49 sesuai dengan nilai-nilai luhur dan dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik, 2) Meningkatkan pemahaman dan partisipasi siswa dalam mendukung terwujudnya sekolah sebagai lingkungan pendidikan, yakni sebagai tempat proses pembudayaan kehidupan, meningkatkan dan melaksanakan prinsip-prinsip 7 K (Keamanan, Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan, Kerindangan dan Keselamatan/Kesehatan), sehingga memiliki rasa bangga dan senang menjaga nama baik sekolahnya. Tujuan umum kegiatan Masa Orientasi Siswa adalah agar para siswa baru lebih mengenal kehidupan lingkungan sekolah, dapat segera menyatu dengan warga sekolah, mengetahui hak dan kewajiban sebagai warga sekolah, sehingga siswa lebih cepat beradaptasi dengan kegiatan belajar mengajar, serta mampu berperan aktif dan bertanggung jawab dalam kehidupan di sekolah. Secara khusus tujuan kegiatan MOS yaitu sebagai berikut: 1) Membantu siswa baru mengenal lingkungan sekolah secara mendalam dan lebih dekat, sehingga tercipta suasana edukatif dan kondusif; 2) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa tentang tatakrama dan tata tertib yang berlaku di sekolah, khususnya pengertian, ruang lingkup tatakrama serta pentingnya menghargai dan menghormati sesama manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial; 3) Agar siswa mengenal, memahami dan melaksanakan program studi di sekolah, khususnya cara PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI belajar yang baik, matrikulasi (bridging course), 50 dapat memanfaatkan perpustakaan dan laboratorium, serta mampu menyusun dan melaksanakan program belajar atau jadwal belajar; 4) Menumbuhkembangkan jiwa kepemimpinan yang demokratis; dan 5) Memotivasi siswa baru agar merasa bangga dan merasa memiliki terhadap sekolahnya sehingga tumbuh rasa tanggung jawab untuk menjaga, merawat serta menjaga nama baik sekolah. Contoh-contoh kegiatan yang dilaksanakan selama MOS diantaranya: 1) pertemuan perkenalan dengan kepala sekolah, guru, pegawai, pengurus OSIS; 2) pengenalan dan observasi terhadap sarana dan prasarana sekolah; 3) pengenalan terhadap sistem pembelajaran dan pembinaan kesiswaan di sekolah; 4) pengenalan terhadap kalender akademik sekolah; 5) Pengenalan terhadap peraturan dan tata tertib sekolah; 6) unjuk keberanian siswa baru dalam bidang sains, olah raga, seni dan bahasa; Adapun nilai-nilai karakter yang dapat dibina melalui kegiatan Masa Orientasi Siswa diantaranya adalah percaya diri, patuh pada aturan-aturan sosial, disiplin, bertanggungjawab, cinta ilmu, santun, sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain. c. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) adalah satu-satunya organisasi siswa yang ada di sekolah. OSIS di suatu sekolah tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51 dan tidak menjadi bagian/alat dari organisasi lain yang ada di luar sekolah. OSIS sebagai suatu sistem merupakan tempat siswa bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. OSIS juga sebagai kumpulan siswa yang mengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan suatu organisasi untuk mencapai tujuan. Sebagai salah satu upaya pembinaan kesiswaan, OSIS berperan sebagai wadah, penggerak/motivator, dan bersifat preventif. 1) Sebagai Wadah Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan satu-satunya wadah kegiatan siswa di sekolah. Oleh sebab itu, OSIS dalam mewujudkan fungsinya sebagai wadah harus melakukan upayaupaya bersama dengan kegiatan lain, misalnya dalam kegiatan latihan kepemimpinan siswa. Tanpa saling bekerjasama dengan kegiatan lain, peranan OSIS sebagai wadah kegiatan kesiswaan tidak akan berlangsung. 2) Sebagai penggerak/motivator Motivator adalah perangsang yang menyebabkan lahirnya keinginan, semangat para siswa untuk berbuat, dan pendorong kegiatan bersama dalam mencapai tujuan. OSIS menjadi penggerak apabila para pembina dan pengurus mampu membawa OSIS selalu memenuhi kebutuhan yang diharapkan, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52 yaitu menghadapi perubahan, memiliki daya tangkal terhadap ancaman, memanfaatkan peluang dan perubahan, dan yang terpenting memberikan kepuasan kepada anggota. 3) Peranan yang bersifat preventif Peran OSIS secara internal dapat menggerakkan sumber daya yang ada, secara eksternal mampu beradaptasi dengan lingkungan, seperti: menyelesaikan persoalan perilaku menyimpang siswa dan sebagainya. Dengan demikian secara preventif OSIS berhasil ikut mengamankan sekolah dari segala ancaman yang datang dari dalam maupun luar. Peranan preventif OSIS akan terwujud apabila peranan OSIS sebagai pendorong lebih dahulu harus dapat diwujudkan. Melalui peranan OSIS tersebut dapat ditarik beberapa manfaat sebagai berikut: 1) Meningkatkan kesadaran berbangsa, bernegara dan cinta tanah air, 2) Meningkatkan kepribadian dan budi pekerti luhur, 3) Meningkatkan kemampuan berorganisasi, pendidikan politik dan kepemimpinan, 4) Meningkatkan keterampilan, kemandirian dan percaya diri, 5) Menghargai dan menjiwai nilai-nilai seni, meningkatkan dan mengembangkan kreasi seni. Beberapa contoh kegiatan pembinaan kesiswaan yang disebutkan dalam Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 yang dapat dilaksanakan OSIS bagi peserta didik SMP diantaranya adalah: 1) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 53 Memantapkan dan mengembangkan peran siswa di dalam OSIS sesuai dengan tugasnya masing-masing, 2) Melaksanakan gotong royong dan kerja bakti (bakti sosial), 3) Mengadakan lomba mata pelajaran/program keahlian, 4) Menyelenggarakan kegiatan ilmiah, 5) Mengikuti kegiatan workshop, seminar, diskusi panel yang bernuansa ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), 6) Mengadakan studi banding dan kunjungan (studi wisata) ke tempat-tempat sumber belajar, 7) Melaksanakan latihan kepemimpinan siswa, 8) Melaksanakan kegiatan kelompok belajar, diskusi, debat dan pidato, 9) Melaksanakan penghijauan dan perindangan lingkungan sekolah, 10) Meningkatkan kreativitas dan ketrampilan dalam menciptakan suatu barang menjadi lebih berguna, 11) Meningkatkan kreativitas dan ketrampilan di bidang barang dan jasa, 12) Meningkatkan usaha koperasi siswa dan unit produksi, 13) Melaksanakan praktek kerja nyata (PKN)/pengalaman kerja lapangan (PKL)/ praktek kerja industri (Prakerim), 14) Meningkatakan kemampuan ketrampilan siswa melalui sertifikasi kompetensi siswa berkebutuhan khusus. Dengan berbagai contoh kegiatan di atas, beberapa nilai karakter yang dapat dikembangkan antara lain adalah percaya diri, kerjasama, kreatif dan inovatif, mandiri, bertanggungjawab, disiplin, demokratis, berjiwa wirausaha. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 54 d. Penegakan Tatakrama dan Tata Tertib Kehidupan Akademik dan Sosial Sekolah Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan merupakan small community, suatu masyarakat dalam skala kecil, sehingga gagasan untuk mewujudkan masyarakat madani perlu diwujudkan dalam tata kehidupan sekolah. Salah satu di antaranya melalui pendidikan budi pekerti yang dilakukan (in-action), bukan sematamata yang dipersepsi. Oleh karena itu, setiap sekolah harus memikirkan cara-cara mewujudkan pendidikan budi pekerti agar peserta didik betul-betul dapat mempraktikkan norma dan/atau nilai yang sesuai dengan agama dan budaya bangsa Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan saat ini adalah menyusun tatakrama dan tata kehidupan sosial sekolah yang merupakan acuan norma yang harus dibuat dan dilaksanakan oleh setiap sekolah. Acuan ini bukan hanya mencakup tata tertib sekolah sebagaimana yang berlaku seperti sekarang ini, tetapi meliputi semua aspek tata kehidupan sosial sekolah yang mengatur tata hubungan antara siswa-siswi, siswa-guru, guru-guru, kepala sekolah-siswa/guru/pegawai sekolah, dan warga sekolah- masyarakat. Tujuan kegiatan penegakan tatakrama dan tata tertib kehidupan akademik dan sosial sekolah adalah untuk memberikan rambu-rambu kepada sekolah dalam: 1) Memahami dasar PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 55 pemikiran pentingnya pendidikan budi pekerti in-action dalam praktik kehidupan sekolah untuk membentuk akhlak dan kepribadian siswa melalui penciptaan iklim dan kultur; 2) Memahami acuan nilai dan norma serta aspek-aspek yang perlu dikembangkan dalam menyusun tatakrama dan tata tertib sekolah bagi siswa, tata kehidupan akademik dan sosial sekolah bagi kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya, serta tata hubungan sekolah dengan orangtua dan masyarakat pada umumnya; 4) Menyusun tatakrama dan tata tertib kehidupan akademik dan sosial sekolah yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma agama, nilai kultur dan sosial kemasyarakatan setempat, serta nilai-nilai yang mendukung terwujudnya sistem pembelajaran yang efektif di sekolah; dan 5) Melaksanakan tatakrama dan tata tertib kehidupan akademik dan sosial sekolah secara tepat dengan mengorganisasikan semua potensi sumber daya yang tersedia untuk membudayakan akhlak mulia dan budi pekerti luhur, memonitor dan mengevaluasi secara berkesinambungan, dan memanfaatkan hasilnya untuk kenaikan kelas dan ketamatan belajar siswa. Beberapa kegiatan yang dapat dilaksanakan sekolah dalam rangka menegakkan tatakrama dan tata tertib kehidupan akademik dan sosial sekolah antara lain: 1) Melaksanakan tata tertib dan kultur sekolah, 2) Melaksanakan norma-norma yang berlaku dan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 56 tatakrama pergaulan, 3) Menumbuhkembangkan sikap hormat dan menghargai warga sekolah. Diantara nilai-nilai karakter yang dapat dibina melalui kegiatan-kegiatan di atas adalah disiplin, santun, jujur, sadar akan hak dan kewajiban orang lain, peduli sosial dan lingkungan. e. Kepramukaan Kepramukaan merupakan proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka yang sasaran akhirnya adalah untuk pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kegiatan pendidikan kepramukaan dilaksanakan melalui Gugus depan Gerakan Pramuka yang berpangkalan di sekolah dan merupakan upaya pembinaan melalui proses kegiatan belajar dan mengajar di sekolah. Melalui pendidikan kepramukaan ini dapat dilakukan pembinaan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila, pendidikan pendahuluan bela negara, kepribadian dan budi pekerti luhur, berorganisasi, pendidikan kewiraswastaan, kesegaran jasmani dan daya kreasi, persepsi, apresiasi dan kreasi seni, tenggang rasa dan kerjasama. Tujuan pembinaan kegiatan pembinaan kesiswaan di bidang kepramukaan di sekolah adalah untuk menunjang kegiatan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 57 belajar mengajar, khususnya dalam pembentukan watak dan kepribadian siswa. Diantara kegiatan pendidikan karakter yang dapat dilaksanakan melalui kegiatan kepramukaan ini adalah: 1) Menumbuhkembangkan kesadaran untuk rela berkorban terhadap sesame, 2) Melaksanakan kegiatan 7 K (Keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kedamaian dan kerindangan, 3) Mengunjungi dan mempelajari tempat-tempat bernilai sejarah, 4) Mempelajari dan meneruskan nilai-nilai luhur, kepeloporan, dang semangat perjuangan para pahlawan, 5) Melaksanakan kegiatan bela negara, 6) Menjaga dan menhormati simbol-simbol dan lambang-lambang negara.Nilai-nilai karakter yang dapat dibina melalui kegiatan-kegiatan di atas adalah demokratis, percaya diri, patuh pada aturan-aturan sosial, menghargai keberagaman, mandiri, bekerja keras, disiplin, bertanggung jawab. f. Upacara Bendera Upacara bendera di sekolah adalah kegiatan pengibaran/ penurunan bendera kebangsaan Republik Indonesia Sang Merah Putih, dilaksanakan pada saat-saat tertentu atau saat yang telah ditentukan, yang dihadiri oleh siswa, aparat sekolah, serta diselenggarakan secara tertib dan khidmat di sekolah. Kegiatan upacara bendera merupakan salah satu upaya pendidikan yang dapat mencakup pencapaian berbagai tujuan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58 pendidikan. Sikap disiplin, kesegaran jasmani dan rohani, keterampilan gerak, keterampilan memimpin dan pengembangan sifat bersedia dipimpin adalah merupakan hal-hal yang dapat diperoleh melalui kegiatan upacara bendera. Melalui upacara bendera diharapkan dapat mempertebal semangat kebangsaan, cinta tanah air, patriotisme dan idealisme serta meningkatkan peran serta siswa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dilihat dari berbagai manfaat dilaksanakannya upacara bendera bagi pencapaian tujuan pendidikan, maka upacara bendera perlu diselenggarakan dengan sebaik-baiknya di sekolah-sekolah, serta dibina secara terus-menerus agar terselenggara secara sempurna. Maksud dilaksanakannya upacara bendera di sekolah adalah untuk mengusahakan pencapaian tujuan pendidikan nasional dan memantapkan sekolah sebagai wiyatamandala. Sedangkan tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan upacara bendera di sekolah yaitu: 1) Membiasakan bersikap tertib dan disiplin, 2) Membiasakan berpenampilan rapi, 3) Meningkatkan kemampuan memimpin, 4) Membiasakan kesediaan dipimpin, 5) Membina kekompakan dan kerjasama, 6) Mempertebal rasa semangat kebangsaan. Diantara kegiatan pendidikan karakter yang dapat dilaksanakan melalui kegiatan upacara bendera adalah: 1) Melaksanakan upacara bendera pada hari senin dan /hari sabtu, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 59 serta hari – hari besar nasional, 2) Menyayikan lagu–lagu nasional (Mars dan Hymne), 3) Mengheningkan cipta dan mendoakan para pahlawan yang telah meninggal dunia, 4) Mendengarkan riwayat singkat para pahlawan. Nilai-nilai karakter yang dapat dibina melalui kegiatan-kegiatan di atas adalah nasionalis dan disiplin. g. Usaha Kesehatan Sekolah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan wadah dan program yang sangat efisien untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik (siswa) sedini mungkin. UKS dilakukan secara terpadu oleh empat Departemen terkait beserta seluruh jajarannya, baik di pusat maupun di daerah. Adapun landasan pelaksanaan UKS adalah Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri, yaitu Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri. Usaha membina, mengembangkan, dan meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik dilaksanakan melalui program pendidikan di sekolah/madrasah dengan berbagai kegiatan intrakurikuler dan kegiatan pembinaan kesiswaan, serta melalui usaha-usaha lain di luar sekolah yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan kesehatan masyarakat. Tujuan umum dilaksanakannya UKS adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 60 dengan cara meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik dan menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Secara khusus, UKS ditujukan untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik yang di dalamnya mencakup: 1) Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat serta peserta didik berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan; 2) Sehat, baik dalam arti fisik, mental maupun sosial; dan 3) Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk penyalahgunaan narkotika, obat-obatan dan bahan berbahaya, alkohol (minuman keras), rokok, dan sebagainya. Ruang lingkup UKS tercermin dalam Tiga Program Pokok Usaha Kesehatan Sekolah (disebut Trias UKS), yang meliputi: (1) Penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan; (2) Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan; dan (3) Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat. Kegiatan pendidikan karakter yang dapat dilaksanakan melalui kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah ini diantaranya adalah: 1) Melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat, 2) Melaksanakan pencegahan penggunaan minuman keras, merokok, dan penyebaran PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 61 HIV AIDS, 3) Memberikan informasi tentang pendidikan seks pada usia remaja, 4) Meningkatkan kesehatan reproduksi remaja, 5) Melaksanakan hidup aktif, 6) Melakukan diversifikasi pangan, 7.)Melaksanakan pengamanan jajan anak sekolah. Adapun nilainilai karakter yang dapat dibina melalui kegiatan-kegiatan di atas adalah bergaya hidup sehat serta peduli sosial dan lingkungan. h. Palang Merah Remaja (PMR) Jiwa dan semangat kemanusiaan perlu ditanamkan sedini mungkin kepada anak-anak khususnya siswa. Pembinaan dan pengembangannya juga perlu secara terus menerus dilakukan agar mereka siap siaga setiap waktu untuk membaktikan diri bagi tugastugas kemanusiaan sebagai wujud rasa tanggung jawab. Pembinaan kemanusiaan di dan pengembangan kalangan siswa jiwa dapat dan semangat dilakukan melalui pembinaan dan pengembangan kepalangmerahan. Palang Merah Remaja (PMR), yang merupakan bagian dari Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan salah satu wadah untuk melakukan pembinaan dan pengembangan kepalangmerahan kepada siswa, karena PMR mendidik siswa menjadi manusia yang berperikemanusiaan dan mempersiapkan kader PMI yang baik dan mampu membantu melaksanakan tugas kepalangmerahan. Anggota PMR merupakan salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan di bidang kesehatan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62 dan saga bencana, mempromosikan 7 (tujuh) prinsip Palang Merah/Bulan Sabit Merah Internasional, serta mengembangkan kapasitas organisasi PMI. Mengingat pembinaan PMR terfokus pada pembangunan karakter, maka standarisasi pelatihan untuk PMR terdapat 7 (tujuh) materi yang harus dikuasai anggota PMR, yaitu: Gerakan Kepalangmerahan, Kepemimpinan, Pertolongan Pertama, Sanitasi dan Kesehatan, Kesehatan Remaja, Kesiapsiagaan Bencana, dan Donor Darah. Nilai-nilai karakter yang dapat dibina melalui kegiatan-kegiatan di atas adalah peduli sosial dan lingkungan, bergaya hidup sehat, disiplin, mandiri. i. Pendidikan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Pencegahan penyalagunaan Narkoba (narkotika, psikotropika, dan bahan-bahan adiktif lainya) di Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada dasarnya merupakan upaya sadar penciptaan sistem lingkungan pendidikan yang kondusif dalam bentuk pembelajaran, pembimbingan, dan atau pelatihan yang membekali pemahaman, pengalaman, keterampilan, dan kontrol diri pada setiap siswa untuk mencapai mutu kehidupan yang sehat. Dengan kata lain, pendidikan pencegahan penyalahgunaan narkoba di SMP adalah upaya yang sistematik dan sistemik dalam rangka menjadikan sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang sehat guna peningkatan mutu sumberdaya manusia. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 63 Dalam lingkungan pendidikan yang sehat, para siswa diharapkan terfasilitasi perkembangan dirinya secara optimal sehingga menjadi manusia yang produktif serta mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Tujuan pedidikan pencegahan penyalahgunaan Narkoba di lingkungan SMP, secara umum adalah untuk mengembangkan kemampuan warga sekolah dalam berperilaku sehat. Selain itu pendidikan juga bertujuan memfasilitasi penyaluran energi psikofisik para siswa secara terencana dan terpadu dalam keseluruhan program pedidikan di sekolah. Secara khusus, pendidikan pencegahan penyalahgunaan narkoba di SMP ditujukan agar para siswa: 1) Memahami tentang penyalahgunaan narkoba; 2) Mempunyai sikap yang positif dalam mengembangkan pola perilaku dan hidup yang sehat; dan 3) Memiliki keterampilan mengelola dan mengontrol diri yang konstruktif dalam menghindari tantangan penyalahgunaan Narkoba. Kegiatan pendidikan karakter yang dapat dilaksanakan dalam rangka pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif ini diantaranya adalah: 1) Melaksanakan seminar tentang pencegahan penyalahgunaan Narkoba; 2) Memutar filmfilm dokumenter tentang bahaya dan akibat buruh dari penyalahgunaan Narkoba; 3) Melakukan kunjungan ke panti PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64 rehabilitasi Narkoba. Adapun nilai-nilai karakter yang dapat dibina melalui kegiatan-kegiatan di atas adalah bergaya hidup sehat, patuh pada aturan-aturan social. j. Pembinaan Bakat dan Minat Sebagian peserta didik di SMP adalah anak-anak yang mempunyai bakat dan minat yang luar biasa akan tetapi belum diketahui potensinya itu oleh sekolah. Mereka tidak diketahui bakat dan minatnya secara dini dan optimal karena tidak ada wahana yang dapat digunakan untuk memunculkan bakat dan minat itu di sekolah. Oleh karena itu, salah satu tugas yang dapat dilakukan sekolah mencari dan memupuk para peserta didik yang mempunyai bakat dan minat di bidang tertentu untuk dapat berkembang secara optimal sehingga menjadi aset yang dapat dibanggakan oleh sekolah dan bahkan oleh negara dan bangsa. Pembinaan bakat dan minat peserta didik diharapkan dapat juga mendidik karakter peserta didik sehingga dapat menjadi manusia yang utuh. Kegiatan yang dapat dilaksanakan sekolah dalam rangka membina bakat dan minat peserta didik adalah di bidang sains, olah raga, seni dan bahasa, seperti: 1) mendesain dan memproduksi media pembelajaran, 2) mengadakan pameran karya inovatif dan hasil penelitian, 3) mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan sekolah, 4) membentuk klub sains, seni dan olahraga, 5) menyelenggarakan festival dan lomba seni, 6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI menyelenggarakan festival/lomba, sastra dan budaya, 65 7) meningkatkan daya cipta sastra, 8) meningkatkan apresiasi budaya, 9) memanfaatkan TIK untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran, 10) menjadikan tik sebagai wahana kreativitas dan inovasi, 11) melaksanakan lomba debat dan pidato, 12) melaksanakan lomba menulis dan korespondensi, 13) melaksanakan kegiatan English day, 14) melaksanakan kegiatan bercerita dalam bahasa Inggris, 15) melaksanakan lomba scrabble. Kegiatan dan kompetisi di bidang sains dapat membina karakter cinta ilmu, ingin tahu, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, menghargai karya dan prestasi orang lain. Kegiatan dan kompetisi di bidang olahraga diharapkan dapat membina karakter bergaya hidup sehat, disiplin, kerjasama, menghargai karya dan prestasi orang lain, percaya diri. Kegiatan dan kompetisi di bidang seni adalah untuk membina karakter menghargai karya dan prestasi orang lain, menghargai keberagaman, nasionalis, percaya diri. Sedangkan kegiatan dan kompetisi di bidang bahasa dapat mendidik siswa untuk mempunyai karakter santun, menghargai karya dan prestasi orang lain, menghargai keberagaman, nasionalis. 5. Prinsip Pembelajaran Pendidikan Karakter di SMP Pada dasarnya pembelajaran merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru dalam mengkaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata, dan memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 66 pengetahuan yang dipelajarinya dengan kehidupan mereka. Pembelajaran kontekstual menerapkan sejumlah prinsip belajar. Prinsip-prinsip tersebut secara singkat dijelaskan berikut ini. (Suyanto, 2010;39) a. Konstruktivisme (Constructivism) Konstrukstivisme adalah teori belajar yang menyatakan bahwa orang menyusun atau membangun pemahaman mereka dari pengalaman-pengalaman baru berdasarkan pengetahuan awal dan kepercayaan mereka. Seorang guru perlu mempelajari budaya, pengalaman hidup dan pengetahuan, kemudian menyusun pengalaman belajar yang memberi siswa kesempatan baru untuk memperdalam pengetahuan tersebut. Pemahaman konsep yang mendalam dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman belajar autentik dan bermakna yang mana guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk mendorong aktivitas berpikirnya. Pembelajaran hendaknya dikemas menjadi proses „mengkonstruksi‟ bukan „menerima‟ pengetahuan. Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan, bukan guru. Pembelajaran dirancang dalam bentuk siswa bekerja, praktik mengerjakan sesuatu, berlatih secara fisik, menulis karangan, mendemonstrasikan, menciptakan gagasan, dan sebagainya. Tugas memfasilitasi guru proses dalam pembelajaran pembelajaran konstruktivis dengan: (1) adalah Menjadikan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 67 pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, (2) memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri, (3) menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar. Penerapan teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran dapat mengembangkan berbagai karakter, antara lain berfikir kritis dan logis, mandiri, cinta ilmu, rasa ingin tahu, menghargai orang lain, bertanggung jawab, dan percaya diri. b. Bertanya (Questioning) Penggunaan pertanyaan untuk menuntun berpikir siswa lebih baik daripada sekedar memberi siswa informasi untuk memperdalam pemahaman siswa. Siswa belajar mengajukan pertanyaan tentang fenomena, belajar bagaimana menyusun pertanyaan yang dapat diuji, dan belajar untuk saling bertanya tentang bukti, interpretasi, dan penjelasan. Pertanyaan digunakan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk: (1) menggali informasi, baik teknis maupun akademis, (b) mengecek pemahaman siswa, (c) membangkitkan respon siswa, (d) mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa, (e) mengetahui halhal yang sudah diketahui siswa, (f) memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru, dan (g) menyegarkan kembali pengetahuan siswa. Pembelajaran yang menggunakan pertanyaanpertanyaan untuk menuntun siswa mencapai tujuan belajar dapat PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 68 mengembangkan berbagai karakter, antara lain berfikir kritis dan logis, rasa ingin tahu, menghargai pendapat orang lain, santun, dan percaya diri. c. Inkuiri (Inquiry) Inkuiri adalah proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman, yang diawali dengan pengamatan dari pertanyaan yang muncul. Jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut didapat melalui siklus menyusun dugaan, menyusun hipotesis, mengembangkan cara pengujian hipotesis, membuat pengamatan lebih jauh, dan menyusun teori serta konsep yang berdasar pada data dan pengetahuan. Di dalam pembelajaran berdasarkan inkuiri, siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis saat mereka berdiskusi dan menganalisis bukti, mengevaluasi ide dan proposisi, merefleksi validitas data, menentukan memproses, bagaimana membuat kesimpulan. mempresentasikan dan Kemudian menjelaskan penemuannya, dan menghubungkan ide-ide atau teori untuk mendapatkan konsep. Langkah-langkah kegiatan inkuiri: (a) merumuskan masalah (dalam mata pelajaran apapun, (b) mengamati atau melakukan observasi, (c) menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lain, (d) mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau yang lain. Pembelajaran yang menerapkan prinsip inkuiri dapat PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 69 mengembangkan berbagai karakter, antara lain berfikir kritis, logis, kreatif, dan inovatif, rasa ingin tahu, menghargai pendapat orang lain, santun, jujur, dan tanggung jawab. d. Masyarakat Belajar (Learning Community) Masyarakat belajar adalah sekelompok siswa yang terikat dalam kegiatan belajar agar terjadi proses belajar lebih dalam. Semua siswa harus mempunyai kesempatan untuk bicara dan berbagi ide, mendengarkan ide siswa lain dengan cermat, dan bekerjasama untuk membangun pengetahuan dengan teman di dalam kelompoknya. Konsep ini didasarkan pada ide bahwa belajar secara bersama lebih baik daripada belajar secara individual. Masyarakat belajar bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah. Seseorang yang terlibat dalam kegiatan masyarakat belajar memberi informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus juga meminta informasi yang diperlukan dari teman belajarnya. Kegiatan saling belajar ini bisa terjadi jika tidak ada pihak yang dominan dalam komunikasi, tidak ada pihak yang merasa segan untuk bertanya, tidak ada pihak yang menganggap paling tahu. Semua pihak mau saling mendengarkan. Praktik masyarakat belajar terwujud dalam: (a) pembentukan kelompok kecil, (b) pembentukan kelompok besar (c) mendatangkan „ahli‟ ke kelas (tokoh, olahragawan, dokter, petani, polisi, dan lainnya), (d) bekerja dengan kelas sederajat, (e) bekerja kelompok PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 70 dengan kelas di atasnya, dan (f) bekerja dengan masyarakat. Penerapan prinsip masyarakat belajar di dalam proses pembelajaran dapat mengembangkan berbagai karakter, antara lain kerjasama, menghargai pendapat orang lain, santun, demokratis, patuh pada turan sosial, dan tanggung jawab. e. Pemodelan (Modeling) Pemodelan adalah proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja, dan belajar. Pemodelan tidak jarang memerlukan siswa untuk berpikir dengan mengeluarkan suara keras dan mendemonstrasikan apa yang akan dikerjakan siswa. Pada saat pembelajaran, sering guru memodelkan bagaimana agar siswa belajar. Guru menunjukkan bagaimana melakukan sesuatu untuk mempelajari sesuatu yang baru. Guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Contoh praktik pemodelan di kelas: (a) Guru olah raga memberi contoh berenang gaya kupu-kupu di hadapan siswa, (b) Guru PKn mendatangkan seorang veteran kemerdekaan ke kelas, lalu siswa diminta bertanya jawab dengan tokoh tersebut, (c) Guru Geografi menunjukkan peta jadi yang dapat digunakan sebagai contoh siswa dalam merancang peta daerahnya, (d) Guru Biologi mendemonstrasikan penggunaan thermometer suhu badan. Pemodelan dalam pembelajaran antara lain dapat menumbuhkan rasa ingin tahu, menghargai orang lain, dan rasa percaya diri. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 71 f. Refleksi (Reflection) Refleksi memungkinkan cara berpikir tentang apa yang telah siswa pelajari dan untuk membantu siswa menggambarkan makna personal siswa sendiri. Di dalam refleksi, siswa menelaah suatu kejadian, kegiatan, dan pengalaman serta berpikir tentang apa yang siswa pelajari, bagaimana merasakan, dan bagaimana siswa menggunakan pengetahuan baru tersebut. Refleksi dapat ditulis di dalam jurnal, bisa terjadi melalui diskusi, atau merupakan kegiatan kreatif seperti menulis puisi atau membuat karya seni. Realisasi refleksi dapat diterapkan, misalnya pada akhir pembelajaran guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi. Hal ini dapat berupa: (a) pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperoleh siswa hari ini, (b) catatan atau jurnal di buku siswa, (c) kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari ini, (d) diskusi, (e) hasil karya. Refleksi dalam pembelajaran antara lain dapat menumbuhkan kemampuan berfikir logis dan kritis, mengetahui kelebihan dan kekurangan diri sendiri, dan menghargai pendapat orang lain. g. Penilaian Autentik (Authentic Assessment) Penilaian autentik sesungguhnya adalah suatu istilah yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode penilaian alternatif. Berbagai metode tersebut memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan kemampuannya untuk menyelesaikan tugas- PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 72 tugas, memecahkan masalah, atau mengekspresikan pengetahuannya dengan cara mensimulasikan situasi yang dapat ditemui di dalam dunia nyata di luar lingkungan sekolah. Berbagai simulasi tersebut semestinya dapat mengekspresikan prestasi (performance) yang ditemui di dalam praktek dunia nyata seperti tempat kerja. Penilaian autentik seharusnya dapat menjelaskan bagaimana siswa menyelesaikan masalah dan dimungkinkan memiliki lebih dari satu solusi yang benar. Strategi penilaian yang cocok dengan kriteria yang dimaksudkan adalah suatu kombinasi dari beberapa teknik penilaian. Penilaian autentik dalam pembelajaran dapat mengembangkan berbagai karakter antara lain kejujuran, tanggung jawab, menghargai karya dan prestasi orang lain, kedisiplinan, dan cinta ilmu. 6. Pendekatan Experiential Learning Berbeda dengan kegiatan instruksional (pembelajaran) yang pada umumnya menekankan prosedur didaktis, implementasi pendidikan karakter melalui layanan bimbingan kelompok/ klasikal lebih menekankan penggunaan pendekatan experiential learning, semisal teknik dinamika kelompok (group dynamic) atau cara-cara kegiatan kelompok lainnya (Barus; 2008). Penanaman nilai-nilai karakter melalui kegiatan bimbingan klasikal dengan teknik dinamika kelompok dapat menumbuhkan kekuatan yang berpengaruh positif bagi para peserta kegiatan kelompok tersebut, seperti: perasaan aman, harapan memperoleh PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 73 sesuatu yang berguna, keterbukaan, saling menaruh perhatian, saling pengertian, saling menerima, kejujuran, empati, dan terarah pada tujuan. Daya terapeutik yang dikandung dalam kekuatan-kekuatan dinamika kelompok tersebut dapat menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri sendiri, dalam sikap, dan perilaku. Cartwright (Winkel & Hastuti, 2004:549) menunjukkan beberapa implikasi dari dinamika kelompok yang diterapkan dalam layanan bimbingan atau konseling kelompok terhadap kerjasama antar peserta dalam kelompok yang berusaha menghasilkan berbagai perubahan dalam pribadi para anggota, yaitu rasa keterikatan yang kuat terhadap kelompok; daya tarik terhadap kegiatan kelompok bagi masing-masing anggota; relevansi dari sikap, pandangan, dan perilaku yang akan diubah bagi semua anggota kelompok; penghargaan dari anggota yang satu terhadap yang lain, sehingga semua sumbangan pikiran dan perasaan diakui dan diterima; kesepakatan bersama mengenai tuntutan untuk berubah diri dan ke arah mana perubahan itu harus diusahakan. Prayitno, dkk (1998:90) menegaskan bahwa penyelenggaraan layanan bimbingan atau konseling kelompok yang berkualitas melalui penerapan kegiatan dinamika kelompok yang efektif ditandai dengan hadirnya suasana kejiwaan yang sehat di antara peserta layanan, meningkatnya spontanitas, lahirnya perasaan positif (seperti senang, gembira, rileks, nikmat, puas, bangga), meningkatkan minat atau gairah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74 untuk lebih terlibat dalam proses kegiatan, memungkinkan terjadinya katarsis, serta meningkatnya pengetahuan dan keterampilan sosial. 7. Hambatan-hambatan Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP Kurniasih (2014:138-140) menjelaskan bahwa keterlaksanaan pendidikan karakter terintegrasi di sekolah masih memiliki hambatanhambatan. Hambatan-hambatan yang dimaksud berasal dari berbagai aspek yang saling berkaitan. Beberapa aspek tersebut adalah tenaga pendidik, manajemen, pembelajaran, penilaian, pendanaan, tanggapan atau umpan balik dari masyarakat, sarana dan prasarana, serta kegiatan ekstrakurikuler. Beberapa hambatan-hambatan diantaranya adalah sebagai berikut: (1) timbulnya kecemasan khususnya guru yang mata pelajarannya dihapus (KKPI, IPA, Kewirausahaan) terancam sertifikasinya dicabut; (2) sebagian besar guru masih terbiasa mengajar secara konvensional; (3) penguasaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran masih terbatas; (4) guru yang mengajar tidak sesuai dengan kompetensi akademik; (5) guru tidak tertantang/tidak siap dengan perubahan; (6) kurangnya kemampuan guru dalam proses penilaian sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara holistic; (7) kreatifitas guru berkurang da nada kemungkinan terjadi ketidaksesuaian antara teks buku dengan kebutuhan pembelajaran; (8) kreatifitas dalaam pengembangan silabus berkurang; (9) tingkat keaktifan dan motivasi siswa belum merata; (10) sekolah tidak mandiri dalam menyikapi kurikulum; (11) KBM saat ini pada umumnya PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75 masih konvensional; (12) pembelajaran masih berpusat pada kognitif; (13) penilaian membutuhkan perangkat portofolio yang lengkap dan waktu pengamatan; (13) belum semua guru memahami system penilaian sikap dan keterampilan; (14) beban kerja guru semakin bertambah; (15) kebutuhan dana menjadi lebih besar dan tinggi; (16) kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung; (17) ada beberapa kegiatan ekstrakurikuler, terkhusus pramuka yang menjadi beban da nada unsur keterpaksaan. C. Konsep Kurikulum 2013, Manajemen dan Proses Manajemen 1. Konsep Pengembangan Kurikulum 2013 Konsep kurikulum 2013 berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya. Pada dasarnya konsep kurikulum baru 2013 sebenarnya dapat dianggap tidak membawa sesuatu yang baru. Konsep kurikulum baru ini di nilai sudah pernah muncul dalam kurikulum dulu yang pernah digunakan. Ada tiga konsep tentang kurikulum 2013, yaitu: a. Kurikulum sebagai suatu substansi Kurikulum dipandang sebagai suatu rencana kegiatan berlajar bagi murid-murid sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76 dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan bahan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. b. Kurikulum 2013 sebagai suatu sistem Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah tersusunya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaiman memelihara kurikulum agar tetap dinamis. c. Kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu bidang studi kurikulum Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum, mempelajari konsepkonsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan halhal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum. Titik berat kurikulum 2013 adalah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya (wawancara), bernalar, dan mengkomunikasikan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 77 (mempresentasikan) apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Konsep kurikulum 2013 menekankan pada aspek kognitif, afektif, psikomotorik melalui penilaian berbasis tes dan portofolio saling melengkapi. Kurikulum baru tersebut akan diterapkan untuk seluruh lapisan pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas maupun Kejuruan. Untuk semua mata pelajaran siswa sudah tidak lagi banyak menghafal, tetapi lebih bayak kurikulum berbasis sains. Pada intinya orientasi pengembangan kurikulum 2013 adalah tercapainya kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan, disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan. 2. Manajemen dan Proses Manajemen Proses manajemen adalah kegiatan dasar yang berhubungan secara integral, yang dilaksanakan di dalam manajemen secara umum, yaitu proses perencanaan, proses pengorganisasian, proses pelaksanaan dan proses pengendalian, dalam rangka mencapai sesuatu tujuan secara ekonomis. Sesungguhnya keempat proses itu merupakan hasil ikhtisar dari pelbagai pendapat praktisi dan ahli mengenai manajemen. Newman, 1951 menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan organisasi diperlukan proses dasar manajerial yang baik. Manajeman yang baik meliputi beberapa tahapan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, yakni planning, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 78 organizing, staffing, dan directing. Jadi, manajemen merupakan sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Proses manajemen adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Proses manajemen yang baik ditentukan dengan proses perencanaan yang baik. Perencanaan merupakan proses pemilihan informasi dan pembuatan asumsi-asumsi mengenai keadaan di masa yang akan datang untuk merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Newman, 1951 menyebutkan beberapa hal yang penting dilakukan dalam perencanaan yang baik. Beberapa hal tersebut adalah identify the need (identifikasi kebutuhan/penetapan tujuan), analysis of the situatio (merumuskan keadaan saat ini), review of alternatives (identifikasi pendukung dan penghambat), dan course of action (mengembangkan rangkaian tindakan untuk mencapai tujuan. Proses manajemen selanjutnya ialah pengorganisasian. Hal dasar yang tidak boleh dilupakan dalam proses pengorganisasian adalah pembagian pekerjaan dan membangun hubungan antar individu. Pengorganisasian menghasilkan struktur organisasi dengan unsur pembagian kerja, pemberian tanggung jawab, peran anggota organisasi, efektivitas anggota organisasi, keuntungan dan kerugian, lingkungan tempat pelaksanaaan kerja, dan keterkaitan antara anggota. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Proses manajemen selanjutnya adalah staffing. 79 Pemilihan, pengembangan, penugasan, dan retensi kompetensi pegawai adalah aspek utama dalam administrasi sekolah. Oleh karena itu, beberapa hal penting yang perlu dilakukan dalam pembentukan anggota organisasi adalah menentukan kebutuhan, penyeleksian dan status, pengembangan setiap personil, dan membangun semangat kerja. Prinsip staffing adalah penempatan tenaga kerja yang sesuai dengan kemapuannya pada bidang dan waktu yang tepat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa staffing merupakan proses manajemen yang berkenaan dengan pengerahan (recruitment), penempatan, pelatihan, dan pengembangan tenaga kerja dalam organisasi. Proses manajemen selanjutnya adalah directing. Directing merupakan proses memobilisasi sumber-sumber daya yang dimiliki oleh organisasi agar dapat bergerak dalam satu kesatuan sesuai dengan rencana yang dibuat. Beberapa hal yang penting dalam directing adalah wewenang/otoritas, komunikasi, dan koordinasi.dalam koordinasi ada halhal yang perlu diperhatikan yaitu rentan kendali (span of control), hirarki organisasi, dan adanya kesatuan komando. Selain empat tahapan manajemen di atas, ada beberapa hal juga yang penting dan perlu diperhatikan dalam proses manajemen, yaitu supervising dan pengendalian. Supervising merupakan interaksi langsung antara individu-individu dalam suatu organisasi untuk mencapai kinerja kerja serta tujuan organisasi tersebut. Sedangkan, pengendalian adalah proses penetapan apa yang hendak dicapai, yaitu proses evaluasi kinerja PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80 dan jika diperlukan dilakukan perbaikan sesuai dengan rencana yang ditetapkan. D. Kajian Penelitian yang Relevan Selama 6 (enam) tahun berturut-turut, dengan bantuan dana PHB dari DP2M Dikti, Gendon Barus telah mengembangkan Model Prosedur Pengembangan dan Implementasi Program BK di SD (2008-2010) dan Model Evaluasi Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SD (2010-2012). Hasil-hasil penelitian telah dipublikasikan pada jurnal terakreditasi Widya Dharma (dalam 3 edisi terbitan) dan Jurnal PEP PPs UNY, serta Jurnal Penelitian LPPM USD (2 edisi terbitan). Buku Kumpulan Modul Pengembangan Diri Sarana Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling Nuansa Karakter di SD (2011) ISBN 978979-1088-62-6 Penerbit USD, merupakan produk konkrit hasil penelitian tersebut yang sudah tersebar secara nasional, di dalamnya para guru kelas di tataran SD telah dipandu untuk mengaktualkan penyajian pendidikan karakter secara efektif dan menarik karena dilengkapi dengan film-film video klip penanaman karakter sehingga mudah dicerna oleh peserta didik. Buku tersebut memuat kurikulum pendidikan karakter di SD yang terurai dalam 27 topik nilai-nilai karakter, seperti: peduli terhadap sesama, berani minta maaf, mempunyai banyak teman, bersih diri dan lingkungan, ksatria mengakui kesalahan, beriman: sayang orangtua, cerdas memanajeman waktu, rajin PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81 berdoa, aku berharga, belajar hidup hemat, disiplin belajar, taat peraturan, belajar bertanggung jawab, senang membantu orangtua, dan lain-lain. Penelitian Stategi Nasional (Stranas, 2014), yang dilakukan oleh beberapa dosen bimbingan dan konseling USD, yaitu Dr. Gendon Barus, M.Si, Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si, A. Setyandari, S.Pd., S.Psi., Psikolog, M.A., dan Juster Donal Sinaga, M.Pd., dengan judul “Pengembangan Model Pendidikan Karakter di SMP Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learnin”. Beberpa point kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Terdapat keragaman cara/strategi dan perbedaan variasi saluran dalam implementasi pendidikan karakter pada SMP satu dengan SMP lainnya. Dalam kasus penelitian terbatas ini, variasi gagasan dan strategi aksi yang ditempuh sekolah-sekolah swasta nasional dalam implementasi pendidikan karakter lebih kaya dan beragam dibanding apa yang dikerjakan sekolahsekolah negeri. 2. Beberapa hambatan yang teridentifikasi dalam implementasi pendidikan karakter di SMP pada 5 (lima) kota di Indonesia adalah (1) Pedoman Pendidikan Karakter dari Pemerintah c.q. Direktorat Pembinaan SMP (2010) tidak operasional; (2) Penanaman nilai karakter yang diintegrasikan melalui pembelajaran masih bersifat sekedar tempelan di RPP, indah dalam perencanaan tetapi miskin dalam aksi, para guru mengaku sulit menerapkannya, tidak tahu cara/strategi yang tepat dalam penyampaian nilai karakter yang dicantumkan dalam RPP kecuali sekedar memberi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82 nasehat-nasehat dan diceramahkan sambil memberi pesan-pesan moral (berhenti pada tataran pengenalan kognitif); (3) Tidak tersedia alat dan cara evaluasi untuk mengukur ketercapaian karakter; dan (4) Komitmen dan konsistensi para guru dalam menjaga gawang karakter tidak selalu sama, cenderung rapuh; dan belum tercipta kolaborasi yang baik antara para guru dan konselor/guru BK dalam implementasi pendidikan karakter. 3. Dilihat dari hasilnya, implementasi pendidikan karaketer terintegrasi di SMP, efektivitasnya belum menggembirakan. Temuan evaluatif secara empirik menunjukkan bahwa 36,4% dari 653 siswa SMP di 5 kota yang diteliti masih berada pada kategori kurang baik dan beberapa di antaranya buruk dalam capaian skor karakternya. Hanya 12,3% dari 653 siswa tersebut yang masuk pada kategori baik dengan capaian skor ≥ 7 pada skala stannine. 4. Teridentifikasi 25 dari 50 butir pernyataan nilai karakter (dari skala pengukuran hasil pendidikan karakter) yang capaian skornya kurang baik dan 5 butir diantaranya bahkan dalam kategori buruk. Jiwa kewirausahaan, kemandirian, rasa ingin tahu, patuh pada peraturan sosial, dan menghargai karya/prestasi orang lain teridentifikasi sebagai 5 nilai karakter yang capaiannya masih buruk, baik pada siswa kelas VII maupun pada siswa kelas VIII. 5. Terdapat kecenderungan bahwa capaian skor hasil pendidikan karakter lebih baik pada siswa kelas VII dibanding pada siswa kelas VIII, baik pada rata-rata capaian skor maupun pada banyaknya ragam nilai karakter. Siswa PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83 kelas VII hampir dua kali lebih banyak dari siswa kelas VIII yang mencapai skor karakter pada kategori baik, sebaliknya siswa kelas VIII dua kali lebih banyak jumlahnya dari siswa kelas VII yang capaian skornya terpuruk pada kategori kurang baik dan buruk. 6. Ditemukan 23 topik nilai karakter yang dibutuhkan oleh siswa, guru, dan orangtua dengan peringkat skala prioritas 1-23. Topik kebutuhan nilai karakter dengan peringkat lima tertinggi adalah (1) Lebih rajin mengamalkan ajaran agama yang dianut; (2) Menghargai keberagaman; (3) Meningkatkan rasa percaya diri (4) Memahami kekurangan dan kelebihan diri; dan (5) Berperilaku hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik. 7. Berdasarkan kajian konseptual dan hasil-hasil empiris preliminary study, telah dirancang desain hipotetik Model Pendidikan Karakter di SMP Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning yang dituangkan/disusun dalam draft Modul Pendidikan Karakter di SMP Jilid 1, 2, dan 3 yang dilengkapi dengan seluruh perangkat model dan siap diujikembangkan dan divalidasi melalui implementasi terbatas pada tahapan penelitian tahun II (2015). Dari beberapa kajian teori yang relevan di atas, peneliti semakin tertarik untuk melakukan penelitian di SMP Swasta lain di Yogyakarta. Mengingat bahwa pengembangan diri dan penanaman nilai-nilai karakter merupakan suatu pembiasaan yang berkelanjutan, maka diperlukan suatu model pendidikan karakter dengan strategi penyajian yang efektif, menarik, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 84 dan praktis dilakukan pada tataran sekolah menengah, khususnya SMP. Untuk itulah penelitian ini sangat strategis dilakukan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI E. Kerangka Pikir PENDIDIKAN KARAKTER Diintegrasikan KURIKULUM Diimplementasikan SMP Diaplikasikan Pembelajaran Manajemen Sekolah Perencanaan Perencanaan Perencanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Evaluasi Evaluasi Evaluasi Tindak lanjut Tindak lanjut Tindak lanjut Pendahuluan, Inti (eksplorasi, kolaborasi, konfirmasi), penutup Silabus, RPP, Bahan/buku ajar (tujuan, input, aktivitas, pengaturan, Pengembangan Diri Peningkatan Pengetahuan dan Pemahaman, Penumbuhan, dan Perilaku RKS dan RAKS Pramuka, OSIS, PMR/UKS, MOS, Upacara Bendera, Seni Budaya, Festival Sekolah RKS dan RAKS 20 Nilai Karakter di SMP 85 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 86 Melihat kerangka pikir di atas, semakin dipahami bahwa untuk mencapai 20 nilai karakter yang di design pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah perlu kerja sama yang kuat antar pemerintah dan pelaku pendidikan karakter. Pelaku pendidikan karakter yang dimaksud adalah para guru mata pelajaran dan pembimbing di sekolah, termasuk di dalamnya adalah guru BK. Semua pelaku pendidikan karakter akan bekerja sama menginternalisasikan nilai-nilai karakter kepada para siswa. Pendidikan karakter menjadi inti sebagai sebuah titik acuan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Pendidikan karakter kemudian diintegrasikan pada konsep kurikulum, termasuk di SMP. Konsep pendidikan karakter dituangkan pada pada tiga hal pokok, yaitu pendidikan terintegrasi pada mata pelajaran dan pembelajaran, terintegrasi pada manajemen sekolah, dan terintegrasi pada kegiatan pengembangan diri. Pada setiap hal pokok yang terintegrasi pendidikan karakter masingmasing memiliki tahapan proses, yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut. Perencanaan dan pelaksanaan pendidikan terintegrasi pada mata pelajaran dan pembelajaran, dilaksanakan dalam bentuk penyusunan silabus, RPP, dan pembuatan bahan/buku ajar (tujuan, input, aktivitas, pengaturan, peran), sedangkan pada peroses pembelajaran terdapat tiga proses, yaitu pendahuluan, inti (eksplorasi, kolaborasi, konfirmasi), penutup. Perencanaan dan pelaksanaan pendidikan terintegrasi pada manajemen sekolah, dilaksanakan dalam bentuk peningkatan pengetahuan dan pemahaman, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 87 penumbuhan, dan perilaku. Sedangkan dalam perencanaan dilakukan dalam bentuk penyususnan Rancangan Kegiatan Sekolah (RKS) dan Rancangan Anggaran Kegiatan Sekolah (RAKS). Perencanaan dan pelaksanaan pendidikan terintegrasi pada kegiatan pengembangan diri dilakukan dalam bentuk kegiatan, pramuka, OSIS, PMR/UKS, MOS, upacara bendera, seni budaya, dan festival fekolah. Sedangkan dalam perencanaan dilakukan dalam bentuk penyusunan Rancangan Kegiatan Sekolah (RKS) dan Rancangan Anggaran Kegiatan Sekolah (RAKS). Ketiga hal pokok tersebut dilakukan terarah pada nilai-nilai karakter yang terdapat dalam panduan pendidikan karakter di SMP. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB III METODE PENELITIAN Bab ini memaparkan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, keabsahan data, dan teknik analisis data. Kenam sub-bagian tersebut merupakan bagian-bagian dari motede yang digunakan dalam penelitian ini. Masing-masing sub-bagian dijabarkan secara singkat, padat, dan jelas. Berikut merupakan penjabaran dari masing-masing sub-bagian. A. Jenis Penelitian Berdasarkan sumber data, jenis penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang pengumpulan datanya berada di lapangan. Penelitian ini dilakukan di salah satu SMP swasta katolik, yaitu SMP Pangudi Luhur Yogyakarta. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan subyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu pendekatan penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam dan mengandung makna (Sugiyono, 2010:15). 88 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 89 Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, penyesuaian metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Lexy J. Moleong, 2004). B. Tempat dan Waktu Penelitian Berangkat dari penelitian yang sebelumnya dilakukan peneliti bersama salah satu dosen yang melakukan Penelitian Strategi Nasional dengan judul “Pengembangan Model Pendidikan Karakter di SMP Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning”, peneliti menjadi tertarik untuk melakukan penelitian di SMP Swasta Katolik yang ada di Yogyakarta. Penelitian sebelumnya dilakukan di salah satu SMP Negeri di Surakarta, oleh karena itu melalui penelitian di SMP Swasta dapat diperoleh data pembanding antara keduanya. Sebelum melakukan penelitian, peneliti sudah memberikan surat kerja sama tertulis, sebagai bukti kesepakatan dan mitra ketersediaan sekolah menjadi tempat dilakukanya penelitian. Penelitian ini dilakukan di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. SMP ini menjadi salah satu SMP swasta katolik yang sudah menerapkan kurikulum 2013 berbasis pendidikan karakter, sehingga tepat digunakan sebagai tempat penelitian ini. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 90 Waktu penelitian dilakukan selama dua bulan, bulan Juli-Agustus dan bulan Oktober-November. Bulan pertama, peneliti melakukan observasi dan pengumpulan dokumen-dokumen dan arsip-arsip yang mendukung sumber data. Pada 30 hari efektif ini, peneliti terjun langsung ke sekolah sebagai mahasiswa PPL BK sekaligus sebagai peneliti yang melakukan penelitian. Segala informasi dan data pendukung diperoleh pada saat peneliti bertemu, mengobservasi, dan berdinamika langsung di sekolah. Bulan kedua digunakan sebagai usaha yang dilakukan peneliti untuk melihat viliditas hasil yang diperoleh melalui triangulasi teknik dan sumber. Berikut merupakan jadwal yang ditentukan peneliti selama melakukan penelitian. Tabel 1. Jadwal Penelitian Pendidikan Karakter NO 1. TANGGAL PERTEMUAN Senin, 7 Juli 2014 2. Senin, 14 Juli 2014 3. Senin, 14 Juli – 28 Agustus 2014 4. Senin, 1 September – 31 Oktober 2014 Jumat 17 – Sabtu 18 Oktober 2014 5. 6. 15 November 2014 KETERANGAN TEMPAT Persiapan lembar observasi dan wawancara Penyerahan Mahasiswa PPL ke SMP Pangudi Luhur bersama salah satu dosen pembimbing PPL Observasi lapangan dan pengumpulan dokumen-dokumen serta arsip-arsip pendukung. Menganalisis hasil observasi lapangan dokumen-dokumen serta arsip-arsip pendukung. Triangulasi teknik dan sumber sebagai uji validitas. Kampus Paingan USD SMP PL Yogyakarta Wawancara terstruktur dengan wakil kepala sekolah, guru BK, Guru Matematika, Guru Bahasa Inggris, dan Guru Bahasa Indonesia. SMP PL Yogyakarta SMP PL Yogyakarta Kampus Paingan USD Kampus Paingan USD PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 91 C. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah anggota sekolah, diantaranya kepala sekolah, guru mata pelajaran, dan guru BK SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Beberapa subyek tersebut dipilih sebagai perwakilan anggota sekolah yang menerapkan pendidikan karakter, sehingga informasi yang didapatkan bersifat menyeluruh. Selain informasi yang diperoleh melalui wawancara kepada beberapa guru, informasi juga diperoleh melalui angket yang diberikan kepada 32 guru di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Berikut adalah daftar jumlah subyek penelitian yang menjadi sumber informasi. Tabel 2. Subyek Wawancara dan Angket Penelitian No. Subyek Jumlah Keterangan 1. Kepala Sekolah 1 2. Guru Mata 3 Guru Bhs. Inggris, guru Matematika, Pelajaran dan guru Bahasa Indonesia. 3. Guru BK 1 4. Semua guru 32 Diberikan melalui angket Selain subyek penelitian yang terdapat dalam tabel, sumber data juga diperoleh melalui dua hal. Pertama, observasi terhadap proses pembelajaran dan bimbingan di kelas. Kedua, dokumen-dokumen dan arsip-arsip di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang mendukung sumber data utama. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92 D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Wawancara Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Esterberg, dalam Sugiyono, 2010: 317). Jenis pertanyaan yang digunakan oleh peneliti dalam proses wawancara adalah pertanyaan terstruktur. Wawancara ditujukan kepada kepala sekolah, guru BK, dan guru mata pelajaran. Berikut ini adalah panduan wawancara terstruktur yang diaplikasikan pada subyek. Tabel 3. Panduan Wawancara Terstruktur Kepala Sekolah/Wakasek PERENCANAAN PENDIDIKAN KARAKTER No. 1 2 3 4 5 6 7 Pertanyaan Bagaimana tanggapan ibu/bapak dengan polemik pemberhentian kurikulum 2013 oleh Annis Baswedan ini bu? Bagaimana sekolah merancang perencanaan pembelajaran, kurikulum, dan kegiatan pengembangan diri yang terintegrasi dengan pendidikan karakter? Langkah-langkah apa yang dilakukan sekolah untuk merancang pendidikan karakter tersebut? Apakah sekolah melakukan pengembangan dan penyususnan Rencana Kerja Sekolah (RKS) untuk jangka menengah/panjang dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)? Apakah sekolah mengikuti peraturan pemerintah dalam merancang pendidikan karakter ataukah sekolah berinisiatif merancang pendidikan karakter berdasarkan visi misi sekolah? Apakah sekolah pernah membaca peraturan direktorat pembinaan SMP tahun 2010 mengenai pendidikan karakter dalam merancang pendidikan karakter di sekolah ini? Bagaimana bentuk-bentuk pembelajaran direncanakan yang memuat pendidikan karakter saat di kelas/sekolah?(Metode dan pendekatan) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 93 PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER 1 2 3 4 5 Apa yang dipahami sekolah mengenai pendidikan karakter? Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran, kegiatan pengembangan diri, dan manajemen sekolah Karakter-karakter siswa apa saja yang dibentuk oleh sekolah? Bagaimana pengintegrasian dalam muatan lokal? Bagaimana pengintegrasian dalam kegiatan pengembangan diri? EVALUASI PENDIDIKAN KARAKTER 1 2 Bagaimana sekolah melihat/mengukur keberhasilan pendidikan karakter? Apakah kepala sekolah memonitoring dan melakukan supervisi kepada sitiap guru? HAMBATAN DAN SOLUSI 1 Hambatan apa saja yang ditemukan sekolah dalam menerapkan pendidikan karakter? 2 Solusi seperti apa yang diambil oleh sekolah setelah sekolah mengetahui hambatan-hambatan keterlaksanaan pendidikan karakter? Guru Bimbingan dan Konseling PERENCANAAN PENDIDIKAN KARAKTER No. 1 1 2 3 1 2 3 4 Pertanyaan Bagaimana tanggapan ibu/bapak dengan polemik pemberhentian kurikulum 2013 oleh Annis Baswedan ini bu? Apa yang Bapak/Ibu pahami mengenai pendidikan karakter? Bagaimana ibu merencanakan pelaksanaan pendidikan karakter? Bagaimanakah guru BK memadukan materi pendidikan karakter dengan bimbingan klasikal? PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER Bagaimana cara atau metode yang digunakan oleh guru BK dalam menyampaikan pendidikan karakter kepada siswa? Bagaimana mekanisme kolaborasi guru BK dan guru Mapel untuk melaksanakan pendidikan karakter Apakah pendidikan karakter di sekolah sesuai dengan kebutuhan anak? Apakah guru BK memberikan bimbingan klasikal secara rutin (minimal satu minggu satu kali) di setiap tingkat kelas? EVALUASI PENDIDIKAN KARAKTER 1 2 Bagaimanakah Bapak/Ibu mengukur atau mengetahui perubahanperubahan karakter baik yang terjadi dalam diri siswa? Hal apa yang mengindikasikan bahwa pendidikan karakter di PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 94 sekolah ini berhasil HAMBATAN DAN SOLUSI 1 Hambatan apa yang dialami oleh guru BK dalam menerapkan atau mengimplementasikan pendidikan karakter? 2 Solusi seperti apa yang diambil oleh guru BK setelah mengetahui hambatan-hambatan penerapan pendidikan karakter? Guru Mata Pelajaran PERENCANAAN PENDIDIKAN KARAKTER NO 1 2 3 1 2 3 Pertanyaan Bagaimana tanggapan ibu/bapak dengan polemik pemberhentian kurikulum 2013 oleh Annis Baswedan ini bu? Apa yang Bapak/Ibu pahami mengenai pendidikan karakter? Bagaimana ibu/bapak merencanakan pendidikan karakter dalam pembelajaran? PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER Bagaimana ibu/bapak melaksanakan dan memadukan pendidikan karakter di kelas? Bagaimana kesesuaian antara rencana dalam RPP dengan pelaksanaan di kelas? Metode apa yang digunakan ibu/bapak dalam menyampaikan pendidikan karakter kepada siswa? EVALUASI PENDIDIKAN KARAKTER 1 2 Bagaimanakah ibu/bapak mengukur atau mengetahui perubahanperubahan karakter pada diri siswa? Hal apa yang mengindikasikan bahwa pendidikan karakter di kelas berhasil? (bentuk perubahan) HAMBATAN DAN SOLUSI 1 2 Kesulitan apa yang dihadapi oleh ibu/bapak dalam menerapkan pendidikan karakter melalui pembelajaran di kelas? Solusi seperti apa yang diambil ibu/bapak setelah mengetahui hambatan-hambatan penerapan pendidikan karakter melalui pembelajaran di kelas? 2. Observasi Observasi adalah salah satu cara mengumpulkan data dengan mengamati perilaku subjek secara langsung. Melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut (Marshall, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 95 dalam Sugiyono 2010:310). Peneliti melakukan observasi saat pertama kali datang ke sekolah dan selama proses penggalian data yang dilakukan bersama subyek di sekolah. Dalam penelitian ini, metode observasi digunakan untuk mengetahui gambaran umum sekolah, meliputi geografis, sarana dan prasarana, kegiatan ekstrakurikuler, serta pelaksanaan integrasi pendidikan karakter dalam proses pembelajaran dan bimbingan pada semua mata pelajaran dan kegiatan pengembangan diri oleh guru BK. Berikut ini adalah panduan observasi pelaksanaan pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran, kegiatan pengembangan diri, dan kegiatan rutin, spontan, serta kegiatan keteladanan. Tabel 4. Panduan Pelaksanaan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter dalam Mata Pelajaran dan Pembelajaran Pelaksanaan Pembelajaran A. PENDAHULUAN B. INTI 1. Eksplorasi 2. Elaborasi 3. Konfiramsi C. PENUTUP Hasil Observasi Terhadap Aktivitas di Kelas Nilai Karakter PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Tabel 5. Panduan Pelaksanaan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter Melalui Kegiatan Pengembangan Diri No. Kegiatan Pengembangan Diri A. Bimbingan dan Konseling B. Kegiaran Ekstrakurikuler 1. Kepramukaan Nilai-nilai yang ditanamkan Strategi 2. UKS dan PMR 3. OSIS 4. Olahraga 5. Kerohanian 6. Seni budaya 7. Festifval sekolah Tabel 6. Panduan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter Melalui Kegiatan Rutin Nilai-nilai Karakter No 1. Religius 2. Kejujuran 3. Bertanggung Jawab 4. Hidup Sehat 5. Kedisiplinan Bentuk Pelaksanaan Kegiatan 96 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6. 7. Nilai Diri a. Kerja Keras b. Percaya Diri c. Berjiwa Wirausaha d. Berpikir Logis, Kritis, Kreatif, dan Inovatif e. Mandiri f. Ingin Tahu g. Cinta Ilmu Nilai Sosial a. Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain b. Patuh pada aturanaturan sosial c. Menghargai karya dan prestasi orang lain d. Santun e. Demokrasi 8. Peduli Lingkungan 9. Nilai Kebangsaan (Nasionalis dan Menghargai Keberagaman) Tabel 7. Panduan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter Melalui Kegiatan Spontan No 1. Nilai-nilai Karakter Religius 2. Kejujuran 3. Bertanggung Jawab 4. Hidup Sehat 5. Kedisiplinan 6. Nilai Diri a. Kerja Keras b. Percaya Diri c. Berjiwa Wirausaha d. Berpikir Logis, Kritis, Bentuk Pelaksanaan Kegiatan 97 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Kreatif, dan Inovatif e. Mandiri f. Ingin Tahu g. Cinta Ilmu 7. Nilai Sosial a. Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain b. Patuh pada aturanaturan sosial c. Menghargai karya dan prestasi orang lain d. Santun e. Demokrasi 8. Peduli Lingkungan 9. Nilai Kebangsaan (Nasionalis dan Menghargai Keberagaman) Tabel 8. Panduan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter Melalui Kegiatan Keteladanan No Nilai-nilai Karakter 1. Religius 2. Kedisiplinan 3. Peduli Lingkungan 4. Nilai Sosial 5. Kejujuran 6. Nilai Kebangsaan (Nasionalis dan Menghargai Keberagaman) Bentuk Pelaksanaan Kegiatan Tabel 9. Panduan Penilaian Keberhasilan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter Melalui Evaluasi dan Monitoring No Penilaian Keberhasilan Bentuk Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi dan Monitoring dan Hasil Observasi 1. Perilaku Kepala Sekolah 98 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2. 3. Perilaku Guru BK dan Guru Mata Pelajaran Perilaku Karyawan/Staf TU 4. Perilaku Peserta Didik 5. Sarana dan Prasarana 6. Situsi Sekolah 99 Tabel 10. Panduan Penilaian Keberhasilan Sarana dan Prasarana Penunjang Pelaksanaan Pendidikan Karakter No. I II III Jenis Ruang Belajar 1 Ruang Teori / Kelas Reguler / Kelas RSBI / Billingual 2 Ruang Perpustakaan 3 Ruang Bahasa 4 Ruang Lab. IPA 5 Ruang Multimedia 6 Lab. Komputer, TI dan K 7 Ruang Kesenian 8 Ruang Ketrampilan 9 Ruang Sanggar MGMP Ruang Kantor 1 2 3 4 5 6 Ruang Penunjang 1 2 3 4 5 6 7 Ruang Kepala Sekolah Ruang Wakasek Ruang Guru Ruang Tata Usaha Ruang Meeting Ruang BK Gudang umum Gudang buku Aula Ruang Doa/Ibadah GOR Ruang Dapur KM / WC Guru KM / WC Siswa Jumlah Baik Rusak Ringan Sedang Berat PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 IV 100 Ruang UKS Ruang PMR / Pramuka Ruang OSIS Ruang Olah Raga Karate Ruang Alat Olah Raga Ruang Riso/Elektronik Ruang Studio music Ruang Pompa / Menara Bangsal Kendaraan Rumah Penjaga Pos Jaga Selaras / Teras / Tangga Kantin Lapangan Olah raga 1 Sepak bola 2 Voli 3. Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu suatu metode penelitian yang mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa tulisan, gambar, karyakarya monumental dari seseorang, foto, catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Sugiyono, 2013). Metode ini digunakan untuk menghimpun data-data yang bersifat dokumenter, misalnya data tentang jumlah siswa, guru dan kayawan, struktur organisasi, sarana dan prasarana, letak dan geografis sekolah, serta pelaksanaan mata pelajaran-mata pelajaran dan kegiatan pengembangan diri di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta. 4. Angket (Koesioner) Koesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 101 kepada responden untuk dijawabnya. Koesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efesien bila peneliti tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Tipe pertanyaan dalam koesioner/angket ini adalah terbuka dan tertutup. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya berbentuk uraian tentang suatu hal. Sedangkan pertanyaan tertutup adalah pertanyan yang mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia (Sugiyono 2010: 201). 5. Alat Perekam Peneliti menggunakan alat perekam untuk merekam semua percakapan atau informasi yang diperoleh selama melakukan wawancara. Tujuan peneliti menggunakan alat perekam supaya memudahkan peneliti mengumpulkan informasi yang diperoleh selama proses penelitian. Selain itu untuk memperoleh tanda bukti berupa informasi hasil rekaman subyek yang bersifat asli dan benar adanya. Penggunaan alat perekam diberikan atas dasar kesepakatan peneliti dengan subjek. E. Keabsahan Data Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi untuk melihat validitas penelitian. Sugiyono (2010: 330) menyatakan bahwa ada dua jenis triangulasi yaitu, triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Sedangkan triangulasi sumber PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 102 untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda (Patton, dalam Moleong, 2009: 330-331). Penelitian ini menggunakan dua jenis triangualasi, yaitu triangulasi teknik dan sumber. Peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak sebagai triangulasi teknik, sedangkan dalam triangulasi sumber, peneliti menggunakan perbandingan tiga sumber yang berbeda, yaitu kepala sekolah, guru, dan dokumentasi. F. Teknik Analisis Data Analisis data kualitatif (Bogdan, dalam Sugiyono 2013), adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan ditemuanya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilah mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat keseimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. Peneliti melakukan analisis data melalui tiga teknik dan instrumen pengumpulan data yang berbeda. Tiga teknik dan instrumen yang dimaksud PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 103 adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Masing-masing teknik diberlakukan analisis yang berbeda. Teknik pengumpulan data pertama dilakukan dengan wawancara. Hasil wawancara yang diperoleh peneliti kemudian dibuat verbatim. Verbatim adalah percakapan wawancara dengan cara menuliskan jawaban dari setiap pertanyaan yang diajukan pada subjek saat proses wawancara. Selanjutnya peneliti menentukan coding untuk masing-masing jawaban berdasarkan aspek dari daftar pertanyaan yang berupa kode. Pemberian kode yang dilakukan oleh peneliti hanya dimengerti oleh peneliti saja. Teknik pengumpulan data kedua yang dilakukan peneliti adalah observasi. Observasi dilakukan melalui pengamatan langsung peneliti terhadap subyek dan obyek penelitian. Subyek penelitian yang dimaksud adalah kepala sekolah, guru BK, guru mata pelajaran, dan siswa, sedangkan obyek penelitian adalah semua fasilitas dan sarana-prasarana berupa gedung sekolah, ruang kelas, halaman sekolah, perlengkapan guru dan siswa dalam pembelajaran, dan lain sebagainya. Semua informasi penting yang diperoleh kemudian di tulis sebagai data hasil pengamatan secara langsung. Teknik pengumpulan data ketiga yang dilakukan peneliti adalah dokumentasi. Hasil dokumentasi berupa gambar/foto, arsip-arsip sekolah, dokumetasi-dokementasi yang mendukung sumber data. Hasil penelitian dari wawancara dan observasi, akan lebih kredibel/dapat dipercaya apabila didukung oleh data-data tersebut. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 104 Berikut merupakan langkah-langkah yang diambil peneliti dalam menganalis data. 1. Reduksi data Mereduki data berarti merangkum, memilah hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2013). Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Reduksi data dilakukan dengan menggunakan komputer, yang kemudian akan diberikan kode-kode (coding) pada aspek-aspek tertentu. 2. Model data (Data Display) Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Bentuk yang paling sering digunakan untuk menyajikan data adalah dengan teks yang bersifat naratif (Sugiyono, 2013). 3. Penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan penggambaran yang utuh dari obyek yang utuh untuk konfigurasi yang utuh dari obyek penelitian. Proses pengambilan kesimpulan ini merupakan proses pengambilan inti dari penelitian yang kemudian disajikan dalam bentuk pernyataan kalimat. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 105 Penulis menggunakan trianggulasi dengan cara membandingkan informasi yang diperoleh dari beberapa sumber sehingga diperoleh data yang absah. Dalam hal ini, penulis memakai dua langkah, yaitu membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara (triangulasi teknik) dan membandingkan keadaan perspektif seseorang dalam berbagai pendapat dan pandangan orang lain (triangulasi sumber). Hal ini mempertimbangkan bahwa kedua langkah tersebut lebih praktis dan bersifat obyektif. Dalam melakukan analisis data diatas menggunakan pola berfikir yang bersifat induktif, yaitu metode berpikir yang berangkat dari fakta-fakta/peristiwa-peristiwa khusus yang kemudian akan ditarik generalisasi yang memiliki sifat umum. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB IV ANALISIS DAN HASIL A. Gambaran Umum SMP Pangudi Luhur Yogyakarta Terkait Pendidikan Karakter 1. Letak dan Keadaan Geografis SMA Pangudi Luhur 1 Yogyakarta berada di Jalan Timoho II/29, Desa/Kelurahan Mujamuju, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dekat Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Sekolah ini terletak di daerah perumahan dan tidak ramai orang. Meski demikian disisi timur barat sekolah berbatasan dengan persawahan. Di sekolah ini banyak ditanam berbagai macam pohon dan tanaman hias. Sebagian besar pohon berada di tengah halaman sekolah. Pohon besar yang menjulang tinggi menambah kerindangan dan hawa sejuk meski siang hari. Terdapat juga tanaman hias yang beraneka ragam jenis dan warna, tersebar di setiap sisi sekolah. Keadaan ini memperindah bagi setiap orang yang masuk dan memandang, atau sekedar menikmati suasananya. Ada juga taman sekolah yang didesain dengan aliran air yang terus mengalir. Aliran air terus berputar dalam satu kolam yang di dalamnya terdapat bermacammacam ikan, seperti ikan koi, ikan nila, dan ikan lele. 107 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 108 Letak dan keadaan geografis SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta ini sangat baik dan strategis. Sehingga hal ini sangat mendukung dalam pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi. 2. Sejarah berdiri dan Perkembangannya Berdirinya SMP Pangudi Luhur Yogyakarta tidak lepas dari datangnya para Biarawan Bruder FIC di Yogyakarta pada tanggal 20 September 1920. Mereka datang dan bertempat tinggal di sebelah selatan Benteng Vreden Berg (sekarang Jl. Panembahan Senopati 18). Kedatangan 5 (lima) Biarawan Bruder FIC dari Belanda tersebut bertujuan untuk berkarya dalam bidang pendidikan bagi orang Indonesia. Disebutkan dalam buku sejarah (Donum Desursum): “.....Dewan Umum (red: Pimpinan Pusat di Belanda) sudah setuju dengan berdirinya MULO (red: sekarang SMP) di Kidulloji, dengan syarat bahwa anak-anak Jawa diterima dahulu dan anak-anak Belanda atau......” Mula-mula para Bruder FIC mendirikan HIS ( Hollands Indische School/Sekolah Belanda Hindia, sekarang SD). Sebagai konsekuensi logis dari pendirian HIS maka para Bruder FIC mendirikan sekolah lanjutannya yang waktu itu disebut MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs-Pengajaran Rendah Lebih Luas). Ditulis dalam buku sejarah: “Sesudah liburan besar tahun 1923 MULO itu dimulai dengan 25 murid. Ruang kelas masih ada.” Inilah awal mula adanya SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 109 Mula-mula Pastor Serikat Yesus (SY) telah mendirikan “Perkumpulan Kanisius” (sekarang Yayasan Kanisius) yang mengelola sekolah-sekolah Katolik di Yogyakarta. HIS dan MULO para Bruder FIC pun bergabung dalam Yayasan Kanisius. Tetapi tanggung jawab untuk urusan persekolahan semuanya diserahkan kepada para Bruder FIC, bahkan kepemimpinan Percetakan Kanisius pun juga diserahkan kepada Bruder FIC. Pada tahun 1925 karena perkembangan, maka MULO harus mencari tempat baru, yaitu di Gondomanan. Namun dalam perjalanan sejarah semakin dirasakan akan kebutuhan untuk memiliki tempat sendiri. Sejarah menulis: “..... sudah jelas MULO membutuhkan gedung sendiri. Maka perlu membangun lagi, lebih-lebih karena dalam bulan Maret 1926 MULO Bruderan disamakan dengan MULO Pemerintah, sehingga ijazahnya akan memberi wewenang yang sama.” Maka, pada tahun 1927 dibangunlah gedung MULO diantara Bruderan dan HIS (sekarang SD Pangudi Luhur). Bangunan itu amat kuat, berlantai dua dan terdiri dari 8 (delapan) ruang kelas dan 2 (dua) ruang khusus. Bangunan itu sekarang digunakan untuk SMA Pangudi Luhur Yogyakarta “Januari 1928 MULO menempati gedungnya sendiri; 2 Pebruari diadakan Pemberkatan Liturgis. Perlu dicatat bahwa 3 Februari diadakan pembukaan resmi. Betapa pentingnya MULO Bruderan dibuktikan dengan jelas sekali karena tamu agung yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 110 menghadiri upacara pembukaan. Paduka Yang Mulia Sri Sultan Abdurahman Hamengkubuwana VIII sendiri datang. Di samping tamu yang mulia itu maka tamu dari pihak Belanda tidak begitu penting: residen, asisten-asisten dan Tuan Inspektur MULO. Sampai Perang Dunia II, MULO Kidulloji menjadi sekolah kebanggaan masyarakat Katolik di Yogyakarta. Bahkan pada zaman krisis, ketika pemerintah merasa perlu membatasi penerimaan murid baru, Yogyakarta masih dapat mempertahankan dua kelas satu. Tahun 1936 bahkan diputuskan untuk melengkapi MULO dengan asrama.” Pada masa penjajahan Jepang kekuasaan Belanda runtuh. Sekolah-sekolah misi ditutup dan gedung-gedung mengalami kerusakan. Para Bruder Belanda diinternir/ditahan di beberapa kota. Tinggal dua orang Bruder tinggal di bekas asrama MULO. “Bulan Maret 1942 segala macam sekolah Eropa dibubarkan.... MULO itu hilang, karena sekolah Menengah Katolik tidak diperbolehkan. Kemudian tentara Jepang mengambil alih semua bangunan....” Pada tahun 1945 tentara Nippon mulai lunak dalam tindakannya. Hal ini memberi peluang untuk mencari lagi MULO yang hilang. Gedung-gedung yang dahulu diambil alih Jepang dalam bulan Juli 1945 bisa didapatkan kembali, walau ruang-ruang kelas menjadi kosong. “Terlebih dahulu gedung MULO dibersihkannya enam ruang, di bawah ditentukan untuk Sekolah Rakyat sempurna, dan di ruang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 111 atas untuk Sekolah Menengah....” “Akhirnya pada akhir bulan Oktober sekolah dapat dibuka lagi. Beberapa guru masih takut karena kampung mereka belum cukup aman...” “Apa yang dipertahankan pada semasa perang mulai berkembang lagi dalam tahun 1949, .....” MULO yang telah berganti nama menjadi SMP Putera Kidulloji, menjadi kebanggaan pendirinya, Br. Mario. SMP Putera Kidulloji menjadi terkenal, terbesar, terbaik yang dipegang pihak Misi di Yogyakarta waktu itu. Karena waktu itu di kompleks SMP mulai didirikan SGA, maka timbulah keteganganketegangan. Oleh karena itu pada tahun 1954 Kongregasi Bruder FIC membeli tanah di daerah Baciro yang saat ini menjadi tempat berdomisilinya SMP Pangudi Luhur 1. SMP Pangudi Luhur masih di bawah Yayasan Kanisius walaupun secara internal pengelolaannya oleh para Bruder FIC. Pada tahun 1954 para Bruder FIC mendirikan Yayasan Pangudi Luhur untuk mengurusi sekolah-sekolah yang dikelolanya. Maka pada tanggal 1 Agustus 1955 penyelenggaraan SMP Pangudi Luhur diserahkan kepada Yayasan Pangudi Luhur. Mulai saat itulah SMP ini memiliki nama SMP PANGUDI LUHUR. Dalam perkembangan sekitar tahun enampuluhan SMP Pangudi Luhur membuka “kelas jauh” bertempat di sekitar Gereja Katolik Baciro. Kelas jauh tersebut pengelolaannya dipimpin oleh seorang Suster. Namun karena Dinas Pendidikan mencabut surat ijin pelaksanaan kelas jauh, maka tanggal 1 Juli 1983 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 112 SMP Pangudi Luhur menjadi SMP Pangudi Luhur 1 dan SMP Pangudi Luhur 2. SMP Pangudi Luhur 1 sebagai sekolah yang dikelola oleh Yayasan Pangudi Luhur (para Bruder FIC) dan SMP Pangudi Luhur 2 dikelola oleh yayasan milik Para Suster Santo Dominicus. Secara internal SMP Pangudi Luhur 1 dan SMP Pangudi Luhur 2 berdiri sendiri bersama dengan yayasan masing-masing. Mulai tahun 1980 Yayasan Pangudi Luhur mulai mendirikan bangunan untuk SMP. Tahun 1982 gedung sudah mulai ditempati walaupun pembangunan belum selesai. Setelah semua pekerjaan pembangunan selesai maka pada tanggal 6 Agustus 1983 gedung itu diresmikan untuk SMP PANGUDI LUHUR 1, hingga sekarang. Berkaitan dengan Prestasi, siswa SMP Pangudi Luhur 1 memiliki banyak prestasi. Hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya piala, trofi dan piagam penghargaan yang diperoleh. Ada sekitar 5 (lima) almari untuk trofi dan piagam serta 1 (satu) rak untuk berbagai piagam penghargaan. Karena begitu tingginya prestasi maka suatu saat pernah terjadi SMP Pangudi Luhur 1 tidak diperbolehkan mengikuti perlombaan/pertandingan karena jika SMP Pangudi Luhur 1 turun lapangan SMP lainnya tidak jadi mengikutinya, karena sudah pasti kalah. Karena itu SMP Pangudi Luhur 1 hanya boleh mengikuti eksebisi atau “kejuaraan nol.” Sampai saat ini berbagai lomba dan pertandingan masih diikuti dan setiap kali piangam maupun trofi diperolehnya PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 113 Melihat latar belakang berdiri dan sejarah SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta di atas disimpulkan bahwa proses dan dinamika perkembangan sekolah ini adalah baik. Sekolah memiliki banyak prestasi dalam berbagai bidang. Para pendiri dan pemimpin sekolah yang terus berganti memiliki kompetensi yang sesuai dengan kemampuannya mengelola sekolah. Melihat perkembangan sejarah sekolah ini, tentu memberikan dampak yang baik dalam sistem perencanaan dan pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi yang lebih berkualitas di sekolah ini. 3. Visi dan Misi Berikut merupakan visi dan misi SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang juga termuat dalam kurikulum KTSP 2006 dan Kurikulum 2013, visi SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta adalah “Pusat berkembangnya pribadi beriman, berkualitas, berbudi pekerti luhur, humanis dan peduli lingkungan”. Visi ini didukung dengan misi SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, yaitu, “Mendidik peserta didik menjadi manusia yang: (a) Memiliki nilai-nilai religius berdasarkan iman kristiani; (b) Memiliki pribadi berwawasan luas, berintelektualitas, dan menguasai IPTEK; (c) Memiliki pribadi beriman yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan kehidupan; (d) Memiliki pribadi luhur dan humanis dalam hidup sehari-hari PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 114 Visi dan misi SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta ini tertulis dengan baik. Visi dan misi ini menjadi tonggak dan pedoman sekolah dalam melaksanakan pendidikan karakter kepada peserta didik. Melalui visi dan empat hal pokok misi sekolah di atas, tentu semakin mendukung terlaksananya pendidikan karakter terintegrasi di sekolah ini. 4. Struktur Organisasi Sekolah Struktur organisasi menggambarkan sebuah organisasi yang memiliki kemampuan secara independen untuk mengatur dirinya sendiri, mengatur hubungan antar orang dan antar kelompok. Struktur organisasi dibentuk dan diputuskan oleh organisasi itu sendiri berdasarkan situasi, kondisi dan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 115 Dalam fungsi pengorganisasian di sekolah, kepala sekolah mengalokasikan keseluruhan sumber daya sekolah sesuai dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan suatu kerangka kerja organisasi tertentu. Kerangka kerja tersebut dinamakan sebagai desain organisasi. Bentuk spesifik dari kerangka kerja organisasi dinamakan dengan struktur organisasi. Struktur organisasi pada dasarnya merupakan desain organisasi dimana seorang kepala sekolah melakukan alokasi sumber daya organisasi, terutama yang terkait dengan pembagian kerja serta sumber daya yang dimiliki organisasi, serta bagaimana keseluruhan kerja tersebut dapat dokoordinasikan dan dikomunikasikan. Struktur Organisasi SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, dipimping oleh seorang kepala sekolah. Kepala sekolah dengan otoritas dan tanggung jawab yang dimiliki membawahi bagian kurikulum, tata usaha, dan bagian kesiswaan. Masing-masing bagian memiliki peran, tugas, dan tanggung jawabnya masing-masing sesuai dengan kurikulum yang telah dibuat sekolah. Dalam hal ini, guru juga memiliki peran, tugas, dan tanggung jawabnya masing-masing, dimana semua proses kegiatan ditujukan pada peserta didik. Berdasarkan struktur organisasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa segala hal dalam komando dan koordinasi yang dilakukan SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta mendukung PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 116 terlaksananya perndidikan karakter terintegrasi. Semua aktivitas yang dilakukan oleh sekolah terarah menjadi satu hal, yaitu peserta didik. 5. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa Jumlah tenaga pendidik dan kependidikan adalah 42 orang. Satu orang sebagai kepala sekolah, 23 orang sebagai guru tetap yayasan, 8 orang sebagai guru tidak tetap, 5 orang sebagai tenaga administrasi/perpustakaan tetap, 2 orang sebagai tenaga pelaksana tetap, 2 orang sebagai tenaga pelaksana tidak tetap, dan 2 orang sebagai satpam. Jenjang pendidikan dan status kepala sekolah, guru, dan karyawan, yaitu satu orang lulusan S2, 31 orang lulusan S1, 3 guru lulusan D3, dan 7 orang lulusan SMA. Jadi, total keseluruhan adalah 42 orang, 32 orang berstatus sebagai guru dan 10 orang berstatus sebagai karyawan. Dari 42 tenaga pendidik dan kependidikan, 19 orang adalah berjenis kelamin laki-laki dan 22 orang adalah berjenis kelamin perempuan. Jumlah peserta didik kelas VII adalah 246 orang, dengan rincian 120 siswa laki-laki dan 126 siswi perempuan. Jumlah peserta didik kelas VIII adalah 256 orang, dengan rincian 142 siswa laki-laki dan 114 siswi perempuan. Jumlah siswa kelas IX adalah 242 orang, dengan rincian 126 siswa laki-laki dan 116 siswi perempuan. Dengan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 117 demikian total jumlah peserta didik tahun ajaran 2014-2015 di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta adalah 744 orang. Keadaan guru, karyawan, dan siswa di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta adalah tercukupi. Tersedianya guru dan tenaga kependidikan yang memadai ini semakin mendukung terlaksananya pendidikan karakter terintegrasi di sekolah ini. 6. Sarana dan Prasarana Kondisi sarana dan prasarana di sekolah ini cukup memadai. Status pemilikan sekolah ini adalah “hak milik”. Keliling tanah seluruhnya adalah 635 m dengan luas tanah 24.259 m2. Perincinian penggunaan tanah, adalah 5.666 m2 untuk bangunan, 4.483 m2 untuk halaman/taman, 2.428 m2 untuk lapangan olah raga, 2.261 m2 untuk kebun, 960 m2 untuk sawah, dan 8.461 m2 digunakan untuk keperluan lain-lain. Kondisi sarana dan prasarana di atas tampak bersih, teratur, rapi, dan nyaman. Jumlah buku dan alat pendidikan menurut mata pelajaran di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta adalah cukup memadai. Beberapa mata pelajaran, seperti PKn, Pendidikan Agama, Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa Inggris, Pendidikan Jasmani, Matematika, IPA Terpadu, IPS Terpadu, Seni Budaya, Bahasa Jawa, TIK, Akuntasi, dan Bimbingan dan Konseling, memiliki buku yang digunakan sebagai buku pegangan guru, buku siswa, dan buku penunjang. Beberapa mata PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 118 pelajaran, seperti Bahasa Inggris, Pendidikan Jasmani, dan Matematika sudah memiliki media dan alat yang digunakan untuk praktik. Perlengkapan sekolah di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta adalah cukup memadai. Perincian setiap perlengkapan adalah sebagai berikut, komputer TU/guru/pepustakaan/laboratorium berjumlah 16 buah, 2 mesin ketik, 3 mesin scaner, 1 mesin riso, 6 printer, 14 lemari, 4 lemari arsip, 16 rak buku, 36 meja guru/TU, 36 kursi guru/TU, 355 meja siswa, 708 kursi siswa, dan 6 laptop. Semua perlengkapan sekolah di atas tampak dalam keadaan baik. SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta memiliki 23 jenis ruang dan luas yang berbeda. Perincian masing-masing ruang adalah sebagai berikut, 15 ruang teori/kelas (945 m2), 1 Laboratorium Biologi (87 m2), 1 Laboratorium Fisika (87 m2), 1 Laboratorium Bahasa (63 m2), 1 Ruang Perpustakaan (99 m2), 1 Laboratorium Komputer (81 m2), 1 Ruang Kepala Sekolah (32 m2), 1 Ruang Wakasek (21 m2), 1 Ruang Guru (81 m2), 1 Ruang TU (49 m2), Ruang Tamu, 3 Kamar Mandi Guru (18 m2), 1 Ruang BK (42 m2), 1 Ruang Keterampilan (63 m2), 1 Ruang OSIS (21 m2), 2 Ruang UKS (42 m2), Koprasi, 1 Gudang (63 m2), 1 Ruang Ibadah (112 m2), 10 Ruang Serbaguna (125 m2), 10 Kamar Mandi Siswa (125 m2), 3 Ruang Penjaga Sekolah (95 m2), dan 1 Studio Musik (28 m2). Semua ruang yang ada di sekolah ini tampak bersih, rapi, dan nyaman. Rata-rata penggunaan laboratorium tiap minggu adalah berbeda. Laboratorium Biologi adalah 10 kali PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 119 penggunaan setiap minggu, Lab. Fisika adalah 10 kali penggunaan setiap minggu, Laboratorium Bahasa adalah 30 kali penggunaan setiap minggu, dan Laboraotium Komputer adalah 30 kali penggunaan setiap minggu. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah adalah memenuhi dan dalam keadaan baik. Tersedianya sarana dan prasarana ini semakin mendukung dalam pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. 7. Kurikulum SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta menggunakan dua kurikulum sekolah, yaitu Kurikulum 2013 dan Kurikulum KTSP 2006. Kurikulum 2013 untuk kelas VII dan VIII, sedangkan kurikulum KTSP 2006 untuk kelas IX. Keduanya dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Kurikulum dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan tertentu itu meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi, potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 120 Tujuan penyusunan kurikulum SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta disusun sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang dikembangkan dengan ciri-ciri tujuan satuan pendidikan sesuai visi, dapat di ukur dan terjangkau. Kurikulum SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dikembangkan mengacau pada Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standat Penilaian, dan Standar Proses dengan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP serta memperhatikan pertimbangan Komite Sekolah. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh sekolah sendiri. Kurikulum SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta terdiri dari tujuan pendidikan, struktur, dan muatan kurikulum SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, kalender pendidikan, dan pedoman umum pengembangan silabus dan RPP. Pemberkasan dan pengarsipan dokumen kurikulum terlaksana dengan baik. Tersedianya kurikulum yang baik ini semakin membantu dan meningkatkan kualitas pelaksanaan pendidikan terintegrasi di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. karakter PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 121 B. Perencanaan Pendidikan Karakter Terntegrasi di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Perencanaan pendidikan karakter terintegrasi dilaksanakan melalui perencanaan program dan kegiatan sekolah, yang kemudian dilakukan melalui pengembangan dan penyususnan Rencana Kerja Sekolah (RKS) untuk jangka menengah/panjang dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) untuk jangka pendek dan tahunan. Dalam upaya pendidikan karakter, sekolah SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta bersama-sama dengan pemangku kepentingan (stake holder), menyusun RKS dan RKAS ini melalui berbagai proses yang dapat menumbuhkembangkan nilai-nilai karakter. Pemahaman tersebut di dukung dengan beberapa pernyataan dari guru di SMP Pangudi Luhur 1 sebagai berikut. Tabel 11. Interpretasi Hasil Wawancara Perencanaan Pendidikan Karakter PERENC ANAAN Perencanaan Pendidikan Karakter Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Guru Guru Bhs. Wakaesek/Guru Kesimpulan B.Ing Indonesia Matematika Ya bagaimana Perencanann - Ya, tentu sebelum ya. Yang jelas pendidikan karakter melaksanakan proses kalau untuk di sekolah: pembelajaran maupun penerapan 1. Perencanaan kegiatan sekolah, kami kurikulum di didahului dengan memulai dengan SMP ini ya tetap mengembangkan perencanaan ya. jalan. Baik itu dan menyusun Perencanaan yang kami kurikulum 2013 RKS dan RKAS. lakukan pertama adalah maupun KTSP dengan mengembangkan 2. Penyusunan 2006. Untuk perencanaan dan menyusun Rencana kelas 7 dan 8 melibatkan Kerja Sekolah dan sudah yayasan, kepala Rencana Kegiatan dan menggunakan sekolah, guru, dan Anggaran Sekolah. K13, sedangkan orang tua. Biasanya berkaitan kelas 9 masih 3. Sekolah dengan itu, sekolah menggunakan menggunakan dua melibatkan banyak pihak KTSP. Kelas 7 kurikulum, yaitu ya, seperti yayasan, dan 8 kan Kurikulum 2013 kepala sekolah, guru, memang karena (kelas 7 dan 8), dan orang tua. sudah berjalan Kurikulum KTSP PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3 semester ya, artinya kurikulum ini akan tetap diberlakukan di sekolah ini. (A2. PerPK. G.Bind - Dalam perencanaan ini juga menghasilkan kalender akedemik ya, biasanya kami menggabungkan agenda kegiatan yang ada dari yayasan Pangudi Luhur dan juga kegiatan intern sekolah. 122 2006 (kelas IX) 4. Sekolah memiliki kalender akedemik yang merupakan gabungan agenda kegiatan yayasan dan sekolah. - Ya seperti yang sudah saya bilang di awal tadi. Sekolah kami menggunakan dua kurikulum. Untuk kelas VII dan VII menggunakan kurikulum 2013, sedangkan kelas IX menggunakan kurikulum KTSP 2006. Ya nanti bisa dilihat sendiri di buku yang sudah saya berikan tadi mengenai kurikulum ya, disitu sudah ada kok. (A2. PerPK. G.Mat) Berdasarkan interpretasi hasil wawancara pelaksanaan perencanaan pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa: 1) Perencanaan didahului dengan mengembangkan dan menyusun RKS dan RKAS. 2 Penyusunan perencanaan melibatkan yayasan, kepala sekolah, guru, dan orang tua. 3) Sekolah menggunakan dua kurikulum, yaitu Kurikulum 2013 (kelas 7 dan 8), dan Kurikulum KTSP 2006 (kelas IX). 4) Sekolah memiliki kalender akedemik yang merupakan gabungan agenda kegiatan yayasan dan sekolah. Selain itu, beberapa guru memiliki pendapatnya masing-masing tentang pengertian pendidikan karakter. Berikut merupakan interpretasi hasil PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 123 wawancara guru tentang pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Tabel 12. Interpretasi Hasil Wawancara Pengertian Pendidikan Karakter PERENCA NAAN Pengertian Pendidikan Karakter Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Guru Bhs. Inggris Guru Bhs. Wakasek/Guru Kesimpulan Indonesia Matematika Pendidikan karakter Menurut saya Pendidikan Pendidikan ya. Ya kalau saya pendidikan karakter karakter adalah simpel aja ya. karakter adalah adalah upaya- proses/upayaPendidikan karakter pendidikan yang upaya yang upaya adalah proses diberikan kepada dilakukan oleh pembiasaan yang pembiasaan peserta didik guru kepada dilakukan oleh berdasarkan nilaiberdasarkan siswa untuk guru untuk nilai positif yang pada nilai-nilai menanamkan menanamkan diberikan kepada karakter yang nilai-nilai nilai-nilai siswa. Sudah cukup, ada di sekolah. karakter. karakter (nilai(A1.PK.G.Mat) titik. nilai positif) yang (A1.PK.G.Bind) ada dan (A1.PK.G.Bing) direncanakan sekolah kepada peserta didik. Tabel di atas menjabarkan tentang pendapat beberapa guru tentang pendidikan karakter. Berdasarkan tiga pendapat tersebut, disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah proses/upaya-upaya pembiasaan yang dilakukan oleh guru untuk menanamkan nilai-nilai karakter (nilai-nilai positif) yang ada dan direncanakan sekolah kepada peserta didik. Integrasi pendidikan karakter juga di lakukan di dalam pembelajaran. Pengintegrasian pendidikan karakter di dalam pembelajaran dilakukan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Berikut adalah hasil interpretasi hasil wawancara tentang perencanaan silabus, RPP, dan bahan ajar. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 124 Tabel 13. Interpretasi Hasil Wawancara Perencanaan Silabus, RPP, dan Bahan Ajar PERENCA NAAN Perencanaan Silabus, RPP, dan Bahan Ajar Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Guru Bhs. Wakasek/Guru Guru Bhs. Inggris Kesimpulan Indonesia Matematika Ya gimana ya, Untuk Perencanaan Silabus, - Iya, ya itu dalam memang karena pembuatan RPP RPP, dan Bahan Ajar: format tuntutan dan silabus, 1. Sebelum pembelajaran dan administrasi yang memang tidak pelaksanaan proses evaluasi yang ada harus dibuat RPP semua membuat pembelajaran di di silabus dan RPP dan silabus itu lembar baru kelas guru kan sudah ada. tetap memang lagi ya. Artinya, membuat dan harus dibuat. Ga kami para guru menyususn - Ya, menurut saya, mungkin kan, kita mengembangka Silabus, RPP, dan saya selalu mengawangn dari RPP dan Bahan Ajar. berusaha awang rencana silabus yang 2. Penyususnan semaksimal kegiatan yang sudah ada Silabus, RPP, dan mungkin melakukan akan dilakukan sebelumnya ya. Bahan Ajar juga kegiatan sesuai selama satu tahun Kemudian, kami untuk memenuhi dengan RPP dan dalam waktu yang melakukan tuntutan silabus yang sudah terbatas. penyesuaian administrasi saya buat. Meski dengan format sekolah. (A3.PerSil.PK. terkadang saya yang ditetapkan 3. Penyususnan G.Bing) mengalami pada K13 itu. Silabus, RPP, dan kesulitan. Ya saya Bahan Ajar dibuat (A3.PerSil.PK. selalu berusaha dan disusun G.Bind) semaksimal dengan mungkin mengembangkan menyesuaikan dan melakukan dengan RPP. penyesuaian dari (A3.PerSil.PK. yang sebelumnya. G.Mat) Pada tahap ini silabus, RPP, dan bahan ajar disusun oleh guru. Baik silabus, RPP, dan bahan ajar dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya memfasilitasi/berwawasan pendidikan kakrakter. Dari interpretasi hasil wawancara guru di atas, dapat disimpulkan bahwa: 1) Sebelum pelaksanaan proses pembelajaran di kelas guru membuat dan menyususn Silabus, RPP, dan Bahan Ajar. 2) Penyusunan Silabus, RPP, dan Bahan Ajar juga untuk memenuhi tuntutan administrasi sekolah. 3) Penyususnan Silabus, RPP, dan Bahan Ajar dibuat dan disusun dengan mengembangkan dan melakukan penyesuaian dari yang sebelumnya. Ketiga PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 125 simpulan tersebut sejalan dengan panduan pendidikan karakter di SMP oleh Kemendikbud, 2010. Beberapa hal yang telah dijelaskan di atas merupakan hasil interpretasi melalui metode wawancara. Berikut akan disajikan hasil interpretasi melalui observasi dan studi dokomentasi. Berdasarkan hasil observasi dan studi dokumentsi, perencanaan pelaksanaan pendidikan karakter juga direalisasikan dalam seluruh kegiatan di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Adapun pelaksanaan perencanaan yang dilakukan adalah melalui langkah-langkah sebagai berikut. 1. Memilih dan dikembangkan menentukan berdasarkan nilai-nilai yang diprioritaskan hasil analisis konteks untuk dengan mempertimbangkan ketersediaan sarana dan kondisi yang ada. 2. Kepala sekolah melakukan sosialisasi ke semua warga sekolah (pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, komite sekolah, dan orang tua peserta didik) agar pembentukan karakter melalui nilai-nilai yang diprioritaskan. 3. Merevisi kurikulum (Kurikulum KTSP 2006 dan Kurikulum 2013) yang telah dimiliki dengan mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter yang menjadi prioritas di sekolah tersebut. 4. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan silabus dan RPP yang telah diintegrasikan nilai-nilai pembentukan karakter. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 126 5. Melakukan pembiasaan dalam bentuk perilaku dan kegiatan yang mencerminkan dari nilai-nilai pendidikan karakter yang menjadi prioritas dari SMP Pangudu Luhur 1 Yogyakarta. 6. Menyusun Dokumen Kurikulum Tujuan dari kegiatan ini adalah agar sekolah dapat menyusun dokumen kurikulm KTSP 2006 dan kurikulum 2013 yang mengintegrasikan nilainilai karakter, agar setiap komponen yang dikembangkan di dalam kurikulum memiliki koridor yang jelas, dan agar setiap komponen yang ada dalam kurikulum memiliki persepsi yang sama dengan sinergi dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan masing-masing satuan pendidikan, sehingga pelaksanaan kurikulum 2013 dapat tercapai dengan baik. Berikut merupakan tahapan pengembangan dokumen kurikulum di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. a. Penyusunan Dokumen Kurikulum KTSP 2006 Penyusunan dokumen kurikulum KTSP 2006 termuat dalam lima bab yang juga disertai dengan lampiran-lampiran pendukung. Lima bab tersebut adalah pendahuluan, tujuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum, kalender pendidikan, dan pedoman umum pengembangan silabus dan RPP. Bab pendahuluan berisikan enam sub penjabaran. Sub penjabaran tersebut adalah latar belakang, pengertian-pengertian kurikulum, dasar/landasan pengembangan kurikulum SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, tujuan penyusunan, prinsip pengembangan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 127 kurikulum, dan acuan operasional penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Bab tujuan pendidikan berisikan dua sub penjabaran. Dua sub penjabaran tersebut adalah tujuan pendidikan dan visi, misi, dan tujuan SMP Pangudi Luhur 1 Sint Joseph Yogyakarta. Bab struktur dan muatan kurikulum berisikan tiga sub penjabaran, yaitu kerangka dasar dan struktur kurikulum, muatan kurikulum, dan standar kompetensi lulusan. Pada sub pertama berisikan dua hal pokok, yaitu kelompok mata pelajaran dan struktur kurikulum. Sub muatan kurikulum berisikan hal berikut, mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri, pengaturan beban belajar, ketuntasan belajar, penilaian-kenaikan kelas- kelulusan-dan mutasi, pendidikan kecakapan hidup, keunggulan lokal dan global, pendidikan budaya, karakter bangsa dan kewirausahaan. Sub ketiga berisikan tiga hal sebagai berikut, standar kompetensi lulusan satuan pendidikan, standar kompetensi kelompok mata pelajaran, standar kompetensi lulusan mata pelajaran. Bab kalender pendidikan berisikan dua sub penjabaran. Dua sub penjabaran tersebut adalah alokasi waktu dan penetapan kalender pendidikan. Bab pedoman umum pengembangan silabus dan RPP terdiri dari dua sub penjabaran. Dua sub penjabaran pertama adalah silabus PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 128 yang di dalamnya berisi pengertian silabus, landasan silabus, prinsip pengembangan silabus, unit waktu silabus, komponen silabus, pengembangan silabus, dan langkah-langkah pengembangan silabus. Sub penjabaran kedua adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terdiri dari pengertian RPP, landasan RPP, prinsipprinsip penyusunan RPP, komponen RPP, dan langkah pengembangan RPP. Selain lima bab yang telah dijelaskan diatas, ada bebarapa lampiran yang dicantumkan dalam penyusunan dokumen kurikulum KTSP 2006. Lampiran-lampiran tersebut adalah SK Kepala SMP Pangudi Luhur 1 Sint Joseph tentang Tim Penyusun Kurikulum, kalender pendidikan tahun 2014/2015, contoh silabus, contoh model RPP, program pengembangan diri, KKM mata pelajaran, model laporan hasil belajar, dan rekomendasi pengawas. b. Menyusun Dokumen Kurikulum 2013 Penyusunan dokumen kurikulum 2013 termuat dalam lima bab yang juga disertai dengan lampiran-lampiran pendukung. Lima bab tersebut adalah pendahuluan, struktur dan muatan kurikulum, pengembangan proses pembelajran-penilaian-dan layanan bimbingan dan konseling, kalender pendidikan, pengembangan silabus dan RPP. dan pedoman umum PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 129 Bab pendahuluan berisikan empat sub penjabaran, yaitu latar belakang, kerangka dasar kurikulum, prinsip-prinsip pengembangan dan pengelolaan kurikulum, visi-misi-dan tujuan pendidikan sekolah. Sub bab kerangka dasar kurikulum berisikan landasan filosofis, landasan teoritis, dan landasan yuridis. Sub bab ke dua berisikan dua hal pokok, yaitu punyusunan kurikulum dan pengelolaan kurikulum. Sab bab ke tiga berisikan visi, misi, dan tujuan pendidikan SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Bab struktur dan muatan kurikulum satuan pendidikan berisikan empat sub penjabaran, yaitu struktur kurikulum, muatan kurikulum sekolah, pengaturan beban belajar, dan pendidikan karakter bangsa dan berbasis budaya. Sub bab struktur kurikulum berisikan tiga hal pokok, yaitu standar kompetensi lulusan, kompetensi inti, dan mata pelajaran. Sub bab muatan kurikulum sekolah terdiri atas muatan kurikulum tingkat nasional, muatan kurikulum tingkat daerah, muatan kekhasan sekolah, dan ekstrakurikuler. Sub bab ke tiga terdiri dari definisi beban belajar, sistem pengaturan beban belajar, beban belajar tambahan. Sub bab ke empat terdiri dari pendidikan karakter bangsa, pendidikan etika lalu lintas, pendidikan berbasis budaya, dan pendidikan berbasis kekhasan sekolah. Bab tiga berisikan enam sub penjabaran. Sub penjabaran adalah konsep dan strategi, silabus dan RPP, proses pembelajaran, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 130 pedoman pelaksanaan penilaian, pengembangan layanan bimbingan dan konseling, dan kenaikan kelas-kelulusan-dan mutasi siswa. Sub bab pertama terdiri dari dua hal, yaitu pandangan tentang pembelajaran dan pembelajaran langsung dan tidak langsung. Sub bab kedua berisikan silabus, hakikat RPP, prinsip-prinsip pengembangan RPP, komponen dan sistematika RPP, dan langkahlangkah pengembangan RPP. Sub bab ketiga terdiri dari kegiatan pendahulauan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Sub bab keempat terdiri dari pengertian penilaian, prinsip dan pendekatan penilaian, kriteria ketuntasan minimal, ruang lingkup, teknik, dan instrumen penilaian, mekanisme dan prosedur penilaian, serta pelaksanaan dan pelaporan penilaian. Sub bab kelima terdiri dari konsep layanan bimbingan dan konseling, komponen layanan bimbingan dan konseling, strategi layanan bimbingan dan konseling. Sub bab keenam terdiri dari kenaikan kelas, kelulusan, dan mutasi siswa. Bab empat tentang kalender akademik terdiri dari dua sub penjabaran. Dua sub penjabaran tersebut adalah alokasi waktu dan penetapan kalender akademik. Sedangkan bab lima berisikan pedoman umum pengembangan silabus dan RPP. Di akhir, terdapat lampiran-lampiran pendukung. Lampiranlampiran tersebut adalah SK tim pengembangan kurikulum, kalender akademik satuan pendidikan tahun berjalan, contoh RPP satuan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 131 pendidikan, contoh kegiatan ekstrakurikuler, KKM sekolah tahun berjalan, dan rekomendasi pengawas. Nilai-nilai pendidikan karakter terintegrasi di seluruh mata pelajaran dan termasuk muatan lokal sesuai dengan kekhasannya. Di dalam silabus dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) nilai-nilai pendidikan karakter tercantum di dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan di dalam pengembangan diri pendidikan karakter diimplementasikan dalam program bimbingan konseling dan ekstrakurikuler. Program ekstrakurikuler dilakukan melalui beberapa kegiatan seperti kepramukaan, UKS, olahraga, kerohanian, seni budaya, dan kepemimpinan. Pada tahap ini silabus, RPP, dan bahan ajar disusun. Silabus, RPP, dan bahan ajar dirancang agar muatan maupun kegiatannnya memfasilitasi/berwawasan pendidikan karakter. Cara yang digunakan untuk membuat silabus, RPP, dan bahan ajar yang berwawasan pendidikan karakter adalah dengan mengadaptasi silabus, RPP, dan bahan ajar yang telah dibuat/ada dengan menambah/mengadaptasi kegiatan pembelajaran yang bersifat memfasilitasi nilai-nilai karakter. Melalui kedua penyusunan dua dokumen kurikulum sekolah, semakin mendukung pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 132 C. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Untuk mengimplementasikan pendidikan karakter terintegrasi di sekolah, diperlukan pengelolaan sumber daya manusia yang baik. Berikut merupakan beberapa hal yang dilakukan SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkompeten: (1) perencanaan penerimaan guru dan staf sesuai dengan kebutuhan sekolah, (2) mengorganisasikan kegiatan guru dan staf sesuai dengan bidang kerja masing-masing, (3) memberikan pengarahan kepada guru dan staf agar bekerjasama untuk tercapainya tujuan, (4) melakukan pengawasan terhadap pekerjaan para guru dan staf agar mereka bekerja sesuai dengan aturan-aturan yang sudah ditetapkan bersama, (5) meningkatkan profesionalisme para guru dan staf, baik teknis maupun non-teknis, melaksanakan pembinaan karir dan kesejahteraan, serta menerapkan sistem penghargaan dan hukuman. Pelaksanaan pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta juga dilakukan secara terpadu melalui tiga jalur, yaitu: 1. Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran dan Pembelajaran Pendidikan karakter secara terintegrasi di dalam mata pelajaran adalah pengenalan nilai-nilai, diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 133 Pada dasarnya kegiatan pembelajaran di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan mengintegrasikan nilai-nilai dan menjadikannya perilaku sehari-hari. Nilai-nilai sudah mulai terintegrasi pada semua mata pelajaran, terutama pengembangan nilai peduli lingkungan, sopan santun, kejujuran, kerjasama, sehat, religious, dan disiplin. Pemahaman di atas diperkuat dengan beberapa simpulan melalui metode-metode wawancara penelitian. tentang Berikut pelaksanaan merupakan pendidikan interpretasi karakter di hasil dalam pembelajaran. Tabel 14. Interpretasi Hasil Wawancara Pelaksanaan Pendidikan Karakter di Kelas Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Wakasek/G Guru Bhs. Inggris Guru Bhs. Indonesia Kesimpulan uru Mtk Pelaksanaan Ya, untuk Pelaksanaan - Contohnya, nilai - Penanaman nilaiPK di kegiatan Pendidikan Karakter menghargai. nilai karakter itu kelas/pembela ekstrakuriku di Kelas: Pokoknya saya saya lakukan melalui jaran ler kami ada 1. Guru membiasakan selalu pembiasaan mas. 22 kegiatan, diri kepada siswa membiasakan diri Siswa selalu saya dan untuk untuk menghargai kepada siswa-siswa biasakan untuk tertib pelaksanaan orang lain, saya,”kalau ada dan tanggung jawab. ya sendiri berpendapat, yang berbicara Meskipun di awalpun, sejauh bertanya, dan mau yang lain awal memang susah ini yang mendengarkan. mendengarkan, ya, anak maunya saya 2. Membiasakan dan kalau ibu sedang sendiri. Tapi kalau cermati menamkan sikap berbicara ya yang sudah diingatkan banyak disiplin, tanggung lain mesti berkali-kali anak siswa yang jawab, tertib, mendengarkan, menjadi sadar dan mengikuti datang tepat waktu, nanti ada tau dengan kegiatan itu dan tidak keluar giliriannya bagi sendirinya. dengan kelas saat siswa untuk baik. pelajaran. berbicara, - Misalnya, seorang Misalnya, 3. Bagi siswa yang bertanya, atau anak yang di dapati baru-baru dirasa guru kelas menyampaikan datang terlambat. ini kamu mengalami sesuatu”. Itu Saya selalu telah masalah, akan menurut saya. beruasaha untuk PELAKSA NAAN PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI mengingatka, biasanya sampai tiga - Ada lagi misalnya kali kalau memang mengenai tetap mengulangi kedisiplinan, biasanya langsung ”pokoknya setelah saya rujuk ke guru pergantian mata BK. pelajaran, saya membiasakan diri kepada siswa untuk - Contoh lai, misalnya datang tepat waktu nilaikarakter dan tidak ada yang tanggung jawab. Saat keluar ruangan”, anak diberikan tugas itu sih yang selalu atau PR yang mesti saya tanamkan. dikerjakan di rumah, ehh malah tidak (B1.PelPK. dikerjakan dan tidak G.Ing) di kumpul. Nah itu biasanya kalau awalawal saya ingtkan, tapi kalau sudah menjadi kebiasaan ya langsung saya rujuk ke guru BK. (B1.PelPK. G.Ind) mengadaka n kegiatan LDKS untuk merancang dan membakali siswa membaut proposal, menyusun anggaran. Ya seperti itu. (B1.PelPK. G.Mat) 134 segera di rujuk ke guru BK, misalnya, berulang kali tidak mengerjakan PR atau terlambat sekolah meski sudah mendapat peringatan dan teguran. Berdasarkan interpretasi hasil wawancara tentang pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran di atas, disimpulkan bahwa: 1) Guru membiasakan diri kepada siswa untuk menghargai orang lain, berpendapat, bertanya, dan mau mendengarkan. 2) Membiasakan dan menamkan sikap disiplin, tanggung jawab, tertib, datang tepat waktu, dan tidak keluar kelas saat pelajaran. 3) Bagi siswa yang dirasa guru kelas mengalami masalah, akan segera di rujuk ke guru BK, misalnya, berulang kali tidak mengerjakan PR atau terlambat sekolah meski sudah mendapat peringatan dan teguran. Pelaksanaan pendidikan karakter, selain dapat dilihat dalam kegiatan pembelajaran di atas, penting bagi guru untuk melakukan penyesuaian dengan silabus, RPP, dan bahan ajar. Berikut merupakan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 135 interpretasi hasil wawancara guru tentang kesesuaian pelaksanaan pendidikan karakter dengan silabus, RPP, dan bahan ajar. Tabel 15. Interpretasi Hasil Wawancara Kesesuaian Pelaksanaan Pendidikan Karakter PELAKSA NAAN Kesesuaian Silabus, RPP dengan Pelaksanaan Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Guru Bhs. Guru Bhs. Guru Kesimpulan Inggris Indonesia Matematika Lalu tentu Ya tentu, tapi Lalu ya Kesesuaian RPP dan dalam terkadang memang, apa Silabus terhadap pelaksanaannya memang tidak yang tertera di pelaksanaan di kelas ya memang, selalu sama ya RPP dan silabus tidak selalu tidak selalu mas. tidak selalu dilakukan sama sama dengan Maksudnya, sama “plek” persis oleh guru. RPP ataupun saya selalu juga dilakukan Namun, para guru silabus. Sifat berusaha di kelas. Ya berusaha semaksimal dari RPP, semaksimal gimana ya, mungkin silabus, dan mungkin untuk secara pribadi menyesuaikan dan bahan ajar menyesuaikan saya sebagai mengembangkan disini adalah dengan RPP guru dengan RPP dan mengembangka dan silabus matematika, Silabus yang dibuat, n dari yang yang saya terkadang tanpa menghilangkan sudah ada dulu buat. mengalami kesulitan yang ya. kesulitan dalam dihadapi. (B3.KesPK. hal ini. (B3.KesPK. G.Ind) G.Ing) (B3.KesPK. G.Mat) Berdasarkan interpretasi hasli wawancara di atas, disimpulkan bahwa kesesuaian pelaksanaan pendidikan karakter dengan RPP dan silabus terhadap pelaksanaan di kelas tidak selalu dilakukan sama persis oleh guru. Namun, para guru berusaha semaksimal mungkin menyesuaikan dan mengembangkan dengan RPP dan silabus yang dibuat, tanpa menghilangkan kesulitan yang dihadapi. Selain hasil wawancara di atas, pelaksanaan kegiatan pembelajaran juga dilaksanakan melalui tiga tahapan kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Masing-masing tahapan di dasarkan pada nilai-nilai karakter PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 136 yang ditargetkan melalui sikap dan perilaku yang dapat diamati. Berikut merupakan hasil hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam mata pelajaran dan pembelajaran. Tabel 16. Hasil Pelaksanaan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter dalam Mata Pelajaran dan Pembelajaran Pelaksanaan Pembelajaran PENDAHULUAN Hasil Observasi terhadap aktivitas di kelas Nilai Karakter a. Guru datang tepat waktu sebelum memulai pelajaran di kelas. Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika memasuki ruang kelas. Berdoa sebelum membuka pelajaran. Mengecek kehadiran siswa. Mendoakan siswa yang tidak hadir karena sakit atau karena halangan lainnya. Memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktu. Menegur siswa yang datang terlambat dengan sopan. Mengaitkan materi/kompetensi yang akan dipelajari dengan karakter. Dengan merujuk pada silabus, RPP, dan bahan ajar, guru menyampaikan butir karakter yang hendak dikembangkan. Disiplin Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang dipelajari dari berbagai sumber Menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran, seperti acctive learning, eksperiential learning, dan belajar alam. Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta peserta didik dengan guru, lingkungan, dan media. Mandiri, berfikir logis, kreatif, kerjasama 4. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, seperti memberi kesempatan bertanya dan menyampaikan pendapat.. Rasa percaya diri, mandiri 5. Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, halam sekolah, dan lapangan. Mandiri, kerjasama, kerja keras 6. Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna. Cinta ilmu, kreatif, logis b. c. d. e. f. g. h. i. INTI Eksplorasi 1. 2. 3. Peduli, santun Religius Disiplin Religius, peduli Disiplin Disiplin, santun, peduli Kreatif, tanggung jawab Kreatif, tanggung jawab Kreatif, kerjasama Kerjasama, saling menghargai, peduli lingkungan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7. Elaborasi 8. 9. Memfasilitasi peserta didik memlalui pemberian tugas, diskusi, dan bertanya untuk memunculkan gagasan baru, baik secara lisan maupun tulisan. Memberi kesempatan untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut. Menfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran koorperatif dan kolaboratif. 10. Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. 11. Memfasilitasi peserta didikl membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tulisan, secara individual maupun kelompok. 12. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok. 13. Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festifal, serta produk yang dihasilkan. Konfiramsi 137 Kreatif, percaya diri, kritis, saling menghargai, santun Kreatif, percaya diri, kritis Kerjasama, saling menghargai, tanggung jawab Jujur, disipli, kerja keras, menghargai Jujur, bertang jawab, percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama Percaya diri, saling menghargai, kerja sama Percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama Percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama 14. Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggan dan rasa percaya diri peserta didik. Saling menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis 15. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tertulis, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik. Percaya diri, santun, kritis, logis 16. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber. 17. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. 18. Memberi kesempatan peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan guru. 19. Memfasilitasi peserta didik untuk menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa baku dan benar. 20. Membantu menyelesaikan masalah siswa. 21. Memberi acuan agar peserta didk dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi lebih jauh. 22. Memberi motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. Memahami kelebihan dan kekurangan diri sendiri Peduli, santun Percaya diri Peduli Kritis Peduli, percaya diri PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PENUTUP 138 23. Guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran. 24. Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. 25. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. Mandiri, kerjasama, kritis, logis 26. Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas, baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik. 27. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Peduli, tanggung jawab, kerja sama Jujur, mengetahui kelebihan dan kekurangan Menghargai, percaya diri, santun, logis, kritis Tanggung peduli jawab, Dari hasil pengamatan di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas dilakukan dengan tiga kegiatan pokok, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Masing-masing kegiatan memiliki aktivitas-aktivitas pendidikan karakter yang di dasarkan pada nilai-nilai karakter. Misalnya, guru mengajak berdoa sebelum memulai pelajaran, mengecek daftar hadir, menegur siswa yang datang terlambat, memberikan kesempatan untuk bertanya dan menyampaikan pendapat, memberikan motivasi, memberikan umpan balik, merencanakan kegiatan pertemuan selanjutnya, dan menutup kegiatan pembelajaran dengan doa, merupakan aktivitas-aktivitas pembelajaran yang di dasarkan pada nilai-nilai karakter religius, disiplin, tanggung jawab, peduli, menghargai, dan kerja keras. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 139 2. Pengintegrasian dalam Muatan Lokal Nilai-nilai dijabarkan pada mata pelajaran, termasuk mata pelajaran muatan lokal. Muatan lokal yang diterapkan adalah Bahasa Jawa dan akuntansi yang merupakan ciri khas budaya dan harus dikembangkan serta dipertahankan. Sekolah diharapakan memiliki ciri khas yang dapat dibanggakan dan berbasis pada kearifan lokal serta ikut membentuk karakter para peserta didik agar tidak terjerumus pada westernisasi yang hanya bangga pada hasil budaya negara lain tetapi justru melupakan akar budaya nasionalnya sendiri. Disamping latar belakang tersebut penerapan muatan lokal berupa Bahasa Jawa, SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta juga mengacu para peraturan daerah kota Yogyakarta No. 5 Tahun 2008 tentang Sistem Penyelenggaraan Pendidikan. Mata pelajaran akuntansi, khusus diberikan kepada kelas IX. Mata pelajaran ini merupakan keterampilan perlu diberikan kepada perserta didik agar peserta didik dapat mengembangakan kecakapan hidup (life skills) yang meliputi keterampilan dalam akurasi. Mata pelajaran akuntasi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a) mampu mengembangkan pengetahuan dalam mata pelajaran akuntasi, b) memiliki rasa estetika, apresiasi tehadap kemampuan yanbg dimiliki secara optimal, dan memiliki sikap professional dan kewirausahaan. Kedua muatan lokal ini sudah mengintegrasi pada nilai-nilai karakter yang ditargetkan, terutama nilai peduli lingkungan, kejujuran, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 140 sopan santun, dan disiplin. Nilai-nilai tersebut dituangkan ke dalam indikator dan kegiatan pembelajaran pada silabus dan RPP. 3. Pengintegrasian melalui Kegiatan Pengembangan Diri Kegiatan pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka. Kegiatan tersebut dilaksanakan di dalam dan/atau di luar lingkungan sekolah dalam rangka memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan menginternalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan agama serta norma-norma sosial baik lokal, nasional, maupun global untuk membentuk pribadi yang utuh. Dengan kata lain, kegiatan pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar jam pelajaran yang ditujukan untuk membantu perkembangan peserta didk, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus dilakukan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 141 Berikut merupakan hasil wawancara guru tentang kegiatan pengembangan diri di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Tabel 17. Interpretasi Hasil Wawancara Pelaksanaan Pendidikan Karakter dalam Kegiatan Pengembangan Diri Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Guru Bhs. Wakasek/G Guru Bhs. Inggris Kesimpulan Indonesia uru Mtk Pelaksanaan - Ya, dalam kegiatan OSIS Misalnya, Ya, untuk Pelaksanaan PK pada seorang anak kegiatan Pendidikan Karakter tentu saya selalu kegiatan yang di dapati ekstrakuriku di Pengembangan menekankan kedisiplinan, pengemban datang ler kami ada Diri: kejujuran, menghargai gan diri terlambat. Saya 22 kegiatan, 1. Menekankan sikap orang lain, dan tanggung selalu dan untuk disiplin, jawab. beruasaha pelaksanaan menghargai, jujur, - Seperti yang terjadi terjadi untuk ya sendiri dan baru-baru ini dalam mengingatka, pun, sejauh bertanggungjawab latihan koor biasanya ini yang dalam kegiatan mempersiapkan misa. sampai tiga kali saya OSIS. Sebelumnya saya sudah kalau memang cermati 2. Mengadakan menginformasikan bahwa tetap banyak latihan teks lagu boleh dibawa mengulangi siswa yang koor/paduan suara pulang untuk dipelajari, biasanya mengikuti rutin setiap tapi jangan lupa dibawa kegiatan itu minggu, selain saati latihan lagi. Apa yang langsung saya rujuk ke guru dengan untuk mengasah terjadi, saat latihan malah BK. baik. skill dalam banyak yang tidak Misalnya, bernyanyi dan membawa teks, nah ini kan Contoh lai, baru-baru bermusik juga sudah salah satu bentuk misalnya ini kamu menanamkan sikap nilai tanggung jawab nilaikarakter telah tanggung jawab sebetulnya. Akhirnya tanggung mengadaka dan disiplin. mereka menjadi tahu, dan jawab. Saat n kegiatan 3. Mengadakan harapannya untuk latihananak diberikan LDKS untuk kegiatan LDKS, latihan selanjutnya tidak tugas atau PR merancang dan mengenalkan diulang lagi. yang mesti dan cara membuat dikerjakan di membakali proposal, anggaran, - Ya sama, seperti dalam siswa dan laporan mempersiapkan acara class rumah, ehh malah tidak membaut pertanggungjawaba meeting di tanggal 15 dikerjakan dan proposal, n. Desember ini. Sebelumnya tidak di kumpul. menyusun 4. Bagi siswa yang memang sudah Nah itu anggaran. dirasa guru kelas dipersiapkan, misalnya biasanya kalau Ya seperti mengalami dengan pelatihan untuk awal-awal saya itu. masalah, akan siswa LDKS. Disan saya ingtkan, tapi segera di rujuk ke (B2.PelPK. sebagai salah satu kalau sudah guru BK G.Mat) pemateri yang menjadi mengajarkan kepada siswa kebiasaan ya bagaimana membuat langsung saya proposal, terus bagaiman rujuk ke guru menyusun anggaran, yang BK. dalam hal ini diberikan (B2.PelPK. oelh guru yang G.Ind) berkompeten mengenai bidang akuntansi ya. (B2.PelPK. G.Ing) PELAKSA NAAN PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 142 Berdasarkan interpretasi hasil wawancara guru tentang kegiatan pengembangan diri di atas, dapat disimpulkan bahwa: 1) Menekankan sikap disiplin, menghargai, jujur, dan bertanggung jawab dalam kegiatan OSIS. 2) Mengadakan latihan koor/paduan suara rutin setiap minggu, selain untuk mengasah skill dalam bernyanyi dan bermusik juga menanamkan sikap tanggung jawab dan disiplin. 3) Mengadakan kegiatan LDKS, dan mengenalkan cara membuat proposal, anggaran, dan laporan pertanggungjawaban. 4) Bagi siswa yang dirasa guru kelas mengalami masalah, akan segera di rujuk ke guru BK. Kegiatan pengembangan diri di bawah bimbingan konselor/guru BK, guru, atau tenaga kependidikan dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik serta kegiatan ekstrakurikuler, seperti yang tercantum dalam struktur kurikulum SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta di atas. Pada umumnya, program tersebut dilaksanakan satu kali dalam seminggu dan dilaksanakan setelah jam pelajaran selesai sesuai dengan jadwal yang telah diatur. Kegiatan pengembangan diri terbagi menjadi dua kegiatan, yaitu kegiatan wajib dan kegiatan pilihan. Kegiatan wajib diberikan kepada kelas VII dan VIII, yaitu pramuka dan Bahasa Inggris. Sedangkan kegiatan pilihan adalah olimpiade MIPA dan IPS, jurnalistik, English club, PMR, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 143 seni tari krasi baru/dance, paduan suara, orchestra, basket, taekwondo, Bulutangkis, Internet, Band, karate, Bahasa Mandarin, Bahasa Jepang, Cheerleader, Futsal, KIR, tonti, gamelan, dan sepak bola. Selain untuk mengembangkan bakat, minat, kemampuan, dan kreatifitas peserta didik, setiap kegiatan pengembangan diri juga di dasarkan pada nilai-nilai karakter yang ditargetkan oleh sekolah. Berikut merupakan kegiatan pengembangan diri yang dilakukan di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta: Tabel 18. Hasil Pelaksanaan Pengintegrasian Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Pengembangan Diri No. A. B. Kegiatan Pengembangan Diri Bimbingan dan Konseling Kegiaran Ekstrakurikuler Kepramukaan Nilai-nilai yang ditanamkan Strategi 1. Kemandirian 2. Percaya diri 3. Kerja sama 4. Demokratis 5. Sopan santon 6. Berfikir kreatif 7. Sopan santun 8. Kejujuran 9. Kedisiplinan 10. Peduli 11. Komunikatif 12. Kebersihan (diri dan lingkungan) 1 2 3 4 1. 2. 3. 4. 1 Latihan terprogram setiap hari Jumat 2 Latihan kepemimpinan 3 Penegakan disiplin dan tata tertib 4 Berorganisasi 5. 6. 7. 8. Demokratis Disiplin Kerja sama Peduli sosial dan lingkungan Rasa kebangsaan Toleransi Cinta damai Kerja keras Bimbingan Klasikal Konseling Individual Bimbingan Karier Perencanaan individual melalui angket peminatan 5 Perencanaan Individual 6 Experiential learning 7 Dinamika kelompok PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI UKS dan PMR 1 2 3 4 Peduli sosial Toleransi Disiplin Komunikatif 144 Latihan terprogram OSIS 1 Tanggung Jawab 2 Keberanian 3 Tekun 4 Sportivitas 5 Mandiri 6 Demokratis 7 Cinta damai 8 Peduli lingkungan 9 Cinta tanah air 10 Keteladanan 11 Kesabaran 12 Pantang menyerah 13 Kerja sama 14 Kreatif dan inovtif 15 Disiplin 16 Kejujuran 17 Kerja keras 18 Kepedulian sosial Olahraga 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kerohanian 1. Religious 2. Rasa kebangsaan 3. Cinta tanah air 1 .Peringatan hari sekolah dan hari besar agama 2. Paduan suara/koor 6. Kegiatan keagamaan 7. Perayaan ekaristi/misa Seni budaya 1. Disiplin 2. Jujur 3. Peduli budaya 4. Peduli sosial 5. Cinta tanah air 6. Semangat kebangsaan 1. Latihan rutin 2. Mengikuti vocal group 3. Mengikuti les musik dan piano 4. Berkompetisi internal dan eksternal 5. Pagelaran seni 1. Pagelaran seni dan music 2. Perlombaan internal sekolah 3. Peringatan hari besar nasional/agama Festifval sekolah 1. 2. 3. 4. 5. Sportifitas Menghargai prestasi Kerja keras Cinta damai Disiplin jujur Kepedulian Kreatifitas Kerja sama Tanggung jawab Kepemimpinan Cinta budaya 1 Latihan terprogram 2 Latihan kepemimpinan 3 Penegakan disiplin dan tata tertib 4 Mengadakan MOS 5 Pentas seni budaya 6 berorganisasi 1 Latihan terprogram futsal, bulu tangkis, basket, tekwondo 2. Mengikuti kompetsi internal dan eksternal PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 145 Berdasarkan hasil observasi pada tabel di atas, beberapa kegiatan pengembangan diri yang dikembangkan adalah layanan bimbingan dan konseling, pramuka, PMR/UKS, OSIS, olahraga, kerohanian, seni budaya, dan festival sekolah. Masing-masing kegiatan selalu didasarkan pada nilainilai karakter yang kemudian dilakukan melalui strategi yang berbeda pula. Misalnya, nilai sopan santun dan kerjasama dalam bimbingan konseling dilakukan melalui strategi layanan bimbingan klasikal, sedangkan nilai sportifitas dan kerohanian dalam kegiatan olahraga dan kerohanian, dilakukan dengan starategi latihan rutin satu kali dalam satu minggu. 4. Pengintegrasian dalam Seluruh Aktivitas Pembiasaan di Sekolah Pendidikan karakter juga dilakukan melalui pembiasaan rutin, spontan, dan keteladanan. Berikut merupakan penerapan pendidikan karakter secara terperinci: 1) Pembiasaan Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, meliputi upacara bendera, senam, doa bersama (doa pagi, angelus/doa siang, dan doa pulang), ketertiban, kesehatan diri. 2) Pembiasaan Spontan, yaitu kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus, meliputi pembentukan perilaku memberi senyum, salam, sapa, membuang sampah pada tempatnya, budaya antri, sopan santun, mengatasi silang pendapat (pertengkaran), saling mengingatkan ketika melihat pelanggaran tata tertib sekolah, kunjungan rumah, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 146 pengumpulan uang bagi teman yang sedang sakit atau mengalami musibah, kesetiakawanan sosial, dan kepedulian antar siswa. 3) Pembiasaan Keteladanan, dalam bentuk perilaku sehari-hari di sekolah, meliputi berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji kebaikan dan keberhasilan orang lain, dan datang tepat waktu. Pelaksanaan pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta juga dilakukan melalui aktivitas sebagai berikut: Tabel 19. Pengintegrasian Nilai Karakter Melalui Kegiatan Rutin No 1. Nilai-nilai Karakter Religius Bentuk Pelaksanaan Kegiatan Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran dengan dipimpin oleh siswa sendiri secara terjadwal dan bergiliran melalui speaker di ruang wakasek yang diperdengarkan di setiap kelas, menggunakan buku panduan dan kesesuian pada bacaan kitab suci pada hari tersebut. 2. Setiap pukul 12.00 WIB, selalu ada doa Angelus (Malaikat Tuhan) yang dilakukan oleh siswa sendiri secara terjadwal dan bergiliran melalui speaker di ruang wakasek yang diperdengarkan di setiap kelas. 3. Setiap awal, akhir, dan pergantian jam pelajaran, siswa memberi salam kepada guru. 4. Melakukan perayaan ekaristi pada hari-hari besar sekolah atau memperingati hari raya sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. 5. Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melakukan ibadah (perayaan ekaristi, pembinaan penerimaan sakramen krisma, dan persiapan paduan suara untuk perayaan ekaristi). 6. Anak diminta mengucapkan salam sebelum dan sesudah kegiatan, jika bertemu dengan guru, bicara dan bertindak dengan memperhatikan sopan dantun. 7. Anak dibiasakan untuk mengucapkan terima kasih, maaf, permisi, dan tolong. 8. Mengetuk pintu sebelum masuk ke dalam ruangan orang lain. 9. Mementi izin untuk menggunakan barang orang lain. 10. Menghargai barang milik orang lain, dengan tidak mencuri dan pembiasaan mengembalikan barang yang bukan miliknya di loker penyediaan barang 1. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 147 yang hilang. 2. Kejujuran 1. 2. 3. 4. 3. Bertanggung Jawab 1. 2. 3. 4. 4. Hidup Sehat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 5. Kedisiplinan 1. 2. 3. 4. 5. Menyediakan tempat temuan barang hilang di sekolah. Transparansi laporan keuangan sekolah kepada guru dan pihak berkepentingan. Menyediakan kotak saran dan pengaduan Larangan mencontek saat ujian Mengerjakan PR yang diberikan guru kepada siswa dalam setiap mata pelajaran yang ada di sekolah. Siap sedia menerima risiko dan sanksi ketika melakukan pelanggaran tata tertib sekolah, dan berani memperbaikinya. Berani meminta maaf kepada orang lain saat berbuat salah Mengembalikan barang yang dipinjam dari sekolah atau orang lain dan mengembalikannya pada tempat semula. Membiasakan diri dengan membawa bekal dari rumah dan memakannya saat jam istirahat Mencuci tangan dengan air bersih saat sebelum dan sesudah melakukan aktivitas/kegiatan yang membuat tangan kotor. Berpakaian rapi dan bersih sesuai dengan tata tertib yang berlaku di sekolah. Menggunakan sepatu dan kaos kaki yang bersih dan sudah dicuci. Mandi dan menyampo rambut seusai pelajaran olahraga Membiasakan minum air yang cukup dan membawa bekal air dari rumah. Disediakan kantin sekolah yang sehat dan bersih, dan melarang jajan di luar sekolah. Membuat catatan kehadiran pendidik dan peserta didik, baik di kantor guru maupun di dalam kelas. Pukul 07.00 WIB, semua siswa harus sudah berada di sekolah dengan toleransi 15 menit. Siswa pulang sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Waktu sekolah mulai pukul 07.00 WIB a. Hari Senin sampai dengan Kamis berakhir pukul 13.05 WIB b. Hari Jumat berakhir pukul 10.50 WIB c. Hari Sabtu berakhir pukul 12.25 WIB Siswa diharapkan 147apid 15 menit sebelum bel masuk. Siswa yang terlambat 147apid wajib minta izin masuk kelas kepada Guru Piket/Wali Kelas/Guru BK. Setiap hari keterlambatan diberi sanksi menuliskan refleksi 1 halaman folio dengan menggunakan bahasa Indonesia, 2 kali terlambat menulis dengan bahasa Jawa 2 halaman, 3 kali terlambat menulis 3 halaman folio dengan bahasa PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 6. Nilai Diri a. Kerja Keras b. Percaya Diri c. Berjiwa Wirausaha d. Berpikir Logis, Kritis, Kreatif, dan 1. 2. 3. 148 Inggris Setelah 3 (tiga) kali terlambat atau melakukan pelanggaran terhadap tata tertib ini, orang tua/wali dipanggil ke sekolah untuk pembinaan siswa dan siswa tersebut mendapat sanksi kebersihan lingkungan. Bel panjang tiga kali (3X): tanda awal dan akhir sekolah, awal dan akhir istirahat, bel pendek dua kali (2X) : tanda pergantian jam pelajaran. Para siswa wajib mengenakan pakaian seragam sesuai dengan ketentuan yang berlaku, 148apid an bersih. Panjang celana untuk putra 5 cm di atas lutut dan untuk putri panjang rok 5 cm di bawah lutut. Pada saat mengikuti pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, siswa wajib memakai seragam olah raga dari sekolah, sepatu dan kaos kaki menyesuaikan dengan hari dimana kelas tersebut berolahraga. Pegawai tata usaha harus datang tepat waktu seperti yang tercantum pada peraturan. Bila berhalangan hadir ke sekolah, maka harus ada surat pemberitahuan ke sekolah. Kerapian dan kebersihan pakaian, dicek setiap hari oleh seluruh guru, diawali oleh guru jam pertama. Siswa yang tidak berpakaian rapi diminta merapikannya dan diberitahu cara berpakaian yang rapi (kriteria rapi dapat dilihat di peraturan sekolah, seperti baju dimasukan, atribut lengkap, menggunakan kaos kaki, dan sepatu yang ditentukan). Kerapian rambut, dicek setiap hari oleh setiap guru, panjang ukuran rambut tidak boleh kena telinga dan krah baju (laki-laki). Apabila menemukan siswa yang rambutnya tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan, maka diminta untuk mencukur rambut dan diberi waktu tenggan tiga hari, sekirannya masih membandel maka rambut siswa yang bersangkutan akan dipotong oleh guru/petugas yang ditunjuk oleh sekolah. Guru dan pegawai sekolah berpakaian rapi dan bersih. Siswa dan setiap anggota sekolah dibiasakan mengambil sampah dan membuangnya pada tempat yang sudah disediakan. Meminjam dan mengembalikan sendiri buku perpustakaan pada petugas perpustakaan. Belajar dan berusaha sebaik-baiknya saat mendapat tugas dari guru. Berusaha keras mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas yang diberikan. Berani maju dan tampil di depan kelas menceritakan gagasan dan pemikiran siswa saat pelajaran di kelas maupun kegiatan-kegiatan sekolah. Berani berjualan di sekolah yang kemudian PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI e. f. g. Inovatif Mandiri Ingin Tahu Cinta Ilmu 4. 5. 6. 7. 8. Nilai Sosial a. Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain b. Patuh pada aturan-aturan sosial c. Menghargai karya dan prestasi orang lain d. Santu e. Demokrasi Peduli Lingkungan 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Nilai Kebangsaan (Nasionalis dan Menghargai Keberagaman) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 149 ditawarkan kepada teman dan para guru, guna membantu orang tua dan mendapat keuntungan. Berani menyampaikan pendapat, gagasan, ide, dan pemikiran secara kritis kepada guru saat pelajaran di kelas maupun di luar kelas. Siswa memiliki sikap dan perilaku tidak tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugastugasnya. Siswa memiliki sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih dalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Mengumpulakan sembako yang berisikan beras, sabun, pasta gigi, minyak, dll, kepada siswa baru yang kemudian akan disumbangkan kepada pihak yang membutuhkan. Mengumpulakn sumbangan setiap hari jumat melalui kolekte mingguan, yang kemudian akan disumbangkan pada yang membutuhkan. Mengumpulkan sumbangan pada momen tertentu, seperti gempa bumi, kebakaran, banjir, ada anggota sekolah yang mengalami musibah/kematian. Mengunjungi teman yang sakit. Membiasakan anak untuk membuang sampah pada tempatnya. Petugas kebersihan sekolah membersihkan sampah pada pagi hari dan membuangnya pada tempat pembuangan akhir SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Guru melaksanakan piket secara berkelompok untuk melihat kebersihan lingkungan. Mengambil samapah yang berserakan. Piket kelas silakukan oleh siswa secara berkelompok setelah pulang sekolah sesuai daftar piket. Siswa secara individu menata bangku dann kursi setiap hari supaya terlihat rapi. Siswa menata bangku danb kursi secara individu setelah pulang sekolah. Tidak mencoret tembok atau bangku/kursi/fasilitas sekolah. Bagi yang mencoret diberi sanksi membersihkan atau mengecet ulang. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar Menyanyikan lagu kebangsaan setiap upacara bendera dan peringatan hari-hari nasional Memajang foto presidan dan wakil presiden serta lambang negara. Memajang foto-foto pahlawan Menggunakan produk dalam negeri. Siswa dengan yakin menyilangkan tangan kanan di dada saat menyanyikan lagu mars Pangudi Luhur. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7. No 1. 2. Kejujuran 1. 2. 4. 5. Bertanggung Jawab 1. 2. 3. 4. Hidup Sehat 1. 2. 3. 4. 5. Menampilkan pentas seni budaya pada kegiatankegiatan tertentu, seperti saat MOS sebagai wujud menghargai keberagaman yang ada pada peserta didik. Tabel 20. Pengintegrasian Nilai Karakter Melalui Kegiatan Spontan Nilai-nilai Karakter Bentuk Pelaksanaan Kegiatan 1. Mengingatkan peserta didik yang tidak Religius melaksanakan ibadah/tidak mengikuti perayaan ekaristi saat memperingati hari0hari besar sekolah. 2. Menegur dan mengingatkan petugas doa sebelum memulai pelajaran, doa angelus, dan doa sebelum pulang sekolah. 3. Memperingatkan jika tidak mengucapkan salam. 4. Miminta maaf jika melakukan kesalahan. 3. 3. 150 Kedisiplinan 1. 2. Memperingatkan siswa yang mencontek saat ujian. Memperingatkan siswa yang mencontoh PR temannya. Menegur dan memperingtakan siswa yang tidak membayar barang yang diambil di kantin kejujuran. Memberikan alasan yang benar saat siswa terlambat datang ke sekolah kepada guru BK. Meminta izin kepada guru mata pelajaran saat merasa tidak enak badan, dan datang meminta obat kepada guru BK kemudian istirahat di ruang UKS. Mengerjakan PR yang diberikan guru kepada siswa dalam setiap mata pelajaran yang ada di sekolah. Berani meminta maaf kepada orang lain saat berbuat salah Mengembalikan barang yang dipinjam dari sekolah atau orang lain dan mengembalikannya pada tempat semula. Menggunakan masker penutup hidung saat merasa sedang sakit flu, agar tidak menulur pada temantemannya. Mencuci tangan dengan air bersih saat sebelum dan sesudah melakukan aktivitas/kegiatan yang membuat tangan kotor. Memperingatkan siswa yang tidak mandi dan menyampo rambut seusai pelajaran olahraga Memperingatkan siswa yang tidak mencuci sepatu dan kaos kaki sehingga mengeluarkan bau tidak sedap. Memperingatkan siswa yang tidak dengan segera mengembalikan buku perpustakaan tepat waktu pada petugas perpustakaan. Memperingatkan siswa yang berpakaian tidak rapi, rambut panjang, dan tidak memakai atribut seperti pada peraturan yang sudah ditetpkan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3. 4. 5. 6. 6. a. Nilai Diri b. Kerja Keras\ c. Percaya Diri d. Berjiwa Wirausaha e. Berpikir Logis, Kritis, Kreatif, dan Inovatif f. Mandiri g. Ingin Tahu h. Cinta Ilmu 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Nilai Sosial a. Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain b. Patuh pada aturan-aturan sosial c. Menghargai karya dan prestasi orang lain d. Santun e. Demokrasi Peduli Lingkungan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. 2. 3. 4. 5. 9. Nilai Kebangsaan (Nasionalis dan Menghargai Keberagaman) 1. 2. 151 Menegur dan memperingatkan siswa yang tidak menggunakan atribut saat melakukan upacara hari senin. Memberikan sanksi langsung kepada siswa yang didapati datang terlambat lebih dari tiga kali. Melerai pertengkaran yang terjadi di sekolah. Menegur dan memperingatkan siswa yang tidak mengerjakan PR. Berani maju dan tampil di depan kelas saat diminta segera maju ke depan kelas. Meminjamkan barang yang dimiliki kepada teman di kelas. Berani dengan segera menyampaikan pendapat, gagasan, ide, dan pemikiran secara kritis kepada guru saat pelajaran di kelas maupun di luar kelas. Segera datang ke perpustakaan saat diminta mencari tugas di perpustakaan secara spontan. Segera mengacungkan tangan saat tidak mengerti mater yang disampaikan oleh guru. Segera melapor kepada guru saat mendapati siswa yang sedang sakit. Mengumpulkan sumbangan pada momen tertentu, seperti gempa bumi, kebakaran, banjir, ada anggota sekolah yang mengalami musibah/kematian. Mengunjungi teman yang sakit. Mengucapkan selamat kepada siswa yang mendapatkan prestasi. Melayat apabila ada orangtua/wali murid yang meninggal dunia. Mengucapkan salam saat berpapasan dengan guru dan orang yang lebih tua. Menyanyikan lagu mars Pangudi Luhur dengan semangat dan gembira saat upacara bendera. Membantu guru yang mengalami kesulitan saat membawa media ke kelas Siswa merapikan meja tempat duduk guru dengan segera sebelum pergantian jam pelajaran. Siswa segera membuang sampah di tempat sampah dan segera mengambil sampah yang berserakan. Siswa segera melakukan piket kelas setelah pulang sekolah sesuai daftar piket. Siswa segera menata bangku dan kursi secara individu setelah pulang sekolah. Siswa segera membantu guru menyiapkan media, seperi viewer, LCD, dan menutup hordeng saat akan memulai pelajaran. Siswa mengucapkan terima kasih saat pelajaran telah usai kepada guru. Menyanyikan lagu kebangsaan setiap upacara bendera dan peringatan hari-hari nasional dengan semangat. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3. 4. 152 Siswa dengan yakin menyilangkan tangan kanan di dada saat menyanyikan lagu mars Pangudi Luhur. Guru menghargai keberagaman budaya, agama, etnis, dan suku peserta didik. Tabel 21. Pengintegrasian Nilai Karakter Melalui Kegiatan Keteladanan No 1. Nilai-nilai Karakter Religius 1. 2. 3. 4. 2. Kedisiplinan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 3. Peduli Lingkungan 1. 2. 3. 4. 4. Nilai Sosial 1. Bentuk Pelaksanaan Kegiatan Guru ikut berdoa bersama peserta didik sebelum dan sesudah jam pelajaran. Semua guru dan tenaga kependidikan mengikuti perayaan ekaristi/misa bersama sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Guru menjadi model yang baik dalam berdoa. Ketika berdoa, maka guru memberi contoh dengan berdoa secara khusuk. Saat guru memberi contoh berdoa, guru menggunakan bahasa indonesia yang baik dan mudah dimengerti oleh siswa. Pukul 07.00 WIB, semua guru harus sudah berada di sekolah, dan terkhusus bagi guru piket harus datang lebih awal guna menyambut siswa di dekat gerbang masuk sekolah. Pegawai tata usaha harus datang dan pulang tepat waktu seperti yang sudah ada dalam tata tertib karyawan. Guru memberi contoh mengambil sampah yang berserekan dan membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. Guru memberikan contoh berbicara yang santon dan sopan. Guru pun harus memberikan contoh mengucapkan terima kasih. Minta maaf Memberi penghargaan dan ucapan selamat kepada siswa yang berprestasi Menghargai pendapat siswa yang mengungkapkan ide dan gagasannya. Guru memberi contoh mengambil sampah yang berserekan dan membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. Guru dan tenaga kependidikan sekolah kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah bersamaan dengan siswa. Menanam pohon dan tanaman hias sehingga lingkungan sekolahan tampak bersih dan nyaman. Sekolah membuat taman sekolah dengan tempat duduk di sekitarnya sehingga tampak lebih asri dan nyaman. Guru dan tenaga kependidikan mengumpulkan sumbangan pada momen tertentu, seperti gempa PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2. 3. 4. 5. 6. 5. Kejujuran 1. 2. 6. Nilai Kebangsaan (Nasionalis dan Menghargai Keberagaman) 1. 2. 3. 153 bumi, kebakaran, banjir, ada anggota sekolah yang mengalami musibah/kematian. Guru dan tenaga kependidikan ikut mengunjungi teman yang sakit. Guru mengucapkan selamat kepada siswa yang mendapatkan prestasi. Guru ikut melayat apabila ada orangtua/wali murid yang meninggal dunia. Guru menyapa dan mengucapkan salam saat berpapasan dengan guru dan orang yang lebih tua. Guru memberikan contoh kepada siswa dengan membantu siswa yang mengalami kesulitan memahami materi pembelajaran dengan empatik dan kesabaran. Guru memberikan penilaian secara obyektif kepada semua siswa Guru menepati janji yang dibuat kepada siswa baik saat pelajaran di kelas maupun di luar kelas. Siswa mengucapkan terima kasih saat pelajaran telah usai kepada guru. Menyanyikan lagu kebangsaan setiap upacara bendera dan peringatan hari-hari nasional dengan semangat. Guru tidak membeda-bedakan setiap peserta didik yang memiliki latar belakang budaya, agama, dan suku yang beranekaragam. Selain dalam kegiatan pembelajaran di kelas, kegiatan yang di dasarkan pada muatan lokal, dan kegiatan pengembangan diri, penanaman nilai karakter juga dilakukan dalam kegiatan pembiasaan. Kegiatan pembiasaan yang dimaksud adalah kegiatan pembiasaan rutin, pembiasaan spontan, dan pembiasaan keteladanan. Ketiga kegiatan pembiasaan ini didasarkan pada nilai-nilai karakter yang diaplikasikan dalam aktivitasaktivitas keseharian di sekolah. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 154 D. Model Pembelajaran Pendidikan Karakter Terintegrasi Berikut akan disajikan hasil pengolahan data dari angket penelitian yang diberikan kepada guru-guru di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta melalui diagram lingkaran. Diagram 1. Model Pembelajaran Guru Diagram Model Pembelajaran Guru Konstruktivisme 6 14 Bertanya 11 19 Inkuiri 16 Penilaian Autentik 19 16 Active Learning Modeling 15 19 Refleksi Masyarakat Belajar Experiential Learning Jumlah Responden: 23 Diagram lingkaran diatas menggambarkan tentang model pembelajaran yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik. Dari 23 guru (jumlah responden) yang mengisi angket penelitian, masing-masing guru memiliki metode-metode khusus untuk menginternalisasikan nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran. Diagram tersebut menggambarkan bahwa 19 guru di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta menggunakan penilaian autentik, inkuiri, dan bertanya, 11 guru menggunakan konstruktivisme, 15 guru menggunakan acctive learning, 16 guru menggunakan modelling dan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 155 refleksi, 6 guru menggunakan masyarakat belajar, dan 14 guru menggunakan experiential learning sebagai metode dan pendekatan dalam pembelajaran. Dari olahan data melalui angket yang diberikan dapat disimpulkan bahwa para pendidik/guru-guru di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta sudah menggunakan model pembelajaran sesuai dengan peraturan yang ditetapkan di Kemendiknas, 2010. Dalam hal ini, setiap guru memiliki kekhasanya masing-masing dalam pengimplementasian model pembelajaran yang diharapkan. Interpretasi hasil wawancara pelaksanaan metode di atas, juga didukung dengan interpretasi hasil wawancara metode mengajar guru. Interpretasi hasil wawancara metode ajar guru di rangkum dalam tabel sebagai berikut. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 156 Tabel 22. Interpretasi Hasil Wawancara Metode Ajar Guru PELAKS A NAAN Metode Ajar Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Guru Bhs. Guru Guru Bhs. Inggris Kesimpulan Indonesia Matematika Kalau untuk Metode yang Metode - Metode metode, memang saya gunakan pembelajaran pembelajaran yang yang dilakukan saya lakukan adalah saya lebih banyak adalah dengan memberikan menggunakan oleh para guru dengan kata/kata pendekatan adalah dengan pembelajaran ya/ceramah. kontekstual, menggunakan kontekstual. Saya Memang tuntutan yaitu model berusaha K13 itu mestinya mengaplikasika kontekstual, yaitu mengkaitkan materi anak dibisakan n penggunaan mengkaitkan pembelajaran aktif, mencari, matematika materi-materi dengan kehidupan menemukan, dan dalam pembelajaran di sehari-hari. mempelajari kehidupan sekolah dengan Misalnya greeting, sendiri bahan sehari-hari, kehidupan nyata mengucapkan salam yang diberikan, yang kemudian sehari-hari. good morning, good sedangkan guru saya arahkan Beberapa metode night. Saya selalu sebagai pembantu dalam tersebut adalah berusaha pembelajaran experiential mengkaitkan dengan apabila anak mengalami matematika learning, pengalaman kesulitan. Tapi murni/formalny konstruktivisme, keseharian siswa. faktanya, ya anak a. Kalau untuk acctive learning, mengalami metode yang bertanya, - Iya, tentu seperti kesulitan tu. saya gunakan ceramah, inkuiri, PBL, inkuiri, Terkadang adalah ya dan kerja bertanya, tetapi dengan diberikan bertanya itu kelompok. seperti experiential banyak jelas, inkuiri, learning, konstruktivisme, dan informasi/cerama kerja kelompok, h saja anak masih PBL. acctive learning tidak mengerti. (B4.MetPK. pernah denger ya, (B4.MetPK. G.Mat) tapi saya tidak tau. G.Ind) Mungkin saya menggunakan metode itu, tapi tidak tau apa yang dimaksud dengan hal itu ya. (B4.MetPK. G.Ing) Dari interpretasi hasil wawancara di atas, disimpulkan bahwa metode pembelajaran yang dilakukan oleh para guru adalah dengan menggunakan model kontekstual, yaitu mengkaitkan materi-materi pembelajaran di sekolah dengan kehidupan nyata sehari-hari. Beberapa metode tersebut adalah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 157 experiential learning, konstruktivisme, acctive learning, bertanya, ceramah, inkuiri, dan kerja kelompok. E. Teknik dan instrumen Penilaian Pendidik Karakter Berikut akan disajikan hasil pengolahan data dari angket penelitian yang diberikan kepada guru-guru di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta melalui diagram lingkaran. Diagram 2. Teknik Instrumen Penilaian Guru TEKNIK ISTRUMEN PENILAIAN GURU 21 22 20 Tes Tertulis Tes Lisan 18 Tes Kinerja Penugasan Ind & Kel 9 20 12 19 21 Observasi Pen. Portofolio Jurnal Penilalian Diri Jumlah Responden: 23 Penilaian Antarteman Diagram lingkaran di atas menggambarkan tentang teknik instrumen yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik. Dari 23 guru (jumlah responden) yang mengisi angket penelitian, masing-masing guru menggunakan teknik instrumen yang berbeda untuk melihat dan mengukur capaian hasil belajar dan perkembangan peserta didik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Diagram teknik instrumen penilaian guru di atas 158 menjelaskan bahwa 22 guru di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta menggunakan tes tertulis, 18 guru menggunakan tes lisan, 20 guru menggunakan tes kinerja dan penilaian diri, 21 guru menggunakan penugasan individu-kelompok dan penilaian antarteman, 19 guru menggunakan observasi, 12 guru menggunakan penilaian portofolio, dan 9 guru menggunakan jurnal sebagai instrumen untuk melihat hasil belajar peserta didik. Dari olahan data melalui angket yang diberikan dapat disimpulkan bahwa para pendidik/guru-guru di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta sudah menggunakan teknik instrumen tertentu untuk melihat dan mengukur capaian hasil belajar di sekolah pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan kata lain, SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta telah menggunakan teknik istrumen sesuai dengan peraturan yang ditetapkan di Kemendiknas, 2010. Dalam hal ini, setiap guru memiliki kekhasanya masing-masing dalam pengimplementasian teknik instrumen penilaian kepada peserta didik di sekolah. Selain dari hasil perolehan data angket di atas, cara mengukur atau melihat perubahan perilaku peserta didik dilakukan dengan wawancara. Wawancara yang diajukan kepada beberapa guru menjadi sumber informasi yang mendukung hasil-hasil metode pengukuran lainnya. Berikut merupakan interpretasi hasil wawancara pengukuran keterlaksanaan pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 159 Tabel 23. Interpretasi Hasil Wawancara Pengukuran Keterlaksanaan Pendidikan Karakter EVALUAS I Cara mengukur/ melihat Perubahan Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Guru Bhs. Guru Guru Bhs. Inggris Kesimpulan Indonesia Matematika Ya bagaimana Para guru - Saya biasanya - Untuk mengukur ya, biasanya menggunakan dengan melihat, atau melihat saya bisa beberapa cara mencermati, dan perubahan melihat hal itu untuk mengukur melakukan perilaku pada dan melihat observasi dari siswa saya sering dengan pengamatan perubahan peserta hari kehari ya. menggunakan ya. Bagaimana didik, yaitu pengamatan ya. - Selain itu saya siswa ini melakukan Melalui juga melakukan observasi, pengamatan saya bersikap dan angket penilaian, pemberian angket, benar-benar bisa berperilaku dari situ saya setiap harinya. penilaian antar mencermati bisa melihat Kemudian teman, remedi, secara langsung bagaimana untuk dengan pemberian tugas perubahan sikap tingkat pribadi/kelompok. dan perilaku para memberikan pemahaman dan tugas, baik Melalui beberapa siswa. perilaku siswa pribdi atau cara diatas guru setiap harinya di - Selain itu, saya kelompok, itu dapat melihat dan kelas. juga sudah pasti mengetahui memberlakukan - Penilain antar saya berikan. langsung tingkat sistem remidi. teman pun saya pemahan, perilaku, (C1.EvaPK. Remidi ini saya lakukan, dan hal dan perubahan G.Mat) berikan kepada itu semakin pada setiap siswa. siswa yang menambah Melalui sistem skornya tidak informasi saya remidi, siswa dapat memenui nilai mengenai memperbaiki nilai KKM. karakter masingyang belum masing siswa. (C1.EvaPK. G.Ind) mencapai standar Begitu mas... KKM. (C1.EvaPK. G.Ing) Berdasarkan tabel interpretasi hasil pengukuran keterlaksanaan pendidikan karakter, disimpulkan bahwa para guru menggunakan beberapa cara untuk mengukur dan melihat perubahan peserta didik, yaitu melakukan observasi, pemberian angket, penilaian antar teman, remedi, pemberian tugas pribadi/kelompok. Dengan demkian, kesimpulan ini semakin memperkuat perolehan data yang berasal dari penyebaran angket kepada guru. Melalui beberapa cara di atas guru dapat melihat dan mengetahui langsung tingkat pemahaman, perilaku, dan perubahan pada setiap siswa. Melalui sistem PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 160 remidi, siswa juga dapat memperbaiki nilai yang belum mencapai standar KKM. F. Supervisi, Monitoring, dan Evaluasi Keberhasilan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter tentu tidak akan lepas dari berbagai pihak yang mendukung dan berkolaborasi, baik pemerintah, kepala sekolah, para guru, tenaga kependidikan, siswa, bahkan orang tua itu sendiri. Namun keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter juga dapat dilihat melalui indikasi perubahan perilaku pada diri siswa. Dalam hal ini, melalui wawancara yang diberikan kepada beberapa guru, semakin memperkuat data terkait indikasi-indikasi perubahan perilaku pada siswa. Berikut merupakan hasil interpretasi wawancara mengenai indikasi perubahan karakter pada peseta didik di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. EVAL UASI Indikasi Perubah an Tabel 24. Interpretasi Hasil Wawancara Indikasi Perubahan Karakter Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Guru Bhs. Guru Guru Bhs. Indonesia Kesimpulan Inggris Mtk Hal itu Penanaman nilai-nilai Beberapa indikasi perubahan sikap nampak karakter itu saya lakukan dan perilaku melalui pendidikan sekali kok, melalui pembiasaan mas. karakter sudah dirasakan oleh mana siswa Siswa selalu saya beberapa guru. Melalui pengamatan yang mau biasakan untuk tertib dan yang dilakukan, guru dapat belajar tanggung jawab. mengetahui siswa yang mau belajar dengan Meskipun di awal-awal serius dan siswa yang perlu serius dan memang susah ya, anak mendapat pendampingan lebih mana siswa maunya sendiri. Tapi tinggi. Anak yang mendapat yang perlu kalau sudah diingatkan pendampingan dan perhatian mendapat berkali-kali anak melalui pembiasaan yang dilakukan pendamping menjadi sadar dan tau oleh guru, siswa menjadi sadar dan an lebih. dengan sendirinya. tau dengan sendirinya hal baik yang perlu dilakukannya. (C2.IndPK. (C2.IndPK. G.Ind) G.Ing) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 161 Dari hasil interpretasi wawancara di atas, disimpulkan bahwa beberapa indikasi perubahan sikap dan perilaku melalui pendidikan karakter sudah dirasakan oleh beberapa guru. Melalui pengamatan yang dilakukan, guru dapat mengetahui siswa yang mau belajar serius dan siswa yang perlu mendapat pendampingan lebih tinggi. Anak yang mendapat pendampingan dan perhatian melalui pembiasaan yang dilakukan oleh guru, siswa menjadi sadar dan tau dengan sendirinya hal baik yang perlu dilakukannya. Dengan kata lain, pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi di SMP Pangudi Luhur berjalan dengan baik. Supervisi dan monitoring tidak bisa dipisahkan, yaitu sama-sama memberikan solusi ketika ada permasalahan di lapangan. Keuntungan atau tujuan khusus supervisi adalah untuk memberikan solusi, sedangkan monitoring untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan program dan kegiatan. Untuk tujuan tertentu, supervisi, monitoring, dan evaluasi dapat dilaksanakan secara bersamasama. Dalam hal ini, SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta mengembangkan berbagai macam instrumen sesuai dengan tujuan supervisi dan monitoring, baik yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah maupun pemeriksaan melalui Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. Sekolah, melalui Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta telah memeriksakan dokumen KTSP dengan menggunakan instrumen pemeriksaan yang dilakukan oleh pengawas sekolah madya, memberikan pertimbangan bahwa kurikulum SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 dapat direkomendasikan tanpa syarat, dengan alasan semua unsur KTSP terpenuhi. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 162 Berikut merupakan langkah-langkah yang ditempuh SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang dilakukan secara mandiri dalam monitoring pelaksanaan program pendidikan menempuh supervisi dan karakter di sekolah: (1) Pengembangan instrumen oleh masing-masing guru mata pelajaran, baik dalam pembelajaran maupun kegiatan-kegiatan tertentu. (2) Sekolah melakukan evaluasi dalam rapat bersama kepala sekolah dan semua guru. (3) Verivikasi dan klasrifikasi oleh petugas supervisi dan monitoring. (4) Melaksanakan observasi lapangan tentang pelaksanaan pendidikan karakter. (5) Mendiskusikan temuan dan permasalahan di lapangan. (6) Memberikan jalan keluar atau mengatasi permasalahan yang ditemukan. Kegiatan supervisi dan monitoring tersebut dilakukan oleh internal sekolah, seperti kepala sekolah atau penanggungjawab kegiatan, dan dari pihak luar sekolah, seperti instansi yang terkait (pemerintah daerah, pemerintah, komite sekolah), dan orang tua peserta didik. Berikut merupakan hasil evaluasi dan monitoring penilaian keberhasilan yang dilakukan sekolah dalam mengintegrasikan pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta: 1. Sikap dan Perilaku a. Kepala Sekolah: 1) Hadir pagi pukul 06.30 WIB dan langsung melakukan fungsi pengawasan dengan mengawasi kehadiran siswa maupun guru dan staf. 2) Memberikan senyum, salam, dan sapa baik kepada para guru maupun siswa yang hadir ke sekolah. 3) Mengerjakan tugas-tugas manajerial. 4) Melakukan breafing sebelum PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 163 memulai aktivitas pembelajaran di kelas. 5) Mengkoordinir para wakil yang membidanginya. b. Guru Mata Pelajaran dan Guru BK: 1) Semua guru yang mengajar jam pertama sudah siap pada pukul 06.45 WIB. 2) Guru piket telah siap pukul 06.30 WIB menyambut kedatangan siswa di dekat gerbang masuk ke sekolah. 3) Semua guru memberikan senyum, salam, dan sapa baik kepada guru yang lain maupun siswa yang hadir ke sekolah. 4) Semua guru bersama kepala sekolah melakukan breafing di ruang rapat guru sebelum melakukan aktivitas pembelajaran. 5) Guru segera mempersiapkan diri untuk mengajar sesuai dengan materi yang telah dipersiapkan dalam silabus dan RPP. 6) Guru piket setiap hari ada empat orang. c. Karyawan/ Staf TU: 1) Penggajian: penggajian payroll pegawai (aktif), gaji pegawai (pensiun), setoran PNS dan pesiunan. 2) Urusan kepegawaian: buku induk pegawai, pengarsipan data pegawai, pengajuan pegawai: capeg, gaji berkala, kenaikan pangkat, papan data pegawai, biodata pegawai, konsumsi pegawai. 3) Membantu pelaksanaan tugas rekan kerja, tugas isidental lainnya. 4) Resepsionis: menerima telepon, konsumsi tamu (menggunakan uang YPL) Konsusmsi rapat/pertemuan sekolah d. Bendahara sekolah: 1) Mengelola website sekolah Pangudi Luhur. 2) Permohonan gaji, operasional bulanan ke YPL Perwakilan. 3) Menerima slip setoran uang dan rekap keuangan YPL (UPP, GOR, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 164 US, Komp, LKS, BKS) dari petugas penerima keuangan sekolah. 4) Buku Kas Umum. 5) Urusan ke bank keuangan sekolah dan BOS. 6) Membantu pelaksanaan tugas rekan kerja, tugas isidental lainnya. 7) Inventarisasi dan belanja ATK, dll sepengetahuan KepSek. e. Peserta Didik: 1) Sebelum mulai pelajaran diadakan doa pagi bersama langsung oleh siswa di ruang wakil sekolah menggunakan speaker yang kemudian diperdengarkan ke setiap kelas. 2) Ketika sampai di pintu gerbang siswa bertemu dengan guru/petugas piket/kepala sekolah bersalaman, cium tangan, dan mengucapkan salam. 3) Para siswa mengenakan pakaian seragam sesuai dengan ketentuan yang berlaku, rapi dan bersih. 4) Panjang celana untuk putra 5 cm di atas lutut dan untuk putri panjang rok 5 cm di bawah lutut. 5) Pada saat mengikuti pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, siswa memakai seragam olah raga dari sekolah, sepatu dan kaos kaki menyesuaikan dengan hari dimana kelas tersebut berolahraga. 6) Sebelum pelajaran dan setelah selesai berdoa seluruh siswa mengucapkan salam pada guru yang ada di kelas. 7) Siswa menempati tempat duduk sesuai dengan denah kelas yang telah ditentukan wali kelas, kecuali ada halhal tertentu atau khusus. 8) Perpindahan tempat duduk tanpa izin Wali kelas/Guru tidak dibenarkan. 9) Siswa dilarang membawa dan menggunakan HP saat pelajaran, kecuali digunakan untuk kegiatan pembelajaran. HP harus dimasukkan ke dalam loker atau dititipkan di kantor Tata Usaha sejak jam pertama sampai jam terakhir. 10) Upacara PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 165 bendera secara rutin dilaksanakan sesuai dengan yang dijadwalkan oleh sekolah. 11) Selain upacara bendera rutin, sekolah juga melaksanakan upacara bendera peringatan hari besar nasional. 12) Seragam pada saat upacara bendera sesuai dengan penggunaan seragam yang telah ditentukan pada tata tertib siswa dengan menggunakan topi SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. 13) Sepeda diparkir di tempat yang telah ditentukan dan dikunci. 2. Sarana dan Prasarana a) Terdapat ruang kepala sekolah, ruang wakasek, ruang guru, ruang TU, ruang meeting, ruang BK, masing-masing satu ruangan dan semua dalam keadaan baik dan terawat. b) Ruang teori/kelas reguler ada 18 kelas dan dalam keadaan baik. c) Ada satu ruang perpustakaan dalam keadaan baik dan memiliki banyak buku yang menunjung pembelajaran siswa. d) Terdapat dua ruang bahasa dalam keadaan baik. e) Terdapat dua laboratorium IPA dalam keadaan baik. f) Terdapat satu ruang multimedia dalam keadaan baik. g) Ada satu ruang laboratorium komputer dalam keadaan baik. h) Terdapat ruang kesenian yang berisikan empat gitar, dua keyboard, satu jinbe, satu piano dalam keadaan baik. i) Terdapat ruang penunjang, seperti satu gudang umum, satu gudang buku, satu aula, satu ruang doa/ibadah, satu ruang dapur, satu kamar mandi/WC siswa, tiga kamar mandi/WC guru, dua ruang UKS, satu PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 166 ruang PMR/Pramuka, satu ruang OSIS, satu ruang olah raga karate, satu GOR, satu ruang alat olah raga, satu ruang riso/elektronik, satu ruang studio musik, tiga bangsal kendaraan, dua rumah penjaga, dua pos jaga, satu selara/teras/tangga, dan 14 kantin sekolah, semua dalam keadaan baik dan terawat. j) Terdapat satu lapangan sepak bola dengan ukuran 80 x 25 m dan dua lapangan voli dengan ukuran 18 x 9 m, serta lapangan basket yang juga sering digunakan sebagai lapangan badminton, semua dalam keadaan baik dan terawat. 3. Situasi sekolah a) Kebersihan terawat oleh putugas dan keterlibatan siswa secara langsung. b) Ruang belajar, seperti ruang reguler, perpustakaan, ruang bahasa, lab. IPA dan komputer, ruang multimedia, dan ruang kesenian semua dalam keadaan bersih dan rapi. c) Ruang kantor, seperti ruang kepala sekolah, ruang wakasek, ruang guru, ruang TU, ruang meeting, dan ruang BK, semua dalam keadaan rapi dan bersih. d) Ruang penunjang, seperti gudang umum, gudang buku, aula, ruang doa/ibadah, ruang riso/elektronik, raung dapur, KM/WC siswa dan guru, ruang UKS, ruang PMR/Pramuka, ruang OSIS, ruang olah raga karate, ruang alat olah raga, ruang studio musik, bangsal kendaraan, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 167 rumah penjaga, pos jaga, selaras/teras/tangga, dan kantin, semua dalam keadaan rapi dan bersih. e) Lapangan olahraga, seperti lapangan sepak bola, lapangan futsal yng digabung dengan lapangan basket dan badminton, dan lapangan voli, semua tampak baik dan terawat. f) Halaman parkir motor dan mobil bersih dan penataan kendaraan rapi. g) Halaman sekolah terlihat hijau, dengan taman tanaman hias beserta pohon yang dirawat dengan baik dan bersih. G. Faktor Penghambat Pelaksanaan Integrasi Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Pada dasarnya pelaksanaan pendidikan karakter selalu diintegrasikan dalam berbagai aktivitas di sekolah. Beberapa aktivitas yang dimaksud adalah, aktifitas pembelajaran di kelas, kegiatan pengembangan diri, dan perencanaan manajemen sekolahnya. Selain ketiga aktivitas di atas, pelaksanaan pendidikan karakter juga terintegrasi dalam setiap kurikulum yang diberlakukan sekolah. SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, saat ini masih menggunakan dua kurikulum yang berbeda. Kelas VII dan VIII menggunakan kurikulum 2013, sedangkan kelas IX masih menggunakan kurikulum 2006 KTSP. Berdasarkan konsep dan perubahan yang terjadi pada kurikulum yang bersifat pengembangan ini, tentu berdampak bagi para pendidik dan tenaga kependidikan. Banyak guru, bahkan sekolah-sekolah yang merasa kesulitan untuk mengimplementasikan pendidikan karakter pada kurrikulum 2013, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 168 khususnya dalam perubahan-perubahan yang dirasa semakin banyak di dalamnya. Berikut merupakan interpretasi hasil wawancara yang diberikan kepada beberapa guru di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, terkait hambatan pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah. Tabel 25. Interpretasi Hasil Wawancara Hambatan Pendidikan Karakter HAMBA TAN Hambatan Pelaksana an PK Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Guru Bhs. Inggris Guru Bhs. Indonesia Guru Mtk Kesimpulan 1. Ya tentu ada, 1. Hambatan-hambatan1. Ya kalau Beberapa hambatan terutama di yang saya alami itu hambatan yang dirasakan oleh format penilaian berkaitan dengan tentu ada guru dalam pelaksanaan ya. Ya karena materi ya, itu yang ya. pendidikan karakter selain dituntut pertama. Materi di Misalnya, adalah sebagai berikut: melakukan K13 itu, terkadang di 1. Format penilaian penilaian secara terjadi kurikulum (kognitif, afektif, kognitif, tapi juga ketidaksamaan ya. K13 ini kan dan psikomotorik) kita harus bisa Misalnya di bab 1 banyak yang dirasa masih melihat mengenai pengertian sekali banyak yang bagaimana sikap itu seperti ini, tapi di formatmenyita waktu dan dan keterampilan bab 2 pengertiannya format baru tenaga sehingga siswa ya, dalam lalu menjadi berbeda. gitu ya. dirasa menggangu hal ini segi Terkadang jam mengajar guru. psikomotoriknya. 2. Pemahmannya juga yang sulit 2. Sulitnya melakukan cukup rumit. Saya adalah pengarsipan dan 2. Selain itu, saya merasa bahwa kalau pengadmini pengadministrasian merasa bahwa di KTSP malah jelas strasiannya dikarenakan ketika harus ya. atau banyaknya formatmenghadapi satu pengarsipa format baru di K13. kelas untuk bisa 3. Iya, lalu masalah nnya. 3. Beberapa disiplin, waktu. Waktu juga Banyak definisi/pengertian menghargai sekarang menjadi sekali yang dalam buku/bahan orang lain, lama ya. Menjadi harus ajar terkadang tidak tanggung jawab, penambahan jam, dipersiapka sama antara bab tapi hal ini tidak sehingga saya perlu n. satu dengan yang dilakukan oleh menambah waktu dan2. Apalagi lainnya. guru lain ya sulit tenaga saya untuk dengan 4. Beberapa guru juga ya. Jadi mengajar. lembar mengalami memang perlu penilaianny kesulitan untuk ada keseragaman 4. Nah, apalagi untuk a, itu cukup memahami materi antar guru, meski penilaian ya, format banyak dan pembelajaran, tanpa penilaian yang benarkhususnya pada menghilangkan menuntut guru benar materi di K13. kompetensi setiap menilai dari berbagai menyita 5. Dengan guru tidak sama segi, kognitif, afektif, waktu dan penambahan jam ya. dan psikomotoriknya/ tenaga ya. pelajaran di ketermpilannya, jadi sekolah, beberapa (D1.HamP 3. Oya, pengadaan itu terkadang guru perlu K. G.Mat) buku-buku juga, semakin membebani menambah waktu ini mungkin jadwal mengajar dan tenaga menjadi guru. mengajar yang perhatian ya. ekstra. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4. Ya, kalau saya si “monggo”, mau diberhentikan atau mau di evaluasi dulu selama satu tahun, kemudian diberlakukan di sekolah-sekolah. Tapi kalau secara pribadi saya setuju ya kalau memang harus diberhentikan atau di evaluasi terlebih dahulu. Karena ya memang, kurikulum yang baru ini banyak sekali tuntutannya. (D1.HamPK. G.Ing) 5. Oya mas, buku-buku pegangan guru mapun siswa juga sepertinya masih kurang ya. 6. Ya, kalau kita lihat di RPP dan silabus memang muatan untuk nilai-nilai karakternya lebih banyak di K13. Namun, ya itu format yang begitu banyak membuat guru ekstra keras untuk menyusun RPP dan Silabus, termasuk memasukan nilainilai karakter, metode, dan penilaiannya. (D1.HamPK. G.Ind) 169 6. Kompetensi guru (kemampuan dalam memperlakukan dan menghadapi kelas) yang berbeda, sehingga guru mengalami kesulitan dalam menghadapi kelas ribut dan sulit diatur. 7. Format baru yang begitu banyak membuat guru ekstra keras dalam menyusun RPP, silabus, dan muatan karakter-metode di dalamnya. Dari interpretasi hasil wawancara di atas, disimpulkan bahwa pelakanaan pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, mengalami beberapa hamabatan. Beberapa hambatan yang dirasakan oleh guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter adalah sebagai berikut: 1) Format penilaian (kognitif, afektif, dan psikomotorik) yang dirasa masih banyak yang menyita waktu dan tenaga sehingga dirasa menggangu jam mengajar guru. 2) Sulitnya melakukan pengarsipan dan pengadministrasian dikarenakan banyaknya format-format baru di K13. 3) Beberapa definisi/pengertian dalam buku/bahan ajar terkadang tidak sama antara bab satu dengan yang lainnya.4) Beberapa guru mengalami kesulitan untuk memahami materi pembelajaran, khususnya pada materi di K13. 5) Dengan penambahan jam pelajaran di sekolah, beberapa guru PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 170 perlu menambah waktu dan tenaga mengajar yang ekstra. 6) Kompetensi guru (kemampuan dalam memperlakukan dan menghadapi kelas) yang berbeda, sehingga guru mengalami kesulitan dalam menghadapi kelas ribut dan sulit diatur.7) Format baru yang begitu banyak membuat guru ekstra keras dalam menyusun RPP, silabus, dan muatan karakter-metode di dalamnya. H. Usaha-usaha Sekolah untuk Mengatasi Pelaksanaan Pendidikan Karakter Dari beberapa hambatan-hamatan pelaksanaan pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, sekolah telah memiliki strategistrategi khusus untuk mengatasinya. Berikut merupakan interpretasi hasil wawancara terkait solusi yang dilakukan sekolah untuk mengatasi hambatan-hambatan pelaksanaan pendidikan karakter. Tabel 26. Interpretasi Hasil Wawancara Solusi Pendidikan Karakter Pelaksana Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Guru Bhs. Guru Bhs. Guru Matematika Kesimpulan Inggris Indonesia Solusi 1. Kalau saya Solusi yang dilakukan - Kalau dari 1. Ya, menurut saya, guru dan solusi untuk saya selalu berusaha oleh sekolah dan guru saya, ya Sekolah menangani semaksimal mungkin dalam pelaksanaan mau hambatanmelakukan kegiatan pendidikan karakter bagaimana hambatan sesuai dengan RPP adalah sebagai berikut: pun saya pembelajara dan silabus yang 1. Sekolah selalu n diatas ya sudah saya buat. mengadakan berusaha saya tetap Meski terkadang sosialisasi dan semaksimal dengan saya mengalami workshop terkait mungkin pembiasaan kesulitan. Ya saya perubahan untuk tetap yang sering selalu berusaha kurikulum baru menyampai saya semaksimal mungkin K13. akan lakukan, menyesuaikan 2. Sekolah melakukan materi dengan cara dengan RPP. pelatihan dan diklat yang mesti dan metode yang diberikan diketahu seperti yang 2. Ya kalau untuk kepada seluruh siswa ya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI sudah saya jelaskan di atas. 2. Kalau dari sekolah, sebenarnya sudah ada sosialisasi dan workshop ya. Saya sudah satu bulan lebih mengikuti diklat mengenai K13 ini. Tapi ya, dalam pelaksanaan nya memang sulit. (D2.SoPK. G.Ing) - Kalau dari sekolah, sebenarnya sekolah sudah melakukan sosialisasi terkait perubahan K.13 ini. Saya juga mengikuti diklat bersama guru-guru lain. (D2.SoPK. G.Ind) sekolah, kami selalu mendatangkan pihak dari luar yang berkompeten dalam bidangnya, guna memberikan pembekalan dan pemahaman mengenai format penilaian ini. Kami sudah mengundang sebanyak 3 kali pihak dari luar untuk belajar. 3. Selain itu seperti workshop dan sosialisasi juga sudah dilakukan. Tapi ya mau bagaimana, mungkin guru belum terbiasa dan menyesuaikan dengan perubahan kurikulum kali ya. Tapi kalau sudah terbiasa, mungkin ini bisa teratasi. (D2.SoPK. G.Mat) 171 guru. 3. Sekolah mendatangkan pihak luar sekolah yang memiliki kompetensi dalam memberikan pembekalan mengenai pemahaman format penilaian. 4. Guru melakukan pembiasaan diri semaksimal mungkin dengan metode dan formatformat yang telah ditetapkan. 5. Dalam proses pembelajaran guru berusaha semaksimal mungkin menyampaikan materi ajar sesuai dengan silabus dan RPP yang dibuat. (D2.SoPK. Kes) Dari interpretasi hasil wawancara di atas, disimpulkan bahwa terdapat dua solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatanhamabatan di atas, yaitu solusi dari masing-masing guru dan solusi yang dilakukan oleh sekolah. Solusi yang dilakukan oleh sekolah dan guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter adalah sebagai berikut: 1) Sekolah mengadakan sosialisasi dan workshop terkait perubahan kurikulum baru K13. 2) Sekolah melakukan pelatihan dan diklat yang diberikan kepada seluruh guru. 3) Sekolah mendatangkan pihak luar sekolah yang memiliki kompetensi dalam memberikan pembekalan mengenai pemahaman format penilaian. 4) Guru melakukan pembiasaan diri semaksimal mungkin PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 172 dengan metode dan format-format yang telah ditetapkan. 5) Dalam proses pembelajaran guru berusaha semaksimal mungkin menyampaikan materi ajar sesuai dengan silabus dan RPP yang dibuat. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 173 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah dilakukan tentang pelaksanaan pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogayakarta, dapat disimpulkan dalam beberapa hal sebagai berikut: 1. Perencanaan pendidikan karakter terintegrasi dilaksanakan melalui perencanaan program dan kegiatan sekolah, yang kemudian dilakukan melalui pengembangan dan penyususnan Rencana Kerja Sekolah (RKS) untuk jangka menengah/panjang dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) untuk jangka pendek dan tahunan. Berikut merupakan beberapa hal yang dilakukan sekolah dalam pelaksanaan perencanaan pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta: 1) Perencanaan didahului dengan mengembangkan dan menyusun RKS dan RKAS. 2 Penyusunan perencanaan melibatkan yayasan, kepala sekolah, guru, dan orang tua. 3) Sekolah menggunakan dua kurikulum, yaitu Kurikulum 2013 (kelas 7 dan 8), dan Kurikulum KTSP 2006 (kelas IX). 4) Sekolah memiliki kalender akedemik yang merupakan gabungan agenda kegiatan yayasan dan sekolah. 2. Pengintegrasian pendidikan karakter di dalam pembelajaran dilakukan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Berikut adalah hasil interpretasi hasil wawancara tentang perencanaan silabus, RPP, dan bahan ajar: 1) Sebelum pelaksanaan proses pembelajaran di kelas guru PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 174 membuat dan menyususn Silabus, RPP, dan Bahan Ajar. 2) Penyusunan Silabus, RPP, dan Bahan Ajar juga untuk memenuhi tuntutan administrasi sekolah. 3) Penyususnan Silabus, RPP, dan Bahan Ajar dibuat dan disusun dengan mengembangkan dan melakukan penyesuaian dari yang sebelumnya. Ketiga simpulan tersebut sejalan dengan panduan pendidikan karakter di SMP oleh Kemendikbud, 2010. Pada tahap ini silabus, RPP, dan bahan ajar disusun oleh guru. Baik silabus, RPP, dan bahan ajar dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya memfasilitasi/berwawasan pendidikan kakrakter. 3. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dilakukan dengan cara pengintegrasian dalam manajemen sekolah, kegiatan pembelajaran di kelas, dan kegiatan pengembangan diri. 4. Pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran di kelas dapat dilihat baik dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi dan monitoring pembelajaran, seta tindak lanjut pembelajaran. 5. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran juga dilaksanakan melalui tiga tahapan kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Masing-masing tahapan di dasarkan pada nilai-nilai karakter yang ditargetkan melalui sikap dan perilaku yang dapat diamati. Masing-masing kegiatan memiliki aktivitas-aktivitas pendidikan karakter yang di dasarkan pada nilai-nilai karakter. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 175 6. Kesesuaian pelaksanaan pendidikan karakter dengan RPP dan silabus terhadap pelaksanaan di kelas tidak selalu dilakukan sama persis oleh guru. Namun, para guru berusaha semaksimal mungkin menyesuaikan dan mengembangkan dengan RPP dan silabus yang dibuat, tanpa menghilangkan kesulitan yang dihadapi. 7. Pelaksanaan pendidikan karakter juga dilakukan dalam muatan lokal. Muatan lokal yang diterapkan adalah Bahasa Jawa dan akuntansi yang merupakan ciri khas budaya dan harus dikembangkan serta dipertahankan. 8. Pelaksanaan pendidikan karakter juga dilakukan dalam kegiatan pengembangan diri. Kegiatan tersebut dilaksanakan di dalam dan/atau di luar lingkungan sekolah dalam rangka memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan menginternalisasi nilai-nilai atau aturanaturan agama serta norma-norma sosial baik lokal, nasional, maupun global untuk membentuk pribadi yang utuh. Beberapa hal mengeni kegiatan pengembangan diri: 1) Menekankan sikap disiplin, menghargai, jujur, dan bertanggung jawab dalam kegiatan OSIS. 2) Mengadakan latihan koor/paduan suara rutin setiap minggu, selain untuk mengasah skill dalam bernyanyi dan bermusik juga menanamkan sikap tanggung jawab dan disiplin. 3) Mengadakan kegiatan LDKS, dan mengenalkan cara membuat proposal, anggaran, dan laporan pertanggungjawaban. 4) Bagi siswa yang dirasa guru kelas mengalami masalah, akan segera di rujuk ke guru BK. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 176 9. Metode pembelajaran yang dilakukan adalah dengan mengkaitkan materimateri pembelajaran di sekolah dengan kehidupan nyata sehari-hari. Dari 23 guru (jumlah responden) yang mengisi angket penelitian, masingmasing guru memiliki metode-metode khusus untuk menginternalisasikan nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran. Diagram tersebut menggambarkan bahwa 19 guru di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta menggunakan penilaian autentik, inkuiri, dan bertanya, 11 guru menggunakan konstruktivisme, 15 guru menggunakan acctive learning, 16 guru menggunakan modelling dan refleksi, 6 guru menggunakan masyarakat belajar, dan 14 guru menggunakan experiential learning sebagai metode dan pendekatan dalam pembelajaran. Hal tersebut mennjukan bahwa para pendidik/guru-guru di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta sudah menggunakan model pembelajaran kontekstual sesuai dengan peraturan yang ditetapkan di Kemendiknas, 2010. 10. Beberapa teknik instrumen penilaian juga dilakukan oleh guru. Dari diagram teknik instrumen penilaian guru dijelaskan bahwa 22 guru di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta menggunakan tes tertulis, 18 guru menggunakan tes lisan, 20 guru menggunakan tes kinerja dan penilaian diri, 21 guru menggunakan penugasan individu-kelompok dan penilaian antarteman, 19 guru menggunakan observasi, 12 guru menggunakan penilaian portofolio, dan 9 guru menggunakan jurnal sebagai instrumen untuk melihat hasil belajar peserta didik. Dalam hal ini, setiap guru PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 177 memiliki kekhasanya masing-masing dalam pengimplementasian teknik instrumen penilaian kepada peserta didik di sekolah. 11. SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta mengembangkan berbagai macam instrumen sesuai dengan tujuan supervisi dan monitoring, baik yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah maupun pemeriksaan melalui Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. 12. Langkah-langkah yang ditempuh SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang dilakukan secara mandiri dalam menempuh supervisi dan monitoring pelaksanaan program pendidikan karakter di sekolah: (1) Pengembangan instrumen oleh masing-masing guru mata pelajaran, baik dalam pembelajaran maupun kegiatan-kegiatan tertentu. (2) Sekolah melakukan evaluasi dalam rapat bersama kepala sekolah dan semua guru. (3) Verivikasi dan klasifikasi oleh petugas supervisi dan monitoring. (4) Melaksanakan observasi lapangan tentang pelaksanaan pendidikan karakter. (5) Mendiskusikan temuan dan permasalahan di lapangan. (6) Memberikan jalan keluar atau mengatasi permasalahan yang ditemukan. Kegiatan supervisi dan monitoring tersebut dilakukan oleh internal sekolah, seperti kepala sekolah atau penanggungjawab kegiatan, dan dari pihak luar sekolah, seperti instansi yang terkait (pemerintah daerah, pemerintah, komite sekolah), dan orang tua peserta didik. 13. Pelaskanaan pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, mengalami beberapa hambatan. Beberapa hambatan yang dirasakan oleh guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter adalah sebagai berikut: 1) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 178 Format penilaian (kognitif, afektif, dan psikomotorik) yang dirasa masih banyak yang menyita waktu dan tenaga sehingga dirasa menggangu jam mengajar guru. 2) Sulitnya melakukan pengarsipan dan pengadministrasian dikarenakan banyaknya format-format baru di K13. 3) Beberapa definisi/pengertian dalam buku/bahan ajar terkadang tidak sama antara bab satu dengan yang lainnya.4) Beberapa guru mengalami kesulitan untuk memahami materi pembelajaran, khususnya pada materi di K13. 5) Dengan penambahan jam pelajaran di sekolah, beberapa guru perlu menambah waktu dan tenaga mengajar yang ekstra. 6) Kompetensi guru (kemampuan dalam memperlakukan dan menghadapi kelas) yang berbeda, sehingga guru mengalami kesulitan dalam menghadapi kelas ribut dan sulit diatur.7) Format baru yang begitu banyak membuat guru ekstra keras dalam menyusun RPP, silabus, dan muatan karakter-metode di dalamnya. 14. Dari beberapa hambatan-hamatan pelaksanaan pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, sekolah telah memiliki strategistrategi khusus untuk mengatasinya. Terdapat dua solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan-hamabatan di atas, yaitu solusi dari masing-masing guru dan solusi yang dilakukan oleh sekolah. Solusi yang dilakukan oleh sekolah dan guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter adalah sebagai berikut: 1) Sekolah mengadakan sosialisasi dan workshop terkait perubahan kurikulum baru K13. 2) Sekolah melakukan pelatihan dan diklat yang diberikan kepada seluruh guru. 3) Sekolah mendatangkan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 179 pihak luar sekolah yang memiliki kompetensi dalam memberikan pembekalan mengenai pemahaman format penilaian. 4) Guru melakukan pembiasaan diri semaksimal mungkin dengan metode dan format-format yang telah ditetapkan. 5) Dalam proses pembelajaran guru berusaha semaksimal mungkin menyampaikan materi ajar sesuai dengan silabus dan RPP yang dibuat B. Saran-saran 1. Bagi guru, hendaknya proses pembelajaran harus lebih ditingkatkan, agar tujuan dari pendidikan setiap mata pelajaran dan pengintegrasian nilainilai karakter dapat semakin optimal, bukan hanya menyentuh dalam tataran kognitif semata, tetapi juga aspek afektif, dan psikomotorik siswa yang lebih mendalam. 2. Bagi sekolah, hendaknya tetap menjaga dan senantiasa menciptakan lingkungan kekatolikan yang khas dengan budaya yang terus menjadi pembiasaan bagi siswa, sehingga dapat semakin meningkatkan kepribadian siswa yang didasarkan pada spiritualitas nilai-nilai karakter yang ingin ditanamkan. 3. Bagi orang tua, harus senantiasa memiliki kesadaran akan pentingnya kerjasama yang baik antara orang tua dan sekolah, menunjukan sikap yang baik dan berakhlak mulia, sehingga semua dapat terarah pada pengembangan sikap dan perilaku yang didasarkan pada nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 180 4. Bagi peserta didik, hendaknya dapat melaksanakan dan mengamalkan akhlak yang mulia dalam kehidupannya dan menjauhi penyimpangan moral melalui pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan oleh sekolah, setiap harinya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 181 DAFTAR PUSTAKA Ahmad. (1998). Bimbingan Perkembangan: Model Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Disertasi (tidak diterbitkan). Bandung: Program Pacasarjana Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Barus, G. (2008). Model Prosedur Pengembangan dan Implementasi Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Widya Dharma, Majalah Ilmiah Kependidikan. 19 (1), 37-61, Okt. 2008. Barus, G. (2010). Pengembangan Model Evaluasi Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian, 14 (1), 135-160, Nov 2010. Barus, G. (2011a). Pengembangan Instrumen Asesmen Kebutuhan Perkembangan Peserta Didik sebagai Sarana Penyusunan Kurikulum BK di Sekolah. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan PPs UNY. 15 (1). 75-90, Juni 2011. Barus & Sri Hastuti. (2011). Kumpulan Modul Pengembangan Diri. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma. Fathurrohman, H. Pupuh., AA, Suryana., Fatriany, Fenny. (2013). Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama. Gybers, N.C. & Henderson, P. (2000). Developing and Managing Your School Guidance Program (3rd ed.). Alexandria, VA: American Counseling Association. Hatch & Stefflre. (1959). Administrative of Guidance Services. Englewood Cliffs, N.: Prentice Hall, Inc. Hermino, Agustinus. (2014). Manajemen Kurikulum Berbasis Karakter Konsep, Pendekatan, dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta. Moleong, Lexy.2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Buku Induk Pembangunan Karakter. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Desain Induk Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter (Berdasarkan Pengalaman di Satuan Pendidikan Rintisan). Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 182 Kesuma, Dharma., Triatna, Cepi., & Permana, H. Johar. (2011). Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Lickona, Thomas. (1991). Educating ffor Character - How Our Scools Can Teach Respect and Responsibility. Terjemahan Juma Abdu Wamaungo. 2012. Jakarta: Bumi Aksara. Kurinasih, Imas & Berlin Sani. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan. Surabaya: Kata Pena. Mochtar Buchori. (2007). “Character Building” dan Pendidikan Kita. htp://paramadina.Wordpress.com/2007/03/04/character-buildingdan-pendidikan- kita/ diundung 20 Mei 2012. Mulyasa, H.E.2001. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara. Muro, J.J. & Kottman, T. (1995). Guidance and Counseling in the Elementary and Middle School, a Practical Approach. Madison: Brown & Benchmark. Myrick, R.D. (1989). Developmental Guidance: Practical Consideration. Elementary School Guidance and Counseling, 24 (1), 14-20, Oct 1989. Newman, William H. (1951). Administrative Action – The Techniques of Organization and Management. Englewood Cliffs, N.: Prentice Hall, Inc. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2013 tentang Standar Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Suyanto. (2010). Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMP, Ditjenmandikdasmen. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 183 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Waras Kamdi. (2005). Paradigma Baru Pendidikan Indonesia. http://www.kompas.com/ kompas-cetak/04/10/26/opini/1349396.htm. Wibowo, Agus. (2013). Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wibowo, Agus. (2012). Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wibowo, Agus. (2012). Pendidikan Karakter – Strategi Membangun Karakter bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Winkel, W.S., & M.M. Sri Hastuti. (2012). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi. https://ahmadbinhanbal.wordpress.com/2014/04/27/perihal-keunggulan-dankelemahan-kurikulum-2013/ http://news.liputan6.com/read/2138923/surat-mendikbud-anies-untuk-ibu-danbapak-guru http://news.okezone.com/read/2014/11/08/65/1062782/kelebihan-kekurangankurikulum-2013 http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/19/12564532/Ini.Kelemahankelemahan.Kurikulum.2013 http://edukasi.kompasiana.com/2013/09/27/pandangan-tentang-kurikulum-2013596170.html http://wijayalabs.com/2013/07/12/kelebihan-dan-kekurangan-diklatimplementasi-kurikulum-2013/ PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 184 Lampiran 1. Surat Mendikbud Anies untuk Guru Surat untuk Ibu dan Bapak Guru Dari Mendikbud Anies Baswedan Ibu dan Bapak Guru yang saya hormati dan muliakan, Semoga Ibu dan Bapak Guru dalam keadaan sehat, bahagia, dan penuh semangat saat surat ini menemui Ibu dan Bapak sekalian. Seiring dengan peringatan Hari Guru ini, atas nama pemerintah, saya menyampaikan apresiasi kepada Ibu dan Bapak Guru semua yang telah mengemban tugas mulia serta mengabdi dengan hati dan sepenuh hati. Izinkan saya dengan rendah hati menyampaikan rasa hormat, rasa terima kasih, dan rasa bangga atas pengabdian Ibu dan Bapak sekalian. Menjadi guru bukanlah pengorbanan. Menjadi guru adalah sebuah kehormatan. Ibu dan Bapak Guru telah memilih jalan terhormat, memilih hadir bersama anakanak kita, bersama para pemilik masa depan Indonesia. Ibu dan Bapak Guru telah mewakili kita semua menyiapkan masa depan Indonesia. Mewakili seluruh bangsa hadir di kelas, di lapangan, bahkan sebagian harus mengabdi dengan fasilitas ala kadarnya demi mencerahkan dan membuat masa depan yang lebih baik untuk anak-anak kita. Saya ingin menggarisbawahi bahwa persiapan masa depan bangsa dan negara Indonesia ini dititipkan pada Ibu dan Bapak Guru. Saya menyadari masih banyak tanggung-jawab pemerintah pada Guru yang belum ditunaikan dengan tuntas. Kita harus mengakui bahwa bangsa ini belum menempatkan guru sebagaimana seharusnya. Guru memiliki peran yang amat mulia dan amat strategis. Saya percaya bahwa cara kita memperlakukan guru hari ini adalah cermin cara kita memperlakukan persiapan masa depan bangsa ini. Kita harus mengubah diri, kita harus meninggikan dan memuliakan guru. Pemerintah di semua level harus menempatkan guru dengan sebaik-baiknya dan menunaikan secara tuntas semua kewajibannya bagi guru. Pekerjaan rumah pemerintah, di semua level masih banyak, mulai dari masalah status kepegawaian, kesejahteraan, serta hal-hal lainnya yang berhubungan dengan guru harus dituntaskan. Meskipun demikian, di balik semua permasalahan yang ada, pendidikan harus tetap berjalan dengan baik. Di pundak Guru, Pendidik dan Tenaga Kependidikan, ada wajah masa depan kita. Setiap hari Ibu dan Bapak Guru menemui wajah masa depan Indonesia, dan di ruang-ruang kelas itulah anak-anak bersiap bukan saja untuk menyongsong tetapi juga untuk memenangkan masa depan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 185 Hari-hari di depan kelas tentu menyedot energi. Anak-anak yang menuntut perhatian, tugas-tugas Guru yang menumpuk, masih banyak ruang kelas yang tak memadai, fasilitas belajar yang ala kadarnya, atau suhu udara yang tidak selalu bersahabat. Ibu dan bapak guru yang saya hormati. Teruslah hadir membawa senyum; berbekal kerahiman, songsonglah anak-anak bangsa ini dengan kasih sayang; hadirlah dengan hati dan sepenuh hati. Kita semua sadar bahwa pendidikan adalah ikhtiar fundamental dan kunci untuk kita dapat memajukan bangsa. Potensi besar di Republik ini akan dapat dikembangkan jika manusianya terkembangkan dan terbangunkan. Kualitas manusia adalah hulunya kemajuan dan pendidikan adalah salah satu unsur paling penting dalam meningkatkan kualitas manusia. Pada kesempatan ini saya mengajak kita semua untuk melihat pendidikan bukan semata-mata urusan negara, urusan pemerintah. Tanpa mengurangi peran negara, karena negara masih harus menyelesaikan tanggung-jawab yang belum tuntas dan meningkatkan kinerjanya, saya mengajak semua warga bangsa Indonesia untuk ikut bekerja sama demi masa depan Indonesia yang lebih baik. Ya, secara konstitusional mendidik adalah tanggung jawab negara, tetapi secara moral mendidik adalah tanggung jawab setiap orang terdidik. Saya mengajak semua kalangan, mari terlibat untuk membantu sekolah, guru, madrasah, balai belajar, dan taman belajar. Kita terlibat untuk mendorong kemajuan pendidikan. Untuk itu pula, kepada Guru, Kepala Sekolah, dan Tenaga Kependidikan mari kita bukakan pintu lebar-lebar. Kita mengajak dan memberi ruang kepada masyarakat untuk ikut terlibat, memikirkan, dan berbuat untuk kemajuan dunia pendidikan kita. Ibu dan Bapak Guru yang saya muliakan, Potret Indonesia hari ini adalah potret hasil dunia pendidikan di masa lalu. Potret dunia pendidikan hari ini adalah potret Indonesia masa depan. Jadikan rumah kita dan sekolah kita menjadi zona berkarakter mulia. Izinkan anak-anak kita merasakan rumah yang membawa nilai kejujuran. Izinkan anak-anak kita merasakan sekolah yang guru-gurunya adalah teladan. Biarkan anak-anak kita mengingat Kepala Sekolahnya dan seluruh Tenaga Kependidikan di sekolahnya sebagai figur-figur bersih dan terpuji karakternya. Bayangkan Ibu dan Bapak Guru yang terhormat, kelak anak-anak kita akan hidup di era baru. Mereka hidup di era yang korupsi sudah dianggap sebagai sesuatu yang basi, sesuatu yang bukan lagi kelaziman, dan tidak semata-mata dipandang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 186 sebagai persoalan pelanggaran hukum, tetapi lebih dari itu korupsi menyangkut persoalan harkat dan martabat kemanusiaan. Pada suatu saat, ketika anak-anak kita, murid-murid itu telah dewasa dan berkiprah di dalam masyarakat, mereka kelak bisa bertutur, "Saya belajar jujur, dan belajar integritas dari Guru". Seraya, nama Ibu/Bapak Guru disebut. Ibu dan Bapak Guru mungkin saja tidak mendengar langsung ucapan-ucapan itu, tetapi yakinlah bahwa melalui anak didik yang meneladani Ibu/Bapak Guru itulah aliran pahala untuk Ibu dan Bapak tidak akan pernah berhenti. Pahala yang tiada henti-hentinya melalui anak-anak didik yang menjadi manusia berkarakter mulia, yang menjalani hidup dengan kejujuran dan berintegritas. Karakter memang tidak cukup diajarkan melalui lisan dan tulisan. Karakter diajarkan melalui teladan. Oleh karena itu, Ibu dan Bapak Guru yang saya muliakan, jadilah figur-figur yang diteladani oleh murid-murid dan lingkungannya. Akhirnya, kepada seluruh Guru, Pendidik dan Tenaga Kependidikan, saya sampaikan apresiasi. Sekali lagi, atas nama pemerintah, saya sampaikan terima kasih. Ikhtiar mulia ini harus kita teruskan. Suatu saat kelak, Ibu dan Bapak Guru dapat melakukan refleksi atas apa yang sudah dijalani sambil bersyukur bahwa di saat Indonesia sedang mengubah wajahnya menjadi lebih baik, lebih bersih, lebih jujur, lebih cerdas, lebih kreatif, dan lebih cerah, Ibu dan Bapak Guru memegang peran penting. Kelak Ibu dan Bapak dapat berkata, "Saya di sana, saya terlibat. Sekecil apapun saya ikut mendidik generasi lebih baik. Saya ikut melahirkan generasi baru dan ikut berkontribusi membuat wajah Indonesia yang lebih cemerlang, dan membanggakan." Selamat meneruskan pengabdian mulia, selamat menginspirasi, dan Selamat Hari Guru. Salam hangat, Anies Baswedan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 187 Lampiran 2. Pedoman Wawancara Pelaksanaan Pendidikan Karakter PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER INTEGRATIF KETERLAKSANAAN DAN HAMBATAN-HAMBATAN PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI DI SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA Nama Responden Nama Sekolah Hari/Tanggal wawancara Pewawancara : : : : Pertanyaan kepada Kepala Sekolah PERENCANAAN No. Pertanyaan 1 Bagaimana tanggapan ibu/bapak dengan polemik pemberhentian kurikulum 2013 oleh Annis Baswedan ini bu? 2 Bagaimana sekolah merancang perencanaan pembelajaran, kurikulum, dan kegiatan pengembangan diri yang terintegrasi dengan pendidikan karakter? Langkah-langkah apa yang dilakukan sekolah untuk merancang pendidikan karakter tersebut? 3 4 Apakah sekolah melakukan pengembangan dan penyususnan Rencana Kerja Sekolah (RKS) untuk jangka menengah/panjang dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)? 5 Apakah sekolah mengikuti peraturan pemerintah dalam merancang pendidikan Jawaban PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI karakter ataukah sekolah berinisiatif merancang pendidikan karakter berdasarkan visi misi sekolah? 6 Apakah sekolah pernah membaca peraturan direktorat pembinaan SMP tahun 2010 mengenai pendidikan karakter dalam merancang pendidikan karakter di sekolah ini? 7 Bagaimana bentuk-bentuk pembelajaran direncanakan yang memuat pendidikan karakter saat di kelas/sekolah? (Metode dan pendekatan) PELAKSANAAN 1 Apa yang dipahami sekolah mengenai pendidikan karakter? 2 Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran, kegiatan pengembangan diri, dan manajemen sekolah 3 Karakter-karakter siswa apa saja yang dibentuk oleh sekolah? 4 Bagaimana pengintegrasian dalam muatan lokal? 5 Bagaimana pengintegrasian dalam kegiatan pengembangan diri? 188 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI EVALUASI 1 Bagaimana sekolah melihat/mengukur keberhasilan pendidikan karakter? 2 Apakah kepala sekolah memonitoring dan melakukan supervisi kepada sitiap guru? HAMBATAN DAN SOLUSI 1 Hambatan apa saja yang ditemukan sekolah dalam menerapkan pendidikan karakter? 2 Solusi seperti apa yang diambil oleh sekolah setelah sekolah mengetahui hambatan-hambatan keterlaksanaan pendidikan karakter? 189 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 190 PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER INTEGRATIF KETERLAKSANAAN DAN HAMBATAN-HAMBATAN PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI DI SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA Nama Responden Nama Sekolah Hari/Tanggal wawancara Pewawancara : : : : Pertanyaan kepada Guru BK PERENCANAAN No. Pertanyaan Jawaban 1 Bagaimana tanggapan ibu/bapak dengan polemik pemberhentian kurikulum 2013 oleh Annis Baswedan ini bu? 1 Apa yang Bapak/Ibu pahami mengenai pendidikan karakter? 2 Bagaimana ibu merencanakan pelaksanaan pendidikan karakter? 3 Bagaimanakah guru BK memadukan materi pendidikan karakter dengan bimbingan klasikal? PELAKSANAAN 1 Bagaimana cara atau metode yang digunakan oleh guru BK dalam menyampaikan pendidikan karakter kepada siswa? PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2 Bagaimana mekanisme kolaborasi guru BK dan guru Mapel untuk melaksanakan pendidikan karakter 3 Apakah pendidikan karakter di sekolah sesuai dengan kebutuhan anak? 4 Apakah guru BK memberikan bimbingan klasikal secara rutin (minimal satu minggu satu kali) di setiap tingkat kelas? EVALUASI 1 Bagaimanakah Bapak/Ibu mengukur atau mengetahui perubahan-perubahan karakter baik yang terjadi dalam diri siswa? 2 Hal apa yang mengindikasikan bahwa pendidikan karakter di sekolah ini berhasil HAMBATAN DAN SOLUSI 1 Hambatan apa yang dialami oleh guru BK dalam menerapkan atau mengimplementasikan pendidikan karakter? 2 Solusi seperti apa yang diambil oleh guru BK setelah mengetahui hambatanhambatan penerapan pendidikan karakter? 191 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 192 PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER INTEGRATIF KETERLAKSANAAN DAN HAMBATAN-HAMBATAN PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI DI SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA Nama Responden Nama Sekolah Hari/Tanggal wawancara Pewawancara : : : : Pertanyaan kepada Guru Mata Pelajaran PERENCANAAN NO Pertanyaan 1 Bagaimana tanggapan ibu/bapak dengan polemik pemberhentian kurikulum 2013 oleh Annis Baswedan ini bu? 2 Apa yang Bapak/Ibu pahami mengenai pendidikan karakter? 3 Bagaimana ibu/bapak merencanakan pendidikan karakter dalam pembelajaran? Jawaban PELAKSANAAN 1 Bagaimana ibu/bapak melaksanakan dan memadukan pendidikan karakter di kelas? 2 Bagaimana kesesuaian antara rencana dalam RPP dengan pelaksanaan di kelas? PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3 Metode apa yang digunakan ibu/bapak dalam menyampaikan pendidikan karakter kepada siswa? EVALUASI 1 Bagaimanakah ibu/bapak mengukur atau mengetahui perubahan-perubahan karakter pada diri siswa? 2 Hal apa yang mengindikasikan bahwa pendidikan karakter di kelas berhasil? (bentuk perubahan) HAMBATAN DAN SOLUSI 1 Kesulitan apa yang dihadapi oleh ibu/bapak dalam menerapkan pendidikan karakter melalui pembelajaran di kelas? 2 Solusi seperti apa yang diambil ibu/bapak setelah mengetahui hambatan-hambatan penerapan pendidikan karakter melalui pembelajaran di kelas? 193 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 194 Lampiran 3. Panduan Observasi Pelaksanaan Pendidikan Karakter Panduan Pelaksanaan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter dalam Mata Pelajaran dan Pembelajaran Pelaksanaan Pembelajaran D. PENDAHULUAN E. INTI Eksplorasi Elaborasi Konfiramsi F. PENUTUP Hasil Observasi Terhadap Aktivitas di Kelas Nilai Karakter PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Panduan Pelaksanaan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter Melalui Kegiatan Pengembangan Diri No. A. B. Kegiatan Pengembangan Diri Bimbingan dan Konseling Kegiaran Ekstrakurikuler Kepramukaan UKS dan PMR OSIS Olahraga Kerohanian Seni budaya Festifval sekolah Nilai-nilai yang ditanamkan Strategi 195 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Panduan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter Melalui Kegiatan Rutin Nilai-nilai Karakter No 1. Religius 2. Kejujuran 3. Bertanggung Jawab 4. Hidup Sehat 5. Kedisiplinan 6. 7. Nilai Diri 1 Kerja Keras 2 Percaya Diri 3 Berjiwa Wirausaha 4 Berpikir Logis, Kritis, Kreatif, dan Inovatif 5 Mandiri 6 Ingin Tahu 7 Cinta Ilmu Nilai Sosial 1 Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain 2 Patuh pada aturanaturan sosial 3 Menghargai karya dan prestasi orang lain 4 Santun 5 Demokrasi 8. Peduli Lingkungan 9. Nilai Kebangsaan (Nasionalis dan Menghargai Keberagaman) Bentuk Pelaksanaan Kegiatan 196 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Panduan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter Melalui Kegiatan Spontan No 1. Nilai-nilai Karakter Religius 2. Kejujuran 3. Bertanggung Jawab 4. Hidup Sehat 5. Kedisiplinan 6. Nilai Diri 1. Kerja Keras 2. Percaya Diri 3. Berjiwa Wirausaha 4. Berpikir Logis, Kritis, Kreatif, dan Inovatif 5. Mandiri 6. Ingin Tahu 7. Cinta Ilmu 7. Nilai Sosial 1. Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain 2. Patuh pada aturanaturan sosial 3. Menghargai karya dan prestasi orang lain 4. Santun 5. Demokrasi 8. Peduli Lingkungan 9. Nilai Kebangsaan (Nasionalis dan Menghargai Keberagaman) Bentuk Pelaksanaan Kegiatan 197 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Panduan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter Melalui Kegiatan Keteladanan No Nilai-nilai Karakter 1. Religius 2. Kedisiplinan 3. Peduli Lingkungan 4. Nilai Sosial 5. Kejujuran 6. Nilai Kebangsaan (Nasionalis dan Menghargai Keberagaman) Bentuk Pelaksanaan Kegiatan Panduan Penilaian Keberhasilan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter Melalui Evaluasi dan Monitoring No Penilaian Keberhasilan Bentuk Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi dan Monitoring dan Hasil Observasi 1. Perilaku Kepala Sekolah 2. Perilaku Guru BK dan Guru Mata Pelajaran 3. Perilaku Karyawan/Staf TU 4. Perilaku Peserta Didik 5. Sarana dan Prasarana 6. Situsi Sekolah 198 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 199 Panduan Penilaian Keberhasilan Sarana dan Prasarana Penunjang Pelaksanaan Pendidikan Karakter No. I II III Jenis Ruang Belajar 1 Ruang Teori / Kelas Reguler / Kelas RSBI / Billingual 2 Ruang Perpustakaan 3 Ruang Bahasa 4 Ruang Lab. IPA 5 Ruang Multimedia 6 Lab. Komputer, TI dan K 7 Ruang Kesenian 8 Ruang Ketrampilan 9 Ruang Sanggar MGMP Ruang Kantor 1 2 3 4 5 6 Ruang Penunjang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Ruang Kepala Sekolah Ruang Wakasek Ruang Guru Ruang Tata Usaha Ruang Meeting Ruang BK Gudang umum Gudang buku Aula Ruang Doa/Ibadah GOR Ruang Dapur KM / WC Guru KM / WC Siswa Ruang UKS Ruang PMR / Pramuka Ruang OSIS Ruang Olah Raga Karate Ruang Alat Olah Raga Ruang Riso/Elektronik Ruang Studio musik Ruang Pompa / Menara Bangsal Kendaraan Rumah Penjaga Pos Jaga Selaras / Teras / Tangga Kantin Jumlah Baik Rusak Ringan Sedang Berat PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI IV Lapangan Olah raga 1 Sepak bola 2 Voli 200 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 201 Lampiran 4. Angket Pelaksanaan Pendidikan Karekter A. Pengantar Bapak/ibu guru yang saya hormati, perkenankanlah saya dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta meminta kesediaan bapak/ibu untuk sejenak mengisi angket berikut ini. Masukan-masukan yang bapak/ibu berikan secara jujur, obyektif, dan apa adanya akan sangat berguna bagi kami untuk membantu memperoleh data terkait keterlaksanaan dan hambatanhambatan pendidikan karakter di SMP, khususnya di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Sumbangan bapak/ibu sangat besar manfaatnya bagi perbaikan pelaksanaan pendidikan karakter sekolah-sekolah SMP di Indonesia. Oleh sebab itu, mohon kesediaan bapak-ibu untuk mengisi angket terlampir secara serius dan sejujur-jujurnya. Kami menjamin kerahasiaan data. Oleh sebab itu, bapak-ibu tidak perlu khawatir dan tidak perlu menuliskan identitas. Selain kepada bapak/ibu, peneliti juga akan melakukan observasi dan analisis dokumen-dokumen agar mendapatkan data yang menyeluruh tentang pendidikan karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Untuk semua bantuan dan keikhlasan bapak/ibu, kami mengucapkan banyak terima kasih. Yogyakarta, November 2014 Peneliti Universitas Sanata Dharma B. Petunjuk Pengisian: Untuk menjawab pertanyaan/pernyataan pada angket ini, berilah tanda centang ( ) pada kolom yang tersedia untuk setiap pertanyaan/pernyataan sesuai dengan sikap dan hati nurani bapak/ibu guru sekalian. Tanda centang bisa diberikan satu saja maupun lebih dari satu pada setiap nomornya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 202 INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER DI DALAM PEMBELAJARAN 1. Prinsip/metode pembelajaran kontekstual apa saja yang bapak/ibu guru gunakan dalam pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi di dalam proses pembelajaran? ( ) Konstruktivisme ( ) Bertanya ( ) Modeling ( ) Inkuiri ( ) Refleksi ( ) Penilaian Autentik ( ) Masyarakt Belajar ( ) Active Learning ( ) Experiential Learnig ( ) ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 2. Apakah perencanaan pembelajaran menggunakan silabus, RPP, dan bahan ajar? ( ) YA ( ) TIDAK 3. Apakah di dalam silabus atau RPP, tercantum nilai-nilai karakter? ( ) YA ( ) TIDAK 4. Teknik instrument penilaian apa saja yang bapak/ibu guru gunakan dalam pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran? ( ) Tes Tertulis (pilihan ganda, benar-salah, pilihan singkat, uraian, menjodohkan ( ) Tes Lisan (daftar Pertanyaan) ( ) Tes Kinerja (tes tulis keterampilan, tes identifikasi, tes simulasi, tes uji petik kerja) ( ) Penugasan individu atau kelompok (pekerjaan rumah) ( ) Observasi (lembar observasi) ( ) Penilaian portofolio (lembar penilaian portofolio) ( ) Jurnal (buku catatan jurnal) ( ) Penilaian Diri (kuesioner) ( ) Penilaian antarteman ( ) ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 5. Bentuk tindak lanjut pembelajaran apa yang bapak/ibu guru gunakan? ( ) PR kelompok ( ) PR pribadi ( ) Mencari materi di buku/sumber internet PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 203 ( ) Membuat karya ilmiah siswa ( ) ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER DI DALAM MANAJEMEN SEKOLAH 1. Apakah sekolah melakukan pengembangan dan penyusunan Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)? ( ) YA ( ) TIDAK 2. Bagaimana bentuk peningkatan pemahan nilai-nilai karakter terintegrasi dalam manajemen sekolah? ( ) Penugasan dari sekolah untuk melakukan penelitian dan penulisan karya ilmiah ( ) Penggunaan perangkat instrument nilai-nilai karakter ( ) Mengadakan seminar/workshop ( ) Sekolah memiliki panduan, tata tertib, dan refrensi tentang pendidikan karakter ( ) Sekolah melakukan evaluasi dan monitoring ( ) ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 3. Bagaimana bentuk penumbuhan kesadaran nilai-nilai karakter terintegrasi dalam manajemen sekolah? ( ) Mengadakan retret/rekoleksi ( ) Kunjungan ke tempat-tempat khusus, panti asuhan, penampungan anak, dan lembaga- lembaga lain. ( ) Latihan kepemimpinan ( ) Kegiatan outbond ( ) ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………... 4. Apakah sekolah melakukan implementasi keterpaduan dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MSB)? ( ) Mandiri ( ) Bermitra/bekerjasama ( ) Partisipatif ( ) Terbuka PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 204 ( ) Akuntabel 5. Apakah sekolah melakukan langkah-langkah dalam supervisi dan monitoring? ( ) Pengembangan instrument ( ) Evaluasi diri oleh sekolah ( ) Verifikasi dan klarifikasi oleh petugas supervisi dan monitoring ( ) Melakukan observasi lapangan tentang pelaksanaan pendidikan karakter ( ) Mendiskusikan temuan dan permasalahan lapangan ( ) Memberikan jalan keluar/mengatasi masalah 6. Hambatan-hambatan apa sajakah yang di alami bapak/ibu guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter? ( ( ( ( ( ( ) ……………………………………………………………………… ) ……………………………………………………………………… ) ……………………………………………………………………… ) ……………………………………………………………………… ) ……………………………………………………………………… ) ……………………………………………………………………… 7. Bentuk usaha-usaha apa sajakah yang sudah dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut? ( ) ……………………………………………………………………… ( ) ……………………………………………………………………… ( ) ……………………………………………………………………… ( ) ……………………………………………………………………… ( ) ……………………………………………………………………… ( ) ……………………………………………………………………… **Terimakasih** PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 205 Lampiran 5. Verbatim Pelaksanaan Pendidikan Karakter VERBATIM WAWANCARA PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER INTEGRATIF KETERLAKSANAAN DAN HAMBATAN-HAMBATAN PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI DI SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA Nama Responden Nama Sekolah Hari/Tanggal wawancara Pewawancara : : SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta : Selasa, 9 Desember 2014 : St. Saturninus Adven Yora Dinata Wakasek dan Guru Matematika Peneliti dan Wakasek Peneliti Wakasek Peneliti Wakasek Peneliti Wakasek Peneliti Keterangan Baik bu, terimakasih sebelumnya telah bersedia menyempatkan waktu diantara kesibukan sekolah untuk memberikan informasi mengenai penelitian yang sedang saya lakukan, terkait “Keterlaksanaan dan Hambatan-hambatan Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta”. Pertama, saya ingin meminta tanggapan ibu dengan polemik pemberhentian kurikulum 2013 oleh Annis Baswedan ini bu? Ya baik. Menurut saya secara pribadi, ya silahkan kalau memang pemberlakukan K13 akan di evaluasi lagi. Yang jelas untuk PL1 karena memang sudah berjalan tiga semeseter, tentu akan tetap menggunakan K13, terkecuali untuk kelas IX, itu masih menggunakan KTSP 2006. Hmm... baik, berati menggunakan dua kurikulum ya bu. Ya, benar. Kami menggunakan 2 kurikulum untuk 2014-2015 ini. Baik bu, kalau untuk sekolah sendiri, bagaimana sekolah merancang perencanaan pembelajaran, kurikulum dan kegiatankegiatan sekolah yang mesti terintegrasikan nilai-nilai karakter? Ya, tentu sebelum melaksanakan proses pembelajaran maupun kegiatan sekolah, kami memulai dengan perencanaan ya. Perencanaan yang kamu lakukan pertama adalah dengan mengembangkan dan menyusun Rencana Kerja Sekolah dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah. Biasanya berkaitan dengan itu, sekolah melibatkan banyak pihak ya, seperti yayasan, kepala sekolah, guru, orang tua. Dalam perencanaan ini juga menghasilkan kalender akedemik ya, biasanya kami menggabungkan agenda kegiatan yang ada dari yayasan Pangudi Luhur dan juga kegiatan intern sekolah. Ohh, berarti memang sudah melibatkan banyak pihak ya bu. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Wakasek Peneliti Wakasek Peneliti Wakasek Peneliti Wakasek Peneliti Wakasek Peneliti Wakasek Peneliti Wakasek Peneliti 206 Lalu untuk penanaman nilai-nilai karakter itu sendiri bagaimana bu? Iya, ya itu dalam format pembelajaran dan evaluasi yang ada di silabus dan RPP kan sudah ada. Nilai apa yang hendak diberikan/ditanamkan kepada siswa dalam pembelajaran. Itu sudah ada formatnya. Lalu ya memang, apa yang tertera di RPP dan silabus tidak selalu sama “plek” juga dilakukan di kelas. Ya gimana ya, secara pribadi saya sebagai guru matematika, terkadang mengalami kesulitan dalam hal ini. Ohh, ibu ini merangkap jabatan ya bu, selain wakil kepala sekolah dan bidang kurikulum, juga mengajar sebgai guru Matematika. Iya benar. Baik, kalau pendidikan karakter itu sendiri apa menurut ibu? Menurut saya pendidikan karakter adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh guru kepada siswa untuk menanamkan nilai-nilai karakter. Ohh, ya.. ya... Lalu untuk kurikulum itu sendiri bagaiman penyusunannya bu? Ya seperti yang sudah saya bilang di awal tadi. Sekolah kami menggunakan dua kurikulum. Untuk kelas VII dan VII menggunakan kurikulum 2013, sedangkan kelas IX menggunakan kurikulum KTSP 2006. Ya nanti bisa dilihat sendiri di buku yang sudah saya berikan tadi mengenai kurikulum ya, disitu sudah ada kok. Hmm.. baik bu terima kasih. Kalau untuk kegiatan pengembangan diri sendiri bagaimana bu? Kegiatan pengembangan diri seperti ekstrakurikulur begitu maksudnya? Iya, bisa.. Ya, untuk kegiatan ekstrakurikuler kami ada 22 kegiatan, dan untuk pelaksanaanya sendiri pun, sejauh ini yang saya cermati banyak siswa yang mengikuti kegiatan itu dengan baik. Misalnya, baru-baru ini kamu telah mengadakan kegiatan LDKS untuk merancang dan membakali siswa membaut proposal, menyusun anggaran. Ya seperti itu. Baik bu, terima kasih. Terlepas dari kegiatan pengembangan diri ni bu. Sebagai guru matematika apakah nilai-nilai karakter yang tertuang di RPP dan silabus sudah terlaksana dengan baik? Sebenarnya tadi ini sudah di ungkapkan di atas ya bu ya. Ya, menurut saya, saya selalu berusaha semaksimal mungkin melakukan kegiatan sesuai dengan RPP dan silabus yang sudah saya buat. Meski terkadang saya mengalami kesulitan. Ya saya selalu berusaha semaksimal mungkin menyesuaikan dengan RPP. Baik bu, kalau untuk metode yang ibu gunakan bagaimana bu, di PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Wakasek Peneliti Wakasek Peneliti Wakasek Peneliti Wakasek Peneliti Wakasek Peneliti Wakasek Peneliti 207 kelas? Metode yang saya gunakan adalah dengan menggunakan pendekatan kontekstual, yaitu mengaplikasikan penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari, yang kemudian saya arahkan dalam pembelajaran matematika murni/formalnya. Kalau untuk metode yang saya gunakan adalah ya bertanya itu jelas, inkuiri, kerja kelompok, PBL. Baik bu, lalu untuk melihat atau mengukur terjadi atau tidaknya perubahan sikap atau perilaku siswa itu sendiri bagaimana bu? Ya bagaimana ya, biasanya saya bisa melihat hal itu dengan pengamatan ya. Bagaimana siswa ini bersikap dan berperilaku setiap harinya. Kemudian untuk dengan memberikan tugas, baik probdi atau kelompok, itu sudah pasti saya berikan. Baik bu, sebenarnya ada hambatan-hambatan tidak si bu dalam penerapan pendidikan karakter ini? Ya kalau hambatan tentu ada ya. Misalnya, di kurikulum K13 ini kan banyak sekali format-format baru gitu ya. Terkadang yang sulit adalah pengadministrasiannya atau pengarsipannya. Banyak sekali yang harus dipersiapkan. Apalagi dengan lembar penilaiannya, itu cukup banyak dan benar-benar menyita waktu dan tenaga ya. Hmm.. berarti lebih pada pengadministrasian dan penilaian untuk kognitif, afektif, dan psikomotorik nya begitu ya bu. Iya seperti itu. Lalu solusi apa yang dialkukan sekolah untuk mengatasi hambata-hambatan itu tadi bu? Ya kalau untuk sekolah, kami selalu mendatangkan pihak dari luar yang berkompeten dalam bidangnya, guna memberikan pembekalan dan pemahaman mengenai format penilaian ini. Kami sudah mengundang sebanyak 3 kali pihak dari luar untuk belajar. Selain itu seperti workshop dan sosialisasi juga sudah dilakukan. Tapi ya mau bagaimana, mungkin guru belum terbiasa dan menyesuaikan dengan perubahan kurikulum kali ya. Tapi kalau sudah terbiasa, mungkin ini bisa teratasi. Ya ya.. baik bu.. terima kasih banyak bu sekali lagi, mau memberikan inforamsi yang sangat berguna ini. Ya sama-sama mas. Mudah-mudahan menjawab apa yang dimaksudkan ya.. hahaa... Nanti kalau sudah selesai saya tak membacanya. Sukses ya... Baik bu, terima kasih. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 208 VERBATIM WAWANCARA PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER INTEGRATIF KETERLAKSANAAN DAN HAMBATAN-HAMBATAN PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI DI SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA Nama Responden Nama Sekolah Hari/Tanggal wawancara Pewawancara : : SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta : Selasa, 9 Desember 2014 : St. Saturninus Adven Yora Dinata Guru Bahasa Inggris Peneliti dan Wakasek Peneliti Guru Peneliti Guru Peneliti Guru Peneliti Guru Keterangan Baik bu kita mulai saja ya bu. Tapi terima kasih sebelumnya telah bersedia menyempatkan waktu diantara kesibukan sekolah untuk memberikan informasi mengenai penelitian yang sedang saya lakukan, terkait “Keterlaksanaan dan Hambatan-hambatan Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta”. Pertama, saya ingin meminta tanggapan ibu dengan polemik pemberhentian kurikulum 2013 oleh Annis Baswedan ini bu? Ya, kalau saya si “monggo”, mau diberhentikan atau mau di evaluasi dulu selama satu tahun, kemudian diberlakukan di sekolah-sekolah. Tapi kalau secara pribadi saya setuju ya kalau memang harus diberhentikan atau di evaluasi terlebih dahulu. Karena ya memang, kurikulum yang baru ini banyak sekali tuntutannya. Ohh, begitu ya bu. Tadi saya membaca dokumen kurikulum, dan saya melihat bahwa yang menjadi lampiran silabus dan RPP adalah mata pelajaran Bahasa Inggris. Bagaimana perencanaan pembelajaran yang dilakukan ibu ini? Ya gimana ya, memang karena tuntutan administrasi yang harus dibuat RPP dan silabus itu tetap memang harus dibuat. Ga mungkin kan, kita mengawang-awang rencana kegiatan yang akan dilakukan selama satu tahun dalam waktu yang terbatas. Lalu tentu dalam pelaksanaannya ya memang, tidak selalu sama dengan RPP ataupun silabus. Sifat dari RPP, silabus, dan bahan ajar disini adalah mengembangkan dari yang sudah ada dulu ya. Hmm.. begitu ya bu, berarti tidak selalu sama dengan apa yang sudah tertera di RPP atau silabus ini ya bu. Iya seperti itu. Lalu menurut ibu, apa itu pendidikan karakter ya bu? Pendidikan karakter ya. Ya kalau saya simpel aja ya. Pendidikan karakter adalah proses pembiasaan berdasarkan nilai-nilai positif PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Peneliti Guru Peneliti Guru Peneliti Guru Peneliti Guru Peneliti Guru 209 yang diberikan kepada siswa. Sudah cukup, titik. Hmm.. Contohnya, nilai menghargai. Pokoknya saya selalu membiasakan diri kepada siswa-siswa saya,”kalau ada yang berbicara yang lain mendengarka, kalau ibu sedang berbicara ya yang lain mesti mendengarkanb, nanti ada giliriannya bagi siswa untuk berbicara, bertanya, atau menyampaikan sesuatu”. Itu menurut saya. Ada lagi misalnya mengenai kedisiplinan,”pokoknya setelah pergantian mata pelajaran, saya membiasakan diri kepada siswa untuk datang tepat waktu dan tidak ada yang keluar ruangan”, itu sih yang selalu saya tanamkan. Begitu ya bu. Baik. Ibu juga selain sebagai guru Bahasa Inggris, ibu juga mendapat kepercayaan mendampingi OSIS dan paduan suara. Lalu apakah nilai-nilai karakter seperti yang ibu jelaskan tadi sama diberlakukan kepada mereka bu? Ya, tentu saya selalu menekankan kedisiplinan, kejujuran, menghargai orang lain, dan tanggung jawab. Seperti yang terjadi terjadi baru-baru ini dalam latihan koor mempersiapkan misa. Sebelumnya saya sudah menginformasikan bahwa teks lagu boleh dibawa pulang untuk dipelajari, tapi jangan lupa dibawa saati latihan lagi. Apa yang terjadi, saat latihan malah banyak yang tidak membawa teks, nah ini kan sudah salah satu bentuk nilai tanggung jawab sebetulnya. Akhirnya mereka menjadi tahu, dan harapannya untuk latihan-latihan selanjutnya tidak diulang lagi. Baik bu, kalau di dalam OSIS sendiri bagaimana bu? Ya sama, seperti dalam mempersiapkan acara class meeting di tanggal 15 Desember ini. Sebelumnya memang sudah dipersiapkan, misalnya dengan pelatihan untuk siswa LDKS. Disan saya sebagai salah satu pemateri yang mengajarkan kepada siswa bagaimana membuat proposal, terus bagaiman menyusun anggaran, yang dalam hal ini diberikan oelh guru yang berkompeten mengenai bidang akuntansi ya. Baik bu, sekarang kembali lagi ke pembelajaran Bahasa Inggris, bagaimana pelaksanaan pendidikan yang ibu lakukan di kelas? Ya, kembali ke pemahan semula yang saya berikan ya, bahwa pendidikan karakter adalah proses pembiasaan dengan dasar penanaman nilai-nilai positif yang diberikan kepada siswa. Jadi saya selalu menekankan pada nilai-nilai yang saya berikan tadi, seperti kejujuran, kedisiplinan, penghargaan, sopan santun, dan tanggung jawab. Baik, lalu bagaimana ibu melihat atau mengukur bahwa terjadi perubahan sikap dan perilaku pada siswa ini bu? Saya biasanya dengan melihat, mencermati, dan melakukan observasi dari hari kehari ya. Hal itu nampak sekali kok, mana PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Peneliti Guru Peneliti Guru Peneliti Guru Peneliti Guru Peneliti Guru 210 siswa yang mau belajar dengan serius dan mana siswa yang perlu mendapat pendampingan lebih. Selain itu saya juga melakukan angket penilaian, darisitu saya bisa melihat bagaimana tingkat pemahaman dan perilaku siswa setiap harinya di kelas. Penilain antar teman pun saya lakukan, dan hal itu semakin menambah informasi saya mengenai karakter masingmasing siswa. Begitu mas... Baik bu, terima kasih. Lalu metode seperti apa yang biasanya ibu lakukan untuk menerapkan pendidikan karakter ini? Metode pembelajaran yang saya lakukan adalah dengan pembelajaran kontekstual. Saya berusaha mengkaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya greeting, mengucapkan salam good morning, good night. Saya selalu berusaha mengkaitkan dengan pengalaman keseharian siswa. Baik bu, kalau metode seperti PBL, inkuiri, bertanya, experiential learning, konstruktivisme, acctive learning? Iya, tentu seperti PBL, inkuiri, bertanya, tetapi seperti experiential learning, konstruktivisme, dan acctive learning pernah denger ya, tapi saya tidak tau. Mungkin saya menggunakan metode itu, tapi tidak tau apa yang dimaksud dengan hal itu ya. Hmm... ya ya bu. Baik bu, kalau untuk hambatan-hambatan itu sendiri sebenarnya ada ga si bu dalam penerapan pendidika karakter ini? Ya tentu ada, terutama di format penilaian ya. Ya karena selain dituntut melakukan penilaian secara kognitif, tapi juga kita harus bisa melihat bagaimana sikap dan keterampilan siswa ya, dalam hal ini segi psikomotoriknya. Selain itu, saya merasa bahwa ketika harus menghadapi satu kelas untuk bisa disiplin, menghargai orang lain, tanggung jawab, tapi hal ini tidak dilakukan oleh guru lain ya sulit juga ya. Jadi memang perlu ada keseragaman antar guru, meski tanpa menghilangkan kompetensi setiap guru tidak sama ya. Oya, pengadaan bukubuku juga, ini mungkin menjadi perhatian ya. Hmm.. baik bu. Lalu dari hambatan-hambatan itu bagaimana solusi yang dilakukan guru atau sekolah? Kalau saya solusi untuk menangani hambatan-hambatan pembelajaran diatas ya saya tetap dengan pembiasaan yang sering saya lakukan, dengan cara dan metode seperti yang sudah saya jelaskan di atas. Kalau dari sekolah, sebenarnya sudah ada sosialisasi dan workshop ya. Saya sudah satu bulan lebih mengikuti diklat mengenai K13 ini. Tapi ya, dalam pelaksanaannya memang sulit. Sebenarnya, sudah ada sosialisasi dan workshop itu ya bu, tapi memang masih suli dalam pelaksanaannya. Ya benar seperti itu. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Peneliti Guru Peneliti 211 Baiklah kalau begitu bu, terima kasih banyak untuk kesediaan waktu dan informasi yang telah diberikan kepada saya. Hal ini pasti sangat membantu dalam penyelesaian skripsi saya. Ya sama-sama. Semoga menjawab pertanyaan yang ingin digali ya mas. Ya bu, terima kasih banyak sekali lagi. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 212 VERBATIM WAWANCARA PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER INTEGRATIF KETERLAKSANAAN DAN HAMBATAN-HAMBATAN PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI DI SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA Nama Responden Nama Sekolah Hari/Tanggal wawancara Pewawancara : : SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta : Selasa, 9 Desember 2014 : St. Saturninus Adven Yora Dinata Guru Bahasa Indonesia Peneliti dan Wakasek Peneliti Guru Peneliti Guru Peneliti Guru Peneliti Guru Peneliti Guru Keterangan Terima kasih sebelumnya ibu, telah menyempatkan waktu diantara kesibukan sekolah untuk memberikan informasi mengenai penelitian yang sedang saya lakukan, terkait “Keterlaksanaan dan Hambatan-hambatan Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta”. Pertama, saya ingin meminta tanggapan ibu dengan polemik pemberhentian kurikulum 2013 oleh Annis Baswedan ini bu? Ya bagaimana ya. Yang jelas kalau untuk penerapan kurikulum di SMP ini ya tetap jalan. Baik itu kurikulum 2013 maupun KTSP 2006. Untuk kelas 7 dan 8 sudah menggunakan K13, sedangkan kelas 9 masih menggunakan KTSP. Kelas 7 dan 8 kan memang karena sudah berjalan 3 semester ya, artinya kurikulum ini akan tetap diberlakukan di sekolah ini. Jadi menggunakan dua kurikulum begitu ya bu? Iya betul. Kalau untuk muatan karakternya sendiri, itu bagaimana bu? Ya, kalau kita lihat di RPP dan silabus memang muatan untuk nilai-nilai karakternya lebih banyak di K13. Namun, ya itu format yang begitu banyak membuat guru ekstra keras untuk menyusun RPP dan Silabus, termasuk memasukan nilai-nilai karakter, metode, dan penilaiannya. Berarti di K13 ini memang dituntut penanaman karakter yang lebih banyak ya bu. Lalu bagaimana dengan perencanaan pembuatan RPP dan Silabus itu bu? Untuk pembuatan RPP dan silabus, memang tidak semua membuat lembar baru lagi ya. Artinya, kami para guru mengembangkan dari RPP dan silabus yang sudah ada sebelumnya ya. Kemudian, kami melakukan penyesuaian dengan format yang ditetapkan pada K13 itu. Nilai-nilai karakter apa saja yang ada di RPP dan silabus itu bu? Ya banyak ya mas, kerjasama, tanggung-jawab, kejujuran, sopan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Peneliti Guru Peneliti Guru Peneliti Guru Peneliti Guru Peneliti Guru Peneliti 213 santun, disiplin,... Lalu apakah dalam pelaksanaan di dalam pembelajaran kelas ibu menggunakan RPP dan silabus itu? Ya tentu, tapi terkadang memang tidak selalu sama ya mas. Maksudnya, saya selalu berusaha semaksimal mungkin untuk menyesuaikan dengan RPP dan silabus yang saya buat. Pendidikan karakter itu sendiri menurut ibu apa si? Menurut saya pendidikan karakter adalah pendidikan yang diberikan kepada peserta didik berdasarkan pada nilai-nilai karakter yang ada di sekolah. Hmm.. baik baik.. lalu bagaimana dengan pengintegrasian nilainilai karakter tersebut dalam pembelajaran mata pelajaran yang ibu ampu? Penanaman nilai-nilai karakter itu saya lakukan melalui pembiasaan mas. Siswa selalu saya biasakan untuk tertib dan tanggung jawab. Meskipun di awal-awal memang susah ya, anak maunya sendiri. Tapi kalau sudah diingatkan berkali-kali anak menjadi sadar dan tau dengan sendirinya. Misalnya, seorang anak yang di dapati datang terlambat. Saya selalu beruasaha untuk mengingatkan, biasanya sampai tiga kali kalau memang tetap mengulangi biasanya langsung saya rujuk ke guru BK. Contoh lai, misalnya nilaikarakter tanggung jawab. Saat anak diberikan tugas atau PR yang mesti dikerjakan di rumah, ehh malah tidak dikerjakan dan tidak di kumpul. Nah itu biasanya kalau awal-awal saya ingtkan, tapi kalau sudah menjadi kebiasaan ya langsung saya rujuk ke guru BK. Baik bu, kembali lagi ke pembelajaran tadi bu. Metode apa yang ibu gunakan di kelas? Kalau untuk metode, memang saya lebih banyak memberikan kata/kata ya/ceramah. Memang tuntutan K13 itu mestinya anak dibisakan aktif, mencari, menemukan, dan mempelajari sendiri bahan yang diberikan, sedangkan guru sebagai pembantu apabila anak mengalami kesulitan. Tapi faktanya, ya anak mengalami kesulitan tu. Terkadang dengan diberikan banyak informasi/ceramah saja anak masih tidak mengerti. Lalu bagaimana ibu melihat atau mengukur, terjadi atau tidaknya perubahan pada diri siswa? Untuk mengukur atau melihat perubahan perilaku pada siswa saya sering menggunakan pengamatan ya. Melalui pengamatan saya benar-benar bisa mencermati secara langsung perubahan sikap dan perilaku para siswa. Selain itu, saya juga memberlakukan sistem renidi. Remidi ini saya berikan kepada siswa yang skornya tidak memenui nilai KKM. Baik bu, terima kasih. Berkaitan dengan penerapan pendidikan karakter yang memang menjadi tuntutan pendidikan ni bu, ada tidak si bu hambatan-hambatan yang ibu alami? PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Guru Peneliti Guru Peneliti Guru Peneliti Guru Peneliti Guru Peneliti Guru Peneliti 214 Hambatan-hambatan yang saya alami itu berkaitan dengan materi ya, itu yang pertama. Materi di K13 itu, terkadang terjadi ketidaksamaan ya. Misalnya di bab 1 mengenai pengertian itu seperti ini, tapi di bab 2 pengertiannya lalu menjadi berbeda. Pemahmannya juga cukup rumit. Saya merasa bahwa kalau di KTSP malah jelas ya. Begitu ya bu.. Iya, lalu masalah waktu. Waktu juga sekarang menjadi lama ya. Menjadi penambahan jam, sehingga saya perlu menambah waktu dan tenaga saya untuk mengajar. Lalu untuk penilaian sendiri bagaimana bu? Nah, apalagi untuk penilaian ya, format penilaian yang menuntut guru menilai dari berbagai segi, kognitif, afektif, dan psikomotoriknya/ketermpilannya, jadi itu terkadang semakin membebani jadwal mengajar guru. Oya mas, buku-buku pegangan guru mapun siswa juga sepertinya masih kurang ya. Lalu sejauh ini, solusi apa yang ibu lakukan atau hal apa yang dilakukan sekolah untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, bu? Kalau dari saya, ya mau bagaimana pun saya selalu berusaha semaksimal mungkin untuk tetap menyampaiakan materi yang mesti diketahu siswa ya. Kalau dari sekolah, sebenarnya sekolah sudah melakukan sosialisasi terkait perubhan k13 ini. Saya juga mengikuti diklat bersama guru-guru lain. Itu dari pemerintah atau swasta bu? Dari swasta ya, dan tentu dari pihak yang lebih tau tentang hal ini. Wahh... baik bu, terima kasih banyak untuk informasinya bu, saya rasa sudah cukup. Ohh sudah ya, baiklah kalau begitu selamat dan mudah-mudah hasilnya baik, terus bisa cepet-cepet lulus. Mau lanjut studi kan. Iya bu, begitu rencananya. Terima kasih banyak sekali lagi. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 215 Lampiran 6. Interpretasi Hasil Wawancara Antarguru Interpretasi Hasil Wawancara Guru Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter No A Guru Bhs. Inggris PERENCANAAN 1. Pengertian Pendidikan Karakter 2. Perencanaan Pendidikan Karakter Pendidikan karakter ya. Ya kalau saya simpel aja ya. Pendidikan karakter adalah proses pembiasaan berdasarkan nilai-nilai positif yang diberikan kepada siswa. Sudah cukup, titik. (A1.PK.G.Bing) - Pelaksana Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Guru Bhs. Indonesia Guru Matematika Kesimpulan Menurut saya pendidikan karakter adalah pendidikan yang diberikan kepada peserta didik berdasarkan pada nilainilai karakter yang ada di sekolah. (A1.PK.G.Bind) Pendidikan karakter adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh guru kepada siswa untuk menanamkan nilai-nilai karakter. (A1.PK.G.Mat) Pendidikan karakter adalah proses/upaya-upaya pembiasaan yang dilakukan oleh guru untuk menanamkan nilai-nilai karakter (nilai-nilai positif) yang ada dan direncanakan sekolah kepada peserta didik. - Ya bagaimana ya. Yang jelas kalau untuk penerapan kurikulum di SMP ini ya tetap jalan. Baik itu kurikulum 2013 maupun KTSP 2006. Untuk kelas 7 dan 8 sudah menggunakan K13, sedangkan kelas 9 masih menggunakan KTSP. Kelas 7 dan 8 kan memang karena sudah berjalan 3 semester ya, artinya kurikulum ini akan tetap diberlakukan di sekolah ini. (A2. PerPK. G.Bind) - Ya, tentu sebelum melaksanakan proses pembelajaran maupun kegiatan sekolah, kami memulai dengan perencanaan ya. Perencanaan yang kami lakukan pertama adalah dengan mengembangkan dan menyusun Rencana Kerja Sekolah dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah. Biasanya berkaitan dengan itu, sekolah melibatkan banyak pihak ya, seperti yayasan, kepala sekolah, guru, orang tua. - Dalam perencanaan ini juga menghasilkan kalender akedemik ya, biasanya kami menggabungkan agenda Perencanann pendidikan karakter di sekolah: 5. Perencanaan didahului dengan mengembangkan dan menyusun RKS dan RKAS. 6. Penyusunan perencanaan melibatkan yayasan, kepala sekolah, guru, dan orang tua. 7. Sekolah menggunakan dua kurikulum, yaitu Kurikulum 2013 (kelas 7 dan 8), dan Kurikulum KTSP 2006 (kelas IX) 8. Sekolah memiliki kalender akedemik yang merupakan gabungan agenda kegiatan yayasan dan sekolah. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 216 kegiatan yang ada dari yayasan Pangudi Luhur dan juga kegiatan intern sekolah. - Ya seperti yang sudah saya bilang di awal tadi. Sekolah kami menggunakan dua kurikulum. Untuk kelas VII dan VII menggunakan kurikulum 2013, sedangkan kelas IX menggunakan kurikulum KTSP 2006. Ya nanti bisa dilihat sendiri di buku yang sudah saya berikan tadi mengenai kurikulum ya, disitu sudah ada kok. (A2. PerPK. G.Mat) - Iya, ya itu dalam format pembelajaran dan evaluasi yang ada di silabus dan RPP kan sudah ada. - Ya, menurut saya, saya selalu berusaha semaksimal mungkin melakukan kegiatan sesuai dengan RPP dan silabus yang sudah saya buat. Meski terkadang saya mengalami kesulitan. Ya saya selalu berusaha semaksimal mungkin menyesuaikan dengan RPP. (A3.PerSil.PK. G.Mat) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 217 B. 3. Perencanaan Silabus, RPP, dan Bahan Ajar Ya gimana ya, memang karena tuntutan administrasi yang harus dibuat RPP dan silabus itu tetap memang harus dibuat. Ga mungkin kan, kita mengawang-awang rencana kegiatan yang akan dilakukan selama satu tahun dalam waktu yang terbatas. (A3.PerSil.PK. G.Bing) Untuk pembuatan RPP dan silabus, memang tidak semua membuat lembar baru lagi ya. Artinya, kami para guru mengembangkan dari RPP dan silabus yang sudah ada sebelumnya ya. Kemudian, kami melakukan penyesuaian dengan format yang ditetapkan pada K13 itu. (A3.PerSil.PK. G.Bind) PELAKSANAAN 1. Pelaksanaan PK di kelas dan kegiatan pengembangan diri - Contohnya, nilai menghargai. Pokoknya saya selalu membiasakan diri kepada siswa-siswa saya,”kalau ada yang berbicara yang lain mendengarkan, kalau ibu sedang berbicara ya yang lain mesti mendengarkan, nanti ada giliriannya bagi siswa untuk berbicara, bertanya, atau menyampaikan sesuatu”. Itu menurut saya. - Ada lagi misalnya mengenai kedisiplinan, ”pokoknya setelah pergantian mata pelajaran, saya membiasakan diri kepada siswa untuk datang tepat waktu dan tidak - Penanaman nilai-nilai karakter itu saya lakukan melalui pembiasaan mas. Siswa selalu saya biasakan untuk tertib dan tanggung jawab. Meskipun di awalawal memang susah ya, anak maunya sendiri. Tapi kalau sudah diingatkan berkali-kali anak menjadi sadar dan tau dengan sendirinya. - Misalnya, seorang anak yang di dapati datang terlambat. Saya selalu beruasaha untuk mengingatkan, biasanya sampai tiga kali kalau memang tetap mengulangi biasanya langsung saya rujuk ke guru BK. - Contoh lai, misalnya Ya, untuk kegiatan ekstrakurikuler kami ada 22 kegiatan, dan untuk pelaksanaanya sendiri pun, sejauh ini yang saya cermati banyak siswa yang mengikuti kegiatan itu dengan baik. Misalnya, baru-baru ini kamu telah mengadakan kegiatan LDKS untuk merancang dan membakali siswa membaut proposal, menyusun anggaran. Ya seperti itu. (B1.PelPK. G.Mat) Perencanaan Silabus, RPP, dan Bahan Ajar: 1. Sebelum pelaksanaan proses pembelajaran di kelas guru membuat dan menyususn Silabus, RPP, dan Bahan Ajar. 2. Penyususnan Silabus, RPP, dan Bahan Ajar juga untuk memenuhi tuntutan administrasi sekolah. 3. Penyususnan Silabus, RPP, dan Bahan Ajar dibuat dan disusun dengan mengembangkan dan melakukan penyesuaian dari yang sebelumnya. Pelaksanaan Pendidikan Karakter di Kelas: 1. Guru membiasakan diri kepada siswa untuk menghargai orang lain, berpendapat, bertanya, dan mau mendengarkan. 2. Membiasakan dan menamkan sikap disiplin, tanggung jawab, tertib, datang tepat waktu, dan tidak keluar kelas saat pelajaran. 3. Bagi siswa yang dirasa guru kelas mengalami masalah, akan segera di rujuk ke guru BK, misalnya, berulang kali tidak mengerjakan PR atau terlambat sekolah meski sudah mendapat peringatan dan teguran. 4. Menekankan sikap disiplin, menghargai, jujur, dan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 218 ada yang keluar ruangan”, itu sih yang selalu saya tanamkan. - (pelakasanaan dalam kegiatan OSIS) Ya, tentu saya selalu menekankan kedisiplinan, kejujuran, menghargai orang lain, dan tanggung jawab. Seperti yang terjadi terjadi baru-baru ini dalam latihan koor mempersiapkan misa. Sebelumnya saya sudah menginformasikan bahwa teks lagu boleh dibawa pulang untuk dipelajari, tapi jangan lupa dibawa saati latihan lagi. Apa yang terjadi, saat latihan malah banyak yang tidak membawa teks, nah ini kan sudah salah satu bentuk nilai tanggung jawab sebetulnya. Akhirnya mereka menjadi tahu, dan harapannya untuk latihanlatihan selanjutnya tidak diulang lagi. - Ya sama, seperti dalam mempersiapkan acara class meeting di tanggal 15 Desember ini. Sebelumnya memang sudah dipersiapkan, misalnya dengan pelatihan untuk siswa LDKS. Disan saya sebagai salah satu pemateri yang mengajarkan kepada siswa bagaimana membuat proposal, terus nilaikarakter tanggung jawab. Saat anak diberikan tugas atau PR yang mesti dikerjakan di rumah, ehh malah tidak dikerjakan dan tidak di kumpul. Nah itu biasanya kalau awal-awal saya ingtkan, tapi kalau sudah menjadi kebiasaan ya langsung saya rujuk ke guru BK. (B1.PelPK. G.Ind) bertanggungjawab dalam kegiatan OSIS. 5. Mengadakan latihan koor/paduan suara rutin setiap minggu, selain untuk mengasah skill dalam bernyanyi dan bermusik juga menanamkan sikap tanggung jawab dan disiplin. 6. Mengadakan kegiatan LDKS, dan mengenalkan cara membuat proposal, anggaran, dan laporan pertanggungjawaban. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 219 bagaiman menyusun anggaran, yang dalam hal ini diberikan oelh guru yang berkompeten mengenai bidang akuntansi ya. (B1.PelPK. G.Ing) 2. Kesesuaian Silabus, RPP dengan Pelaksanaan Lalu tentu dalam pelaksanaannya ya memang, tidak selalu sama dengan RPP ataupun silabus. Sifat dari RPP, silabus, dan bahan ajar disini adalah mengembangkan dari yang sudah ada dulu ya. (B2.KesPK. G.Ing) Ya tentu, tapi terkadang memang tidak selalu sama ya mas. Maksudnya, saya selalu berusaha semaksimal mungkin untuk menyesuaikan dengan RPP dan silabus yang saya buat. (B2.KesPK. G.Ind) Lalu ya memang, apa yang tertera di RPP dan silabus tidak selalu sama “plek” juga dilakukan di kelas. Ya gimana ya, secara pribadi saya sebagai guru matematika, terkadang mengalami kesulitan dalam hal ini. (B2.KesPK. G.Mat) Kesesuaian RPP dan Silabus terhadap pelaksanaan di kelas tidak selalu dilakukan sama persis oleh guru. Namun, para guru berusaha semaksimal mungkin menyesuaikan dan mengembangkan dengan RPP dan Silabus yang dibuat, tanpa menghilangkan kesulitan yang dihadapi. 3. Metode Ajar - Kalau untuk metode, memang saya lebih banyak memberikan kata/kata ya/ceramah. Memang tuntutan K13 itu mestinya anak dibisakan aktif, mencari, menemukan, dan mempelajari sendiri bahan yang diberikan, sedangkan guru sebagai pembantu apabila anak mengalami kesulitan. Tapi faktanya, ya anak mengalami kesulitan tu. Terkadang dengan diberikan banyak informasi/ceramah saja anak masih tidak mengerti. (B3.MetPK. G.Ind) Metode yang saya gunakan adalah dengan menggunakan pendekatan kontekstual, yaitu mengaplikasikan penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari, yang kemudian saya arahkan dalam pembelajaran matematika murni/formalnya. Kalau untuk metode yang saya gunakan adalah ya bertanya itu jelas, inkuiri, kerja kelompok, PBL. (B3.MetPK. G.Mat) Metode pembelajaran yang dilakukan oleh par guru adalah dengan menggunakan model kontekstual, yaitu mengkaitkan materi-materi pembelajaran di sekolah dengan kehidupan nyata sehari-hari. Beberapa metode tersebut adalah experiential learning, konstruktivisme, acctive learning, bertanya, ceramah, inkuiri, dan kerja kelompok. Metode pembelajaran yang saya lakukan adalah dengan pembelajaran kontekstual. Saya berusaha mengkaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya greeting, mengucapkan salam good morning, good night. Saya selalu berusaha mengkaitkan dengan pengalaman keseharian siswa. - Iya, tentu seperti PBL, inkuiri, bertanya, tetapi seperti experiential learning, konstruktivisme, dan acctive learning pernah denger ya, tapi saya tidak tau. Mungkin saya menggunakan metode itu, tapi tidak tau apa yang dimaksud dengan hal itu ya. (B3.MetPK. G.Ing) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 220 C EVALUASI 1. Cara mengukur/meli hat Perubahan 2. Indikasi Perubahan - Saya biasanya dengan - Untuk mengukur atau melihat melihat, mencermati, dan perubahan perilaku pada melakukan observasi dari siswa saya sering hari kehari ya. menggunakan pengamatan ya. Melalui pengamatan saya - Selain itu saya juga benar-benar bisa mencermati melakukan angket penilaian, secara langsung perubahan darisitu saya bisa melihat sikap dan perilaku para bagaimana tingkat siswa. pemahaman dan perilaku siswa setiap harinya di kelas. - Selain itu, saya juga memberlakukan sistem - Penilain antar teman pun remidi. Remidi ini saya saya lakukan, dan hal itu berikan kepada siswa yang semakin menambah informasi skornya tidak memenui nilai saya mengenai karakter KKM. masing-masing siswa. Begitu mas... (C1.EvaPK. G.Ind) (C1.EvaPK. G.Ing) Hal itu nampak sekali kok, mana siswa yang mau belajar dengan serius dan mana siswa yang perlu mendapat pendampingan lebih. (C2.IndPK. G.Ing) Penanaman nilai-nilai karakter itu saya lakukan melalui pembiasaan mas. Siswa selalu saya biasakan untuk tertib dan tanggung jawab. Meskipun di awal-awal memang susah ya, anak maunya sendiri. Tapi kalau sudah diingatkan berkalikali anak menjadi sadar dan tau dengan sendirinya. (C2.IndPK. G.Ind) Ya bagaimana ya, biasanya saya bisa melihat hal itu dengan pengamatan ya. Bagaimana siswa ini bersikap dan berperilaku setiap harinya. Kemudian untuk dengan memberikan tugas, baik pribdi atau kelompok, itu sudah pasti saya berikan. (C1.EvaPK. G.Mat) - Para guru menggunakan beberapa cara untuk mengukur dan melihat perubahan peserta didik, yaitu melakukan observasi, pemberian angket, penilaian antar teman, remedi, pemberian tugas pribadi/kelompok. Melalui beberapa cara diatas guru dapat melihat dan mengetahui langsung tingkat pemahan, perilaku, dan perubahan pada setiap siswa. Melalui sistem remidi, siswa dapat memperbaiki nilai yang belum mencapai nilai KKM. Beberapa indikasi perubahan sikap dan perilaku melalui pendidikan karakter sudah dirasakan oleh beberapa guru. Melalui pengamatan yang dilakukan, guru dapat mengetahui siswa yang mau belajar serius dan siswa yang perlu mendapat pendampingan lebih tinggi. Anak yang mendapat pendampingan dan perhatian melalui pembiasaan yang dilakukan oleh guru, siswa menjadi sadar dan tau dengan sendirinya hal baik yang perlu dilakukannya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 221 D HAMBATAN DAN SOLUSI 1. Hambatan Pelaksanaan PK - Ya tentu ada, terutama di format penilaian ya. Ya karena selain dituntut melakukan penilaian secara kognitif, tapi juga kita harus bisa melihat bagaimana sikap dan keterampilan siswa ya, dalam hal ini segi psikomotoriknya. - Selain itu, saya merasa bahwa ketika harus menghadapi satu kelas untuk bisa disiplin, menghargai orang lain, tanggung jawab, tapi hal ini tidak dilakukan oleh guru lain ya sulit juga ya. Jadi memang perlu ada keseragaman antar guru, meski tanpa menghilangkan kompetensi setiap guru tidak sama ya. - Oya, pengadaan buku-buku juga, ini mungkin menjadi perhatian ya. - Ya, kalau saya si “monggo”, mau diberhentikan atau mau di evaluasi dulu selama satu tahun, kemudian diberlakukan di sekolahsekolah. Tapi kalau secara pribadi saya setuju ya kalau memang harus diberhentikan atau di evaluasi terlebih dahulu. Karena ya memang, kurikulum yang baru ini banyak sekali tuntutannya. (D1.HamPK. G.Ing) - Hambatan-hambatan yang - Ya kalau hambatan tentu ada saya alami itu berkaitan ya. Misalnya, di kurikulum K13 dengan materi ya, itu yang ini kan banyak sekali formatpertama. Materi di K13 itu, format baru gitu ya. Terkadang terkadang terjadi yang sulit adalah ketidaksamaan ya. Misalnya pengadministrasiannya atau di bab 1 mengenai pengertian pengarsipannya. Banyak sekali itu seperti ini, tapi di bab 2 yang harus dipersiapkan. pengertiannya lalu menjadi - Apalagi dengan lembar berbeda. penilaiannya, itu cukup banyak - Pemahmannya juga cukup dan benar-benar menyita rumit. Saya merasa bahwa waktu dan tenaga ya. kalau di KTSP malah jelas (D1.HamPK. G.Mat) ya. - Iya, lalu masalah waktu. Waktu juga sekarang menjadi lama ya. Menjadi penambahan jam, sehingga saya perlu menambah waktu dan tenaga saya untuk mengajar. - Nah, apalagi untuk penilaian ya, format penilaian yang menuntut guru menilai dari berbagai segi, kognitif, afektif, dan psikomotoriknya/ ketermpilannya, jadi itu terkadang semakin membebani jadwal mengajar guru. - Oya mas, buku-buku pegangan guru mapun siswa juga sepertinya masih kurang ya. - Ya, kalau kita lihat di RPP dan silabus memang muatan untuk nilai-nilai karakternya Beberapa hambatan yang dirasakan oleh guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter adalah sebagai berikut: 1. Format penilaian (kognitif, afektif, dan psikomotorik) yang dirasa masih banyak yang menyita waktu dan tenaga sehingga dirasa menggangu jam mengajar guru. 2. Sulitnya melakukan pengarsipan dan pengadministrasian dikarenakan banyaknya format-format baru di K13. 3. Beberapa definisi/pengertian dalam buku/bahan ajar terkadang tidak sama antara bab satu dengan yang lainnya.Beberapa guru mengalami kesulitan untuk memahami materi pembelajaran, khususnya pada materi di K13. 8. Dengan penambahan jam pelajaran di sekolah, beberapa guru perlu menambah waktu dan tenaga mengajar yang ekstra. 9. Kompetensi guru (kemampuan dalam memperlakukan dan menghadapi kelas) yang berbeda, sehingga guru mengalami kesulitan dalam menghadapi kelas ribut dan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 222 lebih banyak di K13. Namun, ya itu format yang begitu banyak membuat guru ekstra keras untuk menyusun RPP dan Silabus, termasuk memasukan nilai-nilai karakter, metode, dan penilaiannya. (D1.HamPK. G.Ind) 2. Solusi guru dan Sekolah - Kalau saya solusi untuk menangani hambatanhambatan pembelajaran diatas ya saya tetap dengan pembiasaan yang sering saya lakukan, dengan cara dan metode seperti yang sudah saya jelaskan di atas. - Kalau dari sekolah, sebenarnya sudah ada sosialisasi dan workshop ya. Saya sudah satu bulan lebih mengikuti diklat mengenai K13 ini. Tapi ya, dalam pelaksanaannya memang sulit. (D2.SoPK. G.Ing) - Kalau dari saya, ya mau bagaimana pun saya selalu berusaha semaksimal mungkin untuk tetap menyampaiakan materi yang mesti diketahu siswa ya. - Kalau dari sekolah, sebenarnya sekolah sudah melakukan sosialisasi terkait perubhan k13 ini. Saya juga mengikuti diklat bersama guru-guru lain. (D2.SoPK. G.Ind) sulit diatur. 10. Format baru yang begitu banyak membuat guru ekstra keras dalam menyusun RPP, silabus, dan muatan karaktermetode di dalamnya. - - - Ya, menurut saya, saya selalu berusaha semaksimal mungkin melakukan kegiatan sesuai dengan RPP dan silabus yang sudah saya buat. Meski terkadang saya mengalami kesulitan. Ya saya selalu berusaha semaksimal mungkin menyesuaikan dengan RPP. Ya kalau untuk sekolah, kami selalu mendatangkan pihak dari luar yang berkompeten dalam bidangnya, guna memberikan pembekalan dan pemahaman mengenai format penilaian ini. Kami sudah mengundang sebanyak 3 kali pihak dari luar untuk belajar. Selain itu seperti workshop dan sosialisasi juga sudah dilakukan. Tapi ya mau bagaimana, mungkin guru belum terbiasa dan menyesuaikan dengan perubahan kurikulum kali ya. Tapi kalau sudah terbiasa, mungkin ini bisa teratasi. (D2.SoPK. G.Mat) Solusi yang dilakukan oleh sekolah dan guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter adalah sebagai berikut: 1. Sekolah mengadakan sosialisasi dan workshop terkait perubahan kurikulum baru K13. 2. Sekolah melakukan pelatihan dan diklat yang diberikan kepada seluruh guru. 3. Sekolah mendatangkan pihak luar sekolah yang memiliki kompetensi dalam memberikan pembekalan mengenai pemahaman format penilaian. 4. Guru melakukan pembiasaan diri semaksimal mungkin dengan metode dan formatformat yang telah ditetapkan. 5. Dalam proses pembelajaran guru berusaha semaksimal mungkin menyampaikan materi ajar sesuai dengan silabus dan RPP yang dibuat. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 223 Lampiran 7. Analisis Butir Aspek Wawancara Interpretasi Hasil Wawancara Pengertian Pendidikan Karakter PERENCA NAAN Pengertian Pendidikan Karakter Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Guru Bhs. Guru Guru Bhs. Inggris Kesimpulan Indonesia Matematika Pendidikan Menurut saya Pendidikan Pendidikan karakter ya. Ya pendidikan karakter adalah karakter adalah kalau saya simpel karakter adalah upaya-upaya proses/upayaaja ya. pendidikan yang yang dilakukan upaya Pendidikan diberikan kepada oleh guru pembiasaan yang karakter adalah peserta didik kepada siswa dilakukan oleh proses berdasarkan pada untuk guru untuk pembiasaan nilai-nilai menanamkan menanamkan berdasarkan karakter yang ada nilai-nilai nilai-nilai nilai-nilai positif di sekolah. karakter. karakter (nilaiyang diberikan nilai positif) yang (A1.PK.G.Bind) (A1.PK.G.Mat) kepada siswa. ada dan Sudah cukup, direncanakan titik. sekolah kepada peserta didik. (A1.PK.G.Bing) Interpretasi Hasil Wawancara Perencanaan Pendidikan Karakter PERENCANAAN Perencanaan Pendidikan Karakter Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Guru Guru Bhs. Guru Matematika Kesimpulan B.Ing Indonesia Ya bagaimana ya. Perencanann - Ya, tentu sebelum Yang jelas kalau pendidikan karakter melaksanakan proses untuk penerapan pembelajaran maupun di sekolah: kurikulum di SMP kegiatan sekolah, kami 1. Perencanaan ini ya tetap jalan. didahului dengan memulai dengan Baik itu kurikulum mengembangkan perencanaan ya. 2013 maupun dan menyusun Perencanaan yang KTSP 2006. Untuk RKS dan RKAS. kami lakukan pertama kelas 7 dan 8 2. Penyusunan adalah dengan sudah perencanaan mengembangkan dan menggunakan K13, melibatkan menyusun Rencana sedangkan kelas 9 yayasan, kepala Kerja Sekolah dan masih sekolah, guru, Rencana Kegiatan dan menggunakan dan orang tua. Anggaran Sekolah. KTSP. Kelas 7 dan 3. Sekolah Biasanya berkaitan 8 kan memang menggunakan dengan itu, sekolah karena sudah dua kurikulum, melibatkan banyak berjalan 3 semester yaitu Kurikulum pihak ya, seperti ya, artinya 2013 (kelas 7 dan yayasan, kepala kurikulum ini akan 8), dan sekolah, guru, orang tetap diberlakukan Kurikulum KTSP tua. di sekolah ini. 2006 (kelas IX) 4. Sekolah memiliki (A2. PerPK. - Dalam perencanaan kalender G.Bind ini juga menghasilkan akedemik yang kalender akedemik ya, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI biasanya kami menggabungkan agenda kegiatan yang ada dari yayasan Pangudi Luhur dan juga kegiatan intern sekolah. 224 merupakan gabungan agenda kegiatan yayasan dan sekolah. - Ya seperti yang sudah saya bilang di awal tadi. Sekolah kami menggunakan dua kurikulum. Untuk kelas VII dan VII menggunakan kurikulum 2013, sedangkan kelas IX menggunakan kurikulum KTSP 2006. Ya nanti bisa dilihat sendiri di buku yang sudah saya berikan tadi mengenai kurikulum ya, disitu sudah ada kok. (A2. PerPK. G.Mat) Interpretasi Hasil Wawancara Perencanaan Silabus, RPP, dan Bahan Ajar PERENCANAA N Perencanaan Silabus, RPP, dan Bahan Ajar Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Guru Bhs. Guru Bhs. Inggris Guru Matematika Kesimpulan Indonesia Ya gimana ya, Untuk Iya, ya itu dalam Perencanaan Silabus, memang karena pembuatan RPP format pembelajaran RPP, dan Bahan Ajar: tuntutan dan silabus, dan evaluasi yang ada 4. Sebelum administrasi yang memang tidak di silabus dan RPP pelaksanaan proses harus dibuat RPP semua membuat kan sudah ada. pembelajaran di dan silabus itu lembar baru lagi kelas guru tetap memang ya. Artinya, Ya, menurut saya, membuat dan harus dibuat. Ga kami para guru saya selalu berusaha menyususn mungkin kan, kita mengembangka semaksimal mungkin Silabus, RPP, dan mengawangn dari RPP dan melakukan kegiatan Bahan Ajar. awang rencana silabus yang sesuai dengan RPP 5. Penyususnan kegiatan yang sudah ada dan silabus yang Silabus, RPP, dan akan dilakukan sebelumnya ya. sudah saya buat. Bahan Ajar juga selama satu tahun Kemudian, kami Meski terkadang saya untuk memenuhi dalam waktu yang melakukan mengalami kesulitan. tuntutan terbatas. penyesuaian Ya saya selalu administrasi dengan format berusaha semaksimal sekolah. (A3.PerSil.PK. yang ditetapkan mungkin 6. Penyususnan G.Bing) pada K13 itu. menyesuaikan dengan Silabus, RPP, dan RPP. Bahan Ajar dibuat (A3.PerSil.PK. dan disusun G.Bind) (A3.PerSil.PK. dengan G.Mat) mengembangkan dan melakukan penyesuaian dari yang sebelumnya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 225 Interpretasi Hasil Wawancara Pelaksanaan Pendidikan Karakter di Kelas PELAKSA NAAN Pelaksanaan PK di kelas/pembelajaran Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Wakasek/G Guru Bhs. Inggris Guru Bhs. Indonesia Kesimpulan uru Mtk Ya, untuk Pelaksanaan - Contohnya, nilai - Penanaman nilaikegiatan Pendidikan Karakter menghargai. nilai karakter itu ekstrakuriku di Kelas: Pokoknya saya saya lakukan melalui ler kami ada 1. Guru membiasakan selalu pembiasaan mas. 22 kegiatan, diri kepada siswa membiasakan diri Siswa selalu saya dan untuk untuk menghargai kepada siswa-siswa biasakan untuk tertib pelaksanaan orang lain, saya,”kalau ada dan tanggung jawab. ya sendiri berpendapat, yang berbicara Meskipun di awalpun, sejauh bertanya, dan mau yang lain awal memang susah ini yang mendengarkan. mendengarkan, ya, anak maunya saya 2. Membiasakan dan kalau ibu sedang sendiri. Tapi kalau cermati menamkan sikap berbicara ya yang sudah diingatkan banyak disiplin, tanggung lain mesti berkali-kali anak siswa yang jawab, tertib, mendengarkan, menjadi sadar dan mengikuti datang tepat waktu, nanti ada tau dengan kegiatan itu dan tidak keluar giliriannya bagi sendirinya. dengan kelas saat siswa untuk baik. pelajaran. berbicara, - Misalnya, seorang Misalnya, 3. Bagi siswa yang bertanya, atau anak yang di dapati baru-baru dirasa guru kelas menyampaikan datang terlambat. ini kamu mengalami sesuatu”. Itu Saya selalu telah masalah, akan menurut saya. beruasaha untuk mengadaka segera di rujuk ke mengingatka, guru BK, misalnya, - Ada lagi misalnya biasanya sampai tiga n kegiatan LDKS untuk berulang kali tidak mengenai kali kalau memang merancang mengerjakan PR kedisiplinan, tetap mengulangi dan atau terlambat ”pokoknya setelah biasanya langsung membakali sekolah meski pergantian mata saya rujuk ke guru siswa sudah mendapat pelajaran, saya BK. membaut peringatan dan membiasakan diri proposal, teguran. kepada siswa untuk - Contoh lai, misalnya menyusun datang tepat waktu nilaikarakter dan tidak ada yang tanggung jawab. Saat anggaran. Ya seperti keluar ruangan”, anak diberikan tugas itu. itu sih yang selalu atau PR yang mesti (B1.PpPK. saya tanamkan. dikerjakan di rumah, G.Mat) (B1.PpPK. ehh malah tidak dikerjakan dan tidak G.Ing) di kumpul. Nah itu biasanya kalau awalawal saya ingtkan, tapi kalau sudah menjadi kebiasaan ya langsung saya rujuk ke guru BK. (B1.PpPK. G.Ind) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 226 Tabel 16. Interpretasi Hasil Wawancara Pelaksanaan Pendidikan Karakter dalam Kegiatan Pengembangan Diri PELAKSA NAAN Pelaksanaan PK pada kegiatan pengembangan diri Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Guru Bhs. Wakasek/G Guru Bhs. Inggris Kesimpulan Indonesia uru Mtk Misalnya, Ya, untuk Pelaksanaan - Ya, dalam kegiatan OSIS seorang anak kegiatan Pendidikan Karakter tentu saya selalu ekstrakuriku di Pengembangan menekankan kedisiplinan, yang di dapati datang ler kami ada Diri: kejujuran, menghargai 22 kegiatan, 1. Menekankan sikap orang lain, dan tanggung terlambat. Saya selalu dan untuk disiplin, jawab. beruasaha pelaksanaan menghargai, jujur, - Seperti yang terjadi untuk ya sendiri dan terjadi baru-baru ini mengingatka, pun, sejauh bertanggungjawab dalam latihan koor biasanya ini yang dalam kegiatan mempersiapkan misa. sampai tiga kali saya OSIS. Sebelumnya saya sudah cermati 2. Mengadakan menginformasikan bahwa kalau memang tetap banyak latihan teks lagu boleh dibawa mengulangi siswa yang koor/paduan suara pulang untuk dipelajari, biasanya mengikuti rutin setiap tapi jangan lupa dibawa langsung saya kegiatan itu minggu, selain saati latihan lagi. Apa rujuk ke guru dengan untuk mengasah yang terjadi, saat latihan BK. baik. skill dalam malah banyak yang tidak Misalnya, bernyanyi dan membawa teks, nah ini Contoh lai, baru-baru bermusik juga kan sudah salah satu misalnya ini kamu menanamkan sikap bentuk nilai tanggung nilaikarakter telah tanggung jawab jawab sebetulnya. mengadaka dan disiplin. Akhirnya mereka menjadi tanggung jawab. Saat n kegiatan 3. Mengadakan tahu, dan harapannya anak diberikan LDKS untuk kegiatan LDKS, untuk latihan-latihan merancang dan mengenalkan selanjutnya tidak diulang tugas atau PR yang mesti dan cara membuat lagi. dikerjakan di membakali proposal, anggaran, rumah, ehh siswa dan laporan - Ya sama, seperti dalam malah tidak membaut pertanggungjawaba mempersiapkan acara dikerjakan dan proposal, n. class meeting di tanggal tidak di kumpul. menyusun 4. Bagi siswa yang 15 Desember ini. Nah itu anggaran. dirasa guru kelas Sebelumnya memang biasanya kalau Ya seperti mengalami sudah dipersiapkan, awal-awal saya itu. masalah, akan misalnya dengan ingtkan, tapi segera di rujuk ke (B2.PdlPK. pelatihan untuk siswa kalau sudah guru BK G.Mat) LDKS. Disan saya menjadi sebagai salah satu kebiasaan ya pemateri yang langsung saya mengajarkan kepada rujuk ke guru siswa bagaimana BK. membuat proposal, terus (B2.PdPK. bagaiman menyusun G.Ind) anggaran, yang dalam hal ini diberikan oelh guru yang berkompeten mengenai bidang akuntansi ya. (B2.PdPK. G.Ing) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 227 Interpretasi Hasil Wawancara Kesesuaian Pelaksanaan Pendidikan Karakter PELAKSA NAAN Kesesuaian Silabus, RPP dengan Pelaksanaan Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Guru Bhs. Guru Bhs. Inggris Guru Matematika Kesimpulan Indonesia Lalu tentu dalam Ya tentu, tapi Lalu ya memang, Kesesuaian RPP dan pelaksanaannya ya terkadang apa yang tertera Silabus terhadap memang, tidak selalu memang tidak di RPP dan pelaksanaan di kelas sama dengan RPP selalu sama ya silabus tidak tidak selalu dilakukan ataupun silabus. Sifat mas. selalu sama sama persis oleh guru. dari RPP, silabus, Maksudnya, “plek” juga Namun, para guru dan bahan ajar disini saya selalu dilakukan di berusaha semaksimal adalah berusaha kelas. Ya gimana mungkin menyesuaikan mengembangkan dari semaksimal ya, secara pribadi dan mengembangkan yang sudah ada dulu mungkin untuk saya sebagai guru dengan RPP dan ya. menyesuaikan matematika, Silabus yang dibuat, dengan RPP terkadang tanpa menghilangkan (B3.KesPK. G.Ing) dan silabus mengalami kesulitan yang yang saya buat. kesulitan dalam dihadapi. hal ini. (B3.KesPK. G.Ind) (B3.KesPK. G.Mat) Interpretasi Hasil Wawancara Metode Ajar Guru PELAKSA NAAN Metode Ajar Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Guru Bhs. Inggris Guru Bhs. Indonesia Guru Matematika Kesimpulan Kalau untuk Metode yang Metode - Metode pembelajaran metode, memang saya gunakan pembelajaran yang yang saya lakukan saya lebih banyak adalah dengan dilakukan oleh par adalah dengan memberikan menggunakan guru adalah dengan pembelajaran kata/kata pendekatan menggunakan kontekstual. Saya ya/ceramah. kontekstual, yaitu model kontekstual, berusaha mengkaitkan Memang tuntutan mengaplikasikan yaitu mengkaitkan materi pembelajaran K13 itu mestinya penggunaan materi-materi dengan kehidupan anak dibisakan matematika pembelajaran di sehari-hari. aktif, mencari, dalam kehidupan sekolah dengan - Misalnya greeting, menemukan, dan sehari-hari, yang kehidupan nyata mengucapkan salam mempelajari sendiri kemudian saya sehari-hari. good morning, good bahan yang arahkan dalam Beberapa metode night. Saya selalu diberikan, pembelajaran tersebut adalah berusaha mengkaitkan sedangkan guru matematika experiential dengan pengalaman sebagai pembantu murni/formalnya. learning, keseharian siswa. apabila anak Kalau untuk konstruktivisme, mengalami metode yang saya acctive learning, - Iya, tentu seperti PBL, gunakan adalah bertanya, ceramah, inkuiri, bertanya, tetapi kesulitan. Tapi faktanya, ya anak ya bertanya itu inkuiri, dan kerja seperti experiential mengalami jelas, inkuiri, kelompok. learning, kesulitan tu. kerja kelompok, konstruktivisme, dan PBL. acctive learning pernah Terkadang dengan diberikan banyak (B4.MetPK. denger ya, tapi saya informasi/ceramah G.Mat) tidak tau. Mungkin saja anak masih saya menggunakan tidak mengerti. metode itu, tapi tidak (B4.MetPK. G.Ind) tau apa yang dimaksud dengan hal itu ya. (B4.MetPK. G.Ing) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 228 Interpretasi Hasil Wawancara Pengukuran Keterlaksanaan Pendidikan Karakter EVALUASI Cara mengukur/ melihat Perubahan Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Guru Bhs. Guru Guru Bhs. Inggris Kesimpulan Indonesia Matematika Ya bagaimana Para guru - Saya biasanya - Untuk mengukur ya, biasanya menggunakan dengan melihat, atau melihat saya bisa beberapa cara mencermati, dan perubahan melihat hal itu untuk mengukur melakukan perilaku pada dan melihat observasi dari siswa saya sering dengan pengamatan perubahan peserta hari kehari ya. menggunakan ya. Bagaimana didik, yaitu pengamatan ya. - Selain itu saya siswa ini melakukan Melalui juga melakukan observasi, pengamatan saya bersikap dan angket penilaian, pemberian angket, benar-benar bisa berperilaku darisitu saya bisa setiap harinya. penilaian antar mencermati melihat Kemudian teman, remedi, secara langsung bagaimana untuk dengan pemberian tugas perubahan sikap tingkat pribadi/kelompok. dan perilaku para memberikan pemahaman dan tugas, baik Melalui beberapa siswa. perilaku siswa pribdi atau cara diatas guru setiap harinya di - Selain itu, saya kelompok, itu dapat melihat dan kelas. juga sudah pasti mengetahui memberlakukan - Penilain antar saya berikan. langsung tingkat sistem remidi. teman pun saya pemahan, perilaku, (C1.EvaPK. Remidi ini saya lakukan, dan hal dan perubahan G.Mat) berikan kepada itu semakin pada setiap siswa. siswa yang menambah Melalui sistem skornya tidak informasi saya remidi, siswa dapat memenui nilai mengenai memperbaiki nilai KKM. karakter masingyang belum masing siswa. (C1.EvaPK. G.Ind) mencapai nilai Begitu mas... KKM. (C1.EvaPK. G.Ing) Interpretasi Hasil Wawancara Indikasi Perubahan Karakter EVALUASI Indikasi Perubahan Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Guru Bhs. Inggris Guru Bhs. Indonesia Guru Mtk Kesimpulan Hal itu nampak Penanaman nilai-nilai Beberapa indikasi perubahan sekali kok, mana karakter itu saya sikap dan perilaku melalui siswa yang mau lakukan melalui pendidikan karakter sudah belajar dengan pembiasaan mas. dirasakan oleh beberapa guru. serius dan mana Siswa selalu saya Melalui pengamatan yang siswa yang perlu biasakan untuk tertib dilakukan, guru dapat mendapat dan tanggung jawab. mengetahui siswa yang mau pendampingan Meskipun di awalbelajar serius dan siswa yang lebih. awal memang susah perlu mendapat ya, anak maunya pendampingan lebih tinggi. (C2.IndPK. sendiri. Tapi kalau Anak yang mendapat G.Ing) sudah diingatkan pendampingan dan perhatian berkali-kali anak melalui pembiasaan yang menjadi sadar dan tau dilakukan oleh guru, siswa dengan sendirinya. menjadi sadar dan tau dengan sendirinya hal baik yang perlu (C2.IndPK. G.Ind) dilakukannya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 229 Interpretasi Hasil Wawancara Hambatan Pendidikan Karakter HAMBATAN Hambatan Pelaksanaa n PK Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Guru Guru Bhs. Inggris Guru Bhs. Indonesia Kesimpulan Matematika Beberapa hambatan yang - Ya tentu ada, - Hambatan-hambatan yang - Ya kalau dirasakan oleh guru dalam terutama di format saya alami itu berkaitan hambatan pelaksanaan pendidikan penilaian ya. Ya dengan materi ya, itu yang tentu ada karakter adalah sebagai karena selain dituntut pertama. Materi di K13 itu, ya. berikut: melakukan penilaian terkadang terjadi Misalnya, 1. Format penilaian secara kognitif, tapi ketidaksamaan ya. di (kognitif, afektif, dan juga kita harus bisa Misalnya di bab 1 kurikulum psikomotorik) yang dirasa melihat bagaimana mengenai pengertian itu K13 ini kan masih banyak yang sikap dan seperti ini, tapi di bab 2 banyak menyita waktu dan tenaga keterampilan siswa pengertiannya lalu menjadi sekali sehingga dirasa ya, dalam hal ini segi berbeda. formatmenggangu jam mengajar psikomotoriknya. format baru guru. gitu ya. - Pemahmannya juga cukup Terkadang 2. Sulitnya melakukan - Selain itu, saya rumit. Saya merasa bahwa pengarsipan dan yang sulit merasa bahwa ketika kalau di KTSP malah jelas pengadministrasian adalah harus menghadapi ya. dikarenakan banyaknya pengadmini satu kelas untuk bisa format-format baru di strasiannya disiplin, menghargai - Iya, lalu masalah waktu. K13. atau orang lain, tanggung Waktu juga sekarang pengarsipa 3. Beberapa jawab, tapi hal ini menjadi lama ya. Menjadi definisi/pengertian dalam nnya. tidak dilakukan oleh penambahan jam, sehingga buku/bahan ajar Banyak guru lain ya sulit saya perlu menambah terkadang tidak sama sekali yang juga ya. Jadi memang waktu dan tenaga saya antara bab satu dengan harus perlu ada untuk mengajar. yang lainnya. dipersiapka keseragaman antar 4. Beberapa guru n. guru, meski tanpa - Nah, apalagi untuk mengalami kesulitan - Apalagi menghilangkan penilaian ya, format untuk memahami materi kompetensi setiap dengan penilaian yang menuntut pembelajaran, khususnya guru tidak sama ya. lembar guru menilai dari berbagai pada materi di K13. penilaianny segi, kognitif, afektif, dan a, itu cukup 5. Dengan penambahan jam - Oya, pengadaan psikomotoriknya/ pelajaran di sekolah, banyak dan buku-buku juga, ini ketermpilannya, jadi itu beberapa guru perlu benarmungkin menjadi terkadang semakin menambah waktu dan benar perhatian ya. membebani jadwal tenaga mengajar yang menyita mengajar guru. ekstra. waktu dan - Ya, kalau saya si tenaga ya. 6. Kompetensi guru “monggo”, mau - Oya mas, buku-buku (kemampuan dalam (D1.HamP diberhentikan atau pegangan guru mapun memperlakukan dan mau di evaluasi dulu K. G.Mat) siswa juga sepertinya menghadapi kelas) yang selama satu tahun, masih kurang ya. berbeda, sehingga guru kemudian mengalami kesulitan diberlakukan di - Ya, kalau kita lihat di RPP dalam menghadapi kelas sekolah-sekolah. Tapi dan silabus memang ribut dan sulit diatur. kalau secara pribadi muatan untuk nilai-nilai 7. Format baru yang begitu saya setuju ya kalau karakternya lebih banyak banyak membuat guru memang harus di K13. Namun, ya itu ekstra keras dalam diberhentikan atau di format yang begitu banyak menyusun RPP, silabus, evaluasi terlebih membuat guru ekstra keras dan muatan karakterdahulu. Karena ya untuk menyusun RPP dan metode di dalamnya. memang, kurikulum Silabus, termasuk yang baru ini banyak memasukan nilai-nilai sekali tuntutannya. karakter, metode, dan (D1.HamPK. G.Ing) penilaiannya. (D1.HamPK. G.Ind) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 230 Interpretasi Hasil Wawancara Solusi Pendidikan Karakter Solusi guru dan Sekolah Pelaksana Pendidikan Karakter di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Guru Bhs. Guru Bhs. Guru Matematika Kesimpulan Inggris Indonesia Solusi yang dilakukan - Kalau saya - Kalau dari - Ya, menurut saya, oleh sekolah dan guru solusi untuk saya, ya mau saya selalu berusaha dalam pelaksanaan menangani bagaimana semaksimal mungkin pendidikan karakter hambatanpun saya melakukan kegiatan adalah sebagai hambatan selalu sesuai dengan RPP berikut: pembelajaran berusaha dan silabus yang 1. Sekolah diatas ya saya semaksimal sudah saya buat. mengadakan tetap dengan mungkin Meski terkadang saya sosialisasi dan pembiasaan untuk tetap mengalami kesulitan. workshop terkait yang sering menyampaia Ya saya selalu perubahan saya lakukan, kan materi berusaha semaksimal kurikulum baru dengan cara yang mesti mungkin K13. dan metode diketahu menyesuaikan dengan 2. Sekolah melakukan seperti yang siswa ya. RPP. pelatihan dan diklat sudah saya yang diberikan jelaskan di - Kalau dari - Ya kalau untuk kepada seluruh atas. sekolah, sekolah, kami selalu guru. sebenarnya mendatangkan pihak 3. Sekolah sekolah dari luar yang - Kalau dari mendatangkan sekolah, sudah berkompeten dalam pihak luar sekolah sebenarnya melakukan bidangnya, guna yang memiliki sudah ada sosialisasi memberikan kompetensi dalam sosialisasi terkait pembekalan dan memberikan dan workshop perubhan pemahaman mengenai pembekalan ya. Saya k13 ini. Saya format penilaian ini. mengenai sudah satu juga Kami sudah pemahaman format bulan lebih mengikuti mengundang penilaian. mengikuti diklat sebanyak 3 kali pihak 4. Guru melakukan diklat bersama dari luar untuk pembiasaan diri mengenai K13 guru-guru belajar. semaksimal ini. Tapi ya, lain. mungkin dengan dalam (D2.SoPK. - Selain itu seperti metode dan formatpelaksanaann workshop dan G.Ind) format yang telah ya memang sosialisasi juga sudah ditetapkan. sulit. dilakukan. Tapi ya 5. Dalam proses (D2.SoPK. mau bagaimana, pembelajaran guru G.Ing) mungkin guru belum berusaha terbiasa dan semaksimal menyesuaikan dengan mungkin perubahan kurikulum menyampaikan kali ya. Tapi kalau materi ajar sesuai sudah terbiasa, dengan silabus dan mungkin ini bisa RPP yang dibuat. teratasi. (D2.SoPK. G.Mat) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 231 Lampiran 8. Hasil Observasi Pelaksanaan Pendidikan Karakter Hasil Pelaksanaan Pengintegrasian Nilai-nilai Karakter dalam Mata Pelajaran dan Pembelajaran Pelaksanaan Pembelajaran PENDAHULUAN Hasil Observasi terhadap aktivitas di kelas 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. INTI Eksplorasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Elaborasi 8. 9. Nilai Karakter Guru datang tepat waktu sebelum memulai pelajaran di kelas. Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika memasuki ruang kelas. Berdoa sebelum membuka pelajaran. Mengecek kehadiran siswa. Mendoakan siswa yang tidak hadir karena sakit atau karena halangan lainnya. Memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktu. Menegur siswa yang datang terlambat dengan sopan. Mengaitkan materi/kompetensi yang akan dipelajari dengan karakter. Dengan merujuk pada silabus, RPP, dan bahan ajar, guru menyampaikan butir karakter yang hendak dikembangkan. Disiplin Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang dipelajari dari berbagai sumber. Menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran, seperti acctive learning, eksperiential learning, dan belajar alam. Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta peserta didik dengan guru, lingkungan, dan media. Mandiri, berfikir logis, kreatif, kerjasama Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, seperti memberi kesempatan bertanya dan menyampaikan pendapat.. Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, halam sekolah, dan lapangan. Rasa percaya diri, mandiri Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna. Memfasilitasi peserta didik memlalui pemberian tugas, diskusi, dan bertanya untuk memunculkan gagasan baru, baik secara lisan maupun tulisan. Memberi kesempatan untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut. Menfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran koorperatif dan kolaboratif. Cinta ilmu, kreatif, logis Peduli, santun Religius Disiplin Religius, peduli Disiplin Disiplin, santun, peduli Kreatif, tanggung jawab Kreatif, tanggung jawab Kreatif, kerjasama Kerjasama, saling menghargai, peduli lingkungan Mandiri, kerjasama, kerja keras Kreatif, percaya diri, kritis, saling menghargai, santun Kreatif, percaya diri, kritis Kerjasama, saling menghargai, tanggung jawab PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10. Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. 11. Memfasilitasi peserta didikl membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tulisan, secara individual maupun kelompok. 12. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok. 13. Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festifal, serta produk yang dihasilkan. Konfiramsi PENUTUP 14. Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggan dan rasa percaya diri peserta didik. 15. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tertulis, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik. 16. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber. 17. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan. 18. Memberi kesempatan peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan guru. 19. Memfasilitasi peserta didik untuk menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa baku dan benar. 20. Membantu menyelesaikan masalah siswa. 21. Memberi acuan agar peserta didk dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi lebih jauh. 22. Memberi motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. 1. Guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran. 2. Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. 3. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 4. Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas, baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik. 5. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Jujur, disipli, kerja keras, menghargai Jujur, bertang jawab, percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama Percaya diri, saling menghargai, kerja sama Percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama Percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama 232 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Hasil Pelaksanaan Pengintegrasian Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Pengembangan Diri No. A. B. Kegiatan Pengembangan Diri Bimbingan dan Konseling Nilai-nilai yang ditanamkan Strategi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Kemandirian Percaya diri Kerja sama Demokratis Sopan santon Berfikir kreatif Sopan santun Kejujuran Kedisiplinan Peduli Komunikatif 1. 2. 3. 4. 1 2 3 4 1. 5 6 7 8 Demokratis Disiplin Kerja sama Peduli sosial dan lingkungan Rasa kebangsaan Toleransi Cinta damai Kerja keras UKS dan PMR 1. 2. 3. 4. Peduli sosial Toleransi Disiplin Komunikatif OSIS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Tanggung Jawab Keberanian Tekun Sportivitas Mandiri Demokratis Cinta damai Peduli lingkungan Cinta tanah air Keteladanan Kesabaran Pantang menyerah Kerja sama Kreatif dan inovtif Disiplin Kejujuran Kerja keras Kepedulian sosial Kegiaran Ekstrakurikuler Kepramukaan 5. 6. 7. 2. 3. 4. Bimbingan Klasikal Konseling Individual Bimbingan Karier Perencanaan individual melalui angket peminatan Perencanaan Individual Experiential learning Dinamika kelompok Latihan terprogram setiap hari Jumat Latihan kepemimpinan Penegakan disiplin dan tata tertib berorganisasi Latihan terprogram 1. 2. 3. 4. 5. 6. Latihan terprogram Latihan kepemimpinan Penegakan disiplin dan tata tertib Mengadakan MOS Pentas seni budaya berorganisasi 233 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8. 9. Olahraga Kerohanian 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sportifitas Menghargai prestasi Kerja keras Cinta damai Disiplin jujur Kepedulian 1. 1. 2. 3. Religious Rasa kebangsaan Cinta tanah air 1. 2. 2. 3. 4. 10. Seni budaya 11. Festifval sekolah 1 2 3 4 5 6 Disiplin Jujur Peduli budaya Peduli sosial Cinta tanah air Semangat kebangsaan 1. 2. 3. 4. 5. Kreatifitas Kerja sama Tanggung jawab Kepemimpinan Cinta budaya 1 2 3 4 5 1. 2. 3. Latihan terprogram futsal, bulu tangkis, basket, tekwondo Mengikuti kompetsi internal dan eksternal Peringatan hari sekolah dan hari besar agama Paduan suara/koor Kegiatan keagamaan Perayaan ekaristi/misa Latihan rutin Mengikuti vocal group Mengikuti les musik dan piano Berkompetisi internal dan eksternal Pagelaran seni Pagelaran seni dan musik Perlombaan internal sekolah Peringatan hari besar nasional/agama Pengintegrasian Nilai Karakter Melalui Kegiatan Rutin No 1. Nilai-nilai Karakter Religius 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Bentuk Pelaksanaan Kegiatan Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran dengan dipimpin oleh siswa sendiri secara terjadwal dan bergiliran melalui speaker di ruang wakasek yang diperdengarkan di setiap kelas, menggunakan buku panduan dan kesesuian pada bacaan kitab suci pada hari tersebut. Setiap pukul 12.00 WIB, selalu ada doa Angelus (Malaikat Tuhan) yang dilakukan oleh siswa sendiri secara terjadwal dan bergiliran melalui speaker di ruang wakasek yang diperdengarkan di setiap kelas. Setiap awal, akhir, dan pergantian jam pelajaran, siswa memberi salam kepada guru. Melakukan perayaan ekaristi pada hari-hari besar sekolah atau memperingati hari raya sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk melakukan ibadah (perayaan ekaristi, pembinaan penerimaan sakramen krisma, dan persiapan paduan suara untuk perayaan ekaristi). Anak diminta mengucapkan salam sebelum dan sesudah kegiatan, jika bertemu dengan guru, bicara dan bertindak dengan memperhatikan sopan dantun. Anak dibiasakan untuk mengucapkan terima kasih, maaf, permisi, dan tolong. 234 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8. Mengetuk pintu sebelum masuk ke dalam ruangan orang lain. 9. Mementi izin untuk menggunakan barang orang lain. 10. Menghargai barang milik orang lain, dengan tidak mencuri dan pembiasaan mengembalikan barang yang bukan miliknya di loker penyediaan barang yang hilang. 2. Kejujuran 1. 2. 3. 4. 3. Bertanggung Jawab 1 2 3 4 4. Hidup Sehat 1 2 3 4 5 6 7 5. Kedisiplinan 1. 2. 3. a. b. c. 4. 5. Menyediakan tempat temuan barang hilang di sekolah. Transparansi laporan keuangan sekolah kepada guru dan pihak berkepentingan. Menyediakan kotak saran dan pengaduan Larangan mencontek saat ujian Mengerjakan PR yang diberikan guru kepada siswa dalam setiap mata pelajaran yang ada di sekolah. Siap sedia menerima risiko dan sanksi ketika melakukan pelanggaran tata tertib sekolah, dan berani memperbaikinya. Berani meminta maaf kepada orang lain saat berbuat salah Mengembalikan barang yang dipinjam dari sekolah atau orang lain dan mengembalikannya pada tempat semula. Membiasakan diri dengan membawa bekal dari rumah dan memakannya saat jam istirahat Mencuci tangan dengan air bersih saat sebelum dan sesudah melakukan aktivitas/kegiatan yang membuat tangan kotor. Berpakaian rapi dan bersih sesuai dengan tata tertib yang berlaku di sekolah. Menggunakan sepatu dan kaos kaki yang bersih dan sudah dicuci. Mandi dan menyampo rambut seusai pelajaran olahraga Membiasakan minum air yang cukup dan membawa bekal air dari rumah. Disediakan kantin sekolah yang sehat dan bersih, dan melarang jajan di luar sekolah. Membuat catatan kehadiran pendidik dan peserta didik, baik di kantor guru maupun di dalam kelas. Pukul 07.00 WIB, semua siswa harus sudah berada di sekolah dengan toleransi 15 menit. Siswa pulang sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Waktu sekolah mulai pukul 07.00 WIB Hari Senin sampai dengan Kamis berakhir pukul 13.05 WIB Hari Jumat berakhir pukul 10.50 WIB Hari Sabtu berakhir pukul 12.25 WIB Siswa diharapkan 235apid 15 menit sebelum bel masuk. Siswa yang terlambat 235apid wajib minta izin masuk kelas kepada Guru Piket/Wali Kelas/Guru BK. Setiap hari keterlambatan diberi sanksi menuliskan refleksi 1 halaman folio dengan menggunakan bahasa Indonesia, 2 kali terlambat menulis dengan bahasa Jawa 2 halaman, 3 kali terlambat menulis 3 halaman folio dengan bahasa 235 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 6. Nilai Diri 1. Kerja Keras 2. Percaya Diri 3. Berjiwa Wirausaha 4. Berpikir Logis, Kritis, Kreatif, dan Inovatif 5. Mandiri 6. Ingin Tahu 7. Cinta Ilmu 1. 2. 3. 4. 5. Inggris Setelah 3 (tiga) kali terlambat atau melakukan pelanggaran terhadap tata tertib ini, orang tua/wali dipanggil ke sekolah untuk pembinaan siswa dan siswa tersebut mendapat sanksi kebersihan lingkungan. Bel panjang tiga kali (3X): tanda awal dan akhir sekolah, awal dan akhir istirahat, bel pendek dua kali (2X) : tanda pergantian jam pelajaran. Para siswa wajib mengenakan pakaian seragam sesuai dengan ketentuan yang berlaku, 236apid an bersih. Panjang celana untuk putra 5 cm di atas lutut dan untuk putri panjang rok 5 cm di bawah lutut. Pada saat mengikuti pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, siswa wajib memakai seragam olah raga dari sekolah, sepatu dan kaos kaki menyesuaikan dengan hari dimana kelas tersebut berolahraga. Pegawai tata usaha harus datang tepat waktu seperti yang tercantum pada peraturan. Bila berhalangan hadir ke sekolah, maka harus ada surat pemberitahuan ke sekolah. Kerapian dan kebersihan pakaian, dicek setiap hari oleh seluruh guru, diawali oleh guru jam pertama. Siswa yang tidak berpakaian rapi diminta merapikannya dan diberitahu cara berpakaian yang rapi (kriteria rapi dapat dilihat di peraturan sekolah, seperti baju dimasukan, atribut lengkap, menggunakan kaos kaki, dan sepatu yang ditentukan). Kerapian rambut, dicek setiap hari oleh setiap guru, panjang ukuran rambut tidak boleh kena telinga dan krah baju (laki-laki). Apabila menemukan siswa yang rambutnya tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan, maka diminta untuk mencukur rambut dan diberi waktu tenggan tiga hari, sekirannya masih membandel maka rambut siswa yang bersangkutan akan dipotong oleh guru/petugas yang ditunjuk oleh sekolah. Guru dan pegawai sekolah berpakaian rapi dan bersih. Siswa dan setiap anggota sekolah dibiasakan mengambil sampah dan membuangnya pada tempat yang sudah disediakan. Meminjam dan mengembalikan sendiri buku perpustakaan pada petugas perpustakaan. Belajar dan berusaha sebaik-baiknya saat mendapat tugas dari guru. Berusaha keras mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas yang diberikan. Berani maju dan tampil di depan kelas menceritakan gagasan dan pemikiran siswa saat pelajaran di kelas maupun kegiatan-kegiatan sekolah. Berani berjualan di sekolah yang kemudian ditawarkan kepada teman dan para guru, guna membantu orang tua dan mendapat keuntungan. Berani menyampaikan pendapat, gagasan, ide, dan pemikiran secara kritis kepada guru saat pelajaran di kelas maupun di luar kelas. 236 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6. 7. 7. 1 2 3 4 5 6 8. Nilai Sosial Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain Patuh pada aturan-aturan sosial Menghargai karya dan prestasi orang lain Santun Demokrasi Peduli Lingkungan 1 2 3 4 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Nilai Kebangsaan (Nasionalis dan Menghargai Keberagaman) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Siswa memiliki sikap dan perilaku tidak tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Siswa memiliki sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih dalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Mengumpulakan sembako yang berisikan beras, sabun, pasta gigi, minyak, dll, kepada siswa baru yang kemudian akan disumbangkan kepada pihak yang membutuhkan. Mengumpulakn sumbangan setiap hari jumat melalui kolekte mingguan, yang kemudian akan disumbangkan pada yang membutuhkan. Mengumpulkan sumbangan pada momen tertentu, seperti gempa bumi, kebakaran, banjir, ada anggota sekolah yang mengalami musibah/kematian. Mengunjungi teman yang sakit. Membiasakan anak untuk membuang sampah pada tempatnya. Petugas kebersihan sekolah membersihkan sampah pada pagi hari dan membuangnya pada tempat pembuangan akhir SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Guru melaksanakan piket secara berkelompok untuk melihat kebersihan lingkungan. Mengambil samapah yang berserakan. Piket kelas silakukan oleh siswa secara berkelompok setelah pulang sekolah sesuai daftar piket. Siswa secara individu menata bangku dann kursi setiap hari supaya terlihat rapi. Siswa menata bangku danb kursi secara individu setelah pulang sekolah. Tidak mencoret tembok atau bangku/kursi/fasilitas sekolah. Bagi yang mencoret diberi sanksi membersihkan atau mengecet ulang. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar Menyanyikan lagu kebangsaan setiap upacara bendera dan peringatan hari-hari nasional Memajang foto presidan dan wakil presiden serta lambang negara. Memajang foto-foto pahlawan Menggunakan produk dalam negeri. Siswa dengan yakin menyilangkan tangan kanan di dada saat menyanyikan lagu mars Pangudi Luhur. Menampilkan pentas seni budaya pada kegiatankegiatan tertentu, seperti saat MOS sebagai wujud menghargai keberagaman yang ada pada peserta didik. 237 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Pengintegrasian Nilai Karakter Melalui Kegiatan Spontan No 1. Nilai-nilai Karakter Religius Bentuk Pelaksanaan Kegiatan 1 2 3 4 2. Kejujuran 5 6 7 8 9 3. Bertanggung Jawab 1. 2. 3. 4. Hidup Sehat 1. 2. 3. 4. 5. Kedisiplinan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Mengingatkan peserta didik yang tidak melaksanakan ibadah/tidak mengikuti perayaan ekaristi saat memperingati hari0hari besar sekolah. Menegur dan mengingatkan petugas doa sebelum memulai pelajaran, doa angelus, dan doa sebelum pulang sekolah. Memperingatkan jika tidak mengucapkan salam. Miminta maaf jika melakukan kesalahan. Memperingatkan siswa yang mencontek saat ujian. Memperingatkan siswa yang mencontoh PR temannya. Menegur dan memperingtakan siswa yang tidak membayar barang yang diambil di kantin kejujuran. Memberikan alasan yang benar saat siswa terlambat datang ke sekolah kepada guru BK. Meminta izin kepada guru mata pelajaran saat merasa tidak enak badan, dan datang meminta obat kepada guru BK kemudian istirahat di ruang UKS. Mengerjakan PR yang diberikan guru kepada siswa dalam setiap mata pelajaran yang ada di sekolah. Berani meminta maaf kepada orang lain saat berbuat salah Mengembalikan barang yang dipinjam dari sekolah atau orang lain dan mengembalikannya pada tempat semula. Menggunakan masker penutup hidung saat merasa sedang sakit flu, agar tidak menulur pada temantemannya. Mencuci tangan dengan air bersih saat sebelum dan sesudah melakukan aktivitas/kegiatan yang membuat tangan kotor. Memperingatkan siswa yang tidak mandi dan menyampo rambut seusai pelajaran olahraga Memperingatkan siswa yang tidak mencuci sepatu dan kaos kaki sehingga mengeluarkan bau tidak sedap. Memperingatkan siswa yang tidak dengan segera mengembalikan buku perpustakaan tepat waktu pada petugas perpustakaan. Memperingatkan siswa yang berpakaian tidak rapi, rambut panjang, dan tidak memakai atribut seperti pada peraturan yang sudah ditetpkan. Menegur dan memperingatkan siswa yang tidak menggunakan atribut saat melakukan upacara hari senin. Memberikan sanksi langsung kepada siswa yang didapati datang terlambat lebih dari tiga kali. Melerai pertengkaran yang terjadi di sekolah. Menegur dan memperingatkan siswa yang tidak mengerjakan PR. 238 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 7. 1 2 3 4 5 6 8. Nilai Diri Kerja Keras Percaya Diri Berjiwa Wirausaha Berpikir Logis, Kritis, Kreatif, dan Inovatif Mandiri Ingin Tahu Cinta Ilmu 1. Nilai Sosial Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain Patuh pada aturan-aturan sosial Menghargai karya dan prestasi orang lain Santun Demokrasi 1. Peduli Lingkungan 2. 3. 4. 5. 6. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. 2. 3. 4. 5. 9. Nilai Kebangsaan (Nasionalis dan Menghargai Keberagaman) 1 2 3 4 Berani maju dan tampil di depan kelas saat diminta segera maju ke depan kelas. Meminjamkan barang yang dimiliki kepada teman di kelas. Berani dengan segera menyampaikan pendapat, gagasan, ide, dan pemikiran secara kritis kepada guru saat pelajaran di kelas maupun di luar kelas. Segera datang ke perpustakaan saat diminta mencari tugas di perpustakaan secara spontan. Segera mengacungkan tangan saat tidak mengerti mater yang disampaikan oleh guru. Segera melapor kepada guru saat mendapati siswa yang sedang sakit. Mengumpulkan sumbangan pada momen tertentu, seperti gempa bumi, kebakaran, banjir, ada anggota sekolah yang mengalami musibah/kematian. Mengunjungi teman yang sakit. Mengucapkan selamat kepada siswa yang mendapatkan prestasi. Melayat apabila ada orangtua/wali murid yang meninggal dunia. Mengucapkan salam saat berpapasan dengan guru dan orang yang lebih tua. Menyanyikan lagu mars Pangudi Luhur dengan semangat dan gembira saat upacara bendera. Membantu guru yang mengalami kesulitan saat membawa media ke kelas Siswa merapikan meja tempat duduk guru dengan segera sebelum pergantian jam pelajaran. Siswa segera membuang sampah di tempat sampah dan segera mengambil sampah yang berserakan. Siswa segera melakukan piket kelas setelah pulang sekolah sesuai daftar piket. Siswa segera menata bangku dan kursi secara individu setelah pulang sekolah. Siswa segera membantu guru menyiapkan media, seperi viewer, LCD, dan menutup hordeng saat akan memulai pelajaran. Siswa mengucapkan terima kasih saat pelajaran telah usai kepada guru. Menyanyikan lagu kebangsaan setiap upacara bendera dan peringatan hari-hari nasional dengan semangat. Siswa dengan yakin menyilangkan tangan kanan di dada saat menyanyikan lagu mars Pangudi Luhur. Guru menghargai keberagaman budaya, agama, etnis, dan suku peserta didik. 239 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Pengintegrasian Nilai Karakter Melalui Kegiatan Keteladanan No 1. Nilai-nilai Karakter Religius Bentuk Pelaksanaan Kegiatan 1. 2. 3. 4. 2. Kedisiplinan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 3. Peduli Lingkungan 1 2 3 4 4. Nilai Sosial 1. 2. 3. 4. 5. Guru ikut berdoa bersama peserta didik sebelum dan sesudah jam pelajaran. Semua guru dan tenaga kependidikan mengikuti perayaan ekaristi/misa bersama sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Guru menjadi model yang baik dalam berdoa. Ketika berdoa, maka guru memberi contoh dengan berdoa secara khusuk. Saat guru memberi contoh berdoa, guru menggunakan bahasa indonesia yang baik dan mudah dimengerti oleh siswa. Pukul 07.00 WIB, semua guru harus sudah berada di sekolah, dan terkhusus bagi guru piket harus datang lebih awal guna menyambut siswa di dekat gerbang masuk sekolah. Pegawai tata usaha harus datang dan pulang tepat waktu seperti yang sudah ada dalam tata tertib karyawan. Guru memberi contoh mengambil sampah yang berserekan dan membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. Guru memberikan contoh berbicara yang santon dan sopan. Guru pun harus memberikan contoh mengucapkan terima kasih. Minta maaf Memberi penghargaan dan ucapan selamat kepada siswa yang berprestasi Menghargai pendapat siswa yang mengungkapkan ide dan gagasannya. Guru memberi contoh mengambil sampah yang berserekan dan membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. Guru dan tenaga kependidikan sekolah kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah bersamaan dengan siswa. Menanam pohon dan tanaman hias sehingga lingkungan sekolahan tampak bersih dan nyaman. Sekolah membuat taman sekolah dengan tempat duduk di sekitarnya sehingga tampak lebih asri dan nyaman. Guru dan tenaga kependidikan mengumpulkan sumbangan pada momen tertentu, seperti gempa bumi, kebakaran, banjir, ada anggota sekolah yang mengalami musibah/kematian. Guru dan tenaga kependidikan ikut mengunjungi teman yang sakit. Guru mengucapkan selamat kepada siswa yang mendapatkan prestasi. Guru ikut melayat apabila ada orangtua/wali murid yang meninggal dunia. Guru menyapa dan mengucapkan salam saat berpapasan 240 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6. 5. Kejujuran 6. Nilai Kebangsaan (Nasionalis dan Menghargai Keberagaman) 1. dengan guru dan orang yang lebih tua. Guru memberikan contoh kepada siswa dengan membantu siswa yang mengalami kesulitan memahami materi pembelajaran dengan empatik dan kesabaran. Guru memberikan penilaian secara obyektif kepada semua siswa 2. Guru menepati janji yang dibuat kepada siswa baik saat pelajaran di kelas maupun di luar kelas. 1 Siswa mengucapkan terima kasih saat pelajaran telah usai kepada guru. 2 Menyanyikan lagu kebangsaan setiap upacara bendera dan peringatan hari-hari nasional dengan semangat. 3 Guru tidak membeda-bedakan setiap peserta didik yang memiliki latar belakang budaya, agama, dan suku yang beranekaragam. 241 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 242 Lampiran 9. Analisis Hasil Angket Pelaksanaan Pendidikan Karakter TEKNIK ISTRUMENT PENILAIAN GURU No Tes Tertulis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Tes Lisan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Tes Kinerja 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 METODE PEMBELAJARAN GURU Penugasan Ind & Kel Observasi Pen. Portofolio 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Jurnal Penilalian Diri 1 1 1 1 Penilaian Antarteman 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 243 20 21 22 23 1 1 1 1 22 1 1 1 18 1 1 1 1 20 1 1 1 1 21 1 1 1 1 19 1 1 12 TEKNIK ISTRUMEN PENILAIAN GURU Tes Tertulis 21 22 20 Tes Lisan Tes Kinerja 18 Penugasan Ind & Kel 9 20 12 Observasi Pen. Portofolio 19 21 Jurnal Penilalian Diri Penilaian Antarteman Jumlah Responden: 23 9 1 1 1 1 20 1 1 1 1 21 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 244 METODE PEMBELAJARAN GURU No Konstruktivisme 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Bertanya Inkuiri 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 METODE PEMBELAJARAN GURU Pen. Active Modeling Autentik Learning 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Refleksi 1 1 1 1 1 1 Masy. Belajar Exp. Learning 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 245 21 22 23 1 1 1 19 1 11 1 1 1 19 1 1 1 19 1 1 15 1 1 16 1 1 16 Diagram Metode Pembelajaran Konstektual Guru Konstruktivisme 14 Bertanya 11 6 Inkuiri 19 16 Pen. Autentik 19 Active Learning Modeling 16 Refleksi 15 19 Masy. Belajar Exp. Learning Jumlah Responden: 23 1 6 1 1 14 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta 246