PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS KOMUNIKASI TATAP MUKA PADA PELAJAR SMA KOLESE LE COCQ d’ARMANDVILLE NABIRE SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun Oleh: Fitri Apriliyana Tiran NIM : 099114076 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI IIT]BTII\IGAhT INTENSITAS PENGGTJNAAN INTERI\IET SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS KOMT]I\IIKASI TATAP MT]KA PADA PELAJAR SMA KOLESE LE COCQ d'ARMANI}VILLE . NASIRE Dipersiapkan dar ditulis oleh: Fitri Apriliyana Tiran NIM 099114976 Panitia:Penguji 15 '- _i i'_-- .7 Susunm?an itia - ',r' Pen guj i : PengujiIff 21 ocT 2015 Dftrama Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. ilt PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HALAMAN MOTTO iv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HALAMAN PESEMBAHAN Karya ini saya permsembahkan kepada: Papaku Christofel Tiran & Mamaku Sri Wahyuni Susilawati Kedua saudaraku Fitri Apriliyani Tiran & Hellena Vivian Christa Tiran Alm. Febian Hayatullah Kumaini Hanafi SMA Kolese Le Cocq d’Armandville Teman-teman dan kerabatku dan Almamaterku tercinta v PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PERI\TYATAAI\I KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak menlrat karya atau bagian karya orang lairf kecuali yang telatr disebutkan dalam kutipan dan daftar pustak4 sebagaimana layaknya karya ilmiah. Apabila dikemudian hari ditemukan indikasi plagiarism dalam karya ini" maka saya bersedia m€nanggung sanksi sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Yogyakarta 2l Oktober 2015 Penulis w- (Fitri Apriliyana Tiran) vt PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS KOMUNIKASI TATAP MUKA PADA PELAJAR SMA KOLESE LE COCQ d’ARMANDVILLE NABIRE Fitri Apriliyana Tiran ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi dengan intensitas komunikasi tatap muka remaja. Penelitian kuantitatif asosiatif ini memanfaatkan metode try out terpakai. Skala pengukuran menggunakan kuesioner yang terdiri dari 4 aitem dengan reliabilitas 0,437. Subjek penelitian adalah 50 pelajar yang teridiri dari 24 orang laki-laki dan 26 orang perempuan dari sebuah sekolah menengah atas Kolese Le Cocq d’Armandville Nabire. Data dianalisis dengan menggunakan teknik Rank Spearman. Berdasarkan hasil analisis data, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi dengan intensitas komunikasi tatap muka remaja (r = 0,719; p > 0,05). Kata kunci: intensitas komunikasi, internet, tatap muka, pelajar. vii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI RELATIONSHIP INTENSITY OF INTERNET MEDIA COMMMUNICATION WITH INTENSITY OF FACE TO FACE COMMUNICATION TO SENIOR HIGH SCHOOL KOLESE LE COCQ d’ARMANDVILLE NABIRE Fitri Apriliyana Tiran ABSTRACT This research aimed to examine the relationship intensity of internet media communication with intensity of face to face communication adolescent. This research was a associative quantitative research. A scale measuring intensity communication by using questionnaire. The scale scale was consisted of four items with reliability 0,437. Subjects were 50 studensts that consist of 24 men and 26 women from a senior high schoo Kolese Le Cocq d’Armandville Nabire. The data were analyzed using Ranks Spearman technique. The analysis shows that there is no significant relationship between intensity of internet media communication with intensity of face to face communication adolescent (r = 0,719; p >0,05). Keyword: intensity of communication, internet, face to face, student. viii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LEMBAR PERNTYATAAT{ PERSETUJUAI\ PT]BLIKASI KARYA ILMIAH T]NTI]K KEPENTINGAI\T AKADEI\{ISI Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Fitri Apriliyana Tiran NIM : 099114076 demikian perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang bedudul: HUBUNGAFI INTENSITAS PENGGT]NAAI\ INTER}IET SEBAGAI MEDIA KOMT]I\IKASI DENGAI\ INTENSITAS KOMTIIilKASI TATAP MT]KA PADA PELAJAR KOLESE LE COCQ d'ARMAI\DVILLE NABIRE Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lairq mengolahnya dalam bentuk pangkalan data" mendistribusi secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain demi kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya ataupun memberikan royalti kepada saya selama mencanfumkan nama saya sebagai penulis. Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenamya Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 21 Oktober2015 Yang menyatakan 4tt (Fitri Apriliyana Tiran) tx PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, karunia, dan penyertaan-Nya sehingga penelitian dan penyusunan skripsi “Hubungan Intensitas Penggunaan Internet sebagai Media Komunikasi dengan Intensitas Komunikasi Tatap Muka Remaja di Nabire” dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam meraih gelar sarjana Psikologi (S.Psi.) di Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Dalam mengerjakan penelitian hingga terselesaikannya skripsi ini, penulis telah mendapatkan banyak doa, semangat, bimbingan, saran, serta kritik yang positif dari bebagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Orang tua, Bapak Christofel Tiran dan Ibu Sri Wahyuni Susilawati, atas pengertian, dukungan, doa, dan segala bantuan yang tak terhingga yang telah diberikan kepada penulis selama ini dan hingga saat ini. 2. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 3. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si selaku dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan arahan, saran, serta semangat kepada penulis selama penilitian hingga terselesaikannya skripsi ini. 4. Ibu Debri Pristinella, M.Si. dan Ibu Dewi Soerna Anggraeni, M.Psi., selaku dosen penguji. 5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang telah mendampingi dan berbagai ilmu selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi Univeristas Sanata Dharma, Yogykarta. 6. Seluruh staf laboratorium Psikologi, staf kebersihan, dan staf keamanan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. 7. Romo Seno, Romo Tito, Romo Fristian yang telah memberikan semangat dan bimbingan selama proses kehidupan penulis. 8. SMA Kolese Le Cocq d’Armandville selaku almamater yang telah bersedia menjadi sampel penelitian skripsi ini. 9. Fitri Apriliyani Tiran dan Hellena Vivian Christa Tiran selaku saudara kandung penulis atas doa, kasih sayang, semangat, serta kritik kepada penulis. Terima kasih. 10. Sara, Consita, Yuliana, Itha, Febria atas doa, semangat, dan waktu kalian dari SMA hingga saat ini. I love you, girls. 11. Suhadianca Sangadji, Alm. Febian Hayatullah Kumaini Hanafi dan Sayid Abdullah atas doa, cinta, semangat dari kalian bertiga. I love you, boys. 12. Lele, Laurin, Andi Rosita, Yenny, Ole, Dian, Kris, Asti, Lele, Lia, Wiwik, Ervin, Chelsy, Tessa, Arnoldus, Odhy, Firman, Rian, Akbar atas doa, x PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI dukungan, keceriaan, semangat, cerita, serta kebersamaan kepada penulis. Kalian adalah keluarga kedua selama penulis hidup sebagai mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Serta ucapan terima kasih kepada Ibu Sakidjan selaku ibu kost yang telah memberikan dukungan doa. 13. Teman-teman angkatan 2009 tanpa terkecuali, atas dukungan, doa, keceriaan, dan kebersamaan selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. 14. Semua Pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, sehingga kritik dan saran yang membangun untuk sesuatu yang lebih baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Yogyakarta, 21 Oktober 2015 Penulis xi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI..................................................................iii HALAMAN MOTTO .............................................................................................. iv HALAMAN PESEMBAHAN .................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. vi ABSTRAK .............................................................................................................. vii ABSTRACT .............................................................................................................viii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .... ix PRAKATA ................................................................................................................ x DAFTAR ISI ........................................................................................................... xii DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 9 C. Tujuan Penelitian........................................................................................ 9 D. Manfaat Penelitian...................................................................................... 9 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 11 A. Definisi Komunikasi Tatap Muka ............................................................ 11 1. Elemen-elemen dalam Komunikasi Tatap Muka .................................... 12 2. Ciri-ciri Komunikasi Tatap Muka ............................................................ 13 3. Tujuan Komunikasi Tatap Muka.............................................................. 14 3. Pesan Verbal dan Nonverbal .................................................................... 16 4. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Tatap Muka ............................ 16 B. Komunikasi melalui Media Internet ......................................................... 18 1. Definisi Komunikasi Melalui Media Internet .......................................... 18 2. Jenis-jenis Aplikasi Melalui Media Internet ............................................ 19 3. Intensitas Penggunaan Internet sebagai Media Komunikasi .................... 22 xii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4. Karakteristik Internet Sebagai Media Komunikasi .................................. 23 5. Keunggulan dan Kelemahan Internet sebagai Media Komunikasi .......... 24 C. Masa Remaja ............................................................................................ 25 D. Dinamika Hubungan ................................................................................ 27 E. Skema ....................................................................................................... 32 F. Hipotesis ................................................................................................... 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 33 A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 33 B. Variabel Penelitian ................................................................................... 33 C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................................. 33 D. Subjek Penelitian ...................................................................................... 34 E. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 35 F. Alat Pengumpulan Data ........................................................................... 35 G. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur .................................................. 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 39 A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 39 B. Deskripsi Subjek Penelitian ..................................................................... 39 C. Hasil Penelitian ........................................................................................ 41 D. Pembahasan .............................................................................................. 46 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 50 A. Kesimpulan............................................................................................... 50 B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 50 C. Saran ......................................................................................................... 50 1. Bagi Peneliti Selanjutnya ......................................................................... 50 2. Bagi Subjek Penelitian ............................................................................. 51 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 52 LAMPIRAN ........................................................................................................... 60 xiii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel 1 Pilihan Media Internet ............................................................................... 35 Tabel 2 Jenis Kelamin ............................................................................................. 36 Tabel 3 Intensitas Penggunaan Internet sebagai Media Komunikasi ..................... 36 Tabel 4 Intensitas Komunikasi Tatap Muka ........................................................... 36 Tabel 5 Frekuensi Komunikasi Internet .................................................................. 36 Tabel 6 Frekuensi Komunikasi Tatap Muka ........................................................... 36 Tabel 7 Hasil Uji Realibilitas .................................................................................. 38 Tabel 8 Deskripsi Subjek berdasarkan Intensitas Penggunaan Internet sebagai Media Komunikasi .................................................................................................. 40 Tabel 9 Deskripsi Subjek berdasarkan Intensitas Komunikasi Tatap Muka .......... 40 Tabel 10 Deskripsi Subjek berdasarkan Jenis Kelamin .......................................... 40 Tabel 11 Deskripsi Subjek berdasarkan Usia ......................................................... 40 Tabel 12 Deskripsi Subjek berdasarkan Pilihan Aplikasi Internet ......................... 41 Tabel 13 Hasil Uji Normalitas pada Intensitas Penggunaan Internet sebagai Media Komunikasi ............................................................................................................. 42 Tabel 14 Hasil Uji Normalitas pada Intensitas Komunikasi Tatap Muka .............. 42 Tabel 15 Hasil Uji Linearitas .................................................................................. 44 Tabel 16 Hasil Uji Hipotesis ................................................................................... 45 xiv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN A Kuesioner Penelitian ..................................................................... 61 LAMPIRAN B Uji Reliabilitas ............................................................................... 63 LAMPIRAN C Uji Normalitas ............................................................................... 65 LAMPIRAN D Uji Linearitas ................................................................................. 69 LAMPIRAN E Uji Hipotesis .................................................................................. 71 LAMPIRAN F Deskripsi Data Demografik Subjek ............................................... 73 xv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupan sosialnya, menciptakan suatu interaksi dengan komunitas atau individu tertentu, salah satunya adalah menggunakan komunikasi. Trenholm dan Jensen (dalam Wiryanto, 2004) menyatakan komunikasi adalah suatu proses dimana sumber mentrasmisikan pesan kepada penerima melalui berbagai saluran. Komunikasi menjadi sangat penting, karena memperantai informasi dari satu pihak kepada pihak lain dengan tujuan tersebarnya maksud dan makna yang sama antara pengirim dan penerima pesan. Keberhasilan komunikasi dapat diukur dengan tersampaikannya informasi, sehingga akan terbangun pemahaman dan pengertian antara dua belah pihak (Maulana dan Gumelar, 2013). Komunikasi adalah bagian paling penting dalam aktivitas seharihari. Diawali dari ketika bangun pagi, bekerja atau belajar, berada di dalam kendaraan, menunggu pekerjaan dan pelajaran dimulai, berdiskusi di kelas, hingga mengirim email atau mengomentari status di jejaring sosial internet. Para ahli menyebutkan lebih dari 80% alokasi waktu dalam satu hari dilakukan dengan komunikasi (Maulana dan Gumelar, 2013). Menurut Darmawan (2007) komunikasi dapat terjadi dalam beberapa bentuk, diantaranya dalam bentuk komunikasi personal dan komunikasi kelompok. Komunikasi juga dapat bersifat baik komunikasi tatap muka 1 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI dan komunikasi melalui perantara media. Berdasarkan cara penyampaian komunikasi dapat dilakukan secara verbal dan non-verbal. Perkembangan zaman ditandai dengan kecanggihan teknologi yang membuat manusia mengubah bentuk, sifat dan cara berkomunikasi mereka. Internet merupakan media komunikasi yang tidak terbatas dan tanpa hambatan, baik hambatan geografis dan hambatan waktu. Menurut Horrigan (2000) internet merupakan salah satu media teknologi yang paling berkembang pesat karena memiliki kecepatan koneksi, perangkat akses, dan aplikasi-aplikasi yang meluas. Sebagai contoh, fasilitas-fasilitas (warnet), hotspot wife (wireless fidelity) gratis di sekolah, perpustakaan bahkan di area publik. Lazarsfeld, dkk (dalam Hemmer, 2009) menyatakan bahwa setiap teknologi memiliki efek menggantikan, hal ini juga terjadi pada beberapa media komunikasi sebelum internet, contoh dari radio ke media cetak seperti buku, majalah, koran, dan lain sebagainya. Menurut Ramadhan (2005) sejarah internet dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1960-an. Internet (Interconnected Network) adalah sebuah sistem yang mampu menghubungkan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia. Internet sebagai media komunikasi, internet mempunyai peran sebagai alat (chanel) untuk menyampaikan pesan (message) dari komunikator atau penyalur pesan (source) kepada komunikan atau penerima pesan (receiver). 2 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Internet sebagai media komunikasi mendorong industri elektronik untuk menciptakan perangkat komunikasi berbasis komputer seperti, komputer, laptop, notebook, tablet, dan smartphone, seperti Blackberry, Android, dan iPhone berserta aplikasi-aplikasinya (email, chatting, dan jejaring sosial). Semua alat telekomunikasi tersebut dapat saling terhubung dengan menggunakan jaringan internet yang memungkinkan pengguna saling terhubung meskipun saling berjauhan tempat (Arham, 2014). Menurut Greenfield dan Subrahmanyam (2008) komunikasi melalui media internet merupakan bentuk komunikasi baru yang telah banyak digunakan oleh masyarakat, terlebih pada remaja. Remaja merupakan pengguna terbanyak komunikasi melalui media internet seperti, chatting, email, dan jejaring sosial serta situs internet lainnya seperti You Tube, Blog, dan Game Online (Greenfield dan Subrahmanyam, 2008). Penelitian pada tahun 2008 menunjukkan bahwa 58 remaja Jerman menggunakan situs jejaring sosial Facebook dan MySpace untuk berkomunikasi (Kramer dan Winter, 2008). Penelitian Sheldon (2008) juga menunjukkan bahwa remaja rata-rata menghabiskan waktu 47 menit perhari untuk Facebook. Selain itu, penelitian Anderson, dkk (2010) menunjukkan bahwa 100 remaja yang menggunakan situs pribadi atau weblogs terlibat komunikasi yang bertujuan untuk membina hubungan dan memelihara hubungan dengan teman sebaya. 3 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Penelitian yang dilakukan Nielsen Survey menemukan fakta bahwa rata-rata remaja mengirim pesan tertulis (text messager) atau SMS sebanyak 3.417 kali dalam sebulan atau rata-rata 7 kali setiap jam. Remaja putri lebih banyak mengirim pesan tertulis sebanyak 3.952 kali perbulan, sedangkan remaja putra mengirim pesan tertulis sebanyak 2.815 kali perbulan (dalam http://www.vemale.com/ diakses 23 Oktober 2013). Fenomena internet sebagai media komunikasi juga terjadi pada remaja di Indonesia. Survei dan studi yang dikaji sekitar tahun 2000 sampai dengan tahun 2003-an yang menunjukkan bahwa 252 responden pelajar SMA Surabaya menggunakan internet sebesar 62,3% untuk chatting. Penelitian lain yang dilakukan oleh Surya (2002) terhadap remaja SMA dan perguruan tinggi di Kotamadya Surabaya menemukan bahwa fasilitas internet yang sering digunakan adalah chatting, emailing, dan browsing. Kemudian, studi terhadap 182 remaja SMA di Jakarta Selatan yang dilakukan Novanana (2003) menunjukkan juga bahwa 50,5% menggunakan chatting untuk berkomunikasi. Pada tahun 2008, Spire Research dan Consulting serta Majalah Marketing (dalam Qomariyah, 2009) melakukan survei tren dan kesukaan di lima kota besar di Indonesia (Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan, dan Makasar). Sebanyak 1.000 responden usia 13 – 18 tahun menggunakan internet dalam kegiatan sehari-hari seperti mengirimkan pesan tertulis. Kemudian, penelitan di Indonesia yang dilakukan pada bulan April hingga Juli 2012 terhadap 800 remaja menunjukkan bahwa remaja 4 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI berusia 12 – 17 tahun rata-rata mengirimkan pesan tertulis sebanyak 60 kali perhari. Remaja putri mengirim 100 pesan tertulis dan remaja putra mengirim 50 pesan tertulis. Sebanyak 75% remaja menyatakan bahwa mereka lebih suka komunikasi menggunakan tulisan, 63% dari mereka menyatakan mengirim pesan tertulis setiap hari, dan 39% melakukan komunikasi tatap muka (dalam http://www.vemale.com/ diakses 26 Agustus 2015). Hasil penelitian terbaru tahun 2014 yang dilakukan oleh lembaga PBB, UNICEF, bersama mitra Kementrian Komunikasi dan Informatika, dan Universitas Harvard mengenai keamanan penggunaan media digital pada anak dan remaja di Indonesia, diketahui sebanyak 98% dari anak dan remaja yang berusia 10 – 19 tahun tahu tentang internet dan 79,5% adalah pengguna internet. Selain itu, penelitian ini juga menyatakan bahwa anak dan remaja mengakses internet untuk terhubung dengan teman lama dan teman baru dan mayoritas komunikasi mereka dilakukan dengan teman sebaya, guru, dan anggota keluarga (dalam http://kominfo.go.id/ diakses 26 Agustus 2015). Hal tersebut sesuai dengan periode perkembangan remaja secara sosial yang bertujuan untuk mencapai kemandirian dan perubahan dalam menjalin relasi dengan orang lain (Santrock, 2007). Pada masa ini, remaja mengalami perkembangan aspek kepribadian dan sosial yang lebih banyak melibatkan kelompok teman sebaya dibandingkan orangtua (Conger,1991; Papalia dan Ods, 2001). 5 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Tingginya komunikasi intensitas dapat penggunaan mengakibatkan internet semakin sebagai rendahnya media intensitas komunikasi tatap muka (Arfika, 2012). Penelitian Takariani (dalam Kurniasari, 2013) menunjukkan bahwa chatting melalui Facebook berpengaruh secara signifikan sebesar 52,7% mengurangi komunikasi tatap muka remaja dalam keluarga. Penggunaan internet sebagai media komunikasi yang berlebihan dapat menurunkan sifat sosial remaja di masyarakat karena lebih suka menggunakan jejaring sosial untuk berkomunikasi (dalam http://kominfo.go.id/ diakses 10 Maret 2014). Psikolog Neil Bernstein menyatakan bahwa kecenderungan remaja menghindari komunikasi tatap muka dan lebih suka dengan pesan tertulis karena media sosial seperti, Facebook, Twitter, dan pesan instan (chatting) membuat remaja addiction atau ketergantungan (dalam http://ictwatch.com/ diakses 21 Februari 2013). Fenomena komunikasi melalui media internet oleh Walther (1996) disebut sebagai komunikasi Hypepersonal yakni komunikasi dengan perantara internet secara sosial lebih menarik daripada komunikasi tatap muka. Hal tersebut tampaknya akan terus terjadi seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi. Komunikasi yang semula lebih menekankan pada komunikasi tatap muka tampaknya akan lebih banyak terjadi dengan komunikasi tulisan melalui media internet. Berdasarkan, latar belakang yang telah dituliskan, peneliti memiliki ketertarikan untuk mengkaji apakah ada hubungan antara intensitas 6 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI penggunaan internet sebagai media komunikasi dengan intensitas komunikasi tatap muka remaja di Nabire. Ketertarikan peneliti untuk melakukan studi ini karena diketahui bahwa remaja di Nabire memiliki keinginan untuk berhubungan dengan teman sebaya baik melalui komunikasi melalui media internet dan komunikasi tatap muka. Hal ini berdasarkan hasil wawancara bahwa remaja di Nabire melalukan aktivitas komunikasi di dunia maya seperti, browsing, chatting, dan update status atau mengkomentari status teman mereka pada pukul 01.00 – 04.30 WIT. Hal ini membuat remaja di Nabire rela menggunakan waktu istirahat mereka. Selain itu, diketahui juga bahwa di Nabire masih mengalami minimnya fasilitas internet, seperti jumlah warnet yang tidak banyak, akses koneksi yang tidak memadai (sangat lambat), dan biaya yang mahal yakni Rp10.000-, perjam, dan belum tersedianya hotspot wife (wireless fidelity) di area publik. Selain itu, di Nabire baru mempunyai dua provider jasa telekomunikasi internet, yaitu Telkomsel dan Indosat. Hal ini karena internet di Indonesia Bagian Timur (Papua) bisa menghabiskan Rp6.000.000-, perbulan karena internet di sana sama sekali tidak memiliki jaringan yang membuatnya dapat memperoleh askes internet murah atau setara dengan tarif normal (dalam http://bisnis.liputan6.com/ diakses 12 Februari 2014). Dari hasil wawancara juga diketahui bahwa dua dari tiga narasumber menyatakan bahwa mereka lebih banyak menghabiskan waktu selama 4 hingga 6 jam perhari untuk berkomunikasi melalui media internet 7 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI dibandingkan komunikasi tatap muka yang terjadi selama 3 jam perhari. Menurut Nie, 2001 (dalam Papalia, dkk 2013) dampak penggunaan internet sebagai media komunikasi dapat menyebabkan remaja menghabiskan waktu lebih banyak di internet dan memiliki sedikit teman (Mesch, dalam Papalia, 2013). Penggunaan internet yang berlebihan pada tahun 90-an hingga awal 2000-an menunjukkan bahwa remaja yang menggunakan internet sebagai media komunikasi akan lebih banyak menghabiskan waktu mereka berkomunikasi dengan orang asing, sehingga mengurangi waktu hubungan sosial remaja dengan keluarga dan teman di dunia nyata (Kraut dkk, 1998 dalam Valkenburg dan Peter 2009). Selain itu, narasumber juga menyatakan bahwa mereka dan beberapa teman mereka melakukan dua aktivitas yaitu komunikasi melalui media internet dan komunikasi tatap muka pada waktu bersamaan. Menurut Kay (dalam Papalia, 2013) komunikasi tatap muka pada remaja itu penting karena terkait dengan tugas perkembangan pada aspek kepribadian dan aspek sosial. Hal ini sesuai dengan tujuan komunikasi tatap muka yaitu membangun dan mempertahankan hubungan sosial. Hubungan sosial ini dapat menghindari diri dari kesendirian dan depresi (Devito, 1995 dalam Maulana dan Gumelar, 2013). Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan hubungan intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi dan intensitas komunikasi tatap pada remaja di masa depan. 8 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI B. Rumusan Masalah Apakah terdapat hubungan intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi dengan intensitas komunikasi tatap muka remaja di Nabire? C. Tujuan Penelitian Mengetahui hubungan intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi dengan intensitas komunikasi tatap muka pada remaja di Nabire. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis a. Memberikan tambahan pengetahuan mengenai komunikasi melalui media internet dan komunikasi tatap muka pada bidang Psikologi Komunikasi dan Psikologi Perkembangan. b. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi refrensi bagi penelitian selanjutnya yang tertarik dengan masalah intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi dan intensitas komunikasi tatap muka. 9 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai komunikasi tatap muka dan komunikasi melalui media internet pada remaja di Nabire. b. Subjek Memberikan informasi kepada remaja tentang cara mengartikan dan menggunakan aplikasi internet sebagai media komunikasi. Hal ini diharapkan agar remaja mengetahui tentang resiko bahaya yang mungkin timbul dari pertemuan langsung dengan seseorang yang baru dikenal dari dunia maya. c. Orangtua Subjek Pihak orang tua dan guru harus mengawasi dan mendampingi anak-anak mereka dalam aktivitas digitalnya, dan terlibat didalamnya. Salah satu cara sederhana, contohnya orang tua dapat menjadi 'teman' di akun jejaring sosial anak. Hal ini bertujuan agar orangtua dapat bergabung dan berkomunikasi secara intensif dengan anak- anak untuk menciptakan lingkungan yang aman dan positif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak mereka di dunia cyber. 10 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Komunikasi Tatap Muka Menurut Wiryanto (2004) istilah komunikasi berasal dari bahas Latin yaitu, communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya yaitu communis bermakna umum atau bersama-sama. Shannon dan Weaver (dalam Wiryanto, 2004) menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, dengan cara sengaja maupun tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka atau nonverbal, lukisan, dan teknologi. Komunikasi tatap muka memiliki banyak definisi dari berbagai ahli, misalnya Devito (1989) mendefinisikan komunikasi tatap muka adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera. Rogers (dalam Wiryanto, 2004) mendefinisikan komunikasi tatap muka sebagai komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Berdasarkan pengertian di atas, peneliti memahami bahwa komunikasi tatap muka merupakan usaha manusia mengirim pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain atau sekelompok orang dari mulut ke mulut dalam interaksi tatap muka dengan umpan balik secara langsung. 11 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12 1. Elemen-elemen dalam Komunikasi Tatap Muka DeVito (1990) menyatakan bahwa proses komunikasi tatap muka akan terjadi dengan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Pengirim dan penerima pesan Komunikasi tatap muka paling tidak melibatkan dua orang, setiap orang merasakan dan mengirim pesan (fungsi komunikator). Lalu diterima dan dipahami (fungsi komunikan). b. Pengkodean dan pemecahan kode Pengkodean (produksi pesan) adalah proses pengalihan pikiran dalam bentuk lambang atau disusun terlebih dahulu dengan menggunakan katakata. Pemecahan kode (tindakan menginterpretasikan kode) adalah proses di mana komunikan menetapkan makna dan lambang yang disampaikan komunikator. c. Pesan Pesan menngekspresikan pikiran dan perasaan. Komunikasi tatap muka tidak selalu secara verbal. Melainkan dapat dikomunikasikan melalui gerakan, sentuhan sama seperti kita berkomunikasi verbal. d. Efek Proses komunikasi memiliki berbagai akibat,baik pada salah satu pihak atau keduanya. Efek dari kegiatan komunikasi mencakup tiga aspek yaitu: Aspek kognitif Menyangkut kesadaran dan pengetahuan, pengetahuan atau belajar bagaimana menganalisis. misalnya memperoleh PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13 Aspek afektif Menyangkut sikap, kepercayaan, emosi, dan perasaan, misalnya perasaan sedih, gembira. Aspek konatif dan psikomotor Menyangkut perilaku dan tindakan berbuat seperti apa yang disarankan. e. Channel komunikasi Channel komunikasi adalah media yang dilalui oleh pesan. Channel berfungsi sebagai jembatan antara komunikator dan komunikan, contoh berbicara dan mendengar, mencium, melihat, mengeluarkan bau, dan bahkan menyentuh untuk berkomunikasi. Hal-hal yang dapat dikatakan sebagai channel adalah tatap muka, telepon, surat, televisi, dll. f. Konteks Cara kita berkomunikasi setiap saat berbeda dipengaruhi oleh konteks. Konteks adalah situasi yang ada hubungannya dengan kejadian. Tiga dimensi konteks komunikasi adalah fisik, sosial psikologis, dan temporal. Pada tahun 1995 DeVito menambahkan dua elemen komunikasi tatap muka, yaitu: kompetensi dan etika. 2. Ciri-ciri Komunikasi Tatap Muka Komunikasi tatap muka memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Pengguna yang melakukan komunikasi berada dalam jarak yang dekat (saling berdekatan/ face to face). Apabila salah satu lawan bicara PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14 menggunakan media dalam penyampaian pesan karena perbedaan jarak, itu tidak dapat dikatakan sebagai komunikasi tatap muka. b. Pengguna yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara spontan baik secara verbal dan nonverbal. Respon yang diberikan merupakan feedback yang dapat mengurangi kebohongan salah satu lawan bicara dengan cara melihat gerak-gerik ketika sedang berkomunikasi. c. Keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab para peserta komunikasi berdasarkan syarat-syarat yang berlaku seperti waktu, tempat, dan lawan bicara. d. Kedekatan hubungan pengguna komunikasi akan tercermin pada pesan nonverbal mereka, seperti sentuhan, tatapan mata yang ekspresif, dan jarak fisik yang dekat. Berdasarkan pengertian di atas, maka disimpulkan bahwa komunikasi tatap muka mempunyai ciri-ciri dari pengirim dan penerima pesan, pesan verbal dan pesan nonverbal, dan efek. 3. Tujuan Komunikasi Tatap Muka DeVito (1995) menyatakan bahwa komunikasi tatap muka memiliki lima tujuan, yaitu: a. Proses belajar. Setiap kita berkomunikasi secara tatap muka, kita belajar mengenai sesuatu yang terjadi di sekitar lingkungan kita. Kita belajar tentang orang lain dan diri sendiri. Komunikasi tatap muka membantu kita PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15 untuk mengerti, memahami, dan merespon lingkungan di sekitar kita, seperti peraturan, norma-norma dan etika yang berlaku. Selain itu, kita juga mengetahui bagaimana pendapat orang lain mengenai suatu hal ataupun peristiwa, dan kita juga mengetahui bagaimana orang lain menilai atau merespon diri dan tingkah laku kita. b. Untuk membangun hubungan. Setiap orang ingin membangun dan mempertahankan sebuah hubungan. Kita menghabiskan waktu untuk melakukan komunikasi tatap muka untuk membangun dan mempertahankan hubungan sosial. Hubungan sosial menghindari diri kita dari kesendirian dan depresi. c. Untuk memengaruhi. Dalam komunikasi tatap muka kita sering mencoba mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain. d. Untuk bermain. Berdiskusi tentang hobi, dan menceritakan lelucon merupakan hal yang sangat penting. Hal itu dapat menyeimbangkan hidup dan membuat pikiran kita beristirahat sejenak dari hal-hal yang serius. e. Untuk menolong. Melalui komunikasi tatap muka kita dapat menenangkan, menghibur, dan memberi saran kepada teman. Secara professional atau bukan, keberhasilan untuk menolong seseorang tergantung pada keterampilan komunikasi tatap muka orang tersebut. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16 3. Pesan Verbal dan Nonverbal Menurut Maulana dan Gumelar (2013) proses komunikasi tatap muka terjadi penyampain pesan anatara pengirim dan penerima pesan, yaitu pesan verbal dan pesan nonverbal. a. Pesan verbal merupakan proses komunikasi yang berkaitan dengan dua hal yakni, kata dan makna yang mencakup pengiriman kata-kata dari sistem saraf dengan maksud menghasilkan makna. Kemudian, berbahasa dan berpikir. Bahasa ialah kemampuan yang kompleks di mana orang dapat mengkomunikasikan berbagai pesan dengan menggunakan simbol yang dapat dimengerti. b. Pesan nonverbal mencakup segala ungkapan yang tidak disadari dalam bentuk gerak, isyarat, gerak tubuh air muka, nada atau getaran suara, dan tarikan napas. Dari keseluruhan yang telah dituliskan di atas, maka disimpulkan bahwa komunikasi tatap muka adalah proses penyampaian ide, gagasan dan pikiran berupa pesan verbal dan pesan nonverbal yang memiliki tujuan terntentu antara pengirim dan pengerima pesan yang terjadi secara kontak fisik dan memiliki berbagai akibat, baik pada salah satu pihak atau keduanya. 4. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Tatap Muka Menurut Rakhmat (2011) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi komunikasi tatap muka individu antara lain: PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17 a. Presepsi interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimuli indrawi yang berasal dari komunikan berupa pesan verbal dan nonverbal. Kecermatan dalam memberikan makna akan berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi, seorang peserta komunikasi yang salah memberi makna terhadap pesan akan mengakibatkan kegagalan komunikasi. b. Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri positif ditandai dengan lima hal, yaitu: 1. yakin akan kemampuan mengatasi masalah, 2. merasa setara dengan orang lain, 3. menerima pujian tanpa rasa malu, 4. menyadari bahwa setiap orang bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan, dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat, 5. mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkap aspekaspek kerpribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubah. c. Atraksi interpersonal adalah kecenderungan “suka” kepada orang lain, adanya sikap positif dan daya tarik seseorang. Semakin ada ketertarikan kepada seseorang maka kecenderungan untuk berkomunikasi dengannya juga semakin besar. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18 B. Komunikasi melalui Media Internet Pada bagian ini dijelaskan definisi dari komunikasi melalui media internet, jenis aplikasi komunikasi melalui media internet, karakteristik internet sebagai media komunikasi, dan keunggulan dan kelemahan internet sebagai media komunikasi. 1. Definisi Komunikasi Melalui Media Internet Ferris (dalam Sosiawan, 2008) mendefinisikan komunikasi melalui media internet sebagai “interaksi secara interpersonal yang dihubungkan oleh komputer yang meliputi komunikasi asynchronous dan synchronous melalui fasilitas dalam internet”. Kemudian, menurut Sosiawan (2008) secara aplikatif komunikasi melalui media internet adalah “penggunaan komputer beserta fasilitas dan kemampuannya untuk digunakan sebagai alat penyampaian pesan baik bersifat massa ataupun pribadi”. Sosiawan (2008) menyatakan bahwa secara rinci komunikasi melalui media internet dalam proses penggunaannya dapat diuraikan menjadi tiga, yaitu: a. Aktivitas dan proses komunikasi bermedia internet adalah pertukaran data melalui komputer namun tetap melibatkan manusia sebagai pemberi kontertulis pada aktivitas dan proses komunikasi tersebut seperti menulis “surat” melalui email, menuliskan kata-kata pada waktu yang sama dalam komunitas chatting, serta menciptakan web site. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI b. Level dan konteks komunikasi melalui media internet 19 adalah pengelompokan pengguna komunikasi berdasarkan jenis aplikasi yang digunakan dalam berkomunikasi melalui media internet. (a) level individual, pengguna internet menggunakan internet tools untuk mencari dan menerima informasi dan berkomunikasi dengan pengguna lain. Email adalah fasilitas yang paling banyak digunakan pada level ini. (b) level komunikasi group, pada level ini, email masih tetap digunakan sebagai fasilitas dalam pengguaan sistem chat. (c) level komunikasi massa menggunakan fasilitas broadcast online yaitu web sites. c. Perspektif lintas budaya menjelaskan bahwa komunikasi melalui media internet mampu melintasi jarak dan batas. Oleh karena itu, dapat terjadi pentukaran antarbudaya. Berdasarkan pengertian di atas, peneliti memahami bahwa komunikasi melalui media internet merupakan aktivitas interaksi komunikasi secara pribadi atau massa yang dihubungkan oleh jaringan komputer dengan penggunaan aplikasi digunakan oleh user. 2. Jenis-jenis Aplikasi Melalui Media Internet Menurut Sosiawan (2008) ada tiga fasilitas internet yang digunakan untuk berkomunikasi, yaitu email, chat dan jejaring sosial. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20 a. Surat Elektronik (email) Surat elektornik (email) adalah fasilitas surat menyurat berbasiskan media web. Berbeda dengan surat secara fisik, pengirim surat dilakukan secara otomatis dengan software yang sudah tersedia. Sebagai pengganti alamat pengiriman, para pengguna email harus memiliki akun (account) yang menunjukkan diri pengguna. Dewasa ini, banyak penyedia jasa email (provider) di internet, sepeti yahoo, google, hotmail, dsb. b. Chat Chat adalah sistem percakapan yang memungkinkan para penggunanya berkomunikasi seolah-olah secara langsung seperti tatap muka, namun dengan menggunakan tertulis atau tulisan. Software yang mendukung fitur chat, misalnya Internet Relay Chat (IRc), Yahoo Messenger, MSN Messenger. Selain itu, fasilitas chat juga tersedia di situs jejaring sosial Facebook. Semakin berkembangnya media komunikasi melalui media internet, fitur chat juga semakin beraneka ragam yang tidak hanya terpasang di komputer atau laptop, tetapi juga gadget dan smartphone, seperti WhatsApp Messenger, LINE: Free Calls & Messages, WeChat, KakaoTalk: Free Calls & Text, BBM, dsb. Satu syarat khusus dalam chatting adalah baik komunikator dan komunikan harus pada kondisi online untuk berkomunikasi (Sosiawan, 2008). Jenis komunikasi yang terjadi dalam chatting adalah synchronous communication, di mana pengirim dan penerima pesan berada pada waktu PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21 yang sama dalam komunikasi, maka proses komunikasi juga berlangsung relatif cepat. c. Situs Jejaring Sosial Situs jejaring sosial (social network service) kini berkembang pada web site sebagai media komunikasi. Menurut Ajie (dalam Singgih, 2011) situs jejaring sosial adalah sejenis perangkat lunak berbasis web yang memungkinkan pengguna internet saling berhubungan satu sama lain. Adanya situs jejaring sosial akan terbentuk komunitas-komunitas maya berdasarkan kriteria tertentu. Secara sistematis situs-situs ini menawarkan akun seperti pada email, namun user nantinya akan memiliki sebuah halaman ibarat ruangan, di mana user diberi kebebasan memberi atau memasang foto, biodata, serta info yang berkaitan dengan dirinya. Komunikasi yang lazim terjadi pada jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Path, MySpcae, Google+, dan lain sebagainya adalah melalui pemberian komentar. User dapat memberikan status dan user lain yang sudah terdaftar sebagai “teman” dari user tersebut dapat memberi komentar. Bila komentar tersebut direspon secara kontinu, maka terjadi proses komunikasi antaruser. Dari pengertian di atas, peneliti simpulkan bahwa ada jenis aplikasi yang saat ini banyak digunakan dalam berkomunikasi melalui media internet adalah aplikasi chatting seperti WhatsApp Messenger, LINE: Free Calls & Messages, WeChat, KakaoTalk: Free Calls & Text, BBM, dan jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Path, MySpace, Google+. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22 3. Intensitas Penggunaan Internet sebagai Media Komunikasi Menurut Irawati (2003) intensitas adalah kuantitas usaha seseorang atau individu dalam melakukan tindakan. Seseorang yang melakukan suatu usaha tertentu memiliki jumlah, pada pola tindakan dan perilaku yang sama, yang didalamnya adalah usaha untuk mendapatkan pemuasaan kebutuhannya. Sesuatu tindakkan yang dilakukan pada waktu tertentu itu memiliki jumlah tindakan yang dikatakan sebagai mempunyai intensitas. Menurut Horrigan (dalam Qomariah, 2009) tedapat dua hal mendasar yang harus diamati untuk mengetahui intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi seseorang, yakni frekuensi internet sebagai media komunikasi dan lamanya menggunakan akses internet tersebut oleh pengguna. Andarwati dan Sankarto (2005) menyatakan bahwa intensitas mengacu pada frekuensi yang dinyatakan dalam satuan kurun waktu tertentu (per hari, per minggu, atau per bulan) dan durasi yang dinyatakan dalam satuan kurun waktu tertentu (permenit atau perjam). The Graphic, Visualization dan Usability Center, the Georgia Institute of Technology (dalam Qomariah, 2009) menggolongkan pengguna internet menjadi tiga kategori berdasarkan intensistas internet yang digunakan: a. Heavy users/ pengguna berat (lebih dari 40 jam perbulan) b. Medium users/ pengguna sedang (antara 10 sampai 40 jam perbulan) c. Light users/ pengguna ringan (kurang dari 10 jam perbulan) Berdasarkan pengertian di atas, peneliti memahami bahwa intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi merupakan suatu tindakan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23 yang sama yang dilakukan memiliki jumlah dalam kurun waktu tertentu dan mengacu pada kuantitas atau frekuensinya. 4. Karakteristik Internet Sebagai Media Komunikasi Menurut Sosiawan (2008) perbedaan karakteristik internet sebagai media komunikasi dengan media komunikasi lainnya, antara lain: a. Komunikasi melalui internet diharuskan menggunakan komputer, namun dewasa ini konsep penggunaan internet juga sudah digunakan melalui telepon gengam. b. Komunikasi memberikan penawaran yang interaktif. Terdapat timbal balik yang cukup tinggi dalam komunikasi melalui internet (hal ini jelas terdapat pada chatting) baik komunikator dengan komunikan, maupun komunikator dengan software atau komputer. c. Siapa saja mampu menjadi komunikator dalam komunikasi melalui internet. d. Komunikasi melalui media internet juga memiliki dampak pada pergeseran pola hidup. Hal ini akibat seringnya penggunaan internet sebagai media komunikasi. e. Dampak sosial dan ekonomi. Hal ini berhubungan dengan perubahan pola hidup. Bergesernya pola hidup dan cara individu berkomunikasi, dapat mengakibatkan “kecanduan” dalam penggunaan internet untuk berkomunikasi. Selain itu, hal ini juga memberi dampak ekonomi, melihat PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24 bahwa dalam penggunaannya internet juga harus dibayar dengan harga terntentu. f. Adanya variasi bentuk komunikasi pada satu media. Internet memiliki banyak fitur dan mampu membuat dan menyampaikan pesan dengan cara yang sangat beragam. Hal ini belum (tidak) mampu ditiru media lain yang biasanya hanya memiliki satu jenis media (misalnya, koran). 5. Keunggulan dan Kelemahan Internet sebagai Media Komunikasi Sebagai media komunikasi, internet tak hanya memiliki keunggulan, namun juga kelemahan. Secara aplikatif, keunggulan internet sebagai media komunikasi antara lain: a. Pada email pesan yang disampaikan cenderung berumur panjang. Pesanpesan dapat disimpan oleh user hingga pesan dihapus sendiri oleh user. Selain itu, penerima pesan bebas menentukan kapan pesan akan diterima atau dibaca. Adapun kelemahannya terletak pada bentuknya yang monoton. Sifat email yang formal, dapat mengurangi minat penggunaan email, dan terdapat jeda dalam penerimaan dan respon suatu pesan, sehingga keberlanjutan proses komunikasi juga rendah. b. Pada fitur chat, penyampaian pesan terjadi dengan cepat. Hal ini menyebabkan komunikasi yang terjadi memiliki kontinu yang tinggi. Adapun kelemahannya terdapat pada prasyarat di mana komunikator dan komunikan harus berada pada kondisi online. Kondisi ini terjadi sesuai waktu di dunia maya. Bila komunikator berada di Jawa dan komunikan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25 berada di Papua, maka saat komunikator online pada pukul tujuh, komunikan online pada pukul sembilan. c. Pada jejaring sosial, komunikasi dapat terjadi pada level komunikasi yang bervariasi. Misalnya pada Facebook, proses komunikasi melalui komentar yang diterima komunikator dapat bersifat pribadi atau kelompok. Berdasarkan keseluruhan yang telah peneliti tuliskan, maka disimpulkan bahwa komunikasi melalui media internet merupakan interaksi pribadi antaruser yang dihubungkan oleh jaringan komputer berserta perangkat keras (hardware) seperti komputer, smartphone, dan gadget, dan perangkat lunak (software) seperti apliaksi email, chat, dan jejaring sosial. C. Masa Remaja Masa remaja adalah masa datangnya pubertas 11 – 17 tahun atau sampai usia sekitar 18 tahun. Banyak tokoh yang memberikan definisi tentang remaja, seperti Papalia dan Ods (2001) menyatakan bahwa masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. Santrock (2007) menyatakan bahwa masa remaja merupakan periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, melibatkan perubahan pemikiran dan intelegensi individu, secara sosial ditandai dengan adanya tuntutan untuk mencapai kemandirian dan perubahan dalam menjalin relasi dengan orang lain dalam konteks sosial. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26 Pada masa ini, remaja mengalami perkembangan. Ada berbagai aspek yakni perkembangan aspek fisik berupa perubahan pada tubuh mereka seperti pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang, dan otot dsb. Aspek kognitif, menurut Piaget (dalam Santrock, 2001) menyatakan bahwa remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka. Remaja telah berada pada tahap formal operations yakni suatu tahap di mana seseorang sudah mampu berpikir secara abstrak. Remaja dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat memiliki efek pada masa yang akan datang, sehingga seorang remaja mampu memperkirakan konsekuensi dari tindakannya, termasuk adanya kemungkinan yang dapat membahayakan dirinya. Aspek kepribadian dan sosial, perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik; sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain (Papalia dan Olds, 2001 dalam Papalia 2013). Pada remaja perkembangan aspek kepribadian dan sosial lebih banyak melibatkan kelompok teman sebaya dibandingkan orangtua (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Laursen (dalam Papalia, 2013) menyatakan bahwa teman sebaya merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan pada masa-masa remaja. Menurut William Kay (dalam Papalia, 2013) tugas perkembangan remaja yang berkaitan dengan komunikasi adalah mengembangkan keterampilan komunikasi tatap muka dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individu. Namun, meledaknya teknologi komunikasi melalui media internet seperti pesan instan seperti, email, chat, dan jejaring sosial PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27 telah mengubah cara remaja dalam berkomunikasi. Menurut Conger dan Papalia dan Olds (dalam Papalia, 2013) gaya hidup remaja banyak dipengaruhi oleh kelompok teman sebaya, misalnya mengenai cara berpakaian yang menarik, musik, dan cara berkomunikasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada dasarnya komunikasi merupakan bagian dari aktivitas yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Menurut teori perkembangan, remaja sebagai pribadi yang sedang mengalami dinamika dalam proses mencari jati diri menuju dewasa, membutuhkan kehadiran orang lain sebagai bagian penting bagi perkembangan remaja (Christofides, Muise, dan Desmariais, 2009 dalam Widiantari dan Herdiyanto, 2013). Pada saat masa remaja seseorang akan merasa lebih senang untuk menghabiskan waktu dengan teman-teman sebaya, serta adanya peningkatan minat terhadap relasi interpersonal (Santrock, 2007 dalam Widiantari dan Herdiyanto, 2013). D. Dinamika Hubungan Intensitas Penggunaan Internet sebagai Media Komunikasi dengan Intensitas Komunikasi Tatap Muka pada Remaja di Nabire Remaja mengalami transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa yang secara sosial ditandai dengan adanya tuntutan untuk mencapai kemandirian dan perubahan dalam menjalin relasi dengan orang lain dalam konteks sosial (Santrock, 2007). Dalam kehidupan sosialnya, remaja menciptakan suatu interaksi dengan komunitas atau individu melalui komunikasi. Komunikasi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28 merupakan bentuk interaksi yang saling mempengaruhi satu sama lain, dengan bentuk komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal (Wiryanto, 2004). Namun saat ini, dengan adanya internet, interaksi secara interpersonal dapat dihubungkan melalui komputer (Sosiawan, 2008). Komunikasi melalui media internet memberikan kemudahan komunikasi karena tidak mengharuskan pertemuan secara tatap muka untuk menyampaikan peasan verbal dan pesan nonverbal (Subrahmanyam dan Greenfield, 2008). Internet sebagai media komunikasi adalah bentuk penggunaan komputer beserta fasilitas untuk alat penyampaian pesan baik bersifat massa ataupun pribadi (Sosiawan, 2008). Fasilitas internet yang digunakan untuk berkomunikasi antara lain, email, chat, dan jejaring sosial. Saat ini internet sebagai media komunikasi telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari sebagian besar orang (Utz & Beukeboom, 2011). Internet sebagai media komunikasi menjadi sangat popular di kalangangan remaja (Kramer dan Winter, 2008). Remaja yang menggunakan internet sebagai media komunikasi bertujuan untuk membina hubungan dan memelihara hubungan dengan teman sebaya (Anderson-Butcer dkk, 2010). Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian lembaga PBB, UNICEF, bersama mitra Kementrian Komunikasi dan Informatika, dan Universitas Harvard mengenai keamanan penggunaan media digital pada anak dan remaja di Indonesia, diketahui sebanyak 79,5% anak dan remaja mengakses internet untuk terhubung dengan teman lama dan teman baru dan mayoritas komunikasi mereka dilakukan dengan teman sebaya, komunikasi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI dengan guru, dan komunikasi dengan anggota keluarga 29 (dalam http://kominfo.go.id/) Remaja menghabiskan banyak waktu mereka di dunia mereka sendiri, sebagian besar terpisah dari orang dewasa (Larson dan Wilson dalam Papalia 2013). Tingginya intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi dapat mengakibatkan semakin rendahnya intensitas komunikasi tatap muka (Arfika, 2012). Hal ini diperkuat oleh Neil Brenstein yang menyatakan bahwa kecenderungan remaja yang menghidari komunikasi tatap muka karena komunikasi melalui media internet seperti, Facebook, Twitter dan chatting membuat remaja ketergantungan (dalam http://ictwatch.com/). Ditambah, jika dibandingkan antara kualitas komunikasi yang dilakukan melalui internet dengan kualitas komunikasi tatap muka, ditemukan bahwa penggunaan internet sebagai media komunikasi memiliki keterbatasan dalam membangun kedekatan emosional (Boneva, dkk; Schiffrin, dkk; Cummings, dkk; Gross, dkk dalam Pollet, 2006). Menurut Menteri Kominfo, penggunaan internet sebagai media komunikasi dapat berdampak pada peningkatan kejahatan di dunia maya atau cyber crime, karena kemungkinan anonimitas (dalam http://kominfo.go.id/). Penggunaan internet sebagai media komunikasi memfasilitasi pengguna untuk terkoneksi dengan bebagai macam orang yang pernah dan belum diajak berhubungan sebelumnya (Gatot, 2014) sehingga menciptakan potensi perilaku komunikasi tertentu. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Nie 2001 (dalam Papalia 2013) yang menyatakan bahwa penggunaan internet sebagai media komunikasi memberikan beberapa dampak, seperti menghabiskan waktu lebih banyak di dunia maya dan lebih PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30 banyak berkomunikasi dengan orang asing, sehingga memiliki sedikit teman di dunia nyata (Mesch, dalam Papalia 2013). Pengguna membuat indentitas yang dinginkan pada media internet seoerti situs jejaring sosial dan mencoba menjadi popular (Zhao, dkk, dalam Utz & Beukeboom, 2011). Contohnya, pengguna sengaja memilih foto yang membuat mereka tampak keren dan popular (Siibak, dalam Utz & Beukeboom, 2011). Dr Karen North (dalam CBSNews, 2014) mengatakan bahwa penggunaan internet sebagai media komunikasi tidak sebaik itu pada kenyataanya karena sebenarnya mereka terlalu sibuk menampilkan diri pada media internet yang digunakannya. Pada akhirnya, waktu yang dihabiskan untuk menggunakan dan memelihara komunikasi melalui media internet dapat menjauhkan diri dari waktu pribadi dan berbagai bersama di dunia nyata (Papalia, 2013). Oleh karena itu, intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi yang tinggi, mungkin berkaitan dengan intensitas komunikasi tatap muka pada remaja. Dalam melakukan komunikasi, seseorang bertujuan untuk memperantai informasi dari satu pihak kepada pihak lain dengan tujuan tersebarnya maksud dan makna yang sama antara pengirim pesan dan penerima pesan (Wiryanto, 2004). Komunikasi tatap muka adalah bentuk komunikasi yang mampu untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini karena komunikasi tatap muka memiliki tujuan yang dapat membuat pesertanya mengerti, memahami, dan merespon lingkungannya, seperti bagaimana pendapat orang lain menilai atau merespon diri dan tingkah laku. Selain itu, komunikasi tatap muka dapat membantu dalam tercapainya mufakat bersama dalam diskusi yang terjadi dalam kelompok bicara yang lebih banyak PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31 pesertanya (Widjaja, 1997). Komunikasi tatap muka dapat menghindari diri dari kesendirian dan depresi (Devito, dalam Maulana dan Gumelar, 2013). Hal ini diperkuat oleh Soelistiyowati dan Nugroho (2012) bahwa komunikasi tatap muka merupakan kemampuan yang wajib dimiliki oleh semua orang dalam kehidupan sehari-hari. Intensitas komunikasi tatap muka yang tinggi dapat membantu seseorang dapat beradaptasi dengan baik, memahami apa yang dirasakan oleh diri sendiri dan lawan bicara yang terlihat jelas dari pesan nonverbal seperti gerak tubuh, nada suara, dan ekspresi wajah (Soelistiyowati dan Nugroho, 2012). Namun, penggunaan internet sebagai media komunikasi menciptakan lingkungan dengan situasi anomim. Kualitas komunikasi remaja melalui media intenet juga memiliki keterbatasan dalam membangun kedekatan emosional. Waktu dan energi yang dihabiskan untuk komunikasi melalui media internet justru mengurangi waktu komunikasi tatap muka dengan orang lain. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa individu dengan intensitas komunikasi melalui media internet yang tinggi memiliki intensitas komunikasi tatap yang rendah. Sebaliknya, semakin rendah intensitas komunikasi melalui media internet, maka semakin tinggi intensitas komunikasi tatap muka. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32 E. Skema Remaja Menjalin relasi dengan orang lain Intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi tinggi Intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi rendah Tidak membangun kedekatan emosional Membantu mencapai mufakat dalam diskusi dalam kelompok bicara yang lebih banyak pesertanya Anonimitas Menghindari diri dari depresi dan kesendirian Waktu dihabiskan berkomunikasi dengan orang asing Intensitas komunikasi tatap muka rendah Intensitas komunikasi tatap muka tinggi Beradaptasi dengan baik, memahami apa yang dirasakan oleh diri sendiri dan lawan F. Hipotesis Berdasarkan uraian di atas, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut: Ada hubungan antara intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi dengan intensitas komunikasi tatap muka. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional yang bertujuan mengetahui hubungan intensitas penggunan internet sebagai media komunikasi dengan intensitas komunikasi tatap muka. Penelitian korelasoinal bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi variabel berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 1998). B. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini yaitu: 1. Variabel bebas: intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi. 2. Variabel terikat: intensitas komunikasi tatap muka. C. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Intensitas Penggunaan Internet sebagai Media Komunikasi Intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi adalah seberapa jumlah atau seberapa sering remaja di Nabire menggunakan internet sebagai alat untuk menyampaikan pesan dalam ukuran waktu tertentu. 33 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34 Intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi diukur berdasarkan frekuensi internet dalam waktu 30 hari dan lamanya menggunakan akses tersebut dalam ukuran waktu permenit atau perjam. 2. Intensitas Komunikasi Tatap Muka Intensitas komunikasi tatap muka remaja adalah seberapa jumlah atau seberapa sering remaja di Nabire mengirimkan pesan verbal dan pesan nonverbal ke teman sebaya secara langsung dalam ukuran waktu tertentu. Intensitas komunikasi tatap muka remaja diukur berdasarkan frekuensi komunikasi tatap muka dalam waktu 30 hari di luar pertemuan jam sekolah dan lamanya komunikasi tersebut dalam ukuran waktu permenit atau perjam. D. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah remaja yaitu pelajar perempuan dan lakilaki di sekolah Kolese Le Cocq D’Armanville di Nabire. Pada penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah simple random sampling. Simple random sampling adalah suatu metode pengambilan sampel di mana setiap unit dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk terpilih (Sugiyono, 2003). Karateristik subjek yang menjadi pertimbangan untuk penelitian adalah: 1. Subjek dalam rentang usia remaja yaitu 15 – 18 tahun. 2. Subjek memiliki dan menggunakan pilihan aplikasi internet sebagai media komunikasi. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35 3. Melakukan komunikasi tatap muka dengan teman sebaya di luar jam sekolah. E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei yang dilakukan dengan cara memberikan angket terbuka. Pada penelitian ini, peneliti melakukan uji coba terpakai pada angket. Uji coba terpakai merupakan uji coba yang hasilnya sekaligus dapat digunakan sebagai data penelitian (Hadi, 2005). Penelitian menggunakan uji coba terpakai karena keterbatsan akses izin kepada beberapa pihak sekolah. F. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang selanjutnya diisi oleh subjek penelitian. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 6 pertanyaan terbuka yang disusun oleh peneliti, yaitu: Tabel 1 Pilihan Media Komunikasi Sebagai Media Internet Jenis Aplikasi Keterangan Skor Email Fasilitas surat bebasis web 1 Chat Sistem percakapan yang 2 memungkinkan penggunanya berkomunikasi seolah-olah secara langsung Jejaring Sosial Perangkat lunak berbasis 3 web yang memungkinkan pengguna internet saling berhubung satu sama lain PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Tabel 2 Jenis Kelamin Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Skor 1 2 Tabel 3 Intensitas Penggunaan Internet sebagai Media Komunikasi Intensitas Komunikasi Kategori Skor Internet Lebih dari 40 jam Tinggi 3 10 hingga 40 jam Sedang 2 Kurang dari 10 jam Ringan 1 Tabel 4 Intensitas Komunikasi Tatap Muka Intensitas Komunikasi Kategori Tatap Muka Lebih dari 50 jam Tinggi 35 hingga 50 jam Sedang Kurang dari 35 jam Ringan Skor Tabel 5 Frekuensi Komunikasi Internet Frekunesi Penggunaan Internet Skor Berapa jumlah frekuensi mengguakan Data numerik internet sebagai media komuniasi anda perhari? (selama 30 hari) Tabel 6 Frekuensi Komunikasi Tatap Muka Frekuensi Komunikasi Tatap Muka Skor Berapa jumlah frekuensi komunikasi Data numerik tatap muka anda perhari? (selama 30 hari) 3 2 1 36 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37 G. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Uji Validitas Validitas merupakan sejauh mana suatu alat ukur dapat dengan akurat dan teliti menjalankan fungsi ukurnya. Alat ukur memiliki validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya (Azwar, 2012). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas tampang dan validitas isi. Validitas tampang adalah validitas yang pengujiannya dilakukan dengan melihat dari segi penampilan luar alat ukur, apakah dapat memotivasi subjek untuk memberikan jawaban dengan serius atau tidak. Validitas isi adalah pengujiannya dapat dilakukan dengan menggunakan nalar dan akal sehat. Penilaiannya tidak dapat didasarkan hanya pada keputusan penulis saja tetapi juga berdasarkan keputusan dari professional judgment atau penilai yang ahli dalam bidang tersebut (Azwar, 2012). Peneliti melakukan dua kali pengambilan data. Pertama, peneliti menyusun skala untuk mengukur jumlah rata-rata waktu yang dihabiskan subjek untuk melakukan komunikasi melalui media internet dan komunikasi tatap muka dengan teman sebaya di luar jam sekolah. Skala ini, diberikan kepada 50 subjek tersebut. Pada skala pertama diketahui bahwa intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi subjek 5 jam perhari. Sedangkan intensitas komunikasi tatap muka subjek dengan teman sebaya di luar jam sekolah yaitu 2 hingga 3 jam perhari. Kemudian, pada pengambilan data kedua, peneliti menyusun skala dalam bentuk tabel untuk mengukur intensitas penggunaan internet sebagai media PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38 komunikasi dan intensitas komunikasi tatap muka selama 30 hari. Peneliti bertanya langsung kepada 50 subjek tersebut. Uji validitas isi dilakukan oleh peneliti bersama dengan professional judgment yaitu dosen pembimbing skripsi. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah sejauh mana hasil dari pengukuran dapat dipercaya. Koefisien reliabilitas berkisar dari angka 0 sampai denga 1,00. Semakin angka koefisien mendekati 1,00 maka pengukuran semakin reliable, akan tetapi sangat sulit dijumpai suatu pengukuran dengan angka koefisien reliabilitas mencapai 1,00. Hasil perthitungan koefisien reliabilitas pada angket penelitian secara keseluruahan sebesar 0,437. Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Nilai Alpha Cronbach Jumlah Aitem 0,437 4 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 7 Juli – 5 Agustus 2014 dengan membagikan 50 lembar kuesioner. Teknik pengambilan angket dilakukan oleh peneliti sendiri dengan cara mendatangi subjek penelitian langsung di sekolah mereka atau di SMA Kolese Le Cocq d’Armandville Nabire (SMA YPPK Adhi Luhur). Informasi mengenai subjek peneltian di peroleh dari pihak sekolah. Informasi tersebut adalah jumlah pelajar yang membawa media komunikasi (smartphone) ke sekolah. Pada saat pengisian angket, peneliti menunggu subjek penelitian untuk memastikan yang mengisi angket adalah subjek sendiri dan bila terjadi kesulitan dalam pengisian, subjek dapat langsung menanyakan pada peneliti. B. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini berjumlah 50 orang yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 18 tahun dengan status pelajar (perempuan dan laki-laki) kelas XI dan XII di SMA Kolese Le Cocq d’Armandville. Subjek penelitian memahami dan menggunakan internet sebagai media komunikasi dan juga memahami dan melakukan komunikasi tatap muka di luar jam sekolah. Berikut deksripsi subjek penelitiannya: 39 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Tabel 8 Deskripsi Subjek berdasarkan Intensitas Penggunaan Internet sebagai Media Komunikasi Subjek Intensitas Penggunaan Internet Total Tinggi Sedang Ringan Subjek Perempuan 22 orang 2 orang 0 orang 50 orang Laki-laki 23 orang 3 orang 0 orang Tabel 9 Deskripsi Subjek berdasarkan Intensitas Komunikasi Tatap Muka Subjek Intensitas Komunikasi Tatap Muka Tinggi Sedang Ringan Perempuan 4 14 6 Laki-laki 4 12 10 Tabel 10 Deskripsi Subjek berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Total Subjek Perempuan 24 orang Laki-laki 26 orang Jumlah 50 orang Tabel 11 Deskiprisi Subjek berdasarkan Usia Usia Total Subjek 15 tahun 14 orang 16 tahun 24 orang 17 tahun 8 orang 18 tahun 4 orang Jumlah 50 orang Total Subjek 50 orang 40 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41 Tabel 12 Deskripsi Subjek berdasarkan Pilihan Aplikasi Internet Pilihan Aplikasi Total Subjek Email 0 orang Chat 6 orang Jejaring Sosial 44 orang Jumlah 50 orang C. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Uji normalitas merupakan suatu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian berasal dari populasi yang bersifat nomal atau tidak (Santoso, 2010). Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for Windows dengan teknik One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test. Asusmsi untuk uji normalitas adalah jika nilai Asymp Sig. (2-tailed) atau p > 0,05 adalah sebaran data yang dimiliki normal. Apabila nila p < 0,05 maka seberan data yang dimiliki dinyatakan tidak normal. “Asymp Sig. (2-tailed) merupakan nilai p yang dihasilkan dari uji hipotesis nol yang berbunyi tidak ada hubungan antara distribusi data yang diuji dengan distribusi data normal” (Santoso, 2012). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 42 Tabel 13 Hasil Uji Normalitas pada Intensitas Penggunaan Internet sebagai Media Komunikasi Variabel N Nilai K-SZ Nilai Asymp Keterangan Sig. (2-tailed) Durasi komunikasi 50 1.611 .011 Tidak normal internet Frekuensi 50 1.561 .015 Tidak nomal komunikansi internet Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa nilai Asymp Sig. (2tailed) atau nilai probabilitas pada Test of Normality Kolmogrov-Smirnov, intensitas komunikasi internet pada pelajar diukur berdasarkan durasi komunikasi intenet dan frekuensi komunikasi internet. Dari hasil data durasi komunikasi intenet subjek diperoleh nilai p 0,011 (p < 0,05) dan data frekuensi komunikasi internet subjek diperoleh nilai p 0,015 (p < 0,05). Oleh karena itu, dapat dikatakan sebaran data intensitas komunikasi internet mengikuti distribusi tidak normal. Tabel 14 Hasil Uji Normalitas pada Intensitas Komunikasi Tatap Muka Variabel N Nilai K-SZ Nilai Asymp Keterangan Sig. (2-tailed) Durasi komunikasi 50 1.040 .229 Normal tatap muka Frekuensi 50 1.040 .229 Normal komunikasi tatap muka Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa nilai Asymp Sig. (2tailed) atau nilai probabilitas pada Test of Normality Kolmogrov-Smirnov pada intensitas komunikasi tatap muka pada pelajar yang diukur berdasarkan durasi komunikasi tatap muka dan frekuensi komunikasi tatap muka diperoleh nilai p PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43 sebesar 0,229 (p > 0,05) sehingga dapat dikatakan sebaran data intensitas komunikasi tatap muka mengikuti distribusi normal. b. Uji Linearitas Uji linearitas merupakan suatu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikasi. Uji ini digunakan sebagai prasyarat dalam analisis hubungan yang termasuk dalam hipotesis assosiatif. Asumsi uji linearitas pada penelitian ini menggunakan uji linearitas via Anova. Dalam uji linearitas via Anova ada dua hasil yang menentukan dua variabel mempunyai hubungan yang linear. yaitu FLinearity dan F-Deviation from Linearity. Pertama, asumsi F-Linearity adalah jika p < 0,05 maka model linear cocok diterapkan pada hubungan model tersebut. Jika p > 0,05 maka model linear tidak cocok diterapkan pada hubungan model tersebut. Kedua, asumsi F-Deviation from Linearity adalah jika p > 0,05 maka variabel penelitian dapat dikatakan berhubungan secara linear. Jika p < 0,05 maka variabel penelitan tidak memiliki hubungan yang secara liniear (Widhiarso, 2010). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44 Tabel 15 Linearity Hasil Uji Linearitas Nilai F Nilai Asymp Sig. (2-tailed) .093 .064 Keterangan Model ccocok diterapkan pada hubungan model Berhubungan secara linear .997 .520 Deviation from Linearity Intensitas komunikasi tatap muka* intensitas komunikasi internet Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa variabel x dan variabel y memiliki nilai F-Linearity signifikasi p < 0,05 yaitu 0,064 (p < 0,05) yang berarti model cocok diterapkan pada hubungan model tersebut. F-Deviation from Linearity signifikasi p > 0,05 yaitu 0,520 (p > 0,05) yang berarti variabel berhubungan secara linear. c. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan dengan teknik analisis hubungan Rank Spearman yang terdapat pada program SPSS 16.0 for Windows. Peneliti menggunakan teknik analisis ini karena diketahui bahwa hasil uji normalitas pada penelitan ini menunjukkan bahwa populasi data pada intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi bersifat tidak normal dan data intensitas komunikasi tatap muka bersifat normal akan tetapi peneliti tetap menggunakan teknik analisis Rank Spearman karena kedua data dalam penelitan ini terkategori jenis data ordinal. Dasar pengambilan keputusan pada uji hipotesis yaitu dengan melihat probabilitas. Jika nilai probabilitas atau nilai p > 0,05 maka H1 ditolak. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45 Sebaliknya, jika p < 0,05 maka H1 diterima (Santoso, 2012). Koefisien hubungan merupakan kovarian atau asosiasi antara dua variabel. Besarnya koefisien hubungan berkisar antara +1 s/d -1. Koefisien hubungan menunjukkan kekuatan hubungan dan arah hubungan dua variabel. Jika koefisien positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel x tinggi, maka nilai variabel y tinggi pula. Sebaliknya, jika koefisien hubungan negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel x tinggi, maka y akan menjadi rendah (Sarwono, 2006). Tabel 16 Jenis Komunikasi N Intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi Intensitas komunikasi tatap muka 50 Hasil Uji Hipotesis Nilai Nilai Sig. (2Correlation tailed) Coefficient -.052 .719 Keterangan Tidak ada hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi dengan intensitas komunikasi tatap muka pada remaja di Nabire Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa nilai probabilitas atau nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,719 (p > 0,05). Hal ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi dengan intensitas komunikasi tatap muka pada remaja di Nabire. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46 D. Pembahasan Hasil uji hubungan Rank Spearman pada hipotesis atau H1 menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi dengan intensitas komunikasi tatap muka pada remaja di Nabire. Hasil tersebut ditunjukkan dengan angka korelasi sebesar 0,719 (p > 0,05). Komunikasi adalah komponen inti dari membangun dan memelihara hubungan (Duck & Pittman, dalam Anderson & Emmers-Sommer, 2006). Penggunaan internet sebagai media komunikasi dapat membangkitkan keinginan untuk bersosialisasi lebih dekat secara emosional karena dapat membangun dan mempertahankan interaksi sosial (Singgih, 2011). Hal ini sesuai dengan tujuan komunikasi tatap muka yaitu membangun dan mempertahankan sebuah hubungan sosial yang dapat menghindari diri dari kesendirian dan depresi (Devito, dalam Maulana dan Gumelar, 2013). Penggunaan internet sebagai media komunikasi dapat memperdalam kedekatan emosional dengan individu-individu yang telah mereka kenal (Philipot dan Doulliez, ibid). Menurut Roobsky (2002) kedekatan emosinal ini dapat menimbulkan empati diantara orang yang saling mengenal maupun orang asing. Aplikasi-aplikasi media internet memungkinkan pengguna komunikasi untuk bertukar emotikon untuk mempresentasikan emosi-emosi (Roobsky, 2002). Penggunan internet sebagai media komunikasi memungkinkan anonimitas. Anonimitas terbukti mengurangi kecemasan sosial dan meningkatkan kepercayaan diri (Phillipot &Doulliez, 2011). Hal ini karena penggunaan internet sebegai PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47 mendia komunikasi tak perlu kehadiran fisik atau tatap muka, contoh pribadi yang mudah cemas ketika berinteraksi tidak terlihat melalui gerak-gerik, wajah merah, canggung. Namun, melalui internet hal ini tidak tampak. Anonim digunakan untuk alasan melindungi informasi pribadi, mengutarakan pikiran tanpa harus takut dihakimi. Meskipun demikian, anonim tidak selalu dianggap positif, sebab bagi pengguna dengan identitas asli sering menjadi korban dari yang anonim sehingga menimbulkan kekhawatiran seperti intimidasi, hate speech, pelecehan seksual, pencurian identitas, dan penyebaran informasi palsu (http://internetsehat.id/ diakses 19 September 2015). Teknologi komunikasi internet yang popular pada tahun 1990-an lebih banyak memberikan dampak negatif bagi remaja antara lain membuat remaja lebih banyak menghabiskan waktu mereka untuk berkomunikasi dengan orang asing, sehingga mengurangi waktu hubungan sosial remaja dengan keluarga dan teman di dunia nyata (Kraut dkk dalam Valkenburg dan Peter, 2009). Namun, akses internet saat ini memberikan dampak positif karena dapat menstimulasi dan memperbaiki hubungan sosial daripada mengurangi hubungan sosial (Kraut dkk dalam Papalia 2013). Hasil survei serupa juga dilaporkan oleh Lebo (2003) bahwa penggunaan internet sebagai media komunikasi mulai tahu 2000-an telah direspon lebih banyak memberikan dampak positif, seperti akses yang mudah untuk terhubung dengan orang lain tanpa harus bertemu secara tatap muka. Selain itu, dilaporkan juga bahwa 88,4% remaja mengahabiskan jumlah jam yang sama dengan komunikasi tatap muka pada teman dan keluarga sebesar 11 jam perminggu. Remaja yang terkategori memiliki intensitas tinggi dalam PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 48 menggunakan intenet sebagai media komunikasi mempunyai lebih banyak kesempatan untuk mempertahankan hubungan sosial mereka dengan keluarga dan teman melalui media ini (Lenhart dan Madden, 2007 dalam Valkenburg dan Peter, 2009). Komunikasi melalui media internet dan komunikasi tatap muka memberikan dampak positif bagi penggunanya. Kedua bentuk komunikasi ini membuat terjadinya interaksi untuk terlibat dalam aktivitas komunikasi sebagai sarana untuk menjaga hubugan antarpribadi (Dare dan Klisch, 2014). Selain itu, internet juga dapat digunakan untuk berkomunikasi lebih dari satu orang atau sekelompok pengguna, misalnya memfasilitasi kegiatan diskusi (Kudwardi dan Suryadi, 2011). Penggunaan internet sebagai media komunikasi juga memungkinkan untuk menyelenggarakan komunikasi tatap muka, yakni pengguna internet bisa berkomunikasi secara audiovisual sehingga dimungkinkan terjadinya komunikasi verbal dan nonverbal secara real-time. Penelitian serupa yang dilakukan Finkelhor dkk (dalam Bargh dan McKenna, 2004) menemukan bahwa intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi dengan internsitas komunikasi tatap muka menghabiskan jumlah waktu yang sama, karena penggunaan internet sebagai media komunikasi telah dianggap sama dengan komunikasi tatap muka. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa 24 orang subjek perempuan dan 26 orang subjek laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelamin subjek hanya selisih dua sehingga peneliti berpendapat bahwa komunikasi tidak membedakan jenis kelamin perempuan dan laki-laki sebab pada dasarnya aktivitas komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia sebagai PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 49 mahluk sosial memiliki suatu kebutuhan untuk menciptakan, menjalin, dan menjaga hubungan positif dengan orang lain (Yoseptian dkk dalam Widiantari dan Herdiyanto, 2013). Pada kelompok usia remaja memiliki kebutuhan yang tinggi untuk memiliki hubungan dengan orang lain (Papalia, Olds, dan Feldman, 2007). Berkaitan dengan intensitas komunikasi pada masa ini remaja lebih senang untuk menghabiskan waktu dengan teman-teman sebaya dan adanya peningkatan minat terhadap relasi interpersonal (Santrock, 2007 dalam Widiantari dan Herdiyanto, 2013). Selain itu, pada penelitian ini ditemukan bahwa aplikasi media internet yang banyak digunakan adalah jejaring sosial. Aplikasi internet seperti jejaring sosial seperti Facebook mampu memfasilitasi remaja untuk menjalin relasi komunikasi dengan orang lain tanpa dibatasi jarak dan waktu sehingga mendorong remaja untuk berkomunikasi dengan teman. Selain itu, tingginya minat penggunaan situs jejaring sosial sebagai media komunikasi karena situs ini menawarkan akun seperti pada email, namun pengguna nantinya akan memiliki sebuah halaman ibarat ruangan, di mana pengguna diberi kebebasan memberi atau memasang foto, biodata, serta informasi yang berkaitan dengan dirinya (Singgih, 2011). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan teknik korelasi Rank Spearman pada program SPSS 16.0 for Windows diperoleh nilai dapat disimpulkan bahwa intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi dengan intensitas komunikasi tatap muka tidak berkorelasi secara signifikan. B. Keterbatasan Penelitian Data intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi dan data intensitas komunikasi tatap muka diperoleh berdasarkan laporan diri berupa kuesioner yang mungkin kurang menggambarkan intensitas komunikasi sebenarnya. Keterbatsan akses sekolah untuk mengumpulkan data penelitian. C. Saran 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian di masa mendatang sebaiknya melihat intensitas komunikasi tidak hanya berdasarkan pada laporan diri. Informasi intensitas penggunaan internet sebagai media komunikasi dapat diperoleh berdasarkan data yang diperoleh dari history aplikasi yang digunakan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51 Peneliti di masa mendatang akan menjadi lebih banyak informasi dengan pilihan metode lain, seperti kualitatif dengan wawancara. 2. Bagi Subjek Penelitian Subjek dapat mengetahui manfaat dan resiko dari penggunaan aplikasi internet sebagai media komunikasi. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Allen, J.P., Evans, M.A., Hare, A.L., & Mikami, A.Y. (2010). Adolescent P eer Relationships and Behavior Problems Predict Young Adults’ Co mmunication on Social Networking Websites. Developmental Psychology, 46(1), 46-56. doi: 10.1037/a0017420. Diunduh 8 Oktober 2013, dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20053005 Arfika. (2012). Jejaring Sosial Menggantikan Komunikasi Face To Face. Diunduh 31 Oktober 2013, dari http://teknologi.kompasiana.com/internet/2012/02/12/jejaringsosial-menggantikan-komunikasi-face-to-face-438493.html Andarwati, S.R & Sankarto, B.S. 2005. Pemenuhan Kepuasan Penggunaan Internet oleh Peneliti Badan Litbang Pertanian di Bogor, Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol.14, Nomor 1, 2005. Diunduh 4 September 2015 dari http://www.pustakadeptan.go.id/publikasi/pp141052.pdf Anderson-Butcher, Dawn., Lasseigne, Amber., Ball, Annahita., Brzozowski, Michelle., Lenhert, Megan., & McCormick, Brandy L. (2010). Adolescent Weblog Use: Risky or Protective?. Volume 27, Issue 1, (pp. 63-67). Diunduh 13 Oktober 2013, dari http://link.springer.com/article/10.1007%2Fs10560-010-0193-x Anderson, T. L., & Emmers-Sommer, T. M. (2006). Predictor of Relationship Satisfaction Online Romantic Relationship. Communication Studies. Vol. 57, No. 2, June 2006, pp. 153172DOI: 10.1080/10510970600666834 Ayunigtyas, Arindha. (2012). Presepsi Komunikasi Interpersonal. Diunduh 8 Desember 2014, dari https://arindhaayuningtyas.wordpress.com/2012/04/19/persepsidalam-komunikasi-interpersonal/ Azwar, Saifuddin. (1998). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saifuddin. (2012) Penyusunan Skala Psikologis, Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bab II Tinjauan Pustaka Universitas Sumatra Utara. (Tanpa Tahun). Diunduh 8 Desember 2014, dari 52 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 53 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34520/4/Chapter%2 0II.pdf Bargh dan McKenna. (2004). The Internet and Social Life. Diunduh 2 Oktober 2014, dari http://www.yale.edu/acmelab/articles/Internet_and_Social_Life Berita Kementrian. (2012) Kominfo Sosialisasikan Internet Sehat dan Aman di Mall. Diunduh 10 Maret 2013, dari http://kominfo.go.id/index.php/content/detail/1397/Kominfo+Sosiali sasikan+Internet+Sehat+dan+Aman+di+Mall+/0/berita_satker#.U4z M2HKSzXp Berita Teknologi. (2012). Kontradiksi Pengguna Internet di Indonesia: Jumlah Pengguna Meningkat, Kecepatan Anjlok. Diunduh 19 Desember 2013, dari http://www.beritateknologi.com/kontradiksipengguna-internet-di-indonesia-jumlah-pengguna-meningkatmeningkat-kecepatan-anjlok/ Berita Kementrian. (2014) Kemkominfo: Pengguna Internet di Indonesia Capai 82 Juta. Diunduh 7 November 2014, dari http://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3980/Kemkominfo%3 A+Pengguna+Internet+di+Indonesia+Capai+82+Juta/0/berita_satker #.VF-9FnKSzXo Cotten, S.R., Anderson, W.A., McCullough, B.M. (2013). Impact of internet use onloenliness and contact with others among older adults: crosssectional analysis Journal of Medical Internet Research. Darmawan, Deni (2007). Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Arum Mandiri Press. Dare, Alexa dan Klicsh A. Lange. (2014). ALOL (Actually Laughing Out Loud): A study of technology and face-to-face communication. Diunduh 2 Okotiber 2014, dari http://pilotscholars.up.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1100&contex t=cst_studpubs Deil, Siska Amelie F. (2014). Tarif Internet di Papua Lebih Mahal 20 Kali Lipat dari Jawa. Diunduh 12 Februari 2014, dari http://bisnis.liputan6.com/read/800607/tarif-internet-di-papua-lebihmahal-20-kali-lipat-dari-jawa Finkelhor, D., Mitchell, K., & Wolak, J. (2002). Close Online Relationships in a National Same of Adolescents. Adolescence, 37(147), 441- PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 54 455. Diunduh 8 Oktober 2013, dari http://www.eckerd.edu/academics/ford/files/11/Mary_Wilks.pdf Gatot, S. (2014). Siaran Pers Tentang Riset Kominfo dan UNICEF Mengenai Perilaku Anak dan Remaja Dalam Menggunakan Internet. Diunduh 26 Agustus 2015, dari http://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3834/Siaran+Pers+No. +17-PIH-KOMINFO-22014+tentang+Riset+Kominfo+dan+UNICEF+Mengenai+Perilaku+ Anak+dan+Remaja+Dalam+Menggunakan+Internet+/0/siaran_pers# .VfKLUtKqqko Greenfield, P. & Subrahmanyam, K. (2008). Online Communication and Adolescent Relationship. Volume 18, Nomor 1. Diunduh 23 Desember 2013, dari http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ795861.pdf Hadi, Sutrisno. (2005). Aplikasi ilmu statistika di fakultas psikologi. Anima, Indonesian Psychological Journal, 20(3), 203-229. Henline, Branden Hayes. (2006). Technology Use And Intimacy Development In Committed Relationship: Exploring The Influence Of Differentiation Of Self. Diunduh 27 Juni 2013, dari http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.130.8454 &rep= rep1&type=pdf Horrigan, John B. (2001). New Internet Users: What They Do Online, What They Don’t and Implications for the ‘Net’s Future. Pew Internet and America Life Project. Diunduh 28 Januari 2014, http://www.pewinternet.org/files/oldmedia/Files/Reports/2000/New_User_Report.pdf.pdf Imam Subqi Kecerdasan dan Karakter adalah Tujuan Sejati Pendidikan. (2013). Komunikasi dalam Pembelajaran. Diunduh 5 Desember 2014, dari http://imamsubqi.staff.stainsalatiga.ac.id/2013/10/25/komunikasidalam-pembelajaran Irawati. (2003). Pengertian Intensitas Komunikasi. Diunduh 23 Oktober 2014, dari http://www.psychologymania.com/2012/12/pengertianintensitas-komunikasi.html Kramer, N.C. & Winter, S. (2008). Impression Management 2.0 The Relatio nship of Self-Esteem, Extraversion, Self-Efficacy, and Self Presentation Within Social Networking Sites. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 55 Journal of Media Psychology, 20(3), 106-116. doi: 10.1027/18641105.20.3.106. Diunduh 13 Oktober 2013 dari http://psycnet.apa.org/journals/jmp/20/3/106/ Kurniasari, Desy. (2013). Jejaring Sosial Menggantikan Komunikasi Face To Face. Diundu 31 Oktober 2013, dari http://deziechelsealovers.blogspot.com/2013/05/jejaring-sosialmenggantikan-komunikasi.html Kudwardi, Budi dan Suryadi, Dedy. (2011). Kerangka Model E-Learning dalam Pembelajaran Teknologi Kejuruan. Diunduh 18 September 2015, dari Artikel__Invotec.pdf Lebo, Harlan. (2003). The UCLA Internet Report Surveying Digital Future Year Three. Diunduh 2 Oktober 2014, dari http://images.forbes.com/fdc/mediaresourcecenter/UCLA03.pdf Maulana, Herdiyan dan Gumelar Gumgum. (2013). Psikologi Komunikasi dan Persuasi. Jakarta Barat: Akademia Permata. Mashable. (2013). 63% Remaja Amerika Tak Suka Komunikasi Tatap Muka. Diunduh 23 Oktober 2013, dari http://ictwatch.com/internetsehat/2013/02/21/duh-63-remajaamerika-tak-suka-komunikasi-tatap-muka/ McKee, Jonathan., & Smith, David R. (2012). Connecting With A Connected Generation Does It Happen Online or Offline. Diunduh 17 Desember 2013, dari http://www.thesource4parents.com/YouthCultureWindow/article.asp x?ID=212 Novanana, Sinta. 2003. Perilaku Remaja dalam Mengakses Internet dan Strategi Mengatasi Dampak Negatif (Studi Kasus pada Tiga Sekolah Menengah Umum di Jakarta Selatan). Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia, Jakarta. Papalia, Diane E. Fiedlman, Ruth D. Marto, Gabriela. 2013 Menyelami Perkembangan Manusia Edisi 12 – Buku 2. Jakarta Selatan: Salemba Humanika. Panji, Aditya. (2014). Hasil Survei Pemakaian Internet Remaja Indonesia. Diunduh 19 Maret 2014, dari http://tekno.kompas.com/read/2014/02/19/1623250/Hasil.Survei.Pe makaian.Internet.Remaja.Indonesia “Para Pemuda Makin Akrab dengan Internet”, Jawa Pos, 14 Juli 2000. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 56 Pinchot, Jamie L., et al. (2011). Talk to Text: Changging Communication Patterns. Diunduh 23 Desember 2013, dari http://proc.conisar.org/2011/pdf/1830.pdf Pitoyo, Arif. (2013). Jumlah Pengguna Internet di Indonesia Capai 120 Juta Orang?. Diunduh 4 Oktober 2013, dari http://www.merdeka.com/teknologi/jumlah-pengguna-internet-diindonesia-capai-120-juta-orang.html Philippot, P. Dan Douilliez, C. (2011). Impact of social anxiety on the processing of emotional information in video-mediated interaction dalam A. Kappas dan N.C.Kramer. Face-to-face Communication over the Internet: Emotions in a Web of Culture, Language, and Technology, Cambridge: Cambridge University Press. Pollet, T. V., Roberts, S. B., & Dunbar, R. M. (2011). Use of Social Network Sites and Instant Messaging Does Not Lead to Increased Offline Social Network Size, or to Emotionally Closer Relationships with Offline Network Members. Cyberpsychology, Behavior & Social Networking, 14(4), 253-258. doi:10.1089/cyber.2010.0161 Qomariah, Astutik. (2009). Perilaku Penggunaan Internet Pada Kalangan Remaja Perkotaan. Departemen Informasi dan Perpustakaan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Airlangga. Surabaya. Ramadhan, Arief. (2005). Seri Pelajaran Komputer Internet dan Aplikasinya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI. Rooksby, E. (2002). Email and Ethics: Style and ethical relations in computer-mediated communication. London: Sage Publications. Santoso, Agung. (2010). Statistik untuk psikologi dari blog menjadi buku. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Santrock, J.W. (2007). Pskologi Perkembangan Edisi 11 Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Sarwono, Jonathan. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sheldon, P. (2008). The Relationship Between Unwilingness-toCommunicate and Students’ Facebook Use. Journal of Media Psychology, 20(2), 67- PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 57 75. doi: 10.1027/1864-1105.20.2..67. diunduh 8 Oktober 2013, dari http://www.eckerd.edu/academics/ford/files/11/Mary_Wilks.pdf Shim, Young Soo. (2007). The Impact of the Internet on Teenagers’ Face to-Face Communication.Volumw 6, Issues 10. Diunduh 29 September 2014, dari http://lass.purduecal.edu/cca/gmj/sp07/graduate/gmj-sp07-gradshim.htm Singgih, Devis. (2011). Penggunaan Internet Sebagai Media Komunikasi dalam Menciptakan Hubungan Akrab. Diunduh 27 Juni 2013, dari http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/48173 Soelistiyowati, Endang dan Nugroho, Vincent. (2012). Strategi Komunikasi untuk Sukses Menjalin Relasi Kiat-Kiat Mempertajam Soft Skill Anda. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sosiawan, Edwi Arief. (Tanpa Tahun). Kajian Internet Sebagai Media Komunikasi Interpersonal Dan Massa. Diunduh 28 Juli 2013, dari http://ermafpsi2010.files.wordpress.com/2011/10/psi-interneterma1.pdf Sugiyono (2003) Metode Penelitian. Diunduh 19 September 2015, dari http://widisudharta.weebly.com/metode-penelitian-skripsi.html Supraktiknya, A. (2007). Merujuk sumber acuan dalam penulisan karya ilmiah. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Surya, Yuyun W.I, (2002). Pola Konsumsi dan Pengaruh Internet sebagai Media Komunikasi Interaktif pada Remaja (Studi Analisis Persepsi pada Remaja di Kotamadya Surabaya). Lembaga Penelitian Universitas Airlangga, Surabaya. Supriatna, Nana. (Tanpa Tahun). Sejarah untuk kelas XII Sekolah Menengah Atas Program Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: Grafindo Media Pratama. Tim Internet Sehat (2014). Global Perspektif terhadap Anonimitas Online. Diunduh 19 September 2015, dari http://internetsehat.id/2014/09/global-perspektif-terhadapanonimitas-online/ Upi, Marwan. (2012). Media Sosial dan Perilaku Manusia. Diunduh 31 Oktober 2013, dari http://sosbud.kompasiana.com/2012/10/23/media-sosial-danperilaku-manusia-497728.html PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58 Usman, Husaini. Akbar, Setiady. (2006). Pengantar Statistik Edisi Kedua. Jakarta: PT Bumi Aksara. Utz, S. and Beukeboom, C. J. (2011), The Role of Social Network Sites in Romantic Relationships: Effects on Jealousy and Relationship Happiness. Journal of Computer-Mediated Communication, 16: 511–527. doi: 10.1111/j.1083-6101.2011.01552.x Valenburg, Patti M dan Peter Jochen. (2009). Social Consequences of Internet for Adolescent A Decade of Research. Diunduh 21 Juni 2013, dari https://www.academia.edu/3384768/Social_Consequences_of_the_I nternet_for_Adolescents_A_Decade_of_Research Vemale.com. (2012). Remaja Lebih Suka Komunikasi Jempol Daripada Bicara. Diunduh 23 Oktober 2013, dari http://www.vemale.com/relationship/keluarga/12514-remaja-lebihsuka-komunikasi--jempol--daripada-bicara.html Wahana Komputer. (2006). 10 Model Penelitian dan Pengolahannya dengann SPSS 14. Yogyakarta: C. V. ANDI OFFSET. Walther, Joseph B. (1996). Computer-Mediated Communication Impersonal, Interpersonal, and Hyperpersonal Interaction. Volume 23, Nomor 1. doi 10.1177/009365096023001001. Diunduh 17 Desember 2013, dari http://crx.sagepub.com/content/23/1/3.short Widiantari, Komang Sri dan Herdiyanto, Yohanes Kartika. (2013). Perbedaan Intensitas Komunikasi Melalui Jejaring Sosial antara Tipe Kepribadian Ekstovert dan Introvert pada Remaja. Jurnal Psikologi Udayana 2013, Vol. 1, No. 1, 106-15. ISSN 2354-560. Diunduh 25 Okotober 2014, dari https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web& cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0CCkQFjAB&url=http%3A%2F%2Fo js.unud.ac.id%2Findex.php%2Fpsikologi%2Farticle%2Fdownload% 2F8488%2F6332&ei=IRRNVJvGLuGWigL3qIHYDQ&usg=AFQj CNE1XRgY-1mDSm93MAxfqRZIHXBwfQ Widjaja, H.A.W, Prof. Drs, 1997, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta: Bumi Aksara. Widhiharso, Wahyu. (2010). Uji Linieritas Hubungan. Fakultas Psikologi UGM. Tidak diterbitkan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 59 Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Yusuf, Oik. (2012). 2013 Pengguna Internet Indonesia Bisa Tembus 82 Juta. Diunduh 4 Oktober 2013,dari http://tekno.kompas.com/read/2012/12/13/10103065/2013.pengguna .internet.indonesia.bisa.tembus.82.juta PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN 60 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN A KUESIONER PENELITIAN 61 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62 1. Jenis Kelamin: ( ) L ()P 2. 2. Usia: …………Tahun 3. . Pilihan media/ aplikasi internet yang paling sering digunakan dalam satu bulan (pilih salah satu): a. Email b. Chat (Line, WeChat, KakaoTalk, WhatsApp, BBM) c. Jejaring sosial (Facebook, Twitter, Path, Isilah Tabel di bawah ini, berdasarkan jumlah penggunaan, jumlah jam, dan jumlah teman yang anda ajak berkomunikasi melalui media internet (nomor 3), selama sebulan. SUBJEK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Total 4. FREKUENSI 5. JAM Isilah Tabel di bawah ini, berdasarkan jumlah penggunaan, jumlah jam, dan jumlah teman yang anda bertemu secara langsung untuk mengobrol dengan teman anda, di luar jam sekolah, selama sebulan. SUBJEK 6. FREKUENSI 7. JAM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Total PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN B UJI RELIABILITAS 63 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alphaa N of Items .437 4 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Scale Variance if Deleted Intensitas komunikasi internet subjek Intensitas komunikasi tatap muka subjek Frekuensi komunikasi internet subjek Frekuensi komunikasi tatap muka subjek Item Deleted 368.54 Variance 125.204 Cronbach's Alpha Total Correlation if Item Deleted 308.84 163.443 .391 .498 326.04 127.856 .343 .408 308.72 124.042 .347 .428 326.04 170.856 .343 .408 Scale Statistics Mean Corrected Item- Std. Deviation 11.793 N of Items 4 64 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN C UJI NORMALITAS 65 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Hasil Uji Normalitas a. Hasil Uji Normalitas pada Intensitas Penggunaan Internet sebagai Media Komunikasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Frekuensi N Normal Parametersa Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. komunikasi internet subjek internet subjek 50 50 59.7000 59.8200 21.16047 35.00536 Absolute .228 .221 Positive .228 .221 Negative -.111 -.189 1.611 1.561 .011 .015 Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Durasi komunikasi 67 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI b. Hasil Uji Normalitas pada Intensitas Komunikasi Tatap Muka One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Frekuensi Durasi komunikasi komunikasi tatap tatap muka subjek N Normal Parameters a 50 50 42.5000 42.5000 10.07573 10.07573 Absolute .147 .147 Positive .147 .147 Negative -.100 -.100 1.040 1.040 .229 .229 Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. muka subjek 68 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN D UJI LINEARITAS 69 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 70 Hasil Uji Linearitas ANOVA Table Sum of Squares Intensitas komunikasi tatap Between Groups (Combined) df Mean Square F Sig. 3212.333 32 100.385 .968 .547 9.623 1 9.623 .093 .064 3202.710 31 103.313 .997 .520 Within Groups 1762.167 17 103.657 Total 4974.500 49 muka subjek * Intensitas Linearity komunikasi internet subjek Deviation from Linearity PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN E UJI HIPOTESIS 71 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 72 Hasil Uji Hipotesis a. Uji Hipotesis Correlations Spearman's rho Intensitas komunikasi internet subjek Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Intensitas komunikasi tatap muka subjek Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Intensitas Intensitas komunikasi komunikasi tatap internet subjek muka subjek 1.000 -.052 . .719 50 50 -.052 1.000 .719 . 50 50 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN F DESKRIPSI DATA DEMOGRAFIK SUBJEK 73 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74 Deskripsi Data Demografik Subjek Subjek Jenis Kelamin 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Usia 16 16 15 15 15 16 16 15 16 16 18 16 16 16 17 16 17 16 17 16 15 16 18 Pilihan Aplikasi Jum. Jam Internet/ Bulan Kategori Jum. Teman Internet/ Bulan Jejaring sosial Chat Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Chat Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Chat Jejaring sosial 48 74 43 79 77 48 53 53 36 44 44 78 74 46 72 80 52 39 55 45 43 45 41 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi 184 177 166 89 129 208 87 137 162 158 187 198 186 103 90 89 87 213 127 227 227 204 216 Jum. Jam Tatap Muka/ Bulan 43 42 53 44 45 29 27 55 30 32 47 50 46 30 41 60 48 33 30 59 46 55 30 Kategori Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Tinggi Sedang Rendah Rendah Tinggi Sedang Tinggi Rendah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki 17 18 18 17 16 16 16 17 17 16 17 15 16 16 15 16 16 15 15 16 15 16 16 15 15 15 15 Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Jejaring sosial Chat Chat Jejaring sosial Chat 74 64 59 43 45 76 44 46 75 52 51 48 36 82 68 54 52 77 43 50 47 51 79 38 32 64 63 Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi 204 178 156 178 205 205 96 154 187 143 140 63 117 90 88 113 76 152 80 104 115 93 90 114 140 127 93 30 33 30 60 32 27 42 38 27 33 29 46 45 60 42 44 43 49 59 46 46 50 47 55 46 51 40 Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Sedang Sedang Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang