ANALISIS PENJUALAN TEPUNG SAGU PADA KOPERASI

advertisement
ANALISIS PENJUALAN TEPUNG SAGU PADA KOPERASI HARMONIS
SELAT PANJANG
HADIYATI
Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning
Abstrak
Penelitian ini bertujuan; 1). untuk mengetahui faktor-faktor apa yang
menyebabkan tidak tercapainya target penjualan tepung sagu pada Koperasi
Harmonis Selat Panjang, 2). untuk mengetahui kebijakan yang telah dilakukan
atau diambil oleh Koperasi Harmonis Selat Panjang dalam mencapai target
penjualan tepung sagu. Populasi dalam penelitian ini adalah pembeli yang
menggunakan produk tepung sagu dari Koperasi Harmonis Selat Panjang.
Dengan menggunakan teknik random sampling atau secara acak sederhana
ditetapkan jumlah sampel yang menjadi responden dalam penelitian ini
berjumlah 50 orang. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dari variabel
Produk adalah kualitas produk tepung sagu yang dijual pada Koperasi
Harmonis Selat Panjang termasuk dalam klasifikasi baik sebanyak 38 orang
responden atau 76 %, klasifikasi cukup baik sebanyak 12 orang responden
atau 24 % dan responden yang menyatakan klasifikasi tidak baik tidak ada.
Berdasarkan variabel Harga adalah bahwa harga yang ditetapkan dalam
penjualan tepung sagu pada Koperasi Harmonis Selat Panjang termasuk
dalam klasifikasi mahal sebanyak 6 orang responden atau 12 %, klasifikasi
sedang sebanyak 37 orang responden atau 74 % dan responden yang
menyatakan klasifikasi murah sebanyak 7 orang responden atau 14 %.
Berdasarkan variabel Promosi bahwa kegiatan penjualan ditinjau dari sales
promotion termasuk dalam klasifikasi baik sebanyak 8 orang responden atau
16 %, klasifikasi cukup baik sebanyak 11 orang responden atau 22 % dan
responden yang menyatakan klasifikasi kurang baik sebanyak 31 orang
responden atau 62 %. Berdasarkan variabel Distribusi bahwa kegiatan
distribusi secara langsung pada Koperasi Harmonis Selat Panjang untuk
memenuhi kebutuhan tepung sagu bagi konsumen termasuk dalam klasifikasi
baik sebanyak 30 orang responden atau 60 %, klasifikasi sedang sebanyak 15
orang responden atau 30 % dan responden yang menyatakan klasifikasi
kurang sebanyak 5 orang responden atau 10 %.
Kata Kunci: penjualan, harga, promosi, distribusi
Pendahuluan
Secara harfiah koperasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “Co-operation”. Co (ko)
artinya bersama sedangkan Operation (operasi) berarti bekerja. Jadi cooperation (ko-operasi)
yang dibakukan kedalam bahasa Indonesia dengan koperasi berarti bekerja sama, sehingga
setiap bentuk kerjasama dapat disebut koperasi. Koperasi merupakan suatu bentuk usaha
bersama di antara orang-orang yang mempunyai kepentingan bersama yang dijalankan dan
dikelola bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 telah menyatakan bahwa
perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. Penjelasan
pasal 33 tersebut menempatkan bahwa koperasi dalam kedudukannya sebagai soko guru
perekonomian nasional maupun sebagai bagian integral tata perekonomian nasional.
Dalam perkembangan ekonomi yang berjalan cepat di Indonesia, pertumbuhan
koperasi selama ini belum sepenuhnya menunjukkan wujud dan perannya sebagaimana yang
dimaksud oleh Undang-Undang Dasar 1945, demikian pula peraturan perundang-undangan
yang ada belum sepenuhnya mampu menggerakkan koperasi dalam meningkatkan
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat setempat, baik sebagai badan usaha maupun
sebagai gerakan ekonomi rakyat.
Di dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, dijelaskan bahwa
koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan seorang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
yang berdasarkan azas kekeluargaan. Adapun tujuan utama dibentuknya koperasi adalah
untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota, dengan berusaha untuk memaksimalkan
tingkat SHU yang dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi anggotanya.
Dalam rangka meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat dalam
suatu kegiatan usaha, pada tanggal 3 Oktober 1973 telah didirikan sebuah koperasi dengan
nama “Harmonis” yang berada di Jalan Merdeka Selat Panjang dengan badan hukum nomor :
577/BH/XII. Koperasi Harmonis ini bergerak dalam kegiatan penjualan tepung sagu dengan
tujuan untuk mensejahterakan para anggotanya. Mengingat besarnya potensi sagu sehingga
dapat diolah menjadi tepung sagu di wilayah Selat Panjang dan sekitarnya, maka hal inilah
yang menjadi salah satu latar belakang berdirinya Koperasi Harmonis Selat Panjang yang
memiliki jumlah anggota sebanyak 45 orang.
Sagu dapat diolah menjadi produk makanan seperti tepung sagu, mie sagu, mie so
hun dan lain sebagainya. Salah satu produk sagu yang banyak digemari oleh masyarakat Riau
khususnya di Kabupaten Meranti adalah mie sagu. Hal ini menjadi prospek tersendiri ditinjau
dari sektor ekonomi di Kecamatan Tebing Tinggi khususnya sebagai penghasil sagu terbesar
di Provinsi Riau.
Untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya dari potensi sagu bagi Koperasi Harmonis
Selat Panjang, maka perlu dilakukan upaya penjualan secara cepat dan tepat didistribusikan
kepada konsumen.
Untuk mengetahui perkembangan penjualan tepung sagu pada Koperasi Harmonis
Selat Panjang disajikan data pada tabel 1.1.
Tabel 1.1.
Target dan Realisasi Penjualan Tepung Sagu Pada Koperasi Harmonis Selat Panjang
Tahun 2004 – 2008
No
Tahun
Target
Realisasi
Persentase Pencapaian
Penjualan
Penjualan
Penjualan
(ton)
(ton)
(%)
1.
2004
55.000
51.351
93,4
2.
2005
60.000
56.778
94,6
3.
2006
65.000
55.865
85,9
4.
2007
70.000
62.980
89,9
5.
2008
75.000
68.329
91,1
Sumber: Koperasi Harmonis Selat Panjang
Dari tabel di atas, dilihat dari pencapaian target penjualan setiap tahunnya cenderung
mengalami penurunan. Hal ini dapat di lihat dari persentase kenaikan dan penurunan tingkat
pencapaian target. Pada tahun 2004 persentase pencapaian penjualan yang mampu dicapai
oleh Koperasi Harmonis Selat Panjang sebesar 93,4 %. Kemudian pada tahun 2005 naik
menjadi 94,6 %. Tahun 2006 terjadi penurunan penjualan dibandingkan tahun sebelumnya
yakni sebesar 85,9 %. Selanjutnya pada tahun 2007 terjadi kenaikan yakni sebesar 89,9 %.
Terakhir pada tahun 2008 yang lalu, persentase pencapaian penjualan mengalami kenaikan
sebesar 91,1 %. Dengan demikian, secara keseluruhannya, persentase pencapaian penjualan
dari tahun 2004-2008 mengalami penurunan.
Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa target penjualan yang
telah ditetapkan oleh Koperasi Harmonis Selat Panjang belum dapat dicapai secara optimal
dalam rangka meningkatkan laba perusahaan.
Diakui bahwa untuk mencapai target penjualan yang telah ditetapkan oleh Koperasi
Harmonis Selat Panjang tidak mudah untuk diwujudkan. Namun,setidaknya Koperasi
Harmonis
Selat
Panjang
dapat
mengetahui
dan
mempelajari
faktor-faktor
yang
mempengaruhi tidak tercapainya target ataupun rencana penjualan yang telah ditetapkan.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Faktor-faktor
apakah yang menyebabkan tidak tercapainya target penjualan tepung sagu di Koperasi
Harmonis Selat Panjang?”
Kajian Teoritis
Penjualan sebagai bagian dari kegiatan yang dilakukan dalam pemasaran, merupakan
salah satu fungsi yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Kegiatan penjualan memegang
peranan penting yang paling utama dalam usaha sehingga dapat tercapainya laba yang
optimal.
Penjualan adalah sebagai proses dimana sang penjual memastikan, mengaktifkan
dan memuaskan kebutuhan serta keinginan sang pembeli agar dicapai manfaat bagi si penjual
dan menguntungkan kedua belah pihak (Winardi; 1991; 9). Dengan adanya penjualan akan
tercipta suatu proses pertukaran barang dan jasa antara pembeli dan penjual. Kegiatan penjual
merupakan salah satu fungsi dari pemasaran dimana penjualan merupakan sifat yang dinamis,
dalam arti penjualan dalam satu jenis barang harus meyakinkan orang untuk membelinya.
Selanjutnya Winardi mendefinisikan penjualan yaitu berkumpulnya seorang pembeli dan
penjual dengan tujuan melaksanakan tukar menukar barang dan jasa berdasarkan pada
pertimbangan yang berharga misalnya pertimbangan uang (Winardi; 1999; 26).
Di dalam konsep penjualan menekankan orientasi pada produk yang dihasilkan
untuk dijual yang didukung dengan kegiatan penjualan dan promosi, sehingga tujuan
perusahaan jangka pendek dapat dicapai melalui pencapaian target penjualan. Kalau
digambarkan secara skematis dapat di lihat perbedaan antara konsep pemasaran dan konsep
penjualan (Assauri; 1997; 77) pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1.
Konsep Penjualan dan Konsep Pemasaran
Konsep Penjualan
Produk
Konsep Penjualan
dan Promosi
Target
Penjualan
Tujuan Perusahaan
Jangka Pendek
Konsep Pemasaran
Kebutuhan dan
Peinginan Pemasaran
Kegiatan
Pemasaran
Terpadu
Kepuasan
Konsumen
Tujuan Perusahaan
Jangka Panjang
Sumber : Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, (Assauri; 1997; 77)
Jadi yang ditekankan dalam konsep penjualan adalah asumsi bahwa konsumen sama
sekali tidak akan membeli atau tidak akan membeli dalam jumlah yang cukup terhadap
produk organisasi/perusahaan, kecuali apabila organisasi/perusahaan tersebut berusaha
semaksimal mungkin untuk merangsang mereka terhadap produk yang ditawarkan.
Kegiatan menyusun rencana dan anggaran penjualan terdiri dari enam tahap (Sutojo;
2003; 4) yaitu:
1. Menganalisis perkembangan lingkungan bisnis ekstern perusahaan;
2. Menganalisis kekuatan dan kelemahan perusahaan;
3. Menyusun tujuan penjualan (jangka pendek dan menengah) yang ingin dicapai
perusahaan;
4. Menyusun strategi yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut;
5. Menyusun anggaran penjualan yaitu rencana pengeluaran yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan bagian penjualan guna mencapai tujuan penjualan;
6. Memonitor atau mengawasi seberapa jauh tujuan penjualan yang direncanakan telah
tercapai dan jumlah pengeluaran cukup efisien serta tidak menyimpang jauh dari
anggaran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan antara lain produk, harga, promosi, dan
distribusi, faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan sebagai berikut:
1). Produk
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan pada pasar untuk diperhatikan, dibeli,
digunakan atau dikonsumsi. (Kotler; 1995; 89).
2). Harga
Harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan
untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dengan beserta pelayanannya. (Basu swastha
& Irawan; 2002; 241).
3). Promosi
Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan
seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam
pemasaran, dengan kata lain promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang
ditujukan untuk mendorong permintaan (Mc. Charty E. Jeremo WD Renault; 1995;
349).
4). Distribusi
Distribusi adalah suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke
perantara dan akhirnya sampai pada pemakai (Basu Swastha; 1997; 285).
Untuk menetapkan target penjualan, perlu diperhatikan beberapa faktor yang
mempengaruhi volume penjualan, antara lain yaitu:
1. Faktor interen
1). Kualitas produk
2). Service yang diberikan
3). Komisi penjualan yang diberikan
4). Kegiatan salesman
5). Kegiatan sales promotion
6). Penetapan harga
2. Faktor eksteren
1). Perubahan selera konsumen
2). Munculnya saingan baru
3). Pengaruh faktor psikologis
4). Pengaruh baru dalam kebijakan pemerintah
5). Kemungkinan adanya tindakan dari pesaing
(www.mysimplebiz.info/tutorial/isi/ekonomi.22 htm, didownload pada tanggal 30
Desember 2009).
Penurunan volume penjualan berdasarkan sebab-sebab utama dapat dibedakan
menjadi (Nitisemito; 1990; 211).
1. Sebab-sebab intern
a. Turunnya kualitas produksi
b. Penetapan harga jual
c. Kegiatan sales promotion
d. Distribusi produk
e. Servis yang diberikan
2. Sebab – sebab ekstern
a. Perubahan selera konsumen
b. Adanya barang pengganti
c. Adanya saingan baru
d. Kebijakan pemerintah
Metode Penelitian
Populasi Dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pembeli yang menggunakan produk tepung sagu
dari Koperasi Harmonis Selat Panjang. Mengingat banyaknya jumlah populasi yang membeli
tepung sagu dari Koperasi Harmonis Selat Panjang ini serta keterbatasan waktu, tenaga dan
dana, peneliti mengambil sampel sebanyak 50 orang.
Teknik Pengambilan Sampel
Sampel dalam penelitian ini dipilih menggunakan metode random sampling atau
secara acak sederhana yaitu pengambilan sampel secara acak dimana penentuan sampel telah
ditentukan oleh penulis.
Jenis Dan Sumber Data
Jenis Data
1. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil pengumpulan angket/kuesioner yang
disebarkan kepada responden yaitu konsumen yang mengkonsumsi tepung sagu yang
dijual melalui Koperasi Harmonis Selat Panjang.
2. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian, selanjutnya hasil
penelitian tersebut diolah secara statistik dengan menggunakan metode deskriptif.
Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian melalui
observasi dan wawancara dari kuesioner yang disebarkan. Data tersebut berupa
tanggapan konsumen terhadap produk tepung sagu pada Koperasi Harmonis Selat
Panjang dengan variabel; produk (product), harga (price), promosi (promotion),
distribusi dan persaingan.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian
berupa dokumen atau laporan-laporan, berupa gambaran umum lokasi penelitian, dan
data lainnya yang relevan dengan penelitian ini.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Wawancara, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan dialog
secara langsung dengan Ketua Koperasi Harmonis Selat Panjang.
2. Kuesioner, yaitu dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk
diisi.
Identitifikasi Dan Operasionalisasi Variabel
Dalam upaya meningkatkan penjualan tepung sagu pada Koperasi Harmonis Selat
Panjang, perlu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain; produk
(product), harga (price), promosi (promotion), distribusi dan persaingan. Adapun definisi dari
masing-masing variabel tersebut sebagai berikut:
1. Produk (product) yaitu segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memperoleh
perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan
meliputi benda fisik, jasa, tempat, ide atau gagasan kualitas pelayanan produk kepada
konsumen perlu dilakukan oleh perusahaan.
2. Harga (price) yaitu jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dengan beserta pelayanannya.
3. Promosi (promotion) yaitu kegiatan pemberitahuan tentang keunggulan produk atau jasa
yang dihasilkan dengan tujuan membujuk pelanggan sasaran agar membeli produk atau
jasa yang dihasilkan.
4. Distribusi (distribution) yaitu unit organisasi seperti produsen, pedagang besar, pengecer
dan sebagainya
yang melaksanakan semua kegiatan
yang diperlukan untuk
menyampaikan suatu produk dari produsen atau penjual kepada konsumen.
Analisis Data
Untuk menganalisis data dan informasi yang telah terkumpul, selanjutnya peneliti
menganalisa data-data tersebut dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu metode
yang membahas dan menganalisa data serta menghubungkan dengan teori-teori atau konsepkonsep yang relevan dengan masalah yang diteliti, kemudian diambil suatu kesimpulan.
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Produk
Berdasarkan hasil kuesioner terhadap 50 orang responden (pembeli tepung sagu),
penulis telah melakukan pengambilan data untuk mengetahui tanggapan responden terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan tepung sagu pada Koperasi Harmonis Selat
Panjang diantaranya adalah faktor produk. Untuk mengetahui jawaban responden terhadap
produk berikut disajikan data pada tabel 5.1.
Tabel 5.1.
Tanggapan Responden tentang Kualitas Produk Tepung Sagu Yang Dijual
pada Koperasi Harmonis Selat Panjang Tahun 2009
Jumlah Responden
Persentase
(orang)
(%)
Baik
38
76
2.
Cukup Baik
12
24
3.
Kurang Baik
-
-
Jumlah
50
100
No
Tanggapan Responden
1.
Sumber : Hasil Data Olahan
Berdasarkan data pada tabel 5.1. di atas, terlihat bahwa responden yang menyatakan
bahwa responden tentang kualitas produk tepung sagu yang dijual pada Koperasi Harmonis
Selat Panjang termasuk dalam klasifikasi baik sebanyak 38 orang responden atau 76 %,
klasifikasi cukup baik sebanyak 12 orang responden atau 24 % dan responden yang
menyatakan klasifikasi tidak baik tidak ada.
Selanjutnya, untuk mengetahui apakah pelayanan yang diberikan oleh karyawan
Koperasi Harmonis Selat Panjang dalam melakukan kegiatan penjualan tepung sagu, dapat
dilihat pada tabel 5.2. di bawah ini.
Tabel 5.2.
Tanggapan Responden tentang Pelayanan Yang Diberikan Oleh Karyawan Koperasi
Harmonis Selat Panjang Dalam Melakukan Kegiatan Penjualan
Tepung Sagu Tahun 2009
Jumlah Responden
Persentase
(orang)
(%)
Baik
10
20
2.
Cukup Baik
34
68
3.
Kurang Baik
6
12
Jumlah
50
100
No
Tanggapan Responden
1.
Sumber : Hasil Data Olahan
Berdasarkan data pada tabel di atas, terlihat bahwa responden yang menyatakan
bahwa pelayanan yang diberikan oleh karyawan Koperasi Harmonis Selat Panjang dalam
melakukan kegiatan penjualan tepung sagu termasuk dalam klasifikasi baik sebanyak 10
orang responden atau 20 %, klasifikasi cukup baik sebanyak 34 orang responden atau 68 %
dan responden yang menyatakan klasifikasi kurang baik sebanyak 2 orang responden atau 12
%.
Dalam melakukan penjualan tepung sagu, Koperasi Harmonis Selat Panjang menjual
beberapa merek tepung sagu diantaranya MEDALI, SUPERMEN, DOLPIN, SUPER A,
SUPER MAS, YMH, HTC, KTT dan BMB. Untuk mengetahui tanggapan dari responden
mengenai merek tepung sagu yang dijual pada Koperasi Harmonis Selat Panjang disajikan
data pada tabel 5.3. di bawah ini.
Tabel 5.3.
Tanggapan Responden tentang Merek Tepung Sagu pada Koperasi Harmonis Selat Panjang
Jumlah Responden
Persentase
(orang)
(%)
Terkenal
18
36
2.
Cukup terkenal
27
54
3.
Kurang terkenal
5
10
Jumlah
50
100
No
Tanggapan Responden
1.
Sumber : Hasil Data Olahan
Berdasarkan tabel 5.3. di atas, terlihat bahwa responden yang menyatakan bahwa
merek tepung sagu pada Koperasi Harmonis Selat Panjang kurang terkenal sebanyak 5 orang
responden atau 10 %. Sedangkan responden yang menyatakan bahwa merek tepung sagu
pada Koperasi Harmonis Selat Panjang cukup terkenal sebanyak 27 orang atau 54 % dan
yang menyatakan terkenal sebanyak 18 orang responden atau 36 %.
Harga
Berdasarkan hasil kuesioner terhadap 50 orang responden (pembeli tepung sagu),
penulis telah melakukan pengambilan data untuk mengetahui tanggapan responden terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan tepung sagu pada Koperasi Harmonis Selat
Panjang diantaranya adalah faktor harga. Untuk mengetahui jawaban responden terhadap
harga jual tepung sagu pada Koperasi Harmonis Selat Panjang, disajikan data pada tabel 5.4
di bawah ini.
Tabel 5.4.
Tanggapan Responden tentang Harga Yang Ditetapkan Dalam Penjualan Tepung Sagu pada
Koperasi Harmonis Selat Panjang Tahun 2009
Jumlah Responden
Persentase
(orang)
(%)
Mahal
6
12
2.
Sedang
37
74
3.
Murah
7
14
Jumlah
50
100
No
Tanggapan Responden
1.
Sumber : Hasil Data Olahan
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa responden yang menyatakan bahwa harga
yang ditetapkan dalam penjualan tepung sagu pada Koperasi Harmonis Selat Panjang
termasuk mahal sebanyak 6 orang responden atau 12 %, sedang sebanyak 37 orang responden
atau 74 % dan responden yang menyatakan murah sebanyak 7 orang responden atau 14 %.
Selanjutnya, untuk mengetahui tanggapan responden mengenai kebijakan harga
tepung sagu yang dijual pada Koperasi Harmonis Selat Panjang dapat dilihat pada tabel 5.5.
Tabel 5.5.
Tanggapan Responden tentang Kebijakan Harga Tepung Sagu Yang Dijual pada Koperasi
Harmonis Selat Panjang Tahun 2009
Jumlah Responden
Persentase
(orang)
(%)
Baik
5
10
2.
Cukup Baik
42
84
3.
Kurang Baik
3
6
Jumlah
50
100
No
Tanggapan Responden
1.
Sumber : Hasil Data Olahan
Berdasarkan data pada tabel 5.5. di atas, responden yang menyatakan bahwa
kebijakan harga tepung sagu yang dijual pada Koperasi Harmonis Selat Panjang termasuk
baik sebanyak 5 orang responden atau 10 %, cukup baik sebanyak 42 orang responden atau
84 % dan responden yang menyatakan kurang baik sebanyak 3 orang responden atau 6 %.
Promosi
Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai promosi melalui personal selling
yang dilakukan pada Koperasi Harmonis Selat Panjang dapat dilihat pada tabel 5.6.
Tabel 5.6.
Tanggapan Responden tentang Promosi Melalui Personal Selling Yang Dilakukan Pada
Koperasi Harmonis Selat Panjang Dalam Kegiatan Penjualan Tepung Sagu
Jumlah Responden
Persentase
(orang)
(%)
Pernah
7
14
2.
Tidak pernah
18
36
3.
Jarang
25
50
Jumlah
50
100
No
Tanggapan Responden
1.
Sumber : Hasil Data Olahan
Berdasarkan data pada tabel 5.6. di atas, responden yang menyatakan bahwa upaya
yang dilakukan Koperasi Harmonis Selat Panjang dalam kegiatan penjualan ditinjau dari
personal selling bahwa sebanyak 7 orang responden atau 14 % pernah menerima promosi
secara langsung, sebanyak 25 orang responden atau 50 % jarang menerima promosi secara
langsung dan 18 orang responden atau 36 % menyatakan tidak pernah menerima promosi
secara langsung.
Selanjutnya, untuk mengetahui tanggapan responden mengenai upaya yang
dilakukan Koperasi Harmonis Selat Panjang dalam kegiatan penjualan tepung sagu ditinjau
dari sales promotion dapat dilihat pada tabel 5.7.
Tabel 5.7.
Tanggapan Responden Tentang Potongan Harga (Sales Promotion) Terhadap Penjualan
Tepung Sagu pada Koperasi Harmonis Selat Panjang
Jumlah Responden
Persentase
(orang)
(%)
Baik
9
18
2.
Cukup Baik
18
36
3.
Kurang Baik
23
46
Jumlah
50
100
No
Tanggapan Responden
1.
Sumber : Hasil Data Olahan
Berdasarkan data di atas, responden yang menyatakan bahwa upaya yang dilakukan
Koperasi Harmonis Selat Panjang dalam kegiatan penjualan ditinjau dari sales promotion
termasuk baik sebanyak 9 orang responden atau 18 %, cukup baik sebanyak 18 orang
responden atau 36 % dan responden yang menyatakan kurang baik sebanyak 23 orang
responden atau 46 %.
Distribusi
Untuk mengetahui jawaban responden terhadap kegiatan distribusi secara langsung
pada Koperasi Harmonis Selat Panjang untuk memenuhi kebutuhan tepung sagu bagi
konsumen, disajikan data pada tabel 5.8.
Tabel 5.8.
Tanggapan Responden tentang Kegiatan Distribusi Secara Langsung Pada Koperasi
Harmonis Selat Panjang Untuk Memenuhi Kebutuhan Tepung Sagu Bagi Konsumen
No
Tanggapan Responden
1.
Baik
Jumlah Responden
Persentase
(orang)
(%)
30
60
2.
Sedang
15
30
3.
Kurang
5
10
Jumlah
50
100
Sumber : Hasil Data Olahan
Berdasarkan data di atas, responden yang menyatakan bahwa kegiatan distribusi
secara langsung pada Koperasi Harmonis Selat Panjang untuk memenuhi kebutuhan tepung
sagu bagi konsumen termasuk baik sebanyak 30 orang responden atau 60 %, sedang
sebanyak 15 orang responden atau 30 % dan responden yang menyatakan kurang sebanyak 5
orang responden atau 10 %.
Untuk mengetahui jawaban responden terhadap kegiatan distribusi secara tidak
langsung pada Koperasi Harmonis Selat Panjang untuk memenuhi kebutuhan tepung sagu
bagi konsumen, disajikan data pada tabel 5.9.
Tabel 5.9.
Tanggapan Responden Tentang Kegiatan Distribusi dengan Secara Tidak Langsung Pada
Koperasi Harmonis Selat Panjang Untuk Memenuhi
Kebutuhan Tepung Sagu Bagi Konsumen
Jumlah Responden
Persentase
(orang)
(%)
Baik
20
40
2.
Sedang
25
50
3.
Kurang baik
5
10
Jumlah
50
100
No
Tanggapan Responden
1.
Sumber : Hasil Data Olahan
Berdasarkan data di atas, responden yang menyatakan bahwa kegiatan distribusi
secara tidak langsung pada Koperasi Harmonis Selat Panjang untuk memenuhi kebutuhan
tepung sagu bagi konsumen termasuk baik sebanyak 20 orang responden atau 40 %, sedang
sebanyak 25 orang responden atau 50 % dan responden yang menyatakan kurang sebanyak 5
orang responden atau 10 %.
Pembahasan
Analisis Produk
Berdasarkan hasil wawancara pada beberapa responden, terlihat bahwa kualitas
produk tepung sagu yang dijual pada Koperasi Harmonis Selat Panjang didominasi jawaban
dengan klasifikasi baik. Alasan mereka adalah karena produk tepung sagu yang mereka beli
memiliki kualitas yang baik untuk membuat berbagai macam penganan seperti kue basah dari
sagu, membuat mie sagu, bahkan membuat roti. Sagu yang berkualitas akan sangat baik
dikonsumsi oleh manusia untuk pengobatan sakit maag.
Dilihat dari struktur atau bentuk tepung sagu yang dijual di Koperasi Harmonis Selat
Panjang, tepung sagunya memiliki bentuk yang putih dan halus seperti tepung gandum
lainnya dan jarang ditemui seperti sampah dari kulit sagu dalam tepung sagu tersebut.
Dalam menjual produknya, terdapat banyak alternatif produk yang dijual dari
Koperasi Harmonis Selat Panjang. Adapun produk tepung sagu yang dijual di Koperasi
Harmonis Selat Panjang ini antara lain: MEDALI, SUPERMEN, DOLPIN, SUPER A,
SUPER MAS, YMH, HTC, KTT dan BMB. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat di Kota
Selat Panjang khususnya termasuk responden yang dimintai tanggapannya memberikan
perhatian yang khusus terhadap produk ini yang merupakan salah satu alternatif pengganti
makanan pokok yaitu beras.
Secara keseluruhan berdasarkan tanggapan responden pada tabel 5.1. di atas, bahwa
produk tepung sagu yang dijual di Koperasi Harmonis Selat Panjang memiliki kualitas yang
baik sehingga tingginya minat masyarakat untuk membeli tepung sagu di Kota Selat Panjang
khususnya.
Faktor penting yang dapat membuat konsumen puas adalah kualitas produk, hal ini
dapat dijadikan sebagai acuan bagi pemasar untuk mengembangkan loyalitas merek dari
konsumennya. Jika pemasar menaruh perhatian dan lebih mengutamakan kualitas, maka akan
mudah mendapatkan loyalitas konsumen pada merek yang ditawarkan. Kualitas produk
merupakan faktor kunci untuk menciptakan loyalitas jangka panjang.
Sedangkan dari aspek pelayanan dalam penjualan produk tepung sagu kepada
pembeli, terlihat bahwa responden dominan memberikan tanggapan yang cukup baik atas
pelayanan karyawan Koperasi Harmonis Selat Panjang kepada calon pembeli dalam
menjalankan kegiatan penjualan tepung sagu. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi
komunikasi penjualan yang baik saat konsumen membeli tepung sagu di koperasi tersebut.
Analisis Harga
Mengenai harga yang ditetapkan dalam penjualan tepung sagu pada Koperasi
Harmonis Selat Panjang bagi pembeli adalah pada umumnya cukup mahal. Namun, bagi
responden yang memberikan tanggapan kurang mahal mempunyai alasan bahwa tidak
seharusnya harga tepung sagu pada tahun 2008 naik cukup tinggi per kilonya dibandingkan
tahun 2007 lalu. Pada tahun 2007, harga per kilo tepung sagu adalah Rp 2.092 dan tahun
2008 lalu naik menjadi Rp 2.941/kg.
Jika hal ini tidak diperhatikan oleh Koperasi Harmonis Selat Panjang mengenai
harga tepung sagu, maka pembeli akan tetap membelinya namun jumlah tepung sagu secara
kuantitas atau jumlahnya akan semakin sedikit disebabkan harga tepung sagu yang
ditawarkan cukup mahal.
Adanya tanggapan responden yang bervariasi mengenai harga tepung sagu yang
dijual di Koperasi Harmonis Selat Panjang memberikan gambaran bahwa saat ini harga
tersebut masih dapat terjangkau, namun secara jumlah pemesanan bisa jadi dapat berkurang.
Disatu sisi, perusahaan telah menetapkan harga jual tepung sagu per kilonya, hal ini
dimaksudkan tentunya selain untuk menutupi biaya operasional, perusahaan akan
mendapatkan laba. Hal ini dibenarkan oleh Ketua Koperasi Harmonis Selat Panjang, bahwa
kebijakan untuk menetapkan harga jual tepung sagu sudah dilakukan perhitungan internal
koperasi.
Mengenai harga jual tepung sagu per kilonya yang telah ditetapkan di atas, menurut
Ketua Koperasi Harmonis Selat Panjang, bahwa kebijakan untuk menetapkan harga jual
tepung sagu sudah dilakukan perhitungan secara internal pada koperasi. Hal ini telah dihitung
dimaksudkan tentunya selain untuk menutupi biaya operasional, perusahaan akan
mendapatkan laba.
Selanjutnya mengenai tanggapan responden mengenai kebijakan harga tepung sagu
yang dijual pada Koperasi Harmonsi Selat Panjang sudah cukup tepat mengingat biaya-biaya
yang harus dikeluarkan dalam operasionalisasinya.
Dalam strategi penentuan harga, manajer harus menetapkan dulu tujuan
penetapannya. Tujuan itu berasal dari perusahaan itu sendiri yang selalu berusaha
menetapkan harga barang dan jasa secepat mungkin. Oleh karena itu tinjauan kita disini
berawal dari segi manajemen perusahaan yang mempunyai kepentingan dengan masalah
dengan penetapan
harga. Disini kita perlu meninjau apakah yang menjadi tujuan bagi
penjualan dalam menetapkan harga produknya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam hal harga jual tepung sagu dan
penetapan harga yang telah ditetapkan oleh Koperasi Harmonis Selat Panjang sudah cukup
baik dilaksanakan untuk tetap menjalankan aktifitas perusahaannya. Namun, jika ditinjau dari
kuantitasnya atau jumlahnya mengalami penurunan berdasarkan tanggapan dari responden
melalui wawancara yang dilakukan oleh penulis.
Analisis Promosi
Upaya promosi secara penjualan personal (personal selling) tepung sagu pada
Koperasi Harmonis Selat Panjang pada umumnya responden tidak pernah melihatnya seperti
promosi-promosi lainnya. Promosi lainnya seperti penjualan rokok, jam tangan dan
sebagainya. Pada umumnya mereka menilai bahwa Koperasi Harmonis Selat Panjang yang
bergerak dalam bidang pemasaran ataupun penjualan tepung sagu mungkin sudah memiliki
market share tersendiri jadi tidak perlu melakukan promosi secara personal selling.
Namun, menurut beberapa responden sungguh disayangkan jika suatu perusahaan
yang melakukan kegiatan penjualan bersifat menunggu bola seperti Koperasi Harmonis Selat
Panjang. Zaman sekarang persaingan semakin ketat, baik dalam bentuk kebijakan produk,
harga, promosi ataupun pelayanannya. Jika koperasi mau berusaha lebih giat lagi, produk
tepung sagu dapat disulap menjadi produk yang lebih bermutu seperti mie sagu, roti atau
penganan lainnya dengan mencantumkan nilai gizi dan manfaat mengkonsumsi dari bahan
sagu.
Dengan demikian, upaya promosi penjualan tepung sagu pada Koperasi Harmonis
Selat Panjang jika ditinjau dari personal selling, koperasi kurang berupaya dengan baik.
Selanjutnya jika dilihat dari aspek sales promotion, responden dominan
menyebutkan bahwa upaya yang dilakukan Koperasi Harmonis Selat Panjang dalam
mempromosikan produknya jika ditinjau dari sales promotion atau promosi penjualan kurang
baik dilaksanakan.
Hal tersebut menurut responden bahwa Koperasi Harmonis Selat Panjang jarang
atau tidak sama sekali melakukan upaya promosi penjualan tepung sagu di Kota Selat
Panjang sepanjang yang mereka ketahui. Hingga saat ini jika ada yang melakukan pemesanan
ataupun pembelian dapat langsung ke koperasi.
Tidak gencarnya upaya promosi penjualan yang dilakukan Koperasi Harmonis Selat
Panjang dapat memungkinkan bahwa target penjualan yang ditetapkan koperasi tidak dapat
tercapai. Dengan demikian, upaya Koperasi Harmonis Selat Panjang dalam mempromosikan
tepung sagu kurang baik dilaksanakan untuk meningkatkan laba usahanya.
Dengan demikian, keseluruhan upaya promosi Koperasi Harmonis Selat Panjang
ditinjau dari personal selling dan sales promotion kurang optimal dilaksanakan atau kurang
baik dilaksanakan, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak tercapainya target penjualan
tepung sagu setiap tahunnya yang telah ditetapkan oleh koperasi disebabkan faktor kurang
baiknya promosi yang dilakukan.
Analisis Distribusi
Tanggapan responden yang menyatakan bahwa kegiatan distribusi secara langsung
pada Koperasi Harmonis Selat Panjang untuk memenuhi kebutuhan tepung sagu bagi
konsumen adalah baik. Baik bermakna bahwa kebutuhan tepung sagu yang akan dipesan oleh
konsumen baik dalam jumlah yang kecil ataupun besar, Koperasi Harmonis Selat Panjang
dapat memenuhinya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Koperasi Harmonis Selat
Panjang hingga saat ini belum pernah mengalami kemacetan dalam pendistribusian tepung
sagu yang dipesan oleh konsumen.
Selanjutnya, tanggapan responden yang menyatakan bahwa kegiatan distribusi
secara tidak langsung pada Koperasi Harmonis Selat Panjang untuk memenuhi kebutuhan
tepung sagu bagi konsumen adalah sedang. Hal ini bermakna bahwa dalam transaksinya
dengan pedagang besar, pengecer ataupun agen-agen besar lainnya, Koperasi Harmonis Selat
Panjang tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi produk tepung sagu yang diinginkan
walaupun terkadang waktu pemenuhan produk sesuai kesepakatannya mengalami
keterlambatan yang tidak fatal akibatnya bagi si pemesan (pengecer, pedagang besar atau
agen besar).
Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, kesimpulan yang
bisa diambil adalah sebagai berikut:
1.
Tidak tercapainya target penjualan tepung sagu pada Koperasi Harmonis Selat Panjang
disebabkan oleh harga dan promosi. Sedangkan faktor produk dan distribusi tepung sagu
baik secara langsung maupun tidak langsung telah berjalan dengan baik.
2.
Produk tepung sagu yang dijual pada Koperasi Harmonis Selat Panjang mempunyai
kualitas yang baik. Pelayanan yang karyawan dalam kegiatan penjualan tepung sagu
telah dilaksanakan cukup baik dan merek tepung sagu yang dijual pada Koperasi
Harmonis Selat Panjang sudah cukup terkenal.
3.
Harga tepung sagu pada Koperasi Harmonis Selat Panjang menurut responden adalah
sedang, artinya disatu sisi mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya, namun disisi lainnya kenaikan tersebut sudah menjadi kebijakan koperasi.
Adanya peningkatan harga tepung sagu perkilo setiap tahunnya menyebabkan jumlah
pemesanannya menjadi berkurang walaupun ada beberapa responden memberikan
tanggapan bahwa harga jual tepung sagu masih bisa terjangkau.
4.
Promosi yang dilakukan oleh Koperasi Harmonis Selat Panjang ditinjau dari personal
selling dan sales promotion kurang optimal dilaksanakan atau kurang baik dilaksanakan,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak tercapainya target penjualan tepung sagu setiap
tahunnya yang telah ditetapkan oleh koperasi disebabkan faktor kurang baiknya promosi
yang dilakukan.
5.
Kegiatan distribusi tepung sagu secara langsung pada Koperasi Harmonis Selat Panjang
telah baik dilaksanakan, sedangkan distribusi tepung sagu dengan secara tidak langsung
dapat dikatakan sedang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa faktor distribusi
tepung sagu bukan merupakan faktor penyebab tidak tercapainya target penjualan tepung
sagu pada Koperasi Harmonis Selat Panjang.
Saran
Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, maka penulis mencoba untuk
memberikan saran-saran kepada Koperasi Harmonis Selat Panjang agar target penjualan
tepung sagu dapat tercapai sebagai berikut:
1. Memperhatikan dan selektif terhadap kualitas dan mutu dari tepung sagu yang akan dijual
serta memberikan pelayanan yang baik kepada calon pembeli oleh setiap karyawan
Koperasi Harmonis Selat Panjang, sehingga merek tepung sagu dengan sendirinya dapat
menjadi terkenal di pasaran.
2. Meninjau kembali harga jual tepung sagu dengan membuat kebijakan penetapan harga
yang realistis sesuai dengan harapan konsumen, sehingga diharapkan permintaan
konsumen terhadap tepung sagu pada Koperasi Harmonis Selat Panjang akan dapat
meningkat setiap tahunnya.
3. Melakukan perluasan daerah penjualan dengan melakukan promosi secara optimal dengan
melakukan personal selling dan sales promotion di daerah lain.
4. Kegiatan distribusi tepung sagu pada Koperasi Harmonis Selat Panjang baik secara
langsung maupun tidak langsung telah berjalan dengan baik, untuk itu perlu kiranya pihak
manajemen koperasi lebih meningkatkan distribusi tepung sagu ke perantara lainnya.
Daftar Pustaka
Alex S. Nitisemito. 1997, Marketing, Jakarta, Ghalia Indonesia.
Basu Swasta, DH. dan Irawan. 2002, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta, Liberty.
Basu Swastha, DH. 1999, Azas – Azas Marketing, Edisi Ketiga, Yogyakarta, Liberty.
________________. 1998, Manajemen Penjualan, Edisi Revisi, Yogyakarta, BPFE UGM.
Basu Swasta, DH dan Irawan. 1997, Manajemen Pemasaran Modern, Cetakan ke-5,
Yogyakarta, Liberty.
Basu Swasta, DH. 1996, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta, Liberty.
Basu Swastha, DH dan Irawan. 1994, Manajemen Pemasaran, Jakarta, Salemba Empat.
Basu Swastha, DH. 1990, Azas-Azas Marketing, Edisi ke-3, Yogyakarta, Liberty.
Buchari Alma. 1998, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung, CV. Alfabeta.
C.M. Lingga Purnama. 2001, Strategi Master Plan Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.
Fandi Tjiptono. 2000. Manajemen Jasa, Edisi Kedua, Yogyakarta, Andy Offset.
____________. 1997, Manajemen Pemasaran Jasa, Yogyakarta, Andi Offset.
Indriyo Gitosudarmo. 2001, Manajemen Strategis, Edisi Pertama, Yogyakarta, BPFE –
UGM.
Mc. Charty E. Jeremo WD Renault. 1995, Intisari Pemasaran Sebuah Ancaman Manajerial
Global (Terjemahan) Jilid 2, Jakarta, Bina Rupa Aksara.
Mela, Carl F., Sunil Gupta and Donald R. Lehmann. 1997, The Long Term Impact of
Promotion and Advertising on Sunsumer Brand Choice, Journal of Marketing
Research. Vol XXXIV. P. 248 – 261.
Mursia. 1993, Manajemen Pemasaran, Jakarta, Bumi Aksara.
Ninik Widiyanti. 1994, Manajemen Koperasi, Jakarta, Rineka Cipta.
Philip Kotler dan Gary Armstrong. 2002. Manajemen Pemasaran 2, Alih Bahasa Hendra
Teguh, Ronny A. Rusli dan Benyamin Molan, Edisi Milenium, Jakarta,
Prenhallindo.
Philip Kotler. 1997, Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan dan Pengendalian,
Terjemahan Heru Jati dan Jaka Wasana, Jakarta, Erlangga.
Philip Kotler dan Gary Amstrong. 1996, Dasar-dasar Pemasaran, Terjemahan Jaka Wasana,
Jakarta, PT. Prenhallindo.
____________. 1995, Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan, Implementasi dan
Pengendalian, Terjemahan Ancela Anitawati Hermanan SE, MBA, Jakarta, PT.
Salemba Empat.
_____________. 1993, Dasar-dasar Pemasaran, Jakarta, Terjemahan CV. Deviri Ganan.
Radiosunu. 1991, Manajemen Pemasaran Suatu Pengantar, Yogyakarta, BPFE – UGM.
Siswanto Sutojo. 2003, Manajemen Penjualan yang Efektif, Jakarta, PT. Damar Mulia
Pustaka.
Sofyan Assauri. 1997, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, Jakarta,
Rajawali.
Sutisna. 2003, Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran, Bandung, PT Remaja
Rosdakarya.
Warren J, Keegan. 1996, Manajemen Pemasaran Global Jilid I, Terjemahan Alexander
Sudiro, Jakarta, PT. Prenhallindo.
Winardi. 1991, Pengantar Manajemen Penjualan, Bandung, PT. Citra Aditya Bhakti.
_______, 1999, Ilmu dan Seni Menjual, Bandung, PT. Nova.
www.leclaw.buy.htm di download pada tanggal 30 Desember 2009.
www.mysimplebiz.info/tutorial/isi/ekonomi.22.htm di download pada tanggal 30 Desember
2009.
Download