KAJIAN FS GULA CAIR AKAN DIMULAI 2017 Kepala Balitbang Riau Arbaini usai diskusi dengan BPPT dan Kemenristek serius mendengarkan tindaklanjut diskusi soal pengembangan gula cair di Meranti. (foto : tengku m yusuf). PEKANBARU, BALITBANG RIAU, 12/12/2016. Menanggapi usulan dari BPPT soal industri hilir sagu menjadi gula cair disambut baik kepala Balitbang Riau Arbaini. Arbaini mengaku serius akan mengambangkan potensi gula cair dari saripati sagu. Keseriusan diawali dengan pengkajian feasability studi (studi kelayakan) pada tahun 2017 . Kepala Balitbang Riau Arbaini kajian gula cair diperlukan karena akan bisa mengukur sejauhmana potensi gula cair di Meranti. “Bila nantinya FS selesai barulah kemudian kita akan mengundang investor yang ingin tertarik membuka pabrik gula cair di Riau,” paparnya. Arbaini menyebutkan dengan potensi sagu ia yakin akan memberikan multy player effect yang besar bagi masyarakat Meranti. “Memang selama ini pengembangan industri turunan sagu sangat minim, karena itu, kita berharap nantinya gula cair bisa menjadi stimulan untuk menumbuhkan ekonomi baru di Meranti,” paparnya. Nantinya, kata Arbaini, pihaknya akan mengganden Unri, dan BPPT agar serius menggarap proyek tersebut. “Rasanya rugi kalau Sagu yang dijual Rp2000 per kg tidak dimanfaatkan untuk industri gula cair seperti sirup yang harganya bisa mencapai Rp8000 per botol. Jadi dengan satu kilo ampas sagu bisa menghasilkan setengah liter gula cair,” paparnya. Ditambahkan Arbaini, glukosa yang dihasilkan Sagu sangat aman dan memiliki potensi ekonomi yang tinggi. "Glukos dari Sagu baik untuk kesehatan. Harusnya banyak investor melirik kesini karena sangat menjanjikan selain itu ekonomi rakyat bisa terangkat dan daerah tertinggal bisa menjadi tidak tertinggal, jika potensi sagu digali dengan baik," ujarnya lagi. Walaupun, kata Arbaini memang rasanya tidak semanis gula dari tebu, namun lebih sehat. “Masyarakat saat ini lebih memprioritaskan kesehatan. Kalau soal rasa, nantinya perlu dibiasakan saja. Jadi saya yakin gula cair dari sagu ke depan akan menjadi pilihan,” urainya. Memang, tambah Arabini berbagai formulasi untuk mengembangkan industri hilir sagu perlu dilakukan sehingga upaya mengembangkan sagu di hulu bisa sejalan pengembangan di hilirnya. Dengan begitu nilai jual sagu akan semakin tinggi nantinya. “Kita akan terus berupaya bagaimana sagu ini bisa semakin ekonomis. Jika berjalan dengan baik, maka akan membantu meningkatkan ekonomi masyarakat,” ujarnya. Arbaini berharap dengan potensi kebun Sagu di Meranti mencapai 60 Ribu Ha, dengan sagu yang dihasilkan berkualitas premium merupakan potensi investasi yang sangat menjanjikan. “Sagu yang dihasilkan Meranti mencukupi 90 persen kebutuhan sagu nasional. Ini prospek yang menjanjikan bagi investor,” ujarnya. (SUY).