Kimia mineral pangan Capaian pembelajaran Klasifikasi mineral, jenis-jenis mineral, sifat fisiko kimianya, dan peranannya dalam sistem pangan. Pengaruh pengolahan dan penyimpanan terhadap mineral dan faktor-faktor yang mempengaruhinya Bentuk mineral yang terdapat pada produk pangan dan hal-hal yang perlu diperhatikan terkait konsumsi dan pengolahan produk pangan. Reaksi-reaksi kimia yang melibatkan mineral dan prinsip analisis kimia mineral pada pangan. pendahuluan • Mineral → komponen anorganik yang terdapat dalam tabel periodik unsur. • Komponen selain C, H, O, dan N. • Jumlahnya sedikit dalam bahan pangan, namun sangat penting bagi tubuh. • Sumber: susu, telur, biji-bijian, serealia, buahbuahan, air minum. Fungsi mineral • • • • • Memelihara keseimbangan asam-basa Katalisator proses metabolisme Membantu keseimbangan cairan tubuh Sebagai bagian dari enzim, hormon tubuh dan cairan usus Membantu pengiriman impuls syaraf dari dan ke seluruh tubuh • Berperan dalam proses pertumbuhan dan pemeliharaan tulang, gigi, dan jaringan Zat Pembangun dan Pengatur dalam Tubuh Keberadaan mineral dalam pangan • Jumlah dan komposisi → tergantung jenis dan sumber bahan pangan § Susu: Ca, P dan daging: Fe • Sering tidak dapat digunakan optimal → bentuk terikat dengan komponen pangan. Contoh: pengikatan mineral oleh asam oksalat pada bayam, fitat pada kacang kedelai • Beberapa mineral bersifat toksik (beracun), contoh: logam berat seperti merkuri, cadmium, timah hitam → kontaminasi selama penanganan, pengolahan, penyimpanan, maupun penanaman • Berada dalam jumlah sangat sedikit (komponen minor pangan) dan dalam bentuk yang beragam (ion bebas, ligan, maupun komponen kompleks) → memengaruhi stabilitas Pengaruh proses pengolahan Pemanasan, agen pengoksidasi, pH ekstrim →tidak menghilangkan mineral Penggunaan air pada pencucian, perendaman, dan perebusan → mengurangi ketersedian mineral (larut air) Ekstraksi, pengupasan, penyosohan, pemurnian→ dapat menurunkan kandungan mineral secara signifikan/nyata Kemungkinan teroksidasi menjadi mineral bervalensi tinggi dengan adanya oksigen Penanggulangan → FORTIFIKASI Konsentrasi mineral dalam pangan Fortifikasi mineral • Penambahan mineral tertentu pada produk pangan • Meningkatkan asupan dan bioavailibilitas • Fortifikan disesuaikan dengan bahan pangan • Memerhatikan kebutuhan masyarakat • Contoh: - Garam (iodium) - Sereal (kalsium dan zinc) - Tepung terigu (zat besi dan zinc) Fortifikasi mineral • Fe: sering dijadikan fortifikan • Fe bersifat sebagai prooksidan, mengoksidasi asam lemak tidak jenuh, vitamin A, C, dan E yang mengakibatkan terbentuknya radikal bebas • Fortifikasi Fe pada tepung gandum akan memicu proses oksidasi, menurunkan kualitas roti yang dihasilkan Fortifikasi Fe • Fe dalam bentuk ferrous sulfate → paling murah, bioavailibilitas tinggi, paling sering digunakan sebagai fortifikan. • Resiko oksidasi → Off flavor pada tepung, memperkeruh wine, oksidasi lemak. • Pencegahan oksidasi ferrous sulfate pada tepung a. Konsentrasi ferrous sulfate maksimal 40 ppm dan tepung yang telah difortifikasi disimpan pada suhu dan kelembaban sedang, penyimpanan < 3 bulan b. Campuran konsentrat yang telah mengandung ferruous sulfate dan tepung gandum sebaiknya tidak ditambahkan lagi pada tepung, karena ketengikan telah terjadi pada campuran tersebut Klasifikasi mineral Sifat fisikokimia mineral • Kelarutan mineral Asam basa mineral Faktor yang mempengaruhi bioavaibilitas mineral Sumber : Dept ITP Fateta IPB Bogor