Jakarta, September 2014 No. : Lampiran : Perihal : I. 1 (Satu) Berkas Rekomendasi pembangunan pasca Perjanjian Batas Laut Wilayah IndonesiaSingapura.2014 Kepada Yth. Bapak Menteri Dalam Negeri Selaku Kepala badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Di Jakarta Penandatanganan Perjanjian Batas Wilayah Laut RI-Singapura Bagian Timur 1. Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa dan Menteri Luar Negeri Singapura K Shanmugam telah melaksanakan penandatanganan Perjanjian Penetapan Garis Batas Laut Wilayah di Bagian Timur Selat Singapura pada Rabu tanggal 3 September 2014 di Singapura. Penandatanganan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Dan Perdana Menteri Singapura Goh Chok Tong. 2. Perundingan penetapan garis batas laut wilayah di bagian timur Selat Singapura ini, sudah dilakukan beberapa kali sebelumnya melalui 10 pertemuan dalam periode tahun 2011-2014.Pertemuan pertama berlangsung di Singapura pada 13-14 Juni 2011 dan pertemuan ke-10 diadakan di Medan pada 18-19 Agustus 2014. Batas laut wilayah di bagian timur Selat Singapura mencakup area perairan antara Batam (Indonesia) dan Changi (Singapura) (gambar 1). Penetapan garis batas laut wilayah dilakukan dengan mengacu pada Konvensi PBB tentang Hukum Laut Tahun 1982 dan dirundingkan sesuai kepentingan nasional kedua negara. 3. Batas laut wilayah antara Indonesia dan Singapura di bagian timur Selat Singapura merupakan garis yang membentang sepanjang 5,1 mil laut (9,5 kilometer) yang merupakan kelanjutan dari garis batas laut wilayah di bagian tengah Selat Singapura. sesuai Perjanjian Penetapan Garis Batas Laut Wilayah di Selat Singapura yang ditandatangani di Jakarta pada 25 Mei 1973 dan Perjanjian Penetapan Garis Batas Laut Wilayah di Bagian Barat Selat Singapura yang ditandatangani di Jakarta pada 10 Maret 2009. (gambar 2) 4. Batas laut wilayah tersebut dituangkan dalam perjanjian antara Republik Indonesia dan Republik Singapura tentang Penetapan Garis Batas Laut Wilayah Kedua Negara di Bagian Timur Selat Singapura (Treaty between the Republic of Indonesia and the Republic of Singapore relating to the Delimitation of the Territorial Seas of the Two Countries in the Eastern Part of the Strait of Singapore) beserta Lampiran/Annexures berupa peta garis batas laut wilayah kedua negara di bagian timur Selat Singapura dan peta garis batas laut wilayah kedua negara di Selat Singapura. II. Manfaat Perjanjian Batas Laut Bagi RI-Singapura 1. Penandatanganan Perjanjian Penetapan Batas Laut Wilayah antara Indonesia dan Singapura di Bagian Timur Selat Singapura akan memberikan kepastian atas batas wilayah kedua negara di Selat Singapura dan mempererat hubungan bilateral serta mendorong kerja sama kedua negara di berbagai bidang, termasuk dalam pengelolaan kawasan perbatasan. 2. Perjanjian tersebut akan memberikan manfaat nyata bagi Indonesia dan Singapura dalam memelihara kedaulatan dan menegakkan hukum di wilayah perairan kedua negara dan dalam meningkatkan kerja sama di bidang keselamatan pelayaran, kelautan, dan perikanan, serta penanggulangan kejahatan lintas batas di Selat Singapura. 3. Penyelesaian negosiasi batas laut wilayah Indonesia dan Singapura dapat menjadi rujukan bagi penyelesaian sengketa perbatasan antara negara-negara di kawasan yang dilakukan secara damai dengan menggunakan prinsip hukum laut internasional. III. Rekomendasi Kelompok Ahli Pasca Penandatanganan Perjanjian RISingapura. Pasca ditandatanganinya perjanjian batas laut wilayah (laut territorial) ini,ada beberapa Rekomendasi penting yang dapat disampaikan oleh Kelompok Ahli sebagai berikut: 1.Selat Singapura adalah merupakan salah satu selat tersibuk di di dunia,dilalui oleh kira2 50.000 kapal pertahun atau kira2 150 kapal kapal besar,seperti kapal Tanker,kapal barang,kapal penumpang Dan lain2.hampir 2/3 perekonomian dunia lewat laut,melewati selat Malaka Dan Selat Singpura.selama ini,Pelabuhan Singapura yang memetik keuntungan besar dari kondisi Geografis Selat Singapura,sehingga Pelabuhan Singapura disebut merupakan pelabuhan kedua tersibuk di dunia,sesudah pelabuhan Shanghai Cina.Pasca ditanda tanganinya perundingan ini,Pelabuhan Singapura langsung menetapkan Port Limit nya dipetakan Dan diumumkan secara internasional,sehingga wilayah dalam batas port limit tersebut segera dapat dijadikan daerah perekonomian bagi Singapura. 2.pada saat yang sama pemerintah Indonesia Melalui departemen Perhubungan cq.Ditjen Perhubungan Laut,sama sekali belum menetapkan port limit bagi pelabuhan2 Indonesia yang terdapat di Pulau Batam,Bintan atau pelabuhan2 sekitar selat singapura,Sehingga Pemerintah Indonesia tidak dapat mengambil keuntungan dari keberadaan pelabuhan2 tersebut.oleh karena itu,Pemerintah Indonesia harus segera menetapkan Port Limit pelabuhan pelabuhan didaerah ini,membuat peta lautnya,Dan mengumumkan pada dunia Iinternasional,serta membangun saran pendukung pelabuhan.,agar kapal2 dapat merapat kepelabuhan Indonesia,bukan hanya ke pelabuhan Singapura. 3.Pemerintah Indonesia perlu segera membangun satu pelabuhan Internasional baru yang lengkap,di lokasi sekitar Selat Malaka atau Selat singapura ini,untuk menjadikan indinesia sebagai salah satu Poros Maritim Dunia,sebagaimana tekad Pemerintah baru baru ini.untuk mengimbangi Pelabuhan Singapura atau pelabuhan Malaysia.(Port Klang).