PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014 “RAJA AMPAT AND FUTURE OF HUMANITY (AS A WORLD HERITAGE)” KAJIAN MANFAAT, GIZI, DAN NUTRISI PEMANFAATAN TUMBUHAN HUTAN SEBAGI OBAT TRADISIONAL MASYARAKAT DI KAMPUNG YENBEKWAN, DISTRIK MANSUAR, KABUPATEN RAJA AMPAT Ema Sarimole*, Martanto Martosupono, Haryono Semangun, Jubhar C. Mangimbulude Program Studi Magister Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro No. 52 – 60, Salatiga 50711 Telp.: +62 (0)298-321212, Fax.: +62 (0)298-321443 *E-mail: [email protected] ABSTRAK Penelitian untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional, cara meramu, cara pengobatan, khasiatnya, dan upaya masyarakat melestarikan tumbuhan tersebut telah dilaksanakan di kampung Yenbekwan, Distrik Mansuar, Kabupaten Raja Ampat pada bulan April – Juni 2013. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan teknik observasi. Variabel yang diamati meliputi jenis tumbuhan, pemanfaatan bagian tumbuhan, cara meramu, bagian yang digunakan, khasiatnya, dan upaya tradisional dalam pelestariannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pengobatan tradisional masyarakat di Kampung Yenbekwan memanfaatkan 58 jenis tumbuhan yang tergolong dalam 38 famili yang tumbuh di hutan dan dapat untuk mengobati 72 jenis penyakit, sedangkan 6 spesies tumbuhan obat yang dikenal oleh masyarakat Yenbekwan dengan nama daerah uram onkor, maneek pante, tafer, ayu, mnur, dan kairo belum diketahui nama spesies dan familinya. Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan adalah akar, batang, kulit, daun, bunga, buah, biji, dan getah. Proses pengambilan bahan baku dilakukan dengan cara dipetik, dijolok, dikikis, dipotong, digigit, diparut, dan dicabut. Kata kunci: tumbuhan hutan, obat, tradisional, Yanbekwan PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di daerah tropis yang memiliki sekitar 30.000 jenis tumbuhan obat dari total 40.000 jenis tumbuhan obat yang ada di dunia (Zuhud, 1994). Jenis tumbuh-tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat sangat beragam, di antaranya liana, terna, perdu dan berbagai jenis pohon. Bagian tumbuhan yang sering dimanfaatkan adalah akar, kulit batang, kayu, daun, bunga, dan biji (Yusro, 2010). Tumbuhan obat tersebut akan memberikan manfaat bagi masyarakat dari segi ekonomi, sosial budaya, lingkungan, apabila potensinya dapat dimanfaatkan dan sekaligus dilestarikan. Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang memiliki khasiat obat yang digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit (Wijoyo, 2008). Berkhasiat obat karena mengandung zat aktif didalamnya yang berfungsi mengobati penyakit tertentu atau bila tidak mengandung zat aktif tertentu tetapi mengandung efek resultan/sinergi dari berbagai zat yang berfungsi penyembuhan. Tumbuhan obat bila digunakan secara tepat, tidak menimbulkan efek samping bila dibandingkan dengan mengonsumsi obat modern/sintesis (Dalimartha, 2000). Selain minim efek samping, tumbuhan obat banyak digunakan karena relatif lebih murah. Penggunaan sebagai obat dapat dilakukan dengan cara diminum, ditempel, untuk mencuci/mandi atau dihirup, sehingga dapat memenuhi konsep kerja reseptor sel tubuh dalam menerima senyawa kimia atau rangsangan (Pratiwi, 2010). P R O G R A M S T U D I M A G I S T E R D I N A S B I O L O G I P E N D I D I K A N – U N I V E R S I T A S K A B U P A T E N R A J A K R I S T E N A M P A T S A T Y A W A C A N A B - 14 PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014 “RAJA AMPAT AND FUTURE OF HUMANITY (AS A WORLD HERITAGE)” KAJIAN MANFAAT, GIZI, DAN NUTRISI Pengobatan dengan tumbuhan saat ini merupakan pengobatan alternatif karena di banyak tempat di Papua yang pelayanan kesehatan modernnya masih terbatas dan belum sepenuhnya dapat menjangkau daerah-daerah terpencil. Belakangan ini, tumbuhan obat sebagai pengobatan alternatif tidak hanya menjadi alternatif bagi masyarakat ekonomi lemah dan terpencil, tetapi telah menjadi alternatif pengobatan bagi kalangan ekonomi menengah ke atas karena konsep “back to nature” yang telah menjadi kesadaran bagi kalangan masyarakat (Achmad, 2004). Kabupaten Raja Ampat merupakan daerah kepulauan yang terdiri atas 610 pulau, yang penduduknya terdiri dari 3 etnik lokal diantaranya Suku Modik yang terdiri dari Suku Modik Klaba dan Karon yang mendiami pulau Salawati; Suku Biak yang terdiri dari Suku Biak, Numfor, dan Beser yang mendiami Waigeo Selatan, Misool dan sebagian Salawati; dan Suku Amer terdiri dari Suku Amer, Fiawat, Kipil, Petrip, Mayo, Kawe, dan Kaldarum yang mendiami Salawati, Misool, Waigeo Selatan dan Waigeo Utara (Danny, 2011). Terdapat pula etnik pendatang seperti Sulawesi, Maluku, dan Jawa. Salah satu kelompok etnis lokal yang mendiami daerah kepulauan Raja Ampat adalah Suku Biak yang tinggal di beberapa kampung di sepanjang pesisir pantai dan salah satu kampung yang dihuni adalah Yenbekwan. Masyarakat di kampung ini umumnya mengunakan jenis-jenis tumbuhan hutan sebagai obat. Pada umumnya mereka melakukannya sebagai tindakan pengobatan awal bagi penderita sakit sebelum mendapat pelayanan kesehatan dari pemerintah, meskipun demikian masih ada juga kelompok masyarakat lokal yang secara ekonomi tidak mampu dan terpencil yang sangat tergantung pada pengobatan tradisional. Meskipun pengobatan tradisional ini telah lama dilakukan oleh masyarakat lokal dan diturunkan dari generasi ke generasi, tetapi informasi ilmiah tentang kandungan senyawa aktif obat tersebut masih sangat terbatas. Oleh karena itu studi tentang tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat Yenbekwan menjadi penting untuk mengungkap pengetahuan lokal secara ilmiah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan jenis-jenis tumbuhan obat, bagian yang digunakan, cara meramu, cara mengambil, dan berbagai jenis penyakit yang dapat disembuhkan dengan mengunakan tumbuhan obat tersebut. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang seluruh kegiatannya dilakukan di Kampung Yenbekwan, Distrik Mios Mansuar, Kabupaten Raja Ampat, pada bulan April – Juni 2013. Struktur administratif Kampung Yenbekwan, Distrik Mios Mansuar, Kabupaten Raja Ampat yang terfletak pada ketinggian 150 m dpl adalah sebagai berikut: Sebelah timur : Kampung Yemuba Sebelah barat : Kampung Kurkapa Sebelah selatan : Selat Damper Sebelah utara : Gunung Kurkapa (Pulau Merpati) Pengumpulan dan Analisis Data Data tanaman obat dikumpulkan dengan cara mewawancarai 20 masyarakat lokal sebagai responden terpilih secara terstruktur dan mendalam. Responden terdiri dari pemuka adat, pemuka agama, dukun kampung, serta masyarakat pengguna yang mengenal tumbuhan obat. Jenis tanaman obat didokumentasi dalam bentuk foto. Data dianalisa P R O G R A M S T U D I M A G I S T E R D I N A S B I O L O G I P E N D I D I K A N – U N I V E R S I T A S K A B U P A T E N R A J A K R I S T E N A M P A T S A T Y A W A C A N A B - 15 PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014 “RAJA AMPAT AND FUTURE OF HUMANITY (AS A WORLD HERITAGE)” KAJIAN MANFAAT, GIZI, DAN NUTRISI dengan cara mengelompokan jenis-jenis tumbuhan obat dan kegunaannya pada penyakitpenyakit tertentu. HASIL & PEMBAHASAN Hasil Dari hasil wawancara, diketahui terdapat 58 jenis tumbuhan dari 38 famili yang dimanfaatkan sebagai bahan baku obat tradisional oleh masyarakat setempat (Tabel 1). Jenis tumbuhan tersebut ada yang tumbuh liar di hutan alami ataupun ditanam di pekarangan rumah. Tumbuh-tumbuhan tersebut tidak semua dibudidayakan oleh masyarakat kampung Yenbekwan dan hanya ada beberapa tumbuhan saja yang ditanam di pekarangan rumah di antaranya sereh (Andropogon citratus), kemangi (Ocimum sanctum), iler (Coleus scutellarioides), kumis kucing (Orthosiphon aristatus), keji beling (Strobilanthes crispus), pandan (Pandanus amaryllitolius), kunyit (Curcuma domestica), dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza). Berbagai tumbuhan tersebut tidak hanya digunakan untuk obat, tetapi juga sebagai bumbu masak. Dari pengamatan dan wawancara masih ada beberapa warga masyarakat yang tidak mau berobat ke Puskesmas. Mereka lebih percaya pada pengobatan tradisional yang diturunkan oleh leluhur mereka. Mereka memiliki pengetahuan tentang jenis tanaman obat dan cara meramunya. Berdasarkan pengalaman, mereka dapat meramu dan menentukan takaran berdasarkan kebutuhan si penderita. Beberapa responden yaitu responden 1 (pemuka adat, Bapak Fiktor Pakdawer), responden 2 (pemuka agama, Bapak Orgenes Sauyai), responden 3 (dukun kampung, Ibu Marice Mambrasar), responden 4 (seorang dukun beranak, Ibu Marice Waromi), responden 5 (mantri kesehatan, Bapak Alif Mambraku), responden 6 – 10 adalah peramu; responden 11, 13, 16, 18, dan 20, sebagai pemakai. Mereka memberikan gambaran kuat bahwa masyarakat setempat memiliki pengetahuan lokal dan pengalaman dalam memilih tanaman yang berkhasiat sebagai obat yang sesuai dengan jenis penyakit serta cara meramunya. Menurut mereka, cara itu memberikan hasil yang positif karena terbukti memberikan efek penyembuhan (Box 1). BOX 1 Pertanyaan 1 Jenis tumbuhan apa saja yang dipakai untuk pengobatan dan waktu pengunaannya? R1 : “Ada macam-macam yang katorang pakai: krit, yaren, andrakream, berent, Inayen, imyui, kapaya, bawawai, uram bobo, waker, kabuyeyen, dan anat” R2 : “Kalau katong sudah rasa badan sakit begitu, katong jalan ambil tumbuhan yang kitorang su tau mau minum” R3 : “Biasanya satu jenis tumbuhan saja, bisa juga lebih” R4 : “Kitorang pakai ramuan obat ini sudah lama sejak diperkenalkan dari orang tua kita duludulu sampai sekarang” R5 : “Kitorang pakai tumbuhan untuk rebus/ masak tinggal ambil dihutan saja atau ada juga yang tumbuh di halaman sekitar rumah, jadi tidak beli” Pertanyaan 2 Apa bagian tumbuhan yang digunakan dan bagaimana cara meramunya? R6 : “Kitorang biasa pakai akar, kulit kayu, getah, daun, bunga, buah, dan biji” R7 : “Biasa juga kitorang pakai tergantung dari kitorang so tau rasa sakit apa, baru kitorang ambil bagian tumbuhan tertentu saja” R8 : “Ada yang kitorang rebus tumbuhan akang pung akar, batang, dan daun saja” R9 : “Kalau kulit kayu, kitorang biasa kikis bisa juga kitorang rebus sendiri” R10 : “Bisa juga daun dipakai untuk tempel saja” P R O G R A M S T U D I M A G I S T E R D I N A S B I O L O G I P E N D I D I K A N – U N I V E R S I T A S K A B U P A T E N R A J A K R I S T E N A M P A T S A T Y A W A C A N A B - 16 PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014 “RAJA AMPAT AND FUTURE OF HUMANITY (AS A WORLD HERITAGE)” KAJIAN MANFAAT, GIZI, DAN NUTRISI Pertanyaan 3 Ulangan minum obat, usaha apa yang dilakukan kalau tidak/belum sembuh, dan apakah ada efek sampingan dari obat tradisional? R11 : “Kitorang minum sampai baik (sembuh)” R13 : “Kalau kitorang minum belum baik (sembuh) begitu, yo kitorang cari tumbuhan lain lagi, rebus untuk minum sampai kitorang baik (sembuh)” R16 : “Kitorang minum sembuh. Abis kitorang mau pigi di rumah sakit jauh, mantri, suster belum ada sama sekarang ini, cari hubungan (angkutan) jua susa” R18 : “Sampai sekarang kalau kitorang sakit banyak (keras) yang penting kuat tahan minum berapa tumbuhan yang rebus sambil berdoa itu sembuh” R20 : “Kitorang rasa aman-aman saja” Masyarakat meramu bermacam-macam tumbuhan hutan yang bermanfaat sebagai obat dengan menggunakan alat-alat yang sederhana diantaranya belanga tanah dan panci, dan hasil ramuan yang didapatkan dari berbagai tumbuhan memberikan warna yang berbeda-beda antara lain ramuan dari kulit kayu susu, ramuan dari kulit kayu kapok, ramuan daun ketapang pantai, ramuan pandan wangi; ramuan daun beluntas, daun woru, daun siri, dan daun anat; ramuan daun sirsak, ramuan daun jarak, ramuan daun anat, ramuan daun mangkok, ramuan akar anat, dan amuan daun alpokat. Gambar 1. Obat tradisional (kiri atas) beberapa jenis daun tanaman obat yang digunakan oleh masyarakat lokal, (kanan atas) peralatan sederhana yang dipakai untuk meramu obat tradisional, (bawah) hasil ramuan obat tradisional dalam bentuk cair. Tabel 1. Jenis tumbuhan obat di Kampung Yenbekwan, Distrik Mansuar, Kabupaten Raja Ampat No. Nama Tumbuhan Ilmiah Pengobatan Penyakit Gambar Indonesia Lokal Famili 1. Daun ungu - Graptophyllum pictum Acanthaceae 2. Keji beling Beling Strobilanthes crispus Acanthaceae Bisul Panas P R O G R A M S T U D I M A G I S T E R D I N A S B I O L O G I P E N D I D I K A N – U N I V E R S I T A S K A B U P A T E N R A J A K R I S T E N A M P A T S A T Y A W A C A N A Sakit pingang B - 17 PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014 “RAJA AMPAT AND FUTURE OF HUMANITY (AS A WORLD HERITAGE)” KAJIAN MANFAAT, GIZI, DAN NUTRISI 3. Sirsak 4. Buah nona 5. Annona muricata Annonaceae Bisul Hipertensi Sakit pinggang - Annona squamosa Annonaceae Obat cacing Sakit gigi Pegagan Uram-nyuwar Centella asiatica Apiaceae 6. Pulai Yaren Alstonia scholaris Apocynaceae Darah putih Penyakit kulit Malaria 7. Tapak darah Bawan-waei Catharanthus roseus Apocynaceae Hipertensi Demam Bengkak 8. Kemboja Aipioper Plumiera acuminata Apocynaceae 9. Mangkokan - Nothopanax scutellarium Araliaceae Luka Rambut rontok Susu bengkak karena banyak asi 10. Pinang Berent Areca catechu Arecaceae Bau mulut Sakit gigi Cacingan 11. Beluntas - Pluchea indica Asteraceae Bau badan Badan pegal Jerawatan Batuk berdahak Badan pegal linu Sakit gigi Bisul Kencing nanah Perut bengkak orang dewasa Darah putih Tabel 1. Jenis tumbuhan obat di Kampung Yenbekwan, Distrik Mansuar, Kabupaten Raja Ampat (Lanjutan) No. Nama Tumbuhan Ilmiah Famili Pengobatan Penyakit Gambar Indonesia Lokal 12. Sawi tanah Waker wawi Vernonia cinerea Asteraceae 13. Pepaya Kapaya Carica papaya Caricaceae Malaria Hipertensi luka kulit kaki kasar Sakit pingang Batuk lidah putih pada bayi 6 bulan keatas mempermudah proses melahirkan 14. Ketapang Krit Terminalia catappa Combretaceae Muntaber Hipertensi mengeringkan kandungan 15. Tapak kuda Mangkaududa Ipomea pescaprae Convolvulaceae P R O G R A M S T U D I M A G I S T E R D I N A S B I O L O G I P E N D I D I K A N – U N I V E R S I T A S K A B U P A T E N R A J A K R I S T E N A M P A T S A T Y A W A C A N A Menghilangkan bengkak Rematik keracunan ikan paru-paru basah B - 18 bakar PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014 “RAJA AMPAT AND FUTURE OF HUMANITY (AS A WORLD HERITAGE)” KAJIAN MANFAAT, GIZI, DAN NUTRISI 16. Cocor bebek Uram ikpoer Kalanchoe pinata Crassulaceae Panas luka terbakar tersiram air panas 17. Pakis haji Dawer Cycas rumphii Cycadaceae 18. Jarak Jarak Jatropha curcas Euphorbiaceae Perut kembung Demam membersihkan lidah pada balita 19. Meniran Even wawi Phyllanthus niruri Euphorbiaceae Malaria lendir pada bayi memperkuat sendi pada anak 10 bulan ke atas 20. Turi Taven baken Sesbania grandiflora Fabaceae 21. Sereh Ampui Adropogon citratus Gramineae Obat luka borok Darah putih bagi ibu setelah melahirkan keputihan Sakit gigi Malaria Tabel 1. Jenis tumbuhan obat di Kampung Yenbekwan, Distrik Mansuar, Kabupaten Raja Ampat (Lanjutan) No. Nama Tumbuhan Ilmiah Pengobatan Penyakit Gambar Indonesia Lokal 22. Miana/iler Muyana Coleus scutellarioides Lamiaceae Sakit mata lendir Batuk 23. Kemangi Waker Ocimum sanctum Lamiaceae Panas Memperlancar ASI bagi ibu menyusui 24. Tali putri Kairabon Cassytha filiformis Lauraceae 25. Alpokat - Persea gratissima Lauraceae Hipertensi Sariawan Diabetes 26. Asam jawa - Tamarindus indica Leguminoceae 27. Lidah buaya - Aloe vera Liliaceae 28. Kapok Kaiilupa Ceiba pentandra Malvaceae 29. Waru Uram boba Hibiscus tiliaceus Malvaceae Batuk Paru-paru basah P R O G R A M S T U D I M A G I S T E R D I N A S B I O L O G I P E N D I D I K A N – Famili U N I V E R S I T A S K A B U P A T E N R A J A Pendarahan Kanker Malaria Membersikan darah kotor pada ibu sesudah melahirkan Asma Demam cacar air untuk orang dewasa Sakit perut setelah melahirkan Penyubur rambut Sakit kepala Bisul K R I S T E N A M P A T Ginjal Batuk Sakit perut Kedinginan dibadan S A T Y A W A C A N A B - 19 PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014 “RAJA AMPAT AND FUTURE OF HUMANITY (AS A WORLD HERITAGE)” KAJIAN MANFAAT, GIZI, DAN NUTRISI 30. Gedi - Abelmoschus manihot Malvaceae Cuci perut Memperlancar proses melahirkan Memperlancar ASI 31. Sukun Wamo Artocarpus altilis Moraceae 32. Beringin Krit Ficus benjamina Moraceae Sakit gigi Sambung tulang Penyubur rambut Lever Ginjal Malaria Asam urat Mengeluarkan darah putih waktu haid Tabel 1. Jenis tumbuhan obat di Kampung Yenbekwan, Distrik Mansuar, Kabupaten Raja Ampat (Lanjutan) No. Nama Tumbuhan Ilmiah Pengobatan Penyakit Lokal 33. Jambu biji Imyui Psidium guajava Myrtaceae 34. Belimbing wuluh Marebi Averrhoa bilimbi Oxalidaceae Panu Diabetes Hipertensi 35. Pandan wangi Yarinnahrem Pandanus amaryllitolius Pandanaceae Hipertensi 36. Katuk Katok Sauropus androgynus Phyllanthaceae 37. Sirih hutan Inambawi Piper decumanum Piperaceae Malaria Badan pegal Sembelit 38. Mengkudu Andra-kream Morinda citrifolia Rubiaceae Hipertensi Malaria 39. Jeruk nipis Inkraita-mak Citrus aurantifolia Rutaceae 40. Ciplukan Yarih-nahren Physalis peruviana Solanaceae Paru-paru Diabetes Hipertensi 41. Pecut kuda Uramanyuwer Stachytarpheta jamaicensis Verbenaceae Batu ginjal 42. Jahe Kontop Zingiber officinale Zingiberaceae Pusing Gatal Nyeri pinggang P R O G R A M S T U D I M A G I S T E R D I N A S B I O L O G I P E N D I D I K A N – Famili Gambar Indonesia U N I V E R S I T A S K A B U P A T E N R A J A K R I S T E N A M P A T Sakit perut Obat luka baru Memperlancar ASI Luka borok S A T Y A W A C A N A Amandel Batuk Influenza Malaria B - 20 PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014 “RAJA AMPAT AND FUTURE OF HUMANITY (AS A WORLD HERITAGE)” KAJIAN MANFAAT, GIZI, DAN NUTRISI 43. Kunyit Bonor Curcuma domestica Zingiberaceae Pencuci mata Mata ikan Tabel 1. Jenis tumbuhan obat di Kampung Yenbekwan, Distrik Mansuar, Kabupaten Raja Ampat (Lanjutan) No. Indonesia Nama Tumbuhan Lokal Ilmiah Famili Pengobatan Penyakit Gambar 44. Temulawak Lawaka Curcuma xanthorrhiza Zingiberaceae Sakit pinggang Cacar air 45. Kayu besi pantai Kabuyeyen Pongamia pinnata Fabaceae 46. Kastroli Kastroli Ricinus communis Euphorbiaceae 47. Sirih Inayen Piper betle Piperaceae Bau mulut Gigi berlubang Gatal kulit keputihan 48. Belimbing manis Marebi Averrhoa carombola Oxalidaceae Panu Hipertensi Batuk Kolesterol 49. Kembang sepatu Invandiek Hibicus rosasinensis Malvaceae Batuk Memperlancar proses melahirkan 50. Balakaciut Mahnatem Galingsoga parviflora Asteraceae Memperbaiki nafsu makan Sariawan pada anak 51. - Anat Scaevola sericea Goodeniacea Usus buntu Membersihka kandungan bagi Ibu melahirkan Gatal kulit 52. - Tali kuning Arcangelisia ftava Menispermaceae 53. - Ambronoit Smilax sp Smilacaceae Kanker Lever Bengkak di muka, perut, lutut, dan betis kaki 54. - Uram onkor - - Membersihkan kandungan Ibu setelah melahirkan Keracunan kerang Badan pegal Luka Cuci perut lemak) Malaria Badan pegal Tabel 1. Jenis tumbuhan obat di Kampung Yenbekwan, Distrik Mansuar, Kabupaten Raja Ampat (Lanjutan) No. P R O G R A M S T U D I Indonesia M A G I S T E R D I N A S Nama Tumbuhan Lokal Ilmiah B I O L O G I P E N D I D I K A N – Famili U N I V E R S I T A S K A B U P A T E N R A J A Pengobatan Penyakit Gambar K R I S T E N A M P A T (kurangi S A T Y A W A C A N A B - 21 PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014 “RAJA AMPAT AND FUTURE OF HUMANITY (AS A WORLD HERITAGE)” KAJIAN MANFAAT, GIZI, DAN NUTRISI 55. Ayu Memperkuat sendi pada bayi Menyembuhkan luka dan bibir orang dewasa 56. Tafer Lidah luka pada bayi 57. Mnur Luka benda tajam Luka pusar bayi 58. Kairo Batuk 59. Maneek pantai Patah tulang Pembahasan Sampai saat ini obat tradisional sudah mulai banyak digunakan dalam praktek medis. Sebagai contoh, Cina merupakan salah satu negara yang banyak mengunakan herbal sebagai obat tradisional bahkan menempati urutan pertama di dunia dan terkenal dengan nama gudangnya herbal. Menurut badan kesehatan dunia (WHO), 30 – 50% konsumsi masyarakat di Cina dialokasikan untuk ramuan herbal. Selain Cina, Indonesia juga merupakan negara pemakai tanaman obat yang sudah terkenal sejak dahulu kala. Beberapa daerah di Indonesia memakai jenis-jenis tumbuhan obat sebagai cara alternatif karena mudah mendapatkannya, dan relatif lebih murah dibandingkan dengan obat generik buatan pabrik. Dalam penelitian, ditemukan 38 famili tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat setempat terdiri atas 58 spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan, serta dapat menyembuhkan 72 jenis penyakit, sedangkan ada 6 spesies tumbuhan obat yang dikenal oleh masyarakat Yenbekwan dengan nama daerah uram onkor, maneek pante, tafer, ayu, mnur, dan kairo yang belum diketahui nama spesies dan familinya.Hal tersebut mengindikasikan bahwa potensi keragaman sumber tanaman obat untuk berbagai penyakit cukup tinggi. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan dalam ramuan berturut-turut adalah daun pada 37 jenis tumbuhan, bagian pohon/batang dan akar pada 11 jenis tumbuhan, bagian kulit kayu pada 7 jenis tumbuhan, bagian batang dan bunga pada 3 jenis tumbuhan, dan bagian bunga pada 2 jenis tumbuhan. Hal tersebut menunjukkan bahwa bagian daun digunakan sebagai bahan utama untuk pengobatan karena mudah didapat dan juga mudah diramu sebagai obat jika dibandingkan dengan kulit, batang, dan akar tumbuhan (Hamsari, 2008). KESIMPULAN & SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat 58 jenis tumbuhan obat tradisional di Kampung Yenbekwan yang tergolong dalam 38 famili, dimanfaatkan oleh masyarakat secara tradisional berdasarkan kebiasaan dan pengalaman secara turun temurun. Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat ialah daun, akar, batang, kulit, bunga, buah, biji, dan getah. Proses pengambilan bahan bakunya dilakukan dengan cara dipetik, dijolok, dikikis, dipotong, digigit, diparut, dan dicabut. Teknik meramu tumbuhan obat oleh masyarakat di Kampung Yenbekwan yaitu dengan cara diseduh, dioles, direbus, ditempel, dibakar, diasar (ditangas di atas api), diperas, dan dikunyah. Saran Beberapa saran yang dapat diberikan antara lain: 1. Perlu diusahakan pembudidayaan jenis-jenis tumbuhan obat yang ada di hutan maupun tumbuhan hutan yang tumbuh di sekitar rumah, 2. Perlu dijaga, dilestarikan, dan dikembangkan tumbuhan hutan sebagai obat, agar tidak punah, dan P R O G R A M S T U D I M A G I S T E R D I N A S B I O L O G I P E N D I D I K A N – U N I V E R S I T A S K A B U P A T E N R A J A K R I S T E N A M P A T S A T Y A W A C A N A B - 22 PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014 “RAJA AMPAT AND FUTURE OF HUMANITY (AS A WORLD HERITAGE)” KAJIAN MANFAAT, GIZI, DAN NUTRISI 3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang kandungan zat kimia/alkaloid dari tumbuhan obat yang ada di Yenbekwan serta uji potensi tumbuhan obat tersebut secara klinis. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2012. Raja Ampat SurgaMu Terpancar di Seluruh Mata Dunia. Koran Radar Sorong. Anonim. 2013. Sejarah Tanaman Obat Herbal. www.Herbabalgoldinesia.com Achmad, S. A. 2012. Menggagas Penemuan Sejarah Kimia. Kompas 28 Desember 2004. Badan Pusat Statistik Kabupaten Raja Ampat tahun 2012. Luas Wilayah Kabupaten Raja Ampat Coremap Tahap II dan CI Raja Ampat. Tahun 2011. Dalimartha, S. 2010. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia (Jilid II). Penerbit Trubus Agriwidya: Jakarta. Danny. 2011. Raja Ampat Gerbang Ekowisata Berbasis Masyarakat. Buletin Raja Ampat III (9). Hamzari. 2008. Identifikasi Tanaman Obat-Obatan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Sekitar hutan Tabo-Tabo. http://jurnal.unhas.ac.id (diunduh tanggal 22 Desember 2013) J. Kloppenburg – Versteegh. 1983. Petunjuk Lengkap Mengenai Tanaman-Tanaman di Indonesia dan Khasiatnya Mengenai ObatObatan Tradisional. Jilid I dan II. Yayasan Dana Sejahtera dan CD. R.S. Bethesda, Yogyakarta. Pratiwi. 2010. Ramuan Herbal Warisan Leluhur. Tugu Publisher: Yogyakarta. Thomas, A. N. S. 1989. Tanaman Obat Tradisional. Kanisius: Yogyakarta. Zuhud, E. A. M. & Yuniasih. 1995. Keanekaragaman Tumbuhan Obat Tradisional dalam Kehidupan Masyarakat sebagai Ramuan Herbal. Seminar dan Lokakarya. Fathul, Y. 2010. Rendemen Ekstrak Etanol dan Uji Fitokimia Tiga Jenis Tumbuhan Obat Kalimantan Barat. http://jurnal.untan.ac.id (diunduh tanggal 22 Desember 2013) P R O G R A M S T U D I M A G I S T E R D I N A S B I O L O G I P E N D I D I K A N – U N I V E R S I T A S K A B U P A T E N R A J A K R I S T E N A M P A T S A T Y A W A C A N A B - 23