Pemanfaatan Tumbuhan Hutan sebagai Obat Tradisional

advertisement
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
Dari hasil wawancara, diketahui terdapat 58 jenis
tumbuhan dari 38 famili yang dimanfaatkan sebagai
bahan baku obat tradisional oleh masyarakat setempat
(Tabel 1). Jenis tumbuhan tersebut ada yang tumbuh
liar di hutan alami ataupun ditanam di pekarangan
rumah.
Tumbuh-tumbuhan
tersebut
tidak
semua
dibudidayakan oleh masyarakat kampung Yenbekwan
dan hanya ada beberapa tumbuhan saja yang ditanam
di pekarangan rumah di antaranya sereh (Andropogon
citratus),
kemangi
(Ocimum
sanctum),
iler
(Coleus
scutellarioides), kumis kucing (Orthosiphon aristatus),
keji beling (Strobilanthes crispus), pandan (Pandanus
amaryllitolius),
kunyit
(Curcuma
domestica),
dan
temulawak (Curcuma xanthorrhiza). Berbagai tumbuhan
tersebut tidak hanya digunakan untuk obat, tetapi juga
sebagai bumbu masak.
Dari pengamatan dan wawancara masih ada
beberapa warga masyarakat yang tidak mau berobat ke
Puskesmas. Mereka lebih percaya pada pengobatan
tradisional yang diturunkan oleh leluhur mereka.
Mereka memiliki pengetahuan tentang jenis tanaman
obat dan cara meramunya. Berdasarkan pengalaman,
mereka
dapat
meramu
IV.
dan
21
menentukan
takaran
berdasarkan
kebutuhan
si
penderita.
Beberapa
responden yaitu responden 1 (pemuka adat, Bapak
Fiktor Pakdawer), responden 2 (pemuka agama, Bapak
Orgenes Sauyai), responden 3 (dukun kampung, Ibu
Marice Mambrasar),
responden 4
(seorang dukun
beranak, Ibu Marice Waromi), responden 5 (mantri
kesehatan, Bapak Alif Mambraku), responden 6 – 10
adalah peramu; responden 11, 13, 16, 18, dan 20,
sebagai pemakai. Mereka memberikan gambaran kuat
bahwa masyarakat setempat memiliki pengetahuan
lokal dan pengalaman dalam memilih tanaman yang
berkhasiat sebagai obat yang sesuai dengan jenis
penyakit serta cara meramunya. Menurut mereka, cara
itu memberikan hasil yang positif karena terbukti
memberikan efek penyembuhan (Box 1).
Masyarakat
meramu
bermacam-macam
tumbuhan hutan yang bermanfaat sebagai obat dengan
menggunakan alat-alat yang sederhana diantaranya
belanga tanah dan panci, dan hasil ramuan yang
didapatkan
dari
berbagai
tumbuhan
memberikan
warna yang berbeda-beda antara lain ramuan dari kulit
kayu susu, ramuan dari kulit kayu kapok, ramuan
daun ketapang pantai, ramuan pandan wangi; ramuan
daun beluntas, daun woru, daun siri, dan daun anat;
ramuan daun sirsak, ramuan daun jarak, ramuan daun
22
anat, ramuan daun mangkok, ramuan akar anat, dan
amuan daun alpokat.
BOX 1
Pertanyaan 1
Jenis tumbuhan apa saja yang dipakai untuk pengobatan dan waktu
pengunaannya?
R1
: “Ada macam-macam yang katorang pakai: krit, yaren, andrakream, berent,
Inayen, imyui, kapaya, bawawai, uram bobo, waker, kabuyeyen, dan
anat”
R2
: “Kalau katong sudah rasa badan sakit begitu, katong jalan ambil
tumbuhan yang kitorang su tau mau minum”
R3
: “Biasanya satu jenis tumbuhan saja, bisa juga lebih”
R4
: “Kitorang pakai ramuan obat ini sudah lama sejak diperkenalkan dari
orang tua kita dulu-dulu sampai sekarang”
R5
: “Kitorang pakai tumbuhan untuk rebus/ masak tinggal ambil dihutan saja
atau ada juga yang tumbuh di halaman sekitar rumah, jadi tidak beli”
Pertanyaan 2
Apa bagian tumbuhan yang digunakan dan bagaimana cara meramunya?
R6
: “Kitorang biasa pakai akar, kulit kayu, getah, daun, bunga, buah, dan biji”
R7
: “Biasa juga kitorang pakai tergantung dari kitorang so tau rasa sakit apa,
baru kitorang ambil bagian tumbuhan tertentu saja”
R8
: “Ada yang kitorang rebus tumbuhan akang pung akar, batang, dan daun
saja”
R9
: “Kalau kulit kayu, kitorang biasa kikis bisa juga kitorang rebus sendiri”
R10 : “Bisa juga daun dipakai untuk tempel saja”
Pertanyaan 3
Ulangan minum obat, usaha apa yang dilakukan kalau tidak/belum sembuh,
dan apakah ada efek sampingan dari obat tradisional?
R11
: “Kitorang minum sampai baik (sembuh)”
R13
: “Kalau kitorang minum belum baik (sembuh) begitu, yo kitorang cari
tumbuhan lain lagi, rebus untuk minum sampai kitorang baik (sembuh)”
R16
: “Kitorang minum sembuh. Abis kitorang mau pigi di rumah sakit jauh,
mantri, suster belum ada sama sekarang ini, cari hubungan (angkutan) jua
susa”
R18
: “Sampai sekarang kalau kitorang sakit banyak (keras) yang penting kuat
tahan minum berapa tumbuhan yang rebus sambil berdoa itu sembuh”
R20
: “Kitorang rasa aman-aman saja”
23
Gambar 1. Obat tradisional (kiri atas) beberapa jenis daun tanaman obat yang
digunakan oleh masyarakat lokal, (kanan atas) peralatan sederhana yang
dipakai untuk meramu obat tradisional, (bawah) hasil ramuan obat
tradisional dalam bentuk cair.
24
Tabel 1. Jenis tumbuhan obat di Kampung Yenbekwan, Distrik Mansuar, Kabupaten Raja Ampat
No.
Nama Tumbuhan
Ilmiah
Famili
Pengobatan
Penyakit
Gambar
Indonesia
Lokal
1.
Daun ungu
-
Graptophyllum pictum
Acanthaceae
2.
Keji beling
Beling
Strobilanthes crispus
Acanthaceae
 Sakit pingang
3.
Sirsak
Annona muricata
Annonaceae
 Bisul
 Hipertensi
 Sakit pinggang
4.
Buah nona
-
Annona squamosa
Annonaceae
 Obat cacing
 Sakit gigi
5.
Pegagan
Uram-nyuwar
Centella asiatica
Apiaceae
6.
Pulai
Yaren
Alstonia scholaris
Apocynaceae
 Bisul
 Panas

25
 Batuk berdahak
 Badan pegal linu
 Darah putih
 Penyakit kulit
 Malaria
7.
Tapak
darah
Bawan-waei
Catharanthus roseus
Apocynaceae
 Hipertensi
 Demam
 Bengkak
8.
Kemboja
Aipioper
Plumiera acuminata
Apocynaceae





9.
Mangkokan
-
Nothopanax scutellarium
Araliaceae
 Luka
 Rambut rontok
 Susu bengkak karena banyak asi
10.
Pinang
Berent
Areca catechu
Arecaceae
 Bau mulut
 Sakit gigi
 Cacingan
11.
Beluntas
-
Pluchea indica
Asteraceae
 Bau badan
 Badan pegal
 Jerawatan
12.
Sawi tanah
Asteraceae




Waker wawi
Vernonia cinerea
26
Sakit gigi
Bisul
Kencing nanah
Perut bengkak orang dewasa
Darah putih
Batuk
lidah putih pada bayi 6 bulan keatas
mempermudah
proses melahirkan
13.
Pepaya
Kapaya
Carica papaya
Caricaceae
 Malaria
 Hipertensi
 luka
kulit kaki kasar Sakit pingang
14.
Ketapang
Krit
Terminalia catappa
Combretaceae
 Muntaber
 Hipertensi
 mengeringkan kandungan
15.
Tapak kuda
Mangkaududa
Ipomea pescaprae
Convolvulaceae




16.
Cocor
bebek
Uram ikpoer
Kalanchoe pinata
Crassulaceae
 Panas
 luka terbakar tersiram air panas
17.
Pakis haji
Dawer
Cycas rumphii
Cycadaceae
 Obat luka borok
18.
Jarak
Jarak
Jatropha curcas
Euphorbiaceae
27
Menghilangkan bengkak
Rematik
keracunan ikan
paru-paru basah
 Perut kembung
 Demam
 membersihkan lidah pada balita
bakar
 Malaria
 lendir pada bayi
 memperkuat sendi pada anak 10 bulan
ke atas
19.
Meniran
Even wawi
Phyllanthus niruri
Euphorbiaceae
20.
Turi
Taven baken
Sesbania grandiflora
Fabaceae
21.
Sereh
Ampui
Adropogon citratus
Gramineae
22.
Miana/iler
Muyana
Coleus scutellarioides
Lamiaceae
 Sakit mata lendir
 Batuk
23.
Kemangi
Waker
Ocimum sanctum
Lamiaceae
 Panas
 Memperlancar ASI bagi ibu menyusui
24.
Tali putri
Kairabon
Cassytha filiformis
Lauraceae




25.
Alpokat
-
Persea gratissima
Lauraceae
 Hipertensi
 Sariawan
 Diabetes
28
 Darah putih
melahirkan
 keputihan
bagi
ibu
setelah
 Sakit gigi
 Malaria
Pendarahan
Kanker
Malaria
Membersikan darah kotor pada ibu sesudah melahirkan
 Asma
 Demam cacar air untuk orang dewasa
 Sakit perut setelah melahirkan
26.
Asam jawa
-
Tamarindus indica
Leguminoceae
27.
Lidah buaya
-
Aloe vera
Liliaceae
28.
Kapok
Kaiilupa
Ceiba pentandra
Malvaceae




29.
Waru
Uram boba
Hibiscus tiliaceus
Malvaceae
 Batuk
 Paru-paru basah
30.
Gedi
-
Abelmoschus manihot
Malvaceae
 Cuci perut
 Memperlancar proses melahirkan
 Memperlancar ASI
31.
Sukun
Wamo
Artocarpus altilis
Moraceae





29
 Penyubur rambut
 Sakit kepala
 Bisul
Ginjal
Batuk
Sakit perut
Kedinginan dibadan
Lever
Ginjal
Malaria
Asam urat
Mengeluarkan darah putih waktu haid
32.
Beringin
Krit
Ficus benjamina
 Sakit gigi
 Sambung tulang
 Penyubur rambut
Moraceae
 Sakit perut
 Obat luka baru
33.
Jambu biji
Imyui
Psidium guajava
Myrtaceae
34.
Belimbing wuluh
Marebi
Averrhoa bilimbi
Oxalidaceae
 Panu
 Diabetes
 Hipertensi
35.
Pandan wangi
Yarin-nahrem
Pandanus amaryllitolius
Pandanaceae
 Hipertensi
36.
Katuk
Katok
Sauropus androgynus
Phyllanthaceae
37.
Sirih hutan
Inambawi
Piper decumanum
Piperaceae
 Malaria
 Badan pegal
 Sembelit
38.
Mengkudu
Andra-kream
Morinda citrifolia
Rubiaceae
 Hipertensi
 Malaria
30
 Memperlancar ASI
 Luka borok




39.
Jeruk nipis
Inkraita-mak
Citrus aurantifolia
Rutaceae
40.
Ciplukan
Yarih-nahren
Physalis peruviana
Solanaceae
 Paru-paru
 Diabetes
 Hipertensi
41.
Pecut kuda
Urama-nyuwer
Stachytarpheta
jamaicensis
Verbenaceae
 Batu ginjal
42.
Jahe
Kontop
Zingiber officinale
Zingiberaceae
 Pusing
 Gatal
 Nyeri pinggang
43.
Kunyit
Bonor
Curcuma domestica
Zingiberaceae
 Pencuci mata
 Mata ikan
Lawaka
Curcuma xanthorrhiza
44.
Temulawak
Zingiberaceae
31
Amandel
Batuk
Influenza
Malaria
 Sakit pinggang
 Cacar air
 Keracunan kerang
 Badan pegal
 Luka
45.
Kayu besi
pantai
Kabuyeyen
Pongamia pinnata
Fabaceae
46.
Kastroli
Kastroli
Ricinus communis
Euphorbiaceae
47.
Sirih
Inayen
Piper betle
Piperaceae




Bau mulut
Gigi berlubang
Gatal kulit
keputihan
48.
Belimbing
manis
Marebi
Averrhoa carombola
Oxalidaceae




Panu
Hipertensi
Batuk
Kolesterol
49.
Kembang
sepatu
Invandiek
Hibicus rosasinensis
Malvaceae
 Batuk
 Memperlancar proses melahirkan
50.
Balakaciut
Mahnatem
Galingsoga parviflora
Asteraceae
 Memperbaiki nafsu makan
 Sariawan pada anak
51.
-
Anat
Scaevola sericea
Goodeniacea
32
 Cuci perut (kurangi lemak)
 Usus buntu
 Membersihka kandungan bagi Ibu melahirkan
 Gatal kulit
52.
-
Tali kuning
Arcangelisia ftava
Menispermaceae
53.
-
Ambronoit
Smilax sp
Smilacaceae
54.
-
Uram onkor
-
-
 Malaria
 Badan pegal
 Kanker
 Lever
 Bengkak di muka, perut, lutut, dan betis kaki
 Membersihkan
melahirkan
kandungan
55.
Ayu
 Memperkuat sendi pada bayi
 Menyembuhkan luka dan bibir orang dewasa
56.
Tafer
 Lidah luka pada bayi
57.
Mnur
 Luka benda tajam
 Luka pusar bayi
33
Ibu
setelah
58.
Kairo
59.
Maneek pantai
 Batuk
 Patah tulang
34
B. Pembahasan
Sampai saat ini obat tradisional
sudah mulai
banyak digunakan dalam praktek medis. Sebagai
contoh, Cina merupakan salah satu negara yang
banyak mengunakan herbal sebagai obat tradisional
bahkan menempati urutan pertama di dunia dan
terkenal dengan nama gudangnya herbal. Menurut
badan kesehatan dunia (WHO), 30 – 50% konsumsi
masyarakat di Cina dialokasikan untuk ramuan herbal.
Selain Cina, Indonesia juga merupakan negara
pemakai tanaman obat yang sudah terkenal sejak
dahulu kala. Beberapa daerah di Indonesia memakai
jenis-jenis
tumbuhan
obat
sebagai
cara
alternatif
karena mudah mendapatkannya, dan relatif lebih
murah dibandingkan dengan obat generik buatan
pabrik.
Dalam penelitian, ditemukan 38 famili tumbuhan
obat yang digunakan oleh masyarakat setempat terdiri
atas 58 spesies
serta
dapat
tumbuhan obat yang dimanfaatkan,
menyembuhkan
72
jenis
penyakit,
sedangkan ada 6 spesies tumbuhan obat yang dikenal
oleh masyarakat Yenbekwan dengan nama daerah uram
onkor, maneek pante, tafer, ayu, mnur, dan kairo yang
belum
diketahui
nama
spesies
dan
familinya.Hal
tersebut mengindikasikan bahwa potensi keragaman
35
sumber tanaman obat untuk berbagai penyakit cukup
tinggi.
Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan
dalam ramuan berturut-turut adalah daun pada 37
jenis tumbuhan, bagian pohon/batang dan akar pada
11 jenis tumbuhan, bagian kulit kayu pada 7 jenis
tumbuhan, bagian batang dan bunga pada 3 jenis
tumbuhan, dan bagian bunga pada 2 jenis tumbuhan.
Hal tersebut menunjukkan
bahwa bagian daun
digunakan sebagai bahan utama untuk pengobatan
karena mudah didapat dan juga mudah diramu sebagai
obat jika dibandingkan dengan kulit, batang, dan akar
tumbuhan (Hamsari, 2008).
36
Download