BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keanekaragaman Hayati Indonesia Keanekaragaman jenis tumbuhan obat yang terdapat di kawasan hutan Indonesia sangat tinggi. Saat ini tercatat kurang lebih 1.260 jenis tumbuhan obat tersebar pada berbagai tipe ekosistem hutan di Indonesia. Dari 180 jumlah jenis di antaranya telah dieksploitasi dalam jumlah besar untuk keperluan bahan baku industri obat tradisional (Suharti, 2007). Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati yang melimpah. Hampir segala jenis tumbuhan dapat tumbuh di wilayah negara ini. Sebagian besar sudah dimanfaatkan sejak nenek moyang kita untuk mengobati berbagai penyakit. Tumbuhan-tumbuhan tersebut dalam penggunaannya dikenal dengan obat tradisional. (Sjahid, 2008). Indonesia juga memiliki jumlah penduduk yang banyak (sekitar 200 juta lebih) yang sebagian besar masyarakatnya masih tinggal di pedesaan. Banyaknya masyarakat yang tinggal di pedesaan terutama daerah yang sulit dijangkau (terisolir) menyebabkan pemerataan hasil-hasil pembangunan seperti bidang pendidikan dan kesehatan sulit untuk dilaksanakan (Sastropradjo, 1990). Di daerah-daerah terisolir pemanfaatan lingkungan terutama tumbuhan untuk pemenuhan kebutuhan kesehatan seperti untuk obat-obatan tradisional sangat tinggi (Sutarjadi, 1992). 2.2 Pengertian Etnobotani Etnobotani merupakan ilmu botani mengenai pemanfaatan tumbuhan dalam keperluan sehari-hari dan adat suku bangsa. Studi etnobotani tidak hanya mengenai data botani taksonomi saja, tetapi juga menyangkut pengetahuan botani yang bersifat kedaerahan, UNIVERSITAS SUMATERA UTARA berupa tinjauan interpretasi dan asosiasi yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan tanaman, serta menyangkut pemanfaatan tanaman tersebut lebih diutamakan untuk kepentingan budaya dan kelestarian sumberdaya alam (Darmono, 2007). Etnobotani dapat juga diartikan sebagai kajian interaksi antara manusia, dengan tumbuhan. Kajian ini merupakan bentuk deskriptif dari pendokumentasian pengetahuan botani tradisional yang dimiliki masyarakat setempat yang meliputi kajian botani, kajian etnofarmakologi, kajian etnoantropologi, kajian etnoekonomi, kajian etnolinguistik dan kajian etnoekologi (Martin, 1998). Istilah etnobotani dikemukakan pertama kalinya oleh Harshberger (1985) didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang pemanfaatan tumbuhan secara tradisional oleh suku bangsa yang masih primitif. Secara terminologi, etnobotani adalah studi yang mempelajari hubungan antara tumbuhan dan manusia. Jadi etnobotani adalah studi yang menganalisis hasil dari manipulasi materil tanaman asli dengan konteks budaya dalam penggunaan tanaman. Etnobotani melihat dan mengetahui bagaimana masyarakat memandang dunia tumbuhan, memasukkan tumbuhan ke dalam budaya dan agama mereka (Tamin & Arbain, 1995). 2.3 Defenisi tumbuhan obat (Zuhud et al., 1991 dalam Abdiyani, 2008) menyatakan tumbuhan yang merupakan bahan baku obat tradisional tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Tumbuhan obat didefenisikan sebagai jenis tumbuhan yang sebagian, seluruh tumbuhan tersebut digunakan sebagai obat, bahan atau ramuan obat-obatan. Tumbuhan obat adalah seluruh spesies tumbuhan yang diketahui atau dipercaya mempunyai khasiat obat. Ahli lain mengelompokkan tumbuhan berkhasiat obat menjadi tiga kelompok, yaitu: 1) Tumbuhan obat tradisional merupakan spesies tumbuhan yang diketahui atau dipercayai masyarakat memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2) Tumbuhan obat modern merupakan spesies tumbuhan yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis. 3) Tumbuhan obat potensional merupakan spesies tumbuhan yang diduga mengandung atau memiliki senyawa atau bahan bioaktif berkhasiat obat tetapi belum dibuktikan penggunaannya secara ilmiah-medis sebagai obat. Departemen Kesehatan RI mendefenisikan tumbuhan obat Indonesia seperti yang tercantum dalam SK Menkes No. 149/SK/Menkes/IV/1978, yaitu : 1) Tumbuhan atau bagian yang digunakan sebagai bahan obat tradisional atau jamu 2) Tumbuhan atau bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan pemula bahan baku obat (precursor) 3) Tumbuhan atau bagian tumbuhan yang diekstraksi dan ekstrak tumbuhan tersebut digunakan sebagai obat Tumbuhan obat adalah segala jenis tumbuhan yang diketahui mempunyai khasiat baik dalam membantu memelihara kesehatan maupun pengobatan suatu penyakit. Tumbuhan obat sangat erat kaitannya dengan pengobatan tradisional, karena sebagian besar pendayagunaan tumbuhan obat belum didasarkan pada pengujian klinis laboratorium, melainkan lebih berdasarkan pada pengalaman penggunaan (Yuni et al., 2011) Saat ini pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai tumbuhan yang berkhasiat obat semakin berkembang. Masyarakat mulai memahami bahwa penggunaan tumbuhan untuk obat sebenarnya bisa sejajar dan saling mengisi dengan pengobatan modern. Sering, penggunaan tumbuhan obat dengan berbagai alasan herbal dijadikan pilihan pertama untuk pengobatan (Kusuma et al., 2005). Tumbuhan obat mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat, baik sebagai sumber mata pencaharian dan pendapatan petani sekitar hutan maupun sebagai peluang yang menjanjikan banyak pilihan usaha tani mulai dari pra sampai pasca budidaya (Sitepu & Sutigno, 2001). UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2.4 Pemanfaatan tumbuhan obat Indonesia umumnya mempunyai adat istiadat dan budaya yang sangat beragam. Keanekaragaman etniknya menyebabkan beberapa masyarakatnya masih menggunakan obat tradisional dengan memanfaatkan alam sekitarnya terutama yang hidup di pedalaman dan terasing. Penggunaan obat tradisional tersebut, pada prinsipnya bertujuan untuk memelihara kesehatan dan menjaga kebugaran, pencegahan penyakit, obat pengganti atau pendamping obat medik dan memulihkan kesehatan (Supandiman et al., 2000). Masyarakat Indonesia sudah mengenal obat dari jaman dahulu, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Seiring meningkatnya pengetahuan jenis penyakit, semakin meningkat juga pengetahuan tentang pemanfaatan tumbuhan untuk obat-obatan, namun demikian sering terjadi pemanfaatan yang dilakukan secara berlebihan sehingga populasinya dialam semakin menurun (Zuhud et al., 1991 dalam Abdiyani 2008). Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat sudah seumur dengan peradaban manusia. Tumbuhan adalah gudang bahan kimia yang memiliki sejuta manfaat termasuk untuk obat berbagai penyakit. Kemampuan meracik tumbuhan berkhasiat obat dan jamu merupakan warisan turun menurun dan mengakar kuat di masyarakat. Kelebihan dari pengobatan dengan menggunakan ramuan tumbuhan secara tradisional tersebut ialah tidak adanya efek samping yang ditimbulkan seperti yang terjadi pada pengobatan modern (Thomas, 1992 dalam Sistiawanti et al., 2010). 2.5 Ramuan Tradisional Ramuan tradisional adalah media pengobatan alamiah dengan memakai tumbuhan sebagai bahan dasarnya. Media ini mungkin merupakan media pengobatan tertua. Sampai saat ini, ilmu pengobatan ini tetap mengacu pada tradisi kuno. Itulah sebabnya obat-obatan atau ramuan dari tumbuh-tumbuhan dan tanaman disebut sebagai obat tradisional. Disebut obat karena ramuan tradisional tersebut dibuat dari jenis UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tumbuhan dan tanaman yang diyakini dapat menyembuhkan atau mengobati suatu penyakit (Dianawati et al., 2001). Menurut Maryani et al., (2003), ramuan tradisional adalah ramuan yang terbuat dari bahan-bahan tumbuhan yang berkhasiat dan sudah biasa digunakan masyarakat setempat. Defenisi obat tradisional menurut undang-undang no.23 tahun 1992 adalah bahan atau ramuan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang secara turun menurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. 2.6 Penelitian tentang tumbuhan obat Beberapa contoh penelitian tumbuhan obat salah satunya oleh masyarakat lokal pulau Kabaena-Sulawesi Tenggara yang memanfaatkan 33 jenis tumbuhan obat. Salah satu jenis di antaranya Arcangelisia flava (L.) Merrill yang tercatat sebagai tumbuhan langka Indonesia (Mogea et al., 2001 dalam Rugayah et al., 2010). Pemanfaatan suku Zingiberaceae sebagai obat tradisional oleh masyarakat Lembak Delapan, Bengkulu (Siagian & Sunaryo, 1996). Botani Ekonomi Suku Zingiberaceae sebagai obat tradisional oleh masyarakat di Kotamadya Banjarbaru (Kuntorini, 2005). Studi Etnobotani Tumbuhan Obat Gangguan Menstruasi Pada Masyarakat “Suku Serawai” di Desa Darat Sawah, Padang Siring, dan Kota Agung Kabupaten Bengkulu Selatan (Sistiawanti et al., 2010). UNIVERSITAS SUMATERA UTARA