Rencana Proyek untukKampanye Pride untuk Kawasan Konservasi Perairan Selat Dampier Versi: 2010-06-29 Nama Proyek Kampanye Pride untuk Kawasan Konservasi Perairan Selat Dampier Tanggal Efektif Data Proyek 2010-06-10 Nama berkas proyek Dampiers Strait Nomor Proyek Proyek Terkait Kelautan Situs Web Proyek http://www.rareplanet.org/en/campaign/kkp-raja-ampat-dampier-straits-papua-birds-hea d-seascape Keterangan Proyek Status Proyek Langkah Berikutnya Tahap Persiapan Proyek Tim Nama Depan Nama ID Organisas Belakan Sumbe i g r daya Posisi Peran Email Meity Mongdon 1 g Conservatio MPA Coordinator n Internationa l Indonesia Pemimpin/Manajer;Anggo [email protected] ta Tim; rg Rudy Dimara 5 Conservatio Monitorng n Internationa l Indonesia Anggota Tim; Muhamad Yusuf 8 Conservatio Skipper n Internationa l Indonesia Anggota Tim; Nur Ismu Hidayat 4 Conservatio GIS Specialist n Internationa l Indonesia Anggota Tim; Sofyan Alting 7 Conservatio Sub-Leader daerah n Salawati Internationa l Indonesia Anggota Tim; Yance Mayor 10 Rosa Gaman 9 Yesaya Mayor 6 Anggota Tim; Facilitator Anggota Tim; Conservatio Sub-Leader Waigeo Anggota Tim; n Internationa [email protected] [email protected] Kantor Nama Depan Nama ID Organisas Belakan Sumbe i g r daya Posisi Peran Email Kantor l Indonesia Rizky Arfan 11 Anggota Tim; Elvis Mambrak 12 u Anggota Tim; Ocy Luturmas 14 Coremap 2 CF Pemilik Yenbekwan-Yenbub Kepentingan;Anggota a Tim; 13 Coremap 2 SETO Pulau Manswar Maman Pemilik Kepentingan;Anggota Tim; Sahfruddi Sabonama 15 n Conservatio Raja Ampat Marine Anggota Tim; n Specialist Policy Internationa l Indonesia Rosita Tariola 3 Conservatio Campaign Manager Pemimpin/Manajer;Anggo [email protected] n ta Tim; Internationa l Robert Abumi 2 Conservatio Dampier's Strait n MPA Leader Internationa l Indonesia Anggota Tim; [email protected] 095133142 8 Organisasi ID Nama Peran Nama Depan Nama Belakang Email Telepon ID Nama Peran Nama Depan Nama Belakang Email Telepon 01 COREMAP 2 Raja Menjalankan proyek konservasi Meidi Ampat kelautan di Raja Ampat, lokasi kerjanya meliputi seluruh kawasan KKP Selat Dampier dari Waigeo, Meosmansar, Batanta dan Salawati Kasmidi DKP R4 Dinas Perikanan Pelaksana teknis Dinas Perikanan Julianus dan Kelauran Raja dan Kelautan Raja Ampat Ampat Rahawarin 081344029990 Dispar R4 Dinas Pariwisata Raja Ampat Pengelola kawasan di bidang pariwisata Inna Rumbekwan 081344644434 kadis Manswar Kepala Distrik Meosmansar Pengelolaan Kawasan dari sisi pemerintahan Distrik Apolos Bedes Kadis Sagawin Kepala Distrik Selat Sagawin Pengelolaan Kawasan dari sisi pemerintahan Distrik Rikardo kadis salawati Pengelolaan Kawasan dari sisi pemerintahan Distrik Pengelolaan Kawasan dari sisi pemerintahan Distrik Rukunudin kk friwen Kepala kampung Friwen Pengelolaan kawasan di tingkat kampung Friwen Bpk. Sawiyai kk Kepala kampung yenbekwan Yenbekwan Pengelolaan kawasan tingkat kampung Bpk. Watem kk Swg Kepala kampung Sawinggrai Pengelolaan kawasan di tingkat kampung Bpk. Dimara kk Smte Kepala kampung Samate Todat Tokoh Adat 085244444403 Arfan Bpk.Demianus Aibar Pengetahuan akan adat dan Bpk. Taher [email protected] 081344805355 Arfan ID Nama Peran Nama Depan Salawati Salawati kawasan Togam Islam Tokoh Agama Islam Pengetahuan akan adat, kawasan dan keagamaan Islam untuk koservasi ket Klasis Raut Ketua Klasis Raja Pengetahuan dalam bidang agama Pdt.Paulus Ampat Utara Kristen untuk konservasi ket klasis RAT Ketua Klasis Raja Pengetahuan dalam bidang agama Pdt.Jakub Ampat Tengah untuk konservasi Todat Friwen Tokoh adat dan Pemilik Hak Ulayat Friwen UNIPA Universitas Papua Dosen Ilmu Kelautan dan Perikanan Polairud R4 Polairud Bpk. Hud Pengelolaan wilayah no take zone Bpk. Gerson di daerah Friwen Nama Belakang Email Telepon Arfan Luturmas 085244032961 Imbir Sawiyai Paulus Boli 08124845665 Pengamanan kawasan BKSDA Balai Konservasi Sumber Daya Alam Danni Patipelohy DPRD R4 Dewan Perwakilan Rakyat Raja Ampat Charlie Imbir Pdt SWG Pendeta Jemaat Sawinggrai Pendeta Jemaat Sawinggrai Kapisawar Pdt.Angel Mnsen Pdt YBKWN Pendeta Jemaat Yenbekwan Pendeta Jemaat Yenbekwan sekaligus Pendeta Lingkungan Alif Korere Pdt.Patinussa PJ YNBUBA Pendeta jemaat di Pendeta Jemaat Yenbuba Yenbuba Pdt.Oca [email protected] 081388268421 085244165952 081344913936 Sapulete Cakupan Cakupan dan Visi Cakupan/Nama Lokasi Kawasan Konservasi Perairan Selat Dampier Cakupan/Deskripsi Lokasi Kawasan Konservasi Perairan Selat Dampier merupakan salah satu dari 6 kawasan konservasi yang berada di Kabupaten Raja Ampat,Provinsi Papua Barat yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati nomor 66 Tahun 2007, tentang Kawasan Konservasi Laut Daerah di Raja Ampat. Dengan luas kawasan 303.200 ha, secara geografis Selat Dampier berada pada 0º22’47” LS - 1º06’48” LS dan 130º21’47” BT - 131º04’33”BT. Kondisi geologi dan topologi kawasan Selat Dampier adalah pegunungan yang berbukit-bukit yang tersusun dalam beberapa jenis batuan. Iklim di kawasan selat Dampier adalah tropis dengan suhu antara 25,2 sampai 30,7ºC. (data (Data Pemerintah Kab.Raja Ampat) Teks Pernyataan Visi Komentar Fitur Keanekaragaman Hayati Daerah Keanekaragaman 303200 Catatan Selat Dampier merupakan kawasan konservasi laut yang Hayati (hektar) memiliki luas lautan 303.200 ha, dengan luas terumbu karang 8.699,484 ha dan luas hutan mangrove sebesar 5.118 ha. Jumlah pulau di Selat Dampier adalah 124 pulau besar dan pulau kecil yang terdiri dari pulau karst dan pulau pasir. Dari 124 pulau yang ada, hanya 9 pulau yang berpenghuni. Ada 2 pulau besar yang mengapit kawasan ini yaitu pulau Batanta dan Salawati dimana kedua pulau tersebut mempunyai hutan tropis yang masih relatif utuh dan hutan mangrove yang masih lebat di selatan Pulau Waigeo, Selatan Pulau Gam, utara Pulau Batanta dan timur hingga tenggara Pulau Salawati dan pulau-pulau kecilnya. Beberapa hutan mangrove merupakan dive point yang biasa disebut blue water mangrove, yaitu di selatan Pulau Gam dan Teluk Gam yang juga memiliki nilai budaya yang tinggi. Kawasan Selat Dampier juga memiliki sejumlah sungai dan danau air asin. Terumbu karang yang masih relatif baik, dive site favorit yang banyak dan merupakan favorit para penyelam dan telah menjadi tujuan wisata paling awal di Raja Ampat dengan tipe penyelaman paling lengkap yaitu penyelaman berarus (drift dive), penyelaman goa (cave diving), penyelaman obyek makro di air keruh (muck dive), manta point dan penyelaman wisata pada umumnya. Di KKP Selat Dampier terdapat beberapa lokasi yang berarus yang masuk dari pasifik sehingga membawa banyak nutrien dan merupakan sumber makanan bagi plankton yang menjadi dasar rantai makanan. Kawasan Selat Dampier juga merupakan perlintasan cetacean (paus dan lumba-lumba) dan dugong. Yang meliputi: Paus sperma atau sperm whale (Physeter Macrocephalus), Paus pembunuh atau killer whale (Orcinus orca) atau masyarakat Selat Dampier menyebutnya Rowetroyer, Paus Bryde (Balaenoptera brydei), Paus Bryde kerdil (Balaenoptera edeni), Paus Short-finned pilot whale, Lumba-lumba hidung botol umum (Tursiops truncatus), Lumba-lumba hidung botol indopasifik (Tursiops aduncus), Lumba-lumba risso, Paus pembunuh palsu (Pseudorca crassidens), Lumba-lumba spinner (Stenella longirostris), Paus pemandu sirip pendek (Globicephala macrorhynchus), Dugong/Duyung (Dugong dugon) Terumbu karang di Kawasan Selat Dampier mempunyai resiliensi tinggi. Hal ini terbukti dengan banyaknya terumbu karang yang terpapar diatas permukaan air tetapi masih dalam kondisi sehat. Selain itu dengan pola pasang surut yang besar, terumbu karang di daerah ini masih bisa mentoleransi rentang pasang surut yang mempengaruhi ketahanan biota. Berdasarkan survey mantatow 2008, persentase penutupan karang hidup berkisar antara 0 – 85% dengan rata-rata tutupan 24.80%, sedangkan rata-rata persentase penutupan biota lainnya adalah 22.67%. Persentase penutupan rata-rata karang mati adalah 20.98%, sedangkan persentase penutupan pasir dan patahan karang masing-masing adalah 12.13% dan 18.91%. Dari hasil survey Mark Allen bersama tim monitoring (2008-2009), rata-rata biomassa ikan KKLD Selat Dampier (91.13 ton/km2). Kawasan Selat Dampier juga merupakan perlintasan cetacean dan dugong. Tercatat ada 7 jenis paus dan 4 jenis lumba-lumba yang sering terlihat melintas di kawasan Selat Dampier. Hampir semua daerah yang berpenduduk mempunyai potensi air tawar yang cukup sehingga mampu memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Wilayah laut kawasan Selat Dampier memiliki terumbu karang dalam (patch reef) sebanyak 35 buah dengan luas 1.769,426 ha. Refrensi : Kerjasama Pemerintah Kabupaten Raja Ampat dan Konsorsium Atlas Sumberdaya Pesisir, 2006. Altas Sumberdaya Pesisir Kabupaten Raja Ampat Provinsi Inrian Jaya Barat. Raja Ampat Manusia Pemilik Kepentingan Ukuran Populasi Manusia Pemilik Kepentingan 1340 Catatan Wilayah KKP Selat Dampier terdiri dari 27 kampung yang terbagi di 4 Distrik, yaitu Distrik Salawati Utara, Selat Sagawin, Meosmansar, dan Waigeo Selatan. Kegiatan Kampanye bangga hanya akan fokus pada 5 kampung yang mewakili setiap Distrik yang ada, diantaranya adalah Yenbekwan, Sawinggrai, Friwen, Yensawai dan Samate dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 353 dan 1340 jiwa. Konteks Sosial Masyarakat di Kawasan Selat Dampier mayoritas berasal dari suku Biak dengan bahasa Beteu dan suku Samate dengan bahasa Tipin. Selain itu terdapat juga suku Moi, dan beberapa suku yang berasal dari luar Papua, misalnya sulawesi, Jawa dan Maluku Masyarakat di distrik Samate sebagian besar beragama Islam dan di distrik Waigeo Selatan, Selat Sagawin , Mios Mansar dan Waigeo Selatan mayoritas beragama Kristen Protestan dan satu desa yang memeluk agama Kristen Advent. Keberadaan pemuka agama di setiap desa sangat besar peranannya dalam pengambilan keputusan di masyarakat. Selain itu juga terdapat agama tradisional yang masih ada di masyarakat seperti ada ritual-ritual yang buat pada saat perayaan adat maupun kegiatan yang bersifat budaya. Ada beberapa marga yang masih menganut adat “Pamali” atau tabu bagi marga/keluarga tertentu saat mengkonsumsi beberapa jenis hewan yang darat ataupun laut. Selain itu budaya Sasi yang merupakan salah satu kearifan lokal yang masih tetap hidup sampai sekarang di kepulauan Raja Ampat, khususnya Selat Dampier masih berlaku. yaitu dimana laut ataupun darat ditutup untuk jangka waktu tertentu hingga pemanfaatan kembali, sehingga alam diberikan waktu untuk “memulihkan” diri sendiri sebelum akhirnya dipanen. Masyarakat sangat menghormati kepemilikan hak ulayat suatu marga, baik untuk wilayah darat maupun laut. Sehingga semua kegiatan yang akan dilaksanakan baik oleh Pemerintah daerah, Swasta maupun Lembaga lain dalam suatu wilayah harus mendapatkan persetujuan dari marga pemilik hak ulayat, dan keputusan biasanya diambil dalam rapat marga secara bersama, yang disebut para-para pinang Mayoritas masyarakat di Selat Dampier bermata pencaharian sebagai Nelayan, ada sebagian juga yang berprofesi sebagai petani, khususnya di desa Kalobo karena desa tersebut adalah desa transmigran dari pulau Jawa. Beberapa komponen masyarakat di Selat Dampier juga sudah mulai mengembangkan pariwisata berbasis ekowisata, seperti di desa Arborek, Sawinggrai, Sawondarek dan Yenbuba. Masyarakat di Selat Dampier di beberapa desa menjadi tenaga kerja di perusahaan kayu, perusahaan mutiara dan resort yang berada di sekitar desa tempat mereka tinggal Semua desa Kawasan Selat Dampier memiliki Sekolah Dasar dengan jumlah guru di setiap SD sekitar 3-5 orang per sekolah. Sementara SMP berada di ibukota distrik, SMK perikanan berada di desa Samate dan SMU berada di Ibukota Kabupaten, Waisai. Setiap desa di Selat Dampier memiliki bidan desa, mantri atau suster. Selain itu juga terdapat kader posyandu serta dukun terlatih. Dokter hanya ada di ibukota kabupaten dan beberapa ibukota distrik yang beberapa kali mengadakan kunjungan ke desa-desa Informasi Area yang Dilindungi Kategori Daerah Lindung Kategori VI: Kawasan Lindung Sumber Daya yang Dikelola Catatan Refrensi : Kerjasama Pemerintah Kabupaten Raja Ampat dan Konsorsium Atlas Sumberdaya Pesisir, 2006. Altas Sumberdaya Pesisir Kabupaten Raja Ampat Provinsi Inrian Jaya Barat. Raja Ampat Status Hukum Peraturan Bupati nomor 66 Tahun 2007, tentang Kawasan Konservasi Laut Daerah di Raja Ampat. Konteks Legislatif - Peraturan Bupati nomor 66 Tahun 2007, tentang Kawasan Konservasi Laut Daerah di Raja Ampat. - Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia Nomor Kep.64/MEN/2009, tentang Penetapan Kawasan Konservasi Perairan Nasional kepualauan Raja Ampat dan laut di Sekitarnya di Provinsi Papua Barat. - Peraturan daerah kabupaten Raja Ampat No.27 tahun 2009 tentang Kawasan Konservasi laut daerah Kabupaten Raja Ampat (1) - Peraturan Bupati Raja Ampat no.5 tahun 2009 tentang Kawasan konservasi laut daerah Kabupaten Raja Ampat. (2) - Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 17 Tahun 2008 tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. - Peraturan kampung yang tentang pengelolaan daerah perlindungan laut berbasis masyarakat Keterangan Fisik Kawasan Konservasi Perairan Selat Dampier seluas 303.200 hektar mencakup habitat-habitat perairan dekat pantai penting (terumbu karang, lamun dan mangrove) dengan luasan terumbu karang 8.699 hektar. Wilayah Laut kawasan Selat Dampier memiliki terumbu karang dalam (patch reef) sebanyak 35 buah dengan luas 1.769,426 hektar. Secara mendasar, diharapkan rencana zonasi di KKP Selat Dampier mencakup 30% luas daerah larang tangkap dari luasan yang ada yang ditetapkan secara parsitipatif dan berada pada lokasi yang tepat secara ilmiah mampu mendukung perikanan di kawasan dengan adanya limpahan dan ekspor larva. Keterangan Biologis Menurut penelitian Kabupaten Raja Ampat memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia yang berada tepat di pusat "segitiga karang dunia" (coral triangle) karena memiliki lebih dari 540 species karang keras, 1320 species ikan, lebih dari 600 species molusca, tempat peneluran penyu hijau yang signifikan di ASEAN dan perlintasan 15 species mammalia laut, termasuk paus, lumba-lumba dan duyung. Kawasan Konservasi Perairan Selat Dampier adalah salah satu dari 6 kawasan konservasi yang ditetapkan di Kabupaten Raja Ampat. KKP Selat Dampier memiliki lokasi dive spot penyelaman yang terbanyak dan favorit bagi para penyelaman, dengan beraneka jenis penyelaman diantaranya Informasi Sosio-ekonomi Jumlah resort yang ada di Kawasan Selat Dampier sebanyak 5 buah yang dikelola oleh pihak luar (asing maupun WNI) dan homestay yang dibangun oleh masyarakat sendiri ada 4 buah, dan yang sudah beroperasi dengan baik sampai sekarang baru 1 homestay saja, yaitu Mangkurkodon yang berada di kampung Yenbuba. Sementara itu jumlah kapal liveboard yang beroperasi di sekitar kawasan berjumlah 25 buah. Keterangan Sejarah suku-suku yang mendiami kawasan Ampat adaalah sebagai berikut : Pulau Waigeo - Kelompok suku Wawiyai merupakan kelompok suku yang mendiami wilayah sebelah utara Teluk Kabui di Waigeo Selatan. Dalam survei ditemukan bahwa suku ini hanya mendiami satu kampung yaitu Kampung Wawiyai. Namun, kelompok suku Wawiyai yang mempunyai garis keturunan langsung dengan sejarah Wawiyai adalah penduduk yang mendiami Pulau Friwen, yang disebut orang Wawiyai Man mon. - Suku Biak Penduduk suku Biak merupakan penduduk yang bermigrasi ke Kepulauan Raja Ampat dari Pulau Biak dan Numfor di wilayah Teluk Cenderawasih (Teluk Geelvink), sebelah timur dari Kepulauan Raja Ampat. Mereka bermigrasi dalam beberapa periode waktu dan sejarah, bermula dari pelayaran hongi dan pembayaran upeti kepada Sultan Tidore/Ternate, kemudian disusul dengan perjalanan kelompok suku Biak mengikuti arah perjalanan Koreri (Manarmaker) dalam legenda kepercayaan tradisional orang Biak. Migrasi yang terakhir diperkirakan terjadi pada tahun-tahun akhir pemerintahan Belanda (sekitar tahun 1950-an). Penduduk suku Biak pada umumnya mendiami wilayah pesisir pantai dan pulau-pulau di Waigeo, yaitu seluruh Kepulauan Ayau (Kampung Dorekar, Yenkawir, Meosbekwan, Rutum dan Reni), Waigeo Utara (Kampung Rauki, Bonsayor, Kabare, Andei, Asukweri, Boni, Warwanai, dan Mnier), Waigeo Timur (Kampung Puper, Yenbekaki, Urbinasopen, Yensner), Waigeo Selatan (Kampung Saonek, Saporkren, Yenbeser, Yenwaupnor, Sawinggrai, Kapisawar, Yenbuba, Yenbekwan, Sawandarek, Kurkapa, Arborek, Kabui). Di wilayah Waigeo Barat, penduduk suku Biak mendiami kampung-kampung seperti, Bianci, Mutus, Meos Manggara, Manyaifun, Safkabu dan Fam di Kep. Fam. Juga, suku Biak tersebar sampai ke Pulau Gag. Kelompok suku Biak ini dibagi lagi menjadi beberapa sub suku, yaitu Biak Beteu (Beser), Biak Wardo dan Biak Usba. - Suku Batanta Kelompok suku ini diperkirakan merupakan penduduk asli Pulau Batanta. Suku Batanta mendiami wilayah selatan Pulau Batanta yaitu Kampung Wailebet dan Yenanas yang terletak di Selat Sagawin berhadapan dengan Pulau Salawati. - Suku Tepin Suku Tepin merupakan suku asli di pulau Salawati yang mendiami pesisir utara Pulau Salawati. Mereka mendiami Kampung Kalyam dan Solol di Selat Sagawin. Bahasa yang digunakan disebut bahasa Tepin. - Suku Fiat, Domu, Waili dan Butlih Kelompok suku-suku ini adalah kelompok suku-suku kecil yang merupakan suku-suku asli Pulau Salawati, yang mendiami kampung Samate, Kapatlap, Kalobo dan Sakabu. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Tepin dengan variasi dialek di setiap suku. Meskipun demikian, setiap suku menyebut bahasa mereka menurut nama suku mereka. - Suku Moi (Moi-Maya) Kelompok suku Moi, atau sering disebut dengan istilah Moi-Maya atau Moi-Pantai yang mendiami sebelah timur Pulau Salawati diperkirakan bermigrasi dari dataran besar Kepala Burung sebelah barat, yang merupakan wilayah suku Moi. Hal ini sangat mungkin karena wilayah timur Pulau Salawati ini berhadapan langsung dengan dataran Kepala Burung itu dan hanya dibatasi oleh Selat Sele. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Moi. Sumber : CRITC RajaAmpat Keterangan Budaya Masyarakat di Kawasan Selat Dampier mayoritas berasal dari suku Biak dengan bahasa Beteu dan suku Samate dengan bahasa Tipin. Selain itu terdapat juga suku Moi, dan beberapa suku yang berasal dari luar Papua, misalnya sulawesi, Jawa dan Maluku. Sampai sekarang masyarakat Selat Dampier masih memegang budaya Sasi, dmana Sasi adalah salah satu kearifan lokal yang dilakukan untuk menutup laut ataupun darat dalam jangka waktu tertentu sehingga alam diberikan waktu untuk “memulihkan” diri sendiri sebelum akhirnya dipanen Ada beberapa lokasi pamali/terlarang di kawasan Selat Dampier, baik di Batanta, Salawati maupun pulau Manswar maupun Gam. Lokasi-lokasi ini dipercaya memiliki nilai budaya yang tinggi sehingga tidka diijinkan siapapun selain marga-marga khusus untuk masuk ke wilayah tersebut. Budaya lainnya adalah Pantangan marga tertentu untuk konsumsi satu species. Semua marga yang ada di Raja Ampat memiliki ikatan budaya yang kuat dengan moyang-moyangnya yang dipercaya berbentuk hewan-hewan laut maupun darat. Sehingga ada jenis-jenis hewan tertentu yang dilarang untuk dikonsumsi oleh salah satu marga, jika hal itu dilanggar maka akan menimbulkan penyakit bahkan kematian bagi orang mengkonsumsinya. Misalnya ada beberapa marga tidak bisa mengkonsumsi beberapa species terntentu, misalnya lobster, ikan napoleon. Jika itu dilanggar maka akan menimbulkan gatal-gatal di seluruh badan bahkan ada yang sampai keracunan. Kepemilikan hak ulayat atas tanah dan laut Masyarakat Raja Ampat sangat menghormati kepemilikan hak ulayat suatu marga, baik untuk wilayah darat maupun laut. Sehingga semua kegiatan yang akan dilaksanakan baik oleh Pemerintah daerah, Swasta maupun Lembaga lain dalam suatu wilayah harus mendapatkan persetujuan dari marga pemilik hak ulayat, dan keputusan biasanya diambil dalam rapat marga secara bersama, yang disebut para-para pinang. Informasi Akses Pintu masuk ke wilayah Raja Ampat, khususnya wilayah Selat Dampier harus melalui kota Sorong, baik lewat darat maupun laut. Dari Sorong ada 2 alternatif alat transportasi yang bisa digunakan untuk menuju ke ibukota Kabupaten Waisai. Yaitu dengan manggunakan kapal cepat Marina, dengan waktu tempuh 2 jam atau menggunakan kapal Gracelia dengan waktu tempuh 4 jam. Kedua kapal tersebut beroperasi setiap hari dengan harga tiket untuk KM Marina Rp.120.000 dan KM Gracelia Rp.100.000. Setelah tiba di Waisai, tidak ada transportasi umum ke kampung-kampung, sehingga harus memakai longboat masyarakat dengan harga yang dinegosiasikan. Tetapi untuk kampung-kampung yang dekat dengan kota Sorong, seperti kampung-kampung yang ada di Salawati, bisa menggunakan transportasi laut dari masyarakat dengan harga yang dinegosiasikan lagi. Informasi Kunjungan Jika ingin berkunjung ke KKP Selat Dampier sebaiknya pada bulan September - April. Karena pada bulan Mei - Agustus adalah musim angin selatan yang menyebabkan gelombang tinggi dan cukup berbahaya bagi pelayaran Penggunaan Tanah Sekarang Kepemilikan hak ulayat baik darat maupun laut di Raja Ampat, khususnya di Selat Dampier sangat kuat Sumber Daya Manajemen Pengelolaan Sumberdaya Alam di kawasan Selat Dampier sepenuhnya dilakukan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Raja Ampat. selain itu ada beberapa NGO yang bekerja di kawasan dalam hal pelaksanaan konservasi diantaranya Coremap 2 dan Conservation International Indonesia, program Raja Ampat Wilayah KKP Selat Dampier. ~(IUCN Redlist Species) ~(Name) - Maleo Waigeo/Bestaragi (Aepypodius bruijinii) (hampir terancam), - Cendrawasih botak /Mambefor botak (Cicinnurus respublica) (hampir terancam) - Cendrawasih 12 antena / Mambefor (Paradisaea rubra) (hampir terancam), - Kus-kus berbintik (Rambau) (Spilocucuc maculatus), (hampir terancam), Refrensi : Kerjasama Pemerintah Kabupaten Raja Ampat dan Konsorsium Atlas Sumberdaya Pesisir, 2006. Altas Sumberdaya Pesisir Kabupaten Raja Ampat Provinsi Inrian Jaya Barat. Raja Ampat - Hiu berjalan/Kalabia / mandemor (Hemiscyllium freycineti) (hampir terancam), - Paus sperma atau sperm whale (Physeter Macrocephalus) (Vulnerable) - Lumba-lumba hidung botol umum (Tursiops truncatus) (Least Concern ) - Lumba-lumba risso (Grampus griseus) (Least Concern ) - Dugong / Duyung (Dugong dugon) (Rentan, Vulnerable) - Penyu sisik (hawksbill turtle, Eretmochelys imbricata) (Dalam Bahaya Kritis - Penyu hijau (loggerhead turtle, Caretta caretta) (Dalam Bahaya, Endangered) - Penyu lekang (Lepidochelys olivacea) (Rentan, Vulnerable) - Penyu pipih (Natator depressus) (data tidak lengkap) - Penyu tempayan (Caretta caretta) (dalam bahaya) - Penyu belimbing (leatherback turtle, Dermochelys coriacea) (Dalam Bahaya Kritis, Critically Endangered) - Pari Manta (manta ray, manta birostris) (hampir terancam) - Hiu titik hitam ( blacktip reef shark, Carcharhinus melaopterus) - Hiu titik putih (Carcharhinus amblyrhynchos), (hampir terancam) - Hiu macan (tiger shark, Galeocerdo cuvier), (hampir terancam) ~(Name) - Whale shark (Rhincodon typus) (Vulnerable ) - Hiu karpet (Eucrossorhinus dasypogon) (hampir terancam) - Kima raksasa (Tridacna gigas) (Vulnerable) Refrensi : Hasil Interview dengan Tim Monitoring CI Raja Ampat ~(Other Notable Species) ~(Name) Garis Lintang Proyek -0.887855 Garis Bujur Proyek 131.03384 Negara Indonesia Negara Bagian/Provinsi Provinsi Papua Barat Kotamadya Kabupaten Raja Ampat Distrik Legislatif Distrik Waigeo Selatan, Miosmansar, Selat Sagawin dan Salawati Utara Rincian Lokasi Kawasan Konservasi Perairan Selat Dampier (0º22’47” LS - 1º06’48” LS dan 130º21’47” BT - 131º04’33”BT) adalah salah satu dari 6 kawasan KKP yang berada di kabupaten Raja Ampat. Acuan Peta Situs http://maps.google.com/ Komentar