Kelompok Sosial - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Sosiologi
Kelompok & Organisasi Sosial
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
07
Kode MK
Disusun Oleh
MK61004
Nurwidiana, SKM MPH
Abstract
Kompetensi
Mata kuliah ini merupakan pengantar
bagi mahasiswa agar memiliki dasardasar atau kerangka pengetahuan dalam
memahami tipe-tipe kelompok dan
organisai sosial berikut dinamikanya;
 Mampu menjelaskan Interaksi Sosial




dalam masyarakat
Memahami ciri, faktor pendorong dan
syarat terjadinya interaksi sosial
Mampu menjelaskan tatanan sosial
dalam masyarakat
Memahami sifat dan tujuan tatanan
sosial
Memahami Institusi sosial, struktur sosiall
dan pengendalian sosial
Kelompok Sosial
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan
keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat.
Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya.
Ciri-ciri Kelompok Sosial
Kriteria himpunan manusia dapat disebut kelompok sosial menurut Soejono Soekanto:

Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari
kelompok yang bersangkutan.

Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.

Ada suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka
bertambah erat, misalnya: nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang
sama, ideologi politik yang sama, dan lain-lain.

Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.

Bersistem dan berproses.
Macam Kelompok Sosial
Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada
tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis. Bierstedt
kemudian membagi kelompok menjadi empat macam:
1. Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan
sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15
tahun di sebuah kecamatan.
2. Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompok yang memiliki persamaan tetapi tidak
mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.
3. Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan
berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terukat dalam ikatan organisasi.
Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat.
4. Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis
dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam
asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi,
serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: Negara, sekolah.
`13
2
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Klasifikasi Kelompok Sosial
Klasifikasi kelompok sosial menurut erat longgarnya ikatan antar anggota menurut
Ferdinand Tonnies:

Paguyuban (gemeinschaft)
Paguyuban atau gemeinschaft adalah kelompok sosial yang anggota-anggotanya
memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah, dan kekal. Ciri-ciri kelompok
paguyuban :
o Terdapat ikatan batin yang kuat antaranggota
o Hubungan antar anggota bersifat informal
Tipe paguyuban:
o
Paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft by blood)
Kelompok genealogis adalah kelompok
yang
terbentuk berdasarkan
hubungan sedarah. Kelompok genealogis memiliki tingkat solidaritas yang
tinggi karena adanya keyakinan tentang kesamaan nenek moyang.
Contoh: keluarga, kelompok kekerabatan.
o
Paguyuban karena tempat (gemeinschaft of place)
Komunitas adalah kelompok sosial yang terbentuk berdasarkan lokalitas.
Contoh: Beberapa keluarga yang berdekatan membentuk RT(Rukun
Tetangga), dan selanjutnya sejumlah Rukun Tetangga membentuk RW
(Rukun Warga).
Contoh: Rukun Tetangga, Rukun Warga.
o
Paguyuban karena ideologi (gemeinschaft of mind)
Contoh: partai politik berdasarkan agama

Patembayan (gesellschaft)
Patembayan atau gesellschaft adalah kelompok sosial yang anggota-anggotanya
memiliki ikatan lahir yang pokok untuk jangka waktu yang pendek. Ciri-ciri kelompok
patembayan :

hubungan antaranggota bersifat formal

memiliki orientasi ekonomi dan tidak kekal

memperhitungkan nilai guna (utilitarian)

lebih didasarkan pada kenyataan sosial
Contoh: ikatan antara pedagang, organisasi dalam suatu pabrik atau industri.
`13
3
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Faktor pembentuk Kelompok Sosial
Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau
juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada
juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan
pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.
1. Kedekatan
Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan
seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok
bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok
kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling
berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin
mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik
meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan
terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang
memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.
2. Kesamaan
Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi
juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang leih
suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya.
Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat
intelejensi, atau karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor
utama dalam memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang
disebut keluarga.
Pembentukan Norma Kelompok
Perilaku kelompok, sebagaimana semua perilaku sosial, sangat dipengaruhi oleh normanorma yang berlaku dalam kelompok itu. Sebagaimana dalam dunia sosial pada umumnya,
kegiatan dalam kelompok tidak muncul secara acak. Setiap kelompok memiliki suatu
pandangan tentang perilaku mana yang dianggap pantas untuk dijalankan para anggotanya,
dan norma-norma ini mengarahkan interaksi kelompok.
Norma muncul melalui proses interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota kelompok.
Pada
`13
saat
4
seseorang
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
berprilaku
tertentu
pihak
lain
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
menilai
kepantasasn
atau
ketidakpantasan perilaku tersebut, atau menyarankan perilaku alternatif (langsung atau tidak
langsung). Norma terbetnuk dari proses akumulatif interaksi kelompok. Jadi, ketika
seseorang masuk ke dalam sebuah kelompok, perlahan-lahan akan terbentuk norma, yaitu
norma kelompok.
Lembaga Sosial
Dalam sosiologi, lembaga merupakan suatu sistem norma untuk mencapai tujuan tertentu
yang oleh masyarakat dianggap penting.
Sistem norma tersebut mencakup :

Gagasan

Aturan

Tata Cara Kegiatan

Ketentuan Sanksi
Lembaga sosial terbentuk dari norma-norma yang hidup dimasyarakat. Norma-norma
tersebut mengalami pelembagaan, yaitu proses menjadi bagian dari dari kehidupan
masyarakat sehingga dikenal, diakui, dihargai, dan ditaati. Setelah proses pelembagaan ,
berlangsung internalisasi, yaitu proses penyerapan norma-norma oleh masyarakat
sehinngga norma-norma atau telah berakar sebagai pedoman cara berfikir, bersikap,
berprilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Proses Pembentukan Lembaga Sosial
Pada awalnya lembaga sosial terbentuk dari norma-norma yang dianggap penting dalam
hidup bermasyarakatan. Terbentuknya lembaga sosial berawal dari individu yang saling
membutuhkan kemudian timbul aturan-aturan yang disebut dengan norma kemasyarakatan.
Lembaga sosial sering juga dikatakan sebagai sebagai Pranata sosial. Suatu norma tertentu
dikatakan telah melembaga apabila norma tersebut :
`13

Diketahui

Dipahami dan dimengerti

Ditaati

Dihargai
5
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Lembaga sosial merupakan tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar
manusia dalam sebuah wadah yang disebut dengan Asosiasi. Lembaga dengan Asosiasi
memiliki hubungan yang sangat erat. Namun memiliki pengartian yang berbeda. Lembaga
yangg tidak mempunyai anggota tetap mempunyai pengikut dalam suatu kelompok yang
disebut asosiasi. Asosiasi merupakan perwujudan dari lembaga sosial. Asosiasi memiliki
seperangkat aturan, tatatertib, anggota dan tujuan yang jelas. Dengan kata lain Asosiasi
memiliki wujud kongkret, sementara Lembaga berwujud abstrak. Istilah lembaga sosial oleh
Soerjono Soekanto disebut juga lembaga kemasyarakatan. Istilah lembaga kemasyarakatan
merupakan istilah asing social institution. Akan tetapi, ada yang mempergunakan istilah
pranata sosial untuk menerjemahkan social institution. Hal ini dikarenakan social institution
menunjuk pada adanya unsur-unsur yang mengatur perilaku para anggota masyarakat.
Sebagaimana Koentjaraningrat mengemukakan bahwa pranata sosial adalah suatu sistem
tata kelakukan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas- aktivitas untuk memenuhi
kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.
Lembaga sosial mempunyai fungsi sebagai berikut :

Menjaga ketentuan masyarakat.

Memberikan pedoman pada anggota masyarakat bagaimana bertingkah laku atau
bersikap dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat, terutama yang
menyangkut kebutuhan-kebutuhan manusia

Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian
sosial terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.
Organisasi Sosial
Ketika ada dua orang atau lebih bersama-sama menjalankan atau bekerjasama untuk
melakukan suatu pekerjaan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, pada dasarnya sudah
merupakan suatu organisasi. Karena terjadinya penggabungan atau kerjasama dari dua
orang atau lebih tersebut
untuk mencapai suatu tujuan bersama
inilah yang disebut
sebagai suatu organisasi.(Hazil dan Panglaykim, 1975, Sutarto 1993).
Menurut Polak (1976) dan Soekanto (1986) yang disebut suatu organisasi adalah suatu
kelompok yang sengaja dibentuk atau dibuatkan struktur, yang mengatur hubungan satu
sama lain dari sejumlah orang untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Yang dimaksud
dengan struktur adalah suatu susunan dari pola antar hubungan intern yang agak stabil.
Sebuah struktur ini terdiri atas: (1) suatu rangkaian status-status atau kedudukan para
`13
6
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
anggotanya; (2) peranan-peranan yang berkaitan dengan status-status itu; dan (3) unsurunsur kebudayaan seperti nilai, norma, dan model yang mempertahankan, membenarkan,
dan mengagungkan struktur.
Pengertian organisasi menurut Sutarto (1993) berdasarkan kajiannya terhadap sejumlah
definisi yang dikemukakan para ahli dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu:
1. sebagai sekumpulan orang;
2. sebagai proses pembagian kerja;
3. sebagai sistem kerjasama, sistem hubungan atau sistem sosial.
Sutarto dengan mengacu kepada pendapat The Liang Gie mengemukakan bahwa
organisasi bukanlah sekumpulan orang dan bukan pula sekedar pembagian kerja, tetapi
lebih sebagai sistem kerjasama, sistem hubungan, sistem sosial, sehingga organisasi dapat
didefinisikan sebagai “sistem saling pengaruh antar orang dalam kelompok yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu”.
Sedangkan yang dimaksud dengan Organisasi Sosial adalah perkumpulan sosial
dibentuk oleh masyarakat,
yang
baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan
hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa
dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk
organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai
sendiri.
Ada dua istilah yang digunakan, yaitu ”social institution” dan ”lembaga kemasyarakatan”.
Antropolog mengislahkan
“social intitution” (penekanan sistem nilainya) Sosiolog
mengistilahkan lembaga kemasyarakatan atau lembaga sosial (menekankan sistem norma
yang memiliki bentuk dan yang abstrak)
Awalnya lembaga sosial terbentuk dari norma-norma yang dianggap penting dalam hidup
bermasyarakatan. Terbentuknya lembaga sosial berawal dari individu yang saling
membutuhkan, kemudian timbul aturan-aturan yang disebut dengan norma kemasyarakatan.
Lembaga sosial sering juga dikatakan sebagai sebagai Pranata sosial. Lembaga sosial
merupakan tata cara yg telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia dalam
sebuah wadah yang disebut dengan Asosiasi. Asosiasi memiliki seperangkat aturan, tata
tertib, anggota dan tujuan yang jelas, sehingga berwujud kongkrit.
`13
7
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ciri-ciri Organisasi Sosial

Formalitas,
menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada peraturan-
peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan yang
lainnya

Hierarkhi, menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang yang
berbentuk piramida.

Besarnya dan Kompleksnya, memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial
antar anggota tidak langsung (impersonal)

Rumusan batas-batas operasionalnya (organisasi) jelas

Memiliki identitas yang jelas.

Keanggotaan formal, status dan peran.
Menurut Berelson dan Steiner(1964:55) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya
perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur,
kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.

Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola
kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang
tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi
daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.

Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial memiliki
banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung
(impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”.

Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi lebih
lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.
Ada juga yang menyatakan bahwa organisasi sosial, memiliki beberapa ciri lain yang
berhubungan dengan keberadaan organisasi itu. Di antaranya ádalah:

Rumusan
batas-batas
operasionalnya(organisasi)
jelas.
Seperti
yang
telah
dibicarakan diatas, organisasi akan mengutamakan pencapaian tujuan-tujuan
berdasarkan keputusan yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini, kegiatan
operasional sebuah organisasi dibatasi oleh ketetapan yang mengikat berdasarkan
kepentingan bersama, sekaligus memenuhi aspirasi anggotanya.

Memiliki identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh masyarakat
sekelilingnya apabila memiliki identitas yang jelas. Identitas berkaitan dengan
`13
8
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
informasi mengenai organisasi, tujuan pembentukan organisasi, maupun tempat
organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya.

Keanggotaan formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki peran serta
tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati bersama.
Jadi, dari beberapa ciri organisasi yang telah dikemukakan kita akan mudah membedakan
yang mana dapat dikatakan organisasi dan yang mana tidak dapat dikatakan sebagai
sebuah organisasi.
Tipe-tipe organisasi

Organisasi Formal Resmi
Organisasi formal/ Resmi adalah organisasi yang dibentuk oleh sekumpulan
orang/masyarakat yang memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang
menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung
jawabnya, serta memilki kekuatan hukum. Struktur yang ada juga menerangkan
bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa komunikasi berlangsung. Kemudian
menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya.

Organisasi informal
Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar
maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang
menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan
tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi.
Daftar Pustaka
Prof. Dr. Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi , Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
2004
Wawan Hermawan, Pengantar Sosiologi, Universitas Terbuka, 2007
Ahmadi, H. Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta
Anonimus. 2010. Diskriminasi. Tersedia dalam www.wikipedia.com (diakses pada 23 Mei
2010)
Barry, M. Dahlan Al. 1994. Kamus Modern Bahasa Indonesia. Surabaya: Arkola
Mulyana, Deddy. 2006. Komunikasi Antar Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya
`13
9
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_sosial
http://id.wikipedia.org/wiki/Kelompok_sosial
`13
10
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download