Masalah Sosial - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Sosiologi
Masalah Sosial
& Manfaat Sosiologi
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
11
Kode MK
Disusun Oleh
MK61004
Nurwidiana, SKM MPH
Abstract
Kompetensi
Mata kuliah ini merupakan pengantar
bagi mahasiswa agar memiliki dasardasar atau kerangka pengetahuan
dalam memahami masalah sosial,
klasifikasi dan sebab-sebabnya
Serta memahami beberapa masalah
sosial penting dan cara pemecahannya
Mahasiswa diharapkan secara sadar
terlibat aktif dalam kontrak perkuliahan
dan berkomitmen untuk
menjalankannya;
Memahami masalah sosial dan
manfaat sosiologi
Masalah Sosial
Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsurunsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika
terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan
sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam
masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu
seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat
ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat,
pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Ditinjau dari paradigma ilmu-ilmu sosial, pengertian masalah sosial masih lazim digunakan
untuk menunjuk suatu masalah yang tumbuh danberkembang dalam kehidupan komunitas,
di mana masalah itu dianggap kurang atau bahkan tidak sesuai dengan nilai -nilai
dannorma-norma sosial dalam komunitas tersebut. Tumbuh danberkembangnya suatu
masalah sosial sangat tergantung pada dinamika proses perkembangan komunitas itu
sendiri. Ketika suatu komunitas mengalami proses perkembangan —baik karena adanya
faktor -faktor dari luar komunitas, karena adanya faktor -faktor dari dalam komunitas itu
sendiri, maupun adanya proses deferensiasi struktural dan kultural —biasanya komunitas
tersebut akan selalu mengalami goncangan, apalagi jika faktor -faktor perubahan itu
datangnya sangat cepat. Dalam situasi seperti ini, tidak semua anggota komunitas siap
dalam menerima perubahan itu. Misalnya, ada anggota komunitas yang sangat siap, cukup
siap dan bahkan sama sekali tidak siap dalam menerima perubahan itu. Adanya perbedaan
dalam kesiapan menerima perubahan itulah, yang biasanya menjadi factor pemicu tumbuh
danberkembangnya suatu masalah-masalah sosial. Lihatlah, bagaimana timbulnya pro dan
kontra tentang pornografi dan pornoaksi dalam liputan media massa yang merebak akhir akhir ini!
Dalam konteks ini, tolok-ukur suatu masalah layak disebut sebagai masalah sosial atau
tidak, akan sangat ditentukan oleh nilai -nilai dan norma-noma sosial yang berlaku dalam
komunitas itu sendiri. Oleh karena itu, pernyataan sesuai atau tidaknya suatu masalah itu
dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial harus dikemukakan oleh sebagian besar
(mayoritas) dari anggota komunitas.
2012
2
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Klasifikasi Masalah Sosial dan Sebab-sebabnya
Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri manusia atau kelompok sosial
yang bersumber pada faktor-faktor :
1. Ekonomis, misalnya : kemiskinan dan pengangguran,dll
2. Biologis, misalnya : penyakit,dll
3. Biopsikologis, misalnya : penyakit syaraf, bunuh diri, aliran sesat dll
4. Kebudayaan, misalnya : perceraian, kejahatan, kenakalan anak-anak, konflik sosial
dan keagamaan,dll
Setiap masyarakat mempunyai norma-norma yang bersangkut paut dengan kesejahteraan
kebendaan, kesehatan fisik, kesehatan mental, serta penyesuaian diri individu atau
kelompok sosial. Problema – problema yang berasal dari faktor ekonomis antara lain
kemiskinan, pengangguran dan sebagainya. Penyakit, minsalnya bersumber pada faktor
biologis. Dari faktor psikologis timbul persoalan seperti penyakit syaraf (neurosis), bunuh
diri, disorganisasi jiwa dan seterusnya.
Klasifikasi yang berbeda, mengadakan pengolahan atas dasar kepincangan-kepincangan
dalam warisan fisik, warisan biologis, warisan sosial dan kebijaksanaan sosial. Kedalam
kategori pertama dapat dimasukkan masalah sosial yang disebabkan adanya pengangguran
atau batasan-batasan sumber alam. Kategori kedua mencangkup persoalan-persoalan
penduduk, misalnya bertambah atau berkurangnya penduduk, pembatasan kelahiran,
migrasi dan sebagainya.
Ukuran-Ukuran Sosiologis Terhadap Masalah Sosial
Dalam menentukan apakah suatu masalah merupakan problema sosial atau tidak, sosiologi
menggunakan beberapa pokok persoalan sebagai ukuran, yaitu :
1. Kriteria utama
Masalah sosial yaitu, tidak adanya persesuaian antara ukuran-ukuran dan nilai-nilai
sosial dengan kenyataan-kenyataan serta tindakan-tindakan sosial. Unsur-unsur
yang pertama dan pokok dari masalah sosial adalah adanya perbedaan yang
mencolok antara nilai-nilai dengan kondisi-kondisi nyata kehidupan. Artinya, adanya
kepincangan-kepincangan antara anggapan-anggapan masyarakat tentang apa yang
2012
3
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
seharusnya terjadi. Secara sosiologis, agak sulit untuk menentukan secara mutlak
sampai sejauh mana kepincangan dalam masyarakat dapat diklasifikasikan sebagai
suatu problema sosial juga.
2. Sumber- sumber Sosial Masalah Sosial
Masalah sosial merupakan persoalan-persoalan yang timbul secara langsung dari
atau bersumber langsung kondisi-kondisi maupun proses-proses sosial. Jadi sebabsebab terpentingnya masalah sosial haruslah bersifat sosial. Ukurannya tidaklah
semata-mata pada perwujudannya yang bersifat sosial, akan tetapi juga pada
sumbernya. Kepincangan yang disebabkan oleh gempa bumi, angin topan,
meletusnya api, banjir, epidemi dan segala sesuatunya yang disebabkan oleh alam,
bukan merupakan maslah sosial. Yang pokok disini adalah bahwa akibat dari gejalagejala tersebut, baik gejala sosial maupun bukan sosial, menyebabkan masalah
sosial. Inilah yang menjadi ukuran bagi sosiologi.
3. Pihak-pihak yang Menetapkan apakah suatu kepincangan merupakan masalah
sosial atau tidak.
Ukuran diatas bersifat relative sekali. Mungkin dikatakan bahwa orang banyaklah
yang harus menentukannya, atau segolongan orang yang berkuasa saja atau lainlainnya. Dalam masyarakat merupakan gejala yang wajar jika sekelompok warga
masyarakat menjadi pimpinan masyarakat tersebut. Golongan kecil tersebut
mempunyai kekuasaan dan wewenang yang lebih besar dari orang lain untuk
membuat serta menentukan kebijaksanaan sosial.
Dalam hal ini para sosiologi harus mempunyai hipotesis sendiri untuk kemudian
diujikan pada kenyataan-kenyataan yang ada. Sikap masyarakat itu sendirilah yang
menentukan apakah suatu gejala merupakan suatu problema sosial atau tidak.
4. Manifest social problem dan latent social problem
Manifest social problem merupakan masalah sosial yang timbul sebagai akibat
terjadinya
kepincangan-kepincangan
dalam
masyarakat.
Kepincangan
mana
dikarenakan tidak sesuainya tindakan dengan norma dan nilai yang ada dalam
masyarakat. Masyarakat pada umumnya tidak menyukai tindakan-tindakan yang
menyimpang.
Suatu problema yang merupakan manifest social problem adalah kepincangankepincangan yang menurut keyakinan masyarakat dapat diperbaiki, dibatasi atau
bahkan dihilangkan. Lain halnya dengan latent social problem yang sulit diatasi,
karena walaupun masyarakat tidak menyukainya, tetapi masyarakat tidak berdaya
2012
4
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
untuk menghadapinya. Dalam mengatasi problema tersebut, sosiologi seharusnya
berpegang pada perbedaan kedua macam problema tersebut yang didasarkan pada
system nilai-nilai masyarakat, sosiologi seharusnya mendorong masyarakat untuk
memperbaiki kepincangan-kepincangan yang diterimanya sebagai gejala abnormal
yang mungkin dihilangkan (atau dibatasi).
5. Perhatian masyarakat dan masalah sosial
Suatu kejadian merupakan masalah sosial belum tentu mendapat perhatian yang
sepenuhnya dari masyarakat. Sebaliknya, suatu kejadian yang mendapat sorotan
masyarakat, belum tentu merupakan masalah sosial.
Sosiolog juga merupakan warga karena itu tidak mustahil, kalau penelitianpenelitiannya kadangkala tercemar oleh unsur subyektif lantaran ikatan yang begitu
kuat antara dia sebagai warga dengan masyarakat.
Hal lain yang perlu pula diketahui adalah bahwa semakin jauh jarak sosial antara
orang-orang yang kemalangan dengan orang yang mengatahui hal itu, semakin kecil
pula simpati timbul dan juga semakin kecil perhatian terhadap kejadian tadi.
Beberapa Masalah Sosial Penting
Kepincangan – kepincangan mana yang dianggap sebagai masalah sosial oleh masyarakat
tergantung dari system nilai sosial masyarakat tersebut. Akan tetapi ada beberapa
persoalan yang dihadapi oleh masyarakat-masyarakat pada umumnya sama yaitu
minsalnya :
1. Kemiskinan
Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seorang tidak sanggup
memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak
mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.
Factor-faktor yang menyebabkan mereka membenci kemiskinan adalah kesadaran
bahwa mereka telah gagal untuk memperoleh lebih dari apa yang telah dimilikinya
dan perasaan akan adanya ketidak adilan. Pada masyarakat moderen yang rumit,
kemiskinan menjadi suatu problema sosial karena sikap yang membenci kemiskinan
tadi. Persoalan menjadi lain bagi mereka yang turut dalam arus urbanisasi tetapi
gagal mencari pekerjaan. Bagi mereka pokok persoalan kemiskinan disebabkan
tidak mampu memenuhi kebutuhan primer sehingga muncul tunakarya, tuna susila
2012
5
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dan lainnya. Secara sosiologis, sebab-sebab timbulnya problema tersebut adalah
karena salah satu lembaga kemasyarakatan tidak berfungsi dengan baik, yaitu
lembaga kemasyarakatan di bidang ekonomi.
2. Kejahatan
Sosiologi berpendapat bahwa kejahatan disebabkan karena kondisi-kondisi dan
proses-proses sosial yang sama, yang menghasilkan perilaku-perilaku sosial lainnya.
Tinggi rendahnya angka kejahatan berhubungan erat denga bentuk-bentuk dan
organisasi sosial dimana kejahatan tersebut terjadi. Para sosiologi berusaha untuk
menentukan proses-proses yang menyebabkan seseorang menjadi penjahat.
Analisis ini bersifat sosial psikologis. Beberapa orang ahli menekankan pada
beberapa bentuk proses seperti imitasi, identifikasi, konsep diri pribadi dan
kekecewaan yang agresif sebagai proses yang menyebabkan seseoran menjadi
penjahat.
Selanjutnya dikatakan bahwa bagian pokok dari pola-pola perilaku jahat tadi dalam
kelompok-kelompok kecil yang bersifat intim. Alat-alat komunikasi tertentu seperti
buku, surat kabar, film, televise, radio, memberikan pengaruh tertentu yaitu dalam
memberikan sugesti kepada orang perorangan untuk menerima atau menolak polapola perilaku jahat.
Untuk mengatasi maslah itu, kecuali tindakan preventif, dapat pula diadakan
tindakan-tindakan represif antara lain dengan teknik rehabilitasi. Menurut Cressey
ada dua factor konsepsi mengenai teknik rehabilitasi tersebut. Yang pertama
menciptakan system dan program-program yang bertujuan untuk menghukum orang
jahat tersebut. Sistem serta program-program tersebut bersifat reformatif, minsalnya
hukuman bersyarat, diusahakan mencari pekerjaan bagi si terhukum dan diberi
konsultasi psikologis. Minsalkan kepada narapidana di lembaga permasyarakatan
diberikan pendidikan serta latihan untuk menguasai bidang tertentu, supaya kelak
setelah masa hukuman selesai punya modal untuk mencari pekerjaan di masyarakat.
Suatu gejala lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah apa yang disebut
sebagai white-collar crime, suatu gejalayang timbul pada abad modern ini. Banyak
ahli beranggapan, bahwa tipe kejahatan ini merupakan ekses dari proses
perkembangan ekonomi yang terlalu cepat. Karena itu pada mulanya gejala ini
disebut business crime atau economic criminality. Memang white-collar crime
merupakan kejahatan yang dilakukan oleh pengusaha atau para pejabat didalam
menjalankan peranan fungsinya. Keadaan keuangannya yang relative kuat mungkin
mereka untuk melakukan perbuatan yang oleh hukum dan masyarakat umum
dikualifikasikan sebagai kejahatan. Golongan tersebut menganggap dirinya kebal
2012
6
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
terhadap hukum dan sarana-sarana pengendaliannya dengan kuat. Sukar sekali
untuk memidana mereka, sehingga dengan tepat dikatakan bahwa kekuatan
penjahat white-collar terletak pada kelemahan korban-korbannya.
3. Disorganisasi Keluarga
Disorganisasi keluarga adalah perpecahan keluarga sebagai suatu unit, karena
anggota-anggotanya gagal memenuhi kewajiban yang sesuai dengan peranan
sosialnya. Secara sosiologis, bentuk-bentuk disorganisasi keluarga antara lain
adalah :
a. Unit kerja yang tidak lengkap karena hubungan diluar perkawinan. Karena
ayah (biologis) gagal dalam mengisi peranan sosialnya dan demikian juga
halnya dengan keluarga pihak ayah maupun ibu.
b. Disorganisasi keluarga karena putusnya perkawinan sebab perceraian,
perpisahan meja dan tempat tidur dan seterusnya.
c. Adanya kekurangan dalam keluarga tersebut yaitu dalam hak komunikasi
d. Krisis keluarga, oleh salah satu yang bertindak sebagai kepala keluarga di
luar kemampuan sendiri meninggalkan rumah tangga, meninggal dunia,
dihukum atau karena peperangan.
e. Krisis keluarga yang disebabkan oleh factor intern, minsalnya karena
terganggu keseimbangan jiwa salah seorang anggota keluarga.
4. Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern
Masalah generasi muda pada umumnya ditandai oleh dua ciri yang berlawanan,
yakni keinginan untuk melawan (minsalnya dalam bentuk redikalisme, delinkuensi
dan sebagainya) dan sikap yang apatis. Sikap melawan mungkin disertai dengan
suatu rasa takut bahwa masyarakat akan hancur karena perbuatan-perbuatan
menyimpang. Sedangkan sikap apatis biasanya disertai dengan rasa kecewa
terhadap masyarakat. Generasi muda biasannya menghadapi masalah sosial dan
biologis.
5. Peperangan
Perperangan mungkin merupakan masalah sosial paling sulitdipecahkan sepanjang
sejarah kehidupan manusia. Sehingga memerlukan kerjasama internasional yang
hingga kini belum berkembang dengan baik. Perkembangan teknologi yang pesat
semakin memoderilisasikan cara-cara berperang dan menyebabkan pula kerusakankerusakan yang lebih hebat ketimbang masa lampau.
2012
7
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
6. Pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat
a. Pelacuran
Sebab terjadinya pelacuran haruslah dilihat pada factor endogen dan
eksogen. Diantara factor endogen dapat disebutkan nafsu kelamin yang
besar, sifat malas dan keinginan yang besar untuk hidup mewah. Diantara
factor tersebut yang utama adalah factor ekonomis, urbanisasi yang tak
teratur. Sebab utama adalah konflik mental, situasi hidup yang tidak dewasa
ditambah dengan intelligentsia yang rendah.
Usaha untuk mencegahnya ialah dengan jalan meneliti gejala-gejala yang
terjadi jauh sebelum adanya gangguan mental, minsalnya gejala insekuritas
pada anak-anak wanita, gejala membolos, mencuri kecil-kecilkan dan
sebagainya. Hal itu semuanya dapat dicegah dengan usaha pembinaan
sekuritas dan kasih sayang yang stabil.
b. Delinkuensi Anak-anak.
Delinkuensi anak-anak yang terkenal di Indonesia adalah masalah cross boys
dan cross girl yang merupakan sebutan bagi anak-anak muda yang
tergabung dalam suatu ikatan /organisasi formal atau semi formal dan
mempunyai tingkah laku yang kurang/tidak disukai oleh masyarakat pada
umumnya.
c. Alkoholisme
Masalah alkoholisme dan pemabuk pada kebanyakan masyarakat pada
umumnya tidak berkisar pada apakah alcohol boleh atau dilarang digunakan.
Persoalan pokoknya adalah siapa yang boleh menggunakannya, dimana,
bilamana dan dalam kondisi yang bagaimana. Umumnya orang awam
berpendapat bahwa alcohol merupakan suatu system syaraf. Akibatnya,
seorang pemabuk semakin kurang kemampuannya untuk mengendalikan diri.
Pembicaraan alkoholisme mengenai aspek hukum hanya akan dibatasi pada
perundang-undangan. Perundang-undangan merupakan segala keputusan
resmi secara tertulis yang dibuat penguasa, yang meningkat. Dengan
demikian perundang-undangan merupakan satu segi saja dari aspek hukum,
karena
disamping
perundang-undangan,
ada
hukum
adat,
hukum
yurisprudensi, dan seterusnya.
d. Homoseksualitas
Homoseksual adalah seseorang yang cendrung mengutamakan orang yang
sejenis kelaminnya sebagai mitra seksual. Homoseksual merupakan sikap
atau tindakan pola perilaku para homoseksual. Pria yang melakukan sikap-
2012
8
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tindak demikian disebut homoseksual, sedangkan lesbian merupakan
sebutan bagi wanita yang berbuat demikian.
7. Masalah Kependudukan
Penduduk suatu Negara, pada hakikatnya merupakan sumber yang sangat penting
bagi pembangunan, sebab penduduk merupakan subyek serta obyek pembangunan.
Salah satu tanggung jawab utama Negara adalah meningkatkan kesejahteraan
penduduk serta mengambil langkah-langkah pencegahan terhadap gangguan
kesejahteraan. Di Indonesia gangguan tersebut menimbulkan masalah, antara lain :
a. Bagaimana menyebarkan penduduk, sehingga tercipta kepadatan penduduk
yang serasi untuk seluruh Indonesia.
b. Bagaimana
mengusahakan
penurunan
angka
kelahiran,
sehingga
perkembangan kependudukan dapat diawasi dengan seksama.
8. Masalah Lingkungan Hidup.
Lingkungan hidup biasanya dibedakan dalam kategori-kategori sebagai berikut :
a. Lingkungan fisik, yaitu semua benda mati yang ada di sekeliling manusia.
b. Lingkungan biologis, yaitu segala sesuatu di sekeliling manusia yang berupa
organisme yang hidup (disamping manusia itu sendiri).
c. Lingkungan sosial, yang terdiri dari orang-orang baik individual maupun
kelompok yang berada disekitar manusia.
Pemecahan Masalah Sosial
Dewasa ini ditemukan cara-cara analisis yang lebih efektif, walaupun metode-metode lama
yang terbukti tidak efektif, belum dapat dihilangkan begitu saja. Hal ini disebabkan ilmu
sosial pada umumnya belum sanggup untuk menetapkan secara mutlak dan pasti apa yang
merupakan masalah sosial pokok. Lagi pula pengaruh pemecahan masalah sosial tidak
dirasakan dengan segera, tetapi setelah jangka waktu yang cukup lama. Akhirnya perlu
dicatat bahwa pasti ada reaksi terhadap masalah sosial menyangkut nilai-nilai dan perasaan
sosial. Akan tetapi walaupun ada kekurangan, namun penelitian terhadap masalah sosial
berkembang terus. Metode yang digunakan ada yang bersifat preventif dan represif. Metode
yang preventif jelas lebih sulit dilaksanakan, karena harus didasarka pada penelitian yang
mendalam terhadap sebab-sebab terjadinya masalah sosial. Metode represif lebih banyak
digunakan, artinya setelah suatu gejala dapat dipastikan sebagai masalah sosial, baru
2012
9
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
diambil tindakan-tindakan untuk mengatasainya. Di dalam mengatasi masalah sosial
tidaklah perlu semata-mata melihat aspek sosiologisnya, tetapi juga aspek-aspek lainnya.
Sehingga, diperlukan suatu kerja sama antara ilmu pengetahuan kemasyarakatan pada
khususnya untuk memecahkan masalah sosial yang dihadapi.
Manfaat Sosiologi
Pengetahuan sosiologi telah diterapkan secara umum. Banyak sosiolog yang dipekerjakan
dalam
instansi-instansi negara maupun menjadi konsultan berbagai perencanaan
pembangunan. Dalam hal ini tentunya peran sosiolog sangat dibutuhkan terutama yang
berkaitan dengan penelitian, pengolahan data dan perencanaaan kebijakan yang
menyangkut kepentingan masyarakat. Kegunaan sosiologi bagi masyarakat adalah :
1. Untuk Pembangunan
Sosiologi berguna untuk memberikan data sosial yang diperlukan pada tahap
perenca-naan
pelaksanaan
maupun
penilaian
pembangunan.
Pada
tahap
perencanaan, yang haTaharus diperhatikan adalah apa yang menjadi kebutuhan
sosial. Pada tahap pelaksanaan yang harus dilihat adalah kekuatan sosial dalam
masyarakat serta proses perubahan sosialnya. Dan pada tahap penilaian yang harus
dilakukan adalah analisis terhadap e-fek atau dampak sosial pembangunan tersebut.
2. Untuk Penelitian
Dengan penelitian dan penyelidikan sosiologis, akan diperoleh suatu perencanaan
atau pemecahan masalah sosial yang baik. Di negara yang sedang membangun,
peran sosiolog sangat dibutuhkan. Berdasarkan hasil penelitian sosiologis, para
pengambilan keputusan dapat menyusun rencana dan cara pemecahan suatu
masalah sosial. Contohnya, cara pencegahan kenakalan remaja dan cara
meningkatkan kembali rasa solidaritas antarwarga yang semakin pudar.
Sosiolog dapat menyajikan contoh-contoh konkret tentang bagaimana keterlibatan
mereka dalam pemecahan masalah sosial. Keterlibatan mereka dalam kegiatankegiatan sosial yang bersifat membangun serta menunjukkan apa yang telah mereka
pelajari dari pengalaman-pengalaman tersebut.
Sesuai dengan objek kajiannya, sosiologi terutama meneliti gejala-gejala dalam
masyarakat, seperti norma-norma, kelompok sosial, perubahan sosial dan
kebudayaan, serta perwujudannya. Tetapi dalam masyarakat, gejala-gejala tersebut
sebagian ada yang berlangsung tidak dengan semestinya atau tidak normal. Gejala-
2012
10
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
gejala yang tidak normal tersebut dinamakan sebagai masalah sosial. Sosiologi
dalam hal ini bermanfaat dalam hal menyoroti masalah –masalah sosial walaupun
sebenarnya sosiologi juga bermanfaat bagi bidang-bidang lainnya, misalnya
pemerintahan, pendidikan, juga industri
Dalam sosiologi, untuk mengatasi masalah-masalah sosial yang terjadi seperti
kemiskinan, masalah yang terjadi pada generasi muda, alkoholisme bahkan
pelacuran, diperlukan suatu perencanaan sosial yang baik. Untuk itu, terlebih dahulu
perlu dilihat lagi masalah-masalah sosial seperti apakah yang sebenarnya dihadapi
Sosiologi berusaha mempelajari masalah-masalah sosial tersebut dengan tujuan
untuk menemukan sebab terjadinya masalah tersebut, tetapi tidak terlalu
menekankan pada pemecahan atau jalan keluar dari masalah tersebut. Dengan
penelitian yang dilakukan, akan diperoleh data dan kemudian digunakan untuk
merencanakan kebijakan yang menyangkut masyarakat.
Masalah merupakan bagian sosiologi, sebenarnya masalah merupakan hasil dari proses
perkembangan masyarakat. Artinya problema tadi memang sewajarnya timbul, apabila tidak
diinginkan adanya hambatan-hambatan terhadap penemuan-penemuan baru dan gagasan
baru. Dalam jangka waktu masyarakat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan,
timbullah maslah sosial, sampai unsur-unsur masyarakat berada dalam keadaan stabil lagi.
Masalah sosial merupakan akibat dari interaksi sosial antara individu, antara individu
dengan kelompok, atau antar kelompok. Interaksi sosial berkisar pada ukuran nilai adat –
istiadat, tradisi dan ideology ditandai dengan suatu proses sosial yang disosiatif.
Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau
masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Atau menghambat
terpenuhinya keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut, sehingga menyebabkan
kepincangan ikatan sosial.
2012
11
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Cohen, Bouce J. 1992, Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas, 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
Horton, Paul B. dan Chester L. Hunt. 1991. Sosiologi, Edisi 6 jilid I. Terj. Drs. Aminudin Ram,
M. Ed dan Dra. Tita Sobari. Jakarta: Gramedia.
Kartono, Kartini. 1992. Patalogi Sosial. Jakarta : Rajawali Press.
Kamanto, Soekarto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Fakultas Ekonomi UI.
Koentjaraningrat, 1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.
_______. 1996. Pengantar Antropologi I. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Lawang, M.2 Robert. 1980. Pengantar Sosiologi. Jakarta: UT.
Soekanto, Soedjono. 1983. Pribadi dan masyarakat. Bandung. Alumni.
Soekanto, Soerjono dan Heri Tjandasari. 1987 Pengendalian Sosial. Jakarta. CV. Rajawali.
Soekanto. Soejono dan Ratih Lestari. 1988. Sosiologi. Penyimpangan. Jakarta : CV.
Rajawali.
Sutanto, S Astrid Phil. 1988. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Jakarta: Bina Cifta.
Kosim, E. 1997. Ilmu Sosial Dasar. Pengantar diskusi. Bandung : STBA - ABA.
Sunardjan. 1995. Sosiologi, Semarang : IKIP Semarang Press.
Purwanto, Ngalim. 1997. Psikologi Pendidikan : Bandung. Rosda.
Machendrawaty dan Safei. 2001. Pengembangan Masyarakat Islam. Bandung: Rosda.
2012
12
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download