Berbicara tentang gerakan sosial ( Social

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Sosiologi
Perilaku Kolektif
dan Gerakan Sosial
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
10
Kode MK
Disusun Oleh
MK61004
Nurwidiana, SKM MPH
Abstract
Kompetensi
Mata kuliah ini merupakan pengantar
bagi mahasiswa agar memiliki dasardasar atau kerangka pengetahuan
mengenai Perilaku Kolektif, dan
Gerakan Sosial yang terjadi dalam
masyarakat
Mahasiswa diharapkan secara sadar
terlibat aktif dalam kontrak perkuliahan
dan berkomitmen untuk
menjalankannya;
Memahami dan mengenali Perilaku
Kolektif, dan Gerakan Sosial
Perilaku Kolektif
Perilaku kolektif adalah suatu perilaku yang tidak biasa , sehingga perilaku kolektif dapat
diartikan sebagai suatu tindakan yang relatif spontan, tidak terstruktur dan tidak stabil dari
sekelompok orang, yang bertujuan untuk menghilangkan rasa ketidakpuasan dan
kecemasan. Secara teoritis perilaku kolektif dapat dijelaskan dari berbagai sudut teori antara
lain teori penyebaran, teori interaksionis, teori emergent-norm dan teori value-added.
Teori Perilaku Kolektif
Teori perilaku kolektif mencoba menjelaskan tentang kemunculan aksi sosial. Aksi sosial
merupakan sebuah gejala aksi bersama yang ditujukan untuk merubah norma dan nilai
dalam jangka waktu yang panjang. Pada sistem sosial seringkali dijumpai ketegangan baik
dari dalam sistem atau luar sistem. Ketegangan ini dapat berwujud konflik status sebagai
hasil dari diferensiasi struktur sosial yang ada. Teori ini melihat ketegangan sebagai variabel
antara yang menghubungkan antara hubungan antar individu seperti peran dan struktur
organisasi dengan perubahan sosial.
Perubahan pola hubungan antar individu menyebabkan adanya ketegangan sosial yang
dapat berupa kompetisi atau konflik bahkan konflik terbuka atau kekerasan. Kompetisi atau
konflik inilah yang mengakibatkan adanya perubahan melalui aksi sosial bersama untuk
merubah norma dan nilai.
Pada umumnya warga masyarakat cenderung berperilaku dengan berpedoman pada
institusi yang ada dalam masyarakat. Perilaku di pasar dituntun oleh institusi di bidang
ekonomi, perilaku di tempat ibadah dituntun oleh institusi di bidang agama, perilaku di forum
atau di mimbar organisasi politik mengacu pada institusi di bidang politik, perilaku di ruang
kuliah mengacu pada institusi di bidang pendidikan, perilaku pada upacara penyerahan
maskawin dipengaruhi oleh institusi di bidang keluarga. Namun pada kenyataannya kadang
kala sejumlah warga masyarakat secara berkelompok ataupun berkerumun menampilkan
perilaku yang tidak berpedoman pada institusi yang ada.
Definisi perilaku kolektif seperti ditulis Yusron Razak (editor) dalam Sosiologi Sebuah
Pengantar adalah sebagai berikut, Horton dan Hunt berpendapat bahwa perilaku kolektif
ialah mobilisasi berlandaskan pandangan yang mendefinisikan kembali tindakan sosial,
menurut Milgran dan Touch ialah suatu perilaku yang lahir secara spontan, relatif, tidak
2012
2
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
terorganisasi serta hampir tidak bisa diduga sebelumnya, proses kelanjutannya tidak
terencana dan hanya tergantung pada stimulasi timbal balik yang muncul dikalangan para
pelakunya, dan senada pula dengan pendapat Robetson . Dapat kita simpulkan dari definisidefinisi tersebut bahwa perilaku kolektif adalah
(1) perilaku yang dilakukan bersama oleh sejumlah orang
(2) bersifat spontanitas dan tidak terstruktur
(3) tidak bersifat rutin, dan
(4) merupakan tanggapan terhadap rangsangan tertentu.
Perilaku kolektif merupakan perilaku menyimpang namun berbeda dengan perilaku
menyimpang karena perilaku kolektif merupakan tindakan bersama oleh sejumlah besar
orang, bukan tindakan individu semata-mata. Bila seseorang melakukan pencurian di suatu
toko, maka hal ini termasuk suatu perilaku menyimpang, namun bila sejumlah besar orang
secara bersama-sama menyerbu toko-toko dan pusat-pusat perdagangan untuk melakukan
pencurian atau penjarahan (sebagaimana di sejumah kota di Pulau Jawa pada tahun 1998
dan 1999), maka hal ini termasuk suatu perilaku kolektif. Perilaku kolektif meliputi perilaku
kerumunan (crowd) dan gerakan sosial (civil society). Rangsangan yang memicu terjadinya
perilaku kolektif bisa bersifat benda, peristiwa maupun ide.
Macam-macam Perilaku Kolektif
(1) CROWD (KERUMUNAN)
Secara deskriptif Milgram (1977) melihat kerumunan (crowd) sebagai
1. Sekelompok orang yang membentuk agregasi (kumpulan)
2. Jumlahnya semakin lama semakin meningkat
3. Orang-orang ini mulai membuat suatu bentuk baru (seperti lingkaran)
4. Memiliki distribusi diri yang bergabung pada suatu saat dan tempat tertentu dengan
lingkaran (boundary) yang semakin jelas
5. Titik pusatnya permeable dan saling mendekat.
Ada beberapa bentuk kerumunan (Crowd) yang ada dalam masyarakat:
1.
Temporary Crowd : orang yang berada pada situasi saling berdekatan di suatu
tempat dan pada situasi sesaat
2.
Casual Crowd : sekelompok orang yang berada di ujung jalan dan tidak memiliki
maksud apa-apa
3.
2012
Conventional Crowd : audience yang sedang mendengarkan ceramah
3
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4.
Expressive Crowd: sekumpulan orang yang sedang nonton konser musik yang
menari sambil sesekali ikut melantunkan lagu
5.
Acting Crowd atau rioting crowd : sekelompok massa yang melakukan tindakan
kekerasan
6.
Solidaristic Crowd: kesatuan massa yang munculnya karena didasari oleh
kesamaan ideology
(2) MOB
Adalah
kerumunanan
(Crowds)
yang
emosional
yang
cenderung
melakukankekerasan/penyimpangan (violence) dan tindakan destruktif. Umumnya
mereka melakukan tindakan melawan tatanan sosial yang ada secara langsung. Hal ini
muncul karena adanya rasa ketidakpuasan, ketidakadilan, frustrasi, adanya perasaan
dicederai oleh institusi yang telah mapan atau lebih tinggi. Bila mob ini dalam skala
besar, maka bentuknya menjadi kerusuhan massa. Mereka melakukan pengrusakan
fasilitas umum dan apapun yang dipandang menjadi sasaran kemarahanannya.
(3) PANIC
Adalah bentuk perilaku kolektif yang tindakannya merupakan reaksi terhadap ancaman
yang muncul di dalam kelompok tersebut. Biasanya berhubungan dengan kejadiankejadian bencana (disaster). Tindakan reaksi massa ini cenderung terjadi pada awal
suatu kejadian, dan hal ini tidak terjadi ketika mereka mulai tenang. Bentuk lebih parah
dari kejadian panik ini adalah Histeria Massa. Pada histeria massa ini terjadi kecemasan
yang berlebihan dalam masyarakat. misalnya munculnya isue tsunami, banjur.
(4) RUMORS
Adalah suatu informasi yang tidak dapat dibuktikan, dan dikomunikasikan yang muncul
dari satu orang kepada orang lain (isu sosial). Umumnya terjadi pada situasi dimana
orang seringkali kekurangan informasi untuk membuat interpretasi yang lebih
komprehensif. Media yang digunakan umumnya adalah telepon.
(5) PUBLIC OPINION
Adalah sekelompok orang yang memiliki pendapat beda mengenai sesuatu hal dalam
masyarakat. Dalam opini publik ini antara kelompok masyarakat terjadi perbedaan
pandangan / perspektif. Konflik bisa sangat potensial terjadi pada masyarakat yang
kurang memahami akan masalah yang menjadi interes dalam masayarakat tersebut.
Contoh adalah adanya perbedaan pendangan antar masyarakat tentang hukuman mati,
pemilu, penetapan undang-undang tertentu, dan sebagainya. Bentuknya biasanya
2012
4
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
berupa informasi yang beda, namun dalam kenyataannya bisa menjadi stimulator konflik
dalam masyarakat.
(6) PROPAGANDA
Adalah informasi atau pandangan yang sengaja digunakan untuk menyampaikan atau
membentuk opini publik. Biasanya diberikan oleh sekelompok orang, organisasi, atau
masyarakat yang ingin tercapai tujuannya. Media komunikasi banyak digunakan untuk
melalukan
propaganda
ini.
Kadangkala
juga
berupa
pertemuan
kelompok
(crowds).Penampilan dari public figure kadang kala menjadi senjata yang ampuh untuk
melakukan proraganda ini.
Bentuk Perilaku Kolektif
1. Tindak Kenakalan
Suatu kelompok yang didonimasi oleh orang-orang yang nakal umumnya suka
melakukan sesuatu hal yang dianggap berani dan keren walaupun bagi masyarakat
umum tindakan trsebut adalah bodoh, tidak berguna dan mengganggu. Contoh
penyimpangan kenakalan bersama yaitu seperti aksi kebut-kebutan di jalan, mendirikan
genk yang suka onar, mengoda dan mengganggu orang yang melintas, corat-coret
tembok orang dan lain sebagainya.
2. Tawuran / Perkelahian Antar Kelompok
Pertemuan antara dua atau lebih kelompok yang sama-sama nakal atau kurang
berpendidikan mampu menimbulkan perkelahian di antara mereka di tempat umum
sehingga orang lain yang tidak bersalah banyak menjadi korban. COntoh : tawuran anak
sma 70 dengan anak sma 6, tawuran penduduk berlan dan matraman, dan sebagainya.
3. Tindak Kejahatan Berkelompok / Komplotan
Kelompok jenis ini suka melakukan tindak kejahatan baik secara sembunyi-sembunyi
maupun secara terbuka. Jenis penyimpangan ini bisa bertindak sadis dalam melakukan
tindak kejahatannya dengan tidak segan melukai hingga membunuh korbannya. Contoh:
Perampok, perompak, bajing loncat, penjajah, grup koruptor, sindikat curanmor dan lainlain.
2012
5
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gerakan Sosial
Gerakan sosial (bahasa Inggris:social movement) adalah aktivitas sosial berupa gerakan
sejenis tindakan sekelompok yang merupakan kelompok informal yang berbentuk
organisasi, berjumlah besar atau individu yang secara spesifik berfokus pada suatu isu-isu
sosial atau politik dengan melaksanakan, menolak, atau mengkampanyekan sebuah
perubahan sosial.
Istilah “social movement” diperkenalkan pada 1848 oleh sosiolog Jerman Lorenz von Stein
pada bukunya Socialist and Communist Movements since the Third French Revolution
(1848) dimana ia memperkenalkan istilah “social movement” pada diskusi akademis.
Charles
Tily
mendefinisikan
social
movement
sebagai
rangkaian
tindakan
yang
berkelanjutan, menunjukkan dan menyampaikan kepada masyarakat awam untuk membuat
klaim bersama terhadap kelompok lainnya. Menurut Tilly, social movement merupakan
kendaraan utama bagi masyarakat awam untuk berpartisipasi pada kegiatan politik publik.
Sidney Tarrow mendefinisikan social movement sebagai tantangan bersama (untuk elit
politik, penguasa, atau kelompok kebudayaan tertentu) oleh orang-orang dengan tujuan
bersama dan solidaritas dengan interaksi yang terus-menerus terhadap lawan politik
mereka. Ia secara spesifik memisahkan social movement dengan partai politik dan
kelompok pembelaan.
Beberapa proses utama bergantung dibalik sejarah social movement. Urbanisasi
mendorong pemukiman yang lebih besar, dimana orang-orang dengan tujuan yang sama
dapat bertemu satu sama lain, berkumpul dan berorganisasi. Hal ini mendorong interaksi
sosial antara sekelompok orang, dan hal tersebut terbukti di daerah perkotaan yang
seringkali menjadi social movement pertama kali berlangsung. Serupa dengan hal ini,
proses industrialisasi yang mengumpulkan sejumlah besar pekerja dalam region yang sama
menjelaskan mengapa banyak dari pergerakan tersebut ditujukan untuk permasalahan
seperti kesejahteraan ekonomi, hal yang penting bagi kelas pekerja. Banyak social
movement lainnya yang terjadi di universitas, dimana proses edukasi massal membawa
banyak orang berkumpul bersama. Dengan perkembangan teknologi komunikasi, kreasi dan
aktivitas social movement menjadi lebih mudah. Hingga akhirnya, penyebaran demokrasi
dan hak berpolitik sebagaimana kebebasan berbicara membuat social movement semakin
mudah untuk dimulai.
2012
6
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya ketidakadilan dan
sikap sewenang-wenang terhadap rakyat. Dengan kata lain gerakan sosial lahir sebagai
reaksi terhadap sesuatu yang tidak diinginkannya atau menginginkan perubahan kebijakan
karena dinilai tidak adil. Biasanya gerakan sosial seperti itu mengambil bentuk dalam aksi
protes atau unjuk rasa di tempat kejadian atau di depan gedung dewan perwakilan rakyat
atau gedung pemerintah. Setelah Mei 1998, gerakan sosial semakin marak dan
ketidakadilan atau ketidakpuasan yang muncul jauh sebelum 1998 dibongkar untuk dicari
penyelesaiannya. Situasi itu menunjukkan bahwa dimana sistem politik semakin terbuka dan
demokratis maka peluang lahirnya gerakan sosial sangat terbuka.
Berbagai gerakan sosial dalam bentuk LSM dan Ormas bahkan Parpol yang kemudian
menjamur memberikan indikasi bahwa memang dalam suasana demokratis maka
masyarakat memiliki banyak prakarsa untuk mengadakan perbaikan sistem atau struktur
yang cacat. Dari kasus itu dapat kita ambil semacam kesimpulan sementara bahwa gerakan
sosial merupakan sebuah gerakan yang lahir dari dan atas prakarsa masyarakat dalam
usaha menuntut perubahan dalam institusi, kebijakan atau struktur pemerintah.
Di sini terlihat tuntutan perubahan itu biasanya karena kebijakan pemerintah tidak sesuai
lagi dengan konteks masyarakat yang ada atau kebijakan itu bertentangan dengan
kehendak sebagian rakyat.Karena gerakan sosial itu lahir dari masyarakat maka kekurangan
apapun di tubuh pemerintah menjadi sorotannya. Jika tuntutan itu tidak dipenuhi maka
gerakan sosial yang sifatnya menuntut perubahan insitusi, pejabat atau kebijakan akan
berakhir dengan terpenuhinya permintaan gerakan sosial. Sebaliknya jika gerakan sosial itu
bernafaskan ideologi, maka tak terbatas pada perubahan institusional tapi lebih jauh dari itu
yakni perubahan yang mendasar berupa perbaikan dalam pemikiran dan kebijakan dasar
pemerintah.
Berbicara tentang gerakan sosial ( Social Movement ) maka tidak dapat dipisahkan dari
perkembangan kapitalisme dunia, karena pada umumnya gerakan sosial lahir untuk
merespon akan diskursus kapitalisme. Dan walaupun gerakan sosial merupakan gejala yang
baru dalam ilmu sosial, namum gerakan sosial sudah ada sejak lama yaitu mulai abad 18,
yaitu pada saat gereja Methodis di Amerika dan Inggris menjadi sebuah bentuk gerakan
sosial yang berbasis Agama.
Di abad 19 terdapat gerakan sosial Internasional (The International Socialist Movement )
yang tumbuh dan berkembang di berbagai tempat di Eropa juga di anggap sebagai gerakan
2012
7
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sosial. Dan pada abad ke 20 juga terdapat gerakan hak-hak sipil di Eropa dan Amerika yang
menentukan sejarah panjang diskriminasi rasial di negeri tersebut. Di tahun 1970 an
gerakan anti perang dan gerakan anti kemapanan yang menggunjang kehidupan Amerika
juga dianggap sebagai inspirasi dari gerakan sosial.
Gerakan sosial (social movement) merupakan fenomena partisipasi sosial (masyarakat)
dalam hubungannya dengan entitas-entitas eksternal. Istilah ini memiliki beberapa definisi,
namun secara umum dapat dilihat sebagai instrumen hubungan kekuasaan antara
masyarakat dan entitas yang lebih berkuasa (powerful). Masyarakat cenderung memiliki
kekuatan yang relatif lemah (powerless) dibandingkan entitas-entitas yang dominan, seperti
negara atau swasta (bisnis).
Gerakan sosial menjadi instrumen yang efisien dalam
menyuarakan kepentingan masyarakat. Dengan kata lain gerakan sosial merupakan
pengeras suara masyarakat sehingga kepentingan dan keinginan mereka terdengar.
Gerakan sosial merupakan jawaban spontan maupun terorganisir dari massa rakyat
terhadap negara yang mengabaikan hak-hak rakyat, yang ditandai oleh penggunaan caracara di luar jalur kelembagaan negara atau bahkan yang bertentangan dengan prosedur
hukum dan kelembagaan negara. Gerakan sosial dapat dipahami sebagai upaya bersama
massa rakyat yang hendak melakukan pembaruan atas situasi dan kondisi sosial politik
yang dipandang tidak berubah dari waktu ke waktu atau juga untuk menghentikan kondisi
status quo.
Para Sosiolog membedakan gerakan sosial kedalam beberapa jenis:
Gerakan Sosial Berasaskan Lingkupnya

Gerakan Reformasi
Gerakan yang didedikasikan untuk mengubah beberapa norma, biasanya hukum.
Contoh gerakan semacam ini akan mencakup seperti, serikat buruh dengan tujuan untuk
meningkatkan hak-hak pekerja, gerakan hijau yang menganjurkan serangkaian hukum
ekologi, atau sebuah gerakan pengenalan baik yang mendukung atau yang menolak
adanya, hukuman mati atau hak untuk dapat melakukan aborsi. Dalam beberapa
gerakan reformasi memungkinkan adanya penganjuran perubahan tehadap normanorma moral misalkan, mengutuk pornografi atau proliferasi dari beberapa agama. Sifat
gerakan semacam itu tidak hanya terkait dengan masalah tetapi juga dengan metode
yang dipergunakan, dari kemungkinan ada penggunaan metode yang sikap reformis
2012
8
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
non-radikal yang akan digunakan untuk pencapaian akhir tujuan, seperti dalam kasus
aborsi agar dapat tercipta adanya pembuatan hukum perundangan-undangan.

Gerakan Radikal
Gerakan yang didedikasikan untuk adanya perubahan segera terhadap sistem nilai
dengan melakukan perubahan-perubahan secara substansi dan mendasar, tidak seperti
gerakan reformasi, Contohnya termasuk Gerakan Hak Sipil Amerika yang penuh
menuntut hak-hak sipil dan persamaan di bawah hukum untuk semua orang Amerika
(gerakan ini luas dan mencakup hampir seluruh unsur-unsur radikal dan reformis),
terlepas dari ras, yang di Polandia dikenal dengan nama Solidaritas /(Solidarność)
gerakan yang menuntut transformasi dari sebuah tata nilai politik Stalinisme menuju
kepada tata nilai sistim poltik sistem ekonomi atau ke dalam tata nilai sistim poltik
demokrasi atau di Afrika Selatan disebut gerakan penhuni gubuk Abahlali baseMjondolo
yang menuntut dimasukkannya para penghuni gubuk secara penuh ke dalam
penghunian kehidupan kota.
Gerakan Sosial Berasaskan Jenis Perubahanya

Gerakan Inovasi
Gerakan yang ingin mengaktifkan norma-norma tertentu, nilai-nilai, dan lain-lain gerakan
advokasi yang tak umum kesengajaan untuk efek dan menjamin keamanan teknologi
yang tak umum adalah contoh dari gerakan inovasi.

Gerakan Konservatif
Gerakan yang ingin menjaga norma-norma yang ada, nilai, dan sebagainya Sebagai
contoh, anti-abad ke-19, gerakan modern menentang penyebaran makanan transgenik
dapat dilihat sebagai gerakan konservatif dalam bahwa mereka bertujuan untuk
melawan perubahan teknologi secara spesifik, namun mereka dengan cara yang
progresif gerakan yang hanya bersikap anti-perubahan (misalnya menjadi anti-imigrasi)
sedang untuk hasil tujuan kepentingan tidak pernah didapat hanya merupakan bersifat
bertahan.
Gerakan Sosial Berasaskan Targetnya

2012
Gerakan Fokus Berkelompok
9
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Bertujuan mempengaruhi atau terfokus pada kelompok atau masyarakat pada
umumnya, misalnya, menganjurkan perubahan sistem politik. Beberapa kelompok ini
akan berubah atau menjadi atau akan bergabung dengan partai politik, tetapi banyak
tetap berada di luar sistem partai politik partai.

Gerakan fokus Individu
Fokus pada yang mempengaruhi secara personal atau individu. Sebagian besar dari
gerakan-gerakan keagamaan akan termasuk dalam kategori ini.
Gerakan Sosial Berasaskan Metode Kerjanya

Gerakan damai yang memperlihatkan untuk berdiri kontras dengan gerakan 'kekerasan'.
gerakan Hak-Hak Sipil Amerika, gerakan Solidaritas Polandia yang tanpa penggunaan
kekerasan, selalu berorientasi sipil dan sayap gerakan kemerdekaan India boleh
dimasukan ke dalam kategori ini.

Gerakan kekerasan yang umumnya merupakan gerakan bersenjata misalkan berbagai
Tentara Pembebasan Nasional seperti, Tentara Pembebasan Nasional Zapatista dan
gerakan pemberontakan bersenjata lainnya.
Gerakan Sosial Berasaskan Lama atau Baru

Gerakan Lama
Gerakan untuk perubahan yang telah ada sejak awal masyarakat, sebagian besar
merupakan gerakan-gerakan abad ke-19 berjuang untuk kelompok-kelompok sosial
tertentu, seperti kelas pekerja, petani, orang kulit putih, kaum bangsawan, keagamaan,
laki-laki. Mereka biasanya berpusat di sekitar beberapa tujuan materialistik seperti
meningkatkan standar hidup atau, misalnya, otonomi politik kelas pekerja.

Gerakan Baru
Gerakan yang menjadi dominan mulai dari paruh kedua abad ke-20 - seperti gerakan
feminis, gerakan pro-choice, gerakan hak-hak sipil, gerakan lingkungan, gerakan
perangkat lunak bebas, gerakan hak-hak gay, gerakan perdamaian, gerakan anti-nuklir,
gerakan alter-globalisasi dan lain lain, Kadang-kadang gerakan ini dikenal sebagai
gerakan sosial baru. Mereka biasanya berpusat di sekitar isu-isu yang sama yang tidak
terpisahkan dari masalah sosial.
2012
10
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gerakan Sosial Berasaskan Jangkauannya

Gerakan Secara Internasional
Gerakan sosial yang mempunyai tujuan serta sasaran secara global. Gerakan-gerakan
seperti yang pertama kali dilakukan aliran Marx kemudian seperti Forum Sosial Dunia,
Gerakan atiglobalisasi dan gerakan anarkis berusaha untuk mengubah masyarakat
secara global.

Gerakan Lokal
Sebagian besar dari gerakan sosial memiliki lingkup lokal.gerakan yang didasarkan pada
tujuan lokal atau regional, seperti melindungi daerah alam tertentu, melobi untuk
penurunan tarif tol di jalan tol tertentu, atau mempertahankan bangunan yang akan
dihancurkan untuk gentrifikasi agar dapat mengubahnya menjadi pusat-pusat sosial.

Gerakan Semua Tingkatan
Gerakan sosial yang berkaitan dengan kompleksitas pemerintahan di abad ke-21 dan
bertujuan untuk memiliki pengaruh di tingkat lokal, regional, nasional dan internasional.
Dinamika Gerakan Sosial
Gerakan sosial tidak bersifat terus-menerus karena memiliki siklus hidup kurang-lebih
sebagai berikut: diciptakan, tumbuh, pencapaian sasaran akhir atau berikut kegagalannya ,
terkooptasi dan kehilangan semangat.
2012
11
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sedangkan Horton dan Hunt [1993] merumuskan tahapan gerakan sosial sebagai berikut:
1. Tahap ketidaktenteraman, karena ketidakpastian dan ketidakpuasan semakin
meningkat;
2. Tahap perangsangan, yakni ketika perasan ketidakpuasan sudah sedemikian besar,
penyebab-penyebabnya sudah diidentifikasi, dan saran-saran tindak lanjut sudah
diperdebatkan;
3. Tahap formalisasi, yakni ketika para pemimpin telah muncul, rencana telah disusun,
para pendukung telah ditempa, dan organisasi serta taktik telah dimatangkan;
4. Tahap institusionalisasi, yakni ketika organisasi telah diambil alih dari para pemimpin
terdahulu, birokrasi telah diperkuat, dan ideologi serta program telah diwujudkan.
Tahap ini seringkali merupakan akhir kegiatan aktif dari gerakan sosial;
5. Tahap pembubaran (disolusi), yakni ketika gerakan itu berubah menjadi organisasi
tetap atau justru mengalami pembubaran.
2012
12
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Bruce J Cohen, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, Rineka Cipta, 1992.
Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi (Edisi Revisi), FEUI, Jakarta, 2004
Kartasapoetra, G dan Kreimers, L.J.B, Sosiologi Umum, Bina Aksara, Jakarta. 1987.
James W. Vander Zanden, The Social Experience : An Introduction To Sociology, New York:
McGraw-Hill Publishing, 1990
Rafael Raga Maran, Pengantar Sosiologi Politik, Rineka Cipta, Jakarta, 2001.
Robert Mirsel, Teori Pergerakan Sosial: Kilasan Sejarah dan Catatan Bibliografis, Resist
Book, Jakarta, 2004
Horton, Paul B. dan Hunt, Chester L.,. Sosiologi, Terjemahan Aminuddin Ram dan Tita
Sobari. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1993
Smelser, Neil J. Theory of Collective Behavior. London: Routledge and Kegan Paul and New
York: The Free Press of Glencoe, 1962.
2012
13
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download