AnalisisCender dalam Pembangunan Kesehatan Aplikasi Gender AnalysisPathway(GAP) dan Berbagi Pengalaman DOKUMENTASI & ARSIP BAPPENAS Acc.No..c.t!=.{!/ ;..?.{ Craqs : ......../.J/.€.{..... checked,'.:i.i:.|i:..W BadanPerencanaan Pembangunan Nasional(BAppENAS) bekerjasama dengan Development (DPA)projectll PlanningAssistance CanadianInternational Development Agency(CIDA) November2002 Jakarta, KATA PENGANTAR Penyusunanlaporanini merupakandokumentasipengalamanempat sektor pembangunanyaitu kesehatan,kesejahteraansosial, keluarga berencana,dan lingkunganhidup ketikamenerapkan analisisgenderdenganteknik GenderAnalysis Pathway (GAP) dalam merancangkegiatanprogrampembangunan yang sensitif gender. Pelaksanaan kegiatandiselenggarakan melalui serangkaiandiskusi dan workshop yang penyelenggaraannya merupakan kerjasama antara Bappenas (DirektoratKependudukan, Kesejahteraan Sosial,danPemberdayaan Perempuan) dan CIDA (melaluiProyekDevelopment PlanningAssistance ll-DPA ll). Perlu diketahuibahwakegiatanini rnerupakan kelanjutandari kegiatanyang telah dilaksanakandi 5 (lima) sektor pembangunan lainnyapada tahun anggaran 2001,yaitukoperasidanusahakecil menengah, ketenagakerjaan, hukum,pendidikan, dan pertanian.Padatahun2001,kegiatansemacamini merupakan kerjasamaantara Bappenas(melalui DirektoratKependudukan, Kemasyarakatan, dan Pemberdayaan Perempuan)denganCIDA (melalui Women'sSupport Project PhaseII-WSP ID. Dengandemikiansampaisaatini, palingtidak,ada9 (sernbilan) sektorpembangunan yang telah berupaya untuk melaksanakanpengarusutamaangender dalam perencanaan kegiatanpembangunan mereka. Berbagaiupayapembangunan nasionalyang diarahkanuntuk meningkatkan kualitas manusia,baik perempuanmaupun laki-laki, temyatabelum memberikan manfaatyang setarabagi perempuandan laki-laki. Hal ini tidak sajaberartibahwa hak-hak perempuanuntuk memperolehmanfaat secaraoptimal dari pembangunan belum terpenuhi,tetapi juga karena masih belum temanfaatkannyakapasitas perempuan, sebagaisumberdayamanusia,secaraoptimal.Disampingitu, r.endahnya kualitas perempuanjuga dapat mempengaruhikualitas generasi penerusnya, mengingatbahwamerekamempunyaifungsi reproduksidan sangatberperandalam mengembangkan sumberdayamanusiamasadepan. Sementafaitu, kesetaraandan keadilan gender belum sepenuhnyadapat diwujudkandi segalabidangkarenamasihkuatnyapengaruhnilai sosialbudyayang patriarki, yang menempatkanlakilaki dan perempuanpada kedudukandan peran yangberbedadan tidak setara.Di lain pihak,padasaatini masihbanyakkebijakan, program,proyek, dan kegiatanpembangunan, baik di tingkat nasionalmaupundi tingkat daerah(plopinsidan kabupaten/kota) yang belum peka gender,yaitu belum mempertimbangkanperbedaanpengalaman,aspirasi, dan kepentingan antara perempuandan laki-laki, sertabelum menelapkankesetaraan dan keadilangender sebagaisasaranakhirdari pembangunan. Halapankami, kiranyaupayapengarusutamaan gendermelaluiaplikasiGAP dapat berkesinambungan secarapasti, sehinggaupaya di 9 (sembilan) sektor pembangunanakan bermanfaatbagi perencanaandi lingkungan sektor yang bersanskutan. pembangunan di 4 (empat)sektortersebut Aplikasi GAP dalamperencanaan tidak mungkin dapatterlaksanatanpakerjasamayang baik denganberbagaipihak Perempuan,KementerianLingkunganHidup, seperti KementerianPemberdayaan DepartemenSosial,BadanKoordinasiKeluargaBerencana DepartemenKesehatan, SumberDaya Alam Nasional,BadanPusatStatistik(BPS),DirektoratPengendalian dan LingkunganHidup - Bappenas,DirektoratKesehatandan Gizi MasyarakatSosial, dan Pemberdayaan Bappenas,Direktorat Kependudukan,Kesejahteraan - Bappenas, sertaperanaktif parafasilitatoryaitu,DR. Yttlfita Rahardjo Perempuan dan Dr. NardhoGunawan,MPH. Untuk itu, atasdukungansemuapihak terkait,kamr ucapkanterimakasih. dalamlaporanini. Olehkarenaitu, Disadaribahwamasihbanyakkekurangan laporanini saran,kritik, koreksi,danmasukandari semuapihakgunapenyempurnaan kami harapkan. akansenantiasa Jakarta. NovemberZ0l? r Ddya Manusia dan Bappenas KATA PENGANTAR Puji dan syukurkami panjatkanke hadiratTuhan Yang Pemurahdan Maha Penyayang,atas Kesehatan:Aplikasi perkenanNya telah tersusunbuku "Analisis GenderPembangunan GenderAnalysisPathways(GAP) danBerbagiPengalaman". prosesmelakukananalisisgender buku ini untuk mendokumentasikan Tujuan penyusunan Dalambuku ini juga tersusunrencanatindak dan kesehatan. dalamprogrampembangunan prioritas. usulankegiatanyanglesponsifgenderdalamRepeta2003bagi programkesehatan kegiatan Diharapkanbuku ini dapat digunakansebagaipedomanLrntukmelaksanakan tersebutpadatahun2003. programkesehatan dan keadilan Buku ini dapatmenjadisalahsatulangkahke depanuntuk menujukesetaraan peranaktif perempuansebagaimitra sejajardenganlakigender,sertalebih meningkatkan dalampembangunan kesehatan. laki dalamberbagaibidangdanprogram,khususnya penghargaan dan terimakasih kepadasemuapihak atasbantuandan Kami menyampaikan kesehatan. analisisgenderpembangunan perhatianyang telahdiberikandalampenyusunan dan terimakasih tersebutkami sampaikankepadaBappenasSecarakhususpenghargaan PerempuanSosial,dan Pemberdayaan Kesejahteraan melalui DirektoratKependudukan, yang telah memilih DepartemenKesehatansebagaisalah satu institusi yang melakukan (DPA) PlanningAssistance analisisgender,dan kepadaCIDA melaluiProyekDevelopment II, serta fasilitator Dr. Nardho Gunawan,MPH. Demikian pula, kepada Kementerian ataskegiatanini. dukungansepenuhnya yangtelahmemberikan Perempuan Pemberdayaan Kami sadari,masih banyak kekurangandalam penulisanbuku ini. Oleh karena itu, saran, buku ini sangatdiharapkan,sehinggamudahkritik, dan masukanuntuk penyempumaan bagi kita semua.SemogaTuhanYang Maha Kuasasenantiasa mudahanbuku ini bermanfaat memberikankekuatan,perlindungandan petunjukNya kepadakita semua.Amien Jakarta,Nopember2002 IS JENDERAL Dr. Dadi S. Argadiredja,MPH NIP 140057678 TIM TEKNIS PENYUSUN ANALISIS GENDER DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN jawab: Penanggung Departemen danAnggaran, BiroPerencanaan MPH,Kepala Soeparan, 1. Dr.H. Setiawan 2. 3. Kesehatan Kesehatan Keluarga,Departemen Dr. Sri Hemiyanti, MSc, DirekturKesehatan Sosial,dan Kesejahteraan MA, DirekturKependudukan, DR. Yohandarwati, B appenas Perempuan, Pemberdayaan danGizi Masyarakat, Drs. Arum Atmawikarta,SKM, MPH, DirekturKesehatan Bappenas Anggota: Dr. LoesjeMaria SomPie,MSc 1. Dr. LukmanHendt'oLaksmono,MBA 2. Dr. Yudhi PrayudhaID, MPH 3. 4. Ir. HerwanliBahar,MSc Dr. Asjikin ImanIlidayatD, MI-IA 5. M.Kes Dr. LukasC.Hermawan, 6. '7. Dr. Atmarita,MPH, Ph.D Ria Sukarno,SKM, MCN 8. Dr. Trisnawati 9. 10. Mariyani,SKM SKM, M.Kes 11. Drs. Makmunarrasyid, 12. Munziarti,SKM B.Sc 13. Th. Ispyatin, Ukloseja 14. Dr. F.Jeanne 15. Linawaty,SKM, MM 16. Nurul Aini, SKM, MM 17. Dra. Lesmana 18. Yety Intarti 19. VictoriaIndrawati,SKM 20. DasmiNurdin,SKM 21. Dyah Yuniar Setiawati,SKM, MPS 22. Dr. Prastowo,MPH 23. Ferynawati,SKM, MDR 24. EndangSri Widyaningsih,SKM, M'Kes 25. Mahyati,SKM, M.Kes 26. Risyanto,SKM 27. Rini H Fasilitator: Dr. NardhoGunawan,MPH TIM TEKNISPENYUSUN KESEHATAN ANALISlS GENDERDAI}\M PEMBANGUNAN Koordinator: LennyN. Rosalin,SE, MSc. - Bappenas Narasumber: MA - Bappenas 1. Dra. Nina Sardjunani, Prof.Linda Miranda,PhD 2. PerempuanSosial,dan Pemberdayaan 3. Staf Direktorat Kependudukan,Kesejahteraan Bappenas - Bappenas danGizi Masyarakat 4. Staf DirektoratKesehatan Gender(DeputiII) - Kementerian Staf KantorDeputiMenteriBidangKesetaraan 5. Pemberdayaan Perempuan Rakvat- BadanPusatStatistik 6. StafDirektoratStatistikKeseiahteraan . . . . . .. . . . I C. RuangLingkupPenulisan ............2 A. Umum I. PROGRAMLTNGKUNGANSE}IAT, PERILAKU SEHAT DAN PEMBERDAYAANMASYARAKAT............. Air danSanitasi......... a. SubProgramLingkunganSehat,Penyehatan ....,....,. 18 2. PROGRAMUPAYA KESEHATAN Angka Kematianlbr"rmelaluiMakingPregnant:y a. SubProgramPenurunan . . . . . . . . . . . . . .1. .8. . . S a l e r( M P S ) Paru................ Tubettulosis .....................22 Pemberantasan b. SLrbProgram .............................24 Malaria c. StrbProgram Pemberantasan HIV/AIDS danPenyakitMenularSeksual d. SubProgramPenanggulangan ( P M S .) . . . . . . . . . . . . ...............27 3 . P R O G R A MP E R B A I K A NG I Z I M A S Y A R A K A T , , . . . . . . . . . . . . . ,. . . . , . , . . , , , . . . . 2 9 4. PROGRAMKEBIJAKAN DAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN KESEHATAN a. SubProgramSistemInformasiKesehatan Kesehatan b. SubProgramPenelitiandanPengembangan 40 40 41 yangResponsifGenderdalamREPETA RencanaTindakProgramKesehatan PROGRAMLINGKUNGAN SEIIAT, PERILAKU SEHAT DAN ...................42 PEMBERDAYAAN M A S Y A R A K A T. . . . . . . . . . . . . ................42 Sehat, Penyehatan Air danSanitasi Lingkungan a. SnbProgram .....,.....43 PROGRAMUPAYA KESEHATAN AngkaKematianIbu melaluiMoking Pregnancy a. SubProgramPenurunan . ...-..........43 S a / e (r M P S ) Paru.....................................44 Tubel'kulosis b. SubProgramPemberantasan .........-...................44 Malaria c. SubProgram Pemberantasan DAFTARIst d. SubProgramPenanggulangan HIV/AIDS danPenyakitMenularSeksual ( P M S .) . . . . . . . . . . . . ...............44 3 . P R O G R A MP E R B A I K A NG I Z I M A S Y A R A K A T . . . . . . . , . . . . . . . . . . . . . . . . , , . . . . . . . . . . . . 4 5 4. PROGRAMKEBIJAKANDAN MANAJEMENKESEHATAN,,...,.,........45 a. SubProgram SistemInformasiKesehatan ...^..................45 b. SubProgram Penelitian danPengembangan Kesehatan .......................... 46 BAts V PENUTUP..... ,,,.....47 DAFTAR SINGKATAN LAMPIRAN LampiranI Lampiran2 Lampiran3 MatriksAnalisisGenderPembangunan Kesehatan MatriksRencanaAksi ProgramKesehatan yangResponsifGenderdalarn REPETA 2003 danUsulanKegiatan SuratKeprilusan MenteriKesehatan RI tentangTim Pengalusutamaan Gender (PUG)Departemen Kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintahdalam Undang-undangNomor 23 tahun 1992 menetapkanbahwa kesehatan adalahkeadaansejahtera dari badan,jiwadansosialyangmemungkinkan setiaporanghidup produktifsecarasosialdan ekonomi.Sejalandenganpengertian tersebutdan sebagaibagian integraldari pembangunan nasional,makatujuanpembangunan kesehatan menujuIndonesia Sehat2010 adalahmeningkatkankesadaran, kemauandan kemampuanhidup sehatbagi seiiaporangagardapatterwujud derajatkesehatanmasyarakatyang optimal. Dalam rangkamencapaitujuan dimaksud,maka penyelenggaraan pembangunan kesehatan mempunyai6 (enam)programpokok UU Nomor 25 Tahun2000 tentangPropenas2000 2004,yaitu: (1) programLingkunganSehat,PerilakuSehatdan Pemberdayaan Masyarakat, (2) programUpayaKesehatari,(3) programPerbaikanGizi Masyarakat,(4) programSumber DayaKesehatan, (5) programObat,Makanandan BahanBerbahaya, (6) prograrnKebijakan danManajemenPembangunan Kesehatan. Programpembangunan yangdilaksanakan kesehatan selamaini telahberhasilmeningkatkan derajatkesehatanmasyarakatsecaracukup bermakna,walaupunmasih dijumpaiberbagai masalahdanhambatan yangakanmempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Salah pelaksanaan satukeberhasilan pembangunan nasionalyangdapatdirasakanadalahsemakin meningkatnya umur harapanhidupwaktulahir. Masalah utama yang dihadapi dalam bidang kesehatanadalah keterbatasan mutu dan jangkauanpelayanan kesehatan dasardanrujukanterutamabagipendudukmiskin. Untukinr pembangunandi bidang kesehatandiarahkanuntuk meningkatkanmutu dan jangkauan pelayanankesehatandasar dan rujukan terutamabagi pendudukmiskin. Upaya pelayanan kesehalandasar antara lain meliputi pencegahandan pemberantasanpenyakit menular, perbaikangizi, pelayanan kesehatan ibu dananak,penyediaan obatgenerikesensial,promosi kesehatan sertapeningkatan higienedan sanitasidasar.Masih tingginyaangkakematianibu matemal mengharuskankita untuk memberikan perhatian khusus .terhadappelayanan kesehatanibu dan anak dan hal ini berkaitandengankeberadaan bidan di setiappelosok Indonesia. Masih besarnya berbagaimasalahkesehatan antaralain tingginyaangkakematianibu (AKI), juga disebabkankarenaadanyakesenjangan genderdalampembangunan kesehatan. Untuk mengetahuibesarnyakesenjangandalamkebijakan,program,kegiatandan dampakprogram kesehatanuntuk penduduklaki-laki dan perempuan,perlu dilakukananalisisgender. B. Tujuan Penulisan Penr"rlisan ini bertujuanuntuk mendokumentasikan prosesmelakukananalisisgenderdalam programpembangunan kesehatandan berbagipengalaman dalam prosesanalisistersebut. PENDAHULUAN gender Anal.isisgendermencakupkegiatanidentifikasidan analisisberbagaikesenjangan untuk yangdirekomendasikan sertaidentifikasilangkah-langkah dalamprogramkesehatan, kesehatandapat gender,sehinggapembangunan kesenjangan mengurangi/menghilangkan dilaksanakansecaralebih berdayagunadan berhasilguna.Selain itu pengalamandalam analisisgenderuntuk programterpilihini diharapkandapatdigunakansebagaiacuanuntuk hal yangserupa' programdanunit lain yangakanmengerjakan C. Ruang Lingkup Penulisan kesehatandalam penulisanini mencakup4 (empat) Analisis genderdalam pembangunan programyang responsifgenderdari 6 (enam)programpokok Propenas2000-2004(UU yaitu: 2512000), 1. Masyarakat ProglamLingkunganSehat,PerilakuSehatdanPemberdayaan Air danSanitasi SubProgramLingkunganSehat,Penyehatan a. 2. ProgramUpayaKesehatan Sub Program Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) melalui Making a. PregnancySaJbr(MPS) Partt Tuberkulosis SubProgramPemberantasan b. Malaria SubProgramPemberantasan c. HIV/AIDS (Human ImmunodeficiencyVirusl Sub ProgramPenanggulangan d. Syndromes)danPenyakitMenularSeksual(PMS) AcquireclImmunodeficiency 3. ProgramPerbaikanGizi Masyarakat 4. Kesehatan ProgramKebijakandan ManajemenPembangunan SubProgramSistemInformasiKesehatan a. Kesehatan. SubProgramPenelitiandanPengembangan b. D. Isu Pokok I. Upaya mengatasikesenjanganantarapenduduklaki-laki dan perempuansejak awat Pelita III telah dilaksanakanoleh DepartemenKesehatandenganprogramP2W PK kesehatan). Pembangunan (Peningkatan PerananWanitadalam Gender Dengan telah dikeluarkannyaInpres No. 9/2000 tentangPengarusutamaan dalam PembangunanNasional, maka dalam pembangunankesehatan perlu dimasukkanperspektif gender untuk mengurangiatau menghilangkankesenjangan yang ada. Inpres ini selain memberikan pendekatan baru dalam mengatasi kesenlangan,juga akan mendorong pengembanganpendekatan sebelumnya 'V,|ID - "Women in Development" menladi GAD - "Gender and (pendlkatan Development"). PENDAHULUAN 3. Analisisgender,sebagaibagiandari upayapengarusutamaan genderadalahhal yang baru, sehinggaseringmasih menimbulkanpemahaman dan persepsiyang berbeda antarparapenentukebijakandan pelaksanaprogramkesehatan. Secaraformal, di lingkungan DepartemenKesehatanbelum ada pengaturanlebih lanjut tentang pengarusutamaangender. Focal point yang ditetapkan adalah DirektoratBina PeranSertaMasyarakat(PSM) untuk menanganiproyek P2W-PK (sejak pertengahan tahun delapanpuluhansampaiakhir tahun sembilanpuluhan). Kemudiansetelahreorganisasifocal poinl dilimpahkanke DirektoratBina Kesehatan Keluarga(Kesga),yangmempunyaiprogramkesehatan khususuntukibu/perempuan. 5. programkesehatan Mulai Repeta2003beberapa telahditetapkan olehBappenas untuk dikembangkanmenjadiresponsifgender.Ketetapanini kemudiantelah disepakati oleh DepafiemenKesehatan,denganfocal point Biro Perencanaandan Anggaran, dibantuoleh parapenanggungjawab programyangterpilih. 6. Kelancaranpelaksanaan otonomidaerahdan kebijakandesentralisasi perludidukung dengankomunikasidan mekanismehubungankelja Pusat- Daerahyang saling mendukungpelaksanaan tugas, terrnasukyang berkaitandenganisu genderdan kesehatan. E. Sistematika Penyajiantulisanini dibuatdengansistematika sebagaiberikut: Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V Lampiran Pendahuluan Konteks Proses AnalisisGender Penutup BAB II KONTEKS Untuk memadukankonsepgenderdenganprogrampembangunan kesehatan, ada baiknya untuk melihat kembali beberapakonsensusglobal dalam bidang kesehatanyang secara langsungmaupuntidak Iangsungterkaitdengankonseppengarusutamaan gender.Pariatahr.rn 1948,organisasiKesehatan Sedunia(world HealthorgunisationlwHo) menyepakari anrara lain bahwaderajatkesehatan yangsetinggi-tingginya adalahsuatuhak yangfundamental bagi setiaporangtanpamembedakan ras, agama,jenis kelamin,politik yang dianutdan tingkat sosialekonominya.Kemudianpadatahun 1980,wHo juga mendeklarasikan llealth for AII 2000 yang isinya menghimbaukepadasemuaanggoraWHO, supayamelakukanlangkah dalam pembangunankesehatansehinggaderajat kesehatansetiap or-angmeningkat.Di Indonesia, pengembangan komihen globalini dilaksanakan melaluimisalnyadengansistem Kesehatan Nasional(SKN) tahun 1982dan RencanaPembangunan JangkaPanjangbidang Kesehatan(RPJPK). Selanjutnyasaat memasukiabad XXI Indonesiatelah menetapkan "lndonesiaSehat2010" sebagaivisi pembangunan kesehatan. Secarakhususuntuk mengatasiketertinggalan kaum perempuantelah disepakatiberbagai macamkomitmenantaralain KonperensiSeduniatentangHak Asasi Manusiadi Vienna tahun 1993yarig mengemukakan bahwahak perempuanmerupakanbagiandari hak asasi manusiayangbersifatuniversal.Karenakesehatan merupakan salahsatuhak asasibagisetiap insan manusia,maka perempuanpun berhak untuk memperolehderajatkesehatanyang setinggi-tingginyasebagai hak asasinya.Hal ini dimantapkanlagi pada Konperensi IntemasionaltentangKependudukan (ICPD) tahun 1994di Kairo yang dan Pembangunan meletakkandasarbagi rekomendasi yang belkaitandengankesehatan reproduksidan hak reproduksiperempuandan laki-laki. Komitmen global lain yang mengaitkankesehatan denganisu genderadalahKonperensiPerempuan SeduniaIV tahun 1995di Beijing, yang menyebutkanbahwa "Perempuandan Kesehatan"sebagaisatu dari l2 bidangkritis yang dikemukakandalam rencanaaksi ini. Sebagainegarayang ikut menjadi peseftadan menandatangani deklalasi, maka sudah seharusnyaIndonesiamelaksanakan komitmenkomitmen ini dengansebaik-baiknya. Komitmenpenting lain yang disepakatiIndonesia dalambidangkesehatan adalahupayaglobalpemberantasan AIDS, tuberkulosis dan malaria (Global ATM) dan untuk melaksanakan upaya tersebutIndonesiamerupakansalah satu negarayangmendapatbantuandanaglobal. Masalahgendefdalambidangkesehatan tidak semata-mata hanyamenjaditanggungjawab sektor kesehatan,karenamasalahini terkait dengansektor-sektor lainnya,sepertisosialekonomi,budaya,politik, pendidikan,peftaniandan sebagainya. Sehinggamasalahgender, yang berupaketidakadilandan ketidaksetaraan gender,dalamsektorkesehatan terkaitpula denganmasalah-masalah di luar sektorkesehatan.MenurutWHO, masalahketidakadilan genderdalam sektorkesehatan dan ketidaksetaraan dapatdijumpaipadabanyakkebijakan dan program pembangunan kesehatan.Namun, hal ini oleh banyak penentukebijakan, perencana programdanpenyediapelayanan (healthprovider)tidakdianggap/dikenali sebagai masalahyangserius.Ketidakadilan danketidaksetaraan genderini dijumpaidalambeberapa bentttkgenderinequality,yaitu perbedaan aksespadapelayanan kesehatan antarapendudllk laki-laki dan perempuan,perbedaanmutu pelayanankesehatanyang diberikan kepada penduduklaki-lakidanperempuan, danbiasgenderdalamrisetmedis. KONTEKS yangmendapatprioritasdalam masalahpokok kesehatan Dalamperspektifgender,beberapa penanganannya, sepertiAngka KematianIbu (AKI) yangtinggi,pemberantasan tuberkulosis paru,malaria,HIV/AIDS, masalahgizi masyarakat danmasalahlingkunganyangtidak sehat sangatterkait denganisu gender.Hal pentinginilah yang belum mendapatperhatiandan pemahamanyang mendalam dan konsistendari para pembuat kebijakan kesehatan. perempuan statuskesehatan dibandingkan denganlaki-laki,sebagaiakibatfaktor Rendahnya sosialbudaya,misalnya,telahberdampakpadatingginyaangkakematianibu dan besarnya berbagai masalah kesehatanperempuanlainnya. Untuk mengatasipermasalahanini diperlukan berbagaiupaya yang memperhatikanisu genderdan dilaksanakanbersamaoleh budaya,ekonomi,danpendidikan. berbagaisektorterkait,misalnyasektoryangmenangani Selama ini kebijakan dan program pembangunankesehatanpada umumnya sudah dilaksanakanuntuk seluruhpenduduk,dengantidak membedakansasaranlakilaki dan perempuan,kecuali program yang dirancangkhusus untuk laki-laki atau perempuan. Ternyatadengankebijakandan programyangbersifat"netralgenderataubuta gender"ini, dalam pelaksanaan sertadampakyang terjadi pada sering dijumpai adanyakesenjangan penduduklaki-lakidanperempuan. Beberapacontoh.antaralain: ProgramKesehatan Ibu danAnak (KIA) Selamaini urusankehamilandan melahirkandianggaphanya urusanperempuan, masih rendahdibandingkanlakisementarakedudukanperempuanpadar"rmumnya laki, sehinggaperempuan sulit memutuskan apayangmenjadikebutuhandanhaknya. 2. PlogramLingkunganSehat,Penyehatan Air danSanitasi Perempuanlebih banyak menerimabebankeda untuk kesehatanlingkungandan programlingkungansehat,perryehatan sanitasidi rumahtangga,sementara sosialisasi air dan sanitasilebihbanyakditujukanpadalaki-laki. PenyakitMalaria ProgramPemberantasan jauh lebih Kejadianpenyakitmalarialebih banyakpadalaki-laki,tetapidampaknya padaperempuan, khususnya saathamil,karenadapatberakibatburukpada berbahaya janin/bayi (dapat mengakibatkan keguguran,lahir mati, lahir prematurdan lahir maupunpadaibu (malariaserebral,anemia), denganberatbadanlahir rendalVBBLR), laki-laki. meningkat2-10 kali dibandingkan seftaresikokematianpadaperempuan Paru PenyakitTuberkulosis ProgramPemberantasan karenalebih Penderitatuberkulosispadalaki-laki lebih banyakdaripadaperempuan banyak berobatdan tercatatdi tempat pelayanankesehatan,sedangkanpenderita perempuanjarang/tidakpergi berobatke tetnpat pelayanankesehatan,sehingga potensipenularanoleh penderitapelempuanpada kurang/tidakterekam;sementara anggotakeluargayang lain jauh lebih besardan tentunyaberdampaklebih besar terhadaokesembuhannva. KONTEKS 5. ProgramPenanggulangan HIV/AIDS Laki-laki pada umumnyatidak dianggapsebagaisumber penularanHIV/AIDS, sedangkan perempuan baik-baikseringdianggaptidak akanrertlrlarHIV/AIDS. b. ProgramPerbaikanGizi Masyarakat Penyediaan makananyangbergizilebih diutamakan kepadabapakdan anaklaki-lakr dalipadaibu dan anakperempuan. Berdasarkan berbagaikomitmeninternasional dan nasional,tentangkeadilandan kesetaraan gender,sertaeliminasikesenjangan gender,makakini saatyangtepatuntukmemulaidalam memecahkan dan mengambilkeputusanuntukpeningkatan status/derajat kesehatan laki-laki dan perempuan,denganmemadukanpendekatan gender.Hal ini berlakujuga tidak hanya dalam pembangunan kesehatan, tapi juga di semuabidangpembangunan, sehinggadapat dilaksanakanapa yang disebut denganpembangunan yang berkeadilandan kesetaraan gender. Garis-garisBesarHaluanNegara(GBIIN) tahun1999- 2004mengamanarkan bahwauntuk meningkatkanperan dan kedudukanperempuanperlu dikembangkansuatu kebijakan nasionalyang diembanoleh suatulembagayang mampumewujudkandan meningkatkan kesetaraan dankeadilangender,sertameningkatkan kemandiriandankemampuan organisasi perempuan. Untukitu dikembangkan kebijakandanstrateginasionalyangmenjadisalahsatu prioritaspembangunan, sebagaimana tersusundalampropenas2000-2004.setiap penentu kebijakan dan pelaksanaprogram pembangunanmulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemanlauandan evaluasidiharapkandapat menerapkanpengarusutamaan gender(pUG) denganmemasukkanwawasangendersesuaibidangtugasdan fungsi kewenangan masingmasing.Untuk dapatmenerapkan pengarusutamaan genderdi sektorkesehatan denganbaik, makaparapenentukebijakandan pelaksana programperlumeningkatkan kapasitasnya agar mampumengembangkan program/proyek/kegiatan yangtelahtercantumdalamuU 2512000 (Pr-openas 2000-2004),Renstra2001-2004dan Repeta2003 menjadiresponsifgender. Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2000 tentang pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasionalmenyatakan bahwaselurulidepartemen maupunlembagapemerintah non-departemen di pemerintahpusat,propinsi,maupunkabupaten/kota harus melakukan pengarusutamaan genderdalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasipada kebijakandan programpembangunan. Pengarusutamaan gendermerupakanstrategiunruk mencapai kesetaraandan keadilan gender melalui kebijakan dan program yang memperhatikan pengalaman, aspirasi,kebutuhandan permasalahan perempuan dan laki-laki ke dalamperencanaan, pelaksanaan, pemantauan danevaluasidari keseluruhan kebijakandan program di berbagaibidang kehidupandan pembangunan. pUG Denganmelaksanakan diharapkankesenjangan genderdan permasalahan genderyang ada dapatdiatasiataupun di persempitj urangperbedaannya. Tujuan utamapengarusutamaan genderadalahtercapainya kesetaraan dan keadilangender yangdapatdilaksanakan antaralain melaluipemberdayaan perempuan dalamseluruhb.idang pembangunandengan melibatkaninstitusi pemerintahdan organisasimasyarakat,dan menumbuhkan kesadaran kesetaraan bagikaumlaki-laki.Harusdiakuibahwasampaisaatini KONTEKS perempuanpadaposisi"warga kelas situasidan kondisi di Indonesiamasih menempatkan datakr"ralitatif, sertafakta yang kuantitatifdan data melalui diketahui baik ini dapat Ha1 dua". kehidupansehari-hali,sehinggaketidakadilandan kesetalaangenderakan sangatmudah Namun untuk memastikanbahwahal dijumpai dalam semuaaspekkehidupansehari-hari. tersebutadalahbenar-benarmerupakansuatuisu gender,maka diperlukansuatuanalisis yangsesuaidengankaidahgender. ukuran-ukuran terhadapsituasitersebutberdasarkan genderdiperlukanupayakhususuntuk Dalam mengatasiketidakadilandan ketidaksetaraan mengetahuiadanya ketimpangangender. Hal ini dapat diketahui antara lain dengan melakukan analisis gender sebagai langkah awal untuk mengidentifikasiadanya gender.Analisisgenderini dilakukanpadaawal setiapkegiatan ketimpangan/kesenjangan gender. rangkaiandari upayapengarusutamaan yangakandilakukandanhal ini merupakan Di DepaltemenKesehatanupaya dalam peningkatankesehatanpefempualldiawali oleh (ProyekP2WPK) pada Kesehatan PerananWanitadalamPembangunan ProyekPeningkatan pertengahantahun 80an. Pada akhif tahun 1999, dari kegiatanproyek tersebLrttelah dihasilkan buku PengarusutamaanGender dalam Bidang Kesehatan. Dalam buku analisisgenderpada bahwaupayaPUG harusmengikutsertakan pedomanini barudisebutkan pulabahwauntukdapatmelakukan setiaplangkahawal suatuprogram.Selainitu disebutkan yangspesifikyangdapatdipelajari danketefampilan analisisgenderdiperlukanpengetahuan tentangPUG. sendiliataudidapatdalamsuatupelatihankhusr.rs Dalam melakukan analisis gender ini, PemerintahRI rnelalui Bappenas(Direklorat dan Kementerian Perempr"ran) Sosial, dan Pemberdayaan Kependudukan,Kesejahteraan metode Perempuan,serta denganbantuanCIDA telah mengembangkan Pemberdayaan Pathwcry(GAP).Metodeini menelaahapakahsuatu GenderAncLlysis analisisyang diseb'.st kebijakan,program,ataukegiatansudahresponsifgenderdilihatdari datapembukawawasan genderdilihat dari aspekakses,paftisipasi,kontrol yang ada,apakahterdapatkesenjangan rencanaaksi untuk mengurangiatau dan manfaatsuatuprogram,dan akhirnyamenentukan menghilangkan kesenjangan gende| serta menetapkan indikator untuk mengukur di dalambuku GenderAnalysisPathway(GAP) juga telahdiperkenalkan keberhasilannya. oleh WHO, dengan tersebutdi atas.Metodeanalisisgenderlain yang mulai dikembangkan (tidak dibahasdalam di PropinsiRiau di Indonesier daerahuji coba untuk penerapannya tulisanini) BAB III PROSES Gender dalam Sesuai dengan Inpres No. 9 tahun 2000 tentang Pengaruslltamaan Pembangunan Nasional, maka penanggungiawabpengarusutamaangender dalam dilakukan namundalampelaksanaannya pembangunan adalahMenteriKesehatan, kesehatan oleh masing-masingprogram/subprogram dari masing-masingdirektorat.Sehubungan dalamRepeta2003yangresponsifgender,makakegiatantersebut denganprogramkesehatan Kesehatan. danAnggaranDepartemen dikoordinasikan olehBiro Perencanaan Secarahistoris,komitmenDepartemenKesehatanRI tentangpeningkatanperananwanita sudah lama dirintis melalui Proyek kesehatansebenarnya dalam program pembangunan (ProyekP2WPK). Proyekini Kesehatan PerananWanitadalamPembangunan Peningkatan pada awalnyadilaksanakanoleh Direktorat PeranSertaMasyarakat(PSM) pada Direktorat JenderalPembinaanKesehatanMasyarakatsejak tahun 1988 sampai 1998. Kemudian denganadanyareorganisasiDepartemenKesehatanpada tahun 1999,focttl point tersebut Keluarga.Namun,kegiatanproyektersebutbaru dilimpahkankepadaDirektoratKesehatan Genderbidang Kesehatan(PUG-BK) memasukitahappersiapan(tahunI) Pengarusutamaan yaitu berupa sosialisasiPUG-BK, pemilihanprogfam prioritas dan uji coba melakukan analisispadaprogramprioritas. Secaraorganisasi,di lingkunganDepartemenKesehatanbelum ada strukturkhususyang dan dikoordiniroleh gender.Selamaini kegiatandilaksanakan menanganipengarusutamaan Sub-direktoratKesehatanUsia Subur pada Direktorat KesehatanKeluarga.Selanjutnya dengan diberlakukannyaUndang-undangNomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional2000 - 2004, dan terbitnyaInpresNomor 9 Tahun 2000 tentang Nasional,serta dikeluarkannyakebijakan Genderdalam Pembangunan Pengarusutamaan programpembangunan makabeberapa tentangRepeta2003yangresponsifgender, Bappenas kesehatanprioritas diarahkanuntuk menjadiresponsifgender. Pengaturanpelaksanaan dalambentuksuatu genderbidangkesehatan tersebutsedangdimantapkan pengarusutamaan Kesehatan,termasukmekanisme Gender Program Pembangunan Tim Pengarusutamaan MenteriKesehatan. kerjanyamelaluisuatuSuratKeputusan Dengan telah diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor Gender tanggal 13 September2002 tentangTim Pengarusutamaan HK.00.SJ.SK.1.1712, genderdi sektor kesehatandapat DepartemenKesehatan,maka kegiatanpengarusutamaan Tahunan dilaksanakandenganlebih baik yang dikaitkandenganRencanaPembangunan Pembangunan (Repeta)2003 sesuaidenganarahandan kebijakanBadan Perencanaan dengan Nasionai(Bappenas).Kegiatanini telahdirintissejakawaltahun2002bersama-sama dan Biro Perencanaan Bappenasdan didukung oteh CIDA. Dalam perkembangannya, Anggaran Departemen Kesehatan diberi mandat untuk melakukan koordinasi genderdi lingkunganDepaftemenKesehatan. pengarusutamaan (PUC-BK)ini dilaksanakan mulai tahun genderbidangkesehatan Kegiatanpengarusutamaan prioritasterpilih yangdijadikanresponsifgender. programkesehatan 2003denganbeberapa PRo.t6s Seperti telah diketahui, pengetahuan dan pemahaman tentang pengarLlsutamaangender di lingkungan Departemen Kesehatan masih terbatas kepada individu-individu yang telah berkecimpung dan mengikuti kegiatan ataupun pelatihan tentang pengar.usutamaangenoer, baik yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan maupun dari instanii di luar Departemen Kesehatan,seperti Kementerian Pemberdayaanperempuan. pada awal fahun 2002, Bappenas dengan dukungan GIDA menerapkan analisis gender di 4 (empat) sektor pembangunan,yaitu Lingkungan Hidup, Kesejahteraan ,sosial, Kesehatan dan Keluarga Berencana. Dari ke-4 (empat) sektor pembangunan ini dipilih beberapa program prioritas masing-masing sektor untuk dijadikan program yang responsif gender. Dasar pemilihan program/subprograni kesehatan yang dijadikan responsif gender tersebirt antara lain adalah karena merupakan program unggulan, baik program pembangunanjangka panjang atau jangka menengah serta karena program/subprogram tersebut mempunyai komitmen internasional (global commitment), seperti misalnya Commitment Globat Funrtfor AIDS, Tuberculosa dan Malaria (Global Fund ATM), Making pregruutcy safer (Mps) untuk penurunan angka kematian ibu. Program/Sub program yang telah dirancang responsifgender sejak awal, mulai dari penjajagan kebutuhan (neetls assesntar4 talilitaior lapangan (Community Fasilitcttor Team), pelaksanaan mzrupun pemeliharaan pasca proyek (sustainability) adalah sub program Lingkungan Sehat melalui Proyek Penyediaan Air Bersih bagi masyarakat miskin (Water Supply Jbr Low Incctme Comntuni4t _ 1ryggg 11) bantuan pinjaman Bank Dunia/CIDA di Direktorat Jenderal PemberantasanPenyakit Menular. dan P e n y e h a t a nL i n g k u n g a n . Kegiatan yang telah dilakukan untuk penyusunanRepeta 2003 yang responsif gender melalui proses Gender Analysis Pathway (GAp) di lingkungan Departemen kesehatan, sekaligus merupakan pengembangan dari berbagai kegiatan yang sudah dilaksanakan sebelumnya (antara lain Proyek P2WPK dan rintisan PUG bidang kesehatan)dapat dikemukakan sebagai berikut: Seminar tentangPengarusutamaan cender bidang Kesehatandi Depkes dengan pembicarautamaDirekturJenderalBina Kesehatan Masyarakat. 2. AudiensidenganSekletarisJenderaldanDirekturJenderalBina KesmasDepartemen Kesehatan tentang rencana pelaksanaananalisis gendel program kesehatan, khususnya untukRepeta2003,sesuaikebijakanBappenas. PembentukanTim Teknis PenyusunAnalisis Gender/Repeta 2003 denganmelibatkan semua unlt penanggung jawab program terpilih, Bappenas, Kementerian Pemberdayaan Perempuan danBadanPusatStatistik. 4. 10 Pelatihansingkatuntuk staf perencana tentang..AnalisisGenderdan Repeta2003,' oleh KementerianPemberdayaan Perempuan bekerjasama denganpusarFendidikan dan Pelatihan(Pusdiklat)DepartemenKesehatan dengantujuanmemberikandasardasarpengetahuan tentanggenderdan analisisgender,menyamakan persepsidan menggunakan bahanRepeta2003sebagaibahanlatihan(exercise). PRoSES 5. Lokakarya I tentang PenerapanGender Analysis Pathway (GAP) dalam Program PembangunanRepeta 2003 yang dikoordinasikanoleh Bappenasdan diikuti oleh semuaanggotaTim Genderdari 4 sektor,sertaparafasilitator dan nara sumber. 6. Pertemuan-pertemuan teknis program yang di-"gender"-kandalam pembangunan kesehatan,dihadiri anggotaTim Cender. LokakaryaII (kelanjutanlokakaryaI) tentanghasil analisisgenderdenganmetode GAP, khususuntuk programpembangunan kesehatanterpilih 8. Diseminasi hasil analisis di lingkungan Departemen Kesehatan dipimpin oleh SekretarisJenderaluntuk memantapkankomitmen. 9. DikeluarkannyaSurat KeputusanMenteri KesehatanNomor: HK.00.SJ.SK.I.1712 tentang Tim Pengarusutamaan Gender (PUG) Depkes pada bulan September2002 gender. yangmemperkuatkomitmenDepartemenKesehatandalam pengarusutamaan teknis pada awalnya sesuai kebijakan Bappenashanya Dalam pertemuan-pertemuan yaitu: 1) Program dalamPropenas, 3 (tiga) programkesehatan membahasdan menganalisis Lingkungan Sehat, Perilaku Sehat dan PemberdayaanMasyarakat, 2) Program Upaya Kesehatan,dan 3) Program Perbaikan Gizi Masyarakat. Namun kemudian, dari hasil pembahasanmuncul pendapatbahwa data dan penelitiantentanggendersangatdiperlukan genderdi sektorkesehatan.Cllehkarenaitu untuk mendukungpelaksanaanpengarusutamaan akhirnya disepakatiuntuk mengembangkananalisis gender pada Program Kebijakan dan ManajemenPembangunanKesehatan,sehinggamenjadi 4 (empat)programkesehatanyang responsifgender. Unit kerja di lingkungan DepartemenKesehatanyang telah dilibatkan dalam penyusunan programpembangunankesehatanyangresponsifgender(Repeta2003) antaralain: 1. EselonI programterkait (SekretarisJenderal,Direktur JenderalPPM & PL, Direktur JenderalBina KesehatanMasyarakat,KepalaBadanPenelitiandan Pengembangan Kesehatan). 2. Eselon II programterkait (SeketariatJenderal,Ditjen PPM & PL, Ditjen Bina KesehatanMasyarakat,Badan Penelitiandan PengembanganKesehatan)tetmasuk danAnggaransertaBiro Hukmas. Biro Perencanaan 3. Pusat-pusat di lingkungan Departemen Kesehatan (Pusat Data dan Pusat Informasi/Pusdatin,Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan/Pusdiknakes, Pendidikan dan Latihan Kesehatan/Pusdiklatkes,Pusat Kajian Pembangunan Kesehatan,PusatKesehatanKerja). 4. Para Kepala Sub DirektoraVKepalaBagian pemegangprogram/subprogramterpilih (DitjenBina Kesmas,Ditjen PPM & PL). 5. Unit Utamaterpilih. ParaKepalaBagianProgramdanInformasimasing-masing 6. ParaKepalaBagianTataUsahamasing-masing PusaVUnitPelaksana Teknisprogram terDilih. ParaKepalaSubBagian/Kepala SeksidanPetugasyangditunjukolehUnit teknis/Sub Prnoram ternilih yangmendukungdalamprosesPengarusutamaan Pengalaman gender(PUC) di Departemen Kesehatan antaralain: 1. Antusiasmeyangpositifparapetugaspelaksana yangditunjukdi tingkatprogram/sub program. 2. Programdan sub programyang tertuangdalamRepeta2003 telah mulai responsif gender. 3. SumberDayaManusia./petugas pelaksana yangdilibatkan,telahdiikutsertakan dalam pelatihandan workshoptentangpengarusutamaan gender. 4. Strategiyang telah dilakukanadalahmelalui mekanismeyang disesuaikandengan tupoksi(tugaspokok danfungsi)masing,masing unit, dantelahdikoordinasikan oleh Biro Perencanaan danAnggaranDepartemen Kesehatan. Yang dirasakanmasihmenjadihambatandalamprosesPUG antaralain: 1. Data yang tersediabelum terpilah menurutjenis kelamin sehinggamenyulitkan dalamprosesanalisisgenderprogramkesehatan. 2. Akurasi data yangkurang lengkap. 3. Kompetensiindividu belum sepenuhnyadidukung oleh lingkunganmanajemen DepaftemenKesehatan. 4. genderbelumterintegrasi Pengarusutamaan padasistemyangada. 5. Mekanismedanpelaksanaan sangattergantung kepadakesiapandaerah. Kesulitan dalam melembagakananalisis gender antara lain karena banyak pengambil keputusanmasihmenganggap gendertidak ada kaitannyadengan bahwapengarusutamaan visi dan misi sektorkesehatan.Padahalsebenarnya denganpengarusutamaan gender,visi dan misi sektor kesehatansangatmungkin dapatdilaksanakansertadicapai secaralebih efektif danefisien. 12 BAB IV ANALISIS GENDER A. Umum Pembangunan kesehatannasionalyang akan dilaksanakanselamaperiode2001 - 2004 adalahmencapaisebagiantujuan dan sasaranyang telah ditetapkanuntuk mengisi visi lndonesiaSehat2010. Arah kebijakanpembangunan kesehatan sesuaidenganGaris-garis BesarHaluan Negara(GBHN) 1999 - 2004 dan Undang-undang Nomor 25 tahun 2000 tentangPROPENAS2000 - 2004 yairu: t. Meningkatkanmutu sumber daya manusia,lingkunganyang saling mendukung dengan pendekatanparadigma sehat yang memberikanprioritas pada upaya peningkatankesehatan,pencegahan, penyembuhan, pemulihan,rehabilitasisejak pembuahan dalamkandungan sampaiusialanjut. Meningkatkan, memelihara mutu lembaga dan pelayanan kesehatanmela'lui pemberdayaan sumberdaya manusiasecaraberkelanjutan, saranaprasaranadalam bidangmedistermasukketersediaan obatyangdapatdijangkauolehmasyarakat. KomitmenIndonesiatentangkesetaraan dankeadilangenderdalamGaris-garis BesarHaluan Negara(GBHN) 1999telahdijabarkandalam PlogramPembangunan Nasionallima tahun (Propenas 2000-2004)dan ditetapkansebagaiUndang-undang No. 25 tahun2000. Undangundang No. 25/2000 tentang Propenas2000 - 2004 tersebutmengamanatkan tentang pentingnyapelaksanaan genderdijabarkandalarnpembangunan. strategipengarusutamaan dituangkanke dalamInstruksiPresidenNomor 9 Tahun2000 Amanattersebutselanjutnya tentangPengarusutamaan GenderdalamPembangunan Nasional. yangresponsifgender, Padatahun2000teldapat19 (sembilanbelas)proglampembangunan yang responsif dan pada tahun 2002 terdapat32 (Iiga puluh dua) programpembangunan genderyang tercakupdalam 9 (sembilan)bidang pembangunan tennasukbidang sosial budaya.Dalambidangsosialbudaya9 (sembilan)pl'ogramyangresponsifgendertermasuk yaitu 4 (empat)program.Untuk tahr"rn sektorkesehatan 2003 Departemen Kesehatantelah 4 (empat)programdan 7 (tujuh) sub programpembangunan mencobamenyusun/mengkaji kesehatanyang responsifgender. Proseskerja masing-masing unit terkaitdi lingkunganDepartemen Kesehatan sesuaidengan tugas pokok dan fungsinya.Usulan matriks analisis gender dikutip secarabervalisasi kebijakandan tujuansebagaimana berdasarkan tercantumdalamprogram/sub programyang 2000 - 2004,atauberdasarkan tercantumdalamPropenas rencanastrategis(renstra)masingprogram,mengacukepadakomitmenInternasional (WHO), bahkanada masingprogram/sub pula yang disesuaikandengan tujuan jangka pendek (proyekJbagianproyek yang bersangkutan). yangtelahtersedia(datasekunder), Data pembukawawasandiambil dari berbagairef'erensi baik secaraempiriskualitatif,ataupunkuantitatifbaik lokal maupunintemasional.Analisis kesenjangangender dikembangkanmelalui akses, paltisipasi, kontrol dan manfaat. ANALISIS GENDER Sedangkanisu genderdipilih menurutperanbaku (stereotip),sub ordinasi,marjinalisasi, pembebanan,bahkan sampai kepada kekerasanterhadap perempuan. Kemudian untuk menjadirencanaaksi serta kepentinganRepeta2003 hasil analisistersebutdikembangkan indikator-indikator Repeta2003. Hasil analisis gender program pembangunankesehatanuntuk program dan sub program priolitasterpilihadalahsebagaiberikut. PERILAKU SEHAT DAN 1. SEHAT, LINGKUNGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT a. Sub Program Lingkungan Sehat,PenyehatanAir dan Sanitasi T) Kebijakan Program Mewujudkanmutu lingkunganhidup yang sehatyang mendukungtumbuhkembtrng anakdan remaja,memenuhikebutuhandasaruntukhidup sehat,dan memungkinkan dari ancamanbahayayangberasaldan interaksisosial,sertamelindungimasyarakat lingkungansehinggatercapaiderajatkesehatanindividu,keluargadan masyarakat yangoptimal. 2) Data Pembuka Wawasan Jumlahpendudukperempuanyang tidak/belumpernahsekolah2 kali lipat a) dibanding penduduk laki-laki (13,32o/oberbanding 5,96Vo), sehingga berpengaruhdalampemeliharaanperumahandan lingkungannya. < Rp 100.000sekitar60,287o,sehingga b) Jumlahkeluargadenganpendapatan rumah dan berpengaruhpada daya beli untuk pemenuhan/perbaikan lingkunganyangsehat. c) Jumlah perempuanyang bekerjamengurusrumah langga (39,557o)lebih perempuanmempunyai banyak dibandinglakiJaki (0,97Vo),menyebabkan resiko lebih tinggi terkenadampakrumahyangtidak sehat,antaralain dapur. d) Rumah tangga yang menggunakanbahan bakar minyak tanah memberikan resiko 3,8 kali lebih besar pada anak bawal'rlima tahun (balita) untuk mendapatkanISPA karena ibunya menggendonganaknya saat memasak, denganpemakaigaselpiji (penelitiandi Jakartatahun1993). dibandingkan Jumlah angkatankerja perempuandi sektor peftanian(44,47ok),industri (22,90Vo) denganlaki-lakidi sektor (I4,}IVo), danperdagangan dibandingkan (15,37To), mempunyai pertanian(41,69Vo), industri(1I,27o/o)danperdagangan dan kesehatan reproduksi. resikolebihbesarpadakondisikesehatan f) Jumlah perempuanyang bekerjadi sektor informal (69,9 ok) lebih tinggi denganlaki-laki(60,47o). dibandingkan lingkungandi semua laki-laki di bidangkesehatan Jumlahtenagakesehatan denganperempuan, jenjangadministlasi(60-80o/o) lebihbanyakdibandingkan namun diperkirakankurang memahatnipermasalahanperempuandalam kaitannyadenganlingkungan(bebankerja yang cukup banyak,cukup lama dancukupberat). air bersihdi perkotaandan perdesaan h) Jumlahkeluargayang menggunakan '78Vo(2002). ANALISIS GENDER i) J) k) r) m) ?I yangmemenuhisyaratkesehatan Jumlahkeluargayangmenggunakanjamban 65Vo(2002). Jumlahsekolahyang memenuhisyaratsehat54,5Vo(2002). Jumlahair bersihyangmemenuhisyaratkualitasbakteriologis66Va(2002). di desayangsulit sumberair menunjukkanbeban Profil kegiatanperempuan kerja sangatberat. Perempuanperdesaanbekerja lebih lama dan lebih banyak (studi oleh Pujiwati). KesenjanganGender Akses: a) (1) Akses lakilaki pada penyuluhan/infomasitentang penyehatan lingkungandan air bersih serta untuk mendapatkanperlindungan karenalaki-laki hampir lebih banyakdaripadaperempuan, kesehatan, selalu dapat rnenghadiri pertemuan dan menyaksikan media elektronikadi tempatumum. aksesyang (2) Pendidikanformalpelempuanyangrendahmengakibatkan dan keterampilandalam kurang terhadappeningkatanpengetahuan mewujudkankondisinrmahsertalingkunganyangsehat. (3) Perempuandan laki-laki kurang mendapat akses pada fasilitas yangmemadai. kesehatan lingkungan (4) Tenaga kesehatanperempuandan laki-laki di semua jenjang administrasikurang mendapataksesterhadapprogram penyehatan lingkungan b) Partisipasi: (1) Peran domestikdan peran ekonomi perempuancenderungsemakin namun upaya tinggi dalam penyehatanrumah serta lingkungannya, reproduksimasih perlindungan kesehatan secaraumumdankesehamn kurang. kebijakanbaik (2) Perempuan masihkurangdilibatkandalammenentukan dalam peran domestik maupun ekonomi, antara lain dalam air bersih. desauntukperencanaan musyawarah (3) Partisipasilaki-laki dalam penyuluhankesehatanlingkunganmasih kurang. c) Konfol: (1) keputusan di tingkatkeluargadalamurusanmernperbaiki Pengambilan termasukair bersihmasihdidominasilakjrumahdan lingkungannya, laki. (2) Posisi perempuanuntuk mendapatkanhak perlindungankesehatan reploduksimasihlemah. secaraumummaupunkesehatan (3) Perempuankurang dilibatkandalam pengambilankeputusanr"tntuk perencanaanprogram kesehatanlingkungan di semua jenjang administrasi. (4) Petugas kesehatanlingkungan 60-80Vo laki-laki, yang kurang jumlahdanbebankerjaperempuan memahami t) ANALISIS GENDER d) Manfaat: (1) Perempuankurang mendapatkan manfaatdari penyuluhan/informasi tentangpenyehatan lingkungandan air bersih. (2) Tersedianyaair bersih sangatmemberikanmanfaatpada keh.rarga, khususnyaperempuan, karenabebankelja perempuanmenjadisangat berkurang. (3) Perempuanbelum merasakanmanfaatperlindungankesehatandan kesehatan produktivitas reproduksiuntukmeningkatkan kerja. 4) Isu Gender a) Stereotip:Urusanair, sanitasidan kebersihanrr"rmah di rumahtanggaadalah pekerjaandomestik identik pekerjaanperetnpuan.Perempuanlebih lama berada/berperan di rumah, sehinggalebih mudah mendapatkan resiko oleh dampakIingkunganrumahyangkurangsehat. b) Subordinasi: Perempuan kurangdiikutsertakan dalammusyawarah desauntuk merencanakanpembangunanlingkungan sehat termasuk air bersih dan sanitasi. pendidikanperempuan c) Marjinalisasi:Rendahnya di desadankurangnyaakses terhadappenyuluhan lingkungansehattermasukair bersihsertasanitasi d) Pembebanan: (l) Beban kerja perempuandalam rnengangkutair dari sumbernyake rumahdi daerahsulit air sangatberatmaupunpemeliharaan rumahdan lingkungannya, gizi, istirahat akibatnyaakanmengganggu kesehatan, sertareproduksiperempuan. Maka denganadanyaair bersihdi dekat mmahsangatmengurangi bebanperempuan. (2) perilakuhidupbersihdansehat Peranperempuan dalammeningkatkan sangatbesardi keluargaserta masyarakat,namun tidak diimbangi dengantingkatpendidikanyangmernadaidan aksespadapenyuluhan kesehatan lingkunganyangcukup. (3) Peran perempuan di sektor produksi peftanian, industri dan perdagangan cenderungmeningkat,namun belum ada perlindungan dan hak cuti yang memadai untuk kesehatanserta kesehatan reproduksi. (4) Peran perempuandi sektor infbrmal lebih besar daripadalaki-laki, namun tidak mendapatkemudahanuntuk mendapatkanfasilitas perlindungan,keamanan,keselamatan dan kesehatan(K3) sehingga berakibatmenjadikelompokresikotinggi. (5) Pandanganstereotipdi kalangantenaga kesehatanlaki-laki pada umumnyakurang menyadarikemampuanperempuanatau kegiatan perempuan dalamperandomestikdanperanprodr"rksi. 5) RencanaAksi Penyuluhan langsungyangdihadirioleh perempuan a) danlaki-lakitentang: (l) perempuan Perlindungan dari resikopenularanpenyakityangberbasis lingkungan. (2) Peraturanperundang-undangantentanglingkungalsehat. (3) Ilasit kajianyangberkaitandenganlingkungansehat. l6 ANALIS$ GENDER (4) Pengamanan limbahrumahtangga. Pengolahan makananminumanyanghigienis. (6) Lisolisrsi,kaporisasi. danabatisrsi. (1) PerilakuHidup Bersihdan Sehat(PHBS) di masyarakat termasukdi sekolahsertadaerahpengungsi Kajian/survei tentang: (1) Pengetahuan, Sikap,Perilaku(PSP)perempuandan laki-laki tenrang PHBSterhadaplingkungansehattermasukair bersihsertasanitasi. (2) Mutu lingkungan sehat yang responsif gender di perumahan dan permukiman,tempat-tempat umum (hotel,pasar,terminal,sarana transportasi, sekolah, indnstri logam berat terhadap pekerja laki-laki),industripestisida. (3) Mutu udaraterhadappetugasperempuan danlaki-lakidi jalan raya. (4) Peranperempuan dalamproteksidiri dari gangguan vektorpenyakit. (5) Dampakladiasi padapekerjaperempuandi industri elektronik Advokasikepadapara pengambilkeputusandi semuajenjang administrasi programlingkungansehatyangresponsifgender. dalamperencanaan Peningkatankerjasama,/kemitraan/pemberdayaan dan pengembangan dengan berbagaipihak termasuklintas program,lintas sektor, perguruantinggi, asosiasi, tokoh masyarakat,LSM, organisasi keagamaan,organisasi perempuan dalam bidang penyehatanperumahan serta lingkungan yang responsifgender. Peningkatan kemampuan sumberdayamanusiadanperalatanyangdigunakan untuk menunjangkegiatanlingkungansehattermasukpenyehatanair serta sanitasiyangresponsifgender. Fasilitasi aliansi profesi dalam meningkatkanmutu anggotanyauntuk pelayananmasyarakatyang responsifgenderdi bidang lingkungansehat temasuk penyehatan air dansanitasi. Pengembangan stimulandan percontohan lingkungansehatdi daerahkumuh, sekolah,sertatempat-tempat umumtermasukrumahdi pengungsian. Lokakarya/Workshop tentang perlindungan perempuan lerhadap resiko penularanpenyakitberbasislingkungan. Pengembangan media dan materi penluluhan lingkungan sehat dengan perempuan. mempertimbangkan Pembinaanpenyelenggaraan Klinik dengan mempertimbangkan perempuan. Pengembangan jejaring surveilans kesehatan lingkungan dengan memperhatikan dataperempuan maupunIaki-lakidi seluruhkabupaten/kota. Pengembangan danpembinaan tenagakesehatan lingkunganmelaluiberbagai pendidikansertapelatihandi setiapjenjangadministrasi. (s) b) c) d) o) h) t) i) k) r) 6) Indikator a) Jumlah keluarga yang menghuni rumah sehat yang responsif gender meningkat menladi60Vo. b) Jumlah tempat-tempatumum dan pengelolaanmakananyang memenuhi persyaratankesehatanyangresponsifgendermencapai74Vo. ANALISIS GENDER c) d) e) f) g) h) i) j) k) 1) m) n) o) p) Jumlah Kabupaten/Kotasehat (kawasan)yang responsifgendermencapai 387o. yangresponsifgender kesehatan Jumlahsekolahyangmemenuhipersyaratan mencapai56Vo. Tersusunnyapaketinformasikesehatanlingkunganyangresponsifgender. Terlaksananya penyuluhan kesehatan lingkungan di perumahan dan permukiman,tempat-tempatumum, sekolahsertalingkungankerja. jaringankerja yangmelibatkanstakeholder,LembagaSwadaya Tersusunnya lingkunganserta Masyarakat(LSM) dan Asosiasidalamprogramkesehatan air bersih. Tersusunnya pedoman manajemen pengelolaan program penyehatan lingkunganyangresponsifgender. Jumlah pelatih perempuandan laki-laki bidang lingkungan sehat yang responsifgendermeningkat,di tingkatpusatsertapropinsi. Tersusunnyapedomanyang responsifgendertentangperlindunganpekerja perempuan danlaki-lakidari dampaklingkungan. pedomanyangresponsifgendertentangperanmurid dan guru di Tersusunnya sekolah. Tersusunnyapedoman yang responsif gender untuk individu, keluarga, masyarakattentang kualitas air bersih, makanan minuman, pengolahan di sekolahsertadaerahpengungsian. sampah,dankebersihan dataPHBStentanglingkungansehatyangresponsifgender. Tersedianya JumlahLSM dalambidangkesehatanlingkungan,penyehatanair dan sanitasi yangresponsifgender,meningkat. Jumlah SDM yang responsif gendel dan peralatanyang digunakan untuk rnenunjangkegiatan,meningkat. Jumlah tenagapada profesi lain yang memahamilingkungansehat yang responsifgendertermasukpenyehatanair dan sanitasi,meningkat. 2, PROGRAMUPAYAKESEHATAN a, Sub Program Penurunan Angka Kematian Ibu melalui Making PregnancySafer (MPS) 1) Kebijakan Sub Program Menurunkan angka kematianibu (AKI) denganmendekatkanpelayanankesehatan maternal yang berkualitas dan cost-effectivekepada sasaran,sehinggapada akhir tahun2004 diharapkan: antenatal,meningkat(907o) Cakupanpelayanan a) terlatih,meningkat(75Vo) olehtenagakesehatan Cakupanpersalinan b) c) Cakupanpelayananpostnatalmeningkat(90Va) komplikasi pada ibu dan bayi baru lahir meningkat d) Cakupanpenanganan (80Vo) kehamilanyang tidak Akses wanita usia subur (WUS) pada pencegahan e) diinginkanmencapai10070 komplikasiaborsimencapai1007o f) AksesWUS padapenanganan t8 ANALISIS GENDER g) )\ J) Pelayanan keluargaberencana (KB) pascaibu bersalinuntukpasangan suami isteri mencapai100% Data Pembuka Wawasan Angka kematian ibu sangat tinggi, yaitu 334 per 100.000 kelahiran hiclup, menun-iukkan bahwadalam satutahunterjadikematianibu sebanyakr8.000 orang (samadenganjumlah korbanpesawatjumbo jet jatuh setiapminggu dengan seluruh -disebabkan penumpangnya ibu hamil meninggal).Tingginyaangka kematianibu antaralain karena: a) Jumlah persarinanyang ditangani oleh tenaga kesehatanterlatih, masih rendah(hanya66Vo),denganperincian(n = 67.947): (1) Umur<20tahunsebanyak42Vo (2) Umur > 35 tahun sebanyak54 o/o (3) Umur 20-35tahunsebanyak 62Zo (4) Ibu hamil yangmiskinsebanyak 50Zo b) Jumlahpersalinan yangditanganidi rumah,masihtinggi (sekitar60-70Ea). c) Jumlahkasuskomplikasiobstetridan neonaralyangrlitangani,masihrendah lkcrrangdari 30Zo). d) Jumlahkunjunganantenatalyangberkr-ralitas, masih rendah(75Vo). e) Jumlah pasanganyang tidak ingin punya anak dan tidak menggunakan alat/obatkontrasepsimasihtinggi (unmetneedg%o,SDKIl9g7). .f) Jumlahkehamilanpadaibu-ibudengankondisi"4 Terralu,'(terlaiu tua,terlalu m_uda, ierlalu banyakanak,terlaludekatjarak kehamilan)masihtinggi yaitu 6570(SDKI 1997). g) Partisipasilaki-lakidalamber KB rendah,masihkuranslolo. h) JumlahWUS yangmenderira TB cukupbanyak(sekitai50%;. i) Jumlahperempuan menderitamalar.ia cukupbanyak(sekitar52,2Vo) Kesenjangan Gender a) Akses (1) PasanganUsia Subur (pUS) rerutama perempuan yang tidak menginginkan anak, tidak mendapatkan pelayananKB yangmemadai (unmetneed9Va,SDKI 97). (2) Jumlahibu hamil yang berummemanfaatkan tenagakesehatan untuk menolongpersalinannya masih besar (aksespersalinanoleh tenaga kesehatan rendah). (3) Aksesinformasiyangakuratuntukkeh.rarga, terutamalaki-raki,masih kurang,antaralain tentang: (a) metodekontrasepsi (b) penyakityangmengancam ibu hamil (c) tandabahayasaatkehamilan,persalinan dannifas (d) hak perempuan untukmengendalikan kesehatan reproduksinva. b) Partisipasi (1) Suami,keluargadan masyarakatmasih banyak yang kurang peduli padakesehatan ibu (stereotip). (2) Suamimenganggap bahwaurusanKB adalahurusanistri. ANAI/S/S GENDER (3) (4) 4) Kurang mampunya isteri meneruskaninfbrmasi kesehatankepada suami(marginal). wawasan Di tingkatkeluarga,laki-lakibanyakyangbelummempunyar siklus sesuaidengan-tahapan yangbenartentangkebutuhanperempuan C' dan Hepatitis HIV/AIDS IMS, pencegahan termasuk ri i"p-dut c) Kontrol keputusandi tingkat pusat, propinsi dan kabupaten/kota 1tj-P.ngu-bil isu gender dalam penyusunan *utih belum mempertimbangkan serta kebijakan Program. keputusanyang dalampengambilan (2\ Lemahnyawewenangperempuan (marginal)' terkait dengankesehatannya dan keselamatan tentangkesehatan (3) Rendahnyikesadaran/kepedulian ibu sertabaYibarulahir. d) Manfaat manfaatdari pelayanankesehatan P"."*puan kurang mendapatkan [; yangtelahtersedia. hak-hakreproduksinya' (2) F".J-puun tidakdapatmemanfaatkan lsu Gender programdi lapanganbelumterpaparrencanastrategls Parapenanggungjawab a) MPS Yangsensitifgender. genderdi tingkatindividudankeluarga: Masih terdapatketidaksetaraan b) urusanperempuan (1) Kehamilanmerupakan (2)Rendahnyaperansuamidalarnmendukungisteriuntukmendapatkan ibu. kesehatan PelaYanan ibu rentangtanda bahayasaat kehamilan, (3) ilendahnyapengetahuan dannifas. persalinan dan (4) ilendahnyaperanibu dalammengambilkeputusanbagi kesehatan keselamatandirinya(pemilihanmetodekontrasepsi,jumlahpersalinan oleh dukunmasihtinggi). (5) Masalahkesehatanperempuanmasihdianggapkurangpenting' c) PeseftaKB sebagianbesaradalahperempuan' Laki.laki menganggapKB urusanperempuan' d) RencanaAksi strategiMPS yangresponsifgenderdi tingkatpusat Advokasidan sosialisasi a) penanggungjawab program' untuk pemberdayaan dan sampaidengandaerah MPS yang responsif komitmenpelaksanaan membangundan memautapkan genderdi Pusat,Propinsidan Kabupaten/Kota' di berbagaitingkatantentangperanibu, keluargadansuamidalam Fenyuluhan b) ibu: menunjangkesehatan (1)Pemberianinformasi/KlP&onselingtentangtandabahayaobstetr diberikankepadaibuhamil,ibubersalin,ibunifas,PUS/Pasutri keluarga di tingkat pelayanandasar dan rujukan (Desa, Kecamatan' KabuPaten/Kota). 20 ANALISIS GENDER (2) c) 6) Pendataan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan perempuan yang responsif gender (dari sisi supply dan demand) di berbagai tingkat administrasi. (3) Penyempurnaanprotokol pelayananyang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas dalam memenuhi hak reproduksi perempuan termasuk melibatkan keluarga./suami dan masyarakat yang belum mempunyai wawasan yang benar tentang kesehatan perempuan termasuk pencegahan Hepatitis C, pencegahan dan pengobatan IMS/HIV-AIDS, TB, Malaria pada sasaran kesehatan ibu yang terintegrasi dalam pelayanankesehatanibu dan anak (KIA). (4) Pemberian informasi tentang hak-hak ibu untuk ber-KB, hamil, bersalin, nifas dalam pengambilan keputusan bagi kesehatan dan keselamatan diri di tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Desa, Kecamatan, Kabupaten/Kota). Pemberian informasi yang tepat pada keluarga terutama laki-laki melalui flatefl tentang: (1) Seluruh metoda kontrasepsi baik untuk laki-laki maupun perempllan sesuaidengan kondisi kesehatandan usia. (2) Kehamilan dan persalinan yang aman dan tidak arnan. Indikator Terlaksananya sosialisasi rencana strategis MPS yang responsif gender bagi a) pengelola dan penanggungjawab program KIA di Pusat serta Daerah. b) Tersedianya alokasi dana untuk pelaksanaanMPS yang responsif gender di propinsi dan kabupaten/kota c) Jumlah ibu, keluarga./suamiyang peduli terhadap kesehatanibu (K1, K4, PN, Kn yang didampingi suami), meningkat. d) Tersedianya data kesehatan perempuan yang teeilah menurut jenis kelamin, disamping usia, Iokasi, suku dan agama. e) Tersedianya data tenaga pelayanan kesehatan yang terpilah menurut jenis kelamin. f) Data peran serta masyarakat melalui lintas sektor (partisipasi laki-laki dalam mobilisasi masyarakat, ambulan desa, tabulin, donor darah melalui Gerakan Sayang Ibu/GSI atau penelitian): (1) Tersusunnya protokol ANC dan PNC yang disempurnakan. (2) Semua ibu hamil yang sakit malaria dan datang ke sarana pelayanan mendapat pengobatan. (3) Semua ibu hamil di daerah endemis malaria mendapat pengobatan plophilaksis. (4) Semua ibu hamil/melahirkan/nifas penderita TB yang datang ke sarananpelayananmendapat pengobatanpaket OAT (oleh P2M). (5) Terinformasikannya hak-hak ibu untuk ber-KB, menentukan kapan hamil, bersalin dan nifas oleh tenagakesehatan,melalui peningkatan: (a) cakupan pesertaKB aktifmenjadi 650lo. (b) cakupan dntenatal menjadi 85Vo dan postnatal menjadi 65Vo. (c) cakupan persalinanoleh tenagakesehatanterlatihmenjadiT2Vo. ANALISISGENDER g) medisKB padakeluargaterutamalakimateridanKIE pelayanan Telsedianya laki. b. Sub Program PemberantasanTuberkulosis Paru 1) Kebijakan Sub Program Menurunkanangkakesakitandan kernatianpenyakittuberkolusisterutamadengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse), yang terdiri darr komponen: a) Komitmenpolitis. dahaklangsung(mikroskopis). Diagnosisdenganpemeriksaan b) bagi setiappenderitaTB. c) Penyediaan OAT (ObatAnti Tuberkolusis) Pengawas minumobat. d) e) Pencatatandan pelaporanuntuk memudahkanpemantauandan evaluasi program. 2) Data Pembuka Wawasan a) JumlahkasusTB di lndonesiaadalahterbanyakketigadi dunia,setelahIndia dan Cina. Hampir separohpendudukIndonesiaterint'eksidengankumanTB. 583.000kasusbaru TB dengan262.000kasustnenular Setiaptahunmr"rncul (BTA positif). Perkiraan PrevalensiTB pertahun 715.000 dan jumlah kematianakibatTB per tahunsekitari 40.000orang(WFIO-1999). JumlahpenemuankasusbaruTB (CDR) masihsekitar254/odenganpropolsi b) 43. laki-laki57 danperempuan c) Perempuan usia reproduksi lebih rentan terhadap TB dan lebih memungkinkanterjangkitoleh penyakitTB dibandingkandenganlaki-laki dari kelompokusiayangsama(WHO). d) JumlahkematianperempuanakibatTB lebihbanyakdaripadakematianakibat gangguanmaternal (WHO). Hal ini disebabkanantara lain karena TB ' menyebabkangangguanpada persalinan,khususnyapartus lama sehingga probabilitaskematianibu. meningkatkan e) ProbabilitaspenularanTB oleh Ibu yang sakit TB kepadaanaknyasangat besar. f) Jumlahibu hamil, ibu menyusuiyang penderitaTB dan tidak mendapatkan (misopportunity) masihcukup besar,antaralain karenapetugas, pengobatan terutamabidan,tidak mau memberiOAT padaibu hamil dan ibu menyustti karena efek samping OAT. Padahal sernLrajenis OAT aman kecuali bersilat stieptomisinyangtidak bolehdiberikanpadaibu hamil.Streptomisin barierplacenta.Dari sisi pengguna permanenautotoxicdan dapatmenembus jasa,ibu hamil dan ibu menyusuicenderung hanyadatangke klinik KIA serta apabilaadakeluhan. tidak ke unit pengobatan 22 ANALISIS GENDER 3) KosenjanganGonder a) Akses (1) Akses perempuanterhadap pelayanankesehatankurang karena keputusan untuk memanfaatkan pelayanan ada di tangan suami/keluarga. (2) Misopportunityibu hamil dan ibu menyusuiyangmenderitaTB untuk mendapatpengobatanTB di unit KIA, karena kurangnyaakses terhadapinfbrmasi,khususnya mengenaikesehatan. b) Partisipasi (1) Suami/keluarga/masyarakat kurang peduli terhadapkesehatanibu/ perempuan. (2) Partisipasiperempuankurangkarenakurangmampudalammenyerap danmeneruskan informasikesehatan kepadasuami. c) Konftol Ibr.r,/perempuan tidlk mempunyaicukup wewenanguntuk memilihpelayanan atau menggunakanuang bagi kesehatannyasendiri, dan sangattergantung padasuami/laki-laki. d) Manfaat Pelayanan untuk penderilaTB kurang/tidakclimanlaatkan secaraoptimaloleh perempuan, termasukibu hamil danibu menyusui. 4) Isu Gender a) PenderitaTB biasanyadikucilkandalam masyarakat.Di beberapadaerah penderitalaki-laki biasanyaakan dirawatoleh keluargaatau sanaksaudara, tetapipenderitaperempuan dikucilkanolehkeluarga. b) Rendahnya kedudukanperempuan dalarnkeluargamengakibatkan kurangnya gizi, bebanyanglebih beratda'lammengulusn-lmahtanggadan istirahatyang kurang menyebabkanlemahnyakondisi tubuh serta bertambahberatnva penyakitTB yangdiderita. c) Ibu yangmenderitaTB akanmeningkatkan resikopenularanyanglebih besar terhadapanggotakeluargayanglain terutamaanak. s) RencanaAksi a) Peningkatan kesadaran masyarakat terhadappenderitaTB: (1) PenyusunanKIE untuk paket penyuluhanpada ibu hamil/menyusui untuk ibu, bapak dan keluarga serta masyarakatumum dengan perhatiankhususpadaibu hamil/menyusui. (2) Pengkajianuntuk mendapatkan data alasanperempuanpenderitaTB tidak segeramencaripertolongan pengobatan. b) Peningkatan peranbidansebagaipetugaskesehatan dengancar-a: (i) pedomanpengobatan Penyusunan TB bagibidan. (2) Penyusunan Modul pelatihanTB bagi Bidan. (3) PelatihanprogramTB bagibidan. (4) Penyusunan materiprogramTB untukkurikr.rlum sekolahbidan. ANALISIS GENDER c) Penggalangan kemitraandengansektorlain: (1) Advokasidan diseminasidenganpihak penjar4 sektor swastayang (2) (3) d) mempekerjakanburuh perempuan serta laki-laki. Penguatan jejaring kemitraan dengan stakeholder Pelaksanaan skrining di penjara dan tempat yang padat kerja tenaga wanita (garmen, pabrik dan sebagainya) bekerjasama dengan pihak terkait. Peningkatanmanajemensistem pelayanankesehatandalam mendukung penanggulangan TB: (l) Penyediaanbuku-buku pedomandan modul pelatihanserta paket penyuluhan. (2) perencanaan berdasarkan datayangakurat. Peningkatan (3) Supervisi,monitoringdanevaluasi. 6) Indikator a) Telsedianyapaket penyuluhanyang responsifgenderuntuk ibu, suami dan keluargasertamasyarakat. (Vo)danalasanperempuan penderita TB yangtidaksegera b) Tersedianyajumlah mencaripeltolongansertapengobatan. TB untukbidandi klinik KIA. c) Tersusunnya buku pedomanpengobatan Tersedianya d) buku modulpelatihanTB untukbidan. e) JumlahbidanpraktekyangterlatihTB, meningkat. f) MasuknyamateriprogramTB ke dalamkurikulumsekolahkebidanan g) Tersusunnya PIan ofAction (POA) terpadu. pelayanan pengobatan h) TB bagi tahanan,dan pekerjapabrik serta Tersedianya tidak terdapatnya stigmapenderitaTB di kalanganpabrik. Tersedianya i) buku pedomandanmodulpelatihansertapaketpenyuluhan. j) Jumlah(7o)laporandataprogramdan kinerja programmeningkat. k) Tersusunnyaevidencebaseplan. 1) CDR meningkatmenjadi50Vo. m) Angka penemuankasus TB baru pada perempuanmeningkat secara proporsional. c. Sub Program PemberantasanMalaria r) Kebijakan Sub Program Menurunkanangka kesakitanmalaria dari 60 menjadi 37,5 per 1000 penduduk, melalui: denganstrategiGebrakMalaria yang diselenggarakan a) Advokasi. dukungansosial(lintasprogram,lintassektor,LSM danswasta). b) Pengembangan c) Pemberdayaaninstitusi. d) Pemberdayaanmasyarakat t\ Data Pembuka Wawasan malariacukupbesar(sekitar a) Jumlahpendudukyangtinggaldi daerahendernis 35Vo). ANALISISGENDER b) c) d) 0 J) Akibat penyakitmalariapada ibu dirasakanlebih berat dibandingkanpada kelompokpenduduklainnya Ibu hamil rentanterhadapmalaria. Resiko terjadinyakomplikasi/malariaberat pada ibu hamil lebih tinggi dibandingkan denganperempuan tidakhamil (10 kali lebihberat). Jumlahkematiankarenamalariaberat lebih banyakterjadi pada ibu hamil (sekitar507o),dibandingkan padaperempuan tidakhamil (hanya20o/o). Proporsi angka kesakitanpenyakit malaria pada perempuanlebih besar (52,2Vo)dibandingkan padalaki-laki(hasilMrzssFeverSurveydi 8 desadi 6 Puskesmas di Kabupaten BanyumaspadabulanNopember- Desember200I). Kesenjangan Gender Akses a) Akses perempuan terhadap pelayanan kesehatan masih rendah dibandingkan dengan laki-laki. b) Partisipasi (l) Penyuluhan masihdidominasiolehlaki-laki. (2) Perawatankesehatandi keluargadan masyarakatmenjaditanggung jawabperempuan. (3) Kepedulianlaki-laki/masyarakat terhadapkesehatanperempuan/ibu hamil sangatkurang. Kontrol (l) Keputusanpenggunaan keuanganadadi tanganlaki-laki. (2) Keputusanuntuk mendapatpelayanankesehatanada di tanganlakilaki. d) 4) Manfaat Manfaat pelayanankesehatandan informasisangatkurang dirasakanoleh pefempuan. Isu Gender a) Kesadarantentangperan/dampakpenyakitmalariaantaraperempuandanlakilaki masihrendah. b) Daerahendemismalalia pada umumnyaberadadi daerahterpencildengan keadaansosial ekonomi yang rendah sehinggaakses terhadappelayanan sangatsulit,terutamauntukperempuan. kesehatan peranlaki-laki di luar rumahdan pendidikanlaki-laki yanglebih c) Pembakuan membuatperempuan tidakmempunyaikesempatan tinggi daripadaperempuan untuk mendapatkan informasi tentang malaria dalam kaitannya dengan lingkungan di luar rumah; peran perempuanadalahmengurusrumah tangga (gizi, kesehatan, kebersihan, danlain-lain). perempuan dikesampingkan. d) Akibat masalahekonomikesehatan e) Hak dalam keputusanpenggunaanuang untuk mendapatkanpelayanan kesehatan ada di tangan laki-laki sehingga perempuan sukar/tidak pelayanan kesehatan. mendapatkan ANALISISGENDER Pembakuanperan perempuandi rumah dan laki-laki sebagaipencarinafkah dalampelayanan kesehatan laki-lakilebih diutamakan menempatkan s) RencanaAksi Pengumpulandata yang dipilah menurutjenis kelamin dan golonganumur a) melaluilaporanrutin sertamenganalisanya. untuk mengetahui perilaku masyarakat Survei cepaVstudi/penelitian b) (perbedaanantara perempuandan laki-laki) terhadapprogram malaria dan dampaknya. di semuajenjangdalam Advokasikepadapengambilkeputusan/stakeholders malaria,tentangadanyakesenjanganantaraperempuan upayapenanggulangan terhadapprogram dan lakilaki dalampelayanankesehatansertaperan/dampak malaria. program tentangadanyaperbedaan Sosialisasikepadaprovidarlpelaksana d) peranantaraperempuan dan laki-lakidalamprogrammalaria' jangkauanpelayanan Pembentukan Pos Obat Desa(POD) gunamendekatkan e) padamasyarakat,khususnyaperempuan. Penggunaanrepellent ataubaju lenganpanjangpadalaki-laki yang bekerjadi 0 luar rumahpadamalamhari p) Peningkatangizi ibu hamil. (1) Komunikasi,informasi dan edukasi (KIE): Penyuluhankesehatan kepada perempuan dan laki-laki tentang dasar-dasarpengetahuan rujukan,sertapencegahannya. bahayanya, malaria,pengobatan, (2) Pemberdhyaanmasyarakat guna menumbuhkembangkanseluruh potensi,baik laki-laki maupunperempuangunamendukungprogram malaria,dengansasaran:Tokoh Masyakat(TOMA), TOGA, kader dasawisma. (3) Pembentukanforum komunikasi termasuk organisasiperemptlan (PKK, FatayatNU danlain-lain). (4) untuk perempuandan lakilaki, kader,TOMA, Pemberianpenghargaan TOCA. (Ieaflet,postef, bukukader'TV spot' (5) kit/mediapenyuluhan Penyediaan radiospot). Pemberianprophilaksis kepada ibu hamil, pekerja musiman dan kelompok h) menetap(tentaradanlain-lain). Pencegahanindividu denganmenggunakankelambu terutamaperempuan/ibu i) obatnyamuk, repellentdanlain-lain. hamil danbalita,pemakaian j) Pencegahan massaldenganmanajemenlingkungandimana laki-laki lebih berperandaripadaperempuan. 6) Indikator Tersedianyadata dasar/sektoralyang terpilah menurut jenis kelamin dan a) golonganumur. Tersedianya data kesenjanganantara perempuan dan laki-laki terhadap b) dampaksertaperilaku masyarakatdalamprogrammalaria. Tercapainya komitmen pimpinan sebagai pengambil keputusan di semua c) jenjang administrasidalammencapaikesetaraangenderpadaprogrammalaria. ANALISIS GENDER d) fl o) h) i) j) k) r) Tersusunnya pedomanyangresponsifgender tentang: (l) Peranproviderlpelaksana programkesehatan dalamprogrammalaria. (2) Dasar-dasarpenangananmalaria. (3) Peranserta masyarakat dalamprogrammalaria. (4) Peran laki-laki dalam pencegahanmasalah,/pengelolaan lingkungan yang berwawasan kesehatandan gender. Jumlah POD yang dibentuk. Jumlah penggunaan repellent atau baju lengan panjang pada bekerja di luar rumah pada malam hari yang Persentase ibu/perempuan denganstatusgizi yangmeningkat. Terbentuknyaforum komunikasi pembelantasan malaria yang responsif gender. Tersedianya sistempenghargaan. Tersedianya kit/mediapenyuluhan. Jumlahibu hamil, pekerjamusimanperempuandan laki-laki yang mendapat prophilaksismeningkat. Jumlahpenggunaan kelambumeningkat. d. Sub Program PenanggulanganHIV/AIDS dan Penyakit Menular Seksual(PMS) 1) Kebijakan Sub Program Menanggulangipenyakit HIV/AIDS melalui upaya pencegahandan pelayanan sehinggatidakmenjadimasalahkesehatan, dengankebijakan: a) Meningkatkan lintasprogram,lintassektor,internasional, kerjasama danperan sertamasyarakat. b) Meningkatkandesentralisasi pelayanan denganpendekatan kesehatan dasar. c) Pencegahan denganperawatan, sebagaifokusutama,diintegrasikan dukungan dan pengobatan. d) Memperkuat aspek manajemendan aspek hukum serta perundanganyang berkaitandenganupaya penanggulangan Infeksi Menular Seksual(IMS), HIV/AIDS termasukaspekperlindungan kerahasiaan dan aspekpencegahan gmatisasipenderitaIMS, HIV/AIDS. diskriminasi/sti e) Mengintegrasikan kegiatanpenanggulangan IMS, HIV/AIDS dengan lainnya,antaralain Tuberkulosis. 2) Data Pembuka Wawasan jumlah pendudukIndonesiasaatini (tahun2001) a) Prakiraanahli epidemiologi, yang hidup denganHIV/AIDS diperkirakansekitar80.000- 120.000orang (2010)kemungkinanakan Ini berartibahwadalamwaktu 10 tahunmendatang ditemukansekitari00.000orangpenduduksakitdanmeninggalkarenaAIDS sertasekitarsatujuta orangpendudukmengidapHIV, apabilatidak dilakukan yangintensif. aksi penanggulangan b) Jumlah kasusHIV terus meningkatmenjadi 1904 orang dan kasus AIDS menjadi670 orang(kumulatifsampaidenganDesember2001).Jumlahkasus I aki-laki j auh lebih banyakdaripadaperempuan(70,9Vaberbanding29,I Vo). ANALISIS GENDER c) d) e) f) g) 3) EpidemiHIV/AIDS telahbergerakdari tingkatrendah(< 1Zo)ke arahtingkat tinggi, terkonsentrasi padakelompokWanitaPenjajaSeks(WpS) lebih dari 57o (Sorong,Riau, Merauke),dimanaprevalensiHIV padaWpS ber.varias.i antarwilayah,antaralain: Papua0 - 26,5Va; Riau0 - 8o/o;IawaBarat0 - 5,5Vo, juga kelompokpengguna Napzasuntik(Jakarta,JawaBaratdanBali). Jumlah penggunaankondom sangatrendah (107o)meskipunpengerahuan tentangpencegahan IMS-HIV ringgi (surveiper-ilakuberesikotinggi pada buruhpelabuhan, sopirtruk danWPS). Jumlahibu hamil terinfeksiHIV di DKI 2,86Vo(studi);di Riau 0,352odan Papua0,25Vo(surveiibu hamil). PrevalensiHIV di Jakartaadalah39 kasusdari 247 penggunaNapzasunrik (hasilserosurveipadapasien);di RSKO4'7,95o/o remajayangdatangberobat sudahterinfeksiHIV; resikopenularanI{lV padapengguna Napzasuntiklakilaki j auhlebihbesardaripadaperempuan ( 13I berbanding 9 kasusHIV +). Jumlah kasus akibat penularanmelalui jar.um suntik tidak steril dan penggunaansecarabergantianmeningkattajam, pada tahun 1996 (2.5a/o) kemudianpadatahun 2001 (I9.7Eo),kenaikanrerseburmenjadi9 - l0 kali Iipat:2,5Vopadatahun1999dan 19,7Vo padatahun2001. KesenjanganGender a) Akses (l) programdi lapanganbelumpekagender. Parapelaksana (2) Surveidan surveilansumumnyadilakukanpadakelompokberperilaku resikotinggi padaperempuan sertalaki-laki. . (3) Kurangnya akses informasi pada masyarakat,terutama laki-laki tentang pentingnya pencegahanHIV/AIDS dengan penggunaan kondom. (4) Perempuantidak dapat menolak arau mengambilkeputusanuntuk melindungidiri atauoranslain. b) Partisipasi (1) Kurangnyapartisipasilaki-laki dalam penggunaankondom untuk pencegahan HIV karenakurangnyawawasanyangbenartentangHIV danpencegahannya. (2) Peranlaki-laki masihkurangdalamupayapencegahan HIV, sehingga ada kemungkinanberakibat penularankepada pasangannyadan selanjutnya kepadaanakyangakandilahirkan. (3) Ada anggapan ataukecenderungan bahwaperempuan adalahpenyebab penularanHIV/AIDS (resikotinggi),melaluiWPS. c) Kontrol (1) Perempuan tidak mempunyai kemampuan/hak untuk mencegah penularanIMS - HIV. (2) Perempuan tidak ikut dalam pengambilan keputusan tentang pencegahan IMS - HIV. (3) Dampak dari penggunaannapza te{adi pada pasanganseksualatau temankelompoknapzasuntik. ANALISIS CENDER d) Manfaat Penyediaan kondomada,tetapijarangatautidakbermanfaaUdigunakan. 4) Isu Gender a) Laki-lakitidakdianggapdapatmenularkan IMS - HIV. Perempuanbaik-baik sering dianggaptidak akan teftular IMS - IIIV b) (diskriminasi). c) Ibu rumahtanggabelumterdeteksiHIV. d) Lakilaki dan perempuanyang belperilaku resiko tinggi sangat rendah jawabnyauntukmencegah kemauandantanggung penyebaran IMS-HIV. 5) RencanaAksi a) Survei/surveilans: Surveilansdi masing-masing daerahpada laki-laki dan perempuan untukmencarijalankeluarpencegahan sertapenularan HIVIAIDS. penularanmelalui: Pencegahan b) (1) Pelatihanuniversalprecautionuntuk tenagakesehatan, laki-laki dan perempuan. (2) KIE (pendidikan)untukmasyarakat, laki-lakidan perempuan, terutama usiaproduktif. (3) PelatihanpendekatansindromIMS untuk tenagakesehatan rlqn 6) norahnlcn Indikator peransertaperempuan a) Persentase dan laki-laki untuk menggunakan kondom penularanHIV/AIDS (907o). dalamupayapencegahan b) Tersusunnyapedomanbagi petugaskesehatanlaki-laki dan perempuan tentang perlindungandiri sendiri maupun terhadappasien laki-laki serta perempuan. penggunaNapzalaki-lakidan perempuan c) Persentase yangmemahamitentang pencegahan penularanHIV melaluijarum suntik(807o). (sekitar65Vo)laki-laki dan perempuanyang berperilakuresiko d) Persentase tinggi, yang memahamiuntuk datangsertakonselingpre- danpost-testHIV e) f\ (VCT = voluntary counseling and testing). Persentase perempuan dan laki-laki yang memahami HIV termasuk cara pencegahannya Tersedianyamateri KIE tentang HIV/AIDS PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT t) Kebijakan Program Penyusunankebijakan program kesehatanyang telah dilakukan pada umumnya bersifat netral gender dengan asumsi penanggulangan masalahkesehatanharus perlu berdampaksamabaik untuk perempuan maupunlaki-laki.Programkesehatan yang dihadapiberdasarkan dilakukan secaraadekuatsesuaidenganpermasalahan spesifikgender.Dengandemikiandata yang dikumpulkanharusdipisahkanantara laki-laki dan perempuan,menurutkelompok umur, dan tingkat sosial ekonomi. ANALISIS GENDER Dukungan yang bersifat peningkatankualitas dan kuantitas kesehatanharus didokumentasikanuntuk memantaukemungkinanterjadinya ketidakseimbangan eender. ProgramPerbaikanCizi Masyarakat bertujuanuntr-rk meningkatkan intelektualitas dan produktivitasSDM melalui: a) Peningkatan kemandirian keluargadalamupayapelbaikanstatusgizi. b) Peningkatanpelayanangizi untuk mencapaikeadaangizi yang baik dengan prevalensi menurunkan gizi kurangdangizi lebih. c) Peningkatan penganekaragamankonsumsi pangan bermutu untuk memantapkan pangantingkatrumahtangga. ketahanan Data Pembuka Wawasan Mengingattimbulnyamasalahkesehatan disebabkan karenaberbagaimacamfaktor, modelberikutini bisa digunakanuntukmenentukan datapembukawawasansebagai landasanpenentuankebijakanprogramkesehatan(lihat Cambar I). Pada model tersebutdijelaskanbahwastatuskesehatan pendudukberkaitandenganseimbangatau tidaknyaasupangizi sehari-hari. Jika asupangizi tidak seimbang,secarakumulatif dapatberpengaruh padakeadaankesehatan. Selanjutnyaasupangizi berkaitanjuga dengancukuptidaknyaketersediaan pangandi tingkatrumahtanggasertamerataatau tidaknya distribusi makanandi dalam rumah tangga yang bersangklltan.Asupan makanan yang secara kumulatif tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari dapat menurunkan daya tahan tubuh dan rentan terhadap penyakit. Faktor yang erat kaitannyadenganperubahanstatuskesehatandan gizi pendudukadalahkuantitasdan kualitas pelayanankesehatan,perilaku, tingkat pendidikan,pendapatan,sosial, budaya. ekonomidanpolitik. GAMBAR 1 Model Determinan Status KesehatanPenduduk AKSES kesehatan, kecukupan 30 hidup,prilaku A N A L I S I SG E N D E R Selanjutnyadari determinanstatus kesehatantersebut dikaji setiap faktornya berdasarkangender,sehinggaterlihat faktor penyebabyang mana yang berdampak pada ketidakseimbangan gender.Berikut ini beberapainformasiberkaitandengan determinanstatuskesehatan denganmengkajiantaralaki-lakidan perempuan. a) Pendidikan Tingkat pendidikansangatborpengaruhterhadapperubahansikap dan perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikanyang lebih tinggi akan memudahkanseseorangatau masyarakat untuk menyerapinformasidan mengimplementasikannya dalamperilaku dan gayahidup sehari-hari, khususnyadalamhal kesehatan. Selainitu sudahbanyak penelitianyang mengemukakantentangpentingnyakelompok perempuanuntuk mencapaijenjang pendidikanyang tinggi. Hal ini merupakankunci suksesuntuk mengatasimasalahkurang gizi mulai dari janin. Tercapainyajenjang tertinggr pendidikan untuk pe|empuanini pada akhirnya juga akan berpengaruhpada pengurangan kemiskinan. Tingkat pendidikandi indonesiajika dilihat dari proporsi masuk sekolah per kelompokumur danjenis kelaminterlihatproporsianak usia sekolahmenunjukkan peningkatandari tahunke tahun.Pendudukusia 7 - 12 tahunyang masuksekolah adalah83,5Vopada tahun 1978 meningkatmenjadi 9l,5Vo pada tahun 1987 dan menjadi93,9Vopadatahun 1997.Untuk tingkatSLTP, pendudukusia l3 - 15 tahun yang masuk sekolah pada tahun yang sama telah mencapai72,47o. Kesenjangan proporsrmasuksekolahlaki-lakidi atas10tahunadalah6Vodanperempuan L4Vo. b) Statusgizi Rendahnya tingkat pendidikan penduduk, terutama lebih rendahnya pendidikan perempuan dibandinglaki-laki,terlihatdari statusgizi pendudnkyangmasihtinggi. Pada Cambar 2 ditunjukkan masalah gizi kurang mulai meningkat dua kali lipat setelahanakmencapaiusia4 bulan,dan semakinparahataumeningkattiga kali lipat padaanakberusiadi atas6 bulan.Hal ini elat kaitannyadenganpemberianASi yang tidak diberikansecaraeksklusifsampaidenganusia 6 bulan, pemberianMakanan PendampingASI yangjuga tidak memadaisemenjakanakminimal berusia4 bulan. pada Polamakanyangtidakmomenuhigizi seimbangpadaanakini terusberpengaruh usia berikutnyasampaidengan5 tahun.Padaumumnyaanak laki-laki kondisinya lebih buruk dari padaanakperempuan. Jika ibu mempunyaitingkatpendidikanyang lebih memadai,asumsinya ibu akanmengetahui bahwakecukupanmakanuntukanak prevalensigizi kurang lakilaki akanlebih besardari anakperempuan. Meningkatnya setelahusia 6 bulan,juga berhubungan eratdengantingkatpengetahuan ibu tentang pentingnyaASI dan MakananPendamping ASI yangmemadai. ANALTSIS CENDER GAMBAR2 PrevalensiGizi KurangMenurutKelompokUmur,JenisKelamin,dan Kota - Desa (Pemantauan StatusGizi 1999) 30.0 - . 25.0 l ;' v ?nn .- 15.U '6 5.0 0-3 4-6 7-11 n-r7 18-23 24-35 36-47 48-59 Kelompok Umur(bllan) FL-K"I" trto"r. Ept "t" trEG;] Sumber:Direktorat Gizi Masvarakcu.2000. Keadaan gizi yang tidak baik pada usia balita berdampak pada gangguan peftumbuhan, anakakancenderunglebih pendekjika dibandingkan denganrujr-rkan. PadaGambar3 ditunjukkanprevalensianakpendekmenurutjeniskeiaminanakusia 6 - 9 tahun perubahannyadari tahun 1994 ke tahun 1999. Sulvei d.ilakukanpada seluruhwilayahIndonesiadenganmengukurtinggi badananakbaru masuksekolah. Masih sekitar 40Vo anak dikategorikan pendek, laki-laki lebih parah dari anak perempuan.Selain itu di antalanyamasih dijumpai sekitar 9 - l07o anak yang kansangatpendek. dikategori Masalahgizi kurangataulebih akanberkelanjutan padausiaproduktif,hal ini sangar eratkaitannyadenganketidakseimbangan konsumsigizi mulaidali lahir sampri usia berikutnya.Pada Susenasdikumpulkandata statusgizi pada Wanita Usia Subur. (WUS) yangpadaprinsipnyauntukmelihatfaktorresikoperempuan melahirkanbayr denganberatbadanlahir rendah. ANALISIS GENDER GAMBAR 3 Prevalensi Anak Pendek Usia 6 - 9 Tahun 1994dan 1999 Ada dua sisi yang dapat dilihat dari data yang dikumpr-rlkan, yaitu WUS dengar. ukuran Lingkar Lengan Atas/LILA < 23.5 cm denganasumsikurus (kurang energ. klonis) dan gizi kronis, dan LILA > 2J cm yang menunjukkanresiko kegemukan Gambar4 dan5 ini menunjukkan keduaresikotersebut. GAMBAR4 PersenLILA <23.5 cm Wanita Usia Subur: 1999-2AAl 50o/o - '--l I 454/o I -t 4$olo I I 5 4 30% V zsozo 'l l a 20ok S 150/o 10% 5o/o 0o/o 20-24 )\-)9 ?n-?4 t(-10 KelompokUmur Sumber:Susenas1999,2000, 2001 33 ANALIS/sGENDER GAMBAR 5 PersenLILA>27 cm Wanita Usia Subur: 1999-2000 35.00% 30.00% N 25.04i" 20.04y" 15.00% 10.00% 5.AO% 0.00% 30 34 Umur (tahun) Sumber:Susenas1999,2000 WUS denganresiko Kurang Energi Kronis (KEK) terlihat sangattinggi pada usia muda 15 - i9 tahun, dan prevalensinya menurunpada usia 20 - 24 tahun dan seterusnya sampaidenganusia30 - 34 tahun.Dan prevalensinya hampirsamauntuk kelompokusiaberikutnya(> 34 tahun).Prevalensi LILA < 23.5cm sampaimencapai > 35Vopada WUS usia 15 - 19 tahun perlu ditingkatkan status gizinya, agar tidak terjadikelahiranbayi denganBBLR. Informasi lain dari statusgizi pendudukpada usia dewasaadalahberdasarkanpada Index Masa Tubuh/IMT (Body MassIndex/BMI). Kriterianyaadalahjika BMI < 18.5 diklasifikasikankurus,dan BMI > 25 diklasifikasikan gemuk.Gambar6 merupakan hasil dari kajian keadaangizi pendudukusiadewasadi seluruhibu kota provinsidi Indonesia. Surveidilakukanpadatahun199611997. Jumiahsampelyangdikumpulkan adalah40.000usia l8 tahunke ataspadalaki-laki dan perempuan. Dari hasilkajian ini menunjukkandua masalahgizi padausiadewasa.Prevalensikurus(BMI < 18.5) pada umumnya tinggi pada usia muda, yait:u 25Eo baik pada laki-laki maupun perempuanusia 18 - 24 tahun,dan prevalensigemuk (BMI > 25) ringgi sampar mencapai30Vopadaperempuan> 35 tahun,dan mencapai> 20Vopadalaki-laki > 40 tahun. ANALISIS GENDER GAMBAR 6 PrevalensiKurus dan GemukMenurutJenisKelamin,PendudukPerkotaanIndonesia 1996/1997 ,O.*BMl .".liPBMl -"'4" <18.5 Lakilaki < 18.5 Perempuan BMI >25 Laki-laki *$@BMl >25 Perempuan 25.0 o 5 20.0 o & 15.0 18-24 25-29 30-34 35-39 (tahun) Umur 40-44 45-49 Sumber:Direktorat Gizi Masyarakat, 1998 Informasi tersebut di atas berkaitan erat dengan asupan gizi yang seimbang. Rendahnyapengetahuan wanitaterhadappentingnyagizi seimbangberdampakpada dua isu: gizi kurangdan gizi lebih baik padalaki-laki maupunperempuan. Data gendersebagaidatapembukawawasanyangterkait dengangizi antaralain: (1) (2) (3) Jumlahpendudukyang tidak tamat SD, terutamaperempuan,masih cukupbanyak,berpengaruh padakemandirianuntuksadargizi; hal ini karena pendidikanmasih diprioritaskanpada laki-laki, sementara tanggungjawab perbaikangizi di keluargatertumpupadaperempuan. Jumlah keluargadengantingkat pendapatanrendahmasih banyak, sangatberpengaruhpada daya beli untuk mencukupikebutuhangizi keluarga: (a) besarpendapatan Sebagian diperoleholeh laki-laki. (b) Pekerjaanperempuantidak dikategorikan sebagai pekerjaan yangmempunyainilai ekonomi. Peran pengasuhananak masih didominasioleh perempuan:Pola pengasuhan anak oleh keduaorang tua (ibu dan bapak)mempunyal dampak positif terhadap keadaan gizi keluarga, walaupun ANALIS$ GENDER (4) r5) perempuan/ibu mempunyaiperanyang lebih besardaripadalaki-laki/ suam.i. Sosial budayanilai kelualga menganggaplaki-laki sebagaikepala keluarga adalah orang yang perlu didahulukandalam pembagian makanandi keluarga,sementaraperempuandan anak merupakan prioritasbelikutnya(penelitian/survey). Data masalahgizi di masyarakatmasih menunjukkanangka yang seperti: relatiflebihtinggi (baikuntuklaki-lakimaupunperempuan), (a) 354 kecamatanmerupakandaerahgondokendemikberat (TGR > 30Vo). (b) 50Vo dafi total balita mengalamimasalahkurang vitamin A (serumretinol< 20 mcg/l00 ml). (c) Prevalensizat gizi mikro lainnya(zinc padabayi 6 - 39o/odan Ibu hamil 70olo). (d) Kecenderunganmeningkatnyagizi lebih pada pendudr"rk pelempuanoenderung lebih tinggi. perkotaan, Walaupun angkaprevalensi: (a) Gizi kurang dan buruk pada laki-laki lebih tinggi daripada 'lansia), pelempuanuntuksemuakelompokumur(balitasampai dan (b) Anemia usia 15 tahun ke atas menunjukkanbahwalaki-laki tetapikarenasecalafisiologis lebih tinggi daripadaperempuan, pefempuan masih tergolong lebih rentan, baik terhadap penyakit maupun lingkungan, maka prioritas penanganan masalahgizi masihtetappadaperempuan. (6) (7) (8) sebagianbesaradalahperempuan, Tenagapelayanangizi masyarakat Tim penggerak gizi, kadergizi masyarakat, berupa:tenagapelaksana besarperempuan). PKK (sebagian posyandu oleh masyarakatsebagian besar Pemanfaatan/kunjungan adalaholehperempuan. defisit: Konsumsigizi di rumahtanggarnasihmenga'lami 45 - 52Vo. (a) Jumlahrumahtanggadengandefisitenergisebanyak (b) Jumlah rurnah tanggadengandefisit protein sebanyak25 (c) (d) (e) (f) (g) 36 35Vo. garamber yodium Jumlahrumahtanggayang mengkonsumsi 60 - 65Vo. sebanyak Rata-rata intake vitan'in Bl per kapita hanya 50Vo dai' kecukupan. kecukupan. Rata-rataintakekaTsiumperkapitahanya30Vodari intLlkezatbesiperkapitahanya70 % dari kecukupan. Rata-rata Rata-rata intake vttamin C per kapita hanya 60 Vo dari kecukupan. ANALISIS GENDER Keadaantersebutdisebabkan antaralain karena: (a) Kemiskinanyang menyebabkan makananhanyasebagaicara bertahanuntukhidupdantidak memprioritaskan kualitas. (b) Peran perempuan/isteri dituntut sangat tinggi dalam cara menentukan asupangizi keluarga,sementalakeputusandalam rumah tangga sangat tergantung pada kepala rumah tangga (laki-laki/ suami). (e) Pengetahuanyang rendah: (a) Bagi kaum perempuan karena rendahnya akses terhadap pendidikan. (b) (10) JJ Bagi kaum laki-laki karena rendahnya akses terhadap penyuluhan gizi di masyarakat. Perencanaandan penyediaan makanan di rumah tangga sepenuhnya dilakukan oleh perempuan. Kesenjangan Gender Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan pendidikan merupakan akar masalah terjadinya kesenjangangender. Rendahnyapendidikan akan berdampak pada berbagai masalah kesehatan dan gizi. Lebih rendahnya pendidikan per€mpuan dari laki-lakr akan mengurangi kesempatan perempuan dalam mendapat penghasilan,berpengaruh pada pola asuh, dan tingginya ketergantungan pada laki-laki atau rendahnya kemandirian perempuan untuk rnengambil keputusan. a) Akses (i) Pendidikanmasih diprioritaskanpada laki-laki, sementataakses infonnasi tentang gizilpenyuluhangizi masih diprioriraskanpada perempuan. (2) (3) (4) /5) b) Informasi tentang gizi dan pola pengasuhan anak tidak mudah diperoleh untuk laki-laki, sehingga pengetahuanserta tanggungjawab gizi keluarga tidak seimbang antara perempuandan laki-laki. Kesempatan kerja laki-laki lebih tinggi daripada perempuan, sehingga pendapatankeluarga sangattergantung pada laki-laki. Akses dan pelayanangizi masih memprioritaskan perempuan. Laki-laki kurang memperoleh akses terhadap informasi perencanaan makanan di rumah tangga. Partisipasi (t) Laki-lakikurangpeduli/kurang berperanaktifdalam: (a) Ketersediaan/pengadaan pangandi rumahtangga. (b) Polapengasuhan anakdalamkeluarga. (2) Partisipasi perempuan masih lebih dominan daripacia laki-laki, baik dalam hal tenaga (tenaga gizi, kader, PKK), maupun pemanfaatan pelayanangizi (misalnya Posyandu). ANALIS$ GENDER Kontrol pangandi rumah tangga sangat (l) Keputusanketetsediaan/pengadaan tergantungpada laki-laki, sementaraperan domestikrumah tangga terjadi perempuan, sehingga sering didominasi oleh dalam mencapai kemandirian perbaikan gizi ketidakseimbangan keluarga. ibu dan gizi lebih dikondisikanpadaperempuan/ (2) Pelayanan/intervensi balitanya. (3) makanandi rumahtanggasebagianbesar danpenyediaan Perencanaan (laki-laki dilakukanbersama-sama yang seharusnya oleh perempuan, dan perempuan) agar ada keseimbangantentang pentingnya konsumsidi rumahtangga. penganekaragaman d) 4) Manfaat jika: (i) Kemandirianperbaikangizi keluargasulit tercapai, masihrendah. (a) Tingkatpendidikanperempuan dilakukanoleh perempuan. anaksepenuhnya (b) Polapengasuhan manfaatprogramperbaikan (c) Laki-laki masihkurangmerasakan gizi keluarga. gizi. (2) Laki-lakikurangterpapardenganmanfaatdarikegiatanpelayanan makanandi keluarga (3) Beban pelempuandalam penganekaragaman menjadiringanjika adapartisipasilaki-laki(kepalarumahtangga). Isu Gender Selain dampak dari rendahnyatingkat pendidikan,banyak hal lain yang belum gender.Antaralain tentangkesenjangan terungkap(belurnmemiliki data/info|masi) gender,mengingat tekanin budayayang menyebabklnterjadinyaketidakseimbangan budayadan variasidi Indonesiasangatlebar antar kabupaten.Masalahkekerasan yangberakibatpadatingginyaangkakesakitandankematian.Masih kaumperempuan dari tidak belum diketahuiapakahtingginyaangkakematianibu ada pengaruhnya jumlah anakyangdilahirkan. bisanyaibu menolakuntuktidak menambah perlakuanatau aksesperempuantentang Masalahlain tentangtidak seimbangnya pelayanan kesehatan: Peran laki-laki dalam kemandirianperbaikangizi keluargalebih rendah a) dibandingperempuan. tingkatpendidikanperempuan. Rendahnya b) Kurangnyakesempatanperempuandalammendapatkanpenghasilan' c) Laki-lakibelumsecaraseriusmenjaditargetintervensigizi. d) perempuandaripadalakigizi selalulebih memprioritaskan Aksespelayanan e) laki. Laki-laki tidak/kurangberkontribusidalam perencanaandan penyediaan fl makanandalamkeluarga. 5) RencanaAksi gizi masyarakat,baik pada laki-laki maupun Peningkatanpenyr-rluhan a) perelnpuan. ANALISIS GENDER b) c) d) e) f) q) h) r) j) k) l) m) n) o) p) 6) Penanggulangan gizi kurang: (1) penanggulangan gizi kurang dan pengurangan kejadiangizi buruk, terutamabalitadanusiasekolahanakperempuan danlaki-laki. (2) penanggulangan KEK padaWUS termasukibu hamil danibu nifas. Penanggulangan GAKY melalui penyediaandan pemberiankapsul yodium bagi WUS dananakSD di seluruhkecamatan endemik. Penanggulangan AGB melalui penyediaan dan pemberiansirup, tablet besi untuk seluruhkelompokumur perempuansertalaki-laki, denganperhatian khususpadaibu hamil. Penanggulangan KVA melaluipenyediaan dan pemberianvitarninA bagi ibu nifas,bayi (6 - I 1 bulan)sertabalita. Penanggulangan kurang gizi mikro lainnya (calcium,zink dan sebagainya) antaralain melaluikegiatanuji cobapengembangan fortifikasidan keamanan pangan PeningkatanpenggunaanASi eksklusif, antaralain melalui program RS SayangBayi danJaringanPeduliASI. Peningkatan kualitasMP-ASI lokal. Pengembangan dan penyebarluasan pedomanumum gizi seimbang(PUGS) melaluibelbagaipenyuluhan sertapengembangan PUGS gizi lebihpadaorangdewasadan anakperempuan Penanggulangan sertalakilaki. pelaksanaan Pemantapan SKPGdi seluruhwilayahKabupaten/Kota. Pemantapan UPGK melaluicakupanpesertalaki-lakidanperempuan di pojok Gizi (POZI) sertaPosyandu. Pengembangan dan pembinaantenagagizi melaluiberbagaipendidikanserta pelatihan. Penelitiandanpengembangan gizi dengandataterpilahmenurutjeniskelamin Perbaikangizi di institusi(sekolah,RS, perusahaan dansebagainya). Pelbaikangizi darurat. Indikator a) Jumlahke'luarga mandirisadargizi meningkat. gizi: b) Membaiknya keadaan (1) gizi kurangpadabalitamenurunmenjadi22Va. Prevalensi (2) BBLR menurunmenjadilIVo. Prevalensi (3) PrevalensiBB terhadapTB kurang dari normal pada anak sekolah menurunmenjadi307o. (4) Prevalensi KEK padaWUS menurunmenjadi20Vo. c) PrevalensiTGR padaanak sekolahmenurunmenjadi6,5Vodan jumlah rumah tangga yang mengkonsumsigaram yodium secaraadekuat (> 30 ppm) meningkatmenjadi7\Vo. d) Cakupanpemberiansirup dan tablet besi meningkatsertaprevalensiAGB padaibu hamil menurunmenjadi45Vo. e) Cakupankapsul Vitamin A padabalita perempuandan laki-laki meningkat sefiaprevalensiKVA padabalitadanibu hamilmenllrun. 39 ANALISIS GENDER s) h) r) j) k) r) m) n) o) n) Terlaksananya uji coba pengembangan fbrtiflkasi dalam rangka gizi mikro. penanggulangan CakupanpemberianASI eksklusif(0 - 4 bulan)meningkat. CakupanpemberianMP-ASI padabayi mulai usia4 bulan,meningkat. penyebarluasan PUGS. Terlaksananya Telsedianyadata gizi lebih pada orang dewasadenganpengukuranIMT gizi lebih padabalitamenjadi menjadimaksimuml1Va dantingkatprevalensi 3Vo. SemuaKabupaten/Kotatelahmelakukandan memanfaatkanSKPG. TerlaksananyaPondokGizi (POZI) di seluruhPuskesmas. jumlahtenagagizi yangterlatih. Meningkatnya Tersedianyadatagizi yangterpilahmenurutjenis kelamin. jumlah institusiyangmenyelenggarakan pelayanangizi sesuai Meningkatnya standardanregulasi. Terlaksananyaperbaikangizi darurat PROGRAM KEBIJAKAN KESEHATAN DAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN Sub Program Sistem Informasi Kesehatan r) Kebijakan Sub Program Sistem Informasi Kesehatan(SIK) dikembangkanterutama untuk mendukung visi Indonesia Dalamrangkadesentralisasi, upayapencapaian manajemen kesehatan. Kecamatan Sehatdan Sehat,Kabupaten/Kota Sehatditentukanolehupayapencapaian pemantauan pelaksanaan, dan evaluasi PropinsiSehat.Dalam rangkaperencanaan, pencapaian kecamatansehatdan kabupatensehatperlu dikembangkan upaya-upaya Daerahsebaeaibaeiandat'iSistemInformasiKesehatan SistemInformasiKesehatan Nasional(SIKN. 2) Data Pembuka Wawasan Data yang bersumberdari data rutin program kesehatanyang meliputi data a) lingkungansehat,perilaku sehatdan pelayanankesehatanyangbermutuuntuk jenis kelamin, mencapaiIndonesiaSehat2010, tidak terpilah berdasarkan untukdianalisadari aspekgender. sehinggatidak memungkinkan b) Data yang bersumberdari Profil KesehatanPropinsi, Profil Kesehatan Kabupaten/Kotadan pengembangandata dasar indikator kesehatanterpilih jenis kelamin,sehinggatidak dapatmenunjukkan tidak terpilahberdasarkan antaralaki-lakisertaperempuan. adatidaknyakesenjangan 3) KesenjanganGend.er Pada umumnya laki-laki mendapatakses lebih baik tentang kebijakan informasi Datayangdikumpulkanpadaumumnyabelumterpilahmenurut daripadaperempuan. jenis kelamin.Datayangsudahterpilahlaki-lakidanperempuan untukjangkapendek TB, GebrakMalariaatauHIV/AIDS. didapatdari pokja-pokjasepertiPokjaGerdunas ANALIS/S GENDER 4) Isu Gender programbelum terpapardenganisu gendersehingga a) Para penanggungjawab datadan informasidalamsemuatingkat menjadihalangandalampengelolaan administrasi. yang merupakanujung tombak pengumpulandata b) Pada tingkat Puskesmas jenis kelamin.Namun datayangdikumpulkansudahberdasarkan sebenarnya padasaatdikompilasidi tingkatkabupatendatatersebutdisatukandan tidak terpilahmenurutjenis kelamin,sehinggapadawaktudikirim ke propinsidata sudahtidak terpilahantaralaki-lakidanperempuan. 5) Rencana Aksi gender pada semua tingkat administrast a) Sosialisasi pengarusutamaan pengeloladata,sehinggadatayangdikumpulkansudahmerupakandatayang terpilahmenurutjenis kelamin. profil kesehatanpropinsidan kabupatenyang Revisi pedomanpenyusunan b) jenis kelamin, tertentuberdasarkan telahada.Pemilahandatapadatabel-tabel indikator perilaku sehat, lingkungan sehat dan pelayanankesehatanyang bermutusertateljangkau. 6) Indikator a) Tersusunnyapedomanpengelolaandata yang terpilah berdasarkanjenis kelaminsebagaiacuanbagiparapengeloladatadi semuatingkatadministrasi. b) Tersusunnyarevisi pedoman penyusunanprofil kesehatanpropinsi dan jenis kelamin. menjadi terpilahberdasarkan kabupaten/kota (1) IndikatorDerajatKesehatan o Umur HarapanHidup o Angka Kematianibu r AngkaKematianBayi. (2) IndikatorLingkunganSehat . Persentase JumlahRumahSehat . Persentase CakupanAir Bersih (3) IndikatorPerilakuSehat o Persentase PerilakuHidup Bersihdan Sehat (4) Indikator PelayananKesehatanyang Bermutudan Terjangkau r RasioRS o RasioPuskesmas b. Sub Program Penelitian dan PengembanganKesehatan 1) Kebijakan SubProgrum Kesehatandilakukan,dan dikoordinasioleh Badan Penelitiandan Pengembangan Kesehatan(BadanLitbangkes)yang terkait dengan Penelitiandan Pengembangan dapat programtermasukyang terkait dengangender,walaupunpadapelaksanaannya penelitiantersebutsebaiknyamengacupada dilakukan oleh instansilain. Pelaksanaan ANALIS]S GENDER Prioritasdan AgendaNasionalPenelitianKesehatan, bukanmerupakanPrioritasdan AgendaPenelitianBadanPenelitiandan Pengembangan Kesehatan semata. 2) Data Pembuka Wawasan Penelitiandan pengembangan yangdilakukansecaraumum sudahterkait kesehatan dengangender,namun belum secaraspesifik gender,untuk itu perlu dilakukan analisislebih dalamagarisu genderlebihjelas. J) KesenjanganGender Penelitian dan pengembangankesehatanyang terkait denganprogram dan gender telahbanyakdilakukanantaralingkungansehatsertaupayakesehatan. 4) Isu Gender Parapelaksanapenelitiandan pengembangan kesehatan belum secarajelas terpapar denganisu gender,namuriselamaini gendersudahmerupakansubyekdan obyek penelitian. s) RencanaAksi jumlah penelitiandan pengembangan Peningkatan kesehatan, kajian tentanggender areapenelitian sertamemperluas 6) Indikator a) Jumlah tenaga peneliti tentang program-programyang responsif gender meningkat. yangresponsifgender b) Jumlahpenelitiantentangprogram-program meningkat. Rencanakegiatanprogrampembangunankesehatanyang rrsponsif genderuntuk tahun2003 mengacupadarencanatindak dalamRepeta2003 bidangkesehatan. B. Rencana Tindak Program Kesehatan yang Responsif Gender dalam REPETA 2003 dan Usulan Kegiatan 1.. PROGRAM LINGKUNGAN SEHAT, PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PERILAKU SEHAT DAN Sub Program Lingkungan Sehat,PenyehatanAir dan Sanitasi r) Rencana Tindak . Meningkatkan pengetahuanpara provider dalam analisis gender dalam penangananmasalah kekerasan terhadap perempuan dengan melibatkan peranserta masyarakat. o Meningkatkanpromosi hygienedan sanitasidi tingkat individu, keluargadan masyarakat. 2) UsuIan Kegiatan a) Penyusunanfotmat datayangterpilahmenurutjenis kelamin. ANALISIS GENDER b) c) d) e) J) ). Pertemuan/lokakaryaperlindungan perempuanterhadap penyakit berbasis lingkungan. Pelatihan/peningkatan penggunaan peralatan kesehatan lingkungan. Pertemuan/lokakarya pemberdayaanperempuan dalam penyediaandan pemeliharaan sumberair bersih. Sosialisasi danbimbinsan teknis. Penanggungiawab a) KepaiaBagianProgramdanInformasiDitjenPPM&pL. b) KepalaSub DirektoratHygieneSaranadanBangunanUmum. c) KepalaSubDirektoratPenyehatan HygienedanSanitasiDitjenppM danpL. d) KepalaSub DirektoratSurveilansDitjen PPM & PL. e) Direktur PenyehatanLingkunganDitjen PPM & PL. DirekturPenyehatan Air danSanitasiDidenPPM & PL. I g) KepalaPusatPendidikan danLatihanKesehatan. h) KepalaPusatPromosiKesehatan PROGRAM UPAYA KESEHATAN Sub Program Penurunan Angka Kematian Ibu melalui Making pregnancy Safer (MPS) 1) ')\ J) RencanaTindak Meningkatkancakupan dan mutu pelayanankesehatandasar, dengan pdoritas kegiatan: a) Pelayanan kesehatan dasardi Puskesmas, b) Pelayanan Kesehatan Keluarga termasuk peran suami dan isteri dalam pemeliharaankesehatankeluarga. Usulan Kegiatan a) Lokakaryauntuk menyusunformat data yang terpilah menurutjenis kelamin, disampingumur,lokasi,sukudanagama. b) Pertemuan/lokakarya untuk menyempurnakanprotokol pelayananKIA yang responsifgender. c) Pelatihan/keterampilan teknismedisdanmanajementermasukKIp Konselimg sertapelatihananalisisgenderdalampelayanan kesehatan ibu dananak(KIA). d) Supervisidan bimbingan teknis termasukpemberianinformasi perencanaan, pelaksanaan monitoringpelayananKIA yangresponsifgender. Penanggungjawab a) KepalaBagianProgramdanInformasiDitjenBina Kesmas b) KepalaSub DirektoratMaternaldan PerinatalDitjen Bina Kesmas c) KasubditUsia SuburDitjenBina Kesrnas d) KepalaBagianProgramdan InformasiDitjen PPM & PL e) Direktur KesehatanKeluargaDitjen Bina Kesmas 1; KepalaPusatData dan Informasi ANALISIS GENDER b. Sub Program PemberantasanTuberkulosis Paru r) RencanaTindak Meningkatkankualitas dan akses informasi kesehatanantara lain yang terpilah jenis kelamin. berdasarkan Usulan Kegiatan formatdatapenyakityangterpilahmenurutjeniskelamin Penyusunan a) petunjukteknis pemberantasan untuk penyempumaan Pertemuan/Lokakarya b) TuberkulosisParu. danbimbinganteknis c) Sosialisasi J) Penanggungjawab KepalaBagianProgramdanInformasiDitjen PPM & PL a) DidenPPM Penyakit(P2)Tuberkulosis KepalaSubDirektoratPemberantasan b) &PL DitjenPPM & PL KepalaSubDirektoratSurveilans c) PenyakitMenularLangsungDitjen PPM&PL DirekturPemberantasan d) c. Sub Program PemberantasanMalaria r) Rencana Tind.ak Meningkatkankualitas dan akses intbrmasi kesehatanantara lain yang terpilah jenis kelamin. berdasarkan Usulan kegiatan genderterhadap sikap dan perilaku (KAP) berdasarkan Studi pengetahuan, a) programmaiaria. POD-PKK. Pembentukan b) Kit PenYuluhan. c) Penyediaan sasaran. terhadaP Penyuluhan d) individudanmassalterhadapgigitannyamuk. Pencegahan e) J) Penanggungiawab KepalaBagianProgramdanInformasiDidenPPM & PL a) PenyakitMalariaDitjen PPM & PL KepalaSubDirektoratPemberantasan b) PenyakitBersumberBinatangDitjenPPM & PL DirekturPemberantasan c) dan Penyakit Menular Seksual(PMS) d. Sub Program PenanggulanganHMAIDS t) Rencana Tindak Meningkatkan kualitas dan akses informasi kesehatanantara lain yang terpilah jenis kelamin. berdasarkan ANALlSlS GENDER 2) Usulan Kegiatan a) Penyusunan fonnat data penyakityang terpilahdari data yang ada mcnurul jenis kelamin b) PelatihanTOT universalprecautionbagipetugaskesehatan. c) Tor konselingHIV/AIDS yangresponsifgenderbagipefugaskeseharan. d) TOT surveilansHMAIDS bagi petugaskesehatan. e) pendekatan PelatihanPMS berdasarkan sindrome. )) Penanggungiawab a) KepalaBagianProgramdan InformasiDitjenppM & pL b) KepalaSubDirektoratAIDS danpMS, DitjenppM & pL c) DirekturPemberantasan PenyakitMenularLangsung,DitjenppM & pL 3. PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT t) Rencana Tindak Meningkatkanpenyuluhan Cizi Masyarakat melaluikampanyedi mediamassa. Usulan Kegiatan Peningkatan penyuluhan gizi masyarakat baik padalaki-lakimaupunperempuan: a) Isi penyuluhanhendaknyatidak ditujukanpadaperempuansaja akan tetapi juga pada laki-laki, contoh pesan:perbandingan kebutuhanmakan sesuai golonganumur, jenis kelamin dan lain-lain.penjelasanakibat kurang gizi secaraspesifikbaik padalaki-lakimaupunperempuan. b) Tempat penynluhan tidak selalu di tempat perempuan berkumpul perlu dilakukankhususberkumpr.tlsepertirapatdesadan1ain-lain. c) )) Waktu penyuluhansebaiknyadisesuaikandenganjam isrirahatdan bekeria Penanggungiawab a) KepalaBagianProgramdan InformasiDitjenBina Kesmas b) KepalaSubDirektoratGizi Ditjen Bina Kesmas. c) DirekturGizi Masyarakat DidenBina Kesmas PROGRAM KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN KESEHATAN Sub Program SistemInformasi Kesehatan 1) Rencana Tindak Mengembangkan sistem InformasiKesehatan(sIK) antala lain mengintegr.asikan SIK yang ada, pengumpulandata./informasi terkoordinasi, fasilitasipengembangan SIK daerah,pengembangan pelayanan datadaninformasiyangterpilahmenuruti&is kelamin,pengembangan teknologidan sumberdaya informasisertasistemkesehatan (SKN). nasional ANALISIS GENDER 2) Usulan Kegiatan Identifikasi kebutuhaninformasi dan penetapanindikator yang merupakan a) dataterpilahpadasetiaptingkat administrasi. Penetapankebutuhandatadan pencatatansertapelaporanberupadataterpilah b) padasetiaptingkatadministrasi' d) J) Sosialisasi isu gender pada setiap tingkat administmsi terutama pada tingkat pengeiola data dan pengembangannya pada setiap pencatatan serta pelaporan' Pembuatan database berdasarkan data terpilah menurut jenis kelamin pada tingkat nasional, propinsi, kabupaten/kota dan pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit sefia Puskesmas. Penanggungjawah KepalaBagianTataUsahaPusatDatadan Informast a) KepalaPusatData dan Informasi b) DirektoratJenderal Pengelolaprogramterkaitdi masing-masing c) b. Sub Program Penelitian dan PengembanganKesehatan 1) RencanaTindak antaralain mencakup dan teknologikesehatan ilmu pengetahuan Mengembangkan penelitiantentanggenderdankesehatan. kegiatanpenelitiandiantaranya tl Usulan Kegiatan yang responsif kesehatan dan koordinasipenelitiandan pengembangan Pelaksanaan yangtersedia. gendersesuaikemampuan J) Penanggungjawab Kepala Bagian Jaringan Informasi Iptek dan Promosi PenelitianBadan a) Litbangkes. b) Sekretaris Badan Penelitian dan PengembanganKesehatan (Badan Litbangkes). Para Kepala Pusat di lingkungan Badan Penelitiandan Pengembangan c) (BadanLitbangkes). Kesehatan DirektoratJenderal d) Pengelolaprogramterkaitdi masing-masing BAB V PENUTUP gender yangbenartentanganalisismaupunpengarusutamaan Sebagaiisu baru pemahaman Persepsiparastakeholdertentanggendertersebutmasihberagam masihperludimantapkan. perempuan, maupunpersepsi dari sifatnyayanghanyaterbataskepadaupayapemberdayaan gender. Demikianpula halnyamasukanisu gender genderyang mengarahpadakesetaraan masihmerupakanhal yangbaru. Padahal,apabila kesehatan dalam programpembangunan genderakanmemberikandayaungkit yang besar dicermati,analisisdan pengarusutamaan Hal ini sangatdimungkinkan programpembangunan kesehatan. untukmencapaikeberhasilan karena setiap rencanaaksi maupunkegiatanoperasionalakan lebih difokuskankepada hasilnyaakanlebihbermakna. kelompoksasaranyangtepat,secaraepidemiologis perlu terusdilakukanupayaKesehatan Oleh sebabitu, di lingkunganintemalDepartemen upaya untuk memperluasadvokasidan asistensisecaraberjenjangkepada setiapprovider sehinggasecarabertahapdapatdireplikasikanlebih luas ke dalamprogramdan kesehatan, para peningkatan kemampuan sub programlain. Untuk keperluantersebut,perludiupayakan provider kesehatanuntuk dapat lebih meyakinkan sotiap stakeholder tentang perlunya kesehatan. genderdalampembangunan pengarusutamaan Upayatersebutakanlebih mudahdikerjakandenganmengeksplorasidatayangterkait dengan akurasidatayangterpilahmenurutjenis kelamin, gender,antaralain denganmeningkatkan sertadenganmeningkatkanaksesdatamelaluijalur pelaporanyangtelahada.Akurasidata gender,danmenetapkan isu gender, sangatdiperlukandalammelakukananalisiskesenjangan sehinggarencanaaksi dapatdilakukansecaratepat. genderdiperlukanpula pemantapankomitmen Untuk keberhasilanupaya pengarusutamaan yang terkait dengan kebijakan program kesehatan,sehinggakepeduliangender akan senantiasaterintegrasikandengan rencanaaksi program pembangunandalam rencana yang dicapai pada unit keberhasilan pembangunan tahunan(Repeta),dan mereplikasikan yanglain. kerjasertaprogramkesehatan dalamanalisis sumberdaya manusiayangmempunyaipengetahuan Mengingatketerbatasan gender,maka perlu dilakukanupaya yang lebih menyeluruhbaik dan pengarusutamaan secarakuantitasmaupunsecalakualitasdalampelatihangender,baik yangdilakukanmelalui pelbaikankurikulum pendidikanformal, maupunmelaluiott-the-jobtraining' gender harus pula didukung dengan pengarusutamaan Disamping itu, penyebarluasan penyebarluasan informasi maupun dokumentasitentang gender melalui media cetak, elektronikdan lain sebagainYa. 47 DAFTAR SINGKATAN AiDS Acquired ImmunodeficiencySyndrome AGB AnemiaGizi Besi AKI AngkaKematianIbu ANC Antenatal Care (PerawatanPra-kelahiran) ASI Air SusuIbu BAPPENAS BadanPerencanaanPembangunanNasional BMI Body Mass Index (lndeksMassaTubuh) BBLR BeratBadanLahir Rendah CIDA CanadictnInternational DevelopmentAgency(BadanPembangunan Internasional Kanada) Ditjen Bina Kesmas DirektoratJenderalBina Kesehatan Masyarakat Diden PPM-PL DirektoratJenderalPemberantasan PenyakitMenularpenyehatan Lingkungan DPA Develctpment Planning Assi,stance project (ProyekBantuan Perencanaan Pembangunan) DOTS Directly ObservedTreatmentShortcourse GAD (GenderdanPembangunan) Genderand Development CAP GenderAnalysisPathway(Alur KerjaAnalisisGender) GAKY CangguanAkibat KurangYodium GBHN Garis-garisBesarHaluanNegara GSI GerakanSayangIbu HIV Human ImmunodeficiencyVirus IMS InfeksiMenularSeksual IMT IndeksMassaTubuh KB KeluargaBerencana KIA Kesehatan Ibu danAnak KEK KurangEnergiKronis Kesga DirektoratBina Kesehatan Keluarga KIE Komunikasi,InformasidanEdukasi KIP KomunikasiInformasidan Pengetahuan K3 KeamananKeselamatan danKeseharan KVA Kekurangan VitaminA DAFTAR SINGKATAN LILA Lingkar LenganAtas LINSEK Lintas Sektor LSM LembagaSwadayaMasyarakat MPS M aking PregnancySaler (Menjadikankehamilan lebih selamat) MP.ASI Air SusuIbu MakananPendamping NAPZA Narkotika,PsiktropikadanZat Adiktif OAT ObatAnti Tuberkulosis Pasutri Pasangan SuamiIsteri PELITA Lima Tahun Pembangunan PHBS PerilakuHidup BersihdanSehat PKK Keluarga PendidikanKesejahteraan PMS PenyakitMenularSeksual PNC PostnatalCare (PerawaranPascaKelahiran) POD PosObatDesa POZT PondokGizi PROPENAS Nasional ProgramPembangunan PSM PeransertaMasyarakat PSP Sikap,Perilaku Pengetahuan, PUG Gender Pengarusutamaan PUG-BK GenderBidang Kesehatan Pengarusutamaan PUGS PedomanUmum Gizi Seimbang PUS Pasangan UsiaSubur PUSKESMAS Masyarakat PusatKesehatan P2WPK Kesehatan PeningkatanPerananWanita dalamPembangunan RENSTRA RencanaStrategis REPETA Tahunan RencanaPembangunan RPJPK JangkaPanjangBidang Kesehatan RencanaPembangunan RSKO Obat RumahSakit Ketergantungan SD SekolahDasar SDM SumberDayaManusia SIK SistemInformasiKesehatan SIKN SistemInformasiKesehatanNasional SKN SistemKesehatanNasional ii DAFTARSINGK^TAN SKPG SistemKewaspadaan PangandanGizi TGR TotalGt-titerRate(AngkaKesakitanCondokTotal) TOGA TokohAgama TOMA Tokoh Masyarakat UPGK PerbaikanGizi Keluarga VCT Voluntary Counselingand Testittg(Penyuluhandan pengujian Sukarela) WID Womenin Development (Wanitadalampembangunan) wHo WorldHeahhOrganiption (Organisasi Kesehatan Dunia) WSLIC WaterSupplyfor Low IncomeContmunity(proyek penyediaanair bersihbagimasyarakat miskin) WSP WomenSupportProject WUS WanitaUsiaSubur LAMPIRAN 1 MATRIKS ANALISIS GENDER PEMBANGUNAN KESEHATAN gigu gsB, gigE ggigg Eggg FgB 3gar* L Z| et Fg,isg,EgaegEt'; E fgiE *iE,€Ef EE fr; If,FFeFEi Eftig; atEr;EFsgiltFSEFEeEf if z r< z - z '.::j; iE! z bl z F ) z 2* z 2V q F )Z z9 Frt ;3 F.F < j € !-l lil .. z d z qZ. zv a< d L bi) Y d -d ilrc.io.Jl, z z d .$;i FIEeEg?f FE;$ ,Itgi;ifIEEEE F=egFg z Fr d gsffi sea€p*gisu=g ;i uEEi,rE$ ia*i 2 a v) FI J ' 'aE; =c?u==EE u!;iE -$;i *g;;FEB i*;-i 'i'F€c EE$g€gE;!gli,;€sEujt ;ts5FErE#sss H*Ei'$f flfESi!; h z z d z j EH ,:iii I j gEBi$i gggiii, iii?g;Ee sEiiiE :e€;Ee;ieggr EF€ €;EIAeEc; E :{e: =E.aa-.H.lg= a rq :z: :ts: i:"- 1; ;- F:cfuE* aia* I isii: esigai*?;ii*sHs Ea; €e:g gF? ja;EiF;;i ;F€EF ;Fi; iii$E :F$gi=iEia da:=:i: ',,3 ::< .:z ::< ::o :12 z E a z zp :z z :!E z g z a Fl z q ;E-= - E'eE;:-=E E seltB-€si _*E#=€ ui€a FF',:;EiE i;ga Fig?5;;E FiiiEiE5i iF;tEg :::::: ! q ge$gFu$ gigigB Fi€g i$gigiiii3si Ei 2,:. <i (r! zb zt .gE1=E; EEi€ : ;*i =ri*gE;E.:= Ea : : E :I;A:tI EEE;EE E:1igEEii rEEE3 -!i ! s : =2 Frt F; o "1 i1. gq ::::e Ft"; e:.5 i c i€iE*iA FEi ;;;e;i€" i;ii;c E|FEE;E€ : g E q I +=r-E rE J ?" E::,=? E g 3 = 8 . 5 Es 3 ; h ! c . = il-: .i gEi?iii giiggiigsgg gEs gii , iiege 'a-^; c =d o; F a k,: H Al v ,sa i'{ tz :2:: z fF : ; i EE $ E ; E = ?€$;: *9::E EESE EEEaaE 9g',Eig;?E igi*, i;,E, igie= ffigE, EfliFE :&.:: iv:E=H'E€sEE iFiti €i$ip€;ui ir=*r, r€E;?H ErrEEq iirae$EsEi Fe6;i3g;;Eil ifEEE;sEE; .:i:'l'l tsqi"i::3 :l:j::::rl z z .rl:ll' z u D IA f a 9,= giE* :;E"Fl 35'** E€ li"E F 0 ; o :iid td z Fi E E z q to F1 z a ,E -s- - -E 38. e $ E E - i€ Ea= tzsi cE; EE ri $- E f r- E = . Uq ZR {fE IHE E E E + :: E 3 g q H: E : E ! ?,8 I gi;F -Fr*?rE tEFFS;^ Fe*;i: u.;?s ;lvi;Fq sF:iiP ;;i' i*=aiili;ii ;a;,i; .='6;E H .-^ s )z 63 fr< F> <s F.t a.ll =zl zg i'i:rl: :tIs :i:l:jti r = 6 E- g ; ; 3 ; ; q $ HI* s t c . HEHE:: dE_9E:E = .EF iFF 4,i s t H EU EE : x ' € ; s.; ;;s &;€ €EE _ch: EEG sEn i-Eo = \ d o > , : " c o - = * EEg Ee;E:eB ;gF dJoi A , <.r eE98._9s =teE36.E n Ee;' i;ea aatui= SiCg it;iies iii i r;ar;Es? r sE€i'a;E ;Eca€r 3EFE EE€5E Fr z g?sg€*AEAi Egii:iFE 3g3E gais f,g €F cgiiggEgBig€ z C) 7 z F a z z D z 7 E q o j z f gaEai qE,; :Eg+€= BE i s-;ri ii- *E; z 9s z9 <c ?z - z !iFEE,FgA E:;€gE ,giist €gEE EE a;Eff g i i1 : ? - s E 7 ! ! ! i a i=!E F,_ F g* E iEi ;Aff€€eee iEEi: tBlBiE€r a€; =i :;.c:a.€ =gF E:SH FE5EEEEEE FisiEe =2 e< Fr> flE z !sE I q2 zu Q< D v4 d .{ EiEt s€ e E E ea i PEi s;* E*r a*=f :g rE€'su g:E^ F9u aei;q*E" 6;ErgE :ffEiE* Srgf*5€ F g z -?EEgE iri;ce=fe=E+€ge€Egf iEE i?t aau e riE ;g;;5E;5g;Egi E?5 iE;ggi= 3ai= aEa;gsiacgiei EEEEFE; agEEii, E*,;iEf z L) z 7. F a z z D 4 z z a a .-? z ,iD i Ei $:'*?E gE€u iE, Eg€e€g irig. s:*, g'iei$gEe?,3 €f,EiE EE;; EEE =,FEgsii *,8,i+ ri glJ + 3 - E* 3 =2 €i =< E} 3; 3 h2 <:< ZY r= rF F -a=$ .i di :PE --? *g s9; HEssE EiE f; i's 5i$ gEEE! EIgE€5EflEg E:-E;S:iF E:EC€s E:5E >lr .i €*.r€€ igg;= *€r=a= c€* ;E S, €sri gt= g€ig ggFEE gEgEtI gEg sE EE ini35 ii F z j6i-i+-iordioig ;siEsa:€f€=isee i:i€,resa; ae. ;;ra:Fa 96FFF*;=;a;a ee?ia=:AeaFEiis F6ie;EiF z O z z 3 q z z .*r€€E .qei.eIE;ls" r. giri€FSFE5 g=FtgcgEg 5E€gE 5 f ; E ; ! E E E € jH s " i €eE. ; r E E i i " z z ggg gEi; ffegt €a;eiis, *gEic =;i*€E Ftcc:l;€ reEE€ qlltEe z z a a F] 9o Z9 2Z z HE;t ',*eE,g, '15gg; U' 3 : a2 Frr F,r t F iiiiigSs*iFE 3Egiii, EFgau SEgg E P3 i-E+St i-rEiE€ E ik 4 E e z,: ,.2 i i 5;E ;IgFS;E8;a{-E;e cE*€*.:iEE Ee€a:;; , t A[ € EE & & s sEs;sE5 'E A9r:;'E !n! E 3F i U = n' ;_ F I t ; g z : E d . E A > 7e i: - t E , : A- ;ei rEE F \ J.i-i -qi^ z U z z. -5 E: 9; SErFi= 5{q: ra;€EE Fl H3;E fEE! E= = A El=3 .;;PE U g= .g E: F 6 EIF!*e .63b;bg E 3: ,6.! jdd E - ! E ?- .l .9r r !E iI-!.( 5 EE , E = & . 8 E * !" * s;;?:;g-t*E t$Eei' :if.ar Ee'aii5 q E 4! € : si o :: E: =: E P .e; h:;-E EtEg €iii3: AE€€sq;g ;E'E5-iu f€aA&EB: Fg*H H zi -EE! .Es:t; E:"ij E . s ! _ x se c E a , C =E-E ! o:€ -;EE j.i 6=Ee!E !4 z z !) z E:s ; ! g; :*-&t E EFqE &:5 e;; *g P 9E 'E:€.6 E.=En 2:,=P c >.0 Z f ! d; .-l!.1*--:d ; Sa: !-!9,&! ; e fi ;: ;"i E 9 t !: Z T ;N! ; aE d€i ! ;i : €I q E I i I E r i j.i t=E€ Ff I" z q ECI = E E * AE ^ 5T : ;.: :Eg q ,l = -E€SEU =F EYN5* F; H t z .9!c= i:E ;E:, 2A E l JE E E * EP,: E;E - r,a;:Eiei z s s* , 8 =: : i E : EE![ e v2 <l< 6-95 dlj .i di F E, :'E*E.;33'=*Eg;i=c;t t 3z *< ggEi*a€ElEltl F 6 d d ! : a;F= ; €Pt F-= 5 g s i :FE€'E; : 3€E€ :F j tE=8. EE &, 6iris 6 Ea E aZ zt FF : 5 ! E ! :*!i : zl E 1 -P . : u= : s6.H niz ; 9-;'ns: E e s.i: .! 5i3ii =a-t'-e gP€sE s! p Le s€; ;i; ;i ;:i.! E :E€S* d.E.EqgS * € € S! " r E = ; E s td9+a Z=\aCF :E=*S* id HT&& € F5,!.9 Hs H..EEE:i'*H,*^gBFu=€ E E z iEE *ugr EiEtEE,EEiEiEE 3 FeiE ig= j3i**sEitssec; ggi:= ;€gg z d z gsscg gigFg EEF;, F iEg: teseFFgs Eu && EH ;Faeg;gsE ftEiir iSgaic;*EFs; deisEE F z 3 n E 6 -E ieEi,€c a z zp a Z l €ae;ag+;, itf,;a,ceEtg€ [=uiE fE=etr;€E;"[*i: t,' 1BEisEc EEeEEs z a q Jo a j AE < dE06 : ^' E EE E9 = = ii€ Q; : E EHS $; :€; -; t -9 : eaiio dd di gF Eit 5 9-=: 9E; EF" !' J5' 5 Q !-E,E !Eo q ! e X.:= z IEF q Ei-E :E!!#-B-E fl€:E .91 sl€ F .s kE: hEE =E 3Fc ;r iE.:i3& *E* EF: E tH " E s Fr r$ = 3z >y Frt a3 q2 zv >F FF *"i EE a -El F - i;;gs;g€E EEs€,;E:iE. eaEfl€ iEEEEB FEasii:39, 'n^ E : F ::E5 !EFC z E 4 e!i3; F; € E F= P * P :J . iE ! i E : E d> ii-iBEEei; E:E z Q 3, z Fi q z z D z f z o a ,l z a z 3a <E z7 a 3 3 )Z F: rrB hZ zt "- 4. gf,:"EE: g3E€iE:i €i:iE ECFgi E FF, iFi8, EEII1E EE ??Eii1zl=t1,i gBi;fuEA; i=,;1, e1 ,=€*H:l*rc,:1rE'iPuig, I €; e EEgfl3 iEE€$F FEtiE e:€;;e;i Fa;a E3 gEFEi giiE F EE ;etge ;EeiiI ${i;€Eiis z *7 4E9 -+ F:E ;gg;-?=c ri+ ZEi= H;EE=!F :=; *iq EEEg z ;J?iEgE E=;iieFEi?EEEF z z A. F a z z $: rE. AE: $ * ts. D z z ) €s :j :F :E jEE ; =EE -B :*I s" 5ji -= += E! F:. -FE iE:E € asq +B ; E::?5I =---=z.:E;:6E *EgA-R E! !Hg€EA IC=EE"* =S tE-EE*g F E^3-?:E EFg'€ z z o q tl E€ SEEE EEEE EEffiF *ESEEE iru;iE$. aE Oq zd 2Z ir ig*EaasE sEEgc F€;E !agct Eg€€*9; *sc z E o Er J >z -* .B t!* a2 zx a: l1 IE Tg l - l6 iiig?i EE?Eg iigggEgsE g*s gaeag i?FE iiE, iE?, EsslE a Fi .tF z ;; Ei E. r >;0 : z U z z r*E d .giE x F d Ei o: 3 z z P z a f tre6- z z q U) Fl 27 z a #e*$;. i; g=* EE *'; i .i!i :':g FF;F ee cEs= ngEe *cec= q .!.: Ei .EIEE <tJ F )Z E? i3 I$ lt;*$si-i€f, €€*= €,:tii€ ,EaEt:= *?eBes= EgsE iia:EEEiif?r ;Ega+Er F ?i ; E ltAgEri€gs[r €gigfiig =;EE =eEiei: 3 : s g 90; . ? F d = EscfF : E 8._8_9 N z J '= kEE D2 al 4< -E< A ii: 2 2 8z i ? i< -*.ii iE.FI-E 3 z z O z z ,3i i2z2= i==i=i=i'E EEE*ZeE CffE gEcE gii?i si?:EiFEE:;, !igsau* sE;E, eag€€:Fa€ a z z .i:6 E : D z z p z E ab Z a 9c q Fl z =? , U) E Eo E c! !g*igi EFi=; Ai ": i T t :E: f s, H-.! 3 ; E ti i.:E; i E 6s€ FEaa=* €5 €ei ;€E; EE. ElE!i* ,*i[=!!it EEsg e =54't EBffEigt iccg= H€a*E gcEggEF= u,i'EE cgaifl I*a i*[€,isiEiea 6id+viAlr F g -z it <: 3i aZ ZX Ftr F€*iEi? iEi€ e€iEiE EEiiEsi*r$ C€*ctEata. F:EEBF$E€€ < J : F z -a s _ :* =+^ 3€ z o @ i: !E E-3 .E.E -E: L.:i g br. iinS -:3 Fir - k a^ -!*i? ZF :€E ;TEF c a 9,= E3i Ene z U z 5i."E - d F a = = 6li = + i !€f:=8 fgii€s e p N ; x=-d,e i :sE iE;?EE vgI 9E .d;;!g? FodsL6 dE9 htsts t !i iEE=e iE5 : i !*4i i. q ; a E? id ?!Ei<: :!; ET z ts:Er =E a 9 i: :"s EE iFE E eo i E 1 .S EEE E !gJ th : S EEP : 3 0s + oE . g : * gE t o * ? E F ?E ? F Q z z r\ z 4 J - Z q a !l 7? z 6 -E-' 3*r- r i;r;:i.;cS pg 'E'irccEtiF;EEe€*; g;Esp'FjEE_ €ftC;g;eef s€ 5;Es ;EFgEiEgFE ie =eB${€Ff,E€E *,fc:g:$i-Eu€ Zl: .i Fi il, 3 =z E} sJ D2 Z3 ti giaggtu a*€ Eg€gg€gEsg eg{j '6tro G F 469 E : Ei 9, E"Es E 96 d E 9 d ; z = i i * Er 6 q 2 --' . "eA n ;o z ;,i" E ; O z z; s€ Fr d 6 a z zp z f z z E z q Jc F* S.i: i 6 E.:i e : a d i: z i q+ a I .H9=*i o j .-? f gt rA EM O_ :* €X { F 4 F c g,*g.E**rX >z N 5 5 uE aEt EE$*"* $Es $E.sEB €H€F EE gSiEAEs, g:i iq i#iEilE€B;ii5ii,iF,r E ?€E$ a< E3 flE 42 ZY !< iI tFs gE$i EtiEiiEii €E*iEFieEiFgE ssg Fg€Fg$si '-= -* E 9 = so.gE= ; 9 at H: 5 i,: F :E i 37 c:99: z ;€€.: E 5!E 3 E ; f l 8 . e - 9E j 2 - ^ t 1 ;;€j i d;:-"; 4 z = ! €)&H.i g 0 E! x : z E€=g! ;;oX 3t Fr j o € 5 .qE ; g€; z z .9e3c z E;;.E F ;ibEii = a q Ft '6 ^z z S = , O H ' : ! t ; Z9 z 27 F z d g a : : ! FE+ g + dtj z z F 3 3 z a< It .F d gg; f -*=i*Eers;*E$" €Ft*rt$ d:E9.UE z gEE iF€iE;at €ee;FEF F*gigEiEE z ;t5iE;EiEEiilE*EZ AF;;s;E: ;E;i JF' o F t r : !: E:i g;+ E a s'i:+ I s a r qoE F^ 5 -" >E s . sE * s oE z < z z E€E.T EEFi"! I EE i s aZ zt E9EEi I d, ! EESE E i Ee . : 36EE} : E=E EE<E =';F= a 4 : =E F a' : i - :E.E E?E€ . F z : -6 u dE s z FT 3 za*F.! 1 z l :Y E.:4_.-3.iE:ss-E | | | .q I i I iYE I Pi x.9 fle eaEEgE;€EH :E €€iEi;E:}E o o j = -€EgE 39E Z g i q ;i E *e s : E €3! = E4 9 ; € E 6.i I i i* E Eg sisi€ &il 9 €E g t s .: F ;6FiF: F*bE€ *f :isr ; ("3+8 P ? > € s€i: EE ; - E " E :._:*.-E E e s= n E: ;-E e'6--e : i 3aF9 ,:,E ! Ei ; ; q = F9 q= Kj ! " i 4 b = +e : ; ; i 7 . 2 a = z r : .:; ego.{ z € b. :E e'-E tE=71=i z 9c ZE : g LE ; s , Ej Eq s'K E.+EE9€;EF;FgAF.F Ei = € E E E ; = E E E = EE t - v! E z q+ E* i E:; ;= ;1ii;3i;€E?€iE, ;€ E E X 3 JE* EH;' S & so : EE 9 AE; ;i€i;AEE€E -; . , $' E= z zp .!; :;f .g z EE e x t ;eai8.,'5E i i;i tii 5Es, E iE€gE E;EF? E;'sgE E:s;€9E -d Z , =S ; E !" Fi a-i az rl IF 3-3 ii .-.-E - i z e $ ss e [ € , E€cE :t IF5*E,E-*t Ea E Fsg.::* d , = Ei ; : T E i gg, cggEEiEE?cF lEi;iEl !;#E.EE€ XFFs.g?E€E!€ i EE d R!i = = : . : R a6: E EE i hE;o ::H: i#+ a E 9 ; i S E xi, t " d -: = ;1;.€ : E;,s ; aZ ZJ J1 iI reigEF$iiiE ! 1E*;!E $ " +$?E '6n;6=+ 'i6vva s F4i3 9 E _ 6E i : 6 3 ; s"cac€ii E€dE: P+: g i"sr fi!-;ii iET E€;E E EE€,E EEgE ; n I6 8J=39 6 H;+ E€ e 3 u z O z Fr o z z F z z p z q z q Oa z9 r.l za 2 q F Y >7- E* aF Ee.. " 6.! 9:!:: ii-fi 6 4z =5 S! ed E z x d g ' E ^ UE E E }q Q< J4 . : . : * : E ! !tr E+€E; l!EE:s?g E:EEiEefi" €aEFSf Ei"; LAMPIRAN 2 MATRIKS RENCANA TINDAK PROGRAM KESEHATAN YANG RESPONSIFGENDER DALAM REPETA 2OO3DAN USULAN KEGIATAN Pc = E H C 6 c € J q >,E +E> ,n D E -a fl- 9P ::= A F @ "a E 5 ! F.*t-4 +F,HX.E E.f,E*7i h!-.i*5so- \ : 6 33 -v 9a EE alfin!€ +,ES .:;:tril!-' H a&*- g':5:€*l*.E.EE gg5ESde6SEJ di+ri \d -x ftE.EEft .E.EsE.E. O 6;- i E E.!.i ! :! ^i,xxd? x r I VVdMA\l\z \/ _ iF ^ €E ei K €.= F tsdi tr:: +! E G rc"-A S g $E E, S€= EE EzE H € x * P E E H EE =+E$ = 9i i !=rs: 5 e. *=F Et, EE; Er; ;9,. .v€ c,a z E- s.FE x t z :iiP;;ii t QF Z :a * *=e- i 1z EX :r:rjijillI >; ii]i:l::! A E 9;*, tsG gdE #E.g EE. EE.E. \.to F: -! 22 jzs" =t IEE dEX -rEii dEi.V J^i .EE i Fg a I =:...... o:9o -{: :l::l: g-;E F s" F 4 .i f l-s : i€EF S ;.* EEs6. o;cE ;+ t9 E-s EF;E"CFX 3 z (-) - J A =.! ! elE tr; ;tr Ei ;€ E €c :€ ! z tr I F o E: I ]ll ts : + :S" :l( Fl c 9 >q ix Ii so . '? 'i 9 , 9 8E E x a= q: J^i ; =6 : :F s E BP 3Ye 3 € "-Ev !E; -Ev E E E!E v ( :o! > _: >cr +-.i e6E E ^A ::1 i ^o9q .F z EA {: .gF '-= v) 6; F42 EZ 4q @;i c> &! L k z 9 -- Fs : *SF i i :i 6 q + ES e $ = ,v .= ^o c.I * eE a p F e! s d D Foc; I c -! E q F-? a^Q 3t> ?IY! i:. €:s d qaq F F d in Ex€ eg &EE a , c6 ^o9 J ^ i =.!a s= :.:iiiijtiitl ':l;:::::,' . c* :::j j:j:l . U = E F o * a a € q E s : E : i Et i < b 6 5 F 6 .E H E g9 = E ! A E t+; Es'E+ b :? EiE,E;EEE*b: i: ! aiii:i:;i;l 6 d . - = Fl* E?F. €F . q *€ r"E*€F i?E Ei eE:i; 5 E5 >E; ti3 lz !E*. sfl !€= a tr)z v< r 9C d 9 =a F >=: u> ; k d4 E o a€ : n'-E',eda = <.1 .9,9 :sil x -o r-b 4 3.! s* i ^{ :r :-E ,58 6S Fig il 2z -: c! ifi= eE dF4 g e z a: crn ,:E OE..::E;F F' EE .l^i *z =4 (,< z^ < > xu gE E.E n^o r a -ad F,E Jr 6>*- c. f;*i 3 .q i: qd ; e . 9 &= . b E a A;:eEE e,i? !: c .gx ; -3 .9r !4.!14^o o<6^bo L s iiai:'9 E JJ>Jbd j.i a.:.: -in; q x F!Y=2. r ;& 5i = ;i-E X z €E.E ; I ; ; o 3- : 4 V ts i '; = g.EE i< E V : a = c o a O a o q @ L B E 17 ?r .: Y O ; 9: -7 ": d : = -a . . 5 4 : i \ e z iE L rE 3 ! S9 i ! d )a E ! E E} id Eq" T .EE h E =P^ i e UO A = ' 9 F€" x a u E o? zi <x >u =z E: . €:, E E,-iS a EE GF ic ;5 tr E i 2z 5i F.q 17 >P 3.; E ;EiV q :YO ; t * g.! F vvvoJ =: 99 !:i ! E: t-8 eA L 3Et &3. E3i ff.; E c.- '=& i= !) :9,E cS I s;i 5FE €EE t: z F 2 (J z <= >2 q a :E: k k 5 g E rt $ ?"L ffs E> I g A :,:: :::|:::::: ! i.c li =1 € 4 e i E e E H :; E - :.} d; a.: l.i..lt.jiil !q = , ' Z- : 3E :! F ; =: a < <i gz ti< E A EE g E E : * ..: F-3 2 E 5i =ii^ izh = b Z d e E _ E ! 3 k E _ E! tc " E* 5:, 3tF J.iri+ E=a i: a.=2 cOi; di+ !l 7, g;; stua i:i t c s i* i 840 t6 + qas N i5* e = E;i= o E . E , =t :F f c 6-* 2 @ tr c 3-gio:80a& ' ; * d' Y cu. ! ; = E',A'6 d ! il ::s F- s9 9X i :il '6 .t, .t, .tr : c ===n :; ! F " €€ : r = 9+ ; H I tr o ! ,l c A a z e E :!y *: 4i'22 3z = Eg f Fts -< z^ < > xu a E! E196 c 4 2 Ej< ;5 5; tr o o ;5E. E ;*: - +97 p 59 + ! :* E a =.9 F 6i : : E = - ! +7 €q c c I q; t ET E: Ei tE iE;i:: .EE e eEn =:€ e=5E €?E; p?E ! F; t;E3 !i s!. E.s ciEi E3=FF*i =E !F 6i o s 3.=E >'€ €?EE: sF;iEEri EgE ;q !l r t6 ,H .::::.] ilrlr Fr d 8.9" .i6i.;+ E "t tr € il= >: - t ;ed U€ EEF (a e€ sE a E EEE X : i . 5 ? E: i; E.qA"g E - E El b E ; t F ';; ' E ; t:? iF6*9: i-;E ; F":i: s!F"5 F"E F'E:aF'=Hl Z = 7'aZ FZ e a!.Y! i o^tJo*otr7 uv &= a{u!;x;9 d E;.:; z O z q L J, CIiE+Eig: { z E6d E3e :?.:EEil; E;!g i: =6 . tri:: z a: I _v,9 .4 g s5 !; ;r€ € : $ + 1: = 9Z t4< oidi iEE;E '3IAEE€E q i - -q <t ii dx ih:=EVP;q4 <'? g: 6 ;!.: i"!T i Fts.i ft j z i, E .:mms.-ag N ;* ts3 :6 LAMPIRAN 3 SURATKEPUTUSANMENTERIKESEHATANRI GENDER(PUG) TENTANGPENGARUSUTAMAAN DEPARTEMEN KESEHATAN rlr ..tt t>7 DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONEStA SEHAT 2010 INDONESIA Jalan H.R. Rasuna Sald Blok X5 Kapling No. 4-9 Jakarta 12950 Tetp.5201590 ftIunilns) MENTERIKESEHATAN KEPUTUSAN INDONESIA REPUBLIK NOMOR:HK.00.SJ.SK.t.1 712 TENTANG TIM PENGARUSUTAMAAN GENDER(PUG)DEPKES MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a bahwa sesuaidenganGBHN '1999,ProgramPembangunan Nasional (Propenas) dan Repeta 2003, dalam rangka mewujudkankesetaraandan keadilangender (KKG) perlu dikembangkan kebijakannasionalyangresponsifgender, bahwa untuk mewujudkankesetaraandan keadilangender, seluruh lembaga di pemerintahpusat, propinsi maupun Kabupaten/Kota gender harusmelakukanpengarusutamaan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pada kebijakandan programpembangunan, bahwauntul(dapatmelaksanakan pengarusutamaan gender di lingkungan DepartemenKesehtan perlu dibentukTim yang melibatkanpejabat dari berbagai unit terkait yang tergabung daiamsatuTim Kerja, d. bahwasehubunganhurufa, b dan c oi atas perluditetapkan susunan keanggotaanTim melalui Keputusan Menteri Kesehatan, Mengingal Undang-undang Nomor23 tahun1992tentangKesehatan. Undang-undang Nomor22 tahun1999tentangPemerintahan Daerah, Undang-undangNomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional(PROPENAS), lnstruksi Presiden(lnpres) Nomor 9 tahun 2000 tentang PengarusutamaanGender {PUG) dalam Pembangunan Nasional, e. KeputusanPresidenRepubliklndonesiaNomor 102 tahun 2001 tentang Kedudukan,Tugas, Fungsi, Kewenangan, susunan Organisasidan Tata KerjaDepartemen, KeputusanMenteriKesehatanRepublikIndonesiaNomor 1277lMenkes/SK.2001 tentang Susunan Organisasi DepartemenKesehatan, MEMUTUSKAN Menetapkan Pertama KeputusanMenteriKesehatanRepublikIndonesiatentang Tim Pengarusutamaan Gender(PUG)Depkes, Kedua Susunan keanggotaanTim PUG sebagaimanadimaksud dalam diktumpertamatercantumdalamlampiranKeputusan ini, Ketiga TugasTim adalah: yangresponsifgender a. MenyusunProgramKesehatan b. MelakukanAnalisisGender c. MenyusunPolicyOutlookand Plan(POP) Keempat Pembiayaan kegiatandibebankanpada AnggaranBelanja Negara Departemer,Kesehatandan bantuan yang tidak mengikat, Kelima Keputusanini mulaiberlakupadatanggalditetapkandengan catatan akan ditinjaukembalidan disesuaikanseperlunya apabilaterdapatkekeliruan. : Jakarta 1)zSeptember 2002 I Argadiredja,MPH TEMBUSAN,disampaikankepadaYth. 1. MenteriNegaraPemberdayaan Perempuan PerempuanBappenas. 2. DireKurKependudukan, Sosialdan Pemberdayaan Kesejahteraan LampiranKeputusanMenteriKesehatan Nomor :HK.oO.SJ.SK.1.1712 Tanggal : 13 SEPTEMBER 2002 SUSIJNANKEANGGOTAAN TIM PENGARUSUTAMAANGENDER(PUG)DEPKES TIMPENGARAH: PenanggungJawab Ketua Sekretaris Anggota Dr.AchmadSujudi Prof.DR.Dr.AzrulAzwar,MPH Dr. Sri Hermiyanti, MSc 1. Dr. DadiS. Argadiredja, MPH 2. Drg.Kuswartini M. Suhel 3. Prof.DR. Dr. UmarFahmi,MPH 4. Prof.DR. Dr. H.M.AhmadDjojosugito, MHA.Fics 5. Drs.HolidDjahari,Apt.,MM 6. Dr. SriAstutiSoedarsoSuparmanto, MSc.PH 7. Dr. lrhamsyahRatuBagus,SKM 8. DR. Dr.AnhariAchadi,MPH 9. Drs.RichardPanjaitan, Apt. SKM 10. Dr.l. NyomanKandun,MPH 1'1. Dr. DiniKoeswandewi SriwrespatiLaiief,MSc 12. Dr.Muharso. SKM TIMPELAKSANA Ketua Wakil Ketua Sekretaris Dr. Sri Hermiyanti, MSc Dr. H. SetiawanSoeparan,MPH Dr. LoesjeMariaSompie,MSc 1. Dr. RachmiUntoro.MPH 2. Dr, ErnaTresnaningsih, MOH,Ph.D 3. Dr.Yusmansyahldris,Sp.KJ 4. BambangHartono,SKM, MSc 5. Dr. DeddyRuswendi,MPH 6. Drs.Dachroni,MPH 7. Dr. H. HaikinRachmat.MSc 8. Dr. ThonrasSuroso,MPH 9. Dr. H. Wan Alkadri,MSc 10. DR. R. HeningDarpito,SKM, Dipl.SE 11. Dr.AgusSuwandono,MPH,Dr.PH,APU D Com H, MSc 12.Dr.H,Yusharmen, 13.Dr. YudhiPrayudhalD, MPH 14. lr. HerwantiBahar.MSc '15.Dr.Asjikinlman Hidayat,MHA 16.Dr. LukmanHendroLaksmono,MBA 17. Dr. Edi Suranto.MPH ',|8.lr. Sunarko,MSc 19. Dr.Atmarita,MPH,Ph.D 19. Ria Sukarno,SKM, MCN 20. Dr. RusminiDai.MPH 21.Dr.SyaifulYazan,MSc 22.Dr. FerdinanLaihat,MPHM 23.lr. Budi 24. Sucipto,MSc SKM,MKes 25. EndangSri Widyaningsih, 26. DasmiNurdin,SKM 27. DyahYuniarS, SKM,MPS M.Kes 28. Dr. LukasC.Hermawan, 29. Ferynawati,SKM 30. Dr.Trisnawati 31.Mariyani, SKM 32. Drs.Makmunarrasyid 33. Dr.Jeane Uktolseja 34. Munziarti,SKM B.Sc 35.Th. lspriyatin, 36. Linawaty,SKM,MM 37. NurulAini,SKM,MM Sekretariat 1. 2. 3. 4. NaraSumber KuningSeiiadi,SKM,MKes Risyanto,SKM ' S.Kom Widiakustanto, lr. Dody lzwardi Dr. NardhoGunawan,MPH