Buku 9-Analisis Gender dalam Pembangunan

advertisement
AnalisisCender
dalam
Pembangunan
Kesehatan
Aplikasi Gender AnalysisPathway(GAP)
dan
Berbagi Pengalaman
DOKUMENTASI & ARSIP
BAPPENAS
Acc.No..c.t!=.{!/ ;..?.{
Craqs
: ......../.J/.€.{.....
checked,'.:i.i:.|i:..W
BadanPerencanaan
Pembangunan
Nasional(BAppENAS)
bekerjasama
dengan
Development
(DPA)projectll PlanningAssistance
CanadianInternational
Development
Agency(CIDA)
November2002
Jakarta,
KATA PENGANTAR
Penyusunanlaporanini merupakandokumentasipengalamanempat sektor
pembangunanyaitu kesehatan,kesejahteraansosial, keluarga berencana,dan
lingkunganhidup ketikamenerapkan
analisisgenderdenganteknik GenderAnalysis
Pathway (GAP) dalam merancangkegiatanprogrampembangunan
yang sensitif
gender. Pelaksanaan
kegiatandiselenggarakan
melalui serangkaiandiskusi dan
workshop yang penyelenggaraannya
merupakan kerjasama antara Bappenas
(DirektoratKependudukan,
Kesejahteraan
Sosial,danPemberdayaan
Perempuan)
dan
CIDA (melaluiProyekDevelopment
PlanningAssistance
ll-DPA ll).
Perlu diketahuibahwakegiatanini rnerupakan
kelanjutandari kegiatanyang
telah dilaksanakandi 5 (lima) sektor pembangunan
lainnyapada tahun anggaran
2001,yaitukoperasidanusahakecil menengah,
ketenagakerjaan,
hukum,pendidikan,
dan pertanian.Padatahun2001,kegiatansemacamini merupakan
kerjasamaantara
Bappenas(melalui DirektoratKependudukan,
Kemasyarakatan,
dan Pemberdayaan
Perempuan)denganCIDA (melalui Women'sSupport Project PhaseII-WSP ID.
Dengandemikiansampaisaatini, palingtidak,ada9 (sernbilan)
sektorpembangunan
yang telah berupaya untuk melaksanakanpengarusutamaangender dalam
perencanaan
kegiatanpembangunan
mereka.
Berbagaiupayapembangunan
nasionalyang diarahkanuntuk meningkatkan
kualitas manusia,baik perempuanmaupun laki-laki, temyatabelum memberikan
manfaatyang setarabagi perempuandan laki-laki. Hal ini tidak sajaberartibahwa
hak-hak perempuanuntuk memperolehmanfaat secaraoptimal dari pembangunan
belum terpenuhi,tetapi juga karena masih belum temanfaatkannyakapasitas
perempuan,
sebagaisumberdayamanusia,secaraoptimal.Disampingitu, r.endahnya
kualitas perempuanjuga dapat mempengaruhikualitas generasi penerusnya,
mengingatbahwamerekamempunyaifungsi reproduksidan sangatberperandalam
mengembangkan
sumberdayamanusiamasadepan.
Sementafaitu, kesetaraandan keadilan gender belum sepenuhnyadapat
diwujudkandi segalabidangkarenamasihkuatnyapengaruhnilai sosialbudyayang
patriarki, yang menempatkanlakilaki dan perempuanpada kedudukandan peran
yangberbedadan tidak setara.Di lain pihak,padasaatini masihbanyakkebijakan,
program,proyek, dan kegiatanpembangunan,
baik di tingkat nasionalmaupundi
tingkat daerah(plopinsidan kabupaten/kota)
yang belum peka gender,yaitu belum
mempertimbangkanperbedaanpengalaman,aspirasi, dan kepentingan antara
perempuandan laki-laki, sertabelum menelapkankesetaraan
dan keadilangender
sebagaisasaranakhirdari pembangunan.
Halapankami, kiranyaupayapengarusutamaan
gendermelaluiaplikasiGAP
dapat berkesinambungan
secarapasti, sehinggaupaya di 9 (sembilan) sektor
pembangunanakan bermanfaatbagi perencanaandi lingkungan sektor yang
bersanskutan.
pembangunan
di 4 (empat)sektortersebut
Aplikasi GAP dalamperencanaan
tidak mungkin dapatterlaksanatanpakerjasamayang baik denganberbagaipihak
Perempuan,KementerianLingkunganHidup,
seperti KementerianPemberdayaan
DepartemenSosial,BadanKoordinasiKeluargaBerencana
DepartemenKesehatan,
SumberDaya Alam
Nasional,BadanPusatStatistik(BPS),DirektoratPengendalian
dan LingkunganHidup - Bappenas,DirektoratKesehatandan Gizi MasyarakatSosial, dan Pemberdayaan
Bappenas,Direktorat Kependudukan,Kesejahteraan
- Bappenas,
sertaperanaktif parafasilitatoryaitu,DR. Yttlfita Rahardjo
Perempuan
dan Dr. NardhoGunawan,MPH. Untuk itu, atasdukungansemuapihak terkait,kamr
ucapkanterimakasih.
dalamlaporanini. Olehkarenaitu,
Disadaribahwamasihbanyakkekurangan
laporanini
saran,kritik, koreksi,danmasukandari semuapihakgunapenyempurnaan
kami harapkan.
akansenantiasa
Jakarta. NovemberZ0l?
r Ddya Manusia dan
Bappenas
KATA PENGANTAR
Puji dan syukurkami panjatkanke hadiratTuhan Yang Pemurahdan Maha Penyayang,atas
Kesehatan:Aplikasi
perkenanNya telah tersusunbuku "Analisis GenderPembangunan
GenderAnalysisPathways(GAP) danBerbagiPengalaman".
prosesmelakukananalisisgender
buku ini untuk mendokumentasikan
Tujuan penyusunan
Dalambuku ini juga tersusunrencanatindak dan
kesehatan.
dalamprogrampembangunan
prioritas.
usulankegiatanyanglesponsifgenderdalamRepeta2003bagi programkesehatan
kegiatan
Diharapkanbuku ini dapat digunakansebagaipedomanLrntukmelaksanakan
tersebutpadatahun2003.
programkesehatan
dan keadilan
Buku ini dapatmenjadisalahsatulangkahke depanuntuk menujukesetaraan
peranaktif perempuansebagaimitra sejajardenganlakigender,sertalebih meningkatkan
dalampembangunan
kesehatan.
laki dalamberbagaibidangdanprogram,khususnya
penghargaan
dan terimakasih kepadasemuapihak atasbantuandan
Kami menyampaikan
kesehatan.
analisisgenderpembangunan
perhatianyang telahdiberikandalampenyusunan
dan terimakasih tersebutkami sampaikankepadaBappenasSecarakhususpenghargaan
PerempuanSosial,dan Pemberdayaan
Kesejahteraan
melalui DirektoratKependudukan,
yang telah memilih DepartemenKesehatansebagaisalah satu institusi yang melakukan
(DPA)
PlanningAssistance
analisisgender,dan kepadaCIDA melaluiProyekDevelopment
II, serta fasilitator Dr. Nardho Gunawan,MPH. Demikian pula, kepada Kementerian
ataskegiatanini.
dukungansepenuhnya
yangtelahmemberikan
Perempuan
Pemberdayaan
Kami sadari,masih banyak kekurangandalam penulisanbuku ini. Oleh karena itu, saran,
buku ini sangatdiharapkan,sehinggamudahkritik, dan masukanuntuk penyempumaan
bagi kita semua.SemogaTuhanYang Maha Kuasasenantiasa
mudahanbuku ini bermanfaat
memberikankekuatan,perlindungandan petunjukNya kepadakita semua.Amien
Jakarta,Nopember2002
IS JENDERAL
Dr. Dadi S. Argadiredja,MPH
NIP 140057678
TIM TEKNIS PENYUSUN
ANALISIS GENDER
DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN
jawab:
Penanggung
Departemen
danAnggaran,
BiroPerencanaan
MPH,Kepala
Soeparan,
1. Dr.H. Setiawan
2.
3.
Kesehatan
Kesehatan
Keluarga,Departemen
Dr. Sri Hemiyanti, MSc, DirekturKesehatan
Sosial,dan
Kesejahteraan
MA, DirekturKependudukan,
DR. Yohandarwati,
B appenas
Perempuan,
Pemberdayaan
danGizi Masyarakat,
Drs. Arum Atmawikarta,SKM, MPH, DirekturKesehatan
Bappenas
Anggota:
Dr. LoesjeMaria SomPie,MSc
1.
Dr. LukmanHendt'oLaksmono,MBA
2.
Dr. Yudhi PrayudhaID, MPH
3.
4.
Ir. HerwanliBahar,MSc
Dr. Asjikin ImanIlidayatD, MI-IA
5.
M.Kes
Dr. LukasC.Hermawan,
6.
'7.
Dr. Atmarita,MPH, Ph.D
Ria Sukarno,SKM, MCN
8.
Dr. Trisnawati
9.
10. Mariyani,SKM
SKM, M.Kes
11. Drs. Makmunarrasyid,
12. Munziarti,SKM
B.Sc
13. Th. Ispyatin,
Ukloseja
14. Dr. F.Jeanne
15. Linawaty,SKM, MM
16. Nurul Aini, SKM, MM
17. Dra. Lesmana
18. Yety Intarti
19. VictoriaIndrawati,SKM
20. DasmiNurdin,SKM
21. Dyah Yuniar Setiawati,SKM, MPS
22. Dr. Prastowo,MPH
23. Ferynawati,SKM, MDR
24. EndangSri Widyaningsih,SKM, M'Kes
25. Mahyati,SKM, M.Kes
26. Risyanto,SKM
27. Rini H
Fasilitator:
Dr. NardhoGunawan,MPH
TIM TEKNISPENYUSUN
KESEHATAN
ANALISlS
GENDERDAI}\M PEMBANGUNAN
Koordinator:
LennyN. Rosalin,SE, MSc. - Bappenas
Narasumber:
MA - Bappenas
1.
Dra. Nina Sardjunani,
Prof.Linda Miranda,PhD
2.
PerempuanSosial,dan Pemberdayaan
3.
Staf Direktorat Kependudukan,Kesejahteraan
Bappenas
- Bappenas
danGizi Masyarakat
4.
Staf DirektoratKesehatan
Gender(DeputiII) - Kementerian
Staf KantorDeputiMenteriBidangKesetaraan
5.
Pemberdayaan
Perempuan
Rakvat- BadanPusatStatistik
6.
StafDirektoratStatistikKeseiahteraan
. . . . . .. . . . I
C. RuangLingkupPenulisan
............2
A. Umum
I. PROGRAMLTNGKUNGANSE}IAT, PERILAKU SEHAT DAN
PEMBERDAYAANMASYARAKAT.............
Air danSanitasi.........
a. SubProgramLingkunganSehat,Penyehatan
....,....,.
18
2. PROGRAMUPAYA KESEHATAN
Angka Kematianlbr"rmelaluiMakingPregnant:y
a. SubProgramPenurunan
. . . . . . . . . . . . . .1. .8. . .
S a l e r( M P S )
Paru................
Tubettulosis
.....................22
Pemberantasan
b. SLrbProgram
.............................24
Malaria
c. StrbProgram
Pemberantasan
HIV/AIDS danPenyakitMenularSeksual
d. SubProgramPenanggulangan
( P M S .) . . . . . . . . . . . .
...............27
3 . P R O G R A MP E R B A I K A NG I Z I M A S Y A R A K A T , , . . . . . . . . . . . . . ,. . . . , . , . . , , , . . . . 2 9
4. PROGRAMKEBIJAKAN DAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN
KESEHATAN
a. SubProgramSistemInformasiKesehatan
Kesehatan
b. SubProgramPenelitiandanPengembangan
40
40
41
yangResponsifGenderdalamREPETA
RencanaTindakProgramKesehatan
PROGRAMLINGKUNGAN SEIIAT, PERILAKU SEHAT DAN
...................42
PEMBERDAYAAN
M A S Y A R A K A T. . . . . . . . . . . . .
................42
Sehat,
Penyehatan
Air danSanitasi
Lingkungan
a. SnbProgram
.....,.....43
PROGRAMUPAYA KESEHATAN
AngkaKematianIbu melaluiMoking Pregnancy
a. SubProgramPenurunan
. ...-..........43
S a / e (r M P S )
Paru.....................................44
Tubel'kulosis
b. SubProgramPemberantasan
.........-...................44
Malaria
c. SubProgram
Pemberantasan
DAFTARIst
d. SubProgramPenanggulangan
HIV/AIDS danPenyakitMenularSeksual
( P M S .) . . . . . . . . . . . .
...............44
3 . P R O G R A MP E R B A I K A NG I Z I M A S Y A R A K A T . . . . . . . , . . . . . . . . . . . . . . . . , , . . . . . . . . . . . . 4 5
4. PROGRAMKEBIJAKANDAN MANAJEMENKESEHATAN,,...,.,........45
a. SubProgram
SistemInformasiKesehatan
...^..................45
b. SubProgram
Penelitian
danPengembangan
Kesehatan
..........................
46
BAts V PENUTUP.....
,,,.....47
DAFTAR SINGKATAN
LAMPIRAN
LampiranI
Lampiran2
Lampiran3
MatriksAnalisisGenderPembangunan
Kesehatan
MatriksRencanaAksi ProgramKesehatan
yangResponsifGenderdalarn
REPETA 2003 danUsulanKegiatan
SuratKeprilusan
MenteriKesehatan
RI tentangTim Pengalusutamaan
Gender
(PUG)Departemen
Kesehatan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pemerintahdalam Undang-undangNomor 23 tahun 1992 menetapkanbahwa kesehatan
adalahkeadaansejahtera
dari badan,jiwadansosialyangmemungkinkan
setiaporanghidup
produktifsecarasosialdan ekonomi.Sejalandenganpengertian
tersebutdan sebagaibagian
integraldari pembangunan
nasional,makatujuanpembangunan
kesehatan
menujuIndonesia
Sehat2010 adalahmeningkatkankesadaran,
kemauandan kemampuanhidup sehatbagi
seiiaporangagardapatterwujud derajatkesehatanmasyarakatyang optimal.
Dalam rangkamencapaitujuan dimaksud,maka penyelenggaraan
pembangunan
kesehatan
mempunyai6 (enam)programpokok UU Nomor 25 Tahun2000 tentangPropenas2000 2004,yaitu: (1) programLingkunganSehat,PerilakuSehatdan Pemberdayaan
Masyarakat,
(2) programUpayaKesehatari,(3) programPerbaikanGizi Masyarakat,(4) programSumber
DayaKesehatan,
(5) programObat,Makanandan BahanBerbahaya,
(6) prograrnKebijakan
danManajemenPembangunan
Kesehatan.
Programpembangunan
yangdilaksanakan
kesehatan
selamaini telahberhasilmeningkatkan
derajatkesehatanmasyarakatsecaracukup bermakna,walaupunmasih dijumpaiberbagai
masalahdanhambatan
yangakanmempengaruhi
pelaksanaan
pembangunan
kesehatan.
Salah
pelaksanaan
satukeberhasilan
pembangunan
nasionalyangdapatdirasakanadalahsemakin
meningkatnya
umur harapanhidupwaktulahir.
Masalah utama yang dihadapi dalam bidang kesehatanadalah keterbatasan
mutu dan
jangkauanpelayanan
kesehatan
dasardanrujukanterutamabagipendudukmiskin. Untukinr
pembangunandi bidang kesehatandiarahkanuntuk meningkatkanmutu dan jangkauan
pelayanankesehatandasar dan rujukan terutamabagi pendudukmiskin. Upaya pelayanan
kesehalandasar antara lain meliputi pencegahandan pemberantasanpenyakit menular,
perbaikangizi, pelayanan
kesehatan
ibu dananak,penyediaan
obatgenerikesensial,promosi
kesehatan
sertapeningkatan
higienedan sanitasidasar.Masih tingginyaangkakematianibu
matemal mengharuskankita untuk memberikan perhatian khusus .terhadappelayanan
kesehatanibu dan anak dan hal ini berkaitandengankeberadaan
bidan di setiappelosok
Indonesia.
Masih besarnya
berbagaimasalahkesehatan
antaralain tingginyaangkakematianibu (AKI),
juga disebabkankarenaadanyakesenjangan
genderdalampembangunan
kesehatan.
Untuk
mengetahuibesarnyakesenjangandalamkebijakan,program,kegiatandan dampakprogram
kesehatanuntuk penduduklaki-laki dan perempuan,perlu dilakukananalisisgender.
B.
Tujuan Penulisan
Penr"rlisan
ini bertujuanuntuk mendokumentasikan
prosesmelakukananalisisgenderdalam
programpembangunan
kesehatandan berbagipengalaman
dalam prosesanalisistersebut.
PENDAHULUAN
gender
Anal.isisgendermencakupkegiatanidentifikasidan analisisberbagaikesenjangan
untuk
yangdirekomendasikan
sertaidentifikasilangkah-langkah
dalamprogramkesehatan,
kesehatandapat
gender,sehinggapembangunan
kesenjangan
mengurangi/menghilangkan
dilaksanakansecaralebih berdayagunadan berhasilguna.Selain itu pengalamandalam
analisisgenderuntuk programterpilihini diharapkandapatdigunakansebagaiacuanuntuk
hal yangserupa'
programdanunit lain yangakanmengerjakan
C.
Ruang Lingkup Penulisan
kesehatandalam penulisanini mencakup4 (empat)
Analisis genderdalam pembangunan
programyang responsifgenderdari 6 (enam)programpokok Propenas2000-2004(UU
yaitu:
2512000),
1.
Masyarakat
ProglamLingkunganSehat,PerilakuSehatdanPemberdayaan
Air danSanitasi
SubProgramLingkunganSehat,Penyehatan
a.
2.
ProgramUpayaKesehatan
Sub Program Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) melalui Making
a.
PregnancySaJbr(MPS)
Partt
Tuberkulosis
SubProgramPemberantasan
b.
Malaria
SubProgramPemberantasan
c.
HIV/AIDS (Human ImmunodeficiencyVirusl
Sub ProgramPenanggulangan
d.
Syndromes)danPenyakitMenularSeksual(PMS)
AcquireclImmunodeficiency
3.
ProgramPerbaikanGizi Masyarakat
4.
Kesehatan
ProgramKebijakandan ManajemenPembangunan
SubProgramSistemInformasiKesehatan
a.
Kesehatan.
SubProgramPenelitiandanPengembangan
b.
D.
Isu Pokok
I.
Upaya mengatasikesenjanganantarapenduduklaki-laki dan perempuansejak awat
Pelita III telah dilaksanakanoleh DepartemenKesehatandenganprogramP2W PK
kesehatan).
Pembangunan
(Peningkatan
PerananWanitadalam
Gender
Dengan telah dikeluarkannyaInpres No. 9/2000 tentangPengarusutamaan
dalam PembangunanNasional, maka dalam pembangunankesehatan perlu
dimasukkanperspektif gender untuk mengurangiatau menghilangkankesenjangan
yang ada. Inpres ini selain memberikan pendekatan baru dalam mengatasi
kesenlangan,juga akan mendorong pengembanganpendekatan sebelumnya
'V,|ID - "Women in Development" menladi GAD - "Gender and
(pendlkatan
Development").
PENDAHULUAN
3.
Analisisgender,sebagaibagiandari upayapengarusutamaan
genderadalahhal yang
baru, sehinggaseringmasih menimbulkanpemahaman
dan persepsiyang berbeda
antarparapenentukebijakandan pelaksanaprogramkesehatan.
Secaraformal, di lingkungan DepartemenKesehatanbelum ada pengaturanlebih
lanjut tentang pengarusutamaangender. Focal point yang ditetapkan adalah
DirektoratBina PeranSertaMasyarakat(PSM) untuk menanganiproyek P2W-PK
(sejak pertengahan
tahun delapanpuluhansampaiakhir tahun sembilanpuluhan).
Kemudiansetelahreorganisasifocal
poinl dilimpahkanke DirektoratBina Kesehatan
Keluarga(Kesga),yangmempunyaiprogramkesehatan
khususuntukibu/perempuan.
5.
programkesehatan
Mulai Repeta2003beberapa
telahditetapkan
olehBappenas
untuk
dikembangkanmenjadiresponsifgender.Ketetapanini kemudiantelah disepakati
oleh DepafiemenKesehatan,denganfocal point Biro Perencanaandan Anggaran,
dibantuoleh parapenanggungjawab
programyangterpilih.
6.
Kelancaranpelaksanaan
otonomidaerahdan kebijakandesentralisasi
perludidukung
dengankomunikasidan mekanismehubungankelja Pusat- Daerahyang saling
mendukungpelaksanaan
tugas, terrnasukyang berkaitandenganisu genderdan
kesehatan.
E.
Sistematika
Penyajiantulisanini dibuatdengansistematika
sebagaiberikut:
Bab I
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Lampiran
Pendahuluan
Konteks
Proses
AnalisisGender
Penutup
BAB II
KONTEKS
Untuk memadukankonsepgenderdenganprogrampembangunan
kesehatan,
ada baiknya
untuk melihat kembali beberapakonsensusglobal dalam bidang kesehatanyang secara
langsungmaupuntidak Iangsungterkaitdengankonseppengarusutamaan
gender.Pariatahr.rn
1948,organisasiKesehatan
Sedunia(world HealthorgunisationlwHo) menyepakari
anrara
lain bahwaderajatkesehatan
yangsetinggi-tingginya
adalahsuatuhak yangfundamental
bagi
setiaporangtanpamembedakan
ras, agama,jenis kelamin,politik yang dianutdan tingkat
sosialekonominya.Kemudianpadatahun 1980,wHo juga mendeklarasikan
llealth for AII
2000 yang isinya menghimbaukepadasemuaanggoraWHO, supayamelakukanlangkah
dalam pembangunankesehatansehinggaderajat kesehatansetiap or-angmeningkat.Di
Indonesia,
pengembangan
komihen globalini dilaksanakan
melaluimisalnyadengansistem
Kesehatan
Nasional(SKN) tahun 1982dan RencanaPembangunan
JangkaPanjangbidang
Kesehatan(RPJPK). Selanjutnyasaat memasukiabad XXI Indonesiatelah menetapkan
"lndonesiaSehat2010" sebagaivisi pembangunan
kesehatan.
Secarakhususuntuk mengatasiketertinggalan
kaum perempuantelah disepakatiberbagai
macamkomitmenantaralain KonperensiSeduniatentangHak Asasi Manusiadi Vienna
tahun 1993yarig mengemukakan
bahwahak perempuanmerupakanbagiandari hak asasi
manusiayangbersifatuniversal.Karenakesehatan
merupakan
salahsatuhak asasibagisetiap
insan manusia,maka perempuanpun berhak untuk memperolehderajatkesehatanyang
setinggi-tingginyasebagai hak asasinya.Hal ini dimantapkanlagi pada Konperensi
IntemasionaltentangKependudukan
(ICPD) tahun 1994di Kairo yang
dan Pembangunan
meletakkandasarbagi rekomendasi
yang belkaitandengankesehatan
reproduksidan hak
reproduksiperempuandan laki-laki. Komitmen global lain yang mengaitkankesehatan
denganisu genderadalahKonperensiPerempuan
SeduniaIV tahun 1995di Beijing, yang
menyebutkanbahwa "Perempuandan Kesehatan"sebagaisatu dari l2 bidangkritis yang
dikemukakandalam rencanaaksi ini. Sebagainegarayang ikut menjadi peseftadan
menandatangani
deklalasi, maka sudah seharusnyaIndonesiamelaksanakan
komitmenkomitmen ini dengansebaik-baiknya.
Komitmenpenting lain yang disepakatiIndonesia
dalambidangkesehatan
adalahupayaglobalpemberantasan
AIDS, tuberkulosis
dan malaria
(Global ATM) dan untuk melaksanakan
upaya tersebutIndonesiamerupakansalah satu
negarayangmendapatbantuandanaglobal.
Masalahgendefdalambidangkesehatan
tidak semata-mata
hanyamenjaditanggungjawab
sektor kesehatan,karenamasalahini terkait dengansektor-sektor
lainnya,sepertisosialekonomi,budaya,politik, pendidikan,peftaniandan sebagainya.
Sehinggamasalahgender,
yang berupaketidakadilandan ketidaksetaraan
gender,dalamsektorkesehatan
terkaitpula
denganmasalah-masalah
di luar sektorkesehatan.MenurutWHO, masalahketidakadilan
genderdalam sektorkesehatan
dan ketidaksetaraan
dapatdijumpaipadabanyakkebijakan
dan program pembangunan
kesehatan.Namun, hal ini oleh banyak penentukebijakan,
perencana
programdanpenyediapelayanan
(healthprovider)tidakdianggap/dikenali
sebagai
masalahyangserius.Ketidakadilan
danketidaksetaraan
genderini dijumpaidalambeberapa
bentttkgenderinequality,yaitu perbedaan
aksespadapelayanan
kesehatan
antarapendudllk
laki-laki dan perempuan,perbedaanmutu pelayanankesehatanyang diberikan kepada
penduduklaki-lakidanperempuan,
danbiasgenderdalamrisetmedis.
KONTEKS
yangmendapatprioritasdalam
masalahpokok kesehatan
Dalamperspektifgender,beberapa
penanganannya,
sepertiAngka KematianIbu (AKI) yangtinggi,pemberantasan
tuberkulosis
paru,malaria,HIV/AIDS, masalahgizi masyarakat
danmasalahlingkunganyangtidak sehat
sangatterkait denganisu gender.Hal pentinginilah yang belum mendapatperhatiandan
pemahamanyang mendalam dan konsistendari para pembuat kebijakan kesehatan.
perempuan
statuskesehatan
dibandingkan
denganlaki-laki,sebagaiakibatfaktor
Rendahnya
sosialbudaya,misalnya,telahberdampakpadatingginyaangkakematianibu dan besarnya
berbagai masalah kesehatanperempuanlainnya. Untuk mengatasipermasalahanini
diperlukan berbagaiupaya yang memperhatikanisu genderdan dilaksanakanbersamaoleh
budaya,ekonomi,danpendidikan.
berbagaisektorterkait,misalnyasektoryangmenangani
Selama ini kebijakan dan program pembangunankesehatanpada umumnya sudah
dilaksanakanuntuk seluruhpenduduk,dengantidak membedakansasaranlakilaki dan
perempuan,kecuali program yang dirancangkhusus untuk laki-laki atau perempuan.
Ternyatadengankebijakandan programyangbersifat"netralgenderataubuta gender"ini,
dalam pelaksanaan
sertadampakyang terjadi pada
sering dijumpai adanyakesenjangan
penduduklaki-lakidanperempuan.
Beberapacontoh.antaralain:
ProgramKesehatan
Ibu danAnak (KIA)
Selamaini urusankehamilandan melahirkandianggaphanya urusanperempuan,
masih rendahdibandingkanlakisementarakedudukanperempuanpadar"rmumnya
laki, sehinggaperempuan
sulit memutuskan
apayangmenjadikebutuhandanhaknya.
2.
PlogramLingkunganSehat,Penyehatan
Air danSanitasi
Perempuanlebih banyak menerimabebankeda untuk kesehatanlingkungandan
programlingkungansehat,perryehatan
sanitasidi rumahtangga,sementara
sosialisasi
air dan sanitasilebihbanyakditujukanpadalaki-laki.
PenyakitMalaria
ProgramPemberantasan
jauh lebih
Kejadianpenyakitmalarialebih banyakpadalaki-laki,tetapidampaknya
padaperempuan,
khususnya
saathamil,karenadapatberakibatburukpada
berbahaya
janin/bayi (dapat mengakibatkan
keguguran,lahir mati, lahir prematurdan lahir
maupunpadaibu (malariaserebral,anemia),
denganberatbadanlahir rendalVBBLR),
laki-laki.
meningkat2-10 kali dibandingkan
seftaresikokematianpadaperempuan
Paru
PenyakitTuberkulosis
ProgramPemberantasan
karenalebih
Penderitatuberkulosispadalaki-laki lebih banyakdaripadaperempuan
banyak berobatdan tercatatdi tempat pelayanankesehatan,sedangkanpenderita
perempuanjarang/tidakpergi berobatke tetnpat pelayanankesehatan,sehingga
potensipenularanoleh penderitapelempuanpada
kurang/tidakterekam;sementara
anggotakeluargayang lain jauh lebih besardan tentunyaberdampaklebih besar
terhadaokesembuhannva.
KONTEKS
5.
ProgramPenanggulangan
HIV/AIDS
Laki-laki pada umumnyatidak dianggapsebagaisumber penularanHIV/AIDS,
sedangkan
perempuan
baik-baikseringdianggaptidak akanrertlrlarHIV/AIDS.
b.
ProgramPerbaikanGizi Masyarakat
Penyediaan
makananyangbergizilebih diutamakan
kepadabapakdan anaklaki-lakr
dalipadaibu dan anakperempuan.
Berdasarkan
berbagaikomitmeninternasional
dan nasional,tentangkeadilandan kesetaraan
gender,sertaeliminasikesenjangan
gender,makakini saatyangtepatuntukmemulaidalam
memecahkan
dan mengambilkeputusanuntukpeningkatan
status/derajat
kesehatan
laki-laki
dan perempuan,denganmemadukanpendekatan
gender.Hal ini berlakujuga tidak hanya
dalam pembangunan
kesehatan,
tapi juga di semuabidangpembangunan,
sehinggadapat
dilaksanakanapa yang disebut denganpembangunan
yang berkeadilandan kesetaraan
gender.
Garis-garisBesarHaluanNegara(GBIIN) tahun1999- 2004mengamanarkan
bahwauntuk
meningkatkanperan dan kedudukanperempuanperlu dikembangkansuatu kebijakan
nasionalyang diembanoleh suatulembagayang mampumewujudkandan meningkatkan
kesetaraan
dankeadilangender,sertameningkatkan
kemandiriandankemampuan
organisasi
perempuan.
Untukitu dikembangkan
kebijakandanstrateginasionalyangmenjadisalahsatu
prioritaspembangunan,
sebagaimana
tersusundalampropenas2000-2004.setiap penentu
kebijakan dan pelaksanaprogram pembangunanmulai dari perencanaan,
pelaksanaan,
pemanlauandan evaluasidiharapkandapat menerapkanpengarusutamaan
gender(pUG)
denganmemasukkanwawasangendersesuaibidangtugasdan fungsi kewenangan
masingmasing.Untuk dapatmenerapkan
pengarusutamaan
genderdi sektorkesehatan
denganbaik,
makaparapenentukebijakandan pelaksana
programperlumeningkatkan
kapasitasnya
agar
mampumengembangkan
program/proyek/kegiatan
yangtelahtercantumdalamuU 2512000
(Pr-openas
2000-2004),Renstra2001-2004dan Repeta2003 menjadiresponsifgender.
Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2000 tentang pengarusutamaan
Gender dalam
Pembangunan
Nasionalmenyatakan
bahwaselurulidepartemen
maupunlembagapemerintah
non-departemen
di pemerintahpusat,propinsi,maupunkabupaten/kota
harus melakukan
pengarusutamaan
genderdalam perencanaan,
pelaksanaan,
pemantauan
dan evaluasipada
kebijakandan programpembangunan.
Pengarusutamaan
gendermerupakanstrategiunruk
mencapai kesetaraandan keadilan gender melalui kebijakan dan program yang
memperhatikan
pengalaman,
aspirasi,kebutuhandan permasalahan
perempuan
dan laki-laki
ke dalamperencanaan,
pelaksanaan,
pemantauan
danevaluasidari keseluruhan
kebijakandan
program di berbagaibidang kehidupandan pembangunan.
pUG
Denganmelaksanakan
diharapkankesenjangan
genderdan permasalahan
genderyang ada dapatdiatasiataupun
di persempitj urangperbedaannya.
Tujuan utamapengarusutamaan
genderadalahtercapainya
kesetaraan
dan keadilangender
yangdapatdilaksanakan
antaralain melaluipemberdayaan
perempuan
dalamseluruhb.idang
pembangunandengan melibatkaninstitusi pemerintahdan organisasimasyarakat,dan
menumbuhkan
kesadaran
kesetaraan
bagikaumlaki-laki.Harusdiakuibahwasampaisaatini
KONTEKS
perempuanpadaposisi"warga kelas
situasidan kondisi di Indonesiamasih menempatkan
datakr"ralitatif,
sertafakta
yang
kuantitatifdan
data
melalui
diketahui
baik
ini
dapat
Ha1
dua".
kehidupansehari-hali,sehinggaketidakadilandan kesetalaangenderakan sangatmudah
Namun untuk memastikanbahwahal
dijumpai dalam semuaaspekkehidupansehari-hari.
tersebutadalahbenar-benarmerupakansuatuisu gender,maka diperlukansuatuanalisis
yangsesuaidengankaidahgender.
ukuran-ukuran
terhadapsituasitersebutberdasarkan
genderdiperlukanupayakhususuntuk
Dalam mengatasiketidakadilandan ketidaksetaraan
mengetahuiadanya ketimpangangender. Hal ini dapat diketahui antara lain dengan
melakukan analisis gender sebagai langkah awal untuk mengidentifikasiadanya
gender.Analisisgenderini dilakukanpadaawal setiapkegiatan
ketimpangan/kesenjangan
gender.
rangkaiandari upayapengarusutamaan
yangakandilakukandanhal ini merupakan
Di DepaltemenKesehatanupaya dalam peningkatankesehatanpefempualldiawali oleh
(ProyekP2WPK) pada
Kesehatan
PerananWanitadalamPembangunan
ProyekPeningkatan
pertengahantahun 80an. Pada akhif tahun 1999, dari kegiatanproyek tersebLrttelah
dihasilkan buku PengarusutamaanGender dalam Bidang Kesehatan. Dalam buku
analisisgenderpada
bahwaupayaPUG harusmengikutsertakan
pedomanini barudisebutkan
pulabahwauntukdapatmelakukan
setiaplangkahawal suatuprogram.Selainitu disebutkan
yangspesifikyangdapatdipelajari
danketefampilan
analisisgenderdiperlukanpengetahuan
tentangPUG.
sendiliataudidapatdalamsuatupelatihankhusr.rs
Dalam melakukan analisis gender ini, PemerintahRI rnelalui Bappenas(Direklorat
dan Kementerian
Perempr"ran)
Sosial, dan Pemberdayaan
Kependudukan,Kesejahteraan
metode
Perempuan,serta denganbantuanCIDA telah mengembangkan
Pemberdayaan
Pathwcry(GAP).Metodeini menelaahapakahsuatu
GenderAncLlysis
analisisyang diseb'.st
kebijakan,program,ataukegiatansudahresponsifgenderdilihatdari datapembukawawasan
genderdilihat dari aspekakses,paftisipasi,kontrol
yang ada,apakahterdapatkesenjangan
rencanaaksi untuk mengurangiatau
dan manfaatsuatuprogram,dan akhirnyamenentukan
menghilangkan kesenjangan gende| serta menetapkan indikator untuk mengukur
di dalambuku
GenderAnalysisPathway(GAP) juga telahdiperkenalkan
keberhasilannya.
oleh WHO, dengan
tersebutdi atas.Metodeanalisisgenderlain yang mulai dikembangkan
(tidak dibahasdalam
di PropinsiRiau di Indonesier
daerahuji coba untuk penerapannya
tulisanini)
BAB III
PROSES
Gender dalam
Sesuai dengan Inpres No. 9 tahun 2000 tentang Pengaruslltamaan
Pembangunan Nasional, maka penanggungiawabpengarusutamaangender dalam
dilakukan
namundalampelaksanaannya
pembangunan
adalahMenteriKesehatan,
kesehatan
oleh masing-masingprogram/subprogram dari masing-masingdirektorat.Sehubungan
dalamRepeta2003yangresponsifgender,makakegiatantersebut
denganprogramkesehatan
Kesehatan.
danAnggaranDepartemen
dikoordinasikan
olehBiro Perencanaan
Secarahistoris,komitmenDepartemenKesehatanRI tentangpeningkatanperananwanita
sudah lama dirintis melalui Proyek
kesehatansebenarnya
dalam program pembangunan
(ProyekP2WPK). Proyekini
Kesehatan
PerananWanitadalamPembangunan
Peningkatan
pada awalnyadilaksanakanoleh Direktorat PeranSertaMasyarakat(PSM) pada Direktorat
JenderalPembinaanKesehatanMasyarakatsejak tahun 1988 sampai 1998. Kemudian
denganadanyareorganisasiDepartemenKesehatanpada tahun 1999,focttl point tersebut
Keluarga.Namun,kegiatanproyektersebutbaru
dilimpahkankepadaDirektoratKesehatan
Genderbidang Kesehatan(PUG-BK)
memasukitahappersiapan(tahunI) Pengarusutamaan
yaitu berupa sosialisasiPUG-BK, pemilihanprogfam prioritas dan uji coba melakukan
analisispadaprogramprioritas.
Secaraorganisasi,di lingkunganDepartemenKesehatanbelum ada strukturkhususyang
dan dikoordiniroleh
gender.Selamaini kegiatandilaksanakan
menanganipengarusutamaan
Sub-direktoratKesehatanUsia Subur pada Direktorat KesehatanKeluarga.Selanjutnya
dengan diberlakukannyaUndang-undangNomor 25 Tahun 2000 tentang Program
Pembangunan
Nasional2000 - 2004, dan terbitnyaInpresNomor 9 Tahun 2000 tentang
Nasional,serta dikeluarkannyakebijakan
Genderdalam Pembangunan
Pengarusutamaan
programpembangunan
makabeberapa
tentangRepeta2003yangresponsifgender,
Bappenas
kesehatanprioritas diarahkanuntuk menjadiresponsifgender. Pengaturanpelaksanaan
dalambentuksuatu
genderbidangkesehatan
tersebutsedangdimantapkan
pengarusutamaan
Kesehatan,termasukmekanisme
Gender Program Pembangunan
Tim Pengarusutamaan
MenteriKesehatan.
kerjanyamelaluisuatuSuratKeputusan
Dengan telah diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
Gender
tanggal 13 September2002 tentangTim Pengarusutamaan
HK.00.SJ.SK.1.1712,
genderdi sektor kesehatandapat
DepartemenKesehatan,maka kegiatanpengarusutamaan
Tahunan
dilaksanakandenganlebih baik yang dikaitkandenganRencanaPembangunan
Pembangunan
(Repeta)2003 sesuaidenganarahandan kebijakanBadan Perencanaan
dengan
Nasionai(Bappenas).Kegiatanini telahdirintissejakawaltahun2002bersama-sama
dan
Biro Perencanaan
Bappenasdan didukung oteh CIDA. Dalam perkembangannya,
Anggaran Departemen Kesehatan diberi mandat untuk melakukan koordinasi
genderdi lingkunganDepaftemenKesehatan.
pengarusutamaan
(PUC-BK)ini dilaksanakan
mulai tahun
genderbidangkesehatan
Kegiatanpengarusutamaan
prioritasterpilih yangdijadikanresponsifgender.
programkesehatan
2003denganbeberapa
PRo.t6s
Seperti telah diketahui, pengetahuan dan pemahaman tentang pengarLlsutamaangender di
lingkungan Departemen Kesehatan masih terbatas kepada individu-individu yang telah
berkecimpung dan mengikuti kegiatan ataupun pelatihan tentang pengar.usutamaangenoer,
baik yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan maupun dari instanii di luar Departemen
Kesehatan,seperti Kementerian Pemberdayaanperempuan. pada awal fahun 2002, Bappenas
dengan dukungan GIDA menerapkan analisis gender di 4 (empat) sektor pembangunan,yaitu
Lingkungan Hidup, Kesejahteraan ,sosial, Kesehatan dan Keluarga Berencana. Dari ke-4
(empat) sektor pembangunan ini dipilih beberapa program prioritas masing-masing
sektor
untuk dijadikan program yang responsif gender.
Dasar pemilihan program/subprograni kesehatan yang dijadikan responsif gender tersebirt
antara lain adalah karena merupakan program unggulan, baik program pembangunanjangka
panjang atau jangka menengah serta karena program/subprogram tersebut mempunyai
komitmen internasional (global commitment), seperti misalnya Commitment Globat Funrtfor
AIDS, Tuberculosa dan Malaria (Global Fund ATM), Making pregruutcy safer (Mps) untuk
penurunan angka kematian ibu. Program/Sub program yang telah dirancang responsifgender
sejak awal, mulai dari penjajagan kebutuhan (neetls assesntar4 talilitaior lapangan
(Community Fasilitcttor Team), pelaksanaan mzrupun pemeliharaan pasca proyek
(sustainability) adalah sub program Lingkungan Sehat melalui Proyek Penyediaan
Air Bersih
bagi masyarakat miskin (Water Supply Jbr Low Incctme Comntuni4t _ 1ryggg 11) bantuan
pinjaman Bank Dunia/CIDA di Direktorat Jenderal PemberantasanPenyakit Menular. dan
P e n y e h a t a nL i n g k u n g a n .
Kegiatan yang telah dilakukan untuk penyusunanRepeta 2003 yang responsif gender melalui
proses Gender Analysis Pathway (GAp) di lingkungan Departemen kesehatan, sekaligus
merupakan pengembangan dari berbagai kegiatan yang sudah dilaksanakan sebelumnya
(antara lain Proyek P2WPK dan rintisan PUG bidang kesehatan)dapat dikemukakan
sebagai
berikut:
Seminar tentangPengarusutamaan
cender bidang Kesehatandi Depkes dengan
pembicarautamaDirekturJenderalBina Kesehatan
Masyarakat.
2.
AudiensidenganSekletarisJenderaldanDirekturJenderalBina KesmasDepartemen
Kesehatan tentang rencana pelaksanaananalisis gendel program kesehatan,
khususnya
untukRepeta2003,sesuaikebijakanBappenas.
PembentukanTim Teknis PenyusunAnalisis Gender/Repeta
2003 denganmelibatkan
semua unlt penanggung jawab program terpilih, Bappenas, Kementerian
Pemberdayaan
Perempuan
danBadanPusatStatistik.
4.
10
Pelatihansingkatuntuk staf perencana
tentang..AnalisisGenderdan Repeta2003,'
oleh KementerianPemberdayaan
Perempuan
bekerjasama
denganpusarFendidikan
dan Pelatihan(Pusdiklat)DepartemenKesehatan
dengantujuanmemberikandasardasarpengetahuan
tentanggenderdan analisisgender,menyamakan
persepsidan
menggunakan
bahanRepeta2003sebagaibahanlatihan(exercise).
PRoSES
5.
Lokakarya I tentang PenerapanGender Analysis Pathway (GAP) dalam Program
PembangunanRepeta 2003 yang dikoordinasikanoleh Bappenasdan diikuti oleh
semuaanggotaTim Genderdari 4 sektor,sertaparafasilitator dan nara sumber.
6.
Pertemuan-pertemuan
teknis program yang di-"gender"-kandalam pembangunan
kesehatan,dihadiri anggotaTim Cender.
LokakaryaII (kelanjutanlokakaryaI) tentanghasil analisisgenderdenganmetode
GAP, khususuntuk programpembangunan
kesehatanterpilih
8.
Diseminasi hasil analisis di lingkungan Departemen Kesehatan dipimpin oleh
SekretarisJenderaluntuk memantapkankomitmen.
9.
DikeluarkannyaSurat KeputusanMenteri KesehatanNomor: HK.00.SJ.SK.I.1712
tentang Tim Pengarusutamaan
Gender (PUG) Depkes pada bulan September2002
gender.
yangmemperkuatkomitmenDepartemenKesehatandalam pengarusutamaan
teknis pada awalnya sesuai kebijakan Bappenashanya
Dalam pertemuan-pertemuan
yaitu: 1) Program
dalamPropenas,
3 (tiga) programkesehatan
membahasdan menganalisis
Lingkungan Sehat, Perilaku Sehat dan PemberdayaanMasyarakat, 2) Program Upaya
Kesehatan,dan 3) Program Perbaikan Gizi Masyarakat. Namun kemudian, dari hasil
pembahasanmuncul pendapatbahwa data dan penelitiantentanggendersangatdiperlukan
genderdi sektorkesehatan.Cllehkarenaitu
untuk mendukungpelaksanaanpengarusutamaan
akhirnya disepakatiuntuk mengembangkananalisis gender pada Program Kebijakan dan
ManajemenPembangunanKesehatan,sehinggamenjadi 4 (empat)programkesehatanyang
responsifgender.
Unit kerja di lingkungan DepartemenKesehatanyang telah dilibatkan dalam penyusunan
programpembangunankesehatanyangresponsifgender(Repeta2003) antaralain:
1.
EselonI programterkait (SekretarisJenderal,Direktur JenderalPPM & PL, Direktur
JenderalBina KesehatanMasyarakat,KepalaBadanPenelitiandan Pengembangan
Kesehatan).
2.
Eselon II programterkait (SeketariatJenderal,Ditjen PPM & PL, Ditjen Bina
KesehatanMasyarakat,Badan Penelitiandan PengembanganKesehatan)tetmasuk
danAnggaransertaBiro Hukmas.
Biro Perencanaan
3.
Pusat-pusat di lingkungan Departemen Kesehatan (Pusat Data dan
Pusat
Informasi/Pusdatin,Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan/Pusdiknakes,
Pendidikan dan Latihan Kesehatan/Pusdiklatkes,Pusat Kajian Pembangunan
Kesehatan,PusatKesehatanKerja).
4.
Para Kepala Sub DirektoraVKepalaBagian pemegangprogram/subprogramterpilih
(DitjenBina Kesmas,Ditjen PPM & PL).
5.
Unit Utamaterpilih.
ParaKepalaBagianProgramdanInformasimasing-masing
6.
ParaKepalaBagianTataUsahamasing-masing
PusaVUnitPelaksana
Teknisprogram
terDilih.
ParaKepalaSubBagian/Kepala
SeksidanPetugasyangditunjukolehUnit teknis/Sub
Prnoram
ternilih
yangmendukungdalamprosesPengarusutamaan
Pengalaman
gender(PUC) di Departemen
Kesehatan
antaralain:
1.
Antusiasmeyangpositifparapetugaspelaksana
yangditunjukdi tingkatprogram/sub
program.
2.
Programdan sub programyang tertuangdalamRepeta2003 telah mulai responsif
gender.
3.
SumberDayaManusia./petugas
pelaksana
yangdilibatkan,telahdiikutsertakan
dalam
pelatihandan workshoptentangpengarusutamaan
gender.
4.
Strategiyang telah dilakukanadalahmelalui mekanismeyang disesuaikandengan
tupoksi(tugaspokok danfungsi)masing,masing
unit, dantelahdikoordinasikan
oleh
Biro Perencanaan
danAnggaranDepartemen
Kesehatan.
Yang dirasakanmasihmenjadihambatandalamprosesPUG antaralain:
1.
Data yang tersediabelum terpilah menurutjenis kelamin sehinggamenyulitkan
dalamprosesanalisisgenderprogramkesehatan.
2.
Akurasi data yangkurang lengkap.
3.
Kompetensiindividu belum sepenuhnyadidukung oleh lingkunganmanajemen
DepaftemenKesehatan.
4.
genderbelumterintegrasi
Pengarusutamaan
padasistemyangada.
5.
Mekanismedanpelaksanaan
sangattergantung
kepadakesiapandaerah.
Kesulitan dalam melembagakananalisis gender antara lain karena banyak pengambil
keputusanmasihmenganggap
gendertidak ada kaitannyadengan
bahwapengarusutamaan
visi dan misi sektorkesehatan.Padahalsebenarnya
denganpengarusutamaan
gender,visi
dan misi sektor kesehatansangatmungkin dapatdilaksanakansertadicapai secaralebih
efektif danefisien.
12
BAB IV
ANALISIS GENDER
A.
Umum
Pembangunan
kesehatannasionalyang akan dilaksanakanselamaperiode2001 - 2004
adalahmencapaisebagiantujuan dan sasaranyang telah ditetapkanuntuk mengisi visi
lndonesiaSehat2010. Arah kebijakanpembangunan
kesehatan
sesuaidenganGaris-garis
BesarHaluan Negara(GBHN) 1999 - 2004 dan Undang-undang
Nomor 25 tahun 2000
tentangPROPENAS2000 - 2004 yairu:
t.
Meningkatkanmutu sumber daya manusia,lingkunganyang saling mendukung
dengan pendekatanparadigma sehat yang memberikanprioritas pada upaya
peningkatankesehatan,pencegahan,
penyembuhan,
pemulihan,rehabilitasisejak
pembuahan
dalamkandungan
sampaiusialanjut.
Meningkatkan, memelihara mutu lembaga dan pelayanan kesehatanmela'lui
pemberdayaan
sumberdaya manusiasecaraberkelanjutan,
saranaprasaranadalam
bidangmedistermasukketersediaan
obatyangdapatdijangkauolehmasyarakat.
KomitmenIndonesiatentangkesetaraan
dankeadilangenderdalamGaris-garis
BesarHaluan
Negara(GBHN) 1999telahdijabarkandalam PlogramPembangunan
Nasionallima tahun
(Propenas
2000-2004)dan ditetapkansebagaiUndang-undang
No. 25 tahun2000. Undangundang No. 25/2000 tentang Propenas2000 - 2004 tersebutmengamanatkan
tentang
pentingnyapelaksanaan
genderdijabarkandalarnpembangunan.
strategipengarusutamaan
dituangkanke dalamInstruksiPresidenNomor 9 Tahun2000
Amanattersebutselanjutnya
tentangPengarusutamaan
GenderdalamPembangunan
Nasional.
yangresponsifgender,
Padatahun2000teldapat19 (sembilanbelas)proglampembangunan
yang responsif
dan pada tahun 2002 terdapat32 (Iiga puluh dua) programpembangunan
genderyang tercakupdalam 9 (sembilan)bidang pembangunan
tennasukbidang sosial
budaya.Dalambidangsosialbudaya9 (sembilan)pl'ogramyangresponsifgendertermasuk
yaitu 4 (empat)program.Untuk tahr"rn
sektorkesehatan
2003 Departemen
Kesehatantelah
4 (empat)programdan 7 (tujuh) sub programpembangunan
mencobamenyusun/mengkaji
kesehatanyang responsifgender.
Proseskerja masing-masing
unit terkaitdi lingkunganDepartemen
Kesehatan
sesuaidengan
tugas pokok dan fungsinya.Usulan matriks analisis gender dikutip secarabervalisasi
kebijakandan tujuansebagaimana
berdasarkan
tercantumdalamprogram/sub
programyang
2000 - 2004,atauberdasarkan
tercantumdalamPropenas
rencanastrategis(renstra)masingprogram,mengacukepadakomitmenInternasional
(WHO), bahkanada
masingprogram/sub
pula yang disesuaikandengan tujuan jangka pendek (proyekJbagianproyek yang
bersangkutan).
yangtelahtersedia(datasekunder),
Data pembukawawasandiambil dari berbagairef'erensi
baik secaraempiriskualitatif,ataupunkuantitatifbaik lokal maupunintemasional.Analisis
kesenjangangender dikembangkanmelalui akses, paltisipasi, kontrol dan manfaat.
ANALISIS
GENDER
Sedangkanisu genderdipilih menurutperanbaku (stereotip),sub ordinasi,marjinalisasi,
pembebanan,bahkan sampai kepada kekerasanterhadap perempuan. Kemudian untuk
menjadirencanaaksi serta
kepentinganRepeta2003 hasil analisistersebutdikembangkan
indikator-indikator
Repeta2003.
Hasil analisis gender program pembangunankesehatanuntuk program dan sub program
priolitasterpilihadalahsebagaiberikut.
PERILAKU
SEHAT
DAN
1.
SEHAT,
LINGKUNGAN
PROGRAM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
a.
Sub Program Lingkungan Sehat,PenyehatanAir dan Sanitasi
T)
Kebijakan Program
Mewujudkanmutu lingkunganhidup yang sehatyang mendukungtumbuhkembtrng
anakdan remaja,memenuhikebutuhandasaruntukhidup sehat,dan memungkinkan
dari ancamanbahayayangberasaldan
interaksisosial,sertamelindungimasyarakat
lingkungansehinggatercapaiderajatkesehatanindividu,keluargadan masyarakat
yangoptimal.
2)
Data Pembuka Wawasan
Jumlahpendudukperempuanyang tidak/belumpernahsekolah2 kali lipat
a)
dibanding penduduk laki-laki (13,32o/oberbanding 5,96Vo), sehingga
berpengaruhdalampemeliharaanperumahandan lingkungannya.
< Rp 100.000sekitar60,287o,sehingga
b)
Jumlahkeluargadenganpendapatan
rumah dan
berpengaruhpada daya beli untuk pemenuhan/perbaikan
lingkunganyangsehat.
c)
Jumlah perempuanyang bekerjamengurusrumah langga (39,557o)lebih
perempuanmempunyai
banyak dibandinglakiJaki (0,97Vo),menyebabkan
resiko lebih tinggi terkenadampakrumahyangtidak sehat,antaralain dapur.
d)
Rumah tangga yang menggunakanbahan bakar minyak tanah memberikan
resiko 3,8 kali lebih besar pada anak bawal'rlima tahun (balita) untuk
mendapatkanISPA karena ibunya menggendonganaknya saat memasak,
denganpemakaigaselpiji (penelitiandi Jakartatahun1993).
dibandingkan
Jumlah angkatankerja perempuandi sektor peftanian(44,47ok),industri
(22,90Vo)
denganlaki-lakidi sektor
(I4,}IVo), danperdagangan
dibandingkan
(15,37To),
mempunyai
pertanian(41,69Vo),
industri(1I,27o/o)danperdagangan
dan kesehatan
reproduksi.
resikolebihbesarpadakondisikesehatan
f)
Jumlah perempuanyang bekerjadi sektor informal (69,9 ok) lebih tinggi
denganlaki-laki(60,47o).
dibandingkan
lingkungandi semua
laki-laki di bidangkesehatan
Jumlahtenagakesehatan
denganperempuan,
jenjangadministlasi(60-80o/o)
lebihbanyakdibandingkan
namun diperkirakankurang memahatnipermasalahanperempuandalam
kaitannyadenganlingkungan(bebankerja yang cukup banyak,cukup lama
dancukupberat).
air bersihdi perkotaandan perdesaan
h)
Jumlahkeluargayang menggunakan
'78Vo(2002).
ANALISIS
GENDER
i)
J)
k)
r)
m)
?I
yangmemenuhisyaratkesehatan
Jumlahkeluargayangmenggunakanjamban
65Vo(2002).
Jumlahsekolahyang memenuhisyaratsehat54,5Vo(2002).
Jumlahair bersihyangmemenuhisyaratkualitasbakteriologis66Va(2002).
di desayangsulit sumberair menunjukkanbeban
Profil kegiatanperempuan
kerja sangatberat.
Perempuanperdesaanbekerja lebih lama dan lebih banyak (studi oleh
Pujiwati).
KesenjanganGender
Akses:
a)
(1)
Akses lakilaki pada penyuluhan/infomasitentang penyehatan
lingkungandan air bersih serta untuk mendapatkanperlindungan
karenalaki-laki hampir
lebih banyakdaripadaperempuan,
kesehatan,
selalu dapat rnenghadiri pertemuan dan menyaksikan media
elektronikadi tempatumum.
aksesyang
(2)
Pendidikanformalpelempuanyangrendahmengakibatkan
dan keterampilandalam
kurang terhadappeningkatanpengetahuan
mewujudkankondisinrmahsertalingkunganyangsehat.
(3)
Perempuandan laki-laki kurang mendapat akses pada fasilitas
yangmemadai.
kesehatan
lingkungan
(4)
Tenaga kesehatanperempuandan laki-laki di semua jenjang
administrasikurang mendapataksesterhadapprogram penyehatan
lingkungan
b)
Partisipasi:
(1)
Peran domestikdan peran ekonomi perempuancenderungsemakin
namun upaya
tinggi dalam penyehatanrumah serta lingkungannya,
reproduksimasih
perlindungan
kesehatan
secaraumumdankesehamn
kurang.
kebijakanbaik
(2)
Perempuan
masihkurangdilibatkandalammenentukan
dalam peran domestik maupun ekonomi, antara lain dalam
air bersih.
desauntukperencanaan
musyawarah
(3)
Partisipasilaki-laki dalam penyuluhankesehatanlingkunganmasih
kurang.
c)
Konfol:
(1)
keputusan
di tingkatkeluargadalamurusanmernperbaiki
Pengambilan
termasukair bersihmasihdidominasilakjrumahdan lingkungannya,
laki.
(2)
Posisi perempuanuntuk mendapatkanhak perlindungankesehatan
reploduksimasihlemah.
secaraumummaupunkesehatan
(3)
Perempuankurang dilibatkandalam pengambilankeputusanr"tntuk
perencanaanprogram kesehatanlingkungan di semua jenjang
administrasi.
(4)
Petugas kesehatanlingkungan 60-80Vo laki-laki, yang kurang
jumlahdanbebankerjaperempuan
memahami
t)
ANALISIS GENDER
d)
Manfaat:
(1)
Perempuankurang mendapatkan
manfaatdari penyuluhan/informasi
tentangpenyehatan
lingkungandan air bersih.
(2)
Tersedianyaair bersih sangatmemberikanmanfaatpada keh.rarga,
khususnyaperempuan,
karenabebankelja perempuanmenjadisangat
berkurang.
(3)
Perempuanbelum merasakanmanfaatperlindungankesehatandan
kesehatan
produktivitas
reproduksiuntukmeningkatkan
kerja.
4)
Isu Gender
a)
Stereotip:Urusanair, sanitasidan kebersihanrr"rmah
di rumahtanggaadalah
pekerjaandomestik identik pekerjaanperetnpuan.Perempuanlebih lama
berada/berperan
di rumah, sehinggalebih mudah mendapatkan
resiko oleh
dampakIingkunganrumahyangkurangsehat.
b)
Subordinasi:
Perempuan
kurangdiikutsertakan
dalammusyawarah
desauntuk
merencanakanpembangunanlingkungan sehat termasuk air bersih dan
sanitasi.
pendidikanperempuan
c)
Marjinalisasi:Rendahnya
di desadankurangnyaakses
terhadappenyuluhan
lingkungansehattermasukair bersihsertasanitasi
d)
Pembebanan:
(l)
Beban kerja perempuandalam rnengangkutair dari sumbernyake
rumahdi daerahsulit air sangatberatmaupunpemeliharaan
rumahdan
lingkungannya,
gizi, istirahat
akibatnyaakanmengganggu
kesehatan,
sertareproduksiperempuan.
Maka denganadanyaair bersihdi dekat
mmahsangatmengurangi
bebanperempuan.
(2)
perilakuhidupbersihdansehat
Peranperempuan
dalammeningkatkan
sangatbesardi keluargaserta masyarakat,namun tidak diimbangi
dengantingkatpendidikanyangmernadaidan aksespadapenyuluhan
kesehatan
lingkunganyangcukup.
(3)
Peran perempuan di sektor produksi peftanian, industri dan
perdagangan
cenderungmeningkat,namun belum ada perlindungan
dan hak cuti yang memadai untuk kesehatanserta kesehatan
reproduksi.
(4)
Peran perempuandi sektor infbrmal lebih besar daripadalaki-laki,
namun tidak mendapatkemudahanuntuk mendapatkanfasilitas
perlindungan,keamanan,keselamatan
dan kesehatan(K3) sehingga
berakibatmenjadikelompokresikotinggi.
(5)
Pandanganstereotipdi kalangantenaga kesehatanlaki-laki pada
umumnyakurang menyadarikemampuanperempuanatau kegiatan
perempuan
dalamperandomestikdanperanprodr"rksi.
5)
RencanaAksi
Penyuluhan
langsungyangdihadirioleh perempuan
a)
danlaki-lakitentang:
(l)
perempuan
Perlindungan
dari resikopenularanpenyakityangberbasis
lingkungan.
(2)
Peraturanperundang-undangantentanglingkungalsehat.
(3)
Ilasit kajianyangberkaitandenganlingkungansehat.
l6
ANALIS$ GENDER
(4)
Pengamanan
limbahrumahtangga.
Pengolahan
makananminumanyanghigienis.
(6)
Lisolisrsi,kaporisasi.
danabatisrsi.
(1)
PerilakuHidup Bersihdan Sehat(PHBS) di masyarakat
termasukdi
sekolahsertadaerahpengungsi
Kajian/survei
tentang:
(1)
Pengetahuan,
Sikap,Perilaku(PSP)perempuandan laki-laki tenrang
PHBSterhadaplingkungansehattermasukair bersihsertasanitasi.
(2) Mutu lingkungan sehat yang responsif gender di perumahan
dan permukiman,tempat-tempat
umum (hotel,pasar,terminal,sarana
transportasi, sekolah, indnstri logam berat terhadap pekerja
laki-laki),industripestisida.
(3)
Mutu udaraterhadappetugasperempuan
danlaki-lakidi jalan raya.
(4)
Peranperempuan
dalamproteksidiri dari gangguan
vektorpenyakit.
(5)
Dampakladiasi padapekerjaperempuandi industri elektronik
Advokasikepadapara pengambilkeputusandi semuajenjang administrasi
programlingkungansehatyangresponsifgender.
dalamperencanaan
Peningkatankerjasama,/kemitraan/pemberdayaan
dan pengembangan
dengan
berbagaipihak termasuklintas program,lintas sektor, perguruantinggi,
asosiasi, tokoh masyarakat,LSM, organisasi keagamaan,organisasi
perempuan dalam bidang penyehatanperumahan serta lingkungan yang
responsifgender.
Peningkatan
kemampuan
sumberdayamanusiadanperalatanyangdigunakan
untuk menunjangkegiatanlingkungansehattermasukpenyehatanair serta
sanitasiyangresponsifgender.
Fasilitasi aliansi profesi dalam meningkatkanmutu anggotanyauntuk
pelayananmasyarakatyang responsifgenderdi bidang lingkungansehat
temasuk penyehatan
air dansanitasi.
Pengembangan
stimulandan percontohan
lingkungansehatdi daerahkumuh,
sekolah,sertatempat-tempat
umumtermasukrumahdi pengungsian.
Lokakarya/Workshop tentang perlindungan perempuan lerhadap resiko
penularanpenyakitberbasislingkungan.
Pengembangan
media dan materi penluluhan lingkungan sehat dengan
perempuan.
mempertimbangkan
Pembinaanpenyelenggaraan
Klinik
dengan mempertimbangkan
perempuan.
Pengembangan jejaring surveilans kesehatan lingkungan dengan
memperhatikan
dataperempuan
maupunIaki-lakidi seluruhkabupaten/kota.
Pengembangan
danpembinaan
tenagakesehatan
lingkunganmelaluiberbagai
pendidikansertapelatihandi setiapjenjangadministrasi.
(s)
b)
c)
d)
o)
h)
t)
i)
k)
r)
6)
Indikator
a)
Jumlah keluarga yang menghuni rumah sehat yang responsif gender
meningkat menladi60Vo.
b)
Jumlah tempat-tempatumum dan pengelolaanmakananyang memenuhi
persyaratankesehatanyangresponsifgendermencapai74Vo.
ANALISIS GENDER
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
1)
m)
n)
o)
p)
Jumlah Kabupaten/Kotasehat (kawasan)yang responsifgendermencapai
387o.
yangresponsifgender
kesehatan
Jumlahsekolahyangmemenuhipersyaratan
mencapai56Vo.
Tersusunnyapaketinformasikesehatanlingkunganyangresponsifgender.
Terlaksananya penyuluhan kesehatan lingkungan di perumahan dan
permukiman,tempat-tempatumum, sekolahsertalingkungankerja.
jaringankerja yangmelibatkanstakeholder,LembagaSwadaya
Tersusunnya
lingkunganserta
Masyarakat(LSM) dan Asosiasidalamprogramkesehatan
air bersih.
Tersusunnya pedoman manajemen pengelolaan program penyehatan
lingkunganyangresponsifgender.
Jumlah pelatih perempuandan laki-laki bidang lingkungan sehat yang
responsifgendermeningkat,di tingkatpusatsertapropinsi.
Tersusunnyapedomanyang responsifgendertentangperlindunganpekerja
perempuan
danlaki-lakidari dampaklingkungan.
pedomanyangresponsifgendertentangperanmurid dan guru di
Tersusunnya
sekolah.
Tersusunnyapedoman yang responsif gender untuk individu, keluarga,
masyarakattentang kualitas air bersih, makanan minuman, pengolahan
di sekolahsertadaerahpengungsian.
sampah,dankebersihan
dataPHBStentanglingkungansehatyangresponsifgender.
Tersedianya
JumlahLSM dalambidangkesehatanlingkungan,penyehatanair dan sanitasi
yangresponsifgender,meningkat.
Jumlah SDM yang responsif gendel dan peralatanyang digunakan untuk
rnenunjangkegiatan,meningkat.
Jumlah tenagapada profesi lain yang memahamilingkungansehat yang
responsifgendertermasukpenyehatanair dan sanitasi,meningkat.
2,
PROGRAMUPAYAKESEHATAN
a,
Sub Program Penurunan Angka Kematian Ibu melalui Making PregnancySafer
(MPS)
1)
Kebijakan Sub Program
Menurunkan angka kematianibu (AKI) denganmendekatkanpelayanankesehatan
maternal yang berkualitas dan cost-effectivekepada sasaran,sehinggapada akhir
tahun2004 diharapkan:
antenatal,meningkat(907o)
Cakupanpelayanan
a)
terlatih,meningkat(75Vo)
olehtenagakesehatan
Cakupanpersalinan
b)
c)
Cakupanpelayananpostnatalmeningkat(90Va)
komplikasi pada ibu dan bayi baru lahir meningkat
d)
Cakupanpenanganan
(80Vo)
kehamilanyang tidak
Akses wanita usia subur (WUS) pada pencegahan
e)
diinginkanmencapai10070
komplikasiaborsimencapai1007o
f)
AksesWUS padapenanganan
t8
ANALISIS GENDER
g)
)\
J)
Pelayanan
keluargaberencana
(KB) pascaibu bersalinuntukpasangan
suami
isteri mencapai100%
Data Pembuka Wawasan
Angka kematian ibu sangat tinggi, yaitu 334 per 100.000 kelahiran
hiclup,
menun-iukkan
bahwadalam satutahunterjadikematianibu sebanyakr8.000 orang
(samadenganjumlah korbanpesawatjumbo jet jatuh setiapminggu
dengan
seluruh
-disebabkan
penumpangnya
ibu hamil meninggal).Tingginyaangka kematianibu
antaralain karena:
a)
Jumlah persarinanyang ditangani oleh tenaga kesehatanterlatih, masih
rendah(hanya66Vo),denganperincian(n = 67.947):
(1)
Umur<20tahunsebanyak42Vo
(2)
Umur > 35 tahun sebanyak54 o/o
(3)
Umur 20-35tahunsebanyak
62Zo
(4)
Ibu hamil yangmiskinsebanyak
50Zo
b)
Jumlahpersalinan
yangditanganidi rumah,masihtinggi (sekitar60-70Ea).
c)
Jumlahkasuskomplikasiobstetridan neonaralyangrlitangani,masihrendah
lkcrrangdari 30Zo).
d)
Jumlahkunjunganantenatalyangberkr-ralitas,
masih rendah(75Vo).
e)
Jumlah pasanganyang tidak ingin punya anak dan tidak menggunakan
alat/obatkontrasepsimasihtinggi
(unmetneedg%o,SDKIl9g7).
.f)
Jumlahkehamilanpadaibu-ibudengankondisi"4 Terralu,'(terlaiu
tua,terlalu
m_uda,
ierlalu banyakanak,terlaludekatjarak kehamilan)masihtinggi yaitu
6570(SDKI 1997).
g)
Partisipasilaki-lakidalamber KB rendah,masihkuranslolo.
h)
JumlahWUS yangmenderira
TB cukupbanyak(sekitai50%;.
i)
Jumlahperempuan
menderitamalar.ia
cukupbanyak(sekitar52,2Vo)
Kesenjangan Gender
a)
Akses
(1)
PasanganUsia Subur (pUS) rerutama perempuan yang tidak
menginginkan
anak, tidak mendapatkan
pelayananKB yangmemadai
(unmetneed9Va,SDKI 97).
(2)
Jumlahibu hamil yang berummemanfaatkan
tenagakesehatan
untuk
menolongpersalinannya
masih besar (aksespersalinanoleh tenaga
kesehatan
rendah).
(3)
Aksesinformasiyangakuratuntukkeh.rarga,
terutamalaki-raki,masih
kurang,antaralain tentang:
(a)
metodekontrasepsi
(b)
penyakityangmengancam
ibu hamil
(c)
tandabahayasaatkehamilan,persalinan
dannifas
(d)
hak perempuan
untukmengendalikan
kesehatan
reproduksinva.
b)
Partisipasi
(1)
Suami,keluargadan masyarakatmasih banyak yang kurang peduli
padakesehatan
ibu (stereotip).
(2)
Suamimenganggap
bahwaurusanKB adalahurusanistri.
ANAI/S/S GENDER
(3)
(4)
4)
Kurang mampunya isteri meneruskaninfbrmasi kesehatankepada
suami(marginal).
wawasan
Di tingkatkeluarga,laki-lakibanyakyangbelummempunyar
siklus
sesuaidengan-tahapan
yangbenartentangkebutuhanperempuan
C'
dan
Hepatitis
HIV/AIDS
IMS,
pencegahan
termasuk
ri
i"p-dut
c)
Kontrol
keputusandi tingkat pusat, propinsi dan kabupaten/kota
1tj-P.ngu-bil
isu gender dalam penyusunan
*utih belum mempertimbangkan
serta
kebijakan
Program.
keputusanyang
dalampengambilan
(2\
Lemahnyawewenangperempuan
(marginal)'
terkait dengankesehatannya
dan keselamatan
tentangkesehatan
(3)
Rendahnyikesadaran/kepedulian
ibu sertabaYibarulahir.
d)
Manfaat
manfaatdari pelayanankesehatan
P"."*puan kurang mendapatkan
[;
yangtelahtersedia.
hak-hakreproduksinya'
(2)
F".J-puun tidakdapatmemanfaatkan
lsu Gender
programdi lapanganbelumterpaparrencanastrategls
Parapenanggungjawab
a)
MPS Yangsensitifgender.
genderdi tingkatindividudankeluarga:
Masih terdapatketidaksetaraan
b)
urusanperempuan
(1)
Kehamilanmerupakan
(2)Rendahnyaperansuamidalarnmendukungisteriuntukmendapatkan
ibu.
kesehatan
PelaYanan
ibu rentangtanda bahayasaat kehamilan,
(3)
ilendahnyapengetahuan
dannifas.
persalinan
dan
(4)
ilendahnyaperanibu dalammengambilkeputusanbagi kesehatan
keselamatandirinya(pemilihanmetodekontrasepsi,jumlahpersalinan
oleh dukunmasihtinggi).
(5)
Masalahkesehatanperempuanmasihdianggapkurangpenting'
c)
PeseftaKB sebagianbesaradalahperempuan'
Laki.laki menganggapKB urusanperempuan'
d)
RencanaAksi
strategiMPS yangresponsifgenderdi tingkatpusat
Advokasidan sosialisasi
a)
penanggungjawab program' untuk
pemberdayaan
dan
sampaidengandaerah
MPS yang responsif
komitmenpelaksanaan
membangundan memautapkan
genderdi Pusat,Propinsidan Kabupaten/Kota'
di berbagaitingkatantentangperanibu, keluargadansuamidalam
Fenyuluhan
b)
ibu:
menunjangkesehatan
(1)Pemberianinformasi/KlP&onselingtentangtandabahayaobstetr
diberikankepadaibuhamil,ibubersalin,ibunifas,PUS/Pasutri
keluarga di tingkat pelayanandasar dan rujukan (Desa, Kecamatan'
KabuPaten/Kota).
20
ANALISIS
GENDER
(2)
c)
6)
Pendataan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan perempuan
yang responsif gender (dari sisi supply dan demand) di berbagai tingkat
administrasi.
(3)
Penyempurnaanprotokol pelayananyang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan dan nifas dalam memenuhi hak reproduksi perempuan
termasuk melibatkan keluarga./suami dan masyarakat yang belum
mempunyai wawasan yang benar tentang kesehatan perempuan
termasuk pencegahan Hepatitis C, pencegahan dan pengobatan
IMS/HIV-AIDS, TB, Malaria pada sasaran kesehatan ibu yang
terintegrasi dalam pelayanankesehatanibu dan anak (KIA).
(4)
Pemberian informasi tentang hak-hak ibu untuk ber-KB, hamil,
bersalin, nifas dalam pengambilan keputusan bagi kesehatan dan
keselamatan diri di tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Desa,
Kecamatan, Kabupaten/Kota).
Pemberian informasi yang tepat pada keluarga terutama laki-laki melalui
flatefl tentang:
(1)
Seluruh metoda kontrasepsi baik untuk laki-laki maupun perempllan
sesuaidengan kondisi kesehatandan usia.
(2)
Kehamilan dan persalinan yang aman dan tidak arnan.
Indikator
Terlaksananya sosialisasi rencana strategis MPS yang responsif gender bagi
a)
pengelola dan penanggungjawab program KIA di Pusat serta Daerah.
b)
Tersedianya alokasi dana untuk pelaksanaanMPS yang responsif gender di
propinsi dan kabupaten/kota
c)
Jumlah ibu, keluarga./suamiyang peduli terhadap kesehatanibu (K1, K4, PN,
Kn yang didampingi suami), meningkat.
d)
Tersedianya data kesehatan perempuan yang teeilah menurut jenis kelamin,
disamping usia, Iokasi, suku dan agama.
e)
Tersedianya data tenaga pelayanan kesehatan yang terpilah menurut jenis
kelamin.
f)
Data peran serta masyarakat melalui lintas sektor (partisipasi laki-laki dalam
mobilisasi masyarakat, ambulan desa, tabulin, donor darah melalui Gerakan
Sayang Ibu/GSI atau penelitian):
(1)
Tersusunnya protokol ANC dan PNC yang disempurnakan.
(2)
Semua ibu hamil yang sakit malaria dan datang ke sarana pelayanan
mendapat pengobatan.
(3)
Semua ibu hamil di daerah endemis malaria mendapat pengobatan
plophilaksis.
(4)
Semua ibu hamil/melahirkan/nifas penderita TB yang datang ke
sarananpelayananmendapat pengobatanpaket OAT (oleh P2M).
(5)
Terinformasikannya hak-hak ibu untuk ber-KB, menentukan kapan
hamil, bersalin dan nifas oleh tenagakesehatan,melalui peningkatan:
(a)
cakupan pesertaKB aktifmenjadi 650lo.
(b)
cakupan dntenatal menjadi 85Vo dan postnatal menjadi 65Vo.
(c)
cakupan persalinanoleh tenagakesehatanterlatihmenjadiT2Vo.
ANALISISGENDER
g)
medisKB padakeluargaterutamalakimateridanKIE pelayanan
Telsedianya
laki.
b.
Sub Program PemberantasanTuberkulosis Paru
1)
Kebijakan Sub Program
Menurunkanangkakesakitandan kernatianpenyakittuberkolusisterutamadengan
strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse), yang terdiri darr
komponen:
a)
Komitmenpolitis.
dahaklangsung(mikroskopis).
Diagnosisdenganpemeriksaan
b)
bagi setiappenderitaTB.
c)
Penyediaan
OAT (ObatAnti Tuberkolusis)
Pengawas
minumobat.
d)
e)
Pencatatandan pelaporanuntuk memudahkanpemantauandan evaluasi
program.
2)
Data Pembuka Wawasan
a)
JumlahkasusTB di lndonesiaadalahterbanyakketigadi dunia,setelahIndia
dan Cina. Hampir separohpendudukIndonesiaterint'eksidengankumanTB.
583.000kasusbaru TB dengan262.000kasustnenular
Setiaptahunmr"rncul
(BTA positif). Perkiraan PrevalensiTB pertahun 715.000 dan jumlah
kematianakibatTB per tahunsekitari 40.000orang(WFIO-1999).
JumlahpenemuankasusbaruTB (CDR) masihsekitar254/odenganpropolsi
b)
43.
laki-laki57 danperempuan
c)
Perempuan usia reproduksi lebih rentan terhadap TB dan lebih
memungkinkanterjangkitoleh penyakitTB dibandingkandenganlaki-laki
dari kelompokusiayangsama(WHO).
d)
JumlahkematianperempuanakibatTB lebihbanyakdaripadakematianakibat
gangguanmaternal (WHO). Hal ini disebabkanantara lain karena TB
'
menyebabkangangguanpada persalinan,khususnyapartus lama sehingga
probabilitaskematianibu.
meningkatkan
e)
ProbabilitaspenularanTB oleh Ibu yang sakit TB kepadaanaknyasangat
besar.
f)
Jumlahibu hamil, ibu menyusuiyang penderitaTB dan tidak mendapatkan
(misopportunity)
masihcukup besar,antaralain karenapetugas,
pengobatan
terutamabidan,tidak mau memberiOAT padaibu hamil dan ibu menyustti
karena efek samping OAT. Padahal sernLrajenis OAT aman kecuali
bersilat
stieptomisinyangtidak bolehdiberikanpadaibu hamil.Streptomisin
barierplacenta.Dari sisi pengguna
permanenautotoxicdan dapatmenembus
jasa,ibu hamil dan ibu menyusuicenderung
hanyadatangke klinik KIA serta
apabilaadakeluhan.
tidak ke unit pengobatan
22
ANALISIS
GENDER
3)
KosenjanganGonder
a)
Akses
(1)
Akses perempuanterhadap pelayanankesehatankurang karena
keputusan untuk memanfaatkan pelayanan ada di tangan
suami/keluarga.
(2)
Misopportunityibu hamil dan ibu menyusuiyangmenderitaTB untuk
mendapatpengobatanTB di unit KIA, karena kurangnyaakses
terhadapinfbrmasi,khususnya
mengenaikesehatan.
b)
Partisipasi
(1)
Suami/keluarga/masyarakat
kurang peduli terhadapkesehatanibu/
perempuan.
(2) Partisipasiperempuankurangkarenakurangmampudalammenyerap
danmeneruskan
informasikesehatan
kepadasuami.
c)
Konftol
Ibr.r,/perempuan
tidlk mempunyaicukup wewenanguntuk memilihpelayanan
atau menggunakanuang bagi kesehatannyasendiri, dan sangattergantung
padasuami/laki-laki.
d)
Manfaat
Pelayanan
untuk penderilaTB kurang/tidakclimanlaatkan
secaraoptimaloleh
perempuan,
termasukibu hamil danibu menyusui.
4)
Isu Gender
a)
PenderitaTB biasanyadikucilkandalam masyarakat.Di beberapadaerah
penderitalaki-laki biasanyaakan dirawatoleh keluargaatau sanaksaudara,
tetapipenderitaperempuan
dikucilkanolehkeluarga.
b)
Rendahnya
kedudukanperempuan
dalarnkeluargamengakibatkan
kurangnya
gizi, bebanyanglebih beratda'lammengulusn-lmahtanggadan istirahatyang
kurang menyebabkanlemahnyakondisi tubuh serta bertambahberatnva
penyakitTB yangdiderita.
c)
Ibu yangmenderitaTB akanmeningkatkan
resikopenularanyanglebih besar
terhadapanggotakeluargayanglain terutamaanak.
s)
RencanaAksi
a)
Peningkatan
kesadaran
masyarakat
terhadappenderitaTB:
(1)
PenyusunanKIE untuk paket penyuluhanpada ibu hamil/menyusui
untuk ibu, bapak dan keluarga serta masyarakatumum dengan
perhatiankhususpadaibu hamil/menyusui.
(2) Pengkajianuntuk mendapatkan
data alasanperempuanpenderitaTB
tidak segeramencaripertolongan
pengobatan.
b)
Peningkatan
peranbidansebagaipetugaskesehatan
dengancar-a:
(i)
pedomanpengobatan
Penyusunan
TB bagibidan.
(2)
Penyusunan
Modul pelatihanTB bagi Bidan.
(3)
PelatihanprogramTB bagibidan.
(4)
Penyusunan
materiprogramTB untukkurikr.rlum
sekolahbidan.
ANALISIS GENDER
c)
Penggalangan
kemitraandengansektorlain:
(1)
Advokasidan diseminasidenganpihak penjar4 sektor swastayang
(2)
(3)
d)
mempekerjakanburuh perempuan serta laki-laki.
Penguatan jejaring kemitraan dengan stakeholder
Pelaksanaan skrining di penjara dan tempat yang padat kerja tenaga
wanita (garmen, pabrik dan sebagainya) bekerjasama dengan pihak
terkait.
Peningkatanmanajemensistem pelayanankesehatandalam mendukung
penanggulangan
TB:
(l)
Penyediaanbuku-buku pedomandan modul pelatihanserta paket
penyuluhan.
(2)
perencanaan
berdasarkan
datayangakurat.
Peningkatan
(3)
Supervisi,monitoringdanevaluasi.
6)
Indikator
a)
Telsedianyapaket penyuluhanyang responsifgenderuntuk ibu, suami dan
keluargasertamasyarakat.
(Vo)danalasanperempuan
penderita
TB yangtidaksegera
b)
Tersedianyajumlah
mencaripeltolongansertapengobatan.
TB untukbidandi klinik KIA.
c)
Tersusunnya
buku pedomanpengobatan
Tersedianya
d)
buku modulpelatihanTB untukbidan.
e)
JumlahbidanpraktekyangterlatihTB, meningkat.
f)
MasuknyamateriprogramTB ke dalamkurikulumsekolahkebidanan
g)
Tersusunnya
PIan ofAction (POA) terpadu.
pelayanan
pengobatan
h)
TB bagi tahanan,dan pekerjapabrik serta
Tersedianya
tidak terdapatnya
stigmapenderitaTB di kalanganpabrik.
Tersedianya
i)
buku pedomandanmodulpelatihansertapaketpenyuluhan.
j)
Jumlah(7o)laporandataprogramdan kinerja programmeningkat.
k)
Tersusunnyaevidencebaseplan.
1)
CDR meningkatmenjadi50Vo.
m)
Angka penemuankasus TB baru pada perempuanmeningkat secara
proporsional.
c.
Sub Program PemberantasanMalaria
r)
Kebijakan Sub Program
Menurunkanangka kesakitanmalaria dari 60 menjadi 37,5 per 1000 penduduk,
melalui:
denganstrategiGebrakMalaria yang diselenggarakan
a) Advokasi.
dukungansosial(lintasprogram,lintassektor,LSM danswasta).
b) Pengembangan
c) Pemberdayaaninstitusi.
d) Pemberdayaanmasyarakat
t\
Data Pembuka Wawasan
malariacukupbesar(sekitar
a)
Jumlahpendudukyangtinggaldi daerahendernis
35Vo).
ANALISISGENDER
b)
c)
d)
0
J)
Akibat penyakitmalariapada ibu dirasakanlebih berat dibandingkanpada
kelompokpenduduklainnya
Ibu hamil rentanterhadapmalaria.
Resiko terjadinyakomplikasi/malariaberat pada ibu hamil lebih tinggi
dibandingkan
denganperempuan
tidakhamil (10 kali lebihberat).
Jumlahkematiankarenamalariaberat lebih banyakterjadi pada ibu hamil
(sekitar507o),dibandingkan
padaperempuan
tidakhamil (hanya20o/o).
Proporsi angka kesakitanpenyakit malaria pada perempuanlebih besar
(52,2Vo)dibandingkan
padalaki-laki(hasilMrzssFeverSurveydi 8 desadi 6
Puskesmas
di Kabupaten
BanyumaspadabulanNopember- Desember200I).
Kesenjangan Gender
Akses
a)
Akses perempuan terhadap pelayanan kesehatan masih rendah dibandingkan
dengan laki-laki.
b)
Partisipasi
(l)
Penyuluhan
masihdidominasiolehlaki-laki.
(2)
Perawatankesehatandi keluargadan masyarakatmenjaditanggung
jawabperempuan.
(3)
Kepedulianlaki-laki/masyarakat
terhadapkesehatanperempuan/ibu
hamil sangatkurang.
Kontrol
(l)
Keputusanpenggunaan
keuanganadadi tanganlaki-laki.
(2)
Keputusanuntuk mendapatpelayanankesehatanada di tanganlakilaki.
d)
4)
Manfaat
Manfaat pelayanankesehatandan informasisangatkurang dirasakanoleh
pefempuan.
Isu Gender
a)
Kesadarantentangperan/dampakpenyakitmalariaantaraperempuandanlakilaki masihrendah.
b)
Daerahendemismalalia pada umumnyaberadadi daerahterpencildengan
keadaansosial ekonomi yang rendah sehinggaakses terhadappelayanan
sangatsulit,terutamauntukperempuan.
kesehatan
peranlaki-laki di luar rumahdan pendidikanlaki-laki yanglebih
c)
Pembakuan
membuatperempuan
tidakmempunyaikesempatan
tinggi daripadaperempuan
untuk mendapatkan informasi tentang malaria dalam kaitannya dengan
lingkungan di luar rumah; peran perempuanadalahmengurusrumah tangga
(gizi, kesehatan,
kebersihan,
danlain-lain).
perempuan
dikesampingkan.
d)
Akibat masalahekonomikesehatan
e)
Hak dalam keputusanpenggunaanuang untuk mendapatkanpelayanan
kesehatan ada di tangan laki-laki sehingga perempuan sukar/tidak
pelayanan
kesehatan.
mendapatkan
ANALISISGENDER
Pembakuanperan perempuandi rumah dan laki-laki sebagaipencarinafkah
dalampelayanan
kesehatan
laki-lakilebih diutamakan
menempatkan
s)
RencanaAksi
Pengumpulandata yang dipilah menurutjenis kelamin dan golonganumur
a)
melaluilaporanrutin sertamenganalisanya.
untuk mengetahui perilaku masyarakat
Survei cepaVstudi/penelitian
b)
(perbedaanantara perempuandan laki-laki) terhadapprogram malaria dan
dampaknya.
di semuajenjangdalam
Advokasikepadapengambilkeputusan/stakeholders
malaria,tentangadanyakesenjanganantaraperempuan
upayapenanggulangan
terhadapprogram
dan lakilaki dalampelayanankesehatansertaperan/dampak
malaria.
program tentangadanyaperbedaan
Sosialisasikepadaprovidarlpelaksana
d)
peranantaraperempuan
dan laki-lakidalamprogrammalaria'
jangkauanpelayanan
Pembentukan
Pos Obat Desa(POD) gunamendekatkan
e)
padamasyarakat,khususnyaperempuan.
Penggunaanrepellent ataubaju lenganpanjangpadalaki-laki yang bekerjadi
0
luar rumahpadamalamhari
p)
Peningkatangizi ibu hamil.
(1)
Komunikasi,informasi dan edukasi (KIE): Penyuluhankesehatan
kepada perempuan dan laki-laki tentang dasar-dasarpengetahuan
rujukan,sertapencegahannya.
bahayanya,
malaria,pengobatan,
(2)
Pemberdhyaanmasyarakat guna menumbuhkembangkanseluruh
potensi,baik laki-laki maupunperempuangunamendukungprogram
malaria,dengansasaran:Tokoh Masyakat(TOMA), TOGA, kader
dasawisma.
(3)
Pembentukanforum komunikasi termasuk organisasiperemptlan
(PKK, FatayatNU danlain-lain).
(4)
untuk perempuandan lakilaki, kader,TOMA,
Pemberianpenghargaan
TOCA.
(Ieaflet,postef,
bukukader'TV spot'
(5)
kit/mediapenyuluhan
Penyediaan
radiospot).
Pemberianprophilaksis kepada ibu hamil, pekerja musiman dan kelompok
h)
menetap(tentaradanlain-lain).
Pencegahanindividu denganmenggunakankelambu terutamaperempuan/ibu
i)
obatnyamuk, repellentdanlain-lain.
hamil danbalita,pemakaian
j)
Pencegahan
massaldenganmanajemenlingkungandimana laki-laki lebih
berperandaripadaperempuan.
6)
Indikator
Tersedianyadata dasar/sektoralyang terpilah menurut jenis kelamin dan
a)
golonganumur.
Tersedianya data kesenjanganantara perempuan dan laki-laki terhadap
b)
dampaksertaperilaku masyarakatdalamprogrammalaria.
Tercapainya komitmen pimpinan sebagai pengambil keputusan di semua
c)
jenjang administrasidalammencapaikesetaraangenderpadaprogrammalaria.
ANALISIS GENDER
d)
fl
o)
h)
i)
j)
k)
r)
Tersusunnya
pedomanyangresponsifgender
tentang:
(l)
Peranproviderlpelaksana
programkesehatan
dalamprogrammalaria.
(2)
Dasar-dasarpenangananmalaria.
(3)
Peranserta
masyarakat
dalamprogrammalaria.
(4)
Peran laki-laki dalam pencegahanmasalah,/pengelolaan
lingkungan
yang berwawasan kesehatandan gender.
Jumlah POD yang dibentuk.
Jumlah penggunaan repellent atau baju lengan panjang pada
bekerja di luar rumah pada malam hari
yang
Persentase
ibu/perempuan
denganstatusgizi yangmeningkat.
Terbentuknyaforum komunikasi pembelantasan
malaria yang responsif
gender.
Tersedianya
sistempenghargaan.
Tersedianya
kit/mediapenyuluhan.
Jumlahibu hamil, pekerjamusimanperempuandan laki-laki yang mendapat
prophilaksismeningkat.
Jumlahpenggunaan
kelambumeningkat.
d.
Sub Program PenanggulanganHIV/AIDS dan Penyakit Menular Seksual(PMS)
1)
Kebijakan Sub Program
Menanggulangipenyakit HIV/AIDS melalui upaya pencegahandan pelayanan
sehinggatidakmenjadimasalahkesehatan,
dengankebijakan:
a)
Meningkatkan
lintasprogram,lintassektor,internasional,
kerjasama
danperan
sertamasyarakat.
b)
Meningkatkandesentralisasi
pelayanan
denganpendekatan
kesehatan
dasar.
c)
Pencegahan
denganperawatan,
sebagaifokusutama,diintegrasikan
dukungan
dan pengobatan.
d)
Memperkuat aspek manajemendan aspek hukum serta perundanganyang
berkaitandenganupaya penanggulangan
Infeksi Menular Seksual(IMS),
HIV/AIDS termasukaspekperlindungan
kerahasiaan
dan aspekpencegahan
gmatisasipenderitaIMS, HIV/AIDS.
diskriminasi/sti
e)
Mengintegrasikan
kegiatanpenanggulangan
IMS, HIV/AIDS dengan
lainnya,antaralain Tuberkulosis.
2)
Data Pembuka Wawasan
jumlah pendudukIndonesiasaatini (tahun2001)
a)
Prakiraanahli epidemiologi,
yang hidup denganHIV/AIDS diperkirakansekitar80.000- 120.000orang
(2010)kemungkinanakan
Ini berartibahwadalamwaktu 10 tahunmendatang
ditemukansekitari00.000orangpenduduksakitdanmeninggalkarenaAIDS
sertasekitarsatujuta orangpendudukmengidapHIV, apabilatidak dilakukan
yangintensif.
aksi penanggulangan
b)
Jumlah kasusHIV terus meningkatmenjadi 1904 orang dan kasus AIDS
menjadi670 orang(kumulatifsampaidenganDesember2001).Jumlahkasus
I aki-laki j auh lebih banyakdaripadaperempuan(70,9Vaberbanding29,I Vo).
ANALISIS GENDER
c)
d)
e)
f)
g)
3)
EpidemiHIV/AIDS telahbergerakdari tingkatrendah(< 1Zo)ke arahtingkat
tinggi, terkonsentrasi
padakelompokWanitaPenjajaSeks(WpS) lebih dari
57o (Sorong,Riau, Merauke),dimanaprevalensiHIV padaWpS ber.varias.i
antarwilayah,antaralain: Papua0 - 26,5Va;
Riau0 - 8o/o;IawaBarat0 - 5,5Vo,
juga kelompokpengguna
Napzasuntik(Jakarta,JawaBaratdanBali).
Jumlah penggunaankondom sangatrendah (107o)meskipunpengerahuan
tentangpencegahan
IMS-HIV ringgi (surveiper-ilakuberesikotinggi pada
buruhpelabuhan,
sopirtruk danWPS).
Jumlahibu hamil terinfeksiHIV di DKI 2,86Vo(studi);di Riau 0,352odan
Papua0,25Vo(surveiibu hamil).
PrevalensiHIV di Jakartaadalah39 kasusdari 247 penggunaNapzasunrik
(hasilserosurveipadapasien);di RSKO4'7,95o/o
remajayangdatangberobat
sudahterinfeksiHIV; resikopenularanI{lV padapengguna
Napzasuntiklakilaki j auhlebihbesardaripadaperempuan
( 13I berbanding
9 kasusHIV +).
Jumlah kasus akibat penularanmelalui jar.um suntik tidak steril dan
penggunaansecarabergantianmeningkattajam, pada tahun 1996 (2.5a/o)
kemudianpadatahun 2001 (I9.7Eo),kenaikanrerseburmenjadi9 - l0 kali
Iipat:2,5Vopadatahun1999dan 19,7Vo
padatahun2001.
KesenjanganGender
a)
Akses
(l)
programdi lapanganbelumpekagender.
Parapelaksana
(2)
Surveidan surveilansumumnyadilakukanpadakelompokberperilaku
resikotinggi padaperempuan
sertalaki-laki.
.
(3)
Kurangnya akses informasi pada masyarakat,terutama laki-laki
tentang pentingnya pencegahanHIV/AIDS dengan penggunaan
kondom.
(4)
Perempuantidak dapat menolak arau mengambilkeputusanuntuk
melindungidiri atauoranslain.
b)
Partisipasi
(1)
Kurangnyapartisipasilaki-laki dalam penggunaankondom untuk
pencegahan
HIV karenakurangnyawawasanyangbenartentangHIV
danpencegahannya.
(2)
Peranlaki-laki masihkurangdalamupayapencegahan
HIV, sehingga
ada kemungkinanberakibat penularankepada pasangannyadan
selanjutnya
kepadaanakyangakandilahirkan.
(3)
Ada anggapan
ataukecenderungan
bahwaperempuan
adalahpenyebab
penularanHIV/AIDS (resikotinggi),melaluiWPS.
c)
Kontrol
(1)
Perempuan tidak mempunyai kemampuan/hak untuk mencegah
penularanIMS - HIV.
(2)
Perempuan tidak ikut dalam pengambilan keputusan tentang
pencegahan
IMS - HIV.
(3)
Dampak dari penggunaannapza te{adi pada pasanganseksualatau
temankelompoknapzasuntik.
ANALISIS
CENDER
d)
Manfaat
Penyediaan
kondomada,tetapijarangatautidakbermanfaaUdigunakan.
4)
Isu Gender
a)
Laki-lakitidakdianggapdapatmenularkan
IMS - HIV.
Perempuanbaik-baik sering dianggaptidak akan teftular IMS - IIIV
b)
(diskriminasi).
c)
Ibu rumahtanggabelumterdeteksiHIV.
d)
Lakilaki dan perempuanyang belperilaku resiko tinggi sangat rendah
jawabnyauntukmencegah
kemauandantanggung
penyebaran
IMS-HIV.
5)
RencanaAksi
a)
Survei/surveilans:
Surveilansdi masing-masing
daerahpada laki-laki dan
perempuan
untukmencarijalankeluarpencegahan
sertapenularan
HIVIAIDS.
penularanmelalui:
Pencegahan
b)
(1)
Pelatihanuniversalprecautionuntuk tenagakesehatan,
laki-laki dan
perempuan.
(2) KIE (pendidikan)untukmasyarakat,
laki-lakidan perempuan,
terutama
usiaproduktif.
(3) PelatihanpendekatansindromIMS untuk tenagakesehatan
rlqn
6)
norahnlcn
Indikator
peransertaperempuan
a)
Persentase
dan laki-laki untuk menggunakan
kondom
penularanHIV/AIDS (907o).
dalamupayapencegahan
b)
Tersusunnyapedomanbagi petugaskesehatanlaki-laki dan perempuan
tentang perlindungandiri sendiri maupun terhadappasien laki-laki serta
perempuan.
penggunaNapzalaki-lakidan perempuan
c)
Persentase
yangmemahamitentang
pencegahan
penularanHIV melaluijarum suntik(807o).
(sekitar65Vo)laki-laki dan perempuanyang berperilakuresiko
d)
Persentase
tinggi, yang memahamiuntuk datangsertakonselingpre- danpost-testHIV
e)
f\
(VCT = voluntary counseling and testing).
Persentase perempuan dan laki-laki yang memahami HIV termasuk cara
pencegahannya
Tersedianyamateri KIE tentang HIV/AIDS
PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
t)
Kebijakan Program
Penyusunankebijakan program kesehatanyang telah dilakukan pada umumnya
bersifat netral gender dengan asumsi penanggulangan
masalahkesehatanharus
perlu
berdampaksamabaik untuk perempuan
maupunlaki-laki.Programkesehatan
yang dihadapiberdasarkan
dilakukan secaraadekuatsesuaidenganpermasalahan
spesifikgender.Dengandemikiandata yang dikumpulkanharusdipisahkanantara
laki-laki dan perempuan,menurutkelompok umur, dan tingkat sosial ekonomi.
ANALISIS GENDER
Dukungan yang bersifat peningkatankualitas dan kuantitas kesehatanharus
didokumentasikanuntuk memantaukemungkinanterjadinya ketidakseimbangan
eender.
ProgramPerbaikanCizi Masyarakat
bertujuanuntr-rk
meningkatkan
intelektualitas
dan
produktivitasSDM melalui:
a)
Peningkatan
kemandirian
keluargadalamupayapelbaikanstatusgizi.
b)
Peningkatanpelayanangizi untuk mencapaikeadaangizi yang baik dengan
prevalensi
menurunkan
gizi kurangdangizi lebih.
c)
Peningkatan penganekaragamankonsumsi pangan bermutu untuk
memantapkan
pangantingkatrumahtangga.
ketahanan
Data Pembuka Wawasan
Mengingattimbulnyamasalahkesehatan
disebabkan
karenaberbagaimacamfaktor,
modelberikutini bisa digunakanuntukmenentukan
datapembukawawasansebagai
landasanpenentuankebijakanprogramkesehatan(lihat Cambar I). Pada model
tersebutdijelaskanbahwastatuskesehatan
pendudukberkaitandenganseimbangatau
tidaknyaasupangizi sehari-hari.
Jika asupangizi tidak seimbang,secarakumulatif
dapatberpengaruh
padakeadaankesehatan.
Selanjutnyaasupangizi berkaitanjuga
dengancukuptidaknyaketersediaan
pangandi tingkatrumahtanggasertamerataatau
tidaknya distribusi makanandi dalam rumah tangga yang bersangklltan.Asupan
makanan yang secara kumulatif tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari dapat
menurunkan daya tahan tubuh dan rentan terhadap penyakit. Faktor yang erat
kaitannyadenganperubahanstatuskesehatandan gizi pendudukadalahkuantitasdan
kualitas pelayanankesehatan,perilaku, tingkat pendidikan,pendapatan,sosial,
budaya.
ekonomidanpolitik.
GAMBAR 1
Model Determinan Status KesehatanPenduduk
AKSES
kesehatan,
kecukupan
30
hidup,prilaku
A N A L I S I SG E N D E R
Selanjutnyadari determinanstatus kesehatantersebut dikaji setiap faktornya
berdasarkangender,sehinggaterlihat faktor penyebabyang mana yang berdampak
pada ketidakseimbangan
gender.Berikut ini beberapainformasiberkaitandengan
determinanstatuskesehatan
denganmengkajiantaralaki-lakidan perempuan.
a)
Pendidikan
Tingkat pendidikansangatborpengaruhterhadapperubahansikap dan perilaku hidup
sehat. Tingkat pendidikanyang lebih tinggi akan memudahkanseseorangatau
masyarakat
untuk menyerapinformasidan mengimplementasikannya
dalamperilaku
dan gayahidup sehari-hari,
khususnyadalamhal kesehatan.
Selainitu sudahbanyak
penelitianyang mengemukakantentangpentingnyakelompok perempuanuntuk
mencapaijenjang pendidikanyang tinggi. Hal ini merupakankunci suksesuntuk
mengatasimasalahkurang gizi mulai dari janin. Tercapainyajenjang tertinggr
pendidikan untuk pe|empuanini pada akhirnya juga akan berpengaruhpada
pengurangan
kemiskinan.
Tingkat pendidikandi indonesiajika dilihat dari proporsi masuk sekolah per
kelompokumur danjenis kelaminterlihatproporsianak usia sekolahmenunjukkan
peningkatandari tahunke tahun.Pendudukusia 7 - 12 tahunyang masuksekolah
adalah83,5Vopada tahun 1978 meningkatmenjadi 9l,5Vo pada tahun 1987 dan
menjadi93,9Vopadatahun 1997.Untuk tingkatSLTP, pendudukusia l3 - 15 tahun
yang masuk sekolah pada tahun yang sama telah mencapai72,47o. Kesenjangan
proporsrmasuksekolahlaki-lakidi atas10tahunadalah6Vodanperempuan
L4Vo.
b)
Statusgizi
Rendahnya tingkat pendidikan penduduk, terutama lebih rendahnya pendidikan
perempuan
dibandinglaki-laki,terlihatdari statusgizi pendudnkyangmasihtinggi.
Pada Cambar 2 ditunjukkan masalah gizi kurang mulai meningkat dua kali lipat
setelahanakmencapaiusia4 bulan,dan semakinparahataumeningkattiga kali lipat
padaanakberusiadi atas6 bulan.Hal ini elat kaitannyadenganpemberianASi yang
tidak diberikansecaraeksklusifsampaidenganusia 6 bulan, pemberianMakanan
PendampingASI yangjuga tidak memadaisemenjakanakminimal berusia4 bulan.
pada
Polamakanyangtidakmomenuhigizi seimbangpadaanakini terusberpengaruh
usia berikutnyasampaidengan5 tahun.Padaumumnyaanak laki-laki kondisinya
lebih buruk dari padaanakperempuan.
Jika ibu mempunyaitingkatpendidikanyang
lebih memadai,asumsinya
ibu akanmengetahui
bahwakecukupanmakanuntukanak
prevalensigizi kurang
lakilaki akanlebih besardari anakperempuan.
Meningkatnya
setelahusia 6 bulan,juga berhubungan
eratdengantingkatpengetahuan
ibu tentang
pentingnyaASI dan MakananPendamping
ASI yangmemadai.
ANALTSIS CENDER
GAMBAR2
PrevalensiGizi KurangMenurutKelompokUmur,JenisKelamin,dan Kota - Desa
(Pemantauan
StatusGizi 1999)
30.0
- . 25.0
l
;'
v
?nn
.-
15.U
'6
5.0
0-3
4-6
7-11
n-r7
18-23
24-35
36-47
48-59
Kelompok
Umur(bllan)
FL-K"I" trto"r.
Ept
"t"
trEG;]
Sumber:Direktorat Gizi Masvarakcu.2000.
Keadaan gizi yang tidak baik pada usia balita berdampak pada gangguan
peftumbuhan,
anakakancenderunglebih pendekjika dibandingkan
denganrujr-rkan.
PadaGambar3 ditunjukkanprevalensianakpendekmenurutjeniskeiaminanakusia
6 - 9 tahun perubahannyadari tahun 1994 ke tahun 1999. Sulvei d.ilakukanpada
seluruhwilayahIndonesiadenganmengukurtinggi badananakbaru masuksekolah.
Masih sekitar 40Vo anak dikategorikan pendek, laki-laki lebih parah dari anak
perempuan.Selain itu di antalanyamasih dijumpai sekitar 9 - l07o anak yang
kansangatpendek.
dikategori
Masalahgizi kurangataulebih akanberkelanjutan
padausiaproduktif,hal ini sangar
eratkaitannyadenganketidakseimbangan
konsumsigizi mulaidali lahir sampri usia
berikutnya.Pada Susenasdikumpulkandata statusgizi pada Wanita Usia Subur.
(WUS) yangpadaprinsipnyauntukmelihatfaktorresikoperempuan
melahirkanbayr
denganberatbadanlahir rendah.
ANALISIS GENDER
GAMBAR 3
Prevalensi Anak Pendek Usia 6 - 9 Tahun 1994dan 1999
Ada dua sisi yang dapat dilihat dari data yang dikumpr-rlkan,
yaitu WUS dengar.
ukuran Lingkar Lengan Atas/LILA < 23.5 cm denganasumsikurus (kurang energ.
klonis) dan gizi kronis, dan LILA > 2J cm yang menunjukkanresiko kegemukan
Gambar4 dan5 ini menunjukkan
keduaresikotersebut.
GAMBAR4
PersenLILA <23.5 cm Wanita Usia Subur: 1999-2AAl
50o/o
-
'--l
I
454/o
I
-t
4$olo
I
I
5
4 30%
V zsozo
'l
l
a 20ok
S
150/o
10%
5o/o
0o/o
20-24
)\-)9
?n-?4
t(-10
KelompokUmur
Sumber:Susenas1999,2000, 2001
33
ANALIS/sGENDER
GAMBAR 5
PersenLILA>27 cm Wanita Usia Subur: 1999-2000
35.00%
30.00%
N
25.04i"
20.04y"
15.00%
10.00%
5.AO%
0.00%
30
34
Umur (tahun)
Sumber:Susenas1999,2000
WUS denganresiko Kurang Energi Kronis (KEK) terlihat sangattinggi pada usia
muda 15 - i9 tahun, dan prevalensinya
menurunpada usia 20 - 24 tahun dan
seterusnya
sampaidenganusia30 - 34 tahun.Dan prevalensinya
hampirsamauntuk
kelompokusiaberikutnya(> 34 tahun).Prevalensi
LILA < 23.5cm sampaimencapai
> 35Vopada WUS usia 15 - 19 tahun perlu ditingkatkan status gizinya, agar tidak
terjadikelahiranbayi denganBBLR.
Informasi lain dari statusgizi pendudukpada usia dewasaadalahberdasarkanpada
Index Masa Tubuh/IMT (Body MassIndex/BMI). Kriterianyaadalahjika BMI < 18.5
diklasifikasikankurus,dan BMI > 25 diklasifikasikan
gemuk.Gambar6 merupakan
hasil dari kajian keadaangizi pendudukusiadewasadi seluruhibu kota provinsidi
Indonesia.
Surveidilakukanpadatahun199611997.
Jumiahsampelyangdikumpulkan
adalah40.000usia l8 tahunke ataspadalaki-laki dan perempuan.
Dari hasilkajian
ini menunjukkandua masalahgizi padausiadewasa.Prevalensikurus(BMI < 18.5)
pada umumnya tinggi pada usia muda, yait:u 25Eo baik pada laki-laki maupun
perempuanusia 18 - 24 tahun,dan prevalensigemuk (BMI > 25) ringgi sampar
mencapai30Vopadaperempuan> 35 tahun,dan mencapai> 20Vopadalaki-laki > 40
tahun.
ANALISIS GENDER
GAMBAR 6
PrevalensiKurus dan GemukMenurutJenisKelamin,PendudukPerkotaanIndonesia
1996/1997
,O.*BMl
.".liPBMl
-"'4"
<18.5 Lakilaki
< 18.5 Perempuan
BMI >25 Laki-laki
*$@BMl
>25 Perempuan
25.0
o
5 20.0
o
&
15.0
18-24
25-29
30-34
35-39
(tahun)
Umur
40-44
45-49
Sumber:Direktorat Gizi Masyarakat, 1998
Informasi tersebut di atas berkaitan erat dengan asupan gizi yang seimbang.
Rendahnyapengetahuan
wanitaterhadappentingnyagizi seimbangberdampakpada
dua isu: gizi kurangdan gizi lebih baik padalaki-laki maupunperempuan.
Data gendersebagaidatapembukawawasanyangterkait dengangizi antaralain:
(1)
(2)
(3)
Jumlahpendudukyang tidak tamat SD, terutamaperempuan,masih
cukupbanyak,berpengaruh
padakemandirianuntuksadargizi; hal ini
karena pendidikanmasih diprioritaskanpada laki-laki, sementara
tanggungjawab perbaikangizi di keluargatertumpupadaperempuan.
Jumlah keluargadengantingkat pendapatanrendahmasih banyak,
sangatberpengaruhpada daya beli untuk mencukupikebutuhangizi
keluarga:
(a)
besarpendapatan
Sebagian
diperoleholeh laki-laki.
(b)
Pekerjaanperempuantidak dikategorikan sebagai pekerjaan
yangmempunyainilai ekonomi.
Peran pengasuhananak masih didominasioleh perempuan:Pola
pengasuhan
anak oleh keduaorang tua (ibu dan bapak)mempunyal
dampak positif terhadap keadaan gizi keluarga, walaupun
ANALIS$ GENDER
(4)
r5)
perempuan/ibu
mempunyaiperanyang lebih besardaripadalaki-laki/
suam.i.
Sosial budayanilai kelualga menganggaplaki-laki sebagaikepala
keluarga adalah orang yang perlu didahulukandalam pembagian
makanandi keluarga,sementaraperempuandan anak merupakan
prioritasbelikutnya(penelitian/survey).
Data masalahgizi di masyarakatmasih menunjukkanangka yang
seperti:
relatiflebihtinggi (baikuntuklaki-lakimaupunperempuan),
(a)
354 kecamatanmerupakandaerahgondokendemikberat (TGR
> 30Vo).
(b)
50Vo dafi total balita mengalamimasalahkurang vitamin A
(serumretinol< 20 mcg/l00 ml).
(c)
Prevalensizat gizi mikro lainnya(zinc padabayi 6 - 39o/odan
Ibu hamil 70olo).
(d)
Kecenderunganmeningkatnyagizi lebih pada pendudr"rk
pelempuanoenderung
lebih tinggi.
perkotaan,
Walaupun
angkaprevalensi:
(a)
Gizi kurang dan buruk pada laki-laki lebih tinggi daripada
'lansia),
pelempuanuntuksemuakelompokumur(balitasampai
dan
(b)
Anemia usia 15 tahun ke atas menunjukkanbahwalaki-laki
tetapikarenasecalafisiologis
lebih tinggi daripadaperempuan,
pefempuan masih tergolong lebih rentan, baik terhadap
penyakit maupun lingkungan, maka prioritas penanganan
masalahgizi masihtetappadaperempuan.
(6)
(7)
(8)
sebagianbesaradalahperempuan,
Tenagapelayanangizi masyarakat
Tim penggerak
gizi, kadergizi masyarakat,
berupa:tenagapelaksana
besarperempuan).
PKK (sebagian
posyandu oleh masyarakatsebagian besar
Pemanfaatan/kunjungan
adalaholehperempuan.
defisit:
Konsumsigizi di rumahtanggarnasihmenga'lami
45 - 52Vo.
(a)
Jumlahrumahtanggadengandefisitenergisebanyak
(b)
Jumlah rurnah tanggadengandefisit protein sebanyak25 (c)
(d)
(e)
(f)
(g)
36
35Vo.
garamber yodium
Jumlahrumahtanggayang mengkonsumsi
60 - 65Vo.
sebanyak
Rata-rata intake vitan'in Bl per kapita hanya 50Vo dai'
kecukupan.
kecukupan.
Rata-rataintakekaTsiumperkapitahanya30Vodari
intLlkezatbesiperkapitahanya70 % dari kecukupan.
Rata-rata
Rata-rata intake vttamin C per kapita hanya 60 Vo dari
kecukupan.
ANALISIS GENDER
Keadaantersebutdisebabkan
antaralain karena:
(a)
Kemiskinanyang menyebabkan
makananhanyasebagaicara
bertahanuntukhidupdantidak memprioritaskan
kualitas.
(b)
Peran perempuan/isteri
dituntut sangat tinggi dalam cara
menentukan
asupangizi keluarga,sementalakeputusandalam
rumah tangga sangat tergantung pada kepala rumah tangga
(laki-laki/ suami).
(e)
Pengetahuanyang rendah:
(a)
Bagi kaum perempuan karena rendahnya akses terhadap
pendidikan.
(b)
(10)
JJ
Bagi kaum laki-laki karena rendahnya akses terhadap
penyuluhan
gizi di masyarakat.
Perencanaandan penyediaan makanan di rumah tangga sepenuhnya
dilakukan oleh perempuan.
Kesenjangan Gender
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan pendidikan merupakan akar masalah
terjadinya kesenjangangender. Rendahnyapendidikan akan berdampak pada berbagai
masalah kesehatan dan gizi. Lebih rendahnya pendidikan per€mpuan dari laki-lakr
akan mengurangi kesempatan perempuan dalam mendapat penghasilan,berpengaruh
pada pola asuh, dan tingginya ketergantungan pada laki-laki atau rendahnya
kemandirian perempuan untuk rnengambil keputusan.
a)
Akses
(i)
Pendidikanmasih diprioritaskanpada laki-laki, sementataakses
infonnasi tentang gizilpenyuluhangizi masih diprioriraskanpada
perempuan.
(2)
(3)
(4)
/5)
b)
Informasi tentang gizi dan pola pengasuhan anak tidak mudah
diperoleh untuk laki-laki, sehingga pengetahuanserta tanggungjawab
gizi keluarga tidak seimbang antara perempuandan laki-laki.
Kesempatan kerja laki-laki lebih tinggi daripada perempuan, sehingga
pendapatankeluarga sangattergantung pada laki-laki.
Akses dan pelayanangizi masih memprioritaskan perempuan.
Laki-laki kurang memperoleh akses terhadap informasi perencanaan
makanan di rumah tangga.
Partisipasi
(t)
Laki-lakikurangpeduli/kurang
berperanaktifdalam:
(a)
Ketersediaan/pengadaan
pangandi rumahtangga.
(b)
Polapengasuhan
anakdalamkeluarga.
(2)
Partisipasi perempuan masih lebih dominan daripacia laki-laki, baik
dalam hal tenaga (tenaga gizi, kader, PKK), maupun pemanfaatan
pelayanangizi (misalnya Posyandu).
ANALIS$ GENDER
Kontrol
pangandi rumah tangga sangat
(l)
Keputusanketetsediaan/pengadaan
tergantungpada laki-laki, sementaraperan domestikrumah tangga
terjadi
perempuan, sehingga sering
didominasi oleh
dalam mencapai kemandirian perbaikan gizi
ketidakseimbangan
keluarga.
ibu dan
gizi lebih dikondisikanpadaperempuan/
(2)
Pelayanan/intervensi
balitanya.
(3)
makanandi rumahtanggasebagianbesar
danpenyediaan
Perencanaan
(laki-laki
dilakukanbersama-sama
yang seharusnya
oleh perempuan,
dan perempuan) agar ada keseimbangantentang pentingnya
konsumsidi rumahtangga.
penganekaragaman
d)
4)
Manfaat
jika:
(i)
Kemandirianperbaikangizi keluargasulit tercapai,
masihrendah.
(a)
Tingkatpendidikanperempuan
dilakukanoleh perempuan.
anaksepenuhnya
(b)
Polapengasuhan
manfaatprogramperbaikan
(c)
Laki-laki masihkurangmerasakan
gizi keluarga.
gizi.
(2)
Laki-lakikurangterpapardenganmanfaatdarikegiatanpelayanan
makanandi keluarga
(3)
Beban pelempuandalam penganekaragaman
menjadiringanjika adapartisipasilaki-laki(kepalarumahtangga).
Isu Gender
Selain dampak dari rendahnyatingkat pendidikan,banyak hal lain yang belum
gender.Antaralain
tentangkesenjangan
terungkap(belurnmemiliki data/info|masi)
gender,mengingat
tekanin budayayang menyebabklnterjadinyaketidakseimbangan
budayadan variasidi Indonesiasangatlebar antar kabupaten.Masalahkekerasan
yangberakibatpadatingginyaangkakesakitandankematian.Masih
kaumperempuan
dari tidak
belum diketahuiapakahtingginyaangkakematianibu ada pengaruhnya
jumlah anakyangdilahirkan.
bisanyaibu menolakuntuktidak menambah
perlakuanatau aksesperempuantentang
Masalahlain tentangtidak seimbangnya
pelayanan
kesehatan:
Peran laki-laki dalam kemandirianperbaikangizi keluargalebih rendah
a)
dibandingperempuan.
tingkatpendidikanperempuan.
Rendahnya
b)
Kurangnyakesempatanperempuandalammendapatkanpenghasilan'
c)
Laki-lakibelumsecaraseriusmenjaditargetintervensigizi.
d)
perempuandaripadalakigizi selalulebih memprioritaskan
Aksespelayanan
e)
laki.
Laki-laki tidak/kurangberkontribusidalam perencanaandan penyediaan
fl
makanandalamkeluarga.
5)
RencanaAksi
gizi masyarakat,baik pada laki-laki maupun
Peningkatanpenyr-rluhan
a)
perelnpuan.
ANALISIS GENDER
b)
c)
d)
e)
f)
q)
h)
r)
j)
k)
l)
m)
n)
o)
p)
6)
Penanggulangan
gizi kurang:
(1)
penanggulangan
gizi kurang dan pengurangan
kejadiangizi buruk,
terutamabalitadanusiasekolahanakperempuan
danlaki-laki.
(2)
penanggulangan
KEK padaWUS termasukibu hamil danibu nifas.
Penanggulangan
GAKY melalui penyediaandan pemberiankapsul yodium
bagi WUS dananakSD di seluruhkecamatan
endemik.
Penanggulangan
AGB melalui penyediaan
dan pemberiansirup, tablet besi
untuk seluruhkelompokumur perempuansertalaki-laki, denganperhatian
khususpadaibu hamil.
Penanggulangan
KVA melaluipenyediaan
dan pemberianvitarninA bagi ibu
nifas,bayi (6 - I 1 bulan)sertabalita.
Penanggulangan
kurang gizi mikro lainnya (calcium,zink dan sebagainya)
antaralain melaluikegiatanuji cobapengembangan
fortifikasidan keamanan
pangan
PeningkatanpenggunaanASi eksklusif, antaralain melalui program RS
SayangBayi danJaringanPeduliASI.
Peningkatan
kualitasMP-ASI lokal.
Pengembangan
dan penyebarluasan
pedomanumum gizi seimbang(PUGS)
melaluibelbagaipenyuluhan
sertapengembangan
PUGS
gizi lebihpadaorangdewasadan anakperempuan
Penanggulangan
sertalakilaki.
pelaksanaan
Pemantapan
SKPGdi seluruhwilayahKabupaten/Kota.
Pemantapan
UPGK melaluicakupanpesertalaki-lakidanperempuan
di pojok
Gizi (POZI) sertaPosyandu.
Pengembangan
dan pembinaantenagagizi melaluiberbagaipendidikanserta
pelatihan.
Penelitiandanpengembangan
gizi dengandataterpilahmenurutjeniskelamin
Perbaikangizi di institusi(sekolah,RS, perusahaan
dansebagainya).
Pelbaikangizi darurat.
Indikator
a)
Jumlahke'luarga
mandirisadargizi meningkat.
gizi:
b)
Membaiknya
keadaan
(1)
gizi kurangpadabalitamenurunmenjadi22Va.
Prevalensi
(2)
BBLR menurunmenjadilIVo.
Prevalensi
(3)
PrevalensiBB terhadapTB kurang dari normal pada anak sekolah
menurunmenjadi307o.
(4)
Prevalensi
KEK padaWUS menurunmenjadi20Vo.
c)
PrevalensiTGR padaanak sekolahmenurunmenjadi6,5Vodan jumlah rumah
tangga yang mengkonsumsigaram yodium secaraadekuat (> 30 ppm)
meningkatmenjadi7\Vo.
d)
Cakupanpemberiansirup dan tablet besi meningkatsertaprevalensiAGB
padaibu hamil menurunmenjadi45Vo.
e)
Cakupankapsul Vitamin A padabalita perempuandan laki-laki meningkat
sefiaprevalensiKVA padabalitadanibu hamilmenllrun.
39
ANALISIS GENDER
s)
h)
r)
j)
k)
r)
m)
n)
o)
n)
Terlaksananya uji coba pengembangan fbrtiflkasi dalam rangka
gizi mikro.
penanggulangan
CakupanpemberianASI eksklusif(0 - 4 bulan)meningkat.
CakupanpemberianMP-ASI padabayi mulai usia4 bulan,meningkat.
penyebarluasan
PUGS.
Terlaksananya
Telsedianyadata gizi lebih pada orang dewasadenganpengukuranIMT
gizi lebih padabalitamenjadi
menjadimaksimuml1Va dantingkatprevalensi
3Vo.
SemuaKabupaten/Kotatelahmelakukandan memanfaatkanSKPG.
TerlaksananyaPondokGizi (POZI) di seluruhPuskesmas.
jumlahtenagagizi yangterlatih.
Meningkatnya
Tersedianyadatagizi yangterpilahmenurutjenis kelamin.
jumlah institusiyangmenyelenggarakan
pelayanangizi sesuai
Meningkatnya
standardanregulasi.
Terlaksananyaperbaikangizi darurat
PROGRAM KEBIJAKAN
KESEHATAN
DAN
MANAJEMEN
PEMBANGUNAN
Sub Program Sistem Informasi Kesehatan
r)
Kebijakan Sub Program
Sistem Informasi Kesehatan(SIK) dikembangkanterutama untuk mendukung
visi Indonesia
Dalamrangkadesentralisasi,
upayapencapaian
manajemen
kesehatan.
Kecamatan
Sehatdan
Sehat,Kabupaten/Kota
Sehatditentukanolehupayapencapaian
pemantauan
pelaksanaan,
dan evaluasi
PropinsiSehat.Dalam rangkaperencanaan,
pencapaian
kecamatansehatdan kabupatensehatperlu dikembangkan
upaya-upaya
Daerahsebaeaibaeiandat'iSistemInformasiKesehatan
SistemInformasiKesehatan
Nasional(SIKN.
2)
Data Pembuka Wawasan
Data yang bersumberdari data rutin program kesehatanyang meliputi data
a)
lingkungansehat,perilaku sehatdan pelayanankesehatanyangbermutuuntuk
jenis kelamin,
mencapaiIndonesiaSehat2010, tidak terpilah berdasarkan
untukdianalisadari aspekgender.
sehinggatidak memungkinkan
b)
Data yang bersumberdari Profil KesehatanPropinsi, Profil Kesehatan
Kabupaten/Kotadan pengembangandata dasar indikator kesehatanterpilih
jenis kelamin,sehinggatidak dapatmenunjukkan
tidak terpilahberdasarkan
antaralaki-lakisertaperempuan.
adatidaknyakesenjangan
3)
KesenjanganGend.er
Pada umumnya laki-laki mendapatakses lebih baik tentang kebijakan informasi
Datayangdikumpulkanpadaumumnyabelumterpilahmenurut
daripadaperempuan.
jenis kelamin.Datayangsudahterpilahlaki-lakidanperempuan
untukjangkapendek
TB, GebrakMalariaatauHIV/AIDS.
didapatdari pokja-pokjasepertiPokjaGerdunas
ANALIS/S GENDER
4)
Isu Gender
programbelum terpapardenganisu gendersehingga
a)
Para penanggungjawab
datadan informasidalamsemuatingkat
menjadihalangandalampengelolaan
administrasi.
yang merupakanujung tombak pengumpulandata
b)
Pada tingkat Puskesmas
jenis kelamin.Namun
datayangdikumpulkansudahberdasarkan
sebenarnya
padasaatdikompilasidi tingkatkabupatendatatersebutdisatukandan tidak
terpilahmenurutjenis kelamin,sehinggapadawaktudikirim ke propinsidata
sudahtidak terpilahantaralaki-lakidanperempuan.
5)
Rencana Aksi
gender pada semua tingkat administrast
a)
Sosialisasi pengarusutamaan
pengeloladata,sehinggadatayangdikumpulkansudahmerupakandatayang
terpilahmenurutjenis kelamin.
profil kesehatanpropinsidan kabupatenyang
Revisi pedomanpenyusunan
b)
jenis kelamin,
tertentuberdasarkan
telahada.Pemilahandatapadatabel-tabel
indikator perilaku sehat, lingkungan sehat dan pelayanankesehatanyang
bermutusertateljangkau.
6)
Indikator
a)
Tersusunnyapedomanpengelolaandata yang terpilah berdasarkanjenis
kelaminsebagaiacuanbagiparapengeloladatadi semuatingkatadministrasi.
b)
Tersusunnyarevisi pedoman penyusunanprofil kesehatanpropinsi dan
jenis kelamin.
menjadi terpilahberdasarkan
kabupaten/kota
(1)
IndikatorDerajatKesehatan
o
Umur HarapanHidup
o
Angka Kematianibu
r
AngkaKematianBayi.
(2)
IndikatorLingkunganSehat
.
Persentase
JumlahRumahSehat
.
Persentase
CakupanAir Bersih
(3)
IndikatorPerilakuSehat
o
Persentase
PerilakuHidup Bersihdan Sehat
(4)
Indikator PelayananKesehatanyang Bermutudan Terjangkau
r
RasioRS
o
RasioPuskesmas
b.
Sub Program Penelitian dan PengembanganKesehatan
1)
Kebijakan SubProgrum
Kesehatandilakukan,dan dikoordinasioleh Badan
Penelitiandan Pengembangan
Kesehatan(BadanLitbangkes)yang terkait dengan
Penelitiandan Pengembangan
dapat
programtermasukyang terkait dengangender,walaupunpadapelaksanaannya
penelitiantersebutsebaiknyamengacupada
dilakukan oleh instansilain. Pelaksanaan
ANALIS]S GENDER
Prioritasdan AgendaNasionalPenelitianKesehatan,
bukanmerupakanPrioritasdan
AgendaPenelitianBadanPenelitiandan Pengembangan
Kesehatan
semata.
2)
Data Pembuka Wawasan
Penelitiandan pengembangan
yangdilakukansecaraumum sudahterkait
kesehatan
dengangender,namun belum secaraspesifik gender,untuk itu perlu dilakukan
analisislebih dalamagarisu genderlebihjelas.
J)
KesenjanganGender
Penelitian dan pengembangankesehatanyang terkait denganprogram dan gender
telahbanyakdilakukanantaralingkungansehatsertaupayakesehatan.
4)
Isu Gender
Parapelaksanapenelitiandan pengembangan
kesehatan
belum secarajelas terpapar
denganisu gender,namuriselamaini gendersudahmerupakansubyekdan obyek
penelitian.
s)
RencanaAksi
jumlah penelitiandan pengembangan
Peningkatan
kesehatan,
kajian tentanggender
areapenelitian
sertamemperluas
6)
Indikator
a)
Jumlah tenaga peneliti tentang program-programyang responsif gender
meningkat.
yangresponsifgender
b)
Jumlahpenelitiantentangprogram-program
meningkat.
Rencanakegiatanprogrampembangunankesehatanyang rrsponsif genderuntuk tahun2003
mengacupadarencanatindak dalamRepeta2003 bidangkesehatan.
B.
Rencana Tindak Program Kesehatan yang Responsif Gender dalam REPETA
2003 dan Usulan Kegiatan
1..
PROGRAM
LINGKUNGAN
SEHAT,
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PERILAKU
SEHAT
DAN
Sub Program Lingkungan Sehat,PenyehatanAir dan Sanitasi
r)
Rencana Tindak
.
Meningkatkan pengetahuanpara provider dalam analisis gender dalam
penangananmasalah kekerasan terhadap perempuan dengan melibatkan
peranserta
masyarakat.
o
Meningkatkanpromosi hygienedan sanitasidi tingkat individu, keluargadan
masyarakat.
2)
UsuIan Kegiatan
a)
Penyusunanfotmat datayangterpilahmenurutjenis kelamin.
ANALISIS GENDER
b)
c)
d)
e)
J)
).
Pertemuan/lokakaryaperlindungan perempuanterhadap penyakit berbasis
lingkungan.
Pelatihan/peningkatan
penggunaan
peralatan
kesehatan
lingkungan.
Pertemuan/lokakarya
pemberdayaanperempuan dalam penyediaandan
pemeliharaan
sumberair bersih.
Sosialisasi
danbimbinsan
teknis.
Penanggungiawab
a)
KepaiaBagianProgramdanInformasiDitjenPPM&pL.
b)
KepalaSub DirektoratHygieneSaranadanBangunanUmum.
c)
KepalaSubDirektoratPenyehatan
HygienedanSanitasiDitjenppM danpL.
d)
KepalaSub DirektoratSurveilansDitjen PPM & PL.
e)
Direktur PenyehatanLingkunganDitjen PPM & PL.
DirekturPenyehatan
Air danSanitasiDidenPPM & PL.
I
g)
KepalaPusatPendidikan
danLatihanKesehatan.
h)
KepalaPusatPromosiKesehatan
PROGRAM UPAYA KESEHATAN
Sub Program Penurunan Angka Kematian Ibu melalui Making pregnancy Safer
(MPS)
1)
')\
J)
RencanaTindak
Meningkatkancakupan dan mutu pelayanankesehatandasar, dengan pdoritas
kegiatan:
a)
Pelayanan
kesehatan
dasardi Puskesmas,
b)
Pelayanan Kesehatan Keluarga termasuk peran suami dan isteri dalam
pemeliharaankesehatankeluarga.
Usulan Kegiatan
a)
Lokakaryauntuk menyusunformat data yang terpilah menurutjenis kelamin,
disampingumur,lokasi,sukudanagama.
b)
Pertemuan/lokakarya
untuk menyempurnakanprotokol pelayananKIA yang
responsifgender.
c)
Pelatihan/keterampilan
teknismedisdanmanajementermasukKIp Konselimg
sertapelatihananalisisgenderdalampelayanan
kesehatan
ibu dananak(KIA).
d)
Supervisidan bimbingan teknis termasukpemberianinformasi perencanaan,
pelaksanaan
monitoringpelayananKIA yangresponsifgender.
Penanggungjawab
a)
KepalaBagianProgramdanInformasiDitjenBina Kesmas
b)
KepalaSub DirektoratMaternaldan PerinatalDitjen Bina Kesmas
c)
KasubditUsia SuburDitjenBina Kesrnas
d)
KepalaBagianProgramdan InformasiDitjen PPM & PL
e)
Direktur KesehatanKeluargaDitjen Bina Kesmas
1;
KepalaPusatData dan Informasi
ANALISIS GENDER
b.
Sub Program PemberantasanTuberkulosis Paru
r)
RencanaTindak
Meningkatkankualitas dan akses informasi kesehatanantara lain yang terpilah
jenis kelamin.
berdasarkan
Usulan Kegiatan
formatdatapenyakityangterpilahmenurutjeniskelamin
Penyusunan
a)
petunjukteknis pemberantasan
untuk penyempumaan
Pertemuan/Lokakarya
b)
TuberkulosisParu.
danbimbinganteknis
c)
Sosialisasi
J)
Penanggungjawab
KepalaBagianProgramdanInformasiDitjen PPM & PL
a)
DidenPPM
Penyakit(P2)Tuberkulosis
KepalaSubDirektoratPemberantasan
b)
&PL
DitjenPPM & PL
KepalaSubDirektoratSurveilans
c)
PenyakitMenularLangsungDitjen PPM&PL
DirekturPemberantasan
d)
c.
Sub Program PemberantasanMalaria
r)
Rencana Tind.ak
Meningkatkankualitas dan akses intbrmasi kesehatanantara lain yang terpilah
jenis kelamin.
berdasarkan
Usulan kegiatan
genderterhadap
sikap dan perilaku (KAP) berdasarkan
Studi pengetahuan,
a)
programmaiaria.
POD-PKK.
Pembentukan
b)
Kit PenYuluhan.
c)
Penyediaan
sasaran.
terhadaP
Penyuluhan
d)
individudanmassalterhadapgigitannyamuk.
Pencegahan
e)
J)
Penanggungiawab
KepalaBagianProgramdanInformasiDidenPPM & PL
a)
PenyakitMalariaDitjen PPM & PL
KepalaSubDirektoratPemberantasan
b)
PenyakitBersumberBinatangDitjenPPM & PL
DirekturPemberantasan
c)
dan Penyakit Menular Seksual(PMS)
d.
Sub Program PenanggulanganHMAIDS
t)
Rencana Tindak
Meningkatkan kualitas dan akses informasi kesehatanantara lain yang terpilah
jenis kelamin.
berdasarkan
ANALlSlS GENDER
2)
Usulan Kegiatan
a)
Penyusunan
fonnat data penyakityang terpilahdari data yang ada mcnurul
jenis kelamin
b)
PelatihanTOT universalprecautionbagipetugaskesehatan.
c)
Tor konselingHIV/AIDS yangresponsifgenderbagipefugaskeseharan.
d)
TOT surveilansHMAIDS bagi petugaskesehatan.
e)
pendekatan
PelatihanPMS berdasarkan
sindrome.
))
Penanggungiawab
a)
KepalaBagianProgramdan InformasiDitjenppM & pL
b)
KepalaSubDirektoratAIDS danpMS, DitjenppM & pL
c)
DirekturPemberantasan
PenyakitMenularLangsung,DitjenppM & pL
3.
PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
t)
Rencana Tindak
Meningkatkanpenyuluhan
Cizi Masyarakat
melaluikampanyedi mediamassa.
Usulan Kegiatan
Peningkatan
penyuluhan
gizi masyarakat
baik padalaki-lakimaupunperempuan:
a)
Isi penyuluhanhendaknyatidak ditujukanpadaperempuansaja akan tetapi
juga pada laki-laki, contoh pesan:perbandingan
kebutuhanmakan sesuai
golonganumur, jenis kelamin dan lain-lain.penjelasanakibat kurang gizi
secaraspesifikbaik padalaki-lakimaupunperempuan.
b)
Tempat penynluhan tidak selalu di tempat perempuan berkumpul
perlu
dilakukankhususberkumpr.tlsepertirapatdesadan1ain-lain.
c)
))
Waktu penyuluhansebaiknyadisesuaikandenganjam isrirahatdan
bekeria
Penanggungiawab
a)
KepalaBagianProgramdan InformasiDitjenBina Kesmas
b)
KepalaSubDirektoratGizi Ditjen Bina Kesmas.
c)
DirekturGizi Masyarakat
DidenBina Kesmas
PROGRAM KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN KESEHATAN
Sub Program SistemInformasi Kesehatan
1)
Rencana Tindak
Mengembangkan
sistem InformasiKesehatan(sIK) antala lain mengintegr.asikan
SIK yang ada, pengumpulandata./informasi
terkoordinasi,
fasilitasipengembangan
SIK daerah,pengembangan
pelayanan
datadaninformasiyangterpilahmenuruti&is
kelamin,pengembangan
teknologidan sumberdaya
informasisertasistemkesehatan
(SKN).
nasional
ANALISIS GENDER
2)
Usulan Kegiatan
Identifikasi kebutuhaninformasi dan penetapanindikator yang merupakan
a)
dataterpilahpadasetiaptingkat administrasi.
Penetapankebutuhandatadan pencatatansertapelaporanberupadataterpilah
b)
padasetiaptingkatadministrasi'
d)
J)
Sosialisasi isu gender pada setiap tingkat administmsi terutama pada tingkat
pengeiola data dan pengembangannya pada setiap pencatatan serta pelaporan'
Pembuatan database berdasarkan data terpilah menurut jenis kelamin pada
tingkat nasional, propinsi, kabupaten/kota dan pelayanan kesehatan seperti
Rumah Sakit sefia Puskesmas.
Penanggungjawah
KepalaBagianTataUsahaPusatDatadan Informast
a)
KepalaPusatData dan Informasi
b)
DirektoratJenderal
Pengelolaprogramterkaitdi masing-masing
c)
b.
Sub Program Penelitian dan PengembanganKesehatan
1)
RencanaTindak
antaralain mencakup
dan teknologikesehatan
ilmu pengetahuan
Mengembangkan
penelitiantentanggenderdankesehatan.
kegiatanpenelitiandiantaranya
tl
Usulan Kegiatan
yang responsif
kesehatan
dan koordinasipenelitiandan pengembangan
Pelaksanaan
yangtersedia.
gendersesuaikemampuan
J)
Penanggungjawab
Kepala Bagian Jaringan Informasi Iptek dan Promosi PenelitianBadan
a)
Litbangkes.
b)
Sekretaris Badan Penelitian dan PengembanganKesehatan (Badan
Litbangkes).
Para Kepala Pusat di lingkungan Badan Penelitiandan Pengembangan
c)
(BadanLitbangkes).
Kesehatan
DirektoratJenderal
d)
Pengelolaprogramterkaitdi masing-masing
BAB V
PENUTUP
gender
yangbenartentanganalisismaupunpengarusutamaan
Sebagaiisu baru pemahaman
Persepsiparastakeholdertentanggendertersebutmasihberagam
masihperludimantapkan.
perempuan,
maupunpersepsi
dari sifatnyayanghanyaterbataskepadaupayapemberdayaan
gender. Demikianpula halnyamasukanisu gender
genderyang mengarahpadakesetaraan
masihmerupakanhal yangbaru. Padahal,apabila
kesehatan
dalam programpembangunan
genderakanmemberikandayaungkit yang besar
dicermati,analisisdan pengarusutamaan
Hal ini sangatdimungkinkan
programpembangunan
kesehatan.
untukmencapaikeberhasilan
karena setiap rencanaaksi maupunkegiatanoperasionalakan lebih difokuskankepada
hasilnyaakanlebihbermakna.
kelompoksasaranyangtepat,secaraepidemiologis
perlu terusdilakukanupayaKesehatan
Oleh sebabitu, di lingkunganintemalDepartemen
upaya untuk memperluasadvokasidan asistensisecaraberjenjangkepada setiapprovider
sehinggasecarabertahapdapatdireplikasikanlebih luas ke dalamprogramdan
kesehatan,
para
peningkatan
kemampuan
sub programlain. Untuk keperluantersebut,perludiupayakan
provider kesehatanuntuk dapat lebih meyakinkan sotiap stakeholder tentang perlunya
kesehatan.
genderdalampembangunan
pengarusutamaan
Upayatersebutakanlebih mudahdikerjakandenganmengeksplorasidatayangterkait dengan
akurasidatayangterpilahmenurutjenis kelamin,
gender,antaralain denganmeningkatkan
sertadenganmeningkatkanaksesdatamelaluijalur pelaporanyangtelahada.Akurasidata
gender,danmenetapkan
isu gender,
sangatdiperlukandalammelakukananalisiskesenjangan
sehinggarencanaaksi dapatdilakukansecaratepat.
genderdiperlukanpula pemantapankomitmen
Untuk keberhasilanupaya pengarusutamaan
yang terkait dengan kebijakan program kesehatan,sehinggakepeduliangender akan
senantiasaterintegrasikandengan rencanaaksi program pembangunandalam rencana
yang dicapai pada unit
keberhasilan
pembangunan
tahunan(Repeta),dan mereplikasikan
yanglain.
kerjasertaprogramkesehatan
dalamanalisis
sumberdaya
manusiayangmempunyaipengetahuan
Mengingatketerbatasan
gender,maka perlu dilakukanupaya yang lebih menyeluruhbaik
dan pengarusutamaan
secarakuantitasmaupunsecalakualitasdalampelatihangender,baik yangdilakukanmelalui
pelbaikankurikulum pendidikanformal, maupunmelaluiott-the-jobtraining'
gender harus pula didukung dengan
pengarusutamaan
Disamping itu, penyebarluasan
penyebarluasan
informasi maupun dokumentasitentang gender melalui media cetak,
elektronikdan lain sebagainYa.
47
DAFTAR SINGKATAN
AiDS
Acquired ImmunodeficiencySyndrome
AGB
AnemiaGizi Besi
AKI
AngkaKematianIbu
ANC
Antenatal Care (PerawatanPra-kelahiran)
ASI
Air SusuIbu
BAPPENAS
BadanPerencanaanPembangunanNasional
BMI
Body Mass Index (lndeksMassaTubuh)
BBLR
BeratBadanLahir Rendah
CIDA
CanadictnInternational DevelopmentAgency(BadanPembangunan
Internasional
Kanada)
Ditjen Bina Kesmas DirektoratJenderalBina Kesehatan
Masyarakat
Diden PPM-PL
DirektoratJenderalPemberantasan
PenyakitMenularpenyehatan
Lingkungan
DPA
Develctpment
Planning Assi,stance
project (ProyekBantuan
Perencanaan
Pembangunan)
DOTS
Directly ObservedTreatmentShortcourse
GAD
(GenderdanPembangunan)
Genderand Development
CAP
GenderAnalysisPathway(Alur KerjaAnalisisGender)
GAKY
CangguanAkibat KurangYodium
GBHN
Garis-garisBesarHaluanNegara
GSI
GerakanSayangIbu
HIV
Human ImmunodeficiencyVirus
IMS
InfeksiMenularSeksual
IMT
IndeksMassaTubuh
KB
KeluargaBerencana
KIA
Kesehatan
Ibu danAnak
KEK
KurangEnergiKronis
Kesga
DirektoratBina Kesehatan
Keluarga
KIE
Komunikasi,InformasidanEdukasi
KIP
KomunikasiInformasidan Pengetahuan
K3
KeamananKeselamatan
danKeseharan
KVA
Kekurangan
VitaminA
DAFTAR SINGKATAN
LILA
Lingkar LenganAtas
LINSEK
Lintas Sektor
LSM
LembagaSwadayaMasyarakat
MPS
M aking PregnancySaler (Menjadikankehamilan lebih selamat)
MP.ASI
Air SusuIbu
MakananPendamping
NAPZA
Narkotika,PsiktropikadanZat Adiktif
OAT
ObatAnti Tuberkulosis
Pasutri
Pasangan
SuamiIsteri
PELITA
Lima Tahun
Pembangunan
PHBS
PerilakuHidup BersihdanSehat
PKK
Keluarga
PendidikanKesejahteraan
PMS
PenyakitMenularSeksual
PNC
PostnatalCare (PerawaranPascaKelahiran)
POD
PosObatDesa
POZT
PondokGizi
PROPENAS
Nasional
ProgramPembangunan
PSM
PeransertaMasyarakat
PSP
Sikap,Perilaku
Pengetahuan,
PUG
Gender
Pengarusutamaan
PUG-BK
GenderBidang Kesehatan
Pengarusutamaan
PUGS
PedomanUmum Gizi Seimbang
PUS
Pasangan
UsiaSubur
PUSKESMAS
Masyarakat
PusatKesehatan
P2WPK
Kesehatan
PeningkatanPerananWanita dalamPembangunan
RENSTRA
RencanaStrategis
REPETA
Tahunan
RencanaPembangunan
RPJPK
JangkaPanjangBidang Kesehatan
RencanaPembangunan
RSKO
Obat
RumahSakit Ketergantungan
SD
SekolahDasar
SDM
SumberDayaManusia
SIK
SistemInformasiKesehatan
SIKN
SistemInformasiKesehatanNasional
SKN
SistemKesehatanNasional
ii
DAFTARSINGK^TAN
SKPG
SistemKewaspadaan
PangandanGizi
TGR
TotalGt-titerRate(AngkaKesakitanCondokTotal)
TOGA
TokohAgama
TOMA
Tokoh Masyarakat
UPGK
PerbaikanGizi Keluarga
VCT
Voluntary Counselingand Testittg(Penyuluhandan pengujian
Sukarela)
WID
Womenin Development
(Wanitadalampembangunan)
wHo
WorldHeahhOrganiption (Organisasi
Kesehatan
Dunia)
WSLIC
WaterSupplyfor Low IncomeContmunity(proyek penyediaanair
bersihbagimasyarakat
miskin)
WSP
WomenSupportProject
WUS
WanitaUsiaSubur
LAMPIRAN 1
MATRIKS ANALISIS GENDER
PEMBANGUNAN KESEHATAN
gigu
gsB,
gigE
ggigg
Eggg
FgB
3gar*
L
Z|
et
Fg,isg,EgaegEt';
E
fgiE
*iE,€Ef
EE
fr;
If,FFeFEi
Eftig;
atEr;EFsgiltFSEFEeEf
if
z
r<
z
-
z
'.::j;
iE!
z
bl
z
F
)
z
2*
z
2V
q
F
)Z
z9
Frt
;3
F.F
<
j
€
!-l
lil
..
z
d
z
qZ.
zv
a<
d
L
bi)
Y
d
-d
ilrc.io.Jl,
z
z
d
.$;i
FIEeEg?f
FE;$
,Itgi;ifIEEEE
F=egFg
z
Fr
d
gsffi
sea€p*gisu=g
;i
uEEi,rE$
ia*i
2
a
v)
FI
J
' 'aE; =c?u==EE
u!;iE
-$;i
*g;;FEB
i*;-i
'i'F€c
EE$g€gE;!gli,;€sEujt
;ts5FErE#sss
H*Ei'$f
flfESi!;
h
z
z
d
z
j
EH
,:iii
I
j
gEBi$i
gggiii,
iii?g;Ee
sEiiiE
:e€;Ee;ieggr
EF€
€;EIAeEc;
E
:{e:
=E.aa-.H.lg=
a
rq
:z:
:ts:
i:"- 1;
;- F:cfuE*
aia*
I isii: esigai*?;ii*sHs
Ea;
€e:g
gF?
ja;EiF;;i
;F€EF
;Fi;
iii$E
:F$gi=iEia
da:=:i:
',,3
::<
.:z
::<
::o
:12
z
E
a
z
zp
:z
z
:!E
z
g
z
a
Fl
z
q
;E-=
- E'eE;:-=E
E seltB-€si
_*E#=€
ui€a
FF',:;EiE
i;ga
Fig?5;;E
FiiiEiE5i
iF;tEg
::::::
!
q
ge$gFu$
gigigB
Fi€g
i$gigiiii3si
Ei
2,:.
<i
(r!
zb
zt
.gE1=E;
EEi€
: ;*i
=ri*gE;E.:=
Ea : : E
:I;A:tI
EEE;EE
E:1igEEii
rEEE3
-!i !
s
:
=2
Frt
F;
o
"1 i1.
gq
::::e
Ft";
e:.5
i
c
i€iE*iA
FEi
;;;e;i€"
i;ii;c
E|FEE;E€
:
g
E
q
I
+=r-E
rE J ?"
E::,=? E g
3 = 8 . 5 Es 3
;
h
!
c . =
il-:
.i
gEi?iii
giiggiigsgg
gEs
gii
, iiege
'a-^;
c =d
o;
F
a
k,:
H
Al
v
,sa
i'{
tz
:2::
z
fF
:
; i EE $ E ; E =
?€$;: *9::E
EESE
EEEaaE
9g',Eig;?E
igi*,
i;,E,
igie=
ffigE,
EfliFE
:&.::
iv:E=H'E€sEE
iFiti
€i$ip€;ui ir=*r, r€E;?H
ErrEEq
iirae$EsEi
Fe6;i3g;;Eil
ifEEE;sEE;
.:i:'l'l
tsqi"i::3
:l:j::::rl
z
z
.rl:ll'
z
u
D
IA
f a
9,=
giE* :;E"Fl
35'** E€ li"E
F
0
;
o
:iid
td
z
Fi
E
E
z
q
to
F1
z
a
,E
-s-
-
-E
38.
e $ E E - i€ Ea= tzsi cE; EE ri $- E
f r- E = .
Uq
ZR
{fE
IHE
E E E + :: E 3 g q H: E : E !
?,8
I gi;F
-Fr*?rE
tEFFS;^
Fe*;i:
u.;?s
;lvi;Fq
sF:iiP
;;i' i*=aiili;ii ;a;,i;
.='6;E
H
.-^
s
)z
63
fr<
F>
<s
F.t
a.ll
=zl
zg
i'i:rl:
:tIs
:i:l:jti
r
= 6
E-
g ; ; 3 ; ; q $ HI* s t c
.
HEHE::
dE_9E:E
= .EF iFF
4,i
s t H EU EE : x ' € ;
s.; ;;s &;€ €EE
_ch:
EEG
sEn
i-Eo
=
\ d
o
> ,
:
"
c
o - =
* EEg
Ee;E:eB
;gF
dJoi
A
,
<.r
eE98._9s
=teE36.E
n
Ee;'
i;ea
aatui=
SiCg
it;iies
iii
i
r;ar;Es?
r
sE€i'a;E
;Eca€r
3EFE
EE€5E
Fr
z
g?sg€*AEAi
Egii:iFE
3g3E
gais
f,g
€F
cgiiggEgBig€
z
C)
7
z
F
a
z
z
D
z
7
E
q
o
j
z
f
gaEai
qE,;
:Eg+€=
BE
i s-;ri ii- *E;
z
9s
z9
<c
?z
-
z
!iFEE,FgA
E:;€gE
,giist
€gEE
EE
a;Eff
g i i1 : ? - s E 7 ! ! ! i
a
i=!E
F,_
F
g*
E
iEi
;Aff€€eee
iEEi:
tBlBiE€r
a€;
=i
:;.c:a.€
=gF
E:SH
FE5EEEEEE
FisiEe
=2
e<
Fr>
flE
z
!sE
I
q2
zu
Q<
D
v4
d
.{
EiEt s€
e E E ea i
PEi s;*
E*r a*=f :g rE€'su
g:E^
F9u
aei;q*E"
6;ErgE
:ffEiE*
Srgf*5€
F
g
z
-?EEgE
iri;ce=fe=E+€ge€Egf
iEE
i?t
aau
e
riE
;g;;5E;5g;Egi
E?5
iE;ggi= 3ai=
aEa;gsiacgiei
EEEEFE;
agEEii,
E*,;iEf
z
L)
z
7.
F
a
z
z
D
4
z
z
a
a
.-?
z
,iD
i Ei $:'*?E gE€u
iE,
Eg€e€g
irig.
s:*,
g'iei$gEe?,3
€f,EiE
EE;;
EEE
=,FEgsii
*,8,i+
ri
glJ
+
3
-
E*
3
=2
€i
=<
E}
3;
3
h2
<:<
ZY
r=
rF
F
-a=$
.i
di
:PE
--?
*g
s9;
HEssE
EiE f; i's 5i$
gEEE!
EIgE€5EflEg
E:-E;S:iF
E:EC€s
E:5E
>lr
.i
€*.r€€ igg;= *€r=a=
c€*
;E S, €sri
gt=
g€ig
ggFEE
gEgEtI
gEg
sE
EE
ini35
ii
F
z
j6i-i+-iordioig
;siEsa:€f€=isee
i:i€,resa;
ae.
;;ra:Fa
96FFF*;=;a;a
ee?ia=:AeaFEiis
F6ie;EiF
z
O
z
z
3
q
z
z
.*r€€E .qei.eIE;ls"
r.
giri€FSFE5
g=FtgcgEg
5E€gE
5 f ; E ; ! E E E € jH s " i €eE. ; r E E i i "
z
z
ggg
gEi;
ffegt
€a;eiis,
*gEic
=;i*€E
Ftcc:l;€
reEE€
qlltEe
z
z
a
a
F]
9o
Z9
2Z
z
HE;t ',*eE,g,
'15gg;
U'
3
:
a2
Frr
F,r t
F
iiiiigSs*iFE
3Egiii,
EFgau
SEgg
E
P3
i-E+St
i-rEiE€
E ik
4
E e z,:
,.2 i
i
5;E
;IgFS;E8;a{-E;e
cE*€*.:iEE
Ee€a:;;
, t A[ € EE & &
s
sEs;sE5
'E
A9r:;'E
!n! E
3F
i
U
=
n' ;_
F
I
t
;
g
z
:
E
d .
E A
>
7e
i:
-
t E , :
A-
;ei
rEE
F \
J.i-i
-qi^
z
U
z
z.
-5
E:
9;
SErFi=
5{q: ra;€EE Fl
H3;E
fEE!
E=
=
A
El=3
.;;PE
U
g=
.g E:
F
6
EIF!*e
.63b;bg
E
3:
,6.!
jdd
E
-
!
E
?-
.l
.9r
r !E iI-!.(
5 EE , E = & . 8 E
* !" *
s;;?:;g-t*E
t$Eei'
:if.ar Ee'aii5
q E 4! € :
si o :: E: =: E
P .e; h:;-E
EtEg
€iii3:
AE€€sq;g
;E'E5-iu
f€aA&EB:
Fg*H
H
zi -EE!
.Es:t;
E:"ij
E . s ! _ x se c E a ,
C
=E-E
!
o:€ -;EE
j.i
6=Ee!E
!4
z
z
!)
z
E:s
; ! g;
:*-&t
E EFqE &:5
e;; *g P
9E
'E:€.6
E.=En
2:,=P
c >.0
Z
f
!
d;
.-l!.1*--:d
; Sa:
!-!9,&!
; e fi ;: ;"i E 9
t
!:
Z T ;N! ; aE d€i ! ;i : €I q
E
I i
I
E
r i
j.i
t=E€
Ff I"
z
q
ECI
= E E * AE
^ 5T :
;.:
:Eg
q
,l
=
-E€SEU =F
EYN5* F; H
t
z
.9!c=
i:E
;E:,
2A
E l JE E E *
EP,:
E;E
- r,a;:Eiei
z
s s* , 8 =: : i E : EE![ e
v2
<l<
6-95
dlj
.i
di
F
E, :'E*E.;33'=*Eg;i=c;t
t
3z
*<
ggEi*a€ElEltl
F
6
d
d !
:
a;F= ;
€Pt
F-=
5
g
s
i
:FE€'E;
:
3€E€ :F j
tE=8. EE &,
6iris
6
Ea
E
aZ
zt
FF
: 5 !
E !
:*!i
:
zl
E
1 -P
. : u=
:
s6.H
niz ;
9-;'ns:
E
e
s.i: .!
5i3ii
=a-t'-e
gP€sE
s! p Le s€; ;i; ;i
;:i.!
E
:E€S* d.E.EqgS
* € € S! " r E = ; E s
td9+a
Z=\aCF
:E=*S* id HT&&
€ F5,!.9
Hs H..EEE:i'*H,*^gBFu=€
E E
z
iEE
*ugr
EiEtEE,EEiEiEE
3
FeiE
ig=
j3i**sEitssec;
ggi:=
;€gg
z
d
z
gsscg
gigFg
EEF;,
F
iEg:
teseFFgs
Eu
&&
EH
;Faeg;gsE
ftEiir iSgaic;*EFs; deisEE
F
z
3
n
E
6
-E
ieEi,€c
a
z
zp
a
Z
l
€ae;ag+;,
itf,;a,ceEtg€
[=uiE
fE=etr;€E;"[*i:
t,' 1BEisEc
EEeEEs
z
a
q
Jo
a
j
AE
<
dE06
:
^'
E
EE
E9
=
=
ii€
Q;
:
E
EHS $; :€;
-; t -9 :
eaiio
dd
di
gF
Eit
5 9-=:
9E;
EF"
!' J5' 5 Q
!-E,E
!Eo q
! e
X.:=
z
IEF
q
Ei-E :E!!#-B-E fl€:E
.91
sl€ F .s
kE:
hEE
=E
3Fc
;r iE.:i3&
*E*
EF:
E tH " E s
Fr
r$ =
3z
>y
Frt
a3
q2
zv
>F
FF
*"i EE a -El F -
i;;gs;g€E
EEs€,;E:iE.
eaEfl€
iEEEEB
FEasii:39,
'n^
E :
F
::E5
!EFC
z
E
4
e!i3;
F;
€ E F= P
* P
:J . iE ! i E : E
d>
ii-iBEEei;
E:E
z
Q
3,
z
Fi
q
z
z
D
z
f
z
o
a
,l
z
a
z
3a
<E
z7
a
3
3
)Z
F:
rrB
hZ
zt
"- 4.
gf,:"EE:
g3E€iE:i
€i:iE
ECFgi
E
FF,
iFi8,
EEII1E
EE
??Eii1zl=t1,i
gBi;fuEA;
i=,;1,
e1
,=€*H:l*rc,:1rE'iPuig,
I €; e
EEgfl3
iEE€$F
FEtiE
e:€;;e;i
Fa;a
E3
gEFEi giiE
F
EE
;etge
;EeiiI ${i;€Eiis
z
*7
4E9
-+
F:E
;gg;-?=c ri+ ZEi=
H;EE=!F :=; *iq EEEg
z
;J?iEgE
E=;iieFEi?EEEF
z
z
A.
F
a
z
z
$:
rE.
AE:
$
*
ts.
D
z
z
)
€s
:j
:F
:E
jEE ;
=EE
-B
:*I
s"
5ji
-=
+=
E!
F:.
-FE
iE:E € asq +B ;
E::?5I
=---=z.:E;:6E
*EgA-R
E! !Hg€EA
IC=EE"*
=S tE-EE*g F
E^3-?:E
EFg'€
z
z
o
q
tl
E€
SEEE
EEEE
EEffiF
*ESEEE
iru;iE$.
aE
Oq
zd
2Z
ir
ig*EaasE
sEEgc
F€;E
!agct
Eg€€*9;
*sc
z
E
o
Er
J
>z
-*
.B
t!*
a2
zx
a:
l1
IE
Tg
l -
l6
iiig?i
EE?Eg
iigggEgsE
g*s
gaeag
i?FE
iiE,
iE?,
EsslE
a
Fi
.tF
z
;;
Ei E. r
>;0
:
z
U
z
z
r*E d
.giE
x
F
d Ei
o:
3
z
z
P
z
a
f
tre6-
z
z
q
U)
Fl
27
z
a
#e*$;.
i; g=*
EE
*'; i
.i!i
:':g
FF;F
ee
cEs=
ngEe
*cec=
q
.!.: Ei
.EIEE
<tJ
F
)Z
E?
i3
I$
lt;*$si-i€f,
€€*=
€,:tii€
,EaEt:=
*?eBes=
EgsE
iia:EEEiif?r
;Ega+Er
F ?i ; E
ltAgEri€gs[r
€gigfiig
=;EE
=eEiei:
3
: s g 90;
. ? F d =
EscfF
: E 8._8_9
N
z
J
'=
kEE
D2
al
4<
-E< A ii:
2 2 8z i
? i< -*.ii
iE.FI-E
3
z
z
O
z
z
,3i
i2z2=
i==i=i=i'E
EEE*ZeE
CffE
gEcE
gii?i
si?:EiFEE:;,
!igsau*
sE;E,
eag€€:Fa€
a
z
z
.i:6
E :
D
z
z
p
z
E
ab
Z
a
9c
q
Fl
z
=?
,
U)
E Eo
E c!
!g*igi EFi=; Ai ": i
T t
:E:
f s,
H-.!
3 ; E ti i.:E; i E
6s€
FEaa=*
€5 €ei ;€E;
EE.
ElE!i* ,*i[=!!it
EEsg
e
=54't
EBffEigt
iccg=
H€a*E
gcEggEF=
u,i'EE
cgaifl
I*a
i*[€,isiEiea
6id+viAlr
F
g
-z
it
<:
3i
aZ
ZX
Ftr
F€*iEi?
iEi€
e€iEiE
EEiiEsi*r$
C€*ctEata.
F:EEBF$E€€
< J
:
F
z
-a
s
_
:*
=+^
3€
z
o @
i:
!E
E-3
.E.E
-E:
L.:i
g br.
iinS
-:3
Fir
- k a^
-!*i?
ZF
:€E ;TEF
c
a
9,=
E3i
Ene
z
U
z
5i."E
- d
F
a = =
6li
=
+
i
!€f:=8
fgii€s
e p N
; x=-d,e
i
:sE
iE;?EE
vgI
9E
.d;;!g?
FodsL6
dE9
htsts
t
!i iEE=e iE5 : i !*4i i. q ; a
E?
id
?!Ei<: :!; ET
z
ts:Er
=E
a
9
i:
:"s
EE
iFE
E
eo
i
E
1
.S
EEE E
!gJ
th
:
S
EEP :
3 0s
+ oE
. g : *
gE
t o *
? E F ?E ?
F
Q
z
z
r\
z
4
J
-
Z
q
a
!l
7?
z
6
-E-' 3*r-
r i;r;:i.;cS pg
'E'irccEtiF;EEe€*;
g;Esp'FjEE_
€ftC;g;eef
s€
5;Es
;EFgEiEgFE
ie
=eB${€Ff,E€E
*,fc:g:$i-Eu€
Zl:
.i
Fi
il,
3
=z
E}
sJ
D2
Z3
ti
giaggtu
a*€
Eg€gg€gEsg
eg{j
'6tro G
F
469
E : Ei
9,
E"Es
E
96
d E
9 d ;
z
=
i i * Er
6
q
2
--' .
"eA
n
;o
z ;,i"
E
;
O
z
z;
s€
Fr
d
6
a
z
zp
z
f
z
z
E
z
q
Jc
F* S.i:
i
6 E.:i e
: a d i:
z
i
q+
a
I
.H9=*i
o
j
.-?
f
gt
rA EM O_ :* €X {
F
4
F
c
g,*g.E**rX
>z
N
5
5
uE
aEt EE$*"*
$Es
$E.sEB
€H€F EE
gSiEAEs,
g:i iq i#iEilE€B;ii5ii,iF,r
E ?€E$
a<
E3
flE
42
ZY
!<
iI tFs
gE$i
EtiEiiEii
€E*iEFieEiFgE
ssg
Fg€Fg$si
'-= -* E
9
= so.gE=
;
9 at
H: 5 i,:
F
:E
i
37
c:99:
z
;€€.: E
5!E
3
E ;
f l 8 . e - 9E
j
2
- ^ t
1
;;€j
i d;:-";
4
z
= !
€)&H.i
g 0 E! x :
z
E€=g!
;;oX 3t
Fr
j
o
€ 5
.qE
; g€;
z
z
.9e3c
z
E;;.E
F
;ibEii
=
a
q
Ft
'6 ^z
z
S = , O H
' : ! t ;
Z9
z
27
F
z
d
g
a
: : ! FE+
g + dtj
z
z
F
3
3
z
a<
It
.F
d
gg;
f -*=i*Eers;*E$"
€Ft*rt$
d:E9.UE
z
gEE
iF€iE;at
€ee;FEF
F*gigEiEE
z
;t5iE;EiEEiilE*EZ
AF;;s;E:
;E;i
JF'
o
F
t r :
!:
E:i
g;+
E a
s'i:+ I s
a
r qoE F^
5 -" >E
s . sE *
s oE
z
<
z
z
E€E.T
EEFi"!
I EE i s
aZ
zt
E9EEi
I
d,
!
EESE
E i Ee . :
36EE}
: E=E
EE<E =';F=
a 4 : =E
F
a' : i
- :E.E
E?E€
.
F
z
: -6
u
dE
s
z
FT
3
za*F.!
1
z
l
:Y
E.:4_.-3.iE:ss-E
|
|
|
.q
I
i
I
iYE
I
Pi
x.9
fle eaEEgE;€EH
:E €€iEi;E:}E
o
o
j
= -€EgE
39E
Z g i q ;i E *e s : E €3! =
E4 9 ; € E 6.i
I
i
i*
E Eg sisi€
&il
9 €E g t s
.: F
;6FiF:
F*bE€
*f :isr ; ("3+8 P
?
>
€ s€i:
EE ; - E " E
:._:*.-E
E e s= n
E:
;-E e'6--e
: i 3aF9
,:,E
! Ei ; ;
q
=
F9 q=
Kj
! " i 4 b = +e : ; ; i 7 . 2 a =
z r : .:; ego.{
z
€ b.
:E
e'-E tE=71=i
z
9c
ZE
: g LE
; s , Ej
Eq s'K
E.+EE9€;EF;FgAF.F
Ei
= € E E E ; = E E E = EE t - v! E
z
q+
E*
i E:;
;= ;1ii;3i;€E?€iE,
;€
E
E X 3 JE*
EH;'
S & so
: EE 9
AE;
;i€i;AEE€E
-; . , $'
E=
z
zp
.!;
:;f
.g
z
EE
e x
t ;eai8.,'5E
i i;i tii 5Es,
E iE€gE
E;EF?
E;'sgE
E:s;€9E
-d
Z
, =S ;
E !"
Fi
a-i
az
rl
IF
3-3
ii
.-.-E
-
i
z
e
$ ss e [ € ,
E€cE
:t IF5*E,E-*t
Ea
E Fsg.::*
d , =
Ei ; : T E i
gg,
cggEEiEE?cF
lEi;iEl
!;#E.EE€
XFFs.g?E€E!€
i EE
d
R!i
=
= : . :
R a6:
E EE i
hE;o
::H: i#+ a
E 9 ; i S E xi, t "
d -: = ;1;.€
: E;,s ; aZ
ZJ
J1
iI
reigEF$iiiE
! 1E*;!E
$ " +$?E
'6n;6=+
'i6vva
s F4i3
9
E _ 6E i : 6 3 ;
s"cac€ii
E€dE: P+:
g
i"sr fi!-;ii
iET
E€;E E
EE€,E
EEgE
; n I6
8J=39
6 H;+
E€ e
3
u
z
O
z
Fr
o
z
z
F
z
z
p
z
q
z
q
Oa
z9
r.l
za
2
q
F
Y
>7-
E*
aF
Ee.. " 6.!
9:!::
ii-fi
6
4z =5 S! ed
E
z x d g ' E ^ UE E E }q
Q<
J4
. : . : * :
E !
!tr E+€E;
l!EE:s?g
E:EEiEefi"
€aEFSf
Ei";
LAMPIRAN 2
MATRIKS RENCANA TINDAK
PROGRAM KESEHATAN YANG RESPONSIFGENDER
DALAM REPETA 2OO3DAN USULAN KEGIATAN
Pc
=
E H
C
6
c
€
J
q
>,E
+E>
,n
D
E
-a
fl-
9P
::=
A
F
@
"a
E
5
!
F.*t-4
+F,HX.E
E.f,E*7i
h!-.i*5so-
\
:
6
33
-v
9a
EE
alfin!€ +,ES
.:;:tril!-'
H
a&*-
g':5:€*l*.E.EE
gg5ESde6SEJ
di+ri
\d
-x
ftE.EEft
.E.EsE.E.
O
6;-
i
E
E.!.i ! :!
^i,xxd?
x r
I
VVdMA\l\z
\/
_
iF
^
€E ei
K €.= F
tsdi
tr::
+!
E
G
rc"-A
S
g $E E, S€= EE
EzE
H € x * P E E H EE =+E$ = 9i i !=rs: 5
e. *=F Et, EE; Er;
;9,.
.v€
c,a
z
E-
s.FE
x
t
z
:iiP;;ii
t
QF
Z
:a
*
*=e- i
1z
EX
:r:rjijillI
>;
ii]i:l::! A E
9;*,
tsG
gdE
#E.g EE. EE.E.
\.to
F:
-!
22
jzs" =t
IEE
dEX
-rEii
dEi.V
J^i
.EE
i Fg a I
=:......
o:9o
-{:
:l::l:
g-;E F s"
F
4
.i f
l-s
:
i€EF S
;.*
EEs6.
o;cE
;+
t9 E-s
EF;E"CFX
3
z
(-)
-
J A
=.!
!
elE
tr;
;tr
Ei
;€
E €c :€ !
z
tr I
F o
E: I
]ll
ts
:
+
:S"
:l(
Fl
c 9
>q
ix
Ii
so . '? 'i 9
, 9 8E
E
x
a=
q:
J^i
;
=6
:
:F
s
E
BP
3Ye
3 € "-Ev !E; -Ev E
E E!E
v (
:o!
>
_:
>cr
+-.i
e6E
E ^A
::1
i
^o9q
.F
z
EA
{:
.gF
'-=
v)
6;
F42
EZ
4q
@;i
c>
&!
L
k
z
9 -- Fs :
*SF
i
i
:i
6
q
+ ES
e
$
=
,v
.= ^o
c.I
* eE a
p F
e!
s d
D
Foc;
I c
-!
E
q
F-?
a^Q
3t>
?IY!
i:. €:s
d
qaq
F
F
d
in Ex€
eg &EE
a ,
c6
^o9
J ^ i
=.!a
s=
:.:iiiijtiitl
':l;:::::,'
.
c*
:::j j:j:l . U = E F
o
* a a € q E s : E : i Et i < b 6
5
F 6 .E
H E g9 = E ! A E
t+;
Es'E+ b
:? EiE,E;EEE*b: i: !
aiii:i:;i;l
6 d
.
- =
Fl* E?F.
€F . q
*€ r"E*€F i?E
Ei
eE:i; 5 E5
>E; ti3
lz
!E*. sfl !€=
a
tr)z
v<
r
9C
d 9
=a
F
>=: u>
;
k
d4
E o
a€
:
n'-E',eda
=
<.1
.9,9
:sil x
-o r-b
4 3.! s*
i
^{
:r
:-E
,58
6S Fig
il
2z
-:
c!
ifi=
eE
dF4
g
e
z
a:
crn
,:E
OE..::E;F F' EE
.l^i
*z
=4
(,<
z^
<
> xu
gE
E.E
n^o
r
a
-ad
F,E
Jr
6>*-
c. f;*i
3
.q
i:
qd
; e . 9 &= .
b
E a
A;:eEE
e,i?
!: c
.gx ; -3 .9r
!4.!14^o
o<6^bo
L
s
iiai:'9
E
JJ>Jbd
j.i
a.:.:
-in;
q
x
F!Y=2.
r
;&
5i
=
;i-E
X
z
€E.E ;
I
;
;
o
3- :
4
V
ts
i
';
=
g.EE
i<
E V :
a = c
o
a
O
a
o
q
@
L
B
E
17
?r
.:
Y
O
;
9:
-7
":
d :
=
-a
.
. 5
4
:
i
\
e z
iE L
rE 3
!
S9
i
! d
)a
E
!
E
E}
id Eq" T
.EE h
E =P^ i e
UO
A
= ' 9 F€" x a u E
o?
zi
<x
>u
=z
E:
.
€:,
E
E,-iS
a EE GF ic
;5
tr
E
i
2z
5i
F.q
17
>P
3.;
E
;EiV
q
:YO
;
t * g.! F
vvvoJ
=:
99
!:i
!
E:
t-8
eA
L
3Et
&3. E3i ff.;
E
c.-
'=&
i=
!)
:9,E
cS
I
s;i
5FE
€EE
t:
z
F
2
(J
z
<=
>2
q
a
:E:
k
k
5
g
E
rt $
?"L
ffs
E>
I
g
A
:,::
:::|::::::
!
i.c
li
=1
€
4
e i E e E H :;
E
-
:.}
d;
a.:
l.i..lt.jiil
!q
= , ' Z- :
3E :!
F ;
=:
a
<
<i
gz
ti<
E
A EE g E E : *
..:
F-3 2 E 5i
=ii^ izh = b Z d
e E _ E ! 3 k E _ E! tc " E*
5:,
3tF
J.iri+
E=a
i:
a.=2
cOi;
di+
!l
7,
g;;
stua
i:i
t c s i*
i 840 t6
+ qas
N
i5* e
=
E;i=
o
E
. E , =t :F f
c
6-*
2
@
tr c
3-gio:80a&
' ;
*
d' Y
cu.
! ; =
E',A'6
d
!
il
::s
F-
s9
9X
i
:il
'6 .t, .t, .tr
: c
===n
:;
!
F " €€ :
r = 9+
;
H
I
tr o !
,l
c
A
a
z
e
E
:!y
*:
4i'22
3z
= Eg
f
Fts
-<
z^
<
> xu
a E!
E196
c
4
2
Ej<
;5
5;
tr o
o
;5E.
E
;*:
- +97
p
59
+
!
:*
E
a
=.9
F
6i
:
:
E
=
- !
+7
€q
c
c I
q;
t ET E: Ei
tE iE;i::
.EE
e
eEn =:€ e=5E €?E;
p?E
! F; t;E3 !i s!.
E.s
ciEi
E3=FF*i
=E
!F
6i
o
s 3.=E >'€
€?EE:
sF;iEEri
EgE
;q !l r
t6
,H
.::::.]
ilrlr
Fr
d 8.9"
.i6i.;+
E
"t
tr
€
il=
>:
-
t
;ed U€ EEF
(a e€ sE a E
EEE X : i . 5 ?
E: i; E.qA"g
E - E El b E ; t F
';; ' E
; t:? iF6*9: i-;E ;
F":i: s!F"5 F"E
F'E:aF'=Hl
Z = 7'aZ FZ e
a!.Y!
i
o^tJo*otr7
uv
&=
a{u!;x;9
d E;.:;
z
O
z
q
L
J,
CIiE+Eig:
{
z
E6d
E3e
:?.:EEil;
E;!g
i:
=6
. tri::
z
a:
I
_v,9 .4
g
s5
!;
;r€
€
:
$
+
1:
=
9Z
t4<
oidi
iEE;E '3IAEE€E
q i - -q
<t
ii dx
ih:=EVP;q4
<'? g:
6 ;!.:
i"!T i Fts.i
ft
j
z
i, E
.:mms.-ag
N
;*
ts3
:6
LAMPIRAN 3
SURATKEPUTUSANMENTERIKESEHATANRI
GENDER(PUG)
TENTANGPENGARUSUTAMAAN
DEPARTEMEN
KESEHATAN
rlr
..tt
t>7
DEPARTEMEN KESEHATAN
REPUBLIK
INDONEStA
SEHAT
2010
INDONESIA
Jalan H.R. Rasuna Sald Blok X5 Kapling No. 4-9
Jakarta 12950
Tetp.5201590 ftIunilns)
MENTERIKESEHATAN
KEPUTUSAN
INDONESIA
REPUBLIK
NOMOR:HK.00.SJ.SK.t.1
712
TENTANG
TIM PENGARUSUTAMAAN
GENDER(PUG)DEPKES
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
Menimbang
:
a
bahwa sesuaidenganGBHN '1999,ProgramPembangunan
Nasional (Propenas) dan Repeta 2003, dalam rangka
mewujudkankesetaraandan keadilangender (KKG) perlu
dikembangkan
kebijakannasionalyangresponsifgender,
bahwa untuk mewujudkankesetaraandan keadilangender,
seluruh lembaga di pemerintahpusat, propinsi maupun
Kabupaten/Kota
gender
harusmelakukanpengarusutamaan
dalam perencanaan,
pelaksanaan,
pemantauan
dan evaluasi
pada kebijakandan programpembangunan,
bahwauntul(dapatmelaksanakan
pengarusutamaan
gender
di lingkungan DepartemenKesehtan perlu dibentukTim
yang melibatkanpejabat dari berbagai unit terkait yang
tergabung
daiamsatuTim Kerja,
d.
bahwasehubunganhurufa, b dan c oi atas perluditetapkan
susunan keanggotaanTim melalui Keputusan Menteri
Kesehatan,
Mengingal
Undang-undang
Nomor23 tahun1992tentangKesehatan.
Undang-undang
Nomor22 tahun1999tentangPemerintahan
Daerah,
Undang-undangNomor 25 tahun 2000 tentang Program
Pembangunan
Nasional(PROPENAS),
lnstruksi Presiden(lnpres) Nomor 9 tahun 2000 tentang
PengarusutamaanGender {PUG) dalam Pembangunan
Nasional,
e.
KeputusanPresidenRepubliklndonesiaNomor 102 tahun
2001 tentang Kedudukan,Tugas, Fungsi, Kewenangan,
susunan Organisasidan Tata KerjaDepartemen,
KeputusanMenteriKesehatanRepublikIndonesiaNomor
1277lMenkes/SK.2001 tentang
Susunan
Organisasi
DepartemenKesehatan,
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama
KeputusanMenteriKesehatanRepublikIndonesiatentang
Tim Pengarusutamaan
Gender(PUG)Depkes,
Kedua
Susunan keanggotaanTim PUG sebagaimanadimaksud
dalam diktumpertamatercantumdalamlampiranKeputusan
ini,
Ketiga
TugasTim adalah:
yangresponsifgender
a. MenyusunProgramKesehatan
b. MelakukanAnalisisGender
c. MenyusunPolicyOutlookand Plan(POP)
Keempat
Pembiayaan kegiatandibebankanpada AnggaranBelanja
Negara Departemer,Kesehatandan bantuan yang tidak
mengikat,
Kelima
Keputusanini mulaiberlakupadatanggalditetapkandengan
catatan akan ditinjaukembalidan disesuaikanseperlunya
apabilaterdapatkekeliruan.
: Jakarta
1)zSeptember
2002
I Argadiredja,MPH
TEMBUSAN,disampaikankepadaYth.
1. MenteriNegaraPemberdayaan
Perempuan
PerempuanBappenas.
2. DireKurKependudukan,
Sosialdan Pemberdayaan
Kesejahteraan
LampiranKeputusanMenteriKesehatan
Nomor :HK.oO.SJ.SK.1.1712
Tanggal : 13 SEPTEMBER
2002
SUSIJNANKEANGGOTAAN
TIM PENGARUSUTAMAANGENDER(PUG)DEPKES
TIMPENGARAH:
PenanggungJawab
Ketua
Sekretaris
Anggota
Dr.AchmadSujudi
Prof.DR.Dr.AzrulAzwar,MPH
Dr. Sri Hermiyanti,
MSc
1. Dr. DadiS. Argadiredja,
MPH
2. Drg.Kuswartini
M. Suhel
3. Prof.DR. Dr. UmarFahmi,MPH
4. Prof.DR. Dr. H.M.AhmadDjojosugito,
MHA.Fics
5. Drs.HolidDjahari,Apt.,MM
6. Dr. SriAstutiSoedarsoSuparmanto,
MSc.PH
7. Dr. lrhamsyahRatuBagus,SKM
8. DR. Dr.AnhariAchadi,MPH
9. Drs.RichardPanjaitan,
Apt. SKM
10. Dr.l. NyomanKandun,MPH
1'1. Dr. DiniKoeswandewi
SriwrespatiLaiief,MSc
12. Dr.Muharso.
SKM
TIMPELAKSANA
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Dr. Sri Hermiyanti,
MSc
Dr. H. SetiawanSoeparan,MPH
Dr. LoesjeMariaSompie,MSc
1. Dr. RachmiUntoro.MPH
2. Dr, ErnaTresnaningsih,
MOH,Ph.D
3. Dr.Yusmansyahldris,Sp.KJ
4. BambangHartono,SKM, MSc
5. Dr. DeddyRuswendi,MPH
6. Drs.Dachroni,MPH
7. Dr. H. HaikinRachmat.MSc
8. Dr. ThonrasSuroso,MPH
9. Dr. H. Wan Alkadri,MSc
10. DR. R. HeningDarpito,SKM, Dipl.SE
11. Dr.AgusSuwandono,MPH,Dr.PH,APU
D Com H, MSc
12.Dr.H,Yusharmen,
13.Dr. YudhiPrayudhalD, MPH
14. lr. HerwantiBahar.MSc
'15.Dr.Asjikinlman Hidayat,MHA
16.Dr. LukmanHendroLaksmono,MBA
17. Dr. Edi Suranto.MPH
',|8.lr. Sunarko,MSc
19. Dr.Atmarita,MPH,Ph.D
19. Ria Sukarno,SKM, MCN
20. Dr. RusminiDai.MPH
21.Dr.SyaifulYazan,MSc
22.Dr. FerdinanLaihat,MPHM
23.lr. Budi
24. Sucipto,MSc
SKM,MKes
25. EndangSri Widyaningsih,
26. DasmiNurdin,SKM
27. DyahYuniarS, SKM,MPS
M.Kes
28. Dr. LukasC.Hermawan,
29. Ferynawati,SKM
30. Dr.Trisnawati
31.Mariyani,
SKM
32. Drs.Makmunarrasyid
33. Dr.Jeane Uktolseja
34. Munziarti,SKM
B.Sc
35.Th. lspriyatin,
36. Linawaty,SKM,MM
37. NurulAini,SKM,MM
Sekretariat
1.
2.
3.
4.
NaraSumber
KuningSeiiadi,SKM,MKes
Risyanto,SKM '
S.Kom
Widiakustanto,
lr. Dody lzwardi
Dr. NardhoGunawan,MPH
Download