Struktur Sosial - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Sosiologi
Interaksi & Tatanan Sosial
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
06
Kode MK
Disusun Oleh
MK61004
Nurwidiana, SKM MPH
Abstract
Kompetensi
Mata kuliah ini merupakan pengantar
bagi mahasiswa agar memiliki dasardasar atau kerangka pengetahuan dalam
memahami Interaksi Sosial dan Tatanan
Sosial dalam masyarakat
 Mampu menjelaskan Interaksi Sosial
dalam masyarakat
 Memahami ciri, faktor pendorong dan
syarat terjadinya interaksi sosial
 Mampu menjelaskan tatanan sosial
dalam masyarakat
 Memahami sifat dan tujuan tatanan
sosial
 Memahami Institusi sosial, struktur sosiall
dan pengendalian sosial
Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang
berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di dalam masyarakat.
Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku,interaksi sosial itu sendiri dapat berlangsung
dengan baik jika aturan - aturan dan nilai – nilai yang ada dapat dilakukan dengan baik. Jika
tidak adanya kesadaran atas pribadi masing – masing,maka proses sosial itu sendiri tidak
dapat berjalan sesuai dengan yang kita harapkan. Di dalam kehidupan sehari – hari
tentunya manusia tidak dapat lepas dari hubungan antara satu dengan yang lainnya,ia akan
selalu perlu untuk mencari individu ataupun kelompok lain untuk dapat berinteraksi ataupun
bertukar pikiran. Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekamto di dalam pengantar sosiologi,
interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial. Dengan tidak adanya komunikasi
ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin ada kehidupan bersama. Jika
hanya fisik yang saling berhadapan antara satu sama lain, tidak dapat menghasilkan suatu
bentuk kelompok sosial yang dapat saling berinteraksi. Maka dari itu dapat disebutkan
bahwa interaksi merupakan dasar dari suatu bentuk proses sosial karena tanpa adanya
interaksi sosial, maka kegiatan–kegiatan antar satu individu dengan yang lain tidak dapat
disebut interaksi.
Menurut Charles P.Loomis, interaksi sosial memiliki empat ciri pokok yaitu. :
1. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
2. Ada kominikasi dua arah antar pelakunya.
3. Ada dimensi waktu(masa lalu,sekarang dan yang akan datang).
4. Ada tujuan yang ingin dicapai sebagai hasil interaksi.
Menurut Kimbal Young,interaksi sosial adalah kunci semua kehidupan sosial,dengan tidak
adanya interaksi tindakanlah mungkin ada kehidupan bersama.Interaksi sosial adalah dasar
dari proses sosial yaitu hubungan-hubungan sosial yang dinamis,interaksi sosial akan
berlangsung apabila terjadi reaksi pada kedua belah pihak yang berkominukasi.
Menurut Maryati dan Suryawati Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik
atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan
kelompok.
`13
2
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Menurut Murdiyatmoko dan Handayani Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia
yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan
tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial.
Faktor dasar terbentuknya interaksi sosial
Proses interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat bersumber dari faktor imitasi, sugesti,
simpati, motivasi, identifikasi dan empati.
 Imitasi: atau meniru adalah suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan maupun
aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan alat indera sebagai
penerima rangsang dan pemasangan kemampuan persepsi untuk mengolah
informasi dari rangsang dengan kemampuan aksi untuk melakukan gerakan motorik.
Proses ini melibatkan kemampuan kognisi tahap tinggi karena tidak hanya
melibatkan bahasa namun juga pemahaman terhadap pemikiran orang lain.
Imitasi saat ini dipelajari dari berbagai sudut pandang ilmu seperti psikologi,
neurologi, kognitif, kecerdasan buatan, studi hewan (animal study), antropologi,
ekonomi, sosiologi dan filsafat. Hal ini berkaitan dengan fungsi imitasi pada
pembelajaran terutama pada anak, maupun kemampuan manusia untuk berinteraksi
secara sosial sampai dengan penurunan budaya pada generasi selanjutnya.

Identifikasi: adalah pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang atau
sesuatu. Hal ini perlu, oleh karena tugas identifikasi ialah membedakan komponenkomponen yang satu dengan yang
lainnya,
sehingga tidak menimbulkan
kebingungan. Dengan identifikasi dapatlah suatu komponen itu dikenal dan diketahui
masuk dalam golongan mana. Cara pemberian tanda pengenal pada komponen,
barang atau bahan bermacam-macam antara lain dengan menggantungkan kartu
pengenal, seperti halnya orang yang akan naik kapal terbang, tasnya akan diberi
tanpa pengenal pemilik agar supaya nanti mengenalinya mudah.

Sugesti: adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu
kepada individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan
tanpa berpikir kritis dan rasional.

Motivasi: yaitu rangsangan pengaruh, stimulus yang diberikan antar masyarakat,
sehingga orang yang diberi motivasi menuruti tau melaksanakan apa yang
dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh rasa tanggung jawab . Motivasi
biasanya diberikan oleh orang yang memiliki status yang lebih tinggi dan berwibawa,
misalnya dari seorang ayah kepada anak, seorang guru kepada siswa.
`13
3
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Simpati: adalah ketertarikan seseorang kepada orang lain hingga mampu merasakan
perasaan orang lain tersebut. Contoh: membantu orang lain yang terkena musibah
hingga memunculkan emosional yang mampu merasakan orang yang terkena
musibah tersebut.

Empati: yaitu mirip dengan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan
kejiwaan saja. Empati dibarengi dengan perasaan organisme tubuh yang sangat
intens/dalam.
Syarat-syarat terjadinya Interaksi Sosial:
Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial tidak mungkin terjadi tanpa adanya dua syarat,
yaitu kontak sosial dan komunikasi.

Kontak Sosial
Kata “kontak” (Inggris: “contact") berasal dari bahasa Latin con atau cum yang
artinya bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh. Jadi, kontak berarti
bersama-sama menyentuh. Dalam pengertian sosiologi, kontak sosial tidak selalu
terjadi melalui interaksi atau hubungan fisik, sebab orang bisa melakukan kontak
sosial dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, misalnya bicara melalui telepon,
radio, atau surat elektronik. Oleh karena itu, hubungan fisik tidak menjadi syarat
utama terjadinya kontak. Kontak sosial memiliki sifat-sifat berikut.
Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial positif mengarah pada
suatu kerja sama, sedangkan kontak sosial negatif mengarah pada suatu
pertentangan atau konflik.
Kontak sosial dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak sosial primer terjadi
apabila para peserta interaksi bertemu muka secara langsung. Misalnya, kontak
antara guru dan murid di dalam kelas, penjual dan pembeli di pasar tradisional, atau
pertemuan ayah dan anak di meja makan. Sementara itu, kontak sekunder terjadi
apabila interaksi berlangsung melalui suatu perantara. Misalnya, percakapan melalui
telepon. Kontak sekunder dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Kontak sekunder langsung misalnya terjadi saat ketua RW mengundang ketua RT
datang ke rumahnya melalui telepon. Sementara jika Ketua RW menyuruh
sekretarisnya menyampaikan pesan kepada ketua RT agar datang ke rumahnya,
yang terjadi adalah kontak sekunder tidak langsung.
`13
4
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Komunikasi
Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal terpenting dalam
komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku (pembicaraan,
gerakan-gerakan fisik, atau sikap) dan perasaan-perasaan yang disampaikan. Ada
lima unsur pokok dalam komunikasi yaitu sebagai berikut.
o
Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan, perasaan, atau pikiran
kepada pihak lain.
o
Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, atau
perasaan.
o
Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa
informasi, instruksi, dan perasaan.
o
Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi dapat berupa
lisan, tulisan, gambar, dan film.
o
Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan, setelah
mendapatkan pesan dari komunikator.
Ada tiga tahap penting dalam proses komunikasi. Ketiga tahap tersebut adalah
sebagai berikut :

Encoding
Pada tahap ini, gagasan atau program yang akan dikomunikasikan diwujudkan
dalam kalimat atau gambar. Dalam tahap ini, komunikator harus memilih kata,
istilah, kalimat, dan gambar yang mudah dipahami oleh komunikan. Komunikator
harus menghindari penggunaan kode-kode yang membingungkan komunikan.

Penyampaian
Pada tahap ini, istilah atau gagasan yang sudah diwujudkan dalam bentuk
kalimat dan gambar disampaikan. Penyampaian dapat berupa lisan, tulisan, dan
gabungan dari keduanya.

Decoding
Pada tahap ini dilakukan proses mencerna dan memahami kalimat serta gambar
yang diterima menurut pengalaman yang dimiliki.
Hubungan
antara
suatu
individu
masyarakat
dengan
relasi
-
relasi
sosial
lainnya,menentukan struktur dari masyarakatnya yang dimana hubungan antar manusia
dengan relasi tersebut berdasarkan atas suatu komunikasi yang dapat terjadi di antara
keduanya. Hubungan antar manusia atau relasi – relasi sosial,suatu individu dengan
sekumpulan kelompok masyrakat,baik dalam bentuk individu atau perorangan maupun
dengan kelompok – kelompok dan antar kelompok masyarakat itu sendiri,menciptakan segi
`13
5
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dinamika dari sisi perubahan dan perkembangan masyarakat. Sebelum terbentuk sebagai
suatu bentuk konkrit,komunikasi atau hubungan yang sesuai dengan nilai – nilai sosial di
dalam suatu masyarakat,telah mengalami suatu proses terlebih dahulu yang dimana proses
– proses ini merupakan suatu bentuk dari proses sosial itu sendiri.
Gillin & Gillin mengatakan bahwa Proses-proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang
dapat dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu
dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut, atau apa yang akan terjadi
apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang
telah ada. Berdasarkan sudut inilah komunikasi dapat dipandang sebagai suatu sistem di
dalam kelompok masyarakat maupun sebagai sebuh proses sosial. Adanya hubungan
timbal balik dalam memperngaruhi tiap individu pada saat terjadinya komunikasi dapat
membentuk suatu pengetahuan maupun pengalaman baru yang dirasakan oleh masing –
masing individu. Hal ini membuat kegiatan komunikasi menjadi suatu dasar yang kuat dalam
kehidupan maupun proses sosial seseorang. Adanya tingkat kesadaran di dalam
berkomunikasi di antara warga – warga dalam kehidupan bermasyarakat dapat membuat
masyarakat dipertahankan sebagai suatu kesatuan dan menciptakan apa yang dinamakan
sebagai suatu sistem komunikasi. Sistem komunikasi ini mempunyai lambang – lambang
yang diberi arti dan menghasilkan persepsi khusus dalam memahami lamabang – lambang
tersebut oleh masyarakat.Karena kelangsungan kesatuannya dengan jalan komunikasi
itu,setiap masyarakat dapat membentuk kebudayaan berdasarkan sistem komunikasinya
masing-masing.
Tatanan Sosial
Kita hidup dalam suatu lingkungan sosial yang bukan apa adanya. Atas dasar pemenuhan
kebutuhan, individu-individu membentuk lingkungan sosial tertentu, di mana individu-individu
tersebut saling berinteraksi atas dasar status dan peranan sosialnya yang diatur oleh
seperangkat norma dan nilai. Suatu lingkungan sosial di mana individu-individunya saling
berinteraksi atas dasar status dan peranan sosial yang diatur oleh seperangkat norma dan
nilai diistilahkan dengan tatanan sosial atau social order.
Lingkungan sosial tersebut mempunyai sejumlah prasyarat yang menjadikannya dapat terus
berjalan dan bertahan. Prasyarat-prasyarat inilah yang kita sebut tatanan sosial (sosial
order). Konsep tatanan sosial merupakan konsep dasar yang harus dipahami dengan baik
oleh mereka yang mempelajari sosiologi. Karena konsep tatanan sosial ini terkait erat
`13
6
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dengan konsep-konsep dasar lainnya. Apabila kita memahami dengan baik konsep-konsep
dasar ini, maka kita akan dapat menganalisis fenomena sosial dengan baik.
Prinsip yang bisa kita ambil adalah adanya pengaturan dan ketertataan dari suatu
lingkungan sosial. Demikian juga dengan tatanan sosial. Semua persyaratan, antara lain
adanya sejumlah individu, interaksi, status dan peranan, nilai dan norma serta proses harus
terpenuhi sehingga tatanan sosial tersebut bisa tetap berlangsung dan terpelihara.
Struktur Sosial
Struktur sosial secara etimologis berarti susunan masyarakat. Struktur Sosial secara definitif
merupakan skema penempatan nilai-nilai sosial-budaya dan organ-organ masyarakat pada
posisi yang dianggap sesuai, demi berfungsinya organisme masyarakat sebagai suatu
keseluruhan, dan demi kepentingan masing-masing bagian.
Skema dibangun secara objektif, agar dapat mengenal posisi yang diberikan masyarakat
kepada nilai-nilai sosial budaya, dan organ-organ atau komponen sosial yang menjadi milik
masyarakat. Nilai-nilai sosial budaya terdiri dari ajaran agama, ideologi, dan kaidah-kaidah
moral serta peraturan sopan santun. Organ masyarakat merupakan semua komponen yang
bersama-sama mewujudkan masyarakat. Nilai-nilai sosial budaya terdiri dari ajaran agama,
ideoligi, dan kaidah-kaidah moral serta peraturan sopan santun. Organ masyarakat
merupakan komponen yang bersama-sama mewujudkan masyarakat, seperti kelompok
sosial maupun lembaga-lembaga sosial.
Struktur sosial merupakan sebuah hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial dan
antara peranan-peranan sosial. Struktur sosial dapat pula dimaknai sebagai sebuah tatanan
sosial dalam kehidupan masyarakat. Dalam struktur sosial lazim dijumpai adanya
ketidaksamaan sosial. Ketidaksamaan sosial ini umumnya dilihat dalam dua aspek, yaitu
ketidaksamaan sosial secara horizontal (perbedaan antarindividu atau kelompok dalam
masyarakat yang tidak menunjukkan adanya tingkatan yang lebih tinggi atau lebih rendah)
dan ketidaksamaan sosial secara vertikal (perbedaan antarindividu atau kelompok dalam
masyarakat yang menunjukkan adanya tingkatan lebih rendah atau lebih tinggi).
Para ahli sosiologi merumuskan definisi struktur sosial sebagai berikut:

George Simmel: Struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya.

George C. Homans: Struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat dengan
perilaku sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari.
`13
7
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

William Kornblum: Struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena adanya
pengulangan pola perilaku individu dan kelompok.

Soerjono Soekanto: Struktur sosial adalah hubungan timbal balik antara posisi-posisi
dan peranan-peranan sosial.

Abdul Syani: Struktur sosial sebagai sebuah tatanan sosial dalam kehidupan
masyarakat.

Coleman.
Struktur
sosial
adalah
sebuah
pola
hubungan
antarmanusia
dan
antarkelompok manusia.

Talcott Parsons. Struktur sosial merujuk pada saling keterkaitan antar institusi.

Ralph Linton (1968) menambahkan bahwa struktur sosial terdiri atas dua konsep
penting, yaitu status dan peran.
1. Status atau kedudukan
Status merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah laku manusia.
Cara-cara memperoleh status atau kedudukan adalah sebagai berikut:
o
Ascribed status. Status yang diberikan kepada individu tanpa memandang
kemampuan atau perbedaan antarindividu yang dibawa sejak lahir.
o
Achieved status. Status yang memerlukan kualitas tertentu yang harus diraih
melalui persaingan dan usaha pribadi.
o
Assigned status. Status yang diperoleh melalui penghargaan atau pemberian dari
pihak lain atas jasa-jasa tertentu.
Dalam kehidupan masyarakat selalu ada benturan-benturan atau pertentangan yang
dialami seseorang, sehubungan dengan status yang dimilikinya. Hal ini disebut
konflik status.
o
Konflik status individual. Dirasakan oleh orang yang bersangkutan dalam
bathinnya sendiri. Contohnya seorang perempuan harus memilih antara bekerja
atau menjadi ibu rumah tangga.
o
Konflik status antarindividu. Terjadi antara individu yang satu dengan individu
yang lain. Contohnya seorang istri bertengkar dengan suaminya mengenai
pengasuhan anak.
o
Konflik status antarkelompok. Terjadi antara kelompok yang satu dengan yang
lainnya. Contohnya peraturan yang dikeluarkan oleh suatu instansi sering
bertentangan dengan peraturan instansi lain.
Pada umumnya orang juga menggunakan simbol-simbol tertentu untuk menunjukkan
kedudukannya dalam masyarakat. Simbol tersebut dapat berupa gaya bicara, cara
berpakaian, dan penggunaan gelar kebangsawanan maupun akademis.
`13
8
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Peranan
Peranan merupakan aspek yang dinamis dari suatu status atau kedudukan. Jika
seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, ia
telah menjalankan peranannya. Peranan adalah tingkah laku yang diharapkan dari
orang yang memiliki kedudukan atau status. Konflik peranan timbul jika orang harus
memilih peranan dari dua status atau lebih yang dimilikinya. Umumnya konflik timbul
karena peranan-peranan itu saling bertentangan. Contohnya konflik peranan
seseorang yang berstatus sebagai guru sekaligus ibu.
Ciri-ciri Struktur Sosial
1. Muncul pada kelompok masyarakat
Struktur sosial hanya bisa muncul pada individu-individu yang memiliki status dan peran.
Status dan peranan masing-masing individu hanya bisa terbaca ketika mereka berada
dalam suatu sebuah kelompok atau masyarakat.
Pada setiap sistem sosial terdapat macam-macam status dan peran indvidu. Status
yang berbeda-beda itu merupakan pencerminan hak dan kewajiban yang berbeda pula.
2. Berkaitan erat dengan kebudayaan
Kelompok masyarakat lama kelamaan akan membentuk suatu kebudayaan. Setiap
kebudayaan memiliki struktur sosialnya sendiri. Indonesia mempunyai banyak daerah
dengan kebudayaan yang beraneka ragam. Hal ini menyebabkan beraneka ragam
struktur sosial yang tumbuh dan berkembang di Indonesia.
Hal-hal yang mempengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia adalah sbb:
a) Keadaan geografis
Kondisi geografis terdiri dari pulau-pulau yang terpisah. Masyarakatnya kemudian
mengembangkan bahasa, perilaku, dan ikatan-ikatan kebudayaan yang berbeda
satu sama lain.
b) Mata pencaharian
Masyarakat Indonesia memiliki mata pencaharian yang beragam, antara lain sebagai
petani, nelayan, ataupun sektor industri.
c) Pembangunan
`13
9
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pembangunan dapat memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia. Misalnya
pembangunan yang tidak merata antra daerah dapat menciptakan kelompok
masyarakat kaya dan miskin.
3. Dapat berubah dan berkembang
Masyarakat tidak statis karena terdiri dari kumpulan individu. Mereka bisa berubah dan
berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Karenanya, struktur yang dibentuk oleh
mereka pun bisa berubah sesuai dengan perkembangan zaman.
Fungsi Struktur Sosial
1. Fungsi Identitas
Struktur sosial berfungsi sebagai penegas identitas yang dimiliki oleh sebuah kelompok.
Kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan dalam latar belakang ras, sosial, dan
budaya akan mengembangkan struktur sosialnya sendiri sebagai pembeda dari
kelompok lainnya.
2. Fungsi Kontrol
Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kecenderungan dalam diri individu
untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan lain yang berlaku dalam masyarakat. Bila
individu tadi mengingat peranan dan status yang dimilikinya dalam struktur sosial,
kemungkinan individu tersebut akan mengurungkan niatnya melanggar aturan.
Pelanggaran aturan akan berpotensi menibulkan konsekuensi yang pahit.
3. Fungsi Pembelajaran
Individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam masyarakatnya. Hal ini dimungkinkan
mengingat masyarakat merupakan salah satu tempat berinteraksi. Banyak hal yang bisa
dipelajari dari sebuah struktur sosial masyarakat, mulai dari sikap, kebiasaan,
kepercayaan dan kedisplinan.
Institusi Sosial
Elemen yang lain dari struktur sosial adalah institusi sosial. Institusi sosial berkaitan erat
dengan upaya individu untuk memenuhi kebutuhannya, di mana untuk itu individu berusaha
membentuk dan mengembangkan serangkaian hubungan sosial dengan individu lainnya.
`13
10
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Serangkaian hubungan sosial tersebut terlaksana menurut pola-pola tertentu. Pola resmi
dari suatu hubungan sosial ini terjadi di dalam suatu sistem yang disebut dengan sistem
institusi sosial.
Judson R. Landis (1986: 255) mendefinisikan institusi sosial sebagai norma-norma, aturanaturan, dan pola-pola organisasi yang dikembangkan di sekitar kebutuhan-kebutuhan atau
masalah-masalah pokok yang terkait dengan pengalaman masyarakat. Dari definisi ini maka
bisa kita pahami bahwa institusi sosial merujuk pada upaya masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan atau untuk mengatasi masalah. Dalam rangka memenuhi kebutuhan atau
mengatasi masalah tersebut, maka kita jumpai banyak sekali institusi sosial dalam
masyarakat. Besar kecilnya sosial yang ada di masyarakat sangat tergantung pada
sederhana dan kompleksnya kebutuhan atau masalah dari masyarakat tersebut. Para
sosiolog telah berusaha membuat penggolongan institusi sosial yang ada di masyarakat
atas dasar fungsi dari institusi sosial tersebut.
Durkheim mengemukakan bahwa sosiologi mempelajari institusi. Dalam bahasa Indonesia
dijumpai terjemahann berlainan dari konsep institution. Selo Soemardjan dan Soelaeman,
misalnya, menggunakan istilah “lembaga kemasyarakatan” sebagai terjemahan konsep
social institution.
Institusi sosial adalah organisasi norma-norma untuk melaksanakan sesuatu yang dianggap
penting, institusi berkembang berangsur-angsur dari kehidupan sosial manusia. Bila
kegiatan penting tertentu dibakukan, dirutinkan, diharapkan dan disetujui, maka prilaku itu
telah melembaga. Peran yang melembaga adalah peran yang telah dibakukan disetujui dan
diharapkan, dan biasanya dipenuhi dengan cara-cara yang sungguh-sungguh dapat
diramalkan, lepas dari siapa orang yang mengisi peran itu. Institusi mencakup sekumpulan
unsur kelembagaan (norma prilaku, sikap, nilai, symbol, ritual dan ideologi) fungsi manifest
(tujuan yang dikehendaki) dan fungsi laten (hasil/akibat yang tidak dikehendaki dan tidak
direncanakan). Lima institusi dasar yang penting dalam masyarakat yang kompleks adalah
Institusi keluarga, keagamaan, pemerintahan, perekonomian, dan pendidikan
1. Institusi Keluarga
Keluarga merupakan lembaga sosial dasar. Bentuk lembaga ini sangat berbeda,
bervariasi. Keluarga yang berdasarkan pertalian perkawinan atau kehidupan suami istri
disebut keluarga kehidupan suami istri (conjungal family), yang terdiri dari suami, istri
dan anak-anak. Namun, dalam banyak masyarakat keluarga bersifat kerabat, hubungan
sedarah, (consanguine), yaitu kelompok keluarga hubungan sedarah yang jauh lebih
besar dengan suatu lingkaran pasangan.
Suatu keluarga mungkin merupakan : Suatu kelompok yang mempunyai nenek moyang
yang sama; Suatu kelompok kekerabatan yang disatukan oleh darah atau perkawinan;
`13
11
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pasangan perkawinan dengan atau tanpa anak ; Pasangan tanpa nikah yang
mempunyai anak; Satu orang dengan beberapa anak.
Perkawinan adalah suatu pola social yang disetujui, dengan
dua orang atau lebih
membentuk keluarga perkawinan neo local yakni pasangan suami istri membangun
rumah tangganya sendiri; perkawinan patri local, dimana pasangan nikah tinggal
bersama keluarga suami; dan dari perkawinan matri local dimana pasangan suami istri
tinggal bersama keluarga istri.
Semua masyarakat mempraktekan endogamy yakni kawin dengan orang dari dalam
kelompoknya sendiri, dan juga eksogami, yakni kawin dengan orang dari luar kelompok
sendiri. Meskipun kebanyakan perkawinan bersifat mono gami yaitu satu pria dengan
satu wanita, banyak masyarkat mengijinkan poligami yang memperbolehkan seorang
pria kawin lebih dari satu wanita ada tiga bentuk poligami. Bentuk yang pertama adalah
perkawinan kelompok yakni perkawinan beberapa pria dan beberapa wanita bentuk
yang sangat jarang ditemukan adalah poliandri dimana satu istri memiliki banyak suami;
sedangkan bentuk poligami yang umum adalah poligini, yakni seorang suami
mempunyai lebih dari satu istri pada saat yang sama.
2. Institusi Agama
Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan kebudayaan.
Agama (bahasa Inggris: Religion, yang berasar dari bahasa Latin religare, yang berarti
“menambatkan”), adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat
manusia. Dictionary of Philosophy and Religion (Kamus Filosofi dan Agama)
mendefinisikan Agama sebagai berikut:
… sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama
untuk beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait
dengan sikap yang harus diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.
Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti “10 Firman” dalam agama Kristen atau
“5 rukun Islam” dalam agama Islam. Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem
pemerintahan, seperti misalnya dalam sistem teokrasi. Agama juga mempengaruhi
kesenian.
Semua agama besar menekankan kebajikan seperti kejujuran dan cinta sesama.
Kebajikan ini sangat penting bagi keteraturan prilaku masyarakat manusia, dan agama
membantu manusia untuk memandang serius kebajikan seperti itu.
Institusi agama merupakan system keyakinan dan praktek keagamaan yang penting
dari masyarakat yang telah dibakukan dan dirumuskan serta yang dianut secara luas
dan dipandang perlu dan benar. Agama berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya lebih
`13
12
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dari prilaku moral. Agama menawarkan suatu pandangan dunia dan jawaban atas
berbagai persoalan yang membingungkan manusia. Agama mendororng manusia untuk
tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri melaikan memikirkan kepentingan
sesama.
3. Institusi pendidikan
Lembaga pendidikan dikembangkan sebagai suatu upaya sistematis untuk mengajarkan
apa yang tidak bisa dipelajari secara mudah dalam lingkungan keluarga. Lembaga
pendidikan primer adalah sekolah formal, yang bermula dari jenjang sekolah kanakkanak hingga jenjang perguruan tinggi. Pendidikan formal mencangkup berbagi jenis
sekolah seperti: sekolah korepondensi, sekolah bagi para siswa sambilan (part time) dan
siswa yang bertempat tinggal jauh; sekolah kejuruan yang menawarkan beraneka ragam
latihan dan keterampilan khusus; ditambah dengan latihan pendidikan magang; serta
program pendidikan industry yang diselenggarakan oleh banyak perusahaan besar
dengan tujuan untuk melatih para karyawan mereka sendiri. Disamping itu berbagai
bentuk pendidikan informal berlangsung, baik dalam kondisi yang menyenangkan
maupun yang buruk, dirumah, dijalanan, dan melalui media massa_terutama televisi.
Institusi
pendidikan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lembaga-lembaga lainnya,
oleh karena itu institusi pendidikan selalu berjuang untuk memperoleh otonomi dari
lembaga-lembaga tersebut. Alat untuk melindungi otonomi pendidikan meliputi
kebebasan akademik dan jabatan akademik. Kebebasan akademik mengandung
pengertian ;(1)sekolah harus dikelola oleh para pendidik dengan campur tangan pihak
luar yang terbatas, dan (2) para sarjana dan guru besar diperkenankan melakukan
penelitian, mempublikasikan dan mengajar tanpa harus kawatir terhadap penekanan,
meskipun penelitian atau apa yang mereka ajarkan terbukti tidak disenangi orang.
Jabatan tetap akademik melindungi tenaga pengajar dari pemberhentian mendadak
yang disebabkan baik oleh pandangan tenaga pengajar meupun hanya adanya sikapsikap pilih kasih kepala sekolah atau pengawas sekolah.
4. Institusi Politik Ekonomi
Institusi-institusi politik ekonomi adalah sarana yang distandarisasi untuk memelihara
ketertiban dalam proses produksi dan distribusi barang dan jasa. Institusi-institusi politikekonomi memiliki tiga pola yakni:
a) Sistem ekonomi campuran, dimana keuntungan dan pemilikan swasta digabungkan
dengan beberapa unsur sosialisme dan paham negara kesejahteraan
`13
13
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
b) Sistem komunisme, yang mencangkup pengertian bahwa pencarian keuntungan
swasta tidak diperkenankan dan perusahaan penting dikelola oleh negara
c) Sistem fasisme, yang berarti bahwa perusahaan swasta diperkenakan berjalan
dibawah pengendalian negara secara otoriter
System ekonomi campuran, yang paling banyak berkembang didunia dewasa ini sedang
berjuang menghadapi resesi, inflasi, dan konflik yang menyangkut masalah sejauh mana
batas fungsi Negara dalam mensejahterakan rakyatnya.
Fungsi nyata dari Institusi-institusi politik-ekonomi adalah untuk memelihara ketertiban,
menciptakan konsensus, dan meningkatkan produksi semaksimal mungkin. Tidak ada
satupun masyarakat yang telah berhasil memenuhi segenap fungsi tersebut. Fungsi
laten dari Institusi -institusi politik ekonomi banyak jumlahnya, antara lain adalah
merusak kebudayaan tradisional dan mempercepat pengrusakan lingkungan hidup.
Pengendalian Sosial
Kita ketahui sifat individu dan masyarakat tidak statis. Terdapat berbagai inovasi dan
bentuk-bentuk kreatifitas yang mengubah kondisi sebelumnya. Tidak bisa dinafikan
perubahan-perubahan memang diperlukan untuk mencapai kondisi masyarakat yang lebih
baik. Tetapi perubahan juga menyebabkan kondisi yang tidak stabil pada status dan
peranan serta norma/nilai yang selama ini berlaku. Untuk itu diperlukan suatu upaya
pengendalian sosial.
Menurut Berger (1978) Pengendalian Sosial adalah: berbagai cara yang digunakan
masyarakat
untuk
menertibkan
anggotanya
yang
membangkang.
Roucek
(1965)
mengemukakan bahwa Pengendalian Sosial adalah suatu istilah kolektif yang mengacu
pada proses terencana dimana individu dianjurkan, dibujuk, ataupun dipaksa untuk
menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup suatu kelompok.
Jadi Pengendalian sosial adalah suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan sosial
serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai norma
dan nilai yang berlaku. Dengan adanya pengendalian sosial yang baik diharapkan mampu
meluruskan anggota masyarakat yang berperilaku menyimpang / membangkang.
Sifat Pengendalian Sosial
Dua sifat dalam pengendalian sosial tersebut yaitu :
`13
14
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Preventif: yaitu pengendalian sosial yang dilakukan sebelum terjadi pelanggaran,
artinya mementingkan pada pencegahan agar tidak terjadi pelanggaran.

Represif: adalah pengendalian sosial yang dilakukan setelah orang melakukan suatu
tindakan penyimpangan
(deviasi).
Pengendalian
sosial
ini
bertujuan
untuk
memulihkan keadaan seperti sebelum terjadinya tindakan penyimpangan.
Tujuan Pengendalian Sosial
Tujuan pengendalian sosial adalah terciptanya suatu keadaan yang serasi antara stabilitas
dan perubahan di dalam masyarakat. Sebelum terjadi perubahan, dalam masyarakat sudah
terkondisi suatu keadaan yang stabil, selaras, seimbang dan sebagainya. Adanya
perubahan, menyebabkan terjadi keadaan yang tidak stabil. Tujuan pengendalian sosial
untuk memulihkan keadaan yang serasi seperti sebelum terjadinya perubahan.
Berikut ini adalah cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan sosial masyarakat :
 Pengendalian Lisan (Pengendalian Sosial Persuasif)
Pengendalian lisan diberikan dengan menggunakan bahasa lisan guna mengajak
anggota kelompok sosial untuk mengikuti peraturan yang berlaku.
 Pengendalian Simbolik (Pengendalian Sosial Persuasif)
Pengendalian simbolik merupakan pengendalian yang dilakukan dengan melalui
gambar, tulisan, iklan, dan lain-lain. Contoh : Spanduk, poster, Rambu Lalu Lintas, dll.
3.
Pengendalian Kekerasan (Pengendalian Koersif)
Pengendalian melalui cara-cara kekerasan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk
membuat si pelanggar jera dan membuatnya tidak berani melakukan kesalahan yang
sama. Contoh seperti main hakim sendiri.
`13
15
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Ahmadi, H. Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta
Anonimus. 2010. Diskriminasi. Tersedia dalam www.wikipedia.com (diakses pada 23 Mei
2010)
Anonimus. 2010. Stereotip. Tersedia dalam www.wikipedia.com (diakses pada 23 Mei 2010)
Barry, M. Dahlan Al. 1994. Kamus Modern Bahasa Indonesia. Surabaya: Arkola
Mulyana, Deddy. 2006. Komunikasi Antar Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya
`13
16
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download