MODUL PERKULIAHAN Sosiologi Interaksi & Tatanan Sosial Fakultas Program Studi Psikologi Psikologi Tatap Muka 06 Kode MK Disusun Oleh MK61004 Nurwidiana, SKM MPH Abstract Kompetensi Mata kuliah ini merupakan pengantar bagi mahasiswa agar memiliki dasardasar atau kerangka pengetahuan dalam memahami Interaksi Sosial dan Tatanan Sosial dalam masyarakat Mampu menjelaskan Interaksi Sosial dalam masyarakat Memahami ciri, faktor pendorong dan syarat terjadinya interaksi sosial Mampu menjelaskan tatanan sosial dalam masyarakat Memahami sifat dan tujuan tatanan sosial Memahami Institusi sosial, struktur sosiall dan pengendalian sosial Interaksi Sosial Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di dalam masyarakat. Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku,interaksi sosial itu sendiri dapat berlangsung dengan baik jika aturan - aturan dan nilai – nilai yang ada dapat dilakukan dengan baik. Jika tidak adanya kesadaran atas pribadi masing – masing,maka proses sosial itu sendiri tidak dapat berjalan sesuai dengan yang kita harapkan. Di dalam kehidupan sehari – hari tentunya manusia tidak dapat lepas dari hubungan antara satu dengan yang lainnya,ia akan selalu perlu untuk mencari individu ataupun kelompok lain untuk dapat berinteraksi ataupun bertukar pikiran. Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekamto di dalam pengantar sosiologi, interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial. Dengan tidak adanya komunikasi ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin ada kehidupan bersama. Jika hanya fisik yang saling berhadapan antara satu sama lain, tidak dapat menghasilkan suatu bentuk kelompok sosial yang dapat saling berinteraksi. Maka dari itu dapat disebutkan bahwa interaksi merupakan dasar dari suatu bentuk proses sosial karena tanpa adanya interaksi sosial, maka kegiatan–kegiatan antar satu individu dengan yang lain tidak dapat disebut interaksi. Menurut Charles P.Loomis, interaksi sosial memiliki empat ciri pokok yaitu. : 1. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang 2. Ada kominikasi dua arah antar pelakunya. 3. Ada dimensi waktu(masa lalu,sekarang dan yang akan datang). 4. Ada tujuan yang ingin dicapai sebagai hasil interaksi. Menurut Kimbal Young,interaksi sosial adalah kunci semua kehidupan sosial,dengan tidak adanya interaksi tindakanlah mungkin ada kehidupan bersama.Interaksi sosial adalah dasar dari proses sosial yaitu hubungan-hubungan sosial yang dinamis,interaksi sosial akan berlangsung apabila terjadi reaksi pada kedua belah pihak yang berkominukasi. Menurut Maryati dan Suryawati Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok. `13 2 Sosiologi Nurwidiana SKM MPH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Menurut Murdiyatmoko dan Handayani Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial. Faktor dasar terbentuknya interaksi sosial Proses interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat bersumber dari faktor imitasi, sugesti, simpati, motivasi, identifikasi dan empati. Imitasi: atau meniru adalah suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan maupun aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan alat indera sebagai penerima rangsang dan pemasangan kemampuan persepsi untuk mengolah informasi dari rangsang dengan kemampuan aksi untuk melakukan gerakan motorik. Proses ini melibatkan kemampuan kognisi tahap tinggi karena tidak hanya melibatkan bahasa namun juga pemahaman terhadap pemikiran orang lain. Imitasi saat ini dipelajari dari berbagai sudut pandang ilmu seperti psikologi, neurologi, kognitif, kecerdasan buatan, studi hewan (animal study), antropologi, ekonomi, sosiologi dan filsafat. Hal ini berkaitan dengan fungsi imitasi pada pembelajaran terutama pada anak, maupun kemampuan manusia untuk berinteraksi secara sosial sampai dengan penurunan budaya pada generasi selanjutnya. Identifikasi: adalah pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang atau sesuatu. Hal ini perlu, oleh karena tugas identifikasi ialah membedakan komponenkomponen yang satu dengan yang lainnya, sehingga tidak menimbulkan kebingungan. Dengan identifikasi dapatlah suatu komponen itu dikenal dan diketahui masuk dalam golongan mana. Cara pemberian tanda pengenal pada komponen, barang atau bahan bermacam-macam antara lain dengan menggantungkan kartu pengenal, seperti halnya orang yang akan naik kapal terbang, tasnya akan diberi tanpa pengenal pemilik agar supaya nanti mengenalinya mudah. Sugesti: adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa berpikir kritis dan rasional. Motivasi: yaitu rangsangan pengaruh, stimulus yang diberikan antar masyarakat, sehingga orang yang diberi motivasi menuruti tau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh rasa tanggung jawab . Motivasi biasanya diberikan oleh orang yang memiliki status yang lebih tinggi dan berwibawa, misalnya dari seorang ayah kepada anak, seorang guru kepada siswa. `13 3 Sosiologi Nurwidiana SKM MPH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Simpati: adalah ketertarikan seseorang kepada orang lain hingga mampu merasakan perasaan orang lain tersebut. Contoh: membantu orang lain yang terkena musibah hingga memunculkan emosional yang mampu merasakan orang yang terkena musibah tersebut. Empati: yaitu mirip dengan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja. Empati dibarengi dengan perasaan organisme tubuh yang sangat intens/dalam. Syarat-syarat terjadinya Interaksi Sosial: Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial tidak mungkin terjadi tanpa adanya dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi. Kontak Sosial Kata “kontak” (Inggris: “contact") berasal dari bahasa Latin con atau cum yang artinya bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh. Jadi, kontak berarti bersama-sama menyentuh. Dalam pengertian sosiologi, kontak sosial tidak selalu terjadi melalui interaksi atau hubungan fisik, sebab orang bisa melakukan kontak sosial dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, misalnya bicara melalui telepon, radio, atau surat elektronik. Oleh karena itu, hubungan fisik tidak menjadi syarat utama terjadinya kontak. Kontak sosial memiliki sifat-sifat berikut. Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial positif mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan kontak sosial negatif mengarah pada suatu pertentangan atau konflik. Kontak sosial dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak sosial primer terjadi apabila para peserta interaksi bertemu muka secara langsung. Misalnya, kontak antara guru dan murid di dalam kelas, penjual dan pembeli di pasar tradisional, atau pertemuan ayah dan anak di meja makan. Sementara itu, kontak sekunder terjadi apabila interaksi berlangsung melalui suatu perantara. Misalnya, percakapan melalui telepon. Kontak sekunder dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Kontak sekunder langsung misalnya terjadi saat ketua RW mengundang ketua RT datang ke rumahnya melalui telepon. Sementara jika Ketua RW menyuruh sekretarisnya menyampaikan pesan kepada ketua RT agar datang ke rumahnya, yang terjadi adalah kontak sekunder tidak langsung. `13 4 Sosiologi Nurwidiana SKM MPH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Komunikasi Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal terpenting dalam komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku (pembicaraan, gerakan-gerakan fisik, atau sikap) dan perasaan-perasaan yang disampaikan. Ada lima unsur pokok dalam komunikasi yaitu sebagai berikut. o Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan, perasaan, atau pikiran kepada pihak lain. o Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, atau perasaan. o Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa informasi, instruksi, dan perasaan. o Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi dapat berupa lisan, tulisan, gambar, dan film. o Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan, setelah mendapatkan pesan dari komunikator. Ada tiga tahap penting dalam proses komunikasi. Ketiga tahap tersebut adalah sebagai berikut : Encoding Pada tahap ini, gagasan atau program yang akan dikomunikasikan diwujudkan dalam kalimat atau gambar. Dalam tahap ini, komunikator harus memilih kata, istilah, kalimat, dan gambar yang mudah dipahami oleh komunikan. Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang membingungkan komunikan. Penyampaian Pada tahap ini, istilah atau gagasan yang sudah diwujudkan dalam bentuk kalimat dan gambar disampaikan. Penyampaian dapat berupa lisan, tulisan, dan gabungan dari keduanya. Decoding Pada tahap ini dilakukan proses mencerna dan memahami kalimat serta gambar yang diterima menurut pengalaman yang dimiliki. Hubungan antara suatu individu masyarakat dengan relasi - relasi sosial lainnya,menentukan struktur dari masyarakatnya yang dimana hubungan antar manusia dengan relasi tersebut berdasarkan atas suatu komunikasi yang dapat terjadi di antara keduanya. Hubungan antar manusia atau relasi – relasi sosial,suatu individu dengan sekumpulan kelompok masyrakat,baik dalam bentuk individu atau perorangan maupun dengan kelompok – kelompok dan antar kelompok masyarakat itu sendiri,menciptakan segi `13 5 Sosiologi Nurwidiana SKM MPH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dinamika dari sisi perubahan dan perkembangan masyarakat. Sebelum terbentuk sebagai suatu bentuk konkrit,komunikasi atau hubungan yang sesuai dengan nilai – nilai sosial di dalam suatu masyarakat,telah mengalami suatu proses terlebih dahulu yang dimana proses – proses ini merupakan suatu bentuk dari proses sosial itu sendiri. Gillin & Gillin mengatakan bahwa Proses-proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut, atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada. Berdasarkan sudut inilah komunikasi dapat dipandang sebagai suatu sistem di dalam kelompok masyarakat maupun sebagai sebuh proses sosial. Adanya hubungan timbal balik dalam memperngaruhi tiap individu pada saat terjadinya komunikasi dapat membentuk suatu pengetahuan maupun pengalaman baru yang dirasakan oleh masing – masing individu. Hal ini membuat kegiatan komunikasi menjadi suatu dasar yang kuat dalam kehidupan maupun proses sosial seseorang. Adanya tingkat kesadaran di dalam berkomunikasi di antara warga – warga dalam kehidupan bermasyarakat dapat membuat masyarakat dipertahankan sebagai suatu kesatuan dan menciptakan apa yang dinamakan sebagai suatu sistem komunikasi. Sistem komunikasi ini mempunyai lambang – lambang yang diberi arti dan menghasilkan persepsi khusus dalam memahami lamabang – lambang tersebut oleh masyarakat.Karena kelangsungan kesatuannya dengan jalan komunikasi itu,setiap masyarakat dapat membentuk kebudayaan berdasarkan sistem komunikasinya masing-masing. Tatanan Sosial Kita hidup dalam suatu lingkungan sosial yang bukan apa adanya. Atas dasar pemenuhan kebutuhan, individu-individu membentuk lingkungan sosial tertentu, di mana individu-individu tersebut saling berinteraksi atas dasar status dan peranan sosialnya yang diatur oleh seperangkat norma dan nilai. Suatu lingkungan sosial di mana individu-individunya saling berinteraksi atas dasar status dan peranan sosial yang diatur oleh seperangkat norma dan nilai diistilahkan dengan tatanan sosial atau social order. Lingkungan sosial tersebut mempunyai sejumlah prasyarat yang menjadikannya dapat terus berjalan dan bertahan. Prasyarat-prasyarat inilah yang kita sebut tatanan sosial (sosial order). Konsep tatanan sosial merupakan konsep dasar yang harus dipahami dengan baik oleh mereka yang mempelajari sosiologi. Karena konsep tatanan sosial ini terkait erat `13 6 Sosiologi Nurwidiana SKM MPH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dengan konsep-konsep dasar lainnya. Apabila kita memahami dengan baik konsep-konsep dasar ini, maka kita akan dapat menganalisis fenomena sosial dengan baik. Prinsip yang bisa kita ambil adalah adanya pengaturan dan ketertataan dari suatu lingkungan sosial. Demikian juga dengan tatanan sosial. Semua persyaratan, antara lain adanya sejumlah individu, interaksi, status dan peranan, nilai dan norma serta proses harus terpenuhi sehingga tatanan sosial tersebut bisa tetap berlangsung dan terpelihara. Struktur Sosial Struktur sosial secara etimologis berarti susunan masyarakat. Struktur Sosial secara definitif merupakan skema penempatan nilai-nilai sosial-budaya dan organ-organ masyarakat pada posisi yang dianggap sesuai, demi berfungsinya organisme masyarakat sebagai suatu keseluruhan, dan demi kepentingan masing-masing bagian. Skema dibangun secara objektif, agar dapat mengenal posisi yang diberikan masyarakat kepada nilai-nilai sosial budaya, dan organ-organ atau komponen sosial yang menjadi milik masyarakat. Nilai-nilai sosial budaya terdiri dari ajaran agama, ideologi, dan kaidah-kaidah moral serta peraturan sopan santun. Organ masyarakat merupakan semua komponen yang bersama-sama mewujudkan masyarakat. Nilai-nilai sosial budaya terdiri dari ajaran agama, ideoligi, dan kaidah-kaidah moral serta peraturan sopan santun. Organ masyarakat merupakan komponen yang bersama-sama mewujudkan masyarakat, seperti kelompok sosial maupun lembaga-lembaga sosial. Struktur sosial merupakan sebuah hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial dan antara peranan-peranan sosial. Struktur sosial dapat pula dimaknai sebagai sebuah tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat. Dalam struktur sosial lazim dijumpai adanya ketidaksamaan sosial. Ketidaksamaan sosial ini umumnya dilihat dalam dua aspek, yaitu ketidaksamaan sosial secara horizontal (perbedaan antarindividu atau kelompok dalam masyarakat yang tidak menunjukkan adanya tingkatan yang lebih tinggi atau lebih rendah) dan ketidaksamaan sosial secara vertikal (perbedaan antarindividu atau kelompok dalam masyarakat yang menunjukkan adanya tingkatan lebih rendah atau lebih tinggi). Para ahli sosiologi merumuskan definisi struktur sosial sebagai berikut: George Simmel: Struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya. George C. Homans: Struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat dengan perilaku sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari. `13 7 Sosiologi Nurwidiana SKM MPH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id William Kornblum: Struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena adanya pengulangan pola perilaku individu dan kelompok. Soerjono Soekanto: Struktur sosial adalah hubungan timbal balik antara posisi-posisi dan peranan-peranan sosial. Abdul Syani: Struktur sosial sebagai sebuah tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat. Coleman. Struktur sosial adalah sebuah pola hubungan antarmanusia dan antarkelompok manusia. Talcott Parsons. Struktur sosial merujuk pada saling keterkaitan antar institusi. Ralph Linton (1968) menambahkan bahwa struktur sosial terdiri atas dua konsep penting, yaitu status dan peran. 1. Status atau kedudukan Status merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah laku manusia. Cara-cara memperoleh status atau kedudukan adalah sebagai berikut: o Ascribed status. Status yang diberikan kepada individu tanpa memandang kemampuan atau perbedaan antarindividu yang dibawa sejak lahir. o Achieved status. Status yang memerlukan kualitas tertentu yang harus diraih melalui persaingan dan usaha pribadi. o Assigned status. Status yang diperoleh melalui penghargaan atau pemberian dari pihak lain atas jasa-jasa tertentu. Dalam kehidupan masyarakat selalu ada benturan-benturan atau pertentangan yang dialami seseorang, sehubungan dengan status yang dimilikinya. Hal ini disebut konflik status. o Konflik status individual. Dirasakan oleh orang yang bersangkutan dalam bathinnya sendiri. Contohnya seorang perempuan harus memilih antara bekerja atau menjadi ibu rumah tangga. o Konflik status antarindividu. Terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lain. Contohnya seorang istri bertengkar dengan suaminya mengenai pengasuhan anak. o Konflik status antarkelompok. Terjadi antara kelompok yang satu dengan yang lainnya. Contohnya peraturan yang dikeluarkan oleh suatu instansi sering bertentangan dengan peraturan instansi lain. Pada umumnya orang juga menggunakan simbol-simbol tertentu untuk menunjukkan kedudukannya dalam masyarakat. Simbol tersebut dapat berupa gaya bicara, cara berpakaian, dan penggunaan gelar kebangsawanan maupun akademis. `13 8 Sosiologi Nurwidiana SKM MPH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Peranan Peranan merupakan aspek yang dinamis dari suatu status atau kedudukan. Jika seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, ia telah menjalankan peranannya. Peranan adalah tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki kedudukan atau status. Konflik peranan timbul jika orang harus memilih peranan dari dua status atau lebih yang dimilikinya. Umumnya konflik timbul karena peranan-peranan itu saling bertentangan. Contohnya konflik peranan seseorang yang berstatus sebagai guru sekaligus ibu. Ciri-ciri Struktur Sosial 1. Muncul pada kelompok masyarakat Struktur sosial hanya bisa muncul pada individu-individu yang memiliki status dan peran. Status dan peranan masing-masing individu hanya bisa terbaca ketika mereka berada dalam suatu sebuah kelompok atau masyarakat. Pada setiap sistem sosial terdapat macam-macam status dan peran indvidu. Status yang berbeda-beda itu merupakan pencerminan hak dan kewajiban yang berbeda pula. 2. Berkaitan erat dengan kebudayaan Kelompok masyarakat lama kelamaan akan membentuk suatu kebudayaan. Setiap kebudayaan memiliki struktur sosialnya sendiri. Indonesia mempunyai banyak daerah dengan kebudayaan yang beraneka ragam. Hal ini menyebabkan beraneka ragam struktur sosial yang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Hal-hal yang mempengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia adalah sbb: a) Keadaan geografis Kondisi geografis terdiri dari pulau-pulau yang terpisah. Masyarakatnya kemudian mengembangkan bahasa, perilaku, dan ikatan-ikatan kebudayaan yang berbeda satu sama lain. b) Mata pencaharian Masyarakat Indonesia memiliki mata pencaharian yang beragam, antara lain sebagai petani, nelayan, ataupun sektor industri. c) Pembangunan `13 9 Sosiologi Nurwidiana SKM MPH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pembangunan dapat memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia. Misalnya pembangunan yang tidak merata antra daerah dapat menciptakan kelompok masyarakat kaya dan miskin. 3. Dapat berubah dan berkembang Masyarakat tidak statis karena terdiri dari kumpulan individu. Mereka bisa berubah dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Karenanya, struktur yang dibentuk oleh mereka pun bisa berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Fungsi Struktur Sosial 1. Fungsi Identitas Struktur sosial berfungsi sebagai penegas identitas yang dimiliki oleh sebuah kelompok. Kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan dalam latar belakang ras, sosial, dan budaya akan mengembangkan struktur sosialnya sendiri sebagai pembeda dari kelompok lainnya. 2. Fungsi Kontrol Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kecenderungan dalam diri individu untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan lain yang berlaku dalam masyarakat. Bila individu tadi mengingat peranan dan status yang dimilikinya dalam struktur sosial, kemungkinan individu tersebut akan mengurungkan niatnya melanggar aturan. Pelanggaran aturan akan berpotensi menibulkan konsekuensi yang pahit. 3. Fungsi Pembelajaran Individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam masyarakatnya. Hal ini dimungkinkan mengingat masyarakat merupakan salah satu tempat berinteraksi. Banyak hal yang bisa dipelajari dari sebuah struktur sosial masyarakat, mulai dari sikap, kebiasaan, kepercayaan dan kedisplinan. Institusi Sosial Elemen yang lain dari struktur sosial adalah institusi sosial. Institusi sosial berkaitan erat dengan upaya individu untuk memenuhi kebutuhannya, di mana untuk itu individu berusaha membentuk dan mengembangkan serangkaian hubungan sosial dengan individu lainnya. `13 10 Sosiologi Nurwidiana SKM MPH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Serangkaian hubungan sosial tersebut terlaksana menurut pola-pola tertentu. Pola resmi dari suatu hubungan sosial ini terjadi di dalam suatu sistem yang disebut dengan sistem institusi sosial. Judson R. Landis (1986: 255) mendefinisikan institusi sosial sebagai norma-norma, aturanaturan, dan pola-pola organisasi yang dikembangkan di sekitar kebutuhan-kebutuhan atau masalah-masalah pokok yang terkait dengan pengalaman masyarakat. Dari definisi ini maka bisa kita pahami bahwa institusi sosial merujuk pada upaya masyarakat untuk memenuhi kebutuhan atau untuk mengatasi masalah. Dalam rangka memenuhi kebutuhan atau mengatasi masalah tersebut, maka kita jumpai banyak sekali institusi sosial dalam masyarakat. Besar kecilnya sosial yang ada di masyarakat sangat tergantung pada sederhana dan kompleksnya kebutuhan atau masalah dari masyarakat tersebut. Para sosiolog telah berusaha membuat penggolongan institusi sosial yang ada di masyarakat atas dasar fungsi dari institusi sosial tersebut. Durkheim mengemukakan bahwa sosiologi mempelajari institusi. Dalam bahasa Indonesia dijumpai terjemahann berlainan dari konsep institution. Selo Soemardjan dan Soelaeman, misalnya, menggunakan istilah “lembaga kemasyarakatan” sebagai terjemahan konsep social institution. Institusi sosial adalah organisasi norma-norma untuk melaksanakan sesuatu yang dianggap penting, institusi berkembang berangsur-angsur dari kehidupan sosial manusia. Bila kegiatan penting tertentu dibakukan, dirutinkan, diharapkan dan disetujui, maka prilaku itu telah melembaga. Peran yang melembaga adalah peran yang telah dibakukan disetujui dan diharapkan, dan biasanya dipenuhi dengan cara-cara yang sungguh-sungguh dapat diramalkan, lepas dari siapa orang yang mengisi peran itu. Institusi mencakup sekumpulan unsur kelembagaan (norma prilaku, sikap, nilai, symbol, ritual dan ideologi) fungsi manifest (tujuan yang dikehendaki) dan fungsi laten (hasil/akibat yang tidak dikehendaki dan tidak direncanakan). Lima institusi dasar yang penting dalam masyarakat yang kompleks adalah Institusi keluarga, keagamaan, pemerintahan, perekonomian, dan pendidikan 1. Institusi Keluarga Keluarga merupakan lembaga sosial dasar. Bentuk lembaga ini sangat berbeda, bervariasi. Keluarga yang berdasarkan pertalian perkawinan atau kehidupan suami istri disebut keluarga kehidupan suami istri (conjungal family), yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak. Namun, dalam banyak masyarakat keluarga bersifat kerabat, hubungan sedarah, (consanguine), yaitu kelompok keluarga hubungan sedarah yang jauh lebih besar dengan suatu lingkaran pasangan. Suatu keluarga mungkin merupakan : Suatu kelompok yang mempunyai nenek moyang yang sama; Suatu kelompok kekerabatan yang disatukan oleh darah atau perkawinan; `13 11 Sosiologi Nurwidiana SKM MPH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pasangan perkawinan dengan atau tanpa anak ; Pasangan tanpa nikah yang mempunyai anak; Satu orang dengan beberapa anak. Perkawinan adalah suatu pola social yang disetujui, dengan dua orang atau lebih membentuk keluarga perkawinan neo local yakni pasangan suami istri membangun rumah tangganya sendiri; perkawinan patri local, dimana pasangan nikah tinggal bersama keluarga suami; dan dari perkawinan matri local dimana pasangan suami istri tinggal bersama keluarga istri. Semua masyarakat mempraktekan endogamy yakni kawin dengan orang dari dalam kelompoknya sendiri, dan juga eksogami, yakni kawin dengan orang dari luar kelompok sendiri. Meskipun kebanyakan perkawinan bersifat mono gami yaitu satu pria dengan satu wanita, banyak masyarkat mengijinkan poligami yang memperbolehkan seorang pria kawin lebih dari satu wanita ada tiga bentuk poligami. Bentuk yang pertama adalah perkawinan kelompok yakni perkawinan beberapa pria dan beberapa wanita bentuk yang sangat jarang ditemukan adalah poliandri dimana satu istri memiliki banyak suami; sedangkan bentuk poligami yang umum adalah poligini, yakni seorang suami mempunyai lebih dari satu istri pada saat yang sama. 2. Institusi Agama Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan kebudayaan. Agama (bahasa Inggris: Religion, yang berasar dari bahasa Latin religare, yang berarti “menambatkan”), adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy and Religion (Kamus Filosofi dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut: … sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati. Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti “10 Firman” dalam agama Kristen atau “5 rukun Islam” dalam agama Islam. Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem pemerintahan, seperti misalnya dalam sistem teokrasi. Agama juga mempengaruhi kesenian. Semua agama besar menekankan kebajikan seperti kejujuran dan cinta sesama. Kebajikan ini sangat penting bagi keteraturan prilaku masyarakat manusia, dan agama membantu manusia untuk memandang serius kebajikan seperti itu. Institusi agama merupakan system keyakinan dan praktek keagamaan yang penting dari masyarakat yang telah dibakukan dan dirumuskan serta yang dianut secara luas dan dipandang perlu dan benar. Agama berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya lebih `13 12 Sosiologi Nurwidiana SKM MPH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dari prilaku moral. Agama menawarkan suatu pandangan dunia dan jawaban atas berbagai persoalan yang membingungkan manusia. Agama mendororng manusia untuk tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri melaikan memikirkan kepentingan sesama. 3. Institusi pendidikan Lembaga pendidikan dikembangkan sebagai suatu upaya sistematis untuk mengajarkan apa yang tidak bisa dipelajari secara mudah dalam lingkungan keluarga. Lembaga pendidikan primer adalah sekolah formal, yang bermula dari jenjang sekolah kanakkanak hingga jenjang perguruan tinggi. Pendidikan formal mencangkup berbagi jenis sekolah seperti: sekolah korepondensi, sekolah bagi para siswa sambilan (part time) dan siswa yang bertempat tinggal jauh; sekolah kejuruan yang menawarkan beraneka ragam latihan dan keterampilan khusus; ditambah dengan latihan pendidikan magang; serta program pendidikan industry yang diselenggarakan oleh banyak perusahaan besar dengan tujuan untuk melatih para karyawan mereka sendiri. Disamping itu berbagai bentuk pendidikan informal berlangsung, baik dalam kondisi yang menyenangkan maupun yang buruk, dirumah, dijalanan, dan melalui media massa_terutama televisi. Institusi pendidikan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lembaga-lembaga lainnya, oleh karena itu institusi pendidikan selalu berjuang untuk memperoleh otonomi dari lembaga-lembaga tersebut. Alat untuk melindungi otonomi pendidikan meliputi kebebasan akademik dan jabatan akademik. Kebebasan akademik mengandung pengertian ;(1)sekolah harus dikelola oleh para pendidik dengan campur tangan pihak luar yang terbatas, dan (2) para sarjana dan guru besar diperkenankan melakukan penelitian, mempublikasikan dan mengajar tanpa harus kawatir terhadap penekanan, meskipun penelitian atau apa yang mereka ajarkan terbukti tidak disenangi orang. Jabatan tetap akademik melindungi tenaga pengajar dari pemberhentian mendadak yang disebabkan baik oleh pandangan tenaga pengajar meupun hanya adanya sikapsikap pilih kasih kepala sekolah atau pengawas sekolah. 4. Institusi Politik Ekonomi Institusi-institusi politik ekonomi adalah sarana yang distandarisasi untuk memelihara ketertiban dalam proses produksi dan distribusi barang dan jasa. Institusi-institusi politikekonomi memiliki tiga pola yakni: a) Sistem ekonomi campuran, dimana keuntungan dan pemilikan swasta digabungkan dengan beberapa unsur sosialisme dan paham negara kesejahteraan `13 13 Sosiologi Nurwidiana SKM MPH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id b) Sistem komunisme, yang mencangkup pengertian bahwa pencarian keuntungan swasta tidak diperkenankan dan perusahaan penting dikelola oleh negara c) Sistem fasisme, yang berarti bahwa perusahaan swasta diperkenakan berjalan dibawah pengendalian negara secara otoriter System ekonomi campuran, yang paling banyak berkembang didunia dewasa ini sedang berjuang menghadapi resesi, inflasi, dan konflik yang menyangkut masalah sejauh mana batas fungsi Negara dalam mensejahterakan rakyatnya. Fungsi nyata dari Institusi-institusi politik-ekonomi adalah untuk memelihara ketertiban, menciptakan konsensus, dan meningkatkan produksi semaksimal mungkin. Tidak ada satupun masyarakat yang telah berhasil memenuhi segenap fungsi tersebut. Fungsi laten dari Institusi -institusi politik ekonomi banyak jumlahnya, antara lain adalah merusak kebudayaan tradisional dan mempercepat pengrusakan lingkungan hidup. Pengendalian Sosial Kita ketahui sifat individu dan masyarakat tidak statis. Terdapat berbagai inovasi dan bentuk-bentuk kreatifitas yang mengubah kondisi sebelumnya. Tidak bisa dinafikan perubahan-perubahan memang diperlukan untuk mencapai kondisi masyarakat yang lebih baik. Tetapi perubahan juga menyebabkan kondisi yang tidak stabil pada status dan peranan serta norma/nilai yang selama ini berlaku. Untuk itu diperlukan suatu upaya pengendalian sosial. Menurut Berger (1978) Pengendalian Sosial adalah: berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang membangkang. Roucek (1965) mengemukakan bahwa Pengendalian Sosial adalah suatu istilah kolektif yang mengacu pada proses terencana dimana individu dianjurkan, dibujuk, ataupun dipaksa untuk menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup suatu kelompok. Jadi Pengendalian sosial adalah suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku. Dengan adanya pengendalian sosial yang baik diharapkan mampu meluruskan anggota masyarakat yang berperilaku menyimpang / membangkang. Sifat Pengendalian Sosial Dua sifat dalam pengendalian sosial tersebut yaitu : `13 14 Sosiologi Nurwidiana SKM MPH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Preventif: yaitu pengendalian sosial yang dilakukan sebelum terjadi pelanggaran, artinya mementingkan pada pencegahan agar tidak terjadi pelanggaran. Represif: adalah pengendalian sosial yang dilakukan setelah orang melakukan suatu tindakan penyimpangan (deviasi). Pengendalian sosial ini bertujuan untuk memulihkan keadaan seperti sebelum terjadinya tindakan penyimpangan. Tujuan Pengendalian Sosial Tujuan pengendalian sosial adalah terciptanya suatu keadaan yang serasi antara stabilitas dan perubahan di dalam masyarakat. Sebelum terjadi perubahan, dalam masyarakat sudah terkondisi suatu keadaan yang stabil, selaras, seimbang dan sebagainya. Adanya perubahan, menyebabkan terjadi keadaan yang tidak stabil. Tujuan pengendalian sosial untuk memulihkan keadaan yang serasi seperti sebelum terjadinya perubahan. Berikut ini adalah cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan sosial masyarakat : Pengendalian Lisan (Pengendalian Sosial Persuasif) Pengendalian lisan diberikan dengan menggunakan bahasa lisan guna mengajak anggota kelompok sosial untuk mengikuti peraturan yang berlaku. Pengendalian Simbolik (Pengendalian Sosial Persuasif) Pengendalian simbolik merupakan pengendalian yang dilakukan dengan melalui gambar, tulisan, iklan, dan lain-lain. Contoh : Spanduk, poster, Rambu Lalu Lintas, dll. 3. Pengendalian Kekerasan (Pengendalian Koersif) Pengendalian melalui cara-cara kekerasan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk membuat si pelanggar jera dan membuatnya tidak berani melakukan kesalahan yang sama. Contoh seperti main hakim sendiri. `13 15 Sosiologi Nurwidiana SKM MPH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Ahmadi, H. Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta Anonimus. 2010. Diskriminasi. Tersedia dalam www.wikipedia.com (diakses pada 23 Mei 2010) Anonimus. 2010. Stereotip. Tersedia dalam www.wikipedia.com (diakses pada 23 Mei 2010) Barry, M. Dahlan Al. 1994. Kamus Modern Bahasa Indonesia. Surabaya: Arkola Mulyana, Deddy. 2006. Komunikasi Antar Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya `13 16 Sosiologi Nurwidiana SKM MPH Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id