Modul Sosiologi [TM4]. - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Sosiologi
Perkembangan Sosiologi
& Proses Sosial
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
04
Kode MK
Disusun Oleh
MK61004
Nurwidiana, SKM MPH
Abstract
Kompetensi
Mata kuliah ini merupakan pengantar
bagi mahasiswa agar dapat
menjelaskan perkembangan sosiologi
dari tiga tahapan utama dan
menjelaskan sosiologis yang yang
berkontribusi dalam perkembangan
tersebut
Mahasiswa diharapkan mampu
menyebutkan minimal enam orang
pemikir sosiologi dan kontribusinya
terhadap sosiologi
Memahami key studies dalam
pembelajaran sosiologi: masyarakat,
individu, peran, status
Perkembangan Sosiologi
Jika kita menengok sejarah masyarakat Eropa di abad pertengahan, maka pada abad itulah
terjadi berbagai perubahan besar dalam sistem dan struktur masyarakat sebagai akibat dari
revolusi industri. Akan tetapi, sebenarnya perubahan-perubahan sosial skala besar itu tidak
hanya terjadi di abad pertengahan, tetapi juga terjadi jauh sebelumnya. Misalnya ketika di
abad ke-4 SM ketika Alexander menaklukkan Negara-negara Yunani, yang akhirnya
mengubah system Negara kota menjadi Negara kekaisaran. Tokoh-tokoh pemikir yang
dapat kita catat paa masa ini misalnya Plato, Aristoteles, Herodotus, Tucydides, Polybios,
dan Cicelo. Tokoh-tokoh di abad Helenistik inilah yang kemudian mengedepankan “Alam
pikiran Yunani”. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan secara singkat mengenai
tahap-tahap perkembangan teori sosiologi.
Ilmu tentang masyarakat disebut sebagai sosiologi baru dikenal pada masa Auguste Comte
sehingga patokan tentang sosiologi adalah pada Auguste Comte. Namun demikian,
sesungguhnya
pembahasan
tentang
masyarakat
sudah
banyak
dikaji
oleh
para
cendekiawan sebelum Comte. Sehingga pembagian tahap-tahap perkembangan sosiologi
dibagi menjadi tiga tahap sebagai berikut
a. Masa sebelum Auguste Comte
Sebelum Auguste Comte member nama sosiologi pada ilmu kemasyarakatan ada banyak
tokoh yang sudah memperbincangkannya. Tokoh-tokoh pemikir (filsuf) tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut
1)
Socrates
Socrates lahir tahun 470 SM dan meninggal tahun 399 SM. Ia anak dari seorang
pamatung yang kemudian keahlian itu juga diwarisinya. Ajaran Socrates yang penting
yaitu mengenai ditekankannya logika sebagai dasar bagi semua ilmu pengetahuan
termasuk filsafat.
Bagi Socrates, kecerdasan merupakan dasar dari semua tabiat yang baik. Dengan
kecerdasan dan pengetahuan menjadikan orang bijaksana. Kebijakan adalah sesuatu
yang dapat dicapai dengan kecerdasan manusia. Socrates menganjurkan agar kita
“membangun masyarakat” tersebut berlandaskan atau disasarkan ilmu pengetahuan
ilmiah.
2012
2
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2)
Plato
Plato adalah murid Socrates, yang lahir tahun 429 SM dan meninggal tahun 347 SM. Ia
berasal dari keluarga bangsawan. Setelah Socrates meninggal, plato mengembara ke
berbagai negeri seperti Mesir, Asia Minor, Sisilia, dan Italia.pada tahun 387 SM ia
kembali ke Athena dan mendirikan sekolah yang diberi nama academia. Karena banyak
menarik pemuda-pemuda Yunani, Academia itu dapat disebut sebagai Universitas
pertama di Eropa. Karya Plato yang terkenal berjudul The republic (Negara) dan The
Law (Hukum). Dalam tulisannya The Republic, Plato menyuguhkan kepada kita karya
yang pertama dan terbesar yang bersifat sosiologis.
Ajaran Plato tentang masyarakat menerangkan bahwa pada dasarnya masyarakat itu
merupakan bentuk perluasan dari individu. Dengan kat lain, individu itu parallel dengan
masyarakat (Pemikiran demikian dikenal sebagai pemikiran dari mazhab atau aliran
“organis” atau “biologis”. Plato bertindak sebagai pelopornya). Karena individu menurut
Plato memiliki sifat. Tiga sifat atau elemen itu adalah nafsu atau perasaan-perasaan,
semangat atau kehendak, dan kecerdasan atau akal.
Berdasarkan katiga elemen tersebut, Plato membedakan adanya lapisan atau kelas
sosial masyarakat sebagai berikut.
a) Bagi yang mengabdikan hidupnya untuk memenuhi nafsu dan perasaannya seperti
halnya memelihara tubuh manusia, maka dengan demikian juga akan memelihara
nafsu dan perasaan masyarakat. Mereka itulah “kelas pekerja tangan” seperti
buruh dan budak.
b) Karena semangat atau kehendak berfungsi melindungi tubuh manusia, yang berarti
harus pula melindungi masyarakat, maka yang bisa melaksanakan hal itu adalah
militer.karena mereka mengembangkan akal dan kecerdasan untuk membimbing
tubuh manusia, maka mereka juga bertugas mengembangkan akal guna
memerintah dan memimpin masyarakat. Mereka ini masuk dalam kelas penguasa.
Lebih jauh Plato juga menunjukkan bahwa kehidupan yang baik tergantung pada dapat
tidaknya pikiran dan kehendak manusia itu berkembang. Sedangkan pikiran dan
kehendak manusia hanya dapat berkembang jika dalam masyarakat itu terdapat
“keadilan”. Akan tetapi, bagaimana keadilan dapat tercapai? Menurut Plato, keadilan itu
dapat dicapai melalui tata tertib sosial. Jadi, kehidupan yang baik adalah tujuan dari
keadilan dan keadilan adalah tujuan dari organisasi sosial (yang bisa menciptakan tertib
sosial).
2012
3
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3)
Aristoteles
Aristoteles lahir tahun 384 SN di Macedonia dan meninggal tahun 322 SM. Ibunya
merupakan ahli kesehatan Raja Amyntas II (kakek Alexander Agung). Aristoteles adalah
murid Plato. Pada akhirnya, Aristoteles menjadi guru Alexander Agung, raja Macedonia
itu. Berkat bantuan Alexander Agung itu pula, Aristoteles mendirikan perpustakaan dan
museum yang pertama kali di yunani. Karyanya yang terkenal adalah the Politics dan
The Nicomachean Ethics. Dalam menganalisis keadaan masyarakat, Aristoteles
menggunakan “metode induktif”, yaitu menarik kesimpulan umum dari fakta-fakta yang
bersifat khusus.
Ajaran Aristoteles tentang masyarakat terdapat dalam bukunya The Politics.
Dikatakannya bahwa kelompok manusia yang dasar dan esensial adalah :
a) Pengelompokan (asosiasi) antara pria dan wanita untuk memperoleh keturunan
b) Asosiasi antara penguasa dengan yang dikuasai.
Kedua bentuk asosiasi ini bersifat alamiah, tidak disengaja. Keduanya akan terlihat
dalam hubungan antara suami istri, orang tua-anak, serta antara tuan dan budak atau
pembantu di dalam keluarga.
Kenapa manusia secara ilmiah membentuk kelompok (asosiasi)? Menurut Aristoteles
hal tersebut disebabkan karena manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial. Karena
makhluk sosial, maka manusia sekaligus adalah makhluk yang bermasyarakat.
Berdasarkan pengertian ini, Aristoteles menyatakan bahwa manusia berasosiasi
membentuk keluarga, kemudian keluarga berasosiasi membentuk dusun atau kampong,
dan dusun berasosiasi membentuk Negara. Negara tumbuh secara alamiah seperti
halnya keluarga dan dusun.
Masyarakat Negara yang baik menurutnya dikelola oleh pemerintah yang ada
pembagian fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Dengan demikian, dimaksudkan
agar terdapat pengawasan satu dengan yang lain. Orang atau kelompok macam apa
yang dinilai Aristoteles pantas memegang pemerintahan Negara? Aristoteles memberi
tiga macam bentuk pemerintahan dilihat dari segi jumlah pemegang kekuasaan itu.
a) Pemerintahan oleh seseorang. Jika seseorang penguasa itu baik, maka ia disebut
monarki, dan jika ia memerintah dengan buruk, maka disebut tirani.
b) Pemerintahan oleh sejumlah kecil orang disebut aristokrasi jika baik, dan jika buruk
akan disebut oligarki.
c) Pemerintahan oleh orang banyak, untuk yang baik disebut demokrasi. yang buruk
disebut mobokrasi/okhlokrasi
2012
4
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Masih ada banyak tokoh lain yang mengemukakan tentang ilmu kemasyarakatan
sebelum Comte yang tidak dapat diuraikan disini satu per satu di antaranya adalah Ibnu
Khaldun, seorang ahli filsafat Islam, Thomas More dan N. Machiavelli yang turut
mewarnai ilmu kemasyarakatan pada zaman Renaissance, Hobbes, John Locke, dan
J.J. Rousseau yang ajarannya bersifat rasionalistis, dan lain-lain.
b. Masa Auguste Comte
Pemikiran sosiologi atau pemikiran mengenai manusia dan masyarakat sudah dirintis oleh
generasi Socrates, Plato, dan Aristoteles di sekitar abad ke-4 SM. Pada saat itu Yunani
mengalami perubahan-perubahan sosial yang menyangkut struktur maupun system
kehiduupan yang ada.
Pergolakan sosial
yang kemudian muncul di abad pertengahan, lama setelah Eropa
tenggelam dalam abad kegelapan. Kalau di Yunani ditandai dengan munculnya filsuf-filsuf
seperti Socrates, Plato dan Aristoteles, maka pergolakan di Eropa ditandai dengan
munculnya cerdik-cendekia seperti J.J. Rousseau, Montesqulieu, dan John Locke termasuk
kemudian Auguste Comte.
Auguste Comte melihat bahwasannya perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat
saat itu tidak saja bersifat positif, namun juga memberikan adanya dampak negative. Salah
satu contohnya adalah terjadinya konflik antarkelas sosial dalam masyarakat dikarenakan
hilangnya norma atau pegangan bagi masyarakat untuk bertindak (yang dalam bahasa
sosiologi disebut dengan Anomie). Menurut analisis Comte, konflik tersebut terjadi karena
masyarakat tidak mengetahui cara mengatasi perubahan akibat revolusi yang berlangsung
dan hukum-hukum apa yang bisa dipakai untuk mengatur tatanan sosial masyarakat yang
baru.
Atas dasar fenomena tersebut, Comte menyaarankan agar penelitian mengenai masyarakat
lebih ditingkatkan dan menjadi ilmu yang berdisi sendiri. Comte mengimaninasikan adanya
suatu hukum yang dapat mengatur gejala-gejala sosial . Namun ia belum berhasil
mengembangkan hukum-hukum sosial tersebut menjadi sebuah ilmu. Walaupun demikian
Comte telah berhasil member istilah untuk ilmu yang hendak lahir tersebut dengan nama
sosiologi. Sosiologi berkembang menjadi sebuah ilmu yang berdiri sendiri setelah Emile
Durkheim mengembangkan suatu metodologi sosiologi yang ia kemukakan melalui bukunya
yang berjudul The Rules of Sociological Method.
Meskipun demikian, Auguste Comte tetap disebut sebagai bapak Sosiologi untuk
menghormati jasanya terhadap lahirnya sosiologi. Walaupun Comte yang memunculkan
2012
5
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
istilah sosiologi, namun istilah tersebut dipopulerkan oleh Herbert Spencer dalam bukunya
yang berjudul Priciples of Sociology. Didalam buku tersebut, spencer mengembangkan
system penelitian mengenai masyarakat dimana ia menerapkan teori evolusi organic pada
masyarakat secara luas.
Menurut Comte, suatu organ akan lebih sempurna apabila organ tersebut bertambah
kompleks dengan adanya proses pembedaan (diferensiasi) disetiap bagiannya. Senada
dengan hal tersebut, Spencer memandang masyarakat sebagai suatu system yang terdiri
dari bagian-bagian yang saling bergantung seperti halnya pada organism hidup. Pada
dasarnya, evolusi dan perkembangan sosial
akan mempunyai makna apabila ada
peningkatan diferensiasi dan intergrasi, peningkatan pembagian kerja, serta suatu transisi
dari homogeny ke heterogen dari kondisi yang sederhana ke kondisi yang kompleks.
Sejak Auguste Comte,metode positif (yaitu menggunakan pendekatan ilmu alam) dipakai
sebagai panutan para ahli sosiologi kemudian. Dalam pengertian tradisional, metode positif
yang digunakan oleh Comte selalu disebut sebagai “pendekatan ilmu alam”. Bahkan
menurut Comte , sosiologi memang merupakan ilmu “fisika sosial ”. Latar belakang Comte
menggunakan pendekatan ilmu alam dan menyebut sosiologi sebagai fisika sosial adalah
dalam rangka menciptakan sosiologi sebagai ilmu yang mandiri dan lepas dari camput baur
filsafat (sosial ) dan psikologi (sosial ) pada zamannya.
c. Masa Setelah Auguste Comte
Perkembangan sosiologi dari abad XIX ke abad XX sangat pesat. Pada kurun waktu ini,
perkembangan ditandai oleh munculnya berbagai aliran berfikir (school of thought) yang
sangat bervariasi. Aliran –aliran itu di antaranya sebagai berikut.
1) Ekologisme, tokohnya Amos H. Hawley, O. Dudley Duncan, dan Leo G. Schnore
2) Denografisme, tokohnya N.B. Ryder
3) Psikologisme, dan materialisme, tokohnya George C. Hamans
4) Teknologisme, tokohnya William Gielding Ogburn
5) Strukturalisme fungsional, tokohnya Robert K. Merton, Talcott Parsons
6) Strukturalisme pertukaran. Tokohnya Peter M Blau.
7) Srtrukturalisme konfliks, tokohnya Ralf Dahrendorf, Piere L. Vb den Berghe, Lewis
Coser.
8) Interaksionisme simbolik, tokohnya George Hebert Mead
9) Antomisme sosisl, tokohnya John Finley Scott
2012
6
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Selain yang tersebut diatas, masih banyak lagi tokoh-tokoh yang tidak tersebutkan, dan
mereka juga memiliki cirri khas atau warna (kalau tidak boleh disebut aliran) yang spesifik
dalam mendekati dan menganalisis manusia dan masyarakat.
Para Pendiri Sosiologi
Sampai saat ini, yang disebut sebagai Bapak Sosiologi adalah Auguste Comte, Karl Marx,
Max Weber, dan Emile Durkheim. Sementara para pemikir sebelumnya tidak dianggap
sebagai pendiri Sosiologi. Mungkin karena ke-empat orang inilah yang pemikirannya
menjadi dasar teori-teori Sosiologi modern sampai saat ini. Meskipun tidak berarti pemikiran
dan Plato, Aristoteles, Machiavelli, John Locke, Thomas Hobbes, J.J. Rousseau, dan lainlain di kesampingkan begitu saja. Pemikiran mereka tentang masyarakat, hubungan antar
individu, hubungan negara dengan rakyat, dan hak asasi manusia tetap menjadi bagian
tidak terpisahkan dalam pembahasan Sosiologi.
Namun tidak bisa dipungkiri bahwa pemikiran Auguste Comte, Karl Marx, Max Weber, dan
Emile Durkheim –lah yang memberi stimulan diskusi panjang tentang pelbagai persoalan
terkait dgn kehidupan ekonomi, politik, dan kebudayaan.
Auguste Comte (1798-1857)
Auguste Comte (Perancis, 1798-1857) mengemukakan istilah awal: SOCIAL PHYSICS
(FISIKA SOSIAL) karena istilah ini sudah digunakan oleh ahli statistik sosial Belgia Adophe
Quetelet, maka istilah diubah menjadi sociology. Auguste Comte membagi sosiologi ke
dalam dua pendekatan yakni:
1. Statika sosial (social static): mengkaji tatanan sosial. Statika mewakili stabilitas.
2. Sosial dinamik: mengkaji kemajuan dan perubahan sosial . Dinamika mewakili
perubahan. Progress dalam membaca fenomena sosial perlu melihat masyarakat
secara keseluruhan sebagai unit analisis.
Dengan memakai analogi dari biologi, Comte menyatakan bahwa hubungan antara statika
dan dinamika merujuk pada konsep order didalamnya ditekankan bahwa bagian-bagian dari
masyarakat tidak dapat dimengerti secara terpisah, tetapi harus dilihat sebagai satu
kesatuan yg saling berhubungan.
Karl Marx (1818-1883)
Karl Marx lahir di Trier, Jerman tahun 1818 dari kalangan keluarga rohaniwan Yahudi.
Tamat dari perguruan tinggi menjadi editor di sebuah surat kabar di Jerman. Pandangannya
2012
7
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
amat kritis terutama sangat anti penindasan yang hadir bersama sistem kapitalis yang
mewarnai peradaban Eropa Barat. Beliau pindah ke Paris setelah terjadi pertentangn
dengan pemerintah Jerman. Ia berkolaborasi dengan Friedrich Engels menulis buku berjudul
The Communist Manifesto (1848). Lalu menulis buku: Das Capital, dua bab terakhir buku ini
diteruskan oleh Engels karena Marx keburu meninggal.
Menurut Marx, sejarah manusia mulai dari pertanian primitive, feudal dan industri, ditandai
hubungan sosial yg melembagakan sifat ketergantungan untuk mengontrol atau menguasai
sumber-sumber ekonomi. Mereka yg menguasai dan mengontrol sumber-sumber ekonomi
adalah kelas atas, sedangkan mereka yg hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak punya
sama sekali adalah dari kelas bawah. Terjadi penindasan oleh kelas atas terhadap kelas
bawah. Fokus perhatian Marx pada dua kelas penting: Borjuis (kelas atas/kapitalis yg
memiliki memiliki alat-alat produksi seperti pabrik dan mesin) dan Proletar (kelas bawah/
para buruh yg bekerja pada borjuis).
Pendapat Marx terhadap fenomena sosial semacam itu (penindasan /eksploitasi kaum
borjuis terhadap kaum proletar) hanya dapat dihentikan dengan cara mengganti atau
merusak system kapitalis. Caranya dengan melakukan revolusi (prinsip konflik) kemudian
menggantinya dengan sistem yg lebih menghargai martabat manusia. Ini tidak mudah
karena para buruh harus menghilangkan False Consciousness (kesadaran palsu) dengan
class consciousness kesadaran kelas. Melalui bimbingan pemimpin-pemimpin revolusioner,
para buruh akan menjadi setia dan mau berkorban demi perjuangan kelas. Dengan
demikian akan muncul masyarakat yang adil, sama rata sama rasa, dan terhindar dari
segala bentuk eksploitasi, ini yang disebutnya sebagai masyarakat komunisme modern.
Disamping dipuja banyak orang, Marx juga dikecam banyak orang, terutama pendapatnya
tentang “agama sebagai candu masyarakat“ (the opium of the people).
Max Weber (1864-1920)
Max Weber lahir di Erfurt, Jerman berasal dari keluarga kaya dan terpandang. Ayahnya
seorang birokrat (kelak akan mewarnai pikiran beliau tentang birokrasi) yg menduduki posisi
politik penting, sedangkan ibunya adalah seorang pemeluk agama Calvinisme yg sangat
taat (juga mempengaruhinya melakukan studi tentang kaitan etika protestan dengan spirit
kapitalisme industrial).
Beliau menempuh kuliah di Universitas berlin belajar hukum. Setelah berhasil mengambil
gelar doctor ia berprofesi sebagai praktisi hukum, di samping itu ia juga bekerja sebagai
dosen di Universitas Wina dan Munich. Ia banyak mendalami masalah ekonomi, sejarah,
dan sosiologi. Bukunya yg terkenal berjudul “A Contribution to the histoy of Medieval
2012
8
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Business Organizations” dan “The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism” (1904).
Dalam bukunya yg kedua ini ia mengemukakan tesisnya mengenai keterkaitan antara etika
protesan dengan munculnya kapitalisme di Eropa Barat.
Pandangan Weber, kenyataan sosial lahir dari motivasi individu dan tindakan-tindakan sosial
(social action). Dari pandangannya sebenarnya Weber lazim digolongkan “nominalis” yang
lebih percaya bahwa hanya individu-individu sajalah yg riil secara obyektif, dan masyarakat
adalah satu nama yg menunjukan pada sekumpulan individu yg menjalin hubungan.
Pandangan
beliau
tentang
tindakan
sosial
inilah
yg
kemudian
menjadi
acuan
dikembangkannya teori sosiologi yg membahas interaksi sosial.
Émile Durkheim (1858-1917)
Lahir di Epinal, Perancis dan berasal dari keluarga yg mewarisi tradisi sebagai pendeta
Yahudi. Durkheim sebenarnya bersekolah untuk menjadi pendeta. Durkheim merupakan
ilmuwan yg sangat produktif. Salah satu karyanya yg berjudul “The division of Labor in
Society” (1968) membahas mengenai gejala yg sedang melanda masyarakat: pembagian
kerja. Ia mengemukakan bahwa di bidang perekonomian seperti industri modern terjadi
penggunaan mesin serta konsentrasi modal dan tenaga kerja yg mengakibatkan pembagian
kerja ke dalam bentuk spesialisasi dan pemisahan okupansi yg semakin rinci. Pembagian
tersebut dijumpai pula di bidang perniagaan dan pertanian. Lalu melebar pula pada bidangbidang kehidupan yg lainnya: hukum, politik, kesenian, dan bahkan keluarga. Tujuan kajian
Durkheim ialah untuk memahami fungsi pembagian kerja tersebut, serta untuk mengetahui
faktor penyebabnya.
2012
9
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Proses Sosial
Proses sosial adalah setiap interaksi sosial yang berlangsung dalam suatu jangka waktu
yang sedemikian rupa hingga menunjukkan pola-pola pengulangan hubungan perilaku
dalam kehidupan masyarakat.Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan
sosial, karena tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama.
Penyebab Terjadinya Proses Sosial
Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas sosial. Selain itu interaksi sosial
merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara
orang perorangan, kelompok dengan kelompok atau orang perorangan dengan kelompok.
Interaksi sosial telah terjadi karena masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang
menyebabkan terjadinya perubahan dalam perasaan maupun syaraf orang-orang yang
bersangkutan.
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial(yang juga dapat dinamakan sebagai
proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas
sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang
menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok
manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial
antara kelompok-kelompok manusia terjadi anatara kelompok tersebut sebagai suatu
kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.
Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat.
Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan antara kepentingan perorangan
dengan kepentingan kelompok. Interaksi sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak
apabila terjadi reaksi terhadap dua belah pihak. Interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi
apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali
tidak berpengaruh terhadap sistem interaksinya.
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor :

Imitasi
Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk
mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku
2012
10
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Sugesti
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu
sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.

Identifikasi
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang
untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada
imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.

Proses simpati
Sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak
lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun
dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk
bekerja sama dengannya.
Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara
individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok.
Dua Syarat terjadinya interaksi sosial :
1. Adanya kontak sosial (social contact), yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk.Yaitu
antarindividu, antarindividu dengan kelompok, antarelompok. Selain itu, suatu kontak
dapat pula bersifat langsung maupun tidak langsung.
2. Adanya Komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaanperassaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang bersangkutan
kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang
tersebut.
Macam-Macam Proses Sosial
Gillin dan Gillin mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka, ada dua
macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial :
2012
11
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Proses-proses yang Asosiatif
a. Kerja Sama (Cooperation)
Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk
mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan
harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat
bagi semua. Juga harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian kerja serta
balas jasa yang akan diterima. Dalam perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian
tertentu diperlukan bagi mereka yang bekerja sama supaya rencana kerja samanya
dapat terlaksana dengan baik.
Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (ingroup-nya) dan kelompok lainya ( out-group-nya). Kerja sama akan bertambah kuat
apabila ada hal-hal yang menyinggung anggota perorangan lainnya.
Fungsi Kerjasama digambarkan oleh Charles H.Cooley ”kerjasama timbul apabila
orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama
dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian
terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran
akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi
merupakan fakta-fakta penting dalam kerjasama yang berguna”
Dalam teori-teori sosiologi dapat dijumpai beberapa bentuk kerjasama yang biasa
diberi nama kerja sama (cooperation). Kerjasama tersebut lebih lanjut dibedakan lagi
dengan:
o
Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation) : Kerjasama yang sertamerta
o
Kerjasama Langsung (Directed Cooperation) : Kerjasama yang merupakan hasil
perintah atasan atau penguasa
o
Kerjasama Kontrak (Contractual Cooperation) : Kerjasama atas dasar tertentu
o
Kerjasama Tradisional (Traditional Cooperation) : Kerjasama sebagai bagian
atau unsur dari sistem sosial.
Ada 5 bentuk kerjasama :
o
Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong menolong
o
Bargaining, Yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan
jasa-jasa antara 2 organisasi atau lebih
2012
12
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
o
Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam
kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah
satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi
yang ber-sangkutan
o
Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang
mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang
tidak stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut
kemungkinan mempunyai struktut yang tidak sama antara satu dengan lainnya.
Akan tetapi, karenamaksud utama adalah untuk mencapat satu atau beberapa
tujuan bersama, maka sifatnnya adalah kooperatif.
o
Joint venture, yaitu erjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu,
misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan,
dst.
b. Akomodasi (Accomodation)
Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti yaitu menujuk pada suatu keadaan
dan yntuk menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan, adanya
suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompokkelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial
yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada
usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha
manusia untuk mencapai kestabilan.
Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu perngertian yang di-gunakan oleh
para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan
sosial yang sama artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu
proses dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan,
mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi
merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa meng-hancurkan
pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Tujuan Akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya,
yaitu :
o
Untuk mengurangi pertentangan antara orang atau kelompok manusia sebagai
akibat perbedaan paham
2012
13
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
o
Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara
temporer
o
Memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelompok sosial yang hidupnya
terpisah akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang
dijumpai pada masyarakat yang mengenal sistem berkasta.
o
Mengusahakan peleburan antara kelompok sosial yang terpisah.
Bentuk-bentuk Akomodasi:
o
Corecion, suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya
paksaan
o
Compromise, bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling
mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan
yang ada.
o
Arbitration, Suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang
ber-hadapan tidak sanggup mencapainya sendiri
o
Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihakpihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
o
Toleration, merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal
bentuknya.
o
Stalemate, suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena
mem-punyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam
melakukan pertentangannya.
o
Adjudication, Penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan
c. Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya
usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orangperorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk
mempertinggi
kesatuan
tindak,
sikap,
dan
proses-proses
mental
memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah :
2012
o
Toleransi
o
Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
o
Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
14
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dengan
o
Sikap tebuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
o
Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
o
Perkawinan campuran (amaigamation)
o
Adanya musuh bersama dari luar
Faktor-faktor yang menghambat terjadinya asimilasi adalah :
o
Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat
o
Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan
dengan itu seringkali menimbulkan faktor ketiga
o
Perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi
o
Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi
daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
o
Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri
badaniah dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya asimilasi.
o
Gangguan dari golongan yang berkuasa terhadap minoritas lain apabila
golongan minoritas lain mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang
berkuasa
d. Amalgamasi
Merupakan peleburan dua kelompok budaya yang kemudian melahirkan budaya
baru. Biasanya dapat terjadi dengan sukarela maupun dengan pemaksaan
2. Proses Disosiatif
Proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang persis halnya dengan
kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya
ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan.
a. Persaingan (Competition)
Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu
atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang
kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik
perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau
dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau
kekerasan.
2012
15
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Persaingan mempunya dua tipe umum :
1. Bersifat Pribadi : Individu, perorangan, bersaing dalam memperoleh kedudukan. Tipe
ini dinamakan rivalry.
2. Bersifat Tidak Pribadi : Misalnya terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing
untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu.
Bentuk-bentuk persaingan :
o
Persaingan ekonomi : timbul karena terbatasnya persediaan dibandingkan dengan
jumlah konsumen
o
Persaingan kebudayaan : dapat menyangkut persaingan bidang keagamaan,
pendidikan, dst.
o
Persaingan kedudukan dan peranan : di dalam diri seseorang maupun di dalam
kelompok terdapat keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang
mempunyai kedudukan serta peranan terpandang.
o
Persaingan ras : merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini disebabkan
krn ciri-ciri badaniyah terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnya.
b. Kontraversi (Contravetion)
Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara
persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Bentuk kontraversi menurut Leo von Wiese
dan Howard Becker ada 5 :
1. yang umum meliputi perbuatan seperti penolakan, keenganan, perlawanan,
perbuatan
menghalang-halangi,
protes,
gangguang-gangguan,
kekerasan,
pengacauan rencana
2. yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memakimaki
melalui
surat
selebaran,
mencerca,
memfitnah,
melemparkan
beban
pembuktian pada pihak lain, dst.
3. yang intensif, penghasutan, menyebarkan desas desus yang mengecewakan pihak
lain
4. yang rahasia, mengumumkan rahasia orang, berkhianat.
5. yang taktis, mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan pihak lain.
Contoh lain adalah memaksa pihak lain menyesuaikan diri dengan kekerasan, provokasi,
intimidasi, dst.
2012
16
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 3 tipe umum kontravensi :
1. Kontraversi generasi masyarakat : lazim terjadi terutama pada zaman yang sudah
mengalami perubahan yang sangat cepat
2. Kontraversi seks : menyangkut hubungan suami dengan istri dalam keluarga.
3. Kontraversi Parlementer : hubungan antara golongan mayoritas dengan golongan
minoritas dalam masyarakat.baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam
lembaga legislatif, keagamaan, pendidikan, dst.
c. Pertentangan (Pertikaian atau conflict)
Pribadi maupun kelompok menyadari adanya perbedaan-perbedaan misalnya dalam ciri-ciri
badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, dan seterusnya dengan
pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu
pertentangan atau pertikaian.
Sebab pertentangan adalah :
o
Perbedaan antara individu
o
Perbedaan kebudayaan
o
Perbedaan kepentingan
o
Perubahan sosial.
Pertentangan dapat pula menjadi sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatankekuatan dalam masyarakat. Timbulnya pertentangan merupakan pertanda bahwa
akomodasi yang sebelumnya telah tercapai.
Pertentangan mempunyai beberapa bentuk khusus:
o
Pertentangan pribadi
o
Pertentangan Rasial : dalam hal ini para pihak akan menyadari betapa adanya
perbedaan antara mereka yang menimbulkan pertentangan
o
Pertentangan antara kelas-kelas sosial : disebabkan karena adanya perbedaan
kepentingan
o
Pertentangan politik : menyangkut baik antara golongan-golongan dalam satu
masyarakat, maupun antara negara-negara yang berdaulat
o
Pertentangan
yang
bersifat
internasional:
disebabkan
kepentingan yang kemudian merembes ke kedaulatan negara
2012
17
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
perbedaan-perbedaan
Akibat-akibat bentuk pertentangan:
o
Tambahnya solidaritas in-group
o
Apabila pertentangan antara golongan-golongan terjadi dalam satu kelompok
tertentu, akibatnya adalah sebaliknya, yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok
tersebut.
o
Perubahan kepribadian para individu
o
Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia
o
Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak
Baik persaingan maupun pertentangan merupakan bentuk-bentuk proses sosial disosiatif
yang
2012
terdapat
18
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
pada
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
setiap
masyarakat.
Daftar Pustaka
Abdul Syani, 1987. Sosiologi Kelompok dan Masalah Sosial, Penerbit : Fajar Agung,
Jakarta.
Soerjono Soekanto, 1982. Sosiologi Suatu Pengantar, Penerbit: CV. Rajawali, Jakarta.
http://wijaysosio.blogspot.com/2013/03/sejarah-perkembangan-sosiologi.html
http://shindohjourney.wordpress.com/seputar-kuliah/sosiologi-komunikasi-proses-sosial-daninteraksi-sosial/
2012
19
Sosiologi
Nurwidiana SKM MPH
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download