MODUL PERKULIAHAN Modifikasi Perilaku Pengantar Modifikasi Perilaku Fakultas Program Studi Psikologi Psikologi Tatap Muka 01 Kode MK Disusun Oleh MK61055 Winy Nila Wisudawati, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Abstract Kompetensi Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan mengenai pengertian modifikasi perilaku, sejarah, ruang lingkup, karakteristik modifikasi perilaku, serta manfaat mempelajari modifikasi perilaku. Mampu memahami dan menjelaskan pengertian dasar, karakteristik, ruang lingkup dan sejarah modifikasi perilaku. Pengantar Modifikasi Perilaku 1. Pengertian Modifikasi Perilaku 1.1 Perilaku Perilaku adalah apapun yang dikatakan atau dilakukan oleh seseorang. Secara teknis, perilaku merupakan aktivitas apapun yang dilakukan oleh otot, kelenjar atau aktivitas di sebuah organisme. 1) Perilaku yang terlihat (overt behavior). Perilaku yang dapat diamati dan direkam oleh orang lain yang tidak melakukannya. Contoh: makan, berbicara, berjalan, belajar, dsb. 2) Perilaku yang tidak terlihat/ tersembunyi (covert behavior). Perilaku yang berlangsung dalam diri seseorang (bersifat pribadi) , sehingga tidak dapat secara langsung dapat diamati oleh orang lain. Contoh: sikap gugup (meningkatnya detak jantung), lapar, lelah, berpikir, membayangkan sesuatu atau berbicara di dalam hati. 1.2 Modifikasi Perilaku Modifikasi perilaku adalah pengaplikasian sistematis prinsip-prinsip dan teknik belajar untuk menilai serta memperbaiki perilaku yang terlihat dan tidak terlihat untuk mengembangkan fungsi seseorang dalam kehidupan sehari-hari. 2. Karakteristik Modifikasi Perilaku 2.1 Karakteristik Perilaku Karakteristik perilaku yang dapat diukur disebut dengan dimensi perilaku, yaitu: 1. Durasi Durasi sebuah perilaku merujuk pada panjangnya waktu saat suatu perilaku muncul. Contoh: Hari ini Susi belajar selama 1 jam di kamarnya. 2016 2 Modifikasi Perilaku Winy Nila Wisudawati, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Frekuensi Frekuensi sebuah perilaku merujuk pada berapa jumlah tindakan yang muncul di periode waktu tertentu. Contoh: Joni dapat mengerjakan 5 soal matematika dalam waktu 30 menit. 3. Intensitas Intensitas sebuah perilaku merujuk pada upaya fisik atau energy yang dilibatkan utnuk melakukan suatu perilaku. Contoh: Tom memiliki genggaman tangan yang kuat ketika bersalaman. 2.2 Karakteristik Modifikasi Perilaku Modifikasi perilaku mempunyai tujuh karakteristik, yaitu: 1. Fokus pada perilaku. Upaya untuk menilai perilaku yang terlihat secara langsung untuk mengidentifikasi inti masalah dan mengevaluasi perubahan. Penekanan kuatnya untuk mendefinisikan masalah berdasarkan perilaku yang dapat diukur dengan cara tertentu dan menggunakan perubahan-perubahan di dalam pengukuran perilaku bagi masalah tersebut sebagai indikator terbaik membantu penyelesaiannya. 2. Fokus pada prosedur dan teknik penanganan, cara-cara untuk mengubah lingkungan individu saat ini untuk membantunya berfungsi dengan lebih baik. Variabel fisik yang membentuk lingkungan seseorang disebut stimulus, misalnya manusia, binatang, objek dan kejadian yang hadir pada saat itu di lingkungan individu, yang diterima langsung dan dapat memengaruhi perilaku seseorang. Contohnya adalah guru, mahasiswa lain, dan perabotan di ruang kelas dapat menjadi stimulus yang potensial bagi lingkungan belajar seorang mahasiswa. 3. Metode dan alasannya dapat dideskripsikan secara tepat dan detail. Hal ini memudahkan semua pemodifikasi perilaku untuk mengajarkan prosedur dan teknik yang sudah pernah dilakukan kepada para pemula di berbagai lingkup penanganan psikologis. 4. Teknik modifikasi perilaku dapat langsung diaplikasikan dalam kehidupan atau keseharian mereka. Meskipun lebih tepatnya para professional terlatih yang dapat menggunakan modifikasi perilaku untuk membantu pihak-pihak lain, namun ternyata deskripsi yang 2016 3 Modifikasi Perilaku Winy Nila Wisudawati, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id gamblang dari modifikasi perilaku juga dapat diaplikasikan oleh orang tua, guru, pelatih dan siapapun untuk membantuorang lain di lingkup hidup mereka sehari-hari. 5. Teknik dan prosedur nya dikembangkan dari riset dasar dan terapan di studi pembelajaran pada umumnya, serta prinsip-prinsip operant conditioning dan pengondisian pavlovian pada umumnya. Menyediakan pengalaman yang secara sistematis mengembangkan perilaku berdasarkan teori belajar dan riset sebelumnya. 6. Menekankan pembuktian ilmiah bahwa intervensi atau penanganan tertentu terhadap perilaku mestilah menghasilkan perubahan perilaku yang terukur. Pertanggungjawaban sebagai ‘ilmuwan perilaku’ inilah yang khas para pemodifikasi perilaku, lebih dari semua professional psikologi lainnya. 7. Menghargai semua pihak yang terlibat di dalam program modifikasi perilaku. Keberhasilan modifikasi perilkau bukan hanya milik para profesional, melainkan juga milik klien, dan lingkungan sosialnya seperti guru, orang tua, teman-teman, serta pihak-pihak lain yang terlibat seperti konsultan, staf kantor dan lain-lain. 2.3 Perilaku yang menjadi target modifikasi Perilaku yang menjadi target modifikasi dibagi menjadi beberapa bagian kategori, yaitu: a. Perilaku defisit adalah perilaku yang terlalu sedikit. 1) Seorang anak tidak berbicara dengan jelas dan tidak berinteraksi dengan anakanak lain 2) Seorang remaja tidak menyelesaikan pekerjaan rumahnya atau membantu membersihkan rumah, halaman atau membicarakan masalah dan kesulitannya dengan orangtua. 3) Seorang dewasa tidak mengindahkan aturan lalu lintas saat berkendara, atai tidak berterima kasih atas kebaikan dan dukungan orang lain, atau tidak menepati janji bertemu yang sudah diucapkannya sendiri. 4) Seorang pemain basket yang ragu dan tidak percaya diri bahkan meski sudah didukung pelatih dan rekan-rekan timnya, serta sudah berada di posisi yang tepat padahal ia dapat melakukannya. 2016 4 Modifikasi Perilaku Winy Nila Wisudawati, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id b. Perilaku excessive adalah perilaku yang terlalu banyak. 1) Seorang anak yang seringkali mengompol di tempat tidur atau membuang-buang makanan ke lantai saat makan, atau bermain-main dengan remote tv. 2) Seorang remaja yang seringkali memotong percakapan orang tuanya dengan orang dewasa lain, menghabiskan waktunya berjam-jam bermain game atau facebook atau bermain SMS, melepon, atau menggunakan kasar-kasar. 3) Seorang dewasa yang terus-menerus menonton tv, mengemil kudapan diantara dua jadwal makan, menghisap rokok sebelum rokok sebelumnya habis, atau menggigit kuku jarinya. 4) Seorang pemain golf yang sering berpikir negative (seperti “jika aku sampai meleset kali ini, aku pasti kalah”), dan mengalami kecemasan besar (detak jantung meningkat, telapak tangan berkeringat). Namun untuk mengidentifikasi sebuah perilaku defisit ataukah berlebihan, sangat penting untuk mempertimbangkan konteks dimana perilaku tersebut muncul. Meski yang kemudian banyak terjadi adalah kebanyakan perilaku dianggap defisit atau berlebihan, utamanya ditentukan oleh pandangan budaya atau etika tempat perilaku tersebut muncul. Ringkasnya, pendekatan modifikasi perilaku berfokus pada perilaku dan melibatkan lingkungan tempat perilaku muncul. Berikut beberapa contoh perilaku tersebut: a) seorang remaja berperilaku wajar dan luwes saat berinteraksi dengan teman-teman sesame jenis kelaminnya, namun berubah menjadi ekstrim pemalu bahkan kesulitan berkomunikasi dengan teman dari jenis kelamin yang berbeda; b) seorang anak yang menggambar di kertas umumnya dipandang berperilaku normal, namun kebanyakan orang tua akan menganggapnya berlebihan jika si anak sampai menggambar-gambar di dinding ruang tamu. 3. Sejarah Modifikasi Perilaku 3.1 Sejarah Modifikasi Perilaku Terdapat sejumlah momen historis penting bagi perkembangan studi modifikasi perilaku, yaitu sebagai berikut: 1. Pengondisian pavlovian dan terapi behavioral awal Pada awal tahun 1900-an seorang fisiolog Rusia, Ivan P. Pavlov, membuktikan bahwa seekor anjing yang dipasangkan dengan stimulus ganda seperti bel dan 2016 5 Modifikasi Perilaku Winy Nila Wisudawati, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id makanan (dimana makanan akan membuat anjing mengeluarkan liur) dapat diajarkan untuk mngeluarkan liur saat mendengarkan bel saja meski makanannya tidak ada. Riset Pavlov ini memicu studi tentang jenis pembelajaran yang sekarang dikenal dengan pengondisian klasik (classical conditioning). Lalu di Afrika selatan tahun 1950, seorang psikiater Joseph Wolpe yang melanjutkan pengondisian Pavlovian dan temuan Mary Cover Jones, mengembangkan sebuah penanganan perilkau terhadap phobia-phobia tertentu yaitu rasa takut irasional yang sangat berat terhadap ketinggian dan ruang tertutup. Di awal 1960-an, pendekatan Wolpe ini disebut dengan terapi perilaku untuk pertama kalinya, atau yang lebih popular dikenal dengan terapi behavioral. 2. Pengondisian operan dan modifikasi perilaku awal Pengondisian operan (operant conditioning) melibatkan refleks-refleks, yaitu respon-respon otomatis terhadap stimuli. Pada tahun 1938, B.F. Skinner mengganti pengondisian pavlovian ini dengan apa yang kemudian disebut dengan pengondisian operan, yaitu sejenis pembelajaran dimana perilaku dimodifikasi berdasarkan konsekuensi-konsekuensinya (yaitu berupa penghargaan dan hukuman). Di tahun 1953, di bukunya Science and Human Behavior, Skinner menawarkan interpretasinya tentang bagaimana prinsip-prinsip dasar belajar dapat memengaruhi perilaku manusia di berbagai jenis situasi. Di tahun 1950-an sampai 1960-an, para praktisi yang dipengaruhi oleh Skinnerian menerbitkan sejumlah makalah yang membuktikan bahwa pengaplikasian prinsip-prinsip pengondisian operan berhasil membantu banyak orang di berbagai masalah mereka. Aplikasi-aplikasi ini pun dinamai dengan modifikasi perilaku. Contoh aplikasi ini meliputi membantu seseorang mengatasi kegagapannya berbicara, menghilangkan rasa mual dan muntah berlebihan pada seorang anak yang memiliki ketidakmampuan intelektual, dan mengajarkan seorang anak autis berpakaian sendiri. Di tahun 1965, Ullmann dan Krasner menerbitkan sebuah buku yang sangat berpengaruh tentang kumpulan kisah-kisah ini dibawah judul Case Studies in Behavior Modification, buku pertama yang menggunakan judul ‘modifikasi perilaku’ untuk pertama kalinya. 3. Analisis behavioral terapan Tahun 1968 menyaksikan terbitan pertama Journal of the Experimental Analysis of Behavior (JEAB), yang membahas analisis dasar perilaku. Disebuah artkel editorial yang penting dalam edisi pertama JABA, Baer, Wolf dan Risley mengidentifikasikan dimensi-dimensi analisis behavioral terapan sebagai berikut: 2016 6 Modifikasi Perilaku Winy Nila Wisudawati, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id a) sebuah fokus kepada perilaku yang dapat diukur yang secara sosial signifikan b) menitikberatkan pengondisian operan untuk bias mengembangkan strategistrategi penanganan c) sebuah upaya untuk membuktikan dengan jelas bahwa penanganan terapan bertanggungjawab bagi perbaikan di dalam perilaku yang diukur d) membuktikan perbaikan perilaku secara umum dan bertahan lama. Selama bertahun-tahun kemudian, istilah ‘analisis behavioral terapan’ ini menjadi semakin populer. 4. Terapi behavioral kognitif Terapis kognitif, Albert Ellis berpendapat bahwa pemikiran-pemikiran irasional, seperti pemikiran negative yang biasa terpikir oleh sesorang dapat menyebabkan berbagai mavam emosi yang mengganggu. Pendekatannya terhadap terapi adalah membantu siapapun mengidentifikasikan keyakinan-keyakinan irasional dan menundukkan kembali masalah lewat pernyataan-pernyataan diri yang lebih rasional. Di lain pihak, Aaron beck juga mengasumsikan bahwa pemikiran yang mengalami disfungsi dapat menyebabkan depresi dan masalah-masalah lain, kemudia ia pun mengembangkan sebuag prosedur yang mirip dengan Ellis. Beck (1970) menyebut strategi-strategi untuk mengenali pemikiran maladaptive dan penggantiannya dengan pemikiran yang adaptif ini dengan nama terapi kognitif dan mengontraskan terapi kognitifnya tersebut dengan terapi behavioral. Namun di tahun 1970-an sampai 1980-an, pendekatan ini berubah namanya menjadi ‘modifikasi behavioral kognitif’, kemudian di dua decade belakangan ini istilah ‘terapi behavioral kognitif’ digunakan bagi pendekatan ini. 5. Penggunaan modifikasi perilaku saat ini dan pendekatan-pendekatan terkait lainnya. Analisis behavioral terapan: siapapun yang telah menjalani pelatihan resmi terapi behavioral maupun terapi behavioral kognitifuntuk menangani gangguangangguan psikologis. Modifikasi perilaku: Istilah modifikasi perilaku jauh lebih luas, yaitu pengaplikasian secara sistematis prinsip-prinsip dan teknik belajar untuk menilai serta memperbaiki perilaku yang terlihat dan tidak terlihat dalam rangka mengembangkan fungsi seseorang dalam kehidupan sehari-hari mereka. 2016 7 Modifikasi Perilaku Winy Nila Wisudawati, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4. Ruang Lingkup Modifikasi Perilaku 4.1 Ruang Lingkup Modifikasi Perilaku Berikut merupakan area-area utama aplikasi dimana modifikasi perilaku memiliki sebuah fondasi yang kukuh dan sebuah masa depan yang menjanjikan bagi pengembangannya yang lebih jauh. 1. Parenting dan manajemen anak a. Membantu orangtua mengajari anak berjalan b. Mengembangkan keterampilan dasar berbicara pada anak c. Toilet training d. Menangani masalah tidur anak e. Menghilangkan perilaku-perilaku bermasalah, seperti menggigit kuku, perilaku agresif, tidak mengindahkan aturan, tidak menuruti permintaan orang tua dan sering membantah f. Perlaku anak dan remaja, misalnya kekerasan pada remaja, dsb. 2. Pendidikan Mengubah perilaku murid yang mengganggu atau tidak mendukung atmosfer pembelajaran akademis. a. Perilaku berjalan-jalan di kelas b. Marah-marah c. Agresif d. Sosialisasi berlebihan, seperti suka mengobrol di kelas e. Pemodifikasian perilaku akademis secara langsung, seperti membaca secara oral, memahami bacaan, penyususnan komposisi kalimat, pengejaan, menulis, menguasai matematika dan konsep sains. f. Disabilitas belajar g. Hiperaktifitas h. Defisit atensi 3. Disabilitas perkembangan a. Disabilitas kecerdasan Contohnya: keterampilan mengajarkan social, penggunaan keterampilan toilet, keterampilan bersosialisasi,berkomunikasi, keterampilan pekerjaan. 2016 8 Modifikasi Perilaku Winy Nila Wisudawati, S.Psi., M.Psi., Psikolog. kemandirian, Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id serta b. Autisme Contohnya: mengajarkan perilaku sosial dan perilaku bermain, menghilangkan perilaku yang menstimulasi diri dan mengembangkan keterampilan berbahasa. c. Skizofrenia Contohnya: mengajarkan keterampilan sosial, seperti interaksi sosial yang positif, keterampilan berkomunikasi, keterampilan asrtif, keterampilan kerja. Selain itu, mereduksi atau mengholangkan halusinasi atau delusi pada individuindividu skizofrenia. 4. Terapi perilaku di lingkup klinis a. Gangguan kecemasan b. Gangguan obsesif-kompulsif c. Masalah terkait stress d. Depresi e. Obesitas f. Masalah pernikahan g. Disfungsi seksual h. Gangguan kebiasaan i. Gangguan makan j. Fobia k. ADHD l. Gangguan tidur 5. Manajemen diri a. Menunda-nunda tugas b. Menghemat uang c. Berolahraga d. Memulai kebiasaan atau gaya hidup sehat e. Mengontrol ketagihan berjudi 6. Kesehatan dan penanganan medis a. Sakit kepala kronis b. Gangguan pernapasan c. Hipertensi d. Detak jantung tidak teratur e. Manajemen stress, dsb 2016 9 Modifikasi Perilaku Winy Nila Wisudawati, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 7. Gerontologi a. Perawatan diri pada lansia b. Membantu dalam mengerjakan rutinitas sehari-hari pada lansia 8. Analisis komunitas behavioral a. Pengontrolan perilaku menjaga kebersihan b. Meningkatkan perilaku memilah sampah untuk di daur ulang c. Mempromosikan konservasi energy dengan meningkatkan partisipasi penggunaan transportasi umum d. Membantu para mahasiswa hidup harmonis di asrama 9. Bisnis, industri dan pemerintah a. Modifikasi perilaku organisasi b. Teknologi perilaku organisasi, dsb. 10. Psikologi olah raga a. Memotivasi dan pelatihan kebugaran b. Mengajarkan keterampilan baru untuk atlet dan pelatih c. Mengontrol masalah emosi yang dapat merusak performa atlet d. Membantu atlet mengatasi tekanan-tekanan dalam kompetisi besar e. Membantu para pelatih berfungsi lebih efektif sebagai pemodifikasi perilaku terkait performa atlet. 5. Manfaat Mempelajari Modifikasi Perilaku 5.1 Manfaat Mempelajari Modifikasi Perilaku Berikut beberapa manfaat mempelajari modifikasi perilaku: 1. Sebagai metode untuk menurunkan perilaku maladaptive dan meningkatkan perilaku adaptif 2. Mengembangkan keberfungsian individu dalam kehidupan sehari-hari 3. Menghilangkan tingkah laku yang salah atau keliru atau tidak diinginkan dan menggantinya dengan perilaku baru yang diinginkan. 2016 10 Modifikasi Perilaku Winy Nila Wisudawati, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Kazdin, A, E. (2013). Behavior Modification in Applied Setting (7th edition). Illinois: Waveland Press, Inc. Martin, G. & Pear, J. (2015). Behavior Modification: what it is and how to do it (10th edition). USA: Pearson Prentice Hall Miltenberger, G.R. (2012). Behavior modification: principles and procedures. 5th edition. USA: Wadsworth Cengage Learning. Sarafino. P. E. (2012). Applied behavior analysis , principles and procedures for modifying behavior. USA: John Wiley & Sons, inc. 2016 11 Modifikasi Perilaku Winy Nila Wisudawati, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id