sirah rasul - al

advertisement
SIRAH RASUL SAW
(Minggu Ketiga)
Sijil Pengajian Ugama (SPU)
Institut Pengajian Tinggi al-Zuhri
1
HIJRAH RASUL SAW
PERISTIWA HIJRAH
RASULULLAH SAW KE
MADINAH AlMUNAWWARAH
2
KRONOLOGY PERISTIWA HIJRAH
PERJANJIAN
AQABAH
PERTAMA
PERJANJIAN
AQABAH
KEDUA
PAKATAN
MEMBUNUH
RASULULLAH
SAW
BERSEMBUNYI DI
GUA TSUR
3
WAHYU
PERINTAH
HIJRAH
SINGGAH
DI QUBA
TAKTIK
MELPASKAN
DIRI
TIBA DI
MADINAH
RASUL SAW
DI MADINAH
PEMBENTUKAN
MASYARAKAT
MAKMUR PIAGAM
MADINAH
PERISTIWA HIJRAH KE
MADINAH
 Nabi saw mengizinkan para sahabatnya berhijrah ke Madinah
 Ibnu Sa’d di dalam kitabnya ath-Thabaqat menyebutkan riwayat dari Aisyah ra. bahawa
ketika jumlah pengikutnya mencapai tujuh puluh orang. Rasulullah saw merasa senang, kerana
Allah telah membuatkannya satu “benteng pertahanan” dari suatu kaum yang memiliki keahlian
dalam peperangan, persenjataan dan pembelaan.
 Tetapi permusuhan dan penyiksaan kaum musyrik terhadap kaum Muslim semakin meningkat
dan berat. Mereka menerima cacian dan penyiksaan yang sebelumnya tidak pernah mereka alami,
sehingga para sahabat mengadu kepada Rasulullah dan meminta izin untuk berhijrah. Permintaan
izin ini dijawab oleh Rasulullah saw:
“Sesungguhnya aku pun telah diberitahu bahawa tempat hijrah kalian adalah Yathrib. Barang
siapa yang ingin keluar, maka hendaklah ia keluar ke Yathrib.
4
PERISTIWA HIJRAH KE MADINAH
 Para sahabat pun bersiap-siap, mengemas semua keperluan perjalanan, kemudian
berangkatlah ke Madinah secara sembunyi-sembunyi.
 Sahabat yang pertama kali sampai di Madinah ialah Abu Salamah bin Abdul Asad kemudian
Amir bin Rab’ah bersama isterinya, Laila binti Abi Hasymah. Setelah itu para sahabat Rasulullah
saw datang secara bergelombang. Mereka turun di rumah-rumah kaum Anshar mendapatkan
tempat perlindungan.
 Tidak seorangpun dari sahabat Rasulullah saw yang berani hijrah secara terang-terangan
kecuali Umar al-Khattab ra.
 Ali bin Abi Thalib meriwayatkan bahwa ketika Umar ra. hendak berhijrah, ia membawa
pedang busur, panah dan tongkat di tangannya menuju Ka’bah. Kemudian sambil disaksikan oleh
tokoh-tokoh Quraisy, Umar ra. melakukan thawaf tujuh kali dengan tenang. Setelah thawaf tujuh
kali ia datang ke Maqam dan mengerjakan shalat. Kemudian berdiri seraya berkata: “Semoga
celakalah wajah-wajah ini! Wajah-wajah inilah yang akan dikalahkan Allah. Barangsiapa ingin
ibunya kehilangan anaknya, atau isterinya menjadi janda, atau anaknya menjadi yatim piatu,
hendaklah ia menghadangku di balik lembah ini.”
5
PERISTIWA HIJRAH KE
MADINAH
 Selanjutnya Ali ra mengatakan: “Tidak seorang pun berani mengikuti Umar kecuali beberapa
kaum lemah yang telah diberitahu oleh Umar. Kemudian Umar ra berjalan dengan aman.
 Demikianlah secara beransur-ansur kaum Muslim melakukan hijrah ke Madinah sehingga
tidak ada yang tertinggal di Mekkah kecuali Rasulullah saw, Abu Bakar ra, Ali ra, orang orang
yang ditahan, orang-orang sakit dan orang-orang yang tidak mampu keluar.
6
PERISTIWA HIJRAH KE
MADINAH
 Hijrah Rasulullah saw
 Dalam beberapa riwayat yang sahih disebutkan bahwa setelah Abu Bakar ra melihat kaum
Muslim sudah banyak yang berangkat hijrah ke Madinah, ia datang kepada Rasulullah saw
meminta izin untuk berhijrah. Tetapi dijawab oleh Rasulullah saw: “Jangan tergesa-gesa, aku
ingin memperoleh izin dahulu dari Allah.” Abu Bakar bertanya, “Apakah engkau juga
menginginkannya?” Jawab Nabi saw, “Ya.” Kemudian Abu Bakar ra menangguhkan
keberangkatannya untuk menemani Rasulullah saw. Ia lalu membeli dua ekor unta dan
dipeliharanya selama empat bulan.
 Selama masa tersebut kaum Quraisy mengetahui bahawa Rasulullah saw telah memiliki
pendukung dan sahabat dari luar Mekkah. Mereka khawatir sekiranya Rasulullah saw keluar dari
Mekkah kemudian menghimpun kekuatan di sana dan menyerang mereka.
7
PERISTIWA HIJRAH KE
MADINAH
 Maka diadakanlah pertemuan di Darun-Nadwah (rumah Qushayyi bin Kilab, tempat kaum
Quraisy memutuskan segala perkara) untuk membahas apa yang harus dilakukan terhadap
Rasulullah saw. Akhirnya diperoleh kata sepakat untuk mengambil seorang pemuda yang kuat
dan perkasa dari setiap kabilah Quraisy. Kepada masing-masing pemuda itu diberikan sebilah
pedang yang ampuh kemudian secara bersama-sama mereka serentak membunuhnya, agar Bani
Manaf tidak berani melancarkan serangan terhadap semua orang Quraisy.
 Jibril as mendatangi Rasulullah saw untuk menyampaikan perintah agar berhijrah.
8
PERISTIWA HIJRAH KE
MADINAH
 Rasulullah saw mendatangi Abu Bakar di rumahnya memberitahukan bahawa perintah telah
tiba untuk baginda berhijrah sambil mengatakan, “Ketahuilah bahawa aku telah diizinkan untuk
berhijrah”. Abu Bakar berkata “ Wahai Nabi Allah, aku ingin menemanimu”. Rasulullah saw
menjawab,” kamu akan menemani ku”. Abu Bakar memberitahukan bahawa bersamanya adalah
dua unta yang disiapkan untuk berhijrah.
 Maka berangkatlah Rasulullah saw bersama Abu Bakar menuju gua Tsur. Peristiwa ini
menurut riwayat yang paling kuat terjadi pada tanggal 2 Rabi’ul Awwal bertepatan dengan 20
September 622 M, tiga belas tahun setelah bi’tsah. Kemudian Abu Bakar memasuki gua terlebih
dahulu untuk melihat barangkali di dalamnya ada binatang buas atau ular. Di gua inilah keduanya
menginap selama tiga hari. Setiap malam Abdullah bin Abu Bakar menginap bersama mereka,
kemudian turun ke Mekkah pada waktu Subuh. Sementara Amir bin Fahirah datang ke gua
dengan membawa kambing-kambingnya untuk menghapuskan jejak Abdullah.
( Hijrah Rasulullah saw - rujuk Sahih Bukhari, no 4095)
9
PERISTIWA HIJRAH KE
MADINAH
 Dalam pada itu, kaum musyrik setelah mengetahui keberangkatan Nabi saw mencari
Rasulullah saw dengan mengawasi semua jalan ke arah Madinah, dan memeriksa setiap
persembunyiannya, bahkan sampai ke gua Tsur.
 Saat itu Rasulullah saw dan Abu Bakar mendengar langkah-langkah kaki kaum musyrik di
sekitar gua, sehingga Abu Bakar merasa khawatir dan berbisik kepada Rasulullah saw,
“Seandainya di antara mereka ada yang melihat ke arah kakinya, niscaya mereka akan melihat
kami.” Tetapi dijawab oleh Nabi saw, “Wahai Abu Bakar, jangan kamu kira kita hanya berdua
sahaja. Sesungguhnya Allah berserta kita.”Allah menutup mata kaum musyrik sehingga tidak
seorang pun melihat ke arah gua itu, dan tak seorang pun di antara mereka yang terfikir tentang
apa yang ada di dalamnya. (Sahih Bukhari, no 3924).
 Setelah tidak ada lagi yang mencari, dan setelah datang Abdullah bin Arqath seorang pemandu
jalan yang dibayar untuk menunjukkan jalan rahasia ke Madinah, maka berangkatlah menyusuri
jalan pantai dengan dipandu oleh Abdullah bin Arqath.
 Pada waktu itu kaum Quraisy mengumumkan tawaran, bahawa siapa sahaja yang dapat
menangkap Muhammad saw dan Abu Bakar akan diberi hadiah sebesar harga diyat (tebusan)
masing –masing dari keduanya.
10
PERISTIWA HIJRAH KE
MADINAH
 Tiba di Quba’
 Sesampainya di Quba’ Rasulullah saw disambut dengan gembira oleh para penduduknya, dan
tinggal di rumah Kaltsum bin Hidam selama beberapa hari.
 Di sinilah Ali bin Abi Thalib menyusul Rasulullah saw setelah mengembalikan barang-barang
titipan kepada para pemiliknya.
 Kemudian Rasulullah saw membangun mesjid Quba’, mesjid yang disebut Allah sebagai
“mesjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama.”
 Setelah itu Rasulullah saw melanjutkan perjalanannya ke Madinah.
 Rasulullah saw memasuki Madinah tepat pada malam hari tanggal 12 Rabi’ul Awwal.
 Di sini Rasulullah saw disambut dengan meriah dan dijemput oleh orang-orang Ansar. Setiap
orang berebut memegang tali untanya, kerana mengharapkan Rasulullah saw sudi tinggal di rumh
mereka.
11
PERISTIWA HIJRAH KE
MADINAH
 Rasulullah saw berpesan kepada mereka, “Biarkan sahaja tali unta itu kerana ia berjalan
menurut perintah. “Unta pun terus berjalan memasuki lorong-lorong Madinah hingga sampai
pada sebidang tanah tempat pengeringan kurma milik dua anak yatim dari bani Najjar di hadapan
rumah Abu Ayyub al-Ansary. (Sahih Bukhari, no 3934)
 Rasulullah saw bersabda: “Di sinilah tempatnya insya Allah.” Lalu Abu Ayyub segera
membawa kenderaan itu ke rumahnya, dan menyambut Nabi saw dengan penuh bahagia.
 Kedatangan Nabi saw ini juga disambut dengan gembira oleh gadis-gadis kecil Bani Najjar
seraya bersenandung:
“Kami gadis-gadis dari Bani Najjar. Kami harap Muhammad menjadi tetangga kami”
Mendengar senandung ini Rasulullah saw bertanya kepada mereka, “ apakah kalian
mencintaiku?” Jawab mereka, “Ya”. Kemudian Nabi saw bersabda: “Allah mengetahui bahwa
hatiku mencintai kalian.” (Sahih Bukhari, no 3738, Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam).
12
PERISTIWA HIJRAH KE
MADINAH
 Di Rumah Abu Ayyub
 Abu Bakar bin Abi Syaibah, Ibnu Ishaq dan Imam Ahmad bin Hambal meriwayatkan dari
beberapa sanad dengan lafaz yang hampir bersamaan, bahawa Abu Ayyub ra berkata, “Ketika
Rasulullah saw tinggal di rumah ku, beliau menempati bahagian bawah rumah, sementara aku
dan Ummu Ayyub di bahagian atas. Kemudian aku katakan kepadanya, “Wahai Nabi Allah, aku
tidak suka dan merasa berat tinggal di atas engkau, sementara engkau berada di bawahku.” Tetapi
Nabi saw menjawab, “Wahai Abu Ayyub, biarkan kami tinggal di bawah, agar orang yang
bersama kami dan orang yang ingin berkunjung kepada kami tidak perlu susah payah.”
 Selanjutnya Abu Ayyub menceritakan: “Demikianlah Rasulullah saw tinggal di bahagian
bawah sementara kami tinggal di bahagian atas. Pada suatu hari, kantong yang berisi air pecah,
maka segeralah aku dan Ummu Ayyub membersihkan air itu dengan selimut kami yang satusatunya itu, agar air tidak menetes di bawah yang dapat mengganggu baginda. Setelah itu aku
turun kepadanya meminta agar baginda sudi pindah ke atas, sehingga beliau bersedia pindah ke
atas.”
13
RASULULLAH SAW DI MADINAH
 Masyarakat Madinah sebelum Hijrah
 Orang-orang Yahudi
 Orang-orang Arab
 Pengaruh Islam dalam masyarakat Madinah
 Hijrah dan pengaruhnya bagi Struktur Masyarakat
Madinah
14
Pembentukan Masyarakat yang
Makmur di Madinah
 Hijrah Rasulullah saw, ke Yathrib, yang kemudian kelak bernama Madinah, merupakan
langkah awal proses terbentuknya Darul Islam yang pertama di muka bumi saat itu. Di samping
juga merupakan pernyataan berdirinya Negara Islam di bawah pimpinan pendirinya yang
pertama, Muhammad saw.
 Pembentukan masyarakat yang makmur di Madinah berlandaskan asas-asas penting bagi
sebuah negara. Asas-asas tersebut tercermin pada tiga pekerjaan berikut:
 Pertama: Pembangunan masjid
 Kedua: Mempersaudarakan sesama Muslimin secara umum dan antara kaum Muhajirin dengan
kaum Anshar secara khusus.
 Ketiga: Membuat perjanjian (dustur) yang mengatur kehidupan sesama kaum.
15
Pembentukan Masyarakat yang
Makmur di Madinah
 Asas Pertama: Pembinaan Masjid
 Bukhari di dalam sanadnya meriwayatkan dari Anas bin Malik ra, bahwa ketika masuk waktu
shalat Rasulullah saw melaksanakan shalat di tempat penambatan kambing. Setelah itu
Rasulullah saw memerintahkan pembangunan masjid. Kemudian Rasulullah saw memanggil para
tokoh Bani Najjar dan berkata kepada mereka, “Wahai Bani Najjar, berapakah harga tanah kalian
ini? Mereka menjawab, “Demi Allah kami tidak menghendaki harganya kecuali dari Allah swt.”
 Selanjutnya Anas bin Malik mengatakan, “Di tanah itu terdapat beberapa kuburan kaum
Musyrikin, puing-puing bangunan tua dan beberapa pohon kurma. Kemudian Rasulullah saw
memerintahkan agar kuburan tersebut dipindahkan, pohon-pohonnya ditebang dan puingpuingnya diratakan.”
 Anas bin Malik melanjutkan,”Kemudian mereka menata batang-batang kurma itu sebagai
kiblat masjid.” Dan sambil merampungkan pembangunan masjid bersama mereka, Rasulullah
saw mengucapkan doa: “Allahumma, ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan akhirat,
maka tolonglah kaum Anshar dan Muhajirin.”
16
Pembentukan Masyarakat yang
Makmur di Madinah
 Masjid Rasulullah saw dengan bentuknya yang asli ini, tanpa penambahan atau pemagaran,
bertahan sampai akhir masa Khalifah Abu Bakar. Pada masa Khalifah Umar ra, mengalami
sedikit pembaikan, tetapi pembangunannya tetap seperti sediakala. Kemudian pada masa
Khilafah Utsman ra, terjadi hanya penambahan dan perluasan. Dinding-dindingnya dibangun
dengan batu-bata berukir dan batu-bata yang dibakar.
17
Pembentukan Masyarakat yang
Makmur di Madinah
 Asas Kedua : Ukhuwwah Sesama Kaum Muslimin
 Kemudian Rasulullah saw, mempersaudarakan para sahabatnya dari kaum Muhajirin dan
Ansar atas dasar kebenaran dan rasa persamaan. Bahkan mereka dipersaudarakan untuk saling
mewarisi sepeninggalan mereka, sehingga pengaruh Ukhuwwah Islamiyah lebih kuat membekas
daripada pengaruh ikatan darah (keluarga/kekerabatan).
 Rasulullah saw mempersaudarakan Ja’far bin Abi Thalib dengan Mu’adz bin Jabal, Hamzah
bin Abdul Mutthalib dengan Zaid bin Zuhair, Umar bin Khattab dengan ‘Utbah bin Malik, Abdul
Rahman bin Auf dengan Sa’id bin Rabi’ dan seterusnya.
 Selanjutnya Rasulullah saw mengikat persaudaraan antara para sahabat ini dengan suatu
kerangka umum berupa ukhuwwah dan muwalah (penyerahan loyaliti).
18
Pembentukan Masyarakat yang
Makmur di Madinah
 Ukhuwwah ini juga didasarkan pada prinsip-prinsip material, di antaranya ialah ditetapkannya
prinsip saling mewarisi sesama mereka. Ikatan-ikatan persaudaraan ini tetap didahulukan
daripada hak-hak kekeluargaan sampai terjadi perang Badar Kubra, ketika diturunkan firman
Allah swt:
“… Dan orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagaimana lebih berhak terhadap
sesamanya (daripada yang bukan kerabat) di dalam Kitab Allah swt. Sesungguhnya Allah swt
mengetahui segala sesuatu.” (QS Al-Anfal:75)
 Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: “Ketika kaum Muhajirin datang ke
Madinah seorang Muhajir mewarisi seorang Anshar tanpa adanya hubungan keluarga, kerana
Ukhuwwah yang telah dijalin oleh Nabi saw ketika turun ayat (artinya) : “Bagi tiap harta
peninggalan dari harta yang ditingalkan ibu bapa dan kaum kerabat, Kami jadikan pewarispewarisnya…” Terhapuslah hukum tersebut. Dengan demikian, berakhirlah masa keberlakuan
hukum waris-mewarisi berdasarkan ikatan ukhuwwah tersebut.
19
Pembentukan Masyarakat yang
Makmur di Madinah
 Asas ketiga: Perjanjian antara kaum Muslimin dengan orang-orang di luar Islam
 Asas ini merupakan pekerjaan terpenting yang dilakukan Nabi saw sehubungan dengan nilai
perundang-undangan bagi negara baru di Madinah. Ibnu Hisyam meriwayatkan bahawa tidak
lama setelah nabi saw tinggal di Madinah, semua orang Arab dari penduduk Madinah memeluk
Islam. Seluruh kaum Ansar telah memeluk Islam kecuali beberapa orang kabilah dari kaum Aus.
Kemudian Nabi saw menulis sebuah Piagam Perjanjian antara kaum Muhajirin dan kaum Ansar
dengan Yahudi. Dalam perjanjian ini ditegaskan secara terang mengenai penetapan kebebasan
beragama dan hak pemilikan harta benda mereka, serta syarat-syarat lain yang saling mengikat
kedua belah pihak.
20
Pembentukan Masyarakat yang
Makmur di Madinah
 Piagam Madinah
 Ibnu Ishaq menyebutkan perjanjian ini tanpa isnad. Sementara Ibnu Khaitshamah
menyebutkannya dengan mencantumkan sanadnya. “Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin
Junab Abul Walid, telah menceritakan kepada kami Isa bin Yunus telah menceritakan kepada
kami Katsir bin Abdullah bin Amer al-Mazni dari ayahnya dari datuknya, bahawa Rasulullah saw
menulis perjanjian antara Muhajirin dan Ansar. “Kemudian Ibnu Khaitsamah menyebutkan
seperti yang disebutkan oleh Ibnu Ishaq. Imam Ahmad menyebutkan di dalam Musnadnya dari
Suraij ia berkata telah menceritakan kepada kami Ibad dari Hajjaj dari Amer bin Syu’aib dari
ayahnya dari datuknya bahawa Nabi saw menulis perjanjian antara Muhajirin dan Ansar dan
seterusnya.
21
Pembentukan Masyarakat yang
Makmur di Madinah
Beberapa bahagian dari naskah perjanjian seperti dalam naskah
perjanjian Rasulullah saw: Isi Piagam perjanjian itu adalah:
1. Kaum Muslimin, baik yang berasal dari Quraisy, dari Madinah mahupun dari Kabilah lain
yang bergabung dengan berjuang bersama-sama, semuanya itu adalah satu ummat.
2. Semua kaum Mukminin dari kabilah mana saja, harus membayar diyat (denda) orang yang
terbunuh di antara mereka dan menebus tawanan mereka sendiri dengan cara yang baik dan
adil antara sesama kaum Mukminin.
3. Kaum Mukminin tidak boleh membiarkan siapa saja di antara mereka yang tidak mampu
membayar hutang atau denda, tetapi mereka harus menolongnya untuk membayar hutang atau
denda tersebut.
4.
Kaum Mukminin yang bertakwa akan bertindak terhadap orang dari keluarganya sendiri
yang berbuat kezaliman, kejahatan, permusuhan atau kerusakan. Kaum Mukminin akan
mengambil tindakan bersama, sekalipun yang berbuat kejahatan itu anak salah seorang dari
mereka sendiri.
22
Pembentukan Masyarakat yang
Makmur di Madinah
5. Seorang Mukmin tidak boleh membunuh orang Mukmin lainnya lantaran ia membunuh
seorang kafir. Seorang Mukmin tidak boleh membantu orang kafir untuk melawan Mukmin
lainnya.
6. Jaminan Allah swt adalah satu: Dia melindungi orang-orang yang lemah atas orang-orang
yang kuat. Orang Mukmin saling tolong-menolong sesama mereka dalam menghadapi
gangguan orang lain.
7. Setiap Mukmin yang telah mengakui berlakunya perjanjian sebagaimana termaktub di dalam
naskah, jika ia benar-benar beriman kepada Allah swt, dan hari akhir nescaya ia tidak akan
memberikan pertolongan atau perlindungan kepada orang yang berbuat kejahatan. Apabila ia
menolong dan melindungi orang-orang berbuat kejahatan maka ia terkena laknat dan murka
Allah swt. pada hari kiamat.
8. Di saat menghadapi peperangan, orang-orang Yahudi turut memikul biaya bersama-sama
kaum Muslimin.
23
Pembentukan Masyarakat yang
Makmur di Madinah
9. Orang-orang Yahudi dari Bani Auf dipandang sebagai bagian dari kaum Mukminin. Orangorang Yahudi tetap pada agama mereka, dan kaum Muslimin pun tetap pada agamanya sendiri,
kecuali orang yang berbuat kezaliman dan kejahatan maka sesungguhnya dia telah
membinasakan diri dan keluarganya sendiri.
10. Orang-orang Yahudi harus memikul biayanya sendiri dan kaum Muslimin pun harus memikul
biaya sendiri dalam melaksanakan kewajiban memberikan pertolongan secara timbal balik dalam
melawan pihak lain yang memerangi salah satu pihak yang terikat dalam perjanjian itu.
11. Jika di antara orang-orang yang terikat perjanjian ini terjadi pertentangan atau perselisihan
yang dikhawatirkan akan menimbulkan kerusakan maka perkaranya dikembalikan kepada Allah
swt, dan Muhammad Rasulullah.
12. Setiap orang dijamin keselamatannya untuk meninggalkan atau tetap tinggal di Madinah
kecuali orang yang berbuat kezaliman dan kejahatan.
13. Sesungguhnya Allah swt yang akan melindungi pihak yang berbuat kebajikan dan taqwa.
24
Pembentukan Masyarakat yang
Makmur di Madinah
 Struktur masyarakat baru
 Tasyri’ Sistem Persaudaraan
‫هه ه‬
‫وأَلَّف ب ْي قُلُوِبههم ۚ لَو أَن َف نقت ما هِف ناْلَر ه ه‬
﴾٦٣﴿ ‫ف بَني نَ ُه نم ۚ إهنَّهُ َع هز ٌيز َح هك ٌيم‬
َ َّ‫ْي قُلُوِب نم َولَٰك َّن اللَّهَ أَل‬
َ ‫ت بَ ن‬
َ‫َ َ َن‬
َ ‫ض ََج ًيعا َّما أَلَّنف‬
‫ن‬
َ َ
‫ن ن‬
dan Yang mempersatukan hati mereka walaupun kamu membelanjakan semua
[kekayaan] yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan
hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka.
Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Al-Anfal 63)
25
Pembentukan Masyarakat yang
Makmur di Madinah
Carta Persefahaman Islam
‫اْلميا َن همن قَبله ه م ُهُيبو َن من هاجر إهلَي ه م وَل َهَيدو َن هِف صدوهره‬
‫والَّ ه‬
‫ه‬
‫اجةً همِمَّا‬
‫ح‬
‫م‬
‫ه‬
‫و‬
‫َّار‬
‫الد‬
‫ا‬
‫و‬
‫ء‬
‫و‬
‫ب‬
‫ت‬
‫ين‬
‫ذ‬
‫ن‬
َّ
َ
ُ
ُ
َ
َ َ ‫ُ ن‬
‫ن ن‬
َ ‫َ ن َ ََ ن ن‬
َ َ
ُ َ َ َ
‫ه‬
‫ه‬
‫ه‬
‫هه‬
‫ه‬
‫ه‬
‫ه‬
ُ
‫ك ُه ُم‬
‫ئ‬
‫ل‬
‫و‬
‫أ‬
‫ف‬
‫ه‬
‫س‬
‫ف‬
‫ن‬
‫ح‬
‫ش‬
‫وق‬
‫ي‬
‫ن‬
‫م‬
‫و‬
ۚ
‫ة‬
‫اص‬
‫ص‬
‫خ‬
‫م‬
‫ِب‬
‫ن‬
‫ا‬
‫ك‬
‫و‬
‫ل‬
‫و‬
‫م‬
‫س‬
‫ف‬
‫َن‬
‫أ‬
‫ى‬
‫ل‬
‫ع‬
‫ن‬
‫و‬
‫ر‬
َ
َ
َ
ٰ
َّ
َ
‫ن‬
ٌ
َ
َ
َ
َ
َ
ُ
ُ ُ ََ
َ
ٰ َ ُ‫أُوتُوا َويُ نؤث‬
َ َ َ ‫ن‬
‫ن َن‬
﴾٩﴿ ‫الن ُم نفله ُحو َن‬
Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman [Ansar]
sebelum [kedatangan] mereka [Muhajirin], mereka mencintai orang yang
berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati
mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka [orang Muhajirin]; dan
mereka mengutamakan [orang-orang Muhajirin], atas diri mereka sendiri.
Sekalipun mereka memerlukan [apa yang mereka berikan itu]. Dan siapa yang
dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.
(Al-Hasyr : 9)
26
Pembentukan Masyarakat yang
Makmur di Madinah
 Perjanjian dengan Kaum Yahudi – (Kesimpulan Piagam Madinah)
 Nabi Muhammad s.a.w. adalah ketua negara untuk semua penduduk Madinah dan
segala pertelingkaran hendaklah merujuk kepada beliau.
 Asas Persamaan. Semua penduduk Madinah ditegah bermusuhan atau menanam hasad
dengki sesama sendiri, sebaliknya mereka hendaklah bersatu dalam satu bangsa iaitu
bangsa Madinah.
 Asas kebebasan beragama. Semua penduduk Madinah bebas mengamal adat istiadat
upacara keagamaan masing-masing.

Asas kebersamaan. Semua penduduk Madinah hendaklah bekerjasama dalam masalah
ekonomi dan mempertahankan Kota Madinah dari serangan oleh musuh-musuh dari
luar Madinah.

Asas keadilan. Setiap warga negara mempunyai kedudukan yang sama di hadapan
hukum. Hak setiap individu diakui.

Keselamatan orang Yahudi adalah terjamin selagi mereka taat kepada perjanjian yang
tercatat dalam piagam tersebut.
27
Sekian dahulu
Terima kasih
Sesi perbincangan dan soal jawab
28
Download