MODUL PERKULIAHAN Islam dan Demokrasi i Fakultas Tekhnik Program Studi Arsitektur dan Tekhnik elektro Tatap Maya 13 Kode MK 90002 Disusun Oleh H.Ahmad Khamid S.Ag M.pd Abstract Kompetensi Dalam Perkuliahan ini akan mempelajari bagaimana Islam terhadap isu demokrasi.Dunia modern menekankan demokrasi dalam kehidupan segala kehidupan.Islam sangat menghormati demokrasi. Nabi Muhamad SAW memberikan contoh bagaimana melaksanakan demokrasi di Madinah.Dan akan membahas pula kasus demokrasi di Indonesia sebagai Negara berpenduduk Islam terbesar di Dunia Mahasiswa mampu memahami tradisi Islam dalam demokrasi,menjelaskan pelaksanaan praktek demokrasi di Madinah sebagai contoh pelaksanaan demokrasi dalam Islam,menjelaskan pandangan Islam tentang pluralism dan perlunya menghormati perbedaan sebagai rahmat Allah,menjelaskan pandangan Islam tentang kedudukan wanita dan isu bias gender dalam kehidupan sehari hari dan memahami pelaksanaan demokrasi pada Negara-negara Islam. TRADISI DEMOKRASI DALAM ISLAM Apakah ada konflik islam dan demokrasi ? dan apakah Islam sesuai dengan demokrasi ? pertanyaan ini banyak diajukan oleh berbagai kalangan, apakah ilmuan dari barat atau dari kalangan Islam sendiri. Kalau selama ini ada nada sinisme terutama dari beberapa ilmuan dari kalangan Barat yang menyatakan bahwa Islam tidak relevan dengan kehidupan demokrasi. Ternyata tidak semua orang berpendapat dengan kelompok yang sainis dengan Islam. Bahkan mereka baik dari kalangan non-muslim individual dan intuisi yang menilai bahwa tidak terdapat konflik antara Islam dan demokrasi dan mereka ingin melihat dunia Islam dapat membawa perubahan dan transformasi menuju demokrasi. Robin Wright, pakar Timur Tengah dan dunia Islam yang cukup terkenal menulis di Journal of Democracy ( 1996 ) bahwa Islam dan budaya Islam bukanlah penghalang bagi terjadinya modernitas politik. Realitasnya adalah bahwa Islam tidak hanya kompatibel dengan aspek-aspek definisi gambaran demokrasi di atas, tetapi yang lebih penting lagi, aspek-aspek tersebut sangat esensial bagi Islam. Apabila kita dapat melepaskan diri dari ikatan label dan semantic, maka akan kita dapatkan bahwa pemerintahan Islam, apabila disaring dari semua aspek yang korelatif memiliki setidaknya tiga unsur, pokok yang berdasarkan pada petunjuk dan visi Al-Quran di satu sisi dan presiden Nabi empat Khalifah sesudahnya ( Khulafa AlRasyidin ) disisi lain. Keberhasilan Nabi SAW untuk hijrah, dari masyarakat jahili menuju masyarakat madani, tiak lepas dari ajaran tauhid yang dibawanya. Dalam hal ini, doktrin tauhid la ilaaaha illa Allah ( tiada tuhan selain allah ), seperti diungkap John Obert Voll, adalah bentuk manifestasi penolakan terhadap segala bentuk loyalitas kelompok dan sewenang-wenangan para elite makkah saat itu. Prinsip inilah yang melandasi pembentukan masyarakat madani generasi Muslim awal, yang punya implikasi komitmen manusia kepada Allah SWT sebagai satu-satunya tujuan hidup bersumber nilai. Dengan semangat inilah, Nabi SAW berhasil mempersatukan berbagai unsur masyarkat madinah pluralistic kedalam satu kekuatan social politik, yang oleh Robert N Bellah, disebut sebagai lompatan yang luar biasa untuk masa itu. Hal ini tercermin dari komitmen, keterlibatan dan partisipasi yang tinggi dari anggota masyarakat, serta penghargaannya terhadap hak-hak individu. PRAKTEK BERDEMOKRASI DI MADINAH Agama Islam, sejak kemunculannya di Mekah tahun 611 M dan disebarkan oleh Nabi Muhammad sudah harus bersentuhan dengan kekuasaan politik. Ajaran tauhid yang di ajarkan Nabi Muhammad membawa dampak social, budaya dan politik, karena menawarkan agama tauhid, persamaan derajat manusia dan keadilan, kepada masyarakat jahiliyah yang sudah memiliki kepercayan dan penumpukkan harta pribadi. 201 2 Pendidikan Agama Islam H.Ahmad Khamid S.Ag M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dalam ajaran Tauhid, setiap orang harus tunduk pada Allah, bukan kepada manusia. Manusia bukanlah sumber kebenaran melainkan tidak lebih dari hamba-Nya semata. Oleh sebab itu bagi elite Mekah, ajaran Nabi Muhammad mengancam kekuasaan dan ekonomi yang mereka miliki dan sudah terbangun. Bagi mereka ajaran Islam merupakan gerakan Iyng mengancam kedudukan mereka, sehingga mereka menolak dan menggalang kekuatan untuk menghentikan dakwah Nabi Muhammad. Setelah kegagalan Nabi Muhamad berdakwah di Thoif , daerah luar kota Makkah,terjadilah peristiwa yang menggembirakan bagi kemajuan penyebaran Agama Islam yang dibawanya.Kemajuan dtang dari adanya keinginan dari beberapa penduduk suku Aus dan Khozroj ,dua suku mayoritas penduduk Tastrib.Mereka membenarkannya sebagai Nabi dan utusan Tuhan,mereka menyampaikan sumpah setia serta meminta Nabi Muhammad untuk datang ke kota Yatsrib seraya menjadi penengah di antara mereka. Pada 622 M, Nabi Muhamad sampai di kota Yatsrib setelah melewati proses yang melelahkan dan mencekam di bawah ancaman pembunuh elite-elite Quraiys. Nama kota Yastrib kemudin di ubah nabi Muhamad menjadi Madinatul Munawaroh ( kota yang memancarkan cahaya ). Kedatangan Nabi Muhamad pun di sambut penduduk Madinah dengan suka cita dan di Madinah ini kedudukan Nabi tidak lagi seperti di Makkah. Di Madinah,Nabi bukan saja sebagai kepala Agama yang memiliki wewenang dan kedudukan sebagai Rosul tetapi juga sebagai kepala Negara yang memiliki kekuasaan mengurus soal soal keduniaan. Terdapat beberapa upaya Nabi Muhammad dalam menyelesaikan perseteruan diinternal suku di Madinah dan eksternal Madinah secara demokratis seperti: 1. Nabi Muhammad menjadikan intuisi masjid sebagai wadah memperkenalkan ikatan berdasarkan agama ( Ukhuwah Islamiyyah ), menggantikan ikatan lama yang berdasarkan suku dan keturunan. Nabi membentuk masyarakat social yang berdasarkan pada solidaritas sesama Muslim dan kesetiaan pada Wahyu. Nabi mempersaudarakan kaum muslimin mekkah yang hijrah ( Muhajirin ) dan kaum muslimin madinah yang membantu ( Anshor ). Nabi telah mempersatukan kekuatan bangsa Arab dibawah landasan dan motivasi keimanan, yang karena itulah dalam tahap sejarah kemudian bangsa Arab menjadi terhormat, padahal sebelumnya mereka sebagai bangsa yang terbelakang di dunia. 2. Setelah melakukan kontrak social pertama sesame warga Madinah, kemudian Nabi memperluas kontraknya melalui penyelenggaraan perjanjian dengan Kota Madinah di luar kaum muslimin, yaitu kaum Yahudi. Perjanjian tersebut dinamakan Piagam Madinah yang ditunjukan kepada kaum Muhajirin, Kaum Ansor, dan Kaum Yahudi. Ada dua landasan bagi kehidupan bernegara yang diatur dalam Piagam Madinah, yaitu: a. Semua pemeluk Islam adalah satu umat walaupun berbeda suku b. Hubungan antara masyarakat muslim dan nonmuslim didasarkan pada prinsip yaitu, bertentangga baik, saling memnbantu dalam menghadapi musuh bersama, membela mereka yang teraniaya, menasehati, menghormati kebebasan beragama. Menurut ahli sejarah, piagam ini adalah naskah asli yang tidak diragukan kebenarannya. Secara sosiologis, piagam tersebut merupakan antisipasi dan jawaban terhadap kenyataan dimasyarakat. Piagam Madinah mengatur kehidupan social penduduk Madinah. Walaupun mereka heterogen, kedudukannya sama, masing-masing memiliki kebebasan untuk memeluk agam dan melaksanakan aktivitas dalam bidang social dan 201 3 Pendidikan Agama Islam H.Ahmad Khamid S.Ag M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ekonomi. Setiap pihak memiliki kewajiban untuk membela Madinah, tempat tinggal mereka. Secara strategis, piagam ini bertujuan untuk menciptakan keserasian politik dengan mengembangkan toleransi social agama dan budaya secara seluas-luasnya. Nabi Muhammad dalam menyelesaikan persoalan kemasyarakatan dan persoalan yang mempunyai dampak luas pada masyarakat senantiasa bertindak secara demokratis yaitu dengan cara bermusyawarah atau dengan cara yang melibatkan partisipasi orang lain. Bahkan Nabi pun bermusyawarah dalam masalah pribadi sehigga Abu Hurairah menuturkan “ aku tidak pernah melihat seorang yang paling banyak melakukan musyawarah dengan rekan-rekannya melebihi Rosulullah “. Nabi pun bila memanggil para pembantu dan pengikutnya sebagai sahabat suatu kata yang telah diserap Bahasa Indonesia sebagai “ sahabat “ yang berarrti teman. KEPEDULIAN SOSIAL NABI MUHAMMAD CERMIN SIKAP BERDEMOKRATIS Menelaah karakter pribadi Nabi Muhammad SAW kita akan mendapati keteladanan tiada tara. Selama melaksanakan dakwahnya Rosulullah menunjukkan kualitas moral paling baik dan sikap paling jujur dengan mengemukakan logika yang paling masuk akal. Beliau memperlakukan semua orang sebagai saudara dan sederajat, tidak pernah membeda-bedakan antara kawan dan orang asing, warna kulit dan keturunan. Di bidang hukum, beliau memberikan perlakuan sama terhadap tiap orang, baik pada kelompk ninngrat maupun rakyat kecil. Bahkan, terhadap keluarganya sendiri, dengan sabdanya, “ Jika putriku Fatimah mencuri akan kupotong tangannya”. Kepedulian terhadap orang miskin diperlihatkan ketika Nabi menegur seorang kaya yang datang di majelisnya. Orang ini menghindar duduk berdampingan dengan seorang fakir yang berpakaian kurang sempurna. Menurut akhlak Islam, siapa saja yang akan hadir ke suatu majelis, dia harus duduk di tempat kosong tanpa memandang status social dan pangkat. Nabi yang melihat hal itu menegurnya, “ Apakah engkau khawatir kefakirannya akan menular kepadamu?” Diajawab, “tidak ya Rosulullah.” Kamu takut pakaianmu akan kotor?”dijawab,”tidak ya Rosulullah.””lalu kenapa kau menghindarinya?,”dijawab”aku mengaku keliru dan bersalah, ya Rosulullah.” Islam tidak membenarkan seseorang memiliki sifat ghurur ( berbangga diri ), hanya karena dia dikaruniai harta benda. Beliau sendiri berulang kali menekan pada umatnya, bahwa kaum Muslimin itu bersaudara dan tidak membenarkan seseorang menjauhkan diri dari saudaranya hanya karena berbeda status. Dalam kaitan solidaritas social yang dikumandangkan Islam sejak 15 abad lalu itu, perlu dapat perhatian semua pihak. Karena ketidakpedulian kaum berpunya terhadap kaum miskin merupakan bahaya terbesar bagi terciptaya stabilitas nasional yang dapat kita rasakan pada saat ini. Untuk mencegah hal ini Islam memerintahkan mereka yang berpunya untuk memberikan sebagian harta kekayaannya pada kaum miskin. Baik berupa zakat, infak, dan bentuk shadakah lainnya. 201 4 Pendidikan Agama Islam H.Ahmad Khamid S.Ag M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id PANDANGAN PLURALISME DALAM ISLAM Muhammad Arkoun seorang intelektual Muslim terkemuka dari Aljazair, menyatakan, Islam akan meraih kejayaannya, jika umat Islam membuka diri terhadap pluralism pemikiran, seperti pada masa awal Islam hingga abad pertengahan. Pluraisme bisa dicapai bila pemahaman dilandasi paham kemanusiaan, sehingg umat Islam bisa bergaul dengan siapapun. Arkoun mengungkapkan, paham kemanusiaan di Arab muncul pada abad ke-10 di Irak dan Iran, pada saat munculnya gerakan yang kuat untuk membuka diri terhadap seluruh kebudayaan di Timur Tengah yang didasarkan pada pendekatan kemanusiaan manusia. Para ahli teologi, hukum, ilmuan, dan ahli-ahli filsafat berkumpul untuk berbicara dan bertukar pikiran., Namun, memasuki abad ke 13 umat Islam mulai melupakan filsafat maupun debad teologi.Dalam masa kejayaan islam klasik para filosof dan ilmuwan muslim ketika berdiskusi mereka di dasarkan pada pendekatan keragaman budaya,keragaman pemikiran,dan keragaman filsafat,sehingga terjadi perdebadan yang seru bagaimana menafsirkan makna ayat ayat Al quran dan menuangkan menjadi produk hukum yang didasarkan pada teks suci. Dengan menjaga tradisi pemikiran pluralism, Pahaman kepada konsep pluralism inilah yang mempertahankan kebebasan bagi setiap muslim Pemahaman ini penting untuk membagun demokrasi memulihkan kembali kebebasan berfikir dalam Islam. seseorang akan tetap menjadi kritis. hilang dalam Islam. Islam harus untuk berpartisipasi dalam ijtihad. di Negara-negara Islam dan muntuk Untuk melahirkan Muslim yang berfikir pluralism dan berjiwa demokratis perlu menekankan pentingnya pendidikan yang didasakran pada humanism. Dalam kaitan itu, di perguruan tinggi perlu diajarkan multibahasa asing, sejarah dan antropologi, serta perbandingan sejarah dan antropologi agama-agama gar mahasiswa terbuka pada semua kebudayaan dan terbuka pada semua pemikiran. PANDANGAN ISLAM TERHADAP WANITA Mendiskusikan pandangan Islam terhadap peran dan kedudukan tak akan dapat dilepaskan dari padangan Al-Quran sebagai petunjuk dari Allah yang lugas memaparkan hak asasi perempuan dan laki-laki yang sama, hak itu meliputi hak dalam beribadah, keyakinan, pendidikan, potensi spiritual, hak sebagai manusia, dan eksistensi menyeluruh pada hampir semua sector kehidupan. Diantara 114 surat yang terkandung didalamnya terdapat satu surat yang didedikasikan untuk perempuan secara khusu memuat dengan lengkap hak asasi permpuan dan aturan-aturan yang mengatur bagaimana seharisnya perempuan berlaku di dalam lembaga pernikahan, keluarga dan sector kehidupan. Surat ini dikenal dengan surat An-Nisa dan tidak satupun surat secara khusus ditunjukan kepada kaum laki-laki. Lebih jauh lagi, Islam datang sebagai revolusi yang menghancurkan sikap dan pandangan yang diskriminatif dari kaum Jahiliyah atas perempuan dengan pemberian hak warisan, menegaskan persamaan status dan hak dengan laki-laki, pelarangan nikah tanpa jaminan hukum bagi 201 5 Pendidikan Agama Islam H.Ahmad Khamid S.Ag M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id perempuan dan mengeluarkan aturan pernikahann yang mengangkat derajat perempuan pada masa itu. Maka bergantilah era represif masa pra-Islam berlalu dengan kedatangan Islam yang mengembalikan perempuan sebagai manusia utuh setelah mengalami hidup dalam kondisi yang mengenaskan tanpa kredibilitas apapun dan hanya sebagai kemoditi tanpa nilai. Penghargaan Islam atas ekstensi perempuan ditauladankan dalam sisi-sisi kehidupan Nabi Muhammad SAW. Terhadap istri-istri beliau, anak maupun hubungan beliau dengan perempuan di masyarakat. Kondisi dinamis perempuan masa risalah tercermin dalam kajian-kajian yang dipimpin langsung Rosulullah yang melibatkan para sahabat dan perempuan dalam satu majelis. Terlihat jelas bagaimana perempuan masa itu mendapatkan hak untuk menimba ilmu, mengkiritk, bersauara, berpendapat dan atas permintaan muslimah sendiri meminta Rosul satu majelis terpisah untuk mendapatkan kesempatan lebih banyak berdialog dan berdiskusi dengan Rosulullah. Dari sini terlihat bahwa era risalah telah mengubur masa dominasi kaum laki-laki atas wanita dan mengganti dengan masa yang lebih segar. Bagi perjalanan hidup perempuan selanjutnya. Sejarah awal Islam telah memaparkan kenyataan bahwa Islam justru mendorong dan mengangkat kemuliaan perempuan yang belum pernah diberikan sebelumnya oleh suku bangsa manapun sebelumnya dan peradaban tua sebelum Islam. Meskipun demikiann hal diatas tidak membebaskan Islam dari pandangan Negatif oleh barat tentang perlakuan Islam terhadap perempuan. Dimana seolah-olah perempuan oleh Islam dikebiri hak asasinya untuk maju dan berkembang, melakukan aktifitas di luar rumah, mengaktualisasikan kemampuannya dan terhalangin oleh aturan-aturan kaku Islam yang justru mendorong perempuan untuk terjerat dalam mata rantai tugas-tugas domistik dari dapur, sumur, kasur, mengurus anak dan hal-hal yang jauh dari penghargaan. Terhadap hal ini, telah terjadi kerancuan dalam memandang Barat terhadap Islam itu sendiri, karena pada saat Barat membicarakan tentang keberadaan perempuan dimasyarakat Islam yang mereka lontarkan adalah masalah yang berkaitan dengan kaitan perempuan dengan persoalan pernikahan, keluarga, perceraian, pakaian, hak waris, hak persaksian di pengadilan, dan pendidikan yang sesungguhnya sangat berkaitan dengan sesungguhnya dari Islam. Maka perlu mengembalikan cara pandangan terhadap persoalan perempuan dalam frame yang benar. Sehingga Islam dilihat secara holistic bukan secara parsial yaitu bukan sekedar melihat keudukan perempuan lewat fenomena yang terjadi dinegar-negara Islam. Tapi umat Islam pun tidak bisa menutup mata bahwa kenyataan yang ada akan melahirkan gambaran-gambaran negate, karena nonsense bila keagungan aturan tidak dibarengi dengan pelaksanaan yang rill tentang keagungan ajaran Islam untuk keberadaan perempuan dari para penganutnya. Dan bila yang terjadi adalah kesalahan dalam membaca bahasa agama, dengan menginterprestasikan suatu aturan secara subjektif, menghilangkan pesan yang dibawa dan justru menyembunyikan maksud sebenarnya pesan Al-Quran dengan manipulasi ajaran diganti dengan budaya-budaya yang merugikan kaum perempuan itu sendiri. 201 6 Pendidikan Agama Islam H.Ahmad Khamid S.Ag M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Bila demikian tinggal bagaimanna umat Islam benar-benar ingin tampil elegan dan menepis gambaran negative yang ada dengan proaktif atau santai saja. Lalu mengapa muslimah enggan maju? Masih adakah kungkungan psikologis dan kultur yang menghalangi? Bukankah Islam telah menancapkan kakinya sebagai supporter terbasar dan mempelopori gerakan penghargaan terhadap keberadaan perempuan dari era risalah hingga masa kini. Tentunya, kaum muslimin perlu upaya dan karya rill terhadap permasalahan ini. PELAKSANAAN DEMOKRASI DIDUNIA MUSLIM Telah menjadi keyakinan universal bahwa demokrasi merupakan alternative tunggal sistem politik, yang dapat mengantarkan kepada kesejahteraan umum. Demokrasi akan melahirkan sebuah tatanan pemerintahan yang lebih kuat atas dasar legitimasi populis dari rakyat, yang akan memberi kontribusi terhadap proses oembangunan dibidang lain yaitu ekonomi, social, dan budaya. Keyakinan ini bahkan sudah menjadi kebenaran yang bersifat factual, yang dalam hal banyak hal memang tak terbantahkan. Kita pun menyaksiakn betapa sepanjang abad ke-20, fenomena gerakan demokratis telah menjadi gejala dunia dan merupakan puncak pencapaian tertinggi ketika satu demi satu sebuah Negara dengan sistem politik totaliter berguruan dan berganti dengan sistem politik demokratis. Menurut sebuah survey sebanyak 81 negara didunia sedang berada dalam masa transisi menuju demokrasi. Pada tataran formal atau kelembagaan, beberapa Negara-negara muslim modern menganut sistem demokratis atau paling tidak semi demokrasi dalam arti Negara muslim tersebut hanya memberikan setengah kebebasan. Ini karena dari 39 negara-negara Muslim, termasuk yang merdeka dari Rusia 1992, menganut sistem pemerintahan republic yang memiliki konstitusi dalam pengertian modern seperti Turki, Maroko, Kuwait, Yordania, Tunisia, Aljazair, Mesir, Syiria, Libanon, Irak, Yaman, Nigeria dan SInegal dan lain-lain. INDONESIA DAN PRAKTEK DEMOKRASI Di Indonesia tampaknya prospek demokrasi cukup baik, bahkan lebih bisa diharapkan. Rakyat dan bangsa Indonesia telah menorehkan sumbangsih mereka dalam sejarah demokrasi di Asia Tenggara, sebagai salah satu agenda reformasi politik, pada 1999, rakyat Indonesia membuktikan kepada dunia bahwa rakyat dan bangsa Indonesia yang mayoritas Islam telah mampu melksanakan pemilihan umum yang jujur sepanjang 30 tahun, kemudian rakyat dan bangsa Indonesia juga membungkam keraguan-keraguan dunia soal kesanggupan rakyat dan bangsa Indonesia melaksanakan pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung dengan jumlah pemilih terbesar dalam sejarah manusia yaitu 177 juta penduduk Indonesia secara bebas memilih. Tampaknya proses demokrasi yang sedang berlangsung di Indonesia dapat dilihat dari beberapa indikasi seperti: 1. Fungsi control parlemen kepada pemerintahan sudah bekerja cukup baik 2. Penerapan sistem multi partai 201 7 Pendidikan Agama Islam H.Ahmad Khamid S.Ag M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3. Adanya kebebasan pers dan kebebasan akademik 4. Munculnya kelompok menengah yang berpendidikan dan kritis Di Indonesia muncul dukungan dari kaum intelektual muslim terhadap penerapan demokrasi di Indonesia diantaranya seperti, alm Nurcholish Madjid, Abdurrahman Wahid dan Amien Rais. Sebagai intelektualn Muslim yang berfikir demokratis mereka senantiasa melihat ide-ide dan pencapaian demokrasi dengan merujuk pada ayat-ayat Al-Qurab dab tradisi Nabi Muhammad, bukan melihat Islam hanya sebatas suatu ajaran ibadah biasa tetapi sebagai inspirasi yang bernilai yang harus diimplementasikan. Mereka berpandangan bahwa, demokrasi merupakan barang kaum muslimin yang hilang beberapa waktu. Kenyataan itulah yang membuat Anders Uhlin berkesimpulan bahwa Islam di Indonesia khususnya bukanlah ancaman bagi demokrasi, tetapi justru menumbuh kembangkan demokrasi. Ia melihat demokrasi sebagai nilai-nilai yang bukan hanya milik Barat, tetapi juga milik Islam. Dukungan masyarakat yang related besar terhadap demokrasi. Paling tidak berdasarkan hasil sebuah penelitian bahwa sekitar 71% masyarakat Indonesia yang setuju bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan terbaik. DUKUNGAN UMAT ISLAM MENSUKSESKAN PEMILU Indonesia Melangkah Lebih Percaya Diri Kemampuan Indonesia menyelenggarakan tiga kali pemilian umum dalam satu tahun, termasuk pemilihan presiden secara langsung tahun 2004, yang berjalan aman, lancer dan damai memang memberikan berkah yang besar pada tampilan Indonesia di mata dunia. Bangsa Indonesia kini bisa berbangga karena mampu menunjukkan kepada dunia bahwa rakyat Indonesia sudah mampu berdemokrasi dengan baik, jauh lebih baik dari kebanyakan Negara berkembang di kawasan Asia Tenggara, bahkan di seluruh dunia. Menteri Luar Negri (Menlu) Hassan Wirajuda menguraikan, pencapaian demokrasi itu merupakan asset, sebuah modal yang penting tetapi tidak secara otomatis mengubah segalahnya. “pencapaian penting dalam hal demokrasi tidak secara langsung mengubah arah kebijakan. Tetapi dari penilaian kami, dengan arah demokrasi yang berkembang baik sebagai asset, kita terjemahkan itu misalnya dalam konteks ASEAN security Community. Dalam plan of actionnya dari enam komponen utama, salah satunya adalah pembangunan masyarakat ASEAN yang demokratis. Itu refleksi dari demokrasi sebagai asset di dalam negeri” katanya. Peneliti Centre for Strategic and International Studies ( CSIS ), Phillips Jusario Vermote, berpendapat bahwa pemilihan umum yang demokratis itu memang merupakan basis yang penting bagi diplomasi Indonesia. “ Indonesia makin dilihat sebagainegara yang demokratis, sukses dengan transformasi politiknya yang berlangsung dengan cara yang damai dan dewasa. Ini menjadi basis penting bagi diplomasi Indonesia untuk berperan lebih luas. Dalam soal Myanmar, misalnya, Indonesia punya legitimasi kuat untuk menganjak pemerintah dan rakyat negeri itu melaksanakan transformasi politik secara damai, sebagaimana kita melakukannya. Ini akan memberikan sumbangan besar bagi perdamaian dunia,” ungkapnya. 201 8 Pendidikan Agama Islam H.Ahmad Khamid S.Ag M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Diplomat senior Ali Alatas, mengatakan partisipasi umat Islam sangat signifikan menunjang keberhasilan proses demokrasi sehingga menimbulkan citra baru yang positif tentang Indonesia dimata dunia/ Membangun sebuah citra baru yang lebih baik dari sebelumnya tentulah bukan uoaya yang mudah. Dalam bisnis, perusahaan yang terpuruk karena melakukan kesalahan dalam aktivitasnya biasanya berusaha meraih pencitraan baru itu melalui brand-image yang baru, serta beriklan yang sangat gencar untuk mengampanyekan brand-image yang baru tersebut. Pemilu demokratis yang sukses diselenggarakan jelas memberikan suatu brandimage yang baru. Tetapi, bagaimana pengaruhnya sangan tergantungpada” Produk/jasa” yang disajikannya, serta kesesuaian antara brand-image yang diiklankan secara gencar itu dan realitas di lapangan. Bagaimana posisi Indonesia di tengah perubahan dunia yang sangat cepat? Menurut Pillips, Indonesia tidak mempunyai pilihan lain selain semakin menjadi kreatif untuk memberikan ide-ide dan lebih argumentatife dalam menawarkan ide-ide tersebut. Dengan menjalankan peran yang aktif seperti itu, Indonesia pun akan ikut berperan dalam perubahan dunia sehingga juga tidak terkaget-kaget melihat dan menyikapi berbagai perubahan yang tepat itu. 201 9 Pendidikan Agama Islam H.Ahmad Khamid S.Ag M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id . Daftar Pustaka 1. Al Huffy, A,M 2000, Keteladanan akhlak Nabi Muhammad SAW, Pustaka Setia . Bandung 2. Departemen Agama, 1971, Al Quran dan terjemahanya, Departemen Agama, Jakarta 3. Kamil S, 2002 , Islam dan Demokrasi : Telaah Konseptual dan Historis. Gaya Media Pratama, Pamulang 4. Muzaffar , C , 2004. Muslim Dialog dan terror. Profetik , Bandung 5. Schimmunel, A 2003, Islam interpretative, inisiasi Press, depok 201 10 Pendidikan Agama Islam H.Ahmad Khamid S.Ag M.Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id