MODUL PERKULIAHAN AGAMA ISLAM ( MEMBANGUN MASYARAKAT ISLAM MODERN) ISLAM DAN DEMOKRASI Fakultas Program Studi Kode MK Disusun Oleh EKONOMI DAN BISNIS 11 AKUNTANSI 90001 Abstract Drs. SUMARDI, M. Pd Kompetensi Saat ini banyak sekali Negara yang Dalam perkuliahan ini Anda akan menganut Sistem Demokrasi mempelajari sebagai sistem pemerintahannya. terhadap Demokrasi sendiri artinya sistem modern yang berasal dari rakyat, diartikan penghargaan demokrasi. menekankan sangat Dunia demokrasi menghormati sebagai demokrasi. Islam mempunyai tradisi terhadap hak-hak dalam demokrasi asasi manusia, partisipasi dalam memberikan pengambilan Islam oleh dalam kehidupan segala kehidupan. rakyat, dan untuk rakyat. Demokrasi Islam sering isu bagaimana keputusan, dan contoh dan melaksanakan nabi bagaimana demokrasi di persamaan hukum. Dalam tradisi Madinah. Pada bagian lain, Anda Barat, demokrasi didasarkan pada akan penekanan seharusnya bahwa menjadi rakyat pandangan menjadi bagaimana Islam terhadap pemerintah pluralisme dan kedudukan wanita bagi dirinya sendiri dan wakil rakyat (isu seharusnya mempelajari gender), serta bagaimana pengendali implementasi demokrasi di negara- yang bertanggung jawab terhadap negara Islam. Pada bagian akhir tugasnya. Oleh karena rakyat tidak mungkin rakyat Anda mengambil tentang akan membahas demokrasi di kasus Indonesia keputusan karena jumlah terlalu sebagai negara berpenduduk Islam besar maka dibentuklah dewan terbesar di dunia. perwakilan rakyat. Sistem ini popular karena melibatkan masyarakat merupakan komponen utamanya. Pemerintah dipilh langsung oleh rakyat yang penyalur berfungsi aspirasi dan sebagai membuat kebijakan untuk kepentingan rakyat demi kesejahteraan rakyat. Sistem Demokrasi 2015 2 AGAMA ISLAM Drs. SUMARDI, M. Pd juga digunakan di Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Indonesia dengan berdasarkan Pancasila. Indonesia memiliki Badan Legislatif yang anggotanya merupakan wakil rakyat. Rakyat juga berwenang untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden secara langsung. Dalam Islam, demokrasi sudah diajarkan oleh Rasulullah. Contohnya, pada saat Perang Badar beliau mendengarkan saran sahabatnya mengenai lokasi perang walaupun itu bukan pilihan yang diajukan olehnya. Pada saat ini, banyak Negara yang mengadaptasi sistem Demokrasi yang berasal dari Negara Barat. demokrasi Padahal, tersebut sistem belum tentu sesuai dengan kaidah-kaidah Islam. Sistem Demokrasi di Barat memiliki tujuan-tujuan yang sifatnya duniawi dan materialistis. Oleh karena itu, kita perlu mempelajari Sistem Demokrasi yang sejalan dengan aturan Islam 2015 3 AGAMA ISLAM Drs. SUMARDI, M. Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pembahasan TRADISI DEMOKRASI DALAM ISLAM (Drs. SUMARDI, M. Pd) Apakah ada konflik antara Islam dan demokrasi? Dan apakah Islam sesuai dengan demokrasi? Pertanyaan ini banyak diajukan oleh berbagai kalangan, apakah ilmuan dari Barat atau dari kalangan Islam sendiri. Kalau selama ini ada nada sinisme terutama dari beberapa ilmuwan dari kalangan Barat yang menyatakan bahwa Islam tidak relevan dengan kehidupan demokrasi. Ternyata tidak semua orang berpendapat dengan kelompok yang sinis dengan Islam. Bahkan mereka baik dari kalangan nunmuslim (individual dan institusi) yang menilai bahwa tidak terdapat konflik antara Islam dan demokrasi dan mereka ingin melihat dunia Islam dapat membawa perubahan dan transformasi menuju demokrasi. Robin Wright, pakar Timur Tengah dan dunia Islam yang cukup terkenal menulis di Journal of Democracy (1996) bahwa Islam dan budaya Islam bukanlah penghalang bagi terjadinya modernitas politik. Menurut Merriam, Webster Dictionary, demokrasi dapat didefinisikan sebagai “pemerintahan oleh rakyat; khususnya, oleh mayoritas; pemerintah di mana kekuasaan tertinggi tetap pada rakyat dan dilakukan oleh mereka baik langsung atau tidak langsung melalui sebuah sistem perwakilan yang biasanya dilakukan dengan cara mengadakan pemilu bebas yang diadakan secara periodik; rakyat umum khususnya untuk mengangkat sumber otoritas politik; tiadanya distingsi kelas atau privilese berdasarkan keturunan atau kesewenang-wenangan”. Realitasnya adalah bahwa Islam tidak hanya kompatibel dengan aspek-aspek definisi atau gambaran demokrasi di atas, tetapi yang lebih penting lagi, aspek-aspek tersebut sangat esensial bagi Islam. Apabila kita dapat melepaskan diri dari ikatan lebel dan skematik, maka akan kita dapatkan bahwa pemerintahan Islam, apabila disaring dari semua aspek yang korelatif, memiliki setidaknya tiga unsur pokok, yang berdasarkan pada petunjuk dan visi Al-Qur’an di satu sisi dan preseden Nabi dan empat Khalifah sesudahnya (Khulafa al-Rasyidin) di sisi lain. Setelah 13 tahun Nabi Muhammad SAW membangun landasan tauhid sebagai dasar tatanan masyarakat di Mekkah, Allah SWT memberinya petunjuk untuk hijrah ke Yatsrib. Sesampai di sana, oleh beliau, Yatsrib diubah namanya menjadi Madinah (kota). Di Madinah itulah, Nabi Muhammad SAW beserta kelompok-kelompok masyarakat, secara konkret, meletakan dasar-dasar masyarakat madani dengan merumuskan ketentuan hidup bersama, yaitu Mitsaq al-Madinah (Piagam Madinah). Upaya Nabi Muhammad SAW tersebut, secara tidak langsung, adalah sebuah pernyataan atau proklamasi untuk mendirikan dan membangun sebuah komunitas negara-kota yang berdab (Al Madinah Al Munawarah), sebagai lawan terhadap masyarakat jahiliah di Makkah. Dalam dokumen 2015 4 AGAMA ISLAM Drs. SUMARDI, M. Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id itu, umat manusia untuk pertama klainya, diperkenalkan wawasan kebebasan, keadilan, pluralisme dan toleransi. Semua unsur masyarakat tanpa membedakan agama dan suku (SARA) ikut terlibat merumuskan aturan kemasyarakatan tersebut. Semuanya terhimpun dalam umat yang satu (ummah wahidah) dengan hak dan kewajiban yang sama. Peristiwa tersebut telah mengubah peta baru dalam sejarah Islam dan menjadi tonggak awal menata komunitas masyarakat yang maju dan beradab. Dari sinilah, konstruksi masyarakat madani, yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW sejak hijrah ke Madinah, punya arti penting bagi perkembangan demokrasi, sebagai ciri khas dari negara bangsa modern. Keberhasilan Nabi Muhammad SAW untuk hijrah, dari masyarakat jahili menuju masyarakat madani, tidak lepas dari ajaran tauhid yang dibawanya. Dalam hal ini, doktrin tauhid la ilaaha illah Allah SWT (tiada Tuhan selain Allah SWT), seperti diungkap John Obert Voll, adalah bentuk manifestasi penolakan terhadap segala bentuk loyalitas kelompok dan kesewenang-wenangan para elite Makkah saat itu. Prinsip inilah yang melandasi pembentukan masyarakat madani generasi Muslim awal, yang punya implikasi komitmen manusia kepada Allah SWT sebagai satu-satunya tujuan hidup dan sumber nilai. Dengan semangat inilah Nabi Muhammad SAW berhasil mempersatukan berbagai unsur masyarakat. Madinah yang pluralistik ke dalam satu kekuatan sosial politik, yang oleh Robert N Bellah, disebut sebagai lompatan yang luar biasa untuk masa itu. Hal ini tercermin dari komitmen, keterlibatan dan partisipasi yang tinggi dari anggota masyarakat , serta penghargaannya terhadap hakhak individu. Dari sini, angaknya sikap fanatisme atau sentimen SARA yang berlebihan, yang kini dipertontonkan oleh masyarakat kita, khususnya lapisan bawah (grass-root), kiranya menjadi perhatian yang sangat serius karena sikap-sikap seperti ini tidak sekedar sebagai bentuk persaingan yang akan menetaskan konflik vertikal. Fanatisme tersebut bisa menjadi bumerang yang merugikan semua pihak (horizontal) bagi keberadaan masyarakat kita sekarang. Efeknya lebih berlebihan lagi bagi perjuangan politik yang berakar pada identitas sektarian dan partikularistik, seperti agama, etnisitas, ras dan kelas. Ini jelas bertentangan dengan pesan semangat demokrasi yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. PRAKTEK BERDEMOKRASI DI MADINAH Agama Islam, sejak kemunculannya di Mekkah tahun 611 M dan disebarkan oleh Nabi Muhammad sudah harus bersentuhan dengan kekuasaan politik. Ajaran tauhid yang di ajarkan Nabi Muhammad membawa dampak sosial, budaya dan politik, karena menawarkan agama tauhid, persamaan derajat manusia dan keadilan, kepada masyarakat jahiliah yang sudah memiliki 2015 5 AGAMA ISLAM Drs. SUMARDI, M. Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kepercayaan menyembah banyak dewa, memberlakukan perbedaan status manusia dan penumpukkan harta pribadi. Dalam ajaran tauhid, setiap orang harus tunduk pada Allah, bukan kepada manusia. Manusia bukanlah sumber kebenaran melainkan tidak lebih dari hamba-Nya semata. Oleh sebab itu bagi eliteelite Mekkah, ajaran Nabi Muhammad mengancam kekuasaan dan ekonomi yang mereka miliki dan sudah terbangun. Bagi mereka ajaran Islam merupakan gerakan yang mengancam kedudukan mereka, sehingga mereka menolak dan menggalang kekuatan untuk menghentikan dakwah Nabi Muhammad SAW. Setelah kegagalan Nabi Muhammad berdakwah di Thaif, daerah luar Mekkah, terjadilah peristiwa yang menggembirakan bagi kemajuan penyebaran agama yang dibawahnya. Kemajuan datang dari adanya keinginan beberapa pendudukan dari suku Aus dan Khazraj, dua suku mayoritas penduduk Tasrib seraya menjadi penengah di antara mereka. Pada 622 M, Nabi Muhammad SAW sampai di kota Yatsrib sedekah melewati proses yang melelahkan dan mencekam di bawah ancaman pembunuhan elite-elite Quraisy. Nama Kota Yatsrib kemudian diubah Nabi Muhammad menjadi Madinah Munawwaroah (kota yang memancarkan cahaya). Kedatangan Nabi Muhammad pun disambut penduduk Madinah dengan suka cita dan di Madinah ini kedudukan Nabi tidak lagi seperti di Mekkah. Di Madinah, nabi bukan saja sebagai kepala agama yang memiliki wewenang dan kedudukan sebagai Rasul tetapi juga kepala negara yang memiliki kekuasaan mengurusi soal-soal keduniaan. Nabi diharapkan oleh fakta bahwa di internal masyarakat Madinah terdiri dari berapa suku yang selama ini kurang harmonis dan saling bermusuhan seperti suku Arab, suku Aus, suku Khazrai, dan penganut agama Yahudi. Begitu juga dengan di eksternal Madinah, Nabi dihimpit oleh kekuasaan sekelilingnya. Di Mekkah berdiri kekuasaan Quraisy, di Barat terdapat imperium Romawi dan di Timur Imperium Persia. Dalam knotek sikap demokratis yang ditunjukan Nabi Muhammad dalam memimpin kota Madinah adalah keinginan dari masyarakat di Madinah agar nabi mempersatukan mereka dan memulihkan ketertiban dan keamanan bagi masyarakat Madinah karena di antara suku utama penduduk Madinah, Aus dan Khazraj, terdapat permusuhan yang dalam, sehingga sering kali terjadi peperangan di antara mereka. Terdapat beberapa upaya Nabi Muhammad dalam menyelesaikan perseteruan diinternal suku di Madinah dan eksternal Madinah secara demokratis seperti : 1. Nabi Muhammad SAW menjadikan institusi masjid sebagai wadah memperkenalkan ikatan berdasarkan agama (Ukhuwwah Islamiyah), mengantikan ikatan lama yang berdasarkan suku dan keturunan. Nabi membentuk masyarakat sosial yang didasarkan pada solidaritas sesama Muslim dan kesetiaan pada wahyu. Nabi mempersaudarakan kaum Muslimin Mekkah yang hijrah (muhajirin) dan mempersatukan kekuatan bangsa Arab di bawah landasan dan motivasi 2015 6 AGAMA ISLAM Drs. SUMARDI, M. Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id keimanan, yang karena itulah dalam tahap sejarah kemudian bangsa Arab menjadi terhormat, padahal sebelumnya mereka sebagai bangsa yang terbelakang di dunia. 2. Setelah melakukan kontrak sosial pertama sesama warga Madinah, kemudian Nabi memperluas kontraknya melalui penyelenggaraan perjanjian dengan warga Kota Madinah di luar kaum Muslimin, yaitu Kaum Yahudi. Perjanjian tersebut dinamakan Piajam Madinah yang ditujukan kepada Kaum Muhajirin, Kaum Anshor, dan Kaum Yahudi. Ada dua landasan bagi kehidupan bernegara yang diatur dalam Piagam Madinah, yaitu: a. Semua pemeluk Islam adalah satu umat walaupun berbeda suku b. Hubungan antara masyarakat muslim dan nonmuslim didasarkan pada prinsip: (i) bertetangga baik; (ii) saling membantu dalam menghadapi musuh bersama; (iii) membela mereka yang teraniaya; (iv) menasehati, (v) menghormati kebebasan beragama. Menurut ahli sejarah, piagam ini andalan naskah asli yang tidak diragukan kebenarannya. Secara sosiologis, piagam tersebut merupakan antisipasi dan jawaban terhadap kenyataan dimasyarakat. Piagam Madinah mengatur kehidupan sosial penduduk Madinah. Walaupun mereka heterogen, kedudukannya sama, masing-masing memiliki kebebasan untuk memeluk agama dan melaksanakan aktivitas dalam bidang sosial dan ekonomi. Setiap pihak memiliki kewajiban yang sama untuk membela Madinah, tempat tinggal mereka. Secara strategis, piagam ini bertujuan untuk menciptakan keserasian politik dengan mengembangkan toleransi sosial-agaama dan budaya seluasluasnya. Piagam ini bersifat revolusioner karena menentang tradisi kesukuan orang-orang Arab pada saat itu. Piagam ini adalah karya Nabi Muhammad yang secara demokratis berusaha menjadikan suku-suku di Madinah selama ini saling berkonfrontasi dapat hidup damai. Nabi Muhammad SAW dalam menyelesaikan persoalan kemasyarakatan dan persoalan Ayn mempunyai dampak luas pada masyarakat senantiasa bertindak secara demokratis yaitu dengan cara bermusyawarah atau dengan cara yang melibatkan partisipasi orang lain. Bahkan Nabi pun bermusyawarah dalam masalah pribadi. Sehingga Abu Hurairah menuturkan: “Aku tidak pernah melihat seorang yang paling banyak melakukan musyawarah dengan rekan-rekannya melebihi Rasulullah SAW”. Nabi pun bila memanggil para pembantu dan pengikutnya sebagai Shahabat, suatu kata yang telah diserap Bahasa Indonesia sebagai “sahabat” yang berarti teman. KEPEDULIAN SOSIAL NABI MUHAMMAD CERMIN SIKAP BERDEMOKRATIS Menelaah karakter dan pribadi Nabi Muhammad SAW kita akan mendapati keteladanan tiada tara. Selama melaksanakan dakwahnya, Rasulullah menunjukkan kualitas moral paling baik dan sikap paling jujur dengan mengemukakan logika yang paling masuk akal. 2015 7 AGAMA ISLAM Drs. SUMARDI, M. Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Beliau memperlakukan semua orang sebagai saudara dan sederajat, tidak pernah membedabedakan antara kawan dan orang asing, warna kulit dan keturunan. Di bidang hukum, beliau memberikan perlakuan sama terhadap tiap orang. Baik pada kelompok ningrat maupun rakyat kecil. Bahkan, terhadap keluarganya sendiri, dengan sabdanya, “Jika putriku Fatimah mencuri akan kupotong tangannya”. “Nabi juga tidak pernah memperlakukan seseorang dengan hak-hak istimewa hingga yang bersangkutan melebihi yang lain. Beliau tidak duduk di singgasana atau di tempat duduk paling atas dalam majelisnya. Bila bepergian, beliau naik kendaraan tanpa upacara-upacara khusus. Apabila beliau menerima hadiah, beliau membeginikan kelebihan kebutuhan pokoknya pada orang miskin. Sedangkan beliau sendiri kekurangan. Istrinya Aisyah mengatakan, “perut beliau tidak pernah kenyang”. Nabi juga seorang penyantun dan penyayang. “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al-Qalam:4) Kepeduliannya terhadap orang miskin diperlihatkan ketika Nabi menegur seorang kaya yang datang di majelisnya. Orang ini menghindar duduk berdampingan dengan seorang fakir yang berpakaian kurang sempurna. Menurut akhlak Islam, siapa saja yang akan hadir ke suatu majelis, dia harus duduk ditempat kosong tanpa memandang status sosial dan pangkat. Nabi yang melihat hal itu menegurnya, “Apakah engkau khawatir kefakirannya akan menular kepadamu?” Dijawab, “Tidak ya Rasulullah.” “Kamu takut pakaianmu akan kotor?” Dijawab, “Tidak ya Rasulullah.” “Lalu kenapa kamu menghindarinya?” Dijawab, “Aku mengaku keliru dan bersalah, ya Rasulullah.” Islam tidak membenarkan seseorang memiliki sifat ghurur (berbangga diri), hanya karena dia dikaruniai harta benda. Beliau sendiri berulang kali menekankanpada umatnya, bahwa kaum Muslimin itu bersaudara dan tidak membenarkann seseorang menjauhkan diri dari saudaranya hanya karena berbeda status. Dalam kaitan solidaritas sosial yang dikumandangkan Islam sejak 15 abad lalu itu, perlu dapat perhatian semua pihak. Karena ketidakpedulian kaum berpunya terhadap kaum miskin merupakan bahaya terbesar bagi terciptanya stabilitas nasional yang dapat kita rasakan pada saat ini. Untuk menegah hal ini Islam memerintahkan mereka yang berpunya untuk memberikan sebagian harta kekayaannya pada kaum miskin. Baik berupa zakat, infak, dan bentuk sedekah lainnya. 10.1 PLURALISME DALAM ISLAM 2015 8 AGAMA ISLAM Drs. SUMARDI, M. Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Mohammed Arkoun seorang intelektual Muslim terkemuka dari Aljazair, menyatakan, Islam akan meraih kejayaan jika umat Islam membuka diri terhadap pluralisme pemikiran, seperti pada masa awal Islam hingga abad pertengahan. Pluralisme bisa dicapai bila pemahaman agama dilandasi paham kemanusiaan, sehingga umat Islam bisa bergaul dengan siapa pun. Arkoun mengungkapkan, paham kemanusiaan di Arab muncul pada abad ke-10 di Irak dan Iran, pada saat munculnya gerakan yang kuat untuk membuka diri terhadap seluruh kebudayaan di Timur Tengah yang didasarkan pada pendekatan kemanusiaan manusia. Para ahli teologi, hukum, ilmuwan, dan ahli-ahli filsafat berkumpul untuk berbicara dan bertukar pikiran. Namun, memasuki abad ke-13, umat Islam mulai melupakan filsafat maupun debat teologi. Dalam masa kejayaan Islam klasik para filosof dan ilmuwan musim ketika berdiskusi mereka didasarkan pada pendekatan keragaman budaya, keragaman pemikiran, dan keragaman filsafat sehingga terjadi perdebatan yang seru bagaimana menafsirkan makna ayat-ayat Al-Qur’an dan menuangkan menjadi produk hukum yang didasarkan pada teks suci. Dengan menjaga tradisi pemikiran pluralisme, seseorang akan tetap menjadi kritis. Pemahaman kepada konsep pluralisme inilah yang hilang dalam Islam. Islam harus mempertahankan kebebasan bagi setiap muslim untuk berpartisipasi dalam ijtihad. Pemahaman ini penting untuk membangun demokrasi di negara-negara Islam dan untuk memulihkan kembali kebebasan berpikir dalam Islam. Untuk melahirkan Muslim yang berpikir pluralisme dan berjiwa demokratis perlu menekankan penting pendidikan yang didasarkan pada humanisme. Dalam kaitan itu, di perguruan tinggi perlu diajarkan multibahasa asing, sejarah, dan antropologi, serta perbandingan sejarah dan antropologi agama-agama agar mahasiswa terbuka pada semua kebudayaan dan terbuka pada semua pemikiran. PANDANGAN ISLAM TERHADAP WANITA Mendiskusikan pandangan Islam terhadap peran dan kedudukan tak akan dapat di lepaskan dari pandangan Al-Qur’an sebagai petunjuk dari Allah SWT yang lugas memaparkan hak asasi perempuan dan laki-laki yang sama, hak itu meliputi hak dalam beribadah, keyakinan, pendidikan, potensi spiritual, hak sebagai manusia, dan eksistensi menyeluruh padah hampir semua sektor kehidupan. Di antara 114 surat yang terkandung di dalamnya terdapat satu surat yang didedikasikan untuk perempuan secara khusus memuat dengan lengkap hak asasi perempuan dan aturan-aturan yang 2015 9 AGAMA ISLAM Drs. SUMARDI, M. Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mengatur bagaimana seharusnya perempuan berlaku di dalam lembaga pernikahan, keluarga dan sektor kehidupan. Surat ini dikenal dengan surat An-Nisa’, dan tidak satupun surat secara khusus ditujukan kepada kaum laki-laki. Lebih jauh lagi, Islam datang seabagai revolusi yang menghancurkan sikap dan pandangan yang diskriminatif dari kaum Jahiliyah atas perempuan dengan pemberian hak warisan, menegaskan persamaan status dan hak dengan laki-laki, pelarangan nikah tanpa jaminan hukum bagi perempuan dan mengeluarkan aturan pernikahan yang mengangkat derajat perempuan masa itu Maka bergantilah era represif masa pra-Islam berlaku dengan kedatangan Islam yang mengembalikan perempuan sebagai manusia utuh setelah mengalami hidup dalam kondisi yang menegaskan tanpa kredibilitas apapun dan hanya sebagai komoditi tanpa nilai. Penghargaan Islam atas eksistensi perempuan ditauladankan dalam sisi kehidupan Nabi Muhammad SAW. Terhadap istri-istri beliau, anak maupun hubungan beliau dengan perempuan di masyarakatnya. Kondisi dinamis perempuan masa risalah tercermin dalam kajian-kajian yang dipimpin langsung Rasulullah yang melibatkan para sahabat dan perempuan dalam satu majelis. Terlihat jelas bagaimana perempuan masa itu mendapatkan hak untuk menimba ilmu, mengkritik, bersuara, berpendapat dan atas permintaan Muslimah sendiri meminta Rasul satu majelis terpisah untuk mendapat kesempatan lebih banyak berdialog dan berdiskusi dengan Rasulullah. Terlihat juga dari helat aktivitas perempuan sahabat Rasulullah dalam panggung bisnis, politik, pendidikan, keagamaan dan sosial, dan ikut serta dalam peperangan dengan sektor yang mereka mampu melakukan. Kisah kehidupan istri-istri Rosul pun mengindikasikan aktivitas di mana Ummul mukminin Khadijah re. Adalah salah satu konglomerat wanita pada masa itu, Aisyah re. Adalah perawi hadis dan banyak memberikan fatwa karena kecerdasannya. Bahwa semangat kesadaran peran wanitapun telah terdengar dari suara-suara protes dan pertanyaan yang diajukan Ummu Salamh re. Atas eksistensi perempuan. Dari sini terlihat bahwa era risalah telah mengubur masa dominasi kaum laki-laki atas wanita dan mengganti dengan masa yang lebih segar. Bagi perjalanan hidup perempuan selanjutnya. Sejarah awal Islam telah memaparkan kenyataan bahwa Islam justru mendorong dan mengangkat kemuliaan perempuan yang belum pernah diberikan sebelumnya oleh suku bangsa manapun sebelumnya dan peradaban tua sebelum Islam. Meski demikian hal di atas tidak membebaskan Islam dari pandangan negatif oleh Barat tentang perlakuan Islam terhadap perempuan. Di mana seolah-olah perempuan oleh Islam dikebiri hak asasinya untuk maju dan berkembang, melakukan aktivitas di luar rumah, mengaktualisasikan kemampuannya dan terhalangi oleh aturan-aturan kaku Islam yang justru mendorong perempuan 2015 10 AGAMA ISLAM Drs. SUMARDI, M. Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id untuk terjerat dalam mata rantai tugas-tugas domestik dari dapur, sumur, kasur, mengurus anak dan hal-hal yang jauh dari penghargaan. Terjadinya kasus tindak kekerasan yang menimpa kaum wanita, tidak adanya perlindungan kerja dan kecilnya peluang partisipasi perempuan di sektor politik, pelayanan publik dan fasilitas khusus untuk perempuan dalam pendidikan, kesehatan, dan sosial. Ditambah lagi dengan himpitan kenyataan nasib kaum perempuan di banyak negara yang secara representatif mewakili dunia Islam seperti Saudi Arabia, Sudan, Pakistan, Bangladesh, Afghanistan, Iran, dan lain sebagainya. Terhadap hal ini, telah terjadi keracunan dalam memandang Barat terhadap Islam itu sendiri, karena pada saat Barat membicarakan tentang keberadaan perempuan dimasyarakat Islam yang mereka lontarkan adalah masalah yang berkaitan dengan kaitan perempuan dengan persoalan pernikahan, keluarga, perceraian, pakaian, hak waris, hak persaksian di pengadilan, dan pendidikan yang sesungguhnya sangat berkaitan dengan persoalan tradisi dan kebiasaan masyarakat bukan merupakan ajaran yang sesungguhnya dari Islam. Maka perlu mengembalikan cara pandang terhadap persoalan perempuan dalam France yang benar. Sehingga Islam dilihat secara holistik bukan secara parsial yaitu bukan sekedar melihat kedudukan perempuan lewat fenomena yang terjadi di negaranegara Islam, sebaiknya melihat kedudukan perempuan dalam Islam lewat ajaran-ajaran dan sejarah Islam yang praktekkan dimasa Nabi Muhammad dan para sahabat. Tapi umat Islam pun tidak bisa menutup mata bahwa kenyataan yang ada akan melahirkan gambaran-gambaran negatif, karena nonsens bila keagungan aturan tidak dibarengi dengan pelaksanaan yang riil tentang keagungan ajaran Islam untuk keberadaan perempuan dari para penganutnya. Dan bila yang terjadi adalah kesalahan dalam membaca nahas agama, dengan menginterpretasikan suatu aturan secara subjektif, menghilangkan pesan yang dibawa dan justru menyembunyikan maksud sebenarnya pesan Al-Qur’an dengan manipulasi ajaran diganti dengan budaya-budaya yang merugikan kaum perempuan itu sendiri. Telah dipaparkan di atas bagaimana sejarah Islam dan aturan yang dibawa Al-Qur’an dan AsSunnah ingin memberikan hak dan kemerdekaan perempuan, mendorong perempuan untuk maju, berkarya mendapat perlindungan. Bila demikian tinggal bagaimana umat Islam benar-benar ingin tampil elegan dan menepis gambaran negatif yang ada dengan sikap proaktif atau santai saja. Lalu mengapa Muslimah enggan maju? Masih adakah kungkungan psikologis dan kultur yang menghalangi? Bukankah Islam telah menancapkan kakinya sebagai suporter tersebar dan mempelopori gerakan penghargaan terhadap keberadaan perempuan dari era risalah hingga masa kini. Tentunya, kamu muslimin perlu upaya dan karya Bill terhadap pemasalahan ini 2015 11 AGAMA ISLAM Drs. SUMARDI, M. Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id PELAKSANAAN DEMOKRASI DI DUNIA MUSLIM Telah menjadi keyakinan universal bahwa demokrasi merupakan alternatif tunggal sistem politik, yang dapat mengantarkan kepada kesejahteraan umum. Demokrasi akan melahirkan sebuah tatanan pemerintahan yang lebih kuat atas dasar legitimasi populis dari rakyat, yang akan memberi kontribusi terhadap proses pembangunan di bidang lain: ekonomi, sosial, dan budaya. Keyakinan ini bahkan sudah menjadi kebenaran yang bersifat faktual, yang dalam banyak hal memang tak terbantahkan. Kita pun menyaksikan betapa sepanjang abad ke-20, fenomena gerakan demokrasi telah menjadi gejala dunia dan merupakan puncak pencapaian tertinggi ketika satu demi satu sebuah negara dengan sistem politik totaliter berguguran dan berganti dengan sistem politik demokratis. Menurut sebuah survei, sebanyak 81 negara di dunia (29 di Sub-Sahara Afrika, 23 di Eropa, 14 di Amerika Latin, 10 di Asia, dan 5 di Arab) sedang berada dalam masa transisi menuju demokrasi (Human Development Report, 2002). Pada tataran formal atau kelembagaan, beberapa negara-negara muslim modern menganut sistem demokratis atau paling tidak semi demokrasi dalam arti negara muslim tersebut hanya memberikan setengah kebebasan. Ini karena dari 39 negara-negara Muslim, termasuk yang memiliki konstitusi dalam pengertian modern seperti Turki, Maroko, Kuwait, Yordania, Tunisia, Aljazair, Mesir, Syiria, Libanon, Irak, Yaman, Nigeria, dan Senegal dan lain-lain. Indonesia dan Praktek Demokrasi Di Indonesia tampaknya prospek demokrasi cukup baik, bahkan lebih bisa di harapkan. Rakyat dan bangsa Indonesia telah menorehkan sumbangsih mereka dalam sejarah demokrasi di Asia Tenggara. Sebagai salah satu agenda reformasi politik, pada 1999, rakyat Indonesia membuktikan kepada dunia bahwa rakyat dan bangsa Indonesia yang mayoritas Islam telah mampu melaksanakan pemilihan umum yang jujur sepanjang 30 tahun, kemudian rakyat dan bangsa Indonesia juga membungkam keragu-raguan dunia soal kesanggupan rakyat dan bangsa Indonesia melaksanakan pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung dengan jumlah pemilih terbesar dalam sejarah manusia yaitu 117 juta penduduk Indonesia secara bebas memilih. Tampaknya proses demokrasi yang sedang berlangsung di Indonesia dapat dilihat dari beberapa indikasi seperti : 1. Fungsi kontrol parlemen kepada pemerintah sudah bekerja cukup baik 2. Penerapan sistem Multi partai 3. Adanya kebebasan pers dan kebebasan akademik 4. Munculnya kelompok menengah yang berpendidikan dan kritis 2015 12 AGAMA ISLAM Drs. SUMARDI, M. Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Di Indonesia muncul dukungan dari kaum intelektual muslim terhadap penerapan demokrasi di Indonesia diantaranya seperti alm Nurcholish madjid, Abdurrahman Wahid dan Amien Rais. Sebagai intelektual Muslim yang berpikir demokratis mereka senantiasa melhat ide-ide dan pencapaian demokrasi dengan merujuk pada ayat-ayat Al-Qur’an dan tradisi Nabi Muhammad, bukan melihat Islam hanya sebatas suatu ajaran ibadah biasa tetapi sebagai inspirasi yang bernilai yang harus diimplementasikan. Mereka berpandangan bahwa, demokrasi merupakan barang kaum muslimin yang hilang beberapa waktu. Kenyataan itulah yang membuat Anders Uhlin berkesimpulan bahwa Islam di Indonesia khususnya bukanlah ancaman bagi demokrasi, tetapi justru menumbuhkembangkan demokrasi. Ia melihat demokrasi sebagai nilai-nilai yang bukan hanya milik Barat, tetapi juga milik Islam. Dukungan masyarakat yang relatif besar terhadap demokrasi. Paling tidak berdasarkan hasil sebuah penelitian bahwa sekitar 71% masyarakat Indonesia yang setuju bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan terbaik. KAJIAN KASUS: DUKUNGAN UMAT ISLAM MENSUKSESKAN PEMILU Indonesia Melangkah Lebih Percaya Diri... Kemampuan Indonesia menyelenggarakan tiga kali pemilihan umum dalam satu tahun, termasuk pemilihan presiden secara langsung tahun 2004, yang berjalan aman, lancar dan damai memang memberikan berkah yang besar pada tampilan Indonesia di mata dunia. Bangsa Indonesia kini bisa berbangga karena mampu menunjukkan kepada dunia bahwa rakyat Indonesia sudah mampu berdemokrasi dengan baik, jauh lebih baik dari kebanyakan negara berkembang di kawasan Asia Tenggara, bahkan di seluruh dunia. Menteri Luar Negeri (Menlu) Hssan Wirajuda menguraikan, pencapaian demokrasi itu merupakan aset, sebuah modal yang penting, tetapi tidak secara otomatis mengubah segalanya. “Pencapaian penting dalam hal demokrasi tidak secara langsung mengubah arah kebijakan. Tetapi dari penilaian kami, dengan arah demokrasi yang berkembang baik sebagai aset, kita terjemahkan itu misalnya dalam konteks ASEAN Security Community. Dalam Plan of Action-nya dari enam komponen utama, salah satunya adalah pembangunan masyarakat ASEAN yang demokratis. Itu refleksi dari demokrasi sebagai aset di dalam negeri,” katanya. Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Phillips Jusario Vermonte, berpendapat bahwa pemilihan umum (pemilu) yang demokratis itu memang merupakan basis yang penting bagi 2015 13 AGAMA ISLAM Drs. SUMARDI, M. Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id diplomasi Indonesia. “Indonesia makin dilihat sebagai negara yang demokratis, sukses dengan transformasi politiknya yang berlangsung dengan cara yang damai dan dewasa. Ini menjadi basis penting bagi diplomasi Indonesia punya legitimasi kuat untuk mengajak pemerintah dan rakyat negeri itu melaksanakan transformasi politik secara damai, sebagaimana kita melakukannya. Ini akan memberikan sumbangan besar bagi perdamaian dunia,” ungkapnya. Diplomat senior Ali Alatas, mengatakan partisipasi umat Islam sangat signifikan menunjang keberhasilan proses demokratisasi sehingga menimbulkan Citra baru yang positif tentang Indonesia dimata dunia. Membangun sebuah Citra baru yang lebih baik dari sebelumnya tentulah bukan upaya yang mudah. Dalam bisnis, perusahaan yang terpuruk karena melakukan kesalahan dalam aktivitasnya biasanya berusaha meraih pencitraan baru itu melalui brand-image yang baru, serta beriklan yang sangat gencar untuk mengampanyekan Brand-image yang baru tersebut. Pemilu demokratis yang sukses diselenggarakan jelas memberikan suatu Band-image yang baru. Tetapi, bagaimana pengaruhnya sangat bergantung pada “produk/jasa” yang disajikannya, serta kesesuaian antara brand-image yang diiklankan secara gencar itu dan realitas dilapangan. Bagaimana posisi Indonesia di tengah perubahan dunia yang sangat cepat? Menurut Phillips, Indonesia tidak mempunyai pilihan lain selain semakin menjadi lebih kreatif untuk memberikan ideide dan lebih argumentatif dalam menawarkan ide-ide tersebut. Dengan menjalankan peran yang aktif seperti itu, Indonesia pun akan ikut berperan dalam perubahan dunia sehingga juga tidak terkagetkaget melihat dan menyikapi berbagai perubahan yang cepat itu. 2015 14 AGAMA ISLAM Drs. SUMARDI, M. Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2015 15 AGAMA ISLAM Drs. SUMARDI, M. Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka 2015 16 AGAMA ISLAM Drs. SUMARDI, M. Pd Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id