MODUL PERKULIAHAN ETIKA Membangun Masyarakat Islam Modern Fakultas Program Studi Ilmu Komputer Informatika Tatap Muka Kode MK 11 Dr. Rais Hidayat Abstract Islam dan Demokrasi Disusun Oleh Kompetensi Memahami tradisi islam dalam demokrasi Menjelaskan pelaksanaan praktek demokrasi di madinah sebagai contoh pelaksanaan demokrasi dalam islam Menguraikan implementasi demokrasi islam dalam bentuk kerkehidupan sosial kemasyarakatan Menjelaskan pandangan islam tentang pluralisme dan perlunya menghormati keberadaan sebagai rahma Allah Menjelaskan pandangan Islam tentang kedudukan wanita dan isu bias gender dalam ekhidupan sehari-hari Memahami pelaksanaan demokrasi pada Negara-negara Islam Pengantar: Tradisi Demokrasi Dalam Islam Baik dari kalangan non-muslim yang menilai bahwa tidak terdapat konflik antara islam dan demokrasi dan mereka ingin melihat dunia islam dapat membawa perubahan dan transformasi menuju demokrasi. Realitasnya adalah bahwa islam tidak hanya kompatibel dengan aspek-aspek definisi atau gambaran demokrasi diatas, tetapi yang lebih penting lagi, aspek-aspek tersebut sangat esensial bagi islam. Apabila kita dapat melepaskan diri dari ikatan label dan semantik, maka akan kita dapatkan bahwa pemerintahan islam, apabila disaring dari semua aspek yang korelatif, memiliki setidaknya tiga unsur pokok yang berdasarkan pada petunjuk dan visi Al-Qur’an di satu sisi dan presiden Nabi dan empat Khalifah sesudahnya (Khulufa al-Rayidin) disisi lain. Praktek Demokrasi Di Madinah Dalam ajaran tauhid, setiap orang harus tunduk kepada Allah, bukan kepada manusia. Manusia bukanlah sumber kebenaran melainkan tidak lebih dari hamba-Nya semata. Oleh karena itu bagi elite-elite mekah, ajaran Nabi Muhammad mengancam kekuasaan dan ekonomi yang mereka miliki dan sudah terbangun. Terdapat beberapa upaya Nabi Muhammad dalam menyelesaikan perseturan diinternal suku di Madinah dan eksternal Madinah secara demokratis seperti: 1. Nabi Muhammad menjadikan institusi masjid sebagai wadah memperkenalkan ikatan berdasarkan agama (ukhuwwah islamiyah), mengantikan ikatan lama yang berdasarkan suku dan keturunan. Nabi membentuk masyarakat sosial yang berdasarkan pada soldaritas sesame muslim dan kesetiaan pada wahyu. Nabi mempersudarakan kaum muslimin mekakkah yang hijrah (Muhajirin) dan kaum muslim madinah yang membantu (anshor). Nabi telah mempersekutukan kekuatan bangsa arab di bawah landasan dan motivasi keimanan, yang karena itulah dalam tahap sejarah kemudian bangsa arab menjadi terhormat, padahal sebelumnya mereka sebagai bangsa yang terbelakang didunia. 2. Setelah melakukan kontrak sosial pertama sesama warga madinah, kemudian Nabi memperluas kontraknya melalui penyelenggaraan perjanjian dengan warga Kota Madinah di luar kaum muslimin, yaitu kaum yahudi. Perjanjian tersebut dinamakan piagam madinah yang ditunjukan kepada kaum muhajirin, kaum ansor, dan kaum yahudi. Ada dua landasan bagi kehidupan bernegara yang diatur dalam piagam madinah, yaitu: a) Semua pemeluk islam adalah satu umat walaupun berbeda suku b) Hubungan antara masyarakat muslim dan nonmuslim didasarkan pada prinsip: i. Bertetangga baik ii. Saling membantu dalam menghadapi musuh bersama iii. Membela mereka yang teraniaya iv. Menasehati v. Menghormati kebebasan beragama Keperdulian Sosial Nabi Muhammad Cerminan Sikap Berdemokratis Menelaah karakter dan pribadi Nabi Muhammad SAW kita akan mendapati keteladanan tiada tara. “Nabi juga tidak pernah memperlakukan sesorang dengan hak-hak istimewa hingga yang bersangkutan melebihi yang lain. Beliau tidak duduk di singgasana atau ditempat duduk paling atas dalam majelisnya. Bila berpergian, beliau naik kendaraan tanpa upacaraupacara khusus. Apabila beliau menerima hadiah, beliau memberikan kelebihan kebutuhan pokoknya pada orang miskin. Sedangkan beliau sendiri kekuarangan. Istrinya Aisnyah mengatakan “perut beliau tidak pernah kenyang.” Nabi juga seorang penyantun dan penyayang “dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”” (Al-Qalam:4). Pandangan Pluralisme Dalam Islam Mohammed Arkoun seorang intelektual muslim tekemuka dari aljazair, menyatakan, islam akan meraih kejayaannya jika umat islam membuka diri terhadap pluralisme pemikiran, seperti pada masa awal islam sehingga abad pertengahan. Pluralisme bisa dicapai bila pengaman agama dilandasi paham kemanusiaan, sehingga umat islam bisa bergaul dengan siapa pun. Dengan menjaga tradisi pemikiran pluralisme, seseorang akan tetap menjadi kritis. Pemahaman kepada konsep pluralisme inilah yang hilang dalam islam. Islam harus mempertahankan kebebasan bagi setiap muslim untuk berpartisipasi dalam ijtihad. Pemahaman ini penting untuk membangun demokrasi di negara-negara islam dan untuk memulihkan kembali kebebasan berfikir dalam islam. Pandangan Islam Terhadap Wanita Mendiskusikan pandangan islam tehadap peran dan kedudukan tak akan dapat di lepaskan dari pandangan Al-Qur’an sebagai petunjuk dari Allah yang lugas memaparkan hak asasi perempuan dan laki-laki yang sama, hak itu meliputi hak dalam beribadah, keyakinan, pendidikan, potensi spiritual, hak sebagai manusia, dan eksistensi menyeluruh pada hampir semua sektor kehidupan. Namun bergantilah era represif masa pra-islam berlalu dengan kedatangan islam yang mengembalikan perempuan sebagai manusia utuh setelah mengalami hidup dalam kondisi mengenaskan tanpa kredibilitas apapun dan hanya sebagai komoditi tanpa nilai. Penghargaan islam atas eksistensi perempuan ditauladankan dalam sisi-sisi kehidupan Nabi Muhammad SAW. Terhadap istri-istri beliau, anak maupun hubungan beliau dengan perempuan di masyarakatnya. Pelaksanaan Demokrasi Di Dunia Muslim Demokrasi akan melahirkan sebuah tatanan pemerintahan yang lebih kuat atas dasar legitimasi populis dari rakyat, yang akan memberi kontribusi terhadap proses pembangunan di bidang lain: ekonomi, sosial, dan budaya. Keyakinan ini bahkan sudah menjadi kebenaran yang bersifat faktual, yang dalam banyak hal memang tak terbantahkan. Kitapun menyaksikan betapa sepanjang abad ke-20, fenomena gerakan demokratisasi telah menjadi gejala dunia dan merupakan puncak pencapaian tertinggi ketika satu demi satu sebuah negara dengan system politik totaliter berguguran dan berganti dengan system politik demokrasi. Menurut sebuah survey, sebanyak 81 negara di dunia (29 disub-sahara afrika, 23 di eropa, 14 di amerika latin, 10 di asia, dan 5 diarab) sedang berada dalam masa transisi menuju demokrasi (human development report, 2002). Tampaknya proses demokrasi yang sedang berlangsung di Indonesia dapat dilihat dari beberapa indikasi seperti : 1. Fungsi kontrol parlemen kepada pemerintah sudah bekerja cukup baik 2. Penerapan system multi partai 3. Adanya kebebasaan pers dan kebebasan akademik 4. Memunculnya kelompok menengah yang berpendidikan dan kritis Daftar Pustaka 1. Agustian. A.g. 2001.ESQ Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spritirual . Agra. Jakarta. 2. Al-Hufiy, A. M. 2000. Keteladanan Akhlak Nabi Muhammad SAW. Setia Pustaka. Bandung. 3. Al-Sya’rani, A A. 2004. 99 Akhlak Sufi: Menneliti jalan surge bersama orang-orang ssuci. Mizan Media Uta,a. BANDUNG. 4. Departemen Agama. 1971. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Departemen Agama. Jakarta. 5. Sanusi A. 2006. Jalan kebahagiaan. Gema insani press. Jakarta. 6. Srijanti, Dkk, 2009, Edisi ke dua, “Etika Membangun Masyarakat Islam”, Graha Ilmu.