MODUL PERKULIAHAN Entrepreneurship and Innovation Management Business and Product Life Cycle Fakultas Program Studi Pasca MM Tatap Muka 13 Kode MK Disusun Oleh 35007 Cecep Winata Abstract Kompetensi Life cycle produk perlu dikuasai untuk memahami keadaan produk dipasar apakah sedang tumbuh atau menurun Diharapkan mahasiswa mampu memahami kondisi produk dipasar untuk melakukan strategi yang tepat Pembahasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan dunia bisnis semakin cepat. Kemampuan satu perusahaan untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumennya merupakan satu tantangan yang harus dihadapi oleh setiap organisasi bisnis manapun. Sejalan dengan kebutuhan masyarakat yang makin meningkat, maka persaingan antar perusahaan semakin meningkat tajam. Perusahaan berlomba-lomba untuk menawarkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan dapat memberikan tingkat kepuasan tertentu bagi konsumennya. perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan. Selain itu perusahaan juga ingin memberikan kepuasan kepada konsumen atas sesuatu yang di produksinya, karena kepuasan konsumen menjadi tolak ukur dari keberhasilan perusahaan dalam dalam menghasilkan sesuatu yang berkualitas, dan yang diinginkan oleh konsumen. Untuk itu dalam satu perusahaan harus mengetahui siklus kehidupan atau disebut dengan life cycle, agar dapat membuat satu produk yang baik dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Seperti halnya dengan manusia, satu produk juga memiliki siklus atau daur ulang. Siklus hidup produk atau disebut juga life cycle ini yaitu satu grafik yang menggambarkan riwayat produk sejak diperkenalkan sampai dengan ditarik dari pasar. Tahap-tahapan life cycle digolongkan menjadi introduction, growth, maturity dan decline. 1.2 RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah dalam makalah ini, antara lain: 2015 2 Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1. Bagaimana business life cycle? 2. Bagaimana product life cycle? 3. Bagaimana strategi product life cyle? 1.3 TUJUAN Tujuan dari makalah ini, antara lain: 1. Menjelaskan mengenai business life cycle 2. Menjelaskan mengenai product life cycle 3. Menjelaskan mengenai strategi product life cycle 1.4 MANFAAT Life cycle merupakan perjalanan penjualan dari satu produk dalam masa hidupnya, siklus ini merupakan konsep penting dalam pemasaran yang memberikan pemahaman tentang dinamika satu produk yang kompetitif. Manfaat dari pembelajaran ini, antara lain: 1. Mampu mengetahui bahwa produk memiliki masa hidup yang terbatas sehingga kita bisa melakukan antisipasi. 2. Mengetahui pada tahapan mana produk kita dapat mengatisipasi masalah yang berbeda-beda pada penjualan produk di setiap tahapan life cycle. 3. Mengetahui strategi pemasaran, keuangan, pembuatan, pembelian, dan SDM yang berbeda setiap tahapan. 2015 3 Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id BAB II PEMBAHASAN 2.1 Business Life cycle Sebuah proses pasti memiliki siklus hidup (lifecycle), termasuk juga sebuah bisnis atau perusahaan. Sebuah perusahaan harus memperhatikan untuk dapat bertahan di pasaran, menciptakan peluang bisnis, dan bertahan dari ancaman pesaing. Untuk dapat menangkap pasar, bisnis harus melalui program dan kebijakan yang membantu untuk mendapatkan popularitas ketat. Dengan diperkenalkannya bisnis di pasar, 2015 4 Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id penting untuk dapat mengimplementasikan perencanaan yang tepat demi pertumbuhan dan perkembangannya. Bisnis menetapkan sendiri pedoman dan proses yang dirancang untuk dapat berfungsi secara efisien. Namun, secara umum bisnis apapun akan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti permintaan dan penawaran, kepercayaan konsumen, ketersediaan modal, dan lain-lain. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi bisnis sehingga mengalami kenaikan dan penurunan berkala. Pada dasarnya ada empat fase yang berbeda dalam siklus hidup dari bisnis apapun, yaitu: fase awal, fase pertumbuhan, fase kemajuan (puncak) dan fase kemunduran. 1. Fase Awal Business Life Cycle Fase pertama adalah masa awal. Banyak kebijakan yang harus dibingkai dalam fase awal ini. Dapat disebut juga sebagai fase ekspansi karena bisnis sedang berusaha untuk memiliki tempat di pasar. Pemilik usaha berusaha membangun identitas merek mereka dan menghasilkan loyalitas pelanggan. 2. Fase Pertumbuhan Business Life Cycle Kemudian memasuki tahap selanjutnya, yaitu fase pertumbuhan. Pada tahap ini ditandai kenaikan permintaan konsumen dan kebutuhan akibat input yang meningkat dalam produksi, manufaktur, dan operasi umum. Pada bagian ini beberapa hal yang harus ditangani antara lain: peningkatan permintaan, peningkatan pendapatan, kompetisi yang tinggi, iklan di Internet, kebijakan baru, dan penciptaan loyalitas pelanggan. 3. Fase Puncak Business Life Cycle Jika pertumbuhan terus terjadi secara signifikan, maka bisnis dapat meraih fase puncak, dimana bisnis mulai memasuki titik kematangan dan kemapanan di pasar. 2015 5 Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Basis pelanggan, investor, dan jaringan bisnis penting lainnya harus diatur pada saat ini. Namun, pemasaran yang intensif adalah suatu keharusan untuk meningkatkan posisi pasar secara keseluruhan, atau setidaknya mempertahankan posisi pasar saat ini. Ini adalah fase di mana perusahaan akan ingin mengembangkan cabang ke usaha lain dan mencoba inovasi produk. 4. Fase Kemunduran Business Life Cycle Fase selanjutnya adalah fase kemunduran. Sebelum suatu bisnis benear-benar mengalami kemunduran, ada fase resesi yang biasanya juga dilewati, yaitu masa di mana penjualan pasar mengalami penurunan bisnis. Bisa ada banyak faktor yang bertanggung jawab untuk degradasi bisnis. Hal ini dapat merupakan kebijakan pemerintah, pesaing baru yang kuat, masalah ketenagakerjaan, atau kondisi yang tidak menguntungkan lainnya. Pada tahapan ini perusahaan harus berjuang untuk menjaga pasar. Beberapa hal yang akan terlewati dalam tahap ini adalah: penurunan permintaan, kerugian dalam penjualan, penghasilan yang menurun, hilangnya pangsa pasar, dan kompetisi yang kuat. Jika fase resesi tersebut tidak dapat diselesaikan, maka akan mengalami fase kemunduran atau penurunan, yaitu saat bisnis mencapai titik terendah dalam hal pangsa pasar dan penjualan. Harga dan keuntungan mulai jatuh, penjualan berkurang, serta permintaan konsumen dan tingkat kepercayaan tetap rendah. Persaingan tinggi di pasar menyebabkan kejatuhan bisnis. Fitur yang ada pada umumnya adalah: pendapatan terendah, hilangnya kepercayaan pelanggan, pengangguran yang tinggi, pemotongan biaya dan pengurangan, dan kejatuhan di pasar. 2015 6 Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Keempat tahapan siklus bisnis bisa dialami oleh setiap bisnis, besar atau kecil, meski tidak harus dalam urutan yang sama. Kadang-kadang bisnis berkembang dan keuntungan keuntungan maksimal, sementara pada bisnis menghadapi krisis besar pula. 2.2 Product Life cycle Selain siklus hidup bisnis, ada pula siklus hidup produk yang memiliki tahapan serupa. Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya dengan manusia dan bisnis, suatu produk juga memiliki siklus atau daur hidup. Siklus Hidup Produk (Product Life cycle) ini yaitu suatu grafik yang menggambarkan riwayat produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar. Siklus Hidup Produk (Product Life cycle) ini merupakan konsep yang penting dalam pemasaran karena memberikan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk. Konsep ini dipopulerkan oleh levitt (1978) yang kemudian penggunaannya dikembangkan dan diperluas oleh para ahli lainnya. Ada berbagai pendapatan mengenai tahap – tahap yang ada dalam Siklus Hidup Produk (Product Life cycle) suatu produk. Ada yang menggolongkannya menjadi introduction, growth, maturity, decline dan termination. Sementara itu ada pula yang menyatakan bahwa keseluruhan tahap – tahap Siklus Hidup Produk (Product Life cycle) terdiri dari introduction (pioneering), rapid growth (market acceptance), slow growth (turbulance), maturity (saturation), dan decline (obsolescence). Meskipun 2015 7 Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id demikian pada umumnya yang digunakan adalah penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu introduction, growth, maturity dan decline. Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat tahap, yaitu : 1. Tahap perkenalan (introduction) pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru (betul-betul baru) Karena masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus agfesif dan menitikberatkan pada merek penjual. Di samping itu distribusi barang tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah. 2. Tahap pertumbuhan (growth) Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga jualnya. 3. Tahap kedewasaan (maturity) Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan perlu 2015 8 Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id memperkenalkan produknya dengan model yang baru. Pada tahap kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk menghadapi persaingan. 4. Tahap kemunduran (decline) Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh menurun.Apabila barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru, maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas. Altematif-alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan menurun antara lain: a. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya). b. Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program produksinya agar lebih efisien. c. Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik. d. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang sudah ada. e. Meninggalkan sama sekali barang tersebut. 2.3 Strategi Product Life cycle Pada sub bab ini, kami akan membahas strategi yang dapat kita lakukan di tiap-tiap tahap product lifecyle, diantaranya: 1. Tahap Perkenalan (Introduction) 2015 9 Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Strategi peluncuran cepat (rapid skimming strategi), yaitu pada saat peluncuran produk baru pada harga tinggi dengan tingkat promosi yang tinggi. Pada tahap ini perusahaan berusaha menetapkan harga tinggi untuk memperoleh keuntungan yang akan digunakan untuk menutup biaya pengeluaran dan pemasaran. Strategi peluncuran lambat (slow skimming strategi), yaitu peluncuran produk baru dengan harga tinggi dan sedikit promosi. Harga tinggi untuk memperoleh keuntungan sedangkan sedikit promosi untuk menekan biaya pemasaran. Strategi penetrasi cepat (rapid penetration strategi), merupakan peluncuran produk pada harga yang rendah dengan biaya promosi yang besar. Strategi ini menjanjikan penetrasi pasar yang paling cepat dan pangsa pasar yang paling besar. Strategi penetrasi lambat (slow penetration strategi), merupakan peluncuran produk baru dengan tingkat promosi rendah dan harga rendah. Harga rendah ini dapat mendorong penerimaan produk yang cepat dan biaya promosi yang rendah. 2. Tahap Pertumbuhan (Growth) Selama tahap pertumbuhan perusahaan meggunakan beberapa strategi untuk mempertahankan pertumbuhan pasar yang pesat selama mungkin dengan cara: Meningkatkan kualitas produk serta menambahkan keistimewaan produk baru dan gaya yang lebih baik. Perusahaan menambahkan model-model baru dan produk-produk penyerta (yaitu produk dengan berbagai ukuran, rasa, dan sebagainya yang melindungi produk utama). 2015 10 Perusahaan memasuki segmen pasar baru. Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran distribusi yang baru. Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk (product awareness advertising) ke iklan yang membuat orang memilih produk (product preference advertising). Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitive terhadap harga dilapisan yang berikutnya. 3. Tahap Kedewasaan (Maturity) Perusahaan meninggalkan produk mereka yang kurang kuat dan lebih berkonstentrasi pada produk yang lebih kuat. Memodifikasi pasar dimana perusahaan berusaha untuk memperluas pasar mereka. Perusahaan mencoba menarik konsumen yang menggunakan produk mereka. Menggunakan future improvement yang bertujuan untuk menambah keistimewaan dari segi kegunaan, keamanan atau kenyamanan produk. Strategi defensive, dimana perusahaan mempertahankan pasar dan hasil strategi ini dapat digunakan untuk memodifikasi bauran pemasaran. Strategi peningkatan mutu yang bertujuan meningkatkan kemampuan produk. Strategi perbaikan model yang bertujuan untuk meningkatkan daya tarik estetika produk. Menggunakan take off strategi. Strategi ini dapat memperbarui pertumbuhan pada saat produk masuk dalam kematangan. 4. Tahap Penurunan (Decline) 2015 11 Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Menambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi persaingan yang baik. Merubah produk atau mencari manfaat baru pada produk. Mencari pasar baru. Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian dalam industry dapat diatasi. Mengurangi ivestasi perusahaan secara selektif dengan cara meninggalkan konsumen yang kurang menguntungkan. 2.4 Harvesting strategi untuk mewujudkan pengembalian uang tunai secara cepat. Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual asset perusahaan. Tahapan Kewirausahaan Menurut Prof. Dr. J. Winardi, SE. dalam bukunya yang berjudul Entrepreneur & Entrepreneurship ada empat tahapan perkembangan yang bersifat khas sebelum perusahaan mencapai kedewasaan sebagai sebuah perusahaan yang mapan dan berhasil. Adapun tahapan tersebut, antara lain: 1. Tahapan awal Para entrepreneur merencanakan usaha tersebut dan melaksanakan usaha tersebut dan melaksanakan pekerjaan awal mencapai sumber daya dan melaksanakan pengorganisasian. Selama fase inisial ini, ide-ide kreatif berkembang, hingga titik di mana mereka dianggap sebagai hal yang secara komersial layak diterapkan. Para entrepreneur yakin bahwa ide-ide mereka layak diterapkan (feasible) dan mereka dibayangi oleh visi-visi tentang perusahaan mereka. Banyak entrepreneur tanpa pikir panjang segera terjun ke dalam bisnis tersebut pada tahapan ini dengan berpedoman ada pemeo yang menyatakan bahwa”…para 2015 12 Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id entrepreneur mencari celah dan kemudian menutupnya”, tapi kurang persiapan seringkali menyebabkan timbulnya kegagalan-kegagalan. Memang menemukan sebuah celah dan kemudia menutupnya penting, tetapi ia jarang cukup untuk meraih keberhasilan. Konsep bisnis diidentifikasi Para entrepreneur perlui menyusun rencana usaha mereka secara cermat, hal mana didasarkan atas jawaban pertanyaan:…”apa yang ingin saya capai dengan perusahan tersebut?”. Sebuah studi tentang pasar produk diselesaikan Orang perlu melaksanakan suatu riset fragmatik guna mengetahui apakah suatu produk atau jasa layak diproduksi atau tidak. Hal tersebut dapat menyebabkan perlunya dilaksanakan riset pasar yang kompleks dan pengembangan produk, tetapi hal tersebut bersifat esensial sebelum bisnis baru tersebut dimulai. Terlampau sering terlihat dalam kenyataan, bahwa para entrepreneur memulai usaha mereka tanpa menyisihkan waktu dan upaya untuk melaksanakan riset tersebut. Sebuah rencana finansial dirumuskan Walaupun banyak usaha baru dibiayai melalui tabungan priobadi dan uang dakan celengan diperluakn, adanya tambahan modal untuk setiap usaha penting untuk melaksanakan pertumbuhan inisial. Arus uang awal sangat diperlukan melalui apa yang dinamakan pinjaman-pinjaman jangka pendek, kredit hipotik, dan investasi oleh anggota-anggota keluarga. Sewaktu usaha yang bersangkutan berkembang, maka perlu disusun sebuah rencana untuk mendapatkan pinjaman-pinjaman dalam jumlah besar dan modal besar. Cukup banyak perusahaan memerlukan masa perkembangan awal 2015 13 Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id berjangka panjang, hingga untuk itu diperlukan apa yang dikenal sebagai “uang benih” (seed money) untuk misalnya penelitian laboratorium. Maka oleh karenanya memiliki sebuag rencana finansial sebelum suatu usaha didirikan merupakan hal yang sangat krusial. Direncanakan kegiatan-kegiatan pendahuluan (pre start-up activities) Apabila kita merumuskan tahapan kegiatan pendahuluan sebagai sebuah periode, yang mendahului upaya-upaya untuk menimbulkan penjualan, maka ia merupakan sebuah tahapan yang serupa dengan seorang pelari olimpiade yang sedang mempersiapkan diri dalam perlombaan yang akan diadakan. Sang pelari, seperti halnya sang entrepreneur menyusun rencana, melatih diri, mengembangkan strategi-strategiui, mencari sponsor dan secara fisikal serta mental ia menyiapkan dirinya untuk berlari. Sesaai sebelum lomba lari dimulai, sang pelari memasukkan kakinya ke dalam blok-blok yang disediakan dan ia menunggu aba-aba untuk berlari. Seperti halnya pelari demikian, seorang entrepreneur harus mengkomit dirinya untuk melaksanakan serangkaian tindakan sebelum kejadian diawali; ia harus menciptakan hubungan-hubungan dengan para rekanan, mendapatkan sebuah lokasi bisnis, mempekerjakan sejumlah karyawan inti, mempersiapkan promosi inisial, dan membentuk sistem administrative. Kegiatan-kegiatan tersebut memang bevariasi sesuai dengan sifat dari bisnis yang bersangkutan, tetapi mereka semua bersifat esensial. 2. Tahapan dimulainya usaha 2015 14 Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Periode inisial perusahaan, di mana para entrepreneur harus memposisikan usaha tersebut pada sebuah pasar dan melaksanakan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan guna mempertahankan kelangsungan usaha. Tahapan dimulainya usaha pada intinya merupakan sebuah tahapan “inkubasi”, dimana ide-ide dicarikan. Tetapi perusahaan yang terencana dengan baik pada titik tidak langsung melaksanakan kegiatan dengan skala penuh karena sang entrepreneur masih terlibat dalam riset tentang produk dan pasar. Hanya sumber-sumber daya terbatas dialokasi kepada proyek yang bersangkutan dan hanya sedikit orang yang terlibat di samping mereka yang mendeterminasi feasibilitas bisnis tersebut. Sesungguhnya bisnis yang bersangkutan dapat dihentikan, andaikata situasi dan kondisi yang berkembang menunjukkan bahwa ide yang ada tidak feasible atau tidak tepat waktu. Para investor inisial melihat gelagat yang berkembang dan mereka beralih ke bidang usaha lain. Patut disayangkan bahwa para entrepreneur yang tidak melaksanakn perencanaan dengan cermat selama fase diawalinya kegiatan usaha seringkali menghadapi sejumlah kesulitan potensial, dan oleh karena mereka lebih banyak beroperasi berdasarkan impulas daripada rencana, maka mereka menghadapi kemungkinan jatuh bangkrut. 3. Tahapan pertumbuhan awal Periode di mana terjadi perkembangan dan pertumbuhan, sewaktu perusahaan ybs. mengalami perubahan besar di pasar-pasar, bidang keuangan dan pemanfaatan sumber daya. 2015 15 Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Setelah diputuskan bahwa proyek tersebut layak diterapkan maka kegiatian tahap selanjutnya menyebabkan perusahan yang bersangkutan menjadi operasional penuh. Andaikata perusahaan tersebut direncakan dengan baik, maka operasi-oerasi akan dimonitor dengan cermat dan kegiatan-kegiatan akan dilaksanakan dalam batasbatas kemampuan sumber daya perusahaan tersebut. Para manajer dan para karyawan akan berada dalam suasana dan situasi sedang belajar dan mereka dapat menguji kemampuan-kemampuan serta produkproduk mereka di pasar-pasar rela. Salah satu tujuan tipikal operasi-operasi pada tahapan ini adalah mencapai situasi titik impas (break event-point), sambil menajamkan strrategi-strategi pertumbuhan. 4. Tahapan pertumbuhan kemudian Evolusi sebuah usaha yang berkembang menjadi sebuah perusahaan dengan pesaing aktif di dalam sebuah industry yang mapan, di mana manajemen professional menjadi lebih penting dibandingkan dengan semangat entrepreneur. Tim-tim manajemen professional menggantikan upaya entrepreneurial individual dan rentang penuh perencanaan, memimpin dan pengawasan menjadi krusial untuk pertumbuhan kemudian. Ini merupakan tahapan transisi kritikal bagi sang entrepreneur. Perusahaan yang bersangkutan kembali lagi menjadi calon untuk diakuisisi dan sang entrepreneur kehilangan hak uperusahaan tersebut melalui pembiayaan secara publik. 5. Krisis dalam pengambangan usaha Masing-masing tahapan pengembangan menimbulkan tantangan serta risiko baru. Banyak diantara hal tersebut dapat diramalkan akan terjadi menurut pengamatan sejumlah pengamat bisnis mengalami aneka macam krisis dalam bidang manajemen, sewaktu mereka berupaya membawa usaha mereka ke keberhasilan. 2015 16 Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Misalnya pada fase dimulainya usaha baru tersebut, para entrepreneur menghadapi krisis perencanaan. Mereka memerlukan kesabaran dan ketrampilan untuk secara berhati-hati mengambangkan rencana-rencana sebelum memutuskan sumber-sumber daya ke usaha yang bersangkutan. Jika mereka menyusun rencana dengan baik, maka krisis yang dihadapi dapat diatasi, tetapi apabila mereka melanjutkan usaha mereka secara membabi buta, mereka akan mempercepat munculnya krisis baru, yakni krisis arus uang (cash-flow crisis). Sewaktu fase dimulai usaha tersebut, diperlukan dana-dana untuk melaksanakan pengujian produk-produk dan pasar-pasar. Modal yang diperlukan merupkaan uang yang beresiko tinggi (high risk money)yang dikenal dengan istilah modal benih (seed capital). Para investor besart kemungkinan kehilangan uang mereka pada fase ini dibandingkan dengan fase lain perkembangan usaha yang bersangkutan. Dana-dana berupa uang juga diperlukan sewaktu usaha yang bersangkutan mengalami pertumbuhan, dan hal tersebut menyebabkan timbulnya krisis modal (capital crisis), yang merupakan ciri khas perusahaan-perusahaan yang makin membesar dan makin kompleks. Kriris manajemen (management crisis) mungkin jauh lebih penting dibandingkan dengan krisis modal. Jika sebuah produk “sehat”, maka aka nada investor yang bergairah untuk menyediakan modal untuk membiayai pertumbuhan usaha yang bersangkitan. Tetapi, jika manajemen meragukan, sekalipun produk yang dihasilkan merupakan produk unggul hal tersebut tidak mungkin menarik modal dari para investor.tahapan pertumbuhan awal atau dini, memerlukan kepemimpinan individual, dinamik. 2015 17 Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Sebuah ide”A” yang ditonjolkan oleh seorang entrepreneur “D” siap untuk diimitasi oleh seorang pesaing yang bergairah yang memiliki bakat manajerial untuk mengkomersialisasinya. Sewaktu perusahaan yang bersnagkutan mengalami pertumbuhan, maka sang entrepreneur perlu membuat suatu transisi (beralih) ke manajemen professional. Pada tahapan ini, ditekankan kegiatan perencanaan – pengorganisasian – memimpin dan mengawasi. Mungkin krisis yang paling berat yaitu krisis mendelegasi. Kebanyakan entrepreneur yang telah “membidani” sebuah perusahaan baru dan bersusah payah menumbuhkannya, enggan utnuk membiarkan orang lain menjadi bagian dari pengelolaan bisnis tersebut. Bagi entrepreneur-entrepreneur tertentu hal ini merupakan hal yang mustahil dilaksanakan. BAB III KESIMPULAN Dalam sebuah perusahaan adanya tahap pemasaran Dimana dalam sebuah pemasaran adanya produk yang dibuat oleh satu perusahaan dan dalam pembuatan produk harus diperhatikan produk apa yang harus diperhatikan produk apa yang dibuat dan bagaimana produk itu dapat memuaskan konsumen. Life cycle adalah satu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif satu produk. seperti halnya dengan manusia, satu produk juga memiliki siklus atau life cycle. Ada 4 tahap life cycle yaitu terdiri dari : 1. Tahap Pertumbuhan (introduction) 2. Tahap Pertumbuhan (growth) 3. Tahap Kedewasaan (maturity) 4. Tahap Kemunduran (decline) Siklus ini yaitu satu grafik yang menggambarkan riwayat produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditariknya dari pasar. Siklus ini merupakan konsep yang penting dalam 2015 18 Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id pemasaran karena memberikan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing satu produk. 2015 19 Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Brigham & Houston, 1999, Manajemen Keuangan, Buku Kedua, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta. Gitosudarmo dan Basri, 1992, Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga, Penerbit BPFE Yogyakarta. Kieso & Weygandt, 1995, Akuntansi Intermediate, Edisi Ketutuh, Jilid Pertama, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. 2015 20 Entrepreneurship and Innovation Management Cecep Winata Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id