MODUL PERKULIAHAN Entrepreneurship and Innovation Management Merk, Analisis Industri dan Organization Fakultas Program Studi Program Pasca Sarjana Program Magister Manajemen TatapMuka 10 Kode MK Disusun Oleh 35007 Dr Harry Susilo Abstract Kompetensi Pengertian merk, brand equity,pembuatan merk, Analisis SWOT dan Regulator issues dan perencanaan fasilitas Membuat struktur organisasi dan memahami pengelolaan SDM Mahasiswa Mampu dalam membuat merk,analisis industri,mampu membuat operation plan, dan organization plan Pembahasan Mendesain Merek Branding program akan dapat meningkatkan equitas merk yang kuat, untuk dapat mengarah ke merk yang top og mind, pengusaha sudah mulai memikirkan bagaimana Merk tersebut dapat dikenal oleh masyarakat luas. Misalnya menjadi sponsor pada lomba lari 10 K, dapat meningkatkan awareness dari suatu merk dengan cukup efektif. Merk akan dapat menjadi dna yang unik bagi suatu produk yang dapat memenangkan persaingan bisnis dengan berkelanjutan. Contoh branding Merk di Tokyo Japan (sumber Penulis,2015) 2015 2 Entrepreneurship and Innovation Management Dr Harry Susilo PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id MENGATASI TEKANAN TERHADAP SUMBER DAYA MANUSIA YANG SUDAH ADA Pada umumnya, perusahaan baru belum mampu memiliki departemen sumber daya manusianya sendiri yang dapat mewawancarai, mempekerjakan, dan mengevaluasi pekerja. Kebanyakan keputusan ini merupakan tanggung jawab dari pengusaha dan mungkin satu atau dua pekerja kunci lainnya. Proses dari manajemen sumber daya manusia seharusnya tidak berbeda dari yang telah dibahas sebelumnya pada Bab 9, di mana kita menyoroti beberapa prosedur penting untuk mempersiapkan deskripsi dan spesifikasi kerja bagi para pekerja baru. Beberapa pengusaha menggunakan organisasi tenaga kerja profesional seperti TriNet Employer Group Inc., yang menyelamatkan perusahaan Quinta Corporation yang didirikan oleh Robert Teal di Silicon Valley. Robert telah menemukan bahwa tugas SDM menghabiskan waktu dan biayanya. Bankirnya menyarankan untuk menggunakan TriNet. Setelah meneliti layanan yang ditawarkan TriNet, ia membayar TriNet untuk melakukan sebagian besar tugas sumber daya pengangkatan, manusia penciptaan bagi perusahaan program barunya, tunjangan, termasuk pengupahan, perekrutan, dan bahkan pemecatan. Robert akhirnya mempunyai banyak waktu untuk mengerjakan aspek-aspek lainnya dari perusahaannya yang sedang berkembang itu. Dalam mengembangkan tenaga kerja, pengusaha menghadapi keputusan tentang berapa proporsi dari tenaga kerjanya yang seharusnya permanen dan berapa yang paruh waktu, dan keputusan ini melibatkan banyak pertukaran. Di satu sisi, persentase yang lebih besar dari pekerja paruh waktu berarti biaya tetap yang lebih kecil, yang memberikan fleksibilitas yang lebih besar pada perusahaan dalam menghadapi perubahan dalam lingkungan eksternal. Seiring suatu perusahaan berkembang, perusahaan juga berubah. Mengelola perubahan merupakan tugas yang kompleks, sehingga lebih baik dilakukan dengan gaya manajemen partisipatif. Gaya manajemen partisipatif (participative style of management) adalah gaya di mana pengusaha mengikutsertakan orangorang lain dalam proses pengambilan keputusan. 2015 3 Entrepreneurship and Innovation Management Dr Harry Susilo PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Manajemen Partisipatif: Ada berbagai keunggulan dari menggunakan gaya manajemen partisipatif ketika perusahaan sedang berkembang. Pertama, kompleksitas dari mengembangkan bisnis dan mengelola perubahan meningkatkan permintaan pemrosesan informasi pada pengusaha. Mengikutsertakan orang lain dalam proses pengambilan keputusan merupakan cara untuk mengurangi permintaan tersebut. Kedua, manajer dan pekerja yang mempunyai kualifikasi tinggi merupakan sumber daya yang penting untuk menghasilkan cara-cara baru dalam menghadapi masalah-masalah saat ini. Ketiga, jika pekerja dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, mereka makin siap dan makin termotivasi untuk mengimplementasi keputusan yang diambil. Terakhir, pada kebanyakan budaya, pekerja menikmati tambahan tanggung jawab untuk mengambil keputusan dan berinisiatif. Pada beberapa kasus, gaya manajemen partisipatif akan meningkatkan kepuasan kerja. Beberapa aktivitas berikut dapat dilakukan oleh pengusaha untuk melakukan gaya manajemen yang lebih partisipatif dan secara sukses mengembangkan bisnis. Ciptakan Semangat Tim. Semangat tim meliputi keyakinan dari setiap orang dalam organisasi bahwa mereka melakukan ini “secara bersama-sama” dan dengan cara kerja sama sesuatu yang besar dapat dicapai. Tindakan-tindakan kecil tetapi penting oleh pengusaha dapat menciptakan semangat tim ini. Sebagai contoh, pengusaha harus menciptakan semangat “kita”—bukan semangat “saya”—dalam berbagai rapat dan memo pada pekerja dan juga pada pihak-pihak lainnya yang berkepentingan. Bicara dengan Pekerja. Komunikasi yang sering dan terbuka dengan para pekerja membangun kepercayaan dan mengurangi ketakutan. Sering kali ketakutan akan perubahan yang berhubungan dengan perkembangan perusahaan lebih buruk dari kenyataan perubahan itu sendiri, dan komunikasi akan mengurangi kegelisahan tersebut. Berikan Umpan Balik. pekerja. Umpan Pengusaha harus sering memberikan umpan balik pada balik harus konstruktif sehingga memampukan pekerja meningkatkan kualitas dari tugas tertentu tetapi tidak menyerang orangnya dan menciptakan rasa takut gagal. 2015 4 Entrepreneurship and Innovation Management Dr Harry Susilo PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Delegasikan Beberapa Tanggung Jawab ke Orang Lain. Dengan jumlah tugas bagi pengusaha semakin banyak, ia tidak bisa selalu membuat keputusan manajemen. Para pekerja kunci harus diberikan fleksibilitas untuk mengambil inisiatif dan keputusan tanpa takut gagal. Berikan Pelatihan Berkala bagi Pekerja. Dengan melatih pekerja, pengusaha meningkatkan kemampuan dan kapasitas untuk meningkatkan kinerja mereka pada tugas-tugas tertentu, dan sebagai hasilnya, meningkatkan kesempatan untuk secara sukses mengembangkan perusahaannya. Pelatihan harus mencerminkan gaya manajemen yang baru dengan melibatkan pekerja dalam menentukan topik-topik pelatihan. Mengatasi Tekanan Waktu: Pengusaha selalu dapat menggunakan waktu mereka dengan lebih baik, dan semakin keras mereka berusaha, hal itu semakin memperkaya perusahaan mereka selain juga kehidupan pribadi mereka. Bagaimana seseorang dapat mengatur waktunya secara efektif ? Manajemen waktu (time management) adalah proses meningkatkan produktivitas seseorang melalui penggunaan waktu yang lebih efisien. Pengusaha mendapatkan berbagai keuntungan dari manajemen waktunya secara efektif, beberapa di antaranya sebagai berikut. Meningkatnya Produktivitas. Manajemen waktu membantu pengusaha menentukan tugas-tugas yang paling penting dan memfokuskan perhatiannya untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut secara sukses. Ini berarti bahwa akan selalu ada waktu yang cukup untuk menyelesaikan hal yang terpenting. Meningkatnya Kepuasan Kerja. Meningkatnya produktivitas berarti bahwa lebih banyak tugas penting yang dapat diselesaikan secara sukses, yang kemudian akan meningkatkan kepuasan kerja pengusaha. Kecil kemungkinannya pengusaha akan merasa terbebani dan terdesak oleh berbagai tugas yang berkaitan dengan perkembangan perusahaanya. Meningkatnya Hubungan Interpersonal. Walaupun jumlah waktu yang dihabiskan dengan orang lain dalam perusahaan mungkin pada faktanya menurun melalui manajemen waktu yang lebih baik, waktu yang dihabiskan tersebut akan berkualitas tinggi, membuatnya dapat memperbaiki hubungan dengan yang lain baik di dalam dan di luar perusahaan (termasuk keluarga). Berkurangnya Kegelisahan dan Ketegangan Soal Waktu. Kekhawatiran, rasa bersalah dan emosi lainnya cenderung mengurangi kapasitas pemrosesan informasi 2015 5 Entrepreneurship and Innovation Management Dr Harry Susilo PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id pengusaha, yang dapat menyebabkan penilaian dan keputusan yang kurang efektif. Manajemen waktu yang efektif mengurangi kegelisahan, yang dapat “membebaskan” pemrosesan informasi dan meningkatkan kualitas keputusan pengusaha. Kesehatan yang Lebih Baik. Dengan mengurangi kegelisahan dan ketegangan dan meningkatkan produktivitas, kepuasan kerja, dan hubungan dengan orang lain, ketegangan psikologis dan fisiologis pada pikiran dan tubuh akan berkurang, sehingga kesehatannya lebih baik. Manajemen waktu juga meliputi penjadwalan waktu untuk makan dan berolahraga. Kesehatan yang baik dan energi yang dibawanya sangatlah vital bagi pengusaha dalam mengembangkan bisnisnya Pengusaha dapat mengembangkan manajemen waktu yang baik dengan cara mengikuti enam prinsip dasar berikut : Prinsip Keinginan. Prinsip keinginan (principle of desire) mengharuskan pengusaha menyadari bahwa dirinya adalah pembuang waktu, bahwa waktu adalah sumber daya yang penting, dan ada kebutuhan untuk mengubah sikap pribadi dan kebiasaan yang terkait dengan alokasi waktu. Jadi manajemen waktu bergantung pada ketekunan pengusaha, disiplin dirinya sendiri, dan motivasi untuk mengoptimalkan waktunya. Prinsip efektivitas (principle of effectivity) mengharuskan pengusaha untuk fokus pada hal-hal yang paling penting, bahkan ketika dalam tekanan. Kapan pun memungkinkan, pengusaha harus mencoba menyelesaikan setiap tugasnya dalam satu sesi, yang berarti dibutuhkan alokasi waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas. Prinsip analisis (principle of analysis) menyediakan informasi bagi pengusaha tentang bagaimana waktu sedang dialokasikan, yang juga akan menyoroti investasi waktu yang tidak efisien dan tidak tepat. Analisis waktu akan menampilkan bahwa hanya sedikit waktu yang sebenarnya ada di bawah kendalinya—kebanyakan waktunya dihabiskan oleh yang lain. Prinsip kerja tim (principle of teamwork) menyadari bahwa delegasi semakin penting bagi pengusaha dalam mengembangkan perusahaannya; karena itu, pengusaha harus meminta orang lain mengambil tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang sebelumnya dikerjakan oleh pengusaha. 2015 6 Entrepreneurship and Innovation Management Dr Harry Susilo PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Prinsip perencanaan dengan prioritas (principle of prioritized planning) mengharuskan pengusaha mengelompokkan tugas-tugasnya berdasarkan tingkat kepentingannya kemudian mengalokasikan waktu untuk tugas-tugas itu berdasarkan pengelompokkan ini. Prinsip analisis ulang (principle of reanalysis) mengharuskan pengusaha secara periodik menelaah proses manajemen waktunya. Pada analisis ulang ini, pengusaha sering kali dapat meningkatkan manajemen waktunya dengan menyelidiki hal-hal yang lebih sistemik (berkenaan dengan sistem secara luas) dan melihat kembali kesempatan potensial untuk melakukan delegasi. 2015 7 Entrepreneurship and Innovation Management Dr Harry Susilo PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id DaftarPustaka Hisrich, Robert D dan Michael P Peters (2002),’Enterpreneurship’, Mc Graw Hill, New York Kuratku, Donald F & Hodgetts, Richard (2004), ”Entrepreneurship : Theory, Process, Practice ”. 6th ed., Thomson South-Western, Ohio (buku wajib) Kiyosaki, Robet (2000) Cashflow Quadran, Kompas Gramedia Lambing(2000), ’Enterpreneurship’, Mc Graw Hill, New York Longenecker, G Just M Carlos W Moore dan J.W.Petly, (2003).‘Small Business Management an Enterpreneurial Emphasis’, 12ed Morse, Eric A dan Ronald K Mitchell (2006),’Cases in Entrepreneurship: The Venture Creation Process’,The Ivey Casebook Series, SAGE Publication Zimmerrer, Thomas W dan Norman M Scarborough (2005), ‘Essential of Entrepreneurshipand Small Business Management’ 2015 8 Entrepreneurship and Innovation Management Dr Harry Susilo PusatBahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id