KOMUNIKASI Bentuk komunikasi dapat berupa verbal, nonverbal, atau abstrak. Komunikasi Verbal dapat melibatkan bahasa dan ekspresinya; vokalisasi dalam bentuk tertawa, merintih, atau berteriak; atau implikasi dari hal-hal yang tidak dikatakan dalam apa-apa yang telah dikatakan. Komunikasi nonverbal sering disebut bahasa tubuh dan meliputi posisi tubuh, pergerakan, ekspresi wajah, postur tubuh, dan reaksi. Komunikasi abstrak dapat berbentuk permainan, ekspresi artistik, simbol, foto, dan pilihan pakaian. Karena komunikasi verbal memungkinkan digunakannya control kesadaran yang lebih besar maka komunikasi verbal merupakan indicator perasaan sebenarnya yang kurang dapat diterima, terutama perasaan anak-anak. Isu penting dalam komunikasi adalah membiarkan saluran tetap terbuka dan memeriksa persepsi dengan sering untuk mengkaji kualitas pemahaman. KOMUNIKASI VERBAL-KEKUATAN KATA Kata-kata membentuk realitas, sehingga mengandung kekuatan yang luar biasa. Seseorang dapat mengubah persepsi orang lain tentang realitas dengan pilihan kata-kata yang digunakan. Dengan belajar mengenali bagaimana pasien dan professional kesehatan menggunakan bahasa untuk memanipulasi kenyataan, seseorang juga dapat belajar tentang bagaimana mengubah persepsi dan berkomunikasi secara lebih efektif. Bahasa Penghindaran Cara paling umum yang digunakan orang untuk mencoba mengubah kenyataan adalah dengan menghindari kata-kata yang sebenarnya menggambarkan kenyataan tersebut. Bahasa penghindaran mengindikasikan bahwa seseorang ingin menyembunyikan sesuatu, terutama perasaanya. Akibatnya, sikap menerima seseorang menggunakan kalimat eufemisme hanya akan membiarkan rasa takut tetap berlanjut dan tidak pernah membantu orang tersebut untuk menghadapinya. Sebaliknya, penggunaan bahasa yang langsung, tepat, dan deskriptif mengadaptasikan perspektif seseorang terhadap situasi dan memungkinkan mendiskusikan rasa takutnya. Paling sering, membayangkan rasa takut lebih buruk daripada kenyataannya. Bahasa Pengalihan Individu dapat menggunakan bahasa impersonal, seperti “itu” atau “lain-lain”, untuk melindungi diri mereka sendiri dari kenyataan atau situasi menyakitkan. Salah satu bahaya dalam mendukung bahasa pengalihan adalah bahwa individu dapat menolak secara efektif bahwa ia memiliki masalah. Kadang-kadang pengalihan diinginkan karena topiknya terlalu menyakitkan untuk didiskusikan secara langsung. Penggunaan teknik orang ketiga mungkin sangat terapeutik dalam memberi individu suatu kesempatan untuk mendekati subjek secara tidak langsung dan menerima umpan balik tetapi tetap dalam control. KOMUNIKASI NONVERBAL-PARALANGUAGE Selain kata yang diucapkan, pesan juga disampaikan secara nonverbal atau paralanguage, yaitu tampak nada suara, jeda, intonasi, kecepatan, volume, dan penekanan dalam berbicara. Anak yang masih kecil menjadi sangat ahli dalam memahami paralanguage; jauh sebelum mereka mengetahui makna kata-kata, mereka merasakan kecemasan atau ketakutan terhadap meningginya nada atau cepatnya suara orangtua. Paralanguage merupakan petunjuk yang sangat berharga terhadap perasaan dan perhatian seseorang. Misalnya, jeda dapat menunjukkan adanya kebutuhan untuk memformulasikan pikiran, mengingat informasi, atau menyusun suatu cerita. Jeda yang sering membuat pembicara terkesan tidak yakin. Jeda dalam waktu lama dapat berarti bahwa individu memerlukan lebih banyak informasi. Kecepatan bicara merupakan karakteristik lain yang dapat memberikan pesan yang tidak dapat diucapkan. Berbicara terlalu cepat biasanya membuat pembicara terdengar fasih tetapi tidak sensitif. Berbicara yang lambat dengan tekanan yang kuat dan jeda yang tepat menunjukkan kekuasaan. Oleh karena itu, seseorang lebih cenderung “mendengar” instruksi jika digunakan pendekatan yang terakhir ini. Anak-anak tertentu berespons dengan penuh perhatian pada suara yang lambat, sama, dan teratur. Perilaku Responsif dan Tidak Responsif Individu berespons satu sama lain melalui perilaku responsive, seperti menganggukkan kepala, menggunakan kontak mata langsung, mengulangi atau meminta klarifikasi, dan mengeluarkan komentar yang sesuai, atau perilaku tidak responsive, seperti mengetuk-ngetukkan jari atau kaki, berbalik dari pembicara, menghindari kontak mata, dan menginterupsi. Perawat perlu menggunakan perilaku responsif untuk mendapatkan konfirmasi. PEDOMAN UNTUK KOMUNIKASI DAN WAWANCARA Metode komunikasi dengan orangtua berdasarkan profesionalisme yang paling banyak digunakan adalah proses wawancara. Wawancara merupakan suatu bentuk spesifik komunikasi yang mengarah pada tujuan. Ketika perawat berbicara dengan anak-anak dan orang dewasa, mereka berfokus pada individu untuk menentukan orang seperti apa mereka, model penyelesaian masalah yang biasa mereka gunakan, apakah bantuan diperlukan, dan cara mereka bereaksi terhadap konseling. MENETAPKAN SUATU RUANG LINGKUP UNTUK KOMUNIKASI Perkenalan yang Tepat Perkenalan diri anda dan tanyakan nama setiap anggota keluarga yang hadir. Sebutkan orangtua atau orang dewasa lain dengan sebutan yang sesuai atau sebutan lain yang mereka sukai. Hal ini menunjukkan penghormatan dan penghargaan untuk orangtua atau pemberi perawatan lain serta menghargai peran penting yang mereka jalankan dalam kehidupan anak-anak mereka. Pada permulaan kunjungan, libatkan anak dalam interaksi dengan menanyakan nama, usia, dan informasi lain mengenai mereka pada orangtua. Perawat sering mengarahkan semua pertanyaan pada orang dewasa, bahkan ketika anak cukup tua untuk berbicara mengenai diri mereka sendiri. Hal ini dapat menghilangkan salah satu sumber informasi yang sangat penting, yaitu pasien itu sendiri. Peran Klarifikasi dan Penjelasan pada Wawancara Selama perkenalan, sangat penting untuk mengklarifikasi peran khusus perawat dalam ruang lingkup kesehatan. Orangtua cenderung untuk membuka informasi pribadi tentang anak dan keluarganya jika relevansi dan kepentingan untuk melakukan wawancara telah ditekankan. Apabila penekanan tidak diberikan, orangtua dapat menolak untuk menjelaskan area-area tertentu karena mereka merasa hal tersebut tidak berhubungan dengan “masalah”. Selain itu, karena lebih dari satu anggota tim kesehatan yang dapat menanyakan riwayat selama satu rangkaian perawatan di rumah sakit, penting untuk mengklarifikasi alas an setiap wawancara. Alasan lain untuk klarifikasi peran adalah pendidikan konsumen kesehatan.klarifikasi peran terutama penting karena beberapa orangtua dapat merasa dibohongi jika mereka kemudian mengetahui identitas perawat. Pendekatan Awal Untuk membuat keluarga merasa nyaman dan mengembangkan hubungan saling percaya, awali wawancara dengan beberapa percakapan umum. Pernyataan pembuka harus umum tetapi tetap informatif untuk memberikan kesempatan pada orangtua atau anak untuk mengekspresikan perhatian utama dalam suasana yang akrab dan santai. Percakapan untuk pendekatan awal juga menunjukkan keresponsifan informan terhadap pertanyaan. Dalam percakapan ini lebih baik digunakan pernyataan terbuka untuk membawa orangtua ke dalam diskusi yang panjang dan rinci. Arahkan pertanyaan langsung ke jawaban spesifik untuk menghindari komentar yang tidak relevan. Menjamin Privasi dan Kerahasiaan Lingkungan fisik tempat wawancara harus semaksimal mungkin menunjang privasi, dengan tetap meminimalkan distraksi seperti interupsi, kebisingan, atau aktivitas lain yang terlihat. Lingkungan juga harus memiliki beberapa alat permainan bagi anak agar anak sibuk bermain tanpa mengganggu wawancara orangtua-perawat. Kerahasiaan juga menjadi komponen penting pada fase awal wawancara. Karena wawancara biasanya saling dibagi dengan anggota tim kesehatan lain atau guru (pada pelajar), pastikan untuk menginformasikan keluarga tentang batasan yang berhubungan dengan kerahasiaan. Jika terdapat kekhawatiran yang berkaitan dengan kerahasiaaan dalam suatu situasi, seperti berbicara pada orangtua yang dicurigai menganiaya anaknya atau pada anak remaja yang mencoba bunuh diri, hadapi hal ini secara langsung dan informasikan bahwa kerahasiaan tentang kondisi tersebut tidak dapat dijamin. Walau demikian, perawat harus memiliki kepekaan yang baik untuk melindungi informasi yang bersifat rahasia. PRIVASI KOMPUTER DAN APLIKASI DALAM KEPERAWATAN Pada tahun 1994 sebuah komite dari institute of Medicine merekomendasikan suatu kode nasional tentang praktik informasi kesehatan yang aman. Organisasi data kesehatan (health data organization,HDO) harus menetapkan unit perlindungan data untuk mengembangkan kebijakan privasi dan praktik keamanan untuk sistem pemrosesan data manual dan otomatis. Komputer dan aplikasi informasi dalam keperawaran (informatika keperawatan) digunakan oleh 75% perawat untuk mencatat asuhan, mengakses informasi, dan mendapatkan sumber-sumber kepustakaan. Menurut Brennan, 1996 bahwa perawat dapat menggunakan aplikasi komputer ini untuk membuat intervensi unik yang berkontribusi terhadap asuhan keperawatan keluarga. TRIASE TELEPON DAN KONSELING Tanggung jawab perawat semakin meningkat untuk mengkaji gejala-gejala dan penilaian klinis anak guna asuhan medis lebih lanjut (triase) via laporan telepon. Manajemen asuhan triase via telepon telah meningkatkan akses pada pelayanan perawatan kesehatan yang berkualitas, dan kepuasan pasien telah meningkat secara signifikan. Masalah hukum dapat terjadi akibat kesalahan dalam penatalaksanaan asuhan triase via telepon. Selalu anjurkan agar anak harus diamati jika terdapat keraguan yang mengarah pada keseriusan penyakitnya. KOMUNIKASI DENGAN KELUARGA KOMUNIKASI DENGAN ORANG TUA Dalam mengkaji seorang anak, diperlukan masukan dari anak (verbal dan nonverbal), informasi dari orang tua, dan observasi perawat terhadap anak dan interpretasi hubungan antara anak dan orang tua. Mendorong Orang Tua untuk Berbicara Mewawancarai orang tua tidak hanya menawarkan kesempatan untuk menentukan status kesehatan dan perkembangan anak, tetapi juga menawarkan informasi tentang faktor yang mempengaruhi kehidupan anak. Apa pun yang dilihat oleh orang tua sebagai masalah harus menjadi perhatian perawat. Sering kali teknik yang diperlukan untuk tetap membuat orang tua berbicara adalah dengan mengangguk atau mengatakan ”ya” atau ”hmm”. Mengarahkan Fokus Kemampuan mengarahkan fokus selama wawancara sambil tetap mengizinkan kebebasan berekspresi merupakan salah satu tujuan yang paling sulit dicapai dalam komnikasi efektif. Satu pendekatan adalah menggunakan pertanyaan terbuka atau luas, diikuti dengan pernyataan yang mengarah pada fokus pertanyaan. Mendengarkan dan Kesadaran Budaya Mendengarkan adalah komponen terpenting dari komunikasi yang efektif. Sikap dan perasaan perawat mudah dimasukkan ke dalam suatu wawancara. Sering kali persepsi perawat terhadap perilaku orang tua dipengaruhi oleh persepsi, prasangka, dan asumsi mereka sendiri, yang dapat melibatkan stereotip ras, agama, dan budaya. Penilaian mengenai ”mendengarkan” dan interaksi verbal, perlu dilakukan dengan menghargai perbedaan budaya (Griger, Davidhizar, dan Poole, 1997). Mendengarkan cermat dapat memudahkan penggunaan petunjuk, bahasa verbal, atau sinyal-sinyal dari orang yang diwawancarai untuk melanjutkan wawancara. Menggunakan Teknik Diam Teknik diam menuntut rasa percaya diri dan kenyamanan pewawancara untuk memberi kesempatan pada orang yang diwawancarai agar dapat berpikir tanpa interupsi. Diam memungkinkan orang yang diwawancarai menyeleksi pemikiran dan perasaan dan mencari respons-respons terhadap pertanyaan. Bersikap Empati Empati adalah kemampuan untuk memahami apa yang dialami oleh orang lain dalam kerangka acuan orang tersebut; hal ini sering digambarkan sebagai suatu kemampuan untuk menempatkan diri sendiri dalam keadaan yang dialmi orang lain. Inti dari interaksi empati merupakan pemahaman terhadap perasaan orang lain secara akurat. Empati berbeda dengan simpati, yang menonjolkan perasaan atau emosi biasa terhadap orang lain, bukan memahami perasaan tersebut. Mendefinisikan Masalah Untuk sampai pada penyelesaian masalah, perawat dan orang tua harus sepakat bahwa memang ada suatu masalah. Kadang-kadang orang tua percaya bahwa terdapat masalah yang tidak dapat dilihat perawat. Terkadang perawat juga mengidentifikasi masalah yang ditolak keberadaannya oleh orang tua. Menyelesaikan Masalah Begitu masalah telah teridentifikasi dan ditetapkan oleh orang tua dan perawat, masalah dapat mulai diselesaikan. Orang tua yang dilibatkan dalam proses penyelesaian masalah cenderung untuk terus mengikuti berbagai tindakan yang dilakukan. Memberikan Pedoman Antisipasi Cara ideal untuk menangani suatu situasi adalah dengan menghadapinya sebelum hal tersebut menjadi masalah. Tindakan pencegahan terbaik adalah pedoman antisipasi. Secara tradisional, pedoman antisipasi telah difokuskan pada penyediaan informasi untuk keluarga tentang pertumbuhan dan perkembangan normal, juga praktik pemeliharaan anak. Untuk mencapai tingkat antisipasi ini, perawat harus : Melandasi intervensi dengan kebutuhan yang diidentifikasi oleh keluarga, bukan oleh tenaga professional Memandang keluarga sebagai orang yang kompeten atau memiliki kemampuan untuk kopeten Memberikan kesempatan pada keluarga untuk mencapai kompetensi.. Menghindari Hambatan Komunikasi Hambatan Berkomunikasi Sosialisasi : Memberikan saran yang tidak terbatas dan kadang – kadang tidak ditanyakan Menawarkan jaminan yang premature dan tidak tepat Memberikan dukungan yang berlebihan Mempertahankan situasi atau pendapat Menggunakan komentar yang streotipe atau klise Menginterupsi kalimat seseorang Tanda-Tanda informasi yang berlebihan : Periode diam yang panjang Membuat gerakan yang menunjukan kegelisahan Kebiasaan gugup Gangguan tiba-tiba (spt bermain dengan rambut) Menarik napas panjang Berkomunikasi dengan Keluarga Melalui Penerjemah Terkadang komuunikasi tidak mungkin dilakukan karena dua orang berbicar dengan bahasa yang berbeda. Dalam kasus ini penting untuk mendapatkan informasi dari pihak ketiga, yaitu penerjemah. Penerjemah menggunakan pedoman wawancara yang sama. Berkomunikasi dengan Anak Berikan kesempatan pada anak untuk merasa nyaman Hindari posisi maju tiba-tiba dan cepat, tersenyum lebar, kontak mata yang lama, gerakan tubuh yang mengancam Bicara dengan orang tua jika awalnya anak merasa malu Jujur pada anak Gunakan teknik komunikasi KOMUNIKASI YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN PROSES BERPIKIR Perkembangan bahasa dan pikiran yang normal merupakan suatu kerangka acuan untuk mengetahui bagaimana cara berkomunikasi dengan anak. Kemajuan proses berpikir dimulai dari kegiatan sensorimotorik ke perceptual sampai konkret yang berakhir pada sebuah aktivitas. Perkembangan awal komunikasi social anak dibagi atas: 1. Tahap perlocutionary, perilaku komunikasi yang tidak terarah 2. Tahap illocutionary, tujuan sudah benar dan upaya komunikasi sudah terarah 3. Tahap locutionary, perilaku komunikasi yang terarah dengan menggunakan symbolsimbol Masa bayi. Bayi belum mampu berkomunikasi menggunakan kata-kata, bayi berkomunikasi menggunakan bahasa non verbal dan vokalisasi yang diinterpretasikan oleh individu yang berada disekitarnya. Masa kanak-kanak. Anak – anak yang berada pada masa ini cenderung bersifat egosentris. Mereka melihat sesuatu yang hanya berhubungan dengan mereka dan berasal dari sudut pandang mereka sendiri. Masa sekolah. Anak usia sekolah yang lebih muda kurang mengandalkan apa yang mereka lihat, tetapi mengandalkan apa yang mereka ketahui ketika menghadapi suatu persoalan yang baru. Mereka biasanya tertarik pada aspek fungsional meliputi prosedur, objek dan aktivitas. Pada anak usia sekolah juga terdapat kekhawatiran terhadap integritas tubuhnya, sehingga anak menjadi sangat sensitive terhadap segala sesuatu yang mereka anggap mengancam tubuhnya. Masa remaja. Ketika anak memasuki usia remaja, pemikiran dan perilaku mereka berfluktuasi antara masa anak-anak dan masa dewasa. Mereka tumbuh dewasa dengan cepat dan menuju kearah kematangan. Remaja memiliki suatu bahasa dan budaya sendiri dalam berkomunikasi yang secara karakteristik membuat mereka berbeda dari yang lain. Permainan Permainan merupakan salah satu bentuk komunikasi yang paling penting dan dapat menjadi suatu teknik yang efektif dalam berkomunikasi. Permainan terapeutik sering digunakan untuk mengurangi trauma penyakit dan hospitalisasi dan menyiapkan anak untuk prosedurprosedur terapeutik. Bayi berespons terhadap permainan sederhana. Permainan lama seperti “cilukbaa” merupakan alat yang mengagumkan dalam memulai komunikasi dengan bayi sambil mempertahankan jarak yang “aman” dan tidak mengancam. Setelah kontak mata intermiten ini, perawat tidak lagi dipandang sebagai orang asing tetapi sebagai seorang teman. Sebagian besar pengkajian keperawatan dapat dilakukan dengan menggunakan permainan dan peralatan permainan yang sederhana. Melalui permainan, anak-anak mengungkapkan persepsi mereka tentang hubungan interpersonal dengan keluarga, teman, atau personal rumah sakit. Anak dapat juga mengungkapkan luasnya pengetahuan yang mereka peroleh dari mendengarkan orang lain di sekitar mereka. Sesi permainan tidak hanya menjadi alat untuk menentukan kesadaran dan persepsi anak tentang penyakitnya, tetapi juga merupakan metode intervensi dan evaluasi. PENGKAJIAN RIWAYAT MELAKUKAN PENGKAJIAN RIWAYAT KESEHATAN Format yang digunakan untuk pengkajian riwayat kesehatan dapat 1) langsung- perawat menanyakan informasi melalui wawancara langsung dengan informan- atau 2) tidak langsunginforman member informasi dengan mengisi beberapa jenis kuesioner. Mengidentifikasi Informasi Informan. Individu atau beberapa orang yang menyediakan informasi. Catat (1) siapa orang tersebut, (2) kesan reliabilitas dan kesediaan untuk berkomunikasi (3), adanya kondisi khusus seperti adanya penggunaan penerjemah. Keluhan Utama Merupakan alasan spesifik untuk kunjungan anak ke klinik, kantor, atau RS. Keluhan tersebut dapat dipandang sebagai topic dari penyakit saat ini sebagai deskripsi masalah tersebut. Keluhan utama diperoleh dengan menanyakan pertanyaan terbuka yang netral seperti “Apa yang tampaknya menjadi masalah?” atau “Bagaimana saya dapat membantu?”. Riwayat Penyakit Sekarang Merupakan narasi keluhan utama dari awitan paling awal sampai perkembangannya saat ini. Terdapat 4 komponen utama yaitu 1) rincian awitan, 2) riwayat interval yang lengkap, 3) status saat ini, 4) alas an mencari bantuan saat ini. Focus penyakit sekarang adalah pada semua factor yang relevan terhadap masalah utama. Menganalisis suatu gejala. Karena nyeri seringkali merupakan gejala khas yang paling sering menandakan awitan masalah fisik, nyeri digunakan sebagai suatu contoh analisis suatu gejala. Riwayat Kesehatan Dahulu Berisi informasi yang berhubungan dengan semua aspek status kesehatan anak yang telah ada sebelumnya dan memfokuskan pada beberapa area yang umumnya dihilangkan dalam pengkajian riwayat orang dewasa. Riwayat kelahiran. Meliputi semua data yang berhubungan dengan 1) kesehatan ibu selama kehamilan, 2) proses persalinan dan kelahiran, dan 3) kondisi bayi segera setelah lahir. Contoh pernyataan yang tepat adalah “Saya akan menanyakan beberapa pertanyaan pada anda tentang masa kehamilan Anda dan kelahiran …..(rujuk pada nama anak). Jawaban anda akan member saya gambaran yang lebih lengkap tentang keadaan kesehatan anak secara keseluruhan. Riwayat diet Penyakit, cedera, dan pembedahan sebelumnya. Ketika menanyakan tentang penyakit sebelumnya, mulai dengan pernyataan yang lebih umum seperti “Apa penyakit lain yang diderita anak anda?”. Selain penyakit tanyakan tentang cedera yang memerlukan intervensi medis, pembedahan, dan alas an lain untuk hospitalisasi, termasuk tanggal setiap insiden. Alergi. Tanyakan tentang gangguan alergi yang diketahui secara umum seperti hay fever (demam karena serbuk tumbuhan) dan asma, juga reaksi yang tidak biasa terhadap obat-obataan, makanan, atau produk-produk lateks. Pengobatan saat ini. Telusuri obat-obatan yang dikonsumsi saat ini. Catat semua pengobatan, termasuk nama, dosis, jadwal, durasi, dan alas an pemberian. Imunisasi. Semua imunisasi dan “booster” ditulis, meliputi 1) nama penyakit spesifik, 2) jumlah suntikan, 3) dosis, 4) usia ketika diberikan, dan 5) setiap reaksi setelah imunisasi. Pertumbuhan dan perkembangan. Pola pertumbuhan sebelumnya yang perlu dicatat adalah 1) perkiraan berat badan pada usia 6 bulan, 1 tahun, 2 tahun, dan 5 tahun, 2) perkiraan tinggi badan pada usia 1 dan 4 tahun, dan 3) pertumbuhan gigi, termasuk usia mulai tumbuh gigi, jumlah gigi, dan gejala-gejala selama tumbuh gigi. Perkembangan yang penting meliputi 1) usia menahan kepala secara stabil, 2) usia duduk sendiri tanpa bantuan, 3) usia berjalan tanpa bantuan, 4) usia mengatakan kata-kata pertama yang bermakna, 5) kelas di sekolah saai ini, 6) peringkat di kelas, dan 7) interaksi dengan anak lain, teman sebaya, dan orang dewasa. Kebiasaan. Kebiasaan merupakan area penting untuk dieksplorasi. Orang tua sering kali mengungkapkan kekhawatirannya selama bagian pengkajian riwayat ini. Dorong orang tua untuk member masukan dengan mengatakan “Jelaskan pada saya kekhawatiran Anda terhadap kebiasaan, aktivitas, atau perkembangan anak anda”. Selidiki lebih lanjut setiap kekhawatiran yang diungkapkan. Tinjauan Sistem Tinjauan system adalah tinjauan setiap system tubuh secara spesifik, hamper sama dengan urutan pemeriksaan fisik. Tinjauan system spesifik dapat dimulai dengan pertanyaan yang umum seperti “Bagaimana kondisi kesehatan anak Anda secara umum?” atau “Apakah anak Anda pernah memiliki masalah dengan matanya?” Riwayat Pengobatan Keluarga Riwayat pengobatan keluarga digunakan terutama untuk keperluan mengungkapkan kemungkinan adanya penyakit herediter atau penyakit herediter atau penyakit keturunan pada orang tua dan anak. Riwayat Seksual Riwayat seksual merupakan komponen penting dari pengkajian kesehatan remaja. Satu pendekatan untuk memulai pembicaraan tentang persoalan seksual dimulai dengan suatu riwayat interaksi teman sebaya. Pertanyaan terbuka seperti “Ceritakan pada saya tentang kehidupan sosialmu,” atau “Siapakah teman terdekatmu?” umumnya dapat mengarahkan ke dalam suatu diskusi tentang berkencan dan isu-isu seksual. Dalam setiap pembicaraan tentang riwayat seksual, perhatikan bahasa yang digunakan baik ketika mengumpulkan atau menyampaikan informasi seksual. Misalnya,hindari menanyakan apakah remaja tersebut “aktif secara seksual,” karena istilah ini dapat diartikan secara luas. PENGKAJIAN KELUARGA Pengkajian keluarga, baik struktur dan fungsinya, merupakan komponen yang penting dari proses pengkajian riwayat. Pengkajian keluarga merupakan pengumpulan data tentang komposisi keluarga dan hubungan di antara anggota keluarga. Walaupun pengkajian keluarga bukan merupakan terapi keluarga, pengkajian dapat dan sering kali bersifat terapeutik. Pengkajian Struktur Keluarga Struktur keluarga merujuk pada komposisi keluarga—yang tinggal dalam rumah dan memiliki karakteristik social, budaya, agama, dan ekonomi yang memengaruhi kesehatan psikobiologis anak dan keluarga secara keseluruhan (Wright, 1994). Karena informasi yang diperolehdalam bagian riwayat ini sering merupakan bagian yang paling pribadi dan rahasia, lakukan pengkajian ini pada akhir wawancara ketika rasa saling percaya telah terbina. PENGKAJIAN FUNGSI KELUARGA Fungsi keluarga berkaitan dengan cara keluarga berperilaku satu sama lain dan dengan kualitas hubungan. Fungsi keluarga dianggap sebagai komponen terpenting dalam menentukan “kesehatan keluarga”. Pengkajian mengenai fungsi tubuh lebih memerlukan keterampilan pewawancara daripada pengkajian struktur tubuh, dan lebih baik dilakukan setelah pengkajian struktur tubuh. Selain mengobservasi dan mewawancarai keluarga untuk mengkaji fungsi keluarga, terdapat beberapa metode lain dan dapat digunakan sesuai kebutuhan untuk mencapai pengkajian yang komprehensif. Beberapa instrument terpilih yang dapat dipercaya dan valid tetapi hanya memerlukan sedikit atau bahkan tidak memerlukan latihan formal dan pelaksanaannya hanya memerlukan waktu minimal. APGAR Keluarga (family APGAR, FAPGAR) adalah kuesioner skrining singkat yang dirancang untuk merefleksikan kepuasan anggota keluarga terhadap status fungsional keluarga (Smilkstein, Ashworth, dan Montano, 1982). Singkatan APGAR adalah Adaptasi, Partnership (kemitraan), Growth (pertumbuhan), Afeksi (kasih sayang), dan Resolve/Penyelesaain (komitmen). APGAR ini tidak berkaitan dengan system penilaian APGAR untuk bayi baru lahir. Wawancara dapat diselesaikan dalam waktu 5 menit, dapat digunakan oleh keluarga dengan gaya hidup tradisional maupun alternative serta dari budaya yang berbeda, dan sesuai untuk anak berusia 10 tahun atau lebih. APGAR keluarga tidak dianjurkan untuk digunakan pada individu dari keluarga yang terjerat masalah (tertutup secara berlebihan) atau “psikosomatik” (Murphy dkk, 1998). Survei Fungsi Keluarga Feetham memberikan informasi tentang persepsi anggota keluarga mengenai hubungan yang memengaruhi atau dipengaruhi oleh fungsi keluarga (Feetham, Perkins, dan Caroll, 1993). Survei ini dapat digunakan secara klinis tanpa memberi nilai pada item-itemnya untuk mengidentifikasi area yang mungkin menjadi perhatian keluarga. Survey tersebut terdiri dari 25 skala fungsi keluarga dan dua pertanyaan terbuka. Penyelesaian survey tersebut memerlukan waktu kurang dari 10 menit dan dapat digunakan dalam keluarga dengan orang tua tunggal atau dua orang tua (Failla dan Jones, 1991; Feetham, Perkins, dan Caroll, 1993). Tidak diragukan lagi bahwa lingkungan terkaya untuk mengobservasi perkembangan dan interaksi anak dengan anggota keluarga adalah rumah. Dua alat yang dapat digunakan untuk mengkaji lingkungan rumah anak adalah Home Observation for Management of the Environment, (HOME)* Inventory (Caldwell dan Bradley, 1984) dan Home Screening Questionnaire (HSQ) (Frankenburg dan Coons, 1986). PENGKAJIAN NUTRISI ASUPAN DIET Pengetahuan tentang asupan diet anak merupakan komponen yang berguna dan praktis dari suatu pengkajian nutrisi. Walau demikian asupan nutrisi juga memerlukan salah satu factor yang paling sulit dikaji. Tanpa memerhatikan format yang digunakan dalam mencatat asupan makanan, setiap pengkajian nutrisi harus dimulai dengan riwayat diet. Secara umum, semakin kecil anak, semakin spesifik dan semakin rinci riwayat tersebut. Metode terumum dan mungkin termudah dalam mengkaji asupan makanan harian adalah ingatan 24 jam. Ingatan 24 jam adalah metode yang paling menguntungkan jika hal tersebut mewakili asupan yang khas setiap harinya. Untuk meningkatkan reliabilitas ingatan harian, keluarga dapat melengkapi catatan harian makanan dengan mencatat setiap makanan dan cairan yang dikonsumsi selama beberapa hari tertentu. Keluarga harus mencatat jenis-jenis makanan sefera setelah memakannya. Kuesioner atau catatan frekuensi makanan memberikan informasi tentang jumlah waktu dalam sehari, seminggu, atau sebulan anak mengonsumsi beberapa item dari kelompok makanan yang berbeda. Hal tersebut terutama dapat sangat berguna ketika memverifikasi riwayat atau catatan harian makanan. PEMERIKSAAN KLINIS Jumlah informasi yang signifikan tentang kekurangan nutrisi diperoleh dari pemeriksaan klinis, terutama dari pengkajian kulit, rambut, gigi, gusi, bibir, lidah, dan mata. Secara umum, pemeriksaan klinis tidak mengungkapkan anak yang berada pada risiko defisiensi atau kelebihan nutrisi. Antropometri adalah suatu parameter status nutrisi yang penting, meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, proporsi, ketebalan lipatan kulit, dan lingkar lengan pada anak yang lebih kecil. Tinggi dan lingkar kepala merefleksikan status nutrisi masa lalu, sedangkan berat badan, ketebalan lipatan kulit, dan lingkar lengan menggambarkan status nutrisi saat ini, terutama cadangan lemak dan protein. Lingkar lengan atas berhubungan dengan penguluran total massa otot. Tersedia banyak tes biokimia tersedia untuk mengkaji status nutrisi dan meliputi analisis plasma, sel-sel darah, urine, atau jaringan hati, tulang, rambut, dan kuku jari. Tapi banyak tes ini yang sangat rumit dan tidak dilakukan secara rutin. EVALUASI PENGKAJIAN NUTRISI Setelah mengumpulkan data yang diperlukan melalui pengkajian nutrisi, lakukan evaluasi hasil temuan untuk merencanakan konseling yang tepat. Berdasarkan data tersebut, kaji apakah anak (1) malnutrisi, (2) berisiko mengalami malnutrisi, (3) atau memiliki status nutrisi yang baik dengan cadangan yang cukup. Analisis catatan hatian makanan untuk variasi dan jumlah makanan yang dianjurkan dalam Piramida Petunjuk Makanan. Selain itu, lakukan evaluasi terhadap informasi ini dalam konteks praktik etnis keluarga dan sumber financial. Bandingkan hasil pemeriksaan klinis dan antropometri dengan data yang diperoleh dari asupan diet. Rujuk hasil temuan yang mencurigakan untuk evaluasi lebih lanjut.