BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan modal penting untuk menjalani kehidupan, baik itu kesehatan jasmani
maupun kesehatan rohani. Modal ini hendaknya dibangun mulai dari seseorang tersebut lahir
ke bumi sebagai manusia. Yang tidak kalah pentingnya kesehatan pada usia anak-anak karena
pada masa itu lah semua komponen didalam tubuh seseorang tersebut dapat tumbuh dan
berkembang semaksimal mungkin.Tumbuh kembang anak haruslah dikontrol terus menerus
agar sang anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Selain itu tidak hanya kesehatan anak itu yang akan mempengaruhi tumbuh kembangnya tetapi
begitu juga sebaliknya, tumbuh kembang si anak juga akan mempengaruhi peningkatan
kesehatan anak. Apabila tumbuh kembang anak baik maka seorang anak juga dapat
meningkatkan taraf kesehatannya. Jadi tumbuh kembang dan kesehatan itu merupakan hal
yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Namun untuk mendapatkan hasil yang baik terhadap tumbuh kembang dan kesehtan anak
tersebut, maka seseorang harus mengetahui secara tepat tentang tumbuh kembang , dasardasar tumbuh kembang, pertumbuhan biologis dan perkembangan fisik, perkembangan
kepribadian dan fungsi mental, dasar teoritik perkembangan kepribadian, dasar teoritik
perkembangan mental, dan faktor–faktor yang mempengaruhi perkembangan. Oleh karena itu,
penulis perlu rasanya menjelaskan tentang masalah diatas dalam makalah ini yang bertujuan
untuk mempermudah pembaca untuk memahaminya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi tentang Komunikasi: Komunikasi verbal, kekuatan kata (bahasa penghindaran,
bahasa pengalihan), Komunikasi non verbal (perilaku responsive dan tidak responsive)?
2.
Apa saja pedoman untuk komunikasi dan wawancara, Menetapkan suatu ruang lingkup
untuk komunikasi dan wawancara (perkenalan yang tepat, peran klarifikasi dan penjelasan
pada wawancara, pendekatan awal, menjamin privasi dan kepercayaan, Privasi computer
dan aplikasi dalam keperawatan, Triase telpon dan konseling?
3. Apa definisi tentang Komunikasi dengan keluarga: Komunikasi dengan orang tua
(mendorong orangtua untuk berbicara, mengarahkan focus, mendengarkan dan kesadaran
budaya,
menggunakan
menyelesaikan
masalah,
teknik
diam,
bersikap
memberikan
pedoman
empati,
mendefinisikan
masalah,
menghindari
hambatan
antisipasi,
komunikasi, berkomunikasi dengan keluarga melalui penterjemah?
4. Bagaimana Berkomunikasi dengan anak: Komunikasi yang berhubungan dengan
perkembangan proses berpikir, Teknik komunikasi (permainan).
5. Apa definisi tentang Pengkajian riwayat: Melakukan pengkajian riwayat kesehatan
(mengidentifikasi informasi, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat kesehatan
dahulu, tinjauan system, riwayat pengobatan keluarga, riwayat psikososial, riwayat
seksual)?
6. Apa definisi tentang Pengkajian keluarga: Pengkajian struktur keluarga, pengkajian fungsi
keluarga, Asupan diet (pemeriksaan klinis, evaluasi pengkajian nutrisi)?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mampu berkomunikasi dengan baik pada sesama perawat,tenaga kesehatan lainnya, dank
lien serta keluarga klien.
2. Tujuan Khusus
a. Apa definisi tentang Komunikasi: Komunikasi verbal, kekuatan kata (bahasa
penghindaran, bahasa pengalihan), Komunikasi non verbal (perilaku responsive dan
tidak responsive)?
b.
Apa saja pedoman untuk komunikasi dan wawancara, Menetapkan suatu ruang
lingkup untuk komunikasi dan wawancara (perkenalan yang tepat, peran klarifikasi dan
penjelasan pada wawancara, pendekatan awal, menjamin privasi dan kepercayaan,
Privasi computer dan aplikasi dalam keperawatan, Triase telpon dan konseling?
c. Apa definisi tentang Komunikasi dengan keluarga: Komunikasi dengan orang tua
(mendorong orangtua untuk berbicara, mengarahkan focus, mendengarkan dan
kesadaran budaya, menggunakan teknik diam, bersikap empati, mendefinisikan
masalah, menyelesaikan masalah, memberikan pedoman antisipasi, menghindari
hambatan komunikasi, berkomunikasi dengan keluarga melalui penterjemah?
d. Bagaimana Berkomunikasi dengan anak: Komunikasi yang berhubungan dengan
perkembangan proses berpikir, Teknik komunikasi (permainan).
e. Apa definisi tentang Pengkajian riwayat: Melakukan pengkajian riwayat kesehatan
(mengidentifikasi informasi, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat
kesehatan dahulu, tinjauan system, riwayat pengobatan keluarga, riwayat psikososial,
riwayat seksual)?
f.
Apa definisi tentang Pengkajian keluarga: Pengkajian struktur keluarga, pengkajian
fungsi keluarga, Asupan diet (pemeriksaan klinis, evaluasi pengkajian nutrisi)?
D. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Makalah ini disajikan dengan sistematika:
1. Pendahuluan yang berisikan latar belakang dari penulisan makalah ini, rumusan
permasalahan yang dijabarkan dalam isi makalah, tujuan dari penulisan makalh yang terdiri
atas tujuan umum dan tujuan khusus, serta sistematika penyajian yang menjelaskan
mengenai penyusunan makalah ini.
2. Isi yang menjabarkan segala hal ada dalam rumusan masalah, yaitu mengenai pengaruh
tumbuh kembang terhadap peningkatan kesehatan anak.
3. Penutup yang berisi tentang kesimpulan yang dapat ditarik dari isi makalah, serta saran
yang disampaikan penulis.
BAB II
KOMUNIKASI DAN PENGKAJIAN KESEHATAN ANAK DAN KELUARGA
A. KOMUNIKASI
Bentuk komunikasi dapat berupa: 1) komunikasi verbal dapat melibatkan bahasa dan ekspresi,
seperti: vokalisasi dalam bentuk tertawa, merintih, atau berteriak, 2) komunikasi nonverbal
sering disebut bahasa tubuh yang meliputi posisi tubuh, pergerakan, ekspresi wajah, postur
tubuh, dan reaksi, 3) komunikasi abstrak dapat berbentuk permainan, ekspresi artistik, simbol,
foto, dan pilihan pakaian. Komunikasi verbal merupakan indikator perasaan sebenarnya yang
kurang dapat diterima, terutama perasaan anak-anak karena komunikasi verbal memungkinkan
digunakannya kontrol kesadaran yang lebih besar. Isu penting dalam komunikasi adalah
membiarkan saluran tetap terbuka dan memeriksa persepsi dengan sering untuk mengkaji
kualitas pemahaman.
Komunikasi Verbal- Kekuatan Kata
Komunikasi ini melibatkan bahasa, artinya terdapat penggunaan kata. Kata-kata membentuk
realitas, sehingga mengandung kekuatan yang luar biasa, yaitu seseorang dapat mengubah
persepsi orang lain tentang realitas dengan pilihan kata. Seseorang dapat belajar tentang cara
mengubah persepsi dan berkomunikasi agar lebih efektif dengan belajar mengenali bagaimana
pasien dan professional kesehatan menggunakan bahasa untuk memanipulasi kenyataan.
Bahasa Penghindaran
Menunjukkan bahwa seseorang ingin menyembunyikan sesuatu, terutama perasaanya.
Akibatnya, sikap menerima seseorang menggunakan kalimat eufemisme hanya akan
membiarkan rasa takut tetap berlanjut tanpa membantu untuk menghadapinya. Sebaliknya,
penggunaan bahasa yang langsung, tepat, dan deskriptif mengadaptasikan perspektif
seseorang terhadap situasi dan memungkinkan mendiskusikan rasa takutnya.
Bahasa pengalihan
Bahasa ini biasanya digunakan untuk melindungi diri dari kenyataan/situasi yang menyakitkan.
Salah satu bahaya dalam mendukung bahasa pengalihan adalah individu dapat menolak
secara efektif bahwa ia memiliki masalah. Penggunaan teknik orang ketiga mungkin sangat
terapeutik dalam memberi individu suatu kesempatan untuk mendekati subjek secara tidak
langsung dan menerima umpan balik tetapi tetap dalam kontrol.
Komunikasi non verbal
Merupakan komunikasi yang tampak nada suara, jeda, intonasi, kecepatan, volume, dan
penekanan dalam berbicara. Anak menjadi sangat ahli dalam memahami komunikasi ini; jauh
sebelum mereka mengetahui makna kata-kata, mereka merasakan kecemasan atau ketakutan
terhadap meningginya nada atau cepatnya suara orangtua.
Non verbal atau paralanguage merupakan petunjuk mengenai perasaan dan perhatian
seseorang. Jeda dapat menunjukkan adanya kebutuhan untuk memformulasikan pikiran,
mengingat informasi, atau menyusun suatu cerita. Jeda yang sering membuat pembicara
terkesan tidak yakin. Kecepatan bicara merupakan karakteristik yang memberikan pesan yang
tidak dapat diucapkan. Berbicara terlalu cepat biasanya membuat pembicara terdengar fasih
tetapi tidak sensitif. Berbicara yang lambat dengan tekanan yang kuat dan jeda yang tepat
menunjukkan kekuasaan, yang mana cara ini sangat tepat digunakan dalam memberikan
instruksi. Anak-anak tertentu berespons dengan penuh perhatian pada suara yang lambat,
sama, dan teratur.
Perilaku Responsif dan Tidak Responsif
Individu berespons satu sama lain melalui perilaku responsif, seperti menganggukkan kepala,
menggunakan kontak mata langsung, mengulangi atau meminta klarifikasi, dan mengeluarkan
komentar yang sesuai, atau perilaku tidak responsif, seperti mengetuk-ngetukkan jari atau kaki,
berbalik dari pembicara, menghindari kontak mata, dan menginterupsi. Perawat perlu
menggunakan perilaku responsif untuk mendapatkan konfirmasi.
B. PEDOMAN UNTUK KOMUNIKASI DAN WAWANCARA
Metode komunikasi dengan orangtua berdasarkan profesionalisme yang paling banyak
digunakan adalah proses wawancara, yaitu merupakan bentuk spesifik komunikasi yang
mengarah pada tujuan. Ketika perawat berbicara dengan anak-anak dan orang dewasa,
mereka berfokus pada individu untuk menentukan orang seperti apa mereka, model
penyelesaian masalah yang biasa mereka gunakan, apakah bantuan diperlukan, dan cara
mereka bereaksi terhadap konseling.
Menetapkan Suatu Ruang Lingkup untuk komunikasi dan wawancara
Perkenalan yang Tepat
Perkenalan diri anda dan tanyakan nama setiap anggota keluarga yang hadir. Sebutkan
orangtua atau orang dewasa lain dengan sebutan yang sesuai atau yang mereka sukai. Hal ini
menunjukkan penghormatan dan penghargaan untuk orangtua atau pemberi perawatan lain
serta menghargai peran penting mereka dalam kehidupan anak mereka.
Pada permulaan kunjungan, libatkan anak dalam interaksi, karena interaksi ini merupakan
informasi yang sangat penting , yaitu anak sebagai pasien.
Peran Klarifikasi dan Penjelasan pada Wawancara
Klarifikasi dan penjelasan pada wawancara sangat penting. Orangtua cenderung untuk
membuka informasi pribadi tentang anak dan keluarganya jika relevansi dan kepentingan untuk
melakukan wawancara telah ditekankan. Juga penting untuk mengklarifikasi alasan setiap
wawancara. Alasan lain untuk klarifikasi peran adalah pendidikan konsumen kesehatan.
Pendekatan Awal
Awali wawancara dengan beberapa percakapan umum untuk hubungan saling percaya.
Pernyataan pembuka harus umum tetapi tetap informatif untuk memberikan kesempatan pada
orangtua atau anak mengekspresikan perhatian utama. Hal ini menunjukkan keresponsifan
informan terhadap pertanyaan. Dalam percakapan lebih baik gunakan pernyataan terbuka
untuk membawa orangtua ke dalam diskusi yang rinci. Arahkan pertanyaan langsung ke
jawaban spesifik untuk menghindari komentar yang tidak relevan.
Menjamin Privasi dan Kepercayaan
Lingkungan fisik tempat wawancara harus semaksimal mungkin menunjang privasi, dengan
tetap meminimalkan distraksi seperti interupsi, kebisingan, atau aktivitas lain yang terlihat.
Lingkungan juga harus memiliki beberapa alat permainan bagi anak agar anak sibuk bermain
tanpa mengganggu wawancara orangtua-perawat.
Kerahasiaan juga menjadi komponen penting pada fase awal wawancara. Pastikan untuk
menginformasikan keluarga tentang batasan yang berhubungan dengan kerahasiaan. Jika
terdapat kekhawatiran yang berkaitan dengan kerahasiaan dalam suatu situasi, seperti
berbicara pada orangtua yang dicurigai menganiaya anaknya atau pada anak remaja yang
mencoba bunuh diri, hadapi hal ini secara langsung dan informasikan bahwa kerahasiaan
tentang kondisi tersebut tidak dapat dijamin. Walau demikian, perawat harus memiliki kepekaan
yang baik untuk melindungi informasi yang bersifat rahasia.
Privasi Komputer dan Aplikasi dalam Keperawatan
Organisasi
data
kesehatan
(health
data
organization,HDO)
harus
menetapkan
unit
perlindungan data untuk mengembangkan kebijakan privasi dan praktik keamanan untuk sistem
pemrosesan data manual dan otomatis.Komputer dan aplikasi informasi dalam keperawatan
(informatika keperawatan) digunakan oleh 75% perawat untuk mencatat asuhan, mengakses
informasi, dan mendapatkan sumber-sumber kepustakaan. Perawat dapat menggunakan
aplikasi komputer ini untuk membuat intervensi unik yang berkontribusi terhadap asuhan
keperawatan keluarga.
Triase Telepon dan Konseling
Tanggung jawab perawat semakin meningkat untuk mengkaji gejala-gejala dan penilaian klinis
anak guna asuhan medis lebih lanjut (triase) via laporan telepon. Manajemen asuhan triase via
telepon telah meningkatkan akses pada pelayanan perawatan kesehatan yang berkualitas, dan
kepuasan pasien telah meningkat secara signifikan. Masalah hukum dapat terjadi akibat
kesalahan dalam penatalaksanaan asuhan triase via telepon. Selalu anjurkan agar anak harus
diamati jika terdapat keraguan yang mengarah pada keseriusan penyakitnya.
C. KOMUNIKASI DENGAN KELUARGA
Komunikasi dengan Orangtua
Dalam mengkaji seorang anak, diperlukan informasi dari orang tua.
Mendorong Orangtua untuk Berbicara
Mewawancarai orang tua tidak hanya menawarkan kesempatan untuk menentukan status
kesehatan dan perkembangan anak, tetapi juga menawarkan informasi tentang faktor yang
mempengaruhi kehidupan anak. Apa pun yang dilihat oleh orang tua sebagai masalah harus
menjadi perhatian perawat. Teknik yang sering digunakan untuk tetap membuat orang tua
berbicara adalah mengangguk atau mengatakan ”ya” atau ”hmm”.
Mengarahkan Fokus
Pendekatan yang digunakan dalam mengarahkan fokus adalah menggunakan pertanyaan
terbuka atau luas, diikuti dengan pernyataan yang mengarah pada fokus pertanyaan.
Mendengarkan dan Kesadaran Budaya
Mendengarkan adalah komponen terpenting dari komunikasi yang efektif. Sering kali persepsi
perawat terhadap perilaku orang tua dipengaruhi oleh persepsi, prasangka, dan asumsi mereka
sendiri, yang dapat melibatkan stereotip ras, agama, dan budaya. Penilaian mengenai
”mendengarkan” dan interaksi verbal, perlu dilakukan dengan menghargai perbedaan budaya.
Mendengarkan cermat dapat memudahkan penggunaan petunjuk, bahasa verbal, atau sinyalsinyal dari orang yang diwawancarai untuk melanjutkan wawancara.
Menggunakan Teknik Diam
Teknik diam menuntut rasa percaya diri dan kenyamanan pewawancara untuk memberi
kesempatan pada orang yang diwawancarai agar dapat berpikir tanpa interupsi. Diam
memungkinkan orang yang diwawancarai menyeleksi pemikiran dan perasaan dan mencari
respons-respons terhadap pertanyaan.
Bersikap Empati
Empati adalah kemampuan untuk memahami apa yang dialami oleh orang lain dalam kerangka
acuan orang tersebut; kemampuan untuk menempatkan diri dalam keadaan yang dialami orang
lain. Inti dari interaksi empati merupakan pemahaman terhadap perasaan orang lain secara
akurat.
Mendefinisikan Masalah
Untuk sampai pada penyelesaian masalah, perawat dan orang tua harus sepakat bahwa
memang ada suatu masalah. Kadang-kadang orang tua percaya bahwa terdapat masalah yang
tidak dapat dilihat perawat. Terkadang perawat juga mengidentifikasi masalah yang ditolak
keberadaannya oleh orang tua.
Menyelesaikan Masalah
Begitu masalah telah teridentifikasi dan ditetapkan, masalah dapat mulai diselesaikan.
Orangtua yang dilibatkan dalam proses penyelesaian masalah cenderung untuk terus mengikuti
berbagai tindakan yang dilakukan.
Memberikan Pedoman Antisipasi
Tindakan untuk mencegah suatu situasi agar tidak menjadi masalah adalah pedoman
antisipasi. Secara tradisional, pedoman antisipasi telah difokuskan pada penyediaan informasi
untuk keluarga tentang pertumbuhan dan perkembangan normal, juga praktik pemeliharaan
anak. Untuk mencapai tingkat antisipasi ini, perawat harus :
- Melandasi intervensi dengan kebutuhan yang diidentifikasi oleh keluarga, bukan oleh tenaga
professional
- Memandang keluarga sebagai orang yang kompeten atau memiliki kemampuan untuk
kompeten
- Memberikan kesempatan pada keluarga untuk mencapai kompetensi.
Menghindari Hambatan Komunikasi
Hambatan Berkomunikasi
Sosialisasi, yaitu: 1) Memberikan saran yang tidak terbatas dan kadang-kadang tidak
ditanyakan, 2) Menawarkan jaminan yang premature dan tidak tepat, 3) Memberikan dukungan
yang berlebihan, 4) Mempertahankan situasi atau pendapat, 5) Menggunakan komentar yang
streotipe atau klise, 6) Menginterupsi kalimat seseorang.
Tanda-Tanda informasi yang berlebihan, yaitu: 1) Periode diam yang panjang, 2) Membuat
gerakan yang menunjukan kegelisahan, 3) Kebiasaan gugup, 4) Gangguan tiba-tiba, seperti
bermain dengan rambut, 5) Menarik napas panjang.
Berkomunikasi dengan Keluarga melalui Penerjemah
Diperlukan ketika keluarga menggunakan bahasa yang berbeda. Dalam kasus ini penting untuk
mendapatkan informasi dari pihak ketiga, yaitu penerjemah. Penerjemah menggunakan
pedoman wawancara yang sama.
Berkomunikasi dengan Anak
- Berikan kesempatan pada anak untuk merasa nyaman
- Hindari posisi maju tiba-tiba dan cepat, tersenyum lebar, kontak mata yang lama, gerakan
tubuh yang mengancam
- Bicara dengan orang tua jika awalnya anak merasa malu
- Jujur pada anak
- Gunakan teknik komunikasi
Komunikasi yang Berhubungan dengan Perkembangan Proses Pikir
Perkembangan bahasa dan pikiran yang normal merupakan suatu kerangka acuan untuk
mengetahui bagaimana cara berkomunikasi dengan anak. Perkembangan awal komunikasi
sosial anak dibagi atas:
1. Tahap perlocutionary, perilaku komunikasi yang tidak terarah
2. Tahap illocutionary, tujuan sudah benar dan upaya komunikasi sudah terarah
3. Tahap locutionary, perilaku komunikasi yang terarah dengan menggunakan symbol-simbol
Masa bayi. Bayi berkomunikasi menggunakan bahasa non verbal dan vokalisasi yang
diinterpretasikan oleh individu yang berada disekitarnya.
Masa kanak-kanak. Anak pada masa ini cenderung bersifat egosentris. Mereka melihat
sesuatu yang hanya berhubungan dengan mereka dan berasal dari sudut pandang mereka
sendiri.
Masa sekolah. Anak usia sekolah lebih mengandalkan apa yang mereka ketahui ketika
menghadapi suatu persoalan yang baru. Mereka biasanya tertarik pada aspek fungsional
meliputi prosedur, objek dan aktivitas. Pada anak usia sekolah juga terdapat kekhawatiran
terhadap integritas tubuhnya, sehingga anak menjadi sangat sensitive terhadap segala sesuatu
yang mereka anggap mengancam tubuhnya.
Masa remaja. Pemikiran dan perilaku mereka berfluktuasi antara masa anak-anak dan masa
dewasa. Mereka tumbuh dewasa dengan cepat dan menuju kearah kematangan. Remaja
memiliki suatu bahasa dan budaya sendiri dalam berkomunikasi yang secara karakteristik
membuat mereka berbeda dari yang lain.
Teknik Komunikasi
Teknik yang biasa digunakan, seperti wawancara konvensional, pendekatan yang bersifat
proyektif, teknik verbal (permainan kata-kata), dan teknik non verbal.
Permainan
Merupakan salah satu bentuk komunikasi yang paling penting dan efektif. Permainan terapeutik
sering digunakan untuk mengurangi trauma penyakit dan hospitalisasi dan menyiapkan anak
untuk prosedur-prosedur terapeutik.
Bayi berespons terhadap permainan sederhana. Permainan lama seperti “cilukbaa” merupakan
alat yang mengagumkan dalam memulai komunikasi dengan bayi sambil mempertahankan
jarak yang “aman” dan tidak mengancam. Setelah kontak mata intermiten ini, perawat tidak lagi
dipandang sebagai orang asing tetapi sebagai seorang teman.
Melalui
permainan,
anak-anak
mengungkapkan
persepsi
mereka
tentang
hubungan
interpersonal dengan keluarga, teman, atau personal rumah sakit. Anak dapat juga
mengungkapkan luasnya pengetahuan yang mereka peroleh dari mendengarkan orang lain di
sekitar mereka. Sesi permainan tidak hanya menjadi alat untuk menentukan kesadaran dan
persepsi anak tentang penyakitnya, tetapi juga merupakan metode intervensi dan evaluasi.
D. PENGKAJIAN RIWAYAT
Melakukan Pengkajian Riwayat Kesehatan
Format yang dapat digunakan, yaitu 1) langsung- perawat menanyakan informasi melalui
wawancara langsung dengan informan, 2) tidak langsung- informan memberi informasi dengan
mengisi beberapa jenis kuesioner.
Mengidentifikasi Informasi
Informan adalah individu atau beberapa orang yang menyediakan informasi. Catat 1) siapa
orang tersebut, 2) kesan reliabilitas dan kesediaan untuk berkomunikasi 3), adanya kondisi
khusus seperti adanya penggunaan penerjemah.
Keluhan utama
Merupakan alasan spesifik untuk kunjungan anak ke klinik, kantor, atau RS. Keluhan tersebut
dapat dipandang sebagai topik dari penyakit saat ini sebagai deskripsi masalah. Keluhan utama
diperoleh dengan menanyakan pertanyaan terbuka yang netral seperti “Apa yang tampaknya
menjadi masalah?” atau “Bagaimana saya dapat membantu?”.
Riwayat Penyakit Sekarang
Terdapat 4 komponen utama yaitu 1) rincian awitan, 2) riwayat interval yang lengkap, 3) status
saat ini, 4) alasan mencari bantuan saat ini. Fokus penyakit sekarang adalah pada semua
faktor yang relevan terhadap masalah utama.
Menganalisis suatu gejala. Nyeri digunakan sebagai suatu contoh analisis suatu gejala.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Berisi informasi yang berhubungan dengan semua aspek status kesehatan anak sebelumnya
dan memfokuskan pada beberapa area yang umumnya dihilangkan dalam pengkajian riwayat
orang dewasa.
Riwayat kelahiran. Meliputi semua data yang berhubungan dengan 1) kesehatan ibu selama
kehamilan, 2) proses persalinan dan kelahiran, dan 3) kondisi bayi segera setelah lahir.
Riwayat diet
Penyakit, cedera, dan pembedahan sebelumnya. Ketika menanyakan tentang penyakit
sebelumnya, mulai dengan pernyataan yang lebih umum seperti “Apa penyakit lain yang
diderita anak anda?”. Selain penyakit tanyakan tentang cedera yang memerlukan intervensi
medis, pembedahan, dan alas an lain untuk hospitalisasi, termasuk tanggal setiap insiden.
Alergi. Tanyakan tentang gangguan alergi yang diketahui secara umum seperti hay fever
(demam karena serbuk tumbuhan) dan asma, juga reaksi yang tidak biasa terhadap obatobataan, makanan, atau produk-produk lateks.
Pengobatan saat ini. Telusuri obat-obatan yang dikonsumsi saat ini. Catat semua pengobatan,
termasuk nama, dosis, jadwal, durasi, dan alas an pemberian.
Imunisasi. Semua imunisasi dan “booster” ditulis, meliputi 1) nama penyakit spesifik, 2) jumlah
suntikan, 3) dosis, 4) usia ketika diberikan, dan 5) setiap reaksi setelah imunisasi.
Pertumbuhan dan perkembangan. Pola pertumbuhan sebelumnya yang perlu dicatat adalah
1) perkiraan berat badan pada usia 6 bulan, 1 tahun, 2 tahun, dan 5 tahun, 2) perkiraan tinggi
badan pada usia 1 dan 4 tahun, dan 3) pertumbuhan gigi, termasuk usia mulai tumbuh gigi,
jumlah gigi, dan gejala-gejala selama tumbuh gigi. Perkembangan yang penting meliputi 1) usia
menahan kepala secara stabil, 2) usia duduk sendiri tanpa bantuan, 3) usia berjalan tanpa
bantuan, 4) usia mengatakan kata-kata pertama yang bermakna, 5) kelas di sekolah saai ini, 6)
peringkat di kelas, dan 7) interaksi dengan anak lain, teman sebaya, dan orang dewasa.
Kebiasaan. Kebiasaan merupakan area penting untuk dieksplorasi. Dorong orang tua untuk
memberi masukan dengan mengatakan “Jelaskan pada saya kekhawatiran Anda terhadap
kebiasaan, aktivitas, atau perkembangan anak anda”. Selidiki lebih lanjut setiap kekhawatiran
yang diungkapkan.
Tinjauan Sistem
Merupakan tinjauan setiap sistem tubuh secara spesifik, hampir sama dengan urutan
pemeriksaan fisik. Dapat dimulai dengan pertanyaan yang umum seperti “Bagaimana kondisi
kesehatan anak Anda secara umum?” atau “Apakah anak Anda pernah memiliki masalah
dengan matanya?”
Riwayat Pengobatan Keluarga
Digunakan terutama untuk keperluan mengungkapkan kemungkinan adanya penyakit herediter
atau penyakit keturunan pada orang tua dan anak.
Riwayat Psikososial
Melalui observasi, kaji bagaimana anak menangani kepercayaan diri mereka sendiri dalam
menghadapi orang lain, kemampuan menjawab pertanyaan, koping terhadap situasi baru, dan
hubungan orangtua-anak.
Riwayat Seksual
Merupakan komponen penting dari pengkajian kesehatan remaja. Satu pendekatan untuk
memulai pembicaraan tentang persoalan seksual dimulai dengan suatu riwayat interaksi teman
sebaya. Pertanyaan terbuka seperti “Ceritakan pada saya tentang kehidupan sosialmu,” atau
“Siapakah teman terdekatmu?” umumnya dapat mengarahkan ke dalam suatu diskusi tentang
berkencan dan isu-isu seksual.
Perhatikan bahasa yang digunakan baik ketika mengumpulkan atau menyampaikan informasi
seksual. Misalnya,hindari menanyakan apakah remaja tersebut “aktif secara seksual,” karena
istilah ini dapat diartikan secara luas.
E. PENGKAJIAN KELUARGA
Pengkajian keluarga merupakan pengumpulan data tentang komposisi keluarga dan hubungan
di antara anggota keluarga. Dapat dan sering kali bersifat terapeutik.
Pengkajian Struktur Keluarga
Struktur keluarga merujuk pada komposisi keluarga, yang tinggal dalam rumah dan memiliki
karakteristik sosial, budaya, agama, dan ekonomi yang memengaruhi kesehatan psikobiologis
anak dan keluarga secara keseluruhan. Karena informasi yang diperoleh sering merupakan
bagian yang paling pribadi dan rahasia, lakukan pengkajian ini pada akhir wawancara ketika
rasa saling percaya telah terbina.
Pengkajian Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga berkaitan dengan cara keluarga berperilaku satu sama lain dan dengan
kualitas hubungan. Pengkajian mengenai fungsi tubuh lebih memerlukan keterampilan
pewawancara daripada pengkajian struktur tubuh, dan lebih baik dilakukan setelah pengkajian
struktur tubuh.
Selain observasi dan wawancara, dalam mengkaji fungsi keluarga terdapat beberapa metode
lain dan dapat digunakan sesuai kebutuhan untuk mencapai pengkajian yang komprehensif.
Beberapa instrument terpilih yang dapat dipercaya dan valid tetapi hanya memerlukan sedikit
atau bahkan tidak memerlukan latihan formal dan pelaksanaannya hanya memerlukan waktu
minimal.
APGAR Keluarga (family APGAR, FAPGAR) adalah kuesioner skrining singkat yang
dirancang untuk merefleksikan kepuasan anggota keluarga terhadap status fungsional
keluarga. Singkatan APGAR adalah Adaptasi, Partnership, Growth, Afeksi (kasih sayang), dan
Resolve/Penyelesaain (komitmen). APGAR ini tidak berkaitan dengan sistem penilaian APGAR
untuk bayi baru lahir. Wawancara dapat diselesaikan dalam waktu 5 menit, dapat digunakan
oleh keluarga dengan gaya hidup tradisional maupun alternatif serta dari budaya yang berbeda,
dan sesuai untuk anak berusia 10 tahun atau lebih. APGAR keluarga tidak dianjurkan untuk
digunakan pada individu dari keluarga yang terjerat masalah (tertutup secara berlebihan) atau
“psikosomatik”.
Survei Fungsi Keluarga Feetham memberikan informasi tentang persepsi anggota keluarga
mengenai hubungan yang memengaruhi atau dipengaruhi oleh fungsi keluarga. Survei ini dapat
digunakan secara klinis tanpa memberi nilai pada item-itemnya untuk mengidentifikasi area
yang mungkin menjadi perhatian keluarga. Survey tersebut terdiri dari 25 skala fungsi keluarga
dan dua pertanyaan terbuka. Penyelesaian survey tersebut memerlukan waktu kurang dari 10
menit dan dapat digunakan dalam keluarga dengan orang tua tunggal atau dua orang tua.
Tidak diragukan lagi bahwa lingkungan terkaya untuk mengobservasi perkembangan dan
interaksi anak dengan anggota keluarga adalah rumah. Dua alat yang dapat digunakan untuk
mengkaji lingkungan rumah anak adalah Home Observation for Management of the
Environment, (HOME)* Inventory (Caldwell dan Bradley, 1984) dan Home Screening
Questionnaire (HSQ) (Frankenburg dan Coons, 1986).
Asupan Diet
Pengetahuan tentang asupan diet anak merupakan komponen yang berguna dan praktis dari
suatu pengkajian nutrisi, namun paling sulit dikaji. Tanpa memerhatikan format yang digunakan
dalam mencatat asupan makanan, setiap pengkajian nutrisi harus dimulai dengan riwayat diet.
Secara umum, semakin kecil anak, semakin spesifik dan semakin rinci riwayat tersebut.
Metode terumum dan mungkin termudah dalam mengkaji asupan makanan harian adalah
ingatan 24 jam yang merupakan metode yang paling menguntungkan jika hal tersebut
mewakili asupan yang khas setiap harinya. Untuk meningkatkan reliabilitas ingatan harian,
keluarga dapat melengkapi catatan harian makanan dengan mencatat setiap makanan dan
cairan yang dikonsumsi selama beberapa hari tertentu. Keluarga harus mencatat jenis-jenis
makanan segera setelah memakannya.
Kuesioner atau catatan frekuensi makanan memberikan informasi tentang jumlah waktu
dalam sehari, seminggu, atau sebulan anak mengonsumsi beberapa item dari kelompok
makanan yang berbeda. Hal tersebut terutama dapat sangat berguna ketika memverifikasi
riwayat atau catatan harian makanan.
Pemeriksaan Klinis
Jumlah informasi yang signifikan tentang kekurangan nutrisi diperoleh dari pemeriksaan klinis,
terutama dari pengkajian kulit, rambut, gigi, gusi, bibir, lidah, dan mata. Secara umum,
pemeriksaan klinis tidak mengungkapkan anak yang berada pada risiko defisiensi atau
kelebihan nutrisi.
Antropometri adalah suatu parameter status nutrisi yang penting, meliputi pengukuran tinggi
badan, berat badan, lingkar kepala, proporsi, ketebalan lipatan kulit, dan lingkar lengan pada
anak yang lebih kecil.
Tersedia banyak tes biokimia tersedia untuk mengkaji status nutrisi dan meliputi analisis
plasma, sel-sel darah, urine, atau jaringan hati, tulang, rambut, dan kuku jari.
Evaluasi Pengkajian Nutrisi
Dilakukan untuk merencanakan konseling yang tepat. Berdasarkan data dikaji apakah anak (1)
malnutrisi, (2) berisiko mengalami malnutrisi, (3) atau memiliki status nutrisi yang baik dengan
cadangan yang cukup.
Analisis catatan harian makanan untuk variasi dan jumlah makanan yang dianjurkan dalam
Piramida Petunjuk Makanan. Selain itu, lakukan evaluasi terhadap informasi ini dalam konteks
praktik etnis keluarga dan sumber financial. Bandingkan hasil pemeriksaan klinis dan
antropometri dengan data yang diperoleh dari asupan diet. Rujuk hasil temuan yang
mencurigakan untuk evaluasi lebih lanjut.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Komunikasi, keterampilan terpenting yang harus dimiliki oleh perawat dalam merawat anak,
memiliki komponen verbal, nonverbal, dan komponen abstrak. Untuk secara efektif
menciptakan suatu lingkungan komunikasi, perawat harus membuat perkenalan yang tepat,
mengklarifikasi peran mereka dan tujuan wawancara, dan menjamin privasi serta kerahasiaan.
Ketika berkomunikasi dengan orang tua, perawat perlu mendukung keterlibatan orang tua,
mendengarkan secara cermat, menggunakan teknik diam, dan bersikap empati. Komunikasi
dengan anak harus merefleksikan tahapan perkembangan mereka. Teknik komonikasi verbal
yang telah terbukti efektif termasuk teknik orang ketiga, berespon secara fasilitatif, bercerita,
biblioterapi, penggunaan pertanyaan “bagaimana jika”, dan permainan kata lainnya. Komunikasi
nonverbal dengan anak dapat berbentuk tulisan, menggambar, permainan sulap, dan
permainan lain.
Tujuan melakukan pengkajian riwayat kesehatan adalah untuk mengidentifikasi informasi yang
penting, menentukan keluhan utama, menganalisis penyakit saat ini, memastikan riwayat masa
lalu, meninjau ulang system biologis, dan mencatat riwayat pengobatan keluarga dan riwayat
psikososial dan seksual anak.
Pengkajian keluarga adalah pengumpulan data tentang komposisi keluarga dan hubungan
diantara anggota keluarga. Wawancara fugsi keluarga memeriksa interaksi dan peran,
kekuatan, pengambilan keputusan, penyelesaian masalah, komunikasi, dan ekspresi perasaan
serta individualitas. Pengkajian nutrisi dilakukan dengan menentukan asupan diet, pemeriksaan
klinis, dan analisis biokimia.
B. SARAN
1. Dibutuhkan perbanyakan literature dalam penulisan makalah.
2. Bagi pustakawan yang lain, semoga makalah ini dapat dijadikan referensi dan masukan
untuk memaksimalkan fungsi perpustakaan dilembaga masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Aziz Alilmul. 2005. Ilmu Keperawatan Anak. Surabaya: Departeman Kesehatan.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Supartini, Yupi. 2007. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
Wong, L Donna dkk. 2002. Buku Ajar Keperawatan Pediatric Edisi Ke 4. Jakarta: EGC.
Wong, L Donna dkk. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatric Edisi Ke 6. Jakarta: EGC.
Download