penatalaksanaan gizi untuk penyakit jantung

advertisement
PENATALAKSANAAN
GIZI UNTUK
PENYAKIT JANTUNG
Yetti Wira Citerawati SY, S.Gz, M.Pd
• Ketidakmampuan
jantung
untuk
memompakan darah dlm jml yg memadai
untuk memenuhi kebutuhan metabolik
tubuh.
• Ada 3 macam gagal jantung:
 Gagal jantung kiri
 Gagal jantung kanan
 Gagal jantung kanan &
jantung kongestif
kiri/gagal
GAGAL JANTUNG KIRI
• Gangguan pemompaan darah oleh
ventrikel kiri
• Curah jantung kiri menurun
• Sistolik
&
diastolik
meningkat,
merupakan beban bagi atrium kiri
untuk mengisi ventrikel kiri
• Kenaikan tekanan di atrium kiri
• Hambatan aliran darah dari vena
pulmonal
• Bendungan di paru-paru edema paru
GAGAL JANTUNG KANAN
• Gangguan pada daya pompa ventrikel
kanan
• Isi sekuncup ventrikel kanan menurun
• Tekanan diastolik ventrikel kanan
meningkat
• Beban atrium kanan dalam mengisi
ventrikel kanan, kenaikan tekanan di
atrium kanan
• Menyebabkan hambatan masuknya aliran
darah dari vena cava superior, vena
jugularis dan hepar,
• Jika berlanjut timbul edema pada tungkai
bawah dan asites.
Gangguan jantung kiri dan kanan
secara bersamaan
Ditandai dengan adanya bendungan
paru dan bendungan sistemik
pada waktu bersamaan
TANDA & GEJALA
GAGAL JANTUNG
KANAN
GAGAL JANTUNG KIRI
• Sesak nafas
• Batuk kadang disertai
darah
• Edema paru akut
Edema, asites
Hepatomegali
Hiponatremi
& hipokalemi
Gangguan
Gastrointestinal,
• anoreksia,
• muntah, kembung
•
•
•
•
•
MEKANISME KOMPENSASI
JANTUNG
• Bertujuan mempertahankan
homeostatis yg terjadi dlm tubuh.
• Bila
mekanisme
kompensasi
mampu mempertahankan Cardiac
Performance tdk akan dijumpai
gejala/tanda-tanda CHF pada
aktivitas
rutin
sehari-hari
Compensated CHF.
MEKANISME KOMPENSASI
JANTUNG
• Jika terjadi penurunan mekanik
kerja jantung pengurangan
curah jantung, turunnya aliran
plasma ginjal & perfusi darah
ginjalperubahan mekanisme
renin-angiotensin-aldosteron
gangguan
mekanisme
pengeluaran urin, peningkatan
retensi
air
dan
natrium
decompensata cordis
MANAJEMEN TERAPI -CHF
• Istirahat tirah baring (bed rest)
• Pemberian oksigen
• Obat diuretik oral maupun parenteral,
sebaiknya diikuti dengan pemberian
kalium
• Diet Jantung, pembatasan natrium dan
pembatasan asupan cairan.
• Bila ada edema paru-paru target
balans cairan negatif.
• Bila
menggunakan
mechanical
ventilator
asupan
cairan
dapat
dinaikkan karena IWL (Involuntary
Water Loss) meningkat.
NUTRITION ASSESSMENT-CHF
B. Laboratorium
•
Albumin  sering rendah
•
BUN dan kreatinin  sering
•
meningkat
Natrium biasanya rendah
•
krn dilusi.
Kalium bisa rendah atau
A. Antropometri:
•
TB atau rentang lengan
•
BB bila tdk ada edema
normal
NUTRITION ASSESSMENT-CHF
C. Fisik/klinis
• Sesak nafas
• Edema extremitas, paruparu
D. Diet
• Balans cairan
• Asupan makan
PRINSIP/SYARAT DIET-CHF
1. Energi: BEE x F.A. x F.S.
F.A = 1,1 – 1,3 x BEE
F.S = 1,1 – 1,2 x BEE
2. Protein
*1,0 – 1,2 g/kgBB/hari,
*bila ada insuf renalprotein 0,8 g/kgBB/hari
3. Cairan
*CHF 0,5 ml per kcal (kebutuhan normal 1 ml
per kcal),
*Bila edema paru balans cairan negatif.
PRINSIP/SYARAT DIET-CHF
4. Vitamin, mineral & elektrolit
a. Vitamin: > RDA
b. Natrium: 1,5 – 2 mg/hari
c. Kalium: 2 – 6 g/hari
d. Magnesium: 300 – 350 mg/hari
5. Bentuk makanan diberikan secara bertahap
sesuai kemampuan dapat dimulai dari cair
atau lunak
PRINSIP/SYARAT DIET-CHF
6. Porsi makanan diberikan kecil dan sering.
7. Bila diberikan NGT:
a. pilih formula padat gizi dan rendah lemak
(1cc = minimal 1kcal)
b. porsi/volume sedikit (sesuai kemampuan
absorbsi, dpt dilihat dari residu dlm
lambung)
c. frekuensi pemberian sering (6 – 8 kali/24
jam) @ 150 -200 ml
PRINSIP/SYARAT DIET-CHF
8. Pembatasan natrium
• MAKANAN YANG DIPANTANG:
Makanan yang diawet dengan garam dapur seperti ikan pindang /telur asin,
asinan buah/sayur, sarden, kornet.
• MAKANAN YANG DIBATASI:
Garam dapur dan bumbu yang mengandung natrium seperti kecap, saus,
petis, tauco, vetsin, kaldu instan dan soda kue
Penyakit Jantung Koroner
• Penyakit akibat penyempitan atau
penyumbatan
pembuluh
darah
koroner
• Manifestasi
klinik
berupa
acut
miocard infark, angina pectoris dan
kematian mendadak
• Merupakan
penyebab
kematian
nomer satu di negara maju dan di
Indonesia
RESIKO RENDAH PJK
American College of Cardiology, Europen Heart Cardiology, dan Perki
1. Kolesterol total 160 –199 mg/dl
2. LDL kolesterol 100 – 129 mg/dl
3. HDL kolesterol 45 mg/dl (laki-laki) dan 55 mg/dl
(wanita)
4. Tekanan darah 120/80 mmHg
5. Tidak merokok
6. Tidak menderita diabetes
RESIKO RENDAH PJK
LEMAK MENGENDAP PADA DINDING
PEMBULUH DARAH
PENYUMBATAN PEMBULUH DARAH
PEMBULUH DARAH
JANTUNG
SERANGAN JANTUNG
OTAK
STROKE
Phase 1
Phase 2
Phase 3
Phase 4
Phase 5
Fatty streaks (atherogenesis)
Atheroma (or plaque) formation
Complicated lesions with rupture (nonocclusive thrombosis)
Complicated lesions with rupture and occlusive thrombosis
Fibrosis (occlusive) lesions
MENERAPKAN PARADIGMA SEHAT
Seimbangkan gizi, kurangi makanan yg berlemak, perbanyak sayur dan buahbuahan dan pilih ikan, tahu dan tempe sbg lauk.
Enyahkan rokok, berhenti merokok bagi perokok, anak-anak dan remaja
dilarang merokok, perbanyak kawasan bebas rokok
Hindari dan atasi stress, dengan beragama dan berbudaya.
Awasi tekanan darah, usahakan tetap normal.
Teratur berolahraga, minimal jalan kaki setengah jam hampir setiap hari
dalam seminggu.
• Ketidak
seimbangan
antara kebutuhan O2
miokard dg kemampuan pblh drh koroner
dlm menyediakan O2
* Nyeri dada timbul pd
kegiatan fisik, emosi,
spontan saat istirahat,
sesudah makanan
• Kerusakan otot jantung karena tersumbatnya pembuluh darah koroner sementara.
• Nyeri dada saat istirahat, spt tertindih, tertekan, kadang spt tercekik
1. Riwayat nyeri dada kiri
2. Perubahan Elektrokardiografi (EKG)
3. Peningkatan enzim jantung, seperti:
• CK: Creatinin Kinase : 6 jam stl infark↑,
mencapai puncak dalam 18 – 24 jam,
normal setelah 72 jam
• CKMB (Creatinin Kinase Miocard Band):
enzim jantung yang meningkat bila terjadi
kerusakan/kematian sel→spesifik utk otot
jantung→mendiagnosis infark miokard
•
•
•
LDH (Laktic DeHidrokinase):
meningkat relatif lambat, mencapai
puncak dalam 24-48 jam, bisa ttap
abnormal 1-3 minggu
GOT (Glutamic Oxalo Transaminase):
meningkat setelah 12 jam dan
mencapai puncak stl 24-36 jam
kembali normal pd hr ke 3 atau ke 5
Troponin I
PATOFISIOLOGI: suplai oksigen berkurang,
menyebabkan perubahan metabolisme pada miokard
dari aerob menjadi anaerob, shg produksi laktat
bertambah, maka timbul nyeri dada & PH sel
berkurang (asidosis)
PRINSIP: menurunkan pemakaian oksigen dan
meningkatkan persediaan oksigen miokard
• Aktifitas Bedrest total selama 12 jam pertama atau
selama episode nyeri dada.
• Diberikan obat-obatan untuk menurunkan kebutuhan
oksigen otot jantung dan meningkatkan aliran darah
miokard dengan melebarkan pembuluh darah koroner
• Terapi oksigen
• Infus emergency
• Diet: puasa pada 8 jam pertama setelah serangan,
diteruskan diet jantung secara bertahap (konsistensi dan
energi)
• Monitoring balans cairan
• Rehabilitasi jantung setelah 12 jam pertama bebas nyeri
dada, dilakukan secara bertahap dimulai dari duduk (pasif,
aktif, berjuntai), jalan (disekitar t.t, diruang perawatan)
Tindakan Percutaneus Transluminal Coronary
Angioplasty (PTCA)
membuka pembuluh darah koroner yang menyempit
dengan cara dipasang balon atau ring
• Diet persiapan: pagi sbl tindakan diberi DJI
• Post PTCA: Diet jantung secara bertahap, setiap waktu
makan ditingkatkan dimulai dari DJ I
Tindakan Coronary Artery Bypass Graft (CABG)
operasi bedah pintas koroner.
• Diet persiapan: puasa malam hari s.d pagi
• Post CABG: pasien dirawat di ICU, dimulai dari stop makan
minum (perenteral), kmd TETP (Cair, Lunak), Pasien dipindah ke
ICCU (Tim, Nasi) TETP sampai dengan pasien pulang &
diteruskan selama 3 bulan, kemudian kembali ke diet rendah
cholesterol
1. Mendukung istirahat untuk menurunkan
kerja jantung dengan menghindari makanan
yang terlalu banyak & keras
2. Menghindari aritmia dengan menyajikan
makanan sesuai suhu tubuh.
3. Menghindari konstipasi
4. Menormalkan kadar lipid
5. Menurunkan kebutuhan energi untuk
mengunyah.
6. Menurunkan kelebihan berat badan
7. Mengidentifikasi faktor risiko dan
menurunkannya apabila memungkinkan
1. Tahap pertama >8 jam onset (bedrest total)
berikan diet jantung bentuk cair.
2. Tahap selanjutnya (aktifitas on bed) makanan
lunak (bubur nasi/nasi tim), mudah cerna,
rendah kolesterol dan lemak jenuh.
3. Pada pasien dengan kondisi stabil (aktifitas
out of bed) atau pasien yg akan pulang
diberikan makanan padat (nasi) rendah
kolesterol & lemak jenuh
4. Rendah kolesterol 250 mg/hari dan lemak
dlm bentuk PUFA : MUFA : SFA = 1:1:1
5. Tingkatkan asupan ikan, kacang-kacangan,
serat larut air, minyak zaitun, canola dan
minyak kedelai.
6. Tingkatkan asupan bahan makanan yang
mengandung flavonoid, seperti bawang, teh,
apel, buah anggur dan tomat (licopen)
7. Cukup calsium, magnesium dan kalium.
8. Kurangi asupan kuning telur, full cream
milk, daging merah, lemak daging/ayam
dan bakery.
9. Tingkatkan vitamin E bila perlu suplemen.
10. Tingkatkan bahan makanan sumber asam
folat, riboflavin, vitamin B6 dan B12 jika
kadar homocysteine tinggi dalam serum
(hiperhomocysteinemia)
11. Asupan vitamin C disarankan 2 – 3 kali
RDA.
Diberikan secara bertahap: bentuk makanan
dan kandungan zat gizi t.u. energi.
• Diet Jantung I, bentuk cair, kandungan
energi hanya mencukupi kebutuhan basal.
• Diet Jantung II, bentuk bubur nasi,
kandungan energi sedikit diatas basal.
• Diet jantung III, bentuk nasi tim, kandungan
energi sudah memperhitungkan aktivitas
ringan.
• Diet Jantung IV, bentuk nasi, kandungan
energi sudah memperhitungkan
aktifitas sehari-hari.
• Kandungan protein DJ I – DJ IV sekitar
12% - 15%
• Kandungan lemak DJ I – DJ IV sekitar
20% - 25%.
• Kandungan kolesterol antara 250 mg
• ASESMEN
A: Lila, SGA, IMT (recal BB & TB)
B: profil lipid darah, enzim jantung
C: onset nyeri dada, aktifitas fisik
D: riwayat pola makan, recal asupan 24 jam
• DIAGNOSIS GIZI
Domain asupan, perilaku, klinis
INTERVENSI
Sesuai diagnosis masalah gizi
MONEV
• Asupan zat gizi: energi, protein, kolesterol
• Aktifitas fisik/mobilisasi jantung
• Antropometri: BB, lingkar pinggang,
lingkar perut, lingkar panggul
A. HIPERTENSI KRITIS
• Merupakan penyebab utama gagal jantung
• Peningkatan tekanan darah yg mendadak dan
berat > 250/140 mmHg dapat digolongkan
menjadi hipertensi emergensi dan urgensi
• Terapi non farmakologis: Pembatasan Natrium,
penurunan BB jika kegemukan. Bentuk makanan
dimulai dari lunak.
B. SHOCK CARDIOGENIK
• Merupakan stadium akhir disfungsi ventrikel kiri
dg penurunan sistolik < 80 mmHg pd pasien yg
sebelumnya menderita hipertensi.
• Tanda & gejala: tekanan darah menurun,
hipoksemia, perubahan suhu tubuh, perubahan
tingkat kesadaran krn hipoksia otak, edema
paru,stres ulcer, mual, muntah dan keluaran urin
< 20 ml/jam
• Manajemen terapi: tirah baring, pemberian
oksigen, farmakoterapi, keseimbangan
kebutuhan cairan.
• Pasca shock diberikan diet dimulai dari cair.
• Px dg penurunan kesadaran diberikan NGT.
• Px dg stres ulcer diberikan NGT dg volume
sedikit dan diencerkan, energi cukup untuk
memenuhi kebutuhan basal.
KELAINAN JANTUNG BAWAAN
• Atrial Septal Defect (ASD),
• Ventricular Septal defect (VSD), menyebabkan
pertumbuhan terhambat
• Stenosis Pulmonalis,
• Stenosis Aortae, pertumbuhan anak tetap normal
KELAINAN JANTUNG DIDAPAT
• Gagal jantung
• Miocarditis Difteri
• Demam rematik (Streptokokus hemolitikus)
• Rheumatic Heart Disease
• Agar anak dapat tumbuh dan
berkembang dg optimal tanpa
memberatkan kerja jantung
• Mengurangi/mencegah retensi
air/garam
• Menyiapkan kondisi anak dg kelainan
jantung bawaan untuk tindakan
pembedahan.
• Kebutuhan energi sesuai umur, antara 175 –
180 kcal/kgBB atau 150-175 kkal/kgBB
sehari.Bila asupan energi < 120 kcal/kgBB,
akan terjadi defisiensi folat, B12, C
Tembaga/Cu, Zn dan vitamin D
• Protein 3-4 g/kgBB untuk pembentukan otot
jantung. Pada gagal jantung 1-2 g/kgBB
untuk meringankan beban ginjal
• Lemak sedang
• Natrium dan cairan dibatasi (bila ada oedema
atau hipertensi)
• Makanan mudah dicerna
• Bentuk makanan dapat dimulai dari cair atau
lunak
• Kebutuhan cairan pada bayi adalah 140-160
ml/kgBB dalam keadaan normal; pada bayi
dengan kelainan jantung bawaan kebutuhan
cairan perlu dibatasi menjadi 110-120 ml/kgBB
sehari.
Macam Diet
Indikasi
DJITG
Gagal jantung
DJIIRG
Kemampuan
jantung menurun
3-4 g/kgBB
DJIII
Kemampuan
jantung normal
3-4 g/kgBB
Protein
1-2 g/kgBB
Natrium
Bayi
Anak
Bentuk
150-180 mg/hari 200-400 mg/hari +400 mg/hari
400 mg/hari
600-800 mg/hr
1000-1200 mg/hr
Cair
Lunak
Biasa
Zat gizi
Sumber energi
a. Roti, biskuit dan kue yang diolah dg garam dapur atau soda
b. Nasi goreng, beras ketan, mi, jagung, singkong, talas
c. Minyak untuk menggoreng, mentega, santan kental
Sumber zat
pembangun
a. Otak, ginjal, lidah, sarden, abon, ikan asin, ikan kaleng, ikan pindang, kornet, ebi, teur asin, telur
pindang, keju
b. Daging berlemak, ikan yg memiliki banyak duri: ikan bandeng, ikan mujair, ikan mas, ikan selar,
dsb
c. Keju, kacang tanah, semua lauk pauk digoreng
Sumber zat
pengatur
a. Sayuran yg diawetkan dengan garam dapur : sayuran dalam kaleng dan asinan
b. Sayuran mentah, sayuran yg menimbulkan gas : kol, lobak,sawi, sayuran tinggi serat : daun
singkong, daun kelor, daun katuk, genjer, kapri, keluwih, melinjo, nangka muda dan pare
c. Buah yg diawetkan dg garam dapur dan ikatan natrium
d. Buah berkadar serat tinggi dan atau menimbulkan gas : durian, kedondong dan nangka
Bumbu
a. Garam dapur, soda kue (backing powder), vetsin
b. Bumbu yg mengandung garam dapur : kecap, kaldu blok, tauco, saos tomat, petis, dan bumbu
yang merangsang : cabai
Minuman
Cokelat dan minuman yang mengandung gas : air soda, minuman bersoda yg banyak beredar
dipasaran
Zat gizi
Sumber energi
Beras ditim/dibubur, kentang direbus
Tepung beras, tepung terigu, tepung maizena, hunkwe, havermut dibuat bubur atau puding
gula dan sirup
Minyak dan margarin tanpa garam untuk menumis
Santan encer
Sumber zat
pembangun
Daging sapi, daging kerbau
Ikan direbus, dikukus, ditim, dipanggang
Telur didadar, telur mata sapi yang direbus, dicampur dalam makanan atau minuman
Susu
Tahu, tempe, oncom direbus, dikukus, ditumis, dipanggang
Kacang hijau, kacang merah direbus atau disup
Sumber zat
pengatur
a. Sayuran yg dimaksud dan mudah dicerna : bayam, kangkung, kacang panjang, buncis
muda, oyong muda, labu siam, labu kuning, labu air, ketimun, tauge;
b. Buah, seperti pepaya, avokad, jeruk, mangga, pepaya, pisang dan sawo, atau buah lain
dalam bentuk dimasak dengan menghilangkan biji dan kulit, seperti jambu biji dan
nenas
INDIKASI PEMBERIAN MAKANAN ENTERAL PADA ANAK DG PENYAKIT JANTUNG BAWAAN
1. Takipnea
2. BB tidak meningkat melalui diet oral
3. Kelelahan sewaktu makan
4. Kakeksia jantung
5. Prematuritas
A. Tujuan
1. Memberikan makanan tanpa memberatkan kerja jantung
2. Menurunkan berat badan bila terlalu gemuk
3. Mencegah atau menghilangkan penimbunan garam atau
air
4. Menurunkan tekanan darah
5. Menyiapkan pasien agar dlm kondisi baik utk tindakan
operasi
B. Syarat
1. Energi sesuai kebutuhan  untuk mencapai dan
mempertahankan BB normal
2. Protein cukup, o,8 g/Kg BB  utk mengurangi
beban ginjal
3. Lemak sedang, 25 – 30 % TE  10% berasal dr
lemak jenuh & 10 – 15% lemak tak jenuh
4. Kolesterol rendah bila disertai dislipidemia
5. Vitamin dan mineral cukup, hindari kalium dan
magnesium jika tidak dibutuhkan
Tingkatan
Ringan
(Bengkak pada tangan
atau kaki)
Sedang
(Bengkak pada wajah
dan tangan atau kaki)
Berat
(Bengkak pada wajah,
tangan dan kaki)
Oedema
Oedema
-1 kg
-10%
-5 kg
-20%
-14 kg
-30%
Sumber : Didit Damayanti, 2012 (BAB 3 Assesment oleh Tritisari et al, 2014 dalam Buku NCP oleh Handayani et al, 2014)
Tingkatan
Ascites ringan
Ascites sedang
Ascites berat
Sumber : Escott-Stump, 2008, Sixth Edition. p.478
Koreksi
3-5 kg
7-9 kg
14-15 kg
6. Garam rendah 2-3 g/hr  bila ada odema dan
hipertensi
7. Cairan sesuai kebutuhan
Penyesuaian cairan dilakukan menurut :
• Respon pasien thdp pengobatan
• Kepatuhan thdp pembatasan natrium
• Intensitas/progresivitas penyakit
Batasi asupan cairan hingga 20 – 25 ml/Kg
BB/hari
DIURETIK
Hanya pada pasien yang telah menjalani diet
rendah garam dan pembatasan cairan namun
penurunan BB < 1 kg setelah 4 hari.
DIURETIK
Penggunaan diuretik dimulai dg dosis rendah dg
jenis spironolacton dg kombinasi diet rendah
garam 400 mg Na/hr dlm 1 minggu
DIURETIK
Diberikan dosis rendah terlebih dahulu karena
efek samping diuretik adalah hipokalemia.
DIURETIK
Jika dosis max diuresis blm tercapai maka dapat
digunakan furosemid dg kombinasi diet rendah
Na (5,2 g Na/hari)
PARASINTESIS
Parasintesis  Tindakan mengeluarkan Ascites.
Pertimbangkan infus albumin : 6-8 g albumin /
liter cairan ascites yang dikeluarkan
PARASINTESIS
Dalam cairan Parasintesis  mengandung 10-30 g
protein/L. Keadaan ini justru bisa memicu
tertimbunnya kembali cairan asites  rendahnya
albumin serum.
• Berat Garam Dapur menjadi menjadi berat Na
•
Mg NaCl x 0,393 = mg Na
• Berat Na menjadi garam dapur (NaCl)
•
Mg Na x 2,54 = mg NaCl
Natrium ( mg )
NaCl Garam
500
1,3
1000
2,5
1500
3,8
2000
5,0
8.
Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas
9. Serat cukup utk menghindari konstipasi
10. Monitor status kalium jika pasien mdpt terapi diuretik
 bhn mkn kaya kalium or suplemen
• Alpukat, duku, durian, nangka,pisang, tomat, bayam,
gambas, daun singkong, leci, daun pepaya,rebung,
kembang kol, air kelapa/kelapa muda
* Perhatikan bahan makanan bergas
11. Bentuk makanan disesuaikan dgn keadaan penyakit &
kondisi pasien
12. Porsi kecil tp sering
13. Diberikan enteral, parenteral atau suplemen gizi bila
kebut dr mkn tidak terpenuhi
• Diet jantung I
• Diet jantung II
• Diet jantung III
• Diet jantung IV
• Diberikan pd penderita
MCI or Dekompensasio
kordis berat
• Bentuk makanan cair
• Rendah energi & semua
zat gizi  diberikan
selama 1 – 3 hari
• Diberikan pd penderita MCI or
Dekompensasio kordis stlh fase akut
teratasi
• Bentuk makanan saring or lunak
• Rendah energi & zat gizi ttt spt
protein, kalsium dan tiamin
• Bila ada odema or hipertensi  DJ II
GR
• Diberikan pd penderita MCI or Dekompensasio
kordis tidak terlalu berat
• Bentuk makanan lunak or biasa
• Rendah energi & kalsium
• Bila ada odema or hipertensi  DJ III GR
• Diberikan pd penderita MCI or Dekompensasio
kordis ringan
• Bentuk makanan biasa
• Cukup energi & semua zat gizi
• Bila ada odema or hipertensi  DJ IV GR
• Makanan yg mengandung gas or alkohol spt : ubi,
singkong, tape, kol, nangka muda
• Makanan awetan
• Makanan berlemak tinggi
• Bumbu yg tajam & merangsang
• Perlu peran serta keluarga dalam melaksanakan
diet
• Penyuluhan sebaiknya dilakukan oleh tim
• Pd diet garam rendah sering menurunkan nafsu
makan  perlu penyuluhan cara menyiapkan dan
mengolah makanan garam rendah
• Perencanaan menu dirumah harus sesuai dgn
sosek & budaya klg
• Perhatikan label sblm menggunakan produk jadi
(enteral, parenteral & suplemen gizi)
Download