KOMUNIKASI adalah Penyebab pertama Masalah Peristiwa Keselamatan Pasien (Patient safety) KOMUNIKASI Penyebab yang paling umum terjadinya medical errors. •Kegagalan komunikasi: verbal / tertulis, miskomunikasi antarstaf, antar shift. •Informasi tidak didokumentasikan dgn baik/ hilang Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar manusia Komunikasi efektif yang tepat waktu, akurat,lengkap, jelas, dan dipahami oleh penerima mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien. Dalam profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan metoda utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan Komunikator merupakan peran sentral dari semua peran perawat yang ada. Kualitas komunikasi adalah faktor kritis dalam memenuhi kebutuhan klien Tanpa komunikasi yang jelas adalah TIDAK MUNGKIN memberikan pelayanan keperawatan yang efektif, membuat keputusan dengan klien / keluarga, melindungi klien dari ancaman kesejahteraan,mengkoordinasi dan mengatur perawatan klien serta memberikan pend.kes. Keuntungan Perawat yang memiliki ketrampilan berkomunikasi secara terapeutik adalah 1.Mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien 2.Mencegah terjadinya masalah legal, 3.Memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan 4.Meningkatkan citra profesi keperawatan 5.Meningkatkan citra rumah sakit Tujuan Komunikasi Terapeutik “ Mempengaruhi perilaku orang lain. “ Berarti keberhasilan intervensi keperawatan tergantung pada komunikasi karena proses keperawatan ditujukan untuk merubah perilaku untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Fungsi Komunikasi Terapeutik “ Untuk membina hubungan perawat – klien yang terapeutik” Hubungan yang therapeutik adalah pengalaman belajar bersama dan pengalaman untuk memperbaiki emosi klien. Komunikasi terapeutik : “ Merupakan cara untuk membina hubungan yg terapeutik, dimana dalam prosesnya Terjadi penyampaian informasi dan pertukaran perasaan serta pikiran”. Kemampuan perawat melakukan komunikasi verbal akan menentukan kualitas asuhan yang diberikan. Komunikasi verbal digunakan perawat dalam setiap tahapan pelaksanaan proses keperawatan Hubungan saling membantu merupakan interaksi yang membentuk suasana gerak para pelaku mencapai tujuan bersama PEMENUHAN KEBUTUHAN PASIEN Meningkatnya independensi pasien ( Memandirikan pasien ) Meningkatnya Harga diri Meningkatnya kesejahteraan fisik 1. Orang yang menawarkan hubungan harus banyak mengetahui tentang Dirinya,menyadari kepentingannya perasaannya dan nuraninya. “ Menjadi manusia sejati, Real dan dapat diandalkan” 2. Hubungan Perawat pasien ditandai rasa menerima dan sikap yang ramah. Perawat dan pasien harus saling menghormati dan mempercayai 3. Pasien perlu diberi kesempatan bebas menjajaki dirinya tanpa kuatir dinilai. Hubungan biasanya menurun jika perawat Menghakimi atau menempatkan diri sendiri sebagai tokoh yang mempunyai semua jawaban benar. 4. Konsep yang mendasari hubungan perawat – pasien saling percaya, empati, caring dan mutualitas. Azwar (1996) MUTU “Tingkat kesempurnaan dari penampilan sesuatu yang sedang diamati dan juga merupakan kepatuhan terhadap standart yang telah ditetapkan Pelayanan suatu perbuatan/ aktivitas yang ditawarkan dan menghasilkan sesuatu yang tidak berwujud namun dapat dinikmati atau dirasakan. 1. Sudut Pandang Pasien (Individu, Keluarga, masyarakat) Adanya perawat atau tenaga kesehatan yang memberikan perawatan yang trampil dan kemampuan perawat dalam memberikan perawatan.(Berdasarkan rasa empati, penghargaan, ketanggapan, keramahan dan kemampuan perawat yang profesional) 2. Sudut Pandang Perawat Memberikan pelayanan keperawatan sesuai yang dibutuhkan pasien agar menjadi mandiri atau terbebas dari sakitnya.( Kemampuan melakukan asuhan keperawatan yang profesional terhadap pasien sesuai standart keperawatan, perkembangan ilmu dan teknologi) 3. Sudut Pandang Manajer Keperawatan Pengaturan staf, pasien dan masyarakat yang baik dengan menjalankan supervisi, manajemen keuangan dan logistik dengan baik serta alokasi sumber daya yang tepat. 4. Sudut Pandang Institusi Pelayanan Memiliki tenaga yang profesional dengan diterapkannya efektifitas dan efisiensi pelayanan. 5. Sudut Pandang Organisasi Profesi Membuat dan memfasilitasi kebijakan regulasi keperawatan yang mencakup sertifikasi, lisensi dan akreditasi. ( Meyakinakan masyarakat bahwa pelayanan keperawatan yang diberikan sudah berdasarkan kaidah suatu profesi dan pemberi pelayanan telah memenuhi standart kompetensi yang telah ditetapkan) A. SERQVQUAL) 1. TANGIABLE ( Bukti Langsung) 2. RELIABILITY (Keandalan) : tepat dan terpercaya, konsisten 3. RESPONSIVENESS (Ketanggapan) : Komunikasi dan situasi fisik 4. ASSURANCE (Jaminan Kepastian) : keramahan, kompetensi dan keamanan 5. EMPATI (Perhatian) B. OKI (2000) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. TIME : Seberapa lama customer menunggu pelayanan anda TIMELINESS: Apakah pelayanan anda dapat diberikan sesuai janji COMPLETENESS : Apakah semua bagian membantu dalam memberikan pelayanan COURTES : Apakah karyawan “garis depan “ memnyapa dan melayani costomer dengan ramah dan menyenangkan. CONSISTENCY :Apakah pelayanan yang diberikan sama untuk semua costomer ACCESSBILITY and CONVENIENCI : mudah RESPONSIVENESS : Tanggap dan mampu menyelesaikan masalah Mencegah injuri dengan mengidentifikasi potensial faktor risiko dan mengambil langhak untuk mengendalikan faktor-faktor tersebut. HAL-hal Yang harus Diperhatikan : 1. Ciptakan hubungan yang baik antara perawat – klien 2. Pahami kebijakan institusi dan proses yang berlaku 3. Dokumentasaikan tindakan keperawatan: Faktual, menunjuk waktu, runtut, nama dan paraf 4. Jaminan Keamanan Pasien 5. Laporan Kejadian Khusus (Insiden) 1. 2. Pengawasan dan pengendalian merupakan kunci utama dalam melakukan evaluasi yang terus menerus untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. Pengawasan dan pengendalian mencakup : kinerja staf keperawatan, supervisi, program peningkatan mutu dan pengelolaan risiko.