Laporan Studi Pustaka (KPM 403) ANALISIS DAMPAK KETERDEDAHAN TELEVISI DI MASYARAKAT PEDESAAN Oleh: RESTUREZKY RACHMANYA I34110008 Dosen: Ir. Sutisna Riyanto, MS. DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014 ii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa Laporan Studi Pustaka yang berjudul “Analisis Dampak Keterdedahan Televisi di Masyarakat Pedesaan” benar-benar hasil karya saya sendiri yang belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari pustaka yang diterbitkan atau tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam naskah dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Laporan Studi Pustaka. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya bersedia mempertanggungjawabkan pernyataan ini. Bogor, 24 Desember 2014 Resturezky Rachmanya NIM. I34110008 iii ABSTRAK RESTUREZKY RACHMANYA. Analisis Dampak Keterdedahan Televisi di Masyarakat Pedesaan. Dibimbing oleh SUTISNA RIYANTO. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor keterdedahan televisi dan menganalisis dampak keterdedahan televisi di masyarakat pedesaan khususnya petani. Metode penulisan dilakukan dengan merangkum dan menganalisis 11 jurnal yang berhubungan dengan topik yang akan diteliti serta didukung oleh literatur lain. Keterdedahan televisi memiliki beberapa faktor diantaranya: kepemilikan televisi, pemahaman tentang fungsi televisi, dan karakteristik khalayak. Keterdedahan televisi mencakup empat aspek, yaitu: frekuensi menonton, durasi menonton, waktu menonton, dan jenis acara yang ditonton. Masyarakat yang menonton televisi akan memanfaatkan televisi sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini berdampak kepada empat aspek yaitu, meningkatkan pengetahuan, memperdalam pemahaman, menumbuhkan kesadaran, dan mendorong adanya perubahan perilaku. Oleh karena itu akan diteliti mengenai keterdedahan televisi dan dampak dari pemanfaatan televisi tersebut di kalangan petani. Kata kunci: keterdedahan televisi, masyarakat pedesaan, dampak siaran televisi ABSTRACT RESTUREZKY RACHMANYA. Analysis of the Impact of Television Exposure in Rural Society. Supervised by SUTISNA RIYANTO. The purpose of this study is to analyze the factors of television exposure and to analyze the impact of television exposure in rural society, especially farmers. The method of this writing is by summarizing and analyzing 11 journals that relate to the topics and supported by other literature. Television exposure has several factors, including: the ownership of a television, an understanding of television functions, and characteristics of the audience. Television exposure also including four aspects, such as: the frequency of watching tv, duration of watching tv, viewing time, and type of television program. People who watch television will use television for something that they need. This has an impact on four aspects, such as, increase knowledge, increase understanding, awareness, and encourage a change in behavior. Therefore, it would be examined on the television exposure and the impact of the use of television among farmers. Keywords: television exposure, rural society, television impact. iv ANALISIS DAMPAK KETERDEDAHAN TELEVISI DI MASYARAKAT PEDESAAN Oleh Resturezky Rachmanya I34110008 Laporan Studi Pustaka sebagai syarat kelulusan KPM 403 pada Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014 v LEMBAR PENGESAHAN Dengan ini menyatakan bahwa Studi Pustaka yang ditulis oleh: Nama : Resturezky Rachmanya Nomor Mahasiswa : I34110008 Judul : “Analisis Dampak Keterdedahan Televisi di Masyarakat Pedesaan” dapat diterima sebagai syarat kelulusan Mata Kuliah Studi Pustaka (KPM 403) pada Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui, Dosen Pembimbing Ir. Sutisna Riyanto, MS. NIP : 19620115 198803 1 004 Mengetahui, Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Siti Amanah, MSc. NIP. 19670903 199212 2 001 Tanggal Pengesahan : ______________________ vi PRAKATA Puji dan syukur penulis ucapkan atas ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Studi Pustaka berjudul “Analisis Dampak Keterdedahan Televisi di Masyarakat Pedesaan” ini dengan baik. Laporan Studi Pustaka ini ditujukan untuk memenuhi syarat kelulusan MK Studi Pustaka (KPM 403) pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Ir. Sutisna Riyanto, MS. sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan selama proses penulisan hingga penyelesaian laporan studi pustaka ini. Penulis juga menyampaikan hormat dan terimakasih kepada orang tua tercinta Ayah Maman Tarmana dan Mama Lanny Alfiyati yang selalu mendoakan dan senantiasa melimpahkan kasih sayangnya kepada penulis, Ridhorezky Raynare selaku adik yang selalu memberikan dukungannya kepada penulis, serta Nauvaldo Zachman yang telah membantu dan memberikan semangat dalam penyusunan laporan studi pustaka ini. Tidak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada teman-teman SKPM 48, rekanrekan Majalah Komunitas 2012/2014, khususnya divisi redaksi yang selalu memberikan semangat selama penulisan studi pustaka. Semoga Laporan Studi Pustaka ini bermanfaat bagi semua pihak. Bogor, 24 Desember 2014 Resturezky Rachmanya NIM. I34110008 vii DAFTAR ISI Halaman PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1 1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 2 1.5 Metode Penulisan ................................................................................. 2 RINGKASAN DAN ANALISIS PUSTAKA ................................................ 3 Peranan Media Massa dalam penyebaran Informasi Pertanian di Kalangan Petani Sayuran di Lampung ……………. ................................................................. . 3 Persepsi Petani tentang Saluran Komunikasi Usahatani Padi .......................... 5 Analisis Persepsi dan Reaksi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) terhadap Pemanfaatan Siaran Televisi sebagai Sumber Informasi Pertanian di Desa Sidomulyo, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kertanegara....................................... 7 Kajian Karakteristik Nelayan Terhadap Akses Sumber Informasi (Kasus Di Desa Parangtritis Kecamatan KretekKabupaten Bantul Yogyakarta) ...................... 9 Tingkat Penggunaan Media Massa dan Peran Komunikasi Anggota Kelompok Peternak dalam Jaringan Komunikasi Penyuluhan Sapi Potong...................... 10 Keterdedahan dan Pemanfaatan Informasi oleh Petani Sayuran...................... 12 Efektivitas Komunikasi Pemuka Pendapat Kelompok Tani dalam Menggunakan Teknologi Usahatani Padi(Kasus di Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang NTT)………………………………………………………………………………….13 Ketersediaan Sumber Informasi Teknologi Pertanian di Beberapa Kabupaten di Jawa ………….…………... ...................................................................................... 15 Rating Televisi dan Masyarakat Desa ............................................................. 16 Persepsi Petani tentang Determinan Seleksi Saluran Komunikasi dalam Penerimaan Informasi Usahatani Padi............. .................................................................... 18 Pengaruh Modal Sosial dan Keterdedahan Informasi Inovasi terhadap Tingkat Adopsi Inovasi Jagung di Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat.. ............. 20 RANGKUMAN DAN PEMBAHASAN ....................................................... 22 Faktor-faktor Keterdedahan Masyarakat terhadap Televisi ……….. .............. 22 viii Dampak Keterdedahan Televisi…..…………………………………………... 25 SIMPULAN………………………………………………………………… 28 Hasil Rangkuman dan Pembahasan ................................................................. 28 Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Skripsi .................................. 28 Usulan Kerangka Analisis Baru ....................................................................... 30 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 31 RIWAYAT HIDUP… ...................................................................................... 33 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Media massa terus berkembang mengikuti perkembangan zaman. Pada awalnya manusia berkomunikasi menggunakan pesan berantai untuk memberikan informasi ke khalayak luas.Kemudian muncul tulisan berbentuk simbol-simbol yang biasa ditulis di bangunan tertentu seperti tembok candi, monumen, dan bangunan lainnya yang tidak bisa dipindahkan. Setelah mengenal kertas, manusia mulai dapat berkomunikasi dengan lebih mudah karena kertas dapat dibawa dan dapat disimpan. Penemuan kertas dilanjutkan dengan munculnya surat kabar yang kemudian berkembang dengan ditemukannya pesawat telegraf. Telegraf lalu berkembang lagi menjadi telegraf tanpa kabel yang merupakan awal dari lahirnya radio.Setelah muncul radio teknologi terus berkembang dan ditandai dengan munculnya televisi. Televisi merupakan media komunikasi massa yang memiliki keunggulan dibanding radio dan media cetak karena televisi tidak hanya menampilkan suara tapi juga dilengkapi dengan gambar yang memiliki alur sehingga masyarakat dapat lebih mudah memahami maksud dari informasi yang disampaikan. Keunggulan lain adalah masyarakat yang buta huruf masih dapat mengkonsumsi informasi yang diberikan oleh televisi dibanding jika mereka harus membaca surat kabar. Masyarakat juga lebih tertarik dan lebih berminat untuk menonton televisi dibanding mendengarkan radio atau membaca surat kabar. Televisi kini sudah menjangkau khalayak luas termasuk di pedesaan.Berdasarkan data statistik indikator sosial budaya tahun 2009, persentase penduduk diatas 10 tahun yang menonton TV mencapai 90,27%1. Kemudahan dalam mengakses televisi ini menyebabkan semua kalangan dapat menikmati limpahan informasi.Sudah tidak asing lagi jika masyarakat pedesaan memiliki televisi dirumahnya.Hal ini tentu saja memudahkan akses mereka untuk mendapat informasi.Selain memberikan informasi, tentu saja televisi juga memiliki tayangan yang menggugah ketertarikan masyarakat untuk menonton seperti tayangan hiburan, olahraga, dan lainnya.Manfaat yang didapat masyarakat dari menonton tayangan televisi beragam sesuai dengan program televisi yang dipilih. Masyarakat yang memiliki akses terhadap media massa dapat terus mengikuti isu-isu terkini yang sedang hangat dibicarakan. Isu-isu tersebut tentu tidak terbatas pada wilayah tertentu saja namun informasi dari seluruh penjuru dunia dapat dikonsumsi dengan bebas oleh khalayak yang menonton televisi.Hal tersebut merujuk pada fungsi sosial media massa yang dikemukakan oleh C.R Wright antara lain fungsi pengawasan, korelasi antar peristiwa, transmisi, dan hiburan. Mewabahnya media massa di kalangan masyarakat tak terkecuali masyarakat pedesaan yang notabene mata pencahariannya adalah sebagai buruh tani seharusnya mereka mendapatkan pengaruh dari tayangan televisi yang diberikan oleh media. Hal ini terjadi karena adanya tayangan televisi yang menyajikan informasi pertanian yang bermanfaat bagi masyarakat pedesaan. Tayangan tersebut seharusnya dapat 1 Sumber: www.bps.go.id. Diakses 1 Desember 2014 2 memotivasi masyarakat yang terdedah media massa untuk ikut mengikuti perkembangan zaman dengan mengimplementasikan informasi yang ada ke ranah pekerjaan mereka sebagai buruh tani. Namun kini televisi jarang memiliki acara yang khusus mengupas secara mendalam masalah pertanian. Tayangan televisi kini hanya marak dengan tayangan hiburan yang kurang memberikan informasi tambahan mengenai isu-isu pertanian dan meskipun program pertanian ada di beberapa televisi namun porsinya tidak terlalu banyak dan penyajiannya yang kurang menarik sehingga masyarakat enggan untuk menontonnya. Maka dari itu peneliti ingin menganalisis bagaimana dampak masyarakat pedesaan yang terdedah oleh televisi? Tujuan Penulisan Tujuan penulisan Analisis Dampak Keterdedahan Televisi di Masyarakat Pedesaan adalah untuk menganalisis faktor-faktor masyarakat yang terdedah televisi dan untuk menganalisis dampak keterdedahan televisi di masyarakat pedesaan. Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan studi pustaka ini ialah penelaahan dan analisis data sekunder yang relevan dengan topik studi pustaka. Langkah pertama ialah pengumpulan berbagai data sekunder berupa hasil penelitian seperti skripsi, tesis, jurnal, disertasi, maupun buku-buku mengenai komunikasi massa. Kemudian data sekunder tersebut dipelajari, diringkas, serta disusun menjadi sebuah ringkasan studi pustaka yang relevan terhadap topik kajian.Selanjutnya dilakukan sintesis dan analisis dari hasil ringkasan studi pustaka. Terakhir ialah penarikan hubungan dari semua hal yang telah dilakukan sehingga memunculkan sebuah kerangka teoritis yang menjadi dasar perumusan masalah bagi penelitian yang akan dilakukan. 3 RINGKASAN DAN ANALISIS PUSTAKA 1. Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Nama Jurnal Volume Isi Alamat URL Tanggal Diunduh : Peranan Media Massa dalam Penyebaran Informasi Pertanian di Kalangan Petani Sayuran di Lampung : 2006 : Jurnal : Elektronik : Sumaryo : Jurnal Penyuluhan : Volume 2 No 4 : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jupe/ article/download/2111/1142 : 26 September 2014 Ringkasan Televisi merupakan media massa yang memiliki kelebihan karena merupakan media audiovisual sehingga dapat menarik perhatian khalayaknya dibanding media komunikasi massa lainnya. Menurut penelitian yang dilakukan di provinsi Lampung ini terdapat perbedaan antara Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Lampung Barat dalam mengakses informasi melalui televisi termasuk informasi pertanian karena jangkauan siaran lebih terpusat di Bandar Lampung. Untuk melihat sejauh mana perbedaan dalam mengakses informasi penelitian mengumpulkan data dari beberapa faktor yaitu: kepemilikan media komunikasi, aktivitas mengikuti acara televisi, peranan televisi, hubungan kepemilikan media dan peranan televisi, hubungan aktivitas mengikuli siaran dan peranan televisi, dan hubungan macam acara yang diminati dan peranan televisi. Stasiun televisi menyajikan beragam tayangan terutama informasi atau isu pembangunan.Petani membutuhkan informasi yang berhubungan dengan pertanian untuk meningkatkan keberhasilan usaha taninya.Untuk itu petani mengharapkan televisi lebih banyak menyajikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka yang berkaitan dengan pertanian. Sehubungan dengan faktor kepemilikan media yang telah disampaikan diatas, masyarakat di desa Sumber Agung yang terletak di kota Bandar Lampung memiliki media komunikasi yang lebih banyak dibandingkan dengan masyarakat desa Tanjung Raya, Kabupaten Lampung Barat. Hal ini dikarenakan oleh letak desa Sumber Agung yang lebih dekat dengan perkotaan sehingga akses lebih mudah dan harga televisi yang ditawarkan adalah harga normal sedangkan masyarakat desa Tanjung Raya harus membayar lebih mahal karena letaknya yang jauh. 4 Selain dari segi kemampuan dalam mengakses televisi, petani di desa Tanjung Raya yang memiliki televisi pun hanya mendapat tayangan beberapa televisi saja sehingga informasi yang didapat tidak sebanyak petani desa Sumber Agung yang dapat menangkap sinyal televisi lebih baik. Namun baik dari petani desa Sumber Agung maupun desa Tanjung Raya keduanya kurang tertarik menyaksikan program pertanian karena acaranya yang kurang dikemas dengan baik sehingga peranan televisi kurang terlihat dari segi program pertanian karena tidak memberikan manfaat kepada masyarakat. Analisis Penelitian ini memberikan informasi mengenai terbatasnya akses masyarakat pedesaan terhadap kepemilikan televisi dan perbedaan ragam acara yang dapat mereka nikmati mempengaruhi pengetahuan petani. Karena tidak semua petani yang tersebar di negara ini mendapatkan informasi yang sama. Pembaca juga mengetahui bahwa tidak hanya dari segi perbedaan keterdedahan televisi saja yang menyebabkan berbedanya tingkat pengetahuan petani mengenai informasi pertanian namun juga program siaran pertanian yang sudah ada di televisi mayoritas kurang menarik perhatian petani karena pihak televisi yang kurang mampu mengemas program pertanian agar terlihat lebih menarik. Saran yang diberikan jurnal ini yaitu dengan menganjurkan pihak televisi untuk harus memiliki kesadaran bahwa mayoritas penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani dan Indonesia adalah negara agraris sehingga tayangan yang diperlukan oleh masyarakat tidak hanya tayangan hiburan melainkan juga informasi pertanian yang dikemas semenarik mungkin agar masyarakat tidak enggan untuk menyaksikannya. Saran lain dalam penelitian ini yaitu dengan memperluas sinyal televisi di pelosok daerah juga dapat diperbaiki agar seluruh masyarakat memiliki akses yang sama terhadap tayangan televisi yang ada sehingga tidak adanya perbedaan tingkat pengetahuan dari informasi yang disampaikan di televisi. 5 2. Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Nama Jurnal Volume Isi Alamat URL Tanggal Diunduh : Persepsi Petani tentang Saluran Komunikasi Usaha Tani Padi : 2010 : Jurnal : Elektronik : P.R. Pertiwi dan A. Saleh : Jurnal Komunikasi Pembangunan : Volume 08 No 2 : http://202.124.205.111/index.php/jurnal kmp/article/viewFile/5702/4330 : 26 September 2014 Ringkasan Pembangunan pertanian tidak hanya dilakukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian melainkan juga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga petani. Salah satu cara implementasi pembangunan pertanian adalah melalui penyuluhan. Karakteristik keinovatifan termasuk ke dalam faktor yang diperlukan agar penyuluhan lebih efektif. Menurut Subagyo (2005) karakteristikyang berkaitan dengan keinovatifan petani dalam menerima informasi daninovasi antara lain umur, tingkatpendidikan dan pengalaman bekerja,motivasi, tingkat keterdedahan terhadap informasi dari media, kekosmopolitan,serta keterlibatan dalam organisasi. Petani padi menjadi sasaran yang harus terus mendapatkan informasi karena padi merupakan hasil produksi utama Indonesia.Informasi mengenai inovasi pertanian perlu segera diketahui oleh petani agar mereka mengadopsi teknologi pertanian terbaru sehingga dapat meningkatkan produktivitas padi. Sebagai contoh di Kabupaten Banten disediakannya pelayanan informasi melalui peralatan komunikasi elektronik dan media cetak (Deptan 2008) agar petani dapat meningkatkan pengetahuannya tentang inovasi pertanian padi dengan mengadopsi cara pertanian yang baru. Namun pada kenyatannya, petani masih menggunakan cara bertani lama. Hal ini disinyalir karena petani kurang mengakses informasi dengan baik.Upaya meningkatkan inovasi pertanian padi sulit dilakukan dikarenakanumur rata-rata petani Indonesia yang cukup tua sehingga mereka menolak adanya inovasi karena merasa rumit dalam pelaksanaannya. Saluran komunikasi yang terdapat di Kabupaten Serang terbagi menjadi dua yaitu kamunikasi interpersonal dan komunikasi bermedia. Untuk komunikasi interpersonal, petani yang lebih ahli dapat membantu petani lain secara langsung. Tokoh masyarakat, penyuluh, dan pedagang saprotan juga memegang andil dalam komunikasi interpersonal.Sementara untuk komunikasi bermedia diakui oleh petani masih kurang karena TV local Banten yaitu cahaya banten yang belum memiliki tayangan mengenai pertanian. Kemudian untuk radio yaitu radio Megaswara dan Dimensi yang walaupun memiliki program siaran pertanian namun kurang diminati oleh petani karena petani merasa tayangan televisi lah yang lebih mudah menarik karena dapat dilihat sehingga informasi lebih mudah dipahami. Sedangkan untuk 6 media cetak seperti majalah Trubus dan Koran Sinar Tani sudah didistribusikan di perpustakaan Prima Tani. Untuk itu cara yang dapat dilakukan agar minat komunikasi bermedia para petani meningkat, penyuluh dapat memanfaatkan tabloid lokal untuk menerbitkan informasi yang bermanfaat dan mengapresiasi petani yang berhasil melakukan adopsi inovasi pertanian. kemudian untuk menumbuhkan minat petani terhadap radio yaitu dengan dibentuknya kelompok pendengar radio atau pemirsa acara televisi. Analisis Penelitian ini memberikan pengetahuan bahwa untuk meningkatkan produktivitas pertanian yang bersinergi dengan kesejahteraan petani dapat dilakukan dengan membuka saluran komunikasi tertentu di kalangan petani.Saluran komunikasi yang dapat digunakan adalah saluran komunikasi interpersonal dan komunikasi bermedia.Penelitian ini juga memberikan informasi bahwa saluran komunikasi interpersonal lebih efektif dilakukan karena dapat dipraktekan sesuka hati sesuai dengan jadwal kegiatan pertanian. Tokoh saluran komunikasi interpersonal adalah petani ahli yang lebih unggul dalam mengaplikasikan pertanian dengan cara baru sehingga mereka dapat menyalurkan informasi tersebut kepada petani lain dengan cara demonstrasi langsung dan interaksi personal secara intensif. Penyuluh yang bertugas sebagai fasilitator juga diharapkan dapat mengawasi jalannya proses penyuluhan dan membantu petani yang kesulitan. Sedangkan dalam penelitian ini menekankan untuk komunikasi bermedia masih perlu banyak evaluasi yang harus dilakukan agar petani mau terlibat dalam proses pendistribusian informasi. Saran yang diberikan oleh penelitian yaitu dengan membentuk kelompok siaran TV agar minat petani untuk mengakses TV lebih meningkat. Namun akan lebih baik jika penelitian ini memberikan saran lain seperti untuk televisi, seharusnya lebih banyak menayangkan program pertanian yang menarik dan tidak membosankan karena petani sebenarnya cenderung lebih suka menonton televisi dibanding membaca koran atau mendengarkan radio karena televisi lebih mudah dipahami. Jika televisi mampu menyediakan siaran pertanian yang informatif dan dikemas dengan penyajian yang unik tidak menutup kemungkinan minat menonton petani akan meningkat dan berpengaruh terhadap kemauan mereka untuk mengadopsi inovasi pertanian yang ditayangkan di televisi. 7 3. Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Nama Jurnal Volume Isi Alamat URL Tanggal Diunduh : Analisis Persepsi dan Reaksi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) terhadap Pemanfaatan Siaran Televisi sebagai Sumber Informasi Pertanian di Desa Sidomulyo, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai ;Kertanegara : 2013 : Jurnal : Elektronik : Dina Lesmana : Jurnal Komunikasi Pembangunan : Volume XII No 2 : http://ejurnal.untagsmd.ac.id/index.php /AG/article/download/342/496 : 4 Oktober 2014 Ringkasan Dewasa ini televisi dapat digunakan sebagai media penyuluhan karena media audiovisual lebih menarik jika menyajikan informasi mengenai pertanian serta dapat menjangkau khalayak luas.Televisi dapat meningkatkan pengetahuan petani dalam mengambil keputusan mengenai inovasi pertanian mana yang dapat mereka adopsi. Di Desa Sidomulyo, Kecamatan Anggana terdapat gapoktan yang difasilitasi oleh pemerintah agar menjadi gapoktan yang mandiri untuk itu petani dalam gapoktan tersebut dituntut untuk dapat memperoleh informasi untuk mendapatkan pengetahuan baru. Namun sayangnya aktivitas pencarian informasi ini masih kurang dilakukan. Setelah proses pengambilan data maka didapatlah beberapa persepsi masyarakat diantaranya persepsi positif, persepsi netral, dan persepsi negatif. Persepsi positif terhadap pemanfaatan siaran televisi sebagai sumber informasi pertanian muncul karena akses responden yang mudah terhadap televisi.Mereka sering menggunakan televisi dan pemahaman mereka bahwa televisi tidak hanya berperan sebagai media hiburan namun juga dapat berfungsi sebagai pemberi informasi. Sementara persepsi netral muncul karena mereka menganggap walaan inforupun televisi banyak memberikan informasi namun untuk informasi pertanian sendiri dianggap masih kurang karena televisi swasta lebih banyak menampilkan acara hiburan dan tv nasional seperti TVRI yang memang masih aktif memberikan informasi pertanian namun dirasa tidak terlalu banyak. Sementara persepsi negatif responden muncul karena masyarakat hanya memanfaatkan televisi untuk aspek hiburan semata dan tidak adanya waktu untyuk menonton televisi karena kesibukan masing-masing sehingga akses untuk menonton televisi menjadi kurang. Sementara reaksi petani terhadap pemanfaatan televisi sebagai sumber informasi pertanian cukup baik karena rata-rata responden tertarik untuk 8 memanfaatkan televisi karena televisi lebih mudah diakses dibandingkan dengan media lain serta karena televisi menampilkan gambar dan suara maka petani yang buta huruf tetap dapat memahami pesan yang disampaikan serta cakupan televisi lebih luas. Lain halnya dengan responden yang etrtarik untuk memanfaatkan televisi, ada beberapa responden yang tidak tertarik untuk memanfaatkan televisi karena menurut mereka televisi lebih banyak dimanfaatkan untuk tayangan hiburan saja daripada untuk memperoleh informasi pertanian. Beberapa responden yang tidak tertarik ini memiliki kemampuan baca tulis sehingga mereka dapat memanfaatkan media lain seperti radio atau media cetak untuk mendapatkan informasi pertanian. selain alasan hiburan, beberapa responden mengatakan bahwa televisi tidak berdampak langsung karena petani telah memperoleh keahlian dari pengalaman dan pelatihan sehingga tayangan televisi tidak berpengaruh langsung terhadap produktivitas pertanian Analisis Penelitian ini memaparkan bahwa televisi memiliki peran penting dalam memberikan informasi kepada masyarakat.Karena mayoritas masyarakat telah memiliki televisi dirumahnya sehingga akses mereka untuk menonton tayangan televisi lebih mudah.Penelitian ini juga memaparkan bahwa televisi memiliki keunggulan dibanding media lain karena ia menampilkan suara dan gambar sekaligus sehingga lebih menarik minat masyarakat dan tidak membatasi masyarakat yang buta huruf. Penelitian ini menyayangkan walaupun televisi memiliki kesempatan yang besar untuk dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat khususnya petani, informasi yang disajikan televisi belum terlalu banyak yang menyajikan tayangan pertanian sehingga masyarakat hanya memanfaatkan tayangan hiburan daripada tanayangan yang bersifat informatif tentang pertanian. Saran yang dipaparkan dalam penelitian ini yaitu untuk menyeimbangi minat menonton masyarakat yang tinggi, televisi sebaiknya lebih banyak menayangkan acara pertanian yang menarik seperti disisipkan di acara hiburan dengan penyajian yang unik sehingga tidak membosankan dan membuat masyarakat tidak sadar bahwa sesungguhnya tayangan yang sedang mereka tonton adalah tayangan mengenai pertanian.Saran yang menurut saya juga penting dan telah dipaparkan dalam penelitian ini yaitu agar program pertanian tidak hanya ditayangkan di TVRI namun juga di TV swasta nasional agar program informasi pertanian lebih luas diterima di masyarakat. 9 4. Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Nama Jurnal Volume Isi Alamat URL Tanggal Diunduh : Kajian Karakteristik Nelayan Terhadap Akses Sumber Informasi (Kasus Di Desa Parangtritis Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul Yogyakarta) : 2008 : Jurnal : Elektronik : E. Sugiharto, A.V.S Hubeis, Gardjito, F. Rohadji : Jurnal Komunikasi Pembangunan : Volume 6 No 1 : http://jesl.journal.ipb.ac.id/index.php/ jurnalkmp/ article/viewFile/5658/4289 : 4 Oktober 2014 Ringkasan Berkembangnya teknologi komunikasi menyebabkan masyarakat nelayan mengalami perubahan pola komunikasi.Mereka kini dapat berkomunikasi dengan orang-orang di luar sistem sosial mereka sehingga mereka dapat dengan mudah memperoleh akses informasi. Akses informasi tersebut dapat diperoleh dengan dua cara yaitu media interpersonal dan melalui media massa yang mencakup media massa dan media elektronik. Nelayan yang mengakses media interpersonal biasanya sering melakukan diskusi dengan sesama nelayan, Petugas Perikanan Kecamatan (PPK), dan Petugas Perikanan Spesialis (PPS).Sementara nelayan yang mengakses media massa adalah masyarakat yang mendengarkan radio dan menonton televisi. Radio yang didengar oleh nelayan di Desa Parangtritis adalah Radio Persatuan Bantul dan ada juga sebagian yang mendengarkan Radio RRI Yogyakarta.Informasi yang diperoleh nelayan dari mendengarkan radio biasanya seputar harga ikan di pasaran dan hal-hal yang berkaitan dengan pemasaran. Untuk mempermudah penyampaian informasi, radio menggunakan bahasa Jawa agar masyarakat yang tidak bisa menggunakan bahasa Indonesia dapat memahami informasi yang disampaikan. Sementara selain radio, masyarakat yang mengakses televisi juga lebih banyak dibandingkan yang tidak mengakses.Menurut masyarakat nelayan yang menonton televisi, inovasi terbaru yang terdapat dalam program televisi dapat dilihat langsung sehingga lebih mudah untuk dipraktekkan.Acara televisi sering menayangkan profil nelayan maju, desa nelayan andalan, jenis alat tangkap baru, dan acara profil dunia usaha.Jika dihubungkan dengan karakteristik nelayan, status nelayan menjadi faktor berhubungan dengan penggunaan radio dan televisi sebagai sumber informasi.Bagi nelayan yang berstatus rendah, mereka lebih sering mendengarkan radio sementara nelayan juragan yang memiliki status lebih tinggi lebih menyukai menonton televisi sebagai sumber informasi dibanding mendengarkan radio.Selain itu, pendidikan non formal juga berhubungan dengan pemanfaatan televisi.Semakin sering televisi menayangkan program yang memberikan informasi pelatihan, kursus, dan magang maka semakin banyak pula nelayan yang menonton televisi. 10 Analisis Penelitian ini memberi pengetahuan mengenai perkembangan teknologi informasi yang pesat sehingga akses nelayan terhadap informasi tersebut menjadi lebih mudah.Penelitian ini sudah cukup baik dalam menjelaskan media komunikasi yang digunakan oleh nelayan yaitu media interpersonal dengan metode diskusi baik dengan sesama nelayan maupun dengan petugas perikanan. Selain media interpersonal, media massa juga menjadi pusat penyebaran informasi yang banyak diakses oleh masyarakat nelayan terutama surat kabar, radio, dan televisi. Mereka menggunakan media massa untuk mendapatkan informasi seputar hal pemasaran, teknologi penangkapan terbaru, dan harga ikan dipasaran. Tingkat penggunaan tiap media massa tersebut dipengaruhi oleh status nelayan dimana nelayan dengan status sosial lebih tinggi cenderung memilih televisi sebagai sumber informasi daripada radio. Media massa memberikan pendidikan non formal kepada nelayan karena memberikan informasi seputar perikanan yang bermanfaat bagi nelayan.Saran yang diberikan yaitu agar media informasi lebih memperhatikan kebutuhan nelayan. 5. Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Alamat URL Tanggal Diunduh : Tingkat Penggunaan Media Massa dan Peran ;;Komunikasi Anggota Kelompok Peternak dalam ;;Jaringan Komunikasi Penyuluhan Sapi Potong : 2006 : Jurnal : Elektronik : A. Saleh : http://jesl.journal.ipb.ac.id/index.php/ mediapeternakan/article/viewFile/874/ 247 : 8 Oktober 2014 Ringkasan Penyuluhan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan keterampilan peternak untuk inovasi terbaru. Masyarakat membutuhkan kemudahan untuk akses informasi untuk menambah pengetahun mereka terhadap isu terbaru yang ada. Berdasarkan penelitian masyarakat terdedah oleh media massa terutama radio, televisi, dan surat kabar. Sekitar 93 persen masyarakat mengaku terdedah oleh televisi.Meski begitu, keterdedahan televisi ini tidak berbanding lurus dengan kepemilikan televisi. Hal ini dikarenakan masih ada masyarakat yang tidak memiliki tv namun tetap dapat menonton tv karena menumpang menonton dirumah tetangga sehingga walaupun mereka tidak mempunyai tv mereka tetap dapat mengakses informasi. Masyarakat paling banyak menonton televisi di malam hari dibanding dengan waktu lain. Adapun siaran yang paling sering ditonton adalah siaran berita, olahraga, film, kesenian tradisional, musik, dan lainnya namun siaran berita 11 menempati presentase paling tinggi. Namun walaupun masyarakat peternak tersebut telah terdedah oleh media massa, infomasi yang didapatkan tidak seputar informasi peternakan sehingga untuk informasi teknis mengenai peternakan itu sendiri mereka lebih mengandalkan jaringan komunikasi antar sesama anggota penyuluhan atau dengan masyarakat lain karena televisi tidak menyajikan informasi teknis mengenai peternakan. Analisis Penelitian ini menganalisis bahwa masyarakat peternak sudah tidak asing lagi dengan media massa karena mayoritas sudah terdedah oleh media massa terutama televisi, radio, dan surat kabar. Mereka aktif mengkonsumsi informasi yang disajikan di media massa untuk mendapatkan pengetahuan baru. Masalah yang dipaparkan juga sudah jelas yaitu informasi yang benar-benar dibutuhkan oleh peternak tidak tersedia sehingga peternak tetap mengandalkan komunikasi interpersonal dalam aktivitas peternakan. Kritik terhadap jurnal ini adalah tidak terdapatnya saran dari penulis terhadap permasalahan yang ada.Jurnal tersebut hanya menjelaskan kesimpulan bahwa seharusnya televisi memberikan informasi teknis mengenai peternakan dan menayangkan program yang berhubungan dengan peternakan selain menayangkan berita dan hiburan. 12 6. Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Nama Jurnal Volume Isi : Keterdedahan dan Pemanfaatan Informasi oleh Petani Sayuran : 2013 : Jurnal : Cetak : Syatir, Djuara P. Lubis, Krishnarini Matindas : Jurnal Komunikasi Pembangunan : Volume 11 No 2 Ringkasan Teknologi informasi merupakan cara yang efektif dalam proses penyampaian dan penyebaran informasi terkini. Karena dengan teknologi semua informasi yang ada dapat disampaikan lebih cepat sehingga masyarakat juga lebih cepat dalam memperoleh informasi baru.Teknologi informasi ini juga dapat memperbaiki kualitas hidup masyarakat jika digunakan dan dimanfaatkan semaksimal mungkin.Untuk dapat memanfaatkan teknologi informasi tersebut, tentu masyarakat harus dapat mengakses teknologi ini dengan mudah. Terdapat beberapa karakteristik petani yang berhubungan dengan keterdedahan sumber informasi seperti umur, pengalaman, pengalaman berusahatani, luas lahan, serta jumlah jenis sayuran.Semakin tinggi karakteristik responden tersebut maka semakin tinggi pula kebutuhan mereka untuk mengakses informasi. Selain itu keterdedahan sumber informasi berhubungan dengan tingkat pemanfaatan informasi.Frekuensi, durasi, dan ragam materi menjadi aspek yang berhubungan dengan pemanfaatan informasi. Analisis Penelitian ini memaparkan bahwa petani memerlukan akses informasi yang cukup dan mudah untuk menambah pengetahuannya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan mereka sebagai petani. Keterdedahan mereka terhadap informasi secara tidak langsung akan memperngaruhi produktivitas pertanian yang nantinya berimplikasi terhadap kesejahteraan hidup mereka. Petani yang dapat mengakses sumber informasi lebih sering adalah kelompok tani dan penyuluh.Oleh karena itu diperlukan kualitas penyuluh yang baik agar sumber informasi yang telah mereka miliki dapat disalurkan dengan baik kepada para petani lainnya. Petani juga dapat mendapatkan akses informasi dari berbagai sumber informasi yang tersedia seperti surat kabar, radio, dan televisi. Saran yang diberikan yaitu untuk masalah hambatan kepemilikan media massa dapat diatasi dengan berbagai cara misalnya jika petani mayoritas buta huruf maka dapat dialihkan dengan membuka kelompok pendengar radio atau kelompok menonton siaran televisi dengan penyuluh sebagai fasilitator. Namun penjelasan 13 mengenai dampak dari petani yang telah terdedah oleh informasi tidak dijelaskan lebih rinci sehingga dibuthkan penelitian selanjutnya yang lebih mendalam. 7. Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Nama Jurnal Volume Isi Alamat URL Tanggal Diunduh : Efektivitas Komunikasi Pemuka Pendapat Kelompok Tani dalam Menggunakan Teknologi Usahatani Padi (Kasus di Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten;Kupang NTT) : 2009 : Jurnal : Elektronik : I.R. Rohi, A. Saleh, dan R.W.E. Lumintang : Jurnal Komunikasi Pembangunan : Volume 07 No 1 : http://jagb.journal.ipb.ac.id/index.php/ jurnalkmp/article/viewFile/5678/4307 : 8 Oktober 2014 Ringkasan Teknologi usahatani padi penting untuk dikomunikasikan kepada petani agar mereka dapat mengaplikasikan teknologi pertanian tersebut secara langsung. Sayangnya terdapat beberapa kendala dalam penyampaian informasi ini seperti minimnya upaya strategi mengkomunikasikan hasil penelitian dan pengkajian kepada pengguna,kebijakan kelembagaan penyuluhan yang sering berubah sehingga jaringan informasi teknologi dari sumber teknologi pada pengguna di daerahterputus, dan kurangnya pemahamanpemerintah daerah akan pentingnyainformasi teknologi pertanian sebagaibahan acuan penyusunan program pembangunan pertanian di daerah. Maka dari itu, banyaknya teknologi pertanian yang telah dikaji oleh lembaga penelitian hanya sedikit yang diadopsi oleh petani. Untuk mengatasi hambatan ini pemuka pendapat dalam kelompok tani padi diharapkan berumur produktif dan memiliki potensi SDM.Pendidikan formal dan non formal juga merupakan karakteristik yang diperhatikan bagi pemuka pendapat.Rendahnya pendidikan formal disebabkan oleh keterbatasan sosial dan ekonomi sementara rendahnya pendidikan non formal disebabkan oleh kurangnya pelatihan. Terdapat juga karakteristik lain seperti pendapatan rendah, pengalaman usahatani padi yang kurang dari 20 tahun, luas lahan garapan yang sempit, jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan cukup banyak yaitu 5-8 orang, partisipasi sosial responden yang masih kurang, dan status sosial yang terbatas pada tokoh tani. Untuk aspek keterdedahan terhadap media massa pada pemuka pendapat kelompok tani tergolong masih rendah walaupun aktivitas menonton televisi, mendengarkan radio, dan membaca surat kabar sudah cukup baik. Efektivitas komunikasi pada aspek pemahaman menunjukan bahwa pemuka responden memhami teknologi pertanian yang disampaikan melalui media massa. 14 Kemudian untuk efektivitas komunikasi pada aspek sikap responden menunjukan sikap menerima terhadap teknologi pertanian yang diperkenalkan. Sementara untuk efektivitas komunikasi pada aspek tindakan responden menunjukan bahwa sebagian besar responden telah menerapkan teknologi usahatani padi yang didapat melalui media massa. Analisis Penelitian ini memberikan pengetahuan bahwa teknologi informasi usahatani padi dapat bermanfaat bagi petani dan dapat diadopsi untuk memperbaiki produktivitas pertanian. Kesadaran pemuka pendapat dan para petani mengenai akses informasi yang memberikan informasi mengenai teknologi pertanian haruslah dimaksimalkan agar informasi tersebar secara merata. Pemuka pendapat selaku pihak yang menyebarkan informasi tersebut kepada para petani harus memiliki akses yang mudah terhadap media massa sehingga ia dapat terus menyampaikan isu terbaru kepada petani. Para petani juga dapat ikut memanfaatkan media massa yang tersedia seperti surat kabar, radio, atau televisi. Kritik dari jurnal ini adalah pada bagian kesimpulan dan saran selain diperlukannya kesadaran masyarakat akan pentingnya media massa bagi saluran penyebaran informasi pertanian agar proses penyampaian informasi pertanian berjalan efektif dan mencapai tujuan sesungguhnya, juga diperlukan saran lain yang tidak hanya pada tingkat penumbuhan kesadaran. Dapat ditambahkan pada tingkatan selanjutnya yang kemudian dapat merubah perilaku dan menambah keterampilan petani. 15 8. Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Volume Isi Alamat URL Tanggal Diunduh : Ketersediaan Sumber Informasi Teknologi Pertanian di Beberapa Kabupaten di Jawa : 2012 : Jurnal : Elektronik : Etty Andriati dan Endang Setyorini : Volume 21 No 1 : http://203.176.181.72/index.php/jpp/arti cle/download/493/pdf : 8 Oktober 2014 Ringkasan Pertanian merupakan hal penting yang bekaitan dalam membangun negara.Jika pertanian suatu negara baik maka negara tersebut adalah negara yang berhasil.Banyak inovasi teknolog pertanian yang diciptakan demi perubahan pertanian kea rah yang lebih baik. Sayangnya penyebaran inovasi teknologi pertanian masih memiliki beberapa hambatan seperti potensi individu untuk menerapkan inovasi, ketersediaan sumber informasi, proses diseminasi, dan karakteristik inovasi. Oleh karena itu dibutuhkan layanan penyebaran informasi yang menyentuh semua kalangan petani dan memberikan kesadaran kepada petani bahwa informasi inovasi pertanian sangat penting untuk terus digali dan dikembangkan. Dalam penelitian ini, Banjarnegara dan Pacitan adalah beberapa kabupaten yang memiliki kesulitan untuk mengakses informasi pertanian.Informasi yang tersedia di lokasi tersebut adalah media cetak, radio, dan televisi, namun jumlahnya masih sangat terbatas.Hal ini tentu menghambat upaya peningkatan pegetahuan petani dalam kegiatan usahataninya. Sementara kelembagaan komunikasi yang berkaitan dengan pemenuhan informasi pertanian adalah kelembagaan penyuluhan.Dan kelembagaan sosial seperti gapoktan dan koperasi.Kegiatan penyuluhan di Kabupaten Banjarnegara dan Pacitan tergolong baik karena dengan kegiatan penyuluhan petani mendapatkan beragam informasi teknologi pertanian, pengolahan hasil, dan pemasaran.Selain kegiatan peunyuluhan, pertemuan kelompok non formal juga tergolong baik karena mereka dapat saling bertukar informasi antar petani. Analisis Jurnal ini menjelaskan bahwa ketersediaan sumber informasi teknologi pertanian sangatlah penting untuk memaksimalkan produktivitas pertanian. Akses masyarakat terhadap media massa haruslah mudah dan informasi tersebar secara menyeluruh. Untuk mengatasi minimnya akses petani terhadap media massa, penyuluh memegang peranan pentng sebagai jembatan dari media informasi ke 16 petani. Penyuluh harus menguasai semua isu terkini yang marak di media massa tsecara rutin dan membahas hal-hal yang memang dibuthkan oleh petani. Kritik terhadap jurnal ini adalah tidak adanya saran terhadap penelitian yang telah dilakukan. Akan lebih baik jika jurnal ini mencantumkan saran sehingga pembaca menjadi paham akan apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki kondisi yang ada. Penelitian ini juga masih dapat dilanjutkan di penelitian selanjutnya agar dapat melihat perubahan akses petani terhadap teknologi informasi. 9. Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Nama Jurnal Volume Isi Alamat URL Tanggal Diunduh : : : : : : : : Rating Televisi dan Masyarakat Desa 2009 Jurnal Elektronik Eko Harry Susanto Jurnal Komunikasi Volume 21 No 1 http://journal.tarumanagara.ac.id/index .php/FIKOM/article/viewFile/1131/1226 : 13 Oktober 2014 Ringkasan Televisi yang merupakan media massa paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat belakangan ini sudah seharusnya memberikan dampak positif kepada seluruh lapisan masyarakat baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan. Tayangan yang diberikan di televisi sebagian besar adalah berdasarkan rating pemirsa. Jika suatu tayangan mendapatkan rating yang tinggi maka tayangan tersebut dipastikan disukai masyarakat dan televisi akan terus menyajikan tayangan tersebut atau membuat tayangan dengan konsep serupa. Dalam kaitannya dengan masyarakat desa, jumlah khalayak televisi terbesar justru adalah masyarakat pedesaan.Sementara pihak televisi seakan tidak melibatkan masyarakat desa dalam pemilihan program yang mereka tayangkan sehingga tidak terdapatnya program yang sesuai untuk masyarakat pedesaan.Padahal seharusnya masyarakat harus dilibatkan dalam menilai program televisi karena masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang lebih banyak memiliki waktu untuk menonton televisi dibanding masyarakat perkotaan yang waktunya lebih banyak dihabiskan di luar rumah untuk bekerja.Namun karena potensi ekonomi mereka yang tidak dapat diharapkan untuk mendukung keberhasilan sebuah tayangan televisi maka masyarakat desa diabaikan oleh industri media penyiaran. Terlepas dari kondisi yang tidak menguntungkan itu, sebenarnya masyarakat desa mampu memberikan penilaian terhadap tayangan televisi.Karena secara faktual, televisi marak menayangkan tayangan yang menghadirkan kemewahan perkotaan dan budaya materialisme semata sehingga muncu kecumburuan sosial dari masyarakat desa yang menonton tayangan tersebut.Mereka juga makin merasa terpuruk dengan ketidakmampuan desa untuk dapat hidup seperti lingkungan perkotaan yang mereka 17 lihat di tayangan televisi.Namun mereka terpaksa menonton acara tersebut karena memang jarang sekali acara yang sesuai dengan kebutuhan mereka.Semua saluran televisi dipenuhi oleh tayangan yang sebagian besar terlepas dari belief dan value komunitas pedesaan.Padahal Mereka pun berhak untuk menuntut media media untuk memberikan informasi yang memadai dalam perspektif pedesaan. Program berbagai televisi nasional memang memberikan aspek edukasi dan informasi namun yang ditonjolkan adalah aspek hiburan.Dalam hal ini, media siaran memiliki tanggung jawab untuk benar-benar mampu memberikan sisi pengetahuan dan informasi yang bermanfaat untuk masyarakat pedesaan. Karena sesungguhnya untuk mensejahterakan masyarakat pedesaan tidak hanya dibutuhkan bermacam teknologi, modal, dan bantuan lain namun penting juga dalam memberikan motivasi melalui penyuluhan dan informasi yang bermanfaat bagi mereka lewat tayangan televisi. Analisis Jurnal ini meninjau lebih jauh tayangan televisi yang hanya menonjolkan sisi hiburan dibanding aspek edukasi dan informasi.Hal ini semata-mata karena memang rating untuk program hiburan lebih tinggi dibanding program lainnya.Mayoritas rating ini diperoleh dari masyarakat desa yang memang lebuh banyak mengkonsumsi tayangan televisi dibanding masyarakat perkotaan.Sayangnya pihak televisi hanya mengejar keuntungan dan mengabaikan hal bahwa mayoritas pemirsa televisi adalah masyarakat desa sehingga tayangan yang ditayangkan tidak bersesuaian dengan perspektif pedesaan.Program televisi menonjolkan sisi konsumerisme dan materialisme perkotaan sehingga masyarakat desa mengalami kecemburuan sosial dan makin terpuruk dengan keterbatasannya.Al Menurut jurnal ini seharusnya televisi dapat memberikan tayangan yang lebih bermanfaat bagi mereka seperti penyuluhan lewat televisi yang dikemas dengan penyajian yang menarik.Televisi dapat memberikan program yang mengupas potensi pedesaan dan bagaimana menjadikan potensi tersebut sebagai keuntungan bagi masyarakat desa. Kritik terhadap jurnal ini adalah tidak adanya penelitian sesungguhnya di kalangan masyarakat pedesaaan.Jurnal ini hanya menggunakan data dari buku dan internet dan selebihnya adalah opini dari penulis.Sehingga tidak ada data kuantitaif yang valid yang dapat membuktikan pemaparan penulis. 18 10. Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Nama Jurnal Volume Isi Alamat URL Tanggal Diunduh : Persepsi Petani tentang Determinan Seleksi Saluran Komunikasi dalam Penerimaan Informasi Usahatani Padi : 2009 : Jurnal : Elektronik : Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah Ratnaningsih : Jurnal Komunikasi : Volume 21 No 1 : http://www.pdfarchive.com/2011/03/16/29-pepirospina-pertiwi-rinda-noviyanti-dewijuliah-ratnaningsih/29-pepi-rospinapertiwi-rinda-noviyanti-dewi-juliahratnaningsih.pdf : 30 Oktober 2014 Ringkasan Peningkatan usahatani memberi pengaruh langsung terhadap kesjahteraan keluarga petani.Untuk mencapai peningkatan usahatani perlu adanya inovasi pertanian secara berkelanjutan. Salah satu proses komunikasi dalam penyampaian inovasi pertanian adalah dengan saluran komunikasi baik komunikasi tanpa atau dengan media. Penelitian ini meneliti bagaimana persepsi petani dalam menggunakan saluran komunikasi yang membawa informasi pertanian sesuai kebutuhan, kemudahan akses, dan biaya untuk mengaksesnya. Kabupaten Serang merupakan wilayah yang berpotensi untuk dijadikan sebagai penghasil komoditas padi sebagai usahataninya.Penyebaran inovasi yang dilakukan untuk mewujudkan potensi ini adalah dengan penyuluhan yang intensif dan penyebaran informasi melalui media cetak maupun elektronik.Namun jika ditinjau di lapang, masih banyak petani yang menggunakan cara-cara bertani lama.Hal ini disinyalir akibat tidak sampainya informasi inovasi pertanian ke tingkat petani.Selain itu, petani diduga kurang tangap terhadap teknologi informasi dan merasa kesulitan dalam mencerna informasi tersebut. Saluran komunikasi di Kabupaten Serang terbagi dua menjadi komunikasi interpersonal dan komunikasi media massa. Menurut penelitian, saluran komunikasi interpersonal cukup efektif dalam proses penyampaian informasi pada saat penyuluhan. Biasanya petani berprestasi yang dijadikan contoh agar petani lain termotivasi untuk ikut mengadopsi inovasi yang telah petani berprestasi lakukan. Tokoh masyarakat, pengumpul, dan penyuluh juga berperan penting dalam kegiatan penyuluhan. Sementara untuk saluran komunikasi bermedia, terdapat empat media yang digunakan oleh petani di Kabupaten Serang anatara lain televisi, radio, surat kabar atau majalah, dan poster atau leaflet. Dari keempat media massa tersebut, 19 ketersediaan media yang paling baik adalah televisi. Beberapa televisi diketahui menyajikan acara pertanian yang menayangkan informasi penanggulangan HPT, pemupukan, dan pemanenan. Namun jika ditinjau dari kemudahan dalam mengakses informasi, komunikasi interpersonal dipersepsikan cukup mudah diakses oleh responden. Setelah komunikasi interpersonal, media massa yang paling mudah diakses diantara media massa yang lain adalah televisi dengan alasan hampir semua masyarakat memiliki televisi dirumahnya. Meski demikian, informasi pertanian di televisi masih dirasa kurang oleh responden. Kemudian dari segi biaya dalam mengakses informasi, televisi dikategorikan lebih murah daripada radio.Hal ini dikarenakan tingkat kepemilikan televisi lebih tinggi dibandingkan radio karena semua petani memiliki televisi namun tidak semua petani memiliki radio.Sehingga petani harus mengeluarkan biaya lagi jika harus membeli radio jika menjadikan radip sebagai penyedia informasi pertanian. Analisis Jurnal ini memberikan penjelasan mengenai usahatani yang sangat bergantung terhadap introduksi teknik usahatani baru yang dapat meningkatkan produkivitas pertanian.Hal ini didapatkan dari infomasi pertanian yang terdapat di media cetak maupun media elektronik yang tersebar di suatu daerah.Untuk kabupaten Serang sendiri, televisi merupakan media yang paling banyak digemari dan dimanfaatkan masyarakat.Hampir semua petani memiliki televisi dirumahnya dan menonton televisi setiap hari. Namun tingginya minat masyarakat dalam menonton televisi ini akan menjadi tidak bermanfaat saat televisi hanya menayangkan tayangan hiburan saja dan hanya sedikit menayangkan tayangan informatif mengenai informasi pertanian karena informasi yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan mereka. Jurnal ini mencantumkan dalam bagian kesimpulan dan saran bahwa perlunya upaya berbagai cara untuk memotivasi petani agar lebih aktif dalam mencari informasi melalui saluran komunikasi yang disediakan dalam kegiatan penyuluhan, sehingga terbentuk persepsi yang lebih baik terhadap saluran komunikasi. Namun ada baiknya jika selain memotivasi petani, informasi yang ada kini juga perlu diperhatikan mengingat informasi yang ada di saluran komunikasi bermedia terutama televisi sudah sangat jarang mengupas tentang informasi pertanian. Sehingga akan terjadi ketidaksinambungan antara petani yang aktif mencari informasi dan informasi yang tersedia jika ternyata tidak sesuai dengan kebutuhan mereka. 20 11. Judul Tahun Jenis Pustaka Bentuk Pustaka Nama Penulis Nama Jurnal Volume Isi Alamat URL Tanggal Diunduh : Pengaruh Modal Sosial dan Keterdedahan Informasi;Inovasi terhadap Tingkat Adopsi Inovasi Jagung di Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat : 2009 : Jurnal : Elektronik : Yohanes G. Bulu, Sunarru S. Hariadi, Ageng S. Harianto, dan Mudiyono : Jurnal Agro Ekonomi : Volume 27 No 1 : http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/ pdffiles/JAE%2027-1a.pdf : 3 November 2014 Ringkasan Pengembangan peningkatan adopsi inovasi jagung memang sudah banyak dilakukan namun belum banyak dimanfaatkan petani karena lambatnya penyebaran informasi inovasi kepada petani.Keterdedahan informasi inovasi jagung di Kabupaten Lombok masih tergolong rendah. Hal tersebut dikarenakan jaringan informasi inovasi di Kabupaten Lombok masih terbatas sehingga berdampak pada rendahnya akses petani terhadap informasi inovasi yang mengakibatkan lambatnya proses adopsi inovasi jagung. Berdasarkan penelitian, responden intensitas petani dalam berinteraksi dengan sesame petani, petani ahli, dan tokoh masyarakat lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan media cetak maupun elektronik.Hal ini disebabkan oleh adanya kedekatan dan hubungan sosial diantara pihak yang berkomunikasi sehingga memudahkan responden untuk dapat memahami infomasi inovasi yang disampaikan. Akses informasi informasi inovasi jagung melalui media etak dan elektronik relatif rendah karena keterbatasan kepemilikan media dan pemanfaatan media hanya untuk hiburan. Analisis Jurnal ini menyatakan lambatnya perkembangan informasi inovasi jagung di Kabupaten Lombok disebabkan oleh rendahnya keterdedahan petani terhadap media massa. Faktor yang menyebabkan rendahnya keterdedahan petani terhadap media cetak dan elektronik adalah karena mereka lebih menggunakan komunikasi interpersonal berbasis kedekatan, hubungan sosial, kepercayaan, dan modal sosial antar sesama petani, petani ahli, maupun tokoh masyarakat sehingga penggunaan media massa tidak dimanfaatkan untuk keperluan pencarian infomasi pertanian. 21 Saran yang diberikan oleh jurnal ini adalah dibutuhkan penyadaran kepada petani bahwa media massa juga memegang peranan penting dalam proses penyaluran infomasi pertanian yang dapat membantu perkembangan adopsi inovasi jagung. Saran lain yang menurut saya penting dan telah dicantumkan dalam penelitian ini adalah walaupun peranan sesama petani, petani ahli, dan tokoh masyarakat juga penting namun dengan menggunakan media massa sebagai saluran informasi maka kebutuhan informasi yang didapat akan lebih beragam dan terkini sesuai dengan perkembangan zaman. 22 RANGKUMAN DAN PEMBAHASAN Faktor-Faktor Keterdedahan Masyarakat terhadap Televisi Keterdedahan masyarakat akan televisi tidak terlepas dari beragam faktor. Berdasarkan lima hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab ringkasan pustaka, yaitu penelitian Sumaryo (2006), Dina Lesmana (2013), A. Saleh (2006), Syatir, Djuara P. Lubis, dan K. Matindas (2013), I.R. Rohi, A. Saleh, dan R.W.E. Lumintang (2009), dan Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah Ratnaningsih (2009) mengungkapkan bahwa keterdedahan petani akan televisi sudah cukup baik dengan tingkat dan pola keterdedahan yang bervariasi. Aspek-aspek keterdedahan televisi yang diungkapkan dalam hasil-hasil penelitian tersebut mencakup: potensi keterdedahan, pemahaman dan penggunaan televisi, tingkat keterdedahan, macam keterdedahan, pola keterdedahan, dan faktor yang mengarahkan keterdedahan. 1. Potensi keterdedahan: Potensi keterdedahan yang diungkapkan oleh dua penelitian, yaitu penelitian Sumaryo (2006) dan A. Saleh (2006) menjelaskan mengenai jumlah khalayak potensial televisi. Khalayak potensial adalah khalayak yang memiliki media yang berdiam di suatu daerah jangkauan siaran yang tersedia bagi stasiun siaran. Kedua penelitian tersebut menjelaskan bahwa kepemilikan televisi di lokasi penelitian tergolong cukup tinggi, yaitu sekitar 87%. Oleh karena itu potensi keterdedahan cenderung tinggi karena semakin banyak masyarakat yang memiliki televisi maka semakin banyak pula individu yang terdedah informasi dari tayangan televisi. 2. Pemahaman dan penggunaan televisi: Penelitian Dina Lesmana (2013) memaparkan bahwa petani telah paham bahwa televisi tidak hanya berfungsi sebagai media hiburan namun juga dapat digunakan sebagai media informasi yang bersifat mendidik. Hal ini dibuktikan bahwa sebanyak 60% petani mengatakan mereka memanfaatkan televisi sebagai sumber informasi pertanian. Hal ini merujuk kepada sembilan kegunaan media massa menurut Schramm dalam Depari dan MacAndrew (1995) yang memaparkan bahwa media massa memiliki bermacam kegunaan selain untuk menghibur yaitu: memperluas cakrawala pemikiran, memusatkan perhatian, menumbuhkan aspirasi, mengembangkan dialog yang berkenaan dengan masalah politik, menciptakan suasana membangun, mengenalkan norma-norma sosial, menumbuhkan selera, merubah sikap yang lemah menjadi kuat, dan pendidik. 3. Tingkat keterdedahan: Tingkat keterdedahan petani dapat dikategorikan cukup tinggi. Hal ini merujuk kepada penelitian Sumaryo (2006) dan I.R. Rohi, A. Saleh, dan R.W.E. Lumintang (2009) bahwa sebanyak 60% petani mengikuti acara televisi. Hasil penelitian mengungkapkan durasi menonton televisi tergolong cukup lama walaupun frekuensi menonton tayangan teknologi usahatani padi di televisi cukup jarang. 23 Jika frekuensi dan durasi menonton televisi di masyarakat tinggi maka efek yang didapat juga semakin tinggi. Teori kultivasi yang dikenalkan oleh George Gerbner menganggap televisi dengan segala pesan dan gambar yang disajikannya merupakan proses atau upaya untuk menanamkan cara pandang yang sama terhadap realitas dunia kepada khalayak. Televisi dipercaya sebagai agen atau instrumen yang mampu menjadikan masyarakat bersifat homogen. Pemikiran Gerbner menyatakan bahwa televisi menyebabkan munculnya kepercayaan tertentu mengenai realitas yang dimiliki bersama oleh konsumen media massa. Teori ini tentu berkaitan dengan tingkat keterdedahan televisi karena semakin sering masyarakat menonton televisi maka informasi yang mereka dapat juga semakin banyak dan berulang sehingga berpengaruh terhadap cara pandang atau pola pikir masyarakat terhadap suatu isu yang ditayangkan di media. 4. Macam keterdedahan: Macam keterdedahan yang diungkapkan di dua penelitian, yaitu penelitian Sumaryo (2006) dan A. Saleh (2006) bahwa petani menganggap tayangan yang bersifat informasi dan tayangan yang bersifat hiburan sama penting. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang berbeda, yaitu Sumaryo (2006) memaparkan dalam penelitiannya bahwa jenis acara televisi yang ditonton oleh petani mayoritas adalah acara hiburan karena hanya 10% yang mengatakan sering menonton acara yang mengandung informasi pertanian. Sedangkan penelitian A. Saleh (2006) menunjukan bahwa jenis acara yang paling sering ditonton oleh responden adalah siaran berita yaitu sekitar 84%. Aspek jenis acara yang ditonton ini merujuk kepada fungsi komunikasi massa yang antara lain adalah fungsi untuk menyiarkan informasi, fungsi mendidik, dan fungsi menghibur. Sehingga dengan menganalisis faktor jenis acara yang ditonton masyarakat dapat teridentifikasi berdasarkan jenis acara sekaligus aspek yang terkandung dalam acara yang mereka tonton tersebut. 5. Pola keterdedahan: Pola keterdedahan petani dalam menonton televisi paling banyak adalah pada waktu malam hari. Hal ini didukung oleh penelitian A. Saleh (2006) yang mengungkapkan urutan kebiasaan menonton televisi yang paling sering adalah pada malam hari yaitu sekitar 98%. Mayoritas masyarakat menonton televisi disaat waktu luang terbanyak mereka yaitu sepulang dari sawah. Cara menonton petani bervariasi, sehingga masyarakat yang tidak memiliki televisi tetap dapat menonton di rumah teman dan tetangga yang memiliki tv atau menonton bersama warga lainnya di pos ronda atau saung pertemuan. Pola keterdedahan masyarakat terhadap televisi dapat mengidentifikasi masyarakat berdasarkan waktu yang paling dominan digunakan masyarakat untuk menonton televisi. Setelah mengidentifikasi masyarakat berdasarkan waktu menonton, dapat diidentifikasi pula jenis acara yang ditayangkan di waktu tersebut, apakah acara yang disajikan adalah jenis acara yang bersifat informatif sesuai kebutuhan mereka atau hanya sekedar acara yang menghibur. 6. Faktor yang mengarahkan keterdedahan televisi: Faktor yang mengarahkan keterdedahan televisi mencakup karakteristik khalayak. Hasil penelitian Etty Andriaty dan Endang Setyorini (2012) menjelaskan bahwa 24 usia, pendidikan formal dan non formal, serta pengalaman berusaha tani berpengaruh terhadap keterdedahan televisi. Hal ini menunjukan bahwa karakteristik khalayak dapat mempengaruhi sejauh mana masyarakat terdedah televisi. Hasil-hasil penelitian diatas kurang lebih memaparkan faktor-faktor yang hampir serupa dalam menganalisis keterdedahan televisi di masyarakat pedesaan. Oleh karena itu, faktor yang penting untuk dianalisis antara lain kepemilikan televisi sehingga dapat diketahui seberapa banyak masyarakat yang memiliki televisi yang berdampak pada kemudahan dalam mengakses acara televisi. Kemudian faktor intensitas menonton televisi yang mencakup frekuensi dan durasi sehingga dapat diketahui berapa jam dalam sehari masyarakat menonton televisi, kemudian faktor waktu menonton sehingga dapat diketahui waktu yang paling banyak digunakan oleh masyarakat untuk menonton setiap harinya. Lalu faktor jenis acara yang ditonton sehingga dapat diketahui acara apa yang paling diminati masyarakat apakah itu acara yang hanya mengandung aspek hiburan atau acara yang memberikan informasi pertanian. 25 Dampak Keterdedahan Televisi Keterdedahan televisi tentunya memiliki dampak bagi masyarakat. Hasil penelitian milik Sumaryo (2006), P.R. Pertiwi dan A. Saleh (2010), E. Sugiharto et.al (2008), Syatir, Djuara P. Lubis, Krishnarini Matindas (2013), I.R. Rohi, A. Saleh, dan R.W.E. Lumintang (2009), Eko Harry Susanto (2009), Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah Ratnaningsih (2009), dan Yohanes G. Bulu et.al.(2009) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa dampak yang dirasakan oleh masyarakat desa setelah terdedah oleh televisi. Dampak-dampak tersebut antara lain adalah: meningkatnya pengetahuan, meningkatnya pemahaman, meningkatnya kesadaran, dan perubahan perilaku. 1. Pengetahuan meningkat: Meningkatnya pengetahuan masyarakat akibat keterdedahan televisi dijelaskan oleh P.R. Pertiwi dan A. Saleh (2010) dalam hasil penelitiannya bahwa beberapa stasiun televisi diketahui menyajikan acara pertanian, baik yang khusus acara pertanian, acara selingan, siaran berita maupun iklan. Menurut responden, ketersediaan tertinggi yang dicapai TV adalah dalam penyajian informasi tentang penanggulangan HPT, pemupukan, dan pemanenan.Informasi ini tentu saja bermanfaat dan menambah pengetahuan masyarakat terkait kegiatan usahatani. Keterdedahan televisi mampu memberikan pengetahuan baru kepada masyarakat mengenai isu-isu yang sedang hangat dibicarakan. Hal ini tentunya bermanfaat bagi masyarakat apabila informasi yang didapat tidak hanya sekedar informasi yang bersifat selintas namun juga dapat melekat di ingatan penontonnya.Informasi ini biasanya adalah informasi yang sesuai dengan kebutuhan penonton sehingga mereka lebih antusias dan lebih menyerap informasi yang disampaikan. Oleh karena itu pengetahuan masyarakat meningkat. Malcolm McCombs dan Donald Shaw memaparkan bahwa media massa memiliki kemampuan untuk merubah pengetahuan atau aspek kognitif individu untuk menstrukturkan pemikirannya. 2. Memperdalam pemahaman: Petani dapat dikategorikan cukup paham mengenai pemanfaatan televisi. Hal ini merujuk kepada dua hasil penelitian, yaitu I.R. Rohi, A. Saleh, dan R.W.E. Lumintang (2009) dan Saleh (2009) yang menunjukan bahwa efektivitas komunikasi aspek pemahaman responden termasuk kategori paham. Penelitian juga mengungkapkan bahwa masyarakat di kalangan peternak sapi potong mulai memahami bahwa pemanfaatan media tidak hanya untuk memperoleh hiburan, namun juga untuk memperoleh berita. Pergeseran pemahaman mengenai pemanfaatan media ini lebih kepada untuk membuka wawasan lebih luas dan meningkatkan keingintahuan. Hal ini menunjukan keterdedahan televisi telah membawa peningkatan pemahaman para pemuka pendapat maupun masyarakat terhadap informasi teknologi usahatani. 3. Menumbuhkan kesadaran: Masyarakat yang terdedah televisi akan memiliki kesadaran terhadap isu-isu yang disampaikan di televisi. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Eko Harry Susanto (2009) yang mengungkapkan bahwa telah terjadinya peningkatan kesadaran 26 masyarakat desa yang terdedah televisi. Tayangan televisi mayoritas menyajikan tayangan yang tidak sesuai dengan perspektif pedesaan, sehingga masyarakat desa tidak mendapatkan manfaat positif dari tayangan televisi tersebut. Penelitian ini memaparkan sedikitnya tayangan yang memberikan informasi pertanian kepada masyarakat desa sehingga masyarakat desa selalu terdedah informasi yang tidak memberikan dampak apapun dalam kehidupan mereka. Hal ini merujuk kepada teori agenda setting yang menjelaskan bahwa media massa memiliki kemampuan untuk memilih dan menekankan isu-isu tertentu yang dianggap penting yang kemudian mempengaruhi publik agar menganggap isu-isu tersebut penting bagi mereka. 4. Mendorong perubahan perilaku: Masyarakat pedesaan yang terdedah televisi tergolong cukup tinggi dalam tahap perubahan perilaku. Perubahan perilaku masyarakat akibat keterdedahan televisi dijelaskan oleh I.R. Rohi, A. Saleh, dan R.W.E. Lumintang (2009) bahwa efektivitas komunikasi pada aspek tindakan responden termasuk kategori melakukan. Hal ini menunjukan pemuka pendapat sebagian besar telah menerapkan teknologi usahatani padi yang dikenal melalui televisi. Penelitian lain E. Sugiharto et.al (2008) mengungkapkan bahwa bagi nelayan dengan menonton televisi dapat melihat langsung berbagai informasi yang mutakhir dan inovasi baru yang ditayangkan sehingga mereka juga dapat mempraktekkan langsung dari tayangan yang disajikan oleh TV. Sehingga dapat dikatakan bahwa masyarakat mampu merubah perilakunya sesuai dengan informasi yang mereka dapatkan di televisi. Teori jarum suntik merupakan teori yang sesuai untuk perubahan perilaku masyarakat akibat keterdedahan televisi.Teori ini menyatakan bahwa televisi memiliki kekuatan untuk menyuntikan berbagai informasi kepada khalayak sehingga khalayak mempercayai informasi tersebut dan ikut terpengaruh. Kemudian mengutip dari buku Dinamika Komunikasi, Prof. Dr. R. Mar’at dari Unpad mengatakan, acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan para penonton, sehingga mereka seolah-olah hanyut dalam peristiwa yang ditayangkan di televisi. Pengaruh lain adalah televisi bisa menjadi ajang peniruan, baik peniruan positif maupun negatif. Beberapa hasil penelitian diatas telah memaparkan beberapa dampak dari keterdedahan televisi di masyarakat pedesaan. Oleh karena itu dapat dikelompokan beberapa dampak dari keterdedahan televisi di masyarakat pedesaan antara lain televisi dapat memberikan informasi sehingga mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat. Selain itu, keterdedahan televisi mampu meningkatkan pemahaman masyarakat terkait suatu informasi. Kemudian masyarakat juga dapat tumbuh kesadarannya setelah menonton tayangan televisi tertentu. Dampak terakhir adalah keterdedahan televisi juga mampu merubah perilaku masyarakat pedesaan untuk melakukan suatu perubahan yang bermanfaat bagi kehidupannya. Selain dampak yang telah dijelaskan diatas, terdapat pula faktor-faktor yang mengarahkan dampak keterdedahan televisi. Faktor-faktor tersebut tidak berpengaruh langsung namun mendukung dan menguatkan beberapa dampak keterdedahan televisi yang telah dipaparkan sebelumnya. Faktor-faktor tersebut 27 antara lain adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan. Faktorfaktor dampak keterdedahan televisi ini mampu mengidentifikasi dampak dari televisi sesuai dengan karakteristik individu yang bervariasi. Keterdedahan televisi seharusnya memberi dampak positif dalam pembangunan suatu negara merujuk pada UU No. 32 Tahun 2002, tentang Penyiaran, secara substantif penyiaran diselenggarakan dengan tujuan untuk memajukan kesejahteraan umum dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis adil sejahtera. Oleh karena itu, terkait dengan tingginya masyarakat yang terdedah oleh televisi, lembaga-lembaga pendidikan komunikasi jelas punya tanggung jawab moral untuk menganalisis pesan televisi secara lebih adil, cerdas, dan kritis.Suatu usaha yang bermanfaat untuk membangun media tersebut dan sekaligus membangun khalayaknya. 28 SIMPULAN Hasil Rangkuman dan Pembahasan Dewasa ini, tingkat keterdedahan petani sudah cukup tinggi. Hal ini ditunjukan dari frekuensi, durasi, dan waktu menonton televisi yang dilakukan. Selain itu, petani juga sudah paham akan fungsi televisi. Mereka paham bahwa televisi tidak hanya berfungsi sebagai hiburan namun juga dapat memberikan informasi yang berguna bagi kehidupan mereka dan dapat mereka manfaatkan sesuai dengan kebutuhan. Petani dapat memilah-milah jenis acara sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka sehingga porsi acara hiburan dan berita ada dalam kadar yang seimbang. Selain itu, faktor individu khalayak juga dapat mempengaruhi keterdedahan televisi. Khalayak di pedesaan akan memiliki variasi sesuai dengan karakteristik masing-masing individu. Oleh karena itu, faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan juga berpengaruh terhadap pemanfaatan televisi di pedesaan. Kemudian selain karakteristik khalayak, kepemilikan televisi juga mempengaruhi keterdedahan televisi karena jika masyarakat memiliki televisi maka mereka dapat dengan mudah mengakses informasi. Kemudian untuk dampak keterdedahan televisi terhadap masyarakat, dapat disimpulkan terdapat beberapa dampak bagi masyarakat yang terdedah televisi yaitu meningkatnya pengetahuan masyarakat, mendalamnya pemahaman masyarakat, menumbuhkan kesadaran, dan mendorong perubahan perilaku masyarakat. Dampak ini terjadi setelah masyarakat terdedah televisi dalam jangka waktu yang lama. Dampak-dampak ini diharapkan membawa masyarakat ke arah yang lebih baik serta berpengaruh positif bagi kehidupan masyarakat tersebut. Dampak keterdedahan televisi memiliki beberapa faktor yang mendukung proses keterdedahan televisi walaupun tidak berhubungan secara langsung. Faktor-faktor dampak keterdedahan televisi tersebut antara lain: usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan. Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Skripsi Banyak penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa petani telah terdedah oleh televisi, namun keterdedahan tersebut sangat bervariasi dilihat dari beberapa aspek, diantaranya adalah: potensi keterdedahan, pemahaman televisi, tingkat keterdedahan, macam keterdedahan, pola keterdedahan, dan faktor yang mengarahkan keterdedahan. Selain itu, terdapat pula faktor keterdedahan televisi yaitu, karakteristik khalayak. Hasil penelitian yang telah dilakukan tidak terlalu menjelaskan secara rinci mengenai masyarakat dengan mata pencaarian sebagai petani. Karena ada beberapa penelitian yang menggunakan responden lain seperti nelayan dan peternak. Hal ini berpengaruh terhadap karakteristik khalayak televisi karena dari segi demografik tentu masyarakat petani memiliki ciri tersendiri dibanding masyarakat lain. 29 Keterdedahan televisi berkaitan dengan motivasi. Merujuk ke teori kebutuhan Maslow, individu memiliki lima tingkatan kebutuhan yaitu, kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Petani tentu memiliki kebutuhan-kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi. Mereka memenuhi kebutuhan tersebut salah satunya dengan cara memanfaatkan televisi. Penelitian yang telah dilakukan tidak secara khusus membahas televisi, banyak media lain yang juga ikut diteliti seperti radio dan media cetak sehingga informasi mengenai televisi tidak terlalu dibahas secara mendalam. Hal ini menyebabkan kurang diketahuinya sejauh mana pemanfaatan televisi oleh petani. Tayangan televisi dapat memberikan dampak tertentu kepada petani. Dampak tersebut akan berbeda di tiap individu tergantung dari karakteristik khalayak yang menonton televisi. Dampak yang dirasakan juga berbeda sesuai dengan aktivitas menonton. Beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan menyimpulkan bahwa televisi membuat masyarakat mampu melakukan perubahan baik itu perubahan pengetahuan mengenai informasi dan teknologi pertanian baru hingga ke arah yang lebih jauh seperti perubahan perilaku dalam kegiatan usahatani. Namun beberapa hasil penelitian lain juga menyimpulkan bahwa televisi tidak berpengaruh dalam kegiatan usahatani mereka karena tayangan yang biasa ditonton masyarakat bukanlah tayangan mengenai pertanian dan jumlah program pertanian di televisi sangat minim. Selain itu, responden dalam penelitian terdahulu juga mengaku kurang menyukai acara pertanian karena penyajiannya yang kurang menarik. Hal-hal ini dapat mengacu ke pertanyaan penelitian selanjutnya. Pertanyaan tersebut di antaranya adalah: 1. Bagaimana faktor-faktor yang mengarahkan keterdedahan televisi di kalangan petani? 2. Bagaimana pemanfaatan televisi di masyarakat petani? 3. Bagaimana dampak pemanfaatan televisi di kalangan masyarakat petani? 30 Usulan Kerangka Analisis Baru Pemanfaatan televisi oleh petani berdampak kepada beberapa hal diantaranya, peningkatan pengetahuan, pemahaman yang mendalam, menumbuhkan kesadaran, dan dorongan untuk merubah perilaku. Pemanfaatan televisi dipengaruhi oleh aspek-aspek keterdedahan televisi yaitu, frekuensi menonton, durasi menonton, waktu menonton, dan jenis acara yang ditonton. Keterdedahan televisi memiliki faktor-faktor yang mengarahkan keterdedahan yaitu kepemilikan televisi, pemahaman tentang fungsi televisi, dan karakteristik khalayak. Faktor Keterdedahan Televisi: 1. Kepemilikan televisi 2. Pemahaman tentang fungsi televisi 3. Karakteristik khalayak Keterangan: Mempengaruhi Keterdedahan Televisi: 1. Frekuensi menonton 2. Durasi menonton 3. Waktu menonton 4. Jenis acara yang ditonton Dampak Keterdedahan Televisi: 1. Peningkatan pengetahuan 2. Pemahaman yang mendalam 3. Menumbuhkan kesadaran 4. Perubahan perilaku 31 DAFTAR PUSTAK A Andriati E, Setyorini E. 2012. Ketersediaan sumber informasi teknologi pertanian di beberapa kabupaten di Jawa. Jurnal perpustakaan pertanian. [internet]. [8 Oktober 2014]. 21 (1): 3-6. Dapat diunduh di http://203.176.181.72/index.php/jpp/article/download/493/pdf. Bulu G Yohanes, Hariadi S, Harianto A, Mudiyono. 2009. Pengaruh modal sosial dan keterdedahan informasi inovasi terhadap tingkat adopsi inovasi jagung di Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat. Jurnal agroekonomi. [internet]. [3 November 2014]. 27 (1): 9-14. Dapat diunduh di http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/JAE%2027-1a.pdf. Effendy Onong U. 1986. Dinamika komunikasi. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya. Lesmana Dina. 2013. Analisis persepsi dan reaksi gabungan kelompok tani (Gapoktan) terhadap pemanfaatan siaran televisi sebagai sumber informasi pertanian di desa Sidomulyo, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kertanegara. Jurnal AGRIFOR [internet]. [4 Oktober 2014]. 12 (2): 3-5. Dapat diunduh di http://ejurnal.untag-smd.ac.id/index.php/AG/article/download/342/496. Morrisan. 2014. Teori komunikasi individu hingga massa. Jakarta (ID): Kencana Prenada Media Group. Pertiwi P R, Saleh A. 2010. Persepsi petani tentang saluran komunikasi usahatani padi. Jurnal komunikasi pembangunan. [internet]. 8 (2): 10-12. Dapat diunduh di http://202.124.205.111/index.php/jurnalkmp/article/viewFile/5702/4330. Pertiwi P R, Noviyanti R, Ratnaningsih Dewi J. 2009. Persepsi petani tentang determinan seleksi saluran komunikasi dalam penerimaan informasi usahatani padi. [internet]. [30 Oktober 2014]. Dapat diunduh di http://www.pdf-archive.com/2011/03/16/29-pepi-rospina-pertiwi-rindanoviyanti-dewi-juliah-ratnaningsih/29-pepi-rospina-pertiwi-rinda-noviyantidewi-juliah-ratnaningsih.pdf. Rohi I R, Saleh A, Lumintang R W E. 2009. Efektivitas komunikasi pemuka pendapat kelompok tani dalam menggunakan teknologi usahatani padi (Kasus di Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang NTT). Jurnal komunikasi pembangunan. [internet]. 7 (1): 7-9. Dapat diunduh di http://jagb.journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalkmp/article/viewFile/5678/4307. Saleh A. 2006. Tingkat penggunaan media massa dan peran komunikasi anggota kelompok peternak dalam jaringan komunikasi penyuluhan sapi potong. Jurnal media peternakan. [internet]. [8 Oktober 2014]. 29 (2): 109-113. Dapat diunduh di http://jesl.journal.ipb.ac.id/index.php/mediapeternakan/article/viewFile/874/247. 32 Sugiharto E, Hubeis A V S, Gardjito, Rohadji. 2008. Kajian karakteristik nelayan terhadap akses sumber informasi (Kasus Di Desa Parangtritis Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul Yogyakarta). Jurnal komunikasi pembangunan. [internet]. 4 Oktober 2014. 6 (1): 5-7. Dapat diunduh di http://jesl.journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalkmp/article/viewFile/5658/4289. Sumaryo. 2006. Peranan media massa dalam penyebaran informasi pertanian di kalangan petani sayuran di Lampung. Jurnal Penyuluhan. [internet]. [26 September 2014]. 2 (4): 4-7. Dapat diunduh di http://journal.ipb.ac.id/index.php/jupe/article/download/2111/1142. Susanto E H. 2009. Rating televisi dan masyarakat desa. Jurnal Komunikasi. [internet]. [13 Oktober 2014]. Dapat diunduh di http://journal.tarumanagara.ac.id/index.php/FIKOM/article/viewFile/1131/1226. Syatir, Lubis D P, Matindas K. 2013. Keterdedahan dan pemanfaatan informasi oleh petani sayuran. Jurnal Komunikasi Pembangunan. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor 33 RIWAYAT HIDUP Resturezky Rachmanya dilahirkan di Jakarta pada tanggal 10 September 1993, dari pasangan Maman Tarmana dan Lanny Alfiyati. Pendidikan formal yang pernah dijalani adalah TK Islam Kusuma pada tahun 1998-1999, mengalami tiga kali pindah sekolah saat SD dan lulus di SDN Mekarsari 01 pada tahun 2005, kemudian melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Bogor pada tahun 2005-2008, dan SMAN 6 Bogor pada tahun 2008-2011. Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama, Institut Pertanian Bogor melalui jalur SNMPTN Undangan, dan pada tahun 2012 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Selain aktif dalam perkuliahan, penulis juga aktif dalam organisasi, diantaranya sebagai pengurus Majalah Komunitas divisi Redaksi (Fotografer) masa kepengurusan 2012/2014. Selain itu penulis juga aktif dalam kepanitiaan, diantaranya sebagai anggota divisi Sponsorship dalam acara HIMASIERA Olah Talenta pada tahun 2012, anggota divisi Publikasi dalam acara Masa Perkenalan Departemen SKPM pada tahun 2013, serta anggota divisi Acara dalam acara Indonesia Ecology Expo (INDEX) pada tahun 2013.