POLA MENONTON PROGRAM ISLAM ITU INDAH DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL (Studi Korelasi Antara Pola Menonton Program Islam Itu Indah di TRANS TV dengan Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Mahasiswa AAI UNS) Fenti Anasari Hamid Arifin Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract The development history of the Muslims today raises a variety of issues, in accordance with the purpose of propaganda is to invite man kind to work ma'ruf and away from the evil. The communication process requires media propaganda that can make proselytizing activities become more effective and efficient, thus meeting the needs of propaganda on public information can be fulfilled. The purpose of this study to determine the relationship between the viewing patterns of propaganda program “Islam itu Indah” in TRANS TV meeting the spiritual needs of students AAI UNS. This type of research is a survey research. Research that takes a sample of the population and using the questionnaire as the main data collection. All students who are members of the AAI 2014, amounting to 364 students. Sample size determination using the theory of Isaac and Michael, with as many as 117. The sample used sampling technique in this study using random sampling techniques. Methods of data analysis using Spearman correlation test. The results showed that the pattern of watching the propagation of “Islam itu Indah” significantly positively related to the fulfillment of propaganda with information obtained probability value of 0,000 < 0,05 and Spearman Rank value of 0,511. The higher the pattern of the fulfillment of the need for information propaganda on increasing student UNS AAI. Keywords: watch pattern, spiritual fulfillment, Islam itu Indah. 1 2 Pendahuluan Dakwah tidak dapat dipisahkan dari komunikasi, dakwah identik dengan proses komunikasi. Dapat dikatakan pula bahwa proses dakwah merupakan bentuk komunikasi itu sendiri, tetapi bukan hanya sebatas komunikasi semata. Dakwah merupakan bentuk komunikasi yang khas, adapun yang membedakan dari bentuk komunikasi yang lain adalah cara dan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan dari komunikasi mengharapkan adanya partisipasi dari komunikan atas ide-ide atau pesan yang disampaikan sehingga dengan pesan-pesan tersebut terjadi perubahan sikap dan tingkah laku, demikian juga dengan dakwah. Seorang da’i sebagai komunikator sangat berharap agar pendengarnya sebagai komunikan dapat berbuat dan bersikap sesuai isi pesan yang disampaikan. Dalam hal ini maka dakwah melalui media televisi dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk komunikasi massa. Komunikasi massa melalui media televisi adalah proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana, yaitu televisi. Daya tarik media televisi demikian besar sehingga pola-pola kehidupan manusia sebelum dan setelah munculnya televisi berubah drastis. Media televisi saat ini menjadi panutan baru (news religius) dan menciptakan budaya populer di sekitar kita. Dalam budaya ini kandungan media condong ke arah apa yang penonton televisi pertimbangkan sebagai sesuatu yang paling menarik, atau yang menjadi pusat perhatian ( Limburg, 2008: 174). Di Indonesia terdapat beberapa program acara yang ditayangkan televisi melanggar batasan norma agama dan norma masyarakat. Dapat kita lihat pertelevisian di Indonesia belum terlepas dari isi program yang cenderung mengarah kepada pelecehan agama dan norma sosial yang ditampilkan dalam sebuah program acara. Melihat hal semacam itu, para produsen program acara diberbagai stasiun TV menangkap peluang, bahwa pencegahan perusakan moral dari televisi tidak hanya dilakukan pada perubahan fisik, tetapi juga harus dilakukan pada segi “psikologis khalayak” yang menikmati program siaran-siaran di televisi. 3 Bentuk peluang dan peran produsen program dapat dilihat dengan maraknya program siaran yang bernuansa dakwah Islami, yang saat ini banyak bermunculan. Langkah seperti ini diharapkan mampu memberi alternatif tontonan bermanfaat kepada para khalayak sebagai pemenuhan informasi dan pencerahan untuk lebih meningkatkan keimanan dan takwanya. Salah satu program acara yang penulis pilih untuk penelitian ini yaitu program acara Islam itu Indah yang merupakan salah satu program acara religi yang ditayangkan oleh TRANS TV. Program acara yang ditayangkan live setiap harinya mengudara pukul 05.00 hingga 06.00 WIB. Program acara Islam Itu Indah yang dipandu oleh Ustadz Nur Maulana ini dikemas secara ringan dan menarik dengan menghadirkan bintang tamu dari kalangan artis dan jamaah pengajian yang jumlahnya bisa mencapai 200 orang. Terbukti sejak awal kemunculannya sejak 2011 Islam Itu Indah telah mendapat rating yang cukup bagus dengan mendapatkan peringkat1,5 dengan TVR 2,8 dan share 30,3. Ini artinya, pada jam tayangnya hampir 1/3 penonton menyaksikan acara tersebut. Hal ini bukanlah jumlah yang sedikit mengingat Indonesia telah memiliki 11 TV Nasional (http://tabloidbintang.com/film-tvmusik/ulasan/13330-rating-report-calon-bini-langsung-melesat-islam-itu-indahdominasi-acara-pagi.html ,diakses pada 31 Agustus 2014 pukul 20.39 WIB) Sebagai penonton muda, kelompok Mahasiswa AAI UNS membutuhkan tayangan program televisi yang bermutu untuk memotivasi berperilaku baik. Program televisi di Indonesia saat ini masih kurang menyertakan pedoman moral yang baik bagi penontonnya, karena itulah dewasa ini banyak menjamurnya program religius di setiap stasiun televisi untuk mengisi kebutuhan penonton akan spiritual maupun pedoman moral. Adanya fenomena yang telah diuraikan di atas menjadi latar belakang dilakukannya penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui mengenai hubungan antara pola menonton program acara Islam itu Indah dengan pemenuhan kebutuhan spiritual Mahasiswa AAI UNS melalui informasi dakwah yang disampaikan di dalam program. 4 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah hubungan antara pola menonton program acara “Islam itu Indah” TRANS TV dengan pemenuhan kebutuhan spiritual Mahasiswa AAI UNS?. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui hubungan antara pola menonton program acara “Islam itu Indah” TRANS TV dengan pemenuhan kebutuhan spiritual Mahasiswa AAI UNS. Tinjauan Pustaka 1. Televisi Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu tele (bahasa Yunani) yang berarti jauh, dan visi (videre-bahasa Latin) berarti penglihatan (Wahyudi, 1986: 49). Dengan demikian televisi yang dalam bahasa Inggrisnya television diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh di sini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat (studio televisi) dapat dilihat dari tempat lain melalui sebuah perangkat penerima (televisi set). Menurut Effendy, siaran televisi merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikannya bersifat heterogen (Effendy, 2006: 21). Televisi saat ini yang tidak hanya sekedar membuat program yang mengisi schedule tayang setiap harinya tetapi juga memperhatikan penggunaan dan penyebaran kontennya, berdasarkan perorangan maupun berkelompok, dengan beragam tampilan, melintasi waktu, dan tuntutan dari beragam lokasi dan pilihan interaktif dari penonton saat ini (Bondad-Brown, Rice, & Pearce, 2012: 1). 5 2. Program Televisi Kata “program” berasal dari kata dalam bahasa Inggris programme atau program (programme merupakan penulisan gaya Inggris sedangkan program merupakan penulisan gaya Amerika) yang berarti acara atau rencana. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiensnya (Morissan , 2008: 199-200). Program Religi Televisi Ahli psikologis agama Wulf, menjelaskan bahwa religi adalah suatu yang dirasakan sangat dalam bersentuhan dengan keinginan seseorang, membutuhkan ketaatan, dan memberikan imbalan atau mengikat seseorang dalam suatu masyarakat. Secara komprehensif, ahli-ahli psikologi agama Glock dan Strak menandaskan bahwa religi adalah system symbol, system keyakinan, sistem nilai, dan sistem perilaku yang terlambang, yang semuanya berpusat pada persoalan yang dihayati sebagai sesuatu yang maknawati (Nasution dan Mucharram, 2002: 45). 3. Kebutuhan Spiritual Kebutuhan spiritual adalah harmonisasi dimensi kehidupan. Dimensi ini termasuk menemukan arti, tujuan, menderita, dan kematian; kebutuhan akan harapan dan keyakinan hidup, dan kebutuhan akan keyakinan pada diri sendiri, dan Tuhan. Ada lima dasar kebutuhan spiritual manusia yaitu: arti dan tujuan hidup, perasaan misteri, pengabdian, rasa percaya dan harapan di waktu kesusahan (Hawari, 2002: 10). Kebutuhan spiritualisme menunjuk kepada kesadaran pribadi seorang manusia mengenai hal-hal yang bersifat indrawi, tidak dapat dilihat nyata yang berasal dari perasaan, pikiran, maupun yang dihasilkan secara naluriah alat indera. Salah satu aspek spiritual adalah mencapai hubungan yang lebih dekat dengan ketuhanan, dimana dalam hal ini dikaitkan dengan agama yang diyakini setiap individu sebagai praktik nyata untuk memenuhi kebutuhan spiritualismenya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa spiritualisme memberikan jawaban siapa dan apa seseorang itu 6 (keberadaan dan kesadaran), sedangkan agama memberikan jawaban apa yang harus dikerjakan seseorang (prilaku atau tindakan). Kebutuhan spiritual dalam penelitian ini difokuskan kepada kebutuhan spiritual bagi umat islam yang dijabarkan kedalam tiga dimensi yang mencakup dimensi vertikal dan dimensi horizontal sebagai berikut: a. Amalan spiritual, diantaranya sholat, berdoa, dzikir, dan tafakur. b. Makna kehidupan, berhubungan dengan kebaikan dan keburukan. c. Keseimbangan hidup, berhubungan dengan ketenanan hati dan pikiran. Dari ketiga dimensi tersebut kebutuhan spiritual mengenai hal-hal yang berkaitan dengan informasi keagamaan islam. Dimana dalam penelitian ini, ketiga dimensi tersebut disampaikan sebuah program rohani islam dalam format dakwah, yaitu program acara Islam Itu Indah. Informasi-informasi dakwah terdiri dari tuntutan dan aturan dalam agama Islam seperti tuntunan Ukhuwah, Syariah/Fiqih, Tarikh/Sejarah, dan Hadist yang dikaitkan dengan ketiga dimensi mengenai kebutuhan spiritual sebelumnya. 4. Teori Uses and Gratification Teori Uses and Gratifications adalah teori yang pertama kali dikenalkan oleh Herbertz Blumler dan Elihu Katz pada 1974, teori ini menjelaskan bahwa pengguna media melakukan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Menurut Charney & Greenberg tipologi gratifikasi, yaitu gratifikasi agar pengguna media tidak ketinggalan informasi (keep informed), pengalihan diri dan hiburan (diversion-entertainment), identifikasi teman sebaya (peer identity), pencarian perasaan nyaman (good feelings), aktivitas komunikasi (communication), atau gratifikasi terkait dengan karir/pekerjaan (Karman,2013: 94). Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada tujuan-tujuan dari penggunaan (uses) isi media untuk mendapat kepuasan (gratifications) atas pemenuhan kebutuhan seseorang dan dari situlah timbul istilah uses gratifications. 7 Uses and gratifications menunjukkan sejauh mana media televisi melalui sebuah tayangan dakwah dapat memberikan gratifikasi informasi keagamaan dan hiburan kepada penggunanya dan kemudian dengan konsisten dipilih untuk memenuhi kebutuhan spiritual individu maupun sosial khalayak. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei. Adapun dari aspek kajian metode penelitian menunjukkan bahwa survei bersifat explanatory, yaitu penelitian yang harus dilakukan penjelasan atas hubungan, pengaruh, atau adanya hubungan kausal dan sebab akibat. Hal tersebut dimiliki oleh penelitian survei ini mengingat data-data dan sampel sudah pasti ada. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UNS yang tergabung dalam Asistensi Agama Islam (AAI 2014) yang berjumlah 364 Mahasiswa. Menurut Sugiyono (2007: 81) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Cara menentukan ukuran sampel dalam penelitian ini menggunakan teori Isaac&Michael yang didapatkan sebanyak 177 sampel dari populasi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memungkinkan semua anggota populasi memiliki kesempatan untuk menjadi sampel. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: a) pengumpulan data primer, yakni dikumpulkan sendiri oleh penulis langsung melalui kuesioner; b) pengumpulan data sekunder, yakni diperoleh dari data mengenai rating tayangan program Islam Itu Indah dan juga sumber-sumber dari buku-buku mengenai dakwah dan kebutuhan spiritual manusia. Untuk menguji keabsahan data yang terkumpul, teknik yang digunakan adalah Uji Validitas. Uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan sifat yang diukur. Analisis butir dilakukan untuk mengetahui apakah butir dalam instrumen 8 mencerminkan indikator variabel yang dimaksud atau atribut yang hendak diukur (Arikunto, 2006: 165). Hasil korelasi ini dikonsultasikan dengan dengan tabel nilai korelasi product moment pada taraf signifikan 5%. Suatu butir instrumen dikatakan valid jika rhitung > rtabel. Sajian Data A. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Uji validitas dilakukan terhadap 177 responden, setelah diperoleh nilai r kemudian dikonsultasikan dengan nilai r dua sisi 0,05. Didapatkan nilai r tabel tabel hitung dengan n = 177 pada taraf signifikasi uji sebesar 0,148. Adapun hasil dari uji validitas item dengan menggunakan perhitungan SPSS 15.0 dapat disimpulkan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.22 Uji Validitas Variabel Pola Menonton Program Islam Itu Indah Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 rhitung rtabel P Status 0,603 0,148 0,000 Valid 0,495 0,148 0,000 Valid 0,688 0,148 0,000 Valid 0,591 0,148 0,001 Valid 0,793 0,148 0,000 Valid 0,869 0,148 0,000 Valid 0,809 0,148 0,000 Valid 0,794 0,148 0,000 Valid Sumber : data primer yang diolah Peneliti, 2014 Seluruh item pertanyaan untuk variabel pola menonton semuanya valid, hal ini ditunjukkan oleh hasil perhitungan diperoleh nilai-nilai rhitung lebih besar dari rtabel (0,148), dengan demikian butir-butir pertanyaan untuk pola menonton layak dipergunakan sebagai instrumen penelitian. 9 Tabel 3.23 Uji Validitas Variabel Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Menonton Islam Indah Butir rhitung rt P Status 1 0,819 0,148 0,000 2 0,848 0,148 0,000 3 0,908 0,148 0,000 4 0,841 0,148 0,000 5 0,857 0,148 0,000 6 0,869 0,148 0,000 7 0,906 0,148 0,000 8 0,943 0,148 0,000 Sumber : data primer yang diolah Peneliti, 2014 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Seluruh item pertanyaan untuk variabel pemenuhan kebutuhan spiritual semuanya valid, hal ini ditunjukkan oleh hasil perhitungan diperoleh nilai-nilai rhitung lebih besar dari rtabel (0,148), dengan demikian butir-butir pertanyaan untuk pola menonton layak dipergunakan sebagai instrumen penelitian. 2. Uji Reliabilitas Reabilitas menunjukkan sejauh mana instrumen dapat memberikan hasil pengukuran yang konsisten apabila menggunakan teknik Cronbach Alpha. Adapun hasil dari uji reliabilitas item dengan menggunakan perhitungan SPSS 15.0 dapat disimpulkan dalam bentuk tabel berikut: Tabel 3.24 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach Alpha Status Pola Menonton 0,759 Reliabel Pemenuhan Kebutuhan 0,798 Reliabel Sumber : data primer penelitian 2014 10 Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan formula Cronbach Alpha menunjukkan bahwa hasil perhitungan diperoleh nilai Cronbach Alpha pola menonton sebesar 0,759 dan nilai Cronbach Alpha pemenuhan kebutuhan spiritual sebesar 0,798. Dengan demikian berdasarkan hasil uji reliabilitas di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk semua variabel tersebut reliabel atau handal karena nilai Cronbach Alpha > dari 0,60 (Nunnally). Analisis Data Untuk mengetahui korelasi hubungan antara pola menonton program acara Islam Itu Indah” di TRANS TV dengan pemenuhan kebutuhan spiritual pada Mahasiswa AAI UNS, dalam penelitian ini digunakan uji korelasi Rank Spearman (Spearman Correlation).Dengan ketentuan bahwa jika nilai rhitung> rtabel atau nilai probabilitas (sig) < 0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan, yang berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil analisis korelasi (correlation) dengan menggunakan bantuan progam komputer SPSS 15.0for windows, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.25 Hasil Uji Korelasi Correlations Spearman's rho Pola Menonton Pemenuhan Kebutuhan Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Pola Menonton 1,000 . 177 ,464** ,000 177 Pemenuhan Kebutuhan ,464** ,000 177 1,000 . 177 **. Correlation is s ignificant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : data primer yang diolah Peneliti, 2014 Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa nilai korelasi antara pola menonton dengan pemenuhan kebutuhan spiritual sebesar 0,464 dan nilai probabilitas (sig) = 0,000. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pola 11 menonton berhubungan positif dan signifikan dengan pemenuhan kebutuhan spiritual melalui informasi dakwah pada Mahasiswa AAI UNS. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini terbukti bahwa pola menonton memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan pemenuhan kebutuhan spiritul. Semakin tinggi pola menonton maka pemenuhan kebutuhan spiritual akan informasi dakwah pada Mahasiswa AAI UNS semakin meningkat. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan analisis deskriptif mengenai pola menonton diperoleh hasil bahwa mayoritas responden memiliki pola menonton pada kategori sedang. 2. Berdasarkan analisis deskriptif mengenai pemenuhan kebutuhan informasi dakwah diperoleh hasil bahwa mayoritas responden sudah terpenuhi kebutuhan informasi dakwah melalui program Islam itu Indah pada kategori tinggi. 3. Berdasarkan hasil analisis korelasi Rank Spearman diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara pola menonton program “Islam Itu Indah” dengan pemenuhan kebutuhan informasi dakwah, sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini terbukti. Saran Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian, maka saran yang dapat diajukan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian ini diantaranya: 1. Bagi pihak stasiun TRANSTV a. Supaya lebih meningkatkan acara yang bernuansa Islami dan mengurangi acara yang kurang mendidik. b. Supaya menyeleksi program acara yang akan disajikan, sehingga kualitas program lebih berkualitas sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi pada audiensnya. 12 2. Bagi penelitian selanjutnya a. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi untuk penelitian berikutnya supaya lebih baik lagi, serta mengembangkan variabel yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan, misalnya motif penonton, persepsi penonton, dan sebagainya. b. Pengumpulan data yang dilakukan sebaiknya bukan hanya melalui kuesioner saja namun dapat dilengkapi dengan melakukan wawancara langsung sehingga Peneliti akan memperoleh informasi yang lebih mendalam dari responden. Daftar Pustaka Bondad-Brown, Rice, & Pearce. Influences on TV Viewing and Online User-shared Video Use: Demographics, Generations, Contextual Age, Media Use, Motivations, and Audience Activity. Journal of Broadcasting & Electronic Media. 2012 Effendi, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung Remaja Rosdakarya. Hawari, Dadang. 2002. Manajemen Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Karman. 2013. Riset Penggunaan Media dan Perkembangannya Kini: Researches on Media Uses and It’s Development. Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol. 17 No. 1. Limburg, Val E. 2008. Electronic Media Ethics. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Morissan. 2008. Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Kencana. Nasution, Fuad dan Rachmy, Mucharram Dian. 2002. Mengembangkan Kreatifitas Dalam Perspektif Psikologi Islam. Yogyakarta: Menara Kudus. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Wahyudi. 1986. Media Komunikasi Massa Televisi. Bandung: Alumni. Tabloidbintang.co.id http://tabloidbintang.com/film-tv-musik/ulasan/13330-rating-report-calonbini-langsung-melesat-islam-itu-indah-dominasi-acara-pagi.html