hubungan karakteristik individu dengan

advertisement
43
HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN
KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI
Rank Spearman digunakan untuk menganalisis hubungan antara karakteristik
individu dengan keterdedahan petani terhadap media komunikasi. Berdasarkan Tabel
11, dapat dilihat bahwa terdapat tujuh variabel yang berhubungan. Karakteristik
individu yang mempengaruhi keterdedahan terhadap media komunikasi yaitu jenis
kelamin mempengaruhi keterdedahan terhadap akses internet, umur mempengaruhi
keterdedahan terhadap koran, lama bertani berpengaruh terhadap keterdedahan dalam
membaca koran, luas lahan mempengaruhi keterdedahan media komunikasi total,
keterdedahan terhadap seminar pertanian, dan keterdedahan terhadap pertemuan
penyuluh. Selain itu, terdapat juga hubungan antara status lahan dengan keterdedahan
terhadap internet serta hubungan antara akses terhadap media komunikasi dengan
keterdedahan terhadap koran.
Tabel 11 Nilai korelasi antara karakteristik individu dengan keterdedahan terhadap
media komunikasi oleh petani
Karakteristik
individu
Keterdedahan terhadap media komunikasi
Televisi
Jenis kelamin
.645
-.102
Umur
Radio
.318
Koran
.207
Seminar
pertanian
.314
Rapat
gapoktan
.022**
-.087
-.095
.077
.265
*
Bertemu
penyuluh
.422
.040
Internet
Total
.243
.600
*
.001
-.346
Lama bertani
-.068
.069
-.377
-.014
.254
.013
-.328
-.102
Luas lahan
-.326
-.094
-.385*
-.205
.126
-.058
.162
-.310
Status lahan
.856
.607
.168
.545
.719
.770
.426
.426
.841
**
.059
.853
.687
.699
.631
.253
.316
*
-.107
*
.079
.390*
Pendidikan
Akses terhadap
media komunikasi
.325
.036
.333
.402
.385
Keterangan: * berhubungan nyata pada p<0.05 (Analisis rank spearman)
** berhubungan nyata pada α<0.05 (Analisis Chi Square)
Berdasarkan Tabel 11, luas lahan pertanian berhubungan nyata dengan
keterdedahan terhadap media komunikasi yaitu koran. Luas lahan pertanian
berhubungan nyata negatif dengan keterdedahan petani terhadap media komunikasi
yaitu koran. Hal tersebut menjelaskan bahwa semakin tinggi luas lahan petani, maka
keterdedahan petani terhadap media komunikasi yaitu koran semakin rendah.
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat digambarkan bahwa petani anggota gapoktan di
Desa Cikarawang yang memiliki lahan luas jarang mengakses media komunikasi yaitu
koran. Sementara itu, petani dengan luas lahan yang sempit malah justru memiliki
keterdedahan terhadap media komunikasi yaitu koran dalam taraf tinggi. Petani dengan
luas lahan yang luas, pada umumnya enggan mencari informasi pertanian melalui media
yang belum tentu memuat informasi pertanian yang sesuai dengan pertaniannya saat ini,
sehingga petani dengan luas lahan luas memilih untuk mencari informasi mengenai
pertanian melalui media komunikasi yang dianggap sesuai dengan pertanian yang
digarapnya saat ini, misalnya penyuluh pertanian dan ketua gapoktan. Dengan luas
44
lahan pertanian yang luas, petani tidak mau untuk menggambil resiko tinggi dengan
mengadopsi inovasi melalui media komunikasi yang sembarangan karena, informasi
tersebut dapat dianggap merugikan petani. Sementara itu, petani dengan luas lahan
sempit pada umumnya memiliki akses terhadap koran yang tinggi karena, koran dapat
dibaca setiap saat sehingga mudah untuk dipahami dan banyak informasi pertanian yang
baru seperti bibit baru, varietas tanaman baru dan lainnya yang dapat diperoleh melalui
koran, sehingga pengetahuan petani terhadap pertanian dapat meningkat.
Berdasarkan Tabel 11, dapat dilihat bahwa, jenis kelamin memiliki hubungan
dengan keterdedahan petani terhadap media komunikasi yaitu rapat gapoktan.
Hubungan antara jenis kelamin dengan keterdedahan terhadap rapat gapoktan
berhubungan secara nyata positif. Jadi, petani berjenis kelamin laki-laki memiliki
keterdedahan terhadap media komunikasi yaitu rapat gapoktan dengan taraf tinggi.
Berdasarkan data yang diperoleh, menunjukkan fakta bahwa petani laki-laki lebih
banyak yang mengakses rapat gapoktan dibandingkan dengan petani perempuan.
Keterdedahan petani laki-laki terhadap rapat gapoktan yang tinggi disebabkan oleh
sebagian besar petani yang tergabung dalam gapoktan Mandiri Jaya adalah petani lakilaki dengan pekerjaan utama sebagai petani dan sebagai sumber nafkah utama bagi
keluarganya. Petani laki-laki mengolah sawahnya dengan bantuan petani perempuan.
Hal tersebut berarti, petani laki-laki sebagai pengelola utama, akan selalu mencari
informasi mengenai pertanian melalui berbagai media komunikasi karena mereka
membutuhkan informasi tersebut untuk pertaniannya. Petani laki-laki lebih aktif
mencari informasi melalui media komunikasi, sedangkan petani perempuan cenderung
pasif dalam mencari informasi mengenai pertanian dan bergantung kepada petani lakilaki. Selain itu, petani perempuan juga sibuk dengan pekerjaan rumah tangganya yang
menyebabkan mereka kurang dapat mengikti rapat gapoktan secara penuh.
Berdasarkan Tabel 11, dapat dilihat bahwa umur petani berhubungan nyata
dengan keterdedahan terhadap media komunikasi yaitu internet. Hubungan umur
dengan keterdedahan terhadap media komunikasi yaitu internet adalah berhubungan
nyata secara negatif. Jadi, semakin tinggi umur petani, maka keterdedahan terhadap
media komunikasi internet semakin rendah. Sebagian besar petani anggota gapoktan di
Desa Cikarawang memiliki umur yang tidak tergolong muda lagi. Umur yang sudah
menua menandakan bahwa pengalaman petani dalam bertani pun cukup lama, sehingga
pengetahuanya mengenai pertanian pun juga cukup lama. Penelitian ini mendapatkan
fakta bahwa sebagian besar petani yang termasuk ke dalam usia muda maupun sedang
lebih sering mengakses internet dibandingkan dengan petani tua. Hal tersebut
disebabkan oleh, petani tua umumnya tidak mengerti dan kurang memahami bagaimana
cara dalam menggunakan internet dan mereka merasa belum memerlukan informasi
melalui media komunikasi yaitu internet. Sementara itu, petani muda dan sedang
dengan pengalaman bertani yang belum cukup lama, membuatnya untuk lebih aktif lagi
dalam mencari informasi pertanian. Petani muda dan sedang sebagian besar telah
memiliki teknologi yang lebih maju seperti komputer, laptop dan handphone yang
membuat mereka dapat memperoleh informasi dari sumber tersebut, sehingga informasi
pertanian yang didapatkanya dapat semakin bertambah.
Analisis chi square digunakan untuk mengetahui hubungan antara tingkat
pendidikan dengan keterdedahan terhadap media komunikasi. Dalam hal ini, terdapat
hubungan antara tingkat pendidikan dengan keterdedahan terhadap radio. Hal tersebut
menggambarkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan
semakin tinggi pula keterdedahanya terhadap media komunikasi yaitu radio. Petani
45
dengan pendidikan yang tinggi akan mencari informasi sebanyak-banyaknya melalui
berbagai media agar dapat memperoleh informasi pertanian yang bermanfaat untuk
pertaniannya. Petani dengan tingkat pendidikan yang tinggi memiliki akses terhadap
radio yang tinggi pul. Hal tersebut disebabkan oleh sebagian besar petani dengan
pendidikan tinggi merupakan petani yang aktif dalam gapoktan dan memiliki
pengetahuan mengenai pertanian yang tinggi pula. Hal tersebut membuat mereka
mencari informasi dari berbagai sumber terutama radio untuk nanti didiskusikan dengan
petani lain atau saat rapat gapoktan berlangsung.
Analisis chi square digunakan untuk mengetahui hubungan antara status
kepemilikan lahan dengan keterdedahan terhadap media komunikasi. Berdasarkan Tabel
11, dapat dilihat bahwa tidak terdapat hubungan antara status kepemilikan lahan
pertanian dengan keterdedahan petani terhadap keseluruhan media komunikasi.
Berdasarkan pernyataan tersebut, berarti dapat digambarkan bahwa status kepemilikan
lahan petani di Desa Cikarawang tidak mempengaruhi keterdedahan petani terhadap
media komunikasi untuk mencari informasi mengenai pertanian. Petani dengan status
kepemilikan lahan baik milik maupun bukan milik, memiliki kesempatan yang sama
dalam mengakses informasi pertanian melalui media komunikasi seperti televisi, radio,
koran, seminar pertanian, rapat gapoktan, bertemu penyuluh dan internet.
Berdasarkan Tabel 11, dapat dilihat bahwa akses terhadap media komunikasi
berhubungan nyata dengan keterdedahan petani terhadap media komunikasi yaitu
seminar pertanian dan keterdedahan dalam bertemu penyuluh pertanian, serta
berhubungan dengan keterdedahan terhadap media komunikasi total. Hubungan akses
terhadap media komunikasi dengan keikutsertaan petani dalam seminar dan bertemu
penyuluh adalah hubungan nyata positif. Hal tersebut berarti, semakin petani memiliki
akses terhadap media komunikasi yang tinggi, maka semakin sering petani mengikuti
seminar pertanian dan semakin tinggi akses petani terhadap media komunikasi, maka
semakin sering juga petani dalam bertemu penyuluh pertanian. Petani dengan akses
terhadap media komunikasi yang banyak pada umumnya lebih aktif dalam mengikuti
seminar pertanian. Petani senang menggikuti seminar pertanian karena, pada umumnya
dalam seminar pertanian terdapat pelatihan-pelatihan dan contoh yang diberikan oleh
penyelenggara seminar secara langsung, sehingga petani lebih mudah dalam memahami
isi materi pertanian yang disampaikan saat seminar. Selain itu, petani juga dapat
bertukarr informasi dengan petani lainnya, sehingga pengetahuan yang didapatkan oleh
petani semakin bertambah.
Petani dengan akses terhadap media komunikasi yang tinggi juga memiliki
keterdedahan terhadap media komunikasi yaitu penyuluh dengan tingkat keterdedahan
yang tinggi pula. Petani yang aktif dalam mencari informasi dengan akses terhadap
media komunikasi tinggi, biasanya menggali informasi pertanian yang lebih banyak
kepada penyuluh pertanian. Hal tersebut terjadi karena, petani ingin lebih
memaksimalkan pengelolaan sawahnya dengan mencari informasi dari penyuluh dan
petani aktif dalam berdiskusi dengan penyuluh pertanian mengenai informasi yang telah
didapatkanya melalui media komunikasi lainnya, untuk dicaritahu mengenai kebenaran
dari informasi tersebut. Selain itu, akses terhadap media informasi juga berhubungan
nyata positif dengan keterdedahan terhadap media komunikasi total. Berdasarkan
pernyataan tersebut, dapat diinterpretasikan bahwa semakin tinggi akses petani terhadap
media komunikasi, maka semakin tinggi pula keterdedahannya terhadap total media
komunikasi. Hal tersebut berarti, petani di Desa Cikarawang sudah dapat mengakses
46
banyak media komunikasi, sehingga mereka memiliki keterdedahan terhadap media
komunikasi yang tinggi.
Variabel-variabel yang tidak berhubungan antara karakteristik individu petani
dengan keterdedahan petani terhadap media komunikasi disebabkan oleh, semua
anggota gapoktan yang memiliki karakteristik individu yang berbeda memiliki
kesempatan yang sama dalam mengakses media komunikasi, sehingga petani dapat
terdedah terhadap media komunikasi tersebut.
Download